PELAKSANAAN METODE PEMBIASAAN DALAM...

download PELAKSANAAN METODE PEMBIASAAN DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl... · Semua data dianalisis dengan pendekatan fenomelogi dan ... Dasar dan Tujuan

If you can't read please download the document

Transcript of PELAKSANAAN METODE PEMBIASAAN DALAM...

  • PELAKSANAAN METODE PEMBIASAAN

    DALAM PEMBELAJARAN PENGEMBANGAN AGAMA

    ISLAM DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH DRONO IV

    NGAWEN KLATEN PADA TAHUN 2010/2011

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

    guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

    Ilmu Pendidikan Islam

    Oleh:

    SRI WAHYUNI

    NIM: 093 111 348

    FAKULTAS TARBIYAH

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

    SEMARANG

    2011

  • ABSTRAK.

    Judul : Pelaksanaan Metode Pembiasaan Dalam Pembelajaran Pengembangan Agama Islam di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Drono IV Ngawen Klaten Pada Tahun 2010/2011

    Penulis : Sri Wahyuni NIM : 093 111 348

    Skripsi ini membahas pelaksanaan metode pembiasaan dalam pembelajaran Pengembangan Agama Islam di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Drono IV Ngawen Klaten Pada Tahun 2010/2011. Kajian ini dilatarbelakangi oleh metode pembiasaan dalam Pembelajaran Pengembangan Agama Islam yang dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan: (1). Bagaimana pelaksanaan metode pembiasaan dalam pembelajaran pengembangan Agama Islam di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Drono IV Ngawen Klaten? (2). Faktor-faktor apa sajakah yang mendukung pelaksanaan metode pembiasaan di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Drono IV Ngawen Klaten? (3). Hambatan apa yang ditemukan dalam pelaksanaan metode pembiasaan di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Drono IV Ngawen Klaten? Permasalahan tersebut dibahas melalui studi lapangan yang dilaksanakan di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Drono IV Ngawen Klaten. Di Taman Kanak-Kanak tersebut dijadikan sebagai sumber data untuk mendapatkan potret pelaksanaan metode pembiasaan dalam pembelajaran pengembangan Agama Islam. Datanya diperoleh dengan cara wawancara bebas, observasi pendidikan dan studi dokumentasi. Semua data dianalisis dengan pendekatan fenomelogi dan analisis deskriptif menggunakan logika induksi, deduksi dan refleksi.

    Kajian ini menunjukkan bahwa: (1). Pelaksanaan metode pembiasaan dalam pembelajaran pengembangan Agama Islam di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Drono IV Ngawen Klaten dilakukan melalui tahap perencanaan dengan menyiapkan program rencana kegiatan harian dilanjutkan dengan pelaksanaan pembelajaran yang berorientasi pada pembiasaan anak yang dilakukan dengan berbagai cara yang baik dan disesuaikan dengan arah pembiasaan yang telah dirancang, selanjutnya menerapkan model pembiasaan dengan pembiasaan kebersihan dengan memeriksa pakaian, kuku dan tubuh mereka, membiasakan untuk membaca Al Quran dengan membiasakan menghafal surat-surat pendek pada anak, membiasakan sholat berjamaah, berdzikir, berdoa setiap melakukan sesuatu dengan membiasakan setiap hari menghafal beberapa doa dalam kehidupan dalam setiap proses pembelajaran dan masih banyak lagi yang lain. Proses terakhir merupakan kegiatan penutup selalu dilakukan dengan doa bersama dan bersalaman. (2). Faktor-faktor yang mendukung dari pelaksanaan metode pembiasaan di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Drono IV Ngawen Klaten adalah adanya dukungan dari orang tua dan masyarakat serta guru yang ahli dan sarana dan prasarana yang lengkap untuk melaksanakan proses pembelajaran pengembangan agama Islam dengan metode pembiasaan. (3) Faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan metode pembiasaan di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Drono IV Ngawen Klaten adalah adanya perbedaan daya piker dan emosi anak-anak yang mebuat proses belajar mengajar harus diulang-ulang. Temuan tersebut memberikan acuan bagi para siswa untuk dapat meningkatkan perilakunya menjadi lebih baik sebagai proses pembiasaan.

  • iv

    MOTTO

    SD

  • v

    PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Sri Wahyuni

    NIM : 093 111 348

    Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam

    Menyatakan bahwa Skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/ karya saya

    sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya

    Samarang, 10 Juni 2011

    Saya yang menyatakan

    Sri Wahyuni

    Nim: 093 111 348

  • vi

    PERSEMBAHAN

    Karya penelitian ini saya persembahkan kepada:

    Suamiku tercinta Maryanto, ananda Miftah Al Muadzakky, Rifdia Nuril

    Habibah dan Shafa Radilla Qurrotul Aini yang telah mencurahkan kasih

    sayang dan dukungannya serta doa sehingga penulis dapat menyelesaikan

    studi ini

    Keluarga Moh. Badrun, Keluarga Imam Sadali serta segenap keluarga besar

    TK Aisyiyah Drono IV yang telah memotivasi dan memberikan kritik dan

    saran selama studi.

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat

    terselesaikan.

    Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi

    Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta orang-orang

    mukmin yang senantiasa mengikutinya.

    Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, peneliti sampaikan bahwa

    skripsi ini tidak aakan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan

    dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu

    penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang

    telah membantu. Adapaun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan

    kepada:

    1. Dr. Sujai, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,

    beserta staf yang telah memberikan pengarahan dan pelayanan dengan baik,

    selama masa penelitian.

    2. Ahmad Maghfurin, M.A., selaku pembimbing yang telah memberikan

    bimbingan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

    3. Segenap Civitas Akademik IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan

    bimbingan kepada penulis untuk meningkatkan ilmu.

    4. Muthoifah selaku guru Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Drono IV Ngawen Klaten

    yang telah memberikan izin penelitian

    5. Semua keluarga yang telah memberikan doa dan dorongan.

    6. Semua karib kerabat yang telah memberikan motivasi dalam penelitian skripsi.

    Kepada semuanya, penelitian mengucapkan terima kasih disertai doa semoga

    budi baiknya diterima oleh Allah SWT, dan mendapatkan balasan berlipat ganda dari

    Allah SWT.

    Kemudian penyusun mengakui kekurangan dan keterbatasan kemampuan

    dalam menyusun skripsi ini, maka diharapkan kritik dan saran yang bersifat

  • viii

    konstruktif evaluatif dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya

    semoga dapat bermanfaat bagi diri peneliti khususnya

    Semarang, 10 Juni 2011

    Penulis

    Sri Wahyuni

    NIM: 093 111 348

  • ix

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

    HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii

    MOTTO ........................................................................................................... iv

    PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................... v

    ABSTRAK ...................................................................................................... vi

    HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vii

    KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

    DAFTAR ISI ................................................................................................... x

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1

    B. Penegasan Istilah ............................................................... 4

    C. Rumusan Masalah ............................................................ 6

    D. Tujuan Penelitian .............................................................. 6

    E. Manfaat Penelitian ............................................................ 6

    F. Kajian Pustaka .................................................................. 7

    G. Metode penelitian ............................................................. 8

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Metode Pembiasaan .......................................................... 11

    1. Pengertian Metode Pembiasaan ................................. 11

    2. Dasar dan Tujuan Metode Pembiasaan ..................... 12

    3. Bentuk-bentuk Pembiasaan ....................................... 15

    4. Langkah-langkah Metode Pembiasaan ....................... 16

    5. Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Metode

    Pembiasaan ................................................................ 19

    6. Kekurangan dan Kelebihan Metode Pembiasaan ....... 20

  • x

    B. Pengembangan Agama Islam ........................................... 21

    1. Pengertian Pengembangan Agama Islam .................. 21

    2. Dasar dan Tujuan Pengembangan Agama Islam ....... 22

    3. Materi Pengembangan Agama Islam ........................ 23

    4. Metode Pelaksanaan Pengembangan Agama Islam .. 33

    C. Pentingnya Metode Pembiasaan Dalam Pembelajaran

    Pengembangan Agama Islam Siswa Taman Kanak-

    Kanak ................................................................................ 35

    BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

    A. Gambaran Umum .............................................................. 39

    1. Sejarah Singkat berdirinya Taman Kanak-Kanak

    Aisyiyah Drono IV Ngawen Klaten ......................... 39

    2. Letak Geografis ......................................................... 40

    3. Struktur Organisasi ..................................................... 40

    4. Tujuan ........................................................................ 41

    5. Visi dan Misi .............................................................. 42

    6. Saran-saran dan Prasarana ......................................... 42

    B. Pelaksanaan Metode Pembiasaan Pada Pengembangan

    Agama Islam di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah

    Drono IV Klaten ............................................................... 45

    1. Pembelajaran PAI Taman Kanak-Kanak Aisyiyah

    Drono IV Ngawen Klaten ......................................... 45

    2. Pelaksanaan Metode Pengembangan Pada

    Pembelajaran Pengembangan Agama Islam di

    Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Drono IV Ngawen

    Klaten ........................................................................ 46

    C. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Metode

    Pembiasaan Pada Pengembangan Agama Islam di Taman

    Kanak-Kanak Aisyiyah Drono IV Ngawen Klaten .......... 53

    1. Faktor Pendukung ..................................................... 53

  • xi

    2. Faktor Penghambat .................................................... 54

    BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN METODE PEMBIASAAN

    PEMBELAJARAN PENGEMBANGAN AGAMA ISLAM

    DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH DRONO IV

    NGAWEN KLATEN ................................................................ 55

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ........................................................................... 63

    B. Saran-saran ............................................................................ 63

    C. Penutup ................................................................................. 64

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang selama ini berlangsung

    agaknya terasa kurang terkait atau kurang concern terhadap persoalan bagaimana

    mengubah pengetahuan agama yang bersifat kognitif menjadi makna dan

    nilai yang perlu diinternalisasikan dalam diri peserta didik, untuk selanjutnya

    menjadi sumber motivasi bagi peserta didik untuk bergerak, berbuat, dan

    berperilaku secara konkrit-agamis dalam kehidupan praktisi sehari-hari.1

    Proses internalisasi nilai ajaran Islam menjadi sangat penting bagi peserta

    didik untuk dapat mengamalkan dan mentaati ajaran dan nilai-nilai agama dalam

    kehidupannya, sehingga tujuan Pendidikan Agama Islam tercapai. Upaya dari

    pihak sekolah untuk dapat menginternalisasikan nilai ajaran Islam kepada diri

    peserta didik menjadi sangat penting, dan salah satu upaya tersebut adalah

    dengan metode pembiasaan di lingkungan sekolah. Metode pembiasaan tersebut

    adalah dengan menciptakan suasana religius di sekolah, karena kegiatan-

    kegiatan keagamaan dan praktik-praktik keagamaan yang dilaksanakan secara

    terprogram dan rutin (pembiasaan) diharapkan dapat mentransformasikan dan

    menginternaslisasikan nilai-nilai ajaran Islam secara baik kepada peserta didik.

    Pembiasaan pada pendidikan anak sangatlah penting, khususnya dalam

    pembentukan pribadi dan akhlak. Pembiasaan agama akan memasukkan unsur-

    unsur positif pada pertumbuhan anak. Semakin banyak pengalaman agama yang

    didapat anak melalui pembiasaan, maka semakin banyak unsur agama dalam

    pribadinya dan semakin mudahlah ia memahami ajaran agama.2

    Pembiasaan merupakan proses pendidikan. Ketika suatu praktik sudah

    terbiasa dilakukan, berkat pembiasaan ini maka akan menjadi habit bagi yang

    melakukannya, kemudian akan menjadi ketagihan dan pada waktunya akan

    1 Muhaimin dkk., Paradigma Pendidikan Islam (Bandung: Rosda Karya, 2001), hlm. 1682 Zakiah Derajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), hlm. 64-65

    1

  • 2

    menjadi tradisi yang sulit untuk ditinggalkan. Disinilah pentingnya pembiasaan

    dalam proses pendidikan.3

    Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) bagi anak usia 4-6 tahun bertujuan

    membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan,

    ketrampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam

    menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta

    perkembangan selanjutnya.4

    Dengan begitu sebenarnya pendidikan TK merupakan masa sangat

    strategis bagi pembentukan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan,

    ketrampilan, daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dengan lingkungannya

    serta untuk meletakkan dasar agama bagi anak untuk masa pertumbuhan serta

    perkembangan selanjutnya.

    Ditinjau dari psikologi perkembangan, usia prasekolah merupakan masa

    yang menentukan bagi perkembangan anak pada tahapan selanjutnya. Pada masa

    ini, situasi anak peka untuk menerima rangsang dari luar yang sesuai tahap

    perkembangannya, maka kemampuan anak akan berkembang optimal, sehingga

    rangsangan akan keagamaan yang diberikan pada masa ini dengan tidak

    mengacuhkan tingkat perkembangannya akan sangat bermanfaat bagi

    kedewasaan anak akan agama. Zakiah Daradjat mengatakan bahwa, pada

    umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman dan

    latihan-latihan yang dilaluinya pada masa kecilnya dulu. Seseorang pada masa

    kecilnya tidak pernah mendapatkan pendidikan agama, maka pada masa

    dewasanya nanti ia tidak merasakan pentingya agama dalam kehidupannya.5

    Seperti yang diyakini oleh Maria Montessori 6 bahwa pendidikan dimulai

    sejak bayi lahir dan bahwa tahun-tahun pertama kehidupan anak merupakan

    masa-masa sangat formatif paling penting baik secara fisik maupun mental

    karena itu janganlah sampaik disia-siakan Monterssori yakin bahwa pada tahun

    3 A. Qodri Azizy, Pendidikan Untuk Membangun Etika Sosial, (Jakarta: Aneka Ilmu, 2002) hlm 146-147

    4 Agus F. Tang Yong, dkk., Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Gramedia,1994) hlm 2.

    5 Zakiah Daradjat, op. cit, hlm. 486 Elizabet G. Hainstock, Monterssori untuk anak Prasekolah (terj: Hernes), (tt.p: PT Pustaka

    Delaprasta, 2002) hlm. 10

  • 3

    awal seorang anak mempunyai periode-periode sensitif (sensitif period) selama

    masa inilah secara khusus mudah menerima stimulus-stimulus tertentu.

    Perkembangan mental sanat cepat sehingga sering disebut sebagai absorben

    mind (pikiran anak dapat menyerap) karena kemampuan yang besar dalam

    belajar dan asimilasi secara terus menerus dan tanpa sadar dunia yang

    mengelilinginya.7

    Dengan pengetahuan perkembangan anak prasekolah yang begitu luar

    biasa, maka diperlukan perencanaan yang menyeluruh untuk mengembangkan

    kemampuan anak secara optimal ke arah yang positif. Kebutuhan akan

    pengawasan hendaknya jangan menjadi pembatasan pengarahan serta

    pengawasan yang terjebak pada sebuah tindakan kekerasan anak, akan sangat

    berpengaruh terhadap perkembangan. Biarkan anak tumbuh dan berkembang

    sesuai dengan fasenya dengan terus dipantau dan diperhatikan untuk kemudian

    diarahkan bila ada tindakannya yang sekiranya tidak sesuai, tentunya dengan

    metode dialogis. Dengan cara seperti itu akan menumbuhkan sikap anak yang

    menghargai sebuah proses yang tidak anarkis.

    Pendidikan anak usia dini mempunyai tujuan untuk mengembangkan

    seluruh potensi anak agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang utuh yang

    baru mengenal dunia, dimana ia belum mengetahui aturan norma, tata krama dan

    anak sedang belajar berkomunikasi serta belajar memahami orang lain. Karena

    itu anak memerlukan bimbingan dalam mengenal fenomena alam dan

    ketrampilan yang dibutuhkan sebagai bekal hidup bermasyarakat. Interksi anak

    dengan orang lain dan benda diperlukan agar anak mampu mengembangkan

    kepribadian, akhlak dan watak mulia.8

    Salah satu untuk mencapainya yaitu dengan menerapkan metode

    pembiasaan sebagaimana yang diterapkan di Taman Kanak-kanak Aisyiyah

    Drono IV Ngawen Klaten adalah sebagai salah satu upaya untuk menginternali-

    sasikan nilai-nilai ajaran Islam kepada diri peserta didik, sehingga peserta didik

    7 Ibid, hlm. 118 Slamet Suyanto, Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2005)

    hlm. 3-4

  • 4

    dapat menghayati dan mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-

    hari.

    Taman Kanak-kanak Aisyiyah Drono IV Ngawen Klaten adalah salah

    satu taman kanak-kanak Islam yang menjadi favorit para orang tua dalam

    menyekolahkan anak-anaknya, ini dikarenakan TK ini telah terbukti bertahun-

    tahun menjadikan lulusannya bisa mempraktekkan ibadah dan mengaji,

    keunggulan lembaga ini dikarena model pembelajaran yang menggunakan

    metode pembiasaan yang khas yang lebih mendalami kemampuan dan kejiwaan

    anak, selain itu proses kerja sama yang baik antara orang tua dan pihak TK yang

    menjadikan pembiasaan itu semakin tertanam pada anak-anak.

    Pembiasaan adalah sesuatu yang dibiasakan, yaitu dengan memberikan

    kesempatan kepada siswa untuk senantiasa mengamalkan ajaran agamanya.

    Dengan pendekatan ini, siswa dibiasakan mengamalkan ajaran agama, baik

    secara individual maupun secara kelompok kelompok dalam kehidupan sehari-

    hari. Metode pembiasaan yang dimaksud adalah suatu cara yang dilakukan oleh

    pendidik dengan memberikan latihan-latihan atau tugas-tugas kepada siswa

    terhadap suatu perbuatan tertentu, agar siswa mempunyai kebiasaan yang sesuai

    dengan ajaran Islam.

    Bentuk pembiasaan yang diterapkan di Taman Kanak-kanak Aisyiyah

    Drono IV Ngawen Klaten adalah shalat berjamaah, membaca Al-quran sebelum

    pelajaran dimulai, membaca doa sebelum dan sesudah belajar, berjabat tangan

    dan mengucapkan salam, serta pengumpulan dana sosial.

    Dari pemaparan diatas, penelitian ini mencoba membahas tentang bentuk

    dan pelaksanaan metode pembiasaan sebagai upaya menginternalisasikan nilai

    ajaran Islam kepada peserta didik di Taman Kanak-kanak Aisyiyah Drono IV

    Ngawen Klaten.

    B. Penegasan Istilah

    Guna memberikan gambaran yang jelas dan agar tidak terjadi salah

    pengertian, maka akan penulis paparkan beberapa istilah yang terdapat dalam

    judul diatas, sebagai berikut:

  • 5

    1. Pelaksanaan

    Pelaksanaan adalah penyelenggaraan, atau pengenaan perihal

    mempraktekkan sesuatu9.

    2. Metode

    Metode berasal dari kata method yang berarti cara. Menurut

    Kamus Besar Bahasa Indoensia, metode adalah cara yang disusun secara

    teratur, mapan, sistematis sebagai landasan untuk suatu kegiatan tertentu

    atau pelaksanaan sesuatu.10 Jadi metode disini berarti suatu cata yang

    dgunakan dalam kegiatan belajar-mengajar guna mencapai tujuan tertentu.

    3. Pembiasaan

    Pembiasaan berasal dari kata biasa yang mendapat imbihan pe-an

    yang menunjukkan arti proses.11

    Pembiasaan juga diartikan melakukan suatu perbuatan atau

    ketrampilan tertentu secara terus-menerus dan konsisten untuk waktu yang

    cukup lama, sehingga perbuatan atau ketrampilan itu benar-benar dan

    akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang sulit ditinggalkan. Dalam psikologi,

    proses pembiasaan disebut conditioning. Proses ini akan menjelmakan

    kebiasaan (habit) dan kemampuan (ability), yang akhirnya akan menjadi

    sifat-sifat pribadi (personal habits) yang terperangai dalam perilaku sehari-

    hari.12

    4. Pengembangan Agama Islam (PAI)

    Pengembangan Agama Islam adalah proses meletakkan dasar ke

    arah pengembangan akhlak, sikap perilaku, pengetahuan, ketrampilan dan

    daya cipta yang diperlukan anak didik agar menjadi muslim yang

    mengahayati dan mengamalkan agama, serta sanggup menyesuaikan diri

    dengan lingkungannya dan kepentingan pertumbuhan dan perkembangan

    selanjutnya.

    9 Budiono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005) hlm. 62710 Ibid, hlm 740.11 M. B. Ali dan T. Deli, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Bandung: Citra Umbara, 1997), hlm. 7712 Hanna Djumhana, Integrasi Psikologi dengan Islam Menuju Psikologi Islami, (Yogyakarta: Yayasan

    Insan Kamil dan Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 6

  • 6

    Berdasarkan penegasan istilah diatas, maka penelitian ini maksud

    yaitu metode pembiasaan itu dilaksanakan dalam proses pembelajaran

    Pendidikan Agama Islam di Taman Kanak-kanak Aisyiyah Drono IV

    Ngawen Klaten, sehingga siswa mampu menjalankan ajaran-ajaran agama

    Islam sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

    C. Rumusan Masalah

    Berangkat dari apa yang telah diungkapkan di atas maka penulis

    merumuskan masalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana penerapan metode pembiasaan dalam pembelajaran agama Islam

    di Taman Kanak-kanak Aisyiyah Drono IV Ngawen Klaten?

    2. Faktor-faktor apa sajakah yang mendukung pelaksanaan metode pembiasaan

    di Taman Kanak-kanak Aisyiyah Drono IV Ngawen Klaten?

    3. Hambatan apa yang ditemukan dalam pelaksanaan metode pembiasaan di

    TK Aisyiyah Drono IV Ngawen Klaten?

    D. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian merupakan arah dalam mengadakan pembahasan setiap

    kegiatan.

    Adapun tujuan penelitian ini adalah:

    1. Untuk mengetahui penerapan metode pembiasaan dalam pembelajaran

    pengembangan Agama Islam di TK Aisyiyah Drono IV Ngawen Klaten pada

    tahun 2010/2011

    2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendukung pelaksanaan

    metode pembiasaan di TK Aisyiyah Drono IV Ngawen Klaten pada tahun

    2010/2011.

    3. Untuk menemukan hambatan-hambatan dalam pelaksanaan metode

    pembiasaan di TK Aisyiyah Drono IV Ngawen Klaten pada tahun

    2010/2011.

    E. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai:

  • 7

    1. Bahan masukan yang obyektif dalam meningkatkan keaktifan belajar dan

    hasil belajar siswa TK Aisyiyah di Drono IV Ngawen Klaten.

    2. Pedoman dalam mengatasi dan menanggulangi permasalahan dalam proses

    belajar mengajar di TK Aisyiyah di Drono IV Ngawen Klaten.

    3. Peningkatan kualitas pembelajaran terutama pada pembelajaran

    pengembangan Agama Islam sehingga memperkecil kesulitan yang dihadapi

    oleh guru siswa khususnya.

    F. Kajian Pustaka

    Dalam pembahasan ini akan dideskripsikan tentang hubungan antara

    permasalahan yang penulis teliti dengan kerangka teoritik yang penulis pakai

    serta hubungannya dengan peneliti terdahulu yang relevan.

    1. Penelitian yang dilaksanakan oleh Anita Nur Fitriyana NIM 3101386

    berjudul Metode Pembiasaan, Peranannya Dalam Meningkatkan

    Pembelajaran Pengembangan Agama Islam di TK IT Permata Hati Ngaliyan

    Semarang Tahun 2006, hasil penelitian menunjukkan bahwa seseorang

    yang telah mempunyai kebiasaan tertentu akan dapat melaksanakannya

    dengan mudah dan senang hati. Bahkan segala sesuatu yang telah menjadi

    kebiasaan dalam usia dini sulit untuk diubah dan tetap berlangsung sampai

    hari tua, untuk mengubahnya perlu terapi dan pengendalian diri.

    2. Penelitian yang dilakukan oleh Kasmuni NIM 073111623 berjudul

    Efektfitas Metode Pembiasaan Untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi

    Pada Pembelajaran Pengembagan Agama Islam TK Miftahul Huda

    Grobogan, hasil penelitian menujukkan bahwa motivasi pada pembelajaran

    PAI sebelum metode pembiasaan diterapkan kurang termotivasi pada

    pengembangan Agama Islam, setelah dilaksanakan pembiasaan terjadi

    peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Pembiasaan

    merupakan salah satu metode pendidikan yang sangat penting, terutama bagi

    anak-anak. Mereka perlu dibiasakan dengan tingkah laku, keterampilan,

    kecakapan dan pola pikir tertentu khususnya untuk melaksanakan ibadah.

    Faktor keimanan mereka menjadi bertambah jelas dan kuat, akhirnya tidak

  • 8

    tergoyahnya lagi karena telah masuk menjadi bagian dari pribadinya. Untuk

    membina anak agar mempunyai sifat-sifat terpuji, tidaklah mungkin dengan

    penjelasan pengertian saja, akan tetapi perlu membiasakannya untuk

    melakukan yang baik dan diharapkan nanti akan mempunyai sifat-sifat yang

    baik.

    Beberapa penelitian diatas mempunyai kesamaan dengan penelitian yang

    sedang peneliti lakukan yaitu tentang metode pembiasaan dalam proses

    pembelajaran, akan tetapi terdapat perbedaan yang jelas dengan penelitian yang

    sedang peneliti lakukan yaitu penelitian di fokuskan pada penerapan pembiasaan

    Pengembangan Agama Islam di taman kanak-kanak Drono yang tentunya

    mempunyai sistem pembelajaran yang berbeda, jadi beberapa penelitian diatas

    dapat dijadikan rujukan bagi penelitian ini.

    G. Metode Penelitian

    1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

    Penelitian ini merupakan studi lapangan yang bermaksud

    mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan

    interaksi suatu sosial, individu, kelompok, lembaga dan masyarakat.13

    Penelitian ini bersifat deskriptif yang memberi gambaran secermat

    mungkin mengenai suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu,

    dalam penelitian ini untuk menetahui informasi tentang metode pembiasaan

    yang diterapkan di Taman Kanak-kanak Aisyiyah Drono IV Ngawen

    Klaten.

    Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan

    fenomonologi dan analisis deskriptif, yang berusaha memahami dan

    menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam

    situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri.14 Pendekatan ini

    digunakan karena data yang diperoleh adalah data deskriptif yang berupa

    13 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara,2000), hlm 5.

    14 Ibid, hlm. 81

  • 9

    kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang serta berupa perilaku yang

    diamati.

    2. Metode Pengumpulan Data

    Dalam mengumpulkan atau memperoleh data, menggunakan

    beberapa metode yaitu :

    a. Observasi

    Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang

    sistematis tehadap gejala-gejala yang diteliti.15 Metode ini digunakan

    untuk memperoleh data tentang :

    1) Pelaksanaan metode pembiasaan

    2) Proses Pembelajaran pengembangan Agama Islam di sekolah

    b. Wawancara

    Metode wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang

    atau lebih secara langsung.16

    Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara yang bebas

    terpimpin, sebab sekalipun wawancara dilakukan secara bebas tetapi

    sudah dibatasi oleh struktur pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya.

    Wawancara dilakukan untun memperoleh data sebagai berikut :

    1) Tujuan pelaksanaan metode pembiasaan

    2) Nilai-nilai ajaran Islam yang hendak diinternalisasikan kepada

    peserta didik.

    3) Nilai-nilai apa saja yang muncul dirasakan oleh siswa.

    c. Dokumentasi

    Metode dokumentasi adalah teknik pengambilan data yang

    diperoleh melalui dokumen-dokumen.17

    Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang:

    1) Kondisi dan gambaran umum tentang Taman Kanak-kanak Aisyiyah

    Drono IV Ngawen.

    15 Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: Rinneka Cipta, 1997), hlm. 63.16 Hisaaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, op.cit, hlm. 57-58.17 Ibid, hlm 73

  • 10

    2) Keadaan guru karyawan dan siswa Taman Kanak-kanak Aisyiyah

    Drono IV Ngawen.

    3) Sarana dan fasilitas sekolah. Taman Kanak-kanak Aisyiyah Drono

    IV Ngawen.

    3. Metode Analisis Data

    Analisis data adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan.

    Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia

    dari berbagai sumber yaitu berupa wawancara, pengamatan yang sudah

    dituliskan dalam catatan lapangan serta dokumen resmi dan sebagainya.18

    Dalam menganalisis data-data yang ada penulis menggunakan metode

    fenomonologi dan analisis deduksi dan refleksi, yaitu suatu metode analisis

    data yang menggambarkan atau melukiskan keadaan obyek penelitian pada

    saat sekarang berdasarkan berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau

    sebagaimana adanya.19

    Jadi dalam menganalisis data, penulis hanya akan mendiskripsikan

    atau menggambarkan tentang pelaksanaan metode pembiasaan pada

    Pendidikan Agama Islam di Taman Kanak-kanak Aisyiyah Drono IV

    Ngawen.

    18 Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991), hlm. 19019 Hadari Nawawi dan Mimi Martini, Penelitian Terapan, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press,

    1996) hlm. 73

  • 11

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    PEMBIASAAN SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN

    PENGEMBANGAN AGAMA ISLAM

    A. Metode Pembiasaan

    1. Pengertian Metode Pembiasaan

    Setiap orang tua muslim mempunyai kewajiban untuk mendidik

    anaknya agar menjadi orang yang saleh, taat pada orang tuanya dan

    agamanya. Dalam mendidik anak tersebut, proses yang berjalan tidak akan

    terlepas dari dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Hal tersebut juga

    relevan dengan sebuah teori perkembangan anak didik yang dikenal dengan

    teori konvergensi yang menyatakan bahwa pribadi dapat dibentuk oleh

    lingkungannya dan dengan mengembangkan potensi dasar yang ada

    padanya.1

    Potensi dasar yang ada pada anak merupakan potensi alamiah yang

    dibawa anak sejak lahir atau bisa dikatakan sebagai potensi pembawaan.

    Oleh karena itulah, potensi dasar harus selalu diarahkan agar tujuan dalam

    mendidik anak dapat tercapai dengan baik. Pengarahan orang tua kepada

    anak dalam lingkungan keluarga sebagai faktor eksternal, salah satunya

    dapat dilakukan dengan metode pembiasaan, yaitu berupa menanamkan

    kebiasaan yang baik kepada anak.2

    Pembiasaan merupakan sebuah metode dalam pendidikan berupa

    proses penanaman kebiasaan.3 Sedangkan yang dimaksud dengan

    kebiasaan itu sendiri adalah cara-cara bertindak yang persistent uniform,

    dan hampir-hampir otomatis (hampir-hampir tidak disadari oleh

    pelakunya).4

    1 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodoligi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm.

    111 2 Ibid, hl. 111 3 Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 184 4 Ibid, hl,. 184

    11

  • 12

    Menurut Muhammad Zein, orang tua berperan sebagai penanggung

    jawab dan pendidik dalam keluarga. Menurutnya, dalam mendidik anak

    perlu diterapkan tiga metode yaitu meniru, menghafal dan membiasakan.5

    Pada metode pembiasakan, operasionalnya adalah dengan melatih anak

    untuk membiasakan segala sesuatu supaya menjadi kebiasaan. Sebab

    menurutnya, kebiasaan ini akan menimbulkan kemudahan, keentengan.6

    Metode pembiasaan ini adalah sebagai bentuk pendidikan bagi

    manusia yang prosesnya dilakukan secara bertahap, dan menjadikan

    pembiasaan itu sebagai teknik pendidikan yang dilakukan dengan

    membiasakan sifat-sifat baik sebagai rutinitas, sehingga jiwa dapat

    menunaikan kebiasaan itu tanpa terlalu payah, tanpa kehilangan banyak

    tenaga, dan tanpa menemukan banyak kesulitan.

    Pembiasaan juga merupakan salah satu metode pendidikan yang

    sangat penting, terutama bagi anak-anak. Mereka belum paham tentang apa

    yang disebut baik dan buruk dalam arti susila. Demikian pula mereka nelum

    mempunyai kewajiban-kewajiban yang harus dikerjakan seperti pada orang

    dewasa. Pada sisi yang lain mereka juga memiliki kelemahan yaitu belum

    memiliki daya ingat yang kuat. Mereka lekas melupakan apa yang telah dan

    baru terjadi. Sedangkan pada sisi yang lain, perhatian mereka lekas mudah

    beralih kepada hal-hal yang baru dan disukainya.

    Sehingga berkaitan dengan hal tersebut, mereka perlu dibiasakan

    dengan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, dan pola pikir tertentu. Anak

    perlu dibiasakan untuk mandi, makan dan tidur secara teratur, serta bermain-

    main, berbicara, belajar, bekerja, dan sebagainya khususnya adalah

    dibiasakan untuk melaksanakan ibadah.

    2. Dasar dan Tujuan Metode Pembiasaan

    a. Dasar Pembiasaan

    Pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus

    menerus dan ada dalam kehidupan sehari-hari anak sehingga menjadi

    5 Muhammad Zein, Methodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: AK Group, 1995), hlm. 224 6 Armai Arief, op. cit, hlm. 225

  • 13

    kebiasaan yang baik. Pengembangan pembiasaan meliputi aspek

    perkembangan moral dan nilai-nilai agama, pengembangan sosial,

    emosional dan kemadirian. Dari aspek perkembangan moral dan nilai-

    nilai agama diharapkan akan meningkatkan ketaqwaan anak terhadap

    Tuhan Yang Maha Esa dan membina sikap anak dalm rangka

    meletakkan dasar agar anak menjadi warga negara yang baik. Aspek

    perkembangan sosial, emosional dan kemandirian dimasksudkan untuk

    membina agar dapat mengendalikan emosinya secara wajar dan dapat

    berinteraksi dengan sesamanya maupun dengan orang dewasa dengan

    baik serta dapat menolong dirinya sendiri dalam rangka kecakapan

    hidup.7

    Pertumbuhan kecerdasan pada anak-anak usia pra sekolah belum

    memungkinkan untuk berfikir logis dan belum dapat memahami hal-hal

    yang abstrak. Maka apapun yang dikatakan kepadanya akan

    diterimanya saja. Mereka belum dapat menjelaskan mana yang buruk

    dan mana yang baik. Hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan agama

    belum dapat dipahaminya atau dipikirkannya sendiri. Dia akan

    menerima apa saja yang dijelaskan kepadanya. Sesuatu yang

    menunjukkan nilai-nilai agama dan moral bagi si anak masih kabur dan

    tidak dipahaminya.8

    Untuk membina anak agar mempunyai sifat-sifat terpuji tidaklah

    mungkin dengan penjelasan pengertian saja, akan tetapi perlu

    membiasakannya untuk melakukan yang baik yang diharpkan nanti

    mereka akan mempunyai sifat-sifat baik dan menjauhi difat tercela.

    Demikian pula dengan pendidikan agama, semakin kecil umur si anak,

    hendaknya semakin banyak latihan dan pembiasaan agama dilakukan

    pada anak. Dan demikian bertambah umur si anak, hendaknya semakin

    7 Mudjito, Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup Taman Kanak-Kanak

    (Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional, 2007) hlm. 20. 8 Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: P.T. Bulan Bintang, 2005), hlm. 73

  • 14

    bertambah pula penjelasan dan pengertian tentang agama itu diberikan

    sesuai dengan perkembangan kecerdaannya.9

    Islam menggunakan pembiasaan sebagai salah satu teknik

    pendidikan. Islam mengubah seluruh sifat-sifat baik menjadi kebiasaan,

    sehingga jiwa dapat menunaikan kebiasaan itu tanpa terlalu payah,

    tanpa kehilangan banyak tenaga dan banyak menemukan kesulitan.10

    Oleh karena itu, pembiasaan merupakan salah satu penunjang pokok

    pendidikan, sarana, dam metode paling efektif dalam upaya

    menumbuhkan keimanan anak dan meluruskan moralnya.11

    Tidak diragukan bahwa mendidik dan membiasakan anak sejak

    kecil paling menjamin untuk mendapatkan hasil. Sedang mendidik dan

    melatih setelah dewasa sangat sukar untuk mencapai kesempurnaan.

    Hal ini menunjukkan bahwa membiasakan anak-anak sejak kecil

    sangatlah bermanfaat, sedangkan membiasakannya setelah itu tidaklah

    akan bermanfaat, seperti halnya sebatang dahan, ia akan lurus bila

    diluruskan, dan tidak bengkok meskipun sedah menjadi sebatang

    kayu.12

    Dari penjelasan, dapat disimpulkan bahwa seseorang yang telah

    mempunyai kebiasaan tertentu akan dapat melaksanakannya dengan

    mudah dan senang hati. Bahkan segala sesuatu yang telah menjadi

    kebiasaan dalam usia muda sulit untuk diubah dan tetap berlangsung

    sampai hari tua. Untuk mengubahnya, sering kali diperlukan terapi dan

    pengendaliaan diri yang serius.

    Atas dasar inilah, para ahli pendidikan senantiasa mengingatkan

    agar anak-anak segera dibiasakan dengan sesuatu yang diharapkan

    menjadi kebiasaan baik sebelum terlanjur mempunyai kebiasaan lain

    yang buruk. Tindakan praktis mempunyai kedudukan penting dalam

    9 Ibid, hlm. 74 10 Muhammad Quthb, Sistem Pendidikan Islam, Terj. Salma Harun, (Bandung: P.T. Al-Maarif, 1993),

    hlm. 363. 11 Abdullah Nasih Ulwan, Tarbiyatul Aulad fil Islam Terj. Khalilullah Ahmad Masjkur Hakim,

    Pendidikan Anak Menurut Islam, (Bandung: Rosda Karya, 1992), hlm. 65 12 Muhammad Said Mursy, Seni Mendidik Anak, Terj. Al-Gazira, (Jakarta: Arroyan, 2001), hlm. 140

  • 15

    Islam, dan pembiasaan merupakan upaya praktis, pembentukan

    (pembinaan), dan persiapan. Oleh karena itu, Islam menuntut manusia

    untuk mengarahkan tingkah laku, insting, bahkan hidupnya untuk

    merealisasikan hukum-hukum Ilahi secara praktis. Praktik ini akan

    terlaksana manakala seseorang terlatih dan terbiasa untuk

    melaksanakannya.

    b. Tujuan Pembiasaan

    Pembiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan

    baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Pembiasaan

    selain menggunakan perintah, suri tauladan, dan pengalaman khusus,

    juga menggunakan hukuman dan ganjaran. Tujuannya agar siswa

    memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan baru yang lebih tepat

    dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu

    (kontekstual). Selain itu, arti tepat dan positif ialah selaras dengan

    norma dan tata nilai moral yang berlaku, baik yang bersifat religius

    maupun tradisional dan kultural.13

    Dari penjelasan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan

    diadakannya metode pembiasaan di sekolah adalah untuk melatih serta

    membiasakan anak didik secara konsisten dan kontinyu dengan sebuah

    tujuan, sehingga benar-benar tertanam pada diri anak dan akhirnya

    menjadi kebiasaan yang sulit ditinggalkan di kemudian hari.

    3. Bentuk-bentuk Pembiasaan

    Pengembangan agama melalui kebiasaan dapat dilakukan dalam

    berbagai bentuk di antaranya;

    a. Pembiasaan dalam akhlak, berupa pembiasaan bertingkah laku yang

    baik, baik di sekolah maupun di luar sekolah seperti: berbicara sopan

    santun, berpakain bersih, hormat kepada orang yang lebih tua, dan

    sebagainya.

    b. Pembiasaan dalam ibadah, berupa pembiasaan shalat berjamaah di

    musholla sekolah, mengucapkan salam sewaktu masuk kelas, serta

    13 Muhibbin Syah, Psikologip Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000), hlm. 123

  • 16

    membaca basmallah dan hamdallah tatkala memulai dan

    menyudahi pelajaran.

    c. Pembiasaan dalam keimanan, berupa pembiasaan agar anak beriman

    dengan sepenuh jiwa dan hatinya, dengan membawa anak-anak

    memperhatikan alam semesta, memikirkannya dalam merenungkan

    ciptaan langit dan bumi dengan berpindah secara bertahap dari alam

    natural ke alam supranatural.14

    Pembentukan kebiasaan-kebiasaan tersebut terbentuk melalui

    pengulangan dan memperoleh bentuknya yang tetap apabila disertai dengan

    kepuasan. Menanamkan kebiasaan itu sulit dan kadang-kadang memerlukan

    waktu yang lama. Kesulitan itu disebabkan pada mulanya sesorang atau

    anak belum mengenal secara praktis sesuatu yang hendak dibiasakannya,

    oleh karena itu pembiasaan hal-hal yang baik perlu dilakukan sedini

    mungkin sehingga dewasa nanti hal-hal yang baik telah menjadi

    kebiasaannya.

    4. Langkah-langkah Metode Pembiasaan

    Ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan dalam melakukan

    metode pembiasaan kepada anak-anak, yaitu:

    a. Mulailah pembiasaan itu sebelum terlambat, jadi sebelum anak itu

    mempunyai kebiasaan lain yang berlawanan dengan hal-hal yang akan

    dibiasakan.

    b. Pembiasaan itu hendaklah terus-menerus (berulang-ulang) dijalankan

    secara tertatur sehingga akhirnya menjadi suatu kebiasaan uang

    otomatis.

    c. Pendidikan hendaklah konsekuen, bersikap tegas dan tetap teguh

    terhadap pendiriannya yang telah diambilya. Jangan memberi

    kesempatan kepada anak untuk melanggar pembiasaan yang telah

    ditetapkan itu.

    14 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (jakarta: Kalam Mulia, 1994), hlm. 185

  • 17

    d. Pembiasaan yang mula-mulanya mekanistis itu harus makin menjadi

    pembiasaan yang disertai kata hati anak sendiri.15

    Dalam menanamkan pembiasaan yang baik, Islam menggunakan

    gerak hati yang hidup dan intuitif, yang secara tiba-tiba membawa perasaan

    dari suatu situasi lain dari suatu perasaan ke perasaan lain.16 Adapun

    langkah-langkah mengajarkan dan mebiasakan prinsip-prinsip kebaikan

    kepada anak, dicontohkan oleh Rasulullah sbb:

    a. Rasulullah SAW, memerintahkan kepada para pendidik untuk

    mengajarkan kepada anak-anak mereka Laa ilaaha illallah.

    Diriwayatkan oleh al-Hakim dari Ibnu Abbas r.a. dari Rasulullah SAW.

    Bersabda:

    ^[\W : PUK] OUX WX TUV S LK OPQR LK :HGS GJK LM GH

    X TUKJGP OQ_ `M abU [d e S( WM g)

    Dari Hakim dari Ibnu Abbas berkata bahwa Rasulullah bersabda:

    Awalilah bayi-bayimu itu dengan kata Laa ilaaha illallah. (H.R. Abu

    Daud).17

    Hadits ini menunjukkan segi teori. Adapun dari segi praktiknya

    ialah dengan mempersiapkan dan mebiasakan anak untuk mengimani di

    lubuk hatinya bahwa tidak ada pencipta kecuali Allah SWT. Hal ini

    dilakukan melalui fenomena alam yang dapat dilihat langsung oleh

    anak seperti bunga, langit, bumi, laut, manusia dan lain sebagainya,

    agar akal dan pikirannya terkesa kuat bahwa pencipta semua makhluk

    tersebut hanya Allah SWT. Semua ada karena diciptakan-Nya sehingga

    secara intuitif dan rasional mereka akan merasa puas dalam mengimani

    Allah dengan alasan dan dalil yang kuat.

    b. Rasulullah SAW menyuruh para pendidik untuk mengajarkan kepada

    anak-anak mereka ibadah.

    15 Armai Arief, op.cit., hlm. 114-115 16 Muhammad Quthb, Sistem Pendidikan Islam, (Bandung: P.T. Al-Maarif, 1993), hlm. 367 17 Mujibur Rahman Muhammad Usman, Aunil Mabud Syarah Imam Abu Dawud, Juz II (T. kp.

    Maktabahn Assalafiah, t.th), hlm. 154

  • 18

    GH[PUK WX TUV S lJK LK : S kUbd LM iJX jPMid GH

    OUX : `mdGM gin [dGbo Ln [pbq `sd iK( WM g)

    Dari Abdul Malik ibnu ar-Rabi sibrah ia berkata: Rasulullah SAW

    bersabda: Apabila anak telah dapat membedakan mana tangan kanan

    dan tangan kiri, maka perintahkanlah dia shalat (H.R. Abu Dawud)18

    Dari segi praktis, yaitu dengan mengajarkan kepada anak hukum

    shalat, bilangan rekaatnya, dan cara-caranya. Kemudian dibiasakan

    membimbing mereka dengan penuh kesabaran seperti untuk

    melaksanakannya dengan berjamaah di masjid, sehingga shalat itu

    menjadi akhlak dan kebiasaan bagi mereka.

    c. Rasulullah SAW menyuruh para pendidik untuk mengajarkan kepada

    anak-anak mereka tentang hukum-hukum halal dan haram.

    Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Mundzir dai Ibnu Abbad r.a. dari

    Rasulullah SAW, bersabda:

    v LM LKTwJK LM LK xpbd LM iqi HG :HGS WX [PUK

    OUX :ine Gy]nGM O e in ,TWpd Gp]v , aqGH x^

    }d Gpd Ln OQd O) WM g)

    Dari Ibnu Jarir Mundir dan Abbas ia berkata: Rasulullah SAW

    bersanda: Dan perintahlah anak-anak kalian mengerjakan perintah-

    perintah Allah dan jauhi larangan-larangn-Nya, karena hal itu

    merupakan perisai bagi kalian dan bagi mereka dari api neraka.19

    Praktisnya dengan melatih anak mengerjakan perintah Allah

    SWT dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Jika seorang pendidik

    mendapati anak itu berbuat mungkar atau berdosa seperti mencuri atau

    berkata kotor, ia harus mengingatkannya dan mengatakan kepada

    mereka bahwa perbuatan itu haram, bahwa perbuatan itu makruh, dan

    lain sebagainya. Jika mendapati mereka berbuat baik dan positif, seperti

    mengeluarkan sedekah atau menolong, pendidik harus mendorong dan

    menegaskan, seperti mengatakan bahwa perbuatan itu baik dan

    18

    Majibur Rahman Muhammad Usman, Aunil Mabud syarah Imam Abu Dawud Juz II, (T. kp. Maktabah Assalafiah, t. th), 143

    19 Ibid hlm. 370

  • 19

    perbuatan itu halal. Begitulah seterusnya sehingga kebaikan itu menjadi

    moral dan kebiasaannya.20

    Dari beberapa contoh, dapat dimengerti bahwa dalam mendidik anak

    dengan pembiasaan agar memiliki kebiasaan yang baik dan akhlak mulia,

    maka pendidik hendaknya memberikan motivasi dengan kata-kata yang baik

    sesekali memberikan petunjuk-petunjuk. Suatu saat dengan memberi

    peringatan dan pada saat yang lain dengan kabar gembira. Kalau memang

    diperlukan, pendidik boleh memberi sanksi jika dipandang ada

    kemaslahatan bagi anak guna meluruskan penyimpangan dan

    penyelewengan.

    Semua langkah tersebut memberikan arti positif dalam membiasakan

    anak dengan keutamaan-keutamaan jiwa, akhlak mulia, dan tata cara sosial.

    Dari pembiasaan ini, mereka akan menjadi orang yang mulia, berfikir

    matang, dan bersifat istiqomah. Selain itu, dalam menerapkan sistem Islam

    mendidik kebiasaan, para pendidik hendaknya mempergunakan cara yang

    beragam. Pendidik hendaknya membiasakan anak memagang teguh akidah

    dan bermoral, sehingga anak-anak pun akan terbiasa tumbuh berkembang

    dengan akidah Islam yang mantap, dengan moral Al Quran yang tinggi.

    Lebih lanjut, mereka akan dapat memberikan keteladanan yang baik,

    perbuatan yang mulia, dan sifat-sifat terpuji kepada oran lain.21

    5. Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Metode Pembiasaan

    Faktor terpenting dalam pembentukan kebiasaan adalah

    pengulangan. Sebagai contoh, seorang anak akan terbiasa membuang

    sampah pada tempatnya ketika kebiasaan itu sering dilakukan hingga

    akhirnya menjadi kebiasaan baginya. Melihat hal tersebut, faktor

    pembiasaan memegang peranan penting dalam mengarahkan pertumbuhan

    dan perkembangan anak untuk menanamkan agam yang lurus.22

    Pembiasaan merupakan proses pembelajaran yang dilakukan oleh

    orang tua atau pendidik kepada anak. Hal tersebut agar anak mampu

    20 Abdullah Nasih Ulwan, Op. cit hlm. 6 21 Ibid, hlm. 64 22 Armai Arief, Op.cit,. hlm. 115

  • 20

    membiasakan diri pada perbuatan-perbuatan yang baik dan yang dainjurkan,

    baik oleh norma agama maupun hulum yang berlaku. Kebiasaan adalah

    reaksi otomatis dari tingkah laku terhadap situasi yang diperoleh dan

    dimanifestasikan secara konsisten sebagai hasil dari pengulangan terhadap

    tingkah laku. Dalam menanamkan kebiasaan diperlukan pengawasan.

    Pengawasan hendaknya digunakan meskipun secara berangsur-angsur

    peserta didik diberi kebebasan. Dengan perkataan lain pengawasan

    dilakukan dengan mengingat usia peserta didik, serta perlu ada

    keseimbangan antara pengawasan dan kebebasan.23 Selain itu, pembiasaan

    hendaknya disertai dengan usaha membangkitkan kesadaran atau pengertian

    secara terus-menerus akan maksud dari tingkah laku yang dibiasakan, sebab

    pembiasaan digunakan bukan untuk memaksa peseeta didik agar melakukan

    sesuatu secara otomatis, melainkan agar anak dapat melaksanakan segala

    kebaikan dengan mudah tanpa merasa susah atau berat hati.24 Oleh karena

    itu, pembiasaan yang pada awalnya bersifat mekanistik hendaknya

    diusahakan agar menjadi kebiasaan yang disertai kesadaran (kehendak dan

    kata hati) peserta didik sendiri.

    6. Kekurangan dan Kelebihan Metode Pembiasaan

    Sebagai suatu metode, pembiasaan juga memiliki kelebihan dan

    kelemahan. Adapun kelebihan metode pembiasaan sebagai suatu metode

    pendidikan anak adalah:

    a. Dapat menghemat tanaga dan waktu dengan baik.

    b. Pembiasaan tidak hanya berkaitan dengan aspek lahiriyah tetapi juga

    berhubungan dengan aspek batiniyah.

    c. Pembiasaan dalam sejarah tercatat sebagai metode yang paling berhasil

    dalam pembentukan kepribadian anak didik.

    Sedangkan kelemahan pembiasaan sebagai suatu metode pendidikan

    anak antara lain berupa:

    23 Hery Noer Aly, op.cit., hlm 189 24 Ibid, hlm. 191.

  • 21

    a. Membutuhkan tenaga pendidik yang benar-benar dapat dijadikan contoh

    serta teladan bagi anak didik.

    b. Membutuhkan tenaga pendidik yang dapat mengaplikasikan antara teori

    pembiasaan dengan kenyataan/praktek nilai-nilai yang disampaikan.25

    B. Pengembangan Agama Islam

    1. Pengertian pengembangan Agama Islam

    Dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional terutama dalam

    peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, kedudukan dan

    peranan pengembangan Agama Islam sangat kuat dan kokoh sesuai dengan

    tujuan pendidikan Raudhatul Athfal adalah membantu meletakkan dasar

    kearah perkembangan akhlaq, sikap perilaku, pengetahuan, ketrampilan dan

    daya cipta yang diperlukan anak didik agar menjadi muslim yang

    menghayati dan mengmalkan agama, serta sanggup menyesuaikan diri

    dengan lingkungannya dan kepentungan pertumbuhan serta perkembangan

    selanjutnya.26

    Pengembangan Agama Islam pada Taman Kanak-kanak merupakan

    bagian integral dari program pendidikan serta merupakan usaha bimbingan,

    pembinaan dan panduan bagi guru dalam mengasah anak didik untuk

    memahami, menjiwai dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi

    manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Oleh

    sebab itu guru Taman kanak-kanak dituntut memiliki pemahaman dan

    ketrampilan dalam melaksanakan program kegiatan belajar pengembangan

    Agama Islam.27

    Selanjutnya peneliti akan memberikan beberapa definisi

    Pengembangan Agama Islam yang diberikan oleh beberapa tokoh,

    diantaranya:

    a. Ahmadi berpendapat bahwa:

    25 Ibid, hlm. 115-116

    26 Moh. Irfan, Petunjuk Teknis Proses Belajar Mengajar di Raudhatul Athfal, (Jakarta, Dirjend Pembinaan Kelembagaan Agama Islam DEPAG RI, 2000) hlm. 1

    27 Asni Djafar, Pengembangan Al Islam Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2003) hlm. 19

  • 22

    Pengembangan Agama Islam ialah segala usaha untuk memelihara dan

    mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya manusia yang ada

    padanya.28

    b. Muhammad Qutb sebagaimana dikutib oleh Abudin Nata mengatakan:

    Pengembangan Agama Islam ialah segala usaha yang dilakukan dengan

    pendekatan secara menyeluruh, sehinga tidak ada yang tertinggal dan

    terabaikan sedikitpun, baik segi jasmani maupun rohani, baik kehidupan

    secara mental, dan segala kegiatannya di bumi ini, dengan kata lain

    pembinaan seluruh potensi manusia secara serasi seimbang.29

    c. Ahmad D Marimba berpendapat bahwa:

    Pengembangan Agama Islam ialah bimbingan jasmani rohani

    berdasarkan hukum-hukum agama islam menuju kepada terbentuknya

    kepribadian utama menurut ukuran islam.30

    Dari beberapa pendapat tokoh-tokoh diatas dapat di simpulkan bahwa

    Pengembangan Agama Islam adalah proses pengembangan seluruh

    potensi baik lahir maupun batin menuju pribadi yang utama (insan

    kamil) yaitu sebagai manifestasi khalifah dan abdi dengan mengacu

    pada dua sumber pokok ajaran Islam yaitu Al-Quran dan Al-Hadits.

    Sehingga nanti peserta didik bisa menjadi manusia yang bertanggung

    jawab kepada diri sendiri, lingkungan (masyarakat) dan tanggung jawab

    tertinggi yaitu kepada Allah SWT.

    2. Dasar dan Tujuan Pengembangan Agama Islam

    Dasar Pengembangan Agama Islam merupakan landasan yang

    menjadi sumber kekuatan dan keteguhan agar tetap kuat suatu

    Pengembangan dalam hal ini adalah Pengembangan Agama Islam.

    28 Ahcmadi, Ideologi Pendidikan Islam Paradigma Humanisme Teosentris, (Yogyakarta: Pustaka

    Belajar, 2005), hlm.28. 29 Abudin Nata, op.cit, hlm. 49-51. 30 Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : PT Al Maarif ,

    1989), hlm 31

  • 23

    Menurut Ahmad D. Marimba, dasar Pengembangan Agama Islam

    adalah firman Allah dan sunnah Rosululloh SAW. Kalau Pengembangan

    diibaratkan bangunan maka, isi Al-Quran dan Haditslah yang menjadi

    fundamennya.31 Al-Quran adalah sumber kebenaran dalam Islam,

    kebenarannya tidak dapat diragukan lagi, sedangkan sunnah Rosululloh

    ialah perilaku, ajaran-ajaran dan perkenaan-perkenaan Rosululloh sebagai

    pelaksana hukum-hukum yang terkandung dalam Al-Quran.32

    Menetapkan Al-Quran dan Hadits sebagai dasar Pengembangan

    Agama Islam bukan hanya dipandang sebagai kebenaran yang didasarkan

    keimanan semata, namun justru karena kebenaran yang terdapat dalam

    kedua dasar tersebut dapat diterima oleh nalar manusia dan dapat dibuktikan

    dalam sejarah atau pengalaman kemanusiaan.33 Begitu juga dengan Hadits

    sebagai dasar bagi Pengembangan Islam karena kepribadian Rasul sebagai

    Uswat Al-Hasanah, suri tauladanyang baik.

    Uraian sepakat bahwa dasar Pengembangan Agama Islam adalah Al-

    Quran dan Hadits sebagai dasar yang dijadikan landasan kerja, dengan Al-

    Quran dan Hadits atau sunnah Rasul akan memberikan arah bagi

    pelaksanaan Pengembangan yang telah direncanakan dan menjadi acuan dan

    kekuatan yang dapat mengantarkan peserta didik ke arah pencapaian tujuan.

    3. Materi Pengembangan Agama Islam

    Materi adalah isi pembelajaran yang berfungsi sebagai sarana untuk

    mencapai tujuan pembelajaran bersamaan dengan prosedur didaktis yang

    digunakan oleh guru.34

    Materi pengembangan Islam di Taman Kanak-kanak merupakan

    salah satu kesatuan program kegiatan belajar yang utuh dan terpadu yang

    mencakup.

    1. Program belajar dalam rangka pembentukan prilaku melalui

    pembiasaan yang diwujudkan dalam kegiatan sehari-hari di Taman

    31 Ahmad D Marimba, Op. Cit., hlm.41 32 Ibid 33 Al Rosyid, Samsul Nizar Op. Cit hlm.35 34 Suprayekti, Interaksi Belajar Mengajar, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat

    Jenderal Pendidikan Dasar Menengah, Direktorat Tenaga Kependidika, 2003), hlm. 17.

  • 24

    Kanak-kanak yang meliputi moral pancasila, disiplin, perasaan/emosi

    dan kemampuan bermasyarakat.

    2. Program kegiatan belajar dalam rangka pengembangan kemampuan

    dasar melalui kegiatan yang dipersiapkan oleh guru yang meliputi

    kemampuan berbahasa, daya pikir, daya cipta, ketrampilan dan jasmani.

    Program kegiatan belajar tersebut dilandasi oleh pembinaan

    kehidupan beragama untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan anak

    didik kepada Allah SWT. Program kegiatan belajar ini berisi bahan-bahan

    pembelajaran yang dapat dicapai mealui tema yang sesuai dengan

    lingkungan anak dan kegiatan lain yang menunjang kemampuan yang

    hendak dikembangkan lebih lanjut oleh guru menjadi program kegiatan

    pembelajaran yang lebih operasional.

    Berdasarkan rambu-rambu yang tercantum pada Garis-Garis Besar

    Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-Kanak, dan mengingat ada

    kemampuan dalam pengembangan Al Islam yang memerlukan waktu

    khusus untuk diajarkan/dilatih di Taman Kanak-kanak sesuai perkembangan

    anak, maka guru harus memperhatikan kemampuan-kemampuan yang

    perinciaannya seperti berikuti ini:

    No. Bahan Kemampuan Yang Diharapkan/Dicapai

    1. Sifat Allah

    - Allah Maha Esa

    - Allah Maha Pencipta

    - Allah Maha Kuasa

    - Allah Maha Pengasih

    - Allah Maha Penyayang

    - Allah Maha Pemurah

    - Allah Maha Adil

    - Allah Maha Pengampun

    - Allah Maha Perkasa

    - Allah Maha Besar

    a. Menyebutkan manusia sebagai ciptaan Allah

    seperti: ayah, ibu, kakak, adik, paman, bibi,

    kakek, nenek dan sebagainya.

    b. Menyebutkan bagian-bagian tubuh sebagai

    karunia Allah seperti: kaki, tangan, kepala,

    mata, hidung, mulut, telinga, rambut, kuku dan

    sebagainya.

    c. Menyebutkan lima alat indera sebagai karunia

    Allah seperti: mata, telinga, hidung, kulit dan

    lidah.

    d. Menyebutkan ciptaan Allah darijenis binatang

    seperti:

    - Binatang kesanyangan (kucing, kelinci dsb)

  • 25

    No. Bahan Kemampuan Yang Diharapkan/Dicapai

    - Binatang buas (harimau, singa, serigala dsb)

    - Binatang ternak (ayam, sapi, kerbau, kuda

    dsb)

    - Binatang serangga (semut, lalat, tawon,

    nyamuk)

    - Binatang unggas (burung, itik, angsa dsb)

    - Binatang yang haram (anjing, babi, ular dsb)

    e. Menyebutkan kekuasaan Allah tentang tempat

    hidup binatang seperti:

    - Hidup di darat (ayam, kerbau, sapi dsb)

    - Hidup di air (ikan, penyu dsb)

    - Hidup di udara (burung, kelelawar dsb)

    - Hidup dia air dan di darat (buaya, katak dsb)

    f. Menyebutkan ciptaan Allah tentang perbedaan

    binatang seperti:

    Binatang berkaki dua, empat, banyak bersayap,

    bertanduk, bersisik dsb

    g. Menyebutkan ciptaan Allah dari jenis-jenis

    tanaman, seperti tanam hias, buah perdu, obat-

    obatan, tanaman keras, lumut, umbi-umbian

    dsb.

    h. Menyebutkan tanaman ciptaan Allah yang

    menjadi makanan pokok manusia Indonesia

    seperi padi, jagung, umbi-umbian dsb

    i. Mengenal kekuasaan Allah yang telah

    memberikan akal kepada manusia, sehingga

    dapat membuat berbagai kendaraan darat, laut

    dan udara.

    j. Mengenal bahwa keindahan alam sebagai

    ciptaan dan rahmat Allah.

    k. Mengenal ciptaan Allah tentang air dan udara.

    l. Menyebutkan manfaat air dan udara sebagai

  • 26

    No. Bahan Kemampuan Yang Diharapkan/Dicapai

    anugerah Allah bagi kehidupan manusia.

    m. Menyebutkan yang menciptakan api.

    n. Menyebutkan benda ciptaan Allah sebagai

    sumber api, panas dan cahaya.

    o. Menyebutkan gejala alam sebagai kehendak dan

    kekuasaan Allah.

    p. Menyebutkan pencipta matahari, bulan, bintang

    dan bumi.

    q. Menyebutkan contoh keadilan Allah kepada

    manusia yang hidup di kota, desa, pesisir dan

    pegunungan.

    r. Menyebutkan contoh gejala alam yang

    menunjukkan Maha Perkasa Allah.

    2. Kalimat Syahadat a. Mengucapkan dua kalimat syahadat yang benar

    b. Menghafal dua kalimat syahadat beserta artinya.

    3. Sifat Nabi Muhammad Mengembangkan sifat terpuji yang dicontohkan

    oleh Nabi Muhammad SAW:

    a. Sidiq (benar)

    b. Amanah (dipercaya)

    c. Tabligh (menyampaikan)

    d. Fatonah (cerdas)

    4. Wudhu Gerakan berwudhu:

    a. Gerakan membasuh tangan

    b. Berkumur-kumur tiga kali

    c. Memasukkan air ke hidung tiga kali

    d. Membasuh muka tiga kali

    e. Membasuh tangan sampai siku tiga kali

    mendahulukan tangan kanan

    f. Mengusap kepala sampai belakang dilanjutkan

    mengusap kedua telinga.

    g. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki

    mendahulukan kaki kanan tiga kali.

  • 27

    No. Bahan Kemampuan Yang Diharapkan/Dicapai

    5. Shalat a. Menyebutkan nama-nama shalat lima waktu

    (subuh, zuhur, ashar, maghrib, isya)

    b. Melakukan gerakan shalat:

    1. Berdiri menghadap kiblat

    2. Mengangkat kedua tangan sampai batas

    telinga

    3. Kedua tangan diletakkan di atas dada,

    tangan kanan di atas tangan kiri

    4. Badan dibungkukkan, kedua tangan

    diletakkan di lutut (ruku)

    5. Bangun dari ruku, berdiri tegak lurus

    6. Kedua telapak tangan diletakkan di lantai,

    dahi dan hidung menempel di lantai, kedua

    ujung jari kaki ditekuk menghadap kiblat.

    7. Duduk diantara dua sujud dengan

    meletakkan kedua telapak tangan diatas

    lutut.

    8. Duduk tasyahud akhir dengan kedua telapak

    tangan diletakkan diatas lutut, kaki kiri di

    bawah kaki kanan, ujung kaki kanan

    ditekuk menghadap kiblat.

    9. Memberi salam dengan kepala menoleh ke

    kanan kemudian ke kiri.

    6. Shalat berjamaah Mengikuti shalat berjamaah bersama keluarga

    - Menjelaskan tentang shalat berjamaah secara

    sederhana

    7. Shalat Jumat Mengikuti shalat jumat bersama orang tua

    8. Shalat Idul Fitri dan Idul Adha - Mempraktekkan secara sederhana tentang shalat

    idul fitri

    - Mengikuti keluarga melakukan shalat idul fitri

    - Menjelaskan secara sederhana tentang idul

    adha, takbiran dan kurban

  • 28

    No. Bahan Kemampuan Yang Diharapkan/Dicapai

    - Mengikuti keluarga melakukan shalat idul adha

    9. Dzikir berdzikir dengan

    mengucap bacaan

    - Tasbih S G\JX

    Artinya: Maha Suci Allah

    - Tahmid S lb\d

    Artinya: Segala puji bagi Allah

    - Takbir iJ S

    Artinya: Allah Maha Besar

    - Istighfar S is]X

    Artinya: Aku mohon ampunan

    - Tahlil S e [de

    Artinya: Tiada Tuhan selain Allah

    10. Puasa Mengenal cara beribadah puasa setiap keluarga

    pada bulan Ramadhan seperti makan sahur, bebuka

    puasa, berpuasa menurut kemampuan dan

    mengenalkan doa berbuka puasa

    TUK kH ^i bV kd O}Ud kM pn

    SG_ ive Jo id U]M Gbd

    Artinya: Ya Allah, bagi-Mu-lah aku berpuasa dan

    atas rizki-Mu-lah aku berbuka. Telah

    hilang dahagaku dan tetapkanlah pahala,

    Insya Allah

    11. Amalan Bulan Ramadhan Mengenalkan cara melaksanakan amalan bulan

    Ramdhan seperti:

    Bersedekah, berbuka puasa bersama, tadarus al-

    Quran, shalat tarawih, makan sahur.

    12. Zakat Fitrah Mengenal cara menunaikan zakat fitrah, misalnya:

    a. Waktu membayar zakat fitrah

    b. Benda yang diberikan untuk zakat fitrah.

    c. Orang yang wajib membayar zakat fitrah

    d. Orang yang berhak menerima

  • 29

    No. Bahan Kemampuan Yang Diharapkan/Dicapai

    e. Tempat membayar fitrah

    13. Doa hendak tidur

    kbXGM O}Ud GPR kbX GM Wn

    Artinya: Dengan nama-Mua Ya Allah aku hidup

    dan aku mati

    14. Doa bangun tidur

    lM G_ GPR xd Slb\dWpd [Pd Gp Gn Gn

    Artinya: segala puji bagi Allah yang telah

    menghidupkan kami setelah mematikan

    kami dan kepada-Nya lah kami kembali

    15. Doa masuk WC

    O}Ud _T WK Ln kM J\d GJd

    Artinya: Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari

    segala apa yang menimbulkan penyakit

    serta segala bahaya

    16. Doa keluar WC

    GK e pK xd Slb\d p^

    Artinya: Ya Allah segala puji bagi Allah yang

    telah menghilangkan penyakit dariku,

    dan menyehatkan kembali

    17. Doa hendak bercermin

    Gb O}UdU Lw\^ U pwR

    Artinya: Ya Allah sebagaimana Engkau

    mempercantik bentuk tubuhku, percantik

    pula akhlaqku

    18. Doa keluar rumah.

    S GM e WH e WRe S TUK UW S OwM

    Artinya: Dengan nama Allah aku berserah diri

    kepada Allah, tidak ada daya kekuatan

    melainkan dengan pertolongan Allah.

    19. Surat pendek Melafadzkan surat-surat pendek:

    a. Al-Fatihah

    b. Al-Ikhlas

  • 30

    No. Bahan Kemampuan Yang Diharapkan/Dicapai

    c. Al-Ashr

    d. Al-Kautsar

    e. Al-Fill

    f. Quraisy

    g. An-Nas

    20. Akhlaq dalam beribadah a. Menjelaskan tentang adab mendengar adzan

    b. Mengenal adab ketika shalat

    c. Mengenal adab berdoa

    d. Mengenal adab orang yang shalat

    e. Mengenal adab orang sedang berdoa

    f. Mengenal adab terhadap al-Quran

    g. Mengenal adab di dalam masjid

    21. Akhlaq terhadap sesama

    manusia

    a. Mengenal cara hormat dan patuh terhadap oran

    tua

    b. Mengenal adab berbicara kepada orang tua

    c. Mengenal sopan santun terhadap yang lebih tua

    d. Mengenal caramenghormati guru, penjaga, dan

    karyawan sekolah

    e. Mengenal cara menyayangi binatang

    22. Akhlak terhadap alam sekitar a. Mengenal cara menyayangi binatang

    b. Mengenal cara menyayangi tumbuh-tumbuhan

    c. Mengenal cara menjaga kebersihan lingkungan

    (rumah, tempat ibadah, tempat bermain)

    23. Akhlak terhadap diri sendiri a. Cinta terhadap kebersihan diri sendiri

    b. Membiasakan berobat bila sakit

    c. Membiasakan berpakaian menutup aurat

    24. Syukur nikmat a. Menggunakan bagian-bagian tubuh untuk

    kebaikan sebagai ungkapan rasa syukur kepada

    Allah SWT (tangan, kaki, muka, telinga,

    hidung, mulut dsb)

    b. Mengenal cara memelihara perabot rumah

    tangga dan mainan sebagai ungkapan rasa

  • 31

    No. Bahan Kemampuan Yang Diharapkan/Dicapai

    syukur kepada Allah SWT.

    c. Membiasakan makan, minum, memberi dengan

    tangan kanan sebagai ungkapan rasa syukur

    kepada Allah SWT.

    d. Membiasakan mengucapkan Basmallah ketika

    akan makan dan minum serta mengucapkan

    hamdallah setelah selesai makan/minum.

    e. Membiasakan memjaga kebersihan dan

    kesehatan sebagai ungkapan rasa syukur

    terhadap Allah SWT.

    f. Mengenal cara menyayangi binatang sebagai

    ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT

    g. Menyebutkan cara mensyukuri nikmat Allah

    SWT yang telah memberi akal kepada manusia

    sehingga dapat membuat kendaraan.

    h. Menyebutkan cara mensyukuri nikmat Allah

    melalui ciptaan Allah tentang tanaman.

    i. Mengenal cara menjaga kesehatan sebagai

    ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT.

    j. Mengenal bersyukur nikmat Allah SWT yang

    telah memberikan kesehatan baik jasmani

    maupun rohani sehingga dapat bekerja.

    k. Mengenal cara mensyukuri nikmat Allah SWT

    melalui keindahan alam/kebun binatang.

    l. Mengenal cara mensyukuri nikmat Allah SWT

    melalui air dan udara misalnya tidak membuang

    air, tidak mengotori udara.

    m. Mengenal cara mensyukuri nikmat Allah SWT

    melalui api (memanfaatkan untuk hal-hal yang

    baik dan berguna)

    n. Mengenal cara mensyukuri nikmat Allah SWT

    yang berupa negara RI (mentaati peraturan, rajin

  • 32

    No. Bahan Kemampuan Yang Diharapkan/Dicapai

    belajar, disiplin, membantu orang tua dalam

    rangka mengisi kemerdekaan)

    o. Mengenal cara mensyukuri nikmat Allah SWT

    yang berupa alat komunikasi (memelihara, tidak

    merusak, memanfaatkannya untuk hal-hal yang

    baik)

    p. Mengenal cara mensyukuri nikmat Allah SWT

    atas terhindar dari bencana.

    q. Mengenal cara mensyukuri nikmat Allah SWT

    yang berupa matahari, bulan, bintang, bumi

    bintang.

    r. Mengenal cara mensyukuri nikmat Allah SWT

    tentang tentukannya hidup di kota, desa, pesisir

    dan pegunungan.

    25. Kalimat Toyyibah a. Basmallah OPR id LbR id S OwM

    Artinya: Dengan menyebut nama Allah Yang

    Maha Pengasih lagi Maha

    Penyayang

    b. Hamdallah S lb\d

    Artinya: Segala puji bagi Allah

    c. Insya Allah SG

    Artinya: Jika Allah menghendaki

    d. Istigfar Sis]X

    Artinya: Mohon ampun kepada Allah

    e. Masya Allah SGGn

    Artinya: Apa yang dikehendaki Allah?

    (kekaguman)

    f. Innalillahi Wv [PdG_ SG_

    Artinya: Sesungguhnya kepada Allahlah kita

    dikembalikan

    26. Hal-hal yang dihalalkan dan a. Menyebutkan binatang yang haram (kucing,

  • 33

    No. Bahan Kemampuan Yang Diharapkan/Dicapai

    diharamkan anjing dsb)

    b. Menyebutkan makanan yang halal (nasi, jagung,

    pisang, kelapa, mangga, salak, anggur, apel)

    c. Mengenal minuman yang halal (air putih, air

    teh, kopi, fanta, sprite dsb)

    d. Mengenal minuman yang haram (bir, minuman

    keras)

    27. Silaturrahmi a. Mengenal cara memanfaatkan kantor pos untuk

    alat silaturrahmi yang merupakan tututan Islam

    (mengirim surat, benda pos dsb)

    b. Menolong dalam kebaikan dan bersilaturrahmi

    selama berekreasi

    c. Mengenal cara memanfaatkan alat komunikasi

    untuk silaturrahmi (telepon, telegram)

    d. Membantu pekerjaan orang tua sebagai salah

    cara berbakti pada orang tua sesuai dengan

    tuntutan agama Islam

    28. Peringatan Hari-hari Besar Islam (PHBI)

    a. Menyebutkan hari-hari besar Islam antara lain

    1. Tahun baru Islam

    2. Maulid nabi Muhammad SAW

    3. Isra Miraj Nabi Muhammad SAW

    4. Nuzulul Quran

    5. Hari raya Idul Fitri

    b. Mengenal cara menghargai dan menghormati

    jasa para pahlawan pejuang bangsa (berdoa)

    4. Metode Pelaksanaan Pengembangan Agama Islam

    Permasalahan yang sering dijumpai dalam pengajaran atau

    pembelajaran adalah bagaimana cara menyajikan materi kepada siswa

    secara baik sehingga diperoleh hasil yang efektif dan efisien. Disamping

    masalah lainnya yang juga sering didapati adalah kurangnya perhatian guru

  • 34

    agama terhadap variasi penggunaan metode mengajar dan upaya

    peningkatan mutu pengajaran secara baik.

    Metode pembelajaran menurut Sudjana adalah cara yang digunakan

    guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya

    pembelajaran. Oleh karena itu peranan metode pembelajaran sebagai alat

    untuk menciptakan proses belajar mengajar dengan metode ini diharapkan

    tumbuh sebagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan

    mengajar guru. Dengan kata lain tercipta interaksi edukatif.35

    Metode pembelajaran juga dapat diartikan sebagai cara yang

    digunakan oleh guru untuk mengadakan hubungan dengan peserta didik

    pada saat berlangsung pembelajaran, dan penyampaian itu berlangsung

    dalam interaksi edukatif.36

    Metode dan teknik yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan

    pengembangan Al Islam di TK Aisyiyah Bustanul Athfal sama dengan

    metode teknik yang digunakan dalam pelaksanaan pengembangan

    kemampuan berbahasa, daya pikir, ketrampilan dan jasmani.

    Metode/teknik pelaksanaan adalah sebagai berikut:

    1. Pemberian tugas

    2. Demonstrasi

    3. Praktek langsung

    4. Bercakap-cakap

    5. Tanya jawab

    6. Bermain peran

    7. Karyawisata

    8. Peragaan

    9. Bercerita

    10. Metode proyek

    11. Syair

    35 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, cet V.,

    2000), hlm. 76 36 Depad RI, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: 2002), hlm. 88

  • 35

    12. Menyanyi

    13. Menggambar

    14. Meronce

    Dalam pelaksanaannya guru menggunakan satu atau lebih

    metode/teknik yang tepat sesuai dengan kemampuan, alat peraga yang

    digunakan dan sesuai pula dengan materi pengembangan Al Islam.37

    Dari beberapa metode diatas, masing-masing metode mempunyai

    kelemahan dan kelebihan sendiri-sendiri, kendatipun demikan, tugas guru

    adalah memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses

    belajar mengajar, ketepatan penggunaan metode mengajar tersebut sangat

    bergantung pada tujuan, isi, proses belajar mengajar, dan kegiatan belajar

    mengajar.

    Ditinjau dari segi peranannya metode-metode pembelajaran PAI ada

    yang tepat digunakan untuk siswa dalam jumlah besar dan ada yang tepat

    digunakan untuk siswa dalam jumlah kecil. Ada juga yang tepat digunakan

    di dalam kelas dan di luar kelas.

    Dalam pelaksanaannya guru dapat menggunakan satu atau lebih

    metode atau teknik yang tepat dan sesuai dengan kemampuan alat peraga

    yang digunakan dan sesuai pula dengan materi pengembangan

    C. Pentingnya Metode Pembiasaan Dalam Pembelajaran Pengembangan

    Agama Islam Siswa Taman Kanak-Kanak

    Kebiasaan terbentuk karena sesuatu yang dibiasakan, sehingga kebiasaan

    dapat diartikan sebagai perbuatan atau ketrampilan secara terus-menerus, secara

    konsisten untuk waktu yang lama, sehingga perbuatan dan ketrampilan itu benar-

    benar bisa diketahui dan akhirnya menjadi sesuatu kebiasaan yang ditinggalkan,

    atau bisa juga kebiasaan diartikan sebagai gerak perbuatan yang berjalan dengan

    lancar dan seolah-olah berjalan dengan sendirinya. Perbuatan ini terjadi awalnya

    dikarenakan pikiran yang melakukan pertimbangan dan perencanaan, sehingga

    37 Zikrul Hikam, Pengembangan Al Islam Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal, (Jakarta,

    2003), hlm., 47.

  • 36

    nantinya menimbulkan perbuatan dan apabila perbuatan ini diulang-ulang maka

    akan menjadi kebiasaan.

    Kebiasaan-kebiasaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

    kebiasaan-kebiasaan dalam menjalankan ajaran Islam, sehingga nilai-nilai yang

    ada pada pembiasaan yang dilakukan dapat dimiliki dan tertanam dengan baik

    atau nilai-nilai tersebut dapat terinternalisasi dan dapat menjadi suatu karakter.

    Jadi kebiasaan disini merupakan hal-hal yang sering dilakukan secara berulang-

    ulang dan merupakan puncak perwujudan dari tingkah laku yang sesungguhnya,

    dimana ketika seseorang telah meiliki kemampuan untuk mewujudkan lewat

    tindakan dan apabila tindakan ini dilakukan secara terus-menerus, maka ia akan

    menjadi kebiasaan, dan kebiasaan tersebut akan mewujudkan karakter.

    Karakter terbentuk dari luar. Karakter terbentuk dari asimilasi dan

    sosialisasi. Asimiliasi menyangkut hubungan manusia dengan lingkungan

    bendawi, sedangkan sosialisasi menyangkut hubungan antar manusia. Kedua

    unsur inilah yang membentuk karakter.38

    Pengembangan agama Islam sebagai pengembangan nilai perlu adanya

    pembiasaan-pembiasaan dalam menjalankan ajaran Islam, sehingga nilai-nilai

    ajaran Islam dapat terinternaslisasi dalam diri peserta didik, yang akhirnya akan

    membentuk karakter yang islami. Nilai-nilai ajaran Islam yang menjadi karakter

    merupakan perpaduan yang bagus (sinergis) dalam membentuk peserta didik

    yang berkualitas, dimana individu bukan hanya mengetahui kebajikan, tetapi

    juga merasakan kebajikan dan mengerjakannya dengan didukung oleh rasa cinta

    untuk melakukannya.

    Anak adalah amanah bagi kedua orang tuanya. Hatinya yang suci adalah

    permata yang sangat mahal harganya. Jika dibiasalan pada kejahatan dan

    dibiarkan seperti dibiarkannya binatang, ia akan celaka dan binasa. Sedang

    memelihara adalah dengan upaya pendidikan dan mengajari akhlak yang baik.39

    Adapun sistem Islam dalam memperbaiki anak adalah dengan cara pengajaran

    dan pembiasaan. Pengajaran yang dimaksud ialah pendekatan aspek teoritis

    38 Jalaluddin, Psikologi Agama (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000) edisi revisi, hal 181. 39 Abdullah Nashi Ulwan, Tarbiyatul-Anlad fil-Islam, terj. Saifullah Kamalie, op. cit, hlm. 51

  • 37

    dalam upaya memperbaiki. Sedangkan pembiasaan ialah segi praktek nyata

    dalam pembentukan dan persiapannya.40

    Pendidikan anak masa kanak-kanak atau pembiasaan pra sekolah adalah

    pendidikan yang diberikan kepada anak seusia memasuki TK (3-6 tahun) sampai

    anak tersebut mampu menerima pendidikan formal. Jadi apapun yang dilakukan

    oleh orang tua dan guru, itulah pendidikan pada terutama pendidikan agama

    yang diberikan pada anak dalam masa kanak-kanak (pra sekolah).

    Masa usia prasekolah merupakan masa yang menentukan bagi

    perkembangan anak pada tahapan perkembangan selanjutnya, dalam masa ini

    anak berada pada situasi peka untuk menerima rangsangan yang sesuai tahapan

    perkembangan anak, kemampuan anak akan berkembangan dengan optimal.41

    Periode awal pada kehidupan anak (3-6 tahun) merupakan periode yang

    amat kritis dan paling penting. Pembentukan pribadi seorang anak sangat

    berperan pada masa ini. Masa pra sekolah dapat merupakan masa-masa bahagia

    dan amat memuaskan dari seluruh kehidupan anak, untuk itulah kita perlu

    menjaga hal tersebut berjalan sebagaimana adanya perlu dicamkan bahwa masa

    pra sekolah adalah masa pertumbuhan. Dimana masa menemukan orang seperti

    apakah anak kita tersebut, dan teknik apakah yang cocok dalam menghadapinya.

    Masa prasekolah adalah masa belajar, tetapi bukan dalam dua dimensi

    (pensil dan kertas) melainkan belajar pada dunia nyata, yaitu dunia 3 dengan

    perkataan lain masa prasekolah merupakan time for play. Jadi, biarkanlah ana

    menikmatinya.42

    Dalam menanamkan pembiasaan yang baik, Islam menggunakan gerak

    hati yang hidup dan intuitif, yang secara tiba-tiba membawa perasaan dan sutu

    situasi ke situasi yang lain dari suatu perasaan ke perasaan yang lain.43

    Adapun Rasulullah SAW telah memerintahkan kepada para pendidik

    agar mereka mengajarkan dan membiasakan kepada anak didik akan prinsip-

    40 Abdullah Nashi Ulwan, Tarbiyatul-Anlad fil-Islam, terj.Khalilullah Ahmas Masjkur Hakim, op. cit,

    hlm. 51 41 Soemarti Patnomonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah, (Jakarta: Ribeka Cipta, 2003), cet 2, hlm.

    66 42 Reni Akbar Hawadi, Psikologi Perkembangan Anak Mengenai Sifat, Bakat dan Kemampuan Anak,

    (Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indoensia, 2001), hlm. 4 43 Muhammad Quthb, op.cit, hal. 367.

  • 38

    prinsip kebaikan dengan harapan dapat dijadikan pelajaran bagi anak-anak didik

    diantaranya yaitu: Rasulullah SAW menyuruh para pendidik untuk mengajarkan

    kepada anak-anak mereka tentang tata cara shalat dan Rasulullah SAW

    menyuruh pada pendidik untuk mengajarkan kepada anak-anak mereka tentang

    hukum-hukum halal dan haram.

    Praktisnya yaitu dengan melatih anak mengerjakan perintah Allah dan

    menjauhi larangan-larangan-Nya. Jika seserang pendidik mendapati anak itu

    berbuat mungkar atau berdosa seperti mencuri atau berkata kotor, ia harus

    mengingatkannya dan mengatakan kepada mereka bahwa perbuatan itu haram,

    bahawa perbuatan itu makruh dan lain sebagainya. Jika mendapati mereka

    berbuat baik dan positif, seperti mengeluarkan sedekahh atau menolong,

    pendidik harus mendorong dan menegaskan seperti mengatakan bahwa

    perbuatan itu baik dan perbuatan itu halal. Begitulah seterusnya sehingga

    kebaikan itu menjadi moral dan kebiasaannya.44

    Itulah beberapa hal atau sedikit gambaran cara mengajar dan

    membiasakan kepada anak didik tentang Pengembangan Agama Islam yang

    pokok dan prinsipnya telah diletakkan oleh Rasulullah SAW. Dan ini termasuk

    dalam kerangka metode umum yang digambarkan oleh Islam dalam membentuk

    anak dilihat dari segi akidahnya dan mempersiapkannya dari segi iman.

    Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa selain kebiasaan

    diberikan juga pengetian secara kontinyu, sedikit demi sedikit dengan tidak

    melupakan perkembangan jiwanya, dengan melihat faktor-faktor yang

    berpengaruh terhadap pembentukan karakter dengan melihat nilai-nilai apa yang

    diajarkan serta bersikap tegas dengan memberikan kejelasan sikap, mana yang

    harus dikerjakan dan mana yang tidak. Memperkuat memberikan sangsi dengan

    kesalahnnya dan juga tidak kalah pentingnya dengan adanya teladan atau contoh

    yang diberikan.

    Metode pembiasaan sebagai upaya internalisasi nilai ajaran Islam

    sehingga dapat membentuk karakter peserta didik yang Islami.

    44 Ibid, hlm. 63

  • 39

    BAB III

    LAPORAN HASIL PENELITIAN

    A. Gambaran Umum

    1. Sejarah Singkat Berdirinya Taman Kanak-kanak Aisyiyah Drono IV

    Ngawen Klaten

    Di desa Drono pada mulanya telah memiliki tiga taman kanak-kanak

    Aisyiyah yang ketiganya terletak di dukuh yang berbeda-beda. Dua

    diantaranya terletak di dukuh Drono dan yang satunya di dukuh Dongkelan.

    Karena di dukuh Mlandangan begitu banyak penduduk dan belum ada

    Taman Kanak-kanak Aisyiyahnya, serta apabila orang tua yang mau

    menyekolahkan anaknya di TK Aisyiyah Drono terlalu jauh, maka sangat

    penting sekali untuk mendirikan Taman Kanak-kanak Aisyiyah di dukuh

    tersebut. Oleh karena sangat pentingnya pendidikan anak usia dini di

    kalangan warga Muhammadiyah khususnya, maka atas inisiatif salah

    seorang warga Aisyiyah dari dukuh Mlandangan dan di dukung oleh para

    pengurus Muhammadiyah ranting Drono berupaya mendirikan Taman

    Kanak-kanak Aisyiyah Drono IV yang waktu itu di tempatkan di rumah

    salah seorang pengurus Muhammadiyah yaitu beliau bapak Shobari, dengan

    sarana dan prasarana yang begitu sederhana dan di bantu dari yayasan 2

    tenaga pendidik serta meja kursi dan alat permainan seadanya1

    Adapun pengurus pada waktu itu adalah :

    Ketua : I. Drs. H. Marsudin

    II. H. Rokib

    Bendahara : I. Abdul Qoyi

    II. Sam Sudini

    Sekretaris : I. Pardimin BA

    II. Sarwanto

    1 Wawancara dengan pegurus Yayasan Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Drono IV Ngawen Klaten 23Februari 2011

    39

  • 40

    Karena muridnya bertambah banyak maka para pengurus

    Muhammadiyah tersebut dengan tekad bulat mengadakan musyawarah

    untuk meminjam rumah yang lebih luas dan lebih strategis untuk ditempati,

    yaitu rumah bapak Kasbi, salah seorang warga Muhammadiyah di dukuh

    Mlandangan. Beliaupun sangat senang dan mengijinkan rumahnya ditempati

    sebagai sarana pendidikan Taman Kanak-kanak Aisyiyah Drono.

    Setelah kurang lebih 6 tahun menempati gedung tersebut,

    Muhammadiyah Ranting Drono mendapatkan tanah wakaf dari bapak Miyar

    yang juga warga Muhammadiyah dukuh Mlandangan untuk di bangun

    sebagai sarana pendidikan yang permanen dengan biaya swadaya dari

    pengurus Muhammadiyah dan warga setempat akhirnya berdirilah gedung

    Taman Kanak-kanak Aisyiyah Drono IV yang cukup luas dan terletak di

    tengah-tengah pemukiman penduduk sehingga lebih aman dan menyatu

    dengan warga.

    2. Letak Geografis

    Letak Taman Kanak-kanak Aisyiyah Drono IV di dataran rendah

    tepatnya di dukuh Mlandangan, Drono, Ngawen, Klaten. Dimana

    lingkungannya sangat mendukung sekali. Apalagi berdekatan antara sekolah

    SD dan SMP sehingga suasana jadi lebih semarak.

    TK tersebut di bangun di atas tanah seluas 1.200 m2 dan bangunan

    dengan gedung permanen2

    3. Struktur Organisasi

    Susunan pengurus TK Aisyiyah Drono 4 Ngawen Klaten sebagai

    berikut :

    Pelindung : Kepala Desa Drono, Drs. Sutardiyanto

    Penasehat : Pimpinan Muhammadiyah Ranting Drono,

    H. Hasyim Sajadi

    Ketua : I. Siti Aisyiah Pardimin

    2 Dokumentasi Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Drono IV Ngawen Klaten yang dikutip pada tgl 23Februari 2011

  • 41

    II. Siti Barokah

    Bendahara : I. Sumarni

    II. Ngatini

    Sekretaris : I. Umi Fadhilah, S.Ag

    II. Siti Syamsiyah

    Seksi Pendidikan : I. Qomariyah

    II. Mahmudah

    Susunan Komite Sekolah Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Drono IV

    Ngawen Klaten sebagai berikut :

    Pelindung : Drs. Sutardiyanto

    Penasehat : Siti Aisyah Pardimin

    Ketua : I. Yuliana Setia Ningrum

    II. Sri Wahyuni

    Sekretaris : I. Istanti

    II. Barokah

    Bendahara : I. Muthoifah

    II. Yayuk Abdullah

    Seksi pembangunan : I. Sarwanto

    II. Drs. Kusdiyanto

    Anggota : I. Suranto

    II. Setiyadi3

    4. Tujuan

    - Meletakkan dasar-dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan,

    keterampilan dan daya cipta yang diperlukan untuk hidup di lingkungan

    masyarakat.

    - Memberi bekal kemampuan dasar untuk memasuki jenjang ke sekolah

    dasar, serta memberi bekal untuk mengembangkan diri sesuai dengan

    asas pendidikan sedini mungkin.4

    3 Ibid4 Ibid

  • 42

    5. Visi dan Misi

    a. Visi

    Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia

    Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

    Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur memiliki pengetahuan

    yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab yang mantap serta

    rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

    b. Misi

    Memberi bekal kemampuan dasar yang merupakan perluasan

    serta meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang bermanfaat bagi

    siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota

    masyarakat dan warga negara sesuai tingkat perkembangan serta

    persiapan anak didik untuk kehidupan dalam masyarakat.5

    6. Sarana dan Prasarana

    Fasilitas-fasilitas pendidikan (sarana dan prasarana) yang ada di

    Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Drono IV Ngawen Klaten, sebagai berikut:

    a. Mebeler

    - Meja guru 1

    - Kursi guru 2

    - Lemari guru 1

    - Meja anak didik 15

    - Kursi anak didik 15