BAB II

download BAB II

of 27

description

BAB II

Transcript of BAB II

BAB IPENDAHULUAN

Decompensasi cordis merupakan suatu keadaan dimana jantung tidak dapat menghantarkan curah jantung yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. Pada stadium awal gagal jantung, berbagai mekanisme kompensator dibangkitkan untuk mempertahankan fungsi metabolik normal. Ketika mekanisme ini menjadi tidak efektif, akibatnya manifestasi kliniknya makin bertambah berat.1 Decompensasi cordis pada bayi dan anak adalah suatu sindrom klinis yang ditandai oleh ketidakmampuan miokardium memompa darah ke seluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh termasuk kebutuhan untuk pertumbuhan. Decompensasi cordis dapat disebabkan oleh penyakit jantung bawaan maupun didapat yang diakibatkan oleh beban volume (preload) atau beban tekanan (afterload) yang berlebihan atau penurunan kontraktilitas miokard. Penyebab lain misalnya takikardia supraventrikular, blok jantung komplit, anemia berat, kor pulmo akut dan hipertensi akut.2Decompensasi cordis atau gagal jantung merupakan suatu kondisi yang telah diketahui selama berabad-abad namun penelitian epidemiologi sulit dilakukan karena tidak adanya definisi tunggal tentang kondisi ini. Ketika masih sedikit pemeriksaan jantung yang tersedia, definisi gagal jantung cenderung kearah patofisiologi, lalu kemudian definisi ditempatkan pada penekanan gagal jantung sebagai suatu diagnosa klinis.3 Prevalensi decompensasi cordis pada anak-anak di Amerika Serikat yang dibawa ke rumah sakit sekitar 11.000 14.000 setiap tahunnya.4 Angka kejadian decompensasi cordis pada bayi berkaitan dengan penyakit yang diakibatkan oleh kelainan struktur dari jantung.5 Pemeriksaan penunjang yang paling sering digunakan untuk melihat adanya suatu gagal jantung adalah dengan melakukan ekokardiografi. Gagal jantung merupakan suatu keadaan klinis dan bukan untuk suatu diagnosis. Penyebabnya harus selalu dicari. Berbagai faktor dapat menyebabkan atau mengeksaserbasi perkembangan gagal jantung pada pasien dengan penyakit jantung primer.3 Kebanyakan gagal jantung disertai dengan curah jantung yang rendah, tetapi dapat pula disertai dengan curah jantung yang normal ataupun tinggi, misalnya gagal jantung pada anemia atau pada hipertiroid. Makin muda usia seseorang saat timbulnya gagal jantung, maka prognosisnya akan makin buruk. Sering pengobatan medikamentosa saja tidak dapat mengatasi semua beban yang berlebihan pada jantung, sehingga tidak memberikan hasil yang memuaskan. Dalam keadaan ini pertimbangan untuk menentukan perlu atau tidaknya suatu tindakan operasi, meneruskan pengobatan atau modifikasi pengobatan membutuhkan diagnosis anatomis dan fungsional yang tepat. Dalam tatalaksana gagal jantung diperlukan pemahaman tentang kerangka fisiologis penampilan jantung, yang penting untuk evaluasi diagnostik, pemilihan obat, penilaian keberhasilan pengobatan, serta kemungkinan intervensi bedah.6

BAB IILAPORAN KASUS

A. Identitas PasienNama: Cindy LumadioJenis Kelamin: PerempuanTanggal Lahir /Umur: 16 Oktober 2014 / 3 Bulan Di: Puskesmas Paniki BawahPartus: Spontan Letak Belakang KepalaOleh: BidanBBL: 2000 gramKebangsaan: IndonesiaAgama: Kristen Alamat: Paniki Bawah Ling. 10B. Identitas Orang TuaNama Ayah: Arso LumadioNama Ibu: Sri WinartiPekerjaan Ayah: SwastaPekerjaan Ibu: IRTPendidikan Ayah: STMPendidikan Ibu: SDAlamat: Paniki Bawah Ling. 10Family Tree

Pasien Dikirim Oleh: Rumah Sakit Pancaran KasihDengan Diagnosis: BronkopneumoniaTanggal: 05 Februari 2015I. AnamnesisAnamnesis diberikan oleh ibu kandung penderita (Alloanamnesis)II. Keluhan UtamaSesak sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakitBatuk sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakitDemam sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakitIII. Riwayat Penyakit SekarangPasien masuk rumah sakit dengan keluhan sesak sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak dialami oleh penderita sampai tubuh menjadi kebiruan. Sesak terus menerus dan dirasa makin bertambah parah karena penderita menangis. Riwayat tersedak sebelumnya disangkal dan riwayat kebiruan sebelumnya juga disangkal oleh ibu penderita. Keluhan batuk dialami oleh penderita sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Batuk disertai dengan adanya lendir tetapi susah untuk dikeluarkan. Demam dialami oleh penderita sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam timbul mendadak dan dirasakan tinggi pada perabaan. Menurut ibu penderita, saat demam tinggi penderita tidak sampai menggigil maupun kejang. Perdarahan dari hidung dan gusi tidak didapatkan pada penderita, perdarahan-perdarahan lain juga tidak didapatkan pada penderita. Keluhan mual dan muntah tidak didapatkan pada penderita. Buang air besar dan buang air kecil normal. Penderita lahir secara normal dibantu oleh bidan dan langsung menangis.IV. Anamnesis AntenatalPemeriksaan antenatal teratur sebanyak 9 kali di Puskesmas Paniki BawahSuntik TT sebanyak 2 kaliSewaktu hamil ibu penderita dalam keadaan sehatV. Penyakit Yang Sudah Pernah DialamiMorbili: (-)Varicella: (-)Pertusis: (-)Diare: (+)Cacing: (-)Batuk/Pilek: (+)Lain-lain: (-)VI. Kepandaian/Kemajuan BayiPertama kali membalik: - bulanPertama kali tengkurap: - bulanPertama kali duduk: - bulanPertama kali merangkak: - bulanPertama kali berdiri: - bulanPertama kali berjalan: - bulanPertama kali tertawa: - bulanPertama kali berceloteh: - bulanPertama kali memanggil mama: - bulanPertama kali memanggil papa: - bulanVII. Anamnesis Makanan Terperinci Dari Bayi Sampai SekarangASI: 0 1 bulanPASI: 0 - sekarangBubur susu: -Bubur saring: -Bubur halus: -Nasi lembek: -VIII. ImunisasiBCG: (+) 1 kaliPolio: (+) 2 kaliDTP: -Campak: -Hepatitis: (+) 1 kaliIX. Riwayat Penyakit KeluargaHanya penderita yang sakit seperti ini dalam keluargaX. Keadaan Sosial Ekonomi, Kebiasaan Dan LingkunganRumah semipermanenRumah beratap seng, berdinding tripleks dan berlantai semenRumah memiliki 2 kamar tidur, dihuni oleh 10 orang, 6 orang dewasa dan 4 anak-anakToilet dan kamar mandi berada dalam rumahSumber penerangan dari PLNSumber air minum dari air isi ulangPenanganan sampah dengan cara dibuangXI. Pemeriksaan FisikKeadaan UmumGizi: Baik (Berat Badan = 4,5 kg dan Panjang Badan = 53 cm)Sianosis: (-)Anemia: (-)Ikterus: (-)Kejang: (-)Tekanan darah: 70/40 mmHgRespirasi: 60 kali/menitNadi: 140 kali/menitSuhu: 38,10C

KulitWarna: Sawo matangTurgor: Kembali cepatTonus: NormalJaringan parut: (-)Pigmentasi: (-)Lapisan lemak: Dalam batas normalOedem: (-) KepalaBentuk: MesencephaliRambut: Lurus, hitam, tidak mudah dicabutUbun-ubun: DatarMata: Konjungtiva anemis (-), Sklera ikterik (-), Pupil bulat isokor 3 mm 3 mm, refleks cahaya (+)Telinga: Sekret (-)Hidung: Sekret (-)Mulut: Mukosa mulut basah, perdarahan gusi (-) Bibir sianosis (-), lidah beslag (-)

TenggorokanTonsil: T1 T1 hiperemis (-)Faring: Hiperemis (-)

LeherTrakea letak tengah, pembesaran kelenjar getah bening (-), kaku kuduk (-)

ThoraxCorDetak jantung: 120 kali/menitIktus cordis: tidak tampakBatas Kiri: Linea Midclavicularis SinistraBatas Kanan: Linea Parasternalis DextraBatas Atas: Intercostalis II-IIIBunyi Jantung: Apex M1>M2 Aorta A1