BAB II
-
Upload
indrie-dwiraanda -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
description
Transcript of BAB II
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Media Pembelajaran
Pada dasarnya media dikelompokan menjadi tiga bagian yaitu media audio,
media visual dan media audio visual. Media pembelajaran merupakan komponen
instruksional yang meliputi pesan, orang, dan peralatan. Dalam
perkembangannya, media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi.
Pengelompokan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi perkembangan
teknologi oleh Seels dan Glasgow sebagaimana yang telah di kemukakan oleh
Azhar Arsyad (2003:33) dibagi kedalam 2 kategori luas yaitu pilihan media
tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir.
1. Pilihan media tradisonal
a. Visual diam yang di proyeksikan, meliputi : proyeksi apaque (tak tembus
pandang), proyeksi overhead, slides, dan filmstrip
b. Visual yang tak di proyeksikan, meliputi : gambar, poster, foto, charts,
grafik, diagram, pameran, papan info, dan papan bulu
c. Audio, meliputi : rekaman piringan, pita kaset, reel, dan cartridge
d. Penyajian multimedia, meliputi : slide plus suara (tape) dan multi image
e. Visual dinamis yang di proyeksikan, meliputi : film, televise, dan video
f. Cetak, meliputi : buku teks, modul, teks terprogram, workbook, majalah
ilmiah berkala, dan lembaran lepas (hand-out)
g. Permainan, meliputi : teka teki, simulasi, dan permainan papan
h. Realia, meliputi : model, spacimen (contoh), dan manipulative (peta,
boneka)
2. Pilihan media teknologi mutakhir
a. Media berbasis telekomunikasi, meliputi : telekonferen, kuliah jarak jauh
b. Media berbasis mikroprosesor, meliputi : computer-assisted instruction,
permainan computer, sistem tutor inteligen, interaktif, hypermedia,
compact (video) disk
Dari beberapa uraian diatas tentang jenis-jenis media pembelajaran,
peneliti menggunakan media diorama yang termasuk kategori 3 dimensi (realia)
pada pembelajaran mata diklat menggambar busana di SMK Karya Rini
yogyakarta.
B. Fungsi media pembelajaran
Salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar
yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan
diciptakan oleh guru. Sedangkan menurut Azhar Arsyad (2003) pemakaian media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan
minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh pengaruh psikologis terhadap siswa. Sedangkan
menurut Levie dan Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media
pembelajaran, khususnya media visual yaitu:
1. Fungsi atensi
Fungsi atensi yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi pada isi pelajaran yanag berkaiatan dengan makna visual yang
ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
2. Fungsi afektif
Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa
ketika belajar atau membaca teks yang bergambar. Gambar atau lambang
visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa.
3. Fungsi kognitif
Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambing-lambang visual atau gambar memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan
yang terkandung dalam gambar.
4. Fungsi kompensatoris
Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa
media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu
siswa yang lemah dalam membaca untuk menggorganisasikan informasi
dalam teksdan mengingatnya kembali.
Berdasarkan uraian diatas fungsi media pembelajaran adalah segala bentuk
atau alat untuk mempengaruhi emosi siswa (minat, keinginan, tekad, perbuatan,
sikap) yang dapat menjadiakan ia pengalaman belajar ketika berada pada proses
belajar mengajar dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran.
C. Manfaat media pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran apabila tidak tepat dalam pemilihan maka
tidak akan berdampak posistif terhadap prestasi belajar peserta didik, sehingga
media belajar merupakan alat bantu mengajar. Kesalahan dalam pengambilan
media malah akan menimbulkan daya kreativitas peserta didik sehingga guru
dituntut untuk memahami tentang penggunaan media yang cocok dengan materi
pelajarannya. Meskipun penggunaan media belajar digunakan tetapi pada
kenyataannya masih saja ada peserta didik yang belum memenuhi kriteria tuntas
belajar karena nilainya masih dibawah KKM.
Encyclopedia of Educational Research (1994), merinci manfaat media
pengajaran sebagai berikut:
1. Meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berfikir, oleh karena itu
mengurangi verbalisme.
2. Memperbesar perhatian siswa.
3. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, sehingga
memuat pelajaran lebih mantap.
4. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha
sendiri dikalangan siswa.
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu terutama melalui gambar
hidup.
6. Membantu timbulnya pengertian yang dapat membantu perkembangan
kemampuan bahasa.
7. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain dan
membantu efisiensi dan keragaman yang banyak dalam belajar.
Menurut Sudjana (2003:24) mengemukakan manfaat media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar siswa yaitu:
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan memcapai tujuan
pembelajaran
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata matakomunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru
tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam
pelajaran.
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.
Menurut Azhar Arsyad (2003:25) mengemukakan manfaat praktis
menggunakan media pembelajaran didalam proses belajar mengajar sebagia
berikut:
1. Media pembelajaran dapat memperjelaspenyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2. Media pembelajrana dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung
antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar
sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.
4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa
tentang peristiwa-peristiwa dilingkungan mereka.
Dari uraian dan pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
media begitu berperan dalam sebuah proses pembelajaran, sehingga penyaluran
informasi atau materi yang di sampaikan guru terhadap siswa dapat mudah di
terima.
D. Pemilihan media pembelajaran
Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanan yang baik. Pemilihan
Media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran itu juga memerlukan
perencanaan yang baik. menurut Oemar Hamalik (1994:7). Ada beberapa faktor
yang harus di perhatikan dalam pemilihan media antara lain:
1. Rasional, artinya media pengajaran yang akan disajikan harus masuk akal dan
mampu dipikirkan kita.
2. Ilmiah, artinya media yang digunakan sesuai dengan perkembangan akal dan
ilmu pengetahuan.
3. Ekonomis, artinya dalam pembuatannya tidak terlalu mengeluarkan banyak
biaya atau sesuai dengan kemampuan pembiayaan yang ada.
4. Praktis dan efisien, artinya media tersebut mudah digunakan dan tepat dalam
penggunaannya.
5. Fungsional, artinya media yang disajikan oleh guru dapat digunakan dengan
jelas oleh siswa.
Azhar Arsyad (2003:75), mengemukakan kriteria pemilihan media
bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem instruksional
secara keseluruhan, untuk itu ada beberapa criteria yang patut di perhatikan dalam
pemilihan media, antara lain :
1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip,
atau generalisasi.
3. Praktis, luwes, dan bertahan.
4. Guru trampil menggunakannya.
5. Pengelompokan sasaran.
6. Mutu teknis
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan media pembelajaran
merupakan sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim
kepenerima yang berfungsi sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar yang
dapat membangkitkan motivasi dalam belajar siswa, media pengajaran dibagi
menjadi beberapa macam antara lain media visual, media audio, audio visual.
dalam pemilihan media pengajaran harus diperhatikan faktor-faktor serta kriteria
pemilihan media agar sesuai dengan apa yang akan disampaikan. Media yang
digunakan pada penelitian ini adalah media visual berbasis 3 dimensi berupa
diorama. maka cara terbaik dengan menggunakan media yang berbasis 3 dimensi
berupa diorama. selain itu media diorama bersifat praktis, luwes, dan bertahan
dalam jangka yang cukup lama. Alasan ini yang memperkuat peneliti mengambil
media berbasis 3 dimensi berupa diorama sebagai alat bantu siswa untuk
mempermudah ketika meningkatkan kreatifita pada saat menggambar busana.
E. Media Diorama Lingkungan dengan Botol Air
Diorama adalah sebuah pemandangan tiga dimensi mini yang bertujuan
untuk menggambarkan pemandangan sebenarnya (Hujair Ah. Sanaky). Diorama
biasanya terdiri atas bentuk-bentuk sosok atau obyek-obyek yang ditempatkan
dibelakang latar dan di sesuaikan dengan penyajianya. Diorama sebagai media
pembelajaran yang sangat bagus, cara pembuatan diorama pun cukup mudah
dengan menfaatkan barang yang ada disekitar kita. Media diorama biasa
digunakan pada mata pelajaran ilmu bumi (IPA), ilmu hayat, dan sejarah. Dalam
penelitian ini diorama lingkungan dengan botol air digunakan untuk
menggambarkan lingkungan yang terjadi apabila manusia menjaga atau merusak
lingkungan hidup. Media ini diharapkan akan membantu pemikiran siswa dalam
mengetahui secara nyata keadaan lingkungan bukan hanya dengan
membayangkan saja namun siswa akan ikut langsung berpartisipasi dalam
merangkai, mengamati, dan mengetahui proses yang terjadi sehingga pada pokok
bahasan kerusakan lingkungan atau pencemaran lingkungan dapat mudah
dipahami dan diingat. Berikut merupakan ilustrasi diorama lingkungan dengan
botol air.
Gambar 1. Diorama lingkungan dengan botol air
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan media pembelajaran
merupakan sesuatau yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim kepenerima yang berfungsi sebagai alat bantu dalam proses
pembelajaran untuk memperkecil keadaan di alam dengan alat yang sederhana
sehingga dapat membangkitkan motivasi dalam belajar siswa. Media
pembelajaran dibagai menjadi beberapa macam antara lain media visual, media
audio, audio visual. Dalam pemilihian media pengajaran harus diperhatikan
faktor-faktor serta criteria pemilihian media agar sesuai dengan apa yang akan
disampaikan. Media yang digunakan penelitian ini adalah media visual berbasis 3
dimensi berupa diorama, selain itu media diorama bersifat praktis, luwes, dan
bertahan dalam jangka yang cukup lama.
Berdasarkan alasan ini yang memperkuat peneliti mengambil media
berbasis 3 dimensi berupa diorama sebagai alat bantu siswa untuk mempermudah
ketika meningkatakan pemahaman siswa dalam mempelajari materi kerusakan
lingkungan.
2. Pembelajaran Materi Kerusakan Lingkungan
a. Pengertian Pembelajaran
Di dunia pendidikan banyak tentang teori tentang pembelajaran.
Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakannya dalam
belajar atau membelajarkan orang lain dalam tingkah laku melalui proses
pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu usaha sadar untuk membuat peserta
didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Dengan kata
lain, pembelajaran merupakan upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan
belajar (Bambang Warsita, 2008).
Menurut Oemar Hamalik (2003:54) pembelajaran adalah suatu kombinasi
yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, fasilitas, perlengkapan dan
prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran itu
sendiri. Sedangkan pengertian pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono
(1994: 284) adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional
yang meliputi materi, alat, metode dan sebagainya untuk membuat siswa aktif
dalam mencapai tujuan peningkatan tujuan belajar.
Pengertian lain tentang pembelajaran menurut Nana Sudjana (2009)
pembelajaran merupakan proses interaksi belajar mengajar antara siswa dan guru
yang diarahkan kepada tujuan supaya siswa dapat mencapai kompetensi sesuai
yang diharapkan.
Dari beberapa pendapat tentang pembelajaran di atas dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang terencana,
melibatkan interaksi antara guru dan siswa yang didukung oleh materi, alat,
media, dan evaluasi untuk memberikan bantuan atau kemudahan dalam proses
belajar mengajar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun kriteria materi
pembelajaran yang tepat untuk disajikan dalam kegiatan pembelajaran menurut
Winkel (2004), yaitu :
1. Materi/bahan pengajaran harus relevan terhadap tujuan instruksional yang
harus dicapai.
2. Materi/bahan pengajaran harus sesuai dengan taraf kesulitan dan
kemampuan siswa dalam menerima dan mengelola bahan itu.
3. Materi/bahan pengajaran dapat menunjang motivasi siswa, antara lain
karena relevan dengan pengalaman hidup seharihari siswa.
4. Materi/bahan pengajaran membantu mengaktifkan pikiran dan kegiatan
siswa.
5. Materi/bahan pengajaran harus sesuai dengan prosedur pengajaran yag
ditentukan.
6. Materi/bahan pengajaran harus sesuai dengan media pelajaran yang
disediakan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa
pembelajaran adalah suatu perubahan dari peristiwa atau situasi yang dirancang
sedemikian rupa dengan tujuan memberikan bantuan atau kemudahan dalam
proses belajar mengajar sehingga bisa mencapai tujuan belajar. Tujuan
diadakannya pembelajaran untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang harus
secara keseluruhan sebagai suatu hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksinya dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku yang dapat
dihasilkan dalam pembelajaran menggambar busana adalah berupa pengetahuan
intelektual, keterampilan maupun sikap ilmiah.
b. Tinjauan Tentang Materi Kerusakan Lingkungan
Lingkungan hidup merupakan komponen penting yang menyediakan
berbagai kebutuhan untuk manusia. Pada awal peradaban, mula-mula manusia
hanya memanfaatkan alam untuk memenuhi kebutuhannya. Kekayaan alam yang
masih melimpah, tingkat pengetahuan dan konsumsi yang masih rendah masih
mampu menyediakan kebutuhan dasar untuk hidup. Peradaban manusia terus
berkembang, jumlah penduduk makin banyak, tingkat kebutuhan makin beragam,
perkembangan budaya manusia semakin kompleks, dan lingkungan tidak lagi
mampu memenuhi kebutuhan manusia. Terjadi berbagai bentuk pergeseran cara
hidup manusia. Manusia tidak lagi hanya sekedar mengandalkan alam, lebih dari
itu mulai menggunakan ilmu dan teknologi untuk memanfaatkan dan mengelola
lingkungan hidup.
Banyak upaya yang sudah dilakukan manusia untuk memanfaatkan dan
mengelola lingkungan hidup melalui sentuhan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Semua itu dilakukan agar manusia dapat menikmati hidup, tidak lagi sekedar
melakukan hidup. Kondisi ini semakin mendorong manusia untuk terus
melakukan ekploitasi yang tanpa batas. Ekploitasi, aktivitas hidup dan proses
produksi lainnya memberikan hasil samping yang terbuang pada media
lingkungan yang sering dinamakan limbah.
Menurut Daljoeni (1986) pencemaran (polusi) dapat menimbulkan
beberapa akibat (1) langsung mengganggu kesehatan misalnya peracunan paru-
paru lewat polusi udara (2) kerusakan pada benda atau manusia misalnya efek
korosif dari polusi udara atas gedung-gedung dan panenan (3) efek langsung
yang mengancam kualitas kehidupan manusia misalnya onggokan sampah,
onggokan pupuk kandang, peceren dan jumbleng (kakus) kering dan (4) efek tak
langsung terhadap masyarakat misalnya usaha pertambangan minyak bumi di
wilayah lepas pantai, pemotongan hutan untuk ekspor kayu, pembinasaan
rumput-rumput dengan beternak liar dan seterusnya.
B. Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini
adalah:
1. Yuli Yulianita Anwar (2010) “ pengaruh penggunaan media diorama terhadap
kemampuan menulis karangan narasi sugestif “. Penelitian ini untuk
mengetahui media diorama berpengaruh terhadap kemampuan menulis
karangan narasi sugestif. Hasil dari penelitian ini menujukan adanya
pengaruh penggunaan media diorama terhadap kemampuan menulis karangan
narasi sugestif.
2. Samsul Arifin (2009) “ penerapan media diorama untuk meningkatkan hasil
belajar IPA siswa kelas IV SDN klangrong”. Penelitian ini untuk mengetahui
media diorama dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN
klangrong. Hasil penilitian ini menunjukan adanya peningkatan hasil belajar
IPA dengan penerapan media diorama.