BAB II

download BAB II

of 26

description

tinjauan pustaka

Transcript of BAB II

26

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1. Air Baku Air baku adalah air bersih yang dipakai untuk keperluan air minum, rumah tangga dan industri. Disebut air baku adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum (Ditjen Cipta Karya).2.1.1. Sumber AirSebagian besar (71%) dari permukaan bumi tertutup oleh air. Sekalipun air jumlahnya relatif konstan, tetapi air tidak diam, melainkan bersikulasi akibat pengaruh cuaca, sehingga terjadi suatu siklus yang disebut siklus hidrologis. Dari siklus hidrologis ini dapat dilihat adanya berbagai sumber air tawar yang dapat pula diperkirakan kualitas dan kuantitasnya secara sepintas. Sumber-sumber air tersebut adalah (i) air permukaan yang merupakan air sungai dan danau. (ii) air tanah yang tergantung kedalamannya bisa disebut air tanah dangkal atau air tanah dalam. (iii) air angkasa, yaitu air yang berasal dari atmosfir, seperti hujan dan salju (Situmorang, 2007).Membicarakan sumber air, tidak akan terlepas dari pembahasan siklus hidrologi, yang menggambarkan perjalanan air di alam. Sumber-sumber utama adalah :2.1.1.1. Air HujanAir hujan disebut juga dengan air angkasa. Beberapa sifat dari air hujan adalah sebagai berikut :1. Bersifat lunak karena tidak mengandung larutan garam dan zat-zat mineral

62. Umumnya bersifat lebih bersih3. Dapat bersifat korosif karena mengandung zat-zat yang terdapat di udara seperti NH3, CO2 agresif, ataupun SO2. Adanya SO2 yang tinggi di udara yang bercampur dengan air hujan akan menyebabkan terjadinya hujan asam.2.1.1.2. Air PermukaanAir permukaan yang biasanya dimanfaatkan sebagai sumber penyediaan air bersih adalah :1. Air waduk (berasal dari air hujan dan air sungai)2. Air sungai (berasal dari air hujan dan mata air)3. Air danau (berasal dari air hujan, air sungai atau mata air)2.1.1.3. Air TanahAir tanah banyak mengandung garam dan mineral yang terlarut pada waktu air melewati lapisan-lapisan tanah. Secara praktis air tanah bebas dari polutan, karena berada di bawah permukaan tanah. Tetapi tidak menutup kemungkinan air tanah dapat tercemar oleh zat-zat seperti Fe, Mn dan kesadahan yang terbawa oleh aliran permukaan tanah.Pemeliharaan sumber air tergantung dari :1. Kualitas air baku2. Volume air yang tersedia3. Kontinuitas sumber4. Elevasi muka air sumber terhadap konsumen5. Ketersediaan keuangan2.1.2. Sifat AirAir merupakan pelarut yang baik, air mampu melarutkan berbagai jenis senyawa kimia. Air hujan mengandung senyawa kimia dalam jumlah yang sangat sedikit. Sedangkan air laut dapat mengandung senyawa kimia hingga 35.000 mg/liter. Sifat ini memungkinkan unsur hara dan memungkinkan bahan-bahan toksik masuk ke dalam jaringan tubuh makhluk hidup dilarutkan untuk dikeluarkan kembali (Effendi, 2003).Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi. Suatu cairan dikatakan memiliki tegangan permukaan yang tinggi jika tegangan antara molekul cairan tersebut tinggi. Tegangan permukaan yang tinggi menyebabkan air memiliki sifat membasahi suatu bahan secara baik. Tegangan permukaan yang tinggi juga memungkinkan terjadinya sistim kapiler yaitu kemampuan untuk bergerak dalam pipa kapiler (pipa dengan lubang yang kecil) (Effendi, 2003).2.1.2.1. Parameter fisik airKarakteristik fisika air meliputi: kekeruhan, suhu, warna, zat padat terlarut, bau dan rasa. Penyebab terjadinya kekeruhan dapat berupa bahan organik maupun anorganik, seperti lumpur dan limbah industri. Suhu air mempengaruhi jumlah oksigen terlarut. Makin tinggi suhu air, jumlah oksigen terlarut makin rendah. Warna air dapat dipengaruhi oleh adanya organisme, bahan berwarna yang tersuspensi dan senyawa-senyawa organik. Bau dan rasa dapat disebabkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga, juga oleh adanya gas H2S hasil peruraian senyawa organik yang berlangsung secara anaerobik (Hanum, F., 2002).2.1.2.2. Parameter BiologiSetiap perubahan kualitas air akan mengubah ekosistem yang ada. Oleh karenanya penelitian pencemaran dengan parameter biologis biasanya dilakukan dengan melakukan identifikasi spesies yang ada dan melihat apakah ada perubahan terhadap spesies yang tidak natif bagi lingkungan tersebut (Juli, 2011: 102).Menurut Soetarto (2008), semua organisme selalu membutuhkan air untuk kelangsungan hidupnya. Hal ini disebabkan semua reaksi biologis yang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup berlangsung dalam medium air. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa tidak mungkin ada kehidupan tanpa adanya air. Air memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Tetapi seringkali terjadi pengotoran dan pencemaran air dengan kotoran-kotoran dan sampah (dalam Edi dan Juwita, 2008).Air permukaan biasanya mengandung berbagai macam organisme hidup, sedangkan air tanah biasanya lebih bersih, karena proses penyaringan oleh akifer. jenis-jenis organisme hidup yang mungkin terdapat dalam air meliputi makroskopik, mikroskopik, dan bakteri (Suripin, 2002: 151).Spesies organisme makroskopik dapat dibedakan dengan mata telanjang, sedangkan organisme mikroskopik memerlukan alat bantu mikroskop untuk membedakan spesiesnya. Bakteri adalah organisme hidup yang sangat kecil dimana spesiesnya tidak dapat diidentifikasi sekalipun dengan alat bantu mikroskop. Bakteri yang dapat menimbulkan penyakit disebut bakteri pathogen. Escherichia coli (colon bacili atau coliform) adalah bakteri non pathogen yang hidup dalam usus binatang berdarah panas (Suripin, 2002: 151).2.1.2.3. Parameter KimiaKarakteristik kimia air meliputi: pH, DO (dissolved oxygent), BOD (biological oxygent demand), COD (chemical oxygent demand), kesadahan dan senyawa kimia beracun. Nilai pH air dapat mempengaruhi rasa dan sifat korosi. Beberapa senyawa beracun lebih toksik dalam bentuk molekul daripada dalam bentuk ion, yang bentuk tersebut dipengaruhi oleh pH. Nilai derajat keasaman (pH) suatu perairan mencirikan keseimbangan antara asam dan basa dalam air merupakan penguapan kosentrasi ion hydrogen dalam lautan.Nasdrom dkk (2000) menyatakan bahwa pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebebasan yang dimiliki oleh suatu bahan lautan. Yang dimaksudkan keasaman disini adalah kosentrasi ion hydrogen (H+) dalam pelarut air. Nilai pH berkisar dari 0 hingga 14. Suatu larutan dikatakann netral apabila memiliki nilai pH = 7. Nilai pH > 7 menunjukan larutan memiliki sifat basah, sedangkan nilai pH < 7 menunjukan keasaman. Selanjutnya menambahkan bahwa nama pH berasal dari potential of hydrogen. Secara matematis, pH didefinisikan dengan pH = - log (H+)Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernafasan, proses metabolisme atau peertukaran zat yang kemudian menghasilkan energy untuk pertumbuhan dan pembiakan (Anonim, 2007). Selanjutnya menyatakan bahwa difusi oksigen dari udara, tergantung dari beberapa faktor, seperti kekeruhan air, suhu, parameter fisik kimia, pergerakan masa air dan udara seperti arus, gelombang dan pasang surut. Tabel 2.1 Standar Kualitas Air di Perairan Umum, PP No.20 tahun 1990NoParameterSatuanKadar Maksimum

Golongan AGolongan BGolongan CGolongan D

Fisika

1Bau-----

2Jumlah zat padat terlarutMg/L1000100010001000

3KekeruhanSkala NTU5

4Rasa-

5WarnaSkala TCU15

6SuhuCSuhu udara

7Daya hantar listrikUmhos/cm2250

Kimia Anorganik

1Air aksaMg/It0.0010.0010.0020.005

2AluminiumMg/It0.2-

Lanjutan Tabel 2.1

NoParameterSatuanKadar Maksimum

Golongan AGolongan BGolongan CGolongan D

3ArsenMg/It0.0050.0511

4BariumMg/It11

5BesiMg/It0.35

6FloridaMg/It0.51.51.5

7KadmiumMg/It0.0050.010.010.01

8Kesadahan CaCO3Mg/It500

9KloridaMg/It2506000.003

10Kromium Valensi 6Mg/It0.0050.050.051

11ManganMg/It0.10.52

12NatriumMg/It20060

13Nitrat sebagai NMg/It1010

14Nitrat sebagai NMg/It1.010.06

15PerakMg/It0.05

16pH6.5 - 8.55 96 95 9

17SeleniumMg/It0.010.010.050.05

18SengMg/It550.022

19SianidaMg/It0.10.10.02

20SulfatMg/It400400

21Sulfida sebagao H2SMg/It0.050.10.002

22TembagaMg/It1.010.020.1

23TimbalMg/It0.050.010.031

24Oksigen terlarut (DO)Mg/It-> = 6> 3

25NikelMg/It0.5

26SAR (Sodium Absortion Ratio)Mg/It1.5 2.5

Kimia Organik

1Aldirin Mg/It0.00070.017

2BenzonaMg/It0.01

3Benzo (a) PyreneMg/It0.00001

4Chlordane (total isomer)Mg/It0.0003

5ChlordaneMg/It0.030.003

62,4 DMg/It0.10

7DDTMg/It0.030.0420.002

8DetergentMg/It0.5

91,2 DichloroethaneMg/It0.01

101,1 DichloroethaneMg/It0.0003

11Heptachlor epoxideMg/It0.0030.018

Lanjutan Tabel 2.1

NoParameterSatuanKadar Maksimum

Golongan AGolongan BGolongan CGolongan D

12HexachlorobenzeneMg/It0.00001

13LindaneMg/It0.0040.056

14MetoxychlorMg/It0.030.035

15PentachlorophenolMg/It0.01

16Pestisida totalMg/It0.1

172,4,6 trichlorophenolMg/It0.01

18Zat Organik (KMnO4)Mg/It10

19EndirinMg/It-0.0010.004

20FenolMg/It-0.0020.001

21Karbon Koloform EkstrakMg/It-0.05

22Minyak dan lemakMg/It-Nihil 1

23Organofosfat dan carbanatMg/It-0.10.1

24PCDMg/It-Nihil

25Senyawa aktif biru metilenMg/It-0.50.2

26ToxapheneMg/It-0.005

27BHCMg/It-0.21

Mikrobiologik

1Koliform tinjaJm/100ml02000

2Total koliformJm/100ml310000

Radioaktivitas

1Gross Alpha ActivityBq/L0,10,10,10,1

2Gross Beta ActivityBq/L1,01,01,01,0

Sumber : Syarat Kualitas Air Bersih Peraturan Menteri Kesehatan R.I No : 416/MENKES/PER/IX/1990

Golongan A : air untuk air minum tanpa pengolahan terlebih dahuluGolongan B : air yang dipakai sebagai bahan baku air minum melalui suatu pengolahanGolongan C : air untuk perikanan dan perternakan Golongan D : air untuk pertanian dan usaha perkotaan, industry dan PLTA

2.2. SungaiSungai adalah perpaduan antara alur sungai dan aliran air di dalamnya. Alur sungai adalah suatu alur yang panjang di atas permukaan bumi tempat mengalirnya air yang berasal dari air hujan. Menurut Pedoman Perencanaan Hidrologi dan Hidraulik untuk Bangunan di Sungai, Sungai adalah wadah atau penampung dan penyalur alamiah dari aliran air dengan segala yang terbawa dari DPS (Daerah Pengaliran Sungai) ke tempat yang lebih rendah dan berakhir di laut. Dalam pengertian/definisi yang lain, sungai merupakan jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai dengan muara yang dibatasi kanan kirinya serta sepanjang pengaliran oleh daerah sempadan. Sungai dapat di bagi menjadi : 1. Sungai utama (Main river), adalah sungai yang daerah pengalirannya panjang dan volume airnya yang paling besar.2. Anak Sungai (Tributay), adalah cabang-cabang dari sungai utama.3. Cabang sungai (enffluent), merupakan cabang-cabang yang terbentuk pada daerah sebelum berakhirnya aliran pada sebuah danau atau laut.2.3. Daerah Aliran SungaiDaerah aliran sungai dimana (DAS) merupakan daerah dimana semua airnya mengalir ke dalam sungai yang dimaksudkan. Daerah ini umumnya dibatasi oleh batas topografi, yang berarti tidak ditetapkan berdasarkan air bawah tanah karena permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat kegiatan pemakaian. Nama sebuah DAS ditandai dengan nama sungai yang bersangkutan dan dibatasi oleh titik kontrol yang umumnya merupakan stasiun hidrometri. Dalam praktek, penetapan batas DAS ini sangat diperlukan untuk menetapkan batas-batas DAS yang akan dianalisis (Sri Harto, 1993)DAS dapat dipandang sebagai bagian dari permukaan bumi tempat air hujan menjadi aliran permukaan dan mengumpul kesungai menjadi aliran sungai menuju ke suatu titik disebelah hilir (down stream point) sebagai titik pengeluaran (catchment outlet). Setiap DAS bermuara ke laut merupakan gabungan dari beberapa DAS sedang (sub DAS) dan sub DAS adalah gabungan dari sub DAS kecil-kecil (Soewarno, 2000).Panjang sungai adalah panjang yang diukur sepanjang sungai, dari stasiun yang ditinjau atau muara sungai sampai ujung hulunya. Sungai utama adalah sungai terbesar pada daerah tangkapan dan yang membawa aliran menuju muara sungai.Pengukuran panjang sungai dan panjang DAS adalah penting dalam analisis aliran limpasan dan debit aliran sungai. Panjang DAS adalah panjang maksimum sepanjang sungai utama dari stasiun yang ditinjau (atau muara) ke titik terjauh dari batas DAS. Panjang pusat berat adalah panjang sungai yang diukur sepanjang sungai dari stasiun yang ditinjau sampai titik terdekat dengan titik berat daerah aliran sungai. Pusat berat DAS adalah pusat berat titik perpotongan dari dua atau lebih garis lurus yang membagi DAS menjadi dua DAS yang kira-kira sama besar. (Bambang Triadmojo, 2008)2.4. HidrologiDalam proses pengaliragaman hujan menjadi aliran ada beberapa sifat hujan yang penting untuk diperhatikan, antara lain adalah intensitas hujan (I), lama waktu hujan (d), frekwensi (f) dan luas daerah pengaruh hujan (A). Komponen hujan dengan sifat-sifatnya ini dapat dianalisis berupa hujan titik maupun hujan rata-rata yang meliputi luas daerah tangkapan (catchement area) yang kecil sampai yang besar. Analisis hubungan dua parameter hujan yang penting berupa intensitas dan durasi dapat dihubungkan secara statistic dengan frekuensi kejadian (Soemarto, 1987)Sistem hidrologi kadang-kadang dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa luar biasa (ekstrim), seperti hujan lebat, banjir dan kekeringan. Analisis frekuensi adalah salah satu analisa data hidrologi dengan menggunakan statistika yang bertujuan untuk memprediksi suatu besaran hujan atau debit dengan masa ulang tertentu. Frekuensi hujan adalah besarnya kemungkinan suatu besaran hujan disamai atau dilampaui. Sebaliknya, kala ulang (retrun period), diartikan sebagai waktu dimana hujan atau debit dengan suatu besaran tertentu akan disamai atau dilampaui sekali dalam jangka waktu tersebut. Dalam hal ini tidak berarti bahwa selama jangka waktu ulang tersebut (misalnya T tahun) hanya sekali kejadian yang menyamai atau melampaui, tetapi merupakan perkiraan bahwa hujan ataupun debit tersebut akan disamai atau dilampaui (K) kali dalam jangka panjang (L) tahun, dimana K/L kira-kira sama dengan 1/L (Sri Harto, 1993).

2.5. Analisis FrekuensiDalam analisis frekuensi, hasil yang diperoleh tergantung pada kualitas dan panjang data.Makin pendek data yang tersedia, makin besar penyimpangan yang terjadi. Dalam ilmu statistik dikenal beberapa macam distribusi yang umumnya digunakan dalam bidang hidrologi. Metode yang digunakan untuk melakukan analisa distribusi/sebaran data curah hujan harian terhadap nilai rata-rata tahunannya dalam periode ulang tertentu adalah menggunakan :1) Distribusi Gumbel Tipe I2) Distribusi Log-Normal Dua Parameter3) Distribusi Log-Person Tipe IIIDalam statistik dikenal beberapa parameter yang berkaitan dengan analisis data yang meliputi rata-rata, deviasi standar, koefisien variasi, dan koefisien skewnes (kecondongan atau kemencengan).1. Nilai rata-rata (Mean) = ( 2.1 )2. Deviasi standar (standar Deviation)S = . ( 2.2 )3. Koefisien variasiCv = .. ( 2.3 )4. Koefisien kemencengan (coefficient of skewness)Cs = .... ( 2.4 )5. Koefisien ketajaman (coefficient of kurtos)Ck = ... ( 2.5 )Keterangan : = nilai rata-rata hitunganS = deviasi standarCv= koefisien variasiCk= koefisien ketajamanCs= koefisien kemencenganX = data dari sampelN = jumlah pengamatanPenentuan jenis distribusi probabilitas yang sesuai dengan data dilakukan dengan mencocokan parameter data tersebut dengan syarat masing-masing jenis distribusi seperti pada table 2.2Tabel 2.2 Parameter statistic untuk menentukan jenis distribusiNoDistribusiPersyaratan

1GumbelCs = 1.14

Ck = 5.4

2NormalCs = 0

Ck = 3

3Log NormalCs = Cv3 + 3Cv

Ck = Cv8 + 6Cv6 + 15Cv4 + 16Cv2 + 3

4Log Pearson IIISelain dari nilai diatas

Sumber : Bambang Triadmojo, (2008)

2.4.1. Distribusi GumbelPerhitungan hujan rencana berdasarkan distribusi probabilitas gumbel dilakukan dengan rumus-rumus berikut :X = + S x K . ( 2.6 )Keterangan rumus :X = hujan rencana atau debit dengan periode ulang T = nilai rata-rata dari data hujan (X)S = standar deviasi dari data hujan (X)K = factor Frekuensi Gumbel : K = .. ( 2.7 )Yt = reduced variate = - Ln Ln = nilai Ytreduksi data dari variabel yang diharapkan terjadi pada periode ulang tertentuSn = nilai rata-rata dari reduksi data, nilainya tergantung dari jumlah data (n)Yn = nilai rata-rata dari reduksi data, nilainya tergantung dari jumlah data (n)2.4.2. Distribusi Log Normal Dua ParameterPerhitungan hujan rencana berdasarkan distribusi probabilitas Log Normal, jika data yang dipergunakan adalah berupa sampel, dilakukan dengan rumus-rumus berikut :Log X = + K + S Log XKeterangan rumus :Log X = nilai logaritma data X yang diharapkan terjadi pada peluang atau periode ulang tertentu = nilai rata-rata logaritma data X hasil pengamatanS Log X = deviasi standar logaritma nilai X hasil pengamatanK = karakteristik dari distribusi log normal. Nilai K dapat diperoleh dari tabel yang merupakan fungsi peluang kumulatif dan periode ulang.2.4.3. Distribusi Log-Pearson Type IIIPerhitungan hujan rencana berdasarkan distribusi probabilitas Log Pearson Type III, jika data yang dipergunakan adalah berupa sampel, dilakukan dengan rumus-rumus berikut :Log X = + K + S Log X .. ( 2.8 )Keterangan rumus :Log X = nilai logaritma data X yang diharapkan terjadi pada peluang atau periode ulang tertentu = nilai rata-rata logaritma data X hasil pengamatanS Log X = deviasi standar logaritma nilai X hasil pengamatanK = karakteristik dari distribusi log normal. Nilai K dapat diperoleh dari tabel yang merupakan fungsi peluang kumulatif dan periode ulang.2.5. Uji Kesesuaian DistribusiUntuk menentukan kecocokan distribusi frekuensi dari sampel data terhadap fungsi distribusi peluang yang diperkirakan dapat menggambarkan atau mewakili distribusi frekuensi tersebut diperlukan pengujian parameter. Dalam pengujian kesesuaian distribusi dilakukan dengan uji Chi-kuadrat da uji Smirnof-kolmogorof.2.5.1. Uji Chi-Kuadrat Uji chi-kuadrat dimaksudkan untuk menguji kecocokan antara data pengukuran dan hipotesis. Uji ini penting untuk menentukan apakah distribusi frekuensi hasil pengukuran berbeda secara nyata dengan frekuensi yang diharapkan menurut hipotesis, dirumuskan sebagai berikut :Xh2 = . ( 2.9 )Dimana :Xh2 = Parameter chi-kuadratG = jumlah sub kelompokOi = jumlah nilai pengamatan pada sub kelompok iEi = jumlah nilai teoritis pada sub kelompok iParameter Xh2 merupakan variabel cetak. Peluang untuk mencapai nilai Xh2 sama atau lebih besar dari nilai Chi-kuadrat sebenarnya (X2) dapat dilihat pada nilai kritis untuk uji distribusi Chi kuadrat.Prosedur uji chi-kuadrat adalah sebagai berikut :1) Urutkan data pengambilan pengamatan (dari besar ke kecil atau sebaliknya)2) Kelompokan data pengambilan menjadi G sub-grup yang masing-masing beranggotakan minimal 4 data pengamatan3) Jumlah data pengamatan besar Oi tiap-tiap sub-grup4) Jumlahkan data dari pematan distribusi yang digunakan sebesar Ei5) Pada tiap-tiap grup dihitung nilai (Oi - Ei) dan (Oi Ei)2 / Ei6) Jumlah seluruh G sub-grup nilai ( Oi Ei )/Ei untuk menentukan nilai chi kuadrat hitung7) Tentukan derajat kebebasan dk = G R I (nilai R = 2 untuk distribusi normal dan bionormal)Interpretasi hasil uji adalah sebagai berikut :1. Apabila peluang lebih dari 5% maka persamaan distribusi yang digunakan dapat diterima2. Apabila peluang kurang dari 1% maka persamaan distribusi yang digunakan tidak dapat diterima3. Apabila peluang berada di antara 1-5%, maka tidak mungkin mengambil keputusan, misalnya perlu data tambah.2.5.2. Uji Smirnof-KolmogorovUji kecocokan sminor-kolmogorof sering disebut non parametric, karena pengujiannya tidak menggunakan fungsi distribusi tertentu.Prosedur uji smirnov-kolmogorov adalah sebagai berikut :1) Urutkan data (dari besar ke kecil atau sebaliknya) dan tentukan besarnya peluang dari masing-masing data tersebut.X1 = P(X1)X2 = P(X2)X3 = P(X3) , dan seterusnya2) Urutkan nilai masing-masing peluang teoritis dari hasil penggambaran data (persamaan distribusinya)X1 = P(X1)X2 = P(X2)X3 = P(X3) , dan seterusnya3) Dari kedua nilai peluang tersebut, tentukan selisi terbesarnya antar peluang pengamatan dengan peluang teoritis D = maksimum (P(Xn) P (Xn)4) Berdasarkan tabel nilai kritis (smirnov-kolmogorov) tentukan harga Do dari tabel berikut :Tabel 2.3 : Nilai Kritis Do untuk uji Smirnov-KolmogorovN (Derajat kepercayaan)

0.20.10.050.01

50.450.510.650.76

100.320.370.410.49

150.270.30.340.4

200.230.260.290.36

250.210.240.270.32

300.190.220.240.29

350.180.20.230.27

400.170.190.210.25

450.160.180.20.24

500.150.170.190.23

n>501.071.221.361.63

N0.5N0.5N0.5N0.5

Sumber : Soewarno (1995)2.6. Debit AndalanDebit andalan adalah besarnya debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan air dengan resiko kegagalan yang telah diperhitungkan. Dalam perencanaan proyek-proyek penyediaan air terlebih dahulu harus dicari andalannya (dependable discharge), yang tujuannya adalah untuk menentukan debir perencanaan yang diharapkan selalu tersedia di sungai (Soemarto, 1987).Debit tersebut digunakan sebagai patokan ketersediaan debit yang masuk ke sungai dan waduk pada saat pengoperasiannya. Untuk menghitung debit andalan tersebut, dihitung peluang 80%, dari debit inflow sumber air pada pencatatan debit pada periode tertentu.

2.7. Metode F.J.MOCKDebit inflow adalah debit air yang masuk ke danau berasal dari hujan yang dipengaruhi oleh factor klimatologi dan kondisi daerah tangkapan. Untuk diperhitungkan debit inflow ini, digunakan metode F.J.Mock. perhitungan dengan cara FJ.Mock ini menggunakan data curah hujan di lokasi daerah tangkapan air, evapotranspirasi, kelembaban tanah dan tampungan air tanah untuk menghasilkan debit empiris yang di susun berdasarkan urutan.Perhitungan ketersediaan air (dependable flow) dengan metode neraca air di kembangkan oleh Dr.F.J.Mock. Data yang diperlukan dalam perhiungan metode neraca air F.J.Mock antara lain adalah sebagai berikut :1. hujan bulanan rata-rata (mm)2. jumlah hari hujan bulanan rata-rata (hari)3. evapotranspirasi potensial bulanan (mm)4. limpasan permukaan / run off (m3/dtk/km2)5. tampungan air tanah / groundwater stroge (mm)6. aliran dasar / base flow (m3/dtk/km2)neraca air metode F.J.Mock dirumuskan sebagai berikut :Q = (Dro + Br ) . F ( 2.10 )Dro = Ws I .. ( 2.11 )Bf = i Vn ( 2.12 )Ws = R Et .. ( 2.13 )Dimana :Q = debit andalan (m3/detik)Dro = direct run off (m3/dtk/km2)Ws = water surplus (mm)I = Infiltrasi (mm)Vn =Stroge volume (mm)R = Curah hujan (mm)Et = Evapotranspirasi (mm)F = Cathment area (Km2) 2.8. Analisis Kebutuhan AirPemakaian air oleh suatu masyarakat bertambah besar dengan kemajuan masyarakat tersebut, sehingga pemakaian air seringkali dipakai sebagai salah satu tolak ukur tinggi rendahnya kemajuan suatu masyarakat.2.8.1. Macam Kebutuhan Air BakuMenurut Terence (1991) kebutuhan air baku dalam suatu kota diklasifikasikan antara lain :2.8.1.1. Kebutuhan DomestikKebutuhan domestik adalah kebutuhan air bersih untuk pemenuhan kegiatan sehari-hari atau rumah tangga seperti untuk minum, memasak, kesehatan individu (mandi, cucidan sebagainya), menyiram tanaman, halaman, pengangkutan air buangan (buangan dapur dan toilet).2.8.1.2. Kebutuhan Non DomestikKebutuhan non domestik adalah kebutuhan air baku yang digunakan untuk beberapa kegiatan seperti :1) Kebutuhan institusional,2) Kebutuhan komersial dan industri,3) Kebutuhan fasilitas umum, adalah kebutuhan air bersih untuk kegiatan tempat-tempat ibadah, rekreasi, terminal.2.8.2. Standar Kebutuhan AirStandar kebutuhan air ada 2 (dua) macam yaitu :2.8.2.1. Standar Kebutuhan Air DomestikStandar kebutuhan air domestik yaitu kebutuhan air yang digunakan pada tempat tempat hunian pribadi untuk memenuhi keperluan sehari-hari seperti : memasak, minum, mencuci dan keperluan rumah tangga lainnya. Satuan yang dipakai adalah liter/orang/hari. Besarnya kebutuhan air untuk keperluan domestik dapat dilihat pada tabel dibawah ini.Tabel 2.4. Kriteria Perencanaan Air BersihNoUraianKatagori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk (Jiwa)

>1.000.000500.000 -1.000.000100.000 -500.00020.000 -100.0001.000.000500.000 -1.000.000100.000 -500.00020.000 -100.000