BAB - II

27
PENDAPATAN NASIONAL BAB - II

description

BAB - II. PENDAPATAN NASIONAL. APA SAJA YG DIPELAJARI ?. SEJARAH DAN PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL TUJUAN DARI MENGHITUNG PENDAPATAN NASIONAL SIKLUS PENDAPATAN NASIONAL DAN PASAR-PASAR METODE-METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL BEBERAPA PENGERTIAN DASAR TENTANG PENDAPATAN NASIONAL - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of BAB - II

Page 1: BAB - II

PENDAPATAN NASIONAL

BAB - II

Page 2: BAB - II

APA SAJA YG DIPELAJARI ? SEJARAH DAN PENGERTIAN PENDAPATAN

NASIONAL TUJUAN DARI MENGHITUNG PENDAPATAN

NASIONAL SIKLUS PENDAPATAN NASIONAL DAN PASAR-

PASAR METODE-METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN

NASIONAL BEBERAPA PENGERTIAN DASAR TENTANG

PENDAPATAN NASIONAL PRODUK DOMESTIC BRUTO (PDB)

Page 3: BAB - II

SEJARAHKonsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional Inggris pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun.Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar.

Page 4: BAB - II

PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL

Pendapatan Nasional adalah Nilai barang dan jasa akhir berdasarkan harga pasar, yang diproduksi oleh sebuah perekonomian dalam suatu periode (kurun waktu) dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang berada dalam perekonomian tersebut.

Page 5: BAB - II

Pendapatan Nasional menunjukkan

1. Gambaran awal tentang seberapa efisien sumber daya yang ada dalam perekonomian(tenaga kerja, barang modal, uang dan kemampun kewirausahaan) digunakan utk memproduksi barang dan jasa.

2. Gambaran awal tentang produktivitas dan tingkat kemakmuran suatu negara.

3. Gambaran awal tentang masalah-masalah struktural (mendasar) yang dihadapi suatu perekonomian.

Page 6: BAB - II

Ada dua langkah penting sebelum kita menghitung PDB yaitu :1. Pemahaman tentang Siklus aliran pendapatan.2. Lewat pasar-pasar apa saja para pelaku ekonomi berinteraksi.

Page 7: BAB - II

SIKLUS ALIRAN PENDAPATAN (CIRCULAR FLOW)

Perusahaan Pemerintah Rumah Tangga

Dunia Internasional

(7)

(1)

(2)

(3)(5)

(6)

(4)

(8)ImporEkspor

Pajak

Pajak

Pembelian Barang dan Jasa

Pembelian Barang dan Jasa

Gaji, Upah, Bunga, Dividen, sewa

Gaji, Pembayaran Bunga, Penghasilan Non Balas Jasa (Transfer payment)

Page 8: BAB - II

TIGA PASAR UTAMA

1. Pasar Barang dan Jasa, 2. Pasar Tenaga Kerja,3. Pasar Uang dan Modal

Page 9: BAB - II

METODE-METODE PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

1. Metode Output atau Metode ProduksiMenurut metode ini, PDB adl total output (produksi) yg dihasilkan oleh suatu perekonomian selama satu periode tertentu. Cara perhitungan dlm praktik adl dengan membagi-bagi perekonomian menjadi beberapa sektor produksi . Jumlah output msg-msg sektor merup. jumlah output seluruh perekonomian. Perhitungan PDB dgn metode ini, yg dijumlahkan adalah nilai tambah masing-masing sektor.NT = NO – NI dimana : NT = nilai tambahNO = nilai outputNI = nilai input antara

Dengan demikian besarnya PDB adalah :

dimana : i = sektor produksi ke 1, 2, 3, ……,n

Page 10: BAB - II

Contoh :TABEL

OUTPUT SEKTORAL NEGARA ASTINA TAHUAN 2007Sektor Produksi Nilai

OutputNilai Input

Nilai Tambah

1. Pertanian (Kapas)2. Pabrik Benang3. Pabrik Tekstil4. Industri Garmen5. Perdagangan

(Pakaian)

300400600800

1.000

0300400600800

300100200200200

Page 11: BAB - II

Ada 9 sektor penyumbang GNP bagi indonesia yaitu :1) Sektor pertanian, peternakan, kehutanan & perikanan2) Sektor pertambangan & penggalian3) Sektor industri pengolahan 4) Sektor listrik, gas & air bersih5) Sektor konstruksi6) Sektor perdagangan, hotel & restoran7) Sektor pengangkutan & komunikasi8) Sektor keuangan, real estate & jasa perusahaan9) Sektor jasa-jasa :

a. Pemerintahan umum : adm pemerinthan & pertahanan serta jasa pemerintahan lainnya.

b. Swasta : jasa sosial kemasyarakatan, jasa hiburan dan rekreasi, jasa perorangan & rumah tangga.

Page 12: BAB - II

2. Metode PendapatanMetode ini memandang nilai output perekonomian sbg nilai total balas jasa yg diterima RT atas penggunaan faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi selama satu periode tertentu.Q = f(L,K,U,E)dimana :Q = outputL = tenaga kerjaK = Barang modalU = uang/finansialE = kemampuan entrepreneur/kewirausahaanTotal balas jasa atas penggunaan faktor produksi disebut Pendapatan Nasional (PN). PN = w+i+r+πdimana :w = upah/gajii = pendapatan bungar = pendapatan sewaπ = keuntungan

Page 13: BAB - II

3. Metode Pengeluarana. Konsumsi RTb. Konsumsi Pemerintahc. Pembentukan Modal Tetap

Domestik Bruto (PMTDB)d. Ekspor Neto (Net Export),

Page 14: BAB - II

BEBERAPA PENGERTIAN DASAR TENTANG PERHITUNGAN AGREGAT

A. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product)PDB menghitung hasil produksi suatu perekonomian tanpa memperhatikan siapa pemilik faktor produksi tsb.

B. Produk Nasional Bruto (Gross National Product)PNB adl Nilai produksi yg dihasilkan oleh faktor-faktor produksi milik perekonomian baik yg berada di dalam negeri maupun di luar negeri selama satu tahun. Tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yg beroperasi di wilayah negara tsb.PNB = PDB – PFLN + PFDNSelisih antara PFLN dg PFDN adl Pendapatan Faktor Produksi Neto (PFPN)PNB = PDB + PFPNJika PFPN bernilai negatif artinya pembayaran thd pendapatan faktor-faktor LN lebih besar daripada penerimaan atas balas jasa faktor produksi domestik yg digunakan oleh perekonomian LN.

Page 15: BAB - II

C. Produk Nasional Neto (Net National Product)Utk memproduksi barang dan jasa dibutuhkan barang modal (capital goods). Tujuan investasi adl mengganti barang modal yg sudah aus (usang) dan menambah stock barang modal yg sdh ada. PNN = PNB – Depresiasi

D. Pendapatan Nasional Netto (Net National Income)PN merup balas jasa atas seluruh faktor produksi yang digunakan. Angka PN didapat dari PNN, yaitu dg mengurangi PNN dengan Pajak tidak langsung (PTL) dan menambahkan dg Nilai subsidi (S).

Subsidi (S) harus ditambahkan krn merup balas jasa atas faktor produksi tetapi tidak masuk dalam perhitungan PNN.

Page 16: BAB - II

E. Pendapatan Personal/Perseorangan (Personal Income)PP adl bagian pendapatan nasional yg merup hak individu-individu dlm perekonomian, sbg balas jasa keikutsertaan mereka dlm proses produksi.PP = PN-LTB-PAS+PIGK+PNBJLTB = Laba tidak dibagikan yg merup hak perusahaan. Tujuannya adl utk keperluan perluasan perush.PAS = Pembayaran-pembayaran asuransi sosialPIGK = Pendapatan bunga yg diterima dari pemerintah dan konsumen.PNBJ = Pendapatan non balas jasa (trnsfer payment) adl penerimaan-penerimaan yg bukan pendapatan tahun ini melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, spt : pembayaran dana pensiun, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang dsb.

Page 17: BAB - II

F. Pendapatan Personal Yg Siap dibelanjakan (Disposable Personal Income)PPD adl pendapatan personal yg dapat dipakai oleh individu, baik untuk membiayai konsumsinya maupun untuk ditabung.

Besarnya adl pendapatan personal dikurangi pajak langsung atas pendapatan personal (PAP).

Page 18: BAB - II

C+G+I+(X-M) = Produk Domestik Bruto Ditambah : Pendapatan Faktor Produksi domestic yg ada di

LN Dikurang : Pembayaran faktor produksi LN yg ada di DN = Produk nasional Bruto (PNB) Dikurang : Penyusutan = Produk Nasional Neto (PNN) Dikurang : Pajak Tidak Langsung Ditambah : Subsidi = Pendapatan Nasional (PN) Dikurang : Laba ditahan Dikurang : Pembayaran asuransi sosial Ditambah : Pendapatan bunga personal dari pemerintah

dan konsumen Ditambah : Penerimaan bukan balas jasa = Pendapatan Personal Dikurang : Pajak pendapatan personal = Pendapatan Personal Disposabel

Page 19: BAB - II

PDB HARGA BERLAKU DAN HARGA KONSTAN

Nilai PDB yg dihitung berdasarkan harga yg berlaku disebut PDB Nominal. Sedangkan Nilai PDB yg dihitung berdasarkan harga konstan disebut PDB Riil.

Hub antara PDB Riil dan PDB Nominal :PDB riil = PDB Nominal / Deflator

Deflator = (Harga tahun t : Harga tahun t-1) X 100%

Manfaat dr perhitungan PDB harga konstan, selain dg segera dapat mengetahui apakah perekonomian mengalami pertumbuhan atau tidak. Juga dapat menghitung perubahan harga (inflasi).

INFLASI = %100)1(

)1( xttahunDeflator

ttahunDeflatorttahunDeflator

Page 20: BAB - II

CONTOH :

Apakah PDB 2011 > PDB 2010 ?

PRODUK(Baju)

OUTPUT(perTahun)

HARGA JUAL(per potong)

PDB(Rp.)

PDB2010 1.250 80 100.000PDB2011 1.000 120 120.000

Page 21: BAB - II

MANFAAT & KETERBATASAN PERHITUNGAN PDB

a. Perhitungan PDB dan Analisis Kemakmuranb. Perhitungan PDB & Masalah Kesejahteraan Sosialc. PDB perk kapita & Masalah Produktifitas

Utk memperoleh perbandingan produktivitas antar negara, ada beberapa hal yg perlu diperhatikan :

1) Jumlah & komposisi penduduk : bila ∑ penduduk makin besar sedangkan komposisinya sebagian besar adl penduduk usia (15-64 tahun) dan berpendidikan tinggi (> SLA) maka tingkat output & produktivitas makin baik.

2) Jumlah dan struktur kesempatan kerja : sekalipun kesempatan kerja sangat besar, tetapi jika semuanya dlm sektor pertanian, produktivitas pekerja juga tidak tinggi. Sebab sektor ini memiliki nilai tambah yg rendah.

3) Faktor-faktor non ekonomi : spt : etika kerja, tata nilai, faktor kebudayaan & sejarah perkembangan.

Page 22: BAB - II

d. Penghitungan PDB & Kegiatan-Kegiatan Ekonomi Tak TercatatDi negara-negara berkembang, keterbatasan kemampuan pencatatan lebih disebabkan oleh kelemahan administratif & struktur kegiatan ekonomi msh didominasi oleh kegiatan pertanian & informal.Negara maju, kegiatan ekonomi yg tdk tercatat karena kegiatan tsb merup kegiatan ilegal/melawan hukum. Padahal nilai transaksi sangat besar, mis: kegiatan penjualan obat bius dan obat-obat terlarang lainnya.

Page 23: BAB - II

DISTRIBUSI PENDAPATANPendapatan nasional dianggap didistribusikan secara

merata sempurna bila setiap individu memperoleh bagian yg sama dari output perekonomian.

Indikator yg digunakan dlm mengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan yaitu :

1. Kurva Lorenz, sumbu horizontal membagi distribusi jml keluarga menjadi 5 kelompok : 20% kelompok keluarga paling miskin, sampai dgn 20% keluarga palingkaya. Dalam kondisi adil sempurna, kurva lorenz membentuk garis lurus diagonal OB yg membagi bidang kubus OABD menjadi dua segitiga sama kaki OAB & BOD.

Page 24: BAB - II

OUTPUT NASIONAL

(%) Akumulatif

100

60

30

15

5

0 20 40 60 80 ∑ Keluarga(%)

akumulatif

100

D

BA

C

Kurva Lorent

z

(a)Distribusi

Pendapatan yg Buruk

OUTPUT NASIONAL

(%) Akumulatif

100

42

22

72

0 20 40 60 80∑ Keluarga

(%) akumulatif

100

D

BA

C

Kurva Lorent

z

(b)Distribusi

Pendapatan yg Sangat Buruk

Page 25: BAB - II

2. Koefisien Gini, merup alat ukur ketidakadilan distribusi pendapatan dg menghitung luas kurva lorenz yaitu areal yg dibatasi garis diagonal OB & garis lengkung OB (areal C). Jika distribusi pendapatan adil sempurna, areal tsb tidak ada alias nol. Angka koefisien gini berkisar nol sampai dengan satu. Makin buruk distribusi pendapatan, angka koefisien gini makin besar.

< 0,3 : tingkat ketimpangan rendahantara 0,3 – 0,5 : tingkat ketimpangan moderat (sedang)> 0,5 : tingkat ketimpangan tinggi

ODBsegitigaLuasCbidangLuasginiKoefisien

Page 26: BAB - II

3. Kriteria Bank Dunia, dgn mengukur ketimpangan distribusi pendapatan suatu negara. Kriteria yg digunakan adl :

a. Apabila kelompok 20% penduduk termiskin memperoleh pendapatan < 12% dari keseluruhan PN, maka negara yg bersangkutan berada dlm ketimpangan yg tinggi dlm distribusi pendapatan.

b. Apabila kelompok 20% penduduk termiskin memperoleh pendapatan antara 12% - 16% dari keseluruhan PN, maka terjadi tingkat ketimpangan sedang (moderat) dlm distribusi pendapatannya.

c. Apabila kelompok 20% penduduk termiskin memperoleh pendapatan > 16% dari keseluruhan PN, maka tingkat ketimpangan yg terjadi rendah.

Page 27: BAB - II

DISTRIBUSI KEKAYAAN

Di negara maju orang senantiasa membeli aset produktif spt : saham, obligasi, menyimpan dlm bentuk deposito, membeli real estate dan aset-aset lainnya. Tujuannya adl peningkatan pendapatan total di masa mendatang.