Bab II

89
Bab II Bab II Konsep Konsep Sosiologi Sosiologi

description

Bab II. Konsep Sosiologi. A. Definisi Sosiologi. Socius (Latin) : Teman, Masyarakat Logos (Latin) : Kata, Sabda, Ilmu Sosiologi (Auguste Comte) (1798-1857) : Ilmu tentang masyarakat (sederhana) - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Bab II

Page 1: Bab II

Bab IIBab II

Konsep Konsep SosiologiSosiologi

Page 2: Bab II

A. Definisi SosiologiA. Definisi Sosiologi• SociusSocius (Latin) : (Latin) : Teman, Teman, MasyarakatMasyarakat

• LogosLogos (Latin) : (Latin) : Kata, Sabda, Kata, Sabda, IlmuIlmu

• Sosiologi Sosiologi (Auguste Comte) (1798-1857)(Auguste Comte) (1798-1857)

: Ilmu tentang masyarakat: Ilmu tentang masyarakat (sederhana) (sederhana)

• Sec. Umum : mempelajari secara sistematik kehidupan Sec. Umum : mempelajari secara sistematik kehidupan bersama manusia sejauh kehidupan ini dapat diamati bersama manusia sejauh kehidupan ini dapat diamati dgn metode empirisdgn metode empiris

• Menurut Comte dan Hebert Spencer (1820-1903) masy Menurut Comte dan Hebert Spencer (1820-1903) masy merup unit dasar analisis sosiologis. Sedangkan merup unit dasar analisis sosiologis. Sedangkan macam-macam lembaga (Kelg, pol, ek & agama) dan macam-macam lembaga (Kelg, pol, ek & agama) dan inrtaksi lainnya merup subunit dr analisis tsb inrtaksi lainnya merup subunit dr analisis tsb konteks konteks kemasyarakatankemasyarakatan

• Istilah Sosiologi pertama kali th 1839 sebelumnya Istilah Sosiologi pertama kali th 1839 sebelumnya “Fisika Sosial” (Quetelet) 1836 ttg studi statistik ttg “Fisika Sosial” (Quetelet) 1836 ttg studi statistik ttg gejala moralgejala moral

Page 3: Bab II

Beberapa definisi menurut Beberapa definisi menurut ahli :ahli :1.1. Soerjono SoekantoSoerjono Soekanto : sosiologi adalah ilmu yg : sosiologi adalah ilmu yg

mempelajari struktur sosial, proses sosial termasuk mempelajari struktur sosial, proses sosial termasuk perubahan-perubahan sosial dan masalah sosial.perubahan-perubahan sosial dan masalah sosial.

2.2. Roucek & WarenRoucek & Waren : sosiologi adalah ilmu yg : sosiologi adalah ilmu yg memperlajari hub. Antara manusia dlm kelompok-memperlajari hub. Antara manusia dlm kelompok-kelompok.kelompok.

3.3. Pitirien SorokinPitirien Sorokin : sosiologi adalah ilmu yg : sosiologi adalah ilmu yg mempelajari hubungan & pengaruh timbal-balik mempelajari hubungan & pengaruh timbal-balik antara aneka gejala-gejala sosial : antara gejala antara aneka gejala-gejala sosial : antara gejala ekonomi dan agama, keluarga dan moral, hukum ekonomi dan agama, keluarga dan moral, hukum dan ekonomi, gerakan masyarakat dan politik, dlldan ekonomi, gerakan masyarakat dan politik, dll

Page 4: Bab II

Definisi SosiologiDefinisi Sosiologi

4.4. William F. Ogburn dan Meyer F. NimkoffWilliam F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff : sosiologi : sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasil dari interaksi sosial adalah organisasi sosial.dan hasil dari interaksi sosial adalah organisasi sosial.

5.5. Emile DurkheimEmile Durkheim : sosiologi ilmu yg mempelajari fakta- : sosiologi ilmu yg mempelajari fakta-fakta sosial, yaitu fakta yg berisikan cara bertindak, fakta sosial, yaitu fakta yg berisikan cara bertindak, berpikir dan merasakan yg mengendalikan individu berpikir dan merasakan yg mengendalikan individu tersebut (hukum, moral, kepercayaan, adat-istiadat, tersebut (hukum, moral, kepercayaan, adat-istiadat, tatacara berpakaian, dll) bila fakta sosial ini dilanggar tatacara berpakaian, dll) bila fakta sosial ini dilanggar maka individu dapat diberi sanksi.maka individu dapat diberi sanksi.

6.6. Max WebberMax Webber : sosiologi adalah ilmu yg mencoba : sosiologi adalah ilmu yg mencoba memahami tindakan sosial dgn tujuan mendapatkan memahami tindakan sosial dgn tujuan mendapatkan penjelasan tentang sebab dan akibat dari tindakan sosial.penjelasan tentang sebab dan akibat dari tindakan sosial.

7.7. Stephen K. AndersonStephen K. Anderson : sosiologi adalah ilmu yg : sosiologi adalah ilmu yg mempelajari hakikat & sebab-sebab dr berbagai pola mempelajari hakikat & sebab-sebab dr berbagai pola pikir & tindakan manusia yg teratur dan berulang-ulang pikir & tindakan manusia yg teratur dan berulang-ulang (ajeg)(ajeg)

Page 5: Bab II

Definisi SosiologiDefinisi Sosiologi8.8. Selo Soemardjan & Soelaeman Soemardi : Selo Soemardjan & Soelaeman Soemardi :

sosiologi adalah ilmu masyarakat yg sosiologi adalah ilmu masyarakat yg mempelajari struktur sosial dan proses-proses mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan-perubahan sosial. sosial termasuk perubahan-perubahan sosial.

Struktur SosialStruktur Sosial : keseluruhan jalinan antara : keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok (kaidah/norma, unsur-unsur sosial yang pokok (kaidah/norma, lembaga sosial, kelompok sosial. lembaga sosial, kelompok sosial.

Proses SosialProses Sosial : pengaruh timbal balik dari : pengaruh timbal balik dari berbagai segi kehidupan bersama (ekonomi-berbagai segi kehidupan bersama (ekonomi-politik, agama-ekonomi, dll.)politik, agama-ekonomi, dll.)

SosiologiSosiologi : ilmu yg memahami dan : ilmu yg memahami dan mempelajari seluruh segi kehidupan masyakat mempelajari seluruh segi kehidupan masyakat (masalah struktur sosial, proses sosial dan (masalah struktur sosial, proses sosial dan perubahan sosial dlm masy., interaksi sosial perubahan sosial dlm masy., interaksi sosial dan hasilnya).dan hasilnya).

Page 6: Bab II

Perkembangan Perkembangan Sosiologi Politik (Marx Sosiologi Politik (Marx & Webber)& Webber)• Karl Marx (1818-1883)Karl Marx (1818-1883)

a. a. Teori umum Teori umum : determinisme ekonomi & dialektika : determinisme ekonomi & dialektika matrialismematrialisme

b. b. Teori Khusus Teori Khusus : perjuangan kelas/alienasi: perjuangan kelas/alienasi

c. c. Metodologi Metodologi : Sosialisme Ilmiah (: Sosialisme Ilmiah (berdasarkan pada berdasarkan pada hukum-hukum objektif & perkembangan masyarakathukum-hukum objektif & perkembangan masyarakat))

ThesisThesis : pernyataan atau teori yg didukung oleh : pernyataan atau teori yg didukung oleh Argumen yg dikemukakan dl karanganArgumen yg dikemukakan dl karangan

Anti thesisAnti thesis : pertentangan yg benar-benar : pertentangan yg benar-benar

SintesisSintesis : paduan (campuran) berbagai pengertian atau : paduan (campuran) berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yg selaras: hal sehingga merupakan kesatuan yg selaras: perkembangan manusia adalah hasil -- beberapa perkembangan manusia adalah hasil -- beberapa unsurunsur

Page 7: Bab II

Konsep dasar Konsep dasar determinasi ekonomi determinasi ekonomi •superstruktur (budaya dan politik:

segala hasil cipta masyarakat) ‘ditentukan’ oleh basis ekonomi yang ada (sistem ekonomi yang terdiri dari sumberdaya produksi dan relasi produksi).

Page 8: Bab II

Superstruktur yg ditentukan Superstruktur yg ditentukan ada 4 : ada 4 :

• 1) Superstruktur mempunyai asal-usul/dibentuk/dibuat mungkin oleh faktor ekonomi atau keadaan sosio-ekonomi tertentu (e.g. a. Teknologi maju seperti internet dan televisi hanya bisa muncul dalam iklim kapitalisme dimana kemajuan didorong oleh sistemnya yang kompetitif. b. ESQ, trend baju muslim, konsep bahwa muslim adalah pebisnis seperti yang dilihat pada buku-buku self motivation lokal, muncul seiring dengan hadirnya kelompok pebisnis muslim kelas menengah keatas yang baru mencuat pada era pasca reformasi).

• 2) Superstruktur mempunyai motif ekonomi (e.g Trend kecantikan yang sekarang ada adalah bentukan sistem ekonomi kapitalis yang menginginkan masa untuk membeli produknya).

Page 9: Bab II

Superstruktur yg ditentukan ada 4 : Superstruktur yg ditentukan ada 4 : lanjutan lanjutan

• 3) Superstruktur merefleksikan keadaan sosio-ekonomi yang ada (e.g. Teori Darwin tentang survival of the fittest menggambarkan persaingan yang ekonomi yang keras dalam kapitalisme).

• 4) Karena superstruktur mempunyai asal-usul basis ekonomi, superstruktur berfungsi sebagai 'ideologi' untuk melegitimasi relasi produksi (kelas atas menguasai kelas bawah) dalam basis ekonomi tersebut. (e.g. a. Pemahaman agama yang sempit mengajari penganutnya untuk menerima takdir dan menjadi pasif sehingga tidak mampu untuk bersifat kritis dan mempertanyakan ketidakadilan. b. Film-film menyebarkan cara berpikir konsumeris dan individualistis; cara-cara berpikir yang melanggengkan struktur kekuasaan ekonomi yang ada).

Page 10: Bab II

Dialektika materialismeDialektika materialisme

• MaterialismeMaterialisme dalam arti sempit adalah adalah teori yang mengatakan bahwa semua bentuk dapat diterangkan menurut hukum yang mengatur materi dan gerak.

•Materi berpendapat bahwa semua kejadian dan kondisi adalah akibat lazim dari kejadian-kejadian dan kondisi sebelumnya

Page 11: Bab II

Dialektika materialismeDialektika materialisme• Benda-benda organik atau bentuk-bentuk

yang lebih tinggi dalam alam hanya merupakan bentuk yang lebih kompleks daripada bentuk anorganik atau bentuk yang lebih rendah. Bentuk yang lebih tinggi tidak mengandung materi atau energi baru dan prinsip sains fisik adalah cukup untuk merenungkan segala yang terjadi atau yang ada.

• Semua proses alam, baik organik atau inorganik telah dipastikan dan dapat diramalkan jika segala fakta tentang kondisi sebelumnya dapat diketahui

Page 12: Bab II

Dialektika Dialektika materialismematerialisme• Menurut filsafat materialisme Marx, di dalam

hidup kemasyarakatan satu-satunya yang nyata adalah adanya masyarakat. Kesadaran masyarakat, yaitu ide-ide, teori, pandangan-padangannya hanya mewujudkan suatu gambar-cermin dari apa yang nyata. Oleh karena itu jikalau kita ingin mengerti mengenai daya pendorong yang ada di dalam hidup kemasyarakatan, kita jangan berpangkal daripada ide-ide atau teori-teori, karena semuanya itu hanya gambaran-gambaran hanya lapisan atas ideologis dari hal yang nyata. Manusia harus mencari landasan material hidup kemasyarakatan yaitu dengan cara berporoduksi barang-barang material

Page 13: Bab II

Dialektika Dialektika materialismematerialisme

• DialektikaDialektika adalah suatu fakta empiris, manusia mengetahuinya dari penyelidikan tentang alam, dikuatkan oleh pengetahuan lebih lanjut tentang hubungan sebab-musabab yang dibawakan oleh ahli sejarah dan sains.

• Maka berpikir dialektis adalah memahami kenyataan sebagai totalitas, dalam artian bahwa keseluruhan yang ada di dalamnya memiliki unsur-unsur yang saling bernegasi (mengingkari dan diingkari), saling berkontradiksi dan saling bermediasi. Pemahanan ini mengisyarakatkan suatu bukti bahwa kehidupan yang nyata ini saling berkontradiksi, bernegasi dan bermediasi

Page 14: Bab II

Dialektika Dialektika materialismematerialisme

• Secara sederhana, dialektika memandang apa pun yang ada sebagai kesatuan dari apa yang berlawanan, sebagai perkembangan melalui langkah-langkah yang saling berlawanan, sebagai hasi dari, dan unsur dalam, sebuah proses yang maju melalui negasi atau penyangkalan. Kekhasan negasi itu adalah apa yang dinegasikan tidak dihancurkan atau ditiadakan, melainkan yang disangkal hanyalah segi yang salah (yang membuat seluruh pernyataan itu salah), tetapi kebenarannya tetap diangkat dan dipertahankan.

Page 15: Bab II

Pertentangan kelas/alienasiPertentangan kelas/alienasi

• Marx menjelaskan, masyarakat yang asli tidak mengenal pertengatangan kelas. Adanya kelas-kelas di masyarakat disebabkan karena pengkhususan pekerjaan dan karena timbulnya gagasan tentang milik pribadi. Hal ini menyebabkan adanya kelas pemilik (kaum kapitasl) dan kelas yang tanpa milik (kaum proletar), yang saling bertentangan. Jurang di antar yang kaya dan yang miskin di antara kaum kapitalis dan kaum proletar makin melebar.

Page 16: Bab II

Pertentangan kelas/alienasiPertentangan kelas/alienasi• Maka tidak dapat dielakkan lagi timbullah

krisis yang hebat. Sebab penawaran barang-barang di pasar makin bertambah, karena produksi makin berlimpah-limpah, akan tetapi daya beli tidak ada. Masyarakat yang demikian akan runtuh. Maka inilah waktunya kaum proletar bersatu merebut kekuasaan dengan suatu revolusi, suatu masyarakat yang tanpa kelas. Pada waktu itu alat-alat produksi akan ditutup dengan suatu negara bahagia, yang adalah sintese dari zaman awal, ketika tiada kelas serta milik dan zaman kapitalis.

Page 17: Bab II

Teori Karl Marx mengikuti Teori Karl Marx mengikuti Hegel (1770-1831)Hegel (1770-1831)• ““Ketakterelakan sejarah atau hal-hal Ketakterelakan sejarah atau hal-hal

yg sec historis tak terelakan”yg sec historis tak terelakan” dasar dasar : dialektika thesis, antitesisi, sintesis: dialektika thesis, antitesisi, sintesis

• Ciri masyarakat bukan stabilitas & Ciri masyarakat bukan stabilitas & saling tergantung melainkan konflik saling tergantung melainkan konflik & persaingan& persaingan

• Konflik antar kelas : kapitalis, Konflik antar kelas : kapitalis, borjouis, buruh, kaum proletarborjouis, buruh, kaum proletar

• Kelas majikan dan buruh akan terus Kelas majikan dan buruh akan terus berkonflik hingga di menangkan oleh berkonflik hingga di menangkan oleh golongan buruh, kapitaslisme golongan buruh, kapitaslisme dihancurkan dan kelas buruh akan dihancurkan dan kelas buruh akan membangun masyarakat tanpa kelasmembangun masyarakat tanpa kelas

Page 18: Bab II

Menurut Max Weber (1904-Menurut Max Weber (1904-1905)/The Protestant Ethict & the 1905)/The Protestant Ethict & the Spirit of CapitalismSpirit of Capitalism• Kritiknya thdp Marx : Faktor-faktor non Kritiknya thdp Marx : Faktor-faktor non

ekonomis dan ide-ide merup faktor ekonomis dan ide-ide merup faktor sosiologis pentingsosiologis penting

• Politik adalah sarana perjuangan untuk Politik adalah sarana perjuangan untuk mempengaruhi distribusi kekuasaan: mempengaruhi distribusi kekuasaan: antar negara, kelompokantar negara, kelompok

• Negara : komunitas/masyarakat yg Negara : komunitas/masyarakat yg berhasil memonopoli penggunaan berhasil memonopoli penggunaan kekuatan2 fisik yg sah dalam satu kekuatan2 fisik yg sah dalam satu teritorialteritorial

Page 19: Bab II

Ada 3 tipe legitimasi Ada 3 tipe legitimasi kekuasaankekuasaan1.1. Legitimasi Tradisional : Memerintah Legitimasi Tradisional : Memerintah

Berdasarkan Tradisi (Raja dipilih oleh dewa Berdasarkan Tradisi (Raja dipilih oleh dewa melalui seremonial tradisional)melalui seremonial tradisional)

2.2. Legitimasi Karismatik : Kepribadian, Legitimasi Karismatik : Kepribadian, personality yang dominan(punya kharisma)personality yang dominan(punya kharisma)

3.3. Legal Rasional : prinsip-prinsip legal Legal Rasional : prinsip-prinsip legal rasional (birokrasi, hukum, peraturan yg rasional (birokrasi, hukum, peraturan yg berlaku) misalnya keamanan berlaku) misalnya keamanan Polisi, Polisi, PasporPasporImigrasiImigrasi

Page 20: Bab II

Pengertian Sospol Pengertian Sospol • Sebagai Studi tentang NegaraSebagai Studi tentang Negara

- Nation State (Negara bangsa) mengacu pd Nation State (Negara bangsa) mengacu pd masyarakat nasionalmasyarakat nasional

- Goverment-State (mengacu pada penguasa dan Goverment-State (mengacu pada penguasa dan pemimpin dr masyakat nasionalpemimpin dr masyakat nasional

• Sebagai Studi tentang KekuasaanSebagai Studi tentang Kekuasaan

- Leon Daguit (ahli hukum Perancis)-perbedaan antara Leon Daguit (ahli hukum Perancis)-perbedaan antara pemerintah dan yg diperintah (the Ruler vs The Ruled)pemerintah dan yg diperintah (the Ruler vs The Ruled)

- Di setiap lapisan masyarakat pasti ada yg memerintah Di setiap lapisan masyarakat pasti ada yg memerintah & yg mematuhi, membuat keputusan & yg mentaati.& yg mematuhi, membuat keputusan & yg mentaati.

Page 21: Bab II

Titik pandang Titik pandang SosPol :SosPol :• Kondisi-kondisi apakah yg menimbulkan tertib Kondisi-kondisi apakah yg menimbulkan tertib

politik atau kekacauan dalam masyarakat?politik atau kekacauan dalam masyarakat?

• Mengapa sistem-sistem politik tertentu Mengapa sistem-sistem politik tertentu dianggap sah atau tidak sah oleh warga dianggap sah atau tidak sah oleh warga negara?negara?

• Mengapa sistem-sistem politik tertentu stabil, Mengapa sistem-sistem politik tertentu stabil, sedangkan lainnya tidak?sedangkan lainnya tidak?

• Mengapa ada pemerintahan yang demokratis, Mengapa ada pemerintahan yang demokratis, dan mengapa ada totaliter? Mengapa ada pula dan mengapa ada totaliter? Mengapa ada pula yg merupakan kombinasi keduanya?yg merupakan kombinasi keduanya?

• Faktor-faktor apakah yg menyebabkan variasi Faktor-faktor apakah yg menyebabkan variasi pd sistem kepartaian, taraf partisipasi politik, pd sistem kepartaian, taraf partisipasi politik, angka rata-rata pemilihan suara?angka rata-rata pemilihan suara?

Page 22: Bab II

• InstitusionalInstitusional

- Pendekatan ini sering tidak memadai dan - Pendekatan ini sering tidak memadai dan tidak realistis karena mengabaikan tingkah tidak realistis karena mengabaikan tingkah laku politik (institusi2 sosial dan lembaga laku politik (institusi2 sosial dan lembaga sosial merupakan inti dasar analisissosial merupakan inti dasar analisis

• BehavioralBehavioral

- Pendekatan yg menggunakan individu sgb - Pendekatan yg menggunakan individu sgb dasar analisis. (fakta dan nilai dipisahkan, dasar analisis. (fakta dan nilai dipisahkan, dan kmdn orang membuat generalisasi dan kmdn orang membuat generalisasi berdasarkan prinsip verifikasi)berdasarkan prinsip verifikasi)

Page 23: Bab II

Pemecahan Masalah tsb. Pemecahan Masalah tsb. Dapat dilakukan dengan Dapat dilakukan dengan pendekatanpendekatan• HistorisHistoris

- Menemukan jawaban dari T. Sosiologi Klasik atas - Menemukan jawaban dari T. Sosiologi Klasik atas permasalahan tsb dgn perspektif yg diperlukan permasalahan tsb dgn perspektif yg diperlukan bg studi2 yg sama baik kontekstual dan temporalbg studi2 yg sama baik kontekstual dan temporal

• KomparatifKomparatif

- Mempelajari gejala-gejala sos pol masyarakat ttt - Mempelajari gejala-gejala sos pol masyarakat ttt untuk menyoroti fenomena yg dihadapi untuk menyoroti fenomena yg dihadapi (Ostrogorski & Michels studi ttg. Partai2politik yg (Ostrogorski & Michels studi ttg. Partai2politik yg kemdn diterapkan oleh Almond & Lipset untuk kemdn diterapkan oleh Almond & Lipset untuk studi lingkungan)studi lingkungan)

Page 24: Bab II

Karakteristik Komunikasi Karakteristik Komunikasi pada Manusiapada Manusia

• Tidak terbatas dgn isyarat-isyarat Tidak terbatas dgn isyarat-isyarat fisik sajafisik saja

• Manusia menggunakan kata-kata, Manusia menggunakan kata-kata, yakni simbol yang mengandung arti yakni simbol yang mengandung arti bersama/standardbersama/standard

• Meong berarti Kucing dll.Meong berarti Kucing dll.

Page 25: Bab II

Simbol berbeda dengan Simbol berbeda dengan TandaTanda• Simbol bisa abstrakSimbol bisa abstrak

• Tanda menggunakan bentuk fisik yang Tanda menggunakan bentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera.dapat ditangkap oleh panca indera.

• Contoh Mengatakan memotong buah jeruk Contoh Mengatakan memotong buah jeruk nipis sambil membayangkan rasa kecut.nipis sambil membayangkan rasa kecut.

• Menyebut Anjing tanpa harus didukung Menyebut Anjing tanpa harus didukung kehadirannya.kehadirannya.

• Menyebut Setan atau Jin??Menyebut Setan atau Jin??

Page 26: Bab II

Jenis & Tindakan ManusiaJenis & Tindakan Manusia

• Menurut Max Weber, metode yg Menurut Max Weber, metode yg digunakan untuk memahami arti digunakan untuk memahami arti subjective tindakan sosial adalah subjective tindakan sosial adalah dengan dengan verstehen.verstehen.

• Verstehen :Verstehen : kemampuan untuk berempati atau kemampuan untuk menempati diri dalam kerangka berpikir orang lain baik itu perilaku maupun tujuan perspektif itu.

Page 27: Bab II

Tindakan sosial menurut Max Weber Tindakan sosial menurut Max Weber yg mempengaruhi sistem & struktur yg mempengaruhi sistem & struktur sosial Masyarakatsosial Masyarakat

• Rasionalitas Instrumental.Rasionalitas Instrumental.

Tindakan berdasarkan pertimbangan & pilihan sadarTindakan berdasarkan pertimbangan & pilihan sadar

• Rasionalitas berorientasi Nilai.Rasionalitas berorientasi Nilai.

Tindakan yg menggunakan alat-alat yg ada yg Tindakan yg menggunakan alat-alat yg ada yg merupakan pertimbangan yg sadar, sementara merupakan pertimbangan yg sadar, sementara tujuannya adalah bersifat absolut. tujuannya adalah bersifat absolut.

• Tindakan Tradisional.Tindakan Tradisional.

Memperlihatkan kebiasaan perilaku nenek moyangMemperlihatkan kebiasaan perilaku nenek moyang

• Tindakan Afektif.Tindakan Afektif.

Tipe tindakan yg didominasi oleh emosi tanpa refleksi Tipe tindakan yg didominasi oleh emosi tanpa refleksi intelektual, sifatnya spontan, irrasionalintelektual, sifatnya spontan, irrasional

Page 28: Bab II

B. Interaksi B. Interaksi SosialSosial• Pengaruh hPengaruh hubunganubungan sosial yg sosial yg

nampak/nampak/dinamis yg berkaitan dgn hub. dinamis yg berkaitan dgn hub. antara individu-individu, individu-kelompok, antara individu-individu, individu-kelompok, kelompok-kelompok sosial lainnya.kelompok-kelompok sosial lainnya.

• BentukBentuk umum umum interaksi sosial : interaksi sosial :a.a. CooperationCooperation (kerja sama) (kerja sama)b.b. CompetitionCompetition (persaingan) (persaingan)c.c. ConflictConflict (pertikaian) (pertikaian)• Menurut (Gillin & Gillin) ada 2 macam Menurut (Gillin & Gillin) ada 2 macam

proses yang timbul sebagai akibat interaksi proses yang timbul sebagai akibat interaksi sosial :sosial :

1.1. Proses Asosiatif Proses Asosiatif (kerja sama, akomodasi, (kerja sama, akomodasi, similasi/akulturasi)similasi/akulturasi)

2.2. Proses Disasosiatif Proses Disasosiatif (persaingan, kontraversi (persaingan, kontraversi dan pertikaian/conflict)dan pertikaian/conflict)

Page 29: Bab II

Syarat Interkasi SosialSyarat Interkasi Sosial1.1.Kontak Sosial Kontak Sosial : usaha pendekatan : usaha pendekatan

pertemuan fisik & rohaniah. Kontak pertemuan fisik & rohaniah. Kontak sosial dpt bersifat sosial dpt bersifat primerprimer (face to (face to face) dan face) dan SekunderSekunder (melalui media (melalui media komunikasi : media benda, tv, radio, komunikasi : media benda, tv, radio, cell phone, surat kabar)cell phone, surat kabar)

2.2.KomunikasiKomunikasi : usaha penyampaian : usaha penyampaian informasi kepada manusia lainnya. informasi kepada manusia lainnya. Tanpa komunikasi tidak terjadi Tanpa komunikasi tidak terjadi proses interaksi sosial.proses interaksi sosial.

Page 30: Bab II

Ketr. Proses Ketr. Proses AsosiatifAsosiatif

a.a. Kerja sama (cooperation)Kerja sama (cooperation)

- Terjadi dalam kelompok masyarakat karena ada Terjadi dalam kelompok masyarakat karena ada keinginan dr. individu dlm masy.keinginan dr. individu dlm masy.

- Terdiri dari 5 bentuk :Terdiri dari 5 bentuk :

1.1. KerukunanKerukunan (gotong royong & tolong menolong) (gotong royong & tolong menolong)

2.2. BargainingBargaining (perjanjian pertukaran brng/jasa) (perjanjian pertukaran brng/jasa)

3.3. Co-optationCo-optation (penerimaan unsur-unsur dlm (penerimaan unsur-unsur dlm kepemimpinan atau pelaksanaan politik dlm 1 kepemimpinan atau pelaksanaan politik dlm 1 organisasiorganisasi/saling dukung/saling dukung))

4.4. CoalitionCoalition (kombinasi antara 2 org / lebih yg (kombinasi antara 2 org / lebih yg mempunyai tujuan yg sama.mempunyai tujuan yg sama.

5.5. Joint VentureJoint Venture/Patungan/Patungan (kerja sama proyek (kerja sama proyek tertentu)tertentu)

Page 31: Bab II

b. b. AkomodasiAkomodasi (Accomodation) (Accomodation) punya 2 arti yaitu:punya 2 arti yaitu:

1. Yg. menunjuk pd suatu keadaan.1. Yg. menunjuk pd suatu keadaan.

- - Ada keseimbangan dlm interaksi antar Ada keseimbangan dlm interaksi antar kelompok/individu yg terkait dgn norma /nilai sosial kelompok/individu yg terkait dgn norma /nilai sosial dlm masyarakat.dlm masyarakat.

2. Yg. menunjuk suatu proses.2. Yg. menunjuk suatu proses.

- Usaha-usaha manusia untuk menyelesaikan Usaha-usaha manusia untuk menyelesaikan pertentangan dgn tujuan kestabilanpertentangan dgn tujuan kestabilan

Tujuan AkomodasiTujuan Akomodasi : :

a.a. Mengurangi pertentangan krn beda pendapatMengurangi pertentangan krn beda pendapat

b.b. Mencegah meledaknya pertentangan untuk Mencegah meledaknya pertentangan untuk sementarasementara

c.c. Memungkinkan terjadinya kerjasama antar masy. Yg Memungkinkan terjadinya kerjasama antar masy. Yg masih menggunakan sistem kasta.masih menggunakan sistem kasta.

d.d. Mengusahakan peleburan antar kelompok-kelompok Mengusahakan peleburan antar kelompok-kelompok sosial yg terpisah (kawin campur/asimilasi)sosial yg terpisah (kawin campur/asimilasi)

Page 32: Bab II

Menurut Ramlan Surbakti Menurut Ramlan Surbakti (1983) 3 syarat pengaturan (1983) 3 syarat pengaturan konflik secara efektif konflik secara efektif 1.1. Kedua Belah pihak yg berkonflik harus Kedua Belah pihak yg berkonflik harus

menyadari akan adanya situasi konflik diantara menyadari akan adanya situasi konflik diantara mereka untuk itu prinsip keadilan dan jujur bagi mereka untuk itu prinsip keadilan dan jujur bagi semua pihak adalah penting.semua pihak adalah penting.

2.2. Ada organisasi bagi kelompok yg berkonflik. Ada organisasi bagi kelompok yg berkonflik. Pengaturan konflik efektif bila yg berkonflik Pengaturan konflik efektif bila yg berkonflik telah teroganisir secara jelas. Kalau kekuatan telah teroganisir secara jelas. Kalau kekuatan konflik tidak jelas dan tidak terogansisir maka konflik tidak jelas dan tidak terogansisir maka pengaturan konflik men jadi tidak efektif.pengaturan konflik men jadi tidak efektif.

3.3. Ada Ada rule of gamerule of game yg disepakati dan ditaati yg disepakati dan ditaati bersama.bersama.

Page 33: Bab II

Jenis konfik menurut Jenis konfik menurut Ramlan Surbakti ada 2 jenisRamlan Surbakti ada 2 jenis1. Konflik Horizontal1. Konflik Horizontal

- Konflik antar individu atau kelompok yg - Konflik antar individu atau kelompok yg diakibatkan adanya kemajemukan diakibatkan adanya kemajemukan horizontal (suku, ras agama, daerah, horizontal (suku, ras agama, daerah, kelompok, profesi dan tempat tinggal)kelompok, profesi dan tempat tinggal)

2. Konflik Vertikal2. Konflik Vertikal

- Konflik antar individu / kelompok miskin - Konflik antar individu / kelompok miskin dan kaya (kekayaan) dan antar rakyat dan dan kaya (kekayaan) dan antar rakyat dan penguasa (kekuasaan)penguasa (kekuasaan)

Page 34: Bab II

Bentuk-bentuk Bentuk-bentuk akomodasiakomodasi sebagai sebagai proses :proses :

1. 1. CoercionCoercion (terbentuk karena ada unsur (terbentuk karena ada unsur paksaanpaksaan: Perbudakan dalam : Perbudakan dalam masyarakatmasyarakat))

2. 2. CompromisCompromisee (kedua belah pihak saling (kedua belah pihak saling mengurangi tuntutannyamengurangi tuntutannya/bersedia /bersedia merasakan & mengerti keadaanmerasakan & mengerti keadaan))

3. 3. ArbitrationsArbitrations (pihak ketiga yg ikut (pihak ketiga yg ikut serta serta menyelesaikan perselisihan).menyelesaikan perselisihan).

4. 4. MediationMediation ( Para mediation di undang ( Para mediation di undang ololeeh pihak ketiga untuk turut h pihak ketiga untuk turut membantu menyelesaikan membantu menyelesaikan perselisihan/sengketa)perselisihan/sengketa)

Page 35: Bab II

Lanjutan Lanjutan Bentuk-bentuk Bentuk-bentuk akomodasiakomodasi5. 5. ConcilitionConcilition (mempertemu (mempertemukkaann keinginan keinginan

pihak-pihak yg berselisih demi tercapai pihak-pihak yg berselisih demi tercapai persetujuan bersamapersetujuan bersama: Panitia Penyelesaian : Panitia Penyelesaian masalah perburuhanmasalah perburuhan))

6. 6. TolerationToleration (Muncul sec. tidak sadar dr. sifat (Muncul sec. tidak sadar dr. sifat individu/kelompok untuk menghindari individu/kelompok untuk menghindari perselisihan)perselisihan)

7. 7. StalamateStalamate (bila masing-masing pihak (bila masing-masing pihak mempunyai kekuatan yg seimbang)mempunyai kekuatan yg seimbang)

8. 8. AdjudicationAdjudication (penyelesaian sengketa di (penyelesaian sengketa di pengadilan)pengadilan)

Page 36: Bab II

c. c. AsimilasiAsimilasi- Usaha individu/kelompok untuk Usaha individu/kelompok untuk

mengurangi perbedaan antar merekamengurangi perbedaan antar mereka- Tujuannya untuk meningkatkan Tujuannya untuk meningkatkan

persatuan dan kesatuan dgn cara persatuan dan kesatuan dgn cara menonjolkan tindak, sikap, dan proses menonjolkan tindak, sikap, dan proses proses mental dgn memperhatikan proses mental dgn memperhatikan dan tujuan & kepentingan bersamadan tujuan & kepentingan bersama

- Bentuknya : Bentuknya : 1.1. In.sos bersifat suatu pendekatan In.sos bersifat suatu pendekatan

pihak lain dan orang lain berlaku pihak lain dan orang lain berlaku sama.sama.

2.2. In.sos ini tidak mengalami hambatan.In.sos ini tidak mengalami hambatan.3.3. In.sos bersifat langsung & primerIn.sos bersifat langsung & primer4.4. In.sos ini tinggi dan tetap serta ada In.sos ini tinggi dan tetap serta ada

keseimbangan antara pola asimilasikeseimbangan antara pola asimilasi

Page 37: Bab II

Faktor-faktor yg Faktor-faktor yg mempermudah mempermudah AsimilasiAsimilasi::

1.1. Toleransi;Toleransi;2.2. Kesempatan ekonomi;Kesempatan ekonomi;3.3. Sikap menghargai budaya asing;Sikap menghargai budaya asing;4.4. Sikap terbuka dr. golongan yg Sikap terbuka dr. golongan yg

berkuasa dlm masyarakat;berkuasa dlm masyarakat;5.5. Persamaan budayaPersamaan budaya6.6. Perkawinan campuran Perkawinan campuran

(amalgamation)(amalgamation)7.7. Adanya musuh bersama Adanya musuh bersama

Page 38: Bab II

Ketr. Proses Ketr. Proses DisasosiatifDisasosiatif• Disebut dengan Oppositional process (oposisi) yg Disebut dengan Oppositional process (oposisi) yg

dibedakan dlm 3 bentuk:dibedakan dlm 3 bentuk:

a. Persaingan (competition)a. Persaingan (competition)

- Proses sosial dlm bersProses sosial dlm bersaaing mencari keuntungan melalui ing mencari keuntungan melalui bidang kehidupan yg menjadi perhatian umum deng bidang kehidupan yg menjadi perhatian umum deng cara membuat/mempertajam prasangka dgn tanpa cara membuat/mempertajam prasangka dgn tanpa melakukan kekerasan. Ada beberapa tipe persaingan:melakukan kekerasan. Ada beberapa tipe persaingan:

1.1. EkonomiEkonomi (Kelangkaan SD) (Kelangkaan SD)

2.2. KebudayaanKebudayaan (Pengikut Ideologi) (Pengikut Ideologi)

3.3. Kedudukan & perananKedudukan & peranan (Status Sos) (Status Sos)

4.4. Ras Ras (= Kebudayan/spesifik warna kulit(= Kebudayan/spesifik warna kulit

b. Kontravensi (contravention)b. Kontravensi (contravention)

- Prosesnya berada antara persaingan dan Prosesnya berada antara persaingan dan pertentangan, bentuknya adalah perasaan ketidak-pertentangan, bentuknya adalah perasaan ketidak-pastian, kebencian thdp seseorang/kelompok .pastian, kebencian thdp seseorang/kelompok .

Page 39: Bab II

• Bentuk KontravensiBentuk Kontravensi (Leopold von Wiese & (Leopold von Wiese & Howard Becker)Howard Becker)

- Penolakan, keengganan, menghalang-halangi, Penolakan, keengganan, menghalang-halangi, gangguangangguan

- Menyangkal penyataan orang lain di muka Menyangkal penyataan orang lain di muka umum, memaki, memfitnah, melempar umum, memaki, memfitnah, melempar pembuktian pd orang lain.pembuktian pd orang lain.

- PenghasutanPenghasutan

- Mengumumkan rahasia orang lainMengumumkan rahasia orang lain

- Mengejutkan lawan, membingungkan pihak Mengejutkan lawan, membingungkan pihak lainlain

• Tipe KontravensiTipe Kontravensi (Leopold von Wiese & Howard (Leopold von Wiese & Howard Becker)Becker)

1.1. Kontravensi generasi masyarakatKontravensi generasi masyarakat

2.2. Kontravensi seksualKontravensi seksual

3.3. Kontravensi parlementerKontravensi parlementer (mayoritas/minoritas) (mayoritas/minoritas)

Page 40: Bab II

c. Pertentangan (contradiction)c. Pertentangan (contradiction)- Perbedaan (budaya, perilaku, ekonomi,agama, dll)

yang dipertajam sehingga menimbulkan pertentangan- konflik

- Perasaan memegang peranan penting; lebih hebat; lebih pintar; lebih kaya; lebih berbudaya

- Menimbulkan adanya kelompok yg tertekan; kurang dihargai; diabaikan.

- Penyebab pertentangan:1. Perbedaan individu2. Perbedaan kebudayaan3. Perbedaan kepentingan4. Perubahan Sosial

- Bentuk-bentuk pertentangan:1. Pertentangan Pribadi2. Pertentangan Rasial3. Pertentangan antar kelas4. Pertentangan politik5. Pertentangan internasional

Page 41: Bab II

C. Struktur SosialC. Struktur Sosial

• Seluruh jalinan antara unsur2 sosial pokok (kaidah Seluruh jalinan antara unsur2 sosial pokok (kaidah sosial/norma, lembaga sosial, kelompok sosial & sosial/norma, lembaga sosial, kelompok sosial & lapisan sosial (stratisfikasi sosial).(S. Sumarjan & lapisan sosial (stratisfikasi sosial).(S. Sumarjan & S.Soemardi)S.Soemardi)

• Stratifikasi Sosial :Stratifikasi Sosial :

- Perbedaan anggota masyarakat berdasarkan Perbedaan anggota masyarakat berdasarkan

a. Sa. Statustatus(kedudukan)(kedudukan) yg dimiliki. yg dimiliki. Status terbagi 2 Status terbagi 2 ::

1. Status yg diperoleh (ascribed status)1. Status yg diperoleh (ascribed status)

- usia, jenis kelamin, hub kekerabatan, jenis - usia, jenis kelamin, hub kekerabatan, jenis kelaminkelamin

2. Status yg diraih (achieved status)2. Status yg diraih (achieved status)

- karena prestasi akademik :dokter, proffesor, - karena prestasi akademik :dokter, proffesor, pilotpilot

Page 42: Bab II

b. b. Peranan (Role) Peranan (Role) : Merup aspek : Merup aspek dinamis dari kedudukan, yakni dinamis dari kedudukan, yakni pelaksanaan kewajiban sesuai dengan pelaksanaan kewajiban sesuai dengan kedudukan (status) yg dimilikinyakedudukan (status) yg dimilikinya

Kondisi yg mendorong Stratifikasi Kondisi yg mendorong Stratifikasi Sosial Sosial ::1.1.Perbedaaan Ras & BudayaPerbedaaan Ras & Budaya: ciri biologis : ciri biologis (warna kulit, etnis, budaya)(warna kulit, etnis, budaya)

2.2.Pembagian Tugas Pembagian Tugas : spesialisasi berkaitan : spesialisasi berkaitan dengan perbedaan fungsi dan kekuasaandengan perbedaan fungsi dan kekuasaan

3.3.KelangkaanKelangkaan : Alokasi hak/kekuasaan yg : Alokasi hak/kekuasaan yg jarang dan langka. (Masy. Mulai membedakan jarang dan langka. (Masy. Mulai membedakan posisi, alat2 kekuasaan dan fungsi pd waktu posisi, alat2 kekuasaan dan fungsi pd waktu yg sama.yg sama.

Page 43: Bab II

• Pitirim A. Sorokin:Pitirim A. Sorokin:- Stratifikasi berdasarkan pengelompokan Stratifikasi berdasarkan pengelompokan

penduduk/ masy ke dalam kelas, tinggi, penduduk/ masy ke dalam kelas, tinggi, menengah, rendah. Dgn ditentukan oelh menengah, rendah. Dgn ditentukan oelh kepemilikan sesuatu yg berharga :kepemilikan sesuatu yg berharga :- Ekonomis (rumah, mobil, deposito,dll)- Ekonomis (rumah, mobil, deposito,dll)- Non Ekonomis (kekuasaan, ilmu pengetahuan, - Non Ekonomis (kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesalehan beragama, keturunan ningrat)kesalehan beragama, keturunan ningrat)

• Ralph LiptonRalph Lipton: Stratifikasi sosial terdiri dr:: Stratifikasi sosial terdiri dr:1. Berdasarkan usia1. Berdasarkan usia2. Jenis kelamin2. Jenis kelamin3. Hub. Kekerabatan3. Hub. Kekerabatan4. Keanggotaan dlm masyarakat4. Keanggotaan dlm masyarakat5. Pendidikan5. Pendidikan6. Pekerjaan6. Pekerjaan7. Tingkat perekonomian 7. Tingkat perekonomian

Page 44: Bab II

Dimensi Stratifikasi:Dimensi Stratifikasi:

1. Ekonomi1. Ekonomi

- Kaya, menengah, miskin- Kaya, menengah, miskin

2. Kehormatan2. Kehormatan

- Bangsawan dan rakyat jelata- Bangsawan dan rakyat jelata

3. Kekuasaan3. Kekuasaan

- Rule dan the ruled, yaitu:Rule dan the ruled, yaitu:

a.a. Imbalan bagi status yg dimilikinyaImbalan bagi status yg dimilikinya

b.b. Pembagian kerjaPembagian kerja

c.c. Ketidaksamarataan dlm bidang Ketidaksamarataan dlm bidang ekonomi, kekuasaan dan prestiseekonomi, kekuasaan dan prestise

Page 45: Bab II

Beberapa kesimpulan:Beberapa kesimpulan:• Sistem Kasta dibentuk oleh golongan yg Sistem Kasta dibentuk oleh golongan yg

berkuasa sebelumnya dengan tujuan agar berkuasa sebelumnya dengan tujuan agar kekuasaanya tidak diambil alih gol lainkekuasaanya tidak diambil alih gol lain

• Stratifikasi sosial akan terjadi secara ilmiah Stratifikasi sosial akan terjadi secara ilmiah (karena kemampuan/keahlian) yg dapat (karena kemampuan/keahlian) yg dapat membedakan dirinya dgn yg lainmembedakan dirinya dgn yg lain

• Manfaat analisis Stratifikasi sosialManfaat analisis Stratifikasi sosial::

1.1. Memahami sebab2 terjadinya kemiskinan Memahami sebab2 terjadinya kemiskinan struktural di masy, negara.struktural di masy, negara.

2.2. Memahami struktur perekonomian negaraMemahami struktur perekonomian negara

3.3. Membantu memahami gejala patron-client dlm Membantu memahami gejala patron-client dlm kehidupan ekonomi – The world system (centre kehidupan ekonomi – The world system (centre state, semi periphery state, periphery state)state, semi periphery state, periphery state)

Page 46: Bab II

Kelas, Status, Dan Peranan Sosial

• Istilah kelas memang tidak selalu memiliki arti yang sama, walaupun pada hakekatnya mewujudkan sistem kedudukan yang pokok dalam masyarakat. Pengertian kelas sejalan dengan pengertian lapisan tanpa harus membedakan dasar pelapisan masyarakat tersebut.

Page 47: Bab II

Pengolongan Berdasarkan Pengolongan Berdasarkan EkonomiEkonomi

•Lapisan sosial yang didasarkan atas kriteria ekonomi.

•Definisi : Sekelompok manusia yang menempati lapisan sosial berdasarkan kriteria ekonomi.

Page 48: Bab II

Pembagian Kelas Sosial atau Golongan Sosial

a. Berdasarkan Status Ekonomi.

•Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi kelas atau golongan: - Golongan sangat kaya; - Golongan kaya dan; - Golongan miskin.

Page 49: Bab II

KeteranganKeterangan

– Golongan pertama : merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat. Mereka terdiri dari pengusaha, tuan tanah dan bangsawan.

– Golongan kedua : merupakan golongan yang cukup banyak terdapat di dalam masyarakat. Mereka terdiri dari para pedagang, dsbnya.

– Golongan ketiga : merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat. Mereka kebanyakan rakyat biasa.

Page 50: Bab II

Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi tiga golongan, yakni:

– Golongan kapitalis atau borjuis : adalah mereka yang menguasai tanah dan alat produksi.

– Golongan menengah : terdiri dari para pegawai pemerintah.

– Golongan proletar : adalah mereka yang tidak memiliki tanah dan alat produksi. Termasuk didalamnya adalah kaum buruh atau pekerja pabrik.

Page 51: Bab II

Pada masyarakat Amerika Serikat, pelapisan masyarakat dibagi menjadi 6 kelas yakni:

1. Kelas sosial atas lapisan atas (Upper-upper class)

2. Kelas sosial atas lapisan bawah (Lower-upper class)

3. Kelas sosial menengah lapisan atas (Upper-middle class)

4. Kelas sosial menengah lapisan bawah (Lower-middle class)

5. Kelas sosial bawah lapisan atas (Upper lower class)

6. Kelas sosial lapisan sosial bawah-lapisan bawah (Lower-lower class)

Page 52: Bab II

1. Kelas sosial pertama : keluarga-keluarga yang telah lama kaya.

2. Kelas sosial kedua : belum lama menjadi kaya3. Kelas sosial ketiga : pengusaha, kaum profesional4. Kelas sosial keempat : pegawai pemerintah, kaum

semi profesional,supervisor, pengrajin terkemuka

5. Kelas sosial kelima : pekerja tetap (golongan pekerja)6. Kelas sosial keenam : para pekerja tidak tetap,

pengangguran, buruh musiman, orang bergantung pada tunjangan.

Page 53: Bab II

Dalam masyarakat Eropa dikenal 4 kelas, yakni:

1. Kelas puncak (top class)2. Kelas menengah berpendidikan

(academic middle class) Kelas menengah ekonomi (economic middle class)

3. Kelas pekerja (workmen dan Formensclass)

4. Kelas bawah (underdog class)

Page 54: Bab II

b. Berdasarkan Status Sosial •Kelas sosial timbul karena adanya

perbedaan dalam penghormatan dan status sosialnya. Misalnya, seorang anggota masyarakat dipandang terhormat karena memiliki status sosial yang tinggi, dan seorang anggota masyarakat dipandang rendah karena memiliki status sosial yang rendah.

Page 55: Bab II

Contoh di Indonesia :Contoh di Indonesia :

• Pada masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi dalam empat kasta, yakni Brahmana, Satria, Waisya dan Sudra. Ketiga kasta pertama disebut Triwangsa. Kasta keempat disebut Jaba. Sebagai tanda pengenalannya dapat kita temukan dari gelar seseorang. Gelar Ida Bagus dipakai oleh kasta Brahmana, gelar Cokorda, Dewa, Ngakan dipakai oleh kasta Satria. Gelar Bagus, I Gusti dan Gusti dipakai oleh kasta Waisya, sedangkan gelar Pande, Khon, Pasek dipakai oleh kasta Sudra.

Page 56: Bab II

c. Berdasarkan Status Politik •Secara politik, kelas sosial didasarkan pada wewenang dan kekuasaan. Seseorang yang mempunyai wewenang atau kuasa umumnya berada dilapisan tinggi, sedangkan yang tidak punya wewenang berada dilapisan bawah. Kelompok kelas sosial atas antara lain:- pejabat eksekutif, tingkat pusat maupun desa. - pejabat legislatif, dan - pejabat yudikatif

Page 57: Bab II

Contoh hirarki militer

1. Kelas Sosial Atas (Perwira) Dari pangkat Kapten hingga Jendral

2. Kelas sosial menengah (Bintara) Dari pangkat Sersan dua hingga Sersan mayor

3. Kelas sosial bawah (Tamtama) Dari pangkat Prajurit hingga Kopral kepala

Page 58: Bab II

3. Pengertian Status Sosial• Status sosial sering pula disebut sebagai

kedudukan atau posisi, peringkat seseorang dalam kelompok masyarakatnya

• Pada semua sistem sosial, tentu terdapat berbagai macam kedudukan atau status, seperti anak, isteri, suami, ketua RW, ketua RT, Camat, Lurah, Kepala Sekolah, Guru dsbnya.

• Dalam teori sosiologi, unsur-unsur dalam sistem pelapisan masyarakat adalah kedudukan (status) dan peranan (role). kedudukan (status) dan peranan (role). Kedua unsur ini merupakan unsur baku dalam pelapisan masyarakat. Kedudukan dan peranan seseorang atau kelompok memiliki arti penting dalam suatu sistem sosialsuatu sistem sosial

Page 59: Bab II

Sistem SosialSistem Sosial

•Pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik dan tingkah laku individu-individu dalam masyarakat dan hubungan antara individu dan masyarakatnya. Status atau kedudukan adalah posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial atau kelompok masyarakat.

Page 60: Bab II

Akibat yang Ditimbulkan Status Sosial• Kadangkala seseorang/individu dalam

masyarakat memiliki dua atau lebih status yang disandangnya secara bersamaan. Apabila status-status yang dimilikinya tersebut berlawanan akan terjadi benturan atau pertentangan. Hal itulah yang menyebabkan timbul apa yang dinamakan Konflik Status. Jadi akibat yang ditimbulkan dari status sosial seseorang adalah timbulnya konflik status.

Page 61: Bab II

Macam-macam Konflik Status:1. Konflik Status bersifat Individual: Konflik status yang dirasakan seseorang dalam batinnya sendiri. Contoh: - Seorang wanita harus memilih sebagai wanita karier atau ibu rumah tangga - Seorang anak harus memilih meneruskan kuliah atau bekerja.

Page 62: Bab II

Lanjutan Konflik statusLanjutan Konflik status2. Konflik Status Antar Individu:Konflik status yang terjadi antara individu yang satu dengan individu yang lain, karena status yang dimilikinya. Contoh: - perebutan warisan antara dua anak dalam keluarga- Tono berantem dengan Tomi gara-gara sepeda motor yang dipinjamnya dari kakak mereka.

Page 63: Bab II

Contoh Konflik Contoh Konflik StatusStatus• Konflik Status Antar Kelompok:

Konflik kedudukan atau status yang terjadi antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain. Contoh: - Peraturan yang dikeluarkan satu departemen bertentangan dengan peraturan departemen yang lain. DPU (Dinas Pekerjaan Umum) yang punya tanggung jawab terhadap jalan-jalan raya, kadang terjadi konflik dengan PLN (Perusahaan Listrik Negara) yang melubangi jalan ketika membuat jaringan listrik baru. Pada waktu membuat jaringan baru tersebut, kadangkala pula berkonflik dengan TELKOM karena merusak jaringan telpon dan dengan PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) karena membocorkan pipa air. Keempat Instansi tersebut akan saling berbenturan dalam melaksanakan statusnya masing-masing.

Page 64: Bab II

Pengertian Peranan Sosial• Peranan merupakan aspek dinamis dari suatu status

(kedudukan). Apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang dimilikinya, maka ia telah menjalankan peranannya.Peranan adalah tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memiliki kedudukan atau status. Antara kedudukan dan peranan tidak dapat dipisahkan. Tidak Tidak ada peranan tanpa kedudukan. Kedudukan tidak ada peranan tanpa kedudukan. Kedudukan tidak berfungsi tanpa perananberfungsi tanpa peranan,Contoh:

• Dalam rumah tangga, tidak ada peranan Ayah jika seorang suami tidak mempunyai anak.

• Seseorang tidak bisa memberikan surat Tilang (bukti pelanggaran) kalau dia bukan polisi.

Page 65: Bab II

•Peranan merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang, karena dengan peranan yang dimilikinya ia akan dapat mengatur perilaku dirinya dan orang lain. Seseorang dapat memainkan beberapa peranan sekaligus pada saat yang sama, seperti seorang wanita dapat mempunyai peranan sebagai isteri, ibu, karyawan kantor sekaligus

Page 66: Bab II

Konflik karena PerananKonflik karena Peranan

• Konflik peranan timbul apabila seseorang harus memilih peranan dari dua atau lebih status yang dimilikinya. Pada umumnya konflik peranan timbul ketika seseorang dalam keadaan tertekan, karena merasa dirinya tidak sesuai atau kurang mampu melaksakan peranan yang diberikan masyarakat kepadanya. Akibatnya, ia tidak melaksanakan peranannya dengan ideal/sempurna. Contoh: Ibu Tati sebagai seorang ibu dan guru di suatu sekolah. Ketika puterinya sakit, ia harus memilih untuk masuk mengajar atau mengantarkan anaknya ke dokter. Pada saat ia memutuskan membawa anaknya ke dokter, dalam dirinya terjadi konflik karena pada saat yang sama dia harus berperanan sebagai guru mengajar dikelas

Page 67: Bab II

Tiga Cakupan Peranan Sosial • Peranan meliputi norma-norma yang berhubungan

dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Contoh : Sebagai seorang pemimpin harus dapat Contoh : Sebagai seorang pemimpin harus dapat menjadi panutan dan suri teladan para anggotanya, menjadi panutan dan suri teladan para anggotanya, karena dalam diri pemimpin tersebut tersandang karena dalam diri pemimpin tersebut tersandang aturan/norma-norma yang sesuai dengan posisinya.aturan/norma-norma yang sesuai dengan posisinya.

• Peranan merupakan konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat.Contoh : seorang ulama, guru dan sebagainya, harus Contoh : seorang ulama, guru dan sebagainya, harus bijaksana, baik hati, sabar, membimbing dan menjadi bijaksana, baik hati, sabar, membimbing dan menjadi panutan bagi para muridnya. panutan bagi para muridnya.

• Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi truktur sosial masyarakat. Contoh : Suami, isteri, karyawan, pegawai negeri, Contoh : Suami, isteri, karyawan, pegawai negeri, dsb, merupakan peran-peran dalam masyarakat yang dsb, merupakan peran-peran dalam masyarakat yang membentuk struktur/susunan masyarakat. membentuk struktur/susunan masyarakat.

Page 68: Bab II

Fungsi Peranan Sosial • Peranan yang dimainkan seseorang dapat

mempertahankan kelangsungan struktur mempertahankan kelangsungan struktur masyarakatmasyarakat, seperti peran sebagai ayah atau ibu.

• Peranan yang dimainkan seseorang dapat pula digunakan untuk membantu mereka yang tidak membantu mereka yang tidak mampu dalam masyarakatmampu dalam masyarakat. Tindakan individu tersebut memerlukan pengorbanan, seperti peran dokter, perawat, pekerja sosial, dsb.

• Peranan yang dimainkan seseorang juga merupakan sarana aktualisasi dirimerupakan sarana aktualisasi diri, seperti seorang lelaki sebagai suami/bapak, seorang wanita sebagai isteri/ ibu, seorang seniman dengan karyanya, dsb.

Page 69: Bab II

D. Patron - KlienD. Patron - Klien

• Etimologi: Etimologi: patron-pater-patris-patronispatron-pater-patris-patronis : : bangsawan (patricius) : seseorang yg dianggap bangsawan (patricius) : seseorang yg dianggap pelindung sejumlah rakyat jelata yg menjadi pelindung sejumlah rakyat jelata yg menjadi pengikutnyapengikutnya

• Patron (Spanyol) : Patron (Spanyol) : seseorang yang memiliki kekuasaan (power), status, wewenang dan pengaruh’

• Klien – client – cliensKlien – client – cliens : (pengikut), orang-orang : (pengikut), orang-orang merdeka, budak yg dimerdekakan yg biasanya merdeka, budak yg dimerdekakan yg biasanya menggunakan nama patronnya dan menggunakan nama patronnya dan menggantungkan dirinya pada patronnyamenggantungkan dirinya pada patronnya

Page 70: Bab II

Pola Pola HubunganHubungan

• Hubungan patron-klien itu sendiri telah berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Tanpa disadari relasi patron-klien ini terah mendarah daging dan bertransformasi dalam berbagai macam bentuk dengan berbagi variasi jenis eksploitasi dan penekanan terhadap pihak klien yang tentu selalu menjadi pihak yang tidak punya banyak pilihan.

• Pihak patron yang semakin merajarela, ia terus menambah kapital, dengan modal dan jaringan yang ia miliki, kerja keras para klien ia nikmati dengan peningkatan kekayaan secara eksponensial. Sedangkan, para klien ini semakin terjebak (atau bahkan nyaman) dalam keadaan relasi yang membuat ia tidak bisa meningkatkan kesejahteraannya secara signifikan

Page 71: Bab II

Pola Patron-KlienPola Patron-Klien menurut ahli menurut ahli• Merup. Hub yg tdk setara yg terjalin sec perorangan Merup. Hub yg tdk setara yg terjalin sec perorangan

antara seorang pemuka masyarakat (patron dgn antara seorang pemuka masyarakat (patron dgn sejumlah pemikutnyasejumlah pemikutnya--klien).-klien).-Christian PelrasChristian Pelras..

• Hubungannya adalah pertukaran jasa yg diiHubungannya adalah pertukaran jasa yg diimmbangi bangi dengan adanya perlindungan dari patron.dengan adanya perlindungan dari patron.

• Merup. Hub yg spesial antara 2 pihak dimana pihak Merup. Hub yg spesial antara 2 pihak dimana pihak yg memiliki status ekonomi lebih tinggi yg memiliki status ekonomi lebih tinggi menggunakan resourcesnya untuk melindungi dan menggunakan resourcesnya untuk melindungi dan memberi manfaat pd pihak yg status sosial memberi manfaat pd pihak yg status sosial ekonominya lebih rendah.- ekonominya lebih rendah.- James ScottJames Scott

• Imbalan dr. klien adalah bantuan dan dukungan Imbalan dr. klien adalah bantuan dan dukungan termasuk pelayanan terhadap patrontermasuk pelayanan terhadap patron

• Perbedaan imbalan yg diberikan patron-klienPerbedaan imbalan yg diberikan patron-klien::a.a. Imbalan klien pada patron dpt diberikan oleh siapa Imbalan klien pada patron dpt diberikan oleh siapa

sajasajab.b. Imbalan patron hanya dapat diberikan oleh orang Imbalan patron hanya dapat diberikan oleh orang

yg berstatus tinggiyg berstatus tinggi

Page 72: Bab II

• Peter M. Blau-Hub patron-kilen lebih merupakan Peter M. Blau-Hub patron-kilen lebih merupakan hub. Pertukaran (exchange relationship) yai:hub. Pertukaran (exchange relationship) yai:

a.a. Antar Pelaku mengharap imbalanAntar Pelaku mengharap imbalan

b.b. Mengejar KeuntunganMengejar Keuntungan

c.c. Bisa langsung dan kurang langsungBisa langsung dan kurang langsung

d.d. Bentuk imbalan dgn derajat yg berbeda : uang, Bentuk imbalan dgn derajat yg berbeda : uang, persetujuan sosial, penghormatan/penghargaan persetujuan sosial, penghormatan/penghargaan dan kepatuhan.dan kepatuhan.

Page 73: Bab II

Patrimonialisme-Kekuasaan dalam Patrimonialisme-Kekuasaan dalam patronpatron• Patrimonialisme dlm pemerintahan (Weber) :Patrimonialisme dlm pemerintahan (Weber) :

a.a. Timbul peran Ayah, Lord, Tuan Tanah, yg sangat Timbul peran Ayah, Lord, Tuan Tanah, yg sangat berperan dan lebih berkuasa.berperan dan lebih berkuasa.

b.b. Ciri khas : ada norma suci (the ruler) akan memimpin Ciri khas : ada norma suci (the ruler) akan memimpin yg dikuasai (the ruled). Bila dilanggar akan yg dikuasai (the ruled). Bila dilanggar akan mendatangkan kemarahan dewa.mendatangkan kemarahan dewa.

c.c. Ciri Hub patron Klien :Ciri Hub patron Klien :

1. Status tidak seimbang1. Status tidak seimbang

2. Meskipun patron mengharap bantuan dr. klien 2. Meskipun patron mengharap bantuan dr. klien tetapi kedudukan patron lebih tinggi dr. klien.tetapi kedudukan patron lebih tinggi dr. klien.

3. Timbul rasa utang budi klien pada patronnya 3. Timbul rasa utang budi klien pada patronnya karena pemberian brng yg dibutuhkan.karena pemberian brng yg dibutuhkan.

4. Perasaan utang budi menyebabkan hub. 4. Perasaan utang budi menyebabkan hub. Ketergantungan antara keduanyaKetergantungan antara keduanya

Page 74: Bab II

• Sifat hub patron-klien : (Peter M. Blau)Sifat hub patron-klien : (Peter M. Blau)1.1. Asas resiprositasAsas resiprositas (timbal balik) (timbal balik)2.2. In equalIn equal (ketidaksamaan) (ketidaksamaan)3.3. Ada force dan coercionAda force dan coercion (paksaan dan sanksi) (paksaan dan sanksi)4.4. Ikatan akrab dan saling percayaIkatan akrab dan saling percaya

• Sifat hub patron-klien : (James Scott)Sifat hub patron-klien : (James Scott)1.1. Basic in equalityBasic in equality 2.2. Face to face characterFace to face character 3.3. Diffuce flexibility (meliputi semua segi kehidupan)Diffuce flexibility (meliputi semua segi kehidupan)

sedang imbalan yg diberikan klien :sedang imbalan yg diberikan klien :1.1. Tenaga untuk menggarap sawah, ladang, usaha Tenaga untuk menggarap sawah, ladang, usaha

lainyalainya2.2. Memberi hasil pertanian ladangnya atau Memberi hasil pertanian ladangnya atau

pelayanan RTpelayanan RT3.3. Menjadi kaki tangan patron demi kepentingan Menjadi kaki tangan patron demi kepentingan

politik patronpolitik patron

Page 75: Bab II

Hub. Patrimonialisme - Hub. Patrimonialisme - PolitikPolitik• Merup. ciri pemerintahan tradisionil (Harold Merup. ciri pemerintahan tradisionil (Harold

Crouch)Crouch)

• Kekuasaan bergantung pada kecakapan Kekuasaan bergantung pada kecakapan mempertahankan kesetiaan elit politik (politik mempertahankan kesetiaan elit politik (politik menjadi alat perjuangan elit politik/kelompok menjadi alat perjuangan elit politik/kelompok untuk mendapat balas jasa dr pemerintah.untuk mendapat balas jasa dr pemerintah.

• Penguasa berusaha mempertahankan Penguasa berusaha mempertahankan keseimbangan persaingan antar elit (rakyat tidak keseimbangan persaingan antar elit (rakyat tidak diperhatikan)diperhatikan)

• Masa Orde Lama (Soekarno):Masa Orde Lama (Soekarno):

- Soekarno menjadi simbol Patron (Proklamator, Soekarno menjadi simbol Patron (Proklamator, Penyambung lidah rakyat, dll)Penyambung lidah rakyat, dll)

- Memecah elit politik menjadi partai-partai kecil (Memecah elit politik menjadi partai-partai kecil (± ± 100 partai) yg tergantung padanya100 partai) yg tergantung padanya

Page 76: Bab II

• Masa Orde Baru – SoehartoMasa Orde Baru – Soeharto

- Soeharto berusaha menjadi patron tunggal Soeharto berusaha menjadi patron tunggal (Bapak Pembangunan Indonesia)(Bapak Pembangunan Indonesia)

- Kaum elit politik (pengusaha dan militer dan Kaum elit politik (pengusaha dan militer dan politikus) mencoba mengusai masyarakat dengan politikus) mencoba mengusai masyarakat dengan mengawasi / mengendalikan perekonomian, mengawasi / mengendalikan perekonomian, perijinan dan beberapa fasillitas.perijinan dan beberapa fasillitas.

- Patron berusaha menjadi perantara antar elit Patron berusaha menjadi perantara antar elit politik dengan imbalan kepatuhan dan dukungan politik dengan imbalan kepatuhan dan dukungan politik (mengundang para pengusaha di TAPOS)politik (mengundang para pengusaha di TAPOS)

Page 77: Bab II

Praktek patron-klien terjadi Praktek patron-klien terjadi di Ekonomi/politik di Ekonomi/politik

• Antara nelayan / petani dengan tengkulakAntara nelayan / petani dengan tengkulak

- Bentuk eksploitasi yang terjadi adalah dalam bentuk akumulasi modal, penekanan akumulasi modal, penekanan terhadap harga, monosponi (satu pembeli).terhadap harga, monosponi (satu pembeli).

- Memaksa petani/nelayan menjual hasilnya ke tengkulak. Biasanya tengkulak berani membayar di awal (ijon) , sehingga petani/nelayan tertarik untuk menjual kepada tengkulak.

Page 78: Bab II

Praktek Praktek lain :lain :• Antara usaha kecil mikro dengan usaha Antara usaha kecil mikro dengan usaha

menengah dan besarmenengah dan besarDiantara usaha kecil dan usaha menengah dan

besar, bentuk patron terjadi karena usaha menengah dan besar memiliki akses yang lebih memiliki akses yang lebih besarbesar ke berbagai tempat untuk pengambilan bahan baku maupun mendapatkan modal untuk usaha.

Seringkali usaha kecil hanya menjadi usaha sub sub kontrakkontrak dari usaha menengah dan besar. Mereka mengecer produksi ke berbagai usaha kecil. Dan tentunya dengan pola ini, margin keuntungan usaha kecil sangatlah kecil. Sedangkan usaha menengah dan besar yang relatif tidak melakukan apapun dapat meraih keuntungan tanpa melakukan apapun.

Page 79: Bab II

Kasus Kasus ::• Sebagai contoh, pallet bekas dari industri, di

dapat oleh usaha menengah dan besar dari limbah industri senilai Rp.5000. setelah itu mereka menjual seharga Rp.8000 kepada usaha kecil. Di usaha kecil di perbaiki dan dijual kembali ke pabrik melalui usaha menengah dan besar. Usaha kecil menjual ke usaha menengah dan besar seharga Rp.20.000 dan usaha menengah dan besar bisa menjual kembali ke pabrik dengan harga Rp.30.000. artinya usaha menengah dan besar bisa meraih Rp.13.000 tanpa melakukan banyak penambahan nilai. Sedangkan usaha kecil hanya mendapatkan keuntungan Rp.12.000 dengan kerja keras.

Page 80: Bab II

Praktek lain Praktek lain :: • Antara pegawai pemerintah dengan konsultan Antara pegawai pemerintah dengan konsultan

(pihak ketiga yang ditunjuk untuk proyek)(pihak ketiga yang ditunjuk untuk proyek) Pola patron disini dlm bentuk wewenang atau kebijakan,

sehingga para konsultan yang menjadi klien mau tidak mau mengikuti apa yang dibutuhkan atau di inginkan oleh sang patron yang bukan lain adalah pejabat pemerintah.

Bentuk intervensi seringkali diberikan juga dengan mengubah atau merekayasa hasil dari pekerjaan konsultan. Sebuatlah untuk di bidang perencanaan pembangunan, pihak pemerintah yang “bermain” bisa saja meminta konsultan untuk mengubah rencana yang dihasilkan agar bisa sesuai dengan kebutuhan personal atau kelompok.

Terkadang pihak konsultan mau tidak mau memberikan uang tambahan kepada pemerintah yang “bermain” agar proyek mereka lancar. Berbagai pungutan liar ini bertujuan untuk memudahkan proses pekerjaan yang dilakukan.

Page 81: Bab II

Praktek dalam Praktek dalam politikpolitik

• Antara tokoh partai politik yang dikultuskan Antara tokoh partai politik yang dikultuskan dengan ketua umum partai politikdengan ketua umum partai politik

Sebutlah SBY di partai demokrat, megawati di PDIP, dan Hilmi Aminudin di PKS dilihat bahwa ke empat partai ini menempatkan nama nama tokoh tersebut sebagai pucuk pimpinan. SBY sebagai ketua dewan pembina, Megawati sebagai ketua umum dan Hilmi Aminudin sebagai ketua majelis syuro. Posisi mereka tak tergantikan dan sangat di hormati. SBY sebagai salah satu pendiri dan tokoh kharismatik, megawati sebagai pendiri dan anak Bung Karno yang merupakan seorang pancasila-is yang menjadi idelogi partai, serta Hilmi Aminudin yang merupakan pendiri partai pula.

Page 82: Bab II

E. Kelompok SosialE. Kelompok Sosial• Kel. Sosial timbul karena adanya :Kel. Sosial timbul karena adanya :1.1. Kesadaran bahwa seseorang merupakan bagian Kesadaran bahwa seseorang merupakan bagian

anggota dr suatu kelompok sosial baik karena anggota dr suatu kelompok sosial baik karena keturunan yg sama atau tinggal di suatu daerah.keturunan yg sama atau tinggal di suatu daerah.

2.2. Hubungan timbal balik antara 1 orang atau Hubungan timbal balik antara 1 orang atau kelompok dgn orang atau kelompok lain karena kelompok dgn orang atau kelompok lain karena tujuan yg samatujuan yg sama

3.3. Adanya faktor pengikat : senasib, ideologi, Adanya faktor pengikat : senasib, ideologi, budaya, agama, dll.budaya, agama, dll.

• Klasifikasi kelompok sosial :Klasifikasi kelompok sosial :1.1. In-group dan Out Group.In-group dan Out Group.2.2. Primary Group & Secondary GroupPrimary Group & Secondary Group3.3. Gemeinschaft dan GeselscaftGemeinschaft dan Geselscaft4.4. Formal Group dan Informal GroupFormal Group dan Informal Group5.5. Member ship dan refrence groupMember ship dan refrence group

Page 83: Bab II

Contoh Kualifikasi Kel. Contoh Kualifikasi Kel. SosialSosial

1.1.In-group dan Out GroupIn-group dan Out Group.. (terdapat disegala lap (terdapat disegala lap masy. (RT, RW, Kelas siswa, PNS/Swasta)masy. (RT, RW, Kelas siswa, PNS/Swasta)2.2.Primary Group & Secondary GroupPrimary Group & Secondary Group ( (PrimerPrimer-Kenal -Kenal diantara angotanya/1 darah/sahabat. diantara angotanya/1 darah/sahabat. SekunderSekunder : : ada kerjasama /untung rugi) ada kerjasama /untung rugi) 3.3.GemeinschaftGemeinschaft (ikatan bathin yg kuat) (ikatan bathin yg kuat) dan dan GeselscaftGeselscaft (ikatan lahiriah yg mekanis : perjanjian (ikatan lahiriah yg mekanis : perjanjian dagang, anggota organisasi, kary.perush.)dagang, anggota organisasi, kary.perush.)4.4.Formal Group Formal Group (sistem hub yg sengaja diciptakan) (sistem hub yg sengaja diciptakan) dan Informal Groupdan Informal Group (hub. Tdk terstruktur, (hub. Tdk terstruktur, berulang-ulang sec pribadi)-klien /arisanberulang-ulang sec pribadi)-klien /arisan5.5.MembershipMembership (seorang sec fisik menjadi anggota (seorang sec fisik menjadi anggota kelompok tsb)kelompok tsb) dan dan RRefefeerence grouprence group (kelompok (kelompok sosial yg menjadi ukurannya yg fungsinya untuk sosial yg menjadi ukurannya yg fungsinya untuk membentuk perilaku/pribadinya.membentuk perilaku/pribadinya.

Page 84: Bab II

Contoh Contoh kasuskasus• Si Poltak dilahirkan dr keluarga Batak, lalu ia Si Poltak dilahirkan dr keluarga Batak, lalu ia

masuk di perkumpulan marga Batak, karena masuk di perkumpulan marga Batak, karena ia telah setuju dengan norma/pedoman ia telah setuju dengan norma/pedoman hidup perkumpulan marga Batak tadi yg hidup perkumpulan marga Batak tadi yg dianggapnya sesuai dengan pedoman hidup dianggapnya sesuai dengan pedoman hidup kelg.nya di kampung.kelg.nya di kampung.

• Disamping itu pula ia menjadi PNS dan Disamping itu pula ia menjadi PNS dan bergabung di KORPRI bergabung di KORPRI

• Keluarga di kampung Keluarga di kampung : Reference Group: Reference Group

• Perkumpulan Marga Batak Perkumpulan Marga Batak : Membership : Membership Group.Group.

• KORPRIKORPRI : Membership Group : Membership Group

Page 85: Bab II

• Kerumunan : kel. Sosial yg tidak teraturKerumunan : kel. Sosial yg tidak teratur

- Terjadi karena ada perhatian, kepentingan Terjadi karena ada perhatian, kepentingan terntnu dgn tanpa ikatan formal (penonton terntnu dgn tanpa ikatan formal (penonton konser musik, bioskop, statiun KA, dll)konser musik, bioskop, statiun KA, dll)

- Kerumunan berubah menjadi massa bila Kerumunan berubah menjadi massa bila anggotanya cenderung merusak/menyerang.anggotanya cenderung merusak/menyerang.

- Ciri-ciri Massa :Ciri-ciri Massa :

1.1. Ada sejumlah orang dlm suatu tempatAda sejumlah orang dlm suatu tempat

2.2. Terjadi sutau peristiwa yg mengalihkan dan Terjadi sutau peristiwa yg mengalihkan dan menyita perhatianmenyita perhatian

3.3. Kesadarn individu menurun drastisKesadarn individu menurun drastis

4.4. Perasaan sama melanda semua orangPerasaan sama melanda semua orang

5.5. Timbul jiwa massa, sesuai dengan sifat & Timbul jiwa massa, sesuai dengan sifat & peristiwa, misal : panik, sedih, gembira, duka dll peristiwa, misal : panik, sedih, gembira, duka dll

Page 86: Bab II

F. Mobilitas SosialF. Mobilitas Sosial• Pengertian :Pengertian :- Etimologis : Etimologis : moveremovere : memindahkan/berpindah, : memindahkan/berpindah,

mobilitas : mudah dipindahkan atau banyak mobilitas : mudah dipindahkan atau banyak bergerak, berpindah dari satu tempat ke tempat lain.bergerak, berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

- Mob. Sos : perpindahan orang atau suatu kelompok Mob. Sos : perpindahan orang atau suatu kelompok dari satu strata sosial ke strata sosial lain.dari satu strata sosial ke strata sosial lain.

• Jenis Mobilitas Sosial :Jenis Mobilitas Sosial :a.Vertikala.Vertikalke atas (social climbing), ke bawah (social sinking)ke atas (social climbing), ke bawah (social sinking)misal: bila ada individu yg beralih kedududkan misal: bila ada individu yg beralih kedududkan rendah ke tinggi, atau karena ada pembentukan rendah ke tinggi, atau karena ada pembentukan kelompok sosial yg baru sehingga menempatkan kelompok sosial yg baru sehingga menempatkan individu ke derajat uyg lebih rendah.individu ke derajat uyg lebih rendah.b. Horizontalb. HorizontalPerubahan kedudukan sosial individu pada suatu Perubahan kedudukan sosial individu pada suatu lapisan masyarakat yg sama. lapisan masyarakat yg sama. Misal dulu mMisal dulu meenjabat Pak RT skr. njabat Pak RT skr. ttidak, idak, Akibat DiPHK.Akibat DiPHK.

Page 87: Bab II

c. Konsekuensi mobilitas sosial:c. Konsekuensi mobilitas sosial:

Misal: terjadi konflik antar kelas sosial, kelompok Misal: terjadi konflik antar kelas sosial, kelompok sosial, generasi karena kemungkinan kesulitasosial, generasi karena kemungkinan kesulitann adaptasi.adaptasi.

• Karyawan yg di promosikan menjadi Staf /Kabag Karyawan yg di promosikan menjadi Staf /Kabag besar kemungkinan menimbulkan rasa isi besar kemungkinan menimbulkan rasa isi diantara koleganyadiantara koleganya

• Mobilitas sosial dapat merenggangkan ikatan Mobilitas sosial dapat merenggangkan ikatan sosial yang sudah ada sehingga menyebabkan sosial yang sudah ada sehingga menyebabkan individu menjadi terasing.individu menjadi terasing.

Page 88: Bab II

G. Lembaga SosialG. Lembaga Sosial

• Disebut juga : Pranata Sosial, Disebut juga : Pranata Sosial, soziale gebildesoziale gebilde, sistem , sistem tata kelakuan, norma, lembaga kemasyarakatan.tata kelakuan, norma, lembaga kemasyarakatan.

• Definisi :Definisi :Suatu sistem tata kelakuan dan hub yg berpusat Suatu sistem tata kelakuan dan hub yg berpusat pada aktivitas manusia-manusia untuk memenuhi pada aktivitas manusia-manusia untuk memenuhi kompleks kebutuhan dalam kehidupan masyarakat. kompleks kebutuhan dalam kehidupan masyarakat. (Koentjaraningrat)(Koentjaraningrat)

• Fungsi :Fungsi :a.a. Sebagai pedoman bertingkah lakuSebagai pedoman bertingkah lakub.b. Menjaga keutuhan masyarakatMenjaga keutuhan masyarakatc.c. Sebagai social control, yaitu: sistem pengawasan Sebagai social control, yaitu: sistem pengawasan

masy terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.masy terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.• Jenisi :Jenisi :

a. Cara (usage)a. Cara (usage)Norma yg berbentuk perbuatan dan lebih menonjol Norma yg berbentuk perbuatan dan lebih menonjol drpd hub individu, misal, cara makan, minumdrpd hub individu, misal, cara makan, minum

Page 89: Bab II

b. Kebiasaan (folkway)b. Kebiasaan (folkway)

Berbentuk perbuatan yg diulang-ulang dlm bentuk yg Berbentuk perbuatan yg diulang-ulang dlm bentuk yg sama (perbuatan yg disukai orang banyak) misal sama (perbuatan yg disukai orang banyak) misal menghormati orang yg lebih tua.menghormati orang yg lebih tua.

c. Tata Kelakuan (Mores)c. Tata Kelakuan (Mores)

Berbentuk kebiasaan yg dianggap sebagai cara Berbentuk kebiasaan yg dianggap sebagai cara berperilaku dan diterima sebagai norma pengatur : berperilaku dan diterima sebagai norma pengatur : norma perihal hubungan laki-laki perempuannorma perihal hubungan laki-laki perempuan

d. Adat istiadat (costum)d. Adat istiadat (costum)

Norma yg bersifat kekal serta kuat integrasinya Norma yg bersifat kekal serta kuat integrasinya dengan pola-pola kehidupan masyarakatdengan pola-pola kehidupan masyarakat