Bab II Landasan Teori II-1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep ...
BAB II
-
Upload
ricky-aryadhi -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
description
Transcript of BAB II
BAB IIPENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN
2.1 Cadangan BatubaraEvaluasi dan Optimasi Cadangan Batubara ini merupakan pekerjaan
(tahap) lanjutan dari hasil Pemodelan Sumberdaya Batubara. Pada tahapan ini
mulai diterapkan (diidentifikasikan) batasan-batasan teknis maupun ekonomis
yang dapat menjadi pembatas dari model sumberdaya batubara yang telah
diterapkan (dimodelkan) sebelumnya.
Dari pertemuan praktikum sebelumnya relah diketahui dari software
minescape cadangan batubara yang telah dihitung sebesar 10.727.347,20 ton
2.2 Lapisan Tanah PenutupPemindahan suatu lapisan tanah atau batuan yang berada diatas
cadangan bahan galian, agar bahan galian tersebut menjadi tersingkap. Untuk
mewujudkan kondisi kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup yang baik
diperlukan alat yang mendukung dan sistimatika pengupasan yang baik.
Pekerjaan pengupasan lapisan tanah penutup merupakan kegiatan yang mutlak
harus dikerjakan pada pertambangan terutama pada kegiatan penambangan
yang menggunakan sistim tambang terbuka.
Kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup ditentukan oleh rencana
target produksi, semakin baik rancangan pada pengupasan lapisan tanah
penutup maka rencana target produksi semakin baik. Untuk mewujudkan kondisi
tersebut diperlukan metode dan alat yang mendukung pengupasan lapisan tanah
penutup.
Dari hasil pengolahaan data menggunakan aplikasi software minescape
diketahui dalam wilayah iup pertambangan lapisan overburrden sebanyak
41.986.996,42 ton
2
3
2.3 Perhitungan Stripping RatioSeperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa ketebalan lapisan
batubara dan ketebalan tanah penutup (overburden) merupakan faktor utama
yang mengontrol kelayakan suatu pembukaan tambang batubara.
Pengetahuan jumlah (kuantitas) batubara dan jumlah batuan penutup
yang harus dipindahkan untuk mendapatkan perunit batubara sesuai dengan
metoda penambangan merupakan konsep dasar dari Nisbah Kupas (Stripping
Ratio). Secara umum, Stripping Ratio (SR) didefinisikan sebagai “Perbandingan
jumlah volume tanah penutup yang harus dipindahkan untuk mendapatkan satu
ton batubara”.
Dari hasil pengolahan data menggunakan aplikasi software setelah
cadangan batubara dan lapisan tanah penutup didapat bisa dihitung konsep
nisbah kupas atau stripping ratio sebesar 1 : 3,9
2.4 Penentuan dan Pemilihan Pit PotensialPenentuan & pemilihan pit potensial merupakan sebagai langkah awal
dalam melakukan evaluasi cadangan batubara. Penentuan pit potensial ini
diperlukan untuk dapat memperkirakan/memprediksi suatu areal sumberdaya
batubara yang potensial untuk nantinya akan dikembangkan menjadi suatu lokasi
pit penambangan.
Dengan memperhatikan pola kontur peta iso-overburden, seperti :
Kontur rapat dan berada di dekat cropline batubara, menunjukkan
ketebalan overburden relatif mempunyai variasi yang besar & intensif.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh adanya tinggian/punggungan (bukit) di
atas lapisan batubara,
Kontur relatif renggang dan mempunyai pola menjauhi cropline
batubara. Kondisi ini menguntungkan, karena variasi ketebalan
overburden relatif mempunyai interval yang lebar.
Dengan mengkombinasikan kedua faktor di atas (faktor pembatas &
faktor ketebalan overburden), maka dengan cepat lokasi pit potensial dapat
dilokalisir (ditentukan). Dengan mengetahui lokasi pit potensial ini, maka optimasi
cadangan batubara dapat dilakukan pada areal yang terbatas, yaitu areal yang
telah dapat diprioritaskan.
4
Gambar. 2.1Pit Design
2.5 Layout TambangPerlunya dilakukan perencanaan secara komperehensif terhadap
kegiatan disposal pertahun agar aktivitas disposal selama setahun dapat
berjalan lancar dan senantiasa terkendali, serta penggunaan biaya dapat lebih
diefisienkan.
Kombinasi antar kedua tipe disposal perlu senantiasa dilakukan agar
kekurangan dan kelebihan dari masing-masing tipe disposal dapat saling
menutupi satu-sama lain yang mana jika faktor keselamatannya dapat tercapai
ketika dilakukan rekayasa geometri.
Didesainnya layout tambang agar kita memiliki rencana bagaimana letak
posisi seharusnya pembangunan dimulai dan tahapan aktifitas penambangan
mulai dari semua fasilitas sarana pertambangan hingga sarana dan prasarana
untuk karyawan.
5
Gambar. 2.2Layout Tambang
2.6 Rencana Jadwal ProduksiDengan mempertimbangkan besarnya volume tanah penutup yang digali
per tahun, maka perlu diaplikasikan metode back filling yang merupakan tanah
hasil penggalian dari suatu blok penambangan, diisikan pada blok yang telah
ditambang. Penerapan metode back filling sekaligus diintegrasikan dengan
program reklamasi tambang. Hal ini akan memberikan keuntungan, karena akan
mereduksi jarak angkut overburden dan biaya reklamasi tambang dari daerah
tersebut.
Tabel. 2.1Rencana Jadwal Produksi
materialtahun
1 2 3 4 5
ob 8.397.399,28 8397399,28
8397399,28
8397399,28
8397399,28
coal 2.145.469,44 2145469,44
2145469,44
2145469,44
2145469,44
sr 3,914014864 3,91401486
3,91401486
3,91401486
3,91401486
6
7
2.7 Jadwal Target ProduksiRencana produksi penambangan batubara dalam daerah iup untuk tahun
pertama sampai tahun ketiga masing-masing sebesar 8.397.399,28 ton per
tahun. Angka produksi ini diproyeksikan untuk mengantisipasi sarana dan
prasarana tambang yang baru mulai dibangun dan dipersiapkan.
Selanjutnya mulai tahun akhir umur tambang, produksi ditargetkan
sebesar 2.103.873,79 ton tahun ke-5 dimana nilai SR lebih besar dari tahun
sebelumnya hal ini dikarenakan untuk mengoptimalkan lapisan batubaravdi
penampang block terakhir. Sehingga total produksi selama umur tambang (5
tahun) adalah sebesar 10.727.347,20 ton, sesuai dengan jumlah cadangan dapat
ditambang (mineable reserve) yang ada.
Jadwal produksi batubara dan volume lapisan penutup daerah iup dari
tahun ke-1 sampai dengan tahun ke-5, secara rinci tercantum dalam Tabel 2.2.
Tabel. 2.2Jadwal Target Produksi
materialtahun
1 2 3 4 5ob 8.436.842,88 8.391.994,31 8.310.315,04 8.428.845,31 8.418.998,89
coal 2.171.949,32 2.147.741,24 2.140.865,73 2.162.917,13 2.103.873,79sr 3,884456604 3,90735818 3,881754435 3,896980237 4,001665378
2.8 Penjadwalan PenambanganPerhitungan dilakukan dengan metode blok model. Sistem ini membagi
lapisan batubara menjadi blok-blok dengan ukuran ke arah lateral 10m x 10m
dan ke arah vertikal setebal lapisan. Ketebalan yang dipakai bersifat kontinu
yang didapat dari kontur struktur atap dan alas batubara. Volume diperoleh dari
jumlah volume blok yang terbentuk dalam lapisan batubara. Perhitungan
penjadwalan batubara tertambang dilakukan secara komputerisasi, dengan
menggunakan bantuan software minescape.
Berdasarkan penyebaran cadangan dapat ditambang dan rencana
produksi, maka kemajuan penambangan batubara dari tahun ke-1 sampai tahun
ke-10 seperti terlihat pada peta schedulling tambang. Dengan luasan pit
boundary 663.530.152 m2 penambangan dimulai di tahun pertama dari blok
MN003_016 sampai MN 004_021 bertahap hingga tahun akhir ke-5 sampai blok
MN007_019
8
Gambar. 2.3Penjadwalan Tambang Tahun Ke-1
Gambar. 2.4
Penjadwalan Tambang Tahun Ke-2
Gambar. 2.5
Penjadwalan Tambang Tahun Ke-3
Gambar. 2.6
Penjadwalan Tambang Tahun Ke-4
9
Gambar. 2.7
Penjadwalan tambang tahun ke-5
2.9 PembahasanDalam pengerjaan penjadwalan tambang data awawl yang dibutuhkan
adlah jumlah cadangan batubara dan jumlah lapisan penutup dimana data itu
diperoleh dari hasil minescape, kemudian dapat diketahui nilai SR dan membuat
design pit, design disposal kemudian layout tambang
Penentuan umur tambang disesuaikan dengan jumlah batubara yang
telah diketahui kemudian disesuaikan dengan target produksi yang diingikan.
Dalam penjadwalan tambang hasil perhitungan dari data excell diharapkan lebih
teliti, seharusnya nilai sr yang diperoleh lebih dari 7 agar bisa dilakukan
penambangan dengan metode tambang terbuka