BAB II fix.docx

8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kromatografi Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen- komponen campuran tersebut diantara dua fase, yaitu fase diam (padat atau cair) dan fase gerak (cair atau gas). Bila fase diam berupa zat padat yang aktif, maka dikenal istilah kromatografi penyerapan (adsorption chromatography). Bila fase diam berupa zat cair, maka teknik ini disebut kromatografi pembagian (partition chromatography). Teknik kromatografi yang umum digunakan dibidang farmasi yaitu kromatografi kolom, kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis, kromatografi gas, dan high performance liquid chromatography (kromatografi cair kinerja tinggi / KCKT) (Elvana, 2012). 2.2 Jenis – jenis Kromatografi Berdasarkan Teknik Kerja yang digunakan, antara lain : 1. Kromatografi Kertas 2. Kromatografi Kolom 3. Kromatografi Lapis Tipis 4. Kromatografi Gas 1. Kromatografi Kertas Kromatografi kertas adalah kromatografi yang menggunakan kertas selulosa murni yang mempunyai

Transcript of BAB II fix.docx

Page 1: BAB II fix.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kromatografi

Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan

distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara dua fase, yaitu fase

diam (padat atau cair) dan fase gerak (cair atau gas). Bila fase diam berupa zat padat

yang aktif, maka dikenal istilah kromatografi penyerapan (adsorption

chromatography). Bila fase diam berupa zat cair, maka teknik ini disebut

kromatografi pembagian (partition chromatography). Teknik kromatografi yang

umum digunakan dibidang farmasi yaitu kromatografi kolom, kromatografi kertas,

kromatografi lapis tipis, kromatografi gas, dan high performance liquid

chromatography (kromatografi cair kinerja tinggi / KCKT) (Elvana, 2012).

2.2 Jenis – jenis Kromatografi

Berdasarkan Teknik Kerja yang digunakan, antara lain :

1. Kromatografi Kertas

2. Kromatografi Kolom

3. Kromatografi Lapis Tipis

4. Kromatografi Gas

1. Kromatografi Kertas

Kromatografi kertas adalah kromatografi yang menggunakan kertas

selulosa murni yang mempunyai afinitas besar terhadap air atau pelarut polar

lainnya. Kromatografi kertas digunakan untuk memisahkan campuran dari

substansinya menjadi komponen-komponennya

2. Kromatografi Kolom

Kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan kolom

sebagai alat untuk memisahkan komponen-komponen dalam campuran.

3. Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi Lapis Tipis adalah cara pemisahan campuran senyawa

menjadi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya yang digunakan

dapat digunakan untuk memisahkan senyawa – senyawa yang sifatnya

Page 2: BAB II fix.docx

hidrofobik seperti lipida – lipida dan hidrokarbon yang sukar dikerjakan

dengan kromatografi kertas.

4. Kromatografi gas

Kromatografi gas adalah proses pemisahan campuran menjadi komponen-

komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang melewati

suatu lapisan serapan (sorben) yang diam (Lestari, 2014)

2.3 Prinsip Kromatografi Kertas

2.3.1 Kromatografi Kertas Satu Arah

Dalam kromatografi kertas, fase diam adalah kertas serap yang sangat seragam.

Fase gerak adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai. Sampel tinta diteteskan

pada garis dasar pinsil pada selembar kromatografi kertas. Beberapa pewarna larut

dalam jumlah yang minimum dalam pelarut yang sesuai, dan itu juga di teteskan

pada garis yang sama.

Kertas digantungkan pada wadah yang berisi lapisan tipis pelarut atau

campuran pelarut yang sesuai didalamnya. Perlu diperhatikan bahwa batas pelarut

berada dibawah garis pada bercak diatasnya. Kadang-kadang kertas hanya

digulungkan secara bebas pada silinder dan diikatkan dengan klip kertas pada bagian

atas dan bawah. Silinder kemudian ditempatkan dengan posisi berdiri pada bawah

wadah. Alasan untuk menutup wadah adalah untuk meyakinkan bahwa atmosfer

dalam gelas kimia terjenuhkan dengan uap pelarut. Penjenuhan udara dalam gelas

kimia dengan uap menghentikan penguapan pelarut sama halnya dengan pergerakan

pelarut pada kertas.

2.3.2 Kromatografi Kertas Dua Arah

Kromatografi kertas dua arah dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah

pemisahan substansi yang memiliki nilai Rf yang sangat serupa. Waktu ini

kromatogram dibuat dari bercak tunggal dari campuran yang ditempatkan ke depan

dari garis dasar. Kromatogram ditempatkan dalam sebuah pelarut sebelum dan

sesudah sampai pelarut mendekati bagian atas kertas.

Sangat menarik untuk mencoba menjelaskan kromatografi kertas dalam

kerangka bahwa senyawa-senyawa berbeda diserap pada tingkatan yang berbeda

Page 3: BAB II fix.docx

pada permukaan kertas. Dengan kata lain, akan baik menggunakan beberapa

penjelasan untuk kromatografi lapis tipis dan kertas. Kompleksitas timbul karena

serat-serat selulosa beratraksi dengan uap air dari atmosfer sebagaimana halnya air

yang timbul pada saat pembuatan kertas. Kertas sebagai serat-serat selulosa dengan

lapisan yang sangat tipis dari molekul-molekul air yang berikatan pada

permukaan.Interaksi ini dengan air merupakan efek yang sangat penting selama

pengerjaan kromatografi kertas (Andhira, 2012).

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Rf

Nilai Rf adalah rasio jarak yang dipindahkan oleh zat terlarut terhadap jarak

yang dipisahkan oleh garis depan pelarut selama waktu yang sama:

(Mahmudah, 2011)

Ada beberapa faktor yang menentukan harga Rf yaitu:

1. Pelarut, disebabkan pentingnya koefisien partisi, maka perubahan-

perubahan yang sangat kecil dalam komposisi pelarut dapat menyebabkan

perubahan- perubahan harga Rf

2. Suhu, perubahan dalam suhu merubah koefisien partisi dan juga kecepatan

aliran.

3. Ukuran dari bejana, volume dari bejana mempengaruhi homogenitas dari

atmosfer jadi mempengaruhi kecepatan penguapan dari komponen-

komponen pelarut dari kertas.

4. Kertas, pengaruh utama kertas pada harga Rf timbul dari perubahan ion dan

serapan, yang berbeda untuk macam-macam kertas. Kertas mempengaruhi

kecepatan aliran akan juga mempengaruhi pada kesetimbangan partisi.

5. Sifat dari campuran, berbagai senyawa mengalami partisi dan antara volume

yang sama dari fase tetap dan bergerak. Mereka hampir selalu

mempengaruhi karakteristik dari kelarutan satu terhadap yang lainnya

hingga harga Rfnya.

(Rahmayani, 2008).

Rf =Jarak yang ditempuh senyawa terlarutJarak yang ditempuh pelarut

Page 4: BAB II fix.docx

2.5 Betadine

Betadine adalah larutan antiseptik yang tersusun atas 10 g poliviodon-iodin,

gliserol, nonoxinol 9, potasium iodate, dan sodium monohidrogen fosfat. Betadine

digunakan untuk perawatan luka, luka bakar, infeksi, dan penyakit kulit lain.

Betadine memiliki beberapa efek samping, seperti tidak bisa digunakannya obat

ini pada kulit sensitif, yang bisa mengakibatkan gatal, kulit kemerah-merahan, dan

kulit melepuh. Penggunaan Betadine dalam jangka waktu lama untuk perawatan

luka dan luka bakar dapat mengakibatkan menumpuknya kadar iodin didalam kulit.

Dalam beberapa kasus, hal ini menyebabkan timbulnya penyakit kelenjar gondok,

kadang disertai dengan meningkatnya denyut nadi dan tubuh terasa lelah.

Untuk pemakaian Betadine, dilakukan dengan menyebarkan larutan ini tanpa

dicampur dengan air, lalu ke bagian lain yang ingin diobati. Setelah kering, akan

terbentuk lapisan permeabel tipis, yang bisa dicuci dengan air. Betadine bisa

digunakan beberapa kali dalam sehari. Betadine harus disimpan dalam penyimpanan

bersuhu dibawah 25oC (Mundipharma Medical Company, 2003).

2.6 Aplikasi Kromatografi Kertas “Identifikasi Kandungan Asam Amino pada

Sampel Unknown dengan Teknik Kromatografi Kertas”

Kromatografi adalah salah satu metode pemisahan kimia yang didasarkan pada

adanya perbedaan partisi zat pada fasa diam (stationary phase) dan fasa gerak

(mobile phase). Fase gerak membawa zat terlarut melalui media sehingga terpisah

dari zat terlarut lainnya yang terelusi lebih awal atau lebih akhir. Fase diam dapat

bertindak sebagai penyerap, seperti alumina dan slika gel atau dapat bertindak

melarutkan zat terlarut sehingga terjadi partisi antara fase diam dan fase gerak.

Dalam proses ini suatu lapisan cairan pada penyangga yang inert berfungsi sebagai

fase diam.

Dalam kromatografi selalu terdapat salah satu kecenderungan sebagai berikut;

(a) kecenderungan molekul-molekul komponen untuk melarut dalam cairan; (b)

kecenderungan molekul-molekul komponen untuk melekat pada permukaan padatan

halus; (c) kecenderungan molekul-molekul komponen untuk bereaksi secara kimia

(penukar ion); (d) kecenderungan molekul-molekul tereklusi pada pori-pori fasa

diam. Pemisahan terjadi berdasarkan perbedaan migrasi zat – zat yang menyusun

Page 5: BAB II fix.docx

suatu sampel. Hasil pemisahan dapat digunakan untuk keperluan identifikasi untuk

analisis kualitatif, penetapan kadar untuk analisis kuantitatif, pemurnian suatu

senyawa (Soebagio,dkk. dalam Tika, 2010).

Terdapat berbagai macam jenis kromatografi berdasarkan wujud fase gerak dan

fase diamnya. Salah satu contonya adalah kromatografi kertas yang terdisi dari fase

diam dan fase gerak berupa cairan. Adsorben dalam kromatografi kertas adalah

kertas saring, yakni selulosa. Sampel yang akan dianalisis ditotolkan ke ujung kertas

yang kemudian digantung dalam wadah. Kemudian dasar kertas saring dicelupkan

kedalam pelarut (fase gerak) yang dapat berupa air, etanol, atau asam asetat.

Kromatografi kertas dapat digunakan untuk mengidentifikasi asam amino yang

terdapat dalam suatu sampel. Hal ini pertama kali dilakukan oleh seorang kimiawan

Inggris Richard Laurence Millington Synge (1914- 1994). Senyawa kompleks yang

tersusun atas asam amino dapat disederhanakan dengan menggunakan metode

kromatografi kertas.

Saat campuran asam amino menaiki lembaran kertas secara vertikal karena ada

fenomena kapiler, partisi asam amino antara fasa mobil dan fasa diam (air) yang

teradsorbsi pada selulosa berlangsung berulang-ulang. Ketiak pelarut mencapai ujung

atas kertas proses dihentikan. Setiap asam amino bergerak dari titik awal sepanjang

jarak tertentu. Dari nilai Rf, masing-masing asam amino dapat diidentifikasi

(Sudarma, 2013).