BAB II

download BAB II

of 9

description

Glositis

Transcript of BAB II

2

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi LidahLidah merupakan salah satu organ penting pada tubuh manusia yang memiliki banyak fungsi. Lidah memiliki peran yang penting dalam proses penelanan, pengecapan dan bicara. Dorsum lidah mempunyai banyak tonjolan-tonjolan mukosa yang membentuk papila-papila.

Gambar 1. Anatomi LidahAda 4 tipe papila pada dorsum lidah : papila filiformis, papila fungiformis, papila sirkumvalata dan papila foliata. Papila filiformis merupakan papila terkecil dan berjumlah paling banyak. Papila itu berupa batang-batang ramping, seperti rambut, bertanduk, tampak berwarna merah, merah muda atau putih tergantung pada derajat iritasi yang dialami lidah. Papila fungiformis lebih sedikit jumlahnya, warna merahnya lebih cerah dan diameternya lebih lebar dibandingkan dengan papila filiformis. Papila fungiformis tidak bertanduk, berbentuk bulat atau jamur dan sedikit menonjol. Papila ini juga berisi kuncup-kuncup pengecap. Papila ini paling banyak terdapat di tepi lateral dan ujung anterior dari lidah. Kadang-kadang papila fungiformis mengandung pigmen coklat, terutama melanoderm.

Gambar 2. Papil lidahPapila sirkumvalata adalah papila terbesar yang tampak sebagai papula-papula berwarna merah muda 2 sampai 4 mm. Papula tersebut dikelilingi oleh suatu parit sempit dan juga berisi kuncup-kuncup pengecap. Papila-papila ini berjumlah 6 sampai 12 dan tersusun dalam suatu deretan berbentuk V di sepanjang ujung-ujung sulkus di sisi posterior dorsum lidah. Papila-papila tersebut secara anatomis membagi lidah menjadi 2 bagian yang tidak sama, 2/3 anterior dan 1/3 posterior.Pada sisi lateral daerah posterior lidah terdapat papila foliata. Papila-papila ini seperti daun yang menonjol mengarah seperti lipatan-lipatan vertikal. Terkadang tonsil lingual yang meluas ke daerah ini dari akar dorsal posterior lidah dapat salah disebutkan sebagai papila foliata.2.2 DefinisiGlossitis adalah suatu keradangan pada lidah. Glossitis merupakan suatu kondisi peradangan yang terjadi pada lidah yang ditandai dengan terjadinya deskuamasi papila filiformis sehingga menghasilkan daerah kemerahan yang mengkilat. Penyakit ini juga merupakan kondisi murni dari lidah itu sendiri atau merupakan cerminan dari penyakit tubuh yang penampakannya ada pada lidah. Biasanya kondisi ini bisa menyerang pada semua tingkatan usia.2.3 EpidemiologiPrevalensi glossitis jinas bermigrasi pada populasi umum ialah antara 1-2,5% dengan kategori umur yang bervariasi. Rasio perbandingan penderita glossitis pada wanita lebih tinggi dibanding dengan pria yaitu 5:3. Sedangkan tingkat prevalensi glossitis untuk kategori anak-anak hanya sebesar 1% dengan tingkat perbandingan yang sama antara pria dengan wanita.2.4 EtiologiPenyebab glossitis dapat diuraikan sebagai berikut:1. Penyebab Lokala. Bakteri dan infeksi virus.b. Trauma atau iritasi peralatan gigic. Iritasi lokal seperti dari tembakau, alkohol dan makanan. d. Alergi dari pasta gigi dan obat kumur.2. Penyebab Sistemika. Kelainan nutrisi, penyakit kulit dan infe..ksib. Keadaan kekurangan gizi (malnutrisi) yaitu kurangnya asupan vitamin B.c. Penyakit kulit seperti oral lichen planus, erythema multiforme, phthous ulcers, and pemphigus vulgaris.d. Infeksi seperti syphilis and Human Immunodeficiency Virus (HIV).

2.5 Klasifikasia. Glossitis Atrofi

Gambar 3. Glossitis atrofiGlossitis atrofi adalah suatu kondisi yang ditandai oleh lidah mengkilap halus yang sering menyakitkan yang disebabkan oleh atrofi lengkap papila lingual (depapillation). Permukaan lidah dorsal mungkin akan terasa panas, nyeri dan / atau eritema.Glossitis atrofi adalah temuan non -spesifikdan memiliki banyak penyebab yang besar, biasanya terkait dengan berbagai kekurangan nutrisi atau faktor lain sepertixerostomia(mulut kering) atau anemia.Meskipun istilah Mller dan Hunter glositis pada awalnya digunakan untuk merujuk secara khusus glossitis yang terjadi pada defisiensi vitamin B12 sekunder terhadap anemia pernisiosa.

b. Geographic Tongue

Gambar 4. Geographic TongueGeographic tongue merupakan suatu kelainan pada permukaan lidah berupa daerah kemerahan, tidak berpapila dengan penipisan epitel dorsal lidah, biasanya dikelilingi zona sempit dari papila yang beregenerasi, berwarna lebih putih dari daerah yang dikelilinginya. Etiologinya tidak diketahui dengan pasti, tetapi diperkirakan berhubungan dengan stress emosional, defisiensi nutrisi, herediter, dan hormonal. Lesi ini biasanya sembuh dengan sendirinya dan muncul kembali di tempat lain. Biasanya kelainan ini asimtomatis, tetapi rasa terbakar atau iritasi pada lidah umumnya terjadi, terutama akibat makanan yang panas atau pedas. Ketidaknyamanan yang muncul akibat geographic tongue hilang dan timbul serta dapat memburuk pada saat-saat tertentu ketika wanita sedang haid atau selama kehamilan.

c. Median rhomboid glossitis

Gambar 5. Median rhomboid glossitisMedian rhomboid glossitis memiliki gambaran klinis berupa bentuk belah ketupat (rhomboid), menonjol dari jaringan sekitarnya dengan permukaan halus dan berlobus. Lesi ini berada di daerah median dorsum lidah persis di anterior papila sirkumvalata dan tidak memiliki papila filiformis. Median rhomboid glossitis dapat berwarna merah, putih, atau kuning dan sering dihubungkan dengan adanya Candida. Median rhomboid glossitis seringkali mengenai pria dewasa usia pertengahan dan jarang mengenai anak-anak. Pasien diabetik, supresi imun dan pasien yang mendapat terapi antibiotik spektrum luas memiliki prevalensi median rhomboid glossitis yang lebih tinggi. Median rhomboid glossitis mudah dikenali melalui gambaran klinisnya, lokasi khasnya dan sifat tanpa gejalanya.d. Geometric GlositisGlossitis geometris, juga disebut herpetic glossitis geometris adalah istilah yang digunakan oleh beberapa orang untuk merujuk pada lesi kronis yang berhubungan dengan virus herpes simpleks (HSV) tipe I infeksi, dimana ada celah dalam di garis tengah lidah dan mengeluarkan beberapa cabang. Lesi biasanya sangat menyakitkan, dan mungkin ada erosi hadir di kedalaman celah. Lesi pecah-pecah sama yang tidak terkait dengan HSV, yang mungkin terjadi pada lidah pecah-pecah, jangan cenderung menyakitkan. Nama ini berasal dari pola geometris dari celah yang membujur, menyeberang atau bercabang. Hal ini digambarkan sebagai terjadi pada orang immunocompromized, misalnya yang memiliki leukemia . Namun, hubungan antara herpes simpleks dan glossitis geometris ini dibantah oleh beberapa karena kurangnya teknik standar emas untuk diagnosis lesi herpes intraoral, dan tingginya prevalensi pelepasan virus asimtomatik pada individu immunocompromized. Pengobatan dengan sistemik asiklovir.

2.6 Gejala KlinisDari anamnesis, dapat ditemukan keluhan nyeri lidah, sulit untuk mengunyah, menelan atau untuk bercakap cakap. Keluhan lain seperti ada massa atau pembengkakan/ difus (massa fokal; firoma, lipoma. Massa difus; sengatan tawon, kista mukosa, erythema bollusum). Terjadi perubahan warna yang bervariasi dari gelap merah sampai dengan merah terang. Lidah yang terkena mungkin akan terasa nyeri dan menyebabkan sulitnya untuk mengunyah, menelan atau untuk bercakap cakap. Lidah yang mempunyai kelainan ini permukaannya akan terli hat halus. Terdapat beberapa ulserasi atau borok yang terlihat pada lidah ini. 2.7 Pemeriksaan PenunjangPada pemeriksaan fisik, dilihat nodul pada permukaan atas lidah papilla tidak kelihatan. Selain itu juga dapat dilakukan pemeriksaan tambahan seperti biopsy, kikisan KOH, CBC, tes serologic untuk shyphillis, tes untuk defisiensi vitamin B12, tes glukopostprandial, profil kimiawi, lesi kultur dan smear bila diindikasi.Penyebab glossitis secara pasti dicari melalui pemeriksaan yang mendalam, seperti biopsy (Vorvick et. al, 2011).2.8 PenatalaksanaanPenanganan glossitis tergantung dari kausanya. Antibiotik diberikan bila kelainan melibatkan bakteri. Bila penyebabnya adalah defisiensi gizi, maka diperlukan supplement yang memadai, seperti pemberian zat besi karena ciri defisiensi utama dari glossitis ini adalah anemia defisiensi besi.Pada Median rhomboid glossitis penatalaksanaan farmakologis dikelompokkan menjadi tiga kelas agen anti fungal yaitu Polyenes (nistatin dan amphotericin B), Azoles ( imidazoles dan triazole) dan echinocandins (caspofungin). Untuk geometric tongue yang disebabkan oleh virus herpes, dilakukan pengobatan dengan sistemik acyclovir. Pembengkakan dan rasa tidak nyaman di mulut diatasi dengan pemberian kortikosteroid. Kebersihan rongga mulut, dengan penggunaan sikat gigi, dental floss dan membersihkan lidah selepas makan, harus diusahakan untuk mencegah kekambuhan.Penggunaan bahan obat atau makanan yang merangsang iritasi lidahsebaiknya dihindari, termasuk makanan yang panas dan mengandung alkohol.Berhenti merokok dan penggunaan tembakau dalam jenis apapun. Indikasi rawat inap pasien glossitis adalah bila lidah sudah menghalangi jalan napas oleh proses enlargement.2.9 KomplikasiKomplikasi yang dapat terjadi adalah obstruksi saluran nafas, disfagia dan disfonia. 2.10 PrognosisDengan penanganan yang tepat prognosis glossitis adalah baik.

2.11 PencegahanPencegahan pada glositis bisa dilakukan dengan cara; Menjaga kesehatan mulut dengan baik (sikat gigi yang baik dan benar). Flossing dan pembersihan professional regular dan pemeriksaan yang rutin. Minimalkan iritasi atau cedera mulut bila memungkinkan hindari penggunaan berlebihan makanan atau zat yang mengganggu mulut atau lidah.