BAB II DRP Edit Butet
-
Upload
krisnantara7 -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
description
Transcript of BAB II DRP Edit Butet
BAB II
STUDI KASUS
1. Kasus
Ny. A 69 tahun datang ke apotek mengeluhkan lambung terasa perih dan nyeri
ulu hati. Hal ini sering dikeluhkan dalam beberapa bulan terakhir. Namun tadi malam
terasa nyeri sekali. Ny A. Menceritakan bahwa dia menderita osteoarthritis 6 bulan
(ibuprofen dan Na diklofenak) dan hipertensi (bisoprolol dan lisinopril). Obat yang
diterima saat ini dari dokter adalah naproxen tablet (pagi dan sore), calcium carbonat,
dan aspilet. Feses dalam batas normal.
Ny. A meminta obat terkait nyeri ulu hati yang dideritanya.
2. Analisa Kasus
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 69 tahun
b. Subyektif
Lambung terasa perih dan nyeri ulu hati dimulai dalam beberapa bulan
terakhir
c. Obyektif
Riwayat penyakit terdahulu : Osteoarthritis dan hipertensi
Riwayat pengobatan : Ibuprofen; Na diklofenak; bisoprolol dan
lisinopril
Data klinis : TD 150/-
d. Assessment
i. Problem Medik dan DRP
Problem Medik
Subyektif dan Obyektif
Terapi DRP
PUD (Peptic Ulcer Disease)
Subjektif: lambung terasa perih dan nyeri ulu hati sejak beberapa bulan terakhir
- Need Additional Therapy
ii. Pertimbangan Pengatasan
A. Need Additional Drug Therapy
Pasien memiliki riwayat penyakit osteoarthritis dengan terapi ibuprofen
dan natrium diklofenak. Ibuprofen dan natrium diklofenak merupakan
golongan NSAID yang jika digunakan dalam dosis tinggi dan dalam jangka
waktu yang lama dapat memicu terjadinya dispepsia dan peptic ulcer disease
(PUD) (Lacy et al., 2011). Pada kasus ini, pasien Ny. A telah mengkonsumsi
ibuprofen dan natrium diklofenak selama 6 bulan untuk terapi osteoarthritis
yang dialami pasien sehingga pasien memiliki potensi mengalami gangguan
pada saluran cerna. Pasien mengeluhkan rasa perih pada lambung dan nyeri
pada ulu hati dimana gejala tersebut menunjukkan pasien mengalami peptic
ulcer disease (PUD). Berdasarkan hal tersebut, pasien harus diberikan
pengobatan tambahan yang dapat meringankan dan mengatasi keluhan yang
sedang dialami pasien. Pasien dapat diberikan terapi pengobatan untuk PUD
yaitu dengan antasida dan PPI (Proton Pump Inhibitor). Antasida yang
digunakan dapat merupakan kombinasi produk yang mengandung garam
aluminium dan magnesium, sehingga dapat meminimalkan gangguan
pencernaan dan merupakan formulasi yang disarankan oleh farmasis
(Blenkinsopp et. al., 2005; BPOM, 2008). Selain kombinasi tersebut,
antasida juga mengandung bahan tambahan seperti simetikon sebagai
antiflatulen untuk memudahkan pengeluaran gas dari lambung melalui
sendawa. Antasida yang dapat diberikan oleh apoteker kepada Ny. A (69
tahun) adalah Mylanta sirup yang mengandung magnesium hidroksida,
aluminium hidroksida dan simetikon. Sementara itu, terapi PPI yang dapat
diberikan untuk Ny. A adalah omeprazole. PPI memiliki mekanisme kerja
yang lebih cepat dalam mengatasi gejala dan menyembuhkan PUD jika
dibandingkan H2RA dan sukralfat (Dipiro et al., 2007).