BAB II

4
BAB II ENDAPAN EMAS EPITERMAL 2.1 Definisi Endapan Epitermal Endapan epitermal merupakan salah satu penyumbang hasil emas terbanyak. Dari kata epithermal, epi memiliki pengertian dangkal yang mana terbentuk pada lokasi pengendapan yang relatif dangkal dan thermal memiliki arti panas. Panas yang dimaksud adalah panas dari fluida. Hal ini didasarkan atas pengamatan secara mineralogi dari bijih dan tipe tipe alterasi di batuan serta alterasi bawaanya (Lindgren, 1933) Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa endapan epitermal terbentuk oleh aktivitas hidrotermal pada kedalaman dangkal, yaitu berkisar pada 1 km – 2 km dengan temperatur fluida < 150 0 C hingga ~ 300 0 C (White & Hedenquist, 1995) (umumnya terbentuk pada suhu sekitar 300 0 C) (Guilbert & Park, 1986) 2.2 Genesa Endapan Epitermal Proses terbentuknya endapan epitermal disebabkan karena adanya aktivitas fluida hidrotermal berpadu dengan air meteorik. Pada saat memasuki fase kristalisasi, air yang dikandung di dalam magma sebagian terkristalisasi menjadi biotit dan hornblenda dan sebagian lagi dilepas dan mengalir ke batuan samping disekitar magma dan terus naik hingga mendekati permukaan. Aktivitas inilah yang menyebabkan suatu proses alterasi hidrotermal serta menciptakan sistem endapan epitermal.

description

BAB 2

Transcript of BAB II

Page 1: BAB II

BAB II

ENDAPAN EMAS EPITERMAL

2.1 Definisi Endapan Epitermal

Endapan epitermal merupakan salah satu penyumbang hasil emas terbanyak. Dari

kata epithermal, epi memiliki pengertian dangkal yang mana terbentuk pada lokasi

pengendapan yang relatif dangkal dan thermal memiliki arti panas. Panas yang dimaksud

adalah panas dari fluida. Hal ini didasarkan atas pengamatan secara mineralogi dari bijih dan

tipe tipe alterasi di batuan serta alterasi bawaanya (Lindgren, 1933)

Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa endapan epitermal terbentuk oleh aktivitas

hidrotermal pada kedalaman dangkal, yaitu berkisar pada 1 km – 2 km dengan temperatur

fluida < 1500C hingga ~ 3000C (White & Hedenquist, 1995) (umumnya terbentuk pada suhu

sekitar 3000C) (Guilbert & Park, 1986)

2.2 Genesa Endapan Epitermal

Proses terbentuknya endapan epitermal disebabkan karena adanya aktivitas fluida

hidrotermal berpadu dengan air meteorik. Pada saat memasuki fase kristalisasi, air yang

dikandung di dalam magma sebagian terkristalisasi menjadi biotit dan hornblenda dan

sebagian lagi dilepas dan mengalir ke batuan samping disekitar magma dan terus naik hingga

mendekati permukaan. Aktivitas inilah yang menyebabkan suatu proses alterasi hidrotermal

serta menciptakan sistem endapan epitermal.

Bentuk endapan epitermal berupa urat dengan ukuran kecil hingga besar, stockwork,

menyebar (diseminasi), penggantian (replacemet), tekstur bijih berupa drussy cavities, open

space filling, colloform bending, crustification, breksiasi, hingga comb texture. Elemen bijih

berupa Au (umum dominan), Ag,As-Sb,Hg, Te-Tl-Ba-U dan Zn-Cu dan alterasi berupa

silisifikasi (alterasi silisik), argilik lanjut, montmorilonit/ilit, adularia dan propilitik (Guilbert

& Park, 1986 ; dimodifikasi dari Lindgren, 1933 dan Berger & Eimon, 1982, dalam

Hedenquist, 1987)

Endapan epitermal terbentuk pada sistem yang berkaitan dengan aktivitas vulkanik,

subaerial dan intrusi subvolkanik yang berkaitan (White & Hedenquist, 1990) dengan magma

intermediet hingga felsik (Mitchel & Garson,1981 dalam White & Hedenquist, 1990) dan seri

magma Kalk Alkalin – Alkalin (Anderson & Eaton, 1990 dalam White & Hedenquist, 1990).

Setting seperti ini dapat dijumpai pada busur volkanik akibat subduksi antara kerak samudera

Page 2: BAB II

dan kerak benua ataupun antar lempeng samudera (Le Pichon et al., dalam White &

Hedenquist, 1990). Endapan emas pada sistem epitermal terbentuk pada Zaman Kenozoik,

meskipun ada endapan yang lebih tua (Robert et.al 2007)

Wilayah pembentukan epitermal meliputi kisaran dari beberapa kilometer hingga

beberapa puluh kilometer. Tubuh batuan terbentuk hampir secara bersamaan atau lebih tua

dari batuan vulkanik. Bentuk dari tubuh batuan dapat berubah ubah, dapat memanjang secara

lateral dengan jarak ratusan hingga ribuan meter dan secara vertikal terbentuk pada

kedalaman < 600 meter, contohnya pada mineralisasi di Pachuca-Beal del Monde district.

2.3 Klasifikasi Endapan Epitermal dan Mineral Endapan Epitermal

Semenjak akhir tahun 1970 terdapat beberapa klasfikasi yang disulkan megenai

endapan epitermal ini dengan mempertimbangkan beberapa aspek yaitu mineralogi dari

gangue dan kandungan kimia dari fluida (pH fluida dan bilangan oksidasi sulfidasi) yang

berasosiasi dengan alterasi hidrotermal. Asam-basa dan reduksi-oksidasi merupakan

parameter pembeda jenis acid-alkaline (Sillitoe, 1977). Acid-sulfate atau alunite-kaolinite

dari tipe adularia-sericite (Hayba et al., 1985 ; Heald et al., 1987 ; Berger dan Henley,

1989) ; dan jenis high-low sulfidation (Hedenquist, 1990)

Penggunaan istilah “sulfidation” pada awalnya untuk menggambarkan keadaan

oksidasi dari jenis sulfur cair dalam fluida pembentuk bijih (dalam Hedenquist dan

Lowenstern, 1994). Mengacu pada aspek mineralogi dan mineral gangue, yang merefleksikan

aspek kimia fluida serta perbandingan karakteristik mineralogi, alterasi dan bentuk endapan

pada lingkungan epitermal, endapan ini dibagi menjadi dua tipe yaitu epitermal low

sulfidation dan high sulfidation.

2.3.1 Endapan Epitermal Sulfidasi Rendah

Tipe endapan sulfidasi rendah ini beraosiasi dengan alterasi kuarsa-adularia, karbonat,

serisit pada lingkungan sufur rendah dan biasanya perbandingan perak dan emas relatif

tinggi. Mineral bijih dicirikan oleh terbentuknya elektrum, perak sulfida, garam sulfat dan

logam dasar sulfida. Batuan induk pada deposit logam mulia sulfidasi adalah andesit alkali

dasit, riodasit dan riolit. Endapan epitermal sulfidasi rendah dicirikan dengan larutan

hidrotermal yang bersifat netral dan mengisi celah celah batuan.

GAMBAR

2.3.2 Endapan Epitermal Sulfidasi Tinggi

Page 3: BAB II

Tipe ini terbentuk pada kedalaman 500-2000 meter dibawah permukaan dengan

temperatur sekitar 50-3000C. Endapan epitermal high sulfidation dicirikan dengan host rock

berupa batuan vulkanik bersifat asam hingga intermediet dengan kontrol struktur berupa

patahan secara regional atau intrusi sub vulkanik. Endapan tipe ini terbentuk oleh sistem dari

fluida hidrotermal yang berasal dari intrusi magmatik yang cukup dalam. Fluida ini bergerak

secara vertikal dan horizontal menembus rekahan rekahan pada batuan dengan suhu relatif

tinggi (200-3000C). Fluida didominasi oleh fluida magmatik dengan kandungan acidic yang

tinggi berupa HCl, SO2, dan H2S

Mineral epitermal umumnya memiliki ciri dengan hadirnya calsedonic quartz, kalsit

dan breksi hidrotermal. Selain itu, asosiasi elemen juga merupakan salah satu ciri dai endapan

epitermal, yaitu hadirnya elemen bijih seperti Au, Ag, Sb, Hg, Tl, Te, Pb, Zn dan Cu.

GAMBAR