BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9678/4/T1... ·...
-
Upload
truongthuan -
Category
Documents
-
view
220 -
download
3
Transcript of BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9678/4/T1... ·...
4
BAB II
DASAR TEORI
Pada bab ini dibahas teori-teori penunjang yang digunakan sebagai pedoman dalam
merancang dan merealisasikan skripsi ini. Teori-teori yang digunakan untuk
merealisasikan skripsi ini antara lain pengetahuan Fisika dasar tentang Gerakan hukum
Newton II, usaha, energi, sensor ultrasonik, sensor akselerometer dan mikrokontroler
AVR.
2.1. Kelajuan, Perpindahan, Kecepatan, dan Percepatan
Kelajuan rata-rata (𝑠𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎) didefiniskan sebagai perbandingan jarak total yang
ditempuh terhadap waktu total yang dibutuhkan [4].
srata-rata = l
t (2.1)
Satuan SI kelajuan rata-rata adalah meter per sekon (m/s). Sedangkan untuk konsep
kecepatan serupa dengan konsep kelajuan tetapi berbeda karena kecepatan mencakup arah
dan gerakan. Untuk itu kita tinjau terlebih dahulu konsep perpindahan. Gambar 2.1
menunjukkan sebuah balok yang bergerak dari posisi x1 menuju x2. Perubahan posisi benda
dinamakan perpindahan. Yang dapat dinyatakan dinyatakan sebagai berikut:
∆𝐱 = 𝑥2 − 𝑥1 (2.2)
Gambar 2.1 Balok bergerak dari titik x1 ke titik x2
Kecepatan adalah laju perubahan posisi. Kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai
perbandingan antara perpindahan dan selang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
perpindahan tersebut, yang dinyatakan sebagai berikut
𝒗𝒓𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂 = ∆𝒙
∆𝒕=
𝑥2−𝑥1
𝑡2−𝑡1 (2.3)
Kecepatan sesaat adalah limit rasio ∆𝐱
∆𝐭 dimana ∆𝐭 mendekati nol, yang dinyatakan
sebagai berikut :
𝒗𝒔𝒆𝒔𝒂𝒂𝒕 = 𝒍𝒊𝒎∆𝒕→𝟎
∆𝒙
∆𝒕 (2.4)
5
Percepatan rata-rata (𝐚𝐫𝐚𝐭𝐚−𝐫𝐚𝐭𝐚) untuk suatu selang waktu tertentu didefinisikan
sebagai perbandingan antara perubahan kecepatan (∆𝐯) dan selang waktu yang dibutuhkan,
yang dinyatakan sebagai berikut :
𝒂𝒓𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂 = ∆𝒗
∆𝒕 (2.5)
Percepatan sesaat adalah adalah limit rasio ∆𝐯
∆𝐭 dimana ∆𝐭 mendekati nol, yang dapat
dinyatakan sebagai berikut :
𝒂𝒔𝒆𝒔𝒂𝒂𝒕 = 𝒍𝒊𝒎∆𝒕→𝟎
∆𝒗
∆𝒕 (2.6)
Di mana, 𝑠𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = Kelajuan rata-rata
l = Jarak total yang ditempuh
t = Waktu
t1 = Waktu awal
t2 = Waktu di tempat tujuan
∆𝑡 = Selisih antara t1 dengan t2
x1 = Jarak di tempat awal
x2 = Jarak di tempat tujuan
∆x = Selisih antara x1 dengan x2
2.2. Hukum Newton II
Menurut hukum kedua newton yang berbunyi gaya pada benda sebanding dengan
hasil kali massa benda dan percepatannya. Yang dinyatakan sebagai berikut:
F = ma (2.7)
Di mana F merupakan gaya dari sistem itu sendiri, m merupakan massa benda dan
a merupakan percepatan yang dialami oleh benda [5].
Gambar 2.2. Model Sistem (Gaya pada bidang miring tanpa gesekan)
6
Benda akan bergerak karena adanya komponen gaya sejajar dengan bidang miring.
Sesuai persamaan 2.2.1 di mana F = w sinθ, maka model sistem pada gambar 2.2 dapat
dinyatakan sebagai berikut :
w sinθ = ma (2.8)
Di mana, w = Gaya Berat
m = Massa benda
a = Percepatan
θ = Sudut pada bidang miring
Gaya gesekan disebabkan oleh ikatan molekul-molekul benda dan lantai di tempat-
tempat terjadinya kontak yang sangat erat antara kedua permukaan. Jika beban dalam
keadaan meluncur maka akan menghasilkan sebuah gaya gesekan (Fg) [4].
Gambar 2.3. Model Sistem (Gaya pada bidang miring dengan gesekan)
Berdasarkan hukun II Newton maka akan didapatkan :
F = ma
wsinθ - Fg = ma (2.9)
Di mana,
Fg = Nµk (2.10)
Di mana, Fg = Gaya gesek kinetik
N = Gaya normal beban terhadap bidang
µk = Koefisien gaya gesek kinetik
7
2.3. Usaha dan Energi
Dalam fisika, energi atau tenaga diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan
usaha secara fisis. Tenaga di dalam alam adalah suatu besaran yang selalu kekal tetapi
dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, misalkan dari tenaga panas menjadi
tenaga gerak. Tenaga juga dapat dipindahkan dari suatu sistem ke sistem yang lain melalui
gaya yang mengakibatkan pergeseran posisi benda. Perpindahan energi seperti ini dikenal
sebagai usaha mekanik [6].
Usaha merupakan perkalian saklar antara gaya (F) dengan jarak perpindahan (dx).
Yang dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :
W = F.dx (2.11)
Gambar 2.4. Balok mengalami perpindahan setelah dikenai gaya sebesar F
Terlihat syarat terjadinya usaha haruslah ada gaya dan ada perpindahan letak.
Satuan dalam sistem satuan SI adalah Newton meter atau biasa disebut Joule.
2.3.1. Energi Kinetik
Misalkan sebuah gaya F melakukan kerja pada sebuah benda bermasa m
yang bergerak pada lintasan sembarang ds. Benda akan bergerak dari posisi A
menuju posisi B. Maka berdasarkan persamaan 2.11 dan persamaan 2.7
W = ∫ 𝑭. 𝒅𝒙𝑟𝑎
𝑟𝑏
F = ma
Di mana,
a = 𝒅𝑽
𝒅𝒕
V = 𝒅𝑺
𝒅𝒕
Sehingga,
W = ∫ 𝑚𝑽. 𝒅𝑽𝑟𝑏
𝑟𝑎
8
Akhirnya didapatkan bahwa,
W = 1
2 mVB
2 - 1
2 mVA
2 (2.12)
Besaran 1
2 mV2 disebut sebagai energi kinetik yaitu suatu tenaga yang
berhubungan dengan gerak.
EK = 1
2mV2 (2.13)
Di mana, W = Usaha (Joule)
VA = Kecepatan dititik A
VB = Kecepatan dititik B
2.3.2. Energi Potensial
Energi potensial merupakan sebuah fungsi koordinat/ letak / tempat di mana
usaha ini dihasilkan dari gaya konservatif yang tidak bergantung pada lintasan.
sedemikian hingga perbedaan antara nilai di posisi awal dan di posisi akhir sama
dengan usaha yang dilakukan sebuah benda untuk menggerakkan dari posisi awal
ke posisi akhir. Usaha ini disebut usaha konservatif
Misalkan sebuah benda bergerak dari posisi A ke B, maka :
W(A ke B) = ∫ 𝑭𝒅𝒙𝐵
𝐴 = EPA - EPB (2.14)
2.3.3. Kekekalan Energi Mekanik
Berdasarkan persamaan 2.12 dan persamaan 2.14 didapatkan bahwa :
EPA - EPB = EKB – EKA
Sehingga didapatkan bahwa :
EPA + EKA = EPB + EKB
EMA = EMB (2.15)
Sebagaimana diketahui bahwa penjumlahan antara energi potensial dengan
energi kinetik merupakan energi mekanik. Jumlah tenaga gerak dan tenaga
potensial suatu benda akan selalu tetap atau konstan, ini yang disebut dengan
hukum kekekalan tenaga mekanik total.
Di mana, EPA = Energi potensial di titik A
EPB = Energi potensial di titik B
EKA = Energi kinetik di titik A
EKB = Energi kinetik di titik B’
EMA = Energi mekanik total di titik A
EMB = Energi mekanik total di titik B
9
2.4. Sensor Akselerometer Digital ADXL345
Pada skripsi ini digunakan sensor akselerometer sebagai sensor pengukur dan
pendeteksi kemiringan sudut pada bidang miring yang nantinya kemiringan sudut tersebut
akan digunakan dalam perhitungan matematis.
Untuk mendeteksi dan mengukur kemiringan sudut, maka pada. Akselerometer
digital ADXL345 mampu mengukur percepatan pada tiga sumbu yaitu sumbu x, y, dan z.
Percepatan yang diukur bisa percepatan statis atau diam seperti percepatan gravitasi bumi,
ataupun percepatan gerak translasi. Sensor ini sendiri memilki pilihan jangkauan
pengukuran yang bisa diatur dengan jangkauan pengukuran maksimal sampai 16 g. Satuan
g adalah satuan percepatan gravitasi bumi dimana 1 g adalah 9,8 m/s2. ADXL345 dapat
diakses melalui antar muka I2C ataupun SPI [7].
Sumbu pengukuran ADXL345 ditunjukkan pada gambar 2.5 berikut. Percepatan
akan terukur bernilai positif ketika arah percepatan sama dengan arah sumbu positif sensor
akselerometer.
Gambar 2.5. Sumbu akselerometer ADXL345.
Gambar 2.6. Keluaran data akslerometer ADXL345 pada berbagai
orientasi posisi terhadap percepatan gravitasi.
10
Perlu diperhatikan seperti tampak pada gambar 2.6, ketika mengukur percepatan
gravitasi, data pengukuran percepatan akan bernilai positif ketika arah percepatan gravitasi
berlawanan dengan arah sumbu positif sensor [8].
Gambar 2.7. Konfigurasi pin ADXL345
Tabel 2.1. Deskripsi pin ADXL345.
Nomor
Pin
Nama Pin Fungsi
1 VDD I/O Catu daya untuk pin I/O
2 GND Terhubung ke ground
3 Reserved Harus dihubungkan ke VS atau tidak
terkoneksi
4 GND Terhubung ke ground
5 GND Terhubung ke ground
6 VS Catu daya sensor
7
CS
Pemilihan mode komunikasi I2C atau
SPI
1: mode I2C
0: mode SPI
8 INT1 Output Interrupt 1
9 INT2 OutputInterrupt 2
10 NC Tidak terkoneksi
11 Reserved Harus dihubungkan ke GND atau
tidak terkoneksi
11
12 SDO/ALT
ADDR
Output data serial untuk komunikasi
SPI
Alternatif alamat untuk komunikasi
I2C
13 SDA/SDI/SDIO Data serial komunikasi I2C/input data
serial SPI-4 wire/input dan output
serial data SPI-3 wire
14 SCL/SCLK Pulsa komunikasi serial.
SCl untuk I2C, SCLK unutk SPI
Spesifikasi beserta parameter-parameter ADXL345 diberikan pada tabel 2.2.
berikut [10]. Untuk menggunakan ADXL345, sangat penting untuk mengetahui spesifikasi
dan karateristik dari sensor tersebut. Beberapa paramater penting ADXL345 antara lain
adalah resolusi, sensitivitas, serta tegangan operasi sensor. ADXLl345 sendiri memiliki
pilihan jangkauan pengukuran ±2g, ±4g, ±8g, ±16g yang dapat dipilih.
Tabel 2.2. Spesifikasi ADXL345.
Parameter Kondisi pengujian Min. Typ Max. Satuan
Jangkauan
pengukuran
Dipilih oleh user ±2 ±16 g
Resolusi ±2g, full resolution 10 Bits
±4g, full resolution 11 Bits
±8g, full resolution 12 Bits
±16g, full resolution 13 Bits
Sensitivitas ±2g, 10-bit resolution 230 256 282 LSB/g
±4g, 10-bit resolution 115 128 141 LSB/g
±8g, 10-bit resolution 57 64 71 LSB/g
±16g, 10-bit
resolution
29 32 35 LSB/g
Scale Factor ±2g, 10-bit resolution 3,5 3,9 4,3 mg/LSB
±4g, 10-bit resolution 7,1 7,8 8,7 mg/LSB
12
±8g, 10-bit resolution 14,1 15,6 17,5 mg/LSB
±16g, 10-bit
resolution
28,6 31,2 34,5 mg/LSB
Tegangan
pengoperasian
(Vs)
2,0 2,5 3,6 V
Tegangan pin
I/O
(Vdd I/O)
1,7 1,8 Vs V
I2C Address
ALT ADRRESS =
VDD
0x1D heksa
ALT ADRRESS =
GND
0x53 heksa
Pemilihan resolusi harus memperhatikan sensitivitas dan scale factor. Sebagai
contoh jika dipilih skala pengukuran ±2g, maka pada saat percepatan gravitasi 1g sensor
ADXL345 akan memberikan nilai antara 230-282 LSB pada setiap sumbunya.. Dapat
dilihat jika diinginkan untuk mengukur percepatan yang tinggi, dapat memilih skala yang
tinggi, sedangkan jika diinginkan untuk mengukur percepatan yang tidak begitu tinggi
dapat memilih skala yang lebih rendah.
Idealnya sensor akan memberikan nilai typical sensitivitas untuk setiap skala.
Namun tidak bisa dijamin bahwa ADXL345 akan memberikan nilai ideal pada ketiga
sumbunya, juga tidak bisa dijamin bahwa ketiga sumbu akan memberikan nilai sensitivitas
yang sama, sehingga jika diperlukan sensor bisa dikalibrasi lebih lanjut.
Gambar 2.8. Contoh Rangkaian ADXL345 dengan komunikasi I2C ke
mikroprosesor/mikrokontroler.
13
2.5. Sensor Ultrasonik
Sensor ultrasonik adalah sensor yang bekerja berdasarkan prinsip pantulan
gelombang suara, di mana sensor menghasilkan gelombang suara yang kemudian
menangkapnya kembali dengan perbedaan waktu sebagai dasar pengindraannya [9].
Berdasarkan gambar 2.9 jarak antara sensor dengan objek dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut :
s = 1
2 tv
Di mana, s = Jarak antara objek dengan sensor
t = waktu yg dibutuhkan gelombang ultrasonik untuk
memantul
v = Kecepatan rambat suara (340 m/s)
Gambar 2.9. Gambar pantulan gelombang ultrasonic
Pada pengerjaan tugas akhir ini digunakan sensor HY-SRF05 sebagai sensor
pembaca jarak balok yang sedang meluncur.
HY-SRF05 memiliki fitur sebaga berikut [10] :
1. Berkerja pada tegangan : 5V(DC)
2. Arus statis: Kurang dari 2mA.
3. Sinyal output: Electric frequency signal, high level 5V, low level 0V.
4. Sudut sensor: Tidak lebih dari 15 derajat.
5. Jarak terdeteksi: 2cm-450cm.
6. Input trigger signal: 10us TTL impulse
7. Mode : Echo dan triger terpisah / Echo dan trigger bersama
14
Gambar 2.10. Sensor Ultrasonik HY-SRF05
2.6. Mikrokontroler ATmega 2560
AVR merupakan mikrokontroler dengan arsitektur RISC dengan lebar bus data 8
bit. Frekuensi kerja mikrokontroler AVR pada dasarnya sama dengan frekuensi osilator.
Dengan instruksi yang sangat variatif serta jumlah register serba guna (General
Purpose Register) sebanyak 32 buah yang semuanya terhubung secara langsung ke ALU.
Kecepatan operasi mikrokontroler AVR dapat mencapai 16 MIPS (enam belas juta
instruksi per detik).
Mikrokontroler keluarga AVR ini dapat dibagi dengan tiga seri utama yaitu, yaitu
tinyAVR, ClassicAVR (AVR), dan megaAVR. Keseluruhan seri AVR ini pada dasarnya
memiliki organisasi memori dan set intruksi yang sama. Perbedaan antara TinyAVR, AVR
dan mega AVR hanya pada tambahan-tambahan fitur-fitur yang diberikan. MegaAVR
memiliki fitur yang paling lengkap diantara ketiganya [11].
Pada pengerjaan tugas akhir ini digunakan mikrokontroler ATMEGA2560 sebagai
pengendali utama. Data dari sensor HY-SRF05 dan ADXL345 yang didapat dikirim ke
user interface oleh mikrokontroler.
Mikrokontroler ini memiliki fitur-fitur antara lain [12]:
256 KB memori flash yang dapat diprogram, 4 KB EEPROM dan 8 KB SRAM
internal
2 Timer/Counter 8-bit serta 4 Timer/Counter 16bit
4 saluran PWM 8-bit serta 12 saluran PWM 16-bit
86 pin digital I/O
16 saluran ADC 10bit
4 antar muka komunikai serial USART
15
Antar muka komunikasi serial 2-wire
Antar muka komunikasi serial SPI
Gambar 2.11. Konfigurasi pin ATmega2560.