BAB II

64
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KONSEP DASAR KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS 1. Definisi Keperawatan Kesehatan Komunitas Keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari tiga kata yaitu keperawatan, kesehatan dan komunitas, dimana setiap kata memiliki arti yang cukup luas. Azrul Azwar (2000) mendefinisikan ketiga kata tersebut sebagai berikut : a. Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan, penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh manusia, baik secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan ekosistem. 4

description

komunitas

Transcript of BAB II

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP DASAR KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS1. Definisi Keperawatan Kesehatan KomunitasKeperawatan kesehatan komunitas terdiri dari tiga kata yaitu keperawatan, kesehatan dan komunitas, dimana setiap kata memiliki arti yang cukup luas. Azrul Azwar (2000) mendefinisikan ketiga kata tersebut sebagai berikut :a. Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan, penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh manusia, baik secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan ekosistem.b. Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan manusia mulai dari tingkat individu sampai tingkat ekosistem serta perbaikan fungsi setiap unit dalam sistem hayati tubuh manusia mulai dari tingkat sub sampai dengan tingkat sistem tubuh.c. Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering dibandingkan dengan manusia lain yang berada diluarnya serta saling ketergantungan untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting untuk menunjang kehidupan sehari-hari. WHO (World Health Organization ) tahun 1947 mendefenisikan komunitas sebagai30

4

suatu kelompok sosial yang ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta ada rasa saling mengenal dan iteraksi antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya.

Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhanKeperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan (Spradley, 1985; Logan and Dawkin, 1987).Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adalah suatu sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat. Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat menyeluruh dengan tidak membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur tertentu, berkelanjutan dan melibatkan masyarakat.Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan. (Pradley, 1985; Logan dan Dawkin, 1987). Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang merupakan keterpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif, secara menyeluruh dan terpadu ditujukan kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal.

2. Tujuan Keperawatan Kesehatan KomunitasTujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut : a. Pelayanan kesehatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga, dan kelompok dalam konteks komunitas.b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok.Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami;2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut;3) Merumuskan dan memecahkan masalah kesehatan;4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi;5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi, yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care).

3. Sasaran Keperawatan Kesehatan KomunitasSasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok; baik yang sehat maupun yang sakit, khususnya mereka yang berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan dalam masyarakat, yaitu sebagai berikut:

a. IndividuIndividu adalah anggota keluarga sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologis, sosial dan spiritual. Apakah individu tersebut mempuinyai masalah kesehatan karena ketidakmampuan merawat dirinya sendiri oleh karena sesuatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya dan keluarga yang ada di lingkungan sekitar tempat tinggal mereka. Di sini peran perawat komunitas adalah membantu individu agar dapat memenuhi kebutuhan dasarnya karena adanya kelemahan fisik dan mental yang dialami, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kemandirian.b. KeluargaKeluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam satu rumah tangga, karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi. Antara keluarga satu dan yang lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Apabila salah satu atau berapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota yang lainnya dan keluarga yang ada disekitarnya. Dari permasalahan tersebut diatas, maka keluarga merupakan fokus pelayanan kesehatan yang strategis, sebab:1) Keluarga sebagai lembaga yang diperhitungkan 2) Keluarga yang mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan seluruh anggota keluarga3) Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan 4) Keluarga sebagai tempat pengambilan keputusan (decision making) dalam perawatan kesehatan 5) Keluarga merupakan perantara yang efektif dalam berbagai usaha-usaha kesehatan masyarakat.c. Kelompok khususKelompok khusus adalah sekumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, usia, permasalahan (problem). Kegiatan yang terorganisasi sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Kelompok khusus yang ada di masyarakat dan institusi dapat diklasifikasikan berdasarkan permasalahan serta kebutuhan yang mereka hadapi, diantaranya sebagai berikut :1) Kelompok dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat perkembangan dan pertumbuhan (growth and development), yaitu : Kelompok ibu hamil dan ibu bersalin (melahirkan), usia harapan hidup waktu lahir diharapkan meningkat pada tahun 1967 (45 tahun), tahun 1980 (50 tahun), tahun 1981-1985 adalah 51,9 tahun untuk wanita dan 48,9 tahun untuk laki-laki. keadaan ini menunjukkan perbaikan bila dibandingkan dengan periode tahun 1979-1981, yaitu 49,4 tahun untuk wanita dan 46,5 tahun untuk laki-laki. Usia harapan hidup pada tahun 2000 diharapkan sekurang-kurangnya menjadi 60 tahun. sedangkan pada tahun 2001 diharapkan menjadi 66,2 tahun.

Kelompok ibu nifas Kelompok bayi. Bayi yang dilahirkan dari ibu dengan berat badan 2500 gr atau kurang, dewasa ini berjumlah sekitar 14% akan turun menjadi setinggi-tingginya 7% pada tahun 2000. banyak faktor yang menjadi pencetus bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR), salah satunya adalah status gizi ibu yang buruk. Pemerintah telah bekerja sama dengan badan dunia yang bergerak dalam penanganan gizi seperti WFP (Word Food Programs) untuk membantu status gizi masyarakat melalui program pangan, perbaikan sanitasi lingkungan, dan sebagainya. Kelompok balita. Angka kematian balita pada tahun 1980 adalah 100/1000 kelahiran hidup. Hal ini menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan tahun 1976 dimana IMR (Infant Mortality Rate) adalah 110/1000 kelahiran hidup. Angka ini diharapkan pada tahun 2000 menjadi setinggi-tingginya 45/1000 kelahiran hidup pada tahun 2001 turun menjadi 35/1000 kelahiran hidup. Keadaan ini berbeda disetiap wilayah Indonesia karena perbedaan situasi dan kondisi di masing-masing daerah. Kelompok anak usia sekolah Kelompok Usia lanjut2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan yaitu: Penderita penyakit menular antara lain sebagai berikut: Kelompok penderita penyakit kusta. Indonesia sampai pada tahun 2007 menduduki urutan ke-4 untuk jumlah penderita kusta setelah India, Brazil dan Myanmar. Jawa Timur merupakan Propinsi dengan jumlah penderita kusta terbanyak di Indonesia. Dari 38 Kabupaten/kota se-Jawa Timur Kabupaten Gresik menempati urutan ke-14 pada era 90-an jumlah penderita kusta di kabupaten tersebut mencapai 30/10000 penduduk tapi pada tahun 2007 jumlahnya sudah menurun menjadi 1/10000 penduduk. Kelompok penderita penyakit Tuberculosis paru. Angka kesakitan yang disebabkan oleh penyakit Tuberculosis Paru saat ini mencapai 3/1000 penduduk. Diharapkan angka ini akan menurun menjadi 2/1000 penduduk pada tahun 2000. Pada tahun 2008, Tuberculosis paru merupakan penyebab kematian akibat penyakit menular nomor satu di dunia. Indonesia menduduki urutan ke-3 untuk Negara dengan insiden Tuberculosis paru terbanyak. Pemerintah telah berupaya semaksimal mungkin untuk menurunkan insiden penyakit ini melalui perbaikan status gizi masyarakat, sarana dan prasarana yang diduga dapat meningkatkan insiden penyakit ini serta meningkatkan partisipasi masyarakat dengan pengadaan berbagai seminar kesehatan mengenai Tuberculosis paru. Kelompok penderita penyakit kelamin (gonorhea, sifilis). Kelompok penderita HIV/AIDS. Penderita penyakit tidak menular, misalnya kelompok penderita penyakit Hipertensi, Diabetes Mellitus, penyakit jantung, Kanker, Stroke dan sebagainya. Angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular seperti penyakit kanker dan kardiovaskular cenderung meningkat. Hal yang sama juga terjadi pada angka kejadian gangguan jiwa, penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya. Kecelakaan kerja dan lalu lintas juga akan terus meningkat sehingga angka ketunaan, baik fisik maupun mental akan meningkat pula. kelompok cacat yang memerlukan rehabilitas, antara lain sebagai berikut: Kelompok cacat fisik, misalnya kebutaan. Tingkat kebutaan di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan dimana saat ini rasio orang buta sudah mencapai 1,5% dari total populasi. Indonesia merupakan Negara dengan tingkat kebutaan tertinggi di Asia. Penyebab kebutaan yang paling sering ditemukan adalah katarak, glaucoma, kelainan refraksi, gangguan retina dan kelainan kornea. Hal ini dapat diakibatkan karena gizi buruk, pola hidup atau kebiasaan yang sama, serta minimnya pelayanan kesehatan Kelompok cacat mental. Diharapkan angka kesakitan penderita kelainan jiwa (psikosis) dapat dipertahankan pada rasio 1-3/1000 penduduk. Sementara jumlah penderita gangguan jiwa yang relativ lebih ringan seperti neurosis dan gangguan perilaku dipertahankan pada rasio 20-60/1000 penduduk. Kelompok cacat sosial. 3) Kelompok yang mempunyai resiko tinggi terserang penyakit, yaitu: Kelompok penyalahgunaan obat dan narkotika. Kelompok wanita tuna susila (WTS) dan pekerja seks komersial. Kelompok pekerja tertentu.

4. Paradigma Keperawatan Kesehatan KomunitasParadigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok, yaitu manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins, 1987). Sebagai sasaran praktik keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat.a. Individu Sebagai KlienIndividu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, sosial dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien/klien.b. Keluarga Sebagai KlienKeluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri. Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu fokus pelayanan keperawatan yaitu : 1) Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.2) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan didalam kelompoknya sendiri.3) Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit yang diderita salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga tersebut.c. Masyarakat Sebagai KlienMasyarakat memiliki ciri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh adat istiadat, norma, sosial dan peraturan yang khas dan memiliki identitas yang kuat mengikat semua warga. Kesehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas didefenisikan sebagai kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif. Kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif. Menurut Hendrik L. Blum ada empat elemen yang mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik seperti air, udara, sampah, tanah, iklim, dan perumahan. Contoh di suatu daerah mengalami wabah diare dan penyakit kulit akibat kesulitan air bersih. Keturunan merupakan elemen yang telah ada pada diri manusia yang dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma. Keempat elemen tersebut saling berkaitan dan saling menunjang satu dengan yang lainnya dalam menentukan derajat kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai bentuk pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada individu, keluarga, dan kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan spiritual secara komprehensif yang ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.Lingkungan dalam paradigma keperawatan berfokus pada lingkungan masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan manusia. Lingkungan disini meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial dan budaya dan lingkungan spiritual.

5. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitasa. Proses kelompok (Group Process) Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar dari pengalaman sebelumnya, selain dari faktor pendidikan/pengetahuan individu, media massa, televisi, penyuluhan yang dilakukan oleh petugas kesehatan dan sebagainya. begitu juga dengan masalah kesehatan dilingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan sebelumnya sangat memengaruhi upaya penanganan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penanganan yang bersifat invidual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan pendekatan pemecahan masalah kesehatan menggunakan proses kelompok. b. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok, atau masyarakat sendiri. Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar seseorang mampu:1) Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri 2) Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap masalahnya, dengan sumberdaya yang ada pada mereka dan ditambah dengan dukungan dari luar. 3) Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut undang-undang kesehatan no. 23 tahun 1992 maupun WHO yaitu Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental, dan sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial. Pendidikan kesehatan di semua program kesehatan baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan maupun program kesehatan lainnya. Tujuan ini dapat diperincikan sebagai berikut:1) Menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di masyarakat. 2) Mendorong individu agar mampu, baik secara mandiri ataupun kelompok, mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat. 3) Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang ada. c. Kerja sama (Partnership)Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerjasama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas, melalui upaya ini berbagai persoalan dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.

6. Falsafah Keperawatan Kesehatan KomunitasFalsafah keperawatan merupakan pandangan mendasar tentang hakikat manusia dan esensi keperawatan yang menjadi kerangka dasar dalam praktik keperawatan. Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan; baik biologis, psikologis, sosial, kultural, dan spiritual terhadap keperawatan komunitas. selain itu, hal ini juga memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu pada falsafah atau paradigma keperawatan secara umum, yaitu ; manusia merupakan titik sentral dari setiap upaya pembangunan kesehatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Bertolak dari pandangan ini, disusunlah paradigma keperawatan komunitas yang terdiri atas empat komponen dasar yaitu ; manusia, kesehatan, lingkungan, dan keperawatan.a. ManusiaManusia merupakan komponen paradigma keperawatan yang menjadi salah satu fokus dari pelayanan keperawatan. Manusia sebagai klien yang merupakan makhluk bio, psiko, sosial dan spiritual, yang merupakan kesatuan dari aspek jasmani dan rohani, yang memiliki sifat unik dengan kebutuhan berbeda-beda sesuai dengan tingkat perkembangannya masing-masing. Dengan demikian, apabila terjadi masalah pada seorang klien, tidak hanya cukup dengan memberi obat saja, tetapi perawat juga memberikan pendekatan keseluruhan yaitu menyelidiki semua faktor yang ada; baik fisik, mental, maupun sosial.1) Manusia sebagai makhluk bio, psiko, sosial, kultural, spiritual Manusia sebagai makhluk BiologisManusia memiliki kaidah jasmaniah yang terpadu, dimana bentuk manusia terdiri atas organ-organ yang bekerja sebagai suatu sistem yang utuh, sehingga apabila ada salah satu organ terganggu, maka akan berpengaruh terhadap semua sistem tubuhnya. Manusia selalu mempunyai kebutuhan untuk mempertahankan hidup. Manusia sebagai makhluk yang memiliki jiwa (psikologis)Manusia mempunyai struktur kepribadian, sehingga tingkah lakunya merupakan manifestasi dari kejiwaannya. Manusia sebagai makhluk sosial Sejak lahir, manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain, karena manusia merupakan satu sistem yang saling bergantung, sehingga manusia perlu bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidupnya. Manusia sebagai makhluk kulturalManusia lahir pada suatu tempat dan belajar serta berkembang dalam lingkungan tersebut, sehingga ia manganut dan terbentuk sesuai budaya setempat. Manusia sebagai makhluk dengan dasar spiritual (berketuhanan)Manusia memiliki keyakinan dan kepercayaan serta menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga dari keyakinan inilah dia mendapatkan ketentraman jiwa.2) Kebutuhan Dasar ManusiaSalah satu teori yang digunakan untuk menjelaskan kebutuhan dasar manusia adalah teori dari Abraham Maslow: Kebutuhan manusia disusun dalam suatu hierarki kepentingan yang dimulai dari tingkat kebutuhan yang paling dasar; fisiologis, keamanan, kecintaan (sayang), penghargaan, dan akhirnya aktualisasi diri. Kebutuhan akan rasa aman, meliputi: keselamatan, keamanan dan perlindungan hukum, serta ketertiban. Kebutuhan akan rasa cinta, rasa memiliki, dan dimiliki. Meliputi: ingin kasih sayang, ingin dicintai/diterima oleh kelompok, keakraban, dan komunikasi. Kebutuhan akan harga diri meliputi: ingin dihargai dan menghargai, toleransi dalam hidup berdampingan, menghargai status, dan privasi. Disamping itu Robert Moroney juga menggolongkan kebutuhan menjadi empat macam yaitu: Kebutuhan normative, yaitu kebutuhan yang timbul dan ada dilingkungan masyarakat. Umumnya timbul karena faktor nilai dan hukum. Kebutuhan yang dirasakan, yaitu kebutuhan dimana orang atau masyarakat yang terkena merasakan kebutuhan itu, sehingga mengharapkan untuk segera dipenuhi. Kebutuhan yang disampaikan, yaitu suatu kebutuhan dimana orang-orang atau individu yang memiliki kebutuhan itu berusaha untuk mencari pemenuhannya. Kebutuhan yang diperbandingkan, yaitu kebutuhan yang pemenuhannya berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya, antara daerah yang satu dengan daerah yang lainnya.

b. Kesehatan1) Konsep SehatSehat adalah suatu kondisi terbebasnya seseorang dari gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia atau komunitas. sedangkan kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera sempurna yang lengkap, meliputi: kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata bebas dari penyakit atau kelemahan, disamping itu juga mampu produktif.Menurut undang-undang no. 23 tahun 1992, sehat adalah keadaan dari tubuh (jasmani), jiwa (rohani), dan sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Menurut WHO 1947, yang dikatakan sehat adalah suatu keadaan yang lengkap, meliputi: kesejahteraan fisik, mental dan sosial bukan semata-mata bebas dari penyakit atau kelemahan. Sebagai konsekuensi dari konsep WHO tersebut, maka yang dikatakan manusia sehat adalah: Tidak sakit Tidak cacat Tidak lemah Bahagia secara rohani Sejahtera secara sosial Fit secara jasmani. Hal tersebut diatas sangat ideal dan sulit dicapai karena salah satu faktor penentunya adalah faktor lingkungan yang sulit untuk dikendalikan.2) Konsep SakitDefinisi sakit menurut Perkins adalah suatu keadaan tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan dalam beraktivitas sehari-hari, baik aktivitas jasmani, rohani, maupun sosial. Persepsi sakit serta kesakitan untuk setiap individu sangat berbeda dan bergantung pada situasi dan kondisi seperti di bawah ini: Seseorang merasa sakit atau kesakitan setelah diperiksa dan dinyatakan menderita sakit. Seseorang merasa sakit tetapi setelah diperiksa ternyata individu tersebut tidak menderita sakit atau tidak mengalami penyakit. Seseorang tidak merasa sakit, tetapi sebenarnya individu tersebut sedang mengidap penyakit. Seseorang tidak merasa sakit dalam tubuhnya.c. LingkunganLingkungan merupakan komponen dalam lingkup keperawatan yang mempunyai implikasi sangat luas bagi kelangsungan hidup manusia, khususnya menyangkut status kesehatan seseorang. Lingkungan dapat berupa lingkungan internal dan eksternal yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung pada individu, kelompok atau masyarakat. Jika keseimbangan lingkungan ini tidak dijaga dengan baik, maka akan dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. 1) Hubungan Sehat-sakit dan lingkunganPencegahan primer (Primary Prevention) Pencegahan sekunder (secondary prevention)Pencegahan tersier (tertiary prevention)

1) Peningatan kesehatan (Health promotion)2) Pencegahan spesifik (specific prevention)

Tingkat kepekaan (stage of )1) Deteksi dini (early detection)2) Pengobatan dini (early curative)1) Membantasi kecacatan (disability limitation)2) Rehabilitas (Rehabilitation)

Tingkat Kecacatan (stage of disability)

C

L

I

N

I

C

A

L Tingkat sebelum sakit (stage of presymptomatic)HORIZON

Tingkat sakit (stage of clinical ilness)

Sumber: Foundation of epidemiology (1980)2) Model ekologi (ecological models) atau segitiga Epidemiologi (Host-Agent-Environment)Dalam model ini ada tiga faktor yang sangat berperan yaitu sebagai berikut: Faktor induk semang/manusia (Host)Faktor host ini termasuk faktor yang sangat dipengaruhi oleh sifat genetik manusia. Pada host yang merupakan faktor intrinsik adalah (kepribadian), manusia dengan kepribadian agresif, kompetitif, ambisius, selalu aktif dan merasa dikejar waktu beresiko untuk mederita penyakit jantung koroner. Yang termasuk dalam faktor ini adalah usia, jenis kelamin, ras, agama, keturunan, kepribadian, gizi, dan lain sebagainya. Faktor penyebab penyakit (Agent)Agent dari suatu penyakit biasanya berlokasi pada lingkungan tertentu. Agent dari lingkungan fisik misalnya radiasi sinar radioaktif penyebab sterilitas. Agent dari lingkungan kimia, misalnya limbah industri yang mengandung bahan kimia (Hg) sebagai penyebab penyakit milamata. Agent yang bersifat biologis misalnya fektor, bakteri, protozoa, dan virus. Sementara agent yang bersifat kimia misalnya insektisida. Agent yang bersifat fisik, misalnya iklim panas atau dingin dan yang berbentuk makanan seperti makanan basi, makanan berlemak dan lain-lain.

Faktor Lingkungan (environment)Elemen yang termasuk faktor lingkungan adalah faktor ekstrinsik yaitu lingkungan fisik, biologis dan sosial, iklim, sistem perekonomian serta politik3) Model hidup sehatTingkat baiknya status kesehatan masyarakat dinyatakan dengan keadaan kesehatan masyarakat. Keadaan sehat menurut Hendrik L. Blum adalah keadaan, baik dari somatik, sosial dan psikis. sementara menurut WHO (1957) keadaan sehat adalah suatu keadaan tubuh manusia yang menggambarkan berfungsinya tubuh secara memuaskan dalam lingkungan dan sifat keturunan tertentu. tahapan ini dapat dikategorikan kedalam 4 spektrum yaitu : a) Tahap sehat optimal (stage of optimal health), yaitu kondisi kesehatan yang optimal dimana terdapat unsur-unsur somatik, psikis dan sosial yang berfungsi secara optimal. b) Tahap sehat sub optimal atau sakit ringan (stage of suboptimal health), yaitu kondisi kesehatan yang menurun dan terdapat gangguan fungsi yang ringan dari somatik, psikis dan sosial. c) Tahap sakit / terganggu (stage of over illness / Dissability), kondisi kesehatan yang menurun dan terdapat gangguan fungsi yang jelas serta menunjukkan gejala ketidakmampuan atau gangguan kegiatan dan kecakapan sehari-hari. d) Tahap sakit berat atau dekat kematian (stage of very serious illness/approaching death), yaitu kondisi kesehatan yang sangat menurun dan telah mengancam eksistensi kehidupan atau vitalitas seseorang. Empat faktor utama yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan individu atau masyarakat menurut Hendrik L. Blum, terdiri atas a) Faktor Lingkungan (environment) yang terdiri atas lingkungan sosial ekonomi, fisik, dan politik. b) Faktor perilaku atau gaya hidup (life style), individu, kelompok atau masyarakat. c) Faktor pelayanan kesehatan (Medical care servis) meliputi jenis, cakupan dan kualitasnyad) Faktor genetik atau keturunan (herediter)d. KeperawatanKeperawatan adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Dalam memberikan pelayanan kesehatan, perawat akan menghadapi berbagai invidu yang unik. Agar dapat melaksanakan tugas sesuai dengan tugas tersebut perawat harus dapat mengadakan pendekatan dengan klien, sehingga dapat tercapai perawatan yang bermutu dan memenuhi kebutuhan klien melalui proses perawatan secara mendalam. Intervensi atau tindakan yang dilakukan bertujuan untuk menekan stressor atau meningkatkan kemampuan klien dalam menghadapi stressor melalui upaya pencegahan primer, sekunder dan tersier. Oleh karena itu perawat komunitas dituntut untuk memahami beberapa konsep yang mencakup konsep asuhan keperawatan agar mampu :1) Memberi bantuan yang paripurna dan efektif bagi semua orang yang membutuhkan pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem kesehatan nasional (SKN).2) Menjamin bahwa semua bantuan di arahkan untuk memenuhi kebutuhan klien.3) Melibatkan klien dalam perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan.4) Memelihara hubungan kerja yang efektif dengan semua anggota tim kesehatan.

e. Perbedaan pelayanan keperawatan di klinik/rumah sakit dengan komunitasNo.Aspek Perbedaan

Rumah sakitKomunitas

1.Tempat kegiatanBangsal perawatan klinikPuskesmasRumahSekolahPerusahaan-perusahaanPanti-panti

2.Tipe klien yang dilayaniOrang sakitOrang meninggal Orang sehatOrang sakitOrang meninggal

3.Ruang lingkup pelayananPreventif atau pencegahanRehabilitatif atau pemulihanPromotif/peningkatan kesehatanPreventif/pencegahan penyakitKuratif/pengobatanRehabilitative/pemulihanResosiasi, yaitu pengembalian fungsi sosial pada masyarakat

4.Fokus/perhatian utamaRasa aman selama sakitPeningkatan kesehatanPencegahan penyakit

5.Sasaran pelayananIndividuIndividuKeluargaKelompok khusus Masyarakat

f. Tingkat Pencegahan dalam Keperawatan KomunitasKeperawatan komunitas merupakan bentuk pelayanan atau asuhan yang berfokus kepada kebutuhan dasar komunitas, yang berkaitan dengan kebiasaan atau pola perilaku masyarakat yang tidak sehat. Intervensi keperawatan komunitas mencakup:1) Pendidikan kesehatan2) Mendemonstrasikan keterampilan dasar yang dapat dilakukan di komunitas. 3) Intervensi keperawatan yang memerlukan keahlian perawat, seperti melakukan konseling pada remaja, balita, usila, pasangan yang akan menikah dan lain-lain.4) Kerja sama lintas program dan sektoral dalam mengatasi masalah kesehatan di komunitas.5) Rujukan keperawatan dan non-keperawatan apabila diperlukan g. Tahap PrepatogenesisPada tahap ini dapat dilakukan kegiatan pencegahan primer. Pencegahan primer dilakukan melalui dua kelompok kegitan yaitu:1) Peningkatan kesehatan (Hellath Promotion) yaitu peningkatan status kesehatan masyarakat melalui beberapa kegiatan diantaranya Penkes (Health education), Pendidikan kesehatan masyarakat (PKM).2) Perlindungan umum dan khusus (general and specific protection), yaitu usaha kesehatan untuk memberikan perlingdungan secara umum atau khusus kepada seseorang atau masyarakat antara lain melalui imunisasi, kebersihan diri, perlindungan diri dari kecelakaan, perlindungan diri dari lingkungan, kesehatan kerja perlindungan diri dari karsinogen, toksin dan allergen serta pengendalian sumber-sumber pencemaran. h. Tahap PatogenesisPada tahap pathogenesis dapat dilakukan dua kegiatan pencegahan yaitu:1) Pencegahan sekunder (secondary prevention) yaitu pencegahan terhadap masyarakat yang masih sakit dengan dua kelompok kegiatan berikut ini: Diagnosis dini atau pengobatan segera/adekuat antara lain melalui penemuan kasus secara dini, pemeriksaan umum lengkap, pemeriksaan masal, survey terhadap kontak, sekolah dan rumah, penanganan kasus, serta pengobatan yang adekuat. Pembatasan kecacatan antara lain melalui penyempurnaan dan intensifikasi terapi lanjutan, pencegahan komplikasi, perbaikan fasilitas kesehatan, penurunan beban sosial penderita dan lain-lain.2) Pencegahan tersier (tertiary prevention), yaitu usaha pencegahan terhadap masyarakat yang telah sembuh dari sakit serta mengalami kecacatan, antara lain melalui pendidikan kesehatan lanjutan, terapi kerja, perkampungan rehabilitasi sosial, penyadaran masyarakat, lembaga rehabilitas serta partisipasi masyarakat dan lain-lain.

7. Kegiatan Praktek Keperawatan MasyarakatKegiatan praktek keperawatan kesehatan masyarakat, yang di lakukan oleh perawat mencakup hal-hal yang sangat luas, tentunya sesuai dengan tingkat pelayanan kesehatan dimana perawat kesehatan masyarakat itu bekerja, tetapi secara umum kegiatan perawat kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut:a. Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga, kelompok-kelompok khusus baik di rumah (home nursing), di sekolah (school health nursing), di perusahaan, di posyandu, di polindes, dan di daerah binaan kesehatan masyarakat.b. Penyuluhan/pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah perilaku individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.c. Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi.d. Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi.e. Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan penanganan lebih lanjut.f. Penemuan kasus pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.g. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan masyarakat.h. Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas, melalui pengenalan masalah kesehatan masyarakat, perencanaan kesehatan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan menggunakan proses keperawatan sebagai suatu usaha pendekatan ilmiah.i. Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan keperawatan komunitas.j. Mengadakan kerja sama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait.k. Memberikan keteladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu keluarga, kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan dan kesehatan.l. Ikut serta dalam penelitian untuk mengembangkan perawatan kesehatan masyarakat sesuai dengan tingkat pelayanan dan pendidikan yang dimiliki.

2.2 PROSES ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS1. Definisi Proses Keperawatan Kesehatan KomunitasProses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan tersebut dilaksanakan secara berurutan, terus menerus, saling berkaitan dan dinamis. Selanjutnya menetapkan langkah proses keperawatan sebagai proses pengumpulan data, pengkajian, perencanaan dan implementasi. Jadi, proses keperawatan komunitas adalah metode asuhan keperawatan yang bersifat ilmiah, sistematis, dinamis, kontinu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien, keluarga serta kelompok atau masyarakat.

2. Tujuan dan Fungsi Proses Keperawatan Kesehatan Komunitasa. Tujuan proses keperawatan kesehatan komunitasTujuan proses keperawatan kesehatan komunitas, adalah sebagai berikut:1) Agar diperoleh asuhan keperawatan komunitas yang bermutu, efektif dan efisien sesuai dengan permasalahan yang terjadi pada masyarakat. 2) Agar pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas dapat dilakukan secara sistematis, dinamis, berkelanjutan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.3) Meningkatkan status kesehatan masyarakat. b. Fungsi proses keperawatan kesehatan komunitas1) Memberikan pedoman yang sistematis dan ilmiah bagi tenaga kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya.3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah, komunikasi yang efektif dan efsisien serta melibatkan peran serta masyarakat. 4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan permasalah akan kebutuhannya sehingga mendapatkan pelayanan yang cepat agar mempercepat proses penyembuhannya.

3. Kegiatan Praktek Keperawatan MasyarakatKegiatan praktek keperawatan kesehatan masyarakat, yang di lakukan oleh perawat mencakup hal-hal yang sangat luas, tentunya sesuai dengan tingkat pelayanan kesehatan dimana perawat kesehatan masyarakat itu bekerja, tetapi secara umum kegiatan perawat kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut:a. Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga, kelompok-kelompok khusus baik di rumah (home nursing), di sekolah (school health nursing), di perusahaan, di posyandu, di polindes, dan di daerah binaan kesehatan masyarakat.b. Penyuluhan/pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah perilaku individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.c. Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi.d. Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi.e. Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan penanganan lebih lanjut.f. Penemuan kasus pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.g. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan masyarakat.h. Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas, melalui pengenalan masalah kesehatan masyarakat, perencanaan kesehatan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan menggunakan proses keperawatan sebagai suatu usaha pendekatan ilmiah.i. Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan keperawatan komunitas.j. Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait.k. Memberikan keteladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu keluarga, kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan dan kesehatan.l. Ikut serta dalam penelitian untuk mengembangkan perawatan kesehatan masyarakat sesuai dengan tingkat pelayanan dan pendidikan yang dimiliki.4. Model PendekatanDalam memecahkan masalah kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat secara keseluruhan, pendekatan yang digunakan oleh perawat adalah pendekatan pemecahan (problem solving approach), yang dituangkan dalam proses keperawatan dengan memanfaatkan pendekatan epidemologi yang dikaitkan dengan upaya kesehatan dasar (PHC).Bila pendekatan dilakukan terhadap keluarga binaan disebut dengan family approach, tetapi bila pembinaan keluarga berdasarkan atas seleksi kasus yang merujuk ke puskesmas yang dinilai memerlukan tindak lanjut disebut dengan case approach, dan pendekatan tersebut dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan melalui mawas diri dengan melibatkan partisipasi masyarakat disebut dengan communitty approach.5. Metodologi Dalam melaksanakan asuhan keperwatan kesehatan masyarakat, metode yang digunakan adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah di dalam bidang keperawatan melalui tahap-tahap sebagai berikut:1) PengkajianKegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat dalam mengkaji kesehatan masyarakat baik tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat adalah:a) Pengumpulan data adalah untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi dengan menggunakan pengumpulan data dalam menghimpun informasi. Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan MC. Forlane (1958) terdiri dari inti komunitas meliputi: demografi, populasi, nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat kesehatan. Sedangkan lingkungan adalah : lingkungan fisik, pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan kesehatan dan, komunikasi, ekonomi dan rekreasi. Hal-hal ini perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai dan efektif dalam langkah-langkah selanjutnya.b) Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan disusun dalam suatu format yang sistematis. Dalam menganalisa data memerlukan pemikiran kritis. Data terkumpul kemudian dianalisa seberapa berat stressor yang mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul dikomunitas. Selanjutnya dirumuskan masalah atau diagnosa keperawatan. Menurut Mueke (1987) yang terdiri dari:a) Masalah sehat sakitb) Karakteristik populasic) Karakteristik lingkungan2) Merumuskan masalah keperawatan/kesehatan dan masalah keperawatan kesehatan masyarakat di berbagai tingkat sesuai dengan urutan prioritasnya.Diagnosa keperawatan yang dirumuskan dapat aktual, ancaman/resiko atau Wellness.Menetapkan masalah keperawatan kesehatan masyarakat berdasarkan:a) Masalah yang ditetapkan dari data umumb) Masalah yang dianalisa dari hasil kesenjangan pelayanan kesehatanMenetapkan skala prioritas dilakukaan untuk menentukan tindakan yang lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan masyarakat secara keseluruhan dengan mempertimbangkan:a) Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakatb) Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempatc) Kemampuan dan sumberdaya masyarakatd) Keterlibatan, partisipasi, dan peran serta masyarakat.

Kriteri skala prioritas:a) Perhatian masyarakat, yang meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan emosi masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan urgensinya segera ditanggulangi.b) Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu kurun waktu tertentu.c) Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat.d) Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan mempertimbangkan berbagai unsur dalam cara pengelolaan masalah yang menyangkut biaya, sumber daya, sarana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin timbul timbul menurut (Nasrul Efendi, 1995).e) Tersedianya sumberdaya masyarakatf) Aspek politikDalam menyusun atau mengurut masalah atau diagnosis komunitas sesuai dengan prioritas (penapisan) yang digunakan dalam keperawatan komunitas adalah format penapisan menurut Mueke dan Stanhope, Lancaster (1998).3) PerencanaanKegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah:a) Menetapkan tujuan dan sasaran pelayananb) Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan keperawatanc) Menetapkan tujuan keberhasilan dari rencana tindakan yang dilakukan4) PelaksanaanPada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan melibatkan individu, keluarga dan kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat adalah:a) Keterpaduan antara: biaya, tenaga, waktu, lokasi, sarana dan prasarana dengan pelayanan kesehatan maupun sarana lainnya.b) Keterlibatan petugas, kader dan tokoh masyarakat dalam rangka alih peran.c) Pendidikan keperawatan yang dilakukan dicatat dan didokumentasikan.d) Adanya pelaksanaan tindakan rujukan baik medis maupun rujukan kesehatan.

5) Evaluasi dan PenilaianEvaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau telah dirumuskan sebelumnya. Kegiatan yang dilakukan menurut Nasrul Effendy, 1998:a) Membandingkan hasil tindakan yang dilakukan dengan tujuan yang telah ditetapkan.b) Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan pelaksanaan.c) Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya apabila masalah belum teratasi.Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap program kesehatan. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (Output).Adapun dalam evaluasi difokuskan dalam:a) Revelensi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan.b) Perkembangan atau kemajuan proses.c) Efesiensi biaya (cost efficiency)d) Efektifitas kerja e) Dampak; apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam jangka waktu yang ditentukan.Kegunaan evaluasi:a) Menentukan perkembangan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan.b) Menilai hasil guna, daya guna dan produktifitas asuhan keperawatan yang diberikan.c) Menilai asuhan keperawatan dan sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun rencana baru dalam proses keperawatan.Hasil evaluasi: Terdapat tiga kemungkinan dalam evaluasi, yaitu :a) Tujuan tercapai Apabila individu, keluarga, kelompok dan masyarakat telah menunjukan kemajuan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.b) Tujuan tercapai sebagian Apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga perlu dicari penyebab dan cara memperbaikinya atau mengatasinya.c) Tujuan tidak tercapaiApabila individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tidak menunjukan perubahan sama sekali bahkan timbul masalah baru. Dalam hal ini perlu dikaji secara mendalam apakah terdapat problem dalam data, analisis diagnosis, tindakan, dan faktor-faktor lain yang tidak sesuai.