BAB II

39
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Pene ga ka n Di ag nosis dan Rencana Pera wata n Penegakan diagnosis dan rencana perawatan merupakan hal yang sangat  penting dilakukan oleh dokter gigi karena hal tersebut akan mempengaruhi ketepatan dan keberhasilan perawatan yang dilakukan terhadap pasien. Dalam menegakkan diagnosis dan membuat rencana perawatan maka terdapat 4 tahap yang dapat dilakukan oleh seorang dokter gigi, disingkat dengan "SOAP", yakni S (pe mer iks aan Sub ye kti !, O (pe mer iks aan Ob ekt i!, A (As sess men t!, dan P (treatment Planning! (Abu, #$$#! . 2.1.1 Pemeriksaan Su!ekti" Pemeriksaan subye kti set idak%tidak ny a ber kai tan den gan & hal, ya kni identitas pasien, keluhan utama, present illness, riwayat medik, riwayat dental, riwayat keluarga, dan riwayat social (Abu, #$$#!. a. Ide nti tas Pasien#Data Demogra" is Data identitas pasien ini diperlukan bila sewaktu%waktu dokter gigi  perlu menghubungi pasien pasca%tindakan, dapat pula sebagai data ante mortem (dental orensic!. Data identitas pasien ini meliputi' . )ama (nama lengkap dan nama panggilan! #. *empat dan t angg al la hi r  +. Al amat ti ngga l 4. o lo nga n dar ah -. Status pe rnikahan . Pekeraan &. Pendidikan /. 0ewarganegaraan, se rt a 9.  )omor telepon1handphone yang  bisa dihubungi

description

bab 2

Transcript of BAB II

Page 1: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 1/39

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penegakan Diagnosis dan Rencana Perawatan

Penegakan diagnosis dan rencana perawatan merupakan hal yang sangat

 penting dilakukan oleh dokter gigi karena hal tersebut akan mempengaruhi

ketepatan dan keberhasilan perawatan yang dilakukan terhadap pasien. Dalam

menegakkan diagnosis dan membuat rencana perawatan maka terdapat 4 tahap

yang dapat dilakukan oleh seorang dokter gigi, disingkat dengan "SOAP", yakni S

(pemeriksaan Subyekti!, O (pemeriksaan Obekti!, A (Assessment!, dan P

(treatment Planning! (Abu, #$$#! .

2.1.1 Pemeriksaan Su!ekti" 

Pemeriksaan  subyekti setidak%tidaknya berkaitan dengan & hal, yakni

identitas pasien, keluhan utama, present illness, riwayat medik, riwayat dental,riwayat keluarga, dan riwayat social (Abu, #$$#!.

a. Identitas Pasien#Data Demogra"is

Data identitas pasien ini diperlukan bila sewaktu%waktu dokter gigi

 perlu menghubungi pasien pasca%tindakan, dapat pula sebagai data ante

mortem (dental orensic!. Data identitas pasien ini meliputi'

. )ama (nama lengkap dan

nama panggilan!

#. *empat dan tanggal lahir 

+. Alamat tinggal

4. olongan darah

-. Status pernikahan

. Pekeraan

&. Pendidikan

/. 0ewarganegaraan, serta

9.  )omor telepon1handphone yang

 bisa dihubungi

Page 2: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 2/39

. Ke$u%an Utama &Chief Complaint/CC '

2erkaitan dengan apa yang dikeluhkan oleh pasien dan alasan pasien

datang ke dokter gigi. 0eluhan utama dari pasien akan berpengaruh

terhadap pertimbangan dokter gig dalam menentukan prioritas perawatan.

ambar . 0eluhan 3tama dan Prioritas Perawatan

c.  Present illness (PI)

engetahui keluhan utama saa tidak cukup, maka diperlukan pula

 pengembangan akar masalah yang ada dalam keluhan utama, yaitu dengan

mengidentiikasi keluhan utama. isalnya dengan mencari tahu kapan

rasa sakit1rasa tidak nyaman itu pertama kali muncul, apakah keluhan itu

 bersiat intermittent (berselang! atau terus menerus, ika intermittent 

seberapa sering, adakah aktor pemicunya, dan sebagainya.

5ika rasa sakit terdeskripsikan sebagai masalah utama, maka ada beberapa

hal yang dapat dikembangkan, misalnya sebagai berikut '

Rasa sakit Deskri(si

6okasi igi%gigi tertentu atau menyeluruh

7aktor pemicu Panas1dingin, bertambah parah saat mengunyah

0arakter *umpul, taam, berdenyut

0eparahan Apakah sampai minum obat (analgesic! atau

membuat sulit tidur 

Penyebaran18adiasi enyebar ke struktur yang dekat, sebagai

8asa sakit ataupun ngilu, rasa

tidak nyaman, pembengkakan.

 perdarahan, halitosis, rasa

malu , alasan estetis

Prioritas Perawatan

Page 3: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 3/39

referred pain

*abel . 8asa Sakit dan Deskripsi

d. Riwa!at )edik & Medical History/MH '

8iwayat medik perlu ditanyakan karena hal itu akan berkaitan dengan

diagnosis treatment , dan prognosis. 2eberapa hal yang penting ditanyakan

adalah '

. eala umum, seperti demam, penurunan berat badan, serta geala

umum yang lainnya.

#. eala yang dikaitkan dengan sistem dalam tubuh, seperti batuk 

dengan respirasi, lesi oral dengan kelainan gastrointestinal dan lesi

kulit, kecemasan depresi dengan kelainan keiwaan

+. Perawatan bedah dan radioterapi yang pernah dilakukan

4. Alergi makanan dan obat-. Penyakit yang pernah diderita sebelumnya

. 8iwayat rawat inap

&. Anastesi

/. Prolem medis spesiik seperti terapi kortikosteroid, diabetes,

kecenderungan perdarahan, penyakit antung, dan resiko endokarditis

yang dapat mempengaruhi prosedur operasi.

e. Riwa!at Denta$ (Dental History/DH)

Selain riwayat medik, riwayat dental uga perlu ditanyakan karena

akan mempengaruhi seorang dokter gigi dalam menentukan rencana dan

manaemen perawatan yang akan dilakukan. 2eberapa riwayat dental yang

dapat di ditanyakan yaitu '

. Pasien rutin ke dokter gigi atau tidak 

#. Sikap pasien kepada dokter gigi saat dilakukan perawatan

Page 4: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 4/39

+. Problem gigi terakhir yang rele9an

4. Perawatan restorasi1 pencabutan gigi terakhir 

". Riwa!at Ke$uarga (Family History/FH)

:ni berkaitan dengan problem herediter yang berkaitan dengan kondisi

keluarga, seperti kasus amelogenesis imperekta, hemoili, angiodema

herediter, recurrent aphtous stomatitis (8AS! dan diabetes. 2eberapa

 penyakit yang berkaitan dengan kelompok etnik tertentu, misal pemphigus

 pada orang ;ahudi, dan behcet<s syndrome pada orang di area mediterania.

g. Riwa!at Sosia$ & Social History/SH '

8iwayat sosial yang dapat diungkap antara lain=

. Apakah pasien masih memiliki keluarga

#. 0eadaan sosio%ekonomi pasien

+. Pasien bepergian ke luar negeri (berkaitan dengan beberapa penyakit

ineksi, misalnya penyakit di daerah tropis atau wabah di negara

tertentu!4. 8iwayat seksual pasien

-. 0ebiasaan merokok, minum alkohol, pengguna obat%obatan, dan

. :normasi tentang diet makan pasien.

2.1.2 Pemeriksaan *!ekti" 

Pemeriksaan obyekti yang dilakukan secara umum ada dua macam, yaitu

 pemeriksaan ekstra oral dan pemeriksaan intra oral.

a. Pemeriksaan +kstra *ra$

Pemeriksaan ekstra oral ini bertuuan untuk melihat penampakan

secara umum dari pasien misalnya, pembengkakan di muka dan leher, pola

skeletal, kompetensi bibir. >al ini dapat dilakukan dengan cara palpasi

limonodi, otot%otot mastikasi dan pemeriksaan *5 (*emporo

andibular 5oint!.

Page 5: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 5/39

1. Pemeriksaan ,im"onodi

Pemeriksaan limonodi dengan palpasi dapat dilakukan pada

 bagian kepala leher dengan area seperti terlihat pada gambar .#.

ambar .#. 6imonodi kepala dan leher 

(Sumber ' buku Oral And Maxilofacial Medicine, The Basis Of Diagnosis And 

Treatment, Second ?dition, ?lse9ier @hurchill 6i9ingstone,Scullly. @, #$$/ "!

2. Pemeriksaan *tot-*tot )astikasi

3ntuk melakukan palpasi pada otot1musculus, maka teknik 

 palpasi yang dilakukan tergantung dengan otot mastikasi

(pengunyahan! (tabel +!.

*tot #)uscu$us Pa$(asi

asseter Palpasi dilakukan secara

 bimanual, tangan yang satu

(dengan satu ari! dibagian

intraoral

*emporalis Palpasi langsung pada regio

temporal, dan meminta pasien

untuk mengoklusikan gigi%

geliginya

Pterygoid lateral Dengan menempatkan sedikit ari

6imphonodi kepala dan leher 

Submental

Submailary

Parotid

Preauriculer 

Subdigastric

 )odi lymphaticy cer9icales )odi lymphaticy supra

cla9iculares

 )odi lymphatici post auriculares

Page 6: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 6/39

di belakang tuberositas maksila

Pterygoid edial Palpasi secara intra oral pada bagian lingual pada ramus

mandibula

*abel .#. Pemeriksaan Otot%Otot Pengunyahan

. Pemeriksaan Tem(oro )andiu$ar Joint &T)J'Dalam melakukan pemeriksaan *5, seorang dokter gigi dapat

melakukan palpasi pada bagian pre aurikuler pasien dengan

menggunakan ari telunuk atau menggunakan stetoskop untuk 

mendengarkan adanya kliking atau krepitasi.

Sumber gambar .+ dan .4

?amination o *emporomandibular Disorders :n *he Orthodintic Patient ' A @linical uide

@onti, Oltramari, )a9arro, Almeida 5 Appl Oral Sci. #$$&=-(! ' &&%/#

. Pemeriksaan Intra *ra$

Pemeriksaan intra oral merupakan pemeriksaan yang dilakukan dalam

rongga mulut. Pemeriksaan intra oral berkaitan dengan gigi dan aringan

sekitar (aringan lunak maupun aringan keras!. 2eberapa gambaran yang

dapat ditemukan pada pemeriksaan intraoral ada dalam tabel berikut '

ambar .+. Penggunaan

Stetoskop dalam

mendeteksi suara artikular

(kliking,krepitasi!

ambar .4. Palpasi *5. 8espon pasien

untuk palpasi, Skor $%tidak adanya nyeri

 pada palpasi, %nyeri ringan, #% nyeri

sedang, +% sakit parah, reelks palpebral

Page 7: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 7/39

Bagian !ang

di(eriksa

/amaran !ang da(at ditemukan

2ibir Sianosis (pada pasien dengan penyakit respirasi

atau antung!, angular cheilitis, ordyce spots,

mucocele

ukosa labial )ormalnya tampak lembab dan prominent.

ukosa bukal 0aca mulut dapat digunakan untuk melihat

mukosa bukal dalam keadaan normal kaca mulut

licin bila ditempelkan dan diangkat. 2ilamenempel di mukosa, maka bisa disimpulkan

adanya erostomia

Dasar mulut dan

 bagian 9entral lidah

2ila terdapat adanya benolan, maka

kemungkinan permulaan penyakit tumor 

2agian Dorsal

6idah

*es indra pengecap dapat dilakukan

dengan mengaplikasikan gula, garam, dilusi asam

asetat asam dan -B asam sitrat pada lidah denganmenggunakan cotton bud   atau cotton swab.

Dengan menggunakan kaca mulut dapat dilihat

keadaan posterior lidah, oroaring, tonsil

Palatum (palatum

keras dan palatum

lunak!

8ugae terletak pada papila incisi9us. 2isa dilihat

 pula adanya benolan atau tidak. Pada palatum

dapat dilihat adanya tidaknya torus palatina.

ingi9a ingi9a sehat tampak datar, pink pucat,

 permukaan stipling.

igi eligi Dilihat adanya ekstra teeth ( supernumary teeth!,

kurang gigi (hypodontia, oligodontia!, atau tidak 

ada gigi sama sekali (anodontia!, karies, penyakit

 periodontal, polip, impaksi, malormasi,

hipoplasi, staining, kalkulus, dan kelainan gigi

lainnya

Page 8: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 8/39

*abel .+. ambaran *iap 2agian pada pemeriksaan intra oral yang diperiksa

Pemeriksaan obyekti pada gigi dapat ditempuh dengan beberapa cara,

antara lain berikut '

1. Ins(eksi  ' emeriksa dengan mengamati obyek (gigi! bagaimana

dengan warna, ukuran, bentuk, hubungan anatomis, keutuhan,

 permukaan aringan, permukaan, karies, abrasi, dan resesi2. Sondasi ' Dengan menggunakan sonde atau eksplorer dapat diketahui

kedalaman ka9itas dan reaksi pasien. 8asa sakit yang menetap atau

sebentar dan adanya rasa ngilu.

ambar .-. Alat Diagnostik (dokumentasi pribadi!

. Perkusi ' Dilakukan dengan cara mengetukkan ari atau instrumen ke

arah aringan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya

 peradangan pada aringan periodontal atau tidak.

0. Pa$(asi ' Dilakukan dengan cara menekan aringan ke arah tulang atau

 aringan sekitarnya. 3ntuk mengetahui adanya peradangan pada

 aringan periosteal tulang rahang, adanya pembengkakan dengan

luktuasi atau tanpa luktuasi.

. Tes moi$itas  ' igi dimobilisasi untuk memeriksa ada tidaknya

luksasi

ambar alat diagnostik'

0aca mulut untuk melakukan inspeksi

Sonde1eksplorer untuk melakukan sondasi

?kska9ator, untuk membersihkan aringankaries

Pinset

Page 9: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 9/39

. Tes Su%u ' *es yang dilakukan dengan iritan dingin ataupun panas,

untuk mengetahui 9italitas gigi. 6aCim digunakan chlor ethyl,

disemprotkan pada kapas kemudian ditempelkan pada bagian ser9ikal

gigi.

3. Tes +$ekrik ' Pemakaian alat pulp tester untuk mengetahui 9italitas

gigi.

4. Transi$uminasi ' enggunakan iluminator dari arah palatal atau

lingual. 3ntuk mengetahui adanya karies di lingual palatal,

membedakan gigi nekrosis dan gigi 9ital, serta membantu

mendetekasi raktur yang tidak terlihat.

2.1. Pemeriksaan Penun5ang

a. Radiogra"i

Dental radiograi memegang peranan penting dalam menegakkan

diagnosis, merencanakan perawatan, dan menge9aluasi hasil perawatan

untuk melihat keadaan gigi secara utuh. Dalam mempelaari radiologi oral

ada # hal yang perlu diperhatikan, yakni '

. *eknik atau cara untuk mendapatkan hasil yang optimal, dan

#. :nterpretasi atau menasirkan radiogram yang telah dibuat.

Ada dua macam radiograi yang digunakan dalam kedokteran gigi,

yaitu'

1. 8adiograi intraoral = teknik periapikal, teknik bite wing atau sayap

gigit, teknik oklusal.

. 8adiograi ekstra oral = panoramic, obliue lateral, posteroanterior 

(PA! aw, re!erse town"s pro#ection.

2.2 Karies

2.2.1 De"inisi Karies

0aries berasal dari bahasa 6atin yaitu caries yang artinya kebusukan. 0aries

gigi adalah suatu proses kronis regresi yang dimulai dengan larutnya mineral

Page 10: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 10/39

email sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya

yang disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial dari substrat sehingga timbul

destruksi komponen%komponen organik yang akhirnya teradi ka9itas (0idd,

EE#!.

Dengan perkataan lain, dimana prosesnya teradi terus beralan ke bagian

yang lebih dalam dari gigi sehingga membentuk lubang yang tidak dapat

diperbaiki kembali oleh tubuh melalui proses penyembuhan, pada proses ini

teradi demineralisasi yang disebabkan oleh adanya interaksi kuman, karbohidrat

yang sesuai pada permukaan gigi dan waktu (0idd, EE#!.

Perkembangan karies dapat berbeda antara satu dan lain orang dari antara

 populasi satu dan populasi lain. Apabila perkembangannya lambat, mungkin

membutuhkan waktu bertahun tahun lamanya sehingga karies menadi ka9itas

 besar. Akan tetapi proses yang sama hanya membutuhkan waktu beberapa bulan

saa, kalau perkembangannya cepat (0idd, EE#!.

2.2.2 6aktor Ter5adin!a Karies

0aries teradi bukan disebabkan karena satu keadian saa seperti penyakit

menular lainnya tetapi disebabkan serangkaian proses yang teradi selama

 beberapa kurun waktu (*arigan, EE$!.

0aries merupakan penyakit multiaktorial yaitu adanya beberapa aktor 

yang menadi penyebab terbentuknya karies. Ada 4 (empat! aktor utama yang

memegang peranan yaitu aktor host atau tuan rumah, agen atau mikroorganisme,

substrat atau diet dan aktor waktu, yang digambarkan sebagai empat lingkaran

yang bertumpang tindih (*arigan, EE$!.

4

Page 11: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 11/39

)ode$ +m(at ,ingkaran Pen!ea Karies

enurut 8uslawati (#$$!, penyebab karies gigi meliputi aktor internal

dan eksternal, yaitu'

! 7aktor internal

erupakan aktor yang langsung berhubungan dengan karies gigi, yaitu'

a.  $ost, meliputi gigi dan sali9a

0omposisi gigi terdiri dari email dan dentin. Dentin adalah lapisan di

 bawah email. Struktur email gigi sangat menentukan proses teradinya karies.

igi selalu dibasahi sali9a secara normal. Pada proses pencernaan di dalam mulut

teradi kontak antara makanan, sali9a dan gigi. 7ungsi sali9a adalah sebagai

 pelicin, pelindung, buer, pembersih, dan anti bakteri. 5umlah dan isi sali9a,

deraat keasaman, kekentalan, dan kemampuan buer berpengaruh pada karies.

Sali9a mampu meremineralisasi karies dini karena mengandung ion @a, dan P.

Sali9a uga mempengaruhi p> dan komposisi mikroorganisme dalam plak 

(ansoer, #$$!. b.  Agent  (2akteri1ikroorganisme!

ansoer (#$$! mengatakan ada + bakteri yang sering mengakibatkan

karies yaitu'

!  %actobacillus, bakteri ini populasinya dipengaruhi oleh kebiasaan

makan. 2akteri ini hanya dianggap aktor pembantu karies.

#! &treptococcus, bakteri kokus gram positi ini umlahnya terbanyak 

dalam mulut dan merupakan penyebab utama karie gigi karena

 bakteri ini mampu memproduksi senyawa glukan (mutan! dalam

Page 12: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 12/39

 umlah yang besar dari sukrosa dengan pertolongan enCim, salah

satu spesiesnya yaitu &treptococcus mutans. 

+!  Actinomyces,  semua spesies ini memermentasikan glukosa,

terutama membentuk asam laktat, asetat, dan asam ormat.

c.  'n!ironment (substrat!

Substrat adalah campuran makanan halus dan minuman yang dimakan

sehari%hari yang menempel di permukaan gigi. Substrat ini dapat berasal dari us,

susu ormula, larutan, dan makanan manis lainnya.

d. Time1waktu

2akteri dan substrat membutuhkan waktu lama untuk demineralisasi dan

 progesi karies. Faktu merupakan kecepatan terbentuknya karies serta lama danrekuensi substrat menempel di permukaan gigi. Adanya kemampuan sali9a untuk 

meremineralisasi selama proses karies, menandakan bahwa proses tersebut terdiri

atas periode perusakan dan perbaikan yang silih berganti. Sehingga bila sali9a

 berada dalam lingkungan gigi, maka karies tidak akan menghancurkan gigi dalam

hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahun.

#! 7aktor eksternal

Selain aktor internal (aktor langsung! yang berhubungan dengan karies

gigi, terdapat aktor%aktor eksternal (aktor tidak langsung! yang disebut aktor 

resiko luar, yang merupakan aktor predisposisi dan aktor penghambat teradinya

karies.

 7aktor%aktor tersebut yaitu'

a. 3sia

Sealan dengan pertambahan usia seseorang, umlah karies akan

 bertambah. >al ini karena aktor resiko teradinya karies akan lebih lama

 berpengaruh terhadap gigi.

 b. 5enis kelamin

Pre9alensi karies gigi tetap pada wanita lebih tinggi dibanding pria. >al ini

karena erupsi gigi anak perempuan lebih cepat dibanding anak laki%laki,

sehingga gigi anak perempuan akan lebih lama berhubungan dengan aktor 

resiko teradinya karies.

c. Suku bangsa

Page 13: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 13/39

2eberapa penelitian menunukkan ada perbedaan pendapat tentang

hubungan suu bangsa dengan pre9alensi karies gigi. >al ini karena

 perbedaan keadaan social ekonomi, pendidikan, makanan, cara

 pencegahan karies dan angkauan pelayanan kesehatan gigi yang berada

disetiap suku tersebut.

d. 6etak geograis

7aktor%aktor yang menyebabkan perbedaan ini kemungkinan karena

 perbedaan lama dan intensitas cahaya matahari, suhu, cuaca, air, keadaan

tanah dan arak dari laut. *elah dibuktikan bahwa kandungan luor sekitar 

ppm air akan berpengaruh terhadap penurunan karies.e. 0ultur sosial penduduk

7aktor yang dapat mempengaruhi adalah pendidikan dan penghasilan yang

 berhubungan dengan diet, kebiasaan merawat gigi dan lain%lain.

. 0esadaran, sikap, dan perilaku indi9idu terhadap pemeliharaan kesehatan

gigi.

2.2. Proses Ter5adin!a Karies

Proses teradinya karies ditandai dengan demineralisasi aringan keras

gigi yang diikuti dengan kerusakan bahan organiknya. Demineralisasi teradi

ketika karbohidrat yang dikonsumsi diermentasi oleh bakteri dalam plak 

sehingga menghasilkan asam laktat. 2akteri penyebab utama karies adalah

Streptococcus mutans. Streptococcus mutans merupakan bakteri gram posit (G!,

 bersiat non motil(tidakbergerak!, berdiameter %# Hm, bakteri anaerob akultati.

emiliki bentuk bulat atau bulat telur, tersusun seperti rantai dan tidak 

membentuk spora. Streptococcus mutans termasuk kelompok Streptococcus

9iridans yang merupakan anggota loral normal rongga mulut yang memiliki siat

I%hemolitik dan komensaloportunistik Adanya pembentukan asam akan

menurunkan p> plak gigi di bawah nilai p> kritisyaitu -,#%-,-(Fillett dkk., EE=

Ari, #$$/!.

Ada beberapa hal yang menyebabkan karies gigi bertambah parah adalah

gula, air liur, dan uga bakteri pembusuknya. Setelah mengkonsumsi sesuatu yang

mengandung gula, terutama adalah sukrosa, dan bahkan setelah beberapa menit

Page 14: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 14/39

 penyikatan gigi dilakukan, glikoprotein yang lengket (kombinasimolekul protein

dankarbohidrat! bertahanp ada gigi untuk mulai pembentukan plak pada gigi.

Pada waktu yang bersamaan beruta%uta bakteri yang dikenal sebagai

Streptococcus mutans uga bertahan pada glikoprotein itu. Falaupun banyak 

 bakteri lain yang uga melekat, hanya Streptococcus mutans yang dapat

menyebabkan rongga atau lubang pada gigi (Fillett dkk., EE= Ari, #$$/!.

Pada langkah selanutnya, bakteri menggunakan ruktosa dalam suatu

metabolism glikolisis untuk memperoleh energi. >asil akhir dari glikolisis di

 bawah kondisi anaerob adalah asam laktat. Asam laktat ini menciptakan kadar 

keasaman yang ekstra untuk menurunkan p> sampai batas tertentu sehingga dapat

menghancurkan Cat kapur osat di dalam email gigi pembentukan suatu rongga

atau lubang. Streptococcus mutans ini yang mempunyai suatu enCim yang disebut

glucosyltranserase diatas permukaannya yang dapat menyebabkan polimerisasi

glukosa pada sukrosa dengan pelepasan dari ruktosa, sehingga dapat mensintesa

molekul glukosa yang memiliki berat molekul yang tinggi yang terdiri dari ikatan

glukosaala (%! ala (%+! (Fillett dkk., EE= Ari, #$$/!.

Pembentukan ala (%+! ini sangat lengket, sehingga tidak larut dalam air.

>al ini dimanaatkan oleh bakteri streptococcus mutans untuk berkembang dan

membentuk plak gigi. ?nCim yang sama melanutkan untuk menambahkan banyak 

molekul glukosa kesatu sama lain untuk membentuk detran yang memiliki

struktur sangat mirip dengan amylase dalam tain. Detran bersama dengan

 bakteri melekat dengan erat pada enamel gigi dan menuu ke pembentukan plak 

 pada gigi. >al ini merupakan tahap dari pembentukan rongga atau lubang pada

gigi yang disebut dengan karies gigi(Fillett dkk., EE= Ari, #$$/!.

Streptococcus mutans melekat pada permukaan gigi dengan perantara

glukan, dimana produksi glukan yang tidak dapat larut dalam air merupakan

aktor 9irulensi yang penting, glukan merupakan suatu polimer dari glukosa

sebagai hasil reaksi katalis glucosyltranserase. lukosa yang dipecah dari

sukrosa dengan adanya glucosyltranserase dapat berubah menadi glukan.

Streptococcus mutans menghasilkan dua enCim, yaitu glucosyltranserase dan

ruktosyltranserase. ?nCim%enCim ini bersiat spesiik untuk substrat sukrosa

Page 15: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 15/39

yang digunakan untuk sintesa glukan dan ruktanataule9an (Fillett dkk., EE=

Ari, #$$/!.

Plak dapat menghambat diusi asam keluar dalam sali9a sehingga

konsentrasi asam pada permukaan enamel meningkat. Asam akan melepaskan ion

hidrogen yang bereaksi dengan 0ristal apatit dan merusak enamel, berpenetrasi

lebih dalam kedalam gigi sehingga 0ristal apatit menadi tidak stabil dan larut.

>al ini menyebabkan produksi asam meningkat, reaksi pada ka9itas oral uga

menadi asam dan kondisi ini akan menyebabkan proses demineralisasi gigi terus

 berlanut sehingga menyebabkan gigi menadi berlubang(8egina, #$$&!.

2. Pen!akit Pu$(a

5aringan pulpa dan periapeks sehat atau sering disebut uga aringan pulpa, dan

 periapeks normal adalah keadaan saat pulpa dan daerah periapeks bebas dari

keadaan sakit. >al ini dapat dilihat dari 9ariasi struktur histologi yang bergantung

 pada umur dan ungsi gigi tersebut. Dalam perawatan endodonti, kita mengenal

 beberapa kelainan pulpa, antara lain'

. >iperemi pulpa

#. Pulpitis

+. Degenerasi pulpa

4. )ekrosis pulpa

2..1 7i(eremi Pu$(a

>iperemi pulpa adalah penumpukan darah secara berlebihan pada pulpa, yang

disebabkan oleh kongesti 9askular. >iperemi pulpa ada dua tipe '

. Arteri (akti!, ika teradi peningkatan peredaran darah arteri.

#. Jena (pasi!, ika teradi pengurangan darah 9ena.

5adi, hiperemi pulpa merupakan penanda bahwa pulpa tidak dapat dibebani iritasi

lagi untuk dapat bertahan sebagai suatu pulpa yang tetap sehat.

>iperemi pulpa dapat disebabkan oleh'

Page 16: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 16/39

. *rauma, seperti oklusi traumatik, syok thermal sewaktu preparasi ka9itas,

dehidrasi akibat penggunaan alkohal atau kloroorm, syok gal9anik, iritasi

terhadap dentin yang terbuka disekitar leher gigi.

#. 0imiawi, seperti makanan yang asam atau manis, iritasi terhadap bahan

tumpata silikat atau akrilik, bahan sterilisasi dentin (enol, >#O#, alkohol,

kloroorm!.

+. 2akteri yang dapat menyebar melalui lesi karies atau tubulus dentin ke

 pulpa, adi dalam hal ini sebelum bakteri masuk ke aringan pulpa, tetapi

 baru toksin bakteri.

/e5a$a

>iperemi pulpa bukanlah penyakit, tetapi merupakan suatu tanda bahwa

ketahanan pulpa yang normal telah ditekan sampai kritis. >iperemi pulpa ditandai

dengan rasa sakit yang taam dan pendek. 3mumnya rasa sakit timbul karena

rangsangan air, makanan atau udara dingin, uga karena makanan yang manis atau

asin. 8asa sakit ini tidak spontan dan tidak berlanut ika rangsangan dihilangkan.

Diagnosis

>iperemi pulpa didiagnosis melalui gealanya dan pemeriksaan klinis. 8asa sakit

taam dan berdurasi pendek, berlangsung beberapa detik sampai kira%kira satu

menit, umumnya hilang ika rangsangan disingkirkan. Pulpa yang hiperemi, peka

terhadap perubahan temperatur, terutama rangsangan dingin. 8asa manis

umumnya uga menyebabkan rasa sakit.

Pemeriksaan 9isual dan riwayat sakit pada gigi tersebut harus diperhatikan,

misalnya apakah terdapat karies, gigi pernah ditumpat, terdapat raktur pada

mahkota gigi, atau oklusi traumatik. Pada pemeriksaan perkusi, gigi tidak peka

walaupun kadang%kadang ada respon ringan. >al ini disebabkan 9asodilatasi

Page 17: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 17/39

kapiler didalam pulpa. *erhadap tes elektrik, gigi menunukkan kepekaan yang

sedikit lebih tinggi dari pada pulpa normal. ambaran radiograi menunukkan

ligamen periodontal dan lamina dura yang normal dan pada gambaran ini dapat

dilihat kedalaman karies.

>iperemi pulpa harus dibedakan dengan hipersensiti9itas dentin walaupun

keduannya termasuk pulpitis re9ersibel. >ipersensiti9itas dentin disebabkan oleh

dua aktor, yaitu'

a. *ransmisi rasa sakit melalui tubulus dengan yang terbuka

 b. Ambang rasa sakit yang rendah akibat 9asodilatasi kapiler yang kronis

atau peradangan lokal

>ipersensiti9itas dentin, kadang%kadang disebut uga dengan iritatio pulpa

2..2 Pu$(itis

Pulpitis merupakan kelanutan hiperemi pulpa, yaitu bakteri telah menggerogoti

 aringan pulpa. enurut inglay, atap pulpa mempunyai persyaraan terbanyak 

dibanding bagian lain pada pulpa. 5adi, saat melewati pembuluh sara yang

 banyak ini, bakteri akan menimbulkan peradangan awal dari pulpitis akut.

Secara hematogen, pulpitis uga dapat teradi 0arena tuberculosis, siilis, dan lain%

lain yang disebut anachorese. 2erdasarkan siat eksudat yang keluar dari pulpa,

 pulpitis terbagi atas'

. Pulpitis akut. Secara struktur , aringan tidak di kenal lagi, tetapi sel%selnya

masih terlihat elas. Pulpitis akut dibagi menadi pulpitis akut serosa

 parsialis yang hanya mengenai aringan pulpa dibagian kamar pulpa saa

dan pulpitis akut serosa totalis ika telah mengenai saluran akar.

#. Pulpitis akut ibrinosa. 2anyak ditemukan ibrinigen pada pulpa

+. Pulpitis akut hemoragi. Diaringan pulpa terdapat banyak erotrosit.

4. Pulpitis akut purulenta. *erlihat iniltrasi sel%sel masi yang berangsur 

 berubah menadi peleburan aringa pulpa. 2ergantung pada keadaan pulpa,

dapat teradi pernanahan pada dalam pulpa'

a. Pada beberapa bagian teradi peleburan aringan pulpa sehingga

terbentuk abses

Page 18: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 18/39

 b. Pernanahan teradi berkesinambungan sehingga teradi legmon pada

 pulpa yang menghancurkan seluruhan aringan pulpa.

2erdasarkan ada atau tidak adanya geala, pulpitis terbagi atas'

. Pulpitis simtimatis. Pulpitis ini merupakan respon peradangan dari aringa

 pulpa terhadap iritasi, dengan proses eksudati memegang peranan. 8asa

sakit timbul karena adanya peningkatan tekanan intrapulpa. 8asa sakit

 berkisar anatara lingual sampai sangat hebat dengan intensitas yang tinggi,

terus menerus, atau berdenyut.

yang termasuk dalam pulpitis simtomatis adalah'- Pulpitis akut

- Pulpitis akut dengan periodontitis apikalis akut1 kronis

- Pulpitis sub akut

ambaran radiograi memprlihatkan adanya karies yang luas dan dalam,

kadang%kadang teradi sedikit pelebaran ligamen periodontal. Pada pulpitis

simtomatis yang disertai periodontitis apikalis teradi kepekaan terhadap

 perkusi. 8angsangan pada akan menyebabkan rasa sakit, sebaliknya rasa

sakit berkurang dengan adanya rangsangan dingin.

Pada stadium awal, gigi menunukkan kepekaan yang tinggi terhadap tes

elektrik, selanutnya kepekaan ini berkurang sealan dengan keparahan

 penyakit.

#. Pulpitis asimtomatis. erupakan proses peradangan yang teradi sebagai

mekanisme pertahanan dari aringan pulpa terhadap iritasi dengan proses

 prolierasi berperan disini. *idak ada rasa sakit karena adanya pengurangan dan keseimbangan tekanan intrapulpa.

;ang termasuk pulpitis asimtomatis adalah'

- Pulpitis kronis ulserati 

- Pulpitis kronis hiperplastik 

- Pulpitis kronis yang bukan disebabkan oleh karies (prosedur operati,

trauma, gerakan orthodnti!.

2erdasarkan gambaran histopatologi dan diagnosis klinis, pulpitis terbagi

atas'

Page 19: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 19/39

. Pulpitis re9ersible, yaitu 9italitas aringan pulpa masih dapat

dipertahankan setelah perawatan endodonti.

;ang termasuk pulpitis re9ersible adalah'

- Peradangan pulpa stadium transisi

- Atroi pulpa

- Pulpitis akut

#. Pulpitis ire9ersible, yaitu keadaan ketika 9italitas aringan pulpa tidak 

dapat dipertahankan, tetapi gigi masih dapat dipertahankan didalam

rongga mulut setelah perawatan endodonti dilakukan.

;ang termasuk pulpitis irre9ersible'

- Pulpitis kronis parsialis tanpa nekrosis

- Pulpitis kronis parsialis dengan nekrosis- Pulpitis kronis koronalis dengan nekrosis

- Pulpitis kronis radikularis dengan nekrosis

- Pulpitis kronis eksaserbasi akut

Pu$(itis akut

2erdasarkan durasi dan keparahan rasa sakit, pulpitis akut dapat dibagi menadi'

. Pu=pitis akut serosa. Pulpitis akut serosa adalah peradangan akut pada

 pulpa gigi yang ditandai dengan sakit paroksimal hilang%timbulyang

teradi terus%menerus. 5ika dibiarkan, hal ini akan berlanut menadi

 pulpitis supurati akut yang kemudian menyebabkan nekrosis pulpa.

eala pulpitis akut serosa adalah sakit paroksimal yang ditimbulkan oleh

 perubahan suhu mendadak, terutama karena dingin, makanan yang manis

atau asam, masuknya makanan kedalam ka9itas, isapan, uga keadaan

 berbaring yang menyebabkan teradinya kongesti pembuluh darah pada

 pulpa. )yeri sering menetap sesudah penyebabnya dihilangkan dan hilang%

timbul secara spontan tanpa sebab yang elas.

#. Pulpitis akut supurati. Pulpitis akut supurati adalah peradangan pulpa

akut yang ditandai dengan pembentukan abses pada permukaan pulpa atau

didalam pulpa.

ealanya berupa rasa sakit sangat hebat dan umumnya menusuk%nusuk,

 berdenyut, atau seperti gigi yang ditekan dengan kuat sekali.pasien sering

terbangun tengah malam karena sakitnya dan selalu marah dengan

tindakan apapun yang dilakukan terhadapnya.

Page 20: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 20/39

5ika absesnya superisial dan dentin yang karies dibuang dengan eska9ator,

tetesan pus (nanah! akan terlihat melalui ealanya berupa rasa sakit

sangat hebat dan umumnya menusuk%nusuk, berdenyut, atau seperti gigi

yang ditekan dengan kuat sekali.pasien sering terbangun tengah malam

karena sakitnya dan selalu marah dengan tindakan apapun yang dilakukan

terhadapnya.

5ika absesnya superisial dan dentin yang karies dibuang dengan eska9ator,

tetesan pus (nanah! akan terlihat melalui ealanya berupa rasa sakit

sangat hebat dan umumnya menusuk%nusuk, berdenyut, atau seperti gigi

yang ditekan dengan kuat sekali.pasien sering terbangun tengah malam

karena sakitnya dan selalu marah dengan tindakan apapun yang dilakukan

terhadapnya.

5ika absesnya superisial dan dentin yang karies dibuang dengan eska9ator,

tetesan pus (nanah! akan terlihat melalui ka9itas tersebut sesudah tetesan

darah, tindakan ini dapat mengurangi sakit.

3lserasi umumnya terletak superisial. 2akteri yang membentuk nanah

akan mencairkan aringan pulpa dan mengubahnya nanah yang akirnya

akan mendorong teradinya degenerasi total dan kerusakan pulpa. Pada

tahap awal, keadaan ini hanya mengenai tanduk pulpa saa.

Pu$(itis suakut

erupakan eksaserbasi akut yang ringan dari pulpitis kronis. Ditandai dengan

rasa sakit yang sedang dan hilang%timbul. :stilah subakut digunakan pada kasus

yang sulit dikategorikan akut atau kronis.

Pu$(itis Kronis

Pulpitis kronis dapat dibagi menadi'

. Pulpitis kronis ulserati. Ditandai dengan pembentukan ulkus pada

 permukaan pulpa didaerah yang terbuka. 0eadaan ini umumnya teradi

 pada pulpa muda atau pulpa tua yang sanggup menahan proses ineksi sub

klinis.

Page 21: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 21/39

ealanya adalah rasa sakit yang biasanya tidak begitu hebat, bahkan tidak 

ada rasa sakit sama sekali, kecuali ada makanan masuk kedalam ka9itas.

Selain itu, respon terhadap tes thermal dan elektrik akan menurun.

2iasanya terdapat pada pulpa yang terbbuka dan akan tetap pada dalam

ase kronis selama ka9itas tetap terbuka.

#. Pulpitis kronis hiperplastik. erupakan peradagan pulpa yang terbuka,

ditandai dengan teradinya aringan granulasi dan epitel karena adanya

iritasi yang ringan dalam waktu lama. *erlihat disini bahwa umlah dan

 besar sel uga bertambah. 0eadaan ini disebut uga polip pulpa.

ealanya biasanya tidak elas, kecuali waktu menelan ketika tekanan

gumpalan makanan akan menyebabkan rasa sakit. 8espon terhadap

 perubahan thermal lemah atau tidak ada sama sekali, kecualai pada

rangsangan dingin yang ekstrem, misalnya etil klorida

2.. Degenerasi Pu$(a

Degenerasi pulpa arang ditemukan, biasanya terdapat pada gigi orang dewasa.

Penyebabnya adalah iritasi ringan yang persisten sewaktu muda. Degenerasi pulpa

tidak selalu berhubungan dengan ineksi atau karies walaupun teadi pada gigi

yang telah ditumpat.

acam%macam degenerasi pulpa'

. Degenerasi hialain

*eradi penebalan aringan ikat pulpa karena penempelan karbohidrat.#. Degenerasi amiloid

*erlihat gumpalan%gumpalan sel pada pulpa.

+. Degenerasi kapur 

*eradinya mineralisasi pada pulpa sehingga dapat terbentuk dentikel.

ineralisasi ini dapat teradi pada aringan sara, aringan ikat, terutama

 pada saluran akar.

Dentikel terbagi #

- Dentikel asli, biasa terbentuk pada saluran akar pada masa

 pembentukan gigi.

Page 22: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 22/39

- Dentikel palsu, terbentuk pada pulpa karena degenerasi sel pulpa

setelah pembentukan akar sempurna. Dentikel palsu ini terbagi lagi

menadi dentikel bebas yang tidak ada hubungannya dengan dinding

kamar pulpa, dan dentikel lekat yang melekat pada dinding kamar 

 pulpa.

Dentikel ditemukan baik pada gigi susu maupun gigi permanan. Pada

orang muda ditemukan antara +$%$B, sedangkan pada umur diatas -$

tahun, E$B

4. 8esorpsi internal K pink spot

Suatu bentuk yang agak lain berasal dari pulpitis kronis granulomatosis,

disebut granuloma interna. Penyebabnya belum diketahui, tetapi biasanya

ada riwayat trauma. 5ika granuloma interna ini terbentuk pada kamar pulpa

disebut pink spot.

5ika resorpsi interna diketahui secara dini, gigi dapat dipertahankan

dengan perawatan saluran akar dan proses resorpsinya akan terhenti.

0eadaan ini sering mengenai gigi depan atas. 0alau hal ini terlambat

diketahui, resorpsi dapat menembus ke ligamen periodontal bahkan

membuat gigi raktur.

2..0 Nekrosis Pu$(a

 )ekrosis pulpa adalah kematian yang merupakan proses lanutan dari radang

 pulpa akut maupun kronis atau terhentinya sirkulasi darah secara tiba%tiba akibat

trauma. )ekrosis pulpa dapat parsial atau total. Ada # tipe nekrosis pulpa, yaitu'

. *ipe koagulasi. Disini terdapat bagian aringan yng larut, mengendap, dan

 berubah menadi barang yang padat.

#. *ipe liueaction. ?nCim proteolitik mengubah aringan pulpa menadi

suatu bahan yang lunak atau cair 

Penyebab nekrosis adalah bakteri, trauma, iritasi terhadap bahan restorasi silikat

dan akrilik, atau radang pulpa yang berlanut. )ekrosis pulpa dapat uga teradi

 pada aplikasi bahan de9italisasi, seperti arsen dan paraormaldehid.

Page 23: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 23/39

igi yang nekrosis tidak terasa sakit. Petunuk pertama adanya nekrosis adalah

 perubahan warna gigi dan gigi tidak peka terhadap preparasi ka9itas yang

dilakukan sampai kekamar pulpa. 0adan%kadang gigi terasa sakit ika ada

rangsangan panas karena teradi perubahan gas yang akan menekan uung syara 

 aringan 9ital yang ada disekitarnya.

ambaran radiograi menunukkan adanya ka9itas ataupun tumpatan yang besar,

saluran akar yang terbuka dan penebalan ligamen periodontal. 0adang%kadang

gigi tidak mempunyai ka9itas maupun karies, tetapi pulpa telah nekrosis akibat

trauma. Pada beberapa kasus, gigi mempunyai riwayat sakit pada waktu yang laluyang kemudian berangsur%angsur menadi nekrosis. Pada kasus lain, gigi menadi

non 9ital secara simtomatis.

ig dengan nekrosis pulpa biasanya tidak bereaksi terhadap tes elektrik maupun

thermal, tapi kadang%kadang memberi respon terhadap panas. )ekrosis pulpa tipe

liueactin dapat menunukkan kepekaan terhadap tes elektrik karena adanya

aliran listrik ke aringan 9ital sekitarnya.

>asil pemeriksaan palpasi, perkusi, mobilitas, dan pembengkakan adalah negati 

kecuali disertai dengan peradangan periapeks.

2.0 Pertimangan Restorasi /igi Su$ung

a. 3sia anak  

3sia anak berhubungan dengan sikap anak dalam mengahadapi perawatan

dan uga kondisi gigi geligi. Semakin kecil usia anak, semakin dibutuhkan

 penanganan ekstra karena cenderung merasa takut dan tidak kooperati saat

dilakukannya suatu perawatan dental. Seak usia / bulan anak%anak dapat

menalani pemeriksaan gigi, namun umumnya baru usia # atau + tahun.

 b. Deraat keparahan karies

Deraat keparahan karies menadi salah satu wacana yang dapat digunakan

sebagai pertimbangan, hal ini berkaitan dengan kondisi gigi yang terkena

karies superisial, media, ataupun prounda hingga prounda perorasi.

c. 0ondisi gigi L tulang penyangga dilihat dari oto rontgen

Page 24: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 24/39

enadi bahan pertimbangan karena kondisi gigi dan tulang penyangga yang

 baik akan turut mempengaruhi proses dari suatu restorasi. Apakah gigi

keadaan gigi baik, dengan tulang yang baik, ataukah teradi kelainan pada

akar, ruang pulpa, dan lain sebagainya.

d. Faktu normal gigi tanggal

Setiap gigi mempunyai masa waktu untuk tanggal. asa waktu untuk tanggal

inilah yang kemudian diadikan dokter gigi atau perawat gigi dadlam

melakukan restorasi. 2iasanya apabila gigi yang terkana karies sudah

mendekati waktu tanggal perawatan yang sering digunakan untuk gigi decidui

adalah perawatan sementara, yang lebih banyak menggunakan bahan yang

dapat melepas luoride.

e. ?ek bila gigi tersebutdicabut

Operator hendaknya mempertimbangkan dampak yang mungkin teradi dari

 pencabutan gigi. Pertimbangan banyak ditekankan pada pertimbangan kondisi

ruang pada rahang. igi anak yang lepas sebelum waktunya, misalnya

karena berlubang ataukarena terlepas dengan sendirinya, dapat

menyebabkan ruangan yang tertinggalmenyempit karena pergeseran gigi

sebelahnya. 8uangan yang menyempit ini akanmengganggu erupsi gigi

tetap di bawahnya. >al ini dapat mengakibatkan gigitetap tumbuh dalam

 posisi yang kurang baik dan susunan gigi pun menadi tidak rapi

(*edosasongko, 3dianto, #$$E!.

2. Peredaan Perawatan /igi Su$ung

. orologi anatomi gigi sulung berbeda dengan gigi permanen '

a. ahkota yang cembung dan ser9ikal elas

 b. 2idang oklusal sempit

c. Ser9ikal ke apeks menonol

d. ?namel tipis

e. *anduk pulpa tinggi

Page 25: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 25/39

. Saluran akar kecil

g. Dasar pulpa tipis

h. Ada gigi permanen yg akan tumbuh

i. :nklinasi prisma enamel berbeda

#. Perawatan gigi anak membutuhkan pendekatan ataupun keahliah khusus dalam

hal '

 anagement Perilaku Anak

empertimbangkan perasaan anak, membentuk rasa percaya dan kera

sama anak agar mau melakukan perawatan dengan cara simpatik dan baik. *idak 

hanya memberikan perawatan sekarang, tetapi uga mengusahakan masa depan

kesehatan gigi anak dengan membentuk sikap dan tingkah laku yang positi 

terhadap perawatan gigi.

2. Perawatan Pada /igi Anak 

Perawatan Pulpitis Reversile

Perawatan terbaik untuk pulpitis re9ersibel adalah dengan pencegahan.

Perawatan periodik untuk mencegah perkembangan karies, penumpatan awal ika

Anak

DokterGigi

  Orang Tua

Page 26: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 26/39

ka9itas meluas, desensitasi leher gigi dimana terdapat resesi gingi9a, penggunaan

 pernis ka9itas atau semen dasar sebelum penumpatan, dan perhatian pada

 preparasi ka9itas dan pemolesan dianurkan untuk mencegah pulpitis re9ersibel.

2ila diumpai pulpitis re9ersibel, penghilangan stimulus noksius biasanya sudah

cukup. 2egitu geala telah reda, gigi harus dites 9italitasnya, untuk memaastikan

tidak teradi nekrosis. 2ila rasa sakit tetap ada walaupun telh dilakukan perawatan

yang tepat, inlamasi pulpa hendaklah dianggap sebagai ire9ersibel, yang

 perawatannya adalah ekstirpasi (rossman, EE-!.

Perawatan Pulpitis Irreversile

Perawatan terdiri dari pengambilan seluruh pulpa, atau pulpektomi dan

 penumpatan suatu medikamen intrakanal sebagai desinektan atau obtuden

(meringankan rasa sakit! seperti misalnya kresatin, eugenol atau ormokresol.

Pada gigi posterior, dimana waktu merupakan suatu aktor, pengambilan pulpa

koronal atau pulpotomi dan penempatan ormokresol atau dresing (dressing ! yang

serupa di atas pulpa radikular harus dilakukan sebagai suatu prosedur darurat.

Pengambilan secara bedah harus dipertimbangkan bila gigi tidak dapat direstorasi

(rossman, EE-!.

Nekrosis Pu$(a

Perawatan nekrosis pulpa adalah dengan melakukan preparasi dan obturasi

saluran akar. Obturasi saluran akar adalah memasukkan suatu bahan pengisi

 pengganti ke dalam ruangan yang sebelumya ditempati oleh aringan pulpa, guna

mencegah ineksi berulang melalui sirkulasi atau melalui suatu retak pada

mahkota gigi (rossman, EE-!. 2ahan pengisi yang biasa digunakan terdiri dari

 bahan padat seperti gutta percha, dan Ag%Point, serta bahan semi padat atau pasta

seperti semen grossman, tubli seal kerr, semen wachs, sealape (semen kalsium

hidroksida!, ah # (resin epoksi!, diaket (resin poli9inil1poliketon! (Subiwahudi,

#$$!.

Page 27: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 27/39

2..1 Pemuatan Restorasi

Alat restorasi yang dapat digunakan untuk perawatan karies gigi sulung

adalah semen glass ionomer , composit resin strip crown, dan mahkota stainless

 steel . Anak%anak dengan keadaan seperti ini adalah mungkin untuk dilakukan

 preparasi ka9itas kelas ::: dan kelas :J.Semen  glass ionomer dan resin komposit

dapat digunakan untuk restorasi lesi%lesi kelas ::: pada gigi sulung anterior,

gabungan resin komposit dan glass ionomer (compomer1compoglass! uga dapat

digunakan untuk lesi kelas :J. Sedangkan mahkota  stainless steel digunakan

untuk lesi karies pada gigi posterior (8iyanti, #$$-!.

a. 8estorasi Direct 

% Semen (lass )onomer 

Semen  glass ionomer terbentuk karena reaksi antara bubuk kaca

alumino silikat yang khusus dibuat dengan asam poliakrilat. Setelah tercampur 

 pasta semen ini ditumpatkan kedalam ka9itas pada saat bahan ini belum

mengeras. Semen  glass ionomer yang berisi logam perak dalam bubuknya

telah dikembangkan serta dikenal dengan nama generiknya yaitu cermet.

Semen semacam ini mempunyai ketahanan terhadap abrasi dan bersiat

radiopak. Semen  glass ionomer sebaiknya tidak digunakan sebagai alat

restorasi untuk kerusakan gigi yang luas karena kurang kuat menerima daya

kunyah yang berlebih. Pemakaian Semen lass :onomer sangat di utamakan

karena dapat melekat dengan baik pada enamel dan dentin serta berpotensial

memiliki antikariogenik dengan melepaskan lour.

% abungan 8esin 0ompositdan lass :onomer 

8esin komposit diindikasikan untuk ka9itas kelas : atau kelas :: pada

gigi anak yang kooperati, untuk lesi interproksimal kelas ::: pada gigi anterior,

lesi kelas J pada permukaan asial gigi anterior, hilangnya sudut insisal gigi,

raktur gigi anterior, lesi oklusal dan interproksimal gigi posterior kelas : dan

::. Pasien dengan insidensi karies dan kebersihan mulut yang kurang baik 

merupakan kontraindikasi restorasi resin komposit.

Page 28: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 28/39

b. 8estorasi )ndirect 

% &tainless &teel *rown

&tainless &teel *rown  (SS@! adalah tumpatan sementara berbentuk 

anatomi gigi terbuat dari paduan logam (alloy! nirkarat yang mudah dibentuk 

untuk diadaptasikan pada gigi sulung posterior. :ndikasi SS@ adalah (2akar,

#$+!'

. 0erusakan gigi yang sangat parah

#. igi molar desidui yang telah dilakukan terapi pulpa

+. igi desidui atau permanen yang hypoplasia, dan

4. igi%gigi anak%anak dengan resiko karies tinggi

acamnya

Ada dua macam SS@ '

. 7estooned ' dengan merek )i%@hro primary crown, keluaran ion K 

+ (3SA! adalah metal crown yang sudah dibentuk menurut

anatomis gigi, baik kontour oklusal, bukal 1 lingual, proksimal dan

tepi ser9ikal. Penyelesaian preparasi SS@ enis estooned ini

tinggal membentuk 1 menggunting permukaan ser9ikal mahkota

tersebut.#. 3nestooned ' dengan merek Sun K Platinum, keluaran Sankin,

5epang adalah metal crown yang telah dibentuk permukaan oklusal

saa sedangkan bagian bukal 1 lingual dan ser9ikal harus dibentuk 

dengan tang khusus. 0edua macam bentuk mahkota harus

dimanipulasi agar tetap baik marginalnya.

ambar . &tainless &teel *rown

a ' 2entuk unestooned, tepi ser9ikal mahkota belum digunting.

Page 29: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 29/39

 b ' 2entuk estooned tepi ser9ikal sudah digunting dan dibentuk cembung.

c ' 2entuk estooned tepi ser9ikal sudah digunting sesuai dengan ser9ikal

gigi.

%  +oly *arbonat *rown (P@@!

8estorasi poly carbonat biasa digunakan untuk gigi anterior decidui yang

mengalami karies yang luas (2akar, #$+!.

2..2 Perawatan +ndodontik 

Perawatan ?ndodontik adalah perawatan atau tindakan pencegahan yang

dilakukan untuk mempertahankan gigi 9ital, gigi yang hampir mati, dan gigi non%

9ital dalam keadaan berungsi dalam lengkung gigi. Perawatan ?ndodontik dibagi

menadi beberapa macam yaitu '

1. Pu$(ektomi

Pulpektomi adalah tindakan pengambilan seluruh aringan puldari

seluruh akar dan korona gigi. Pulpektomi merupakan perawatan untuk 

 aringan pulpa yang telah mengalami kerusakan yang bersiat irre9ersible

atau untuk gigi dengan kerusakan aringan keras yang luas. eskipun

 perawatan ini memakan waktu yang lama dan lebih sukar daripada  pulp

capping atau pulpotomi namun lebih disukai karena hasil perawatannya

dapat diprediksi dengan baik. 5ika seluruh aringan pulpa dan kotoran

diangkat serta saluran akar diisi dengan baik akan diperoleh hasil

 perawatan yang baik pula.

 )ndiasi-

. igi dengan ineksi yang melewati ruang kamar pulpa, baik 

 pada gigi 9ital, nekrosis sebagian maupun gigi sudah non9ital.

#. Saluran akar dapat dimasuki instrument.

+. nan aringan periapeks dalam gambaran radiograis kurang dari

sepertiga apikal.

4. 8uang pulpa kering

Page 30: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 30/39

-. Pendarahan berlebihan pada pemotongan pulpa (pulpotomi!

tidak berhasil

. Sakit spontan tanpa stimulasi0eterlibatan tulang interradikular 

tanpa kehilangan tulang penyangga

&. *anda%tanda1geala terus menerus setelah perawatan pulpotomi

Pembengkakan bagian bukal

 ontra )ndiasi

. 0eterlibatan periapikal atau mobilitas ekstensi 

#. 8esorbsi akar ekstensi atau M 1# akar 

+. 8esorbsi internal meluas menyebabkan perorasi biurkasi

4. 0esehatan buruk dan harapan hidup pendek 

-. Ancaman keterlibatan gigi tetap yang sedang berkembang

karena ineksi

. *ingkah laku pasien yang tidak dapat dikendalikan dan di rumah

sakit tidak mungkin dilakukan.

a. Pu$(ektomi 8ita$

Pulpektomi 9ital sering dilakukan pada gigi dengan karies yang

telah meluas ke arah pulpa, atau gigi yang mengalami raktur (*arigan,

#$$!.

Teni -

Diagnosis (oto roentgen :!.

Anestesi 6okal.

:solasi (absolut!. Preparasi ka9itas dengan bur bulat, +B perdarahan dihentikan

dengan >#O#.

Pembersihan biomekanis dengan arum ekstirpasi, bur gates,

reamer, ile, dan lain%lain.

enentukan panang kera, oto arum (oto roentgen ::!,

endometer lanutan biomekanikal.

:rigasi >#O# +B G 3ltrasonik )aO@l -B, keringkan dengan

 paper point .

Page 31: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 31/39

Pengisian saluran akar bergantung pada restorasi akhir (oto

roentgen :::!. *ambalan sementara Nn(PO!4 atau oksida seng eugenol.

*ambalan tetap.

ambar +.#. *eknik Pulpektomi 9ital pada gigi sulung

. Pu$(ektomi De9ita$

Pulpektomi de9ital sering dilakukan pada gigi pasien yang tidak 

tahan terhadap anestesi, uga sering dilakukan untuk gigi sulung

(*arigan, #$$!.

Teni -

Diagnosis (oto roentgen :!. :solasi (relati1absolut!.

Preparasi ka9itas, keringkan.

Peletakan bahan de9italisasi (*oa9it!.

*ambalan sementara, semen oksida seng eugenol atau semen

Nn(PO!4 81Analgetik.

?kstirpasi pulpa, preparasi saluran akar, irigasi )aO@l -B,

>#O# +B, oto arum, endometer (oto roentgen ::!,

ultrasonik.

0eringkan, peletakan kapas steril, tambalan sementara.

Pengisian saluran akar dengan pasta tubli seal G gutap semen.

*ambalan tetap.

c. Pu$(ektomi Non9ita$

Pulpektomi non9ital dilakukan pada gigi yang didiagnosis gangren

 pulpa atau nekrosis (*arigan, #$$!.

Teni -

Diagnosis (oto roentgen :!.

:solasi (relati1absolut!.

Page 32: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 32/39

*repanasi preparasi ka9itas, preparasi saluran akar secara

manual dan ultrasonik. :rigasi >#O# +B, )aO@l -B, keringkan dengan saluran akar 

dengan paper point .

Peletakan bahan desinektan, septomiine dan lain%lain.

*ambalan sementara semen Nn(PO!4, 81 Antibiotik, 81

Analgesik (hanya ika sakit!.

Pengisian saluran akar dengan gutaperca G pasta tubli seal

(oto roentgen :::!.

*ambalan tetap

2. Pu$(otomi

Pulpotomi adalah pengambilan pulpa mahkota secara bedah.

Pulpotomi bertuuan untuk mempertahankan 9italitas pulpa radikuler dan

membebaskan rasa sakit pada pasien dengan pulpalgia akut. 0etika

melakukan pulpotomi, hanya daerah terineksi dan terinlamasi yang

diambil, sedangkan aringan pulpa 9ital yang tidak terineksi di dalam

saluran akar ditinggalkan. 2erdasarkan bahan dressing yang digunakan,

 pulpotomi diklasiikasikan menadi pulpotomi kalsium hidroksida, dan

 pulpotomi ormokresol (*arigan, #$$!.

a. Pu$(otomi Ka$sium 7idroksida

0alsium hidroksida digunakan karena kemampuannya membentuk 

 embatan dentin dan memelihara 9italitas sisa pulpa (*arigan, #$$!.

Teni -

igi dianestesi lokal.

Pasang isolator karet.

edan operasi didisineksi dengan antiseptik yang cocok. unakan bur steril untuk membuka kamar pulpa dan

mengambil seluruh atap kamar pulpa.

0endalikan pendarahan dengan kapas gulung steril basah.

Ambil bagian korona pulpa dengan ekska9ator sendok.

0amar pulpa diirigasi dengan larutan anestetik.

0amar pulpa dikeringkan dengan kapas.

Aplikasikan @a(O>!# pada pulpa yang telah diamputasi.

Di atasnya diaplikasikan suatu base semen.

8estorasi permanen diletakkan di atas base.

6epas isolator karet, cek oklusi.

Page 33: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 33/39

. Pu$(otomi 6ormokreso$7ormokresol merupakan bahan yang mendisineksi dan memiksasi

 aringan pulpa (*arigan, #$$!.

Teni -

6akukan anestesi gigi.

Ambil atap kamar pulpa.

0uret dan ambil aringan pulpa mahkota sampai oriis

saluran.

:rigasi dan bersihkan kamar pulpa dengan larutan anestesi

local untuk menaikkan hemostasis. 6etakkan gulungan kapas yang dibasahi dengan ormokresol

diatas punting pulpa, dan tutup alan masuk ka9itas dengan

@a9it.

2erikan analgesik bila diperlukan.

inta pasien untuk kembali dalam beberap hari mendatang

untuk menyelesaikan perawatan endodontik.

ambar .# 6angkah%langkah Perawatan Pulpotomi Jital 7ormokresol

. Pu$( :a((ing

*uuan Pulp capping adalah untuk menghilangkan iritasi ke

 aringan pulpa dan melindungi pulpa sehingga aringan pulpa dapat

mempertahankan 9italitasnya. Dengan demikian terbukanya aringan pulpa

dapat terhindari. 2ahan yang biasa digunakan untuk pulp capping adalah

kalsium hidroksida karena dapat merangsang pembentukkan dentin

Page 34: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 34/39

sekunder secara eekti dibandingkan bahan lain. 5enis pulp capping ada #

yaitu (*arigan, #$$! '

a. Indirect Pu$( :a((ing

Dilakukan bila pulpa belum terbuka, tapi atap pulpa sudah sangat

tipis sekali, yaitu pada karies prounda. *ekniknya meliputi

 pembuangan semua aringan karies dari tepi ka9itas dengan bor bundar 

kecepatan rendah. 6alu lakukan ekska9asi sampai dasar pulpa,

hilangkan dentin lunak sebanyak mungkin tanpa membuka kamar 

 pulpa. 2asis pelindung pulpa yang biasanya dipakai adalah Ninc

Okside ?ugenol atau dapat uga dipakai kalsium hidroksida yang

diletakkan didasar ka9itas. Apabila pulpa tidak lagi mendapat iritasi

dari lesi karis diharapkan aringan pulpa akan berekasi secara isiologis

terhadap lapisan pelindung dengan membentuk dentin sekunder. Agar 

 perawatan ini berhasil aringan pulpa harus 9ital dan bebas dari

inlamasi. 2iasanya atap kamar pulpa akan terbuka saat dilakukan

ekska9asi. Apabila hal ini teradi maka tindakan selanutnya adalah

dilakukan direct pulp capping atau tindakan yang lebih radikal lagi

yaitu amputasi pulpa (Pulpotomi! (*arigan, #$$!.

Perawatan ini dapat dilakukan pada gigi sulung dan gigi permanen

muda yang kariesnya telah luas dan sangat dekat dengan pulpa.

*uuannya adalah untuk membuang lesi dan melindungi pulpanya

sehingga aringan pulpa dapat melaksanakan perbaikannya sendiri

dengan membuat dentin sekunder. Dengan demikian terbukanya

 aringan pulpa dapat terhindarkan (6enoita dkk., #$$/!.

 )ndiasi

6esi dalam dan tanpa geala yang secara radiograik 

sangat dekat ke pulpa tetapi tidak mengenai pulpa.

Pulpa masih 9ital.

Page 35: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 35/39

2isa dilakukan pada gigi sulung dan atau gigi permanen

muda (6enoita dkk., #$$/!.

 ontra )ndiasi

 )yeri spontan K nyeri pada malam hari.

Pembengkakan, 7istula, Peka terhadap perkusi,

igi goyang secara patologik.

8esorpsi akar eksterna, 8esorpsi akar interna.

8adiolusensi di periapeks atau di antara akar.

0alsiikasi aringan pulpa (6enoita dkk., #$$/!.

. Direct Pu$( :a((ing

Direct Pulp @apping uga digunakan dalam contoh di mana ada

 pembusukan yang mendalam mendekati pulpa tapi tidak ada geala

ineksi. Direct Pulp @apping menunukkan bahwa bahan diaplikasikan

langsung ke aringan pulpa. Daerah yang terbuka tidak boleh

terkontaminasi oleh sali9a, kalsium hidroksida dapat diletakkan di

dekat pulpa dan selapis semen Ninc Okside ?ugenol dapat diletakkan

di atas seluruh lapisan pulpa dan biarkan mengeras untuk menghindari

tekanan pada daerah perorasi bila gigi direstorasi. Pulpa diharapkan

tetap bebas dari geala patologis dan akan lebih baik ika membentuk 

dentin sekunder. Agar perawatan ini berhasil maka pulpa disekitar 

daerah terbuka harus 9ital dan dapat teradi proses perbaikan (*arigan,

#$$!.

  Perawatan ini dapat dilakukan terhadap gigi yang pulpanya

terbuka karena karies atau trauma tetapi kecil dan diyakini keadaan

 aringan di sekitar tempat terbuka itu tidak dalam keadaan patologis.

Page 36: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 36/39

Dengan demikian pulpa dapat tetap sehat dan bahkan mampu

melakukan upaya perbaikan sebagai respons terhadap medikamen yang

dipakai dalam perawatan pulp capping (6enoita dkk., #$$/!.

 )ndiasi

igi sulung dengan pulpa terbuka karena sebab

mekanis dengan besar tidak lebih dari mm persegi dan

di kelilingi oleh dentin bersih serta tidak ada geala.

igi permanen dengan pulpa terbuka karena sebab

mekanis atau karena karies dan lebarnya tidak lebih dari

mm persegi dan tidak ada geala.

Pulpa masih 9ital.

>anya berhasil pada pasien di bawah usia +$ tahun,

misalnya pulpa terpotong oleh bur pada waktu

 preparasi ka9itas dan tidak terdapat in9asi bakteri

maupun kontaminasi sali9a (6enoita dkk., #$$/!.

 ontraindiasi

 )yeri spontan K nyeri pada malam hari.

Pembengkakan.

7istula.

Peka terhadap perkusi.

igi goyang secara patologik.

8esorpsi akar eksterna.

8esorpsi akar interna.

8adiolusensi di periapeks atau di antara akar.

0alsiikasi aringan pulpa.

Page 37: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 37/39

*erbukanya pulpa secara mekanis dan instrumen yang

dipakai telah memasuki aringan pulpa. Perdarahan yang banyak sekali pada tempat terbukanya

 pulpa.

*erdapat pus atau eksudat pada tempat terbukanya

 pulpa (6enoita dkk., #$$/!.

2.3 Kun5ungan Pertama Pasien Anak 

0unungan ke dokter gigi bagi pasien anak merupakan hal yang penting

terutama kunungan pertama. 2ila kunungan pertama sudah berhasil dengan baik 

maka kunungan berikutnya akan merupakan kunungan yang menyenangkan bagi

anak sebagai pasien dan dokter gigi yang merawatnya sehingga kunungan

 pertama ini sering disebut sebagai 0unci 0eberhasilan perawatan dan

merupakan dasar yang nyata. 3ntuk mencapai tuuan ini perawatan harus

dilangsungkan sedemikian rupa sehingga merupakan pengalaman yang

menyenangkan dan anak akan mengenali dokter gigi dan lingkungannya

(7reemeta,#$$E!

*uuan 0unungan Pertama

. enciptakan komunikasi dengan anak dan orang tua

#. endapatkan keterangan tentang riwayat pasien

+. emeriksa anak dan untuk mendapatkan ronsen oto bila diperlukan.

4. elakukan prosedur perawatan sederhana yaitu '

a. Proilaksis

Dilakukan hanya pada gigi depan (utk anak kecil! atau seluruh

mulut termasuk pembuangan kalkulus bila diperlukan

 b. *opikal Aplikasi 7luor 

Prosedur ini dapat dilakukan disamping prosedur non tra matik lain.

-. enelaskan tuuan perawatan pada anak dan orang tua yaitu '

a. *ekankan perlunya tindakan pencegahan maupun operati 

 b. intalah anak membawa sikat giginya pada kunungan berikutnya.

c. emberikan perkiraan umlah kunungan yang diperlukan untuk 

menyelesaikan perawatan (7reemeta,#$$E!.

Page 38: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 38/39

Pada kunungan pertama ini sebaiknya hanya untuk memperkenalkan pada

anak bagaimana rasanya memeriksakan gigi dan memperlihatkan bahwa ini

adalah pengalaman yang menyenangkan. >al ini penting terutama untuk anak 

yang baru pertama kali berkunung ke dokter gigi. Pemeriksaan terhadap anak 

hendaknya dilakukan perlahan%lahan, angan tergesa%gesa dan alat yang digunakan

hendaknya dibatasi untuk menghindari rasa takut. 2iarkan anak bertanya tentang

alat yang digunakan uga bila anak akan memegangnya asalkan tidak berbahaya.

5awablah pertanyaan tersebut dengan awaban yang mudah dimengerti dan

 berikan contoh yang mudah dipahami anak. Para orang tua biasanya mencoba

mempersiapkan anak mereka pada kunungan ke dokter gigi, tetapi beberapa

orang tua lebih banyak melakukan hal%hal yang buruk daripada yang baik dalam

usaha tersebut. Oleh karena itu perlu menasehati orang tua bagaimana

mempersiapkannya. Pemeriksaan yang lebih terperinci dapat dilakukan tetapi

tanpa menggunakan probe1sonde. Alat plastik yang tumpul dapat digunakan untuk 

menggantikan probe. 3ntuk anak yang sangat gelisah dokter gigi dapat mengganti

 bau dokternya dengan bau biasa. >al ini akan membuat dokter gigi mempunyai

 penampilan seperti seorang bapak atau ibu (7reemeta,#$$E!.

Pada anak kecil prosedur penyikatan gigi dibatasi beberapa gigi seri dan

dalam waktu hanya satu atau dua menit. *uuan utamanya adalah untuk 

memperkenalkan anak agar senang ke dokter gigi, apakah plak akan hilang atau

tidak adalah tidak penting, sedangkan pasta proilaksis biasanya tidak diperlukan.

Pada anak yang lebih besar dapat dilakukan proilaksis seluruh mulut yang

dilanutkan dengan topikal aplikasi luor (7reemeta,#$$E!.

:dealnya perawatan operati yang meliputi ineksi atau preparasi tidak 

dimulai pada kunungan pertama, walaupun anak pernah mempunyai pengalaman

dengan dokter gigi lain, karena pada tahap ini anak berada pada situasi yang baru.

Sayangnya anak sering dibawa pertama kali ke dokter gigi dalam keadaan sakit,

sehingga prosedur pendahuluan yaitu memperkenalkan anak ke dokter gigi tidak 

mungkin dilakukan. Prosedur yang ideal padakunungan ini dapat diubah

misalnya pada anak yang datang berobat dalam keadaan sangat sakit, sehingga

untuk keadaan demikian harus segera dilakukan perawatan. 2eberapa kasus perlu

Page 39: BAB II

7/17/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568d58af92473 39/39

dilakukan segera perawatan (misalnya gigi sangat goyang! sedangkan bila ada

rasa sakit lebih baik memberikan analgetik dulu, agar anak dapat yakin bahwa ke

dokter gigi ustru untuk menyembuhkan, bukan untuk menambah rasa sakit

(7reemeta,#$$E!.

*uuan yang mendasar dari kunungan ini tidak boleh diabaikan. 2agi

orang dewasa bila ia merasa kurang senang pada satu dokter gigi ia akan pergi ke

dokter gigi lain, tetapi tidak demikian halnya dengan pasien anak, sekali ia

mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan akan sulit baginya untuk 

membangun kepercayaan terhadap dokter gigi (7reemeta,#$$E!.