BAB II

3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Salep Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok. Salep tidak boleh berbau tengik. Menurut pemikiran modern salep adalah sediaan semipadat untuk pemakaian pada kulit dengan atau tanpa penggosokan. Oleh karena itu salep dapat terdiri dari substansi berminyak atau terdiri dari emulsi lemak atau lilin yang mengandung air dalam proporsi relatif tinggi (Anief, 1997). Persyaratan salep menurut FI edisi III: a. Pemerian tidak boleh berbau tengik. b. Kadar, kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras atau narkotik, kadar bahan obat adalah 10 %. c. Dasar salep d. Homogenitas, Jika salep dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen. e. Penandaan,pada etiket harus tertera “obat luar” . (Syamsuni, 2005) Fungsi salep adalah :

description

Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok. Salep tidak boleh berbau tengik. Menurut pemikiran modern salep adalah sediaan semipadat untuk pemakaian pada kulit dengan atau tanpa penggosokan. Oleh karena itu salep dapat terdiri dari substansi berminyak atau terdiri dari emulsi lemak atau lilin yang mengandung air dalam proporsi relatif tinggi (Anief, 1997).Persyaratan salep menurut FI edisi III:

Transcript of BAB II

Page 1: BAB II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Salep

Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan

sebagai obat luar. Bahan obatnya larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep

yang cocok. Salep tidak boleh berbau tengik. Menurut pemikiran modern salep adalah

sediaan semipadat untuk pemakaian pada kulit dengan atau tanpa penggosokan. Oleh

karena itu salep dapat terdiri dari substansi berminyak atau terdiri dari emulsi lemak

atau lilin yang mengandung air dalam proporsi relatif tinggi (Anief, 1997).

Persyaratan salep menurut FI edisi III:

a. Pemerian tidak boleh berbau tengik.

b. Kadar, kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras

atau narkotik, kadar bahan obat adalah 10 %.

c.     Dasar salep

d. Homogenitas, Jika salep dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan

lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen.

e.     Penandaan,pada etiket harus tertera “obat luar” .

(Syamsuni, 2005)

Fungsi salep adalah :

a. Sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit

b. Sebagai bahan pelumas pada kulit

c. Sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulit dengan

larutan berair dan rangsang kulit.

(Anief, 2005)

2.2. Champor

2.2.1.Sifat fisikokimia

a. Pemerian : Hablur putih, atau massa hablur, tidak berwarna atau putih, bau

khas, tajam, rasa pedas dan aromatik.

b. Kelarutan : Kelarutannya yaitu larut dalam 700 bagian air, 1 bagian etanol

Page 2: BAB II

(95%), 0,25 bagian kloroform P, sangat mudah larut dalam eter P

dan mudah larut dalam minyak lemak.

c. Nama lain : 1,7,7‐Trimethylbicyclo[2.2.1]heptan‐2‐one

d. Rumus molekul: C10H16O

e. Titik didih : 2040C

(Depkes RI, 1979)

2.2.3.Farmakodinamk

Bertindak sebagai rubefacient dan menyebabkan vasodilatasi lokal (dimediasi

oleh cara refleks akson), yang memberikan perasaan nyaman dan hangat. Pada kulit

dapat bertindak sebagai agen anti pruritus (antigatal) dan menghasilkan rasa sejuk dan

efek anastesi lokal yang ringan.

2.2.4.Farmakokinetik

Champor beluj

3. Eucalyptus Oil