Bab II Anataomi Telinga

8
Bab II Tinjauan Pustaka I. Anatomi Telinga Untuk memahami tentang adanya kelainan pada telinga atau gangguan pendengaran, perlu diketahui dan dipelajari mengenai anatomi dan fisiologi telinga terlebih dahulu.Anatomi telinga dibagi atas telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. A. Telinga luar Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna/auricula), liang telinga (meatus acusticus externus, MAE) sampai gendang telinga (membran timpani). Daun telinga merupakan gabungan dari tulang rawan elastin yang dilapisi kulit. 1 Liang telinga berbentuk huruf S, dengan sepertiga bagian luar terdiri dari tulang rawan yang disebut pars cartilagenous, sedangkan duapertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang atau disebut pars osseus. Panjangnya kira-kira 2 ½- 3 cm. Pada sepertiga bagian luar liang telinga terdapat banyak kelenjar serumen (kelenjar keringat) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga. Pada duapertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen. 1 B. Telinga tengah Telinga tengah berbentuk kubus dengan: 1 - batas luar : membran timpani - batas depan : tuba eustachius - batas bawah : vena jugularis (bulbus jugularis)

description

Bab II Anataomi Telinga

Transcript of Bab II Anataomi Telinga

Page 1: Bab II Anataomi Telinga

Bab II

Tinjauan Pustaka

I. Anatomi Telinga

Untuk memahami tentang adanya kelainan pada telinga atau gangguan pendengaran,

perlu diketahui dan dipelajari mengenai anatomi dan fisiologi telinga terlebih

dahulu.Anatomi telinga dibagi atas telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

A. Telinga luar

Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna/auricula), liang telinga (meatus acusticus

externus, MAE) sampai gendang telinga (membran timpani). Daun telinga merupakan

gabungan dari tulang rawan elastin yang dilapisi kulit.1 Liang telinga berbentuk huruf S,

dengan sepertiga bagian luar terdiri dari tulang rawan yang disebut pars cartilagenous,

sedangkan duapertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang atau disebut pars

osseus. Panjangnya kira-kira 2 ½- 3 cm. Pada sepertiga bagian luar liang telinga terdapat

banyak kelenjar serumen (kelenjar keringat) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada

seluruh kulit liang telinga. Pada duapertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar

serumen.1

B. Telinga tengah

Telinga tengah berbentuk kubus dengan:1

- batas luar : membran timpani

- batas depan : tuba eustachius

- batas bawah : vena jugularis (bulbus jugularis)

- batas belakang : aditus ad antrum, kanalis fasialis pars vertikalis

- batas atas : tegmen timpani (meningen/otak)

- batas dalam : berturut-turut dari atas ke bawah kanalis semi sirkularis

horizontal, kanalis fasialis, tingkap lonjong (oval window), tingkap bundar (round

window) dan promontorium.

1. Membran Timpani

Membran timpani dibentuk dari dinding lateral kavum timpani dan memisahkan

liang telinga luar dari kavum timpani. Membran ini memiliki panjang vertikal rata-

rata 9-10 mm, diameter antero-posterior kira-kira 8-9 mm, dan ketebalannya rata-rata

0,1 mm. Letak membran timpani tidak tegak lurus terhadap liang telinga akan tetapi

miring yang arahnya dari belakang luar ke muka dalam dan membuat sudut 450 dari

Page 2: Bab II Anataomi Telinga

dataran sagital dan horizontal. Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila

dilihat dari arah liang telinga dan terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga.1

Bagian atas disebut pars flaksida (membran Shrapnell), sedangkan bagian bawah

pars tensa (membran propria). Pars flaksida hanya berlapis dua, yaitu bagian luar ialah

lanjutan epitel kulit liang telinga dan bagian dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia,

seperti epitel mukosa saluran napas. Pars tensa mempunyai satu lapis lagi di tengah,

yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan serat elastin yang berjalan secara

radier di bagian luar dan sirkuler di bagian dalam.1

Bayangan penonjolan bagian bawah maleus pada membran timpani disebut

sebagai umbo.Dari umbo bermula suatu reflek cahaya (cone of light) ke arah bawah

yaitu pada pukul 7 untuk membran timpani kiri dan pada pukul 5 untuk membran

timpani kanan.Reflek cahaya (cone of light) ialah cahaya dari luar yang dipantulkan

oleh membran timpani.Di membran timpani terdapat 2 macam serabut, sirkuler dan

radier.Serabut inilah yang menyebabkan timbulnya refleks cahaya yang berupa

kerucut itu. Secara klinis reflek cahaya ini dinilai, misalnya bila letak cahaya

mendatar, berarti terdapat gangguan pada tuba eustachius.1

Membran timpani dibagi dalam 4 kuadran, dengan menarik garis searah dengan

prosesus longus maleus dan garis yang tegak lurus pada garis itu di umbo, sehingga

didapatkan bagian atas-depan, atas-belakang, bawah-depan, serta bawah-belakang,

untuk menyatakan letak perforasi membran timpani.1

Di dalam telinga tengah terdapat tulang-tulang pendengaran yang tersusun dari

luar ke dalam, yaitu maleus, inkus, dan stapes. Tulang pendengaran di dalam telinga

tengah saling berhubungan.Prosesus longus maleus melekat pada membran timpani,

maleus melekat pada inkus, dan inkus melekat pada stapes.Stapes melekat pada

tingkap lonjong yang berhubungan koklea. Hubungan antar tulang-tulang

pendengaran merupakan persendian.1

Pada pars flaksida terdapat daerah yang disebut atik. Di tempat ini terdapat aditus

ad antrum, yaitu lubang yang menghubungkan telinga tengah dan antrum mastoid.

Tuba eustachius termasuk dalam telinga tengah yang menghubungkan daerah

nasofaring dengan telinga tengah.1

Aliran darah membran timpani berasal dari permukaan luar dan dalam.Pembuluh-

pembuluh epidermal berasal dari aurikula yang merupakan cabang dari arteri

maksilaris interna. Permukaan mukosa telinga tengah didarahi oleh arteri timpani

Page 3: Bab II Anataomi Telinga

anterior cabang dari arteri maksilaris interna dan oleh stilomastoid cabang dari arteri

aurikula posterior.1

2. Kavum Timpani

Kavum timpani terletak di dalam pars petrosa dari tulang temporal, bentuknya

bikonkaf, atau seperti kotak korek api. Diameter antero-posterior atau vertikal 15 mm,

sedangkan diameter transversal 2-6 mm. Kavum timpani mempunyai 6 dinding yaitu :

bagian atap, lantai, dinding lateral, medial, anterior, dan posterior.1

Kavum timpani terdiri dari :1

1) Tulang-tulang pendengaran, terbagi atas: malleus (hammer/martil), inkus

(anvil/landasan), stapes (stirrup/pelana)

2) Otot, terdiri atas: otot tensor timpani (muskulus tensor timpani) dan otot

stapedius (muskulus stapedius).

3) Saraf korda timpani.

4) Saraf pleksus timpanikus.

3. Prosesus Mastoideus

Rongga mastoid berbentuk seperti bersisi tiga dengan puncak mengarah ke

kaudal.Atap mastoid adalah fosa kranii media. Dinding medial adalah dinding lateral

fosa kranii posterior. Sinus sigmoid terletak di bawah duramater pada daerah ini. Pada

dinding anterior mastoid terdapat aditus ad antrum yang menghubungkan telinga

tengah dengan antrum mastoid.1

4. Tuba eustakhius.

Tuba eustakhius disebut juga tuba auditori atau tuba faringotimpani berbentuk seperti

huruf S. Tuba ini merupakan saluran yang menghubungkan kavum timpani dengan

nasofaring. Pada orang dewasa panjang tuba sekitar 36 mm berjalan ke bawah, depan

dan medial dari telinga tengah dan pada anak dibawah 9 bulan adalah 17,5 mm.1

Tuba terdiri dari 2 bagian yaitu :1

1) Bagian tulang terdapat pada bagian belakang dan pendek (1/3 bagian).

2) Bagian tulang rawan terdapat pada bagian depan dan panjang (2/3 bagian).

Fungsi Tuba Eustakhius adalah ventilasi, drenase sekret dan menghalangi

masuknya sekret dari nasofaring ke telinga tengah.Ventilasi berguna untuk menjaga

agar tekanan di telinga tengah selalu sama dengan tekanan udara luar. Adanya fungsi

ventilasi tuba dapat dibuktikan dengan melakukan perasat Valsava dan perasat

Toynbee.1

Page 4: Bab II Anataomi Telinga

Perasat Valsava meniupkan dengan keras dari hidung sambil mulut dipencet serta

mulut ditutup. Bila Tuba terbuka maka akan terasa ada udara yang masuk ke telinga

tengah yang menekan membran timpani ke arah lateral. Perasat ini tidak boleh

dilakukan kalau ada infeksi pada jalur nafas atas.1

Perasat Toynbee dilakukan dengan cara menelan ludah sampai hidung dipencet

serta mulut ditutup. Bila tuba terbuka maka akan terasa membran timpani tertarik ke

medial. Perasat ini lebih fisiologis.1

C. Telinga dalam

Terdiri dalam terdiri koklea (rumah siput) yang berupa dua setengah lingkaran

dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis. Ujung atau puncak

koklea disebut helikotrema, menghubungkan perilimfa skala timpani dengan skala

vestibuli.1

Kanalis semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan membentuk

lingkaran yang tidak lengkap.Pada irisan melintang koklea tampak skala vestibuli

sebelah atas, skala timpani di sebelah bawah, dan skala media (duktus koklearis)

diantaranya.1 Skala vestibuli dan skala timpani berisi perilimfa, sedangkan skala

media berisi endolimfa.Hal ini penting untuk pendengaran.Dasar skala vestibuli

disebut sebagai membran vestibuli (Reissner’s membrane) sedangkan dasar skala

media adalah membran basalis. Pada membran ini terletak organ Corti.1

Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut membran

tektoria, dan pada membran basal melekat sel rambut yang terdiri dari satu baris sel

rambut dalam, tiga baris sel rambut luar dan kanalis Corti, yang membentuk organ

Corti.1

Page 5: Bab II Anataomi Telinga

Gambar 1. Anatomi Telinga1

II. Fisiologi Telinga

Proses mendengar ini dimulai dengan ditangkapnya energy bunyi oleh daun telinga

dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang koklea. Getaran ini

dialirkan ke telinga tengah dan mengenai membran timpani, sehingga membran timpani

bergetar. Selanjutnya getaran ini akan diteruskan ke telinga tengah melalui tulang-tulang

pendengaran yang berhubungan satu sama lain yang terdiri dari maleus, incus, dan stapes.

Stapes akan menggerakkan foramen ovale yang juga menggerakkan perilimfe dalam skala

vestibuli. Getaran melalui membran reissner akan mendorong endolimfe dan membrane

basilaris ke bawah. Perilimfe juga akan bergerak.2

Proses tersebut akan menyebabkan defleksi stereo silia sel-sel rambut pada organ

corti, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion-ion bermuatan listrik dari badan

sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan

neurotransmitter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf

auditorius, kemudian dilanjutkan ke nucleus auditorius sampai ke korteks pendengaran

(area 39 dan 40) di lobus temporalis.2

Page 6: Bab II Anataomi Telinga

Gambar 2. Fisiologi Pendengaran2