BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II ini akan membahas tentang ...
BAB II
-
Upload
jarrod-bishop -
Category
Documents
-
view
219 -
download
1
description
Transcript of BAB II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Krim Pelembab
Sediaan pelembab (moisturizer) digunakan untuk mencegah penguapan air
pada kulit serta menyebabkan kulit menjadi lembab dan lembut dengan cara
membentuk lapisan lemak tipis di permukaan kulit. (Ratih Aryani, 2015).
Secara alamiah kulit telah berusaha untuk melindungi diri dari kekeringan
dengan adanya tabir lemak di atas kulit yang diperoleh dari kelenjar lemak dan sedikit
kelenjar keringat dari kulit serta adanya lapisan kulit luar yang berfungsi sebagai
sawar kulit. Namun dalam kondisi tertentu faktor perlindungan alamiah (natural
moisturizing factor/ NMF) tersebut tidak mencukupi. Oleh karena itu, dibutuhkan
perlindungan tambahan non alamiah yaitu dengan cara memberikan kosmetik
pelembab kulit.
Cara mencegah penguapan air dari sel kulit dapat dilakukan dengan cara
1. Menutup permukaan kulit dengan minyak (oklusif), seperti minyak hidrokarbon,
wax, minyak tumbuhan dan hewan, asam lemak, lanolin, asam stearat, fatty
alcohols, setil alkohol, lauril alkohol, propilen glikol, wax esters lanolin,
beeswax, steril stearat, carnauba, candelilla, lesitin, kolesterol.
2. Memberikan humektan yaitu zat yang mengikat air dari udara dan dalam kulit.
Misalnya gliserin, propilen glikol, sorbitol, gelatin, asam hialuronat, dan beberapa
vitamin.
3. Membentuk sawar terhadap kehilangan air dengan memberikan zat hidrofilik
yang menyerap air. Misalnya: hyaluronic acid.
4. Memberikan tabir surya agar terhindar dari pengaruh buruk sinar matahari yang
mengeringkan kulit.
Pertimbangan dalam pembuatan pelembab antara lain estetika, persepsi
konsumen akan perfomance produk, jenis kulit, lingkungan, tipe kulit berdasarkan ras,
faktor usia, bagian tubuh yang akan menggunakan pelembab, pekerjaan, dan
sebagainya.
Sediaan pelembab dibuat dalam bentuk krim yang merupakan sediaan yang
mempunyai nilai estetika yang cukup tinggi serta aplikasi penggunaan yang mudah.
(Ratih Aryani, 2015).
Bahan utama dalam krim pelembab adalah lemak (lanolin, lemak wool, fatty
alcohol, gliserol monostearat dan lain-lain). Campuran minyak seperti minyak
tumbuhan lebih baik daripada mineral oil karena lebih mudah bercampur dengan
lemak kulit, lebih mampu menembus sel-sel stratum corneum dan memiliki daya
adhesi yang lebih kuat.
Berbagai jenis krim seperti krim malam, massage krim, dan krim dengan
kandungan minyak yang tinggi, semuanya bisa dikategorikan moisturizing dan
emmolient dengan komposisi dan karateristik basis yang digunakan berupa vanishing
atau foundation cream. Vanishing cream merupakan emulsi asam stearat yang
terkesan menghilang setelah dioleskan dipermukaan kulit.
Beberapa jenis formula krim pelembab yang sering digunakan adalah
1. Formula I : Basis pelembab emulsi O/W yang konsistensi produknya
seperti lotion
2. Formula II : cold cream dengan emulsi W/O yang sangat kental
3. Formula III : krim emolien yang tidak menggunakan air dalam formulanya
dan konsistensi produknya seperti salep
4. Formula IV : Basis krim untuk kulit kering dan merupakan emulsi O/W
dengan konsistensi yang kental
5. Formula V : Basis pelembab kosmetik yang banyak digunakan dan
merupakan emulsi O/W
6. Formula VI : Pelembab dalam bentuk gel yang mempunyai viskositas yang
tinggi
Preparat tipe emulsi O/W merupakan yang paling cocok untuk krim pelembab.
Krim O/W kaya akan minyak dan selalu berisi humektan(gliserol, sorbitol dan
lainnya). Tetapi, krim dengan tipe W/O juga ada, contohnya krim malam yang terasa
lebih hangat, lebih lengket dan lebih kental. Karena kandungan minyak tumbuhannya
tinggi preparat ini mudah menjadi tengik, maka perlu penambahan antioksidan.
Kosmetik ini juga perlu dilindungi dari mikroorganisme dengan penambahan bahan
pengawet. Parfum juga tidak lupa ditambahkan untuk memperbaiki bau sehingga enak
dicium.
2.2 Data Formulasi Bahan
Ekstrak Kental Alpukat
Klasifikasi tanaman Alpukat adalah sebagai berikut
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Ranunculales
Suku : Lauraceae
Marga : Persea
Jenis : Persea gratissima Gaertn
Sinonim : Persea americana Mill
(Depkes RI, 2001)
Kandungan kimia buah dan daun P. Gratissima adalah alkaloid, saponin, dan
flavonoid. Di samping itu buahnya mengandung tannin, asam oleat dan asam linoleat
serta daunnya mengandung polifenol (Depkes RI, 2001). Dalam ekstrak alpukat, juga
terkandung vitamin C dan E yang dapat berfungsi sebagai antioksidan sehingga dalam
pembuataan sediaan kosmetik, tidak boleh dilakukan pemanasan pada suhu yang
tinggi atau dalam waktu yang lama karena akan menyebabkan vitamin C atau E
teroksidasi.
Alpukat memiliki banyak khasiat dalam pengobatan. Dalam formula produk
kosmetik, ekstrak alpukat sering digunakan karena dapat berkhasiat sebagai nutrisi
kulit dan antijerawat serta penguapan air pada kulit atau sebagai pelembab. (Pramono,
2010).
Minyak Kelapa
Pemerian Minyak berwarna putih hingga kekuningan, beraroma
kelapa.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, kurang larut dalam suhu
rendah, larut dalam etanol 95% pada suhu 60°C
Titik Leleh 23°-26°C
Titik Didih >450°C
Inkompatibilitas Tidak dapat dicampur dengan bahan pengoksidasi, asam dan
alkalis
Penyimpanan Disimpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya, suhu ≤ 25°C
Fungsi Emolien
Asam Stearat
Pemerian Keras, berwarna putih atau kekuningan, tidak berbau, rasa
lemak, dan berbentuk bubuk atau serbuk
Kelarutan Larut dalam etanol 95% dan propilen glikol, tidak larut
dalam air
Titik Leleh -59°C
Titik Didih 188°C
Inkompatibilitas Tidak stabil jika dicampur dengan basa, bahan pereduksi,
bahan pengoksidasi
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, ditempat yang sejuk dan kering
Fungsi Emulgator
Gliserin
Pemerian Cairan jenuh seperti sirup, tidak berwarna, rasa manis, hanya
boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak),.
Higroskopis, netral terhadap kertas lakmus
Kelarutan Dapat bercampur dengan air dan etanol, tidak larut dalam
minyak lemak dan minyak menguap
Titik Leleh 17,8°C
Titik Didih 290°C
Inkompatibilitas Terpapar cahaya menyebabkan kegelapan, tidak dapat
dicampur dengan bahan pengoksidasi kuat
Penyimpanan Disimpan dalam wadah kedap udara, di tempat yang kering
dan sejuk
Fungsi Antimikroba dengan konsentrasi <20%, emolien dengan
konsentrasi ≤30%, dan Pembasah dengan konsentrasi ≤30%
TEA (Triethanolamin)
Pemerian Cairan agak higroskopis, kental, tidak berwarna sampai
kuning muda, bau amoniak
Kelarutan Dapat bercampur dengan air dan etanol
Titik Leleh 20°-21°C
Titik Didih 335°C
Inkompatibilitas TEA akan membentuk garam di dalam air jika dicampur
dengan asam lemak, akan berubah warna menjadi coklat jika
terpapar cahaya dan udara
Penyimpanan Disimpan dalam wadah kedap udara, terlindung dari cahaya,
dan di tempat kering serta sejuk
Fungsi Emulgator dengan konsentrasi 2-4%
Setil Alkohol
Setil alkohol mengandung tidak kurang dari 90,0% C16H34O, selebihnya terdiri dari
alkohol lain yang sejenis.
Pemerian Serpihan putih licin, granul atau kubus, putih, bau khas
lemah, rasa lemah
Kelarutan Tidak larut dalam air, larut dalam etanol, kelaritan
bertambah dengan naiknya suhu
Titik Leleh 45°-52°C
Titik Didih 316°-344°C
Inkompatibilitas Tidak stabil dengan bahan pengoksidasi kuat
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, di tempat yang kering dan sejuk
Fungsi Emulgator dengan konsentrasi 2-5%, Bahan pengeras
dengan konsentrasi 2-10%
Vitamin E
Pemerian Praktis tidak berbau dan tidak berasa. Bentuk alfa tokoferol
dan tokoferol asetat berupa minyak kental jernih, warna
kuning atau kuning kehijauan
Kelarutan Tidak larut dalam air, larut dalam etanol
Titik Leleh -
Titik Didih -
Inkompatibilitas -
Penyimpanan Tertutup rapat dan terlindung dari cahaya
Fungsi Antioksidan
Nipagin (Metil Paraben)
Pemerian Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih, tidak
berbau atau berbau khas lemah, mempunyai rasa sedikit
terbakar
Kelarutan Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol
Titik Leleh 125°-128°C
Titik Didih -
Inkompatibilitas Nipagin akan berubah warna jika dicampur dengan besi dan
terhidrolisis oleh alkalis lemah dan basa kuat
Penyimpanan Disimpan dalam wadah tertutup rapat, ditempat yang kering
dans ejuk
Fungsi Antimikroba dengan konsentrasi 0,02-0,3%
Parfum
Berupa cairan yang berfungsi sebagai pengharum. Memiliki aroma Cherry Blossom
yang menyegarkan. Biasanya parfum dapat bercampur dengan air dan etanol.
Aquadest
Pemerian Cairan jernih, tidak berbau, dan tidak berwarna
pH 5-7
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
Fungsi Pelarut
Daftar Pustaka
Aryani, Ratih. 2015. Formulasi dan Uji Stabilitas Krim Kombinasi Alfa Tokoferol Asetat
Dan Etil Vitamin C Sebagai Pelembab Kulit. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 14 Nomor 1 Agustus 2015.
Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2001. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I)
Jilid 2. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia, hal 265-266
Pramono, S. 2010. Khasanah dan Kekayaan Ramuan Tradisional Indonesia untuk
Kecantikan, Makalah dalam Seminar Nasional Kosmetika Alami dan Presentasi
Hasil Penelitian. Yogyakarta, 12 Juni 2010
Rowe,Raymond C., dkk. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th edition”. UK :
The Pharmaceutical Press