BAB II

9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Penyakit TB Paru 1. Definisi Penyakit TB Paru Tuberkulosis Paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis Paru merupakan salah satu penyakit saluran pernapasan bagian bawah. (Alsagaff, 2010). Tuberkulosis Paru mencakup 80% dari keseluruhan kejadian penyakit tuberkulosis, sedangkan 20% selebihnya merupakan tuberkulosis ekstra pulmonal. Diperkirakan bahwa sepertiga penduduk dunia pernah terinfeksi kuman Mycobacterium tuberculosis. (Djojobiroto, 2009). 2. Patogenesis Penyakit TB Paru Tempat masuk kuman Mycobacterium tuberculosis adalah saluran pernapasan, saluran pencernaan (GI), dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi TB terjadi melalui udara (airborne infection), yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman- kuman basil tuberkel yang berasal dari orang- orang yang terinfeksi (Price. 2006). 7

description

bab 11

Transcript of BAB II

Page 1: BAB II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Penyakit TB Paru

1. Definisi Penyakit TB Paru

Tuberkulosis Paru adalah suatu penyakit menular yang

disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis Paru

merupakan salah satu penyakit saluran pernapasan bagian bawah.

(Alsagaff, 2010). Tuberkulosis Paru mencakup 80% dari

keseluruhan kejadian penyakit tuberkulosis, sedangkan 20%

selebihnya merupakan tuberkulosis ekstra pulmonal. Diperkirakan

bahwa sepertiga penduduk dunia pernah terinfeksi kuman

Mycobacterium tuberculosis. (Djojobiroto, 2009).

2. Patogenesis Penyakit TB Paru

Tempat masuk kuman Mycobacterium tuberculosis adalah

saluran pernapasan, saluran pencernaan (GI), dan luka terbuka pada

kulit. Kebanyakan infeksi TB terjadi melalui udara (airborne

infection), yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-

kuman basil tuberkel yang berasal dari orang- orang yang terinfeksi

(Price. 2006).

7

Page 2: BAB II

8

Gambar 2.2 Skema Perkembangan Sarang Tuberkulosis Post Primer

Dan Perjalanan Penyembuhannya (PDPI 2006).

3. Manifestasi Klinis

a. Gejala Klinik

Tidak ada yang khas. Gejala klinik sangat bervariasi dari

suatu penyakit yang tidak menunjukkan gejala dengan suatu

bentuk penyakit dengan gejala sangat mencolok. Tuberkulosis

paru menahun sering ditemukan secara kebetulan, misalnya pada

suatu sigi atau pemeriksaan rutin. Gejala yang dijumpai dapat

akut, subakut, tetapi lebih sering menahun (Alsagaff, 2010).

b. Gejala- Gejala Umum

Panas Badan

Menggigil

Keringat Malam

Gangguan Menstruasi

Anoreksia

Lemah Badan

4. Diagnosis

Page 3: BAB II

9

Apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TB Paru, maka

beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis

adalah (PDPI 2006):

a. Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.

b. Pemeriksaan fisik.

c. Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak)

1) Pemeriksaan Sputum

a) S(sewaktu):

Dahak dikumpulkan pada saat suspek TB

datang berkunjung pertama kali. Pada saat pulang,

suspek membawa sebuah pot dahak untuk

mengumpulkan dahak pagi pada hari kedua.

b) P(Pagi):

Dahak dikumpulkan di rumah pada pagi hari

kedua, segera setelah bangun tidur. Pot dibawa dan

diserahkan sendiri kepada petugas di UPK (Unit

Pelayanan Kesehatan).

c) S(sewaktu):

Dahak dikumpulkan di UPK (Unit

Pelayanan Kesehatan) pada hari kedua, saat

menyerahkan dahak pagi.

8. Pengobatan TB Paru

Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase

intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7 bulan.  Paduan obat

yang digunakan terdiri dari paduan obat utama dan tambahan

(Sudoyo AW, 2010).

Tabel 2.1 Perkembangan Program Pengobatan TB di Indonesia

(Sudoyo A W, 2010).

Periode Program PengobatanResimen Pengobatan TB

Fase Inisial Fase Lanjutan

Page 4: BAB II

10

1950's-

1969 Jangka panjang (≥ 12 bulan) 2- 3 HSPAS 9- 10 HS

2- 3 HSPAS 9- 10 HPAS

2- 3 HS 12 HPAS

2- 3 HS 12 H

2- 3 HSPAS 12 H

1969- 1982 Jangka panjang (12 bulan) 1 HS 11 H2S2

1 HE 11 H2E2

1982-1986 Jangka panjang (12 bulan) 1 HE 11 H2S2

1 HE 11 H2E2

Jangka pendek (6- 9 bulan) 11 HRE 11 H2E2

1 HSZ 5- 8 H2S2S2

Jangka pendek (6 bulan) 1 HRE 5 H2R2

1995- 1997 Jangka pendek (6- 8 bulan) :

kategori 1 2 HRZE 4 H3R3

kategori 2

2 HRZES/ 1

HRZE 5 H3R3E3

kategori 3 2 HRZ 4 H3R3

1997-

sekarang Jangka pendek (6-8 bulan) :

Metode

DOTS

a. Obat Anti Tuberkulosis (OAT)

Obat yang dipakai:

1. Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah:

a) INH

b) Rifampisin

c) Pirazinamid

d) Streptomisin

e) Etambutol

2. Jenis obat tambahan lainnya (lini 2)

Page 5: BAB II

11

a) Kanamisin

b) Amikasin

c) Kuinolon

Obat lain masih dalam penelitian yaitu makrolid dan

amoksilin + asam klavulanat. Beberapa obat berikut ini belum

tersedia di Indonesia antara lain :

a) Kapreomisin

b) Sikloserino

c) Derivat rifampisin dan INH

d) Thioamides (ethionamide dan prothionamide)

Kemasan

1) Obat tunggal

Obat disajikan secara terpisah, masing-masing INH,

rifampisin, pirazinamid dan etambutol.

2) Obat kombinasi dosis tetap (Fixed Dose Combination)

Kombinasi dosis tetap ini terdiri dari 3 atau 4 obat.

9. Komplikasi

Penyakit tuberculosis paru bila tidak ditangani dengan benar

akan menimbulkan komplikasi. Komplikasi dibagi atas komplikasi

dini dan komplikasi lanjut (Sudoyo W A, 2010).

a. Komlikasi dini: pleuritis, efusi pleura, empysema, laryngitis,

usus, poncest’s athropathy.

b. Komplikasi lanjut: obstruksi jalan napas SOPT (Sindrom

Obstruksi Pasca Tuberkulosis), kerusakan parenkim berat

fibrosis paru, kor pulmonal, amilodisis, karsinoma paru,

Sindrom Gagal Napas Dewasa (ARDS), sering terjadi TB milier

dan kavitas TB.

B. Usia

Usia atau umur adalah variabel yang selalu

diperhatikan di dalam penyelidikan- penyelidikan

Page 6: BAB II

12

epidemiologi. Angka- angka kesakitan maupun kematian

didalam hampir semua keadaan menunjukkan dengan umur

(Notoatmodjo, 2007).

Untuk keperluan perbandingan maka WHO

mengajukan pembagian- pembagian umur berdasarkan berikut

(Notoatmodjo, 2007):

a) Menurut tingkat kedewasaannya :

0- 14 tahun : Bayi dan anak- anak

15- 49 tahun : Orang muda dan dewasa

50 tahun ke atas : Oarang tua.

b) Interval 5 tahun:

Kueang dari 1 tahun,

1- 4 tahun,

5- 9 tahun,

10- 14 tahun, ddan sebagainya

c) Untuk mempelajari penyakit anak :

0- 4 bulan

5- 10 bulan

11- 23 bulan

2- 4 tahun

5- 9 tahun

9- 14 tahun

Berdasarkan Depkes RI (2009) usia dikelompokkan

sebagai berikut:

a) Masa balita : 0-5 tahun

b) Masa kanak- kanak : 5- 11 tahun

c) Masa remaja awal : 12- 16 tahun

d) Masa remaja akhir : 17- 25 tahun

e) Masa dewasa awal : 26- 35 tahun

f) Masa dewasa akhir : 36- 45 tahun

g) Masa lansia awal : 46- 55 tahun

Page 7: BAB II

13

h) Masa lansia akhir : 56- 65 tahun

i) Masa manula : 65- sampai atas