BAB II

63
DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012 BAB II KONDISI UMUM II. A. WILAYAH II. A.1. Letak Geografis Batas wilayah : a. Barat : Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah b. Timur : Kabupaten Sleman dan Bantul, Provinsi D.I.Yogyakarta c. Utara : Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah d. Selatan : Samudera Hindia Sedangkan posisi geografisnya : a. Barat : 110º Bujur Timur 1' 37" b. Timur : 110º Bujur Timur 16' 37" c. Utara : Lintang Selatan 38' 42" d. Selatan : Lintang Selatan 59' 3" II. A.2. Pembagian Administratif Luas wilayah 58.627,51 ha (586,28 km²) terdiri dari 12 kecamatan, 87 desa, 918 dusun dan 1 kelurahan dengan 38 RW. Luas wilayah tersebut belum termasuk luas laut yang menjadi kewenangan kabupaten, yaitu seluas 15.872 ha (158,72 km 2 ) Tabel 2.1. Jumlah desa, dusun, dan luas kecamatan di Kabupaten Kulon Progo No. Kecamatan Jumlah Desa Jumlah Dusun Luas (Hektar) Persentase Luas Wil. (%) 1 Temon 15 96 3.629,8 6,19 BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013 3

description

ANALISIS LAHAN

Transcript of BAB II

Page 1: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

BAB II

KONDISI UMUM

II. A. WILAYAH

II. A.1. Letak Geografis

Batas wilayah :

a. Barat : Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah

b. Timur : Kabupaten Sleman dan Bantul, Provinsi D.I.Yogyakarta

c. Utara : Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah

d. Selatan : Samudera Hindia

Sedangkan posisi geografisnya :

a. Barat : 110º Bujur Timur 1' 37"

b. Timur : 110º Bujur Timur 16' 37"

c. Utara : 7º Lintang Selatan 38' 42"

d. Selatan : 7º Lintang Selatan 59' 3"

II. A.2. Pembagian Administratif

Luas wilayah 58.627,51 ha (586,28 km²) terdiri dari 12 kecamatan, 87

desa, 918 dusun dan 1 kelurahan dengan 38 RW. Luas wilayah tersebut belum

termasuk luas laut yang menjadi kewenangan kabupaten, yaitu seluas 15.872 ha

(158,72 km2)

Tabel 2.1.Jumlah desa, dusun, dan luas kecamatan di Kabupaten Kulon Progo

No. Kecamatan Jumlah DesaJumlah Dusun

Luas (Hektar)

Persentase Luas Wil. (%)

1 Temon 15 96 3.629,890 6,192 Wates 7/1 Kelurahan 52/ 38 RW 3.200,239 5,46

3 Panjatan 11 100 4.459,230 7,61

4 Galur 7 75 3.291,232 5,61

5 Lendah 6 62 3.559,192 6,07

6 Sentolo 8 84 5.265,340 8,98

7 Pengasih 7 78 6.166,468 10,52

8 Kokap 5 63 7.379,950 12,59

9 Girimulyo 4 57 5.490,424 9,36

10 Nanggulan 6 61 3.960,670 6,76

11 Kalibawang 4 84 5.296,368 9,03

12 Samigaluh 7 106 6.929,308 11,82J u m l a h 87 Desa/

1 Kelurahan918 Dusun/

38 RW58.627,512 100,00

Sumber data : Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Setda Kabupaten Kulon Progo, 2012 (diolah)

Tabel 2.2.3

Page 2: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

Nama Satuan Lingkungan Setempat Menurut Desa/Kelurahandi Kabupaten Kulon Progo

Kecamatan Desa/KelurahanJumlah Lingkungan

SetempatKode Nama Kode Nama Dukuh RW RT010 Temon 001 Jangkaran 8 10 27

010 Temon 002 Sindutan 7 14 28

010 Temon 003 Palihan 9 15 35

010 Temon 004 Glagah 9 16 36

010 Temon 005 Kalidengen 3 7 14

010 Temon 006 Plumbon 10 12 26

010 Temon 007 Kedundang 6 12 28

010 Temon 008 Demen 7 7 21

010 Temon 009 Kulur 7 14 45

010 Temon 010 Kaligintung 5 9 27

010 Temon 011 Temon Wetan 7 13 27

010 Temon 012 Temon Kulon 5 11 32

010 Temon 013 Kebonrejo 4 9 20

010 Temon 014 Janten 5 9 19

010 Temon 015 Karang Wuluh 4 8 16

020 Wates 001 Karangwuni 6 12 24

020 Wates 002 Sogan 5 6 15

020 Wates 003 Kulwaru 6 7 16

020 Wates 004 Ngestiharjo 5 11 27

020 Wates 005 Triharjo 10 10 25

020 Wates 006 Bendungan 12 21 48

020 Wates 007 Giripeni 8 22 50

020 Wates 008 Wates - 38 86

030 Panjatan 001 Garongan 9 18 36

030 Panjatan 002 Pleret 11 22 44

030 Panjatan 003 Bugel 10 20 41

030 Panjatan 004 Kanoman 6 12 25

030 Panjatan 005 Depok 11 22 44

030 Panjatan 006 Bojong 11 22 44

030 Panjatan 007 Tayuban 7 14 28

030 Panjatan 008 Gotakan 8 16 32030 Panjatan 009 Panjatan 5 10 20

Kecamatan Desa/KelurahanJumlah Lingkungan

Setempat

Kode Nama Kode Nama Dukuh RW RT

4

Page 3: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

Kecamatan Desa/KelurahanJumlah Lingkungan

SetempatKode Nama Kode Nama Dukuh RW RT030 Panjatan 010 Cerme 10 20 40

030 Panjatan 011 Krembangan 12 24 48

040 Galur 001 Karangsewu 16 32 72

040 Galur 002 Banaran 13 26 53

040 Galur 003 Kranggan 9 18 37

040 Galur 004 Nomporejo 8 16 30

040 Galur 005 Brosot 10 20 44

040 Galur 006 Pandowan 4 8 18

040 Galur 007 Tirtorahayu 15 28 57

050 Lendah 001 Wahyuharjo 5 10 20

050 Lendah 002 Bumirejo 15 33 74

050 Lendah 003 Jatirejo 10 20 54

050 Lendah 004 Sidorejo 14 - 80

050 Lendah 005 Gulurejo 10 28 65

050 Lendah 006 Ngentakrejo 8 16 53

060 Sentolo 001 Demangrejo 6 11 23

060 Sentolo 002 Srikayangan 15 30 60

060 Sentolo 003 Tuksono 12 24 48

060 Sentolo 004 Salamrejo 8 18 36

060 Sentolo 005 Sukoreno 13 26 52

060 Sentolo 006 Kaliagung 12 24 48

060 Sentolo 007 Sentolo 12 29 60

060 Sentolo 008 Banguncipto 6 14 28

070 Pengasih 001 Tawangsari 13 26 52

070 Pengasih 002 Karangsari 12 30 68

070 Pengasih 003 Kedungsari 9 18 37

070 Pengasih 004 Margosari 8 18 36070 Pengasih 005 Pengasih 13 28 65070 Pengasih 006 Sendangsari 10 24 47070 Pengasih 007 Sidomulyo 13 27 56080 Kokap 001 Hargomulyo 11 34 117

080 Kokap 002 Hargorejo 16 37 126

080 Kokap 003 Hargowilis 10 29 77

080 Kokap 004 Kalirejo 9 24 79080 Kokap 005 Hargotirto 14 30 71

Kecamatan Desa/KelurahanJumlah Lingkungan

Setempat

Kode Nama Kode Nama Dukuh RW RT

5

Page 4: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

Kecamatan Desa/KelurahanJumlah Lingkungan

SetempatKode Nama Kode Nama Dukuh RW RT

090 Girimulyo 001 Jatimulyo 12 25 107

090 Girimulyo 002 Giripurwo 15 44 115

090 Girimulyo 003 Pendoworejo 17 35 74

090 Girimulyo 004 Purwosari 13 26 52

100 Nanggulan 001 Banyuroto 8 18 56

100 Nanggulan 002 Donomulyo 10 20 60

100 Nanggulan 003 Wijimulyo 11 22 74

100 Nanggulan 004 Tanjungharjo 8 17 45

100 Nanggulan 005 Jatisarono 12 24 69

100 Nanggulan 006 Kembang 12 26 81

110 Kalibawang 001 Banjararum 26 52 104

110 Kalibawang 002 Banjarasri 17 34 67

110 Kalibawang 003 Banjarharjo 22 45 99

110 Kalibawang 004 Banjaroyo 19 39 82

120 Samigaluh 001 Kebonharjo 10 10 24

120 Samigaluh 002 Banjarsari 14 29 64

120 Samigaluh 003 Purwoharjo 14 28 58

120 Samigaluh 004 Sidoharjo 18 39 85

120 Samigaluh 005 Gerbosari 19 38 75

120 Samigaluh 006 Ngargosari 11 22 55

120 Samigaluh 007 Pagerharjo 20 43 87

6

Page 5: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW) Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012-

2032, peta administrasi Kabupaten Kulon Progo sebagaimana gambar 2.1.

7

Page 6: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

II. A.3. Tata Ruang

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 Tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Daerah Kabupaten Kulon Progo

Tahun 2012-2032, yang memuat tata ruang dan RTRWK. Tata Ruang adalah

8

Gam

bar

2.1

.P

eta

Ad

min

istr

asi K

abu

pat

en K

ulo

n P

rogo

Page 7: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

wujud struktur ruang dan pola ruang. Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten yang selanjutnya disingkat RTRWK adalah Rencana Tata Ruang

yang bersifat umum dari wilayah kabupaten yang berisi tujuan, kebijakan,

Strategi Penataan Ruang Wiilayah Kabupaten, Rencana Struktur Ruang

Wilayah Kabupaten, Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten, Penetapan

Kawasan Strategis Kabupaten, Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah

Kabupaten, dan Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah

Kabupaten. Penjabaran singkat dari tata ruang adalah sebagai berikut :

1. Rencana Struktur Ruang

Rencana struktur ruang Kabupaten Kulon Progo terdiri atas:

a. Sistem pusat kegiatan, meliputi:

1) Pengembangan dan pemantapan PKWp;

2) Pengembangan dan pemantapan PKL;

3) Pemantapan fungsi pengembangan PPK;

4) Pemantapan fungsi pengembangan PPL;

5) Pengembangan pusat agropolitan; dan

6) Pengembangan pusat minapolitan.

b. Sistem jaringan prasarana wilayah, meliputi:

1) Perwujudan sistem jaringan transportasi

2) Perwujudan sistem jaringan energi

3) Perwujudan sistem jaringan sumber daya air

4) Perwujudan sistem jaringan telekomunikasi

5) Perwujudan sistem jaringan prasarana lainnya.

9

Page 8: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

10

Gam

bar

2.2

.P

eta

Str

uk

tur

Ru

ang

Kab

up

aten

Ku

lon

Pro

go

Page 9: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

2. Rencana Pola Ruang

Rencana pola ruang Kabupaten Kulon Progo terdiri atas:

a. Kawasan lindung, yang meliputi:

1) Kawasan hutan lindung

2) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan

bawahannya

3) Kawasan perlindungan setempat

4) Kawasan suaka alam, pelestarian budaya, dan cagar budaya

5) Kawasan rawan bencana alam

6) Kawasan lindung geologi

b. Kawasan budidaya, yang meliputi:

1) Kawasan peruntukan hutan produksi dan hutan rakyat

2) Kawasan peruntukan pertanian

3) Kawasan peruntukan perikanan

4) Kawasan peruntukan pertambangan

5) Kawasan peruntukan industri

6) Kawasan peruntukan pariwisata

7) Kawasan peruntukan permukiman

8) Kawasan peruntukan lainnya

11

Page 10: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

12

Page 11: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

3

Gambar 2.3.Peta Pola

Ruang Kabup

aten Kulon Progo

Page 12: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

3

Page 13: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

II. A.4. Geologi

1. Struktur dan Karakteristik

Struktur geologi yang terdapat di wilayah Kabupaten Kulon Progo

secara umum berupa kubah atau menyerupai kubah (Dome), dimana terletak di

bagian utara dan sisi barat wilayah Kulon Progo. Struktur geologi daerah

terdiri atas :

a. Struktur Geologi berupa Perlipatan Batuan (Fold), perlipatan batuan di

formasi Sentolo. Perlipatan ini terdapat di bagian perbukitan Formasi

Sentolo di daerah Pengasih, Sentolo, Panjatan, Lendah dan Galur.

b. Struktur Geologi Patahan/Sesar (Fault), merupakan bagian dari batuan

yang saling bergerak antara bagian blok batuan satu dengan blok batuan

yang lain yang dipisahkan oleh zona patahan atau dapat diistilahkan

pecahan batuan yang disertai gerakan massa batuan. Patahan di wilayah

Kulon Progo dapat dipisahkan menjadi 2 (dua) bagian yaitu :

- Patahan Regional, merupakan satu kesatuan patahan Yogyakarta.

Patahan ini merupakan Patahan Graben Yogyakarta. Patahan Graben

Yogyakarta adalah Patahan Opak dan Patahan Progo yang

menyebabkan wilayah Kulon Progo dan Wonosari menjadi daerah

dataran Tinggi dan di Kota yogyakarta menjadi daratan rendah.

Patahan Opak berarah barat daya – Timur Laut, sedangkan patahan

Progo berarah Utara Selatan. Patahan ini di bagian timur Kulon Progo

meliputi wilayah Kalibawang bagian timur, Nanggulan bagian Timur,

Sentolo, Panjatan, Galur dan Lendah.

- Patahan Lokal, merupakan patahan yang hanya terjadi di Kulon

Progo. Patahan ini banyak terjadi di bagian pegunungan atau kubah di

Kulon Progo utara bagian barat, dimana patahan berarah relatif radial

yaitu berarah barat laut – tenggara, barat – timur dan barat daya –

timur laut. Patahan ini terdapat di wilayah Kecamatan Kokap, Temon

bagian utara, Pengasih, Naggulan bagian barat.

c. Struktur Kekar (joint) yaitu pecahan batuan yang tidak mengalami

pergerakan. Struktur kekar ini sangat intensif terdapat di formasi batuan

andesit dan formasi andesit tua.

Formasi batuan dan sebarannya dibedakan menjadi endapan gunung

api (40,37%), batuan sedimen (47,81%), batuan gunung api (7,48%) dan

batuan trobosan/Intrusi (4,43%). Lebih detail dapat dilihat pada tabel 2.3.

4

Page 14: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

Tabel 2.3.Pengelompokan Batuan Berdasarkan Jenis Batuan di Kabupaten Kulon Progo

No KecamatanLuas Satuan Batuan (Ha)

Endapan Gunung Api

Batuan Sedimen

Batuan Gunung Api

Batuan Trobosan

Jumlah

1 Temon 3.688 - - - 3.6882 Wates 3.063 138 - - 3.1973 Panjatan 3.872 588 - - 4.4544 Galur 2.229 - 1.063 - 3.2885 Lendah 2.009 1.075 475 - 3.5556 Sentolo 3.165 1.175 925 - 5.2597 Pengasih 4.342 1.825 - - 6.1618 Kokap 550 4.230 - 2.600 7.3729 Girimulyo 125 5.366 - - 5.48510 Nanggulan 250 2.736 975 - 3.95711 Kalibawang 375 3.971 950 - 5.29012 Samigaluh  - 6.929 - - 6.922

TOTAL 23.667 28.032 4.388 2.600 58.628Prosentase 40,37% 47,81% 7,48% 4,43%

Sumber : Bappeda Kabupaten Kulon Progo, 2007

Kabupaten Kulon Progo secara stratigrafis termasuk ke dalam

stratigrafis Pegunungan Kulon Progo. Unit stratigrafis yang paling tua di

daerah Pegunungan Kulon Progo dikenal dengan Formasi Nanggulan,

kemudian secara tidak selaras diatasnya diendapkan batuan-batuan dari

Formasi Jonggaran dan Formasi Sentolo, yang menurut Van Bemmmelen

(1949) kedua formasi terakhir ini mempunyai umur yang sama, keduanya

hanya berbeda faises.

a) Formasi Nanggulan

Formasi Nanggulan merupakan formasi yang paling tua di daerah

pegunungan Kulon Progo. Singkapan batuan batuan penyusun dari

Formasi Naggulan dijumpai di sekitar desa Nanggulan, yang merupakan

kaki sebelah timur dari Pegunungan Kulon Progo. Penyusun batuan dari

formasi ini terdiri dari batupasir dengan sisipan lignit, Napal pasiran,

batulempung dengan konkresi limonit, sisipan napal dan batugamping,

batupasir dan tuff serta kaya akan fosil foraminifera dan moluska.

Diperkirakan ketebalan formasi ini adalah 30 meter.

b) Formasi Andesit Tua

Batuan penyusun dari formasi ini terdiri atas breksi andesit, tuff,

tuff lapili, aglomerat dan sisipan aliran lava andesit. Lava, terutama terdiri

dari andesit hiperstein dan andesit augit hornblende. Formasi Andesit Tua

ini mempunyai ketebalan mencapai 500 meter mempunyai kedudukan

yang tidak selaras di atas formasi Nanggulan. Batuan penyusun formasi ini

berasal dari kegiatan vulaknisme di daerah tersebut, yaitu dari beberapa

gunung api tua di daerah Pegunungan Kulon Progo yang oleh Van

Bemmelen (1949) disebut sebagai Gunung Api Andesit Tua. Gunung api

5

Page 15: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

yang dimaksud adalah Gunung Gajah, di bagian tengah pegunungan,

Gunung Ijo di bagian selatan, serta Gunung Menoreh di bagian utara

Pegunungan Kulon Progo. Formasi Andesit Tua diperkirakan berumur

Oligosen Atas sampai Meiosen Bawah.

c) Formasi Kaligesing tersusun oleh litologi breksi laharik dengan sisipan

lava andesit, batupasir tufaan. Formasi ini berdasarkan radiometroi

berumur Oligosen dan menumpang tidak selaras di atas Formasi

Nanggulan. Formasi ini terdapat di bagian Tengah sisi selatan barat dan

barat laut dari kubah Kulon Progo.

d) Formasi Dukuh tersusun oleh perselangselingan antara breksi, batupasir

kerikilan, batugamping dan batu lempung. Litologi satuan ini

menunjukkan perlapisan baik dan silang – siur, sejajar pada batulempung

dan batupasir. Formasi ini tidak selaras ditas Formasi Nanggulan. Formasi

ini berumur Oligo-Miosen dan pelamparan di daerah Dukuh Kecamatan

Samigaluh.

e) Formasi Jonggrangan

Litologi dari Formasi Jonggrangan ini tersingkap baik di sekitar

desa Jonggrangan, suatu desa yang ketinggiannya di atas 700 meter dari

muka air laut dan disebut sebagai Plato Jonggrangan. Bagian bawah dari

formasi ini terdiri dari Konglomerat yang ditumpangi oleh Napal tufan dan

Batupasir gampingan dengan sisipan Lignit. Formasi Jonggrangan ini

terletak secara tidak selaras di atas Formasi Andesit Tua. Ketebalan dari

Formasi Jonggrangan ini mencapai sekitar 250 meter (Van Bemmelen,

(1949)). Formasi Jonggrangan dan Formasi Sentolo keduanya merupakan

Formasi Kulon Progo (“Westopo Beds”) diduga berumur Miosen Tengah.

f) Formasi Sentolo

Litologi penyusun Formasi Sentolo ini di bagian bawah, terdiri dari

Aglomerat dan Napal, semakin ke atas berubah menjadi Batugamping

berlapis dengan fasies neritik. Batugamping koral dijumpai secara lokal,

menunjukkan umur yang sama dengan formasi Jonggrangan, tetapi di

beberapa tempat umur Formasi Sentolo adalah lebih muda Formasi

Sentolo ini mempunyai ketebalan sekitar 950 meter

g) Satuan Endapan Vulkanik Kuarter merupakan endapan Gunung Merapi

yang tersusun oleh breksi sisipan laca dan endapan lahar. Satuan ini

berumur Pliosen-Pleistosen. Satuan ini terdapat di atas semua formasi di

bagian timur

6

Page 16: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

h) Satuan Endapan Aluvial tersusun oleh endapan kerikil, pasir, lanau dan

lempung dan bongkah sepanjang sungai dan dataran pantai.

Untuk lebih jelasnya stratigrafi formasi geologi Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat

pada tabel berikut ini

Tabel 2.4.Stratigrafi Formasi Geologi Kabupaten Kulon Progo

Umur Formasi Deskripsi Litologi Ketebalan (m)Kuarter Aluvium Kerikil, pasir, lanau dan lempung sepanjang sungai dan

dataran pantai.100

Pliosen-Pleistosen

Endapan Vulkanik Kuarter

breksi sisipan lava dan endapan lahar 20

Miosen Bawah SentoloBagian atas batugamping berlapis baik kaya foraminiferaBagian bawah konglomerat alas diatasnya napal tufaan bersalangan dengan vitriks tuf

950

Miosen Bawah JonggranganBagian atas batugamping berlapis ke arah atas menjadi batugamping koralBagian bawah konglomerat diatasnya napal tufaan dan bapsir gampingan berselang-seling dengan lignit

250

Oligo – Miosen Dukuh perselangselingan antara breksi, batupasir kerikilan, batugamping dan batulempung

660

Oligosen Kaligesing breksi laharik dengan sisipan lava andesit, batupasir tufaan 600Oligo-Miosen Andesit Tua Breksi andesit, tuf, lapilli tuf, aglomerat dan berselingan

dengan lava andesit. Terdapat fragmen batua lebih tua.660

Eosen Atas –Oligosen

Nanggulan Batupasir seling-seling dengan lignit, napal pasiran, batulempung gampingan struktur konkresi, selang-seling napal dan batugamping, batupasir dan tuf, kaya foraminifera dan moluska foraminifera dan moluska

300

Sumber : Bappeda Kabupaten Kulon Progo, 2008

7

Page 17: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

Gambar 2.4.

Peta Geologi Kabupaten Kulon Progo

8

Page 18: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

II. A.5. Ketinggian Tempat

Secara umum gambaran dari hamparan wilayah Kabupaten Kulon Progo

adalah daerah datar yang dikelilingi oleh pegunungan yang sebagian besar terletak

di wilayah utara. Hamparan wilayah tersebut menurut ketinggian tanahnya

adalah 17,58 % berada pada ketinggian <7 m diatas permukaan air laut (dpal),

15,20 % berada pada ketinggian 8 – 25 m dpal, 22,84 % berada pada ketinggian

26-100 m dpal, 330 % berada pada ketinggian 101-500 m dpal, dan 11,37 % berada

pada ketinggian >500 m dpal. Masing-masing kecamatan di wilayah Kabupaten

Kulon Progo memiliki beberapa tingkat ketinggian lahan yang bervariasi,

sebagaimana tersaji dalam Tabel 2.5.

Tabel 2.5.Luas Tanah Menurut Ketinggian dari Permukaan Air Laut

per Kecamatan (ha)

No. KecamatanKetinggian (meter)

Jumlah< 7 8 – 25 26–100101–500 > 500

1 Temon 2.046 1.325 173 85 - 3.629

2 Wates 1.542 1.418 240 - - 3.200

3 Panjatan 3.121 818 520 - - 4.459

4 Galur 3.061 230 - - - 3.291

5 Lendah 411 2.091 1.057 - - 3.559

6 Sentolo 18 1.068 4.179 - - 5.265

7 Pengasih 110 1.676 2.603 1.778 - 6.167

8 Kokap - 284 756 6.150 190 7.380

9 Girimulyo - - 328 2.598 2.565 5.491

10Nanggulan - - 3.286 675 - 3.961

11Kalibawang - - 250 4.901 145 5.296

12Samigaluh - - - 3.162 3.767 6.929

Kulon Progo 10.30

9

8.910 13.392 19.349 6.667 58.627

Persentase (%) 17,58 15,20 22,84 33,00 11,37 100,00

Sumber data: BPS Kabupaten Kulon Progo, 2010

Adapun Peta Ketinggian Tempat Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat

pada Gambar 2.5.

Berdasarkan keadaan topografi Kabupaten Kulon Progo terbagi atas 3 (tiga) kelompok

yang dapat dilihat dalam Tabel 2.6.

9

Page 19: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

Tabel 2.6.Keadaan Topografi Kabupaten Kulon Progo

Kelompok Keadaan Topografi Wilayah Kecamatan

Bagian Utara Merupakan dataran tinggi/perbukitan

Menoreh dengan ketinggian antara 500 -

1.000 meter dari permukaan air laut

Girimulyo, Samigaluh,

Kalibawang dan Kokap

Bagian Tengah Merupakan daerah perbukitan dengan

ketinggian antara 100 - 500 meter dari

permukaan air laut

Nanggulan, Sentolo, sebagian

Pengasih, dan sebagian

Lendah

Bagian Selatan Merupakan dataran rendah dengan

ketinggian sampai dengan 100 meter

dari permukaan air laut

Temon, Wates, Panjatan, Galur,

sebagian Lendah dan

sebagian Pengasih

Sumber data : BPS Kabupaten Kulon Progo, 2010

Adapun Peta Kelompok Ketinggian Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat

pada Gambar 2.5.

II.A.6. Kemiringan Lereng

Kemiringan lereng di wilayah Kabupaten Kulon Progo juga bervariasi,

seperti terlihat dalam Tabel 2.7.

Tabel 2.7.Kemiringan Lereng

Kelas Lereng Luas (ha) %

0-8% 24.045,45 41,018-15% 2.316,17 3,9515-25% 16.271,39 27,7525-40% 3.511,03 5,99

Lebih dari 40% 12.483,48 21,29

Sumber :Bappeda Kabupaten Kulon Progo, 2009

Adapun Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat

pada Gambar 2.6.

10

Page 20: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

Gambar 2.5.

Peta Ketinggian Tempat Kabupaten Kulon Progo

11

Page 21: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

Gambar 2.6.

Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Kulon Progo

12

Page 22: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

II. A. 7. Jenis Tanah

Wilayah Kabupaten Kulon Progo mempunyai enam jenis tanah yaitu tanah

Alluvial, Litosol, Regosol, Grumosol, Mediteran, dan Lathosol.

Jenis tanah Lathosol merupakan jenis tanah yang dominan di wilayah

Kabupaten Kulon Progo. Jenis tanah ini berasal dari batuan induk breksi, tersebar

di Kecamatan Temon, Pengasih, Kokap, Girimulyo, Kalibawang dan Samigaluh

seluas 24.400 Ha (41,62%).

Urutan terluas kedua yaitu seluas 12.899 Ha (22%) adalah tanah

Grumosol, berasal dari batuan induk batu gamping berlapis, napal, dan tuff. Tanah

jenis ini tersebar di Kecamatan Wates, Panjatan, Galur, Lendah, Sentolo, Pengasih

dan Nanggulan.

Tanah Litosol berasal dari batuan induk batu gamping, batupasir, dan

breksi/konglomerat, tersebar di Kecamatan Panjtan, Lendah, Sentolo, Pengasih dan

Nanggulan dengan total luasan 3.512 Ha (5,99%). Sedangkan jenis tanah Alluvial

terdapat di Temon, Wates, Panjatan, Galur, Lendah, Pengasih, dan Kokap dengan

total luasan 7.880 Ha (13,44%).

Jenis tanah dengan luasan terkecil adalah tanah Mediteran seluas 1.300 Ha

(2,22%). Tanah ini berasal dari batugamping karang, batu gamping berlapis, dan

batupasir, tersebar di Kecamatan Sentolo, Girimulyo, Nanggulan dan Samigaluh.

Sedangkan jenis tanah Regosol ditemui di seluruh Kecamatan kecuali di

Kecamatan Lendah dan Kalibawang dengan total luasan 8.636 Ha (14,73%). Tanah

Regosol ini adalah tanah yang berasal dari material gunung berapi, bertekstur

(mempunyai butiran) kasar bercampur dengan pasir, dengan solum tebal dan

memiliki tingkat kesuburan rendah.

Untuk melihat lebih lengkap jenis tanah dengan luas sebarannya di masing-

masing Kecamatan di Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat pada Tabel 2.8.

Tabel 2.8.Jenis Tanah dan Penyebarannya di Kabupaten Kulon Progo

No. KecamatanJenis Tanah (Luas Ha)

JumlahAluvial Litosol Regosol Grumosol Mediteran Lathosol

1. Temon 874 0 2.428 0 0 327 3.629

2. Wates 2.389 0 608 203 0 0 3.200

3. Panjatan 2.871 492 528 568 0 0 4.459

4. Galur 372 0 1.956 963 0 0 3.291

5. Lendah 180 800 0 2.579 0 0 3.559

6. Sentolo 0 1.344 232 3.189 500 0 8.265

13

Page 23: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

No. KecamatanJenis Tanah (Luas Ha)

JumlahAluvial Litosol Regosol Grumosol Mediteran Lathosol

7. Pengasih 400 700 964 2.452 0 1.651 6.167

8. Kokap 794 0 180 0 0 6.406 7.380

9. Girimulyo 0 0 88 0 140 5.203 5.491

10. Nanggulan 0 176 368 2.945 472 0 3.961

11. Kalibawang 0 0 0 0 0 6.929 6.929

12. Samigaluh 0 0 1.284 0 188 3.824 5.296

T o t a l 7.880 3.512 8.636 12.899 1.300 24.400 58.627

Persentase (%) 13,44 5,99 14,73 22 2,22 41,62 100

Sumber data : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo, 2010

Dari tabel diatas terdapat satu kecamatan yaitu Kecamatan Kalibawang

yang seluruh wilayahnya hanya memiliki satu jenis tanah saja yaitu jenis tanah

Lathosol.

II. A.8. Penggunaan Lahan

Sumber daya alam merupakan modal yang sangat penting dan fundamental

untuk semua aktivitas yang secara umum bertujuan untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berkaitan

dengan hal tersebut maka optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam harus

dicapai dengan mempertimbangkan aspek ekonomi, kelestarian, kesesuaian dan

berkelanjutan.

Penggunaan lahan di daerah pesisir biasanya berupa lahan pertanian dan

pemukiman penduduk. Area gisik yang dekat dengan pantai ditumbuhi tanaman

yang khusus tumbuh di daerah pantai, seperti Spinifex. Daerah laguna digunakan

sebagai kebun dengan tanaman yang bermacam-macam, seperti pisang, kelapa dan

tanaman lain yang tahan terhadap pengaruh air laut. Apabila tidak terjadi pasang

laut maka penduduk setempat dapat menanam padi, tetapi jika terjadi pasang laut

secara tiba-tiba maka dapat dipastikan bahwa penduduk mengalami gagal panen.

Pada saat air laut pasang, lahan sawah tergenang oleh air laut sehingga tanaman

padi menjadi rusak dan mati. Selain digunakan sebagai lahan pertanian dan

pemukiman, daerah pesisir juga dapat digunakan sebagai area tambak udang.

Selain itu secara umum penggunaan lahan di Kabupaten Kulon Progo

digunakan kampung/ pekarangan, sawah, kebun/ tegalan, hutan dan lain-lain

seperti terlihat pada tabel 2.9.

14

Page 24: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

Tabel 2.9.

Penggunaan Lahan di Kabupaten Kulon Progo

No. Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase

1. Kampung/ Pekarangan 6.137 10,47

2. Sawah 10.304 17,58

3. Kebun/ Tegalan 35.027 59,75

4. Hutan 1.037 1,77

5. Lain-lain 6.122 10,44

Jumlah 58.627 100,00

Sumber data: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo, 2012

II. A.9. Curah Hujan

Di kabupaten Kulon Progo curah hujan rata-rata per tahunnya mencapai

1.728,1 mm, dengan rata-rata hari hujan (hh) sebanyak 105 hh per tahun.

Tabel 2.10.Curah Hujan di Kabupaten Kulon Progo tahun 2011

No. BulanCurah Hujan

(mm)Hari Hujan

(hh)Total Jumlah

1 Januari 3.167,4 2152 Februari 3.572,0 1903 Maret 2.874,4 2194 April 2.552,4 1645 Mei 2.076,5 1006 Juni 23,0 87 Juli 6,0 58 Agustus - -9 September - -10 Oktober 121,3 1911 November 3.019,5 15712 Desember 3.324,4 181

Jumlah 20.736,9 1.258Rerata/th 1.728,1 105

Sumber data: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Kulon Progo, 2012

II.A.10. Pola Curah Hujan

Pola curah hujan di Kabupaten Kulon Progo berdasarkan peta isohyet

didapat bahwa nilai curah hujan wilayah akan meningkat seiring meningkatnya

ketinggian lokasi (hujan orografis). Berdasarkan pola persebaran hujan dan

topografi wilayah dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara ketinggian

tempat terhadap besarnya curah hujan, dimana daerah yang lebih tinggi secara

topografi akan memiliki curah hujan yang lebih besar pula. Peta Pola Curah Hujan

(isohyet) di selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.7.

15

Page 25: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

Gambar 2.7.Peta Pola Curah Hujan Kabupaten Kulon Progo

16

Page 26: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

B.PEMERINTAHAN

II.B.1. SEJARAH PEMBENTUKAN KABUPATEN KULON PROGO

Sebelum terbentuknya Kabupaten Kulon Progo pada tanggal 15 Oktober

1951, wilayah Kulon Progo terbagi atas dua kabupaten yaitu Kabupaten Kulon

Progo yang merupakan wilayah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan

Kabupaten Adikarta yang merupakan wilayah Kadipaten Pakualaman.

a. Wilayah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (Kabupaten Kulon

Progo).

Sebelum perang Diponegoro (tahun 1825-1830) di daerah Nagaragung yang

termasuk di dalamnya wilayah Kulon Progo, belum ada pejabat

pemerintahan yang menjabat di daerah sebagai penguasa. Pada waktu itu

roda pemerintahan dijalankan oleh pepatih dalem yang berkedudukan

di Ngayogyakarta Hadiningrat. Setelah Perang Diponegoro 1825-1830

di wilayah Kulon Progo sekarang yang masuk wilayah Kasultanan

terbentuk empat kabupaten mini yang dipimpin oleh para Tumenggung yaitu:

1. Kabupaten Pengasih, tahun 1831

2. Kabupaten Sentolo, tahun 1831

3. Kabupaten Nanggulan, tahun 1851

4. Kabupaten Kalibawang, tahun 1955

Menurut buku ’Projo Kejawen’ pada tahun 1912 terjadi penggabungan 4 (empat)

kabupaten tersebut menjadi Kabupaten Kulon Progo dengan ibukota di

Pengasih, sebagai Bupati pertama dijabat dijabat oleh Raden Tumenggung

Poerbowinoto.

Dalam perjalanannya, sejak 16 Februari 1927 Kabupaten Kulon Progo dibagi

atas dua Kawedanan dengan delapan Kapanewon, sedangkan ibukotanya

dipindahkan ke Sentolo. Dua Kawedanan tersebut adalah

1. Kawedanan Pengasih yang meliputi kepanewon Lendah,

Sentolo, Pengasih dan Kokap/ sermo.

2. Kawedanan Nanggulan meliputi kapanewon Watumurah/ Girimulyo,

Kalibawang dan Samigaluh.

Pejabat bupati di Kabupaten Kulon Progo da r i tahun 1912-1951 adalah sebagai

berikut:

1. RT. Poerbowinoto

2. KRT. Notoprajarto

3. KRT. Harjodiningrat

4. KRT. Djoyodiningrat

17

Page 27: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

5. KRT. Pringgodiningrat

6. KRT. Setjodiningrat

7. KRT. Poerwoningrat

b. Wilayah Kadipaten Pakualaman (Kabupaten Adikarta)

Di daerah selatan Kulon Progo ada suatu wilayah yang

masuk Keprajan Notokusumo diangkat menjadi KGPA Ario Paku

Alam I dan mendapat palungguh di sebelah barat Sungai Progo sepanjang

pantai selatan yang dikenal dengan nama Pasir Urut Sewu. Oleh

karena tanah pelungguh itu letaknya berpencaran, maka sentono

ndalem Paku Alam yang bernama Kyai Kawirejo I menasehatkan

agar tanah pelungguh tersebut disatukan letaknya. Dengan satukannya

pelungguh tersebut, maka menjadi satu daerah kesatuan yang setingkat

kabupaten. Daerah ini kemudian diberi nama Kabupaten Karang

Kemuning dengan ibukota Brosot.

Sebagai Bupati yang pertama adalah Tumenggung Sosrodigdoyo.

Bupati kedua, R. Rio Wasadirdjo, mendapat perintah dari KGPAA

Paku Alam V agar mengusahakan pengeringan Rawa di Karang

Kemuning. Rawa-rawa yang dikeringkan itu kemudian dijadikan tanah

persawahan yang Adi (Linuwih) dan Karta (Subur) atau daerah yang

sangat subur. Oleh karena itu, maka Sri Paduka Paku Alam V lalu

berkenan menggantikan nama Karang Kemuning menjadi Adikarta pada

tahun 1877 yang beribukota di Bendungan. Kemudian pada tahun1903

bukotanya dipindahkan ke Wates. Kabupaten Adikarta terdiri dua

kawedanan (distrik) yaitu kawedanan Sogan dan kawedanan Galur.

Kawedanan Sogan meliputi kapanewon (onder distrik) Wates dan

Temon, sedangkan Kawedanan Galur meliputi kapanewon Brosot dan

Panjatan.

Bupati di Kabupaten Adikarta sampai dengan tahun 1951 berturut-

turut sbb :

1. Tumenggung Sosrodigdoyo

2. R. Rio Wasadirdjo

3. R.T. Surotani

4. R.M.T. Djayengirawan

5. R.M.T. Notosubroto

6. K.R.M.T. Suryaningrat

7. Mr. K.R.T. Brotodiningrat

18

Page 28: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

8. K.R.T. Suryaningrat (Sungkono)

c. Penggabungan Kabupaten Kulon Progo dengan Kabupaten Adikarta.

Pada 5 September 1945 Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan

Sri Pakualam VIII mengeluarkan amanat yang menyatakan bahwa

daerah beliau yaitu Kasultanan dan Pakualaman adalah daerah yang

bersifat kerajaan dan daerah istimewa dari Negara Republik

Indonesia. Pada tahun 1951, Sri Sultan Hamengku Buwono IX

dan Sri Pakualam VIII memikirkan perlunya penggabungan antara

wilayah Kasultanan yaitu Kabupaten Kulon Progo dengan wilayah

Pakualaman yaitu Kabupaten Adikarta. Atas dasar kesepakatan dari Sri

Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Pakualam VIII, maka oleh

pemerintah pusat dikeluarkan UU No. 18 tahun 1951 yang ditetapkan

tanggal 12 Oktober 1951 dan diundangkan tanggal 15 Oktober 1951.

Undang-undang ini mengatur tentang perubahan UU No. 15 tahun

1950 untuk penggabungan Daerah Kabupaten Kulon Progo dan

Kabupaten Adikarta dalam lingkungan DIY menjadi satu kabupaten

dengan nama Kulon Progo yang selanjutnya berhak mengatur dan

mengurus rumah-tangganya sendiri. Undang-undang tersebut mulai

berlaku mulai tanggal 15 Oktober 1951. Secara yuridis formal Hari Jadi

Kabupaten Kulon Progo adalah 15 Oktober 1951, yaitu saat

diundangkannya UU No. 18 tahun 1951 oleh Menteri Kehakiman Republik

Indonesia.

Bupati dan Wakil Bupati di Kabupaten Kulon Progo sejak tahun

1951 berturut-turut :

1. KRT. Soerjoningrat (1951-1959),

2. R. Projo Soeparno (1959 –1962),

3. KRT. Kertodiningrat (1963 – 1969),

4. R. Soetedjo (1969 – 1975),

5. R. Soeparno (1975 – 1980),

6. Drs. KRT. Wijoyo Hadiningrat (1981 – 1986) dan (1986 – 1991),

7. Drs. H. Soeratidjo (1991 – 1996) dan (1996 – 2001),

8. H. Toyo Santoso Dipo, B.Sc – H. Anwar Hamid, S.Sos (2001-2006)

9. H. Toyo Santoso Dipo, B.Sc – Drs. H. Mulyono (2006-2011)

10. dr. H. Hasto Wardoyo, SPOG (K) – Drs.H. Soetedjo (2011-2016)

19

Page 29: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

Gambar 2.8.

Kepala Daerah Kabupaten Kulon Progo

Tahun 1951 – Sekarang

KRT. Soerjoningrat

(1951-1959)

R. Projo Soeparno

(1959 –1962)

KRT. Kertodiningrat

(1963 – 1969)

R. Soetedjo

(1969 – 1975)

R. Soeparno

(1975 – 1980)

Drs. KRT. Wijoyo Hadiningrat

(1981 – 1986) dan (1986 – 1991)

Drs. H. Soeratidjo

(1991 – 1996) dan (1996 – 2001)

H. Toyo Santoso Dipo dan H. Anwar Hamid, S.Sos

(2001-2006)

H. Toyo Santoso Dipo dan Drs. H. Mulyono dr. H. HastoWardoyo, Sp.Og(K) dan Drs. H. Sutedjo

20

Page 30: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

(2006-2011) (2011-2016)

II.B.2. Lambang Daerah

Lambang Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo adalah simbol atau ciri-ciri khas

daerah yang merupakan kesatuan dan kebanggaan daerah yang menggambarkan

kondisi dan potensi daerah serta pengejawantahan cita-cita luhur yang ingin

dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo.

Makna Lambang Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo dapat dijelaskan sebagai

berikut :

1. Bintang Segi Lima melambangkan landasan idiil perjuangan yang tetap dan

tidak akan berubah, yaitu falsafah Negara (Pancasila) yang terdapat pada

alenia IV Pembukaan UUD 1945.

2. Bundar Bulat melambangkan bahwa hanya landasan idiil yang tetap dan

tidak akan berubah itulah segenap lapisan dan aliran masyarakat serta

semua keyakinan dapat dipersatukan.

3. Lingkungan yang berbentuk rantai yang tidak terputus itu melambangkan

bahwa semua keadaan di Daerah Kabupaten Kulon Progo untuk semua

rakyat di Daerah Kabupaten Kulon Progo pula.

4. Kapas dan padi melambangkan bahan kepentingan pokok di samping lain-

lain, sedangkan lukisan kelapa dan cengkeh menunjukkan Daerah

Kabupaten Kulon Progo mempunyai penghasilan yang spesifik untuk bahan

perdagangan ekspor.

5. Garis/ lukisan tinggi rendah melambangkan Daerah Kabupaten Kulon

Progo terdiri dari daerah datar dan daerah pegunungan.

6. Coretan 3 (tiga) buah melambangkan bahwa Kulon Progo mempunyai 3

(tiga) sungai besar, yaitu Sungai Progo, Sungai Serang dan Sungai

Bogowonto.

21

Page 31: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

7. Lukisan nyala njupak (pelita) melambangkan jiwa dan semangat pantang

mundur dan tidak dapat dimatikan oleh tiupan angin dari segala penjuru.

A. Logo Daerah ”Kulon Progo Binangun”

Untuk mendayagunakan kegiatan pembangunan daerah secara merata

diperlukan suatu acuan untuk memotivasi dan mengerahkan seluruh potensi

masyarakat, maka Pemerintah Kabupaten Kulon Progo menetapkan logo

“Kulon Progo Binangun” yang dituangkan dalam Keputusan Bupati Kulon

Progo Nomor 814 Tahun 1995, yang maknanya sebagai berikut :

1. Dari Segi Bentuk

a. Secara keseluruhan bentuk logo adalah gambar Gunungan

menggambarkan isi dari alam semesta/dunia/jagad raya, baik manusia,

tumbuh-tumbuhan, hewan dan segala budayanya yang merupakan

wujud cipta, rasa, karsa dan karya manusia. Gunungan tersebut

digerakkan oleh dalang pada awal, pergantian episode cerita maupun

akhir cerita.

b. Dalam logo, bentuk gambar Gunungan diisi :

1) Gambar bunga berwarna kuning berjumlah 8 (delapan). Gambar ini

merupakan simbolisasi 8 (delapan) unsur dari moto “Binangun”,

yaitu Beriman, Indah, Nuhoni, Aman, Nalar, Guyub, Ulet dan

Nyaman.

2) Gambar Kelopak daun , berjumlah 5 (lima) berwarna hijau. Gambar

ini merupakan simbolisasi dari 5 (lima) sila dari Pancasila Dasar

Negara Republik Indonesia.

3) Tulisan “Kulon Progo Binangun” pada wadah kelopak daun yang

berwarna kuning dan warna tulisan hitam.

2. Dari Segi Warna

a. Warna Kuning : Lambang kemuliaan dan keagungan

b. Warna Hijau : Lambang kesuburan, kemakmuran dan kesejahteraan

22

Page 32: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

c. Warna Hitam : Lambang kesungguhan, kemantapan dan ketenangan

Logo didominasi warna hijau dan kuning, sesuai dengan rontek Kabupaten Kulon

Progo, yaitu Pare Anom.

3. Makna Keseluruhan

Masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dalam

membangun daerahnya yang bertujuan agar menjadi maju, makmur

sejahtera lahir dan batin (gunungan warna hijau dan kuning). Tujuan

pembangunan dan cara mencapainya bersumber pada Pancasila dan UUD

1945 (kelopak daun 5 buah dan wadahnya). Beriman dan bertaqwa

adalah landasan masyarakat Kabupaten Kulon Progo. Dalam membangun

segala kondisi dan potensi yang ada akan dikelola, dilestarikan dan ditata

secara serasi, selaras dan seimbang, sehingga terwujud tata hubungan yang

harmonis, berkesinambungan dan indah, serta menimbulkan suasana dan

rasa yang nyaman dan aman lahir dan bathin serta tentram. Kemajuan dan

kesejahteraan lahir dan bathin hanya dapat terwujud bila keseluruhan

masyarakat Kulon Progo nuhoni (menaati) segala peraturan agama, aturan

masyarakat dan aturan kehidupan alam yang telah ditetapkan oleh Allah,

dengan sungguh-sungguh mengingat adanya berbagai sumber daya alam,

sumber daya manusia dan lajunya perkembangan kemajuan iptek, maka

untuk keberhasilan pembangunan, masyarakat Kulon Progo haruslah

menjaga persatuan, kesatuan, meningkatkan kegotong-royongan, guyub

dan rukun. Berbagai hambatan haruslah dijadikan tantangan dan dihadapi

dengan semangat yang tinggi, tekad yang kuat, ulet, serta menggunakan

nalar. Maka dengan penuh kesanggupan dan keyakinan yang mantap ,

Pemerintah Daerah dan masyarakat Kabupaten Kulon Progo akan

membangun Kulon Progo yang maju, makmur dan sejahtera dengan jiwa

II.B.3. Semboyan Daerah

Tahun 2011 merupakan tahun transisi kepemimpinan Bupati dan wakil

Bupati karena pada tanggal 24 Agustus tahun 2011 diadakan pelantikan Bupati

dan Wakil Bupati yang baru untuk periode kepemimpinan tahun 2011 sampai

dengan 2016. Bupati dan Wakil Bupati yang baru walaupun sudah dilantik pada

tanggal 24 Agustus 2011 namun dalam Penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan sampai dengan berakhirnya tahun 2011 masih melanjutkan

program-program Bupati dan Wakil Bupati sebelumnya.

Bupati dan Wakil Bupati periode 2006-2011 menggunakan semboyan

sebagai berikut :

23

Page 33: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

1. Tirto Margo Saras, Gomo Sasono Laras,

Semboyan Tirto Margo Saras dan Gomo Sasono Laras adalah

semboyan yang maksudnya sebagai penyederhanaan visi dan misi Pemerintah

Daerah agar masyarakat mudah menerima dan memahami visi dan misi tersebut

yang akhirnya diharapkan masyarakat merespon kegiatan / program-program

pembangungan yang dilaksanakan oleh Pemerintah.

Tirto yang dalam bahasa Jawa berarti air, sedangkan margo berarti

jalan, dan saras berarti kesehatan. Sehingga Tirto Margo Saras adalah

bagaimana kita membangun tata guna air, jalan dan kesehatan serta

pemanfaatannya, untuk mendukung sektor perdagangan, industri pengolahan

hasil pertanian, pariwisata, serta pendidikan dan latihan, serta bidang-bidang

lainnya. Sehingga pelaksanaan pembangunan daerah Kabupaten Kulon Progo

senantiasa memperhatikan dan memperhitungkan bagaimana pengelolaan,

pendayagunaan, kemajuan, pendanaan maupun pemeliharaan ketiga aspek

tersebut.

Hal ini mengingat bahwa ketiganya merupakan sarana vital dalam

kehidupan manusia. Seperti halnya air, yang dapat dikonsumsi secara langsung

oleh masyarakat maupun sebagai irigasi pertanian. Sedangkan jalan merupakan

sarana vital bagi transportasi yang mempunyai peran ekonomis. Sedangkan

kesehatan mempunyai hubungan yang tak terpisahkan dengan kondisi sumber

daya manusia. Dengan SDM yang sehat dan berkualitas, maka pelaksanaan

otonomi daerah diharapkan dapat segera membantu terwujudnya tujuan

pembangunan.

Sedangkan semboyan Gomo Sasono Laras diambil dari istilah Gomo

yang berarti agama, Sasono yang diartikan sebagai lingkungan dan Laras yang

dimaksudkan sebagai keselarasan antara kehidupan duniawi dan akhirat.

Manusia hidup harus mempunyai agama tertentu khususnya dalam

mewujudkan dan meningkatkan derajat keimanan dan ketaqwaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa sebagai sang Pencipta. Sasono dimaksudkan agar

masyarakat mau menjaga kebersihan dan keseimbangan lingkungan hidupnya,

sehingga dengan menjaga keselarasan kehidupan duniawi dan kehidupan di

akhirat, diharapkan manusia dapat hidup tentram dan damai serta dapat saling

menghargai dan menghormati sesamanya.

Semboyan ini merupakan faktor pendukung yang sangat penting, demi

terwujudnya masyarakat Kulon Progo yang maju dan sejahtera lahir dan batin,

sebagaimana menjadi tujuan pembangunan daerah Kabupaten Kulon Progo.

24

Page 34: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

2. Membangun Desa Menumbuhkan Kota

Membangun desa menumbuhkan kota adalah konsep pemikiran dari

Bupati Kulon Progo H. Toyo Santoso Dipo. Membangun desa: menciptakan

basis pertumbuhan, penguatan lembaga dan ekonomi desa, yang berimbas

menumbuhkan kota sebagai cara pandang pembangunan dan membangun jiwa

wirausaha.

Kepedulian Pemerintah Kabupaten Kulon Progo terhadap desa sangat

tinggi. Desa merupakan basis kehidupan sebagian besar rakyat, tidak saja di

Kulon Progo, namun di seluruh wilayah Indonesia. Desa diproyeksikan menjadi

basis pertumbuhan ekonomi daerah. Di Kabupaten Kulon Progo terdapat 88

desa, dengan tekstur daerah sebagian besar berupa pegunungan, sebagian besar

merupakan desa tertinggal. Hal tersebut merupakan tantangan untuk membangun

Kabupaten Kulon Progo. Kesejahteraan di tingkat kabupaten dapat tercipta

ketika kesejahteraan desa juga tercipta, atau dengan kata lain apabila desa-desa

sejahtera, maka secara otomatis Kabupaten Kulon Progo juga sejahtera, apabila

desa-desa maju, secara otomatis Kabupaten juga maju. Oleh karena itu, desa

menjadi prioritas strategi dan kebijakan pembangunan daerah. Desa harus

diberdayakan dan menjadi fokus dari setiap program pembangunan di Kulon

Progo. Sebagai salah satu landasan bagi kabupaten untuk bergerak

memberdayakan desa adalah membangun visi, misi dan arah pembangunan

Kabupaten Kulon Progo

Untuk memberdayakan desa, maka setiap program dan kebijakan

diarahkan untuk memperbaiki ekonomi desa, seperti penguatan ekonomi

pedesaan, pembentukan lembaga pengelola dana mandiri di Pedesaan, Badan

Usaha Milik Desa (BUMDes), perbaikan pendidikan, perbaikan infrastruktur

desa, dana pembangunan dusun, desa mina, agropolitan dan sebagainya. Desa-

desa yang kuat akan menjadikan kabupaten yang kuat, desa-desa yang

ekonominya tumbuh berkembang akan menjadi pusat-pusat pertumbuhan

ekonomi baru di Kabupaten Kulon Progo. Desa merupakan garda depan dari

sistem penyelenggaraan pemerintahan, yang keberadaannya merupakan ujung

tombak dari pelaksanaan kehidupan yang demokratis dari masyarakat desa.

Pemerintah Kabupaten Kulon Progo telah menerapkan berbagai

program ke arah desa, pada sisi pendanaan pembangunan misalnya diluncurkan

program dana bantuan desa dan dusun. Sedangkan untuk penguatan

kelembagaan desa, diwujudkan melalui program pemantapan kelembagaan

Pemerintah Desa yang dilaksanakan dengan berbagai kegiatan

25

Page 35: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

berkesinambungan diantaranya melaksanakan penyusunan aturan mengenai

penyelenggaraan pemerintahan desa dan otonomi desa, memberikan bantuan

peningkatan kesejahteraan aparat pemerintah desa, memfasilitasi

penyelenggaraan pemerintahan desa, melaksanakan pembinaan, pemantauan,

penyelenggaraan pemerintahan desa serta memberikan dana bantuan dan

penyelenggaraan pemerintahan desa. Pemberdayaan masyarakat, dalam hal ini

guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa, digagas dengan Lembaga

Keuangan Mikro (LKM) Pedesaan.

Antara desa dan kota tidak dilihat sebagai sesuatu yang bertentangan,

perhatian yang besar untuk memperkuat desa merupakan rangkaian proses untuk

menumbuhkan kota. Ketika produksi pedesaan meningkat, roda perekonomian

berputar secara cepat maka secara otomatis kota akan tumbuh berkembang.

Produksi pertanian yang meningkat akan dipasarkan ke kota, dengan

peningkatan mobilisasi orang desa menuju kota untuk memasarkan produksinya

akan lebih menghidupkan sektor perdagangan di kota. Antara desa dan kota

memiliki fungsi yang saling mendukung, sama-sama menjadi penyangga (buffer

zone) antara satu dengan lainnya.

Kota dapat tumbuh dan berkembang karena didukung oleh suplai

barang dari desa, sementara desa akan menjadi semakin produktif karena

memiliki pasar yang terbuka di kota. Hal itulah yang diharapkan muncul dari

konsep ”Membangun desa menumbuhkan kota”.

Desa yang membangun dan kota yang bertumbuh adalah ”dua pihak”

yang bersinergis. Tidak terpisah dan saling berkaitan. Kalau ”dua pihak” ini

sama-sama maju dan berkembang, maka rakyat sebagai ”pihak yang ketiga”

akan menerima manfaatnya. Membangun desa menumbuhkan kota

menempatkan rakyat sebagai subyek dalam dinamika pembangunan dan

pertumbuhan daerah. Dalam konsep ini, desa dan kota yang dinamis, yaitu

berada dalam aktivitas pembangunan dan pertumbuhan wilayah geografis dan

kawasan fungsional yang dilakukan dengan pendekatan sektoral dan regional.

Konsep ini bergerak dalam arena pemikiran Triple Reward System --- desa, kota

dan rakyat adalah pihak-pihak yang membangun, tumbuh, berkembang, maju,

berkeadilan dan sejahtera.

Membangun jiwa wirausaha berarti mempersiapkan sumber daya

manusia yang tangguh dalam bidang kewirausahaan serta mengkondisikan

rakyat agar lebih kreatif sehingga dapat memanfaatkan setiap peluang usaha

yang ada.

26

Page 36: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

Untuk menumbuhkan jiwa wirausaha masyarakatnya, Pemerintah

Kabupaten Kulon Progo meluncurkan program pelatihan kewirausahaan.

Pelatihan kewirausahaan dimaksudkan untuk mempersiapkan sumber daya

manusia yang berkualitas atau tenaga-tenaga terlatih, memiliki ketrampilan, dan

siap memasuki dunia kerja sehingga ketika ada peluang bekerja, mereka dapat

memanfaatkan peluang tersebut. Namun, jika peluang bekerja yang ada terbatas,

maka tenaga-tenaga terlatih tersebut diharapkan dapat menciptakan peluang

kerja sendiri dengan cara berwirausaha.

Pelatihan kewirausahaan tidak terbatas kepada masyarakat saja, namun

juga kepada jajaran birokrasi pemerintahan. Dengan adanya pemahaman

terhadap dunia kewirausahaan, maka birokrat akan mengerti dunia

kewirausahaan sehingga akan lebih termotivasi dalam bekerja, lebih inovatif,

dan tidak terjebak dalam kegiatan rutinitas birokrasi. Perubahan paradigma

birokrasi mengadopsi Triple Reward System tidak bisa ditunda, dimana

pemerintah, swasta dan rakyat sebagai tiga pihak harus bergerak cepat dan

sinergis, dalam membangun desa bagi tumbuhnya kota, menyongsong peradaban

baru yang bermartabat dan menjaga harmonisasi kemanusiaan, kesejahteraan

dan berkeadilan.

Kabupaten Kulon Progo terus berpacu dan mempersiapkan diri

menyambut berbagai mega proyek yang telah direncanakan antara lain seperti

industri baja, pelabuhan perikanan, sampai rencana pembangunan bandara,

dengan meluncurkan branding ‘Kulonprogo The Jewel of Java'. Hal ini

dilakukan mengingat Kabupaten Kulon Progo memiliki keunggulan dan

kekhasan daerah, terutama menyangkut tiga aspek yaitu, trade (perdagangan),

tourism (pariwisata), dan investment (investasi). Sementara itu, Bupati

Kulonprogo H. Toyo Santoso Dipo mengatakan brand promosi investasi yang

diluncurkan menegaskan bahwa Kabupaten Kulon Progo sebagai kawasan di

Daerah Istimewa Yogyakarta yang mampu mewadahi investasi strategis,

mencakup investasi infrastruktur dasar, pelabuhan udara, pelabuhan perikanan,

pelabuhan laut, kawasan industri, serta kawasan ekonomi khusus. Ibarat sebuah

permata yang belum terasah, Kulon Progo perlu digarap, dikelola, dan

dikembangkan dengan sentuhan, polesan, dan kreativitas dalam sebuah kerangka

kerja sama berbagai pihak hingga bisa menjadi permata kemilau di tanah Jawa.

Selanjutnya pada Bupati Periode 2011-2016 tetap melanjutkan branding

‘Kulonprogo The Jewel of Java’, yang mempunyai visi jauh kedepan, dan pasti

punya/ dikaruniai potensi yang bisa menimbulkan suatu harapan-harapan

kedepan. Untuk mewujudkan hal tersebut bisa dimulai dari hal yang sederhana,

27

Page 37: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

dengan cara membeli, membela Kulon Progo, dengan membeli barang-barang

yang diproduksi di Kulon Progo.

Program Bela dan Beli Kulon Progo artinya bagaimana semua elemen

masyarakat memanfaatkan sebanyak mungkin potensi yang ada di Kulon Progo,

menggunakan barang yang diproduksi sendiri. Sehingga masyarakat tidak perlu

mengimpor dari daerah lain semua keperluan/kebutuhan yang bisa disediakan

sendiri di Kulon Progo.

Adapun upaya dari dalam adalah lebih memfokuskan masyarakat untuk

mengembangkan budaya yang menguntungkan pembangunan, seperti

menumbuhkan jiwa kebersamaan dan nasionalisme yang tinggi. Dengan jiwa

kebersamaan dan nasionalisme yang tinggi diharapkan masyarakat lebih

memiliki rasa keberpihakan terhadap Negara Indonesia khususnya Kulon Progo

yang tinggi dengan cara bela beli produk Kulon Progo, membela dengan cara

membeli produk lokal, produk dalam negeri, dan mengubah gaya hidup kita agar

tidak konsumtif.

Dengan semangat kerja tersebut diatas, untuk melaksanakan beberapa

program kerjanya, Bupati menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD). Penjabaran singkat dari RPJMD 2011-2016 sebagai berikut :

1. Visi

Visi Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kulon

Progo tahun 2011-2016 yang hendak dicapai dalam tahapan kedua

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Kulon Progo adalah:

"Terwujudnya Kabupaten Kulon Progo yang sehat, mandiri,

berprestasi, adil, aman dan sejahtera berdasarkan iman dan taqwa"

Visi Kabupaten Kulon Progo merupakan kondisi yang dihrapkan dapat

memotivasi seluruh elemen masyarakat dalam melakukan aktivitasnya.

Pernyataan visi Kabupaten Kulon Progo tersebut mempunyai pemahaman

sebagai berikut :

Sehat : Pembangunan lima tahun mendatang diharapkan mampu

meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, baik sehat jasmani,

rohani maupun sehat dalam pengertian masyarakat mempunyai

kemampuan memenuhi kebutuhan hidupnyadalam lingkungan yang

bersih dan nyaman. Demikian jiga lima tahun kedepan diharapkan

akan terwujud peningkatan kualitas aparatur dan kelembagaan

pemerintahan sehingga mampu memberikan pelayanan prima,

dengan prinsip transparan, dan akuntabel.

28

Page 38: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

Mandiri : Pembangunan lima tahun mendatang diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia dan masyarakat

serta wilayah dalam rangka memenuhi kebutuhan sendiri.

Berprestasi : Pembangunan lima tahun mendatang diharapkan dapat

memenuhi kebutuhan pendidikan baik pendidikan formal bagi

maupun non formal bagi seluruh masyarakat. Terpenuhinya

pendidikan formal bagi seluruh penduduk usia sekolah merupakan

prasyarat yang sangat penting bagi peningkatan kualitas sumberdaya

manusia di masa yang akan datang. Sedangkan pendidikan non

formal merupakan elemen pendukung bagi masyarakat untuk

meningkatkan kapasitas dan ketrampilan agar mempunyai tingkat

produktivitas yang tinggi. Selain itu, pembangunan lima tahun

mendatang diharapkan dapat mewujudkan pemerintahan dan

masyarakat yang mampu berinovasi dengan etos kerja tinggi

sehingga mampu menciptakan pemerintahan yang inovatif dan

produk daerah berdaya saing tinggi.

Adil : Pembangunan lima tahun mendatang diharapkan dapat dinikmati

seluruh masyarakat dalam segala bidang kehidupan yang bermuara

pada upaya perwujudan kesejahteraan

Aman: Pembangunan lima tahun mendatang diharapkan dapat mewujudkan

suatu keadaan tata kehidupan masyarakat yang tertib dan tenteram,

sehingga diharapkan masyarakat dapat melanngsungkan kehidupan

dengan tenang dan damai, yang menjamin terselenggaranya

pembangunan.

Sejahtera : Pembangunan yang akan dilaksanakan pada lima tahun

mendatang diharapkan mampu mewujudkan suatau keadaan

masyarakat yang tercukupi kebutuhan dasar baik sandang, pangan,

papan, pelayananpendidikan, kesehatan maupun memiliki

pendapatan secara layak.

Berdasarkan Iman dan Taqwa : Pembangunan lima tahun mendatang

diharapkan mampu mewujudkan masyarakat dan aparatur yang

mempunyai harga diri dan martabat yang tinggi dengan

dasarkeyakinan akan kebenaran ajaran dan nilai-nilai agama yang

menjadi pedoman dan tuntunan dalam menjalankan kehidupan.

2. Misi

Untuk mencapai visi Kabupaten Kulon Progo tahun 2016 yaitu

Terwujudnya Kabupaten Kulon Progo yang sehat, mandiri, berprestasi, adil,

29

Page 39: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

aman dan sejahtera berdasarkan iman dan taqwa maka dirumuskan 6 misi

pembangunan sebagai berikut :

1. Mewujudkan sumberdaya manusia berkualitas tinggi dan berakhlak

mulia melalui peningkatan kemandirian, kompetensi, ketrampilan, etos

kerja, tingkatpendidikan, tingkat kesehatan dan kualitas keagamaan

2. Mewujudkan peningkatan kapasitas kelembagaan dan aparatur

pemerintahan yang berorientasi pada prinsip-prinsip clean government

dan good governance

3. Mewujudkan kemandirian ekonomi daerah yang berbasis pada pertanian

dalam arti luas, industri dan pariwisata yang berdaya saing dan

berkelanjutan bertumpu pada pemberdayaan masyarakat

4. Meningkatkan pelayanan infrastruktur wilayah

5. Mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan secara

optimal dan berkelanjutan

6. Mewujudkan ketentraman dan ketertiban melalui kepastian, perlindungan

dan penegakan hukum

II.B.4. Eksekutif

Penyusunan organisasi perangkat daerah berdasarkan pertimbangan

adanya urusan pemerintahan yang harus ditangani sesuai PP Nomor 41 tahun 2007

dikelompokkan dalam rumpun urusan yang diampu oleh organisasi perangkat

daerah dalam bentuk dinas, dan rumpun urusan yang diampu oleh organisasi

perangkat daerah dalam bentuk Lembaga Teknis Daerah.

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja perangkat daerah yang

diberlakukan mulai tanggal 2 Januari 2009 terdiri dari :

1. Susunan Organisasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD. Perda

Kabupaten Kulon Progo Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pembetnukan

Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD terdiri

dari:

A. Sekretariat Daerah

a. Sekretaris Daerah

b. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat

1) Bagian Administrasi Pemerintahan Umum

2) Bagian Hukum

3) Bagian Adm Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan

c. Asisten Perekonomian Pembangunan dan Sumber Daya Alam

1) Bagian Administrasi Pembangunan

30

Page 40: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

2) Bagian Administrasi Perekonomian

3) Bagian Teknologi Informasi dan Hubungan Masyarakat

d. Asisten Administrasi Umum

1) Bagian Umum

2) Bagian Organisasi

3) Bagian Keuangan

B. Staf Ahli

a. Staf Ahli Bidang Hukum dan Politik

b. Staf Ahli Bidang Pemerintahan

c. Staf Ahli Bidang Pembangunan

d. Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia

e. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan

C. Sekretariat DPRD : Sekretaris, Bagian Umum, Bagian Rapat dan

Perundang-undangan, Bagian Rumah Tangga, Kelompok Jabatan

Fungsional Tertentu

2. Susunan Organisasi Dinas Daerah. Perda Kabupaten Kulon Progo Nomor 3

Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah,

terdiri dari :

a. Dinas Pendidikan

b. Dinas Kesehatan

c. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

d. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

e. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

f. Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga

g. Dinas Pekerjaan Umum

h. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah

i. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral

j. Dinas Pertanian dan Kehutanan

k. Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan

l. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

3. Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah. Perda Kabupaten Kulon Progo

Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja

Lembaga Teknis Daerah, terdiri dari :

a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

b. Badan Kepegawaian Daerah

c. Inspektorat Daerah

d. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Perempuan dan KB

e. Kantor Penanaman Modal

31

Page 41: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

f. Kantor Kesbanglinmas

g. Kantor Lingkungan Hidup

h. Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian, Perikanan Kehutanan

i. Kantor Perpustakaan

j. Kantor Arsip dan Dokumentasi

4. Perda Kabupaten Kulon Progo Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kecamatan, dibentuk 12 Kecamatan terdiri dari :

a. Kecamatan Temon.

b. Kecamatan Wates

c. Kecamatan Panjatan.

d. Kecamatan Galur

e. Kecamatan Lendah

f. Kecamatan Sentolo

g. Kecamatan Pengasih

h. Kecamatan Nanggulan

i. Kecamatan Kokap

j. Kecamatan Girimulyo

k. Kecamatan Kalibawang

l. Kecamatan Samigaluh

5. Pembentukan BPBD

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulon Progo

dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 11 tahun 2010. BPBD terdiri

Kepala, Seksi Pencegahan dan kesiapsiagaan, Seksi Kedaruratan, seksi

Rehabilitasi dan Konstruksi.

6. Pembentukan RSUD

Menurut Perda Nomor 10 tahun 2010 tentang Struktur Organisasi dan Tata

Kerja RSUD Wates maka RSUD Wates memiliki struktur organisasi sebagai

berikut: Direktur, Wakil Direktur Administrasi Umum & Keuangan : Bagian

Umum & Kepegawaian (Sub Bagian Umum, Sub Bagian Kepegawaian, Sub

Bagian Diklat), Bagian Keuangan (Sub Bagian Akuntansi & Perbendaharaan,

Sub Bagian Perencanaan & Anggaran, Sub Bagian Pendapatan), Wakil

Direktur Pelayanan : Bidang Pelayanan Medis & Pengembangan Mutu (Seksi

Pelayanan Medis, Seksi Pengembangan Mutu & Audit Pelayanan), Bidang

Pelayanan penunjang (Seksi Penunjang Diagnostik & Logistik, Seksi Rekam

Medis dan Informasi), Bidang Keperawatan & Kebidanan (Seksi Keperawatan,

Seksi Kebidanan).

32

Page 42: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Kulon Progo tahun 2012 adalah

sebanyak 8.428 orang yang terdiri dari pejabat struktural 613 orang, pejabat fungsional

5.511 orang dan jumlah staf umum 2.304 orang.

II. B. 5. Legislatif

1. Pimpinan Dewan

Pelaksana tugas Pimpinan DPRD dilakukan secara kolektif. Pimpinan

DPRD mempunyai tugas :

a. memimpin sidang-sidang dan menyimpulkan hasil sidang untuk

mengambil Keputusan

b. menyusun rencana kerja dan mengadakan pembagian kerja antara Ketua

dan Wakil Ketua

c. menjadi juru bicara DPRD

d. melaksanakan dan memasyarakatkan putusan DPRD

e. mengadakan konsultasi dengan Kepala Daerah dan instansi pemerintah

lainnya sesuai dengan putusan DPRD

f. mewakili DPRD dan atau alat kelengkapan DPRD di pengadilan

g. melaksanakan putusan DPRD berkenaan penetapan sangsi atau

rehabilitasi anggota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan

h. mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya dalam rapat Paripurna

DPRD.

2. Fraksi

Fraksi adalah pengelompokan Anggota DPRD berdasarkan Partai

Politik yang memperoleh kursi sesuai dengan jumlah yang ditetapkan.

Tugas Fraksi adalah :

a. meningkatkan kualitas, kemampuan efisiensi dan efektivitas kerja para

anggota fraksi.

b. menindaklanjuti aspirasi dan atau kepentingan masyarakat dalam

pemerintahan, kesejahteraan dan pembangunan.

Fraksi yang ada di DPRD Kabupaten Kulon Progo pada masa bhakti

2009-2014 sebanyak 6 (enam) yaitu:

1.Fraksi Partai Amanat Nasional

2.Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

3.Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa

33

Page 43: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

4.Fraksi Partai Golkar

5.Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

6.Fraksi Partai Demokrat.

3. Komisi

Komisi yang ada di DPRD juga mengalami perubahan seiring dengan

terpilihnya DPRD masa bhakti 2009-2014, yang dibagi dalam 4 komisi yaitu:

a. Komisi I : Bidang Pemerintahan, meliputi tugas-tugas Pemerintahan,

Ketertiban dan Keamanan, Kependudukan,

Hukum/Perundang-undangan dan HAM, Sosial Politik,

Kepegawaian, Pertanahan, Pengawasan Daerah, Perijinan.

b. Komisi II : Bidang Perekonomian dan Keuangan meliputi tugas-tugas

Perekonomian, Perdagangan, Perindustrian, Pertanian,

Perikanan dan Kelautan, Peternakan, Perkebunan,

Kehutanan, Pengadaan Pangan/Logistik, Koperasi,

Pariwisata, Keuangan Daerah, Perpajakan dan Retribusi

Daerah, Perbankan, Perusahaan Daerah, Perusahaan

Patungan, Penanaman Modal dan Investasi.

c. Komisi III : Bidang Pembangunan meliputi tugas-tugas Kebinamargaan,

Keciptakaryaan, Pengairan, Perhubungan, Sumberdaya

Mineral dan Energi, Lingkungan Hidup, Tenaga Kerja,

Transmigrasi, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta

Informasi dan Komunikasi/Pers.

d. Komisi IV : Bidang Kesejahteraan Rakyat melputi tugas-tugas Sosial,

Agama, Pendidikan, Kebudayaan, Kesehatan, Keluarga

Berencana, Pemberdayaan Masyarakat, Peranan Wanita,

Kepemudaan dan Olah Raga serta Kesenian.

Tabel 2.11.

Pimpinan DPRD Kabupaten Kulon Progo Periode 2009-2014

No. Nama Jabatan Asal Partai

I Pimpinan DPRD

1. Yuliardi, S.Ag Ketua PAN

2. Drs. Sudarto Wakil Ketua I PDIP

3. Drs. Sarwidi Wakil Ketua II PKB

Sumber data : Sekretariat DPRD Kab. Kulon Progo, 2013

34

Page 44: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

Daftar nama anggota DPRD Kabupaten Kulon Progo periode 2009-

2014 menurut komisi dan fraksi berdasarkan SK Nomor

11/KEP/DPRD/2009 adalah seperti tercantum dalam tabel 2.11.

Tabel 2.12.Anggota DPRD Kabupaten Kulon Progo

Tahun 2009-2014

No. Nama Jabatan Asal Partai

I Komisi I: Bidang Pemerintahan

1. Raden Sri Murdopo, SE Ketua PDIP

2. Drs. Suharto Wakil Ketua Partai Golkar

3. Priyo Santoso, SH Sekretaris PAN

4. Hery Sumardiyanto Anggota Partai Gerindra

5. Drs. Risman Susandi Anggota PAN

6. Agus Sujarwo, SE Anggota Partai Karya

Peduli Bangsa

7. Arismawan Anggota Partai Demokrat

8. H. Sihabudin Anggota PKB

9. Suharmanto, S.Pd Anggota PKS

II Komisi II: Bidang Perekonomian dan Keuangan

1. H. Tejo Supono Ketua Partai Demokrat

2. Soleh Wibowo, S.Ag Wakil PKB

3. Suparjo, ST Sekretaris PAN

4. Thomas Kartaya, BA Anggota PDIP

5. Theodorus Tjatur Nugroho, SE Anggota PDIP

6. Sudarto Anggota PAN

7. Ignatius Sunardi Anggota Partai Demokrat

8. Sabari Anggota Partai Golkar

9. Mujiman Anggota Partai Golkar

10. Muh. Ajrudin Akbar, S.Sos. I Anggota PKS

III Komisi III: Bidang Pembangunan

1. H Ponimin Budi hartono Ketua PAN

2. Hamam Cahyadi, ST Wakil PKS

3. Aji Pangaribawa, ST Sekretaris PDIP

4. Hj. Nanik Sueni Anggota PDIP

5. Sarkowi Anggota PAN

35

Page 45: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

No. Nama Jabatan Asal Partai

6. Didik Suratman Anggota Partai Demokrat

7. Hj. Fahmi Noorhayati, SH Anggota PPP

8. Ir. Purwantini Anggota PKB

9. Wiyono Anggota Partai Golkar

36

Page 46: BAB II

DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012

No. Nama Jabatan Asal Partai

IV Komisi IV: Bidang Kesejahteraan Rakyat

1 Yusron Martofa, SH Ketua PKB

2 Siswandi Wakil Partai Demokrat

3 Muhyadi, S.Ag Sekretaris PKS

4 Drs. H Kasdiyono Anggota PAN

5 Nur Eni Rahayu, SE Anggota PKB

6 Akhid Nuryati Anggota PDIP

7 Soepeno Anggota Partai Gerindra

8 Sumardi, SH Anggota Partai Demokrasi

Kebangsaan

9 Widiyanto, S.Pd Anggota Partai Golkar

Sumber data : Sekretariat DPRD Kab. Kulon Progo, 2012

37