BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo...

172
BAB II ANALISIS DATA Dalam bab analisis data ini merupakan pembahasan tentang tindak tutur ekspresif dalam program acara Preman Pawon. Secara lebih rinci akan mengulas tentang subtindak tutur ekspresif dan pemarkah lingual yang digunakan dalam subtindak tutur ekspresif tersebut, subtindak tutur ekspresif yang paling dominan dan mengapa subtindak tutur ekspresif tersebut dominan, serta faktor yang melatarbelakangi adanya subtindak tutur ekspresif dalam program acara Preman Pawon. A. Jenis Subtindak Tutur Ekspresif dan Pemarkah Lingualnya. 1. Subtindak Tutur Ekspresif Memuji Memuji adalah melahirkan kekaguman dan penghargaan kepada sesuatu yang dianggap baik, indah, gagah berani, dan sebagainya (KBBI 2007:904). Jadi tindak tutur ekspresif ‘memuji’ adalah tindak tutur yang dilakukan penutur terhadap mitra tutur dengan tujuan untuk mengungkapkan kelebihan yang dimiliki oleh mitra tutur. Subtindak tutur ekspresif memuji dalam program acara Preman Pawon antara lain sebagai berikut. Konteks tuturan: Percakapan terjadi di pinggir jalan ketika Bowo Landa melihat sebuah sepeda motor yang menurutnya bagus dan cocok untuk dijadikan sebagai pengganti kendaraanya agar saat mencari lokasi (tempat makan) yang enak bisa lebih nyaman. (1) Bowo Landa : Wa...iki pit montore apik tenan iki. Untung kae wis remuk tak dol kiloan. Pelajar : Motorku iki Mas, wa..wis. (ND/01-08-15/1) Bowo Landa : ‘Wa..ini sepeda mot ornya bagus sekali ini. Untung itu sudah hancur saya jual kiloan.’

Transcript of BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo...

Page 1: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

BAB II

ANALISIS DATA

Dalam bab analisis data ini merupakan pembahasan tentang tindak tutur

ekspresif dalam program acara Preman Pawon. Secara lebih rinci akan mengulas

tentang subtindak tutur ekspresif dan pemarkah lingual yang digunakan dalam

subtindak tutur ekspresif tersebut, subtindak tutur ekspresif yang paling dominan

dan mengapa subtindak tutur ekspresif tersebut dominan, serta faktor yang

melatarbelakangi adanya subtindak tutur ekspresif dalam program acara Preman

Pawon.

A. Jenis Subtindak Tutur Ekspresif dan Pemarkah Lingualnya.

1. Subtindak Tutur Ekspresif Memuji

Memuji adalah melahirkan kekaguman dan penghargaan kepada

sesuatu yang dianggap baik, indah, gagah berani, dan sebagainya (KBBI

2007:904). Jadi tindak tutur ekspresif ‘memuji’ adalah tindak tutur yang

dilakukan penutur terhadap mitra tutur dengan tujuan untuk

mengungkapkan kelebihan yang dimiliki oleh mitra tutur. Subtindak tutur

ekspresif memuji dalam program acara Preman Pawon antara lain

sebagai berikut.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi di pinggir jalan ketika Bowo Landa

melihat sebuah sepeda motor yang menurutnya bagus dan cocok untuk

dijadikan sebagai pengganti kendaraanya agar saat mencari lokasi

(tempat makan) yang enak bisa lebih nyaman.

(1) Bowo Landa : Wa...iki pit montore apik tenan iki. Untung kae

wis remuk tak dol kiloan.

Pelajar : Motorku iki Mas, wa..wis. (ND/01-08-15/1)

Bowo Landa : ‘Wa..ini sepeda motornya bagus sekali ini. Untung

itu sudah hancur saya jual kiloan.’

Page 2: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Pelajar : ‘Sepeda motor saya ini Mas, wa..sudah.’

Pada kutipan (9) data di atas Bowo Landa menuturkan

subtindak tutur ekspresif memuji. Subtindak tutur ekspresif memuji

yang dituturkan oleh Bowo Landa tersebut dituturkan kepada pemilik

sepeda motor yakni seorang pelajar SMA. Tuturan bermula ketika

Bowo Landa akan mencari tempat makan yang menjadi target dalam

perjalanan wisata kulinernya, tiba-tiba ia melihat sebuah sepeda motor

yang berada di pinggir jalan, sepeda motor tersebut menarik perhatian

Bowo Landa dan Bowo Landa menyukainya. Melihat sepeda motor

yang bagus tersebut dia tertarik untuk memilikinya. Atas

kekagumannya terhadap hal tersebut maka Bowo Landa menuturkan

subtindak tutur ekspresif memuji.

Pernyataan memuji Bowo Landa dituturkan melalui tuturan

Wa...iki pit montore apik tenan iki. Untung kae wis remuk tak dol

kiloan. ‘Wa..ini sepeda motornya bagus sekali ini. Untung itu sudah

hancur saya jual kiloan.’ Pemarkah lingual subtindak tutur ekspresif

memuji pada tuturan di atas adalah Wa...iki pit montore apik tenan iki.

‘Wa..ini sepeda motornya bagus sekali ini.’ Kalimat tersebut

merupakan pujian yang dituturkan oleh Bowo Landa karena melihat

sepeda motor yang telah membuatnya tertarik untuk memilikinya.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi di pinggir jalan ketika Bowo

Landa melihat sebuah sepeda motor yang menurutnya bagus. Ia

mengatakan bahwa mesin dari sepeda motor tersebut besar dan top serta

cocok untuk dijadikan sebagai pengganti kendaraanya agar nanti saat

mencari lokasi (tempat makan) yang enak bisa lebih nyaman.

(2) Bowo Landa :...Wis ki jan engine top tenan guwedhi ngene ki,

cocok dinggo tumpakanku selanjutnya iki. Oke

Page 3: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

badhoger-badhoger ketemu lagi di Preman Pawon.

Saat ini saya sedang mencari penggantinya si

Untung, biar nanti saya kalau keliling-keliling cari

tempat-tempat lokasi yang enak itu, jadi isa luwih

nyaman.Hehe. Syeg...gagah.

Pelajar : Motorku iki Mas, wa..wis. (ND/01-08-15/2)

Bowo Landa :‘...Wah ini mesinnya top sekali besar seperti ini,

cocok untuk kendaraan saya selanjutnya ini. Oke

badhoger-badhoger bertemu lagi di Preman Pawon.

Saat ini saya sedang mencari penggantinya si

Untung, agar nanti saya kalau keliling-keliling

mencari tempat-tempat lokasi yang enak itu, jadi

bisa lebih nyaman. Hehe. Syeg...gagah.’

Pelajar : ‘Sepeda motor saya ini Mas, wa..sudah.’

Pada kutipan (10) data di atas terdapat subtindak tutur

ekspresif memuji yang dituturkan oleh Bowo Landa karena melihat

sepeda motor yang bagus. Subtindak tutur ekspresif memuji dituturkan

melalui tuturan Wis ki jan engine top tenan guwedhi ngene ki, cocok

dinggo tumpakanku selanjutnya iki. ‘Wah ini mesinnnya top sekali

besar seperti ini, cocok untuk kendaraan saya selanjutnya ini.’

Pemarkah lingual yang menandai subtindak tutur ekspresif memuji di

atas adalah Wis ki jan engine top tenan guwedhi ngene ki. ‘Wah...ini

mesinnya top sekali besar seperti ini.’ Pemarkah lingual tersebut

berbentuk konteks. Dalam konteks tuturan tersebut engine (mesin) yang

dimaksud adalah mesin sepeda motor yang ditemuinya di pinggir jalan.

Bowo Landa memuji mesin sepeda motor tersebut karena mesinnya

besar dan top. Bowo Landa bermaksud untuk mengungkapkan

kelebihan dari sebuah sepeda motor yang dilihatnya, yaitu sepeda

motor milik seorang pelajar SMA yang sedang berhenti di pinggir jalan.

Selain itu, Bowo Landa juga beranggapan bahwa sepeda motor tersebut

Page 4: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

cocok untuk dijadikan pengganti kendaraannya (Si Untung) agar nanti

kalau mencari tempat dalam wisata kulinernya akan terasa nyaman.

Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif memuji dan

berpemarkah lingual sama dengan data (ND/01-08-15/2) terdapat pada

nomor data (ND/01-08-15/10), (KKN/20-09-15/5), dan (KKN/20-09-

15/11).

Konteks tuturan: Peristiwa terjadi ketika Bowo Landa membaca sebuah

nama restoran dengan nama Njah Djambon.

(3) Bowo Landa : Woh..Njah Djambon. Njah Djambon, wah, spesial

Arabian food, wah... Iki isine bangsane mas encik-

encik ngono kae ya ta, wong Arab-Arab, iki spesial

Arabian food, resto and gedung pernikahan.

(ND/01-08-15/3)

‘Oh..Njah Djambon. Njah Djambon, wah, spesial

makanan Arab, wah..Ini isinya sebangsa mas

encik-encik seperti itu ya kan, orang Arab-Arab,

ini spesial makanan Arab, restoran dan gedung

pernikahan.’

Pada kutipan (11) data di atas terdapat subtindak tutur

ekspresif memuji yang dituturkan Bowo Landa. Subtindak tutur ekspresif

memuji terjadi ketika Bowo Landa melihat dan membaca sebuah nama

restoran Njah Djambon. Pernyataan memuji Bowo Landa dituturkan

melalui tuturan Woh..Njah Djambon. Njah Djambon, wah, spesial

Arabian food, wah... ‘Oh..Njah Djambon. Njah Djambon, wah, spesial

makanan Arab, wah..’. Pemarkah lingual yang menunjukkan subtindak

tutur ekspresif memuji pada data di atas adalah wah... ‘Wah..’. Bowo

Landa menyatakan kekagumannya bahwa di pasar Kliwon terdapat

restoran yang menyajikan menu spesial dengan makanan Arab,

pernyataan lain yang menguatkan pernyataan memuji Bowo Landa

Page 5: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

terhadap restoran tersebut adalah bahwa di restoran Njah Djambon juga

terdapat gedung pernikahan dan Bowo Landa juga mengatakan kapan

lagi akan menemukan masakan spesial Arab kalau tidak di pasar Kliwon.

Pasar Kliwon merupakan daerah yang terkenal sebagai tempat

perkampungan warga keturunan Arab-Indonesia di kota Surakarta.

Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif memuji dan

berpemarkah lingual sama dengan data (ND/01-08-15/3) terdapat pada

nomor data (ND/01-08-15/8), (ND/01-08-15/12), (ND/01-08-15/14),

(ND/01-08-15/15), (ND/01-08-15/21), (ND/01-08-15/22), (ND/01-08-

15/30), (SMT/02-08-15/3), (SMT/02-08-15/4), (SMT/02-08-15/6),

(SMT/02-08-15/12), dan (KKN/20-09-15/ 1).

Konteks tuturan : Peristiwa terjadi ketika Bowo Landa membaca

sebuah nama restoran dengan nama Njah Djambon.

(4) Bowo Landa : Woh..Njah Djambon. Njah Djambon, wah, spesial

Arabian food, wah.. Iki isine bangsane mas encik-

encik ngono kae ya ta, wong Arab-Arab, iki spesial

Arabian food, resto and gedung pernikahan. Wuah

cocok sekali iki. Arabian, (sambil tertawa dan

menepukkan kedua tangan). Kapan lagi kita bisa

menemukan Arabian kalau nggak di pasar Kliwon.

Pengin ngerti? Jerone Njah, Njah Djambon Solo

punya bestik? Melu aku mlebu neng Preman

Pawon, makan yuk..arg...(ND/01-08-15/4).

‘Oh..Njah Djambon. Njah Djambon, wah, spesial

makanan Arab, wah..Ini isinya sebangsa mas

encik-encik seperti itu ya kan, orang Arab-arab, ini

spesial makanan Arab, restoran dan gedung

pernikahan. Wah... cocok sekali ini. Arabian,

kapan lagi kita bisa menemukan Arabian kalau

tidak di pasar Kliwon. Ingin tahu? Dalamnya Njah,

Njah Djambon Solo punya bestik? Ikut saya masuk

di Preman Pawon, makan yuk..arg... ’

Page 6: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Pada kutipan (12) data di atas terdapat subtindak tutur ekspresif

memuji yang dituturkan Bowo Landa. Subtindak tutur ekspresif memuji

terjadi setelah Bowo Landa melihat dan membaca sebuah nama restoran

Njah Djambon. Pernyataan memuji Bowo Landa dituturkan melalui

tuturan Wuah cocok sekali iki (sambil tertawa dan menepukkan kedua

tangan). Arabian, kapan lagi kita bisa menemukan arabian kalau

nggak di pasar Kliwon. ‘Wah... cocok sekali ini. Arabian, kapan lagi kita

bisa menemukan arabian kalau tidak di pasar Kliwon.’ Pemarkah lingual

yang menunjukkan subtindak tutur ekspresif memuji pada data di atas

adalah Wuah ‘Wah...’. Bowo Landa menyatakan kekagumannya bahwa

cocok bila di pasar Kliwon terdapat restoran yang spesial dengan

makanan Arab, pernyataan lain yang menguatkan pernyataan memuji

Bowo Landa terhadap restoran tersebut adalah bahwa di mana lagi akan

menemukan masakan spesial Arab kalau tidak di pasar Kliwon. Kata

Wuah ‘Wah...’ merupakan varian dari kata Wah ‘Wah’ dan mempunyai

arti yang sama dengan Wah ‘Wah’, hanya saja Wuah ‘Wah...’

mempunyai arti lebih menyangatkan. Ing wewengkon Jawa sisih wetan

(Jawa Timur) ana swara rangkep kang awujud diftong kang kerep

muncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep

kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9).

Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif memuji dan

berpemarkah lingual sama dengan data di atas terdapat pada nomor data

(ND/01-08-15/6), (ND/01-08-15/11), (ND/01-08-15/17), (ND/01-08-

15/20), (ND/01-08-15/25), (SMT/02-08-15/7), dan (SMT/02-08-15/8).

Page 7: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Konteks tuturan: Percakapan terjadi di restoran Njah Djambon, antara

Bowo Landa dengan karyawan restoran Njah Djambon. Bowo Landa

memuji restoran Njah Djambon karena adanya tulisan yang ia baca,

yakni spesial Arabian food.

(5) Bowo Landa : Mbak kalau di sini itu kok di situ ada tulisane spesial

Arabian food, wue...

Feri : Iya, itu Lahamugaga, Lahamugaga.

Bowo Landa : Ha?

Feri : Lahamugaga, di sini spesialnya Lahamugaga.

(ND/01-08-15/5)

Bowo Landa : ‘Mbak kalau di sini itu kok ada tulisan spesial

makanan Arab, wah...’

Feri : ‘Ya, itu Lahamugaga, Lahamugaga.’

Bowo Landa : Ha?

Feri : Lahamugaga, di sini spesialnya Lahamugaga.

Pada kutipan (13) data di atas terdapat subtindak tutur

ekspresif memuji yang dituturkan oleh Bowo Landa yakni melalui

tuturan Mbak kalau di sini itu kok di situ ada tulisane spesial

Arabian food, wue... ‘Mbak kalau di sini itu kok di situ ada tulisan

spesial makanan Arab, wah...’. Tuturan tersebut bermula ketika

Bowo Landa bertanya kepada karyawan Njah Djambon yang

menyambut kedatangannya, dia bertanya kenapa di depan ada

tulisan Arabian food ‘makanan Arab’. Pernyataan tersebut

dituturkan atas dasar rasa ingin tahu Bowo Landa mengenai

restoran Njah Djambon di mana sebuah restoran yang menyajikan

sebuah masakan spesial Arab. Bowo Landa ingin mengetahui menu

makanan yang terdapat di restoran Njah Djambon. Pemarkah

lingual yang menunjukkan adanya subtindak tutur ekspresif

memuji pada data di atas adalah Wue.....‘Wah...’. Wue...‘Wah...’

merupakan kata yang mempunyai arti sama dengan Wah ‘Wah’

Page 8: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

dan Wuah ‘Wah...’ seperti yang terdapat pada kutipan data 11 dan

data 12, Wue.....‘Wah...’ merupakan varian dari kata Wah ‘Wah’

yang merupakan ekspresi kekaguman.

Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif memuji

dan berpemarkah lingual sama dengan data (ND/01-08-15/5)

terdapat pada nomor data (ND/01-08-15/19).

Konteks tuturan : Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan Pak

Sholehan selaku manager Njah Djambon. Bowo Landa bertanya

kepada Pak Sholehan sejak kapan bangunan yang saat ini dijadikan

sebagai restoran Njah Djambon berdiri.

(6) Bowo Landa : Nah, Pak ini tempatnya ini udah berapa lama sih

Pak?

Sholehan : Ini sudah...kalau bangunanya sudah lama sekali

ini, sudah dari turun temurun.

Bowo Landa : Wua...

Sholehan : Cuma kalau restorannya baru dua tahun ini.

(ND/01-08-15/7)

Bowo Landa : ‘Nah, Pak ini tempatnya ini sudah berapa lama

Pak?’

Sholehan : Ini sudah...kalau bangunanya sudah lama sekali

ini, sudah dari turun temurun.

Bowo Landa : ‘Wah...’

Sholehan : ‘Hanya saja kalau restorannya baru dua tahun ini.’

Pada kutipan (14) data di atas terdapat subtindak tutur

ekspresif yang dituturkan oleh Bowo Landa atas jawaban yang

diberikan Pak Sholehan mengenai sejak kapan bangunan yang

dijadikan restoran Njah Djambon berdiri. Hal tersebut ditunjukkan

pada tuturan Wua... ‘Wah...’. Tuturan Wua... ‘Wah...’ memiliki arti

sama dengan kata Wah ‘Wah’ dan Wuah ‘Wah...’ seperti yang

terdapat pada kutipan data (11) dan kutipan data (12) serta kata

Wue ‘Wah...’ yang terdapat pada data (13) karena Wua... ‘Wah...’

juga merupakan salah satu varian dari kata Wua... ‘Wah...’ yang

Page 9: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

merupakan kata ekspresif untuk memuji. Tuturan tersebut bermula

ketika Bowo Landa bertanya kepada Pak Sholehan selaku manager

Njah Djambon mengenai sudah berapa lama tempat yang dijadikan

restoran Njah Djambon berdiri. Pak Sholehan menjawab bahwa

bangunan yang dijadikan restoran itu sudah lama sekali berdirinya,

sudah dari turun menurun, akan tetapi kalau restoran Njah

Djambonnya sendiri baru berdiri sekitar dua tahun. Tuturan

ekspresif Wua... ‘Wah...’ yang dituturkan oleh Bowo Landa

dilatarbelakangi oleh rasa kagum. Ketika mengetahui bangunan

yang dijadikan tempat restoran Njah Djambon sudah ada sejak

turun temurun dan akhirnya tuturan ekspresif memuji tersebut

terlontarkan.

Konteks tuturan : Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan Pak

Sholehan di dapur Njah Djambon. Melihat keadaan sekitar dapur yang

bagus, Bowo Landa mengungkapkan ekspresi kekagumannya.

(7) Bowo Landa : Wuis...cocok sekali ini, hehehei. Wis...dapurnya

ini Pak?

Sholehan : Iya. (ND/01-08-15/9)

Bowo Landa : Wah...cocok sekali ini, hehehei. Wah...dapurnya

ini Pak?

Sholehan : ‘Ya.’

Pada kutipan (15) data di atas terdapat subtindak tutur

ekspresif memuji yang dituturkan Bowo Landa, yakni melalui

tuturan Wuis...cocok sekali ini, hehehei ‘Wah... sangat cocok ini,

hehehei’ Pemarkah lingual yang menandai subtindak tutur

ekspresif memuji pada data di atas adalah Wuis.... ‘Wah...’.

Page 10: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Tuturan Wuis... ‘Wah...’ memiliki arti yang sama dengan kata Wah

‘Wah’ dan Wuah ‘Wah...’ seperti yang terdapat pada kutipan data

(11), kutipan data (12) kata Wue ‘Wah...’ pada kutipan data (13),

kata Wua ‘Wah...’ pada kutipan data (14) yang berarti Wah ‘Wah’

karena Wuis... ‘Wah...’ merupakan salah satu varian dari tuturan

Wah ‘Wah’. Kata Wuis... ‘Wah...’ dalam tuturan tersebut

dituturkan untuk mengungkapkan perasaan kagum atas yang dilihat

Bowo Landa di restoran Njah Djambon. Dalam konteks tuturan

tersebut Bowo Landa sedang berjalan menuju dapur restoran Njah

Djambon. Ketika akan ke dapur, Bowo Landa melewati bagian-

bagian ruangan dari restoran Njah Djambon dan saat sudah sampai

di dapur, Bowo Landa kagum karena melihat keadaan dapur yang

bersih, bagus, tertata rapi, dan terlihat mewah. Karena hal tersebut

Bowo Landa mengekspresikan ekspresi kekagumannya maka

lahirlah tuturan memuji tersebut.

Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif memuji

dan berpemarkah lingual sama dengan data (ND/01-08-15/9)

terdapat pada nomor data (KKN/20-09-15/9).

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan 2

orang karyawan Njah Djambon. Ketika proses memasak sudah selesai,

proses selanjutnya adalah plating. Setiap tahapan penyajian menu di

Njah Djambon dikerjakan oleh orang yang berbeda.

(8) Bowo Landa : Woo...beda neh karo kowe?

Ganda : Beda orang..ya.

Bowo Landa : Oalah...neng kene ki orange profesional, dadi

wis nde jobe dhewe-dhewe. Bagian nggangsa

enek, bagian plating enek. Mas sapa ki mau?

Teki : Teki. (ND/01-08-15/13)

Page 11: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Bowo Landa : ‘O...beda lagi dengan kamu?’

Ganda : Beda orang..ya.

Bowo Landa : ‘Oh...di sini itu orangnya profesional, jadi sudah

punya pekerjaannya sendiri-sendiri. Bagian

menumis ada, bagian menata di piring ada. Mas

siapa ini tadi?’

Teki : Teki.

Pada kutipan (16) data di atas terdapat subtindak tutur

ekspresif memuji yang dituturkan oleh Bowo Landa yakni pada

tuturan Oalah...neng kene ki orange profesional, dadi wis nde

jobe dhewe-dhewe. Bagian nggangsa enek, bagian plating enek.

Mas sapa ki mau? ‘Oh...di sini itu orangnya profesional, jadi

sudah punya pekerjaannya sendiri-sendiri. Bagian menumis ada,

bagian menata di piring ada. Mas siapa ini tadi?’. Tuturan tersebut

bermula ketika Bowo Landa terkejut karena tidak bersama

karyawan yang tadi memasak menu Lahamugaga bersamanya, akan

tetapi dengan karyawan yang lain. Lalu Bowo Landa menuturkan

bahwa di Njah Djambon itu orangnya profesional, semua karyawan

sudah mempunyai tugasnya sendiri-sendiri, di bagian masak ada, di

bagian plating ada. Tuturan tersebut dituturkan Bowo Landa untuk

memuji restoran Njah Djambon karena pembagian tugas karyawan

dilakukan secara profesional. Pemarkah lingual yang menandai

subtindak tutur ekspresif memuji pada tuturan di atas adalah

Oalah...neng kene ki orange profesional, dadi wis nde jobe

dhewe-dhewe ‘Oh...di sini itu orangnya profesional, jadi sudah

punya pekerjaannya sendiri-sendiri’.

Page 12: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan

Teki di dapur Njah Djambon. Plating sudah selesai dan menu

makanan Lahamugaga sudah siap untuk dihidangkan.

(9) Teki : Sudah siap, ready, Lahamugaga.

Bowo Landa : Lahamugaga..mmm nyam nyam nyam. Mau jare

enek sing jenenge randha kemulan?

Teki : Yak, randha kemulan itu menu baru kita di Njah

Djambon. (ND/01-08-15/16)

Teki : ‘Sudah siap, siap, Lahamugaga.’

Bowo Landa :‘Lahamugaga..mmm nyam nyam nyam. Tadi

katanya ada yang namanya randha kemulan?’

Teki : ‘Yak, randha kemulan itu menu baru kita di Njah

Djambon’

Pada kutipan (17) data di atas terdapat subtindak tutur

ekspresif memuji yang dituturkan oleh Bowo Landa, yakni melalui

tuturan Lahamugaga..mmm nyam nyam nyam.

‘Lahamugaga..mmm nyam nyam nyam’ Bowo Landa merasa

penasaran terhadap menu makanan Lahamugaga yang sudah siap

untuk disantap. Bowo Landa seperti merasa ingin segera menikmati

menu makannan Lahamugaga yang kelihatannya enak. Bowo

Landa mempraktekkan gaya ketika menikmati makanan yang enak

dengan mengucapkan mmm nyam nyam nyam ‘mmm nyam

nyam nyam’. Karena rasa penasaran Bowo Landa terhadap

makanan Lahamugaga yang kelihatannya enak tersebut Bowo

Landa mengucapkan tuturan memuji. Pemarkah lingual yang

menunjukkan tururan ekspresif memuji pada data di atas adalah

mmm nyam nyam nyam ‘mmm nyam nyam nyam’.

Page 13: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan

karyawan Njah Djambon di dapur Njah Djambon. Mereka sedang

membuat minuman bocah tukang kawin. Salah satu proses pembuatan

minuman bocah tukang kawin adalah dimasukkan ke dalam gelas.

(10) Bowo Landa : Oh...jadi nanti disiapkan masuk ke gelas ini?

Karyawan I : Iya.

Bowo Landa : Yah bocah tukang kawin dimasukkan di dalam

gelas, biar di dalam situ katanya. Wuih ombak wi

gedhimen apa wi..hehe. (ND/01-08-15/18)

Bowo Landa : Oh...jadi nanti disiapkan masuk ke gelas ini?

Karyawan I : ‘Ya.’

Bowo Landa :‘Yah bocah tukang kawin dimasukkan di dalam

gelas, agar di dalam situ katanya. Wah, ombak itu

besar sekali apa itu..hehe.’

Pada data (18) di atas terdapat tuturan yang mengandung

subtindak tutur ekspresif memuji yang dituturkan oleh Bowo Landa

yakni pada tuturan Wuih ombak wi gedhimen apa wi..hehe ‘Wah..

ombak itu besar sekali apa itu..hehe’. Tuturan memuji tersebut

bermula ketika minuman bocah tukang kawin akan dimasukkan ke

dalam gelas, Bowo Landa melihat minuman tersebut seperti ombak

lalu Bowo Landa mengekspresikan dengan kata Wuih ‘Wah...’.

Wuih ‘Wah...’ merupakan salah satu variasi dari kata Wah ‘Wah’.

Pemarkah lingual yang menandai subtindak tutur ekspresif memuji

pada tuturan tersebut adalah Wuih ‘Wah...’. Kata Wuih ‘Wah...’

memiliki arti sama dengan kata Wah ‘Wah’ dan Wuah ‘Wah...’

seperti yang terdapat pada kutipan data (11), kutipan data (12) kata

Wue ‘Wah...’ pada kutipan data (13), kata Wua ‘Wah...’ pada

kutipan data (14) yang berarti Wah ‘Wah’ hanya saja kata Wuih

‘Wah...’ memiliki arti yang lebih menyangatkan, jadi memuji yang

terlalu berlebihan.

Page 14: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Data yang berpemarkah lingual sama dengan data (ND/01-

08-15/18) terdapat pada nomor data (SMT/02-08-15/1), (SMT/02-

08-15/2), dan (SMT/02-08-15/9).

Konteks tuturan: Percakapan terjadi di restoran Njah Djambon.

Bowo Landa bertanya kepada Pak Sholehan tentang menu-menu yang

ada di restoran Njah Djambon.

(11) Sholehan : Iya, seperti ada tambahan kayak randha kemulan,

bocah tukang kawin, randha kempling, banyak

macamnya.

Bowo Landa : Walalalalah...macem-macemnya banyak berarti

ya. Randha kempling, banyak macamnya.

Sholehan : Iya. (ND/01-08-15/23)

Sholehan : ‘Ya, seperti ada tambahan kayak randha kemulan,

bocah tukang kawin, kawin. Randha kempling,

banyak macamnya.’

Bowo Landa :‘Walalalalah...macam-macamnya banyak berarti

ya. Randha kempling, banyak macamnya.’

Sholehan : ‘Ya.’

Pada kutipan (19) data di atas terdapat subtindak tutur

ekspresif memuji yang dituturkan oleh Bowo Landa. Subtindak tutur

ekspresif memuji terdapat pada tuturan Walalalalah...macem-

macemnya banyak berarti ya. ‘Walalalalah...macam-macamnya

banyak berarti ya’. Tuturan tersebut bermula ketika Pak Sholehan

menerangkan mengenai menu makanan dan minuman yang ada di

Njah Djambon. Di Njah Djambon terdapat menu-menu yang nama-

namanya unik dan beda dari tempat makan lainnya seperti randha

kemulan dan bocah tukang kawin. Mengetahui hal tersebut Bowo

Landa memberikan pujian kepada Njah Djambon karena menu-menu

yang ada di sana bervariasi dan nama-nama menunya unik dan beda

dari yang lain.

Page 15: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Pemarkah lingual yang menandai subtindak tutur ekspresif

memuji pada tuturan tersebut adalah Walalalalah... ‘Walalalalah...’.

ekspresi tersebut merupakan ekspresi yang diucapkan Bowo Landa

untuk memuji restoran Njah Djambon.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi di restoran Njah Djambon.

Bowo Landa bertanya kepada Pak Sholehan, sejak kapan restoran

Njah Djambon ada.

(12) Bowo Landa : Bu Yun, sebentar sebentar. Bu Yun. Itu juga udah

lama itu kayaknya.

Sholehan : Udah lama. Udah lama sekali, ini dari Bu Yun ya

kurang lebih sudah 30 tahun lebih.

Bowo Landa : Lha...rak ya tenan ta. Iki berarti wis pathak

warake bangsane kuliner. 30 tahun yang lalu Bu

Yun udah ada. (ND/01-08-15/24)

Bowo Landa : ‘Bu Yun, sebentar sebentar. Bu Yun. Itu juga sudah

lama itu sepertinya.’

Sholehan : ‘Sudah lama. Sudah lama sekali, ini dari Bu Yun

ya kurang lebih sudah 30 tahun lebih.’

Bowo Landa : ‘Nah...benar kan. Ini berarti sudah ahli dalam hal

kuliner. 30 tahun yang lalu Bu Yun sudah ada.’

Pada kutipan (20) data di atas terdapat subtindak tutur

ekspresif memuji yang dituturkan oleh Bowo Landa. Subtindak tutur

ekspresif memuji tersebut terdapat pada tuturan Lha...rak ya tenan ta.

Iki berarti wis pathak warake bangsane kuliner. 30 tahun yang lalu

Bu Yun udah ada. ‘Nah...benar kan. Ini berarti sudah ahli dalam hal

kuliner. 30 tahun yang lalu Bu Yun sudah ada’.

Tuturan memuji tersebut bermula ketika Bowo Landa bertanya

mengenai kapan berdirinya restoran Njah Djambon. Pak Sholehan

menjawab bahwa tempat yang dijadikan restoran Njah Djambon

dahulunya juga merupakan sebuah restoran, yakni restoran yang

pemiliknya bernama Bu Yun. Restoran Bu Yun ada sudah sejak lama

Page 16: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

sekitar 30 tahun yang lalu dan sangat terkenal. Bowo Landa

memotong penjelasan Pak Sholehan karena dia merasa tidak asing

dengan nama Bu Yun. Ketika mengetahui hal tersebut Bowo Landa

memujinya karena hal itu berarti memang tempat yang digunakan oleh

Njah Djambon sejak dari dulu juga digunakan sebagai restoran dan

bahkan sudah sangat terkenal yakni restoran milik Bu Yun. Ekspresif

terkejut sekaligus memuji yang dituturkan Bowo Landa yakni pada

tuturan Lha...rak ya tenan ta. Iki berarti wis pathak warake

bangsane kuliner ‘Nah...benar kan. Ini berarti sudah ahli dalam hal

kuliner.’

Pemarkah lingual yang menandai subtindak tutur ekspresif

memuji pada tuturan tersebut adalah Iki berarti wis pathak warake

bangsane kuliner ‘Ini berarti sudah ahli dalam hal kuliner’.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan Pak

Sholehan di restoran Njah Djambon. Bowo Landa akan mencicipi

menu makanan randha kemulan.

(13) Bowo Landa : Emmmm lembut...ada tapenya ya Pak ya?

Sholehan : Iya, dalemnya pakai ada tape.

Bowo Landa : Tapene iki ora tape tape sing modhel-modhel

kaya beras tape itu bukan..itu tape tape tenane.

Ngeces..hehehehe. (ND/01-08-15/26)

Bowo Landa : Emmmm lembut...ada tapenya ya Pak ya?

Sholehan : ‘Ya, dalamnya ada tape.’

Bowo Landa : ‘Tapenya ini bukan tape tape yang model-model

seperti beras tape itu bukan...itu tape tape benar.’

Pada kutipan (21) data di atas terdapat subtindak tutur

ekspresif memuji yang dituturkan oleh Bowo Landa. Subtindak

tutur ekspresif memuji terdapat pada tuturan Tapene iki ora tape

Page 17: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

tape sing modhel-modhel kaya beras tape itu bukan..itu tape tape

tenane. ‘Tapenya ini bukan tape tape yang model-model seperti

beras tape itu bukan...itu tape tape benar’.

Tuturan tersebut bermula ketika Bowo Landa mencicipi

makanan randha kemulan, Bowo Landa merasakan bahwa

makanan tersebut enak, karena terasa lembut dan di dalamnya itu

ada tapenya. Tape yang terdapat pada makanan tersebut adalah tape

yang dibuat dengan bahan baku singkong, bukan tape yang berasal

dari beras ketan atau yang lainnya. Subtindak tutur ekspresif

memuji pada tuturan di atas bermula dari rasa kagun Bowo Landa

setelah merasakan makanan randha kemulan. Maka dari itu Bowo

Landa memuji atas makanan randha kemulan yang rasanya enak.

Pemarkah lingual adanya subtindak tutur ekspresif memuji

pada tuturan tersebut adalah Tapene iki ora tape tape sing modhel-

modhel kaya beras tape itu bukan..itu tape tape tenane ‘Tapenya

ini bukan tape tape yang model-model seperti beras tape itu

bukan...itu tape tape benar’.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan Pak

Sholehan di restoran Njah Djambon. Bowo Landa mencicipi menu

makanan randha kemulan. Semua komponen dalam menu randha

kemulan seperti tape, strawberry dan coklat sangat terasa pas.

(14) Bowo Landa : Tapene iki ora tape tape sing modhel-modhel

kaya beras tape itu bukan..itu tape tape tenane.

Ngeces..hehehehe. Jadi strowbery karo coklatnya

itu cocok banget, tapene nggenah kenthel banget

wong iki jebule jerone tape kabeh. Bagus,

nendhang, nggajul. (ND/01-08-15/27)

‘Tapenya ini bukan tape tape yang model-model

seperti beras tape itu bukan...itu tape tape benar.

Page 18: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Jadi strawberry sama coklatnya itu cocok sekali.

Tapenya kental sekali, ini ternyata dalamnya

tape semua. Bagus, ‘menendang’, ‘menyepak’.’

Pada kutipan (22) data di atas terdapat subtindak tutur

ekspresif memuji yang dituturkan oleh Bowo Landa. Pernyataan

memuji tersebut terdapat pada tuturan Jadi strowbery karo

coklatnya itu cocok banget, tapene nggenah kenthel banget wong

iki jebule jerone tape kabeh. Bagus, nendhang, nggajul ‘Jadi

strawberry sama coklatnya itu cocok sekali. Tapenya kental sekali,

orang ini ternyata dalamnya tape semua. Bagus, ‘menendang’,

‘menyepak’.

Tuturan tersebut bermula ketika Bowo Landa mencicipi

makanan randha kemulan, saat merasakan makanan tersebut Bowo

Landa merasakan bahwa pada randha kemulan terdapat selai

strowberry dan coklat yang perpaduan antara keduanya sangat

cocok. Tape yang terdapat pada randha kemulan juga terasa kental

dan lembut dan di dalam randha kemulan itu ternyata tape semua.

Maka dari itu, karena rasa enak yang Bowo Landa rasakan ketika

mencicipi makanan randha kemulan, karena perpaduan selai

strowbery dan coklat serta isi dari makanan randha kemulan sendiri

yakni tape yang sangat lembut maka ia menuturkan subtindak tutur

ekspresif memuji.

Pemarkah lingual yang menunjukkan adanya subtindak

tutur ekspresif memuji pada tuturan tersebut adalah nggajul

‘menyepak’. Maksud dari kata nggajul ‘menyepak’ pada tuturan

Page 19: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

tersebut adalah sebuah ekspresi atas enaknya rasa masakan yang

telah dicicipi oleh Bowo Landa yaitu menu makanan randha

kemulan. Kata nggajul ‘menyepak’ merupakan ekspresif memuji

yang mempunyai makna konotasi yang digunakan Bowo Landa

dalam memuji makanan randha kemulan.

Data yang berpemarkah lingual sama dengan data (ND/01-

08-15/27) terdapat pada nomor data (SMT/02-08-15/10), (KKN/20-

09-15/12), (KKN/20-09-15/16), (KKN/20-09-15/17), dan

(KKN/20-09-15/19).

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan Pak

Sholehan di restoran Njah Djambon. Bowo Landa mencicipi menu

makanan bocah tukang kawin. Bowo Landa bertanya kepada Pak

Sholehan mengenai nama yang umum dari minuman bocah tukang

kawin.

(15) Sholehan : Kalau bahasanya kayak, itu minuman yogurt ya.

Bowo Landa : Oh yogurt.

Sholehan : Iya.

Bowo Landa : Ehm kendel, nggajul. Apa jenenge? Yogurte

krasa banget, nek kene ki mak nyes. Buahe barangi

enak biyanget. Hnah, iki sing modhel dikocok-

kocok. Ehm...hehe. Tadi Mbak sapa ya Pak?

Sholehan : Tadi Mbak Rini. (ND/01-08-15/28)

Sholehan : ‘Kalau bahasanya seperti, itu minuman yogurt ya.’

Bowo Landa : Oh yogurt.

Sholehan : ‘Ya.’

Bowo Landa : ‘Ehm berani, ‘menyepak’. Apa namanya?

Yogurtnya terasa sekali, di sini itu nyes rasanya.

Buahnya juga sangat enak. Nah, ini yang model

dikocok-kocok. Ehm...hehe. Tadi Mbak siapa ya

Pak?’

Sholehan : Tadi Mbak Rini.

Pada kutipan (23) data di atas terdapat subtindak tutur

ekspresif memuji yang dituturkan oleh Bowo Landa. Pernyataan

Page 20: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

memuji oleh Bowo Landa terdapat pada tuturan Ehm kendel,

nggajul. Apa jenenge? ‘Ehm berani, ‘menyepak’. Apa namanya?’.

Tuturan tersebut dituturkan oleh Bowo Landa ketika selesai

mencicipi salah satu minuman dari Njah Djambon yang bernama

bocah tukang kawin. Sebenarnya nama umum dari minuman yang di

Njah Djambon diberi nama bocah tukang kawin itu adalah seperti

yogurt, seperti yang dituturkan oleh Pak Sholehan di atas. Ketika

Bowo Landa mencicipi minuman bocah tukang kawin dia

mengekspresikan rasa enak dengan menuturkan kata Ehm kendel.

‘Ehm berani’. Yogurt dalam minuman bocah tukang kawin sangat

terasa dan buahnya sangat enak. Rasa kagum Bowo Landa atas rasa

minuman bocah tukang kawin yang enak tersebut melahirkan tuturan

ekspresif memuji yang dituturkan Bowo Landa. Pemarkah lingual

dari tuturan tersebut yang menandai adanya subtindak tutur ekspresif

memuji adalah Ehm kendel ‘Ehm berani’. Kendel ‘berani’ dalam hal

ini berupa makna konotasi yakni rasa yogurt yang rasanya sangat

enak.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan Pak

Sholehan di restoran Njah Djambon. Bowo Landa mencicipi minuman

bocah tukang kawin. Bowo Landa mengatakan kalau minuman bocah

tukang kawin itu sangat enak.

(16) Sholehan : Kalau bahasanya kayak, itu minuman yogurt ya.

Bowo Landa : Oh yugurt.

Sholehan : Iya.

Bowo Landa : Ehm kendel, nggajul. Apa jenenge? Yogurte krasa

banget, nek kene ki mak nyes. Buahe barangi enak

biyanget. Hnah iki sing modhel dikocok-kocok.

Ehm...hehe. Tadi Mbak sapa ya Pak?

Sholehan : Tadi Mbak Rini. (ND/01-08-15/29)

Page 21: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Sholehan : ‘Kalau bahasanya seperti, itu minuman yogurt ya.’

Bowo Landa : ‘Oh yugurt.’

Sholehan : ‘Ya.’

Bowo Landa : ‘Ehm berani, ‘menyepak’. Apa namanya?

Yogurtnya terasa sekali, di sini itu nyes rasanya.

Buahnya juga sangat enak. Nah, ini yang model

dikocok-kocok. Ehm...hehe. Tadi Mbak siapa ya

Pak?’

Sholehan : Tadi Mbak Rini.

Pada kutipan (24) data di atas terdapat subtindak tutur

ekspresif memuji yang dituturkan oleh Bowo Landa. Pernyataan

memuji oleh Bowo Landa terdapat pada tuturan Buahe barangi

enak biyanget. Nah iki sing modhel dikocok-kocok. ‘Buahnya juga

sangat enak. Nah, ini yang model dikocok-kocok.’ Tuturan tersebut

dituturkan oleh Bowo Landa ketika selesai mencicipi salah satu

minuman dari Njah Djambon yang bernama bocah tukang kawin.

Sebenarnya nama umum dari minuman yang dalam Njah Djambon

diberi nama bocah tukang kawin itu adalah seperti Yogurt, seperti

yang dituturkan oleh Pak Sholehan di atas. Tuturan tersebut bermula

ketika Bowo Landa mencicipi buah yang terdapat dalam minuman

bocah tukang kawin, dia mengekspresikan rasa enak dengan kata

enak biyanget ‘sangat enak’ . Kata biyanget ‘sangat’ sama artinya

dengan kata banget ‘sangat’. Dalam bahasa Jawa penggunaan kata

biyanget‘sangat’ sama artinya dengan banget ‘sangat’ yang lebih

menyangatkan dari pada kata banget ‘sangat’. Karena rasa enak

yang dia rasakan, Bowo Landa mengungkapkan kekagumannya

dengan memuji minuman tersebut.

Page 22: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Pemarkah lingual dari tuturan tersebut yang menandai adanya

subtindak tutur ekspresif memuji adalah enak biyanget ‘sangat

enak’.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi di restoran Njah Djambon.

Bowo Landa menginformasikan lokasi restoran Njah Djambon.

(17) Sholehan : Pasar Kliwon.

Bowo Landa : Pasar Kliwon. Wis kowe takok neng pasar

Kliwon, takok Njah Djambon enten?

Woo...langsung dha ngerti kabeh. Ra ngandel

takoka pak polisi, kecrek we ngko hahaha. (ND/01-

08-15/31)

Sholehan : Pasar Kliwon.

Bowo Landa : ‘Pasar Kliwon. Sudah kamu tanya di pasar Kliwon,

tanya Njah Djambon ada? O...langsung pada tahu

semua. Tidak percaya? Tanya pak polisi, dihajar

kamu nanti hahaha.’

Pada kutipan (25) data di atas terdapat subtindak tutur

ekspresif memuji yang dituturkan oleh Bowo Landa. Tuturan yang

mengandung subtindak tutur ekspresif memuji di atas terdapat pada

tuturan Pasar Kliwon. Wis kowe takok neng pasar Kliwon, takok

Njah Djambon enten? Woo...langsung dha ngerti kabeh. Ra

ngandel takoka pak polisi, kecrek we ngko hahaha. ‘Pasar Kliwon.

Sudah kamu tanya di pasar Kliwon, tanya Njah Djambon ada?

O...langsung pada tahu semua. Tidak percaya? Tanya pak polisi,

dihajar kamu nanti hahaha.’

Tuturan tersebut bermula ketika Bowo Landa

menginformasikan tentang lokasi restoran Njah Djambon, Bowo

Landa memiliki keyakinan bahwa ketika kita sampai di pasar Kliwon

dan bertanya di mana lokasi Njah Djambon maka orang-orang di

Page 23: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

sekitar pasar Kliwon akan mengetahuinya, akan tetapi Bowo Landa

malah berhumor yakni mengatakan bahwa kalau tidak percaya akan

hal tersebut disarankan untuk bertanya kepada pak polisi yang nanti

pasti akan dihajar. Penuturan humor tersebut disertai dengan tertawa

Bowo Landa yang terbahak-bahak.

Pemarkah lingual yang menunjukkan adanya subtindak tutur

ekspresif memuji pada tuturan di atas adalah Woo...langsung dha

ngerti kabeh. ‘O...langsung pada tahu semua’.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan

Sugeng di dapur warung makan Sambel Mbok Ti. Bowo Landa

memuji pembuatan sambal di warung makan Sambel Mbok Ti.

(18) Bowo Landa : O..ini untuk berapa porsi ki Mas?

Sugeng : Empat cukup.

Bowo Landa :Empat porsi cukup? Wa...ya lumayan

yayayayaya..iki nek jenenge sambel Mbok Ti ya

ngene ki? Ya...dadi badhoger-badhoger ini sambel

Mbok Ti kaya gini kita bikin sesuai porsinya ya.

Kalau empat orang ya kita bikin empat, kalau

lima orang ya kita bikin lima, sesuai porsinya.

Dan yang pasti lombok neng kene, sambel neng

kene ki digawe seger. (SMT/02-08-15/5)

Bowo Landa : ‘O..ini untuk berapa porsi ini Mas?’

Sugeng : Empat cukup.

Bowo Landa :‘Empat porsi cukup? Wa...ya lumayan

yayayayaya.. ini kalau namanya sambal Mbok Ti

ya seperti ini? Ya...jadi badhoger-badhoger ini

sambal Mbok Ti seperti ini kita buat sesuai

porsinya ya. Kalau empat orang ya kita buat empat,

kalau lima orang ya kita buat lima, sesuai porsinya.

Dan yang pasti lombok di sini, sambal di sini itu

dibuat segar.’

Pada kutipan (26) data di atas terdapat subtindak tutur

ekspresif memuji yang dituturkan oleh Bowo Landa. Pernyataan

memuji yang dituturkan oleh Bowo Landa terdapat pada tuturan

Page 24: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Ya...dadi badhoger-badhoger ini sambel Mbok Ti kaya gini kita

bikin sesuai porsinya ya. Kalau empat orang ya kita bikin empat,

kalau lima orang ya kita bikin lima, sesuai porsinya. Dan yang

pasti lombok neng kene, sambel neng kene ki digawe seger.

‘Ya...jadi badhoger-badhoger ini sambel Mbok Ti seperti ini kita

buat sesuai porsinya ya. Kalau empat orang ya kita buat empat, kalau

lima orang ya kita buat lima, sesuai porsinya. Dan yang pasti lombok

di sini, sambal di sini itu dibuat segar.’

Tuturan tersebut bermula ketika Bowo Landa dan Sugeng

membuat sambal. Bowo Landa bertanya kalau sambal yang mereka

buat itu untuk berapa porsi. Karyawan Sambel Mbok Ti menjawab

bahwa sambal yang saat itu dibuatnya adalah cukup untuk empat

porsi. Lalu Bowo Landa memujinya bahwa di Sambel Mbok Ti itu

pembuatan sambal disesuaikan dengan porsi kebutuhannya dan yang

pasti di Sambel Mbok Ti itu sambalnya dibuat segar karena sambal

akan dibuat saat ada yang pesan.

Pemarkah lingual yang menandai adanya subtindak tutur

ekspresif memuji pada tuturan tersebut adalah sambel Mbok Ti

kaya gini kita bikin sesuai porsinya ya. Kalau empat orang ya kita

bikin empat, kalau lima orang ya kita bikin lima, sesuai porsinya.

Dan yang pasti lombok neng kene, sambel neng kene ki digawe

seger. ‘sambal Mbok Ti seperti ini kita buat sesuai porsinya ya.

Kalau empat orang ya kita buat empat, kalau lima orang ya kita buat

lima, sesuai porsinya. Dan yang pasti lombok di sini, sambal di sini

Page 25: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

itu dibuat segar.’ Di mana konteks pada saat Bowo Landa

menuturkan tuturan tersebut Bowo Landa dan Sugeng sedang

membuat sambal.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan Pak

Bardo di warung makan Sambel Mbok Ti. Bowo Landa mencicipi

makanan dengan sambel yang telah dibuatnya bersama seorang

karyawan warung Sambel Mbok Ti, Bowo Landa memuji sambal di

Sambel Mbok Ti enak.

(19) Bowo Landa : Salah sithik. Wahahahaha....sing nggoreng sapa

mau asin tenane. Berarti ngekume kurang suwe

wau nggih.

Pak Bardo : Iya betul.

Bowo Landa : Tapi pedhese nggajul. Sambele isa rata. Isa nang

kene ki isa mak nendhang-nendhang, nggajul-

nggajul, top. (SMT/02-08-15/11)

Bowo Landa :‘Salah sedikit. Wahahahaha....yang menggoreng

siapa tadi asin sekali. Berarti merendamnya kurang

lama tadi ya.’

Pak Bardo : ‘Ya benar.’

Bowo Landa : ‘Tapi pedasnya ‘menyepak’. Sambalnya bisa rata.

Bisa di sini itu bisa ‘menendang-nendang’,

‘menyepak-nyepak’, top.’

Pada kutipan (27) data di atas terdapat subtindak tutur

ekspresif memuji yang dituturkan oleh Bowo Landa. Pernyataan

subtindak tutur ekspresif memuji yang dituturkan oleh Bowo Landa

dituturkan melalui tuturan Tapi pedhese nggajul. Sambele isa rata.

Isa nang kene ki isa mak nendhang-nendhang nggajul-nggajul, top.

‘Tapi pedasnya ‘menyepak’. Sambalnya bisa rata. Bisa di sini itu bisa

‘menendang-nendang’, ‘menyepak-nyepak’ top.’

Tuturan tersebut bermula ketika Bowo Landa merasakan

sambal yang ada di Sambel Mbok Ti, setelah Bowo Landa mencicipi

sambal tersebut Bowo Landa merasakan rasa enak karena sambalnya

Page 26: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

itu di lidah terasa rata dan dia memujinya dengan diekspresikan

menggunakan kata nendhang-nendhang, nggajul-nggajul, top

‘mendang-nendang’, ‘menyepak-nyepak’, top’. Pemarkah lingual yang

menandai adanya subtindak tutur ekspresif memuji pada tuturan di

atas adalah nendhang-nendhang nggajul-nggajul, top ‘mendang-

nendang, ‘menyepak-nyepak’, top’. Kata nendhang-nendhang

nggajul-nggajul ‘menendang-nendang’, ‘menyepak-nyepak’ dalam

hal tersebut juga merupakan kata bermakna konotasi. Kata tersebut

digunakan untuk menggambarkan sebuah rasa pedas ketika mencicipi

sambal di warung makan Sambel Mbok Ti.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan

seorang penjual gorengan di tempat mangkal penjual gorengan itu

berjualan. Saat akan mencari tempat makan yang menjadi target dalam

perjalanan wisata kulinernya Bowo Landa mampir di sebuah warung

yang menjual berbagai macam gorengan.

(20) Penjual : Gembukan.

Bowo Landa : Oh Gembukan. Niku enak niku?

Penjual : Enak.

Bowo Landa : Hehe angsal nggih? Etuk Gembukan

nde...manyan hehehe....enak, mmm...Gembukane

ya enak tenan iki, tibake daerah Keprabon iki

enek sing dodol Gembukan enak. Bukake nganti

bengi Mas? Bukake jam pinten ta?

Penjual : Bukake jam empat sampe dalu. (KKN/20-09-

15/3)

Penjual : Gembukan.

Bowo Landa : ‘Oh Gembukan. Itu enak?’

Penjual : Enak.

Bowo Landa :‘Hehe boleh ya? Dapat Gembukan...lumayan

hehehe...enak, mmm...Gembukanya enak sekali ini,

ternyata daerah Keprabon ini ada yang menjual

Gembukan enak. Bukanya sampai malam Mas?’

Penjual :‘Bukanya jam empat sampai malam.’

Page 27: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Pada tuturan (28) data di atas terdapat subtindak tutur

ekspresif memuji yang dituturkan oleh Bowo Landa. Tuturan

yang mengandung subtindak tutur ekspresif memuji terdapat pada

tuturan Mmmm...enak, mmm... Gembukane ya enak tenan iki,

tibake daerah Keprabon iki enek sing dodol Gembukan enak.

Bukake nganti bengi Mas? Bukake jam pinten ta?

‘Mmmm...enak, mmm...Gembukanya enak sekali ini, ternyata

daerah Keprabon ini ada yang menjual Gembukan enak. Bukanya

sampai malam Mas?’. Tuturan tersebut bermula ketika Bowo

Landa bertanya kepada penjual gorengan mengenai jenis

gorengan yang dijualnya. Salah satu jenisnya adalah gembukan.

Bowo Landa lalu diberi gembukan oleh penjual tersebut. Setelah

memakannya ia memuji gembukan tersebut karena rasanya enak.

Bowo Landa juga terkejut karena bahwa ternyata di daerah

Keprabon juga ada yang menjual gembukan yang rasanya enak.

Pemarkah lingual yang menandai adanya subtindak tutur

ekspresif memuji pada tuturan tersebut adalah

mmm...Gembukane ya enak tenan iki ‘mmm...Gembukanya enak

sekali ini’.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan

seorang penjual gorengan di daerah Keprabon. Ketika Bowo Landa

merasa tenggorokannya tidak enak, seperti ada yang mengganjal

setelah memakan gembukan dia meminta uang saku kepada penjual

gorengan untuk membeli minuman.

(21) Bowo Landa : Bukake jam empat sampe dalu. Hmmm nek

pengin golek-golek gorengan nang kene. Karo

Mas?

Page 28: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Penjual : Candra.

Bowo Landa : Salam preman pawon dulu. Mas, aku nek mung

ngemil-ngemil ngene ki kok ... Jaluk sangune.

Hehehe. Ra nduwe dhuwit ok. Wah lumayan, Mas

Candra apikan tenan. Wis etuk gembukan, ge

jajan neng kana sangoni. (KKN/20-09-15/4)

Bowo Landa : ‘Bukanya jam empat sampai malam. Hmmm

kalau ingin cari-cari gorengan di sini. Dengan

Mas?’

Penjual : Candra.

Bowo Landa :‘Salam preman pawon dulu. Mas, saya kalau

hanya ngemil seperti ini kok.. Minta uang sakunya.

Hehehe. Tidak punya uang. Wah lumayan, Mas

Candra baik sekali. Sudah dapat Gembukan, untuk

jajan di sana dikasih uang saku.’

Pada kutipan (29) data di atas terdapat subtindak tutur

ekspresif memuji yang dituturkan oleh Bowo Landa. Bowo Landa

melalui tuturan Jaluk sangune. Hehehe. Ra nduwe dhuwit ok. Wah

lumayan, Mas Candra apikan tenan. Wis etuk Gembukan, ge jajan

neng kana sangoni. ‘Minta uang sakunya. Hehehe. Tidak punya

uang. Wah lumayan, mas Candra baik sekali. Sudah dapat

Gembukan, untuk jajan disana dikasih uang saku’ bermaksud

memuji penjual gorengan yakni Candra yang sudah mau berbaik hati

memberikan uang saku kepada Bowo Landa padahal mereka baru

bertemu dan baru kenal. Pemarkah lingual dari tuturan Bowo Landa

yang menunjukkan adanya subtindak tutur ekspresif memuji adalah

kalimat Mas Candra apikan tenan. ‘Mas Candra baik sekali’. Pada

kalimat tersebut berarti Bowo Landa memberikan pujiannya atas

sikap baik hati yang ditunjukkan oleh Candra.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan Boy

di dapur Kedai Kopi Ndomblong. Saat akan memasak kopi, Bowo

Landa memainkan panci yang akan digunakan untuk memasak kopi,

Page 29: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

dia bercanda dengan menganalogikan panci untuk memasak tersebut

adalah raket, lalu Boy menanggapi humor Bowo Landa tersebut.

(22) Boy : Dimasak. Iya.

Bowo Landa : Pertama kita siapkan raket ya.

Boy : Raket. Mas koke Mas.

Bowo Landa : Ini a..ya.. ini namanya net pingpong. Ya..ini mase

ya lucu tenana. (KKN/20-09-15/6)

Boy : ‘Dimasak. Ya.’

Bowo Landa : Pertama kita siapkan raket ya.

Boy : ‘Raket. Mas koknya Mas.’

Bowo Landa : ‘Ini a...ya.. ini namanya net pingpong. Ya..ini

masnya lucu sekali’

Pada kutipan (30) data di atas terdapat subtindak tutur

ekspresif memuji yang dituturkan oleh Bowo Landa. Bowo Landa

melalui tuturan Ini a..ya.. ini namanya net pingpong. Ya..ini mase ya

lucu tenana ‘Ini a...ya.. ini namanya net pingpong. Ya..ini masnya

lucu sekali’ bermaksud memuji Boy yang telah memberikan

tanggapan atas humor yang dilontarkan Bowo Landa. Saat akan

memasak kopi Bowo Landa memainkan tempat untuk memasak

kopinya, dia bercanda dengan menganalogikan dan memainkan

tempat untuk memasak tersebut adalah raket, lalu Boy menanggapi

humor Bowo Landa tersebut dengan menawarkan koknya agar seperti

permainan badminton. Pemarkah lingual sebagai penanda adanya

subtindak tutur ekspresif pada tutruan tersebut adalah Ya..ini mase ya

lucu tenana ‘Ya..ini masnya lucu sekali’.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan Boy

di dapur Kedai Kopi Ndomblong. Ketika Bowo Landa akan

menuangkan kopi untuk dimasak, dia menyatakan baru mengetahui

jika kopi itu dimasak, yakni dimasak dengan dipanaskan di atas api

kompor sedangkan sepengetahuannya adalah kopi itu hanya diseduh

dengan air panas saja.

Page 30: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

(23) Bowo Landa : Satu sendok segini aja ya. Oh dimasak..terus ini?

Boy : Ini boleh dua setengah.

Bowo Landa : Dua setengah. Spesial lho iki. Lagi iki aku ngerti

masak kopi. Biasane mung dicar-cor ngono kae ok.

Wah dingonok-ngonokne barang?

Boy : Ha’a.. (KKN/20-09-15/7)

Bowo Landa : ‘Satu sendok segini saja ya. Oh dimasak...lalu ini?’

Boy : Ini boleh dua setengah.

Bowo Landa : ‘Dua setengah. Spesial ini. Baru kali ini saya tahu

memasak kopi. Biasanya hanya dituang-tuangkan

seperti itu. Wah dibegitu-begitukan juga.’

Boy : ‘Ya’

Pada kutipan (31) data di atas terdapat subtindak tutur

ekspresif memuji yang dituturkan oleh Bowo Landa. Tuturan yang

mengandung subtindak tutur ekspresif memuji terdapat pada tuturan

Dua setengah. Spesial lho iki. Lagi iki aku ngerti masak kopi.

Biasane mung dicar-cor ngono kae og. Wah dingonok-ngonokne

barang? ‘Dua setengah. Spesial ini. Baru kali ini saya tahu memasak

kopi. Biasanya hanya dituang-tuangkan seperti itu. Wah dibegitu-

begitukan juga’. Pemarkah lingual yang menandai adanya subtindak

tutur ekspresif memuji pada tuturan tersebut adalah Spesial lho iki

‘Spesial ini’. Tuturan tersebut bermula Ketika Bowo Landa akan

menuangkan kopi untuk dimasak dia menyatakan baru mengetahui

jika kopi itu dimasak, yakni dimasak dengan dipanaskan di atas api

kompor sedangkan sepengetahuannya adalah kopi itu hanya diseduh

dengan air panas saja. Lalu Bowo Landa mengatakan bahwa kopi di

Kedai Kopi Ndomblong ini adalah spesial karena kopinya dimasak

dan gulanya sudah ada takarannya sendiri.

Page 31: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan Boy

di dapur Kedai Kopi Ndomblong. Saat kopi yang dimasak dengan

panas 900 telah matang, kopi didiamkan agar ampas kopinya turun.

(24) Bowo Landa : Oh oke luar biasa sekali. Ini 90 derajat.

Boy : Terus kita diamkan sejenak biar ampas yang kasar

turun, karena kalau lelet itu biasanya buat ada

beberapa yang pecinta sigaret. Sehingga dia

ampas yang kasar ditinggalin di sini.

Bowo Landa: Iki jenenge..oh iki ampase sing kasar mulai ketok.

Takarane bener-bener pas neng keneki. Oke nah

bisa dilihat ini ampas kasarnya, jadi di sini wis

enek ampas aluse. Ya..iki Ndomblong Spesial Lelet.

Kita istirahatkan dulu di sini. Menu selanjutnya

apakah?

Boy : Kopi Walik. (KKN/20-09-15/8)

Bowo Landa : Oh oke luar biasa sekali. Ini 90 derajat.

Boy :‘Lalu kita diamkan sejenak agar sisa ampas yang

kasar turun, karena kalau lelet itu biasanya untuk

ada beberapa yang pecinta sigaret. Sehingga ampas

yang kasar ditinggalkan di sini.’

Bowo Landa :‘Ini namanya...oh ini sisa ampasnya yang kasar

mulai terlihat. Takarannya benar-benar pas di sini.

Oke nah bisa dilihat ini ampas kasarnya, jadi di sini

sudah ada ampas yang halus. Ya..ini Ndomblong

Spesial Lelet. Kita istirahatkan dulu di sini. Menu

selanjutnta apakah?’

Boy : Kopi Walik.

Pada kutipan (32) data di atas terdapat subtindak tutur

ekspresif memuji yang dituturkan oleh Bowo Landa. Tuturan yang

mengandung subtindak tutur ekspresif memuji terdapat pada tuturan

Iki jenenge..oh iki ampase sing kasar mulai ketok. Takarane

bener-bener pas neng keneki. ‘Ini namanya...oh ini sisa ampasnya

yang kasar mulai terlihat. Takarannya benar-benar pas di sini.’

Takarane bener-bener pas neng keneki ‘Takarannya benar-benar

pas di sini’ merupakan pemarkah lingual yang menandai subtindak

tutur ekspresif memuji pada tuturan Bowo Landa tersebut. Tuturan

Page 32: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

bermula Saat kopi yang dimasak dengan panas 900

telah matang,

kopi selanjutnya didiamkan agar ampas kopinya turun. Kopi yang

dimasak ketika dituangkan ke dalam gelas pas dan tidak sisa.

Melihat hal tersebut Bowo Landa memuji dengan menuturkan bahwa

takaran kopi di Kedai Kopi Ndomblong ini adalah benar-benar pas.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan Boy

di Kedai Kopi Ndomblong. Bowo Landa bertanya mengenai menu

makanan dan minuman yang khas selain kopi yang ada di Kedai Kopi

Ndomblong.

(25) Bowo Landa : Kopi Spesial Lelet. Tapi juga ada mendoan, ada

roti bakar spesial kaya kiek. Woo...terus juga ada

menu-menu lainnya. Enek bakmi apa mau?

Boy : Mie Tulung-tulung.

Bowo Landa : Mie Tulung-tulung. Mie pedhese ra umum jarene.

Jarene enek mie tulung-tulung, enek Mie Gobyos-

gobyos, gojak-gajek, enek sing ora pedhes babar

blas ya enek.

Boy : Mie Tulung-tulung. Ngatek, woy tulung tulung....

Hahaha.

Bowo Landa : Hehehe jjian tenan og Mas Boy iki. Nah Mas

Boy, ngomong-ngomong ini, tentang sing jenenge

Kopi Ndomblong, kapan sih Kopi Ndomblong iki

berdirinya?

Boy : Kopi Ndomblong sendiri baru sekitar 3 bulan ini

ya. (KKN/20-09-15/10)

Bowo Landa :‘Kopi Spesial Lelet. Akan tetapi juga ada

mendoan, ada roti bakar spesial seperti ini.

O...terus juga ada menu-menu lainnya. Ada bakmi

apa tadi?’

Boy : Mie Tulung-tulung.

Bowo Landa :‘Mie Tulung-tulung. Mie pedasnya tidak karuan

katanya. Katanya ada Mie Tulung-tulung, ada Mie

Gobyos-gobyos, gojak-gajek, ada yang tidak pedas

sama sekali juga ada. ’

Boy : ‘Mie Tulung-tulung. Sampai, woy tolong tolong...

Hahaha.’

Bowo Landa :‘Hehehe Mas Boy ini. Nah Mas Boy, ngomong-

ngomong ini, tentang yang namanya Kopi

Page 33: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Ndomblong, kapan sih Kopi Ndomblong ini

berdirinya?’

Boy : Kopi Ndomblong sendiri baru sekitar 3 bulan ini

ya.

Pada kutipan (33) data di atas terdapat subtindak tutur

ekspresif memuji yang dituturkan oleh Bowo Landa. Tuturan yang

mengandung subtindak tutur ekspresif memuji terdapat pada tuturan

Hehehe jjian tenan og Mas Boy iki. Nah Mas Boy, ngomong-

ngomong ini, tentang sing jenenge Kopi Ndomblong, kapan sih

Kopi Ndomblong iki berdirinya? ‘Hehehe Mas Boy ini. Nah Mas

Boy, ngomong-ngomong ini, tentang yang namanya Kopi

Ndomblong, kapan sih Kopi Ndomblong ini berdirinya?’.

Tuturan bermula ketika Bowo Landa bertanya mengenai

menu makanan dan minuman yang khas selain kopi di Kedai Kopi

Ndomblong. Boy menjawab bahwa selain ada kopi sebagai minuman

khas juga terdapat makanan-makanan lainnya seperti mie tulung-

tulung. Saat menerangkan mie tulung-tulung yang sangat pedas Boy

sambil berhumor dengan memperagakan orang yang makan mie

tulung-tulung akan merasakan pedas yang luar biasa. Bowo Landa

sambil tertawa dan memuji Boy karena saat memperagakan itu Boy

terlihat sangat lucu. Hehehe jjian tenan og Mas Boy iki ‘Hehehe

mas Boy ini’ merupakan kalimat sebagai pemarkah lingual yang

menunjukkan subtindak tutur ekspresif memuji.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Boy dan Bowo Landa di

Kedai Kopi Ndomblong. Ketika Bowo Landa akan mencicipi Kopi

Walik Bowo Landa merasa bingung bagaimana cara meminumnya.

(26) Boy : Jenengan kidhal pa tengen?

Page 34: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Bowo Landa : Mbuh aku kidhal apa lor ya bingung og.

Boy : Bar dicekel buka sithik-sithik..nah ngono kuwi.

Kesithiken mbukake.

Bowo Landa : Mimike piye? ya ngene? Oh iya bener-bener kopi

jawa, ampas-ampasei jek enek rasane neng kene.

Nggajul. Jawane entuk banget. Rasane kopi krasa

banget soale wis enek ampase ketut. Enak..ya ta.

(KKN/20-09-15/13)

Boy : ‘Anda kiri atau kanan?’

Bowo Landa :‘Tidak tahu saya kiri apa utara saya juga

bingung.’

Boy :‘Setelah dipegang dibuka sedikit-sedikit..nah

seperti itu. Terlalu sedikit membukanya.’

Bowo Landa :‘Minumnya bagaimana? Ya seperti ini? Oh ya

benar-benar kopi jawa, ampas-ampasnya itu masih

terasa di sini. ‘menyepak’. Jawanya sangat dapat.

Rasanya kopi terasa sekali karena sudah ada

ampasnya. Enak..ya kan.’

Pada kutipan (34) data di atas terdapat subtindak tutur

ekspresif memuji yang dituturkan oleh Bowo Landa. Tuturan

subtindak tutur ekspresif memuji terdapat pada tuturan Mimike piye?

ya ngene? Oh iya bener-bener kopi jawa, ampas-ampase i jek enek

rasane neng kene. Nggajul. Jawane entuk banget. ‘Minumnya

bagaimana? Ya seperti ini? Oh ya benar-benar kopi jawa, ampas-

ampasnya itu masih terasa di sini. ‘menyepak’. Rasa jawanya dapat.’

Tuturan tersebut bermula ketika Bowo Landa mencicipi Kopi Walik.

Bowo Landa sempat kesusahan dalam meminum Kopi Walik karena

cara meminumnya berbeda dari kopi yang biasanya. Setelah dia

meminum Kopi Walik dia memuji Kopi Walik buatan Kedai Kopi

Ndomblong, karena rasa kopi yang ampasnya masih ada membuat

rasa kopi lebih enak dan rasa jawanya dapat. Jawane entuk banget

Page 35: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

‘Rasa jawanya sangat dapat’ pada tuturan tersebut merupakan

penanda lingual dari subtindak tutur ekspresif memuji.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Boy dan Bowo Landa di

Kedai Kopi Ndomblong. Bowo Landa akan menikmati salah satu

macam Kopi yang ada di Kedai kopi Ndomblong.

(27) Boy : Ampasnya halus. Gulane sithik kuwi mau. Nek

kurang legi tambah gula meneh.

Bowo Landa : Sithik we wis cocok. (KKN/20-09-15/14)

Boy : ‘Ampasnya halus. Gulanya sedikit itu tadi. Kalau

kurang manis tambah gula lagi’

Bowo Landa : ‘Sedikit saja sudah cocok.’

Pada kutipan (35) data di atas terdapat tuturan subtindak

tutur ekspresif memuji yang dituturkan oleh Bowo Landa. Tuturan

subtindak tutur ekspresif memuji terdapat pada tuturan Sithik we wis

cocok ‘Sedikit saja sudah cocok’. Tuturan bermula ketika Boy

menerangkan bahwa kopi yang sudah dimasak tadi ampasnya halus

dan gulanya sedikit akan tetapi apabila masih kurang manis bisa

ditambahkan gula. Setelah mencicipi kopi tersebut Bowo Landa

memuji kopinya karena dengan sedikit gula saja kopinya sudah enak,

terasa cocok. Kata Cocok ‘cocok’ pada tuturan Sithik we wis cocok

‘Sedikit saja sudah cocok’ merupakan pemarkah lingual subtindak

tutur ekspresif memuji yang terdapat pada tuturan tersebut.

Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif memuji

dan berpemarkah lingual sama dengan data (KKN/20-09-15/14)

terdapat pada nomor data (KKN/20-09-15/15), dan (KKN/20-09-

15/18).

Page 36: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Tabel 1. Subtindak Tutur Ekspresif Memuji dalam Program Acara Preman Pawon

di TATV

No Acara

Preman

Pawon

Episode

Nomor Data Pemarkah Lingual Bentuk dan

Jenis

1. Njah

Djambon

(ND/01-08-15/1)

Wa...iki pit montore apik

tenan iki. ‘Wah..ini sepeda

motornya bagus sekali ini’

Klausa

adjektival

2. (ND/01-08-15/2)

Wis ki jan engine top tenan

guwedhi ngene ki. ‘Wah...ini

mesinnya top sekali besar

seperti ini’

Klausa

adjektival

3. (ND/01-08-15/10) Wis...dapurnya ini Pak?

‘Wah...dapurnya ini Pak?’

Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

4. (ND/01-08-15/3) Wah... ‘Wah...’ Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

5. (ND/01-08-15/8) Wah...kaya hotel ya Pak ya?

‘Wah...seperti hotel ya Pak

ya?’

Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

Page 37: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

6. (ND/01-08-15/12) Wah...wuih. ‘Wah...wuih’ Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

7. (ND/01-08-15/14) Wah...waw... Nah...kalau di

sini, spesial tu nggak pakai

nasi. ‘Wah..waw..Nah...kalau

di sini, spesialnya itu tidak

memakai nasi.’

Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

8. (ND/01-08-15/15) Wah... Ini dia sudah siap?

‘Wah... Ini dia sudah siap?’

Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

9. (ND/01-08-15/21) Wah...ini jenenge apa Mbak

mau? ‘Wah...ini namanya apa

Mbak tadi?’

Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

10. (ND/01-08-15/22) Wah...pas banget takerane.

‘Wah...sangat pas takarannya.’

Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

11. (ND/01-08-15/30) Wah...nggajul. ‘Wah...

‘menyepak’

Interjeksi

keheranan

atau

Page 38: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

kekaguman

12. (ND/01-08-15/4) Wuah cocok sekali iki. ‘Wah...

cocok sekali ini’

Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

13. (ND/01-08-15/6) Wuah ngeri.

‘Wah...menakutkan’

Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

14. (ND/01-08-15/11) Wuah Ganda Satria. Kowe

sapa Mas? ‘Wah... Ganda

Satria. Kamu siapa Mas?’

Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

15. (ND/01-08-15/17) Wuah..coklat dan juga

jambon, eh strobery rupane

jambon ya? Oke. ‘Wah..coklat

dan juga pink, eh strobery

warnanya pink ya? Oke’

Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

16. (ND/01-08-15/20) Wuah gayane nyekele beda.

‘Wah... gaya memegangnya

berbeda’

Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

17. (ND/01-08-15/25) Wuah, nggajul .‘Wah...,

‘menyepak’

Interjeksi

keheranan

Page 39: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

atau

kekaguman

18. (ND/01-08-15/5)

Mbak kalau di sini itu kok di

situ ada tulisane spesial

Arabian food, wue...‘Mbak

kalau di sini itu kok ada

tulisan spesial Arabian food,

wah...’

Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

19. (ND/01-08-15/19) Wue...wedyan..kita kocok bang

dikocok bang..wuaa..wedang

kocok wedang kocok.

‘Wah...gila..kita kocok bang

dikocok bang..wuaa..wedang

kocok wedang kocok ’

Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

20. (ND/01-08-15/7) Wua... ‘Wah...’ Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

21. (ND/01-08-15/9)

Wuis...cocok sekali ini.

Hehehei. ‘Wuis...cocok sekali

ini. Hehehei.’

Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

22. (ND/01-08-15/13) Oalah...neng kene ki orange

profesional, dadi wis nde jobe

Konteks fisik

Page 40: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

dhewe-dhewe. Bagian

nggangsa enek, bagian plating

enek. Mas sapa ki mau?

‘Oh...di sini itu orangnya

profesional, jadi sudah punya

pekerjaan sendiri-sendiri.

Bagian menumis ada, bagian

menata di piring ada. Mas

siapa ini tadi?’

23. (ND/01-08-15/16)

Lahamugaga..mmm

nyamnyamnyam.

‘Lahamugaga..mmm

nyamnyamnyam.’

Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

24. (ND/01-08-15/18)

Wuih ombak wi gedhimen apa

wi..hehe. ‘Wah... ombak itu

besar sekali apa itu..hehe’.

Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

25. (ND/01-08-15/23)

Walalalalah...macem-

macemnya banyak berarti ya.

‘Walalalalah...macam-

macamnya banyak berarti ya.’

Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

26. (ND/01-08-15/24)

Iki berarti wis pathak warake

bangsane kuliner .‘Ini berarti

sudah ahli dalam hal kuliner’

Konteks fisik

Page 41: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

27. (ND/01-08-15/26)

Tapene iki ora tape tape sing

modhel-modhel kaya beras

tape itu bukan..itu tape tape

tenane. ‘Tapenya ini bukan

tape tape yang model-model

seperti beras tape itu

bukan...itu tape tape benar’

Konteks fisik

28. (ND/01-08-15/27) Jadi strowbery karo coklatnya

itu cocok banget, tapene

nggenah kenthel banget wong

iki jebule jerone tape kabeh.

Bagus, nendhang, nggajul.

‘Jadi strowbery sama coklatnya

itu cocok sekali. Tapenya

kental sekali orang ini ternyata

dalamnya tape semua. Bagus,

‘menendang’, ‘menyepak’.’

Konteks fisik

29. (ND/01-08-15/28) Ehm kendhel, nggajul. ‘Ehm

berani, ‘menyepak’’

Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

30. (ND/01-08-15/29) Enak biyanget. ‘Sangat enak’ Frasa

adjektival

31. (ND/01-08-15/31) Woo...langsung dha ngerti Interjeksi

Page 42: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

kabeh! ‘O...langsung pada tahu

semua’

keheranan

atau

kekaguman

32. Sambel

Mbok Ti

(SMT/02-08-15/3) Wah cocok iki. ‘Wah cocok

ini’

Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

33. (SMT/02-08-15/4) Wah edyan...walah alah..wah

cethar tenan iki. ‘Wah

gila...walah alah...wah cethar

sekali ini’

Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

34. (SMT/02-08-15/6) Wah... ‘Wah...’ Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

35. (SMT/02-08-15/12) Wah..wah..ini dia sudah siap.

‘Wah..wah..ini dia sudah siap.’

Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

36. (SMT/02-08-15/7) Wuah... ‘Wah...’ Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

37. (SMT/02-08-15/8) Wuah..sekarang? Interjeksi

Page 43: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

‘Wah....sekarang?’ keheranan

atau

kekaguman

38. (SMT/02-08-15/1) Wuih, sambel paling cethar di

Solo. ‘Wah, sambal paling

cethar di Solo’

Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

39. (SMT/02-08-15/2) Wuih iki perlu sing cethar–

cethar ben lambe rada momor

sithik tapi tetep wareg neng

weteng. ‘Wah...ini perlu yang

cethar-cethar agar bibir agak

momor sedikit tapi tetap

kenyang di perut.’

Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

40. (SMT/02-08-15/9) Wuih luar biasa sak batalion

nda... ‘Wah luar biasa

sebatalion nda...’

Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

41. (SMT/02-08-15/10) Tapi pedhese nggajul. ‘Tapi

pedasnya ‘menyepak’.’

Frasa

adjektival

42. (SMT/02-08-15/5)

Ya...dadi badhoger-badhoger

ini Sambel Mbok Ti kaya gini

kita bikin sesuai porsinya ya.

Kalau empat orang ya kita

Konteks fisik

Page 44: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

bikin empat, kalau lima orang

ya kita bikin lima, sesuai

porsinya. Dan yang pasti

lombok neng kene, sambel

neng kene ki digawe seger.

‘Ya...jadi badhoger-badhoger

ini Sambel Mbok Ti seperti ini

kita buat sesuai porsinya ya.

Kalau empat orang ya kita buat

empat, kalau lima orang ya kita

buat lima, sesuai porsinya. Dan

yang pasti lombok di sini,

sambal di sini itu dibuat segar’

43. (SMT/02-08-15/11)

Tapi pedhese nggajul.

Sambele isa rata. Isa nang

kene ki isa mak nendhang-

nendhang nggajul-nggajul,

top. ‘Tapi pedasnya

‘menyepak’. Sambalnya bisa

rata. Bisa di sini itu bisa

‘menendang’-

nendang,’menyepak-nyepak’

top.’

Konteks fisik

44. Kedai Kopi (KKN/20-09-15/5) Wis...ketok wong Jawa sing Interjeksi

Page 45: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Ndomblong njawani ya ngene ki.

‘Wah...terlihat orang Jawa

yang mengerti Jawa ya seperti

ini’

keheranan

atau

kekaguman

45. (KKN/20-09-

15/11)

Wis....cah nom sing njawani

tenani kaya ngene ki.

‘Wah....anak muda yang

paham tentang Jawa ya seperti

ini’

Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

46. (KKN/20-09-15/ 1)

Wah pintermen, benjing enjing

medal ujian lho nggih. Niki?

‘Wah pintar sekali, besok pagi

keluar di ujian lho ya. Ini?’

Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

47. (KKN/20-09-15/9) Wuis..inilah yang namanya

Kopi Walik. ‘Wah..inilah yang

namanya Kopi Walik’

Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

48. (KKN/20-09-

15/12)

Nggajul. Jawane entuk banget.

‘‘menyepak’. Jawanya dapat

sekali.’

Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

49. (KKN/20-09-

15/16)

Ilat wong Jawa-jawai ngene ki.

Nggajul..dadi nek kowe wong

Jawa patut dolan neng Kopi

Interjeksi

keheranan

atau

Page 46: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Ndomblong. ‘Lidah orang-

orang Jawa ya seperti ini.

‘menyepak’..jadi kalau anda

orang jawa pantas main ke

Kopi Ndomblong.’

kekaguman

50. (KKN/20-09-

15/17)

Emmm enak, sambele

nggajul. ‘Emmm enak,

sambalnya ‘menyepak’’

Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

51. (KKN/20-09-

15/19)

Nggajul ok. ‘‘menyepak’’ Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

52. (KKN/20-09-15/ 2)

Pinter bangeti sekolah ngendi

ya, hehe ‘Pintar sekali, sekolah

di mana ya, hehe’

Frasa

adjektival

53. (KKN/20-09-15/3)

Mmm ...Gembukane ya enak

tenan iki.

‘Mmm...Gembukanya enak

sekali ini’

Interjeksi

keheranan

atau

kekaguman

54. (KKN/20-09-15/4)

Mas Candra apikan tenan.

‘Mas Candra baik sekali’

Klausa

adjektival

55. (KKN/20-09-15/6)

Ya..ini mase ya lucu tenana.

‘Ya..ini masnya lucu sekali’

Klausa

adjektival

Page 47: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

56. (KKN/20-09-15/7) Spesial lho iki. ‘Spesial ini’ Frasa

adjektival

57. (KKN/20-09-15/8)

Takarane bener-bener pas

neng keneki. ‘Takarannya

benar-benar pas di sini’

Frasa

adjektival

58. (KKN/20-09-

15/10)

Hehehe jjian tenan og Mas

Boy iki. ‘Hehehe Mas Boy ini’

Klausa non-

verbal

59. (KKN/20-09-

15/13)

Jawane entuk banget. ‘Rasa

jawanya sangat dapat’

Klausa non-

verbal

60. (KKN/20-09-

15/14)

Sithik we wis cocok. ‘Sedikit

saja sudah cocok’

Interjeksi

kekaguman

61. (KKN/20-09-

15/15)

Iki kaya ngene ki wis pas.

Cocok. ‘Ini seperti ini sudah

pas. Cocok’

Interjeksi

kekaguman

62. (KKN/20-09-

15/18)

Ehm..ndomblong tenan. Cocok

‘Ehm..ndomblong benar.

Cocok’

Interjeksi

kekaguman

2. Subtindak Tutur Ekspresif Mengritik

Mengritik adalah mengemukakan kritik terhadap suatu hal

(berupa kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan

pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dsb)

(KBBI, 2007:601). Tindak tutur mengritik adalah tindak tutur yang

Page 48: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

disampaikan oleh penutur untuk mengemukakan kritiknya terhadap suatu

hal yang telah dilakukan oleh mitra tutur. Subtindak tutur ekspresif

mengritik dalam program acara Preman Pawon adalah sebagai berikut.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan

seorang pelajar SMA di pinggir jalan. Ketika Bowo Landa melihat

sebuah sepeda motor yang bagus, Bowo Landa ingin membelinya

akan tetapi pemilik sepeda motor tersebut (seorang pelajar SMA)

tidak ingin menjualnya, lalu Bowo Landa mengritiknya agar mau

menjual sepeda motornya.

(28) Bowo Landa : Lha mbok didol!! Aku nde rongewu.

Pelajar : Wadhuh rongewui ngge apa? (ND/01-08-15/32)

Bowo Landa : ‘Dijual saja!! Saya punya dua ribu.’

Pelajar : ‘Aduh dua ribu itu untuk apa?’

Subtindak tutur mengritik pada kutipan (36) data di atas

terdapat pada tuturan Bowo Landa yang mengatakan Lha mbok

didol!! Aku nde rongewu ‘Dijual saja!! Saya punya dua ribu’.

Subtindak tutur ekspresif mengritik tersebut dituturkan oleh Bowo

Landa kepada seorang pelajar. Tuturan tersebut bermula ketika Bowo

Landa melihat sebuah sepeda motor yang menurutnya sangat bagus

dan Bowo Landa mempunyai niat memiliki sepeda motor tersebut.

Bowo Landa ingin membeli sepeda motor milik seorang pelajar SMA

namun pelajar tersebut tidak ingin menjualnya, lalu Bowo Landa

mengritik pelajar tersebut dengan tetap menyuruh seorang pelajar agar

mau menjualnya karena ia mempunyai uang dua ribu, akan tetapi

pelajar tersebut menolaknya karena Bowo Landa hanya mempunyai

uang dua ribu, karena jika hanya dengan uang dua ribu masih kurang.

Pemarkah lingual yang menunjukkan subtindak tutur ekspresif

Page 49: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

mengritik pada tuturan tersebut adalah Lha mbok didol!! ‘Dijual

saja!!’ Tuturan tersebut merupakan kritikan Bowo Landa atas

pernyataan seorang pelajar yang tidak mau menjual sepeda motornya

kepada Bowo Landa.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan

seorang pelajar SMA di pinggir jalan. Saat mengetahui si pelajar tidak

mengizinkan untuk membeli sepeda motornya, Bowo Landa mengatai

pelajar tersebut.

(29) Pelajar : Wadhuh rongewui ngge apa.

Bowo Landa : Wah cethil eram. Lha we arep nandi?

Pelajar : Wangsul. (ND/01-08-15/33)

Pelajar : ‘Aduh dua ribu itu buat apa?’

Bowo Landa : ‘Wah pelit sekali. Lha kamu mau kemana?’

Pelajar : ‘Pulang.’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (37) data di

atas terdapat tuturan Bowo Landa yang mengatakan Wah cethil eram.

Lha we arep nandi? ‘Wah pelit sekali. Lha kamu mau kemana?’.

Tuturan Bowo Landa tersebut merupakan kritikan atas pernyataan

seorang pelajar yang mengejeknya, yaitu menolak untuk menjual

sepeda motornya karena Bowo Landa hanya mempunyai uang dua

ribu. Pemarkah lingual yang menandai subtindak tutur tersebut adalah

frasa Wah cethil eram ‘Wah pelit sekali’.

konteks tuturan: Tuturan terjadi antara karyawan Njah Djambon

yang bernama Feri dengan Bowo Landa di restoran Njah Djambon.

Bowo Landa terkejut ketika mengetahui menu makanan yang

namanya aneh dan baru ia dengar ketika itu.

(30) Feri : Sama itu snacknya randha kemulan.

Bowo Landa : Randha kemulan? Weh

Feri : Iya. (ND/01-08-15/34)

Feri : ‘Sama itu snacknya randha kemulan.’

Bowo Landa : ‘Janda berselimut? Eh ’

Feri : ‘Ya.’

Page 50: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (38) data di

atas terdapat pada tuturan Randha kemulan? Weh. ‘Janda berselimut?

Eh’. Tuturan tersebut dituturkan oleh Bowo Landa untuk mengritik

Feri ketika menginformasikan salah satu menu yang ada di Njah

Djambon yaitu randha kemulan karena Bowo Landa merasa aneh

terhadap nama makanan tersebut. Pemarkah lingual subtindak tutur

ekspresif mengritik pada tuturan tersebut adalah kata Weh ‘Eh’ yang

dia ucapkan dengan nada pendek dan ekspresi wajah yang terkejut.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara karyawan Njah Djambon

yang bernama Feri dengan Bowo Landa di restoran Njah Djambon.

Ketika Feri mengungkapkan bahwa di Njah Djambon ada menu

dengan nama randha kemulan, Bowo Landa mengritiknya dengan

mengungkapkan bahwa kesukaan dia adalah randha kempling bukan

randha kemulan.

(31) Bowo Landa : Randha kemulane, aku senenge randha

kempling oke.

Feri : Sama minumannya bocah tukang kawin. (ND/01-

08-15/35)

Bowo Landa :‘Janda berselimut, saya sukanya janda yang baru.’

Feri : Sama minumannya bocah tukang kawin.

Subtindak tutur mengritik pada kutipan (39) data di atas

terdapat pada tuturan Randha kemulane, aku senenge randha

kempling oke. ‘Janda berselimut, saya sukanya janda yang baru’.

Tuturan tersebut sekaligus sebagai penanda lingual adanya subtindak

tutur ekspresif mengritik. Tuturan tersebut dituturkan Bowo Landa

untuk mengritik pernyataan Feri atas nama randha kemulan yang

merupakan salah satu menu makanan yang ada di Njah Djambon akan

tetapi Bowo Landa mengatakan lebih senang randha kempling ‘janda

yang baru’ daripada randha kemulan ‘janda berselimut’.

Page 51: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara karyawan Njah Djambon

yang bernama Feri dengan Bowo Landa di restoran Njah Djambon.

Ketika Feri mengungkapkan bahwa di Njah Djambon ada menu

minuman dengan nama bocah tukang kawin, Bowo Landa

menyanggahnya karena nama minuman tersebut aneh.

(32) Feri : Sama minumannya bocah tukang kawin.

Bowo Landa : Wo..gah aku gah aku, mosok jenenge ngono

kuwi. Feri : Iya gitu, sini menune spesial. (ND/01-08-15/36)

Feri : Sama minumannya bocah tukang kawin.

Bowo Landa :‘O..tidak mau saya tidak mau saya, masak

namanya seperti itu.’

Feri : ‘Ya begitu, sini menunya spesial.’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (40) data di

atas terdapat pada tuturan Wo..gah aku gah aku, mosok jenenge

ngono kuwi. ‘O..tidak mau saya tidak mau saya, masak namanya

seperti itu’. Pemarkah lingual subtindak tutur ekspresif mengritik pada

tuturan tersebut adalah Wo..gah aku gah aku. ‘O..tidak mau saya’.

Tuturan tersebut dituturkan oleh Bowo Landa untuk mengritik

pernyataan Feri atas nama makanan yang menurutnya aneh, Bowo

Landa tidak setuju jika namanya seperti itu. Ketidaksetujuan Bowo

Landa tersebut yang mendasari tuturan mengritik Bowo Landa kepada

Feri.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara karyawan Njah Djambon

yang bernama Feri dengan Bowo Landa di restoran Njah Djambon.

Ketika Feri menyebutkan menu makanan yang namanya tidak biasa

Bowo Landa menyanggah dengan mengeluarkan pertanyaan dengan

berhumor.

(33) Feri : Lahamugaga, randha kemulan, sama bocah

tukang kawin.

Bowo Landa : Wa... iki, bocahe gek cah nakal-nakal pora

kuwi? Gek tukang kawin Mbak kuwi? Tenan?

Feri : Iya. (ND/01-08-15/37)

Page 52: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Feri : ‘Lahamugaga, randha kemulan, dan bocah tukang

kawin.’

Bowo Landa : ‘Wa... ini, anaknya nakal-nakal tidak itu? Tukang

kawin Mbak itu? Benar?’

Feri : ‘Ya.’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (41) data di

atas terdapat pada tuturan Wa... iki, bocahe gek cah nakal-nakal pora

kuwi? Gek tukang kawin Mbak kuwi? Tenan? ‘Wa... ini, anaknya

nakal-nakal tidak itu? Tukang kawin Mbak itu? Benar?’. Kalimat

tersebut sekaligus sebagai penanda lingual subtindak tutur ekspresif

pada tuturan tersebut. Tuturan tersebut dituturkan oleh Bowo Landa

untuk mengritik pernyataan Feri atas nama makanan yang namanya

tidak biasa. Bowo Landa menyanggah dengan mengeluarkan

pertanyaan dengan maksud hanya untuk berhumor.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dan Pak

Sholehan di restoran Njah Djambon. Bowo Landa meminta diantar

Pak Sholehan ke dapur untuk mengetahui proses pembuatan menu di

restoran Njah Djambon.

(34) Bowo Landa :Hahaha...kalau saya pengin nyoba bikin,

prosesnya itu gimana Pak?

Sholehan : Boleh boleh, nanti langsung ke kitchen aja.

Bowo Landa : Wuah mbok saya minta dianterin Pak. (ND/01-

08-15/38)

Bowo Landa : ‘Hahaha...kalau saya ingin mencoba membuat,

prosesnya itu bagaimana Pak?’

Sholehan : ‘Boleh boleh, nanti langsung ke dapur saja.’

Bowo Landa : ‘Wah saya minta diantar Pak.’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (42) data di

atas terdapat pada tuturan Wuah mbok saya minta dianterin Pak

‘Wah saya minta diantar Pak’. Kalimat tersebut sekaligus sebagai

penanda lingual subtindak tutur ekspresif pada tuturan tersebut.

Page 53: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Tuturan tersebut dituturkan oleh Bowo Landa untuk mengritik Pak

Sholehan yang membolehkan ikut membuat makanan dan

menyarankan agar langsung ke dapur, akan tetapi Bowo Landa

meminta diantar oleh Pak Sholehan.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dan Ganda

di dapur restoran Njah Djambon. Ganda menjelaskan bahan-bahan

yang akan digunakan untuk memasak menu Lahamugaga. Bowo

Landa merasa tidak percaya ketika Ganda memberitahu bahwa salah

satu bahan didatangkan langsung dari Timur Tengah.

(35) Ganda : Serius, malah dua rius Mas.

Bowo Landa : Wo..dua rius lho malahan. Saka Timur Tengaha.

Lha renene ngebis kapan kuwi? Hehe.

Ganda : Wa..ekspor ini Pak. (ND/01-08-15/39)

Ganda : ‘Serius, malah dua rius Mas.’

Bowo Landa : ‘O..dua rius lho malahan. Dari Timur Tengah.

Lha kesininya naik bis kapan itu? Hehe.’

Ganda : ‘Wa..ekspor ini Pak.’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (43) data di

atas terdapat pada tuturan Wo..dua rius lho malahan. Saka Timur

Tengaha. Lha renene ngebis kapan kuwi? Hehe. ‘O..dua rius lho

malahan. Dari Timur Tengah. Lha kesininya naik bis kapan itu?

Hehe’. Tuturan tersebut dituturkan oleh Bowo Landa untuk mengritik

pernyataan Ganda yang menyatakan bahwa roti yang digunakan untuk

membuat Lahamugaga didatangkan langsung dari Arab. Bowo Landa

mengritiknya dengan candaan yakni dengan bertanya naik bisnya dari

Timur Tengah kesini kapan. Pemarkah lingual subtindak tutur

ekspresif pada tuturan tersebut adalah Saka Timur Tengaha. Lha

renene ngebis kapan kuwi? ‘Dari Timur Tengah. Lha kesininya naik

bis kapan itu?’.

Page 54: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dan Ganda

di dapur restoran Njah Djambon, saat Bowo Landa merasa kurang

paham terhadap apa yang dituturkan oleh Ganda.

(36) Ganda : Bawang putih dichaugs.

Bowo Landa : Dicapi ngono kuwi?

Ganda : Iya, enggak enggak. Dicincang.

Bowo Landa : O..dicincang. (ND/01-08-15/40)

Ganda : ‘Bawang putih dichaugs.’

Bowo Landa : ‘Dicapi seperti itu?’

Ganda : ‘Iya, tidak tidak. Dicincang’

Bowo Landa : ‘O..dicincang.’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (44) data di

atas terdapat pada tuturan Dicapi ngono kuwi? ‘Dicapi seperti itu?’.

Kalimat tersebut sekaligus sebagai penanda lingual subtindak tutur

ekspresif pada tuturan tersebut. Tuturan tersebut dituturkan oleh

Bowo Landa untuk mengritik Ganda karena Bowo Landa merasa

kurang paham terhadap apa yang dikatakan oleh Ganda.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan

Ganda di dapur restoran Njah Djambon. Bowo Landa memberikan

kritik berupa penolakan atas yang dilakukan Ganda.

(37) Bowo Landa : Masuk mana?

Ganda : Iya sini.

Bowo Landa : O..dilebokne, o...

Ganda : Iya.

Bowo Landa : Wa...... gojek we, gah aku! (ND/01-08-15/41)

Bowo Landa : Masuk mana?

Ganda : ‘Ya sini’

Bowo Landa : ‘O...dimasukkan, o...’

Ganda : ‘Ya.’

Bowo Landa : ‘Wa.....bercanda kamu, tidak mau saya!’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (45) data di

atas terdapat pada tuturan Wa...... gojek we, gah aku! ‘Wa.....bercanda

kamu, tidak mau saya!’. Kalimat tersebut sekaligus sebagai penanda

Page 55: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

lingual subtindak tutur ekspresif pada tuturan tersebut. Tuturan

tersebut dituturkan oleh Bowo Landa untuk mengritik Ganda yang

telah membuat kaget Bowo Landa karena pada saat Bowo Landa

memasukkan bumbu-bumbu ke dalam teflon, tiba-tiba masakannya

mengeluarkan api. Bowo Landa menuturkan agar Ganda tidak

bercanda pada saat memasak.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dan Teki di

dapur restoran Njah Djambon. Ketika Teki menjelaskan bahwa di

Njah Djambon ada menu baru dengan nama randha kemulan Bowo

Landa meminta ditunjukkan makanannya yang seperti apa.

(38) Teki : Yak, randha kemulan itu menu baru kita di Njah

Djambon.

Bowo Landa : Di Njah Djambon ada menu baru namanya

randha kemulan.

Teki : Iya.

Bowo Landa :Randhane kaya ngapa ayo dienteni

sik..randhane ndi?

Teki : Seperti ini isinya lima picis.

Bowo Landa : Hehe sik ta.

Teki : Iya. (ND/01-08-15/42)

Teki : ‘Ya, randha kemulan itu menu baru kita di Njah

Djambon.’

Bowo Landa : Di Njah Djambon ada menu baru namanya

randha kemulan.

Teki : ‘Ya.’

Bowo Landa :‘Jandanya seperti apa mari ditunggu

dulu..jandanya mana?’

Teki : Seperti ini isinya lima picis.

Bowo Landa : ‘Hehe sebentar dulu.’

Teki : ‘Ya.’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (46) data

di atas terdapat pada tuturan Randhane kaya ngapa ayo dienteni

sik..randhane ndi? ‘Jandanya seperti apa mari ditunggu

dulu..jandanya mana?’. Tuturan tersebut dituturkan oleh Bowo Landa

untuk mengritik pernyataan Teki agar menunjukkan bentuk makanan

Page 56: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

randha kemulan. Ketika Teki menjelaskan bahwa di Njah Djambon

ada menu baru dengan nama randha kemulan, Bowo Landa meminta

ditunjukkan makanannya yang seperti apa. Tuturan tersebut berupa

humor. Jawaban Bowo Landa ketika menuturkan Randhane ndi?

‘Jandanya mana?’ mempunyai maksud menginginkan melihat janda,

bukan randha jenis makanan yang ada di Njah Djambon yakni randha

kemulan. Randhane ndi? ‘Jandanya mana?’ merupakan pemarkah

lingual subtindak tutur ekspresif pada tuturan tersebut.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dan Teki di

dapur restoran Njah Djambon. Bowo Landa mengritik pernyataan

Teki atas makanan yang bernama randha kemulan.

(39) Bowo Landa : Di Njah Djambon ada menu baru namanya

randha kemulan.

Teki : Iya.

Bowo Landa : Randhane kaya ngapa ayo dienteni sik..randhane

ndi? Iya.

Teki :Seperti ini (menunjukkan makanan randha

kemulan) isinya lima picis.

Bowo Landa : Hehe sik ta.

Teki : Iya.

Bowo Landa : Randha kuwi biasane ngene wonge..iki kok dawa,

kok mung dawa-dawa ngene? (ND/01-08-15/43)

Bowo Landa : Di Njah Djambon ada menu baru namanya randha

kemulan.

Teki : ‘Ya.’

Bowo Landa :‘Jandanya seperti apa mari ditunggu

dulu..jandanya mana?’

Teki :Seperti ini (menunjukkan makanan randha

kemulan) isinya lima picis.

Bowo Landa : ‘Hehe sebentar dulu.’

Teki : ‘Ya.’

Bowo Landa : ‘Janda itu biasanya seperti ini orangnya..ini kok

panjang, kok hanya panjang-panjang seperti ini?’

Subtindak tutur ekspresif pada kutipan (47) data di atas

tedapat pada tuturan Randha kuwi biasane ngene wonge..iki kok

Page 57: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

dawa, kok mung dawa-dawa ngene? ‘Janda itu biasanya seperti ini

orangnya..ini kok panjang, kok hanya panjang-panjang seperti ini?’.

Kalimat tersebut sekaligus sebagai penanda lingual subtindak tutur

ekspresif mengritik pada tuturan tersebut. Tuturan tersebut dituturkan

oleh Bowo Landa yang mengritik bentuk randha kemulan yang hanya

panjang-panjang, padahal setahu Bowo Landa randha ‘janda’ itu tidak

seperti itu. Bowo Landa membayangkan randha ‘janda’ adalah orang,

karena randha ‘Janda’ merupakan status yang biasanya disandang

oleh orang, akan tetapi yang dimaksud Teki adalah jenis makanan.

Tuturan mengritik Bowo Landa tersebut pada dasarnya hanya untuk

tujuan humor.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dan Teki di

dapur restoran Njah Djambon. Bowo Landa mengritik pernyataan

Teki atas makanan yang bernama randha kemulan. Meskipun Teki

sudah menjelaskan akan tetapi Bowo Landa tetap menyanggahnya.

(40) Bowo Landa : Randha kuwi biasane ngene wonge..iki kok

dawa, kok mung dawa-dawa ngene?

Teki : Iya. Seperti ini isinya lima picis.

Bowo Landa : Lha kok mung dawa-dawa ngene ki? Oh iki

menu ok ya.

Teki : Iya..iya.. (ND/01-08-15/44)

Bowo Landa : ‘Janda itu biasanya seperti ini orangnya..ini kok

panjang, kok hanya panjang-panjang seperti ini?’

Teki :‘Ya. Seperti ini isinya lima picis.’

Bowo Landa : ‘Lha kok hanya panjang-panjang seperti ini? Oh

ini menu ya.’

Teki : ‘Ya..Ya..’

Subtindak tutur ekspresif pada kutipan (48) data di atas

terdapat pada tuturan Lha kok mung dawa-dawa ngene ki? Oh iki

menu ok ya. ‘Lha kok hanya panjang-panjang seperti ini? Oh ini menu

ya’. Penanda lingual subtindak tutur ekspresif mengritik pada tuturan

Page 58: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

tersebut adalah Lha kok mung dawa-dawa ngene ki? ‘Lha kok hanya

panjang-panjang seperti ini?’. Tuturan tersebut dituturkan oleh Bowo

Landa yang mengritik bentuk randha kemulan yang hanya panjang-

panjang karena setahu Bowo Landa randha ‘janda’ itu tidak seperti

itu. Ketika Teki sudah menjelaskan bahwa bentuk dari randha

kemulan memang seperti itu, bentuknya panjang, dan jumlah satu

porsinya 5 picis. Bowo Landa baru menyadari bahwa itu merupakan

menu makanan yang bentuknya tidak seperti yang dia ketahui selama

ini. Tuturan mengritik Bowo Landa tersebut pada dasarnya hanya

untuk tujuan humor, karena pada dasarnya Bowo Landa sudah

mengetahui bahwa randha yang dimaksud adalah makanan, bukan

randha ‘janda’ sebuah status yang disandang orang, yakni wanita

yang sudah bercerai atau ditinggal mati suaminya.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan

Teki di dapur Njah Djambon. Ketika Bowo Landa melihat sebuah

buah strobery berwarna pink dia menyanggah karena hal tersebut

tidak seperti biasanya.

(41) Teki : Best seller ini.

Bowo Landa : Wo...best seller. Wuah..coklat dan juga jambon, eh

strobery rupane jambon ya? Oke. (ND/01-08-

15/45)

Teki : ‘Penjualan terbaik ini.’

Bowo Landa : ‘O... penjualan terbaik. Wah..coklat dan juga pink,

eh strobery warnanya pink ya? Oke.’

Subtindak tutur ekspresif pada kutipan (49) data di atas

tedapat pada tuturan Wo...best seller. Wuah..coklat dan juga jambon,

eh strobery rupane jambon ya? Oke ‘O...best seller. Wah..coklat dan

juga pink, eh strobery warnanya pink ya? Oke’. Tuturan tersebut

dituturkan oleh Bowo Landa untuk mengritik sebuah warna pink yang

Page 59: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

dihasilkan oleh buah strobery. Bowo Landa meminta kejelasan

terhadap Teki karena buah strobey yang berwarna merah pastinya juga

akan menghasilkan warna merah, bukan pink. Pemarkah lingual

subtindak tutur ekspresif mengritik pada tuturan tersebut adalah Eh

strobery rupane jambon ya? ‘Eh strobery warnanya pink ya?’.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dan Teki.

Ketika menghias makanan randha kemulan Teki menyebut buah

strowbery dengan buah chery dan Bowo Landa mengritiknya.

(42) Teki : Tambahkan buah chery.

Bowo Landa : Wah...chery.

Teki : Udah.

Bowo Landa : Chery ndi?...strobery iki! Wah...

Teki : Strobery. (ND/01-08-15/46)

Teki : Tambahkan buah chery.

Bowo Landa : Wah...chery.

Teki : ‘Sudah.’

Bowo Landa : ‘Chery mana?...strobery ini! Wah...’

Teki : Strobery.

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (50) data di

atas terdapat pada tuturan Chery ndi...strobery iki. Wah... ‘Chery

mana...strobery ini. Wah...’. Tuturan tersebut sekaligus sebagai

pemarkah lingual subtindak tutur ekspresif mengritik pada tuturan

tersebut. Tuturan tersebut dituturkan oleh Bowo Landa untuk

mengritik Teki yang salah menyebut nama buah yang sedang

dibawanya. Subtindak tutur ekspresif mengritik dituturkan Bowo

Landa karena Bowo Landa ingin membenarkan perkataan Teki yang

salah, di mana Teki menyebut nama buah strobery dengan buah chery

ketika menghias menu makanan randha kemulan.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo landa dan Teki.

Ketika menghias makanan randha kemulan Teki menyebut buah

strowbery dengan buah chery dan Bowo Landa mengritiknya.

Page 60: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Ungkapan mengritik yang disampaikan Bowo Landa berupa ungkapan

kritik mengejek.

(43) Teki : Tambahkan buah chery.

Bowo Landa : Wah...chery.

Teki : Udah.

Bowo Landa : Chery ndi...strobery iki. Wah...

Teki : Strobrery.

Bowo Landa : Wa...gojek we, jebule kowe ya ra ruh. (ND/01-

08-15/47)

Teki : Tambahkan buah cherry.

Bowo Landa : Wah...cherry.

Teki : ‘Sudah.’

Bowo Landa : ‘Chery mana...strobery ini. Wah...’

Teki : Strobrery.

Bowo Landa : ‘Wa...bercanda kamu, ternyata kamu juga tidak

tahu.’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (51) data di

atas terdapat pada tuturan Wa...gojek we, jebule kowe ya ra ruh

‘Wa...bercanda kamu, ternyata kamu juga tidak tahu’. Tuturan

tersebut sekaligus menandai subtindak tutur ekspresif mengritik pada

kutipan (51) data di atas. Tuturan tersebut dituturkan oleh Bowo

Landa untuk mengritik Teki yang menyebut buah strowbery dengan

buah chery dan Bowo Landa mengritiknya.

Ungkapan mengritik yang disampaikan Bowo Landa berupa

ungkapan kritik mengejek. Ungkapan kritik mengejek tersebut

dituturkan oleh Bowo Landa karena ketika menghias randha kemulan

Teki mengatakan agar menambahkan buah chery padahal buah itu

adalah buah strobery, Bowo Landa mengejek Teki bahwa sebenarnya

Teki tidak mengetahui maka dari itu dia asal menyebut ketika akan

menambahkan buah tersebut.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan

salah seorang karyawan di restoran Njah Djambon. Bowo Landa

Page 61: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

bertanya kepada karyawan tersebut mengenai menu minuman selain

bocah tukang kawin. Karyawan tersebut menjawab ada dan

menyebutkan moktel akan tetapi Bowo Landa menolaknya dan

menyanggahnya, dia meminta minuman yang namanya seperti bocah

tukang kawin.

(44) Bowo Landa : Oke inilah dia. Ini namanya bocah tukang kawin.

Nah kalau kamu pengin ketemu bocah tukang

kawin datang aja ke Njah Djambon. Mas, bocah

tukang kawin kuwi ka ngapa? Lha ini. Pantes

dicoba. Mbak, nek selain sing bocah tukang kawin

enek liyane ra?

Karyawan : Ada, moktel.

Bowo Landa : Sing bahasa ngene ki.

Karyawan : Ya ini kita ada moktel. (ND/01-08-15/48)

Bowo Landa : ‘Oke inilah dia. Ini namanya bocah tukang kawin.

Nah kalau kamu ingin bertemu bocah tukang

kawin datang saja ke Njah Djambon. Mas, bocah

tukang kawin itu seperti apa? Lha ini. Pantas

dicoba. ‘Mbak, kalau selain yang bocah tukang

kawin ada yang lainnya tidak?’

Karyawan : Ada, moktel.

Bowo Landa : ‘Yang bahasa seperti ini’

Karyawan : Ya ini kita ada moktel.

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (52) data di

atas terdapat pada tuturan Sing bahasa ngene ki ‘Yang bahasa seperti

ini’. Tuturan tersebut sekaligus menandai subtindak tutur ekspresif

mengritik pada kutipan (44) data di atas. Tuturan tersebut dituturkan

oleh Bowo Landa untuk mengritik pernyataan salah seorang karyawan

dari Njah Djambon mengenai menu minuman yang ada di Njah

Djambon selain bocah tukang kawin. Karyawan tersebut mengatakan

bahwa selain bocah tukang kawin juga ada minuman moktel akan

tetapi Bowo Landa menolaknya dan menyanggahnya, dia meminta

minuman yang namanya seperti bocah tukang kawin. Maksud dari

permintaannya tersebut adalah Bowo Landa menginginkan nama

Page 62: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

minuman yang menggunakan bahasa Jawa dan yang menurutnya aneh

serta lain dari biasanya, seperti bocah tukang kawin.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan

karyawan restoran Njah Djambon. Ketika Sugeng menjawab bahwa

minuman yang ada di Njah Djambon adalah moktel, Bowo Landa

mengritik dengan mengungkapkan ia menginginkan minuman yang

namanya tidak biasa, minuman yang menggunakan bahasa yang agak

berbeda.

(45) Karyawan : Ya ini kita ada moktel.

Bowo Landa : Sing anu, sing rada beda ngene mau apa?

Karyawan : Ini yang beras kencur.

Bowo Landa : Oh beras kencur. (ND/01-08-15/49)

Karyawan : Ya ini kita ada moktel.

Bowo Landa : ‘Yang, yang agak beda seperti ini tadi apa?’

Karyawan : Ini yang beras kencur.

Bowo Landa : Oh beras kencur.

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (53) data di

atas terdapat pada tuturan Sing anu, sing rada beda ngene mau apa?

‘Yang agak beda seperti ini tadi apa?’. Tuturan tersebut sekaligus

sebagai pemarkah lingual subtindak tutur ekspresif mengritik pada

kutipan (53) data di atas. Tuturan tersebut dituturkan oleh Bowo

Landa untuk mengritik pernyataan karyawan Njah Djambon mengenai

menu minuman yang ada di Njah Djambon selain bocah tukang

kawin. karyawan Njah Djambon tersebut mengatakan bahwa selain

bocah tukang kawin juga ada minuman moktel namun Bowo Landa

menolaknya dan menyanggahnya, dia meminta minuman yang

namanya seperti bocah tukang kawin. Karyawan Njah Djambon

menjawab dengan menawarkan minuman moktel, setelah itu Bowo

Landa meminta minuman yang namanya sedikit beda dari moktel lalu

karyawan Njah Djambon menawarkan minuman beras kencur, dan

Page 63: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Bowo Landa menerimanya. Maksud dari permintaannya tersebut

adalah Bowo Landa menginginkan nama minuman yang

menggunakan bahasa Jawa dan yang menurutnya aneh serta lain dari

biasanya.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan

karyawan restoran Njah Djambon. Bowo Landa mengritik sebuah

nama minuman dengan membahasakannya menjadi nama minuman

dengan bahasa yang tidak biasa, yakni seperti nama minuman bocah

tukang kawin.

(46) Bowo Landa : Beras kencur..nah ini nek.

Karyawan : Kira-kira 20 mili.

Bowo Landa : Nek bahasa kaya bocah tukang kawin apa ki

jenenge Mbak?

Karyawan : Hehehe.

Bowo Landa : Hehehe ora seneng kawin ya? Hehe iya kok.

(ND/01-08-15/50)

Bowo Landa : ‘Beras kencur..nah ini kalau.’

Karyawan : Kira-kira 20 mili.

Bowo Landa : ‘Kalau bahasa seperti bocah tukang kawin ini

namanya apa Mbak?’

Karyawan : Hehehe.

Bowo Landa : ‘Hehehe tidak suka kawin ya? Hehe iya kok.’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (54) data di

atas terdapat pada tuturan Nek bahasa kaya bocah tukang kawin apa

ki jenenge Mbak? ‘Kalau bahasa seperti bocah tukang kawin ini

namanya apa Mbak?’. Tuturan tersebut sekaligus menandai subtindak

tutur ekspresif mengritik pada kutipan (54) data di atas. Tuturan

tersebut dituturkan oleh Bowo Landa untuk mengritik nama minuman

beras kencur agar membahasakannya menjadi nama minuman dengan

bahasa yang tidak biasa/umum, yakni seperti nama minuman bocah

tukang kawin.

Page 64: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan

salah seorang karyawan restoran Njah Djambon. Karyawan mengritik

ucapan Bowo Landa karena yang diucapkannya salah.

(47) Bowo Landa : Oke ini beras kencur kurang lebih 50 centi.

Karyawan : Mili.

Bowo Landa : Mili oh sorry sorry. (ND/01-08-15/51)

Bowo Landa : Oke ini beras kencur kurang lebih 50 centi.

Karyawan : ‘Mili. (mili liter)’

Bowo Landa : ‘Mili oh maaf maaf.’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (55) data di

atas terdapat pada tuturan Mili ‘Mili (mili liter)’Tuturan tersebut

sekaligus menandai subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan

(55) data di atas. Tuturan tersebut dituturkan oleh salah satu karyawan

Njah Djambon untuk mengritik Bowo Landa yang salah mengucapkan

ukuran untuk satuan air. Bowo Landa mengatakan ukuran air dengan

centi (centi meter) lalu dibenarkan oleh karyawan Njah Djambon

dengan satuan mili (mili liter).

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara seorang karyawan Njah

Djambon dengan Bowo Landa di dapur Njah Djambon. Ketika

karyawan tersebut akan menutup gelas yang dijadikan tempat untuk

membuat minuman beras kencur, Bowo Landa mengritiknya.

(48) Karyawan : Ditutup dulu.

Bowo Landa : Oh.

Karyawan : Terus tangannya gini (gelas dipegang dengan

kedua tangan lalu gelas ditidurkan sehingga masing-

masing sisi gelas berada di sisi tangan kanan dan

tangan kiri).

Bowo Landa : Oh...sik sik sebentar. Oh ini kocokan ta?

Karyawan I : Iya dikocok. (ND/01-08-15/52)

Karyawan : Ditutup dulu.

Bowo Landa : Oh.

Karyawan : ‘Lalu tangannya seperti ini’

Bowo Landa : ‘Oh...sebentar sebentar. Oh ini kocokan ya?

Karyawan I : ‘Ya dikocok.’

Page 65: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (56) data di

atas terdapat pada tuturan Oh...sik sik sebentar. Oh ini kocokan ta?

‘Oh...sebentar sebentar. Oh ini tadi kocokan ya?’. Tuturan tersebut

dituturkan oleh Bowo Landa kepada seorang karyawan Njah Djambon

ketika membuat minuman beras kencur. Saat karyawan Njah

Djambon memberikan aba-aba untuk menutup tempat yang sudah di

isi bahan-bahan lalu menyuruh memegang gelas tersebut dengan

tangan (gelas ditutup, dipegang dengan kedua tangan lalu gelas

ditidurkan sehingga masing-masing sisi gelas berada di sisi tangan

kanan dan tangan kiri) Bowo Landa mengritik dengan menyela

memberikan pertanyaan apakah gelas tersebut kocokan. Bowo Landa

mengira bahwa gelas yang digunakan untuk membuat minuman beras

kencur tadi adalah gelas biasa akan tetapi gelas tersebut adalah gelas

yang mempunyai tutup dan digunakan untuk mengkocok minuman

beras kencur. Kalimat tersebut sekaligus menjadi pemarkah lingual

subtindak tutur ekspresif pada kutipan (56) data di atas.

Tuturan mengritik tersebut bermula ketika Bowo Landa ingin

mengetahui kejelasan fungsi tempat yang digunakan untuk membuat

minuman beras kencur.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan Pak

Sholehan di restoran Njah Djambon. Bowo Landa mengritik nama

asal muasal nama Njah Djambon.

(49) Bowo Landa : Oalah...berarti Njah Djambon itu kreasi bisa

dibilang perpaduan antara ownernya babak dan ibu

itu.

Sholehan : Ya kurang lebih gitu.

Bowo Landa: Kalau neke melu keraton, Njah biru nggih karena

ibu sukanya yang warna Djambon jadi namanya

Page 66: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Njah Djambon. Hehe..kan darah biru kalo... Saya

mau coba icip-icip ya Pak ya. (ND/01-08-15/53)

Bowo Landa : Oh...berarti Njah Djambon itu kreasi bisa dibilang

perpaduan antara pemiliknya bapak dan ibu itu.

Sholehan : ‘Ya kurang lebih seperti itu.’

Bowo Landa: ‘Kalau misalnya ikut keraton, Njah biru ya karena

ibu sukanya yang warna djambon (pink) jadi

namanya Njah Djambon. Hehe..kan darah biru

kalo... saya mau coba mencicipi ya Pak ya.’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (57) data di

atas terdapat pada tuturan Kalau neke melu keraton, Njah biru nggih

karena ibu sukanya yang warna Djambon jadi namanya Njah

Djambon. Hehe..kan darah biru kalo... Saya mau coba icip-icip ya

Pak ya ‘Kalau misalnya ikut keraton, Njah biru ya karena ibu sukanya

yang warna djambon (pink) jadi namanya Njah Djambon. Hehe..kan

darah biru kalo... saya mau coba mencicipi ya Pak ya’.

Tuturan tersebut dituturkan oleh Bowo Landa untuk

mengritik nama asal muasal nama Njah Djambon. Bowo Landa

beranggapan bahwa karena dahulu termasuk keturunan keraton yang

termasuk darah biru berarti seharusnya nama restorannya ‘Njah biru’

akan tetapi karena ibu sukanya warna djambon (pink) maka namnya

jadi ‘Njah Djambon’. Pemarkah lingual subtindak tutur ekspresif

mengritik pada kutipan (57) data di atas adalah Kalau neke melu

keraton Njah biru nggih karena ibu sukanya yang warna Djambon

jadi namanya Njah Djambon ‘Kalau misalnya ikut keraton Njah biru

ya karena ibu sukanya yang warna djambon jadi namanya Njah

Djambon’. Tuturan tersebut terjadi karena rasa ingin tahu Bowo

Landa untuk mengetahui asal muasal nama restoran Njah Djambon.

Page 67: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan

Sugeng di dapur warung makan Sambel Mbok Ti. Bowo Landa

mengritik nama ikan yang menurutnya nama tersebut tidak biasa.

(50) Bowo Landa : O pedhak. Iki we coba, pedhak, terong rasah bak-

baki ok. Iki apa ki?

Sugeng : Jambal roti.

Bowo Landa : Jambal Roti. Apa?

Sugeng : Jambal roti.

Bowo Landa : Roti?

Sugeng : Iya.

Bowo Landa : Kok isa roti ta?

Sugeng : Lha empuk itu. (SMT/02-08-15/13)

Bowo Landa : ‘O pedhak. Ini saja coba, pedhak, terong tidak

usah menuh-menuhi. Ini apa ini?’

Sugeng : Jambal roti.

Bowo Landa : ‘Jambal Roti. Apa?’

Sugeng : Jambal roti.

Bowo Landa : Roti?

Sugeng : ‘Ya.’

Bowo Landa : ‘Kok bisa roti sih?’

Sugeng : ‘Lha lunak itu.’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (58) data di

atas terdapat pada tuturan Kok isa roti ta? ‘Kok bisa roti sih?’.

Tuturan tersebut dituturkan Bowo Landa untuk mengritik nama ikan

saat Bowo Landa memilih bahan makanan yang akan dimasak di

warung makan Sambel Mbok Ti. Tuturan tersebut sekaligus sebagai

pemarkah lingual yang menandai adanya subtindak tutur ekspresif

mengritik pada kutipan (58) data di atas. Tuturan mengritik tersebut

terjadi atas dasar rasa keingintahuan Bowo Landa untuk mengetahui

alasan mengapa ikan tersebut disebut roti dan ternyata karena ikan

tersebut lunak seperti roti.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan

Sugeng di dapur warung makan Sambel Mbok Ti. Ketika sugeng dan

Bowo Landa sedang memilih ikan yang akan digoreng, di sekitar

mereka ada crew TATV, Bowo Landa mengritik crew TATV tersebut

Page 68: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

karena ketika ditawari ikan kakap, crew tersebut langsung menjawab

mau.

(51) Bowo Landa : O...ikan gabus ya, nama basa latinnya ikan

sterofom. Mmm ki, apa meneh ya. Iki apa ki?

Sugeng : Kakap laut.

Bowo Landa : O..kakap laut. Kakap laut gelem? Gelem? Wah

we geleman no yoan. Kakap laut. Wa iki lambene

ya akeh iki, amba-amba sameneki. Wis wis cukup

wae. Iki terus tak apakke iki? (SMT/02-08-15/14)

Bowo Landa :‘O...ikan gabus ya, nama bahasa latinnya ikan

sterofom. Mmm ini, apa lagi ya. Ini apa ini?’

Sugeng : Kakap laut.

Bowo Landa :‘O..kakap laut. Kakap laut mau? Mau? Wah

ternyata kamu mauan ya. Kakap laut. Wa ini

bibirnya ya banyak ini, lebar-lebar seperti ini.

Sudah-sudah cukup saja. Ini lalu diapakan ini?’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (59) data di

atas terdapat pada tuturan O..kakap laut. Kakap laut gelem? Gelem?

Wah we geleman no yoan. Kakap laut. Wa iki lambene ya akeh iki,

amba-amba sameneki. Wis wis cukup wae. Iki terus tak apakke iki?

‘O..kakap laut. Kakap laut mau? Mau? Wah ternyata kamu mauan ya.

Kakap laut. Wa ini bibirnya ya banyak ini, lebar-lebar seperti ini.

Sudah-sudah cukup saja. Ini lalu diapakan ini?’. Tuturan tersebut

dituturkan oleh Bowo Landa untuk mengritik crew TATV yang

geleman (mudah mau). Tuturan tersebut bermula ketika Sugeng dan

Bowo Landa sedang memilih ikan yang akan digoreng, di sekitar

mereka ada crew TATV, Bowo Landa mengritik crew tersebut karena

ketika ditawari ikan kakap crew tersebut langsung menjawab mau.

Pemarkah lingual yang menandai adanya subtindak tutur ekspresif

mengritik pada tuturan tersebut adalah Wah we geleman no yoan

‘Wah ternyata kamu mudah mau ya’. Tuturan mengritik tersebut

Page 69: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

terjadi atas dasar untuk mengejek crew TATV yang ketika ditawari

makanan oleh Bowo Landa langsung mau tanpa ada rasa malu-malu

atau sungkan.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan

Sugeng di dapur warung makan Sambel Mbok Ti. Bowo Landa

mengritik Sugeng yang menyalakan kompor hingga menimbulkan

suara yang keras.

(52) Sugeng : (menghidupkan kompor)

Bowo Landa : O pete, beda karo mete ya (tidak melihat dan

memperhatikan Sugeng). Oke kalem wae ta Mas!

O.. murupke. Terus iki kok dipisah ben ngapa? apa

ora akur apa piye?

Sugeng : Ya itu, ntar kalau ada orang yang suka ikan asin

gitu. (SMT/02-08-15/15)

Sugeng : (menghidupkan kompor)

Bowo Landa : ‘O petai, beda dengan mete ya. Oke kalem saja

Mas! O.. menghidupkan. Terus ini kok dipisah

kenapa? Apa tidak berteman atau bagaimana?’

Sugeng : ‘Ya itu, nanti kalau ada orang yang suka ikan asin

begitu.’

Subtindak tutur ekspresif mengritik kutipan (60) pada data di

atas terdapat pada tuturan O pete, beda karo mete ya. Oke kalem wae

ta Mas! O.. murupke. Terus iki kok dipisah ben ngapa? apa ora

akur apa piye? ‘O petai, beda dengan mete ya. Oke kalem saja Mas!

O.. menghidupkan. Terus ini kok dipisah kenapa? apa tidak berteman

atau bagaimana?’. Tuturan tersebut dituturkan oleh Bowo Landa

untuk mengritik Sugeng yang saat akan menyalakan kompor

menimbulkan suara yang keras. Pada saat itu Bowo Landa tidak

melihat dan tidak memperhatikan Sugeng sehingga Bowo Landa

mengritik dengan mengungkapkan tuturan tersebut. Pemarkah lingual

yang menunjukkan subtindak tutur ekspresif mengritik pada tuturan

tersebut adalah kalem wae ta Mas! ‘Santai saja Mas!’.

Page 70: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan

Sugeng di dapur warung makan Sambel Mbok Ti. Ketika Sugeng akan

merendam ikan layur di piring, Bowo Landa mengritiknya.

(53) Bowo Landa : Oh dikasih air panas.

Sugeng : Dimandiin.

Bowo Landa : Oh dimandiin? Nganggo sabun? Ora? Ngko

masuk angin yahmene adus.

Sugeng : Enggak. (SMT/02-08-15/16)

Bowo Landa : Oh diberi air panas.

Sugeng : ‘Dimandikan.’

Bowo Landa :‘Oh dimandikan? Memakai sabun? Tidak? Nanti

demam mandi jam segini.’

Sugeng : ‘Tidak’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (61) data di

atas terdapat pada tuturan Oh dimandiin? Nganggo sabun? Ora?

Ngko masuk angin yahmene adus. ‘Oh dimandikan? memakai

sabun? Tidak? Nanti demam mandi jam segini’. Tuturan tersebut

dituturkan oleh Bowo Landa untuk mengritik Sugeng yang akan

merendam ikan layur di piring. Sugeng merendam ikan layur dan

mengatakan bahwa ikan tersebut dimandikan. Bowo Landa

mengritiknya dengan menanyakan apakah memandikannya

menggunakan sabun dan apakah tidak deman jika malam hari

dimandikan. Tuturan mengritik berupa humor yang dituturkan oleh

Bowo Landa tersebut terjadi ketika Sugeng menuturkan humor pada

saat merendam ikan layur dan Bowo Landa juga menanggapinya

dengan berhumor. Tuturan tersebut sekaligus sebagai penanda lingual

subtindak tutur mengritik pada kutipan data (61) di atas.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan

Sugeng di warung makan Sambel Mbok Ti. Bowo Landa mengritik

Sugeng karena ikan yang digorengnya tidak matang-matang.

Page 71: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

(54) Bowo Landa: Keliru? Mbak tak belekke. Pake yang panjang ya

seperti punya saya, tangan saya maksudnya. Wo..

wis fasih ki. Oke ikan-ikan udah mulai berenang,

nek sing kene pirang menit Mas Pian?

Sugeng : Ya.

Bowo Landa : Aja gosong gosong! Wis rung?

Sugeng : Udah. (SMT/02-08-15/17)

Bowo Landa: ‘Salah? Mbak saya kembalikan. Pakai yang panjang

ya seperti punya saya, tangan saya maksudnya.

O...sudah fasih ini. Oke ikan-ikan sudah mulai

berenang, kalau yang di sini berapa menit Mas

Pian?’

Sugeng : Ya.

Bowo Landa : ‘Jangan gosong-gosong! Sudah belum?’

Sugeng : ‘Sudah.’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (62) data di

atas terdapat pada tuturan Aja gosong gosong! Wis rung? ‘Jangan

gosong-gosong! Sudah belum?’. Tuturan tersebut dituturkan oleh

Bowo Landa untuk mengritik Sugeng karena ikan yang digorengnya

tidak matang-matang. Bowo Landa khawatir ikannya akan gosong, dia

mengingatkan Sugeng. Pemarkah lingual yang menandai subtindak

tutur ekspresif mengritik pada tuturan tersebut adalah Aja gosong

gosong! ‘Jangan gosong-gosong!’. Tuturan mengritik tersebut terjadi

atas dasar kekhawatiran Bowo Landa terhadap ikan yang digorengnya

akan gosong.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan

Sugeng di dapur warung makan Sambel Mbok Ti. Ketika Bowo Landa

disuruh untuk melembutkan cabai oleh Sugeng, Bowo Landa menolak

dengan mengritiknya dan mengatakan bahwa cabai itu sudah halus.

(55) Sugeng : Cabenya dulu.

Bowo Landa : Wis ok, alus ok. Iki ta?

Sugeng : Ya.. (SMT/02-08-15/18)

Sugeng : ‘Cabainya dulu’

Bowo Landa : ‘Sudah halus. Ini kan?’

Page 72: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Sugeng : Ya..

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (63) data di

atas terdapat pada tuturan Wis ok alus ok! Iki ta? ‘Sudah halus. Ini

kan?’. Tuturan tersebut dituturkan oleh Bowo Landa untuk mengritik

Sugeng yang telah menyuruhnya untuk menghaluskan cabai. Ketika

Bowo Landa disuruh untuk melembutkan cabai oleh Sugeng, Bowo

Landa menolak dan mengritiknya dengan mengatakan cabai itu sudah

halus.

Pemarkah lingual yang menandai subtindak tutur ekspresif

pada tuturan tersebut adalah Wis ok ,alus ok. ‘Sudah halus.’ Tuturan

mengritik tersebut terjadi karena Bowo Landa tidak ingin melakukan

apa yang disuruh oleh Sugeng, yakni menghaluskan cabai.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan

Sugeng di dapur warung makan Sambel Mbok Ti. Ketika Bowo Landa

sedang melembutkan cabai, Sugeng menambahkan bahan-bahan

lainnya untuk membuat sambel Mbok Ti dan Bowo mengritiknya.

(56) Sugeng : Satu lagi

Bowo Landa : O..satu lagi. Ng...kowe gawe gawean aku lho, kat

mau ngethoki terus. (melepaskan munthu yang

dipegangnya). Mbok yowis aja akeh-akeh. Emang

komposisine kudu ngono?

Sugeng : Iya. (SMT/02-08-15/19)

Sugeng : Satu lagi

Bowo Landa :‘Kamu membuat saya bekerja saja, dari tadi

memotongi terus. Sudah jangan banyak-banyak.

Memangnya komposisinya harus seperti itu ya?’

Sugeng : ‘Ya.’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (64) data di

atas terdapat pada tuturan O..satu lagi. Ng...kowe gawe gawean aku

lho, kat mau ngethoki terus. Mbok yowis aja akeh-akeh. Emang

komposisine kudu ngono? ‘Kamu membuat saya bekerja saja, dari

Page 73: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

tadi memotongi terus. Sudah jangan banyak-banyak. Memangnya

komposisinya harus seperti itu ya?’. Tuturan tersebut dituturkan oleh

Bowo Landa untuk mengritik Sugeng yang tidak berhenti

menambahkan bahan-bahan membuat sambel Mbok Ti. Ketika Bowo

Landa melembutkan cabai, Sugeng sedang menyiapkan bahan-bahan

lainnya yang akan dibuat untuk membuat sambel Mbok Ti. Bowo

Landa mengritiknya dengan melepaskan munthu yang digunakannya

untuk menghaluskan cabai dan mengatakan tuturan tersebut di atas.

Tuturan mengritik pada kutipan data tersebut terjadi karena Bowo

Landa tidak ingin berlama-lama dalam membuat sambal.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi di dapur warung makan Sambel

Mbok Ti. Bowo Landa memuji keunggulan sambal di warung makan

Sambel Mbok Ti. Saat Sugeng menambahkan keunggulan sambal di

warung makan Sambel Mbok Ti, Bowo Landa mengritiknya.

(57) Bowo Landa :Ya..dadi badhoger-badhoger ini sambel Mbok Ti

ya kaya gini, kita bikin sesuai porsinya ya. Kalau

empat orang ya kita bikin empat, kalau lima orang

ya kita bikin lima, sesuai porsinya. Dan yang pasti

lombok neng kene, sambel neng kene ki digawe

seger.

Sugeng : Asli

Bowo Landa : Wong dha teka. Lha ya kabeh asli! Mosok

plastik ngono wi ya asli. Bahan-bahannya asli,

kabeh asli.

Sugeng : Hehehe....fresh. (SMT/02-08-15/20)

Bowo Landa :‘Ya..jadi badhoger-badhoger ini sambal Mbok Ti

ya seperti ini, kita membuatnya sesuai porsinya ya.

Kalau empat orang ya kita buatkan empat, kalau

lima orang ya kita buat lima, sesuai porsinya. Dan

yang pasti lombok di sini, sambel di sini dibuat

segar.’

Sugeng : Asli

Bowo Landa :‘Orang pada datang. Ya semua asli! Masak plastik

seperti itu ya asli. Bahan-bahannya asli, semua

asli.’

Sugeng : ‘Hehehe....segar’

Page 74: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Pada kutipan (65) data di atas, Bowo Landa menuturkan

tindak tutur ekspresif mengritik. Tindak tutur ekspresif mengritik yang

dituturkan oleh Bowo Landa terjadi ketika penutur sedang memuji

sambal yang ada di warung makan Sambel Mbok Ti. Ketika seorang

karyawan warung menambahkan pujian mengenai sambal di warung

makan Sambel Mbok Ti, Bowo Landa mengritiknya. Pernyataan

mengritik Bowo Landa dituturkan melalui tuturan Wong dha teka.

Lha ya kabeh asli! Mosok plastik ngono wi ya asli. Bahan-

bahannya asli, kabeh asli ‘Orang pada datang. Ya semua asli! Masak

plastik seperti itu ya asli. Bahan-bahannya asli, semua asli’. Tuturan

Wong dho teka. Lha ya kabeh asli! Mosok plastik ngono wi ya asli.

Bahan-bahannya asli, kabeh asli ‘Orang pada datang. Ya semua asli!

Masak plastik seperti itu ya asli. Bahan-bahannya asli, semua asli’

merupakan penanda lingual tindak tutur mengritik.

Tindak tutur ekspresif mengritik di atas berfungsi sebagai

sarana untuk mengekspresikan atau mengungkapkan pikiran

seseorang, Bowo Landa mengritik komentar karyawan warung di

mana Bowo Landa terlihat tidak menerima apa yang diungkapkan

karyawan warung, hal tersebut dapat dilihat dari gaya bicara Bowo

Landa yang menggunakan nada tinggi dan agak sedikit kasar serta

mengejek saat mengucapkan tuturan tersebut.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan

Sugeng di dapur warung makan Sambel Mbok Ti. Bowo Landa

mengritik pernyataan Sugeng yang mengatakan bahwa sambalnya

belum jadi.

Page 75: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

(58) Bowo Landa: Emang jeruk khusus nggo sambel ngono ya?

Wo..ya kita campur dengan jeruknya. Wah..wah..ini

dia sudah siap.

Sugeng : Belum.

Bowo Landa : Urung? Wis lembute kaya ngene. Kok ora anu

Mas, ora nggo blender? Sugeng : Kalo diblender nggak enak. (SMT/02-08-15/21)

Bowo Landa: ‘Memang jeruk khusus untuk sambal begitu ya?

O..ya kita campur dengan jeruknya. Wah..wah..ini

dia sudah siap.’

Sugeng : Belum.

Bowo Landa: ‘Belum? Sudah lembutnya seperti ini. Kok tidak

memakai blender Mas?’

Sugeng : ‘Kalau diblender tidak enak.’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (66) data

di atas terdapat pada tuturan Urung? Wis lembute kaya ngene.

Kok ora anu Mas, ora nggo blender? ‘Belum? Sudah lembutnya

seperti ini. Kok tidak memakai blender Mas?’. Tuturan tersebut

dituturkan oleh Bowo Landa untuk mengritik pernyataan Sugeng

karena terlalu lama membuat sambal. Bowo Landa mengatakan

bahwa sambal tersebut sudah halus. Bowo Landa juga

menyarankan untuk memakai blender agar dalam menghaluskan

cabainya lebih cepat. Tuturan tersebut sekaligus merupakan

penanda lingual subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan

data (66). Di samping Bowo Landa menyanggah pernyataan

Sugeng, Bowo Landa juga memberikan pendapatnya mengenai

cara menghaluskan cabai. Tuturan mengritik tersebut terjadi karena

Bowo Landa ingin segera menyajikan dan mencicipi sambal di

Sambel Mbok Ti.

Page 76: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan Pak

Bardo di warung makan Sambel Mbok Ti. Bowo Landa mengritik Pak

Bardo karena saat Bowo Landa sedang berbicara, Pak Bardo

memperhatikannya dengan seksama.

(59) Bowo Landa: Yah...Preman Pawon. Kita ketemu lagi badhoger-

badhoger, saat ini..ngapunten mang ningali mrika.

Hnah...jenengan ampun ningali kula, kaya artis

wae ta. Yah..ini saat ini saya dengan sahabat pena

saya ternyata, ada bapak? (SMT/02-08-15/22)

‘Ya...Preman Pawon. Kita bertemu lagi badhoger-

badhoger, saat ini..maaf silakan melihat ke sana.

Nah....Anda jangan melihat saya, seperti artis saja.

Ya...ini saat ini saya dengan sahabat pena saya

ternyata, ada Bapak?’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (67) data di

atas terdapat pada tuturan Yah...Preman Pawon. Kita ketemu lagi

badhoger-badhoger, saat ini.. Ngapunten mang ningali mrika.

Hnah...jenengan ampun ningali kula, kaya artis wae ta. Yah..ini

saat ini saya dengan sahabat pena saya ternyata, ada Bapak?

‘Ya...Preman Pawon. Kita bertemu lagi badhoger-badhoger, saat

ini..maaf silakan melihat ke sana. Nah....Anda jangan melihat saya,

seperti artis saja. Ya...ini saat ini saya dengan sahabat pena saya

ternyata, ada Bapak?’. Tuturan tersebut dituturkan oleh Bowo Landa

untuk mengritik Pak Bardo karena telah memperhatikannya saat dia

berbicara. Ketika Bowo Landa sedang berbicara menyapa pemirsa,

Pak Bardo memperhatikannya dengan seksama. Pemarkah lingual

yang menandai subtindak tutur ekspresif mengritik pada tuturan

tersebut adalah Hnah...jenengan ampun ningali kula, kaya artis wae

ta ‘Nah....Anda jangan melihat saya, seperti artis saja’. Tuturan

mengritik pada data di atas terjadi karena Bowo Landa merasa tidak

Page 77: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

nyaman atas yang dilakukan Pak Bardo, karena Pak Bardo telah

memperhatikan dan melihatnya drngan seksama ketika Bowo Landa

sedang berbicara.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan Pak

Bardo di warung makan Sambel Mbok Ti. Bowo Landa mengritik

jawaban Pak Bardo karena Bowo Landa merasa jawaban Pak Bardo

kurang tepat.

(60) Bowo Landa: Ini yang saya ambil dari tadi model bergerak

semua, ikan ikanan. Selain ikan ikanan ikan darat,

eh ikan darat. Ikan sungai ada, ikan laut ada, ikan

asin ada, lha kalau ini jenis ikan apa ini Pak?

Pak Bardo : Itu ikan terbang itu

Bowo Landa : Ikan terbang?

Pak Bardo : Iya, lha pete ok.

Bowo Landa : Pete ok ikan terbang! (SMT/02-08-15/23)

Pak Bardo : Hahaha.

Bowo Landa: Ini yang saya ambil dari tadi model bergerak

semua, ikan ikanan. Selain ikan ikanan ikan darat,

eh ikan darat. Ikan sungai ada, ikan laut ada, ikan

asin ada, lha kalau ini jenis ikan apa ini Pak?

Pak Bardo : Itu ikan terbang itu

Bowo Landa : Ikan terbang?

Pak Bardo : ‘Ya, lha petai’

Bowo Landa : ‘Petai kok ikan terbang!’

Pak Bardo : Hahaha.

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (68) di atas

terdapat pada tuturan Pete ok ikan terbang! ‘Petai kok ikan terbang!’.

Tuturan tersebut dituturkan oleh Bowo Landa untuk mengritik

jawaban Pak Bardo. Ketika Bowo Landa bertanya kepada Pak Bardo

mengenai petai termasuk jenis ikan apa, Pak Bardo menjawab ikan

terbang. Bowo Landa menyangkalnya karena menurutnya jawaban

tersebut kurang tepat karena sebenarnya petai bukan termasuk jenis

ikan. Bowo Landa menanyakan hal itu hanya untuk berhumor sebab

semua makanan yang diambil tadi adalah makanan jenis ikan.

Page 78: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Pemarkah lingual yang menandai subtindak tutur ekspresif mengritik

pada tuturan tersebut adalah Pete ok ikan terbang! ‘Petai kok ikan

terbang!’. Tuturan mengritik tersebut terjadi karena Bowo Landa ingin

mengetahui jenis petai termasuk ke dalam golongan ikan apa, akan

tetapi hal tersebut dilakukan hanya untuk kepentingan humor.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan Pak

Bardo di warung makan Sambel Mbok Ti. Bowo Landa mengritik Pak

Bardo karena tidak merespon dengan baik humor yang dibuat Bowo

Landa.

(61) Bowo Landa: Sekarang waktunya saya akan mengicip-icipi.

Pertama kita akan mengicip air putihnya dulu.

Pak Bardo : Hahaha

Bowo Landa : Nggih nek ngeten mang lokke, mas kuwi

kobokan ngono! Pak Bardo : Mas niku kobokan. (SMT/02-08-15/24)

Bowo Landa: Sekarang waktunya saya akan mencicipi. Pertama

kita akan mencicipi air putihnya dulu.

Pak Bardo : Hahaha

Bowo Landa : ‘Kalau seperti ini ya anda tegur, mas itu kobokan

begitu!’

Pak Bardo : ‘Mas itu kobokan.’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (69) di atas

terdapat pada tuturan Nggih nek ngeten mang lokke, mas kuwi

kobokan ngono! ‘Kalau seperti ini ya anda tegur, mas itu kobokan

begitu!’. Tuturan tersebut dituturkan oleh Bowo Landa untuk

mengritik Pak Bardo yang kurang mengerti atas humor yang telah

dibuat oleh Bowo Landa. Ketika Bowo akan mencicipi makanan yang

telah tersedia, Bowo Landa berhumor dengan akan meminum air yang

seharusnya digunakan untuk mencuci tangan akan tetapi Pak Bardo

yang saat itu berada disampingnya tidak paham atas humor yang telah

dilakukan oleh Bowo Landa. Bowo Landa mengritik Pak Bardo, di

Page 79: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

mana seharusnya Pak Bardo menegurnya dengan memberitahu bahwa

air itu adalah air untuk mencuci tangan akan tetapi Pak Bardo malah

diam saja. Pamarkah lingual yang menandai subtindak tutur ekspresif

mengritik pada tuturan tersebut adalah kalimat Nggih nek ngeten

mang lokke, mas kuwi kobokan ngono! ‘Kalau seperti ini ya anda

tegur, mas itu kobokan begitu!’. Tuturan mengritik pada data di atas

terjadi karena Bowo Landa menginginkan humor yang telah dibuatnya

mendapat respon oleh Pak Bardo.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan Pak

Bardo di warung makan Sambel Mbok Ti. Bowo Landa mengritik Pak

Bardo yang kurang peka atas humor yang dilontarkan oleh Bowo Landa.

(62) Pak Bardo : Mas niku kobokan.

Bowo Landa : Oh jenengan ngelokke ta nggihan, ah...ra

lucua.

Pak Bardo : Haha...sing niki lhe Mas. (SMT/02-08-15/25)

Pak Bardo : ‘Mas itu kobokan.’

Bowo Landa : ‘Oh Anda juga menegur, ah tidak lucu.’

Pak Bardo : ‘Haha...yang ini lho Mas.’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (70) di atas

terdapat pada tuturan Oh jenengan ngelokke ta nggihan, ah...ra

lucua ‘Oh Anda juga menegur, ah tidak lucu’. Tuturan tersebut

dituturkan oleh Bowo Landa untuk mengritik Pak Bardo yang tidak

merespon humor yang telah dibuat Bowo Landa. Setelah Pak Bardo

melakukan apa yang disuruh oleh Bowo Landa dengan menegurnya,

Bowo Landa mengritik bahwa humor yang dibuatnya sudah tidak lucu

karena Pak Bardo telat dalam memberikan respon. Pemarkah lingual

subtindak tutur ekspresif mengritik pada tuturan tersebut adalah

kalimat Oh jenengan ngelokke ta nggihan ‘Oh Anda juga menegur’.

Page 80: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Tuturan subtindak tutur ekspresif mengritik pada tuturan tersebut

terjadi karena Bowo Landa ingin memberikan pelajaran kepada Pak

Bardo agar Pak Bardo lebih peka terhadap situasi yang saat itu sedang

terjadi.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan Pak

Bardo di warung makan Sambel Mbok Ti. Bowo Landa mengritik orang

yang menggoreng ikan yang rasanya sangat asin.

(63) Bowo Landa: Salah sithik. Wahahahaha....sing nggoreng sapa

mau? Asin tenane. Berarti ngekume kurang

suwe wau nggih.

Pak Bardo : Iya betul. (SMT/02-08-15/26)

Bowo Landa: ‘Sedikit sedikit. Wahahahaha....yang menggoreng

siapa ini tadi? Asin sekali. Berarti merendamnya

kurang lama tadi ya.’

Pak Bardo : ‘Ya betul.’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (71) data di

atas terdapat pada tuturan Salah sithik. Wahahahaha....sing

nggoreng sapa mau? Asin tenane. Berarti ngekume kurang suwe

wau nggih ‘Sedikit sedikit. Wahahahaha....yang menggoreng siapa ini

tadi? Asin sekali. Berarti merendamnya kurang lama tadi ya’. Tuturan

tersebut dituturkan oleh Bowo Landa untuk mengritik rasa ikan yang

sangat asin. Bowo Landa bertanya siapa yang menggoreng ikan

tersebut, akan tetapi Bowo Landa langsung paham bahwa ikan

tersebut masih asin bukan karena yang menggoreng, hanya saja pada

saat merendam ikan waktunya kurang lama. Pemakah lingual yang

menandai subtindak tutur ekspresif mengritik pada tuturan tersebut

adalah Wahahahaha....sing nggoreng sapa mau? Asin tenane

‘Wahahahaha....yang menggoreng siapa ini tadi? Asin sekali’. Faktor

Page 81: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

yang melatarbelakangi subtindak tutur ekspresif mengritik pada

tuturan tersebut adalah Bowo Landa ingin mengetahui sebab ikan

tersebut rasanya sangat asin.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dan Pak Bardo

di warung Sambel Mbok Ti. Pada saat Bowo Landa baru mencicipi

makanan yang hanya sedikit, Pak Bardo sudah bertanya sudah kenyang

atau belum.

(64) Pak Bardo : Kenyang? Belum?

Bowo Landa: Jenengan kok nggih ngoten ta, lagi ngicipi

sacuwil kok kenyang. Sekarang kita akan menuju

ke makanan intinya, hehehehe. (SMT/02-08-15/27)

Pak Bardo : Kenyang? Belum?

Bowo Landa: ‘Anda kok seperti itu, baru mencicipi sedikit kok

kenyang. Sekarang kita akan menuju ke makanan

intinya, hehehehe.’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (72) di atas

terdapat pada tuturan Jenengan kok nggih ngoten ta, lagi ngicipi

sacuwil kok kenyang. Sekarang kita akan menuju ke makanan

intinya, hehehehe. ‘Anda kok seperti itu, baru mencicipi sedikit kok

kenyang. Sekarang kita akan menuju ke makanan intinya, hehehehe’.

Tuturan tersebut dituturkan oleh Bowo Landa untuk mengritik

pertanyaan Pak Bardo, karena pada saat Bowo Landa mencicipi ikan

yang hanya sedikit, Pak Bardo sudah bertanya kenyang atau belum.

Pemarkah lingual yang menandai subtindak tutur ekspresif mengritik

pada tuturan tersebut adalah Jenengan kok nggih ngoten ta ‘Anda

kok seperti itu’. Tuturan subtindak tutur ekspresif mengritik pada

tuturan tersebut terjadi karena Bowo Landa merasa pertanyaan Pak

Bardo kurang tepat.

Page 82: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Konteks tuturan: Percakapan dituturkan oleh Bowo Landa saat

di tempat penjual gorengan dan akan menuju ke Kedai Kopi

Ndomblong. Ketika Bowo Landa membaca nama Kedai Kopi

Ndomblong, Bowo Landa mengritik penjual di Kedai Kopi

Ndomblong.

(65) Bowo Landa: Oke neng kana enek wong dodol kopi wedang

jare. Melu aku langsung goleki wedangane. Hehe

muga-muga enak hehe. Wah iki, Kedai Kopi

Ndomblong. Lah sing dodol kaya ngapa?

Ndomblong-ndomblong, we....Mas tumbas, he...

Lha ndomblongi, ngah ngoh. Tapi ketoke lucu,

kopi, Kedai Kopi Ndomblong. Mas tumbas,

hehe.. pengin ngerti kaya ngapa? Mlebu wae, aku

arep pesen. Mayan. Wah Kene kok mejane

cendhek-cendhek ya, oh kuwalik ya, oh iki meja

berarti, ahhh. (KKN/20-09-15/20)

‘Oke di sana ada orang yang menjual kopi

wedang katanya. Ikut saya langsung mencari

wedangannya. Hehe semoga enak hehe. Wah ini,

Kedai Kopi Ndomblong, lah yang jual seperti

apa? Tercengang-cengang, weee...Mas beli, heee.

Lha tercengang itu, ngah ngoh. Tapi sepertinya

lucu, kopi, Kedai Kopi Ndomblong. Mas tumbas,

hehe...ingin tahu seperti apa? Masuk saja, saya

akan memesan. Lumayan. Wah di sini kok

mejanya pendek-pendek ya, oh terbalik ya, oh ini

meja berarti, ahhh. ’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada tuturan tersebut

terdapat pada tuturan Wah iki, Kedai Kopi Ndomblong. Lah sing dodol

kaya ngapa? Ndomblong-ndomblong, we....Mas tumbas, he.... Lha

ndomblong i, ngah ngoh. Tapi ketoke lucu, kopi, Kedai Kopi

Ndomblong. ‘Wah ini, Kedai Kopi Ndomblong, lah yang jual seperti

apa? Tercengang-cengang, weee.. beli, heee. Lha tercengang itu, ngah

ngoh. Tapi sepertinya lucu, kopi, Kedai Kopi Ndomblong’. Tuturan

tersebut dituturkan oleh Bowo Landa untuk mengritik penjual di Kedai

Kopi Ndomblong. Setelah mengetahui bahwa nama tersebut adalah

Kedai Kopi Ndomblong Bowo Landa terkejut dan mengejeknya dengan

Page 83: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

mengatakan bahwa yang jual pasti ngah ngoh (orang yang jika diajak

berbicara tidak mudah tanggap), Bowo Landa menyatakan demikian

berdasarkan nama kedai tersebut yakni ‘Ndomblong’. Pemarkah lingual

yang menandai adanya subtindak tutur ekspresif mengritik pada tuturan

tersebut adalah kalimat Lah sing dodol kaya ngapa? Ndomblong-

ndomblong, weee....Mas tumbas, heeee. Lha ndomblongi, ngah ngoh.

‘Lah yang jual sepererti apa? Tercengang-cengang, weee...Mas beli,

heee. Lha tercengang itu, ngah ngoh’.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan Riko di

Kedai Kopi Ndomblong. Bowo Landa mengritik buku menu yang ada di

Kedai Kopi Ndomblong. Bowo Landa mengritik buku menu di Kedai

Kopi Ndomblong yang seperti kitab Sanskerta.

(66) Riko : Mangga...

Bowo Landa: Golek menu. Wah matur nuwun lho Mas. Ngko tak

celuk meneh. Jabang bayi, iki menu apa kitab

sanskerta ya iki ya. Hawehawewewwehh...ya iki

ndomblong tenan iki, hhaha. Jabang bayi.

Hwalwhalha...lwhalhahwalwha...wahhh. Oh

mungkin halaman pertama ki jawane, halaman

kedua mesti indonesiane. Huahahaha...kok padha

wae, hweh, hwehehehe. Mas, iki kitabe sapa Mas?

Riko : Kitabe ndomblong niku. (KKN/20-09-15/21)

Riko : ‘Silakan.’

Bowo Landa :‘Cari menu. Wah terima kasih Mas. Nanti saya

panggil lagi. Jabang bayi, Ini menu atau kitab

sanskerta ya ini ya. Hawehawewewwehh...ya ini

ndomblong benar ini, hahaha. Jabang bayi.

Hwalwhalha...lwhalhahwalwha...wahhh. Oh

mungkin halaman pertama itu jawanya, halaman ke

dua pasti indonesianya. Huahahaha...kok sama

saja, hweh, hwehehehe. Mas, ini kitabnya siapa

Mas?’

Riko : ‘Kitabnya ndomblong itu.’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada tuturan tersebut

terdapat pada tuturan Jabang bayi, iki menu apa kitab sanskerta ya

Page 84: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

iki ya ‘Jabang bayi, Ini menu atau kitab Sanskerta ya ini ya’. Tuturan

tersebut dituturkan oleh Bowo Landa untuk mengritik buku menu di

Kedai Kopi Ndomblong yang tulisannya menggunakan aksara Jawa.

Bowo Landa tidak bisa membaca tulisan tersebut sehingga Bowo

Landa mengeluhkannya dan mengritik itu buku menu atau kitab

Sanskerta. Kata majemuk ‘jabang bayi’ dalam tuturan tersebut

merupakan kata yang memiliki arti negatif yakni sebagai ekspresi

untuk menyatakan makian atau mengejek. Pemarkah lingual yang

menandai subtindak tutur ekspresif mengritik pada tuturan tersebut

adalah Jabang bayi, iki menu apa kitab sanskerta ya iki ya ‘Jabang

bayi, Ini menu atau kitab sanskerta ya ini ya’. Tuturan subtindak tutur

ekspresif mengritik pada tuturan tersebut terjadi karena Bowo Landa

tidak bisa membaca menu yang ada di buku menu Kedai Kopi

Ndomblong karena tulisannya menggunakan aksara Jawa, dan Bowo

Landa mengeluhkannya.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan Riko di

Kedai Kopi Ndomblong. Ketika Bowo Landa melihat buku menu Kedai

Kopi Ndomblong dan tidak bisa membacanya, Riko memberikan solusi

dan Bowo Landa mengritiknya.

(67) Riko : Niki enten japlakane, tenang. Mangkih ditranslate

setunggal-setunggal.

Bowo Landa : Wah anu we Mas, kene sing wedang umup apa

biasane ngono? Tak nggone grujukan dhewe

ngono. Riko : Hahaha. (KKN/20-09-15/22)

Riko : ‘Ini ada contekannya, tenang. Nanti ditranslate

satu-satu.’

Bowo Landa : ‘Wah itu saja Mas, di sini yang air mendidih apa

biasanya? Saya akan pakai untuk menyiram saya

sendiri seperti itu.’

Riko : Hahaha.

Page 85: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (75) data

di atas tedapat pada tuturan Wah anu we Mas, kene sing wedang

umup apa biasane ngono? Tak nggone grujukan dhewe ngono

‘Wah itu saja Mas, di sini yang air mendidih apa biasanya? Saya akan

pakai untuk menyiram saya sendiri seperti itu’. Tuturan tersebut

dituturkan oleh Bowo Landa untuk mengritik solusi yang telah

diberikan oleh Riko. Ketika Bowo berniat membaca buku menu Kedai

Kopi Ndomblong dan ternyata tidak bisa membacanya karena menu

tersebut menggunakan tulisan aksara Jawa, Riko memberikan solusi

agar Bowo Landa tidak khawatir lagi. Riko mengatakan bahwa ada

contekannya jadi yang tidak bisa membaca aksara Jawa bisa sekaligus

belajar. Bowo Landa menolak solusi tersebut dan malah meminta air

mendidih yang ingin digunakan untuk menyiram badannya sendiri

karena Bowo Landa tidak sabar jika harus menraslate tulisan yang

beraksara Jawa tersebut. Pemarkah lingual yang menandai subtindak

tutur ekspresif mengritik pada tuturan tersebut adalah kalimat Wah

anu we Mas, kene sing wedang umup apa biasane ngono? Tak

nggone grujukan dhewe ngono. ‘Wah itu saja Mas, di sini yang air

mendidih apa biasanya? Saya akan pakai untuk menyiram saya sendiri

seperti itu’. Tuturan subtindak tutur ekspresif mengritik pada tuturan

tersebut terjadi karena Bowo Landa tidak sabar jika harus menraslate

tulisan yang menggunakan aksara Jawa di buku menu Kedai Kopi

Ndomblong.

Page 86: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan Riko di

Kedai Kopi Ndomblong. Bowo Landa mengritik Riko karena dari awal

tidak memberikan buku menu yang tidak menggunakan aksara Jawa saja.

(68) Bowo Landa : Sing biasa ora ana? Menu sing biasa.

Riko : Oh wonten-wonten.

Bowo Landa : Lha mbok ya mau dikeki sing biasa... Oh..

Riko : Wonten kalih.

Bowo Landa : Ternyata eneng translitane. (KKN/20-09-15/23)

Bowo Landa : ‘Yang biasa tidak ada? Menu yang biasa.’

Riko : ‘Oh ada-ada’

Bowo Landa : ‘Lha seharusnya dari tadi dikasih yang biasa...

Oh..’

Riko : ‘Ada dua’

Bowo Landa : ‘Ternyata ada translitannya.’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (76) data di

atas terdapat pada tuturan Lha mbok ya mau dikeki sing biasa... Oh..

‘Lha seharusnya dari tadi dikasih yang biasaaa. Oh..’. Tuturan tersebut

dituturkan oleh Bowo Landa untuk mengritik Riko yang tidak

memberikan buku menu yang tidak menggunakan aksara Jawa akan

tetapi Riko malah memberikan buku menu yang menggunakan aksara

Jawa. Pemarkah lingual yang menandai subtindak tutur ekspresif

mengritik pada tuturan tersebut adalah kalimat Lha mbok ya mau

dikeki sing biasa... Oh.. ‘Lha seharusnya dari tadi dikasih yang

biasa... Oh..’. Tuturan subtindak tutur ekspresif mengritik pada tuturan

tersebut terjadi karena Bowo Landa menginginkan buku menu yang

menggunakan bahasa dan aksara yang mudah dipahami.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan

karyawan Kedai Kopi Ndomblong yang bernama Riko dan Dani. Bowo

Landa mengritik Dani karena sejak Bowo Landa di situ Dani diam saja.

(69) Bowo Landa: Ndomblong spesial, Ndomblong Spesial Lelet,

kopi susu Walanda, kopi susu coklat, iki ya

Walanda. Hahaha. Wah iki lucu tenan iki, marai

Page 87: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

ndomblong tenan. Ayo..ayo nggawe bareng-

bareng karo Mas?

Riko : Riko.

Bowo Landa : Karo Mas?

Dani : Dani.

Bowo Landa : Kok we meneng wae ta?

Dani : Hehehe. (KKN/20-09-15/24)

Bowo Landa: ‘Ndomblong Spesial, Ndomblong Spesial Lelet,

Kopi Susu Walanda, Kopi Susu Coklat, ini juga

Walanda. Hahaha. Wah ini lucu sekali ini,

membuat tercengang benar. Ayo..ayo membuat

bersama-sama dengan Mas?’

Riko : Riko.

Bowo Landa : ‘Dengan Mas?’

Dani : Dani.

Bowo Landa : ‘Kok kamu diam saja?’

Dani : Hehehe.

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (77) data di

atas terdapat pada tuturan Kok we meneng wae ta? ‘Kok kamu diam

saja?’. Tuturan tersebut dituturkan oleh Bowo Landa untuk mengritik

Dani yang sejak dari tadi diam saja. Dani hanya merespon pernyataan

Bowo Landa dengan tertawa. Pemarkah lingual yang menandai

subtindak tutur ekspresif mengritik pada tuturan tersebut adalah Kok

we meneng wae ta? ‘Kok kamu diam saja?’. Tuturan subtindak tutur

ekspresif mengritik pada kutipan (77) data di atas terjadi karena Bowo

Landa melihat Dani yang sejak Bowo Landa mendekati Riko dan

Dani, Dani diam saja.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan Boy di

dapur Kedai Kopi Ndomblong. Boy mengritik Bowo Landa karena telah

memanggilnya dengan barista dan owner di Kedai Kopi Ndomblong.

(70) Boy : Wah jangan barista Mas.

Bowo Landa : Lha apa?

Boy : Kedhuwuren.

Bowo Landa : Oh kedhuwuren? Sebagai ownernya.

Boy : Jiaa.. lha kok saya dhuwur Mas?

Page 88: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Bowo Landa : Lha kowe dhuwur ok. (KKN/20-09-15/25)

Boy : Wah jangan barista Mas.

Bowo Landa : Lha apa?

Boy : ‘Ketinggian.’

Bowo Landa : ‘Oh ketinggian? Sebagai pemiliknya.’

Boy : ‘Lha kok semakin tinggi Mas?’

Bowo Landa : ‘Lha anda tinggi.’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (78) data di

atas terdapat pada tuturan Jiaa.. lha kok saya dhuwur Mas? ‘Lha kok

semakin tinggi Mas?’. Tuturan tersebut dituturkan oleh Boy untuk

mengritik Bowo Landa karena telah memanggilnya dengan barista dan

owner dari Kedai Kopi Ndomblong. Boy merasa tidak nyaman

dipanggil barista dan pemilik Kedai Kopi Ndomblong oleh Bowo

Landa meskipun sebenarnya Boy adalah barista dan pemilik dari Kedai

Kopi Ndomblong karena menurutnya panggilan itu terlalu tinggi dan

tidak pantas untuknya. Pemarkah lingual yang menandai subtindak tutur

ekspresif mengritik pada tuturan tersebut adalah Lha kok saya dhuwur

Mas? ‘Lha kok semakin tinggi Mas?’.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan Boy di

dapur Kedai Kopi Ndomblong. Bowo Landa mengritik Boy karena tidak

biasa melihat pembuatan wedang kopi yang dimasak.

(71) Boy : Kopi Lelet. Dileleti. Kopi Lelet itu bedanya

dimasak Mas. Jadi kayak ada namanya Kopi

Lelet, kopi...itu sama aja, itu biasanya daerah

pesisir rembangan kayak gitu.

Bowo Landa : Nek sangertiku lho Mas, kopi ki biasane bubuk

kopi diser ser dicor ser...dadi. Boy : Nah..itu yang seduh. (KKN/20-09-15/26)

Boy : ‘Kopi Lelet. Dileletkan. Kopi Lelet itu bedanya

dimasak Mas. Jadi seperti namanya Kopi Lelet,

kopi...itu sama saja, itu boasanya daerah pesisir

rembangan seperti itu.’

Page 89: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Bowo Landa :‘Kalau setau saya lho Mas, kopi itu biasanya

bubuk kopi di tuang..jadi.’

Boy : Nah..itu yang seduh.

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (79) data di

atas terdapat pada tuturan Nek sangertiku lho Mas, kopi ki biasane

bubuk kopi diser ser dicor ser...dadi ‘Kalau setahu saya lho Mas, kopi

itu biasanya bubuk kopi di tuang..jadi’. Tuturan tersebut dituturkan

oleh Bowo Landa untuk mengritik Boy karena proses pembuatan

minuman kopi di Kedai Kopi Ndomblong berbeda dengan biasanya.

Kopi di Kedai Kopi Ndomblong dibuat dengan cara dimasak

sedangkan setahu Bowo Landa pembuatan kopi hanya diseduh dengan

air panas. Pemarkah lingual yang menandai subtindak tutur ekspresif

mengritik pada tuturan tersebut adalah Nek sangertiku lho Mas

‘Kalau setahu saya lho Mas’. Tuturan subtindak tutur ekspresif

mengritik pada kutipan (79) data di atas terjadi karena Bowo Landa

memberikan pendapatnya mengenai cara pembuatan kopi yang

biasanya dia lakukan.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan Boy di

dapur Kedai Kopi Ndomblong. Boy mengritik Bowo Landa untuk tidak

memainkan tempat pembuatan untuk memasak kopi.

(72) Bowo Landa : Ini a..ya... ini namanya net pingpong.

Ya..ini mase ya lucu tenana. Terus kita

sumet.

Boy : Sumet. Boleh. Wa... jebol tenan iki Mas.

Ampun ngono Mas. Nganggo a...

Bowo Landa : Wo... nganggo iki? Waa...ora weruha. Mau

soale ya wong Jawa. Aja ngomong, fals

ngko. Oke kita ngenteni iku umup terus apa

meneh sing dicepakke?. (KKN/20-09-15/27)

Bowo Landa : ‘Ini..ya... ini namanya net pingpong. Ya..ini

masnya lucu sekali. Lalu kita nyalakan.’

Page 90: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Boy : ‘Nyalakan. Boleh. Wa... jebol benar nanti

Mas. Jangan seperti itu Mas. Pakai...’

Bowo Landa : ‘O Pakai ini? Wa...tidak lihat. Soalnya tadi

juga orang Jawa. Jangan bicara, fals nanti.

Oke kita tunggu itu mendidih lalu apa lagi

yang disiapkan?’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan ( 80) data

di atas terdapat pada tuturan Sumet. Boleh. Wa... jebol tenan iki Mas.

Ampun ngono Mas. Nganggo a... ‘Nyalakan. Boleh. Wa... jebol nanti

Mas. Jangan seperti itu Mas. Pakai...’. Tuturan tersebut dituturkan

oleh Boy untuk mengritik perilaku Bowo Landa yang sedang

memainkan panci yang akan digunakan untuk memasak kopi. Ketika

panci tersebut dimainkan Bowo Landa, Boy melarangnya karena

khawatir pancinya akan rusak. Pemarkah lingual yang menandai

subtindak tutur ekspresif mengritik pada tuturan tersebut adalah

kalimat Wa... jebol tenan iki Mas. Ampun ngono Mas ‘Wa... jebol

nanti Mas. Jangan seperti itu Mas’.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dan Boy di

Kedai Kopi Ndomblong. Bowo Landa mengritik pernyataan Boy

mengenai pembuatan Kopi di Kedai Kopi Ndomblong.

(73) Bowo Landa : Oh...dipisah barang ya isa?

Boy : Isa.

Bowo Landa : Wa kuwi talak pira gekan?

Boy : Talak pitu Mas.

Bowo Landa : Wehehe...nganggo dipisah apa ya ra

rukun karo bojone. Dadi ceritane neng

keneki tergantung pilihan pemirsa.

Tergantung pilihan yang mau kopi yang

mau pait atau yang legi. Nah ini kira-kira

kita arep gawe sing legi apa sing pait?

(KKN/20-09-15/28)

Bowo Landa : ‘Oh...dipisah juga bisa?’

Boy : ‘Bisa’

Bowo Landa : ‘Wah itu sudah talak berapa?’

Page 91: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Boy : ‘Talak tujuh Mas.’

Bowo Landa :‘Wehehe...Pakai dipisah itu apa tidak

rukun dengan istri/suaminya? Jadi ceritanya

di sini itu tergantung pilihan pemirsa.

Tergantung pilihan yang ingin kopi yang

pahit atau yang manis. Nah ini kira-kira kita

akan membuat yang manis apa yang pahit?’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (81) data di

atas terdapat pada tuturan Wehehe...nganggo dipisah apa ya ra rukun

karo bojone. Dadi ceritane neng keneki tergantung pilihan pemirsa.

Tergantung pilihan yang mau kopi yang mau pait atau yang legi.

Nah ini kira-kira kita arep gawe sing legi apa sing pait?

‘Wehehe...pakai dipisah itu apa tidak rukun dengan istri/suaminya?

Jadi ceritanya di sini itu tergantung pilihan pemirsa. Tergantung

pilihan yang ingin kopi yang pahit atau yang manis. Nah ini kira-kira

kita akan membuat yang manis apa yang pahit?’. Tuturan tersebut

dituturkan oleh Bowo Landa untuk mengritik pernyataan Boy yang

telah merespon humor yang telah dilontarkan Bowo Landa

sebelumnya. Dalam pembuatan kopi di Kedai Kopi Ndomblong, ada

kopi yang saat dimasak gulanya dipisah dengan kopi dan ada juga

yang tidak. Bowo Landa menanggapinya secara berhumor dengan

bertanya kepada Boy sudah talak berapa? (karena sebelumnya ada

penggunaan kata ‘dipisah’ yang diibaratkan dengan hubungan suami

istri) lalu Boy menjawabnya juga dengan berhumor yakni Talak pitu

Mas ‘Talak tujuh Mas’. Bowo Landa mengritik jawaban Boy tersebut

dengan menuturkan pertanyaan kenapa dipisah apakah tidak rukun

dengan istri/suaminya. Pemarkah lingual yang menandai subtindak

Page 92: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

tutur ekspresif mengritik pada tutran tersebut adalah kalimat

Wehehe...nganggo dipisah apa ya ra rukun karo bojone.

‘Wehehe...Pakai dipisah itu apa tidak rukun dengan istri/suaminya?’.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Boy dan Bowo Landa di

dapur Kedai Kopi Ndomblong. Boy mengritik pernyataan Bowo Landa

mengenai kesukaan Bowo Landa atas yang manis-manis.

(74) Boy : Jenengan seneng sing legi apa sing pait?

Bowo Landa : Aku pecinta yang manis-manis dong.

Boy : Ketoke uripe jenengan wis pait-pait yoan.

Bowo Landa : Hahaha...ngerti wae lho, gah aku. (KKN/20-09-

15/29)

Boy : ‘Anda suka yang manis atau yang pahit?’

Bowo Landa : ‘Saya pecinta yang manis-manis dong’

Boy : ‘Kelihatannya hidup Anda juga sudah pahit.’

Bowo Landa : ‘Hahaha... tau saja, tidak mau saya.’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (82) data

di atas terdapat pada tuturan Ketoke uripe jenengan wis pait-pait

yoan ‘Kelihatannya hidup Anda juga sudah pahit’. Tuturan tersebut

dituturkan oleh Boy untuk mengritik jawaban Bowo Landa atas

pertanyaan yang diberikannya kepada Bowo Landa. Ketika Bowo

Landa ditanya suka pahit atau manis Bowo Landa menjawab suka

yang manis karena dia pecinta yang manis-manis, Boy menanggapi

jawaban Bowo Landa tersebut dengan mengritiknya yakni dengan

mengejek bahwa hidupnya Bowo Landa sudah terlihat pahit maka dari

itu Bowo Landa memilih yang manis. Pemarkah lingual yang

menandai subtindak tutur ekspresif mengritik pada tuturan tersebut

adalah Ketoke uripe jenengan wis pait-pait yoan ‘Kelihatannya hidup

Anda juga sudah pahit’.

Page 93: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dan Boy di

dapur Kedai Kopi Ndomblong. Bowo Landa mengira Boy sekolah

khusus karena mengetahui tata cara memasak kopi.

(75) Boy : Kopi itu biar sempurna di panas 90 derajat Mas,

ketika panasnya sampe seratus derajat, dia rasane

kebakar. Makane ki aja ngasi mumbul-mumbul.

Bowo Landa: Kowe sekolahmu ngendi ta Mas? Kok ngerti

ngono kuwi?

Boy : Aku jarene kanca og Mas.

Bowo Landa: Wahaha....jebule mung jare kanca. Oh jadi kopi

yang dididihkan di atas 90 derajat ki terbakar

kopinya. (KKN/20-09-15/30)

Boy :‘Kopi itu agar sempurna di panas 90 derajat Mas,

ketika panasnya sampai seratus derajat, dia rasanya

terbakar. Maka dari itu jangan sampai mendidih

(terdapat gumpalan).’

Bowo Landa:‘Anda sekolahnya di mana Mas? Kok mengerti

seperti itu?’

Boy : ‘Saya katanya teman Mas’

Bowo Landa:‘Wahaha...ternyata hanya kata teman. Oh jadi kopi

yang didihkan di atas 90 derajat itu akan terbakar

kopinya.’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (83) data di

atas terdapat pada tuturan Wahaha....jebule mung jare kanca. Oh jadi

kopi yang dididihkan di atas 90 derajat ki terbakar kopinya

‘Wahaha...ternyata hanya kata teman. Oh jadi kopi yang didihkan di

atas 90 derajat itu akan terbakar kopinya’. Tuturan tersebut dituturkan

oleh Bowo Landa untuk mengritik Boy karena Bowo Landa mengira

Boy mengikuti sekolah khusus karena mengetahui banyak hal tentang

tata cara memasak kopi, padahal Boy hanya mengetahui hal tersebut

dari teman. Tuturan mengritik Bowo Landa disampaikan dalam

bentuk ejekan karena pada saat Bowo Landa menuturkan tuturan

Wahaha....jebule mung jare kanca ‘Wahaha...ternyata hanya kata

teman’, Bowo Landa sambil tertawa keras dan terbahak-bahak dengan

Page 94: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

nada bicara yang mengejek. Pemarkah lingual yang menunjukkan

subtindak tutur ekspresif mengritik pada tuturan tersebut adalah

kalimat Wahaha....jebule mung jare kanca ‘Wahaha...ternyata hanya

kata teman’.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dan Boy di

dapur Kedai Kopi Ndomblong. Saat proses pembuatan kopi, Bowo

Landa mengritik Boy yang tidak memberitahunya untuk mengaduk kopi

tersebut.

(76) Boy : Kalau di bawah 90 kadang kurang mateng. Jadi

ketika kopi ini akan dimasak harus dipaske tenan.

Ini matenge pas, aja nganti gosong, ketika dia

udah naik ke 100 derajat ya diangkat sik, iki

misale jenengan karo ngadhuk ya rapapa.

Bowo Landa : Oh...ngomong. Lha ya iki mau aku ya ngerti

kok njendhel wae. Hehe oh jebule nganggo

diadhuk? (KKN/20-09-15/31)

Boy : ‘Kalau di bawah 90 kadang kurang matang. Jadi

ketika kopi ini akan dimasak harus dipaskan

benar. Ini matangnya pas, jangan sampai gosong,

ketika dia sudah naik ke 100 derajat ya diangkat

dulu, ini misalnya anda sambil mengaduk juga

tidak apa-apa.’

Bowo Landa : ‘Oh...bilang. Lha ini tadi saya juga tahu kok

mengental terus. ’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (84) data di

atas terdapat pada tuturan Oh...ngomong. Lha ya iki mau aku ya

ngerti kok njendhel wae. Hehe oh jebule nganggo diadhuk?

‘Oh...bilang. Lha ini tadi saya juga tahu kok mengental terus’. Tuturan

tersebut dituturkan oleh Bowo Landa untuk mengritik Boy yang sejak

awal tidak memberitahunya untuk mengaduk kopi sehingga ampas

kopi tersebut masih mengental. Pada saat Boy menjelaskan tentang

cara memasak kopi yang benar kepada Bowo Landa, Boy

menyarankan Bowo Landa untuk sambil mengaduknya. Bowo Landa

Page 95: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

sebenarnya mengetahui bahwa ampas kopi itu masih dibawah

sehingga ampas kopinya masih tertahan dan mengental di bawah serta

tidak menyebar, seharusnya pada saat memasak kopi itu sambil

diaduk, akan tetapi karena Boy tidak menyuruhnya untuk mengaduk

Bowo Landa juga tidak mengaduknya sehingga Bowo Landa

mengritik Boy. Pemarkah lingual yang menandai subtindak tutur

ekspresif mengritik pada tuturan tersebut adalah kalimat

Oh...ngomong. Lha ya iki mau aku ya ngerti kok njendhel wae

‘Oh...bilang. Lha ini tadi saya juga tahu kok mengental terus’.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dan Boy di

dapur Kedai Kopi Ndomblong. Saat Bowo Landa mengaduk kopi ke arah

kanan, Boy mengritik Bowo Landa agar mengaduknya ke arah kiri.

(77) Boy : Kalau di bawah 90 kadang kurang mateng. Jadi

ketika kopi ini akan dimasak harus dipaske tenan.

Ini matenge pas, aja nganti gosong, ketika dia

udah naik ke 100 derajat ya diangkat sik, iki misale

jenengan karo ngadhuk ya rapapa.

Bowo Landa : Oh...ngomong. lha ya iki mau aku ya ngerti kok

njendhel wae. Hehe oh jebule nganggo diadhuk?

Boy : Mas nek misale ngadhuke ngiwa piye?

Bowo Landa : Emang nek kopi ki kudu ngadhuke ngiwa?

Boy : Ngiwa. (KKN/20-09-15/32)

Boy : ‘Kalau di bawah 90 kadang kurang matang. Jadi

ketika kopi ini akan dimasak harus dipaskan benar.

Ini matangnya pas, jangan sampai gosong, ketika

dia sudah naik ke 100 derajat ya diangkat dulu, ini

misalnya anda sambil mengaduk juga tidak apa-

apa.’

Bowo Landa :‘Oh...ngomong. Lha ini tadi saya juga tahu kok

mengental terus. Hehe oh ternyata pakai diaduk?’

Boy :‘Mas kalau misalnya mengaduknya ke kiri

bagaimana?’

Bowo Landa :‘Memangnya kalau kopi itu mengaduknya harus

ke kiri?’

Boy : ‘Ke kiri.’

Page 96: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (85) data di

atas terdapat pada tuturan Mas nek misale ngadhuke ngiwa piye?

‘Mas kalau misalnya mengaduknya ke kiri bagaimana?’. Tuturan

tersebut dituturkan oleh Boy untuk mengritik Bowo Landa yang

mengaduk kopi ke arah kanan karena menurut Boy dalam mengaduk

kopi itu harus ke arah kiri. Pemarkah lingual yang menandai subtindak

tutur ekspresif mengritik pada tuturan tersebut adalah kalimat Mas

nek misale ngadhuke ngiwa piye? ‘Mas kalau misalnya

mengaduknya ke kiri bagaimana?’. Tuturan subtindak tutur ekspresif

mengritik pada tuturan tersebut terjadi karena Boy ingin

membenarkan cara mengaduk kopi yang benar kepada Bowo Landa

agar kopinya lebih terasa enak.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dan Boy di

dapur Kedai Kopi Ndomblong. Boy mengritik pernyataan Bowo Landa

yang mengingatkannya untuk memberi gula pada kopi yang sedang

mereka buat.

(78) Bowo Landa: Oke kita bikin. Pertama kita ambil yang namanya

sendok. Kemudian taruh di mulut dan kelereng.

Hahaha. Ini dua sendok setengah, satu, dua,

setengah, yang ini satu saja.

Boy : Sekarang kita panaskan airnya.

Bowo Landa : Iki? lha iki durung dikeki gulaa?

Boy : Jarene mau pengin sing pait pait? (KKN/20-

09-15/33)

Bowo Landa: ‘Oke kita buat. Pertama kita ambil yang namanya

sendok. Kemudian taruh di mulut dan kelereng.

Hahaha. Ini dua sendok setengah, satu, dua,

setengah, yang ini satu saja.’

Boy : Sekarang kita panaskan airnya.

Bowo Landa : ‘Ini? Lha ini belum dikasih gula?’

Boy : ‘Katanya tadi ingin yang pahit?’

Page 97: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (86) data di

atas terdapat pada tuturan Jarene mau pengin sing pait pait?

‘Katanya tadi ingin yang pahit?’. Tuturan tersebut dituturkan oleh Boy

untuk mengritik pertanyaan Bowo Landa yang bertanya kepada Boy

mengenai kopi yang belum dikasih gula. Boy mengritik pertanyaan

tersebut karena di awal sebelum membuat kopi Bowo Landa

menginginkan kopi yang pahit, sehingga kopinya tidak perlu dikasih

gula. Pemarkah lingual yang menandai subtindak tutur ekspresif pada

tuturan tersebut adalah Jarene mau pengin sing pait pait? ‘Katanya

tadi ingin yang pahit?’. Tuturan subtindak tutur ekspresif mengritik

pada tuturan tersebut terjadi karena Boy ingin mengingatkan kepada

Bowo landa bahwa di awal Bowo Landa menginginkan kopi yang

pahit sehingga tidak perlu dikasih gula.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dan Boy di

dapur Kedai Kopi Ndomblong. Saat membuat kopi, Bowo Landa

mengritik Boy yang tidak mengaduk kopi tersebut karena lain dari pada

yang lain.

(79) Bowo Landa: Pelanggani nomer satu. Uangnya nomer dua. Ya

iya nho ya..teka sik bar kuwi langsung mbayar.

Masak mbayar sik lagi teka kan ra mungkin. Oke.

Sudah. Diadhuk ngiri? Kok ora diadhuk?

Boy : Ini ngadhuknya kalau sama gula, mangga

diadhuk. (KKN/20-09-15/34)

Bowo Landa: ‘Pelanggan itu nomor satu. Uangnya nomor dua.

Ya iya..sampai dulu habis itu langsung

membayar. Masak membayar dulu baru sampai

kan tidak mungkin. Oke. Sudah. Diaduk ke kiri?

Kok tidak diaduk?’

Boy : ‘Ini mengaduknya kalau sama gula, silakan

diaduk.’

Page 98: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (87) data di

atas terdapat pada tuturan Pelanggani nomer satu. Uangnya nomer

dua. Ya iya nho ya..teka sik bar kuwi langsung mbayar. Masak

mbayar sik lagi teka kan ra mungkin. Oke. Sudah. Diadhuk ngiri?

Kok ora diadhuk? ‘Pelanggan itu nomor satu. Uangnya nomor dua.

Ya iya..sampai dulu habis itu langsung membayar. Masak membayar

dulu baru sampai kan tidak mungkin. Oke. Sudah. Diaduk ke kiri?

Kok tidak diaduk?’. Tuturan tersebut dituturkan oleh Bowo Landa

untuk mengritik Boy yang tidak mengaduk kopi tersebut karena lain

dari pada yang lain. Pemarkah lingual yang menandai subtindak tutur

ekspresif mengritik pada tuturan tersebut adalah Kok ora diadhuk?

‘Kok tidak diaduk?’.

Tuturan subtindak tutur ekspresif mengritik pada tuturan

tersebut terjadi karena Bowo Landa ingin mengetahui kejelasan

mengenai perbedaan cara membuat masing-masing kopi yang ternyata

setiap nama minuman kopi memiliki cara pembuatan dan bahan yang

berdeda-beda.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dan Boy di

dapur Kedai Kopi Ndomblong. Bowo Landa mengritik Boy yang telah

membohonginya. Saat akan membalik kopi, Boy mengatakan kopi

tersebut akan membalik sendiri akan tetapi ternyata Boy sendiri yang

membaliknya.

(80) Bowo Landa : Bimsalabim jadi apa. Iki ngko malik dhewe?

Boy : Malik dhewe.

Bowo Landa : Tenanan lho ki.

Boy : Kosik.

Bowo Landa : Iki didomblongi ngene ki? Lha mbok walik

nhog! Wah didongani tenan ta iki? (KKN/20-

09-15/35)

Page 99: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Bowo Landa : ‘Bimsalabim jadi apa. Ini nanti membalik

sendiri?’

Boy : ‘Membalik sendiri.’

Bowo Landa : ‘Serius ini.’

Boy : ‘Sebentar’

Bowo Landa : ‘Ini diperhatikan seperti ini. Lha kamu yang

membaliknya. Wah benar didoakan ini?’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (88) data di

atas terdapat pada tuturan Iki didomblongi ngene ki? Lha mbok walik

nhog! Wah didongani tenan ta iki? ‘Ini diperhatikan seperti ini. Lha

kamu yang membaliknya. Wah beneran didoakan ini?’. Tuturan

tersebut dituturkan oleh Bowo Landa untuk mengritik Boy yang telah

membohonginya. Saat akan membalik kopi, Boy mengatakan kopi

tersebut akan membalik sendiri akan tetapi ternyata Boy sendiri yang

membaliknya. Pemarkah lingual yang menandai subtindak tutur

ekspresif mengritik pada tuturan tersebut adalah kalimat Lha mbok

walik nhog! Wah didongani tenan ta iki? ‘Lha kamu yang

membaliknya. Wah benar didoakan ini?’. Tuturan mengritik pada data

di atas terjadi karena Bowo Landa ingin membuktikan perkataan Boy

yang katanya kopi tersebut bisa membalik sendiri karena didoakan.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dan Boy di

dapur Kedai Kopi Ndomblong. Bowo Landa mengritik Boy yang tidak

mau mengaku bahwa Boy adalah pemilik Kedai Kopi Ndomblong.

(81) Bowo Landa : Hahaha. Senine kaya ngono kuwi ya. Kopi

Walik karo Spesial Ndomblong Lelet. Nah kaya

ngapa, ngko mbok menawa enek sing spesial

liyane enek?

Boy : Banyak.

Bowo Landa : Oke, ngko ditokne neng kene karo ngobrol-

ngobrol karo ownere kene. Sing nduwe kene sapa

jenenge? Lha iki dhewe ok! Oh bar iki kita

jagongan karo ngicipi iki. Tetep di Preman

Pawon, ndomblong yuk... (KKN/20-09-15/36)

Page 100: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Bowo Landa : ‘Hahaha. Seninya seperti itu ya. Kopi Walik

sama Spesial Ndomblong Lelet. Nah seperti apa,

siapa tahu ada yang spesial lainnya?’

Boy : Banyak.

Bowo Landa : ‘Oke, nanti dikeluarkan sambil berbincang-

bincang dengan pemiliknya. Yang punya sini

namanya siapa? Lha ini sendiri. Oh setelah ini

kita berbincang sambil mencicipi ini. Tetap di

Preman Pawon, ndomblong yuk...’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (89) data di

atas terdapat pada tuturan Oke, ngko ditokne neng kene karo

ngobrol-ngobrol karo ownere kene. Sing nduwe kene sapa jenenge?

Lha iki dhewe ok! Oh bar iki kita jagongan karo ngicipi iki. Tetep di

Preman Pawon ndomblong yuk... ‘Oke, nanti dikeluarkan sambil

berbincang-bincang dengan pemiliknya. Yang punya sini namanya

siapa? Lha ini sendiri. Oh setelah ini kita berbincang sambil mencicipi

ini. Tetap di Preman Pawon, ndomblong yuk...’. Tuturan tersebut

dituturkan oleh Bowo Landa untuk mengritik Boy yang tidak

mengaku sebagai owner (pemilik) Kedai Kopi Ndomblong. Ketika

Bowo Landa dan Boy selesai membuat kopi, Bowo Landa ingin

mencicipinya sambil berbincang-bincang dengan pemilik Kedai Kopi

Ndomblong. Pada saat Bowo Landa bertanya kepada Boy mengenai

pemilik Kedai Kopi Ndomblong itu siapa, Boy tidak langsung

menjawabnya akan tetapi malah membisiki Bowo Landa, Boy

menjawab bahwa yang punya adalah Boy sendiri. Setelah Boy

membisiki Bowo Landa, Bowo Landa mengritiknya. Pemarkah

lingual yang menandai subtindak tutur ekspresif pada tuturan tersebut

adalah Lha iki dhewe ok! ‘Lha ini sendiri!’. Tuturan subtindak tutur

Page 101: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

ekspresif mengritik pada tuturan tersebut terjadi karena Bowo Landa

ingin mengetahui owner atau pemilik Kedai Kopi Nomblong.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dan Boy di

dapur Kedai Kopi Ndomblong. Bowo Landa mengritik pernyataan Boy

yang menyarankan kepada orang Indonesia untuk belajar membaca

aksara Jawa.

(82) Boy : Bukan gitu, lha jenengan isa maca ra?

Bowo Landa : Ora, hehehe.

Boy : Jenengan tanya wong Eropa, mereka isa

maca, mereka mau belajar ini, masa kita nggak

mau belajar, ya isin...

Bowo Landa : Bahasane dhewe kok masak ndadak belajar?

(KKN/20-09-15/37)

Boy : ‘Bukan begitu, lha Anda bisa membaca tidak?’

Bowo Landa : ‘Tidak hehehe.’

Boy :‘Anda tanya orang Eropa, mereka bisa

membaca, mereka mau belajar ini, masa kita

tidak mau belajar? Ya malu..’

Bowo Landa :‘Bahasanya sendiri kok pakai belajar?’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (90) data di

atas terdapat pada tuturan Bahasane dhewe kok masa ndadak

belajar? ‘Bahasanya sendiri kok pakai belajar?’. Tuturan tersebut

dituturkan oleh Bowo Landa untuk mengritik pernyataan Boy yang

menyarankan orang Indonesia untuk belajar membaca aksara Jawa.

Boy mengatakan bahwa orang Eropa saja bisa membaca tulisan

beraksara Jawa dan orang Eropa juga mau untuk belajar membaca

tulisan beraksara. Boy menyarankan orang Indonesia agar tidak kalah

dengan orang Eropa yang mau belajar membaca tulisan beraksara

Jawa. Bowo Landa mengritiknya dengan mengatakan kenapa orang

indonesia harus belajar padahal itu bahasa kita sendiri. Pemarkah

lingual yang menandai subtindak tutur ekspresif mengritik pada

Page 102: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

tuturan tersebut adalah kalimat Bahasane dhewe kok masak ndadak

belajar? ‘Bahasanya sendiri kok pakai belajar?’. Tuturan subtindak

tutur mengritik pada data di atas terjadi bermula ketika Bowo Landa

menolak untuk mempelajari tulisan beraksara Jawa, dan Boy tetap

menyarankan agar mau belajar membaca aksara Jawa karena bahasa

tersebut adalah bagian dari bahasa orang Indonesia sendiri.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dan Boy di

dapur Kedai Kopi Ndomblong. Boy mengritik pernyataan Bowo Landa

yang menolak untuk belajar membaca aksara Jawa.

(83) Boy : Jenengan tanya wong Eropa, mereka isa maca,

mereka mau belajar ini, masa kita nggak mau

belajar, ya isin...

Bowo Landa : Bahasane dhewe kok masa ndadak belajar?

Boy : Lha isa maca ora?

Bowo Landa : Ora.. (KKN/20-09-15/38)

Boy :‘Anda tanya orang Eropa, mereka bisa membaca,

mereka mau belajar ini, masa kita tidak mau

belajar? Ya malu..’

Bowo Landa : ‘Bahasanya sendiri kok pakai belajar?’

Boy : ‘Lha bisa membaca tidak?’

Bowo Landa : ‘Tidak..’

Subtindak tutur ekspresif mengritik pada kutipan (91) data di

atas terdapat pada tuturan Lha Isa maca ora? ‘Lha bisa membaca

tidak?’. Tuturan tersebut dituturkan oleh Boy untuk menjawab

pertanyaan Bowo Landa yang menyatakan mengapa harus belajar

sedangkan bahasa itu sudah merupakan bahasa kita sendiri. Boy

mengritiknya dengan menanyakan sudah bisa membaca tulisan

beraksara Jawa atau belum, jika belum kita disarankan untuk belajar

membacanya karena kita tidak boleh kalah dengan orang Eropa yang

sangat bersemangat mempelajari aksara Jawa padahal itu bukan

Page 103: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

bagian dari bahasa mereka. Pemarkah lingual yang menandai

subtindak tutur ekspresif mengritik pada tuturan tersebut adalah

tuturan Lha Isa maca ora? ‘Lha bisa membaca tidak?’. Tuturan

subtindak tutur ekspresif mengritik pada data tersebut terjadi karena

Boy ingin membenarkan pernyataan Bowo Landa dan ingin mengajak

kita agar mau belajar aksara Jawa.

Tabel 2. Subtindak Tutur Ekspresif Mengritik dalam Program Acara Preman

Pawon di TATV

No Acara

Preman

Pawon

Episode

Nomor Data Pemarkah Lingual Bentuk dan

Jenis

1. Njah

Djambon

(ND/01-08-15/32)

Lha mbok didol!! ‘Dijual

saja!!

Konteks sosial

2. (ND/01-08-15/33)

Wah cethil eram. ‘Wah pelit

sekali.’

Frasa

adjektival

3. (ND/01-08-15/34) Randha kemulan? Weh.. ‘Janda

berselimut? Eh..’

Interjeksi

berupa kritik

kekagetan

4. (ND/01-08-15/35)

Randha kemulane, aku

senenge randha kempling oke.

‘Janda berselimut, saya

sukanya janda yang baru.’

Konteks sosial

5. (ND/01-08-15/36) Wo..gah aku gah aku. Konteks fisik

Page 104: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

‘Oh..Tidak mau saya, Tidak

mau saya.’

6. (ND/01-08-15/37)

Wa...iki, bocahe gek cah

nakal-nakal pora kuwi? Gek

tukang kawin Mbak kuwi?

Tenan? ‘Wa... ini, anaknya

nakal-nakal tidak itu? Tukang

kawin Mbak itu? Benar?’

Konteks fisik

7. (ND/01-08-15/38)

Wuah mbok saya minta

dianterin Pak. ‘Wah... saya

minta diantar Pak.’

Konteks sosial

8. (ND/01-08-15/39)

Saka Timur Tengaha. Lha

renene ngebis kapan kuwi?.

‘Dari Timur Tengah. Lha

kesininya naik bis kapan itu?’

Konteks sosial

9. (ND/01-08-15/40)

Dicapi ngono kuwi? ‘Dicapi

seperti itu?’

Konteks sosial

10. (ND/01-08-15/41)

Wa...... gojek we, gah aku!

‘Wa...bercanda kamu, tidak

mau saya!’

Konteks sosial

11. (ND/01-08-15/42)

Randhane ndi? ‘Jandanya

mana?’

Konteks fisik

12. (ND/01-08-15/43)

Randha kuwi biasane ngene

wonge..iki kok dawa, kok

Konteks sosial

Page 105: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

mung dawa-dawa ngene?

‘Janda itu biasanya seperti ini

orangnya..ini kok panjang, kok

hanya panjang-panjang seperti

ini?’

13. (ND/01-08-15/44)

Lha kok mung dawa-dawa

ngene ki? ‘Lha kok hanya

panjang-panjang seperti ini?’

Konteks sosial

14. (ND/01-08-15/45)

Eh strobery rupane jambon

ya? ‘Eh strobery warnanya

pink ya?’

Konteks fisik

15. (ND/01-08-15/46)

Chery ndi...strobery iki. Wah...

‘Chery mana...strobery ini.

Wah...’

Konteks sosial

16. (ND/01-08-15/47) Wa...gojek we, jebule kowe ya

ra ruh. ‘Wa...bercanda kamu,

ternyata kamu juga tidak tahu.’

Konteks sosial

17. (ND/01-08-15/48) Sing bahasa ngene ki. ‘Yang

bahasa seperti ini.’

Konteks sosial

18. (ND/01-08-15/49) Sing anu, sing rada beda

ngene mau apa? ‘Yang agak

beda seperti ini tadi apa?

Konteks sosial

19. (ND/01-08-15/50) Nek bahasa kaya bocah

tukang kawin apa ki jenenge

Konteks fisik

Page 106: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Mbak? ‘Kalau bahasa seperti

bocah tukang kawin ini

namanya apa Mbak?’

20. (ND/01-08-15/51) Mili. ‘Mili (Mili liter)’ Kata

21. (ND/01-08-15/52)

Oh...sik sik sebentar. Oh ini

kocokan ta? ‘Oh...sebentar

sebentar. Oh ini kocokan ya?’

Konteks sosial

22. (ND/01-08-15/53)

Kalau nek e melu keraton

Njah biru nggih karena ibu

sukanya yang warna Djambon

jadi namanya Njah Djambon.

‘Kalau misalnya ikut keraton

Njah biru ya karena ibu

sukanya yang warna djambon

jadi namanya Njah Djambon.’

Konteks sosial

23. Sambel

Mbok Ti

(SMT/02-08-15/13)

Kok isa roti ta? ‘Kok bisa roti

sih?’

Konteks sosial

24. (SMT/02-08-15/14)

Wah we geleman no yoan.

‘Wah ternyata kamu mudah

mau ya.’

Konteks sosial

25. (SMT/02-08-15/15)

O pete, beda karo mete ya. Oke

kalem wae ta Mas! O...

murupke. Terus iki kok

dipisah ben ngapa? apa ora

Konteks sosial

Page 107: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

akur apa piye? ‘O petai, beda

karo mete ya. Oke kalem saja

Mas! O... menghidupkan. Terus

iki kok dipisah ben ngapa? apa

ora akur apa piye?’

26. (SMT/02-08-15/16)

Oh dimandiin? Nganggo

sabun? Ora? Ngko masuk

angin yahmene adus. ‘Oh

dimandikan? Memakai sabun?

Tidak? Nanti demam mandi

jam segini.’

Konteks

epistemis

27. (SMT/02-08-15/17)

Aja gosong gosong! ‘Jangan

gosong-gosong!’

Konteks fisik

28. (SMT/02-08-15/18)

Wis alus ok! ‘Sudah halus

kok!’

Konteks fisik

29. (SMT/02-08-15/19)

O..satu lagi. Ng...kowe gawe

gawean aku lho, kat mau

ngethoki terus. Mbok yowis

aja akeh-akeh. Emang

komposisine kudu ngono?

‘Kamu membuat saya bekerja

saja, dari tadi memotong terus.

Sudah jangan banyak-banyak.

Memangnya komposisinya

Konteks sosial

Page 108: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

harus seperti itu ya?’

30. (SMT/02-08-15/20)

Wong dho teka. Lha ya kabeh

asli! Mosok plastik ngono wi

ya asli. Bahan-bahannya asli,

kabeh asli. ‘Orang pada

datang. Ya semua asli! Masa

plastik seperti itu ya asli.

Bahan-bahannya asli, semua

asli.’

Konteks sosial

31. (SMT/02-08-15/21)

Urung? Wis lembute kaya

ngene. ‘Belum? Sudah

lembutnya seperti ini.’

Konteks sosial

32. (SMT/02-08-15/22)

Hnah...jenengan ampun

ningali kula, kaya artis wae ta.

‘Nah....Anda jangan melihat

saya, seperti artis saja.’

Konteks sosial

33. (SMT/02-08-15/23)

Pete ok ikan terbang! ‘Petai

kok ikan terbang!’

Konteks sosial

34. (SMT/02-08-15/24)

Nggih nek ngeten mang lokke,

mas kuwi kobokan ngono!

‘Kalau seperti ini ya Anda

tegur, mas itu kobokan begitu!’

Konteks sosial

35. (SMT/02-08-15/25)

Oh jenengan ngelokke ta

nggihan. ‘Oh Anda juga

Konteks sosial

Page 109: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

menegur.’

36. (SMT/02-08-15/26)

Wahahahaha....sing nggoreng

sapa mau? Asin tenane

‘Wahahahaha....yang

menggoreng siapa ini tadi?

Asin sekali’

Konteks sosial

37. (SMT/02-08-15/27)

Jenengan kok nggih ngoten ta.

‘Anda kok seperti itu.’

Konteks sosial

38. Kedai Kopi

Ndomblong

(KKN/20-09-

15/20)

Lah sing dodol kaya ngapa?

Ndomblong-ndomblong,

we....Mas tumbas, he... Lha

ndomblong i, ngah ngo. ‘Lah

yang jual sepererti apa?

Tercengang-cengang, we...Mas

beli, heee. Lha tercengang itu,

ngah ngoh.’

Konteks fisik

39. (KKN/20-09-

15/21)

Jabang bayi, iki menu apa

kitab sanskerta ya iki ya.

‘Jabang bayi, Ini menu atau

kitab sanskerta ya ini ya.’

Konteks

epistemis

40. (KKN/20-09-

15/22)

Wah anu we Mas, kene sing

wedang umup apa biasane

ngono? Tak nggone grujukan

dhewe ngono. ‘Wah itu saja

Konteks fisik

Page 110: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Mas, di sini yang air mendidih

apa biasanya? Saya akan pakai

untuk menyiram saya sendiri

seperti itu.’

41. (KKN/20-09-

15/23)

Lha mbok ya mau dikeki sing

biasa... Oh.. ‘Lha seharusnya

dari tadi dikasih yang biasa...

Oh..’

Konteks sosial

42. (KKN/20-09-

15/24)

Kok we meneng wae ta? ‘Kok

kamu diam saja?’

Konteks fisik

43. (KKN/20-09-

15/25)

Lha kok saya dhuwur Mas?

‘Lha kok semakin tinggi Mas?’

Konteks fisik

44. (KKN/20-09-

15/26)

Nek sangertiku lho Mas.

‘Kalau setahu saya lho Mas.’

Konteks sosial

45. (KKN/20-09-

15/27)

Wa ...jebol tenan iki Mas.

Ampun ngono Mas.

‘Wa...jebol nanti Mas. Jangan

seperti itu Mas.’

Konteks sosial

46. (KKN/20-09-

15/28)

Wehehe...nganggo dipisah apa

ya ra rukun karo bojone?

‘Wehehe...pakai dipisah itu apa

tidak rukun dengan

istri/suaminya?’

Konteks

epistemis

47. (KKN/20-09- Ketoke uripe jenengan wis Konteks

Page 111: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

15/29)

pait-pait yoan. ‘Kelihatannya

hidup Anda juga sudah pahit.’

epistemis

48. (KKN/20-09-

15/30)

Wahaha....jebule mung jare

kanca. ‘Wahaha...ternyata

hanya kata teman.’

Konteks sosial

49. (KKN/20-09-

15/31)

Oh...ngomong. Lha ya iki mau

aku ya ngerti kok njendhel

wae. ‘Oh...bilang. Lha ini tadi

saya juga tahu kok mengental

terus.’

Konteks

epistemis

50. (KKN/20-09-

15/32)

Nek misale ngadhuke ngiwa

piye? ‘Kalau misalnya

mengaduknya ke kiri

bagaimana?’

Konteks

epistemis

51. (KKN/20-09-

15/33)

Jarene mau pengin sing pait

pait? ‘Katanya tadi ingin yang

pahit?’

Konteks

epistemis

52. (KKN/20-09-

15/34)

Kok ora diadhuk? ‘Kok tidak

diaduk?’

Konteks

epistemis

53. (KKN/20-09-

15/35)

Lha mbok walik nhog! Wah

didongani tenan ta iki? ‘Lha

kamu yang membaliknya. Wah

benar didoakan ini?’

Konteks

epistemis

54. (KKN/20-09- Lha iki dhewe ok! ‘Lha ini Konteks

Page 112: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

15/36) sediri!’ epistemis

55. (KKN/20-09-

15/37)

Bahasane dhewe kok masak

ndadak belajar? ‘Bahasanya

sendiri kok pakai belajar?’

Konteks sosial

56. (KKN/20-09-

15/38)

Lha isa maca ora? ‘Lha bisa

membaca tidak?’

Konteks sosial

3. Subtindak Tutur Ekspresif Mengeluh

Mengeluh adalah menyatakan susah karena penderitaan,

kesakitan, kekecewaan, dan sebagainya (KBBI, 2007: 536). Di dalam

tindak tutur, dikatakan tuturan ekspresif mengeluh manakala penutur

mengekspresikan rasa sakit, susah, dan rumit atas apa yang dialami.

Subtindak tutur ekspresif mengeluh yang terdapat dalam program

acara Preman Pawon adalah sebagai berikut.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan

seorang pelajar di pinggir jalan. Seorang pelajar tersebut mengeluh

karena Bowo Landa menaiki sepeda motornya.

(84) Pelajar : Motorku iki Mas, wa..wis.

Bowo Landa : Sorry Mas (turun dari sepeda motor)

Pelajar : Nggih nggih. (ND/01-08-15/54)

Pelajar : ‘Sepeda motor saya ini Mas, wa..sudah.’

Bowo Landa : ‘Maaf Mas.’

Pelajar : ‘Ya ya.’

Subtindak tutur ekspresif mengeluh pada kutipan (92) data di

atas terdapat pada tuturan Motorku iki Mas, wa..wis ‘Motor saya ini

Mas, wa..sudah’. Tuturan tersebut dituturkan oleh seorang pelajar

kepada Bowo Landa karena Bowo Landa menaiki sepeda motornya.

Page 113: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Bowo Landa menaiki sepeda motor pelajar tersebut karena sepeda

motor tersebut bagus dan dia juga mengatakan bahwa sepeda motor

tersebut cocok untuk digunakan sebagai kendaraannya selanjutnya.

Pemarkah lingual yang menandai subtindak tutur ekspresif mengeluh

pada tuturan tersebut adalah Wa..wis ‘Wa..sudah’. Tuturan tersebut

merupakan ekspresi berupa keluhan dari seorang pelajar. Tuturan

subtindak tutur ekspresif mengeluh pada data di atas terjadi karena

pelajar tidak mengizinkan jika Bowo Landa menaiki sepedanya.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan Pak

Sholehan di restoran Njah Djambon. Bowo Landa mengeluh karena

saat akan mencicipi makanan di piring, tidak disediakan sendok.

(85) Bowo Landa: Kalau neke melu keraton Njah biru nggih karena

ibu sukanya yang warna Djambon jadi namanya

Njah Djambon. Hehe..kan darah biru kalo... Saya

mau coba icip-icip ya Pak ya.

Sholehan : Iya, oke silakan.

Bowo Landa :Hehehe...wadhuh ra ana sendoke.

Sholehan : Bentar saya, wah lupa. (ND/01-08-15/55)

Bowo Landa : ‘Kalau misalnya ikut keraton Njah biru ya

karena ibu sukanya yang warna djambon (pink)

jadi namanya Njah Djambon. Hehe..kan darah

biru kalo...saya mau coba mencicipi ya Pak ya’

Sholehan : ‘Ya, oke silakan.’

Bowo Landa : ‘Hehehe...aduh tidak ada sendoknya.’

Sholehan : ‘Sebentar saya, wah lupa.’

Subtindak tutur ekspresif mengeluh pada kutipan (93) data di

atas terdapat pada tuturan Hehehe...wadhuh ra ana sendoke.

‘Hehehe...aduh tidak ada sendoknya’. Tuturan tersebut dituturkan oleh

Bowo Landa kepada Pak Sholehan karena saat akan mencicipi

makanan di piring, tidak disediakan sendok. Pemarkah lingual yang

menandai subtindak tutur ekspresif mengeluh pada tuturan tersebut

Page 114: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

adalah kata Wadhuh ‘Aduh’. Ekspresi mengeluh yang dituturkan oleh

Bowo Landa tersebut bermula ketika Bowo Landa akan mencicipi

makanan, sendoknya tidak disediakan sehingga Bowo Landa mencicipi

makanan tersebut tanpa menggunakan sendok.

Konteks tuturan: Percakapan dituturkan oleh Bowo Landa yang

mengeluh karena saat akan mencari jatah (bagian) di sebuah tempat

makan, tempat makan tersebut malah tutup.

(86) Bowo Landa : Wah, piye iki, wayahe jaluki jatah malah wis

tutup. Eneng-eneng... wae, mesthi golek alesan,

apa...telpon wae? Walah... batrene entek...yoan.

Hah sesuk tagih meneh ki. (SMT/02-08-15/28)

‘Wah bagaimana ini, waktunya memintai bagian

malah sudah tutup. Ada-ada saja, pasti cari

alesan, apa... telpon saja? Alah baterainya habis.’

Subtindak tutur ekspresif mengeluh pada kutipan (94) data di

atas terdapat pada tuturan Wah, piye iki, wayahe jaluki jatah malah

wis tutup. Eneng-eneng... wae, mesthi golek alesan, apa...telpon

wae? Walah... batrene entek...yoan. Hah sesuk tagih meneh ki ‘Wah

bagaimana ini, waktunya memintai bagian malah sudah tutup. Ada-

ada saja, pasti cari alesan, apa... telpon saja? Alah baterainya habis’.

Tuturan tersebut dituturkan oleh Bowo Landa yang mengeluh karena

saat akan mencari jatah (bagian makanan) di sebuah tempat makan

yang sudah menjadi terget dalam wisata kulinernya akan tetapi tempat

makan tersebut tutup. Pemarkah lingual yang menandai subtindak

tutur ekspresif mengeluh pada kutipan (94) data di atas adalah

Walah... batrene entek...yoan ‘Alah baterainya habis’. Kata Walah

‘Alah’ dalam Konteks tuturan di atas merupakan sebuah ekspresi

kekecewaan yang dituturkan oleh Bowo Landa. Kata tersebut

Page 115: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

dituturkan oleh Bowo Landa dengan nada pendek dan ekspresi raut

muka seperti orang yang sedang marah. Tuturan subtindak tutur

ekspresif mengeluh pada tuturan tersebut dilatarbelakangi oleh Bowo

Landa yang merasa kecewa karena tempat makan yang menjadi target

dalam wisata kulinernya tutup.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan

Sugeng di warung makan Sambel Mbok Ti. Bowo Landa mengeluh

saat disuruh menghaluskan cabai oleh Sugeng karena khawatir akan

memercik ke mata.

(87) Sugeng : Cabenya dulu.

Bowo Landa : Wis ok alus ok. Iki ta?

Sugeng : Ya..

Bowo Landa : Ngko nyiprat mripat.... Wis alus urung?

Sugeng : Bentar bentar. (SMT/02-08-15/29)

Sugeng : ‘Cabainya dulu.’

Bowo Landa : ‘Sudah halus kok. Ini kan?’

Sugeng : Ya..

Bowo Landa : ‘Nanti memercik ke mata.... Sudah halus

belum?’

Sugeng : ‘Sebentar sebentar.’

Subtindak tutur ekspresif mengeluh pada kutipan (95) data di

atas terdapat pada tuturan Ngko nyiprat mripat.... Wis alus urung?

‘Nanti memercik ke mata.... Sudah halus belum?’. Tuturan tersebut

dituturkan oleh Bowo Landa yang mengeluh saat disuruh

menghaluskan cabai oleh Sugeng karena khawatir akan memercik ke

mata. Pemarkah lingual yang menandai subtindak tutur ekspresif

mengeluh pada tuturan tersebut adalah Ngko nyiprat mripat... ‘Nanti

memercik ke mata...’. Kata mripat... ‘mata...’ dituturkan Bowo Landa

dengan nada yang panjang yang berarti kata tersebut memiliki arti

menolak karena ada kekhawatiran. Tuturan subtindak tutur ekspresif

Page 116: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

mengeluh pada tuturan tersebut dilatarbelakangi oleh Bowo Landa

yang tidak ingin menghaluskan cabai karena khawatir akan terkena

matanya.

Konteks tuturan: Percakapan dituturkan oleh Bowo Landa. Saat

menghaluskan cabai, Bowo Landa mengeluhkan karena cabainya tidak

halus-halus dan akhirnya menyuruh Sugeng untuk menggantikannya

dengan mengatakan bahwa Bowo Landa tidak pintar menghaluskan

cabai dan matanya merasakan perih.

(88) Bowo Landa : Aku ra pinter, wah edyan...walah alah...wah

cethar tenan iki, ngasi nangis ta, wah sing

sabar, diikhlaske kabeh. Rasah nangis, kabeh

mang garise sing Kuasa ngono kuwi kok,

sabar ya Mas ya.

Sugeng : Ya...

Bowo Landa : O.. pedhes tenan ok, ah..lagi iki preman

keweden sambel. Oke kasih tomat, dadine

sambel trasi tomat segar. Wa iki favorite bojoku

ki.. . Terus..sik neh?

Sugeng : Satu lagi. (SMT/02-08-15/30)

Bowo Landa : ‘Saya tidak pintar, wah gila...alah alah...wah

cetar sekali ini, sampai nangis, wah yang sabar,

diikhlaskan semua. Tidak usah menangis, semua

memang sudah garisnya yang Kuasa seperti itu,

sabar ya Mas ya.’

Sugeng : Ya...

Bowo Landa : ‘O...pedas sekali, ah..baru kali ini preman takut

dengan sambal. Oke kasih tomat, jadinya

sambal trasi tomat segar. Wa ini favoritnya istri

saya ini. Lalu...masih lagi?’

Sugeng : Satu lagi.

Subtindak tutur ekspresif mengeluh pada kutipan (96) di atas

terdapat pada tuturan O.. pedhes tenan ok, ah..lagi iki preman

keweden sambel. Oke kasih tomat, dadine sambel trasi tomat segar.

Wa iki favorite bojoku ki.. . Terus..sik neh? ‘O...pedas sekali,

ah..baru kali ini preman takut dengan sambal. Oke kasih tomat,

jadinya sambel trasi tomat segar. Wa ini favoritnya istri saya ini.

Page 117: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Lalu...masih lagi?’. Tuturan tersebut dituturkan oleh Bowo Landa

yang mengeluh karena pada saat menghaluskan cabai, cabainya tidak

segera halus dan akhirnya menyuruh Sugeng untuk menggantikannya.

Pemarkah lingual yang menandai subtindak tutur ekspresif mengeluh

pada tuturan tersebut adalah O.. pedhes tenan ok ‘O...pedas sekali’.

Tuturan mengeluh Bowo Landa tersebut berupa penolakan dan rasa

menyerah karena Bowo Landa merasa sudah tidak sanggup lagi untuk

menghaluskan cabai karena matanya sudah perih. Tuturan mengeluh

pada data di atas terjadi karena Bowo Landa merasa tidak pintar

menghaluskan cabai dan matanya merasakan perih.

Konteks tuturan: Percakapan dituturkan oleh Bowo Landa di depan

pintu gerbang rumah orang. Bowo Landa mengeluh karena pintu

gerbang tersebut dikunci sehingga Bowo Landa tidak bisa masuk.

(89) Bowo Landa : Hadhuh...piye iki, kok dikancingi. Pak

bebaskan saya Pak..saya mau golek wedang

Pak. Oh..hehehe enek lawange hehehe.

Dhagelan lawas. Mangga dhe. Omahe wong.

Omahe jembare ka ngono kae. Sing sopan,

dolan ya ditutup meneh. (KKN/20-09-15/39)

‘Aduh...bagaimana ini, kok dikunci. Pak

bebaskan saya Pak...saya ingin cari wedang Pak.

Oh..hehehe ada pintunya hehehe. Dhagelan

lama. Silakan. Rumahnya orang. Rumahnya

luas seperti itu. Yang sopan, main ya ditutup

lagi.’

Subtindak tutur ekspresif mengeluh pada kutipan (97) data di

atas terdapat pada tuturan Hadhuh...piye iki, kok dikancingi. Pak

bebaskan saya Pak..saya mau golek wedang Pak. Oh..hehehe enek

lawange hehehe. Dhagelan lawas. Mangga dhe. Omahe wong.

Omahe jembare ka ngono kae. Sing sopan, dolan ya ditutup meneh

‘Aduh...bagaimana ini, kok dikunci. Pak bebaskan saya Pak...saya

Page 118: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

ingin cari wedang Pak. Oh..hehehe ada pintunya hehehe. Dhagelan

lama. Silakan dhe. Rumahnya orang. Rumahnya luas seperti itu. Yang

sopan, main ya ditutup lagi’. Tuturan tersebut dituturkan oleh Bowo

Landa yang mengeluh karena pintu gerbang terkunci sehingga Bowo

Landa tidak bisa masuk. Pemarkah lingual yang menandai subtindak

tutur ekspresif mengeluh pada kutipan (97) data di atas adalah

Hadhuh...piye iki ‘Aduh...bagaimana ini’. Tuturan mengeluh pada

tuturan di atas terjadi karena Bowo Landa takut dan merasa kesusahan

karena pintu gerbangnya tidak bisa dibuka.

Konteks tuturan: Percakapan dituturkan oleh Bowo Landa di Kedai

Kopi Ndomblong. Bowo Landa merasakan tenggorokannya sakit

(sêrêt) karena habis makan gêmbukan. Saat akan memesan minuman

di Kedai Kopi Ndomblong, Bowo Landa memanggil pelayan akan

tetapi pelayan tersebut tidak segera datang.

(90) Bowo Landa: ...Wah iki..Kedai Kopi Ndomblong. Lah sing

dodol kaya ngapa? Ndomblong-ndomblong,

we....Mas tumbas, he.... Lha ndomblongi, ngah

ngoh. Tapi ketoke lucu, kopi, Kedai Kopi

Ndomblong. Mas tumbas, he he.. pengin ngerti

kaya ngapa? Mlebu wae, aku arep pesen. Mayan.

Wah Kene kok mejane cendhek-cendhek ya, oh

kuwalik ya, oh iki meja berarti, ah... Seret tenan

ih, Mas..Mas...Mas...budheg apa ya? Hahaha.

Mas...ada yang pesen, nah...iki wis tekan Kopi

Ndomblong i. (KKN/20-09-15/40)

‘...Wah ini..Kedai Kopi Ndomblong. Lah yang

jual seperti apa? Tercengang-cengang, we...Mas

beli, he... Lha tercengang itu, ngah ngoh. Tetapi

sepertinya lucu, kopi, Kedai Kopi Ndomblong.

Mas beli, he he..ingin tahu seperti apa? Masuk

saja, saya akan memesan. Lumayan. Wah di sini

kok mejanya pendek-pendek ya, oh terbalik ya,

oh ini meja berarti, ah... Sulit sekali ditelan,

Mas... Mas... Mas...apa tuli ya? Hahaha. Mas, ada

yang pesan, nah...ini sudah sampai Kopi

Ndomblong.’

Page 119: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Subtindak tutur ekspresif mengeluh pada kutipan (98) data di

atas terdapat pada tuturan Wah Kene kok mejane cendhek-cendhek

ya, oh kuwalik ya, oh iki meja berarti, ah... Seret tenan ih,

Mas..Mas..Mas...budheg apa ya? Hahaha ‘Wah di sini kok mejanya

pendek-pendek ya, oh terbalik ya, oh ini meja berarti, ah... sulit sekali

ditelan, Mas... Mas... Mas...apa tuli ya? Hahaha.’ Tuturan tersebut

dituturkan oleh Bowo Landa yang mengeluh karena merasakan

tenggorokannya sakit/ sulit menelan karena ada yang mengganjal

(sêrêt) karena habis makan gêmbukan. Saat akan memesan minuman

di Kedai Kopi Ndomblong Bowo Landa memanggil pelayan akan

tetapi pelayan tersbut tidak segera datang. Pemakah lingual yang

menandai subtindak tutur ekspresif mengeluh pada tuturan tersebut

adalah Seret tenan ih ‘Sulit sekali ditelan’. Tuturan mengeluh pada

tuturan di atas terjadi karena Bowo Landa membutuhkan air minum

akibat tenggorokan Bowo Landa yang merasakan sakit setelah

memakan gembukan.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dan Boy di

Kedai Kopi Ndomblong. Boy megeluh saat Bowo Landa berhumor

karena merasa humornya memiliki daya humor yang tinggi.

(91) Boy : Sesuai keinginan, kita kasih segini aja. Ben ra

patek legi.

Bowo Landa : Ben ra patek legi. Ben enek krasa-krasane kopi.

Pait-paite urip lan legi-legine donya ki dirasakne

neng kene. Terus?

Boy : Angel banget Mas.

Bowo Landa : Hehehe, terus?

Boy : Kopinya dimasukkan, biar ada karamelnya.

(KKN/20-09-15/41)

Boy : ‘Sesuai keinginan, kita kasih segini saja. Agar

tidak terlalu manis.’

Page 120: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Bowo Landa : ‘Agar tidak terlalu manis. Agar ada rasa-rasa

kopi. Pahit-pahitnya hidup dan manis-manisnya

dunia itu dirasakan di sini. Lalu?’

Boy : ‘Sulit sekali Mas.’

Bowo Landa : ‘Hehehe, lalu?’

Boy : ‘Kopinya dimasukkan, agar ada karamelnya.’

Subtindak tutur ekspresif mengeluh pada kutipan (99) data di

atas terdapat pada tuturan Angel banget Mas ‘Sulit sekali Mas’.

Tuturan tersebut dituturkan oleh Boy yang megeluh saat Bowo Landa

berhumor karena merasa humornya memiliki daya humor yang tinggi.

Boy merasa susah memahami humor yang dituturkan oleh Bowo

Landa. Pemarkah lingual yang menandai subtindak tutur ekspresif

pada tuturan tersebut adalah frasa Angel banget ‘Sulit sekali’. Tuturan

ekspresif mengeluh pada kutipan (99) data di atas dilatarbelakangi oleh

Boy yang merasa susah memahami humor yang dituturkan oleh Bowo

Landa karena humornya memiliki daya humor yang tinggi.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Boy dan Bowo Landa di

Kedai Kopi Ndomblong. Bowo Landa mengeluh karena pada saat akan

mengaduk kopi, Boy menyarankannya untuk sambil berdoa.

(92) Boy : Mas nek misale ngadhuke ngiwa piye?

Bowo Landa : Emang nek kopi ki kudu ngadhuke ngiwa?

Boy : Ngiwa.

Bowo Landa : Oh...

Boy : Ngiwa, ngadhuk karo ndonga, sangsaya beda.

Bowo Landa : Wo... angel nho..angel lho ki, karo ndonga ok.

Boy : Kalau udah mateng gini udah cukup. (KKN/20-

09-15/42)

Boy : ‘Mas kalau misalnya mengaduknya ke kiri

bagaimana?’

Bowo Landa :‘Memangnya kalau kopi itu mengaduknya harus

ke kiri?’

Boy : ‘Ke kiri.’

Bowo Landa : Oh...

Boy : ‘Ke kiri, mengaduknya dengan berdoa, semakin

beda.’

Page 121: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Bowo Landa : ‘O...sulit..sulit ini, dengan berdoa.’

Boy : ‘Kalau sudah matang seperti ini sudah cukup.’

Subtindak tutur ekspresif mengeluh pada kutipan (100) data di

atas terdapat pada tuturan Wo... angel nho..angel lho ki, karo ndonga

ok ‘O...sulit..sulit ini, dengan berdoa’. Tuturan tersebut dituturkan oleh

Bowo Landa yang mengeluh karena pada saat akan mengaduk kopi,

Boy menyarankannya untuk dengan berdoa. Bowo Landa merasa

kesulita jika harus mengaduk kopi dengan berdoa. Boy menyarankan

agar mengaduk kopi ke arah kiri dengan berdoa karena bisa

menghasilkan rasa yang berbeda. Pemarkah lingual yang menandai

subtindak tutur ekspresif mengeluh pada tuturan tersebut adalah Wo...

angel nho..angel lho ki ‘O...sulit..sulit ini’. Tuturan ekspresif

mengeluh pada pada kutipan (100) data di atas dilatarbelakangi oleh

Bowo Landa yang merasa kesusahan jika harus mengaduk kopi dengan

berdoa.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Boy dan Bowo Landa di

Kedai Kopi Ndomblong. Boy mengeluh saat Bowo Landa bertanya

kepadanya mengenai asal usul mendapat ide membuat buku menu

yang menggunakan aksara Jawa.

(93) Bowo Landa: Wah momene pas banget ya. Pas puasa

kemarin udah ada 3 bulan itu ya? Nah iki sing

mau tak tanyakan kat maui rada ngekel jane ki.

Ide dari Kopi Ndomblong yang ketoke banyak

menggunakan aksara-aksara jawa, idenya dari

mana sih ini Mas? Wuis...

Boy : Wah angel banget. Kopi sik we, dari kopi-kopi

dulu. Dari kopi dulu, kita kebetulan kita kopinya

nggawe dhewe. (KKN/20-09-15/43)

Bowo Landa: ‘Wah momennya pas sekali ya. Pas puasa

kemarin sudah ada 3 bulan itu ya? Nah ini yang

mau saya tanyakan dari tadi yang membuat saya

tertawa ini. Ide dari Kopi Ndomblong yang

Page 122: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

kelihatannya banyak menggunakan aksara Jawa,

idenya dari mana sih Mas ini?’

Boy : ‘Wah sulit sekali. Kopi dulu saja, dari kopi-

kopi dulu. Dari kopi dulu, kita kebetulan kita

kopinya membuat sendiri.’

Subtindak tutur ekspresif mengeluh pada kutipan (101) data

di atas terdapat pada tuturan Wah angel banget. Kopi sik we, dari

kopi-kopi dulu. Dari kopi dulu, kita kebetulan kita kopinya nggawe

dhewe. ‘Wah sulit sekali. Kopi dulu saja, dari kopi-kopi dulu. Dari

kopi dulu, kita kebetulan kita kopinya membuat sendiri’. Tuturan

tersebut dituturkan oleh Boy yang mengeluh karena pertanyaan yang

berikan oleh Bowo Landa. Bowo Landa bertanya kepada Boy

mengenai asal usul mendapat ide membuat buku menu yang

menggunakan aksara Jawa. Boy merasa kesusahan untuk menjelaskan

kepada Bowo Landa, dia bingung memulainya dari mana dan akhirnya

dia memilih untuk menjelaskan tentang kopi yang digunakan di kedai

Kopi Ndomblong terlebih dahulu. Pemarkah lingual yang menandai

subtindak tutur ekspresif mengeluh pada tutran tersebut adalah Wah

angel banget ‘Wah sulit sekali’. Tuturan mengeluh pada kutipan (101)

data di atas dilatarbelakangi oleh Boy yang merasa kesulitan ketika

harus menjelaskan kepada Bowo Landa tentang pemilihan buku menu

yang menggunakan aksara Jawa.

Page 123: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Tabel 3. Subtindak Tutur Ekspresif Mengeluh dalam Program Acara Preman

Pawon di TATV

No Acara

Preman

Pawon

Episode

Nomor Data Pemarkah Lingual Bentuk dan

Jenis

1. Njah

Djambon

(ND/01-08-15/54) Wa..wis. ‘Wa..sudah.’ Interjeksi

kekecewaan

2. (ND/01-08-15/55) Wadhuh. ‘Aduh.’ Interjeksi

kesedihan

3. Sambel

Mbok Ti

(SMT/02-08-15/28)

Wah, piye iki. ‘Wah,

bagaimana ini.’

Interjeksi

kebingungan

4. (SMT/02-08-15/29)

Ngko nyiprat mripat.... ‘Nanti

memercik ke mata....’

Frasa verbal

5. (SMT/02-08-15/30)

O.. pedhes tenan ok.‘O...pedas

sekali.’

Frasa

adjektival

6. Kedai Kopi

Ndomblong

(KKN/20-09-15/39)

Hadhuh...piye

iki.‘Aduh...bagaimana ini.’

Interjeksi

kebingungan

7. (KKN/20-09-15/40) Seret tenan ih. ‘Sulit sekali

ditelan.’

Frasa

adjektival

8. (KKN/20-09-15/41) Angel banget. ‘Sulit sekali.’ Frasa

adjektival

9. (KKN/20-09-15/42)

Wo... angel nho..angel lho ki.

‘O...sulit..sulit ini.’

Frasa

adjektival

10. (KKN/20-09-15/43) Wah angel banget. ‘Wah sulit Frasa

Page 124: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

sekali.’ adjektival

4. Subtindak Tutur Ekspresif Mengucapkan Selamat

Mengucapkan selamat adalah mengucapkan atau menyatakan

doa yang mengandung harapan supaya sejahtera, beruntung, tidak

kurang suatu apa, tidak mendapat gangguan, kerusakan, dsb (KBBI,

2007: 1017). Tindak tutur ‘mengucapkan selamat’ adalah tindak tutur

yang disampaikan oleh penutur berupa doa, ucapan, pernyataan, dsb

yang mengandung harapan supaya sejahtera, beruntung, tidak kurang

suatu apa, sub tindak tutur ekspresif mengucapkan selamat pada

program acara Preman Pawon dapat dilihat pada kutipan data berikut.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara seorang karyawan

warung Sambel Mbok Ti di warung Sambel Mbok Ti. Kedatangan

Bowo Landa di warung makan Sambel Mbok Ti diterima oleh salah

seorang karyawan dengan sapaan selamat sore.

(94) Bowo Landa : Halo, halo Mas.

Karyawan Warung : Selamat sore.

Bowo Landa : Sore.

Karyawan Warung : Ada yang bisa saya bantu?

Bowo Landa : Bisa, iki mas sapa Mas?

Karyawan Warung : Mas Sugeng. (SMT/02-08-15/31)

Bowo Landa : Halo, halo Mas.

Karyawan Warung : Selamat sore.

Bowo Landa : Sore.

Karyawan Warung : Ada yang bisa saya bantu?

Bowo Landa : ‘Bisa, ini mas siapa Mas?’

Karyawan Warung : Mas Sugeng.

Pada tuturan (102) data di atas termasuk subtindak tutur

ekspresif mengucapkan selamat. Tuturan subtindak tutur ekspresif

mengucapkan selamat terdapat pada tuturan Selamat sore ‘Selamat

Page 125: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

sore’ Tuturan tersebut disampaikan oleh seorang karyawan warung

makan Sambel Mbok Ti kepada Bowo Landa ketika Bowo Landa

menyapa seorang karyawan warung makan Sambel Mbok Ti dengan

sapaan halo ‘halo’. Kata Selamat ‘Selamat’ menjadi pemarkah

lingual dari subtindak tutur ekspresif mengucapkan selamat.

Tindak tutur yang disampaikan seorang karyawan warung

makan Sambel Mbok Ti tersebut terkait dengan ucapan selamat

datang karena telah berkunjung di warung makan Sambel Mbok Ti,

dan memang kondisi atau keadaan pada waktu itu masih sore hari.

Data lain yang berpemarkah lingual sama dengan data

(SMT/02-08-15/31) adalah nomor data (ND/01-08-15/56) dan

(ND/01-08-15/58).

Konteks tuturan: Percakapan terjadi di restoran Njah Djambon

antara Feri dengan Bowo Landa. Ketika Bowo Landa akan memasuki

restoran Njah Djambon, Bowo Landa disambut oleh salah seorang

karyawan Njah Djambon.

(95) Feri : Selamat sore..selamat datang.

Bowo Landa : Eh eh. (ND/01-08-15/57)

Feri : ‘Selamat sore..selamat datang.’

Bowo Landa : ‘Eh eh.’

Pada kutipan (103) data di atas terdapat tuturan subtindak

tutur ekspresif mengucapkan selamat yang dituturkan oleh Feri.

Tuturan subtindak tutur ekspresif mengucapkan selamat terdapat pada

tuturan Selamat sore..selamat datang ‘Selamat sore..selamat datang’.

Tuturan bermula ketika Feri melihat ada tamu yang mendatangi

restoran Njah Djambon, yakni Bowo Landa. Feri menerima

kedatangan tamu tersebut dengan ucapan Selamat datang ‘Selamat

Page 126: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

datang’. Tuturan selamat datang yang dituturkan oleh Feri kepada

Bowo Landa tersebut atas dasar rasa hormat yang diberikan pihak

restoran Njah Djambon yang diwakili oleh Feri karena telah datng

atau berkunjung ke restoran Njah Djambon.

Tabel 4. Subtindak Tutur Ekspresif Mengucapkan Selamat dalam Program Acara

Preman Pawon di TATV

No Acara

Preman

Pawon

Episode

Nomor Data Pemarkah Lingual Bentuk

dan

Jenis

1. Njah

Djambon

(ND/01-08-15/56) Selamat sore

‘Selamat sore’

Frase

fatis

2. (ND/01-08-15/58) Selamat sore

‘Selamat sore’

Frase

fatis

3. (ND/01-08-15/57)

Selamat datang

‘Selamat datang’

Kategori

fatis

4. Sambel

Mbok Ti

(SMT/02-08-15/31)

Selamat sore

‘Selamat sore’

Frase

fatis

5. Kedai Kopi

Ndomblong

- - -

5. Subtindak Tutur Ekspresif Mengucapkan Terima Kasih

Berterima kasih adalah mengucap syukur, melahirkan rasa

syukur atau membalas budi setelah menerima kebaikan, dsb (KBBI,

2007:1183). Tindak tutur ‘berterima kasih’ dilakukan oleh penutur

Page 127: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

terhadap mitra tutur karena penutur merasa mendapatkan sesuatu

kebaikan dari mitra tutur. Subtindak tutur ekspresif mengucapkan

terima kasih dalam program acara Preman Pawon di TATV dapat

dilihat pada contoh berikut.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Feri dan Bowo Landa di

restoran Njah Djambon. Tuturan ‘berterima kasih’ dituturkan oleh

Bowo Landa yang ditujukan kepada Feri, ketika Bowo Landa

mengajak untuk salam preman pawon (Bowo Landa mengulurkan

tangannya dengan telapak tangan yang mengepal), Feri menanggapi

permintaan Bowo Landa tersebut dengan mengepalkan telapak tangan

dan mendekatkannya ke tangan Bowo Landa.

(96) Feri :Nah ini ada Pak Sholehan, manager dari Njah

Djambon.

Bowo Landa : Oh Pak Sholehan, selamat sore Pak Sholehan.

Salam Preman Pawon dulu. Dus wua... Ya ati-

ati, hehe. Oe..Pak, ini tadi sama Mbak Feri

katanya di sini ada menu spesial ya Pak ya?

Sholehan : Iya. (ND/01-08-15/59)

Feri :Nah ini ada Pak Sholehan, manager dari Njah

Djambon.

Bowo Landa : ‘Oh Pak Sholehan, selamat sore Pak Sholehan.

Salam Preman Pawon dulu. Dus wah...Ya hati-

hati, hehe. Oi..Pak, ini tadi dengan Mbak Feri

katanya di sini ada menu spesial ya Pak ya?’

Sholehan : ‘Ya.’

Subtindak tutur ekspresif mengucapkan terima kasih pada

kutipan (104) data di atas terdapat pada tuturan Oh Pak Sholehan,

selamat sore Pak Sholehan. Salam Preman Pawon dulu. Dus wua...

‘Oh Pak Sholehan, selamat sore Pak Sholehan. Salam Preman Pawon

dulu. Dus wah...’. Tuturan tersebut dituturkan oleh Bowo Landa atas

respon yang diberikan oleh Feri karena menerima ajakan Bowo Landa

untuk melakukan salam preman pawon. Setelah Bowo Landa dan Feri

saling mengulurkan tangan dengan telapak tangan yang mengepal

Page 128: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

(salam preman pawon), Bowo Landa mengucapkan tuturan Dus

wua.... ‘Dus wah...’. Tuturan tersebut merupakan tuturan eskpresif

terima kasih Bowo Landa kepada Feri yang telah merespon ajakannya

untuk melakukan salam preman pawon, karena Bowo landa merasa

senang atas respon yang dilakukan Feri maka Bowo Landa

mengucapkan Dus wua..... ‘Dus wah...’ Tuturan tersebut sekaligus

sebagai pemarkah lingual yang menandai subtindak tutur ekspresif

mengucapkan terima kasih pada tururan tersebut.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan

Ganda di restoran Njah Djambon. Bowo Landa mengucapkan terima

kasih kepada Ganda yang telah merespon ajakannya untuk melakukan

salam preman pawon.

(97) Sholehan : Ya, ini langsung sama chefnya, namanya

chef Ganda ini.

Bowo Landa : Iya, chef Ganda, ganda campuran ok.

Salam preman pawon, ya.. Wah anu,

Arabic ya? Hehehe.

Ganda : Iyah.. (ND/01-08-15/60)

Sholehan :‘Ya, ini langsung dengan kokinya,

namanya koki Ganda ini’

Bowo Landa : ‘Ya, koki Ganda, ganda campuran. Salam

preman pawon, ya.. Wah itu, Arabic ya?

Hehehe’

Ganda : ‘Ya..’

Subtindak tutur ekspresif mengucapkan terima kasih pada

kutipan (105) data di atas terdapat pada tuturan Iya, chef Ganda,

ganda campuran ok. Salam preman pawon, ya.. Wah anu, arabic

ya? Hehehe ‘Ya, koki Ganda, ganda campuran. Salam preman pawon,

ya.. Wah itu, arabic ya? Hehehe’. Tuturan berterima kasih tersebut

dituturkan oleh Bowo Landa yang ditujukan kepada Ganda karena

merespon ajaknnya untuk melakukan salam preman pawon. Pada saat

Page 129: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

ingin membuat menu Lahamugaga, Bowo Landa diantar oleh Pak

Sholehan bertemu Ganda, sesampainya di dapur dan bertemu Ganda

Bowo Landa mengajak ganda untuk melakukan salam preman pawon

dan Ganda merespon ajakan Bowo Landa, karena Bowo Landa merasa

senang atas respon yang dilakukan Ganda maka Bowo Landa

mengucapkan ya.. ‘ya..’. Pemarkah lingual yang menandai subtindak

tutur ekspresif mengucapkan terima kasih pada tuturan tersebut adalah

kata ya.. ‘ya..’. Tuturan berterima kasih pada data di atas terjadi

karena Ganda merespon ajakan Bowo Landa untuk melakukan salam

preman pawon. Apabila Ganda tidak merespon ajakan Bowo landa

maka Bowo Landa tidak mengucapkan subtindak tutur ekspresif

mengucapkan terima kasih seperti yang terdapat pada tuturan di atas.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dan Teki di

restoran Njah Djambon. Bowo Landa mengucapkan terima kasih

kepada Teki yang telah merespon ajakannya untuk melakukan salam

preman pawon.

(98) Bowo Landa : Oalah...neng kene ki orange profesional,

dadi wis nde jobe dhewe-dhewe. Bagian

nggangsa enek, bagian plating enek. Mas

sapa ki mau?

Teki : Teki.

Bowo Landa : Mas Teki, yuk salam preman pawon dulu.

(Bowo Landa dan Teki saling mengulurkan

tangan yang mengepal) Oke. (ND/01-08-

15/61)

Bowo Landa : ‘Oh...di sini itu orangnya profesional, jadi

sudah punya pekerjaannya sendiri-sendiri.

Bagian menumis ada, bagian penataan ada.

Mas siapa ini tadi?’

Teki : Teki.

Bowo Landa : Mas Teki, yuk salam preman pawon dulu.

(Bowo Landa dan Teki saling mengulurkan

tangan yang mengepal) Oke.

Page 130: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Subtindak tutur ekspresif mengucapkan terima kasih pada

kutipan (106) data di atas terdapat pada tuturan Mas Teki, yuk salam

Preman Pawon dulu (Bowo Landa dan Teki saling mengulurkan

tangan yang mengepal) Oke ‘Mas Teki, yuk salam preman pawon

dulu. (Bowo Landa dan Teki saling mengulurkan tangan yang

mengepal) Oke’. Tuturan tersebut dituturkan oleh Bowo Landa

kepada Teki yang telah merespon ajaknnya untuk melakukan salam

preman pawon, karena Bowo Landa merasa senang atas respon yang

dilakukan Teki maka Bowo Landa mengucapkan Oke ‘Oke’.

Pemarkah lingual yang menandai subtindak tutur ekspresif

mengucapkan terima kasih pada tuturan tersebut adalah kata Oke

‘Oke’.

Tuturan berterima kasih pada data di atas terjadi karena Teki

sudah merespon ajakan Bowo Landa untuk melakukan salam preman

pawon. Apabila Teki tidak merespon ajakan Bowo Landa maka Bowo

Landa tidak mengucapkan subtindak tutur ekspresif mengucapkan

terima kasih seperti yang terdapat pada tuturan di atas.

Data lain yang mengandung subtindak tutur ekspresif

mengucapkan terima kasih dan berpemarkah lingual sama dengan

kutipan (106) data di atas adalah nomer data (ND/01-08-15/62).

Konteks tuturan: Percakapan dituturkan oleh Bowo Landa di

restoran Njah Djambon. Pada segment akhir acara Preman Pawon,

Bowo Landa berterima kasih kepada couster yang selalu menyediakan

kostum untuk Bowo Landa di setiap episodenya.

(99) Bowo Landa : Ya udah, saksikan terus preman pawon, tak

lupa terima kasih kaos ini buat couster, Mas

Cahya thank you banget, kaosnya keren

Page 131: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

banget luar biasa sekali ya, dan jangan

lupa saksikan terus preman pawon setiap

hari Sabtu dan Minggu jam 17.00 hanya di

TATV manteb. Preman Pawon, makan yuk

Pak..yuk yeah.. mau ncobain dulu nggih.

(ND/01-08-15/63).

‘Ya sudah, saksikan terus Preman Pawon,

tidak lupa terima kasih terima kasih untuk

Couster atas kaosnya, Mas Cahya terima

kasih sekali, kaosnya sangat keren, luar biasa

ya, dan jangan lupa saksikan terus Preman

Pawon setiap hari Sabtu dan Minggu jam

17.00 hanya di TATV manteb. Preman

Pawon, makan yuk Pak..yuk yeah...mau

mencobanya dulu ya.’

Subtindak tutur ekspresif mengucapkan terima kasih pada

kutipan (107) data di atas dituturkan oleh Bowo Landa yang

berterimaksih kepada couster yang selalu menyediakan kostum untuk

Bowo Landa di setiap episodenya. Couster sebagai sponsor acara

Preman Pawon selalu menyediakan baju untuk Bowo Landa untuk

perjalanan wisata kulinernya. Pemarkah lingual yang menandai

subtindak tutur ekspresif mengucapkan terima kasih pada tuturan di

atas adalah kata terima kasih ‘terima kasih’, thank you ‘terima kasih’

dan keren banget, luar biasa sekali ya ‘sangat keren, luar biasa

sekali ya’

Data yang berpemarkah lingual sama dengan kutipan data

(ND/01-08-15/63) adalah nomor data (SMT/02-08-15/34), dan

(SMT/02-08-15/35).

Konteks tuturan: Percakapan dituturkan oleh Bowo Landa di warung

makan Sambel Mbok Ti. Ketika menu-menu yang dimasak sudah

matang dan disajikan, Bowo Landa mengucapkan terima kasih kepada

kepada warung makan Sambel Mbok Ti.

(100) Pak Bardo : Ini kan, ini belum komplit lho ini yang

ngambil.

Page 132: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Bowo Landa : Loh..ini baru sedikit?

Pak Bardo : Iya.

Bowo Landa : Eh badalah.

Pak Bardo : Hahaha.

Bowo Landa : Oh sebentar Pak saya tak ngontak istri saya.

Pak Bardo : Oh iya nggak papa.

Bowo Landa: Oh jangan...borooos! Oke, terima kasih ya.

Berarti sekarang saya waktunya. Oh iya ini

kita informasikan lagi di Sambel Mbok Ti ini

ternyata tadi, ini adalah sambel yang suka

pedhes. (SMT/02-08-15/32)

Pak Bardo : Ini kan, ini belum komplit lho ini yang

mengambil.

Bowo Landa : Loh..ini baru sedikit?

Pak Bardo : ‘Ya.’

Bowo Landa : Eh badalah.

Pak Bardo : Hahaha.

Bowo Landa : ‘Oh sebentar Pak saya akan menghubungi

istri saya.’

Pak Bardo : ‘Oh iya tidak apa-apa’

Bowo Landa : ‘Oh jangan...borooos! Oke terima kasih ya.

Berarti sekarang saya waktunya. Oh iya ini

kita informasikan lagi di Sambel Mbok Ti ini

ternyata tadi, ini adalah sambel yang suka

pedas.’

Subtindak tutur ekspresif mengucapkan terima kasih pada

kutipan (108) data di atas terdapat pada tuturan Oke, terima kasih ya.

Berarti sekarang saya waktunya. Oh iya ini kita informasikan lagi di

Sambel Mbok Ti ini ternyata tadi, ini adalah sambel yang suka

pedhes. ‘Oke terima kasih ya. Berarti sekarang saya waktunya. Oh iya

ini kita informasikan lagi di Sambel Mbok Ti ini ternyata tadi, ini

adalah sambel yang suka pedas’. Ungkapkan terima kasih tersebut

dituturkan oleh Bowo Landa kepada warung makan Sambel Mbok Ti

yang telah menyajikan menu makanan yang telah dimasak Bowo

Landa bersama karyawan Sambel Mbok Ti. Bowo Landa

menginformasikan kepada pemirsa bahwa di Sambel Mbok Ti ada dua

Page 133: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

varian sambel yaitu sambal yang pedas dan tidak. Pemarkah lingual

yang menandai subtindak tutur ekspresif mengucapkan terima kasih

pada tuturan tersebut adalah kata Terima kasih ya ‘Terima kasih ya’.

Tuturan ekspresif mengucapkan terima kasih pada kutipan (108) data

di atas terjadi karena pihak warung Sambel Mbok telah berbaik hati

kepada Bowo Landa karena telah mengizinkannya untuk ikut memasak

hingga menyajikan makanannya sehingga Bowo Landa mengucapkan

rasa terima kasih atas kebaikan yang telah dilakukan pihak warung

Sambel Mbok Ti.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan Pak

Bardo di warung makan Sambel Mbok Ti. Ketika Bowo Landa selesai

mencicipi kedua macam sambel dari Sambel Mbok Ti dengan ikan

goreng, Bowo Landa mengucapkan terima kasih kepada Pak Bardo.

(101) Bowo Landa : Tapi pedhese nggajul. Sambele isa rata. Isa

nang kene ki isa mak nendhang-nendhang

nggajul-nggajul, top. Sekarang sambel sing

ra pedhes. Mmm...cocok, untuk temen-temen

yang belajar makan sambel, nek jik kurang

pedhes tapuki.

Pak Bardo : Hehehe

Bowo Landa : Oke Pak. Ngicipi-ngicipi mpun ya.

(SMT/02-08-15/33)

Bowo Landa :‘Tapi pedasnya ‘menyepak’. Sambelnya

bisa rata, bisa di sini itu bisa ‘menendang’-

nendang ‘menyepak-nyepak’. Sekarang

sambel yang tidak pedas. Mmm...cocok,

untuk teman-teman yang belajar makan

sambal, kalau masih kurang pedas

ditampar.’

Pak Bardo : Hehehe

Bowo Landa : ‘Oke Pak, mencicipinya sudah ya.’

Subtindak tutur mengucapkan terima kasih pada kutipan (109)

data di atas terdapat pada tuturan Oke Pak. Ngicipi-ngicipi mpun ya

‘Oke Pak, mencicipinya sudah ya’. Tuturan tersebut dituturkan oleh

Page 134: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Bowo Landa kepada Pak Bardo setelah selesai mencicipi sambal di

Sambel Mbok Ti. Bowo Landa merasa puas terhadap makanan yang

ada di Sambel Mbok Ti, terlebih lagi sambalnya, karena di warung

makan Sambel Mbok Ti yang spesial adalah sambalnya. Bowo Landa

mengucapkan terima kasih kepada Pak Bardo selaku Manager dari

Sambel Mbok Ti yang sudah menemaninya saat mencicipi makanan.

Pemarkah lingual yang menandai subtindak tutur mengucapkan terima

kasih pada tuturan tersebut adalah kata Oke Pak ‘Oke Pak’.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan

seorang penjual gorengan. Bowo Landa mengucapkan terima kasih

kepada penjual gorengan karena diberi dan dibolehkan memakan

gembukan oleh penjual.

(102) Bowo Landa : Oh gembukan. Niku enak niku?

Penjual : Enak. (memberikan gembukan kepada

Bowo Landa)

Bowo Landa : Hehe angsal nggih? Etuk gembukan

nde...manyan hehehe. (KKN/20-09-15/44)

Bowo Landa : ‘Oh gembukan. Itu enak itu?’

Penjual : Enak. (memberikan gembukan kepada

Bowo Landa)

Bowo Landa :‘Hehe boleh ya? Dapat

gembukan...lumayan hehehe.’

Subtindak tutur ekspresif mengucapkan terima kasih pada

kutipan (110) di atas terdapat pada tuturan Hehe angsal nggih? Etuk

gembukan nde...manyan hehehe. ‘Hehe boleh ya? Dapat

gembukan...lumayan hehehe’. Tuturan tersebut dituturkan oleh Bowo

Landa kepada penjual gorengan. Bowo Landa mengucapkan terima

kasih kepada penjual gorengan karena telah diberi dan diperbolehkan

memakan gembukan oleh penjual gembukan. Pemarkah lingual yang

menandai subtindak tutur ekspresif mengucapkan terima kasih pada

Page 135: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

tuturan tersebut adalah Hehe angsal nggih? Etuk gembukan

nde...manyan hehehe ‘Hehe boleh ya? Dapat gembukan...lumayan

hehehe’.

Tutur ekspresif mengucapkan terima kasih pada kutipan

(110) data di atas dilatarbelakangi oleh rasa terima kasih Bowo Landa

kepada seorang penjual gembukan karena meskipun baru kenal

penjual tersebut sudah berbaik hati kepada Bowo Landa dengan

memberikan gembukan dan diberikan secara gratis.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo landa dengan

penjual gorengan. Ketika di tempat penjual gorengan Bowo Landa

diizinkan untuk menikmati gembukan secara gratis dan pada saat

Bowo Landa akan pergi meninggalkan tempat penjual gorengan,

Bowo Landa meminta uang saku dan penjual gorengan memberinya.

(103) Bowo Landa : Bukake jam empat sampe dalu. Hmmm nek

pengin golek-golek gorengan nang kene. Karo

Mas?

Penjual : Candra.

Bowo Landa : Salam Preman Pawon dulu. Mas, aku nek mung

ngemil-ngemil ngene ki kok .... Jaluk sangune.

Hehehe. Ra nduwe dhuwit og. Wah lumayan, Mas

Candra apikan tenan. Wis etuk gembukan, ge

jajan neng kana sangoni. Matur nuwun Mas

nggih. Kapan-kapan dolan mriki Pak nggih.

Matur nuwun. Oke neng kana enek. (KKN/20-09-

15/45)

Bowo Landa :‘Bukanya jam empat sampai malam. Hmmm

kalau ingin cari-cari gorengan di sini. Dengan

Mas?’

Penjual : Candra.

Bowo Landa : ‘Salam preman pawon dulu. Mas, saya kalau

hanya mengemil seperti ini kok... Minta uang

sakunya. Hehehe. tidak punya uang kok. Wah

lumayan, Mas Candra baik sekali. Sudah dapat

gembukan, untuk membeli di sana dikasih uang

saku. Terima kasih ya mas. Kapan-kapan main ke

sini ya Pak. Terima kasih.’

Page 136: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Subtindak tutur ekspresif mengucapkan terima kasih pada

kutipan (111) data di atas terdapat pada tuturan Jaluk sangune.

Hehehe. Ra nduwe dhuwit og. Wah lumayan, Mas Candra apikan

tenan. Wis etuk gembukan, ge jajan neng kana sangoni. Matur

nuwun Mas nggih. Kapan-kapan dolan mriki Pak nggih. Matur

nuwun. ‘Minta uang sakunya. Hehehe. Tidak punya uang kok. Wah

lumayan, Mas Candra baik sekali. Sudah dapat gembukan, untuk

membeli di sana dikasih uang saku. Terima kasih ya Mas. Kapan-

kapan main ke sini ya Pak. Terima kasih’. Tuturan tersebut dituturkan

oleh Bowo Landa kepada penjual gorengan. Ketika di tempat penjual

gorengan Bowo Landa diizinkan untuk menikmati gembukan secara

gratis dan pada saat Bowo Landa akan pergi meninggalkan tempat

penjual gorengan, Bowo Landa meminta uang saku dan penjual

gorengan memberinya. Pemarkah lingual yang menandai subtindak

tutur ekspresif mengucapkan terima kasih pada tuturan tersebut adalah

Matur nuwun ‘Terima kasih’. Tuturan ekspresif mengucapkan terima

kasih pada kutipan (111) data di atas didasari atas rasa terima kasih

Bowo landa karena sudah diberi gembukan dan diberi uang saku oleh

Candra.

Page 137: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Tabel 5. Subtindak Tutur Ekspresif Mengucapkan Terima Kasih dalam Program

Acara Preman Pawon di TATV

No Acara

Preman

Pawon

Episode

Nomor Data Pemarkah Lingual Bentuk

1. Njah

Djambon

(ND/01-08-15/59) Dus wua..... ‘Dus wah...’ Interjeksi

2. (ND/01-08-15/60) Ya.. ‘Ya..’ Kategori fatis

3. (ND/01-08-15/61) Oke. ‘Oke.’ Kategori fatis

4. (ND/01-08-15/62) Oke, kita akan mencari bocah

tukang kawin. ‘Oke, kita akan

mencari bocah tukang kawin.’

Kategori fatis

5. (ND/01-08-15/63) Terima kasih, thank you

‘Terima kasih, terima kasih’

Frase fatis

6. Sambel

Mbok Ti

(SMT/02-08-15/32)

Terima kasih ya. ‘Terima

kasih ya.’

Frase fatis

7. (SMT/02-08-15/33) Oke Pak. ‘Oke Pak’ Kategori fatis

8. (SMT/02-08-15/34)

Dan juga terima kasih buat

couster ya yang sudah

memberikan baju saya yang

sangat keren sekali dan sangat

luar biasa sekali ...terima

kasih Pak Bardo. ‘Dan juga

terima kasih buat couster ya

Frase fatis

Page 138: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

yang sudah memberikan baju

saya yang sangat keren sekali

dan sangat luar biasa sekali

...terima kasih Pak Bardo.’

9. (SMT/02-08-15/35) Oke. Terima kasih pastinya

para badhoger-badhoger...

‘Oke. Terima kasih pastinya

para badhoger-badhoger...’

Frase fatis

10. Kedai Kopi

Ndomblong

(KKN/20-09-15/44)

Hehe angsal nggih? Etuk

gembukan nde...manyan

hehehe. ‘Hehe boleh ya?

Dapat gembukan...lumayan

hehehe.’

Konteks sosial

11. (KKN/20-09-15/45) Matur nuwun. ‘Terima kasih.’ Frase fatis

12. (KKN/20-09-15/46) Wah matur nuwun lho Mas.

Ngko tak celuk meneh. ‘Wah

terima kasih Mas. Nanti saya

panggil lagi.’

Frase fatis

13. (KKN/20-09-15/47) Terima kasih buat couster

yang baju saya yang keren hari

ini, dan juga buat Kopi

Ndomblong, buat Mas Boy

terutama ya. ‘Terima kasih

buat couster yang baju saya

Frase fatis

Page 139: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

yang keren hari ini, dan juga

buat Kopi Ndomblong, buat

Mas Boy terutama ya.’

6. Subtindak Tutur Ekspresif Meminta Maaf

Meminta maaf adalah ungkapan permintaan ampun atau

penyesalan orang lain, mengharap agar diberi maaf (dimaafkan);

ungkapan permintaan izin melakukan sesuatu (KBBI, 2007:693).

Subtindak tutur ekspresif meminta maaf dalam program acara Preman

Pawon di TATV dapat dilihat pada contoh berikut.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan Teki

di restoran Njah Djambon. Bowo Landa bertanya kepada Teki,

pembuatan menu randha kemulan itu untuk berapa porsi. Teki

menjawab satu porsi, akan tetapi Bowo Landa kurang mendengarnya

sehingga di menuturkan satu korsi.

(104) Bowo Landa : Oh...satu korsi, oh porsi?

Teki : Porsi iya porsi.

Bowo Landa : Sorry wong kene ya bagus, tur rada

budheg sithik.(ND/01-08-15/64)

Bowo Landa : ‘Oh...satu kursi, oh porsi?’

Teki : ‘Porsi iya porsi.’

Bowo Landa : ‘Maaf orang sini juga tampan, tapi

sedikit tuli.’

Subtindak tutur ekspresif meminta maaf pada kutipan (112)

data di atas terdapat pada tuturan Sorry wong kene ya bagus, tur rada

budheg sithik. ‘Maaf orang sini juga tampan, tapi sedikit tuli.’

Tuturan tersebut dituturkan oleh Bowo Landa yang meminta maaf

kepada Teki karena kurang memperhatikan Teki sehingga kurang

mendengar apa yang diucapkannya. Pada saat Bowo Landa bertanya

Page 140: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

kepada Teki, pembuatan menu randha kemulan itu untuk berapa porsi.

Teki menjawab satu porsi ‘satu porsi’ akan tetapi Bowo Landa

kurang mendengarnya sehingga di menuturkan satu korsi ‘satu kursi’.

Pemarkah lingual yang menandai subtindak tutur ekspresif meminta

maaf pada tuturan tersebut adalah kata Sorry ‘Maaf’.

Tuturan ekspresif meminta maaf pada kutipan (102) data di

atas terjadi karena Bowo Landa kurang mendengar apa yang

diucapkan Teki, sehingga ia menuturkan kata yang salah. Bowo Landa

juga memuji dirinya sendiri, bahwa dia ganteng akan tetapi sedikit

tuli.

Data lain yang berpemarkah lingual sama dengan kutipan

data (ND/01-08-15/64) adalah nomor data (SMT/02-08-15/37).

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan Teki di

restoran Njah Djambon. Ketika Teki ditanya oleh Bowo Landa mengenai

tempat membuat bocah tukang kawin, Teki terkejut.

(105) Bowo Landa : Wo...kancane, hayo sapa mau? Ganda?

Wahaha...bocah tukang kawin. Mas, nek

bocah tukang kawin kuwi nggawene neng

ndi?

Teki : Wadhuh, di sana di depan. Bar tander,

bagian bar tander. Bowo Landa : Oh di depan, oh yawis iki tak gawane. Bar

tander, jenenge bar tander?

Teki : Iya betul. (ND/01-08-15/65)

Bowo Landa : ‘O...temannya, hayo siapa tadi? Ganda?

Wahaha...anak tukang menikah. Mas, kalau

bocah tukang kawin itu membuatnya di

mana?’

Teki : ‘Aduh, di sana di depan. Bar tander, bagian

bar tander’

Bowo Landa : ‘Oh di depan, oh ya sudah ini tak bawa saja.

Bar tander, namanya bar tander? ’

Teki : ‘Ya betul.’

Page 141: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Subtindak tutur ekspresif meminta maaf pada kutipan (113)

data di atas terdapat pada tuturan Wadhuh, di sana di depan. Bar

tander, bagian bar tander. ‘Aduh, di sana di depan. Bar tander,

bagian bar tander.’ Tuturan tersebut dituturkan oleh Teki kepada

Bowo Landa ketika Bowo Landa bertanya tempat untuk membuat

minuman bocah tukang kawin. Teki terlihat kebingungan saat ditanya

Bowo Landa, terlihat dari raut wajah Teki yang seperti orang

ketakutan dan kebingungan. Pemarkah lingual yang menandai

subtindak tutur ekspresif meminta maaf pada tuturan tersebut adalah

kata Wadhuh ‘Aduh’.

Tuturan subtindak tutur ekspresif meminta maaf pada

kutipan (113) data di atas terjadi karena Teki merasa kaget dan

meminta maaf ketika Bowo Landa bertanya tempat untuk membuat

minuman bocah tukang kawin, sehingga jawabannya dia tuturkan

lebih dari satu kali dengan maksud untuk memberikan tekanan

jawaban kepada Bowo Landa. Teki terlihat tidak siap menjawab

pertanyaan Bowo Landa, hal itu terlihat dari Teki yang tidak langsung

menjawabnya akan tetapi memikirkan jawaban terlebih dahulu ketika

Bowo Landa melontarkan pertanyaan kepadanya.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan

karyawan restoran Njah Djambon. Bowo Landa meminta maaf kepada

karyawan karena telah salah menyebut ukuran air.

(106) Bowo Landa : Oke ini beras kencur kurang lebih 50 centi.

Karyawan I : Mili.

Bowo Landa : Mili oh sorry sorry. (ND/01-08-15/66)

Bowo Landa : ‘Oke ini beras kencur kurang lebih 50

centi.’

Page 142: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Karyawan I : ‘Mili. ‘Mili. (mili liter).’

Bowo Landa : ‘Mili. (mili liter) oh maaf maaf.’

Subtindak tutur meminta maaf pada kutipan (114) data di

atas terdapat pada tuturan Mili oh sorry sorry. ‘Mili. (mili liter) oh

maaf maaf.’ Tuturan tersebut dituturkan oleh Bowo Landa karena

telah salah menyebut ukuran air. Ketika Bowo Landa menuangkan

beras kencur ke dalam gelas, Bowo Landa salah mengucapkan ukuran

air, Bowo Landa menuturkan Oke ini beras kencur kurang lebih 50

centi ‘Oke ini beras kencur kurang lebih 50 centi (centi meter)’. Pada

tuturan tersebut Bowo Landa menyebut ukuran air dengan centi (centi

meter), lalu karyawan membenarkan dengan menuturkan Mili ‘Mili

liter’. Bowo Landa meminta maaf karena telah salah menyebut ukuran

air dengan menuturkan Mili oh sorry sorry ‘Mili (mili liter) oh maaf

maaf ’. Pemarkah lingual yang menandai subtindak tutur meminta

maaf pada pada tuturan tersebut adalah kata sorry sorry ‘maaf maaf’.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan

karyawan di restoran Njah Djambon. Bowo Landa meminta maaf

kepada karyawan karena kurang paham dengan yang diucapkan

karyawan restoran Njah Djambon.

(107) Bowo Landa : Struk?

Karyawan I : Sedhotan

Bowo Landa : Oh sedhotan...Krunguku srtuk ok, struk

barang. Gini?

Karyawan I : Ya, dah. (ND/01-08-15/67)

Bowo Landa : Struk?

Karyawan I : Sedotan

Bowo Landa : ‘Oh sedotan, saya dengarnya struk, struk

segala. Seperti ini?’

Karyawan I : ‘Ya, sudah.’

Subtindak tutur meminta maaf pada kutipan (115) data di

atas terdapat pada tuturan Oh sedhotan...Krunguku srtuk ok, struk

Page 143: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

barang. Gini? ‘Oh sedotan, saya dengarnya struk, struk segala.

Seperti ini?’. Tuturan tersebut dituturkan oleh Bowo Landa karena

Bowo Landa belum paham atas jawaban karyawan Njah Djambon.

Bowo Landa tidak mengerti arti ‘Struk’ sehingga karyawan Njah

Djambon memberikan sinonim dari kata ‘Struk’ yaitu ‘Sedotan’.

Setelah karyawan Njah Djambon mengucapkan jawaban tersebut

Bowo Landa baru mengerti dan Bowo Landa meminta maaf karena

dia mendengarnya kata ‘Struk’ di mana Bowo Landa tidak mengerti

arti struk. Pemarkah lingual yang menandai subtindak tutur ekspresif

meminta maaf pada tuturan tersebut adalah Oh sedhotan...Krunguku

srtuk ok ‘Oh sedotan, saya dengarnya struk’.

Tuturan subtindak tutur ekspresif meminta maaf pada

tuturan tersebut terjadi karena Bowo Landa tidak mengerti yang

diucapkan oleh karyawan Njah Djambon sehingga karyawan Njah

Djambon menuturkan sinonim dari kata yang dimaksud tersebut dan

Bowo Landa baru mengerti.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan

Sugeng di warung makan Sambel Mbok Ti. Ketika Bowo Landa

selesai menggoreng beberapa macam ikan, Bowo Landa menaruhnya

di satu tempat. Bowo Landa tidak mengetahui jika ada tempatnya

sendiri-sendiri.

(108) Bowo Landa : Oke, ini adalah menu-menu asin-asinan

yang akan sudah ready, dan ini yang agak

tawar ya?

Sugeng : Ya, tawar sama laut ini.

Bowo Landa : Tawar sama laut. Oke ini nanti tinggal

dihidangkan ke meja? Oh ada nggone ta?

Ini bawa ke situ?

Sugeng : Ke sini. (SMT/02-08-15/36)

Page 144: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Bowo Landa : ‘Oke, ini adalah menu-menu asin-asinan

yang akan sudah siap, dan ini yang tawar

ya?’

Sugeng : Ya, tawar sama laut ini.

Bowo Landa : ‘Tawar sama laut. Oke ini nanti tinggal

dihidangkan ke meja? Oh ada tempatnya?

Ini bawa ke situ?’

Sugeng : Ke sini.

Subtindak tutur ekspresif meminta maaf pada kutipan (116)

data di atas terdapat pada tuturan Tawar sama laut. Oke ini nanti

tinggal dihidangkan ke meja? Oh ada nggone ta? Ini bawa ke situ?

‘Tawar sama laut. Oke ini nanti tinggal dihidangkan ke meja? Oh ada

tempatnya? Ini bawa ke situ?’. Tuturan meminta maaf tersebut

dituturkan oleh Bowo Landa yang ditujukan kepada Sugeng. Ketika

Bowo Landa selesai menggoreng beberapa macam ikan, Bowo Landa

menaruhnya di satu tempat. Bowo Landa tidak mengetahui jika ikan

yang tawar dan asin ada tempatnya sendiri-sendiri. Bowo Landa

meminta maaf atas ketidaktahuannya. Pemarkah lingual yang

menandai subtindak tutur ekspresif meminta maaf pada tuturan

tersebut adalah Oh ada nggone ta? Ini bawa ke situ? ‘Oh ada

tempatnya? Ini bawa ke situ?’. Tuturan subtindak tutur ekspresif

meminta maaf pada kutipan (116) data di atas terjadi karena

ketidaktahuan Bowo Landa jika tempat untuk ikan yang asin dan ikan

yang tawar adalah berbeda.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan

Sugeng di Warung makan Sambel Mbok Ti. Bowo Landa mengira

bahwa jeruk yang digunakan campuran membuat sambal di Sambel

Mbok Ti adalah jeruk yang biasa dipakai untuk membuat minuman.

Bowo Landa bertanya kepada Sugeng, bahwa ternyata jeruk tersebut

memang jeruk khusus untuk sambal.

(109) Sugeng : Jeruk sambel.

Page 145: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Bowo Landa : Emang jeruk khusus nggo sambel ngono

ya. Wo..ya kita campur dengan jeruknya.

Wah wah..ini dia sudah siap.

Sugeng : Belum. (SMT/02-08-15/38)

Sugeng : ‘Jeruk sambal.’

Bowo Landa :‘Memangnya jeruk khusus buat sambal

begitu ya. O..ya kita campur dengan

jeruknya. Wah wah..ini dia sudah siap.’

Sugeng : Belum.

Subtindak tutur ekspresif meminta maaf pada kutipan (117)

data di atas terdapat pada tuturan Emang jeruk khusus nggo sambel

ngono ya. Wo..ya kita campur dengan jeruknya. Wah wah..ini dia

sudah siap. ‘Memangnya jeruk khusus buat sambal begitu ya. O..ya

kita campur dengan jeruknya. Wah wah..ini dia sudah siap.’ Tuturan

tersebut dituturkan oleh Bowo Landa yang ditujukan kepada Sugeng.

Bowo Landa mengira bahwa jeruk yang digunakan campuran

membuat sambel di Sambel Mbok Ti adalah jeruk yang biasa dipakai

untuk membuat minuman. Bowo Landa bertanya kepada Sugeng,

bahwa ternyata jeruk tersebut memang jeruk khusus untuk sambal.

Pemarkah lingual yang menandai subtindak tutur meminta maaf pada

tuturan tersebut adalah Emang jeruk khusus nggo sambel ngono ya

‘Memangnya jeruk khusus buat sambel begitu ya’.

Tuturan yang mengandung subtindak tutur ekspresif meminta

maaf pada kutipan (117) data di atas bermula dari pertanyaan Bowo

Landa mengenai jeruk yang digunakan sebagai campuran dalam

Sambel Mbok Ti, Bowo Landa mengira bahwa jeruk tersebut sama

dnegan jeruk yang digunakan untuk membuat minuman, padahal

berbeda.

Page 146: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan Pak

Bardo. Pada saat Bowo Landa sedang berbicara kepada pemirsa, Pak

Bardo melihat Bowo Landa dengan seksama, karena Bowo Landa

merasa tidak nyaman maka Bowo Landa menegur Pak Bardo dengan

menyuruhnya agar tidak memandanginya.

(110) Bowo Landa : Yah...Preman Pawon. Kita ketemu lagi

badhoger-badhoger, saat ini..ngapunten

mang ningali mrika. Hnah...jenengan

ampun ningali kula, kaya artis wae ta.

Yah..ini saat ini saya dengan sahabat pena

saya ternyata, ada Bapak?

Pak Bardo : Bardo. (SMT/02-08-15/39)

Bowo Landa : ‘Ya...Preman Pawon. Kita bertemu lagi

badhoger-badhoger, saat ini..maaf silakan

melihat ke sana. Nah....Anda jangan

melihat saya, seperti artis saja. Yah...ini

saat ini saya dengan sahabat pena saya

ternyata, ada Bapak?’

Pak Bardo : Bardo.

Subtindak tutur ekspresif meminta maaf pada kutipan (118)

data di atas terdapat pada tuturan Yah...Preman Pawon. Kita ketemu

lagi badhoger-badhoger, saat ini..ngapunten mang ningali mrika.

Hnah...jenengan ampun ningali kula, kaya artis wae ta. Yah..ini

saat ini saya dengan sahabat pena saya ternyata, ada Bapak?

‘Ya...Preman Pawon. Kita bertemu lagi badhoger-badhoger, saat

ini..maaf silakan melihat ke sana. Nah....Anda jangan melihat saya,

seperti artis saja. Yah...ini saat ini saya dengan sahabat pena saya

ternyata, ada Bapak?’. Tuturan tersebut dituturkan oleh Bowo Landa

yang meminta maaf kepada Pak Bardo. Pada saat Bowo Landa sedang

berbicara kepada pemirsa, Pak Bardo melihat Bowo landa dengan

seksama, karena Bowo Landa merasa tidak nyaman maka Bowo

Landa menegur Pak Bardo dengan menyuruhnya agar tidak

memandanginya. Pemarkah lingual yang menandai subtindak tutur

Page 147: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

ekspresif meminta maaf pada tuturan di atas adalah Ngapunten

‘Maaf’.

Tuturan yang mengandung subtindak tutur ekspresif meminta

maaf pada kutipan (118) data di atas terjadi atas rasa tidak nyaman

Bowo Landa karena diperhatikan oleh Pak Bardo dengan seksama.

Kata Ngapunten ‘Maaf’ dipilih Bowo Landa dalam tuturan tersebut

karena untuk menghormati Pak Bardo yang tingkat usianya lebih

tinggi dibandingkan Bowo Landa.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan Pak

Bardo di warung makan Sambel Mbok Ti. Bowo Landa meminta maaf

telah salah memanggil Pak Bardo, yang seharusnya Bardo akan tetapi

sejak dari tadi (saat bersama Sugeng) Bowo Landa memanggilnya

dengan Pak Ba’do.

(111) Bowo Landa : Oh oh Bardo ta?

Pak Bardo : Iya.

Bowo Landa : Oh... krunguku Ba’do ket mau, Bardo. Kae

mau Sugeng riyadi, iki Bardo. Mas Bardo,

Pak Bardo ini adalah selaku napa Pak?

Pak Bardo : Saya sebagai pengawas di sini dan juga

yang punya Sambel Mbok Ti. (SMT/02-08-

15/40)

Bowo Landa : ‘Oh oh Bardo ya?’

Pak Bardo : ‘Ya.’

Bowo Landa : ‘Oh saya dengarnya Ba’do dari tadi, Bardo.

Tadi Sugeng riyadi, ini Bardo. Mas Bardo,

Pak Bardo ini adalah selaku apa Pak? ’

Pak Bardo : Saya sebagai pengawas di sini dan juga

yang punya Sambel Mbok Ti.

Subtindak tutur ekspresif meminta maaf pada kutipan (119)

data di atas terdapat pada tuturan Oh... krunguku Ba’do ket mau,

Bardo. Kae mau Sugeng riyadi, iki Bardo. ‘Oh saya dengarnya Ba’do

dari tadi, Bardo. Tadi Sugeng riyadi, ini Bardo.’ Tuturan tersebut

dituturkan oleh Bowo Landa kepada Pak Bardo. Bowo Landa

Page 148: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

meminta maaf telah salah memanggil Pak Bardo, yang seharusnya

Bardo akan tetapi sejak dari tadi (saat bersama Sugeng) Bowo Landa

memanggilnya dengan Pak Ba’do. Bowo Landa merasa pada saat

bertanya kepada Sugeng, Bowo Landa dengarnya adalah Pak Ba’do.

Pemarkah lingual yang menandai subtindak tutur ekspresif meminta

maaf pada tuturan tersebut adalah kata Oh... ‘Oh...’ pada Oh...

krunguku Ba’do ket mau, Bardo. Kae mau Sugeng riyadi, iki Bardo

‘Oh saya dengarnya Ba’do dari tadi, Bardo. Tadi Sugeng riyadi, ini

Bardo’ yang diucapkan oleh Bowo Landa dengan nada panjang.

Pengucapan kata Oh... ‘Oh...’ dengan nada panjang pada tuturan

tersebut memiliki arti penyesalan dan permintaan maaf atas kesalahan

Bowo Landa.

Tuturan subtindak tutur ekspresif meminta maaf pada kutipan

(119) data di atas terjadi karena ketidaktahuan Bowo Landa karena

kurang memperhatikan saat Sugeng berbicara sehingga saat Sugeng

mengucapkan Pak Bardo, Bowo Landa mendengarnya Pak Ba’do.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan Boy di

Kedai Kopi Ndomblong. Ketika Bowo Landa memanggil Boy dengan

barista, Boy menolaknya karena merasa panggilan tersebut tidak pantas

untuknya. Bowo Landa meminta maaf atas hal tersebut.

(112) Bowo Landa : Oh yowis jenengan pindhah mrika. Saat

ini saya dengan Mas Boy, selaku barista.

Boy : Wah jangan barista Mas.

Bowo Landa : Lha apa?

Boy : Kedhuwuren.

Bowo Landa : Oh kedhuwuren? Sebagai ownernya.

Boy : Jiaa.. lha kok saya dhuwur Mas?

Bowo Landa : Lha kowe dhuwur og.

Boy : Tukang gawe kopi. (KKN/20-09-15/48)

Page 149: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Bowo Landa : ‘Oh ya sudah Anda pindah ke sana. Saat

ini dengan Mas Boy selaku barista.’

Boy : Wah jangan barista Mas.

Bowo Landa : Lha apa?

Boy : ‘Terlalu tinggi.’

Bowo Landa : ‘Terlalu tinggi? Sebagai pemiliknya.’

Boy : ‘Jiaa...lha kok semakin tinggi Mas?’

Bowo Landa : ‘Lha kamu tinggi.’

Boy : ‘Tukang membuat kopi’

Subtindak tutur ekspresif meminta maaf pada kutipan (120)

data di atas terdapat pada tuturan Oh kedhuwuren? Sebagai

ownernya. ‘Terlalu tinggi? Sebagai pemiliknya’. Tuturan tersebut

dituturkan oleh Bowo Landa yang ditujukan kepada Boy. Biasanya di

dalam sebuah kedai kopi, pembuat kopi lebih akrab dipanggil dengan

panggilan barista, akan tetapi ketika panggilan tersebut ditujukan

Bowo Landa kepada Boy, Boy menolaknya karena merasa panggilan

itu terlalu tinggi dan tidak pantas untuknya. Boy meminta maaf atas

hal tersebut dan menggantinya dengan panggilan owner ‘pemilik’.

Pemarkah lingual yang menandai subtindak tutur ekspresif meminta

maaf pada tuturan tersebut adalah Oh kedhuwuren? Sebagai

ownernya. ‘Oh terlalu tinggi? Sebagai ownernya.’ Kata Oh

kedhuwuren? ‘Oh terlalu tinggi?’ pada tuturan tersebut dituturkan

Bowo Landa dengan ekspresi kaget karena tidak tahu jika Boy akan

menolak ketika dipanggil barista oleh Bowo Landa. Bowo Landa

mengulang jawaban Boy (pada tuturan sebelumnya) yang mengartikan

Bowo Landa merasa salah dan tidak tahu jika Boy akan menolak

ketika dipanggil barista.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan Boy

di Kedai Kopi Ndomblong. Ketika Bowo Landa dan Boy akan

Page 150: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

memasak kopi, Bowo Landa memainkan panci yang akan digunakan

untuk memasak kopi. Boy melarangnya dan Bowo Landa meminta

maaf atas tindakannya.

(113) Bowo Landa : Ini a..ya... ini namanya net pingpong.

Ya..ini mase ya lucu tenana. Terus kita

sumet.

Boy : Sumet. Boleh. Wa... jebol tenan iki Mas.

Ampun ngono mas. Nganggo a...

Bowo Landa : Wo.. nganggo iki? Wa...ora weruha. Mau

soale ya wong Jawa. Aja ngomong, fals

ngko. Oke kita ngenteni iku umup terus apa

meneh sing dicepakke.

Boy : Kopi sama gulanya. (KKN/20-09-15/49)

Bowo Landa : ‘Ini a...ya... ini namanya net pingong.

Ya..ini masnya juga lucu sekali. Lalu kita

nyalakan.’

Boy : ‘Boleh. Wa.. jebol ini nanti Mas. Jangan

seperti itu Mas. Pakai a...’

Bowo Landa : ‘O.. pakai ini? Wa...tidak lihat. Tadi soalnya

ya orang Jawa. Jangan bicara, nanti fals. Oke

kita menunggu itu mendidih lalu apa lagi

yang disiapkan?’

Boy : Kopi sama gulanya.

Subtindak tutur ekspresif meminta maaf pada kutipan (121)

data di atas terdapat pada tuturan Wo... nganggo iki? Wa...ora

weruha. Mau soale ya wong Jawa. Aja ngomong, fals ngko. Oke

kita ngenteni iku umup terus apa meneh sing dicepakke. ‘O Pakai

ini? Wa...tidak lihat. Tadi soalnya ya orang Jawa. Jangan bicara, nanti

fals. Oke kita menunggu itu mendidih lalu apa lagi yang disiapkan?’.

Tuturan tersebut dituturkan oleh Bowo Landa kepada Boy. Ketika

Bowo Landa dan Boy akan memasak kopi, Bowo Landa memainkan

panci yang akan digunakan untuk memasak kopi. Boy melarangnya

dan Bowo Landa meminta maaf karena Bowo Landa tidak melihat

jika panci tersebut akan digunakan untuk memasak kopi. Pemarkah

lingual yang menandai subtindak tutur ekspresif meminta maaf pada

Page 151: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

tuturan tersebut adalah Wa...ora weruha. ‘Wa...tidak lihat’. Wa...

‘Wa...’pada Wa...ora weruha ‘Wa...tidak lihat’ dituturkan Bowo

Landa dengan nada panjang yang mengartikan bahwa Bowo Landa

bersalah karena tidak mengetahui jika panci tersebut akan digunakan

untuk memasak kopi. Tuturan tersebut terjadi karena humor yang

dilakukan oleh Bowo Landa yang memainkan panci sebagai raket

untuk bermain pingpong.

Konteks tuturan: Percakapan terjadi antara Bowo Landa dengan Boy

di Kedai Kopi Ndomblong. Ketika Bowo Landa menanyakan kepada

Boy, bahwa kopi tersebut belum diberi gula, Boy menjawab ‘tidak’

karena Bowo Landa tadi ingin kopi yang pahit.

(114) Bowo Landa : Iki? Lha iki durung dikeki gulaa?

Boy : Jarene mau pengin sing pait pait?

Bowo Landa : Oh yowis...ben ngrasakke paite donya karo

paite kopi. Oke, nek pengin manis tinggal

dikasih gula. Kalau pengin yang pait tinggal

ngopi sambil ngaca mbok, emmm. (KKN/20-

09-15/50)

Bowo Landa : ‘Ini? Lha ini belum dikasih gula?’

Boy : ‘Katanya tadi ingin yang pahit?’

Bowo Landa : ‘Oh ya sudah...agar merasakan pahitnya

dunia dengan pahitnya kopi. Oke, kalau ingin

yang manis tinggal dikasih gula. Kalau ingin

yang pahit tinggal minum kopi sambil ngaca,

emmm.’

Subtindak tutur ekspresif meminta maaf pada tuturan pada

kutipan (122) data di atas terdapat pada tuturan Oh yowis...ben

ngrasakke paite donya karo paite kopi. Oke, nek pengin manis

tinggal dikasih gula. Kalau pengin yang pait tinggal ngopi sambil

ngaca mbok, emmm. ‘Oh ya sudah...agar merasakan pahitnya dunia

dengan pahitnya kopi. Oke, kalau ingin yang manis tinggal dikasih

gula. Kalau ingin yang pahit tinggal minum kopi sambil ngaca,

Page 152: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

emmm’. Tuturan tersebut dituturkan oleh Bowo Landa kepada Boy

yang meminta maaf dengan menerima pernyataan yang dituturkan

oleh Boy. Ketika Bowo Landa menanyakan kepada Boy, bahwa kopi

tersebut belum diberi gula, Boy menjawab tidak karena Bowo Landa

tadi saat ditanya Boy menginginkan kopi yang pahit. Pemarkah

lingual yang menandai subtindak tutur ekspresif meminta maaf pada

tuturan tersebut adalah Oh yowis... ‘Oh ya sudah’. Bowo Landa

mengekspresikan permintaan maafnya dengan menerima pernyataan

Boy dan dia sambil berhumor dengan menuturkan ben ngrasakke

paite donya karo paite kopi. ‘agar merasakan pahitnya dunia dengan

pahitnya kopi’.

Tuturan subtindak tutur ekspresif meminta maaf pada tuturan

pada kutipan (122) data di atas terjadi karena Bowo Landa yang lupa

dengan pembicaraanyanya dengan Boy di awal megenai pembuatan

kopi yang pahit akan tetapi pada saat membuat kopi Bowo Landa

menanyakan lagi mengenai kopi yang belum dikasih gula kepada Boy.

Tabel 6. Subtindak Tutur Ekspresif Meminta Maaf dalam Program Acara Preman

Pawon di TATV

No Acara

Preman

Pawon

Episode

Nomor Data Pemarkah Lingual Bentuk dan

Jenis

1. Njah

Djambon

(ND/01-08-15/64) Sorry. ‘Maaf.’ Verba

2. (ND/01-08-15/65) Wadhuh. ‘Aduh.’ Interjeksi

Page 153: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

3. (ND/01-08-15/66) Sorry sorry. ‘Maaf maaf.’ Verba

4. (ND/01-08-15/67) Oh sedhotan...Krunguku struk

ok. ‘Oh sedotan, saya

dengarnya struk.’

Konteks sosial

5. Kedai Kopi

Ndomblong

(SMT/02-08-15/36)

Oh ada nggone ta? Ini bawa

ke situ? ‘Oh ada tempatnya?

Ini bawa ke situ?’

Konteks fisik

6. (SMT/02-08-15/37) Aku ra mudheng berarti, sorry

lho. ‘Saya tidak tahu berarti,

maaf.’

Verba

7. (SMT/02-08-15/38)

Emang jeruk khusus nggo

sambel ngono ya. Wo..ya kita

campur dengan jeruknya. Wah

wah..ini dia sudah siap.

‘Memangnya jeruk khusus buat

sambal begitu ya. O..ya kita

campur dengan jeruknya. Wah

wah..ini dia sudah siap.’

Konteks fisik

8. (SMT/02-08-15/39) Ngapunten. ‘Maaf.’ Verba

9. (SMT/02-08-15/40)

Oh... krunguku Ba’do ket mau,

Bardo. Kae mau Sugeng riyadi,

iki Bardo. ‘Oh saya dengarnya

Ba’do dari tadi, Bardo. Tadi

Interjeksi

Page 154: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Sugeng riyadi, ini Bardo.’

10. Kedai Kopi

Ndomblong

(KKN/20-09-15/48)

Oh kedhuwuren? Sebagai

ownernya. ‘Terlalu tinggi?

Sebagai pemiliknya.’

Interjeksi

11. (KKN/20-09-15/49)

Waa...ora weruha.

‘Waa...tidak lihat.’

Interjeksi

12. (KKN/20-09-15/50) Oh yowis... ‘Oh ya sudah.’ Interjeksi

B. Subtindak Tutur Ekspresif yang Paling Dominan dalam

Program Acara Preman Pawon.

Berdasarkan pengklasifikasian data tindak tutur ekspresif yang

menggunakan teori Searle, dalam acara Preman Pawon ini ditemukan 6 jenis

subtindak tutur ekspresif. Keenam subtindak tutur ekspresif tersebut adalah

memuji, mengritik, mengeluh, mengucapkan terima kasih, mengucapkan

selamat, dan meminta maaf. Jumlah masing- masing subtindak tutur ekspresif

dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 155: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Tabel 7. Jumlah Subtindak Tutur Ekspresif dalam Program Acara Preman

Pawon di TATV.

No. PP

Episode

Sub

TTE

Memuji

Sub TTE

Mengritik

Sub TTE

Mengeluh

Sub

TTE

Meng-

ucapkan

Selamat

Sub

TTE

Meng-

ucapkan

Terima

Kasih

Sub TTE

Me-

minta Maaf

1. NJ 31 22 2 3 5 4

2. SMT 12 15 3 1 4 5

3. KKN 19 19 5 - 4 3

Jumlah 62 56 10 4 13 12

Tabel 8. Persentase Penggunaan Subtindak Tutur Ekspresif dalam Program

Acara Preman Pawon di TATV.

No Sub Tindak Tutur Ekspresif Jumlah Persentase

1. Memuji 62 39,5%

2. Mengritik 56 35,7%

3. Mengeluh 10 6,4%

4. Mengucapkan Selamat 4 2,5%

5. Mengucapkan Terima Kasih 13 8,3%

6. Meminta Maaf 12 7,6%

Total 157 100%

Page 156: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Berdasarkan tabel di atas, dalam program acara Preman Pawon

ditemukan 153 tuturan mengandung tindak tutur ekspresif yang terbagi ke

dalam 6 subtindak tutur ekspresif, yakni subtindak tutur ekspresif memuji

62 data (39,5%), subtindak tutur ekspresif mengritik 56 data (35,7%),

subtindak tutur ekspresif mengeluh 10 data (6,4%), subtindak tutur

mengucapkan selamat 4 data (2,5%), subtindak tutur ekspresif

mengucapkan terima kasih 13 data (8,3%), dan subtindak tutur ekspresif

meminta maaf 12 data (7,6%).

Subtindak tutur ekspresif memuji merupakan subtindak tutur

ekspresif yang paling dominan penggunaannya dalam program acara

Preman Pawon dengan 62 data (39,5%). Tuturan ekspresif memuji banyak

dituturkan oleh Bowo Landa. Hal ini karena Bowo Landa dalam acara

Preman Pawon berperan sebagai host (pembawa acara) yang bertugas

untuk mencari informasi sedetail-detailnya mengenai makanan dan

minuman yang khas dari sebuah tempat makan. Pemarkah lingual yang

paling dominan dari subtindak tutur ekspresif memuji adalah interjeksi

kekaguman atau keheranan wah dan variasinya seperti wuih, wa..., wih,

wuah, dan wah wah.. .

Tuturan memuji tidak hanya dapat dinyatakan secara standar,

tetapi dapat juga dinyatakan dengan intensitas yang lebih tinggi misalnya

dengan menggunakan kata baik (Wahyudi, 2012: 349). Tujuan dari

memuji ini yaitu untuk mengekspresikan rasa bangga serta kagum

terhadap mitra tutur. Bowo Landa memberikan pujian kepada mitra

tuturnya dengan tujuan agar mitra tutur merasa senang dan bangga

Page 157: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

terhadap apa yang sudah dilakukan dan dicapainya, sementara

menyenangkan orang lain sejalan dengan tujuan sosial. Dengan demikian

dampaknya dapat diprediksi bahwa mitra tutur yang dipuji akan merasa

dihargai dan diapresiasi terhadap yang dilakukannya sehingga

menimbulkan perasaan senang dan bangga. Karena pada fungsi

menyenangkan, kesantunan lebih bersifat positif. Fungsi menyenangkan

ini digunakan untuk memperhalus tuturan dan menyenangkan pihak mitra

tutur sehingga pada akhirnya akan menguatkan prinsip kerukunan

(Rahadini, 2014: 141). Hal tersebut sejalan dengan program acara Preman

Pawon yang memiliki tema wisata kuliner, di mana Bowo Landa berperan

sebagai host (pembawa acara) yang bertamu ke sebuah tempat makan.

Sebagai tamu sudah sepantasnya untuk menjunjung kesopanan dan

kesantunan terhadap pemilik tempat makan khususnya, sehingga host

banyak menuturkan tuturan dengan tujuan untuk menyenangkan mitra

tutur. Tuturan ekspresif pada subtindak tutur memuji dengan tujuan untuk

menyenangkan mitra tutur cenderung memiliki nilai kesantunan tinggi

karena apa yang dinyatakan atau disebutkan dalam tuturan dapat

menyenangkan perasaan mitra tutur atau memberi keuntungan pihak mitra

tutur.

Dalam program acara Preman Pawon, dominasi penggunaan

tuturan memuji terjadi berdasarkan kondisi psikologis yang dialami

penutur saat mengetahui menu khas dari sebuah tempat makan yang

didatanginya, saat merasakan menu makanan/minuman, bahan-bahan yang

dipakai dalam pembuatan menu makanan/minuman, rasa kekaguman dan

Page 158: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

keheranan atas keadaan tempat makan yang bagus, menu-menu makanan

yang enak dan unik, keahlian yang dimiliki oleh karyawan tempat makan

dalam memasak, dan mitra tutur yang telah bersikap baik kepadanya saat

berada di setiap tempat makan yang menjadi target dalam wisata

kulinernya. Bowo Landa banyak memuji apa saja yang ada di tempat

makan yang didatanginya, terlebih lagi masalah makanan, ia tidak pernah

mencela rasa menu makanan dan minuman yang ada di tempat makan

yang didatanginya. Hal tersebut karena Bowo Landa menyadari ia sebagai

tamu harus menjunjung tinggi kehormatan tempat makan yang

didatanginya dalam perjalanan wisata kulinernya.

Bowo Landa berusaha menyenangkan hati mitra tuturnya agar

maksud yang akan disampaikan dapat diterima oleh mitra tutur. Salah satu

cara yang dilakukannya adalah dengan meninggikan mitra tutur dari

keadaan sebenarnya (memuji yang berlebihan). Tuturan memuji Bowo

Landa banyak disampaikan dengan bahasa langsung. Tindak tutur

langsung terjadi apabila kalimat berita difungsikan secara konvensional

untuk mengatakan sesuatu, kalimat tanya untuk bertanya, dan kalimat

perintah untuk menyuruh (Wijana, 1966:30). Hal ini sejalan dengan

maksud dari acara Preman Pawon yaitu untuk mengetahui informasi

secara detail tentang menu makanan dan minuman yang khas dari sebuah

tempat makan. Seperti nama acaranya, host, yakni Bowo Landa dalam

acara Preman Pawon ini berpenampilan seperti preman. Penampilan

Bowo Landa yang berdandan seperti preman dalam acara ini adalah untuk

Page 159: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

mendukung nama acara ini sendiri. Meskipun berpenampilan seperti

preman akan tetapi Bowo Landa masih bisa bersikap sopan dan santun.

Pada program acara Preman Pawon di TATV ini host, yakni

Bowo Landa sering menyelipkan humor dalam tuturan-tuturannya. Hal

tersebut merupakan ciri khas dari acara Preman Pawon ini. Gaya Bowo

Landa yang tampil apa adanya dan sikap konyol yang ia tampilkan

menghasilkan tuturan yang mengandung tindak tutur ekspresif yang

menggunakan bahasa Jawa informal. Dalam program acara Preman

Pawon yang mengusung tema wisata kuliner, Bowo Landa sebagai tamu

di setiap tempat makan yang dikunjunginya selalu berusaha untuk

menampakkan sikap sopan santun, dan memuji merupakan cara efektif

untuk mewujudkan tujuan berkomunikasi yaitu keharmonisan hidup

dengan sesama. Dengan memberikan pujian maka sama halnya

memberikan kesenangan juga terhadap orang lain. Sehingga dapat

dikatakan bahwa semakin penutur memberikan pujian, semakin senang

yang mitra tutur rasakan (Qani’ah, 2014: 28).

Dalam kaitannya dengan fungsi sosial, tujuan-tujuan sosial

merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Isi tuturan yang

menyebabkan mitra tutur merasa senang akan menyelamatkan kerukunan

antara penutur dan mitra tutur, misalnya seperti pada subtindak tutur

ekspresif memuji.

Subtindak tutur ekspresif yang dominan kedua setelah subtindak

tutur ekspresif memuji dalam program acara Preman Pawon adalah

subtindak tutur ekspresif mengritik dengan 56 data (35,7%). Tuturan

Page 160: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Bowo Landa dalam program acara Preman Pawon ini tentu saja tidak

terlepas dari tindak tutur ekspresif mengritik, karena dalam meminta

informasi mengenai menu makanan dan minuman yang disajikan sebuah

tempat makan, Bowo Landa bisa saja memuji juga mengritik pandangan

mitra tuturnya maupun kondisi yang saat itu disaksikannya. Subtindak

tutur mengritik merupakan salah satu tindak tutur ekspresif yang memiliki

potensi dalam menjatuhkan mitra tuturnya, namun tidak semua orang

dapat menerima kritikan yang dilontarkannya.

Kritik bisa saja langsung muncul ketika orang lain berbicara, dan

orang yang berhak mengeluarkan kritik tidak ada pengecualian apakah ia

pemimpin, berpendidikan tinggi atau rendah, pekerja atau pengangguran,

orang kaya atau miskin, karena sikap mengritik menjadi bagian yang tidak

terpisahkan dari personalitas seseorang. Orang yang menyampaikan kritik

bisa saja ketika melihat sesuatu yang tidak teratur, merasakan makanan

yang kurang enak, atau berbagai situasi termasuk ketika mendengar ide

baru.

Pada subtindak tutur ekspresif mengritik, penggunaan kesantunan

cenderung bersifat menurun karena evaluasi yang diungkapkan penutur

melalui tindak tutur ekspresif bersifat memberikan kerugian di pihak mitra

tutur atau bahkan menyakiti perasaan mitra tutur (Rahadini, 2014:142).

Bowo Landa dalam menyampaikan kritik kepada mitra tuturnya terkadang

menggunakan bahasa yang kasar dengan maksud untuk mengejek. Dalam

proses pembuatan makanan atau minuman dan wawancaranya dengan

pemilik tempat makan, Bowo Landa banyak menuturkan tuturan mengritik

Page 161: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

karena Bowo Landa bermaksud untuk mengetahui sedetail-detailnya

mengenai masakan tersebut.

Tuturan mengritik banyak dituturkan atas dasar rasa ingin tahu

Bowo Landa dan karena melihat/mengalami hal-hal atau sesuatu yang

belum pernah dilihat atau diketahuinya, seperti saat mengetahui nama

menu makanan atau minuman yang aneh dan sikap mitra tutur yang

merugikannya. Bowo Landa banyak mengritik berdasarkan pada

pengetahuan yang selama ini diketahuinya, jadi banyak hal-hal yang

dilakukan mitra tutur dan Bowo Landa belum pernah mengetahui hal itu

sebelumnya.

Program acara Preman Pawon menyajikan informasi tentang

menu makanan dan minuman yang unik dan khas dari sebuah tempat

makan yang mengundang rasa penasaran baik host maupun pemirsanya

sehingga tuturan mengritik banyak dituturkan. Dominasi tuturan mengritik

dilakukan oleh Bowo Landa karena dalam acara ini Bowo Landa berperan

sebagai host yang sedang melakukan perjalanan wisata kuliner yang

mencari tempat makan dengan tujuan untuk mengetahui makanan atau

minuman yang khas dari tempat makan tersebut. Tidak hanya mengetahui

nama dari makanan atau minuman yang khas saja akan tetapi juga bahan-

bahan yang dibutuhkan untuk membuat menu makanan/minuman, proses

pembuatan masakan, pemilihan nama tempat makan dan sejarah adanya

tempat makan tersebut.

Tuturan mengritik yang dituturkan Bowo Landa banyak

disampaikan pada saat pembuatan makanan maupun minuman dan atas

Page 162: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

nama tempat makan tersebut. Bowo Landa sebagai host acara Preman

Pawon kepada mitra tutur yang baru ditemuinya di setiap tempat makan

memiliki tingkat keakraban yang tinggi, tuturan ekspresif yang

disampaikannya seringkali menggunakan tingkat tutur dengan bahasa

Jawa Ngoko.

Penyampaian kritik tersebut lebih banyak disampaikan secara

langsung karena dalam menyampaikan pesan pada bentuk kritikan lebih

terasa sampai ke poin-poin permasalahannya, dikarenakan ada intonasi

suara yang mendukung sampai atau tidaknya pesan tersebut kepada orang

yang kita kritik, apalagi juga didukung dengan pemakaian intonasi.

Dengan demikian penyampaian pesan dalam bentuk tuturan langsung akan

sampai kepada lawan bicara kita, akan lebih jelas dan lebih mengena

kepada tujuan yang diinginkan penutur. Dominasi tuturan mengritik

banyak disampaikan pada konteks fisik dan sosial. Konteks fisik (physical

context) merupakan konteks tuturan yang meliputi tempat terjadinya

pemakaian bahasa, objek yang disajikan dalam peristiwa komunikasi, dan

tindakan para partisipan dalam peristiwa komunikasi, sedangkan konteks

sosial (social context) yaitu relasi sosial yang melengkapi hubungan antara

penutur dengan mitra tutur.

Penggunaan subtindak tutur ekspresif mengeluh, mengucapkan

terima kasih, dan meminta maaf relatif sama yakni subtindak tutur

ekspresif mengeluh 10 data (6,4%), subtindak tutur ekspresif

mengucapkan terima kasih 13 data (8,3%), dan subtindak tutur ekspresif

meminta maaf 12 data (7,6%). Subtindak tutur ekspresif mengeluh banyak

Page 163: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

disampaikan oleh Bowo Landa karena mengeluhkan keadaan yang

dialaminya dan atas perilaku yang dilakukan oleh mitra tuturnya.

Penggunaan tuturan mengucapkan terima kasih dituturkan ketika Bowo

Landa merasakan rasa syukur atas kebaikan yang dilakukan oleh mitra

tuturnya, sedangkan tuturan meminta maaf dituturkan atas ketidaksesuaian

tindakan antara harapan mitra tutur dengan apa yang dilakukan oleh Bowo

Landa.

Subtindak tutur mengucapkan selamat ditemukan 4 data (2,5%),

dalam program acara Preman Pawon subtindak tutur mengucapkan

selamat disampaikan penutur kepada mitra tutur sebagai ungkapan sapaan,

bukan selamat atas dasar keberhasilan mencapai sesuatu. Searle dalam

bukunya The Philosophy of Language, 1996:148 memberikan contoh

tindak tutur ekspresif mengucapkan selamat yakni I congratulate you on

winning the race (congratulations on winning the race) ‘Saya

mengucapkan selamat atas memenangkan perlombaan (selamat atas

kemenangan balapan)’. Contoh yang diberikan Searle merupakan

subtindak tutur ekspresif mengucapkan selamat atas keberhasilan, akan

tetapi dalam penelitian ini menemukan subtindak tutur ekspresif

mengucapkan selamat yang mirip dengan tujuan untuk menyapa seperti

frasa fatis ‘selamat sore’ dan ‘selamat datang’.

Page 164: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

C. Faktor yang Melatarbelakangi Subtindak Tutur Ekspresif

dalam Program Acara Preman Pawon.

Pragmatik merupakan kajian bahasa yang terkait konteks.

Sebuah tuturan dapat digunakan untuk menyampaikan beberapa maksud

dan sebaliknya, satu maksud dapat disampaikan dengan beraneka ragam

tuturan. Hal itu dipengaruhi oleh konteks yang melingkupi tuturan itu.

Dalam penyampaiannya, sebuah tindak tutur dipengaruhi oleh faktor-

faktor yang melatarbelakangi. Baik dari penutur dan mitra tutur sendiri,

maupun dari luar seperti konteks tuturan dan kesantunan. Imam Syafi’i

(sebagaimana dikutip oleh Hamid Hasan Lubis, 1993:58) (dalam

Sumarlam, 2013:77) membedakan empat macam konteks pemakaian

bahasa, yaitu konteks fisik, konteks epistemik, konteks linguistik, dan

konteks sosial. Dalam program acara Preman Pawon di TATV, faktor-

faktor yang melatarbelakangi tindak tutur ekspresif adalah sebagai berikut.

1. Konteks Fisik (Physical Context)

Konteks fisik (physical context) merupakan konteks tuturan

yang meliputi tempat terjadinya pemakaian bahasa, objek yang

disajikan dalam peristiwa komunikasi, dan tindakan para partisipan

dalam peristiwa komunikasi itu. Tindak tutur ekspresif yang terjadi

karena faktor konteks fisik tampak pada data berikut.

(115) Riko : Niki enten japlakane, tenang. Mangkih ditranslate

setunggal-setunggal.

Bowo Landa : Wah anu we Mas, kene sing wedang umup apa

biasane ngono? Tak nggone grujukan

dhewe ngono. Riko : Hahaha. (KKN/20-09-15/22)

Page 165: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Riko : ‘Ini ada contekannya, tenang. Nanti ditranslate

satu-satu.’

Bowo Landa : ‘Wah itu saja Mas, di sini yang air mendidih apa

biasanya? Saya akan pakai untuk menyiram

saya sendiri seperti itu.’

Riko : Hahaha.

Tindak tutur ekspresif pada kutipan data (123) di atas

termasuk subtindak tutur ekspresif mengritik. Percakapan terjadi

antara Bowo Landa (penutur) dengan Riko (mitra tutur) di Kedai Kopi

Ndomblong. Tuturan bermula ketika Bowo Landa melihat buku menu

Kedai Kopi Ndomblong, Bowo Landa tidak bisa membacanya. Riko

memberikan solusi dan Bowo Landa mengritiknya. Bowo Landa tidak

bisa membaca buku menu tersebut karena buku menu tersebut

menggunakan tulisan aksara Jawa. Riko memberikan solusi agar

Bowo Landa tidak khawatir lagi. Riko mengatakan bahwa ada

contekannya, jadi yang tidak bisa membaca aksara Jawa bisa sekaligus

belajar. Bowo Landa tidak mengatakan secara langsung

ketidaksetujuannya atas solusi yang diberikan oleh Riko akan tetapi

Bowo Landa berkata Wah anu we Mas, kene sing wedang umup apa

biasane ngono? Tak nggone grujukan dhewe ngono. ‘Wah itu saja

Mas, di sini yang air mendidih apa biasanya? Saya akan pakai untuk

menyiram saya sendiri seperti itu’.

Bowo Landa berkata seperti itu karena Bowo Landa merasa

tidak sanggup jika harus menranslate tulisan yang menggunakan

aksara Jawa di buku menu Kedai Kopi Ndomblong ketika akan

memesan minuman. Riko pun juga mengetahui hal tersebut. Riko

Page 166: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

mengetahui jika Bowo Landa tidak sanggup dan merasa menyerah

jika harus menranslate tulisan yang menggunakan aksara Jawa, Riko

menjawabnya hanya dengan tertawa mengejek. Tindak tutur ekspresif

yang terjadi karena faktor konteks fisik juga tampak pada data berikut.

(116) Bowo Landa : Beras kencur..nah ini nek.

Karyawan : Kira-kira 20 mili.

Bowo Landa : Nek bahasa kaya bocah tukang kawin apa ki

jenenge mbak? Karyawan : Hehehe.

Bowo Landa : Hehehe ora seneng kawin ya? Hehe iya kok.

(ND/01-08-15/50)

Bowo Landa : ‘Beras kencur..nah ini kalau.’

Karyawan : Kira-kira 20 mili (mili liter).

Bowo Landa :‘Kalau bahasa seperti bocah tukang kawin ini

namanya apa mbak?’

Karyawan : Hehehe.

Bowo Landa : ‘Hehehe tidak suka kawin ya? Hehe iya kok.’

Tindak tutur ekspresif pada data (124) di atas termasuk

subtindak tutur ekspresif mengritik. Tuturan tersebut terjadi antara

Bowo Landa (penutur) dengan salah seorang karyawan (mitra tutur) di

restoran Njah Djambon. Tuturan tersebut dituturkan oleh Bowo Landa

saat akan membuat minuman di dapur Njah Djambon. Bowo Landa

mengritik nama minuman beras kencur dengan membahasakannya

menjadi nama minuman dengan bahasa yang tidak biasa/umum, yakni

seperti nama minuman bocah tukang kawin.

Penggunaan konteks fisik juga terdapat pada nomor data

(ND/01-08-15/1), (ND/01-08-15/13), (ND/01-08-15/24), (ND/01-08-

15/26), (ND/01-08-15/27), (SMT/02-08-15/5), (SMT/02-08-15/11),

(ND/01-08-15/36), (ND/01-08-15/37), (ND/01-08-15/42), (ND/01-08-

15/45), (ND/01-08-15/50), (SMT/02-08-15/17), (SMT/02-08-15/18),

Page 167: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

(KKN/20-09-15/20), (KKN/20-09-15/22), (KKN/20-09-15/24),

(KKN/20-09-15/25), (SMT/02-08-15/35), dan (SMT/02-08-15/37).

2. Konteks Epistemis (Episthemic Context)

Konteks epistemis (episthemic context) yaitu konteks tuturan

yang meliputi latar pengetahuan yang sama-sama diketahui oleh

penutur dan mitra tutur. Tindak tutur ekspresif yang terjadi karena

faktor konteks epistemis tampak pada data berikut

(117) Riko : Mangga...

Bowo Landa : Golek menu. Wah matur nuwun lho Mas. Ngko

tak celuk meneh. Jabang bayi, iki menu apa

kitab sanskerta ya iki ya. Hawehawewewwehh...ya iki ndomblong tenan

iki.hhaha. Jabang bayi.

Hwalwhalha...lwhalhahwalwha...wahhh. Oh

mungkin halaman pertama ki jawane, halaman

ke dua mesti indonesiane. Huahahaha...kok

padha wae, hweh, hwehehehe. Mas, iki kitabe

sapa Mas?

Riko : Kitabe Ndomblong niku. (KKN/20-09-15/21)

Riko : ‘Silakan.’

Bowo Landa : ‘Cari menu. Wah terima kasih Mas. Nanti saya

panggil lagi. Jabang bayi, Ini menu atau kitab

sanskerta ya ini ya. Hawehawewewwehh...ya ini

tercengang benar ini. Hahaha. Jabang bayi.

Hwalwhalha...lwhalhahwalwha...wahhh. Oh

mungkin halaman pertama itu jawanya, halaman

ke dua pasti indonesianya. Huahahaha...kok

sama saja, hweh, hwehehehe. Mas, ini kitabnya

siapa Mas?’

Riko : ‘Kitabnya Ndomblong itu.’

Subtindak tutur ekspresif pada kutipan data (125) di atas

adalah Subtindak tutur ekspresif mengritik. Tuturan terjadi antara

Bowo Landa (penutur) dengan Riko (mitra tutur). Tuturan tersebut

dituturkan oleh Bowo Landa untuk mengritik buku menu di Kedai

Page 168: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Kopi Ndomblong yang tulisannya menggunakan aksara Jawa. Bowo

Landa tidak bisa membaca tulisan tersebut sehingga Bowo Landa

mengeluhkannya dan mengritik itu buku menu atau kitab Sanskerta.

Dalam hal ini penutur (Bowo Landa) dan mitra tutur (Riko) sama-

sama memahami bahwa buku menu yang disodorkan Riko kepada

Bowo Landa menggunakan bahasa yang tidak mudah dipahami oleh

semua orang, terbukti dengan Bowo Landa yang tidak bisa membaca

tulisan tersebut dan Riko yang menyediakan contekan agar orang yang

tidak bisa membeca tulisan tersebut bisa terbantu. Tindak tutur

ekspresif yang terjadi karena faktor konteks epistemis juga tampak

pada data berikut.

(118) Boy : Kalau di bawah 90 kadang kurang

mateng. Jadi ketika kopi ini akan dimasak

harus dipaske tenan. Ini matenge pas, aja

nganti gosong, ketika dia udah naik ke

100 derajat ya diangkat sik, iki misale

jenengan karo ngadhuk ya rapapa.

Bowo Landa : Oh...ngomong. Lha ya iki mau aku ya

ngerti kok njendhel wae. Hehe oh jebule

nganggo diadhuk? (KKN/20-09-15/31)

Boy :‘Kalau di bawah 90 kadang kurang

matang. Jadi ketika kopi ini akan dimasak

harus dipaskan benar. Ini matangnya pas,

jangan sampai gosong, ketika dia sudah

naik ke 100 derajat ya diangkat dulu, ini

misalnya anda sambil mengaduk juga tidak

apa-apa.’

Bowo Landa : ‘Oh...bilang. Lha ini tadi saya juga tahu

kok mengental terus. ’

Subtindak tutur ekspresif pada kutipan data (126) di atas

adalah Subtindak tutur ekspresif mengritik. Tuturan terjadi antara

Bowo Landa (penutur) dengan Boy (mitra tutur). Tuturan tersebut

Page 169: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

dituturkan oleh Bowo Landa untuk mengritik Boy yang sejak awal

tidak memberitahunya untuk mengaduk kopi sehingga ampas kopi

tersebut masih mengental. Pada saat Boy menjelaskan tentang cara

memasak kopi yang benar kepada Bowo Landa, Boy menyarankan

Bowo Landa untuk sambil mengaduknya. Bowo Landa sebenarnya

mengetahui bahwa ampas kopi itu masih dibawah sehingga ampas

kopinya masih tertahan dan mengental di bawah serta tidak menyebar,

seharusnya pada saat memasak kopi itu sambil diaduk, akan tetapi

karena Boy tidak menyuruhnya untuk mengaduk Bowo Landa juga

tidak mengaduknya sehingga Bowo Landa mengritik Boy. Dalam hal

ini konteks tuturan pada data di atas menggunakan konteks epistemis,

di mana penutur dan mitra tutur sama-sama mengetahui bahwa kopi

yang sedang dipanaskan di atas kompor itu mengental karena tidak

diaduk. Bowo Landa tidak mengaduknya karena tidak beri tahu oleh

Boy sedangkan Boy tidak mengaduknya karena Boy menganggap

Bowo Landa sudah mengetahui karena Bowo Landa yang memegang

alat yang digunakan untuk mengaduk kopi.

Penggunaan konteks epistemis juga terdapat pada nomor data

(KKN/20-09-15/36), (KKN/20-09-15/35), (KKN/20-09-15/34),

(KKN/20-09-15/33), (KKN/20-09-15/32), (KKN/20-09-15/31),

(KKN/20-09-15/29), (KKN/20-09-15/28), (KKN/20-09-15/21), dan

(SMT/02-08-15/16).

Page 170: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

3. Konteks Sosial (Social Context)

Konteks sosial (social context) yaitu relasi sosial yang

melengkapi hubungan antara penutur dengan mitra tutur. Tindak tutur

ekspresif yang terjadi karena faktor konteks sosial tampak pada data

berikut

(119) Bowo Landa : Lha mbok didol!! Aku nde rongewu.

Pelajar : Wadhuh rongewui ngge apa? (ND/01-08-15/32)

Bowo Landa : ‘Dijual saja!! Saya punya dua ribu.’

Pelajar : ‘Aduh dua ribu itu untuk apa?’

Tindak tutur ekspresif pada kutipan data (127) di atas

termasuk subtindak tutur ekspresif mengritik. Tuturan tersebut

dituturkan Bowo Landa kepada seorang pelajar SMA di pinggir jalan.

Pada tuturan data tersebut Bowo Landa sebagai penutur dan seorang

pelajar sebagai mitra tutur. Ketika Bowo Landa melihat sebuah sepeda

motor yang bagus, Bowo Landa ingin membelinya akan tetapi pemilik

sepeda motor tersebut tidak ingin menjualnya lalu Bowo Landa

mengritiknya agar sepeda motornya dijual. Bowo Landa

mengungkapkan hal tersebut dengan menggunakan tingkat tutur

bahasa Jawa Ngoko. Penggunaan bahasa Jawa Ngoko tersebut

dilatarbelakangi oleh faktor usia, di mana Bowo Landa usianya lebih

tua dari pada seorang pelajar SMA tersebut sehingga Bowo Landa

berani mengritik menggunakan bahasa Jawa Ngoko. Tindak tutur

ekspresif yang terjadi karena faktor konteks sosial juga tampak pada

data berikut.

(120) Bowo Landa: Yah...Preman Pawon. Kita ketemu lagi badhoger-

badhoger, saat ini..ngapunten mang ningali mrika.

Page 171: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

Hnah...jenengan ampun ningali kula, kaya artis

wae ta. Yah..ini saat ini saya dengan sahabat pena

saya ternyata, ada Bapak? (SMT/02-08-15/22)

‘Ya...Preman Pawon. Kita bertemu lagi

badhoger-badhoger, saat ini..maaf silakan

melihat ke sana. Hnah....Anda jangan melihat

saya, seperti artis saja. Yah...ini saat ini saya

dengan sahabat pena saya ternyata, ada Bapak?’

Tindak tutur ekspresif pada kutipan data (128) di atas termasuk

subtindak tutur ekspresif mengritik. Tuturan terjadi antara Bowo Landa

(penutur) dengan Pak Bardo (mitra tutur). Tuturan tersebut dituturkan

oleh Bowo Landa untuk mengritik Pak Bardo karena telah

memperhatikannya saat dia berbicara. Ketika Bowo Landa sedang

berbicara menyapa pemirsa, Pak Bardo memperhatikannya dengan

seksama. Bowo Landa menegur Pak Bardo dengan menggunakan bahasa

Jawa Krama. Penggunaan tingkat tutur bahasa Jawa Krama

dilatarbelakangi oleh faktor usia di mana usia Bowo Landa lebih muda

dari pada pada Pak Bardo. Hal tersebut sebagai rasa hormat yang

diberikan Bowo Landa kepada Pak Bardo.

Penggunaan konteks soaial juga terdapat pada nomor data (ND/01-08-

15/32), (ND/01-08-15/35), (ND/01-08-15/38), (ND/01-08-15/39),

(ND/01-08-15/40), (ND/01-08-15/41), (ND/01-08-15/43), (ND/01-08-

15/44), (ND/01-08-15/46), (ND/01-08-15/47), (ND/01-08-15/48),

(ND/01-08-15/49), (ND/01-08-15/52), (SMT/02-08-15/13), (SMT/02-08-

15/14), (SMT/02-08-15/15), (SMT/02-08-15/19), (SMT/02-08-15/20),

(SMT/02-08-15/21), (SMT/02-08-15/22), (SMT/02-08-15/23), (SMT/02-

08-15/24), (SMT/02-08-15/25), (SMT/02-08-15/26), (SMT/02-08-

Page 172: BAB II ANALISIS DATAmuncul ing swijining tembung. Pamuncule diftong iku ngemu karep kanggo mbangetake surasane tembung (Sasangka, 1989:9). Data yang mengandung subtindak tutur ekspresif

15/27), (KKN/20-09-15/23), (KKN/20-09-15/26), (KKN/20-09-15/27),

(KKN/20-09-15/30), (KKN/20-09-15/37), (KKN/20-09-15/38),

(KKN/20-09-15/44), dan (ND/01-08-15/64).

Konteks penggunaan strategi bertutur yang digunakan oleh para

pelibat (penutur dan mitra tutur) dalam program acara Preman Pawon

cenderung menggunakan konteks sosial. Konteks sosial adalah latar

setting yang melengkapi hubungan antara penutur dan mitra tutur. Latar

yang dimaksud adalah latar tempat, di mana penutur mengungkapkan

tuturannya. Selain itu, hubungan penutur dengan mitra tutur, usia, jenis

kelamin, latar belakang sosial ekonomi, latar belakang pendidikan, dan

tingkat keakraban juga termasuk dalam latar pada konteks sosial. Tingkat

keakraban yang rendah memungkinkan tingkat keterancaman muka

penutur tinggi, karena bisa saja tuturan yang disampaian penutur dapat

menyinggung mitra tutur.