BAB II Evaluasi Medis RSU RA Kartini 2015

download BAB II Evaluasi Medis RSU RA Kartini 2015

of 8

description

evaluasi medis

Transcript of BAB II Evaluasi Medis RSU RA Kartini 2015

BAB II

7

BAB IIHASIL KUNJUNGAN KERJARUMAH SAKIT KARTINI TENTANG EVALUASI PELAYANAN MEDIS MELALUI PERHITUNGAN EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS

RSU RA. KARTINI TAHUN 2015II.1 Gambaran UmumInstalasi rawat inap di RSU RA Kartini memiliki 14 ruang perawatan dengan kapasitas tempat tidur masing-masing sebagai berikut:

Tabel 1. Data jumlah tempat tidur RSU RA.Kartini Tahun 2015 (Januari-Desember)

NoRuanganJumlah(Tempat Tidur)

1Ruang Cempaka25

2Ruang Teratai32

3Ruang Bougenvil 26

4Ruang Flamboyan9

5Ruang VIP12

6Ruang Anggrek18

7Ruang Mawar 21

8Ruang Melati19

9Ruang Dahlia28

10Ruang ICU8

11Ruang Anyelir15

12Ruang Kemuning32

13Ruang Kenanga8

14Ruang Seruni26

15Ruang IMC26

16Ruang Stroke6

TOTAL311

II.2 Data Statistik Pelayanan Medis RSU RA.Kartini tahun 2015

Tabel 2. Data statistik pelayanan medis RSU RA.Kartini tahun 2015NODATAJUMLAH

1Jumlah hari perawatan rumah sakit89.962

2Jumlah lama dirawat111.167

3Jumlah pasien keluar24.009

4Jumlah pasien mati 48 jam dirawat672

5Jumlah pasien mati < 48 jam dirawat416

6Jumlah pasien mati secara keseluruhan1.088

7Jumlah pasien pulang paksa1.335

8Jumlah pasien yang dirujuk202

9Jumlah pasien masuk24.304

Jumlah hari dalam satu tahun pada tahun 2015 adalah 365 hari.

II.3 Evaluasi Pelayanan Medis Melalui Perhitungan Efisiensi dan Efektivitas RSU RA. Kartini Tahun 2015Tingkat keberhasilan dan gambaran keadaan pelayanan di RSU RA.Kartini tahun 2015 dapat dievaluasi melalui perhitungan nilai efisiensi dan efektivitasmenggunakan beberapa indikator, yaitu:4

BOR (Bed Occupancy Rate)

TOI (Turn Over Interval)

Av-LOS (Average Length of Stay)

NDR (Net Death Rate)

GDR (Gross Death Rate)

BTO (Bed Turn Over)

BOR (Bed Occupancy Rate)

BOR= Angka penggunaan tempat tidur. BOR menurut Huffman (1994) adalah rasio dari jumlah hari pasien dirawat dengan jumlah tempat tidur dalam periode waktu tertentu yang dipertimbangkan. Sedangkan menurut DepKes RI 2005, BOR adalah presentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tentang tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur di rumah sakit. Nilai ideal BOR adalah 60-85%. Jika BOR > 85 % berarti tempat tidur yang terpakai di rumah sakit tersebut melebihi kapasitas.4,6,7

Rumus Penghitungan BOR :

BOR = Jumlah hari perawatan rumah sakit x 100%

Jumlah TT x t

Keterangan:

TT: jumlah tempat tidur siap pakai

t: jumlah hari perhitungan dalam satu satuan waktuData jumlah hari perawatan diambil dari jumlah pasien yang dirawat setiap hari dan diakumulasikan dalam periode tertentu, misalnya Mingguan, Bulanan,Triwulan atau Tahunan. Sedangkan jumlah tempat tidur adalah banyaknya tempat tidur yang ada/ yang beroperasi di Rumah Sakit.4

BOR Januari Desember 2015=

Atau dapatmenggunakan Rumus Barber-Johnson4 :

BOR

Keterangan

O : rerata tempat tidur terisi (Hari Perawatan/t)

A : kapasitas tempat tidur tersedia

TOI (Turn Over Interval)4:

TOI menurut DepKes RI 2005 adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari saat diisi sampai saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran waktu 1-3 hari.

Rumus perhitungan TOI:

TOI = Jumlah (TT x periode) Hari perawatan

Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

TOI Januari Desember 2015=

Av-LOS (average Length of stay)Av-LOS adalah rata-rata lamanya pasien dirawat. Menurut Huffman (1994) adalah rata-rata lama perawatan pasien dibanding pasien yang keluar. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi dan dapat memberikan gambaran mutu pelayanan. Menurut DepKes RI 2005, secara umum Av-LOS yang ideal adalah antara 6-9 hari.

Rumus Perhitungan Av-LOS:

Av-LOS = Jumlah hari perawatan per tahun

Jumlah pasien keluar (hidup+mati)

Av-LOS Januari Desember 2015=

Lama dirawat adalah lamanya satu orang pasien dirawat setelah pasien tersebut keluar hidup (pulang atas izin dokter, pulang paksa, melarikan diri ataupun dirujuk) atau pasien yang meninggal.

NDR (Net Death Rate)

NDR (Net Death Rate)menurut DepKes RI 2005 merupakan angka kematian>48 jam setelah dirawat untuk tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini dapat menggambarkan mutu pelayanan di rumah sakit. Batas nilai NDR yang dapat diterima adalah < 25/1000 penderita keluar.

Rumus Perhitungan NDR:NDR

= Jumlah pasien mati 48 jam dirawat x 1000%o

Jumlah pasien keluar (hidup + mati)NDR Januari Desember 2015=

GDR (Gross Death Rate)4GDR (Gross Death Rate) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar, GDR merupakan indikator mutu pelayanan di unit rawat inap. Menurut DepKes RI 2005 nilai ideal GDR adalah