BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai...

39
Balai Kota Denpasar di Lumintang | 6 BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA DENPASAR Pada bab ini akan dibahas tentang evaluasi terhadap kantor Walikota Denpasar. Beberapa hal yang akan dibahas pada bab ini yaitu : pengertian terhadap gedung Negara, Balai Kota, teori perancangan dan persyaratan gedung Negara, studi banding hingga membuat spesifikasi umum dari Balai Kota yang dipakai sebagai acuan dalam evaluasi kantor Walikota Denpasar. 2.1 Bangunan Gedung Negara Pada sub bab ini akan dibahas tentang bangunan gedung negara, mulai dari pengertian, asas pembangunan, klasifikasi, hingga standar luas bangunan gedung Negara. 2.1.1 Pengertian Bangunan Gedung Negara Bangunan gedung merupakan wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat dan kedudukannya, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatan, baik hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.

Transcript of BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai...

Page 1: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 6

BAB II

EVALUASI TERHADAP

KANTOR WALIKOTA DENPASAR

Pada bab ini akan dibahas tentang evaluasi terhadap kantor Walikota

Denpasar. Beberapa hal yang akan dibahas pada bab ini yaitu : pengertian

terhadap gedung Negara, Balai Kota, teori perancangan dan persyaratan gedung

Negara, studi banding hingga membuat spesifikasi umum dari Balai Kota yang

dipakai sebagai acuan dalam evaluasi kantor Walikota Denpasar.

2.1 Bangunan Gedung Negara

Pada sub bab ini akan dibahas tentang bangunan gedung negara, mulai

dari pengertian, asas pembangunan, klasifikasi, hingga standar luas bangunan

gedung Negara.

2.1.1 Pengertian Bangunan Gedung Negara

Bangunan gedung merupakan wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang

menyatu dengan tempat dan kedudukannya, yang berfungsi sebagai tempat

manusia melakukan kegiatan, baik hunian atau tempat tinggal, kegiatan

keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.

Page 2: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 7

Bangunan gedung negara adalah bangunan gedung untuk keperluan dinas

yang menjadi/akan menjadi kekayaan milik negara dan diadakan dengan sumber

pembiayaan yang berasal dari APBN, atau perolehan lainnya yang sah, antara

lain seperti: gedung kantor, gedung sekolah, gedung rumah sakit, gudang, rumah

Negara, dan lain-lain. (Himpunan Peraturan tentang Pengelolaan Gedung dan

Rumah Negara, 2012)

1.1.2. Asas Pembangunan Gedung Negara

Pelaksanaan pembangunan bangunan gedung Negara berdasarkan azas dan

prinsip: (Himpunan Peraturan tentang Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara,

2012)

1. Kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan serta keserasian/keselarasan

bangunan gedung dengan lingkungannya.

2. Hemat, tidak berlebihan, efektif dan efesien, serta sesuai dengan kebutuhan

dan ketentuan teknis yang disyaratkan.

3. Terarah dan terkendali sesuai rencana, program/satuan kerja, serta fungsi

setiap kementrian/lembaga/instansi, pemilik/pengguna gedung Negara.

4. Semaksimal mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri dengan

memperhatikan kemampuan/potensi nasional.

1.1.3. Klasifiasi Bangunan Gedung Negara Berdasarkan Tingkat

Kompleksitas

Berdasarkan himpunan peraturan pengelolaan gedung dan rumah negara,

klasifikasi bangunan gedung negara dibedakan menjadi 3, yaitu :

1. Bangunan Sederhana

Klasifikasi bangunan sederhana adalah bangunan gedung Negara dengan

karakter sederhana serta memliki kompleksitas dan teknologi sederhana. Masa

penjaminan kegagalan bangunannya adalah selama sepuluh tahun. Yang

termasuk klasifikasi bangunan sederhana, antara lain:

• Gedung kantor yang sudah ada disain prototipenya, atau bangunan gedung

kantor dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2.

• Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas

• Gedung pendidikan tingkat dasar atau lanjutan dengan jumlah lantai s.d.

dua lantai.

Page 3: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 8

2. Bangunan Tidak Sederhana

Klasifikasi bangunan tidak sederhana adalah bangunan gedung Negara dengan

karakter tidak sederhana serta memiliki kompleksitas atau teknologi tidak

sederhana. Masa penjaminan kegagalan bangunannya adalah selam paling

singkat sepuluh tahun.

Yang termasuk klasifikasi bangunan tidak sederhana, antara lain :

• Gedung kantor yang belum ada prototipenya, atau gedung kantor dengan

luas diatas 500 m2, atau gedung kantor bertingkat lebih dari dua lantai.

• Gedung Rumah Sakit.

• Gedung pendidikan tinggi universitas/akademis, atau gedung pendidikan

dasar/lanjutan bertingkat lebih dari dua lantai.

3. Bangunan Khusus

Klasifikasi bangunan khusus adalah bangunan gedung Negara yang memiliki

penggunaan dan persyaratan khusus, yang dalam perencanaan dan

pelaksanaannya memerlukan penyelesaian/teknologi khusus. Masa

penjaminan kegagalan bangunannya paling singkat sepuluh tahun.

Yang termasuk klasifikasi bangunan khusus, antara lain:

• Istana Negara dan rumah jabatan presiden dan wakil presiden

• Wisma Negara

• Gedung instalasi nuklir

• Gedung instalasi pertahanan, bangunan POLRI dengan penggunaan dan

persyaratan khusus

• Gedung laboratorium

• Gedung terminal udara/laut/darat

• Stasiun kereta api

• Stadion olahraga

• Rumah tahanan

• Gudang benda berbahaya

• Gedung bersifat monumental

• Gedung perwakilan Negara R.I. di luar negeri

Page 4: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 9

1.1.4. Standar Luas Bangunan Gedung Negara (Gedung Kantor)

Luas bangunan gedung kantor yang diperlukan dapat dihitung berdasarkan

ketentuan berikut : (Himpunan Peraturan tentang Pengelolaan Gedung dan Rumah

Negara, 2012)

1. Standar luas ruang gedung kantor pemerintah yang termasuk klasifikasi

sederhana rata-rata sebesar 9,6 m2 per personil.

2. Standar klasifikasi gedung kantor pemerintah yang termasuk klasifikasi tidak

sederhana rata-rata sebesar 10 m2 per-personil.

3. Untuk bangunan gedung kantor yang memerlukan ruang-ruang khusus atau

ruang pelayanan masyarakat, kebutuhannya dihitung secara tersendiri diluar

kebutuhan ruang untuk seluruh personil yang akan ditampung.

Standar luas ruang kantor menurut jabatannya dapat dilihat pada table berikut :

JABATAN

RUANG RUANG RUANG

R. RAPAT RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG JUMLAH

KERJA TAMU RAPAT UTAMA SEKRE TUNGGU SIMPAN ISTIRAHAT TOILET 1. Menteri 28 40 40 140 58 60 14 20 6 406

2. Eselon I A 16 14 20 90 20 18 5 10 4 197 3. Eselon I B 16 14 20 0 10 9 5 5 3 82 4. Eselon II A 14 12 14 0 10 12 3 5 3 73 5. Eselon II B 14 12 10 0 5 6 3 5 3 58 6. Eselon III A 12 6 0 0 3 0 3 0 0 24 7. Eselon III B 12 6 0 0 0 0 3 0 0 21 8. Eselon IV 8 0 0 0 0 0 2 0 0 10 9. Eselon V 4 0 0 0 0 0 2 0 0 6 10. Staf 2.2 0 0 0 0 0 0 0 0 2.2

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 7 Tahun 2006 tentang standar sarana

dan prasarana kerja Pemerintahan Daerah, diatur kebutuhan dan luas ruang

maksimal bagi pejabat pemerintahan, yaitu :

a. Ruangan kantor Bupati/Walikota terdiri atas beberapa ruang dengan ukuran

maksimal :

1. Ruang Kerja 40 m2

Luas Ruang (m2) KET

Standar luas ruang tersebut merupakan acuan dasar yang dapat disesuaikan berdasarkan fungsi/sifat tiap eselon/jabatan

Table 2.1. Standar Luas Ruang Gedung Kantor Pemerintahanan

Sumber : Himpunan Peraturan tentang Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara

Page 5: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 10

2. Ruang Tamu 30 m2

3. Ruang Rapat 40 m2

4. Ruang Rapat Utama 80 m2

5. Ruang Tunggu 15 m2

6. Ruang Staf/Adc 20 m2

7. Ruang Istirahat 15 m2

8. Ruang Kamar Mandi/Toilet 7,5 m2

b. Ruangan kantor Wakil Bupati/Wakil Walikota terdiri atas beberapa ruang

dengan ukuran maksimal :

1. Ruang Kerja 30 m2

2. Ruang Tamu 25 m2

3. Ruang Rapat 36 m2

4. Ruang Tunggu 15 m2

5. Ruang Staf/Adc 15 m2

6. Ruang Istirahat 13 m2

7. Ruang Kamar Mandi/Toilet 6 m2

c. Ruangan kantor Sekda Kabupaten/Kota terdiri atas beberapa ruang dengan

ukuran maksimal :

1. Ruang Kerja 30 m2

2. Ruang Tamu 15 m2

3. Ruang Rapat 35 m2

4. Ruang Tunggu 10 m2

5. Ruang Staf/adc 9 m2

6. Ruang Istirahat 6 m2

7. Ruang Kamar Mandi/Toilet 4 m2

d. Ruangan kantor Pejabat Eselon II terdiri atas beberapa ruang dengan ukuran

maksimal :

1. Ruang Kerja 25 m2

2. Ruang Rapat 30 m2

3. Ruang Tamu 12 m2

Page 6: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 11

4. Ruang Toilet 4 m2

e. Ruangan kantor Pejabat Eselon III terdiri atas beberapa ruang dengan ukuran

maksimal :

1. Ruang Kerja 12 m2

2. Ruang Rapat 12 m2

3. Ruang Tamu 10 m2

f. Ruangan kantor Pejabat Eselon III terdiri atas beberapa ruang dengan ukuran

maksimal :

1. Ruang Kerja 9 m2

2. Ruang Tamu 10 m2

2.2. Balai kota

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai pengertian balai kota dan

persyaratan teknis pembangunan balai kota.

2.2.1. Pengertian Balai Kota

Balai kota merupakan bangunan administratif utama bagi pemerintahan

kota dan biasanya memuat dewan kota, departemen terkait dan para

pegawainya. Di sinilah, walikota menjalankan fungsinya dalam menjalankan

dan mengatur pemerintahan di wilayah madya. Balai kota juga merupakan salah

satu ikon atau salah satu bangunan yang mampu menampilkan karakter suatu

wilayah ke dalam bangunan

2.2.2. Pemerintah Daerah

Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

pemerintahan daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan

dengan prinsip otonomi yang seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara

Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia (UU No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan

daerah pasal 1 ayat 2)

Melihat definisi pemerintahan daerah seperti yang telah

dikemukakan diatas, maka yang dimaksud pemerintahan daerah disini adalah

penyelenggaraan daerah otonom oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas

Page 7: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 12

desentralisasi dimana unsur penyelenggara pemerintah daerah adalah Gubernur,

Bupati atau Walikota dan perangkat daerah.

2.2.3. Walikota

Wali kota adalah Kepala Daerah untuk daerah Kota. Seorang Wali Kota

sejajar dengan Bupati, yakni Kepala Daerah untuk daerah Kabupaten. Pada

dasarnya, Wali Kota memiliki tugas dan wewenang memimpin penyelenggaraan

daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD Kota. Wali kota

dipilih dalam satu paket pasangan dengan Wakil Wali Kota melalui Pilkada. Wali

kota merupakan jabatan politis, dan bukan Pegawai Negeri Sipil

2.2.4. Persyaratan Teknis Pembangunan Balai Kota

Berdasarkan tingkat kompleksitas, balai kota termasuk Bangunan

Gedung Negara tidak sederhana. Dalam Himpunan Peraturan dan Pengelolaan

Gedung dan Rumah Negara terdapat beberapa persyaratan teknis pembangunan

Gedung Negara yang akan dijelaskan sebagai berikut: (Himpunan Peraturan

tentang Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara, 2012)

1. Persyaratan Tata Bangunan dan Lingkungan

Persyaratan tata bangunan dan lingkungan merupakan ketentuan-

ketentuan yang harus dipenuhi dalam pembangunan gedung Negara dari

segi tata bangunan dan lingkungannya, meliputi persyaratan peruntukan dan

intensitas bangunan gedung, arsitektur bangunan gedung, dan persyaratan

pengendalian dampak terhadap lingkungan sesaui peraturan disetiap daerah

yang diatur dalam RTRW dan RTHK.

a. Peruntukan Lokasi

Setiap pembangunan gedung Negara harus sesuai dengan peruntukan lokasi

yang diatur dalam RTRW atau RTBL kota/kabupaten yang bersangkutan.

b. Koefisien Dasar Bangunan (KDB)

Ketentuan koefisien dasar bangunan mengikuti ketentuan yang diatur dalam

peraturan daerah setempat tentang bangunan gedung utuk lokasi yang

bersangkutan.

c. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)

Page 8: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 13

Ketentuan koefisien lantai bangunan mengikuti ketentuan yang diatur dalam

peraturan daerah setempat tentang bangunan gedung utuk lokasi yang

bersangkutan.

d. Ketinggian Bangunan

Ketinggian maksimum bangunan gedung Negara adalah 8 lantai, sepanjang

tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku di daerah.

e. Ketinggian Langit-langit

Ketinggian langit-langit minimum gedung kantor adalah 2,80 m dihitung

dari permukaan lantai. Untuk ruang yang memiliki ketnggian khusus seperti

ruang pertemuan ketinggian langit-langit mengikuti Standar Nasional

Indonesia yang dipersyaratkan.

f. Jarak antar Massa Bangunan

Jarak antar massa bangunan mempertimbangkan hal-hal berikut :

• Keselamatan terhadap bahaya kebakaran

• Kesehatan termasuk sirkulasi udara dan pencahayaan

• Kenyamanan

• Keselarasan dan keseimbangan dengan lingkungan

g. Koefisien Daerah Hijau

Perbandingan antara luas area hijau dengan luas bangunan gedung Negara,

sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan daerah setempat tentang

bangunan gedung, harus diperhitungkan dengan mempertimbangkan

• Daerah resapan air

• Ruang terbuka hijau kabupaten/kota

Untuk bangunan gedung yang mempunyai KDB kurang dari 40% harus

mempunyai KDH 15%.

h. Garis Sempadan Bangunan

Ketentuan garis sempadan harus mengikuti ketentuan yang diatur dalam

RTBL, peraturan daerah tentang bangunan gedung, atau peraturan garis

sempadan pada lokasi yang bersangkutan.

i. Wujud Arsitektur

Wujud arsitektur bangunan gedung Negara harus memenuhi kriteria berikut:

• Mencerminkan fungsi sebagai bangunan gedung Negara

Page 9: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 14

• Seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungannya

• Indah namun tidak berlebihan

• Efisien dalam penggunaan sumber daya baik dalam pemanfaatan

maupun pemeliharaannya

• Mempertimbangkan nilai social budaya setempat dalam menerapkan

perkembangan arsitektur dan rekayasa

• Mempertimbangkan kaidah pelestarian bangunan baik dari segi sejarah

maupun langgam arsitekturnya.

j. Kelengkapan Sarana dan Prasarana Bangunan

Bangunan gedung Negara harus dilengkapi dengan prasarana dan sarana

banguanan yang memadai. Sarana dan prasarana yang harus ada adalah :

• Sarana parkir kendaraan

• Sarana untuk penyandang cacat/difabel dan lansia

• Sarana penyediaan air minum

• Sarana drainase, limbah, dan sampah

• Saran ruang terbuka hijau

• Sarana system pencegah dan penanggulangan bahaya kebakaran

• Sarana pencahayaan halaman

• Sarana jalan masuk dan keluar

• Penyediaan fasilitas ruang ibadah, ruang ganti, ruang ibu/bayi, toilet, dan

fasilitas informasi dan komunikasi.

2. Persyaratan Bahan Bangunan

Bahan bangunan untuk bangunan gedung Negara harus mengikuti

Standar Nasional Indonesia (SNI), diupayakan menggunakan bahan-bahan

material produksi lokal atau dalam negeri. Spesifikasi material bangunan

bangunan gedung Negara meliputi ketentuan-ketentuan :

a. Bahan penutup lantai

Bahan penutup lantai menggunakan teraso, keramik, papan kayu, vinyl,

marmer, homogenius tile, dan karpet yang disesuaikan dengan fungsi

ruang.

Adukan atau perekat yang digunakan harus memenuhi persyaratan teknis

dan sesuai dengan jenis bahan penutup yang digunakan.

Page 10: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 15

b. Bahan dinding

Bahan dinding terdii atas bahan untuk dinding pengisi dan dinding partisi,

dengan ketentuan sebagai berikut.

• Bahan dinding pengisi : batu bata, bata ringan, bata tela, batako, papan

kayu, kaca dengan rangka kayu/aluminium, panel aluminium.

• Bahan dinding partisi : papan kayu, kayu lapis, kaca, calsium board,

particle board, atau gypsum board, dengan rangka kayu kelas kuat II

atau rangka lainnya, yang discat tembok atau bahan finishing lainnya

sesuai dengan fungsi ruang dan klasifikasi bangunan.

c. Bahan langit-langit

Bahan penutup langit-langit terdiri atas rangka langit-langit dan penutup

langit-langit:

• Bahan kerangka langit-langit menggunakan bahan yang memenuhi

standar teknis.

• Bahan penutup langit-langit menggunakan kayu lapis, aluminium,

akustik, gypsum, atau sejenis disesuaikan dengan fungsi dan klasifikasi

bangunannya.

• Lapisan finishing yang digunakan harus memenuhi persyaratan teknis

dan sesuai dengan jenis bahan penutup yang digunakan.

d. Bahan penutup atap

• Bahan penutup atap bangunan gedung Negara harus memenuhi

ketentuan yang diatur dalam SNI yang belaku tentang bahan penutup

atap, baik berupa atap beton, genteng, metal, fabricement, calsium

board, sirap, seng, aluminum, maupun asbes. Untuk penutup atap dari

beton harus dilapisi dengan lapisan anti air.

• Bahan kerangka penutup atap menggunakan bahan yang memenuhi

SNI. Untuk penutup rangka genteng digunakan rangka kayu kelas kuat

II dengan ukuran :

2/3 cm untuk reng atau 3/4 cm untuk reng genteng beto

4/6 cm atau 5/7 cm untuk kaso dengan jarak antar kaso disesuaikan

ukuran penampang kaso.

• Bahan kerangka penutup non kayu :

Page 11: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 16

Goding baja profil C, dengan ukuran minimal 125 x 50 x 20 x 3,2

Kuda-kuda baja profil WF, dengan ukuran minimal 250 x 150 x 8 x 7

Baja ringan (light steel)

Beton plat tebal minimum 12 cm

e. Bahan kusen dan daun pintu/jendela

Bahan kusen dan daun pintu jendela mengikuti ketenuan berikut :

• Digunakan kayu kelas kuat II dengen ukuran minimum 5,5 cm x 11 cm

dan dicat kayu atau dipelitur.

• Rangka daun pintuuntuk pintu yang dilapis kayu digunakan kayu kelas

kuat II dengan ukuran minimu 3,5 cm x 10 cm, khusus untuk ambang

bawah minimum 3,5 cm x 20 cm. daun pintu dilapis dengan kayu lapis

yang dicat atau dipelitur.

• Daun pintu panil kayu menggunakan kayu kelas kuat/awet II, dcat

atau dipelitur.

• Daun jendela kayu menggunakan kayu kelas kuat/awet II, dengan

ukuran rangka minimum 3,5 cm x 8 cm, dict atau dipelitur.

• Rangka pintu/jendela menggunakan bahan aluminium, ukurannya

disesuaikan dengan fungsi ruang dan klasifikasinya.

• Kusen baja profil E, dengan ukuran minimal 150 x 50 x 20 x 3,2 dan

pintu baja BJLS 100 diisi glas woll untuk pintu kebakaran.

3. Persyaratan Struktur Bangunan

Struktur bangunan gedung Negara harus memenuhi persyaratan

keamanan dan kelayanan serta memenuhi SNI kontruksi bangunan gedung..

spesifikasi teknis struktur bangunan gedung Negara meliputi ketentuan-

ketentuan berikut:

a. Struktur pondasi

• Struktur pondasi harus diperhitungkan mampu menjamin kinerja

bangunan sesuai dengan fungsinya dan dapat menjamin kestabilan

bangunan terhadap beban sendiri, beban hidup, dan gaya-gaya luar.

• Pondasi bangunan gedung Negara disesuaikan dengan kondisi

tanah/lahan, beban yang dipikul, dan klasifikasi bangunannya.

Page 12: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 17

• Untuk pondasi bangunan bertingkat lebih dari 3 lantai atau pada lokasi

dengan kondisi khusus maka perhitungan pondasi harus didukung

dengan penyelidikan kondisi tanah/lahan secara teliti.

b. Struktur lantai

• Struktur lantai kayu

Jika menggunakan lantai papan setebal 2 cm, maka jarak antara balok-

balok anak tidak boleh lebih dari 60 cm, ukuran balok minimum 6/12

cm. Bahan-bahan dan tegangan serta lendutan maksimum yang

digunakan harus sesuai SNI.

• Struktur lantai beton

Lantai beton yang diletakkan langsung diatas tanah harus diberi

lapisan pasir dibawahnya dengan tebal menimal 5 cm, dan lantai kerja

dari beton tumbuk sebesr 5 cm. Bahan-bahan dan tegangan serta

lendutan maksimum yang digunakan harus sesuai SNI.

c. Struktur kolom

• Struktur kolom kayu

Dimensi kolom bebas diambil minimum 20 cm x 20 cm, mutu bahan

dan kekuatan yang digunakan sesuai ketentuan SNI yang

dipersyaratkan.

• Struktur kolom praktis dan balok pasangan bata

Besi tulangan praktis minimum 4 buahdengan jarak sengkang

maksimum 20 cm, adukan bata yang digunakan sekurang-kurangnya

mempunyai kekautan adukan 1 PC : 3 PS.

• Struktur kolom beton bertulang

Kolom baja yang dibuat dari profil tunggal maupun tersusun harus

mempunyai minimum dua sumbu simetris. Sambungan kolom baja

yang pada bangunan bertingkat tidak boleh dilakukan pada tempat

pertemuan antara balok dengan kolom, dan harus mempunyai

kekeuatan minimum sama dengan kolom.

• Struktur dinding geser

Dinding geser harus direncanakan secara bersama-sama dengan

struktur keseluruhan agar mampu memikul beban yang dierhitungkan

Page 13: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 18

terhadap pengaruh-pengaruh aks sebagai akibat dari beban-beban yang

mungkin bekerja selama umur layanan struktur.

d. Struktur atap

Kontruksi atap harus didasarkan pada perhitungan-perhitungan yang

dilakukan secara keilmuan atau keahlian teknis yang sesuai. Kemiringan

atap harus disesuaikan dengan bahan penutup atap yang akan digunakan,

sehingga tidak menyebaban kebocoran. Bidang atap harus merupakan

bidang yang rata, kecuali dikehendaki bentuk-bentuk khusus.

e. Basement

Pada galian basemen harus dilakukan perhitungan terperinci menegenai

keamanan galian. Untuk dapat melakukan perhitungan keamanan galian,

harus dilakukan test tanah yang dapat mendukung perhitungan tersebut

sesuai standar teknis dan pedoman teknis. Bagian basemen yang ditempati

oleh peralatan utilitas bangunan yang rentan terhadap air harus diberi

perlindungan khusus jika bangunan gedung Negara terletak di daerah

banjir.

4. Persyaratan Utilitas Bangunan

Utilitas yang ada pada bangunan gedung Negara harus memenuhi

SNI yang disyaratkan. Spesifikasi teknis utilitas bangunan gedung Negara

meliputi ketentuan-ketentuan berikut :

a. Air minum

• Setiap pembangunan baru bangunan gedung Negara harus dilengkapi

dengan prasarana air minum yang memenuhi standar kualitas, cukup

jumlahnya dan disediakan dari PDAM atau sumur, jumlah kebutuhan

minimum 100 lt/orang/hari.

• Bahan pipa dan pemasangannya harus mengikuti ketentuan dan teknis

yang ditetapkan.

b. Pembuangan air kotor

Page 14: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 19

• Semua pembuangan air kotor dari dapur, kamar mandi, dan tempat

cuci pembuangannya harus melalui pipa tertutup atau terbuka sesuai

persyaratan yang berlaku.

• Air kotor dari kakus harus dimasukkan ke dalam septictank yang

mengikuti standar yang berlaku.

c. Pembuangan limbah

• Setiap bangunan gedung Negara harus dilengkapi dengan tempat

penampungan den pengolahan limbah.

• Tempat penampungan dan pembuangan limbah dibuat dari bahan

kedap air, dan memenuhi standar yang berlaku sehingga tidak

menimbulkan dampak negative terhadap lingkungan.

d. Pembuangan sampah

• Setiap bangunan gedung Negara harus menyediakan tempat sampah

dan penampungan sampah sementara yang besarnya disesuaikan

dengan volume sampah yang dikeluarkan setiap harinya, sesuai dengan

ketentuan, produk sampah minimum 3,0 lt/orang/hari

e. Saluran air hujan

Pada dasarnya air hujan harus ditahan lebih lama di dalam tanah sebelum

dialirkan ke saluran umum kota untuk keperluan penyediaan dan

pelestarian air tanah. Air hujan dapat dialirkan ke sumur resapan melalui

proses peresapan atau cara lain dengan persetujuan instansi teknis yag

terkait.

f. Sarana pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran

Setiap bangunan gedung Negara harus mempunyai fasilitas pencegahan

dan penanggulangan bahaya kebakaran , sesuai ketentuan yang ditetapkan

dalam: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang ketentuan Teknis

Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran dan Peraturan Daerah tentang

Penanggulangan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran.

g. Instalasi Listrik

• Pemasangan instalasi listrik harus aman dan atas dasar hasil

perhitungan yang sesuai dengan Peraturan Umum Instalasi Listrik.

Page 15: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 20

• Seiap bangunan gedung Negara harus memiliki pembangkit listrik

darurat sebagai cadangan, yang catudayanya dapat memenuhi

kesinambungan pelayanan, berupa genset daryrat dengan minimum

40% daya terpasang.

h. Penerangan dan pencahayaan

Setiap bangunan gedung Negara harus mempunyai pencahayaan alami

dan buatan yang cukup sesuai dengan fungsi ruang dalam bangunan

tersebut. Ketentuan teknis dan besaran dari pencahayaan alami dan

pencahayaan buatan mengikuti standar pedoman teknis.

i. Penghawaan dan pengkondisian udara

Setiap bagunan gedung Negara harus mempunyai system

penghawaan/ventilasi alami dan buatan yang cukup untuk menjamin

sirkulasi udara yang segar di dalam ruang dan bangunan.

j. Sarana transportasi dalam bangunan gedung

• Setiap bangunan gedung Negara yang bertingkat harus dilengkapi

dengan sarana transportasi vertical yang aman, nyaman berupa tangga,

ramp, escalator atau lift.

• Penempatan, jumlah tangga dan ramp harus memperhatikan fungsi dan

luasan bangunan gedung, sudut kemiringannya tidak boleh lebih dari

35o, khusus untuk ramp aksesibilitas kemiringannya tidak boleh

melebihi 7o.

k. Sarana komunikasi

• Pada prinsipnya, setiap bangunan gedung Negara harus dilengkapi

dengan sarana komunikasi intern dan ekstern.

• Penentuan jenis dan jumlah sarana komunikasi harus berdasarkan pada

fungsi bangunan dan kewajaran kebutuhan

l. Sistem penangkal petir

• Penentuan jenis dan jumlah sarana system penangkal petir untuk

bangunan gedung Negara harus berdasarkan perhitungan yang

mengacu pada lokasi bangunan, fungsi, dan kewajaran kebutuhan.

m. Kebisingan dan getaran

Page 16: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 21

• Bangunan gedung Negara harus mempertimbangkan batas tingkat

kebisingan dan getaran sesuai dengan fungsinya, dengan

mempertimbangkan kenyamanan dan kesehatan sesuai diatur dalam

teknis yang dipersyaratkan.

n. Aksesibilitas dan fasilitas bagi penyandang cacat dan yang berkebutuhan

khusus

• Bangunan gedung Negara yang berfungsi untuk pelayanan umum

harus dilengkapi dengan fasilitas yang memberikan kemudahan bagi

penyandang cacat dan yang berkebutuhan khusus antara lain lansia, ibu

hamil dan menyusui, seperti rambu dan marka, parkir, ramp, lift,

kamar mandi, wastafel, jalur pemandu, telepon, dan ruang ibu dan

anak.

5. Persyaratan Sarana Penyelamatan

Setiap bangunan gedung Negara harus dilengkapi dengan sarana

penyelamatan dari bencana atau keadaan darurat. Spesifikasi teknis sarana

penyelamatan bangunan gedung Negara meliputi ketentuan-ketentuan :

a. Tangga darurat

• Setiap bangunan gedung Negara yang bertingkat lebih dari 3 lantai

harus mempunyai tangga darurat minimal 3 buah dengan jarak

maksimum 45 m.

• Tangga darurat dilengkapi dengan pintu tahan api minimum 2 jam,

dilengkapi dengan lampu dan petunjuk keluar yang menyala saat listrik

mati.

• Lebar tangga darurat minimum adalah 1,20 m

b. Pintu darurat

• Setiap bangunan gedung Negara yang bertingkat lebih dari tiga lantai

harus dilengkapi dengan pintu darurat minimal dua buah.

• Lebar pintu darurat minimum 100 cm, membuka kea rah tangga

penyelamatan, dan pada lantai dasar membuka kea rah halaman.

c. Pencahayaan darurat dan tanda petunjuk arah exit.

Page 17: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 22

• Tanda keluar/exit atau petunjuk arah harus ditempatkan pada

persimpangan koridor, jalan ke luar menuju ruang tangga darurat,

balkon atau teras, dan pintu menuju tangga darurat.

d. Koridor

• Lebar koridor bersih minimum 1,80 m

• Jarak setiap titik dalam koridor ke pintu darurat atau arah keluar yang

terdekat tidak boleh lebih dari 25 m.

• Koridor harus dilengkapi dengan tanda petunjuk menuju pintu darurat

atau arah keluar.

• Panjang gang buntu maksimum 15 m apabila dilengkapi sprinkler dan

9 m tanpa sprinkler.

e. Sistem peringatan bahaya

• Setiap bangunan gedung Negara untuk pelayanan dan kepentingan

umum harus dilengkapi dengan system komunikasi internal dan system

peringatan bahaya.

6. Aksesibilitas dan Sirkulasi

Aksesibilitas dalam sebuah bangunan kantor harus

mempertimbangkan kemampuan desain tersebut beradaptasi dalam jangka

panjang dan mampu fleksibel dalam pemakaian jangka pendek. Dalam

kegiatan perkantoran sangat mungkin terjadi perubahan jumlah pegawai dan

sebagainya, sehingga sangat penting utuk mempertimbangkan aksesibilitas

dalam gedung perkantoran. Aksesibilitas harus dapat dimanfaatkan oleh

semua orang termasuk bagi kaum lansia dan difabel. Selain aksesibilitas,

sirkulasi dalam maupun diluar gedung juga harus dipertimbangkan dalam

proses mendesain karena mempengaruhi cara orang berinteraksi di dalam

gedung (Pickard, Quentin. 2002. The Architects’ Handbook. UK. Blackwell

Publishing)

2.3. Studi Banding

Studi banding terhadap proyek sejenis bertujuan mencari perbandingan

antara beberapa proyek sejenis yang sudah ada, sehingga dapat dijadikan

sebagai gambaran umum dalam tahap merancang berikutnya. Pada studi

banding ini dilakukan pengamatan di beberapa kantor walikota/bupati.

Page 18: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 23

2.3.1. Kantor Bupati Badung

Kantor Bupati Bandung terletak di dalam kompleks Pusat

Pemerintahan Kabupaten Badung di Mangupura. Konsep pelayanan public

dalam Pusat Pemerintahan Badung adalah one stop service, dengan konsep

ini gedung-gedung yang ada di Pemda Badung dibangun tanpa adanya

tembok pembatas. Hal ini menyebabkan bangunan yang ada di Pemda

Badung memiliki desain yang senada dan menjadi satu kesatuan.

• Peta Lokasi

Gedung Kantor Bupati Badung terdiri dari tiga lantai dan sebuah basemen,

pada setiap lantai mewadahi fungsi yang berbeda. Tampilan bangunan lebih

mencerminkan arsitektur tradisional Bali. Sirkulasi vertikal pada bangunan ini

Kantor Bupati Badung

Puspem

Badung

Jl. Raya Sempidi

Perumahan

Perumahan

RTH

RTH

Gambar 2.1 : Peta Kabupaten Badung

Sumber: www.petatematikindo.com

Gambar 2.2 : Peta Lokasi Kantor Bupati Badung

U

Page 19: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 24

menggunakan tiga buah tangga dan sebuah lift, serta dilengkapi dengan dua buah

tangga darurat. Posisi tangga berada pada sebelah barat lobby, sedangka posisi lift

berada setelah lobby.

Berikut adalah ruang yang ada pada setiap lantai di gedung Kantor Bupati

Badung :

Lantai 1 :

- Ruang Bupati

- Ruang Wakil Bupati

- Ruang Asisten

- Ruang Kepala Bagian

- Ruang Rapat Nayaka Gosana I

- Ruang Rapat Nayaka Gosana II

- Ruang Rapat Langu Gosana

Lantai 2:

- Ruang Staf Ahli

- Ruang Kepala Bidang

- Ruang Kepala Bagian

Lantai 3 :

- Ruang Staf Ahli

- Ruang Kepala Bagian

- Ruang Panitia Pengadaan Barang/Jasa

- Ruang Rapat Kerta Gosana

- Ruang Rapat Kriya Gosana

Fasilitas-fasilitas yang ada pada Kantor Bupati Badung dapat dilihat pada gambar

berikut

Gambar 2.3 : Lobby di Kantor Bupati Badung

Sumber: Observasi 18Maret 2015

Page 20: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 25

Gambar 2.4 : Koridor di Kantor Bupati Badung

Sumber: Observasi 18Maret 2015

Gambar 2.5 : Interior di Kantor Bupati Badung

Sumber: Observasi 18Maret 2015

Gambar 2.6 : Ruang Sekretaris Bupati Badung

Sumber: Observasi 18Maret 2015

Page 21: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 26

Berdasarkan hasil studi banding pada kantor Bupati Badung, fasilitas

penunjang aktifitas pemerintahan sudah lengkap. Parkir pegawai dan parkir

pengunjung terpisah sehingga sirkulasinya menjadi jelas. Parkir bagi pegawai

terletak di basement yang langsung dihubungkan dengan tangga dan lift untuk

menuju lantai satu, sedangkan untuk parkir pengunjung terletak di luar bangunan.

2.3.2. Balai Kota Surabaya

Gedung Balai Kota Surabaya berlokasi di Jalan Taman Surya, Surabaya

No. 1. Gedung ini mulai dibangun pada tahun 1923 dan mulai ditempati pada

Gambar 2.7 : Ruang Rapat Kerta Gosana

Sumber: Observasi 18Maret 2015

Gambar 2.8 : Fasilitas tangga di Kantor Bupati Badung

Sumber: Observasi 18Maret 2015

Gambar 2.9 : Basement di Kantor Bupati Badung

Sumber: Observasi 18Maret 2015

Page 22: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 27

tahun 1927. Arsiteknya ialah C. Citroen dan pelaksanaannya H.V. Hollandsche

Beton Mij. Ukuran gedung utama Balai Kota Surabaya adalah : panjang 102 m

dan lebar 19 m. Konstruksinya terdiri dari tiang-tiang pancang beton bertulang

yang ditanam, sedangkan dinding-dindingnya diisi dengan bata dan semen.

Atapnya terbuat dari rangka besi dan ditutup dengan sirap, Belakangan atap ini

kemudian diganti dengan genteng. Setelah Republik Indonesia diproklamirkan,

dilantiklah Radjamin Nasution sebagai Walikota Kota Besar Surabaya.

Berdasarkan Penpres 1959 No. 16 maka ditetapkan Walikota menjadi Kepala

Daerah Kota Surabaya, dan pada tahun 1965 Kotapraja Surabaya resmi menjadi

Kotamadya.

Balai kota Surabaya terdiri dari dua lantai, bangunan menjadi pusat

pemerintahan kota Surabaya. Walikota, Sekretaris Daerah, Asisten Pemerintahan

dan Kepala Bagian merupakan instansi yang berkantor di bangunan ini.

Di sekeliling Balai Kota Surabaya banyak hal-hal yang membuat

gedung terlihat nampak kokoh, bentuk bangunan yang melebar dengan

sayap kiri dan kanan memberikan kesan pandangan yang horizontal.

Gambar 2.10 : Entrance Masuk di Balai Kota Surabaya

Sumber: www.sulur.liar.wordpress.com, diakses pada 23 Maret 2015

Gambar 2.11: Balai Kota Surabaya

Sumber: www.thearoengbinang.com, diakses pada 23 Maret 2015

Page 23: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 28

Detail-detail bangunan juga tampak pada sudut-sudut bangunan yang

terdapat ruang tangga, seperti balkon memberikan kesan artistik. Selain

itu unsur vertikal sebagai ornamen memberikan kesan kokoh dan

simetris.

2.3.3. Balai Kota Bandung

Balaikota Bandung adalah kantor Walikota Bandung dan DPRD Tingkat

II, berlokasi di Jl. Merdeka pada pintu timur dan Jl. Wastukencana pada pintu

barat. Balai Kota ini terdiri dari dua lantai, dengan ciri khas arsitektur bergaya

kolonial. Bangunan ini dahulu merupakan gudang penyimpanan hasil bumi , dan

tempat pengepakan kopi milik Andries de Wilde. Selain sebagai pusat

pemerintahan, Balai Kota Bandung juga digunakan sebagai tempat berinteraksi

warga Bandung. Di sebelah utara Kantor Walikota terdapat sebuah taman yang

bernama Taman Balai Kota. Di akhir pekan kita akan melihat ramainya warga

Bandung yang beraktivitas di taman ini, mulai dari latihan menari, parkour,

bermain sepak bola, berolahraga, berfoto, kumpul komunitas, atau hanya sekedar

menikmati keramaian taman.

Gambar 2.12 : Fasilitas Taman Surya di Balai Kota Surabaya

Sumber: www.us.images.detik.com, diakses pada 23 Maret 2015

Gambar 2.13 : Balai Kota Bandung

Sumber: www.dion.plano.com, diakses pada 28 Maret 2015

Page 24: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 29

Bangunan Balai Kota Bandung merupakan salah satu bangunan tertua

yang ada di Bandung. Disekitar Balai Kota terdapat beberapa fasilitas seperti

taman, patung badak putih, gazebo atau dalam bahasa Sunda dikenal dengan nama

bebangkon, dan beberapa fasilitas public yang unik seperti taman gembok.

Fasilitas-fasilitas tersebut digunakan oleh warga sebagai salah satu alternatif

rekreasi.

2.4. Spesifikasi Umum Balai Kota

Pada sub bab ini akan dijabarkan tentang spesifikasi umum dari Balai

Kota. Spesifikasi umum merupakan hasil analisa dari teori, peraturan dan studi

banding yang dilakukan sebelumnya.

2.4.1. Pengertian

Balai Kota merupakan bangunan Negara sebagai pusat pemerintahan atau

gedung administratif di suatu kota. Balai kota sebagai gedung pemerintahan

utama dalam wilayah kota.

2.4.2. Tujuan

Tujuan dibangunnya Balai Kota adalah memberikan ruang bagi

masyarakat untuk menyampaikan permasalahan atau inovasi kepada pemerintah

dan sebagai salah satu ikon yang mampu merepresentasikan identitas suatu

wilayah/kota

2.4.3. Fungsi

Fungsi dari Balai Kota adalah sebagai wadah musyawarah bagi

pemerintah dengan masyarakat dalam penentuan suatu kebijakan. Selain itu balai

Gambar 2.14 : Fasilitas Taman Balai Kota Bandung

Sumber: www.infobdg.com, diakses pada 28 Maret 2015

Page 25: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 30

kota juga berfungsi sebagai tempat Walikota, Wakil Walikota, serta skpd terkait

dalam menjalankan roda pemerintahan.

2.4.4. Lingkup Kegiatan

Balai Kota yang direncanakan merupakan sebuah kawasan yang semi

publik, dimana kawasan tersebut diperuntukan untuk mengakomodasi kegiatan

pemerintah dalam :

1. Kegiatan Musyawarah

Kegiatan musyawarah pada balai kota ini nantinya adalah kegiatan rapat

dan diskusi dalam mengambil suatu keputusan atau kebijakan.

2. Kegiatan Pelayanan Publik

Kegiatan pelayanan publik pada balai kota ini nantinya adalah memberikan

pelayanan administrasi bagi masyarakat/instansi.

3. Kegiatan Staf/Pengelola

Kegiatan pengelola meliputi perawatan dan pemeliharaan gedung serta

kegiatan dalam menjaga keamanan gedung.

2.5. Tinjauan Kantor Walikota Denpasar

Kantor Walikota Denpasar merupakan pusat pemerintahan Kota

Denpasar, sebagai tempat Walikota dan Wakil Walikota serta jajarannya

melaksanakan pemerintahan dan memberikan pelayanan publik bagi

masyarakat. Kantor Walikota Denpasar terletak di Jalan Gajah Mada No. 1

Denpasar.

Gambar 2.15 : Kantor Walikota Denpasar

Sumber: Observasi 16 Maret 2015

Page 26: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 31

• Peta lokasi

• Civitas

Tabel 2.2. Instansi pada Kantor Walikota Denpasar

No Nama Jabatan

1. IB. Rai Dharmawijaya Mantra, SE. M.SI Walikota Denpasar 2. IGN. Jaya Negara, SE. Wakil Walikota

3. Drs. A.A. Ngurah Rai Iswara Sekda Kota Denpasar

Staf Ahli

No Nama Jabatan

1. Drs. I Ketut Mardika, MM Staf Ahli Bidang Pemerintahan

2 - Staf Ahli Bidang Hukum dan Politik

3 - Staf Ahli Bidang Pembangunan

Jl. Gajah Mada

Lapangan Puputan Badung

Cathus Patha Denpasar

Kantor walikota Denpasar

U

Gambar 2.17 : Peta Lokasi Kantor Walikota Denpasar

Gambar 2.16 : Peta Kota Denpasar

Sumber: www.petatematikindo.com

Page 27: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 32

4 - Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan & SDM

5 Luh Gede Hariasih, SH., M.Si. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan

Asisten

No Nama Jabatan

1. Drs. I Ketut Mister, MM Asisten Administrasi Pemerintahan

2. Ir. Nyoman Ngurah Jimmy Sidharta W, MT.

Asisten Administrasi Pembangunan

3. - Asisten Administrasi Umum

Kepala Bagian

No Nama Jabatan

1. I Made Saryawan, SE. Kebag Perekonomian

2. I Made Toya, SH Kabag Hukum

3. IB Rahoela, S.Sos, M.Si Kabag Humas & Protokol

4. Drs. I Made Widra, MM. Kabag Keuangan

5. Desak Nyoman Widiasih, SH Kabag Organisasi

6. I Gusti Ngurah Bagus Mataram Kabag Kesejahteraan Rakyat

7. A.A. Ngurah Nagus Airawata, ST.SP.PSDA

Kabag Program Pembangunan

8. I Made Pasek Mandira, SE., M.Si. Kabag Umum

9. Drs. Dewa Gde Juli Artabrata Kabag Pemerintahan

10. Ir. Maria Antonia Dezire Mulyani, M.Si. Kabag Pengelolaan asset Daerah

11. Drs. I Dewa Made Ariawan, M.Si. Kabag Kerjasama

Gedung Kantor Walikota Denpasar terdiri dari empat lantai, disetiap lantai

terdiri atas beberapa ruang yang mewadahi aktifitas civitas yang ada di

Pemerintahan Kota Denpasar. Setiap lantai dihubungkan dengan tangga dan lift,

terrdapat dua buah lift sebeagai sarana transportasi vertical.

Berikut adalah ruang-ruang yang terdapat disetiap lantai pada gedung

kantor Walikota Denpasar :

Sumber: Situs Pemerintahan Kota Denpasar

Page 28: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 33

Gambar 2.18 : Denah Lantai 1 Kantor Walikota Denpasar

Sumber: Observasi 16 Maret 2015

Lantai 1 :

A : Ruang Walikota Denpasar

B : Ruang Rapat Walikota Denpasar

C : Ruang Sekpri Walikota Denpasar

D : Ruang Tunggu

E : Toilet

F : Ruang Wakil Walikota Denpasar

G : Ruang Rapat Wakil Walikota Denpasar

H : Toilet

I : Ruang Sekda

J : Ruang Rapat Sekda

K : Ruang Staf Ahli

L : Lobby

M : Tu

N : Poliklinik

O : Ruang Supir

P : Bale Bengong

Q : Ruang Genset

R : Pos Satpam

S : Padmasana

T : Parkir Mobil Dinas

U : Parkir Pegawai Dan Tamu

Page 29: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 34

Gambar 2.19 : Denah Lantai 2 Kantor Walikota Denpasar

Sumber: Observasi 16 Maret 2015

Lantai 2 :

A : Ruang Subag Perbendaharaan

B : Ruang Subag Anggaran

C : Ruang Staf Anggaran

D : Ruang Subag Pembekuan Dan Verivikasi

E : Ruang Bendahara Gaji

F : Ruang Kabag Keungan

G : Gudang

H : Ruang Protokol

I : Press Room

J : Gudang

K : Ruang Bagian Perekonomian

L : Ruang Bagian Perekonomian

M : Ruang Subag Rumah Tangga

N : Ruang Humas

O : Ruang Humas

P : Ruang Kabag Humas

Q : Toilet

R : Ruang Asisten Administrasi Pemerintahan

S : Ruang Asisten Administrasi Pembangunan

T : Ruang Asisten Administrasi Umum

U : Ruang Sekpri Asisten

V : Ruang Rapat

W : Kantin

X : Ruang Kabag

Y : Ruang Sekpri

Z : Toilet

Page 30: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 35

Gambar 2.20 : Denah Lantai 3 Kantor Walikota Denpasar

Sumber: Observasi 16 Maret 2015

Lantai 1 :

A : Ruang Lpse

B : Ruang Bagian Program Pembangunan

C : Ruang Kabag Program Pembangunan

D : Ruang Staf Program Pembangunan

E : Ruang Kabag Hukum

F : Ruang Bagian Hukum

G : Ruang Rapat Praja Utama

H : Toilet

I : Ruang Bpk

J : Ruang Rapat Praja Madya

K : Ruang Bagian Pemerintahan

L : Ruang Call Center

M : Ruang Radio Denpasar

N : Ruang Radio Denpasar

O : Toilet

Page 31: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 36

Fasilitas-fasilitas yang ada di kantor Walikota Denpasar dapat dilihat pada gambar

2.3 hingga 2.7 berikut

Gambar 2.21 : Denah Lantai 4 Kantor Walikota Denpasar

Sumber: Observasi 16 Maret 2015

Lantai 4:

A : Ruang Bagian Kesejahteraan Rakyat

B : Ruang Rapat

C : Ruang Kabag Kerjasama

D : Ruang Bagian Kerjasama

E : Ruang Rapat

F : Ruang Bagian Organisasi

G : Ruang Kabag Organisasi

H : Gudang

I :Toilet

J : Ruang Bagian Pengelolaan Aset Daerah

K : Ruang Kabag Pengelolaan Daerah

L : Ruang Subag Sandi Dan Telekomunikasi

M : Ruang Operator Telepon

N : Toilet

Page 32: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 37

Gambar 2.22 : Lobby di Kantor Walikota Denpasar

Sumber: Observasi 16 Maret 2015

Gambar 2.23 : Koridor di Kantor Walikota Denpasar

Sumber: Observasi 16 Maret 2015

Gambar 2.24 : Ruang Rapat Praja Utama

Sumber: Observasi 16 Maret 2015

Gambar 2.25 : Parkir di Kantor Walikota Denpasar

Sumber: Observasi 16 Maret 2015

Page 33: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 38

Fasilitas-fasilitas penunjang kegiatan pemerintahan pada Kantor

Walikota Denpasar terbilang lengkap, terdapat fasiltas parkir pengunjung,

staf, mobil dinas, dan parkir bagi difabel. Kantor ini juga dilengkapi

beberapa ruang rapat, transportasi vertical menggu nakan tangga dan lift.

Namun dari segi penataan ruang masih belum maksimal, parkir antara staf

dan tamu berada dalam satu lokasi yang menyebabkan sirkulasi menjadi

kurang jelas.

2.5.1. Evaluasi terhadap Kantor Walikota Denpasar dari Aspek Sejarah,

Lingkungan, dan Kapasitas

1. Sejarah

Kota Denpasar berawal dari kerajaan Badung yang berpusat di Puri

Denpasar (sekarang Rumah Jabatan Gubernur Bali). Setelah peristiwa

Puputan Badung, wilayah selatan Pulau Bali jatuh ke tangan Hindia-

Belanda. Nama Denpasar yang awalnya merupakan nama salah satu Puri

dijadikan sebagai nama Ibukota Bali Selatan, sedangkan situs Puri

Gambar 2.26 : Fasilitas Lift di Kantor Walikota Denpasar

Sumber: Observasi 16 Maret 2015

Gambar 2.27 : Fasilitas Parkir bagi Difabel

Sumber: Observasi 16 Maret 2015

Page 34: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 39

Denpasar digunakan sebagai kantor pusat pemerintahan Hindia Belanda,

dari kantor itulah semua aktifitas pemerintahan dikendalikan dan dipimpin

oleh asisten residen untuk wilayah Bali Selatan.

Denpasar pada mulanya merupakan pusat Kerajaan Badung,

akhirnya menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II

Badung dan mulai tahun 1958 Denpasar dijadikan pula pusat

pemerintahan bagi Provisi Daerah Tingkat I Bali. Dengan Denpasar

dijadikan pusat pemerintahan bagi Tingkat II badung maupun Tingkat I

Bali mengalami pertumbuhan yang sangat cepat baik dalam artian fisik,

ekonomi, maupun sosial budaya. Keadaan fisik Kota Denpasar

menunjukkan ciri-ciri dan sifat perkotaan. Denpasar menjadi pusat

pemerintahan, pusat perdagangan, pusat pendidikan, pusat industry dan

pusat pariwisata yang terdiri dari empat Kecamatan, yaitu Kecamatan

Denpasar Barat, Denpasar Timur, Denpasar Selatan, dan Denpasar Utara.

Melihat perkembangan Kota Administratif Denpasar ini dari

berbagai sektor sangat pesat, maka tidak mungkin hanya ditangani oleh

Pemerintah yang berstatus Kota Administratif. Oleh karena itu dibentuk

pemerintahan kota yang mempunyai wewenang otonomi untuk mengatur

dan mengurus daerah perkotaan sehingga permasalahan kota dapat

ditangani lebih cepat dan tepat serta pelayanan pada masyarakat perkotaan

semakin cepat. Seperti halnya dengan kota-kota lainnya di Indonesia, Kota

Denpasar merupakan Ibukota Propinsi mengalami pertumbuhan dan

perkembangan penduduk serta lajunya pembangunan disegala bidang terus

meningkat, memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kota itu

sendiri. Demikian pula dengan Kota Denpasar yang merupakan Ibukota

Propinsi Daerah Tingkat I Bali mengalami pertumbuhan yang sangat

pesat. Pertumbuhan penduduknya rata-rata 4,05% per tahun dan dibarengi

pula lajunya pertumbuhan pembangunan diberbagai sektor, sehingga

memberikan pengaruh yang sagat besar terhadap Kota Denpasar yang

akhirnya menimbulkan berbagai permasalahan perkotaan yang harus

diselesaikan oleh pemerintah Kota Administratif, baik dalam memenuhi

Page 35: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 40

kebutuhan maupun tuntutan masyarakat perkotaan yang demikian terus

meningkat.

Berdasarkan kondisi obyektif dan berbagai pertimbangan antara

Pemerintah Tingkat I Bali dan Tingkat II Badung telah dicapai

kesepakatan untuk meningkatkan status Kota Administratif Denpasar

menjadi Kota Denpasar. Akhirnya pada tanggal 15 Januari 1992, Undang-

undang Nomor 1 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kota Denpasar lahir

dan telah diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 27 Pebruari

1992. Dengan keluarnya Undung-undang tersebut Kota Denpasar secara

resmi memisahkan diri dengan Kabupaten Badung. Gedung pemerintahan

Kabupaten Badung yang berada di sudut Jl. Gajah Mada digunakan

sebagai gedung pemerintahan Kota Denpasar. Pemerintah Kabupaten

Badung kemudian membangun Pusat Pemerintahan di Lumintang,

Denpasar. Namun, Puspem tersebut rusak dan hangus terbakar saat terjadi

kerusuhan politik pada tahun 1999

Ditinjau dari segi sejarah daerah yang sesuai sebagai pusat

pemerintahan Kota Denpasar adalah Kawasan Puputan, tepatnya di Puri

Denpasar yang sekarang menjadi Rumah Jabatan Gubernur Bali. Puri

Denpasar berfungsi sebagai pusat pemerintahan mulai dari jaman kerajaan

Badung sampai masuknya Belanda ke Bali

2. Lingkungan

Kantor Walikota Denpasar terletak di Jl. Gajah Mada No. 1,

tepatnya di persimpangan antara Jalan Gajah Mada dengan Jalan

Udayana, Puputan, Denpasar. Daerah Puputan merupakan daerah yang

diperuntukan bagi perkantoran. Disekitar Kantor Walikota Denpasar

terdapat beberapa kantor milik pemerintah maupun swasta.

Berikut merupakan batas-batas kantor walikota Denpasar :

- Utara : Gedung Kantor Bank Dagang Bali

- Timur : Lapangan Puputan Badung

- Selatan : Kodam IX/Udayana

- Barat : Gedung Bank Mandiri

Page 36: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 41

Perkembangan pembangunan disekitar wilayah puputan

dipengaruhi oleh aktifitas yang berbeda disetiap wilayahnya.

- Jalan Gajah Mada berkembang sebagai pusat perekonomian, ditinjau

dari sejarahnya Jl. Gajah mada merupakan lokasi dari Pasar Badung.

Pada saat ini daerah disekitar Pasar Badung berkembang sebagai

daerah perekonomian dengan berdirinya banyak ruko-ruko dan

berbagai bank yang berkantor dikawasan tersebut.

- Jalan Veteran, terdapat sarana pariwisata berupa Hotel Inna Bali, selain

itu terdapat pulaPasar Burung Satria.

- Jalan Surapati berkembang sebagai kawasan perkantoran dan rekreasi.

Puri Denpasar sekarang berfungsi sebagai Rumah Jabatan Gubernur

Bali, diseberangnya terdapat Taman Puputan Bandung yang

merupakan salah satu ruang terbuka hijau di Denpasar dan

dimanaatkan oleh warga sebagai tempat rekreasi dan berolah raga.

Selain itu terdapat pula Kantor Partai Politik yang berlokasi di jalan

Surapati.

- Jalan Udayana merupakan lokasi dari Kodam IX/Udayana, selain

terdapat beberapa perkantoran diantaranya Dinas Kesbang Pol Kota

Denpasar, dan beberapa gedung perbankan.

Ditinjau dari segi lingkungan pada kawasan di sekitar Kantor

Walikota Denpasar terdapat berbagai gedung dengan fungsi yang berbeda,

sehingga menyebabkan terjadinya aktifitas yang berbeda pula. Hal tersebut

mempengaruhi sirkulasi dan akses kendaraan, terjadi kepadatan kendaraan

pada jam-jam tertentu. Tampilan bangunan kantor Walikota tidak terlalu

terlihat jika diakses oleh orang yang pertama kali menuju bangunan

tersebut karena bangunan Kodam IX/ Udayana di sebelahnya terlihat lebih

monumental. Hal tersebut menyebabkan kurangya eksistensi dari kantor

Walikota.

3. Kapasitas

Tinjauan kapasitas dilakukan untuk mengetahui masih mampu atau

tidak sebuah bangunan dalam mewadahi kegiatan atau menampung

jumlah aktifitas didalamnya. Dari hasil observasi pada Kantor Walikota

Page 37: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 42

Denpasar, dapat dilihat pada gambar 2.14 tentang terjadinya kekurangan

lahan parkir yang menjadi salah satu indikasi kurangnya daya tampung

kantor walikota saat ini.

Luas eksisting gedung kantor walikota Denpasar dapat dilihat pada

gambar 2.15 dan 2.16. Dengan perhitungan sebagai berikut :

Luas = Luas Lantai Tipikal (3 lantai) + Luas Lantai 4

= (1.178 m2 x 3) + (490 m2 + 243,2 m2)

= 4.267,2 m2

Gambar 2.28 : Situasi Parkir di Kantor Walikota Denpasar

Sumber: Observasi 16 Maret 2015

Gambar 2.29 : Luas Eksisting Lantai Tipikal Kantor Walikota Denpasar

Gambar 2.30 : Luas Eksisting Lantai 4 Kantor Walikota Denpasar

Page 38: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 43

Berdasarkan jumlah civitas, peraturan, dan literatur didapat standar

luasan untuk gedung Balai Kota, yaitu :

KLB = Luas Seluruh Ruang + Sirkulasi 20%

= 5.610,37 m2 + 1122,07 m2

= 6.732,4 m2

Kebutuhan Luas Parkir Civitas Balai Kota = Parkir Pegawai/Staf + Parkir

Pengunjung/Tamu

= 779,2 + 577,2 = 1.356,4 m2

2.5.2. Kesimpulan

VARIABEL KANTOR WALIKOTA

DENPASAR

KAJIAN

1. Sejarah

Lokasi kantor Walikota Denpasar

berada di kawasan Puputan, hal

tersebut sesuai dengan sejarah

kota Denpasar. Kawasan

Puputan pada jaman dahulu

merupakan pusat dari kerajaan

Badung dengan Puri Denpasar

sebagai pusat pemerintahan yang

menjadi awal mula lahirnya Kota

Denpasar.

2. Lingkungan

Kawasan puputan terdiri

dari berbagai aktivitas:

- Pemerintahan

- Perekonomian

- Perkantoran

- Pertahanan

- Rekreasi

Kantor Walikota Denpasar

berada di kawasan dengan

banyak aktivitas berbeda yang

ada di dalamnya.

Terdapat banyak bangunan

disekitar Kantor Walikota yang

menyebabkan berkurangnya

eksistensi dari gedung ini, seperti

Gedung Kodam Udayana yang

Table 2.3. Evaluasi Aspek Sejarah, Lingkungan, dan Kapasitas pada Kantor Walikota Denpasar

Page 39: BAB II EVALUASI TERHADAP KANTOR WALIKOTA ... dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai 500 m2. • Gedung pelayanan kesehatan:puskesmas • Gedung pendidikan tingkat dasar

Balai Kota Denpasar di Lumintang | 44

terlihat lebih mendominasi

bangunan disekitarnya.

Berdasarkan hal tersebut

eksistensi dari Kantor Walikota

Denpasar memerlukan

representasi yang lebih memadai.

3. Kapasitas

Berdasarkan teori dan

peraturan pemerintahan,

didapat luasan untuk

Balai Kota adalah :

6.582,72 m2

Luas eksisting gedung kantor

Walikota Denpasar adalah :

4.267,2 m2

Dari kajian kapasitas didapat

perbedaan luasan antara studi

luasan ruang dengan luas

eksisting dari Kantor Walikota,

terdapat selisih 2.315,2 m2

2.5.3. Rekomendasi

Berdasarkan tinjauan yang telah dilakukan, yaitu tinjauan sejarah,

lingkungan, dan kapasitas, didapat kesimpulan untuk memindahkan Kantor

WaliKota Denpasar.

- Opsi pertama dalam pemilihan lokasi pengganti yaitu di daerah Puputan.

Berdasarkan tinjauan sejarah, lokasi yang cocok sebagai kantor walikota

adalah di Puri Denpasar yang sekarang menjadi rumah jabatan Gubernur Bali.

- Opsi kedua adalah daerah Lumintang, berdasarkan data dari Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Denpasar, kawasan Lumintang

direncanakan untuk dikembangkan menjadi kawasan pusat pemerintahan.

Terdapat beberapa dinas yang berkantor di kawasan Lumintang, ditambah

dengan baru berdirinya kantor Graha Sewaka Dharma yang menjadi pusat

pelayanan publik di Kota Denpasar

Dari kedua opsi tersebut dipilih opsi kedua yaitu pemindahan kantor

walikota ke kawasan Lumintang. Opsi ini dipilih karena lokasi pada opsi pertama

berstatus hak milik propinsi dan masih difungsikan sebagai rumah jabatan

Gubernur Bali. Kawasan Lumintang dinilai strategis dan dekat dengan dinas-dinas

yang ada di Kota Denpasar sehingga memudahkan dalam melakukan koordinasi.

Table 2.2. Lanjutan