BAB II Agama

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, di era globalisasi, setiap negara memiliki sistem politik yang berbeda-beda. Sistem politik Islam adalah salah satu system yang ada di dunia. Suatu negara yang mayoritas memeluk agama Islam menggunakan system politik Islam yang dalam pelaksanaanya berpedoman kepada al-qur’an dan hadits. dengan berpegang teguh kepada al-qur’an dan hadit, umat muslim tidak perlu khawatir jika sedang mengalami suatu permasalahan dan memerlukan solusi, bahkan sekarang sudah banyak sumber hukum yang dibuat berdasarkan keputusan para ulama untuk memudahkan masyarakat dalam menghadapi suatu masalah politik Islam. Di Indonesia, mayoritas penduduknya adalah pemeluk agama Islam. meskipun negara Indonesia bisa dikatakan sebagai negara Islam, tetapi pelaksanaan politik Islam belum diterapkan secara maksimal baik dalam system pemerintahan ataupun demokrasinya, hal itu memberikan pengaruh yang besar ke dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tentang Islam dalam aspek politik yaitu peranan agama Islam dalam perkembangan politik di dunia, dengan mengkaji berbagai informasi yang bersumber dari al-quran dan hadits. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian politik dalam Islam? 2. Apa saja prinsip dasar politik (syariah) Islam? 1

description

x

Transcript of BAB II Agama

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangDewasa ini, di era globalisasi, setiap negara memiliki sistem politik yang berbeda-beda. Sistem politik Islam adalah salah satu system yang ada di dunia. Suatu negara yang mayoritas memeluk agama Islam menggunakan system politik Islam yang dalam pelaksanaanya berpedoman kepada al-quran dan hadits. dengan berpegang teguh kepada al-quran dan hadit, umat muslim tidak perlu khawatir jika sedang mengalami suatu permasalahan dan memerlukan solusi, bahkan sekarang sudah banyak sumber hukum yang dibuat berdasarkan keputusan para ulama untuk memudahkan masyarakat dalam menghadapi suatu masalah politik Islam. Di Indonesia, mayoritas penduduknya adalah pemeluk agama Islam. meskipun negara Indonesia bisa dikatakan sebagai negara Islam, tetapi pelaksanaan politik Islam belum diterapkan secara maksimal baik dalam system pemerintahan ataupun demokrasinya, hal itu memberikan pengaruh yang besar ke dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tentang Islam dalam aspek politik yaitu peranan agama Islam dalam perkembangan politik di dunia, dengan mengkaji berbagai informasi yang bersumber dari al-quran dan hadits.1.2 Rumusan Masalah1. Apa pengertian politik dalam Islam?2. Apa saja prinsip dasar politik (syariah) Islam?3. Apa saja prinsip politik luar negeri dalam Islam?4. Apa kontribusi umat Islam dalam perpolitikan nasional?5. Apa pengertian dari leadership and management?1.3 Tujuan1. Mengetahui pengertian politik dalam Islam2. Mengetahui prinsip dasar politik (syariah) Islam3. Mengetahui prinsip politik luar negeri dalam Islam4. Mengetahui kontribusi umat Islam dalam perpolitikan nasional5. Mengetahui tentang leadership and management

BAB IIPEMBAHASAN2.1 PolitikPolitik berasal dari bahasa latin politicos atau politicus yang berarti relating to citizen (hubungan warga negara). Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik. Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional. Menurut Teori Klasik Aristoteles, politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama.

2.2 Politik dalam Islam Politik di dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah siyasah dimana politik adalah ilmu pemerintahan atau ilmu siyasah, yaitu ilmu tata Negara. Dalam bahasa Arab diterjemahkan dengan kata siyasah, kata ini diambil dari kata saasa-yasuusu yang diartikan mengemudi, mengendalikan dan mengatur (M Quraish Shihab,2000). Politik dalam Islam menjuruskan kegiatan ummat kepada usaha untuk mendukung dan melaksanakan syari'at Allah melalui sistem kenegaraan dan pemerintahan. Politik Islam terdiri dari dua aspek yaitu politik dan Islam. Politik merupakan suatu cara bagaiman penguasa memengaruhi perilaku kelompok yang dikuasai agar sesuai dengan keinginan peguasa.2.3 Asas Asas Sistem Politik Islam2.3.1 Hakimiyyah Ilahiyyah HakimiyyahHakimiyyah Ilahiyyah Hakimiyyah yaitu memberikan kuasa pengadilan dan kedaulatan hukum tertinggi dalam sistem politik Islam hanyalah hak mutlak Allah. Tidak mungkin ianya menjadi milik sesiapa pun selain Allah dan tidak ada sesiapa pun yang memiliki suatu bahagian daripadanya.Firman Allah yang mafhumnya: "Dan tidak ada sekutu bagi Nya dalam kekuasaan Nya." (Al Furqan: 2)

Artinya : "Bagi Nya segaIa puji di dunia dan di akhirat dan bagi Nya segata penentuan (hokum) dan kepada Nya kamu dikembalikan." (A1 Qasas: 70)

Artinya : "Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah." (A1 An'am: 57)Hakimiyah Islamiyah memberikan pengertian sebagai berikut a. Allah adalah Pemelihara alam semesta yang pada hakikatnya adalah Tuhan yang menjadi Pemelihara manusia, dan tidak ada jalan lain bagi manusia kecuali patuh dan tunduk kepada sifat Ilahiyyah Nya Yang Maha Esa b. Hak untuk menghakimi dan mengadili tidak dimiliki oleh sesiapa kecuali Allah. Oleh kerana itu, manusia wajib ta'at kepada Nya dan ber'ibadat kepada Nya c. Hanya Allah sahaja yang memiliki hak mengeluarkan hukum sebab Dialah satu satu Nya Pencipta d. Hanya Allah sahaja yang memiliki hak mengeluarkan peraturan peraturan, sebab Dialah satu satu Nya Pemilik e. Hukum Allah adalah sesuatu yang benar sebab hanya Dia sahaja Yang Mengetahui hakikat segala sesuatu, dan di tangan Nyalah sahaja penentuan hidayah dan penentuan jalan yang selamat dan lurus.Hakimiyyah Ilahiyyah membawa arti bahwa teras utama kepada sistem politik Islam ialah tauhid kepada Allah di segi rububiyyah dan uluhiyyah-Nya. 2.3.2 RisalahMelalui landasan risalah inilah para rasul mewakili kekuasaan tertinggi Allah dalam bidang perundangan dalam kehidupan manusia. Para rasul meyampaikan, mentafsir, dan menerjemahkan segala wahyu Allah dengan ucapan dan perbuatan.Dalam sistem politik Islam, Allah telah memerintahkan agar manusia menerima segala perintah dan larangan Rasulullah s.a.w. Manusia diwajibkan tunduk kepada perintah-perintah Rasulullah s.a.w dan tidak mengambil selain Rasulullah s.a.w untuk menjadi hakim dalam segala perselisihan yang terjadi di antara mereka. Artinya : Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (An-Nisa: 65) 2.3.3 KhilafahKhilafah berarti perwakilan. Dengan pengertian ini, dimaksudkan bahwa kedudukan manusia di atas muka bumi ialah sebagai wakil Allah. Ini juga bermaksud bahwa di atas kekuasaan yang telah diamanahkan kepadanya oleh Allah, maka manusia dikehendaki melaksanakan Allah dalam batas-batas yang ditetapkan.Firman Allah yang mafhumnya:

Artinya : "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang khilafah di muka bumi... " (Al Baqarah: 30)

Artinya : "Kemudian Kami jadikan kamu khilafah-khilafah di muka bumi sesudah mereka supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat." (Yunus: 14)Seseorang khilafah hanya menjadi khilafah yang sah selama ia benar-benar mengikuti hokum-hukum Allah. Oleh karena itu, khilafah sebagai asas ketiga dalam sistem politik Islam menuntut agar tugas tersebut dipegang oleh orang-orang yang memenuhi syarat-syarat berikut:a. Mereka mestilah terdiri daripada orang orang yang benar benar menerima dan mendukung prinsip prinsip tanggungjawab yang terangkum di dalam pengertian khilafahb. Mereka tidak terdiri daripada orang orang zalim, fasiq, fajir dan lalai terhadap Allah serta bertindak melanggar batas batas yang ditetapkan oleh Nyac. Mereka mestilah terdiri daripada orang orang yang ber'ilmu, berakal sihat, memiliki kecerdasan, kea'rifan serta kemampuan intelek dan fizikald. Mereka mestilah terdiri daripada orang orang yang amanah sehingga dapat dipikulkan tanggungjawab kepada mereka dengan aman dan tanpa keraguan

2.3 Prinsip Prinsip Utama Sistem Politik IslamPrinsip prinsip sistem politik Islam terdiri daripada beberapa perkara di antaranya:2.3.1 MusyawarahAsas musyawarah yang paling utama adalah berkenaan dengan pemilihan ketua negara dan orang orang yang akan memegang tugas tugas utama dalam mengurus atau mengelola ummah. Asas musyawarah yang kedua pula adalah berkenaan dengan penentuan jalan dan cara perlaksanaan undang-undang yang telah dimaktubkan di dalam al quran dan al Sunnah. Asas musyawarah yang seterusnya ialah berkenaan dengan jalan-jalan yang menentukan perkara-perkara baru yang timbul di kalangan ummah melalui proses ijtihad.2.3.2KeadilanPrinsip kedua dalam sistem politik Islam ialah keadilan. Ini adalah menyangkut dengan keadilan sosial yang dijamin oleh sistem sosial dan sistem ekonomi Islam. Di dalam perlaksanaannya yang luas, prinsip keadilan yang terkandung dalam sistem politik Islam meliputi dan menguasai segala jenis perhubungan yang berlaku di dalam kehidupan manusia, termasuk keadilan di antara rakyat dan pemerintah, diantara dua pihak yang bersengketa di hadapan pihak pengadilan, di antara pasangan suami isteri dan di antara ibu bapak dan anak anaknya. Oleh sebab itu, kewajiban berlaku 'adil dan menjauhi perbuatan zalim adalah merupakan di antara asas utama dalam sistem sosial Islam.2.3.3 KebebasanPrinsip ketiga dalam sistem politik Islam ialah kebebasan. Kebebasan yang dipelihara oleh sistem politik Islam ialah kebebasan yang berteraskan kepada ma'ruf dan kebajikan.2.3.4PersamaanPrinsip keempat dalam sistem politik Islam ialah persamaan atau musyawah. Persamaan di sini terdiri daripada persamaan dalam mendapat dan menuntut hak hak, persamaan dalam memikul tanggungjawab menurut peringkat peringkat yang ditetapkan oleh undang-undang perlembagaan dan persamaan berada di bawah kekuasaan undang-undang.2.3.5 Hak Menghisab Pihak PemerintahPrinsip kelima dalam sistem politik Islam ialah hak rakyat untuk menghisab pihak pemerintah dan hak mendapat penjelasan terhadap tindakannya. Prinsip ini berdasarkan kepada kewajiban pihak pemerintah untuk melakukan musyawarah dalam hal hal yang berkaitan dengan urusan dan pentadbiran negara dan ummah. Hak rakyat untuk disyurakan adalah bererti kewajipan setiap anggota di dalam masyarakat untuk menegakkan kebenaran dan menghapuskan kemungkaran.Prinsip ini berdasarkan kepada firman Allah yang mafhumnya:a. "Dan apabila ia berpaling (daripada kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerosakan padanya, dan merosak tanaman tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan." (Al-Baqarah: 205)b. "..maka berilah keputusan di antara manusia dengan 'adil dan janganlah kamu mengikut hawa nafsu, kerana ia akan menyesatkan kamu daripada jalan Allah. Sesungguhnya orang orang yang sesat daripada jalan Allah akan mendapat 'azab yang berat, kerana mereka melupakan hari perhitungan." (Sad: 26)2.4 Tujuan Politik Menurut IslamTujuan sistem politik Islam ialah untuk membangunkan sebuah sistem pemerintahan dan kenegaraan yang tegak di atas dasar untuk melaksanakan seluruh hukum syari'at Islam. Tujuan utamanya ialah untuk menegakkan sebuah negara Islam atau Darul Islam.Dengan adanya pemerintahan yang mendukung syari'ah, maka akan tertegaklah al Din dan berterusanlah segala urusan manusia menurut tuntutan tuntutan al Din tersebut.Para fuqaha Islam telah menggariskan sepuluh perkara penting sebagai tujuan kepada sistem politik dan pemerintahan Islam:a. Memelihara keimanan menurut prinsip prinsip yang telah disepakati oleh 'ulama' salaf daripada kalangan umat Islamb. Melaksanakan proses pengadilan di kalangan rakyat dan menyelesaikan masalah di kalangan orang orang yang berselisihc. Menjaga keamanan daerah daerah Islam agar manusia dapat hidup dalam keadaan aman dan damaid. Melaksanakan hukuman hukuman yang ditetapkan syara' demi melindungi hak hak manusiae. Menjaga perbatasan negara dengan berbagai persenjataan bagi menghadapi kemungkinan serangan daripada pihak luarf. Melancarkan jihad terhadap golongan yang menentang Islamg. Mengendalikan urusan pengutipan cukai, zakat dan sedekah sebagai mana yang ditetapkan oleh syara'h. Mengatur anggaran belanjawan dan perbelanjaan daripada perbendaharaan negara agar tidak digunakan secara boros ataupun secara kikiri. Mengangkat pegawai pegawai yang cakap dan jujur bagi mengawal kekayaan negara dan menguruskan hal ehwal pentadbiran negaraj. Menjalankan pergaulan dan pemeriksaan yang rapi di dalam hal ehwal amam demi untuk memimpin negara dan melindungi al Din.

2.5 Prinsip-Prinsip Politik Luar Negeri Dalam Islam Prinsip-prinsip politik luar negeri dalam Islam adalah seagai berikut:1. Saling menghormati fakta-fakta dan traktat-traktat (Al-Anfaal ayat 58)

Artinya : Dan jika kamu khawatir akan (terjadinya) pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat.2. Kehormatan dan integrasi nasional (Surah An-Nahl ayat 92)

Artinya : Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian) mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu. Dan sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu.3. Keadilan universal (internasional) (Surah Al-Maidah ayat 8)

Artinya : Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Q.S. AL-Maidah: 8)4. Menjaga perdamaian abadi (Surah Al-Maidah ayat 61)

Artinya : Dan apabila mereka (Yahudi atau munafik) datang kepadamu, mereka mengatakan, Kami telah beriman, padahal mereka datang kepadamu dengan kekafiran dan mereka pergi pun demikian; dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan.5. Menjaga kenetralan terhadap Negara-negara lain (Surah An-Nisaa ayat 89, 90)

Artinya : Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong (mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorang pun di antara mereka pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong.

Artinya : kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada sesuatu kaum, yang antara kamu dan kaum itu telah ada perjanjian (damai) atau orang-orang yang datang kepada kamu sedang hati mereka merasa keberatan untuk memerangi kamu dan memerangi kaumnya. Kalau Allah menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka terhadap kamu, lalu pastilah mereka memerangimu. Tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan dan membunuh) mereka.6. Larangan terhadap eksploitasi para imperialis (Surah Al-Anam ayat 92)

Artinya : Dan ini (Al Quran) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. Orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Quran) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya.7. Memberikan perlindungan dan dukungan pada orang-orang Islam yang hidup di Negara lain (Surah Al-Anfaal ayat 72)

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta benda dan jiwa mereka pada jalan Allah, dan orang-orang (Ansaar) yang memberi tempat kediaman dan pertolongan (kepada orang-orang Islam yang berhijrah itu), mereka semuanya menjadi penyokong dan pembela antara satu dengan yang lain. Dan orang-orang yang beriman yang belum berhijrah, maka kamu tidak bertanggungjawab sedikit pun untuk membela mereka sehingga mereka berhijrah. Dan jika mereka meminta pertolongan kepada kamu dalam perkara (menentang musuh untuk membela) ugama, maka wajiblah kamu menolongnya, kecuali terhadap kaum yang ada perjanjian setia diantara kamu dengan mereka. Dan (ingatlah) Allah Maha Melihat akan apa yang kamu lakukan.8. Bersahabat dengan kekuasaan-kekuasaan netral (Surah Al-Mumtahinah ayat 8,9)

Artinya : Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.

Artinya : Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.9. Kehormatan dalam hubungan Internasional (Surah Ar-Rohman ayat 60)

Artinya : Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula).

10. Persamaan dan keadilan untuk para penyerang (Surah Al-Baqarah ayat 195)

Artinya : Dan belanjakanlah (apa yang ada pada kamu) kerana (menegakkan) ugama Allah, dan janganlah kamu sengaja mencampakkan diri kamu ke dalam bahaya kebinasaan (dengan bersikap bakhil) dan baikilah (dengan sebaik-baiknya segala usaha dan) perbuatan kamu kerana sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang berusaha memperbaiki amalannya.Berdasarkan paparan diatas, prinsip politik dalam negeri menurut Islam ialah, bahwa manusia diciptakan Allah dalam berbagai bangsa, berbagai suku bangsa, dan atau yang sejenisnya dengan tujuan, agar manusia saling kenal mengenal antara satu dengan yang lain.2.6 Objek Pembahasan Sistem Politik Islam2.6.1 Siyasah Dusturiyyah Dalam fikih modern disebut hukum tata negara. Siyasah Dusturiyyah membahas hubungan pemimpin dengan rakyatnya serta institusi-institusi yang ada di negara itu sesuai dengan kebutuhan rakyat untuk kemaslahatan dan pemenuhan kebutuhan rakyat itu sendiri. Bahasan meliputi :1. Eprsoalan imamah, hak, dan kewajibannya 2. Persoalan rakyat, status, hak, dan kewajibannya 3. Persoalan baiat4. Persoalan waliyyul ahdi5. Persolan perwakilan 6. Persoalan ahl al halli wa al-aqdi7. Wizarah dan pembagiannya 2.6.2 Siasah DauliyyahSiasah Dauliyyah biasa disebut dengan Hukum Internasional. Hukum Internasional berdasar pada :1. Kesatuan umat manusia 2. Keadilan 3. Persamaan 4. Kehormatan manusia 5. Toleransi 6. Kerjasama kemanusiaan 7. Kebebasan, kemerdekaan 8. Perilaku moral yang baik Pembahasan siasah dauliyyah berorientasi pada :1. Damai 2. Memperlakukan tawanan perang secara manusiawi 3. Kewajiban suatu negara terhadap negara lain4. Perjanjian-perjanjian internasional 5. Perjanjian yang ada sementara dan selamanya 6. Perjanjian terbuka dan tertutup 7. Menaati perjanjian 8. Siasah dauliyyah dan orang asing

2.6.3 Siasah MaaliyyahHukum yang mengatur tentang pemasukan, pengelolaan, dan pengeluaran uang milik negara. Pembahasannya meliputi :1. Prinsip-prinsip kepemilikan harta 2. Tanggung jawab sosial yang kokoh; terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan sebaliknya 3. Zakat4. Harta karun 5. Pajak 6. Harta peninggalan dari orang yang tidak meninggalkan ahli waris 7. Jizyah8. Ghanimah dan FaI9. Bea cukai barang import10. Eksploitasi sumber daya alam yang berwawasan lingkungan2.7 Kontribusi Umat Islam Dalam Perpolitikan NasionalKontribusi umat Islam dalam perpolitikan nasional selalu punya pengaruh yang besar. Sejak bangsa ini belum bernama Indonesia, yaitu era berdirinya kerajaan-kerajaan hingga saat ini, pengaruh perpolitikan bangsa kita tidak lepas dari pengaruh umat Islam. Hal ini disebabkan karena umat Islam menjadi penduduk mayoritas bangsa ini. Selain itu, dalam ajaran Islam sangat dianjurkan agar penganutnya senantiasa memberikan kontribusi sebesar-besarnya bagi orang banyak, bangsa, bahkan dunia. Penguasaan wilayah politik menjadi sarana penting bagi umat Islam agar bisa memberikan kontribusi bagi bangsa ini. Sekarang mari kita amati kontribusi umat Islam dalam perpolitikan nasional di setiap era/ masa bangsa ini:1. Era Kerajaan-Kerajaan Islam BerjayaPengaruh Islam terhadap perpolitikan nasional punya akar sejarah yang cukup panjang. Jauh sebelum penjajah kolonial bercokol di tanah air, sudah berdiri beberapa kerajaan Islam besar. Kejayaan kerajaan Islam di tanah air berlangsung antara abad ke-13 hingga abad ke-16 Masehi.2. Era Kolonial dan Kemerdekaan (Orde Lama)Peranan Islam dan umatnya tidak dapat dilepaskan terhadap pembangunan politik di Indonesia baik pada masa kolonial maupun masa kemerdekaan. Pada masa colonial, Islam harus berperang menghadapi ideologi kolonialisme sedangkan pada masa kemerdekaan, Islam harus berhadapan dengan ideologi tertentu macam komunisme dengan segala intriknya.Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa sejarah secara tegas menyatakan kalau pemimpin-pemimpin Islam punya andil besar terhadap perumusan NKRI. Baik itu mulai dari penanaman nilai-nilai nasionalisme hingga perumusan Undang-Undang Dasar Negara.Para pemimpin Islam terutama dari Serikat Islam pernah mengusulkan agar Indonesia berdiri di atas Daulah Islamiyah yang tertuang di dalam Piagam Jakarta. Namun, format tersebut hanya bertahan selama 57 hari karena adanya protes dari kaum umat beragama lainnya. Kemudian, pada tanggal 18 Agustus 1945, Indonesia menetapkan Pancasila sebagai filosofis negara.3. Era Orde BaruPemerintahan masa orde baru menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas di dalam negara. Ideologi politik lainnya dipasung dan tidak boleh ditampilkan, termasuk ideologi politik Islam. Hal ini menyebabkan terjadinya kondisi depolitisasi politik di dalam perpolitikan Islam. Politik Islam terpecah menjadi dua kelompok. Kelompok pertama di sebut kaum skripturalis yang hidup dalam suasana depolitisasi dan konflik dengan pemerintah. Kelompok kedua adalah kaum subtansialis yang mendukung pemerintahan dan menginginkan agar Islam tidak terjun ke dunia politik.

4. Era ReformasiBulan Mei 1997 merupakan awal dari era reformasi. Saat itu rakyat Indonesia bersatu untuk menumbangkan rezim tirani Soeharto. Perjuangan reformasi tidak lepas dari peran para pemimpin Islam pada saat itu. Beberapa pemimpin Islam yang turut mendukung reformasi adalah KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), ketua Nahdatul Ulama. Muncul juga nama Nurcholis Majid (Cak Nur), cendikiawan yang lahir dari kalangan santri. Juga muncul Amin Rais dari kalangan Muhamadiyah. Bertahun-tahun reformasi bergulir, kiprah umat Islam dalam panggung politik pun semakin diperhitungkan. Umat Islam mulai kembali memunculkan dirinya tanpa malu dan takut lagi menggunakan label Islam. Perpolitikan Islam selama reformasi juga berhasil menjadikan Pancasila bukan lagi sebagai satu-satunya asas. Partai-partai politik juga boleh menggunakan asas Islam. Kemudian bermunculanlah berbagai partai politik dengan asas dan label Islam. Partai-partai politik yang berasaskan Islam, antara lain PKB, PKU, PNU, PBR, PKS, PKNU, dan lain-lain. Dalam kondisi bangsa yang sangat memprihatinkan sekarang, sudah waktunya umat Islam untuk terjun dalam perjuangan politik yang lebih serius. Umat Islam tidak boleh lagi bermain di wilayah pinggiran sejarah. Umat Islam harus menyiapkan diri untuk memunculkan pemimpin-pemimpin yang handal, cerdas, berahklak mulia, profesional, dan punya integritas diri yang tangguh. Umat Islam di Indonesia diharapkan tidak lagi termarginalisasi dalam panggung politik. Politik Islam harus mampu merepresentasikan idealismenya sebagai rahmatan lil alamin dan dapat memberikan kontribusi yang besar bagi bangsa ini.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanDari pembahasan yang telah dikaji,dapat disimpulkan bahwa:1. Sumber-sumber politik Islam yang ada di dunia memiliki pedoman yaitu Al-Quran dan hadits karena al-quran dan hadits merupakan sumber yang utama untuk dijadikan sebagai pedoman hidup dalam hal apa pun.2. Sistem politik harus berasaskan dan berdasarkan prinsip dasar agama Islam3. Parlemen atau lembaga perwakilan rakyat harus diisi dan didominasi oleh umat muslim yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai yang ada di agama Islam secara baik, yang didasari dengan kemampuan dalam kepemimpinan dan manajemen3.2 SaranSaran yang bisa kami berikan mengenai sistem politik Islam adalah untuk masyarakat Indonesia dan umat Islam lainnya di dunia agar lebih mengerti dan memahami tentang politik Islam. Supaya kedepannya system politik Islam ini penerapannya menjadi lebih baik dan kondusif.

17