BAB II
-
Upload
emil-salim -
Category
Documents
-
view
225 -
download
54
description
Transcript of BAB II
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 PT. Billy Indonesia
PT. Biily Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
dalam bidang pertambangan bauksit. Berdasarkan surat keputusan Bupati
Kotawaringin Timur Nomor 162 Tahun 2011, tanggal 14 Januari 2011
tentang Persetujuan Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi (IUP) kepada PT.
Billy Indonesia, yaitu komoditas bauksit, lokasi Kecamatan Prenggean,
Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah, dengan luas
areal ±4.826 Ha.
Kegiatan pertambangan bauksit sifatnya mengambil hasil tambang
yang ada di dalam perut bumi dan akan dimanfaatkan untuk kepentingan
umum. Oleh karena itu PT. Billy Indonesia melakukan pinjam pakai lahan
dan penggantian tanah tumbuh sebelum memulai kegiatan penambangan
bauksit. Pinjam pakai lahan dan penggantian tanaman tumbuh dengan
sisitem ganti rugi rugi tanam tumbuh dilakukan perusahaan kepada pemilik
lahan yang terkena dampak kegiatan, baik untuk bukaan tambang,
stockpile, jalan angkutan maupun sarana dan prasarana penunjang lainnya.
PT. Billy Indonesia Indonesia didukung oleh anggota staf yang
profesional dengan berbagai latar belakang, dan berpengalaman dalam
manajemen dan teknik penambangan untuk memastikan hasil yang paling
memuaskan dari setiap pekerjaan yang dilakukan. Dibantu oleh dukungan
tersebut, perseroan berharap untuk menyelesaikan semua proyek yang
5
ditugaskan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dan mencapai target,
lebih khusus dalam hal jadwal dan kualitas serta hasil dari pekerjaan.
Adapun susunan direksi pada PT. Billy Indonesia dinyatakan pada susunan
organisasi berikut:
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Billy Indonesia
2.2 LOKASI DAN KESAMPAIAN DAERAH
Secara administratif, lokasi Izin Usaha Pertambangan (IUP) bauksit
atas nama PT. Billy Indonesia termasuk dalam wilayah Kecamatan
Parenggean, Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah.
Lokasi IUP berada ±40 km ke arah selatan dari Desa Parenggean atau
sekitar 165 km sebelah barat Kota Palangka Raya. Untuk mencapai lokasi
IUP dapat ditempuh dengan cara yaitu:
6
1. Makassar - Palangka Raya menggunakan pesawat komersial, dengan
waktu tempuh ±2 jam.
2. Palangka Raya (arah Kota Sampit) – Parenggean, berjarak ±200 km,
dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun
roda empat selama ±4 jam dengan kondisi jalan beraspal dan jalan
perkebunan sawit.
3. Sampit – Desa Parenggean berjarak ±65 km, dapat ditempuh dengan
menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat selama ±3 jam
dengan kondisi jalan beraspal dan jalan perkebunan sawit.
Gambar 2.2. Peta Tunjuk Lokasi PT. Billy Indonesia
7
2.3 Gambaran Umum Keadaan Bijih Bauksit
2.3.1 Kualitas Bauksit
Analisis dilakukan terhadap singkapan yang diperoleh dari hasil
pengambilan terhadap contoh dari testpit dan outcrop unuk mengetahui
kualitas dan besaran presentase kadar mineral bauksitnya. Berdasarkan
hasil analisa laboratorium terhadap beberapa contoh batuan yang
mengandung bauksit dan terdapat di lapangan didapatkan hasil sebagai
berikut :
Tabel 2.1. Hasil Analisa Laboratorium Bauksit
N
o
Parame
ter Unit Result
Metho
d
1 ZR O2
Weigh
t% 1.74 ICP
2 Al2 O3
Weigh
t% 55.5 ICP
3 Ca O
Weigh
t% 0.01 ICP
4 Mg O
Weigh
t% 0.09 ICP
5 Mn O
Weigh
t% 0.14 ICP
6 Cr O3
Weigh
t% 0.83 ICP
7 Na2 O
Weigh
t%
Less Than
0,01 ICP
8 K2 O
Weigh
t% 0.02 ICP
9 Si O2 Weigh 3.7 Gravim
8
t% etry
1
0 Ti O2
Weigh
t% 1.7 ICP
1
1 Zn
Weigh
t% 0.22 ICP
1
2 Fe2 O3
Weigh
t% 9.8
Gravim
etry
2.3.2 Perhitungan Cadangan Bauksit
Perhitungan cadangan bauksit dilakukan dengan membagi wilayah
penyelidikan menjadi beberapa blok yang dianggap potensial memiliki
kandungan bauksit. Areal penyelidikan seluas 3.385 Ha, daerah yang diteliti
secara lebih cermat seluas ±200 Ha. Dari areal tersebut dilakukan
perhitungan cadangan sumberdaya cebakan bauksit yang mengandung
mineral-mineral bauksit seluas ±200 Ha pada blok prospek Parenggean.
Tabel 2.2. Perhitungan Cadangan Terukur Daerah Mineralisasi
Nomor
Blok
Daerah
Pengaruh
Berat Jenis
Luas Areal
(Ha)
Tebal Endapan (Ha)
Kadar
(%)
Sumberdaya (ton)
Row Mater
ial (m3)
Blok A
Al2 O3 2.4 200 2.3 55.5 6,127,200
4,600,000
Si O2 2.6 200 2.3 3.7 444,520 4,600,000
Fe2 O3 2.4 200 2.3 9.8 1,079,712
4,600,000
Ti O2 1.2 200 2.3 1.7 96,048 4,600,000
Blok B
Al2 O3 2.4 200 2.4 53.5 7,704,000
6,000,000
Si O2 2.6 200 2.4 3.5 546,000 6,000,000
Fe2 O3 2.4 200 2.4 9.8 1,411,200
6,000,000
Ti O2 1.2 200 2.4 1.7 118,800 6,000,000
Total Sumberdaya Al2 O3 13,831,200
Total Sumberdaya Si O2 988,520
9
Total Sumberdaya Fe2 O3 2,490,912
Total Sumberdaya Ti O2 214,848
2.3.3 Rencana Produksi dan Umur Tambang
Berdasarkan hasil eksplorasi diketahui nilai potensi dan sebaran
deposit bauksit di lokasi IUP, serta dengan memperhatikan kapasitas
produksi yang dimiliki oleh perusahaan, maka dapat dilakukan perkiraan
rencana produksi dan umur tambang bauksit. Untuk rencana produksi, pihak
manajemen menargetkan produksi sebesar 100.000 MT/bulan atau
sebanyak 1.200.000 MT/tahun dengan kadar ±55.5%. Untuk memenuhi
target tersebut, maka material yang harus ditambang dapat diketahui
menggunakan persamaan sebagai berikut :
Tabel 2.3. Cadangan dan Umur Tambang
Blok
Cadan
gan
Teruk
ur
(ton)
Cadang
an
Tertam
bang
(ton)
Produ
ksi
Perta
hun
(ton)
Umur
Tamb
ang
(tahu
n)
Pareng
gean
13,831
,200
11,064,9
60
1,200,
0009.22
2.4 Iklim
Kondisi iklim di Kabupaten Kotawaringin Timur adalah beriklim tropis
dan mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim
kemarau terjadi antara bulan Maret sampai dengan bulan Agustus,
sedangkan musim hujan terjadi antara bulan September sampai dengan
bulan Februari. Berdasarkan data pengamatan selama enam tahun terakhir
10
(2007-2012) dari BMKG Kabupaten Kotawaringin Timur menurut klasifikasi
Schmidt-Fergusson termasuk jenis iklim sangat basah (tipe A). Pada tipe ini
jumlah bulan basah (curah hujan >100 mm) jauh lebih banyak daripada
bulan kering (curah hujan <60 mm) dalam setahun, dimana nilai
perbandingan antara jumlah bulan kering dan basah berkisar 0 sampai
0,143.
2.4.1 Curah Hujan
Curah hujan menunjukkan besarnya hujan yang terjadi di suatu
wilayah studi dan diukur dalam satuan millimeter. Curah hujan tertinggi di
wilayah tersebut terjadi pada tahun 2011 ulan Februari, yaitu 529 mm
dengan jumlah hari hujan 14 hari, sedangkan curah hujan terendah terjadi
pada Tahun 2010 bulan Agusutus yaitu 25 mm dengan hari hujan 4 hari.
2.4.1 Suhu dan Kelembaban
Suhu udara di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur dan sekitarnya
berkisar antara 26,40 C hingga 27,120 C dengan suhu rata-rata tahunan
26,620 C Meskipun demikian variasi suhu maksimum, minimum dan rata-
rata bulan relative kecil. Kelembaban udara berkisar antara 83,2% hingga
86,4% dengan kelembaban rata-rata tahunan 84,75%. Seperti halnya suhu
maka kelembaban udara antar bulan juga memiliki variasi yang kecil.
Data curah hujan di Kabupaten Kotawaringin Timur disajikan pada
tabel berikut:
Tabel 2.4. Data Curah Hujan Kabupaten Kotawaringin Timur
11
Data suhu udara dan kelembaban udara relatifKabupaten
Kotawaringin Timur disajikan pada tabel berikut;
Tabel 2.5. Suhu Udara dan Kelembaban Relatif Kabupaten Kotawaringin
Timur
BulanSuhu (0C) Rata-rata
Kelembaban Relatif (%)
Rata-rata
Max Min
Januari 26.432.4
222.7
885
Februari 26.532.7
222.9
484.4
Maret 26.38 32.622.8
286.4
April Mei 26.8432.9
623.1
285.8
Mei 27.1233.3
223.0
484.4
Juni 26.84 32.822.5
883.2
Juli 26.04 3222.0
885.4
Agustus 26.4232.5
622.3
683.6
September
26.6632.8
422.3
883.4
Oktober 27 33.0 22.7 83.6
12
6 4Novemb
er 26.94
32.84
23.06
85.6
2.5 Morfologi Daerah Penyelidikan
Berdasarkan kenampakan morfologi dan proses-proses geologi yang
mengontrolnya, maka morfologi di daerah penyelidikan dapat digolongkan
menjadi morfologi dataran dan morfologi bergelombang sedang hingga
agak kuat.
Morfologi dataran dijumpai pada bagian selatan dari daerah
penyelidikan dan sepanjang tepi-tepi sunagai utama seperti sungai Tualan
dan anak sungainya. Morfologi ini memperlihatkan kemiringan (slope) yang
agak datar dengan elevasi 37-48 m di atas permukaan laut. Morfologi
bergrlombang sedang hingga agak kuat dapat dijumpai di bagian tengah
dan utara daerah penyelidikan, memanjang kea rah barat-timur dengan
kemiringan (slope) antara 42-146 m di atas permukaan laut. Secara
keseluruhan daerah penyelidikan memperlihatkan adanya pola aliran sungai
sup-denritik, yang mencirikan bahwa batuan penyusunnya relative
homogeny.
Struktur geologi umumnya sederhana, cekungan tak sebangun yang
terisi oleh batuan sedimen tersier bawah terhampar pada batolit dan granit.
Kapur yang memuat layer rumit besar dari pemalihan regional
13