BAB II FARIDA -...

23
BAB II ANAK PRASEKOLAH DAN METODE-METODE DALAM PENGAJARAN A. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Prasekolah Ada istilah perkembangan dan pertumbuhan, keduanya memiliki perbedaan. Pertumbuhan menjelaskan perubahan dalam jumlah atau ukuran, sedangkan perkembangan adalah perubahan dalam kompleksitas dan fungsinya. 1 1. Pengertian Anak Prasekolah Dalam memberikan pengertian anak prasekolah dari segi umur para ahli mengalami kesulitan karena dalam menghubungkan antara batasan umur dan kecakapan anak dapat dipengaruhi banyak faktor. Dengan demikian banyak ahli yang berbeda pendapat untuk memberikan batasan umur anak prasekolah. Biechler dan Snowman berpendapat bahwa yang dimaksud dengan anak prasekolah adalah anak yang biasannya mengikuti program prasekolah dan kindergarden. Sedangkan menurut E.B Hurlock mengatakan bahwa usia prasekolah atau prakelompok disebut juga masa kanak-kanak dini yaitu anak yang berumur 2-6 tahun, Biechler dan Snowman menambahkan bahwa usia prasekolah adalah anak mulai usia 3-6 tahun. Walaupun ada beberapa perbedaan dalam memberi batasan umur anak prasekolah, namun dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian anak prasekolah adalah anak-anak di bawah usia sekolah atau anak-anak yang belum memasuki usia sekolah. 2 1 Sri Harini dan Aba Firdaus, Mendidik Anak Usia Dini, (Yogyakarta : Kreasi Wacana, 2003), hlm 54-55 2 Ibid.

Transcript of BAB II FARIDA -...

Page 1: BAB II FARIDA - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...sedangkan perkembangan adalah perubahan dalam kompleksitas dan fungsinya.1 1.

BAB II

ANAK PRASEKOLAH DAN METODE-METODE

DALAM PENGAJARAN

A. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Prasekolah

Ada istilah perkembangan dan pertumbuhan, keduanya memiliki

perbedaan. Pertumbuhan menjelaskan perubahan dalam jumlah atau ukuran,

sedangkan perkembangan adalah perubahan dalam kompleksitas dan

fungsinya.1

1. Pengertian Anak Prasekolah

Dalam memberikan pengertian anak prasekolah dari segi umur para

ahli mengalami kesulitan karena dalam menghubungkan antara batasan umur

dan kecakapan anak dapat dipengaruhi banyak faktor. Dengan demikian

banyak ahli yang berbeda pendapat untuk memberikan batasan umur anak

prasekolah.

Biechler dan Snowman berpendapat bahwa yang dimaksud dengan

anak prasekolah adalah anak yang biasannya mengikuti program prasekolah

dan kindergarden. Sedangkan menurut E.B Hurlock mengatakan bahwa usia

prasekolah atau prakelompok disebut juga masa kanak-kanak dini yaitu anak

yang berumur 2-6 tahun, Biechler dan Snowman menambahkan bahwa usia

prasekolah adalah anak mulai usia 3-6 tahun. Walaupun ada beberapa

perbedaan dalam memberi batasan umur anak prasekolah, namun dapat

diambil kesimpulan bahwa pengertian anak prasekolah adalah anak-anak di

bawah usia sekolah atau anak-anak yang belum memasuki usia sekolah.2

1 Sri Harini dan Aba Firdaus, Mendidik Anak Usia Dini, (Yogyakarta : Kreasi Wacana, 2003),

hlm 54-55 2 Ibid.

Page 2: BAB II FARIDA - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...sedangkan perkembangan adalah perubahan dalam kompleksitas dan fungsinya.1 1.

13

Dalam buku Early Childhood Education Today menjelaskan bahwa

preschool are formal school setting for our purpose, preschool means

programs for two-to five year old children before kindergarden.3

Dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, pemerintah

memasukkan atau mengkatagorikan pendidikan prasekolah sebagai

pendidikan usia dini dimana pada pasal 28 ini terdapat 6 item tentang

pendidikan usia dini di antaranya :

1. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan

dasar.

2. Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan

formal, non formal, dan atau informal.

3. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk taman

kanak-kanak (TK), raudatul athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.

4. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal berbentuk

kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain

yang sederajat.

5. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk

pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh

lingkungan.

6. Ketentuan mengenai Pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud

ayat (I), ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) diatur lebih lanjut dengan

Peraturan Pemerintah.4

2. Ciri-Ciri Anak Prasekolah

Ciri anak prasekolah pada umumnya ingin sekali mengenal alam

sekelilingnya dengan meraba, mencium, merasa dan bertanya. Kebanyakan

psikolog anak mengatakan bahwa tahun-tahun prasekolah dari usia 2-5

3 George S Morrison, Early Childhood Education Today, Fourth Edition, (USA, Merrill Publising Company, 1988), hlm. 218

4 Undang Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS ( Sistem Pendidikan Nasional), (Bandung: Citra Umbara, 2003), hlm. 19.

Page 3: BAB II FARIDA - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...sedangkan perkembangan adalah perubahan dalam kompleksitas dan fungsinya.1 1.

14

tahun adalah masa yang paling penting dari seluruh tahapan perkembangan,

senada dengan apa yang yang dikemukakan oleh White bahwa masa

prasekolah adalah sangat penting untuk meletakkan pola penyesuaian

pribadi dan sosial yang kaya bagi anak usia 12-15 bulan adalah hal terbaik

yang dapat dilakukan guna menjamin pikirannya yang baik. 5Ada beberapa

ciri-ciri anak prasekolah diantaranya :

a. Ciri Fisik Anak Prasekolah

Pada saat anak mencapai tahapan prasekolah (2-6 tahun) ada ciri-

ciri yang jelas berbeda antara anak usia bayi dan anak usia prasekolah

perpedaannya terletak pada penampilan, postur tubuh gerakan anak

prasekolah lebih terkendali dan terorganisasi dalam pola-pola seperti :

menggerakkan tubuh dalam posisi berdiri, tangan dapat terjuntai secara

santai dan mampu melangkah dengan menggerak-gerakkan tungkai dan

kaki. Perkembangan lain yang terjadi pada anak prasekolah adalah jumlah

gigi yang tumbuh mencapai 20 buah dan gigi susu akan tanggal pada

akhir masa prasekolah. Kepala dan otak mereka telah mencapai ukuran

dewasa pada saat anak mencapai usia prasekolah, jaringan syaraf mereka

juga berkembang sesuai pertumbuhan otak dan mereka akan mampu

mengembangkan berbagai gerakan dan mengendalikannya dengan baik.6

b. Ciri Sosial Anak Prasekolah

Perkembangan sosial anak prasekolah biasanya dimaksudkan

sebagai perkembangan tingkah laku dalam menyesuaikan diri dengan

aturan-aturan yang berlaku dimasyarakat dimana anak berada, pada saat

anak usia 2 bulan anak mulai mampu merespon terhadap perilaku orang

lain dengan senyuman dan mampu meniru misalnya menjulurkan lidah

atau menutup mata. Pada saat usia 2 tahun anak-anak mencoba

5 Ibid, hlm, 65 6 Soemitra Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2000),

hlm. 25-26

Page 4: BAB II FARIDA - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...sedangkan perkembangan adalah perubahan dalam kompleksitas dan fungsinya.1 1.

15

memantapkan identitas dirinya dan selalu ingin menunjukkan kemauan

dan kemampuannya dengan pernyataan “inilah saya” saya bisa!, tak

jarang pada saat tersebut anak dinilai sebagai anak yang keras kepala,

perkembangan sosial seorang anak diperoleh selain dari proses

kematangan juga melalui kesempatan belajar dari respon terhadap tingkah

laku.7

c. Ciri Emosional Anak Prasekolah

Menurut Snowman ciri emosional anak prasekolah

diantarannya: Pertama, anak prasekolah cenderung mengekspresikan

emosinnya dengan bebas dan terbuka, sikap marah sering diperlihatkan

juga pada anak usia tersebut. Kedua, iri hati pada anak prasekolah

sering terjadi mereka umumnya sering memperebutkan perhatian guru.8

Biasannya emosi anak sulit untuk dikendalikan, tangisan, jeritan

biasannya dilakukan oleh anak prasekolah sebagai luapan emosinya

yang menggambarkan keadaan hatinya yang lagi kesal, begitupun

sebaliknya disaat hatinya senang, gembira, maka anak akan senyum-

senyum dan kelihatan gembira.

d. Ciri Kognitif Anak Prasekolah

Anak prasekolah biasannya sudah terampil berbahasa, sebagian

dari mereka senang berbicara khususnya dalam kelompoknya,

sebaiknya anak diberi kesempatan untuk berbicara dan sebagian yang

lain perlu dilatih untuk menjadi pendengar yang baik

7 Soemitra Patmonodewo, Op. Cit, hlm. 31 8 Ibid, hlm.35

Page 5: BAB II FARIDA - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...sedangkan perkembangan adalah perubahan dalam kompleksitas dan fungsinya.1 1.

16

B. Metode Pendidikan Akhlak pada Anak Prasekolah

1. Metode-Metode dalam Pengajaran

a. Metode ceramah

Yaitu teknik penyampaian pesan pengajaran yang sudah lazim

dipakai oleh para guru di sekolah. Ceramah diartikan sebagai suatu cara

penyampaian bahan secara lisan oleh guru di muka kelas. Para murid di

sini sebagai penerima pesan, mendengarkan, memperhatikan dan

mencatat keterangan-keterangan guru bilamana diperlukan.9

b. Metode diskusi

Yaitu suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan

memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi

secara rasional dan obyektif. Cara ini menimbulkan perhatian dan

perubahan tingkah laku anak dalam belajar. Metode diskusi juga

dimaksudkan untuk dapat merangsang siswa dalam belajar dan berfikir

secara kritis dan mengeluarkan pendapatnya secara rasional dan obyektif

dalam memecahkan masalah.10

c. Metode tanya jawab

Yaitu penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan

pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban atau sebaliknya.

Bila metode ini dilakukan secara tepat akan dapat meningkatkan perhatian

siswa untuk belajar secara aktif.11

d. Metode demonstrasi dan eksperimen

Yaitu teknik mengajar yang dilakukan oleh seorang guru atau

orang lain yang dengan sengaja diminta atau siswa sendiri ditunjuk untuk

memperhatikan kepada kelas tentang suatu proses atau cara melakukan

sesuatu.

9 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), hlm. 34

10 Ibid., hlm. 36 11 Ibid., hlm. 43

Page 6: BAB II FARIDA - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...sedangkan perkembangan adalah perubahan dalam kompleksitas dan fungsinya.1 1.

17

Sedang metode eksperimen ialah cara pengajaran dimana guru

dan murid melakukan suatu latihan atau percobaan untuk mengetahui

pengaruh atau akibat dari suatu aksi.12

e. Metode resitasi

Metode ini sering disebut dengan metode pekerjaan rumah karena

siswa diberi tugas-tugas khusus diluar jam pelajaran berlangsung dimana

siswa disuruh untuk mencari informasi atau fakta-fakta berupa data yang

dapat ditemukan di laboratorium, perpustakaan, pusat belajar dan

sebagainya.13

f. Metode kerja kelompok

Metode ini dilakukan atas dasar pandangan bahwa anak didik

merupakan suatu kesatuan yang dapat dikelompokkan sesuai dengan

kemampuan dan minat untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu dengan

sistem gotong royong.14

g. Metode sosio drama

Metode sosio drama dan bermain peranan merupakan teknik

mengajar yang banyak berkaitan dengan pendemonstrasian, suatu sosio

drama atau bermain peranan kadang kala dilakukan dan dimulai dari

siswa-siswa itu sendiri sesuai dengan daya cipta mereka masing-masing.15

h. Metode karya wisata

Metode ini adalah metode pengajaran yang dilakukan dengan

mengajak para siswa keluar kelas untuk mengunjungi suatu peristiwa atau

tempat yang ada kaitannya dengan bahasan.16

12 Ibid., hlm. 45 13 Ibid., hlm. 47 14 Ibid., hlm. 49 15 Ibid., hlm. 51 16 Ibid., hlm. 53

Page 7: BAB II FARIDA - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...sedangkan perkembangan adalah perubahan dalam kompleksitas dan fungsinya.1 1.

18

i. Metode drill

Disebut juga latihan dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan

atau ketrampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya

dengan melakukannya secara praktis suatu pengetahuan dapat

disempurnakan dan siap siagakan.17

j. Metode pembiasaan

Secara etimologi pembiasaan asal kata adalah "biasa" dalam

kamus bahasa Indonesia biasa adalah lazim atau umum seperti sedia kala,

sudah merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-

hari.18

Pada hakekatnya metode-metode yang digunakan dalam proses

belajar mengajar memiliki banyak kesamaan dengan metode-metode yang

diungkapkan oleh kebanyakan tokoh pendidikan diantara tokoh pendidikan

itu muncul nama-nama Sudjana, dalam bukunya Dasar-Dasar Proses Belajar

Mengajar menyebutkan bahwa metode-metode yang dapat digunakan dalam

proses pengajaran antara lain :

1. Metode ceramah

2. Metode tanya jawab

3. Metode diskusi

4. Metode tugas belajar dan sesitasi

5. Metode kerja kelompok

6. Metode Demonstrasi dan eksperimen

7. Metode sosiodrama

8. Metode problem solving

9. Metode sistem regu (team teaching)

10. Metode karya wisata

17 Ibid., hlm. 55 18 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : PT. Intermasa,

2002), hlm.110

Page 8: BAB II FARIDA - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...sedangkan perkembangan adalah perubahan dalam kompleksitas dan fungsinya.1 1.

19

11. Metode latihan

12. Metode resource person

13. Metode simulasi

14. Metode survai masyarakat.19

Metode-metode yang telah dikemukakan di atas tidak semuanya

cocok bagi program kegiatan taman kanak-kanak, misalnya metode ceramah

kurang cocok bagi program kegiatan belajar anak TK karena metode ceramah

menuntut anak memusatkan perhatian dalam waktu cukup lama padahal

rentang waktu perhatian anak relative singkat.20

Berikut merupakan metode-metode pengajaran yang sesuai dengan

karakteristik anak usia TK yaitu :

a. Metode bermain

Bermain merupakan pekerjaan masa kanak-kanak dan cermin

pertumbuhan anak, dan bermain memberikan kepuasan bagi dirinya

sendiri, melalui bermain anak memperoleh pembatasan dan memahami

kehidupan. Kegiatan bermain dilakasnakan tidak serius dan fleksibel.

Oleh karena itu begitu besar nilai dalam kehidupan anak, maka

pemanfaatan kegiatan bermain dalam pelaksanaan program kegiatan anak

TK merupakan syarat mutlak yang tidak bisa diabaikan. Bagi anak TK

belajar adalah bermain dan bermain sambil belajar.21

b. Metode karya wisata

Berkarya wisata mempunyai makna penting bagi perkembangan anak

karena dapat membangkitkan minat anak kepada sesuatu hal dan

memperluas perolehan informasi. Jadi dari karya wisata anak dapat

19 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algesindo,

1995), hlm. 77-90 20 Moeslichatoen, Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta : Renika Cipta, 2004),

hlm. 24 21 Ibid., hlm. 24-25

Page 9: BAB II FARIDA - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...sedangkan perkembangan adalah perubahan dalam kompleksitas dan fungsinya.1 1.

20

belajar dari pengalaman sendiri dan sekaligus anak dapat melakukan

generalisasi berdasarkan sudut pandang mereka.22

c. Metode bercakap-cakap

Bercakap-cakap berarti saling mengkomunikasikan pikiran dan perasaan

secara verbal atau mewujudkan kemampuan bahasa reseptif dan bahasa

ekspresif dan ini penting bagi anak TK. Oleh karena itu metode bercakap-

cakap bagi anak TK membantu perkembangan dimensi sosial, emosi dan

kognitif, dan terutama bahasa anak.23

d. Metode cerita

Cerita merupakan salah satu media untuk menyampaikan nilai-nilai yang

berlaku di masyarakat. Seseorang yang dapat membacakan cerita dengan

baik akan menjadikan cerita sebagai sesuatu yang menarik dan hidup.24

e. Metode demonstrasi

Demontrasi berarti menunjukkan, mengerjakan dan menjelaskan. Jadi

dalam demonstrasi kita menunjukkan dan menjelaskan cara-cara

mengerjakan sesuatu.25

f. Metode pemberian tugas

Pemberian tugas merupakan pekerjaan tertentu yang dengan sengaja harus

dikerjakan oleh anak yang mendapat tugas di taman kanak-kanak tugas

diberikan dalam bentuk kesempatan melaksanakan kegiatan sesuai dengan

petunjuk langsung guru.26

22 Ibid., hlm. 25-26 23 Ibid. 24 Ibid. 25 Ibid. 26 Ibid., hlm. 28

Page 10: BAB II FARIDA - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...sedangkan perkembangan adalah perubahan dalam kompleksitas dan fungsinya.1 1.

21

2. Akhlak

1) Pengertian akhlak

Akhlak menurut bahasa (etimologi) dalam bahasa Arab adalah

bentuk jamak dari kata khulk. Yang berarti budi pekerti, perangai tingkah

laku atau tabiat.27

Akhlak adalah suatu keadaan jiwa yang mendorong untuk

melahirkan tindakan atau tingkah laku tanpa dipikir atau dipertimbangkan

secara mendalam. Keadaan ini ada dua jenis :

a. Alamiah dan bertolak dari watak

b. Tercipta melalui kebiasaan dan latihan, pada mulanya keadaan ini

terjadi karena dipertimbangkan dan dipikirkan namun kemudian

melalui praktek terus menerus menjadi karakter.28

Menurut Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak ialah kebiasaan

kehendak, artinya bahwa kehendak itu bila dibiasakan akan sesuatu maka

kebiasaan itu disebut akhlak.29

Sedangkan Imam Al-Ghazali dalam buku Ihya-Ulum al-Din

mengemukakan bahwa akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa yang

menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah

tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.30

Al-Ghazali dalam bukunya akhlak seorang muslim juga

menambahkan adanya pembinaan Islam yang demikian terhadap

pembinaan akhlak ini, dan hal ini dapat dilihat dari perhatian Islam

terhadap pembinaan jiwa yang harus didahulukan daripada pembinaan

fisik, karena dari jiwa yang baik inilah akan lahir perbuatan-perbuatan

yang baik yang pada tahap selanjutnya akan mempermudah menghasilkan

27 Luis Ma'luf, Kamus Al Munjid al Maktabah al-Katulikiyah, (Beirut, t.t), hlm. 194 28 Ibnu Maskawih, Tahzibul Akhlak, (Penj. Helmi Hidayat), (Bandung : Mizan, 1994), hlm. 56 29 Ahmad Amin, Kitab al-Kitab, Dar al-Kutub al-Misriyah, (Cairo, t.t.), hlm. 15 30 Imam Al-Ghazali, Ihya Ulum al-Din, III al Masyhad al Husain, (Cairo : t.t), hlm. 56

Page 11: BAB II FARIDA - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...sedangkan perkembangan adalah perubahan dalam kompleksitas dan fungsinya.1 1.

22

kebaikan dan kebahagiaan pada seluruh kehidupan manusia lahir dan

batin.31

Jadi pada hakekatnya akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang

telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ

timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah

tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran.

Dalam ensiklopedi Islam pengertian akhlak adalah hal-hal

berkaitan dengan sikap, prilaku dan sifat-sifat manusia dalam berinteraksi

dengan dirinya, dengan sasarannya, dengan makhluk-makhluk lain dan

dengan Tuhannya.32

Akhlak merupakan kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan

antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan, dan kebiasaan yang

menyatu, membentuk suatu kesatuan tindak akhlak yang dihayati dalam

kenyataan hidup keseharian.33

Pendidikan budi pekerti merupakan jiwa dari pendidikan Islam.

Islam telah memberi kesimpulan bahwa pendidikan budi pekerti dan

akhlak adalah ruh (jiwa) pendidikan Islam dan untuk mencapai suatu

akhlak yang sempurna adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan.34

Ada juga istilah akhlak Islam yaitu akhlak yang berdasarkan

ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan hadits. Apa yang menurut ajaran ini baik

disebut akhlakul mahmudah dan apa yang tidak baik menurut ajaran ini

maka disebut akhlakul madzmumah. Akhlak Islam bersumber dari norma-

31 Muhammad Al-Ghazali, Akhlak Seorang Muslim, (terj. Moh. Rifa'I dari Judul Asli Khuluq

al-Muslim), (Semarang : Wicaksana, 1993), cet IV, hlm. 13 32 Departemen Agama RI, Ensiklopedi Islam di Indonesia, (Jakarta : Direktorat Jenderal

Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1992/1993), hlm. 104 33 Jakiah Daradjad, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta : CV. Ruhuma,

1995), hlm. 10 34 Athiyyah Al-Abrasyi, Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2003),

hlm. 13

Page 12: BAB II FARIDA - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...sedangkan perkembangan adalah perubahan dalam kompleksitas dan fungsinya.1 1.

23

norma yang tercantum dalam al-Qur’an dan Nabi Muhammad saw

sebagai suri tauladan dalam kehidupan sehari-hari.35

3. Metode Pendidikan Akhlak Pada Anak Prasekolah

Guru memiliki tugas dan tanggung jawab besar dalam proses

pembelajaran. Untuk itu perlu adanya standar kompetensi guru yang meliputi,

kompetensi profesionalisme, paedagogik, personal dan social. Kompetensi

diartikan sebagai pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai dasar yang

direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak, dapat juga diartikan

sebagai spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki

seseorang serta penerapannya didalam pekerjaan sesuai dengan standar kinerja

yang dibutuhkan oleh lapangan.36

Sedangkan manfaat disusunnya standar kompetensi guru ialah sebagai

acuan pelaksanaan uji kompetensi, penyelenggaraan diklat dan pembinaan,

maupun acuan bagi pihak yang berkepentingan terhadap kompetensi guru untuk

melakukan evalusi, pengembangan bahan ajar dan sebagainya bagi tenaga

kependidikan.37

Standar kompetensi guru meliputi tiga komponen yaitu :

A. Komponen-komponen pengelolaan pembelajaran dan wawasan

kependidikan terdiri dari :

a. Sub komponen kompetensi pengelolaan pembelajaran

1. Menyusun rencana pembelajaran

2. Melaksanakan pembelajaran

3. Menilai prestasi belajar peserta didik

4. Melaksanakan tindak lanjut penilaian prestasi belajar peserta didik.

b. Sub komponen kompetensi wawasan kependidikan

1. Memahami landasan kependidikan

35 Chabib Thoha , et. al., Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm.117

36 Depdiknas, Standar Kompetensi Guru SMA, (Jakarta : Depdiknas, 2004), hlm. 3 37 Ibid.,hlm. 4

Page 13: BAB II FARIDA - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...sedangkan perkembangan adalah perubahan dalam kompleksitas dan fungsinya.1 1.

24

2. Memahami kebijakan pendidikan

3. Memahami tingkat perkembangan siswa

4. Memahami pendekatan pembelajaran yang sesuai materi

pembelajaran

5. Menerapkan kerja sama dalam pekerjaan

6. Memanfaatkan kemajuan IPTEK dalam pendidikan

B. Komponen kompetensi akademik/vokasional terdiri dari :

Menguasai keilmuan dan ketrampilan sesuai materi pembelajaran yang

disesusikan, dengan struktur keilmuan atau kompetensi pada tiap satuan

pendidikan.

C. Komponen kompetensi pengembangan profesi terdiri dari :

Pengembangan profesi keguruan.38

Kompetensi professional guru versi CBTE yang oleh Departemen

Pendidikan Nasional dijadikan sebagai profil kompetensi dasar guru di

Indonesia yaitu: Menguasai bahan, mengelola program pembelajaran,

mengelola kelas, menggunakan media/sumber belajar, menguasai landasan-

landasan kependidikan, mengelola interaksi pembelajaran, menilai prestasi

peserta didik untuk kepentingan pendidikan, mengenal fungsi dan pelayanan

bimbingan dan penyuluhan, mengenal dan menyelenggarakan administrasi

sekolah serta memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian

pendidikan guna keperluan pengajaran.39

Dalam menjalankan keprofesionalismenya seorang guru harus

melaksanakan prinsip-prinsip sebagai berikut :

a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme.

b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,

ketakwaan dan akhlak mulia.

38 Ibid., hlm. 6 39 M. Jamron Latief, "Profil Guru Agama dalam Konteks Kurikulum Berbasis KOmpetensi

(KBK)", Kependidikan Islam Jurnal Penelitian, Riset dan Pengembangan Pendidikan Islam, Vol. 1 No. 1 Februari-Juli, 2003, hlm. 36-37

Page 14: BAB II FARIDA - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...sedangkan perkembangan adalah perubahan dalam kompleksitas dan fungsinya.1 1.

25

c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan

bidang tugas.

d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.

e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.

f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.

g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.

h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan dan

i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal

yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.40

Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 disebutkan bahwa

kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi :

a. Kompetensi pedagogik

Yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi

pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

b. Kompetensi kepribadian

Kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa,

menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.

c. Kompetensi professional

Kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam

yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar

kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.

40 Undang-Undang tentang Guru dan Dosen, http://www.jakartateachers.com/9479,html

Page 15: BAB II FARIDA - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...sedangkan perkembangan adalah perubahan dalam kompleksitas dan fungsinya.1 1.

26

d. Kompetensi sosial

Kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi

dan bergaul secara efektif dengan peserta didik sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua/wali, peserta didik dan masyarakat sekitar.41

Lebih lanjut dalam pasal 29 PP RI No. 19 Tahun 2005 menyebutkan

syarat pendidik untuk pendidikan usia dini adalah

1. Kualifikasi akademik pendidikan minimal diploma empat (D-IV)

2. Latar belakang pendidikan tinggi dibidang pendidikan anak usia dini,

kependidikan lain atau psikologi

3. Sertifikasi profesi guru untuk PAUD.42

Para pendidik dan orang tua perlu memahami prinsip-prinsip

pendidikan anak usia prasekolah atau usia dini, agar dapat melaksanakan tugas

pendidikan mempunyai dasar dan arah yang jelas. Penanaman nilai-nilai

keagamaan menyangkut nilai keimanan, ibadah, akhlak yang berlangsung

semenjak usia dini mampu membentuk religiusitas dan akhlak akan mengakar

kuat dan mempunyai pengaruh sepanjang hidup.

Mengingat begitu pentingnya bimbingan dan pemeliharaan potensi anak

pada usia dini dan dengan melihat ada tahapan perkembangan pada anak, maka

hal yang lebih penting lagi adalah bagaimana upaya orang tua atau pendidik

dalam mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor anak. Ada

beberapa metode-metode pendidikan untuk anak prasekolah diantaranya :

1. Metode Teladan

Dalam praktik pendidikan, anak didik cenderung meneladani

pendidiknya dan ini diakui oleh hampir semua ahli pendidikan. pada

dasarnya secara psikologi anak senang meniru tidak saja yang baik-baik

41 Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005, Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta : Sinar

Grafika, 2005), cet 1, hlm. 17 42 Ibid., hlm. 18

Page 16: BAB II FARIDA - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...sedangkan perkembangan adalah perubahan dalam kompleksitas dan fungsinya.1 1.

27

tetapi juga yang jelek dan secara psikologis juga manusia membutuhkan

tokoh teladan dalam hidupnya.

Allah Ta'ala menceritakan Nabi Muhammad sebagai contoh

keteladanan yang sempurna akhlaknya.

لقد آان لكم في رسول الله أسوة حسنة لمن آان يرجو الله واليوم

الآخر وذآر الله آثيرا"Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah." (Al-Ahzab : 21)43 Ahmad Tafsir menyebutkan bahwa secara psikologis ternyata

manusia memang memerlukan tokoh teladan dalam hidupnya, ini adalah

sifat pembawaan, taqlid (meniru) adalah salah satu sifat pembawaan

manusia. Peneladanan itu ada dua yaitu sengaja dan tidak sengaja.

Keteladanan tidak sengaja adalah keteladanan dalam keilmuan,

kepemimpinan, sifat keikhlasan dan sebagainya, sedangkan keteladanan

yang disengaja ialah seperti memberikan contoh membaca yang baik,

mengerjakan salat yang benar dan sebagainya.44

Pada fase-fase tertentu, anak didik mempunyai kecenderungan

belajar lewat peniruan terhadap kebiasaan dan tingkah laku orang

disekitarnya, khususnya pendidik yang utama (orang tua). Asas

ketauladanan ini efektif bila digunakan tepat sesuai perkembangan anak.

Dalam psikologi kepentingan penggunaan keteladanan sebagai

metode pendidikan didasarkan atas adanya insting. Robert R. Sears

mengartikan identifikasi adalah :

43 Soenarjo, dkk, Al-Qur'an dan Terjemah, (Jakarta : PT. Intermasa, 1971), hlm. 670 44 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,

1994), hlm. 143-144

Page 17: BAB II FARIDA - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...sedangkan perkembangan adalah perubahan dalam kompleksitas dan fungsinya.1 1.

28

Identification is the name we choose to give to whatever process accours when the child adopts the method of role practice. i.e acts as though he were accupying another person's role. (Identifikasi adalah nama yang kami pilih untuk menunjuk proses apapun yang berlangsung ketika anak mengadopsi cara berperan, yaitu berlaku seakan-akan ia sedang melakukan peranan orang lain).45 Identifikasi mencakup segala bentuk peniruan peranan yang

dilakukan seseorang terhadap tokoh identifikasinya. Dengan demikian

identifikasi merupakan mekanisme penyesuaian diri yang terjadi melalui

kondisi interaksional dalam hubungan social antara individu dan tokoh

identifikasinya.46

Demikian pula di sekolah anak tidak hanya mempelajari

pengetahuan dan ketermapilan saja, tetapi juga sikap, nilai dan norma.

Sebagian sikap dan nilai itu dipelajari anak secara informal melalui situasi

formal didalam dan di luar kelas dari para guru dan teman-temannya.47

Usia kanak-kanak sangatlah peka terhadap hal-hal yang diperbuat

oleh orang lain. Ia senang meniru dan mencontoh apa saja yang didengar

dan dilihatnya. akhlak itu sendiri erat kaitanya dengan kebiasaan, maka

orang tua hendaknya bertindak hati-hati dalam hal ini. Teladankanlah

kepada anak-anak dengan akhlakul karimah jangan sampai mereka

diperkenalkan dengan kata-kata yang kotor, diperlihatkan tindakan yang

tidak terpuji dan seterusnya. Selain itu orang tua hendaknya memberikan

dorongan kepada anak agar berakhlak mulia misalnya :

1. Menceritakan kisah-kisah para nabi dan kisah-kisah ringan lainya yang

berisi keteladanan akhlak.

45 Robert R. Sears, et.al., Patterns of Child Rearing (Stanford, California : Stanford University

Press, 1976), hlm. 370 46 Jalaluddin Rakhmad, Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remadja Karya, 1986), halm. 12 47 Mar'at, SIkap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1982),

hlm. 159

Page 18: BAB II FARIDA - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...sedangkan perkembangan adalah perubahan dalam kompleksitas dan fungsinya.1 1.

29

2. Melatih kebiasaan anak agar mengucapkan kata-kata harian yang

terpuji, bagaimana cara anak bersopan santun dan lainya.48

Di rumah orang tua harus bisa menjadi top figur bagi anak-anaknya

menurut Jalaludin fungsi dan peranan kedua orang tua sebagai teladan

terdekat dengan anak telah diakui dalam pendidikan Islam. bahkan agama

dan keyakinan seseorang anak dinilai sangat tergantung dari keteladanan

orang tua mereka, oleh karena itu tidaklah heran apabila ahli-ahli

pendidikan modern abad 20 berkata bahwa anak-anak meniru tabiat orang

tua yang mendampinginya dalam lima tahun pertama usianya.49

Peranan guru terhadap anak-anak umur prasekolah (group bermain

dan taman kanak-kanak) amat penting, guru dengan penampilan yang apa

adanya : agamanya, keyakinanya, akhlaknya, cara berjalan, berbicara,

memperlakukan anak didik dan sebagainya, diserap pula oleh anak yang

mulia mengembangkan pribadinya lewat pengalaman diluar keluarga.50

2. Metode Pembiasaan

Pendidikan kepada anak prasekolah pada dasarnya lebih diarahkan

pada penanaman nilai moral, pembentukan sikap dan perilaku yang

diperlukan agar anak-anak mampu untuk mengembangkan dirinya secara

optimal. Anak-anak usia prasekolah memiliki daya tangkap dan potensi

yang sangat besar untuk menerima pengajaran dan pembiasaan disbanding

pada usia lainnya.51

Mengutip pendapat Ahmad Tafsir inti dari pembiasaan ialah

pengulangan. Jika guru setiap masuk kelas mengucapkan salam, itu telah

dapat diartikan sebagai usaha pembiasaan. Bila murid masuk kelas tidak

48 M Nipan Abdul Halim, Anak Saleh Dambaan Keluarga, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2003),

cet. III, hlm. 180-181 49 Athiyyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, alih bahasa, Bustami dkk,

(Jakarta : Bulan Bintang, 1950), hlm. 106 50 Zakiah Darajat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta : CV. Ruhama,

1995), hlm. 78 51 Sri Harini dan Aba Firdaus, Op Cit., hlm. 126

Page 19: BAB II FARIDA - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...sedangkan perkembangan adalah perubahan dalam kompleksitas dan fungsinya.1 1.

30

mengucapkan salam, maka guru mengingatkan agar bila masuk ruangan

hendaklah mengucapkan salam. Ini juga satu cara membiasakan.52

Imam Ghozali menyatakan bahwa anak adalah amanah bagi kedua

orang tuanya, hatinya yang suci adalah permata yang sangat mahal, karenanya

jika kebaikan diajarkan dan dibiasakan kepadannya maka ia akan tumbuh

pada kebaikan tersebut dan akan bahagialah ia di dunia dan ahkirat.53 Ahmad

Tafsir juga mengemukakan bahwa inti dari pembiasaan adalah pengulangan

terhadap sesuatu yang dilaksanakan atau diucapkan misalnya anak-anak yang

dibiasakan bangun pagi dan hidup bersih, maka bagun pagi dan hidup bersih

itu yang akan menjadi kebiasaanya.54

3. Metode Cerita atau Dongeng

Di samping metode keteladanan dan pembiasaan, cerita atau dongeng

juga merupakan metode pendidikan yang sangat baik untuk anak usia

prasekolah.55 Biasanya anak kecil amat senang mendengarkan berbagai

dongeng baik disaat anak santai atau pada saat bobok (tidur-pen), tapi kalau

dalam konteks pendidikan prasekolah, jenis cerita atau dongeng harus

disesuikan dengan umur dan perkembangan intelektual anak.

Melalui cerita-cerita yang baik, sesungguhnya anak-anak tidak hanya

memperoleh kesenangan atau hiburan saja, tetapi mendapatkan pendidikan

yang jauh lebih luas. Bahkan tidak berlebihan bila dikatakan bahwa cerita

ternyata menyentuh berbagai aspek kepribadian anak-anak.56

Anak biasannya lebih menyukai cerita atau dongeng daripada yang

lain, terutama anak usia dini, sebab cerita meninggalkan jejak yang jelas

dalam dirinya dan menanamkan nilai-nilai yang baik tatkala emosinya

52 Ahmad Tafsir, Op. cit., hlm. 144 53 Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam Jilid 2, Terj. Jamaludin Miri,

(Jakarta: Pustaka Imani, 1999), hlm. 203 54 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

1979), hlm. 144 55 Sri Harini dan Aba Firdaus, Op. Cit., hlm. 132 56 Ibid., hlm. 139

Page 20: BAB II FARIDA - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...sedangkan perkembangan adalah perubahan dalam kompleksitas dan fungsinya.1 1.

31

berinteraksi dengan kisah yang diceritakan. Dalam al-Qur`an sendiri Allah

banyak menjelaskan kisah-kisah keteladanan, keikhlasan, keteguhan aqidah

yang semua itu merupakan metode yang tepat dalam pembentukan pribadi

yang baik serta tehnik yang tepat dalam memberikan pendidikan melalui

cerita. Kisah-kisah yang ada di dalam al-Qur`an diantarannya:

Dalam surat Yusuf Ayat 3 Allah menjelaskan :

نحن نقص عليك أحسن القصص بما أوحينا إليك هـذا القرآن وإن

آنت من قبله لمن الغافلين “Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (kami mewahyukai)nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui” (Q.S. Yusuf: 3).57

Adapun materi cerita yang tepat pada fase prasekolah ini seperti yang

dikemukakan Abdul Aziz Abdul Majid dalam bukunya mendidik anak lewat

cerita adalah cerita-cerita seputar tokoh-tokoh dalam dunia binatang (fabel),

tumbuh-tumbuhan dan peristiwa-peristiwa yang berkenaan dengan dunia

tersebut atau materi cerita tentang tokoh-tokoh manusia yang dirasakan dekat

dengan psikologi seorang anak misalnya tokoh tersebut adalah ibunya,

bapaknya atau tentang anak-anak yang usianya sebaya dengannya.58

Ditilik dari aspek perkembangan kognitif anak, membacakan cerita

untuk anak merupakan sarana yang tepat untuk mengayakan kosakata anak

tanpa harus menyebabkan anak merasa terbebani. Anak yang memiliki

kosakata lebih banyak akan memahami masalah dengan, dapat

mengkomunikasikan gagasan secara terampil serta terdorong untuk

mengembangkan wawasan berfikir yang lebih baik.

57 Soenarjo dkk., Op. Cit, hlm. 348 58 Abdul Aziz Abdul Majid, Mendidik Anak Lewat Cerita, terj. Syarif Hede Masyam, (Jakarta:

Mustaqim, 2003), hlm. 23-24

Page 21: BAB II FARIDA - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...sedangkan perkembangan adalah perubahan dalam kompleksitas dan fungsinya.1 1.

32

4. Metode Bermain

Pentingnya bermain bagi perkembangan kepribadian memang telah

diakui secara universal, karena merupakan salah satu kebutuhan dasar

manusia baik bagi anak maupun orang dewasa, kesempatan bermain dan

rekreasi memberikan anak kegembiraan disertai kepuasaan emosional.

Bermain merupakan kegiatan yang spontan dan kreatif yang dengannya

seseorang dapat menemukan ekspresi diri sepenuhnya.59

Setiap anak pasti pernah bermain-main, semula dengan tangan, kaki

dan kemudian dengan alat-alat atau benda-benda, permainan lainnya adalah

suara-suara yang diucapkan bayi juga merupakan bentuk permainan yang

mengasyikkan. Jika anak sudah berusia antara 2-4 tahun ia akan bermain

bersama-sama teman sebayannya, mula-mula mereka bermain berdampingan,

masing-masing dengan permainan dan dunia fantasinya sendiri-sendiri,

kemudian mereka bermain bersama sehingga tercipta kerja sama.

Anak dilahirkan dalam keluarga yang terdiri dari ayah ibu, saudara

yang melaksanakan pendidikan anak, merawatnya sehingga masa dewasa

anak mampu hidup secara terpisah dengan kedua orang tua.60

Tujuan pendidikan Islam salah satunya yaitu menumbuhkan anak

yang beriman dan bertakwa kepada Allah dan berakhlak utama karena dengan

adanya pelajaran agama generasi yang sholeh dan bermanfaat bagi dirinya dan

masyarakat.61

Menurut An-Nahlawi dalam bukunya Prinsip-Prinsip Dasar Metode

Pendidikan Islam adlam keluarga disebutkan ada beberapa metode yang tepat

diterapkan pada anak prasekolah yang diambilnya dari Al-Qur'an dan Hadits

antara lain :

59 Ibid., hlm. 144 60 Shaleh Abdul Aziz, At-Tarbiyatu Wathorquth al-Tadris, Juz I, (Darul Ma'arif bi Mathor, t.th),

hlm. 8 61 Mohammad Abdul Qodir at-Thorqu, Ta'lim At-Tarbiyah Al Islamiyah, jilid I, (Mesir :

Maktabah Nahdhoh, 1981), hlm. 19

Page 22: BAB II FARIDA - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...sedangkan perkembangan adalah perubahan dalam kompleksitas dan fungsinya.1 1.

33

1. Metode hiwar (percakapan)

2. Metode kisah

3. Metode amtsal (perumpamaan)

4. Metode keteladanan

5. Metode pembiasaan dan pengalaman

6. Metode targhib dan tarhib

7. Metode ibrah dan mau'izah62

Senada dengan an-Nahlawi, Tamyiz Burhanudin dalam bukunya

Akhlak Pesantren Pandangan KH. Hasyim Asy'ari menyebutkan setidaknya

ada 6 metode dalam menerapkan pendidikan akhlaknya khususnya di

pesantren, yaitu :

a. Metode keteladanan (uswah al-hasanah)

b. Metode latihan dan pembiasaan

c. Metode mengambil pelajaran (ibrah)

d. Metode nasehat (mauidzah)

e. Metode kedisiplinan

f. Metode pujian dan hukuman (targhib wa tahdzib)63

Adajuga metode hafalan, melalui proses isyarat, metode ini

merangsang kecerdasan anak karena secara bersamaan anak akan melihat

gambar, mendengar suara, melakukan gerakan-gerakan yang selaras dengan

ucapan verbail. Metode ini akan sulit hilang (tidak cepat lupa) dibandingkan

hanya sekedar hafalan di mulut saja. Metode hafalan dengan menggunakan

isyarat ini diciptakan oleh seorang ulama bernama Sayyid Thabathabai. Anak

beliay yang pertama usia 5 tahun berada dalam bimbingan sudah hafal seluruh

juz Al-Qur'an berikut maknanya hafal topik-topiknya, dan mampu bercakap-

cakap dengan bahasa Arab. Anaknya yang kedua juga memiliki kemampuan

62 Abdurrahman an-Nahlawi, Prinsip-Prinsip Dasar Metode Pendidikan Islam dan Keluarga, di Sekolah, dan di Masyarakat, Terj. Herry Noer Ali, (Bandung : Diponegoro, 1989), hlm. 284

63 Tamyiz Burhanudin, Akhlak Pesantren Pandangan KH. Hasyim Asy'ari, (Yogyakarta : ITTAQA Press, 2001), hlm. 54-55

Page 23: BAB II FARIDA - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...sedangkan perkembangan adalah perubahan dalam kompleksitas dan fungsinya.1 1.

34

sama tapi sedikit lambat, sehingga mulai saat itu gerakan penghafal Al-Qur'an

untuk anak-anak kecil mulai digalakkan di Irak. Setiap anak penghafal Al-

Qur'an akan diberi hadiah pergi haji bersama orang tuanya oleh Negara dan

setiap tahunnya banyak anak kecil usia dibawah 10 tahun berhasil menghafal

Al-Qur'an.64

Kemuliaan akhlak tidak lepas dari kepribadian dan segala prilaku

yang ditimbulkan orang tua kepada anak, karena bagaimana orang tuanya

begitulah anaknya. Jadi kalau ada pepatah mengatakan “Buah jatuh tidak akan

jauh dari pohonnya”, walaupun pepatah itu tidak selamannya benar tapi juga

perlu untuk direnungkan. Kalau orangtua berprilaku buruk jangan harap kalau

anaknya kelak akan menjadi orang baik. Sebagaimana hadits Rosulullah yang

diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a.

رسول اهللا صلى اهللا عليه لقا: عن ا بى هر يرة رضي اهللا عنه قال

بهو دانه بواه رة فا لفط اعلى يو لد الاما من مو لو د ,وسلم

)روا ه مسلم ( ز بهيمة بهيمة جمعا ء اتجنانه آما تسيمجنه وا و ينصرDiriwayatkan dari Abu Hurairah r.a bahwa Rosulullah bersabda setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan fitroh, tetapi orang tuanyalah yang menjadikan dia seorang Yahudi, Nasrani, atau Majusi, sebagaimana seekor hewan yang melahirkan hewan yang sempurna. (HR. Muslim) 65

Hadis di atas menunjukkan bahwa munusia lahir bagaikam kertas

putih yang masih putih bersih, belum terkena noda apapun, orang tualah yang

nantinya menjadi penentu apakah anak itu akan menjadi baik atau buruk.

64 http://www.myquran.org/forum/active/index.[hp/t.7577.html 65 Imam Abu Husain Muslim bin Hajjaj , Sahih Muslim, (Libanon: Dar Al Fikr, 1996),

hlm. 44