BAB II BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM DAN...

28
BAB II BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM DAN KEBERAGAMAAN NARAPIDANA Untuk memperjelas pembahasan bimbingan dan penyuluhan Islam dan tingkah laku keagamaan bagi narapidana, maka penulis memandang perlu untuk membahas dahulu tentang landasan teori yang dikemukakan oleh para ahli bimbingan dan penyuluhan Islam. A. Tinjauan Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Islam 1. Pengertian Bimbingan dan Penyuluhan Islam. a. Pengertian Bimbingan Bimbingan secara etimologi berarti menunjukkan, memberi jalan atau menuntun orang lain ke arah tujuan yang bermanfaat bagi hidupnya masa kini dan masa mendatang. Dalam bahasa Inggris, istilah bimbingan ditunjukkan dengan kata Guidance yang berasal dari kata kerja to guide yang berarti menunjukkan. 1 Pengertian Bimbingan tidak sama dengan pengertian dakwah, dalam hubungannya dengan usaha dakwah bimbingan merupakan teknik atau cara dalam berdakwah. 2 Sedangkan bimbingan secara terminologi adalah seperti yang dikemukakan beberapa tokoh di bawah ini, diantaranya : 1) Menurut Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Ahmad Rohani HM, Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu seseorang untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam 1 H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, PT. Golden Terayon Press, Jakarta, 1982, hlm. 1 2 Dalam hal ini dapat dibedakan antara bimbingan dengan dakwah sebagai berikut :Bimbingan merupakan suatu usaha untuk membantu individu dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap lingkungannya, baik keluarga, sekolah maupun masyarakat, Sedangkan dakwah adalah suatu proses penyampaian ajaran Islam kepada umat manusia baik muslim maupun yang belum muslim agar manusia tersebut mendapatkan kebahagiaan hidup didunia dan akhirat. lihat, Nurbini, Dakwah melalui Teknik Layanan Bimbingan dan Konseling Islami, Risalah Walisongo, edisi 73 januari-pebruari, 1998, hlm. 18-19. 16

Transcript of BAB II BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM DAN...

Page 1: BAB II BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2005... · b. Pengertian Penyuluhan ... tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan

BAB II

BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

DAN KEBERAGAMAAN NARAPIDANA

Untuk memperjelas pembahasan bimbingan dan penyuluhan Islam dan

tingkah laku keagamaan bagi narapidana, maka penulis memandang perlu untuk

membahas dahulu tentang landasan teori yang dikemukakan oleh para ahli

bimbingan dan penyuluhan Islam.

A. Tinjauan Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Islam

1. Pengertian Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

a. Pengertian Bimbingan

Bimbingan secara etimologi berarti menunjukkan, memberi jalan

atau menuntun orang lain ke arah tujuan yang bermanfaat bagi

hidupnya masa kini dan masa mendatang. Dalam bahasa Inggris, istilah

bimbingan ditunjukkan dengan kata Guidance yang berasal dari kata

kerja to guide yang berarti menunjukkan.1 Pengertian Bimbingan tidak

sama dengan pengertian dakwah, dalam hubungannya dengan usaha

dakwah bimbingan merupakan teknik atau cara dalam berdakwah.2

Sedangkan bimbingan secara terminologi adalah seperti yang

dikemukakan beberapa tokoh di bawah ini, diantaranya :

1) Menurut Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Ahmad Rohani HM,

Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu

seseorang untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam

1 H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, PT.

Golden Terayon Press, Jakarta, 1982, hlm. 1 2 Dalam hal ini dapat dibedakan antara bimbingan dengan dakwah sebagai berikut

:Bimbingan merupakan suatu usaha untuk membantu individu dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap lingkungannya, baik keluarga, sekolah maupun masyarakat, Sedangkan dakwah adalah suatu proses penyampaian ajaran Islam kepada umat manusia baik muslim maupun yang belum muslim agar manusia tersebut mendapatkan kebahagiaan hidup didunia dan akhirat. lihat, Nurbini, Dakwah melalui Teknik Layanan Bimbingan dan Konseling Islami, Risalah Walisongo, edisi 73 januari-pebruari, 1998, hlm. 18-19.

16

Page 2: BAB II BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2005... · b. Pengertian Penyuluhan ... tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan

17

kehidupannya, agar supaya individu itu dapat mencapai

kesejahteraan hidupnya (atau paling tidak seseorang tersebut dapat

memecahkan kesukaran-kesukaran yang dialaminya).3

2) Drs. Bimo Walgito

Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada

individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari

atau mengatasi kesulitan di dalam hidupnya agar individu atau

sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan

hidupnya.4

3) Menurut I. Djumhur dan Moh. Surya

Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus

menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan

masalah yang dihadapinya agar tercapai kemampuan untuk dapat

memahami dirinya (self understanding), kemampuan untuk

menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk

mengarahkan dirinya (self direction) dan kemampuan

merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau

kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan

lingkungan, baik keluarga, sekolah maupun masyarakat. dan

bantuan itu diberikan oleh orang-orang yang memiliki keahlian dan

pengalaman khusus dalam bidang tersebut.5

4) W.S. Winkel

Bimbingan berarti pemberian bantuan kepada seseorang atau

kepada kelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan secara

3 Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani HM., Bimbingan dan Konseling di Sekolah,

Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm. 3 4 Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Andi Offset, Yogyakarta,

1995, hlm. 5 5 I. Jumhur dan M. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, CV. Ilmu,

Bandung, 1975, hlm. 28.

Page 3: BAB II BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2005... · b. Pengertian Penyuluhan ... tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan

18

bijaksana dan dalam penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan

hidup. Bantuan ini bersifat psikologi, dan tidak berupa pertolongan

finansial, medis dan lain sebagainya. Dengan adanya bantuan ini

seseorang akhirnya dapat mengatasi sendiri masalah yang

dihadapinya sekarang dan menjadi lebih mampu untuk mengatasi

masalah yang akan dihadapinya kelak kemudian - ini menjadi

tujuan bimbingan.6

5) Aunur Rahim Faqih (ed)

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan terhadap individu

agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah,

sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.7

Dari definisi di atas, menunjukkan bahwa bimbingan merupakan

suatu proses yang berkesinambungan atau berkelanjutan dalam upaya

membantu seseorang atau individu atau sekelompok individu untuk

mengatasi permasalahan dalam hidupnya sehingga dapat mencapai

kesejahteraan hidupnya.

b. Pengertian Penyuluhan

Sebagaimana halnya dengan pengertian bimbingan ( Guidance )

maka dalam penyuluhan ( Counseling ) juga terdapat beberapa macam

pendapat antara lain :

a. I. Djumhur dan Drs. Muh. Surya

Konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang

individu dimana yang seorang membantu yang lain supaya ia lebih

memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah-masalah

6 W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, PT. Grasindo,

Jakarta, 1991, hlm. 17. 7 Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Agama Islam (LPPAI), Bimbingan dan

Konseling Islami, UUI Press, Yogyakarta, 2001, hlm. 4.

Page 4: BAB II BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2005... · b. Pengertian Penyuluhan ... tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan

19

hidup yang dihadapinya pada waktu sekarang dan waktu yang akan

datang .8

b. Prof. Dr. Hasan Longgulung

Konseling adalah proses yang bertujuan menolong seseorang yang

mengidap kegoncangan psikologis, atau kegoncangan akal, agar ia

dapat menghindari diri dari padanya. Oleh sebab itu dikatakan orang

bahwa konselor berusaha menyelesaikan masalah orang-orang

normal.9

c. Gustad

Konseling adalah suatu proses berorientasikan belajar yang

dilakukan dalam lingkungan sosial yang sederhana dari orang ke

seorang. Dimana seorang konselor yang berwenang secara

profesional dalam pengetahuan dan keahlian psikologis mencoba

membantu klien dengan metode yang sesuai dengan kebutuhan klien

dan dalam hubungan dan program personalia untuk mengetahui lebih

banyak mengenai diri klien untuk belajar sebagaimana menggunakan

pengertiannya dalam hubungannya dengan tujuan yang diterapkan

secara wajar dan dihati secara lebih jelas hingga akhrnya klien dapat

menjadi anggota masyarakat yang lebih produktif dan bahagia.10

d. Penyuluhan adalah merupakan aspek teknis pelayanan bimbingan

adalah kegiatan pokok untuk membantu individu untuk memecahkan

masalah. Dalam berbagai hal penyuluhan menjadi titik sentral dari

8 I. Djumhur dan Muh. Surya, op. cit., hlm. 29 9 Hasan Longgulung, Teori-Teori Kesehatan Mental, Pustaka Al-Husna, Jakarta, Cet.

2, 1992, hlm. 452 10 Sudirman, Psikolgi Konseling, Studying, Yogyakarta, 1980, hlm. 86

Page 5: BAB II BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2005... · b. Pengertian Penyuluhan ... tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan

20

keseluruhan kegiatan bimbingan, bahkan dapat dikatakan “jantung

hatinya“ pelayanan bimbingan.11

e. Penyuluhan dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara

dua individu, dimana yang seorang ( Yaitu Penyuluh ) berusaha

membantu yang lain ( Yaitu Klien ) untuk mencapai pengertian

tentang dirinya sendiri dengan hubungannya dalam masalah-masalah

yang dihadapi pada saat ini dan mungkin pada waktu yang akan

datang.12

f. Konseling atau penyuluhan adalah bantuan yang diberikan kepada

individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan

wawancara dengan cara yang sesuai dengan keadaan individu yang

dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.13

Dari beberapa pendapat diatas penulis dapat menarik kesimpulan

bahwa penyuluhan adalah Proses pemberian bantuan yang dilaksanakan

antara dua individu dimana seorang penyuluh berusaha membantu klien

untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dan dapat mengatasi

dan mendapatkan jawaban dalam hubungannya dengan masalah-

masalah hidup yang dihadapi pada saat ini dan pada waktu yang akan

datang.

c. Pengertian Islam (Agama)

Kata Islam berasal dari bahasa arab, Aslama-Yuslimu-Islaman

yang berarti : selamat dari kecacatan-kecacatan, memperoleh

11 Prayitno, Pelayanan Bimbingan Sekolah, Dasar-Dasar dan Kemungkinan

Pelaksanaannya Di Sekolah-Sekolah Indonesia, Ghalia Indonesia, 1976, hlm. 51 12 H.M. Arifin, op. cit, hlm. 25

13 Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan Agama di Sekolah, Yogyakarta, Fakultas Psikologi UGM, 1983, hlm. 20

Page 6: BAB II BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2005... · b. Pengertian Penyuluhan ... tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan

21

perdamaian dan keamanan.14 Islam juga diartikan sebagai Agama yang

diajarkan oleh Nabi Muhammad saw yang berpedoman pada kitab suci

Al-Qur’an yang diturunkan kedunia melalui wahyu Allah swt.15

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan

dan penyuluhan Islam adalah suatu usaha bantuan yang diberikan

kepada individu untuk mengembangkan fitroh keberagamaannya, agar

memahami dan menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam yang

tampak dalam cara berfikir, kebiasaan sikap dan tingkah lakunya

.

2. Dasar dan Tujuan Bimbingan dan Penyuluhan Islam

Dalam melakukan suatu tindakan atau perbuatan hendaknya

didasarkan pada dasar-dasar yang berlaku, karena hal itu akan dijadikan

suatu pijakan untuk melangkah pada suatu tujuan, yakni agar orang

tersebut berjalan baik dan terarah. Begitu juga dalam melaksanakan

bimbingan dan penyuluhan Islam didasarkan pada petunjuk Al-Qur‘an dan

Hadits, baik yang mengenai ajaran memerintah atau memberi isyarat agar

memberi bimbingan, petunjuk, sebagaimana dalam Al-Qur‘an Surat

Yunus ayat 57 :

ياأيها الناس قد جاءتكم موعظة من ربكم وشفاء لما في الصدور

وهدى ورحمة للمؤمنينArtinya : Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran

dari Tuhan-mu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (Q. S. Yunus: 57).16

14 H. Endang Saifuddin Anshari, Kuliah Al-Islam Pendidikan Agama Islam di

Perguruan Tinggi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1992, hlm. 68-69. 15 Departemen pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai

Pustaka, Jakarta, 1995, hlm.388. 16 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, PT. Tanjung Mas Inti, Semarang, 1992.,

hlm. 315.

Page 7: BAB II BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2005... · b. Pengertian Penyuluhan ... tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan

22

Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa tujuan Al-Qur’anul karim

dalam memperbaiki jiwa manusia itu ada empat perkara, yaitu : mau‘idzah,

syifa‘, hudan dan rohmat.

a. Mau‘idhah, yaitu pelajaran dari Tuhan yang nikmat-Nya telah

dilimpahkan kepada kita baik lahir maupun batin.

b. Syifa‘, yaitu penawar atau obat berbagai penyakit jiwa seperti sirik,

nifak (munafik), dendam, dengki, permusuhan, benci kepada keadilan

dan lain-lain yang menimbulkan kepicikan pikiran dan hati, serta

mematikan perasaan.

c. Hudan, yaitu petunjuk kepada kebajikan. Al-Qur’anlah yang

menerangkan mana yang (benar) dan mana yang batil. Menunjuki kita

kepada kebajikan dan mencegah kita dari perbuatan keji.

d. Rahmat, yaitu rahmat bagi semua mukmin. Hal ini adalah suatu natijah

(output)dari pengajaran, penawar dan petunjuk. Pengajaran yang baik

akan menimbulkan kepulihan jiwa dan menghasilkan petunjuk dan

taufik. Dari ketiganya maka timbullah rahmat, yaitu rasa belas kasihan

kepada manusia.karunia17

Sifat-sifat empat yang terkandung dalam ayat tersebut diciptakan

oleh Allah sesuai dengan fitrah kejadian manusia, artinya menurut akal

kejadian manusia itu mempunyai kecenderungan untuk menerima

petunjuk-petunjuk yang dapat dipedomani untuk kebahagiaan hidupnya

dan suka hidup damai, kasih mengasihi dan sayang menyayangi diantara

mereka.

Al-Qur’an surat Ali Imron ayat 104 :

17 Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nuur Jilid

II, PT. Pustaka Rizki Putra, Semarang, 2000, hlm. 1824.

Page 8: BAB II BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2005... · b. Pengertian Penyuluhan ... tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan

23

إلى الخير ويأمرون بالمعروف ولتكن منكم أمة يدعون

وينهون عن المنكر وأولئك هم المفلحونArtinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, mereka lah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Ali Imron ayat 104).18

Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 82 :

وننزل من القرءان ما هو شفاء ورحمة للمؤمنين ولا يزيد

ا خساراالظالمين إلArtinya : “Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi

penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. “ (Q.S. Al-Isra’ : 82).19

Sabda Nabi Muhammad SAW :

وعن ابى مسعود عقبة بن عمر واألنصارى البدرى رضي من دل : قال رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم : اهللا عنه قال

20. على خير فله مثل اجر فاعله رواه مسلم

Artinya : Dari Ibnu mas’ud R.A., ia berkata bahwasannya Rasulullah SAW, telah bersabda : “Barangsiapa yang menunjukkan (memberi petunjuk-petunjuk) kepada kebajikan, ia memperoleh pahala sama dengan yang melakukan”. (H.R. Muslim).

Dari ayat-ayat dan sabda Nabi Muhammad SAW tersebut, dapat

diketahui bahwa manusia diwajibkan untuk menyeru dan mengajak orang

lain kepada kebajikan, dan itu dapat kita lakukan melalui bimbingan dan

18 Departemen Agama RI, op.cit., hlm. 116. 19 Ibid., hlm. 554. 20 Syaikh Islam Muhyiddin Bin Zakariya Yahya dan Syarif Nawawi, Riyadhus

Shalihin, Toha Putra, tth, hlm. 103-104.

Page 9: BAB II BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2005... · b. Pengertian Penyuluhan ... tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan

24

penyuluhan Islam, karena Islam mengajak kita kepada kebahagiaan yang

hakiki, kebahagiaan yang sesuai dengan fitrah penciptaan manusia,

sebagaimana semangat yang disebarkan Islam sebagai Rahmatan lil

‘alamin (menyebar kasih sayang untuk seluruh alam/makhluk).

3. Tujuan dan Prinsip Bimbingan dan Penyuluhan Islam

a. Tujuan Bimbingan dan Penyuluhan Islam

Bimbingan dan penyuluhan Islam secara general mempunyai dua

tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan khusus.

Tujuan umum bimbingan dan penyuluhan Islam adalah untuk

membantu individu dalam mewujudkan dirinya menjadi manusia

seutuhnya agar mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Sedangkan tujuan khusus dari bimbingan dan penyuluhan Islam

antara lain :

1) Membantu individu agar tidak menghadapi masalah

2) Membantu individu menghadapi masalah yang sedang dihadapi

3) Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi yang

baik atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik

sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya maupun

orang lain.21

b. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

Prinsip berasal dari akar kata prinsipia, dapat diartikan “sebagai

permulaan yang dengan suatu cara tertentu melahirkan hal-hal lain,

yang keberadaannya tergantung dari pemula itu”. Prinsip ini merupakan

hasil paduan antara kajian teoritik dan telaah lapangan yang digunakan

sebagai pedoman pelaksanaan suatu yang dimaksudkan.22 Maksud dari

21 H.M. Arifin, op.cit., hlm. 7. 22 Hallen A, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam, Ciputat Pers, Jakarta, 2002, hlm.

63.

Page 10: BAB II BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2005... · b. Pengertian Penyuluhan ... tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan

25

prinsip ini ialah hal-hal yang dapat menjadi dasar pijakan dan pegangan

dalam proses bimbingan penyuluhan.

Adapun prinsip-prinsip bimbingan dan penyuluhan Islam adalah

sebagai berikut :

1) Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbingnya.

2) Antara individu yang satu dengan yang lainnya terdapat perbedaan,

jadi pembimbing harus memahami masing-masing individu.

3) Bimbingan diarahkan kepada bantuan yang diberikan agar individu

yang bersangkutan mampu membantu dan mengarahkan dirinya

dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dalam hidupnya.

4) Bimbingan dimulai dengan identifikasi kebudayaan yang dirasakan

oleh individu yang dibimbing.

5) Dalam pemberian layanan bimbingan, harus bisa fleksibel sesuai

dengan kebutuhan individu dan masyarakat.23

6) Bimbingan dan penyuluhan merupakan proses yang kontinue atau

terus menerus.

7) Aspek yang perlu dibimbing adalah meliputi seluruh bidang,

dengan demikian bimbingan dan penyuluhan Islam tidak hanya

mengkhususkan bidang agama saja tetapi juga bidang yang lain

seperti, kemampuan atau bakat minat yang dihadapi oleh clien.

8) Bimbingan dan penyuluhan hendaknya mampu mendorong clien

kearah memahami dan mengenal akan apa yang dialami dan

dimiliki oleh clien sendiri serta menyadarkan tentang

kemungkinan-kemungkinan mengembangkan dirinya lebih lanjut.24

Sedangkan menurut kajian LPPAI, prinsip-prinsip bimbingan dan

penyuluhan Islam adalah sebagai berikut :

1) Prinsip kebahagiaan dunia akherat.

2) Prinsip fitrah

23 M. Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, CV Pustaka Setia, Bandung,

1998, hlm. 91. 24 H.M. Arifin, op. cit., hlm. 12 – 13.

Page 11: BAB II BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2005... · b. Pengertian Penyuluhan ... tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan

26

3) Prinsip “lillahi ta’ala’’

4) Prinsip bimbingan seumur hidup

5) Prinsip kesatuan jasmaniyah

6) Prinsip keseimbangan rohaniah

7) Prinsip kemajuan individu

8) Prinsip sosialitas manusia

9) Prinsip kekhalifahan manusia

10) Prinsip keselarasan dan keadilan

11) Prinsip pembinaan akhlakul karimah

12) Prinsip kasih sayang

13) Prinsip saling menghargai dan menghormati

14) Prinsip musyawarah

15) Prinsip Keahlian. 25

4. Macam-macam Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

Setelah mengkaji dari berbagai pendapat para ahli, maka untuk

mengetahui berbagai macam bimbingan, dapat ditinjau dari berbagai segi,

yaitu segi bentuk, sifat, fungsi dan jenisnya.

a. Dari segi bentuknya, bimbingan dan penyuluhan dapat dilaksanakan

secara:

1) Individual, terutama berhubungan dengan masalah-masalah

perorangan.

2) Kelompok, dilaksanakan jika masalah yang dihadapi mempunyai

kesamaan atau mempunyai hubungan, dan ada kesediaan untuk

dilayani atau melayani secara kelompok.26

b. Dari segi sifat atau fungsinya, dapat dibedakan menjadi :

25 LPPAI, op. cit., hlm. 21-35.

26 26 Eddy Hendarno, dkk, Bimbingan dan Konseling Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan

IKIP, Semarang, 1983, hlm. 79.

Page 12: BAB II BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2005... · b. Pengertian Penyuluhan ... tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan

27

1) Preventif atau pencegahan, yakni mencegah timbulnya masalah

pada seseorang.

2) Kuratif atau korektif, yakni memecahkan atau menanggulangi

masalah yang sedang dihadapi seseorang.

3) Preventif dan developmental, yakni memelihara agar keadaan yang

telah baik tidak menjadi tidak baik kembali, dan mengembangkan

keadaan yang sudah baik itu menjadi lebih baik.27

c. Dari segi jenis atau bidangnya, dibedakan menjadi : 1) Bimbingan Pendidikan (Educational Guidance), berkaitan dengan

persoalan-persoalan sekitar prose pendidikan.

2) Bimbingan Jabatan (Vocational Guidance), proses bantuan yang

diberikan kepada individu untuk mengenal bermacam-macam

jabatan untuk mempersiapkan diri dalam suatu jabatan yang cocok

atau sesuia dengan keinginan dan kemampuannya, meningkatkan

karier dan sebagainya sehingga memperoleh sukses yang lebih

tinggi di dalam suatu jabatan.

3) Bimbingan Penggunaan Waktu Luang (Leisure time Guidance),

erat kaitannya dengan (atau bahkan tidak bisa terlepas dari)

bimbingan pendidikan.

4) Bimbingan Pribadi (Personal Guidance), untuk membantu individu

di dalam mengatasi konflik-konflik pribadinya.

5) Bimbingan Keluarga (Family Guidance), untuk memberikan

bantuan yang berupa tuntunan bagi individu dalam memecahkan

atau menyelesaikan problema yang berhubungan dengan masalah

keluarga.

6) Bimbingan Sosial (Sosial Guidance), adalah merupakan jenis

bimbingan yang bertujuan untuk membantu dalam memecahkan

27 LPPAI, op. cit., hlm. 3.

Page 13: BAB II BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2005... · b. Pengertian Penyuluhan ... tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan

28

dan mengatasi kesulitan-kesulitan dalam masalah sosial. Sebagai

upaya penyesuaian lingkungan masyarakat.28

5. Materi Bimbingan dan Penyuluhan Islam

Materi bimbingan dan penyuluhan Islam adalah sama dengan

materi dakwah, yang meliputi tiga hal yaitu :

a. Masalah keimanan (Aqidah)

b. Masalah ke-Islaman (Syari‘ah)

c. Masalah budi pekerti (Akhlakul karimah)29

Untuk lebih jelasnya akan diuraikan satu persatu sebagai berikut :

1). Masalah Keimanan (aqidah)

Aqidah adalah merupakan sesuatu yang diyakini secara bulat tidak

diliputi keragu-raguan sedikitpun. Dapat menimbulkan sifat jiwa yang

tercermin dalam perkataan dan perbuatan. Hal ini tertumpu dalam

kepercayaan dan keyakinan yang sungguh-sungguh akan ke-Esaan

Allah.

Keimanan itu ditanamkan sejak dini kepada anak-anak supaya

menjadi dasar untuk melaksanakan agama. Iman pada hakekatnya

adalah kombinasi antara Aqidah, fikiran dan irodah yang

mengarahkan hati untuk mengerjakan kebaikan yang memberikan

kemaslahatan bagi individu.

2). Masalah Keislaman (Syari’ah)

Keislaman adalah berhubungan dengan amalan lahir dalam rangka

menta’ati semua peraturan dan hukum Tuhan guna mengatur hidup

dan kehidupan antara hubungan manusia dengan Tuhan. Masalah

28 M. As’ad Djalali, Teknik-teknik Bimbingan dan Penyuluhan, PT. Bina Ilmu,

Surabaya, tth., hlm. 3-7. 29 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah, Al-Ikhlas, Surabaya, 1983, hlm. 60-

62.

Page 14: BAB II BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2005... · b. Pengertian Penyuluhan ... tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan

29

syari’ah mencakup aspek ibadah dan muamalah yang dilaksanakan

seperti, sholat, puasa, zakat dan sebagainya.

3). Masalah Budi Pekerti (Akhlak)

Akhlak adalah suatu sikap atau sifat atau keadaan yang mendorong

untuk melakukan sesuatu perbuatan baik atau buruk yang dilakukan

dengan mudah. Perbuatan ini dilihat dari pangkalnya yaitu motif atau

niat. Akhlak menurut Islam sangat dijunjung tinggi demi kebahagiaan

manusia. Yang termasuk akhlak disini adalah seperti perbuatan

berbakti kepada orang tua, saling hormat menghormati, tolong-

menolong dan sebagainya.

6. Metode Bimbingan dan Penyuluhan Islam

Metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu

tujuan, karena itu metode berasal dari meta yang berarti melalui dan hodos

berarti jalan. Namun secara definitif, metode adalah segala sarana yang

dapat digunakan untuk alat peraga, alat administrasi, dan pergedungan di

mana proses kegiatan bimbingan berlangsung.

Sejalan dengan tujuan yang akan dicapai, seorang pembimbing dan

penyuluh akan memerlukan beberapa metode yang dapat menghantarkan

menuju sasaran tugasnya, antara lain sebagai berikut :

a. Metode wawancara (Interview)

Adalah salah satu cara memperoleh fakta-fakta kejiwaan yang

dapat dijadikan pemetaan clien pada saat tertentu yang memerlukan

bantuan.

b. Metode Kelompok (group guidance)

Dengan menggunakan kelompok, pembimbing atau penyuluh akan

dapat mengembangkan sikap sosial, sikap memahami peranan anak

bimbing dalam lingkungannya menurut penglihatan orang lain dalam

kelompok itu, karena ingin mendapatkan pandangan baru tentang

dirinya dari orang lain. Dengan metode ini dapat timbul kemungkinan

Page 15: BAB II BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2005... · b. Pengertian Penyuluhan ... tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan

30

diberinya group therapy yang fokusnya berbeda dengan individu

counselling.

c. Metode yang dipusatkan pada keadaan clien (Clien-contered method)

Metode ini sering disebut nondirective (tidak mengarahkan), dalam

metode ini terdapat dasar pandangan bahwa Clien sebagai makhluk

yang bulat yang memiliki kemampuan berkembang sendiri. Metode ini

lebih cocok dipergunakan oleh konselor agama karena akan lebih

memahami keadaan Clien yang biasanya bersumber dari perasaan dosa

yang banyak menimbulkan perasaan cemas, konflik kejiwaan, dan

gangguan jiwa lainnya.

d. Directive conseling

Merupakan bentuk psikoterapi yang paling sederhana, karena

konselor secara langsung memberikan jawaban-jawaban terhadap

problem yang oleh Clien disadari sebagai sumber kecemasannya.

Metode ini tidak hanya digunakan oleh para konselor saja, melainkan

juga oleh para guru, dokter, social wolker, ahli hukum, dan sebagainya,

dalam rangka usaha mencari informasi tentang keadaan diri Clien.

e. Metode educative

Metode ini hampir sama dengan metode Clien contered, hanya

perbedaannya terletak pada lebih menekankan pada usaha mengorek

sumber perasaan yang dirasa menjadi beban tekanan batin Clien serta

mengaktifkan kekuatan atau tenaga kejiwaan Clien (potensi dinamis)

dengan melalui pengertian tentang realitas situasi yang dialami olehnya.

f. Metode Psikoanalistis

Metode ini terkenal mula-mula diciptakan oleh Sigmund Freud.

Metode ini berpangkal pada pandangan bahwa semua manusia itu

bilamana fikiran dan perasaannya tertekan oleh kesadaran dan perasaan

atau motive-motive tertekan tersebut tetap masih aktif mempengaruhi

Page 16: BAB II BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2005... · b. Pengertian Penyuluhan ... tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan

31

segala tingkah lakunya meskipun mengendap didalam alam

ketidaksadaran.30

Sedangkan metode yang ditawarkan oleh Islam diantaranya :

a. Dzikir, yaitu mengingat kepada Allah. Dengan dzikir ini hati

seseorang akan tentram, sebagaimana dikatakan dalam Al-Qur‘an

surat Ar-Ro‘du ayat 28 :

الذين ءامنوا وتطمئن قلوبهم بذآر الله ألا بذآر الله تطمئن

القلوب

Artinya : (Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.(Q.S. Ar-Ro‘du: 28).31

b. Tadarus Al-Qur‘an, yaitu membaca dan mendalami Al-Qur‘an,

karena orang yang tidak mau membaca Al-Qur‘an dan

mendalaminya hatinya akan terkunci sebagaimana dituliskan dalam

Al-Qur‘an surat Muhammad ayat 24:

أفلا يتدبرون القرءان أم على قلوب أقفالها Artinya : „Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur‘an

ataukah hati mereka terkunci ?“ (Q.S. Muhammad: 24).32

c. Berlaku Sabar. Orang yang berlaku sabar dalam menghadapi

masalah atau cobaan akan mendapatkan petunjuk dan rahmat dari

30 H.M. Arifin, op. cit, hlm. 44-50. 31 Departemen Agama RI, op.cit., hlm. 373 32 Ibid., hlm. 833.

Page 17: BAB II BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2005... · b. Pengertian Penyuluhan ... tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan

32

Allah. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur‘an surat Al-

Baqoroh ayat : 155 – 157 :

من الخوف والجوع ونقص من الأموال ولنبلونكم بشيء

الذين إذا أصابتهم )155(والأنفس والثمرات وبشر الصابرين

أولئك عليهم )156(مصيبة قالوا إنا لله وإنا إليه راجعون

رحمة وأولئك هم المهتدونصلوات من ربهم وArtinya : “Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu

dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita kepada orang-orang yang sabar yaitu orang-orang yang jika ditimpa musibah mengucapkan innalillahi wainna ilaihi roji‘un (sesungguhnya kita ini milik Allah dan kepada-Nya lah kita akan kembali). Mereka itulah yang mendapat berkat yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk“. (Q.S. Al-Baqoroh ayat : 155 – 157).33

d. Sholat, adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Sholat akan mencegah perbuatan keji dan munkar. Hal ini sesuai

dengan Firman Allah SWT dalam Al-Qur‘an surat Al-Ankabut ayat

45 :

اتل ما أوحي إليك من الكتاب وأقم الصلاة إن الصلاة تنهى عن

)45(الفحشاء والمنكر ولذآر الله أآبر والله يعلم ما تصنعون Artinya : “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-

Kitab (Al-Qur‘an) dan dirikanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (sholat)

33 Ibid., hlm. 39.

Page 18: BAB II BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2005... · b. Pengertian Penyuluhan ... tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan

33

adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.“ (Q.S. Al-Ankabut ayat 45).34

7. Asas-Asas Bimbingan dan Penyuluhan Islam

a. Asas Fitrah, artinya manusia pada dasarnya telah membawa fitrah

(naluri beragama Islam yang mengesakan Allah) sehingga bimbingan

dan penyuluhan Islam harus senantiasa mengajak kembali manusia

memahami dan menghayatinya.

b. Asas kebahagiaan dunia dan akhirat, bimbingan dan penyuluhan

Islam membentuk individu memahami dan menghayati tujuan hidup

manusia yaitu mengabdi kepada Allah dalam rangka mencapai tujuan

akhir sebagai manusia yaitu mencapai kebahagian dunia dan akhirat.

c. Asas Amal saleh dan akhlaqul karimah, kebahagiaan hidup didunia

dan akhirat sebagai tujuan hidup akan tercapai manakala manusia

beramal ‘saleh‘ dan berakhlak mulia, karena perilaku semacam itulah

fitrah manusia terwujud dalam realita kehidupan.

d. Asas mau‘idhatul hasanah, bimbingan dan penyuluhan Islam

dilakukan dengan cara sebaik-baiknya dengan mempergunakan segala

macam sumber pendukung secara efektif dan efisien, karena hanya

dengan cara penyampaian hikmah yang baik sajalah, maka hikmah itu

akan tertanam pada indifidu yang dibimbing.

e. Asas mujadalatul ahsan, bimbingan dan penyuluhan Islam

dilakukandengan cara dialog antara pembimbing dengan yang

dibimbing, dengan baik dan manusiawi dalam membuka pikiran dan

hati yang dibimbing terhadap ayat-ayat Allah sehingga muncul

pemahaman, penghayatan, keyakinan, akan kebenaran dan kebaikan

syari’at Islam dan mau melaksanakannya. 35

34 Ibid., hlm. 635. 35 LPPAI, op. cit., hlm. 63-64.

Page 19: BAB II BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2005... · b. Pengertian Penyuluhan ... tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan

34

B. Tinjauan Tentang Keberagamaan

1. Pengertian Keberagamaan

Menurut Jalaluddin Rakhmat keberagamaan yaitu perilaku yang

bersember langsung atau tidak langsung kepada Nash.36

Dari kedua definisi keberagamaan tersebut, maksudnya adalah pola

sikap seseorang yang berusaha menuju kepada pola kehidupan yang sesuai

dengan tuntunan ajaran Islam.

2. Dimensi-dimensi Keberagamaan

Agama dapat dikatakan sebagai perangkat peraturan yang mengatur

hubungan manusia dengan yang Maha Kuasa, yaitu Allah SWT, dan yang

mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya, yang mencakup pada

aspek pergaulan serta cara beribadah juga mengatur hubungan manusia

dengan makhluk - makhluk lainnya.

Seseorang yang mempunyai keImanan yang kuat senasntiasa akan

selalu melaksanakan perintah-perintah Allah tanpa merasa bawa perintah

tersebut merupakan suatu beban yang memberatkan, akan tetapi

pelaksanaan perintah Allah tersebut berdasarkan kesadaran yang timbul

dalam diri sendiri tanpa paksaan.

Dengan demikian maka seseorang yang beragama tidaklah cukup

hanya dikatakan dalam lesan atau percaya semata, namun harus disertai

dengan perbuatan yang disebut dengan pengabdian kepada Tuhan.

R. Stark dan C. Y. Glock mengatakan keberagamaan muncul dalam

lima dimensi. Dimensi-dimensi itu adalah : keyakinan, praktek agama,

pengalaman, pengetahuan agama dan konsekunsi-konsekuensi.37 Untuk

lebuh memperjelas berikut penulis paparkan kelima dimensi tersebut :

a. Dimensi keyakinan ( Akidah )

36 Taufik Abdullah dan Rusli Karim, ed, Metodologi Penelitian Agama Sebuah

Pengantar, Yogyakarta, PT. Tiara Wacana, 1989, hlm. 93 37 Roland Robertson, ed, Agama Dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis, Rajawali

Pers, Jakarta, 1988, hlm. 295

Page 20: BAB II BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2005... · b. Pengertian Penyuluhan ... tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan

35

Dimensi ini berisikan pengharapan-pengharapan dimana orang

yang religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu,

mengakui kebenaran doktrin-doktrin tersebut dan mentaatinya. Walaupun

demikian, isi dan ruang lingkup keyakinan itu berfariasi tidak hanya

diantara agama-agama, tetapi sering kali juga diantara tradisi-tradisi

dalam agama yang sama.38

Akidah merupakan dimensi agama dari aspek keyakinan yang

menjadi unsur pokok dalam beragama. Sedangkan akidah Islam menurut

DR. H. Abuddin Nata, MA, akidah Islam bukan sekedar keyakinan

dalam hati melainkan pada tahap selanjutnya harus menjadi acuan dan

dasar dalam bertingkah laku, serta berbuat yang pada akhirnya

menimbulkan amal saleh.39

Dengan adanya akidah yang kuat akan dapat membentuk suatu

kepribadian yang kuat, artinya salah satu dari pembentukan pribadi yang

baik itu harus didasari dari keyakinan yang kuat, dengan demikian

akidah dapat menjadi modal dasar seseorang dalam melaksanakan

hukum-hukum Allah dan mengikuti petunjuk Rasulullah SAW.

b. Dimensi praktek Agama

Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan , ketaatan dan hal-hal

yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama

yang dianutnya. Pada dimnensi ini sebagai manifestasi dari kepercayaan

atau keyakinan pada Allah yang diwujudkan dalam bentuk ibadah dan

mengabdikan diri secara utuh, lahir dan batin kepada Allah SWT.

Ibadah merupakan aspek keberagamaan manusia yang paling dapat

diamati dan diukur, dan merupakan aspek beragama yang paling mudah

diamati perbedaannya antara satu agama dengan agama lainnya.40

38 Ibid 39 H. Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001,

hlm.85 40 H. Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, Cet.

Kedua, hlm. 99

Page 21: BAB II BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2005... · b. Pengertian Penyuluhan ... tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan

36

Sehingga dengan demikian pada dimensi ini dalam agama Islam dapat

berbentuk sebagai berikut: Salat, zakat, puasa, serta menunaikan ibadah

haji bagi yang mampu ditambah dengan ibadah yang berhubungan

dengan masalah sosial.

c. Dimensi Pengalaman

Didalam beragama seseorang pada setiap saat akan selalu

mengadakan suatu kontak dengan perantara supra natural artinya

pengalaman beragama itu adakalanya diperoleh dari suatu pengalaman

yang tidak dapat dijangkau oleh akal, didalam istilah agama disebut

orang yang mendapat hidayah atau petunjuk tentang kebenaran, namun

pengalaman beragama ini tidak hanya diperoleh dari hidayah saja, akan

tetapi juga dari pergaulan sosial.

Pengalaman dan perasaan religius seseorang akan muncul ketika ia

berdo’a atau melaksanakan ibadah ditempat tertentu akibat spiritual yang

ditimbulkan oleh praktek ibadah yang dilakukan penganut agama akan

melahirkan berbagai pengalaman keagamaan yang sangat menarik; misal,

berbagai pengalaman penganut Islam ketika menunaikan ibadah haji

ditanah suci. Pengalaman seorang muslim ketika sembahyang tahajud

pada dini hari, ketika ia memanjatkan do’a kepada Allah secara khusuk

pada saat mendapatkan kesulitan dan pengalaman dari proses perubahan

spiritual seorang pemaluk agama setelah melaksanakan berbagai

tindakan keagamaan tertentu.41

d. Dimensi Pengetahuan ( Intelektual ) Agama

Islam demikian kuat mendorong manusia agar memiliki ilmu

pengetahuan dengan cara menggunakan akalnya untuk berpikir,

merenung dan sebagainya. Demikian pentingnya ilmu ini hingga Islam

41 Ibid, hlm. 108

Page 22: BAB II BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2005... · b. Pengertian Penyuluhan ... tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan

37

memandang bahwa orang menuntut ilmu sama nilainya dengan jihad di

jalan Allah.42 Untuk mengetahui dan memahami tentang ajaran agama itu

maka pembuktian dari hukum dan kaidah-kaidah dibuktikan dengan

pemikiran-pemikiran yang dapat menganalisa dan dapat berfikir secara

rasional.

Dengan menggunakan argumen rasional dapat digunakan alasan-

alasan yang lebih kuat untuk memegang suatu kepercayaan. Dengan

demikian pada dimensi pengetahuan agama adalah mengacu pada

harapan bahwa orang yang beragama harus memiliki pengetahuan

tentang dasar-dasar keyakinannya terhadap agama.

e. Dimensi konsekuensi-konsekuensi

Konsekuensi komitmen agama berlainan dari keempat dimensi

yang sudah dibicarakan , dimensi ini mengacu kepada identifikasi akibat-

akibat keyakinan keagamaan, praktek agama, pengalaman, dan

pengetahuan agama seseorang dari hari kehari.43

Dari pengertian tersebut diatas maka dapat penulis paparkan bahwa

dalam dimensi konsekuensi merupakan yang menjadi identifikasi dari

dimensi (keyakinan, praktek agama, pengalaman dan pengetahuan

agama), artinya setelah keempat dimensi tersebut dilaksanakan, maka

terjadi efek yang berkaitan dengan ajaran agama Islam baik terhadap diri

sendiri secara individu maupun terhadap dirinya yang berhubungan

dengan orang lain / masyarakat.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terbentuknya Sikap Dalam

Keberagamaan.

42 H. Abuddin Nata, op.cit, hlm. 87 43 Roland Robertson, ed, op.cit, hlm. 297

Page 23: BAB II BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2005... · b. Pengertian Penyuluhan ... tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan

38

Sebagaimana telah penulis paparkan bahwa keberagamaan adalah

pola sikap seseorang yang berusaha menuju kepada pola kehidupan yang

sesuai dengan tuntunan ajaran Islam.

Manusia memiliki pola sikap terhadap bermacam-macam hal,

sedangkan pola sikap yang termasuk dalam keberagamaan misalnya :

Untuk orang muslim yang benar-benar taat ia akan mengatakan daging

babi adalah haram, tidak disukai dan kotor. Mungkin sekali seseorang

yang betul-betul bersikap demikian apabila dikatakan bahwa ia sedang

makan daging babi maka ia akan memuntahkan keluar apa yang sedang ia

makan, inilah contoh mengenai sikap terhadap makanan daging babi.

Mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap

dalam keberagamaan adalah sebagai berikut :

1) Faktor Internal

Yang dimaksud dengan faktor internal adalah faktor yang terdapat

dalam diri pribadi manusia itu yakni aktifitasnya sendiri, daya pilihnya

sendiri, atau minat perhatiannya untuk menerima atau mengolah

pengaruh-pengaruh yang datang dari luar dirinya itu.44

2) Faktor Eksternal

Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah faktor yang datang

dari luar individu. Dimana faktor ini biasa timbul melalui interaksi

sosial maupun non sosial.45

a. Interaksi sosial Interaksi sosial adalah hasil kebudayaan manusia yang

sampai melalui keluarga, masyarakat, dan lingkungan. Menurut

Robert H. Thouless bahwa “Tidak ada seorangpun yang dapat

mengembangkan sikap-sikap keagamaan kita dalam keadaan

terisolasi dalam masyarakat. Sejak masa kanak-kanak hingga masa

44 W. A. Gerungan, Psikologi Sosial, PT. Eresco, Bandung, 1991, hlm. 156 45 Ibid, hlm. 156

Page 24: BAB II BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2005... · b. Pengertian Penyuluhan ... tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan

39

tua kita menerima perilaku dari apa yang mereka katakan pengaruh

terhadap sikap-sikap keagamaan kita”.46

Sedemikian penting faktor lingkungan sosial dalam

pembentukan sikap, maka selektifitas pergaulan sangat penting

untuk diperhatikan, karena kesalahan dalam pemilihan lingkungan

sosial akan dapat berakibat negatif bagi pembentukan sikap

seseorang.

b. Interaksi Non Sosial

Interaksi non sosial adalah hasil kebudayaan manusia yang

sampai kepadanya melalui alat-alat komunikasi seperti surat

kabar,radio, televisi, buku, risalah dan lain-lain.47

Dengan demikian interaksi sosial dan non sosial

mempunyai peranan dalam rangka pembentukan sikap dalam

keberagamaan.

C. Tinjauan Tentang Narapidana.

1. Pengertian Narapidana

Narapidana adalah orang hukuman.48 Drs. Yusfar Lubis dkk memberi

pengertian narapidana adalah seorang terhukum yang dikenakan pidana

dengan menghilangkan kemerdekaannya ditengah-tengah masyarakat yang

telah mendapat keputusan pengadilan (Hakim).49 Lebih luas lagi,

narapidana adalah orang yang dijatuhi putusan pidana penjara oleh

pengadilan karena melanggar hukum yang telah ditetapkan dan

ditempatkan di Lembaga Pemasyarakatan atau rumah tahanan.

46 Robert H. Thouless, Pengantar Psikologi Agama, Terjemah Mahnun Husein,

Rajawali Pers, Jakarta, 1992, hlm.37 47 W. A. Gerungan, op.cit, hlm. 155 48 Soedarsono, Kamus Hukum, Rineka Cipta, 1992, hlm, 293. 49 Yusfar Lubis dkk, Metodologi Dakwah Terhadap Narapidana, Proyek Penerangan

Departemen Agama, Jakarta, 1978, hlm. 13.

Page 25: BAB II BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2005... · b. Pengertian Penyuluhan ... tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan

40

Dari segi definisinya, maka dapat diketahui bahwa ciri-ciri

narapidana adalah :

a. Ditempatkan di Lembaga Pemasyarakatan (LP) atau Rumah Tahanan

(Rutan) negara.

b. Dibatasi kemerdekaannya dalam hal-hal tertentu. Misalnya kebebasan

bergaul dengan masyarakat, kebebasan bergerak atau melakukan

aktifitas di masyarakat.

Selain hal tersebut, seseorang yang dijatuhi pidana penjara dapat

juga dibebani dengan pencabutan hak-hak tertentu sebagaimana diatur

dalam pasal 35 (1) KUHP yaitu :

a. Hak memegang jabatan pada umumnya atau jabatan tertentu.

b. Hak memasuki angkatan bersenjata.

c. Hak memilih dan dipilih dalam pemilihan yang diadakan berdasarkan

aturan-aturan umum.

d. Hak menjadi penasehat atau pengurus menurut hukum, hak menjadi

wali, wali pengawas pengampu, atau pengampu pengawas atas orang

yang bukan anak sendiri.

e. Hak menjalankan kekuasaan Bapak, menjalankan perwalian atau

pengampuan atas anak sendiri.

f. Hak menjalankan pencahariaan tertentu.50

2. Kondisi Psychologis Narapidana

Ada beberapa kondisi pesikologis yang berhubungan dengan

penderitaan yang dialami narapidana tersebut, Yusfar Lubis dkk.

menyebutkannya ada lima macam, yaitu:

1. Hilang Kemerdekaan Hidup

2. Kehilangan Kewajaran Hubungan Sex dengan lain jenis

3. Kehilangan Rasa Aman

4. Kehilangan hak milik dan pelayanan sebagai seorang manusia

5. Kehilangan Kemauan Untuk bertindak sendiri 51

50 Roeslan Saleh, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Aksara Baru, Jakarta, 1987,

hlm. 64-65.

Page 26: BAB II BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2005... · b. Pengertian Penyuluhan ... tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan

41

Narapidana yang bertempat tinggal dalam penjara tentunya merasa

menderita, yang sama sekali tidak pernah dialaminya sebelum dia menjadi

narapidana. Kehidupan yang bebas, bergaul dengan masyarakat luas,

pergaulan rumah tangga, rasa aman dalam menjalankan kehidupan,

memiliki nilai-nilai dan memiliki harta benda dan bertindak atas

kemauannya sendiri, semuanya menjadi lenyap ketika memasuki alam

lembaga pemasyarakatan sebagai narapidana.

Sebagai orang yang mengambil jalan yang berseberangan dengan

ketentuan hukum, narapidana mengalami problem antara lain dirongrong

oleh perasaan bersalah, merasa dirinya buruk dan jahat karena telah

diasingkan dari lingkungan, resah dan takut apabila setelah keluar tidak

diterima masyarakat dan sebagainya. Maka dari itu perlu mendapatkan

bimbingan keagamaan agar merasa dekat dengan Allah dan mendapatkan

ketenangan serta menumbuhkan rasa percaya diri dan tidak mengulangi

perbuatannya lagi apabila telah keluar nantinya.

3. Upaya Pembinaan Terhadap Narapidana di Rumah Tahanan

Pidana penjara adalah salah satu pidana pokok yang membatasi

kebebasan bergerak narapidana. Dengan memasukkan narapidana ke

penjara, terkandung maksud agar orang lain tidak terpengaruh sifat jahat

dari narapidana, agar petugas Rumah Tahanan mudah melakukan

pembinaan terhadap narapidana itu sendiri, serta agar narapidana jangan

mengulangi perbuatannya setelah keluar dari penjara dan juga agar jangan

melarikan diri.

Rumah Tahanan hendaknya memberikan jaminan bahwa narapidana

itu betul-betul dipersiapkan menjadi manusia yang mandiri dan mampu

menghadapi masa depan. Dengan demikian Rumah Tahanan merupakan

wadah bagi narapidana untuk menjalani masa pidananya, serta

memperoleh berbagai pembinaan dan ketrampilan. Berbagai kegiatan yang

51 Yusfar Lubis dkk, op. cit, hlm. 15-17.

Page 27: BAB II BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2005... · b. Pengertian Penyuluhan ... tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan

42

dilakukan oleh petugas hendaknya mempercepat proses rasionalisasi

narapidana tersebut. Sasaran utama pembinaan narapidana itu ialah

mempersiapkan agar narapidana tersebut mampu menghadapi masa depan

dan mampu menyesuaikan diri dengan berbagai kondisi lingkungan dan

masyarakat.

Oleh karena itu pembinaan yang dilakukan di Rumah Tahanan antara

lain :

a. Pendidikan Umum, Pemberantasan tiga buta ( buta aksara, buta angka,

dan buta bahasa )

b. Pembinaan ketrampilan antara lain : menjahit, pertukangan dll

c. Pembinaan mental spiritual, pendidikan agama, dan budi pekerti.

d. Sosial budaya, kunjungan, belajar seni lukis, seni karawitan, seni

musik dll.

e. Kegiatan rekreasi, diarahkan pada pemupukan kesegaran jasmani dan

rohani melalui : olah raga, hiburan segar, membaca buku / majalah /

surat kabar.52

Dengan pembinaan tersebut, maka tujuan dari pidana penjara yaitu

disamping menimbulkan rasa derita pada terpidana karena dihilangkannya

kemerdekaan bergerak, juga membimbing terpidana agar bertaubat,

mendidik supaya ia menjadi seorang anggota masyarakat sosialis

Indonesia yang berguna.

52 Departemen Kehakiman RI, Pola Pembinaan Narapidana / Tahanan, Cetakan I,

1990, hlm. 41.

Page 28: BAB II BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2005... · b. Pengertian Penyuluhan ... tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan

43