BAB II

47
BAB II LANDASAN DASAR BERPAKAIAN BAIK DAN SOPAN PAKAIAN Pakaian adalah kebutuhan sandang manusia yang merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping kebutuhan pangan (makanan) dan kebutuhan papan (tempat tinggal). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pakaian memiliki arti sebagai segala barang yang biasa dipakai seseorang baik berupa baju, jaket, celana, sarung, selendang, kerudung, jubah, surban, dan lain sebagainya. Secara istilah, pakaian adalah segala sesuatu yang dikenakan seseorang yang terdiri dari berbagai ukuran dan mode seperti baju, celana, sarung, dan jubah, serta disesuaikan dengan kebutuhan pemakainya baik untuk tujuan yang bersifat khusus maupun yang umum. Tujuan bersifat khusus artinya pakaian yang dikenakan lebih berorientasi pada nilai keindahan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi pemakainya. Tujuan bersifat umum memiliki arti bahwa pakaian yang dikenakan lebih berorientasi untuk menutup atau melindungi bagian tubuh yang perlu ditutup atau dilindungi, baik menurut

description

bab

Transcript of BAB II

Page 1: BAB II

BAB II

LANDASAN DASAR BERPAKAIAN BAIK DAN SOPAN

PAKAIAN

Pakaian adalah kebutuhan sandang manusia yang merupakan salah satu kebutuhan

pokok manusia disamping kebutuhan pangan (makanan) dan kebutuhan papan (tempat

tinggal). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pakaian memiliki arti sebagai segala barang

yang biasa dipakai seseorang baik berupa baju, jaket, celana, sarung, selendang, kerudung,

jubah, surban, dan lain sebagainya.

Secara istilah, pakaian adalah segala sesuatu yang dikenakan seseorang yang terdiri dari

berbagai ukuran dan mode seperti baju, celana, sarung, dan jubah, serta disesuaikan dengan

kebutuhan pemakainya baik untuk tujuan yang bersifat khusus maupun yang umum. Tujuan

bersifat khusus artinya pakaian yang dikenakan lebih berorientasi pada nilai keindahan yang

disesuaikan dengan situasi dan kondisi pemakainya.

Tujuan bersifat umum memiliki arti bahwa pakaian yang dikenakan lebih berorientasi untuk

menutup atau melindungi bagian tubuh yang perlu ditutup atau dilindungi, baik menurut

ketentuan adat maupun agama. Menurut ketentuan adat memiliki arti bahwa pakaian yang

dikenakan harus sesuai dengan mode ataupun batasan ukuran dalam wilayah dimana hukum

adat itu berlaku, sedangkan menurut ketentuan agama lebih mengarah pada keperluan untuk

menutup aurat sesuai ketentuan dalam berpakaian pada tiap - tiap agama.

2.2 Fungsi Pakaian

Pakaian yang biasa dikenakan setiap hari memiliki beberapa fungsi atau kegunaan, seperti:

a. Melindungi tubuh dari cuaca, sinar matahari, debu, gangguan binatang, dan

berbagai benda yang membahayakan kulit.

Page 2: BAB II

Contohnya orang yang     berada di daerah kutup memerlukan pakaian yang tebal

untuk melindungi tubuhnya dari cuaca dingin dan menjaga kondisi tubuhnya tetap

hangat.

b. Menutupi atau menyamarkan kekurangan pemakai pakaian tersebut

Dengan menggunakan pakaiaan yang tepat dapat menutupi kekurangan dan menonjolkan

kelebihan yang ada pada diri si pemakai. Contohnya seseorang yang bertubuh kurus pendek

akan menghindari memakai pakaian yang longgar atau lebih besar, rok yang terlalu

pendek (rok mini), dan rok span karena hal ini akan memberikan kesan lebih kurus dan lebih

pendek, melainkan dapat memberikan kesan langsing dengan menggunakan model rok

pias, model kerah yang dapat menutupi tulang leher, sepatu dengan hak tinggi,

memakai perhiasan yang berukuran kecil atau sedang, dan memakai

atasan yang tidak menonjolkan bentuk tubuh   yang kurus dan pendek tersebut.

b. Perbedaan Jenis Kelamin

Dalam kehidupan sehari - hari rok, gaun, dan sepatu hak tinggi biasanya dilihat sebagai

pakaian wanita, sementara dasi, kemeja, dan celana panjang biasanya dilihat sebagai pakaian

pria. Celana pernah dilihat sebagai pakaian khusus pria, tetapi saat ini dikenakan oleh kedua

jenis kelamin. Pakaian pria kadang-kadang lebih praktis daripada pakaian wanita karena

dapat digunakan dalam berbagai macam situasi, tetapi pakaian wanita memiliki jenis dan

model yang jauh lebih luas daripada pakaian pria. Pria biasanya diperbolehkan untuk

bertelanjang dada dalam berbagai tempat umum, seperti di kolam berenang. Biasanya wanita

diperbolehkan memakai pakaian pria, seperti dasi, celana panjang, dan kemeja, namun

sebaliknya, pria yang memakai pakaian wanita seringkali dianggap aneh.

Page 3: BAB II

Dalam beberapa budaya, hukum mengatur apa yang pria dan wanita diharuskan memakai. Di

negara-negara industri modern, wanita lebih cenderung memakai rias wajah, perhiasan, dan

pakaian berwarna-warni, sedangkan menurut budaya tradisional wanita diwajibkan

mengenakan pakaian sederhana untuk melindungi diri dari tatapan para pria.

d. Agama

Pakaian Agama mungkin dianggap sebagai pakaian spesial. Pakaian agama terkadang dipakai

hanya selama kinerja upacara keagamaan. Namun, juga dapat dipakai sehari-hari sebagai

penanda status agama khusus. Contohnya agama Islam mengajarkan wanita untuk memakai

jilbab dalam melakukan kegiatan sehari - hari.

b. Menggambarkan adat atau budaya suatu daerah.     

Contohnya pakaian adat Minang menggambarkan tentang budaya Minangkabau dan

pakaian adat Betawi menggambarkan tentang budaya masyarakat Betawi.

c. Status Sosial

Di sebagian masyarakat, pakaian dapat digunakan untuk menunjukkan peringkat atau status.

Misalnya para pegawai mengenakan seragam warna hijau tua, sedangkan para kepala bagian

divisi mengenakan seragam biru tua.

D. Menunjukan Identitas

Page 4: BAB II

Pakaian sebagai media informasi untuk menunjukan identitas seseorang maupun suatu

instansi atau lembaga. Seperti seseorang yang berasal dari korps kepolisian

menggunakan seragam tertentu yang berbeda dengan yang     lain, seorang siswa atau

pelajar menggunakan seragam     sekolah mereka dan lain sebagainya. Selain itu dari

pakaian yang kita kenakan dapat menjadi cermin dari diri kita sendiri. Contohnya

dengan melihat pakaian seseorang kita dapat mengetahui sedikit kepribadian dari

orang tersebut, asal daerah, dan usia orang tersebut.

2.1 Definisi Berpakaian Baik dan Sopan

Berpakaian yang baik dan sopan adalah berpakaian yang:

1. Menutup aurat bagian tubuh

Saat ini banyak kita jumpai wanita yang tidak menutup aurat dengan bajunya dengan model

pakaian yang sobek – sobek pada bagian tertentu atau model pakaian yang terbuka, sehingga

dapat memunculkan rangsangan kepada kaum laki-laki yang melihatnya. Ada banyak pilihan

pakaian yang tertutup dan sopan yang bisa digunakan tanpa mengurangi kecantikan wanita.

2. Sesuai dengan tujuan, situasi dan kondisi lingkungan

Jika ingin sekolah atau kuliah seharusnya memakai seragam sekolah atau pakaian yang layak

dan sesuai dengan aturan dalam sekolah atau perkuliahan. Apabila suhu di luar rumah sangat

dingin, seharusnya memakai jaket yang tebal, bukan memakai pakaian tipis.

Page 5: BAB II

3. Tampak rapi, bersih, sehat, dan ukurannya pas

Pakaian yang dipakai sebaiknya pakaian yang telah dicuci bersih, disetrika rapi dan jika

dipakai tidak terlalu besar sehingga banyak bagian – bagian tertentu yang kelihatan maupun

terlalu kecil sehingga seperti mengenakan pakaian ketat. Pakaian yang kotor merupakan

sarang penyakit bagi kita diri sendiri maupun kepada orang lain yang ada di sekitar kita.

4. Tidak mengganggu orang lain

Memakai baju yang biasa saja atau sebaiknya tidak mengganggu akivitas maupun

kenyamanan orang lain. Contohnya mengenakan gaun dengan ekor yang sangat panjang akan

mengganggu orang lain yang lewat di sekitarnya, bisa juga mengenakan pakaian yang ketat,

terbuka, atau bau karena tidak dicuci berhari – hari ketika beribadah akan mengganggu

konsentrasi orang lain yang berada di sekitarnya.

5. Tidak melanggar hukum agama

Sebelum memakai pakaian ada baiknya diingat - ingat dulu hukum agama yang berlaku.

Jangan sampai bertentangan dengan adat istiadat, hukum budaya yang berlaku di tempat

tersebut.

Ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan dari kebiasaan berpakaian baik dan sopan,

seperti:

1. Terhindar diri dari dosa akibat mengumbar aurat

Page 6: BAB II

Banyak gosip – gosip negatif mengenai kebiasaan remaja wanita yang berpakaian ketat atau

terbuka maupun laki – laki yang mengenakan pakaian ketat dan sobek – sobek yang

merupakan model – model baju dari luar negeri. Bahkan untuk beberapa orang menganggap

kebiasaan berpakaian yang tidak sopan atau senonoh ini merupakan dosa yang berat karena

melanggar aturan – aturan agama maupun kesusilaan.

2. Terhindar dari fitnah, tuduhan atau pandangan negatif

Banyak orang yang menuduh dan menganggap orang - orang terutama wanita yang gemar

mengenakan pakaian yang minim atau terbuka sebagai sebagai wanita nakal, pelacur, cewek

penggoda, wanita murahan, dan lain - lain.

3. Terhindar dari timbulnya hawa nafsu lawan jenis maupun sesama jenis

Secara umum laki-laki normal akan terangsang melihat wanita yang memakai pakaian ketat,

celana pendek atau rok mini ketat, dan sebagainya.

4. Terhindar dari anggapan sebagai wanita / pria murahan

Menutup aurat dengan cara berpakaian yang benar dan sopan adalah suatu identitas orang-

orang yang baik. Ditambah lagi dengan perilaku yang baik dan sopan maka tidak mungkin

ada orang yang mengatakan kita sebagai wanita murahan atau pria murahan.

5. Terhindar dari penyakit dan gangguan kesehatan

Page 7: BAB II

Penyakit-penyakit yang dapat muncul jika kita tampil terbuka di ruang terbuka adalah kanker

kulit, kulit terbakar, kulit menjadi hitam, dan noda flek di kulit. Cegah penyakit dan

gangguan kesehatan tersebut dengan memakai pakaian yang tertutup yang dapat melindungi

tubuh dari faktor - faktor penyebab penyakit atau gangguan kesehatan tersebut.

6. Lebih terlindungi dari berbagai tindak kriminalitas

Biasanya wanita yang suka tampil dengan pakaian – pakaian yang terbuka dan minim

merupakan sasaran utama tindak perkosaan maupun tindak kriminal lainnya seperti

perampokan dan hipnotis. Dengan berpakaian yang baik dan sopan, khususnya untuk kaum

wanita, dapat membantu mencegah terjadinya tindak kriminal baik yang disengaja maupun

yang tidak disengaja.

2.2 Definisi Berpakaian Baik dan Sopan menurut Norma

2.2.1 Norma Agama

Norma agama adalah aturan yang berdasarkan pada ajaran atau kaidah suatu agama. Norma

ini bersifat mutlak dan mengharuskan ketaatan pada penganutnya. Di Indonesia agama

terbagi menjadi 5 agama resmi yaitu Islam, Katolik, Kristen, Hindu, dan Budha.

ISLAM

Tuntunan Islam mengandung didikan moral yang tinggi. Dalam masalah aurat, Islam telah

menetapkan bahwa aurat lelaki adalah antara pusar samapi kedua lutut. Sedangkan bagi

wanita adalah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan.

Page 8: BAB II

Mengenai bentuk atau model pakaian, Islam tidak memberi batasan, karena hal ini berkaitan

dengan budaya setempat. Oleh karena itu, kita diperkenankan memakai pakaian dengan

model apapun, selama pakaian tersebut memenuhi persyaratan sebagai penutup aurat.

Pakaian merupakan penutup tubuh untuk memberikan proteksi dari bahaya asusila,

memberikan perlindungan dari sengatan matahari dan terpaan hujan, sebagai identitas

seseorang, sebagai harga diri seseorang, dan sebuah kebutuhan untuk mengungkapkan rasa

malu seseorang. Dahulu, pakaian yang sopan adalah pakaian yang menutup aurat, dan juga

longgar sehingga tidak memberikan gambaran atau relief bentuk tubuh seseorang terutama

untuk kaum wanita. Sekarang orang-orang sudah menyebut pakaian seperti itu sudah dibilang

kuno dan tidak mengikuti mode zaman sekarang atau tidak modis.

a. FUNGSI PAKAIAN MENURUT ISLAM

�ر� ي خ� ذ�ل�ك� �ق�و�ى الت �اس� �ب او�ل �ش� و�ر�ي �م� �ك �ت و�ا �و�ار�ىس� اي �اس� �ب ل �م� �ك �ي �اع�ل �ن ل �ز� �ن ق�د�ا �د�م� ا �ى �ن �اب (.26االعراف : 7 ) ي

Artinya : Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk

menutupi ‘auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itu lebih baik.

(Q.S. 7 Al A’araaf : 26).-

Maksudnya bahwa Allah menurunkan pakaian kepada kita itu fungsinya ada dua, yaitu :  1. 

Untuk menutupi ‘aurat kita,  dan  2. Untuk perhiasan tubuh kita

PERTAMA UNTUK MENUTUPI ‘AURAT.

Page 9: BAB II

Fungsi pertama dari pakaian ialah untuk menutupi ‘aurat. Yang dimaksud dengan ‘aurat itu

ialah segala sesuatu yang tidak layak dilihat oleh orang lain, dan bahkan haram dilihat oleh

orang lain.

‘Aurat rumah tangga misalnya,  adalah bagian dari rumah tangga kita yang tidak layak dilihat

oleh orang lain, sehingga biasanya apabila ada tamu, maka tamu itu tidak langsung kita

persilakan masuk rumah kita sebelum kita benahi atau kita tutupi atau kita singkirkan terlebih

dahulu sesuatu dari rumah tangga kita yang tidak layak dilihat oleh tamu. Itulah sekedar

contoh ‘aurat rumah tangga,  yakni bagian dari rumah tangga  yg. tak layak dilihat oleh orang

lain.

Kemudian ‘aurat yang haram dilihat oleh orang lain adalah ‘aurat yang ada pada tubuh kita

masing-masing.  ‘Aurat orang lelaki ialah bagian dari tubuh orang lelaki yang haram dilihat

oleh orang lain, yaitu bagian yang terletak antara pusat dan lutut orang lelaki.  Sedangkan

‘aurat orang wanita adalah bagian dari tubuh orang wanita yang haram dilihat oleh orang lain,

yaitu seluruh tubuh orang wanita kecuali wajah dan telapak tangannya yang biasa nampak.

Nah ‘aurat dari tubuh kita itu wajib kita tutupi dengan kain yang telah Alloh turunkan kepada

kita.  Itulah maksud kalimat “Liyuwaari sauaatikum”, yakni untuk menutupi ‘auratmu.

Pakaian yang kita pakai menutupi ‘aurat harus kain yang rapat, bukan kain yang tembus

pandang seperti kebanyakan pakaian yang dipakai oleh selebritis.  Maka dari itu wanita-

wanita mukmin jangan berpakaian seperti selebritis, dimana umumnya selebritis itu

berpakaian sepertinya tidak berpakaian saja.  Mereka mempertontonkan dadanya sampai

buah dadanya, punggungnya,  pahanya, dan bahkan pusatnya atau wudelnya.  Marilah kita

ikuti petunjuk Alloh :

Page 10: BAB II

�ن� �ض�ر�ب �ي �ه�او�ل م�ن �م�اظ�ه�ر� �ال إ �ه�ن� �ت �ن ز�ي �ن� �د�ي �ب �ي و�ال و�ج�ه�ن� ف�ر� �ح�ف�ظ�ن� و�ي �ص�ار�ه�ن� �ب ا م�ن� �غ�ض�ض�ن� ي �ات� �م�ؤ�م�ن �ل ل و�ق�ل�

�ه�ن� �و�ب ي ج� ع�ل�ى �خ�م�ر�ه�ن� ).31النور : 24(  ب

Artinya : Dan katakanlah (olehmu Muhammad) kepada wanita-wanita beriman:

“Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan jangan

mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak daripadanya. Dan hendaklah

mereka menutupkan kain kerudungnya sampai ke

dadanya.  (Q.S. 24  An Nur :  31).    

KEDUA UNUK PERHIASAN                                                                  

Kecuali untuk menutup ‘aurat,  pakaian berfungsi untuk perhiasan tubuh kita. Hal ini akan

terwujud apabila kita pandai-pandai mengatur cara berpakaian sehingga tampak rapi dan

anggun. Itulah maksud kalimat “Warisya” (dan pakaian indah untuk perhiasan).  Nabi tidak

suka berpakaian tidak teratur melainkan beliau suka berpakaian yang teratur dan rapi.  Nabi

bersabda :

ار�ه� �ز� إ �ال� ب �س� و�إ �ه� ج�م�ت �ط�و�ل� �و�ال ل د�ى �س� �أل ا �م� ي خ�ر� ج�ل� الر� �ع�م� أبوداود( :  ن ).3089  رقم  58 / 4رواه

Artinya : Sebagus-bagus orang lelaki itu adalah Khuraim Al Asadi andaikan dia tidak

gondrong rambutnya dan tidak isbal pakaiannya. (H.R. Abu Dawud : juz 4, halaman 58,

nomor hadisnya 3089). PAKAIAN ISBAL = LEBIH RENDAH DARI MATAKAKI.

Dari sabda Nabi itu kita dapat mengerti bahwa Nabi tidak suka kepada orang yang tidak

dapat menata dirinya dan caranya berpakaian.  Lagi pesannya kepada kita dengan sabdanya :

Page 11: BAB II

�اس� الن ف�ى ام�ة� ش� �م� �ك �ن �أ �و�اك �و�ن �ك ت �ى ح�ت �م� ك �اس� �ب ل �ح�و�ا ص�ل� أبوداود( :  وأ ).3089رقم 4/58رواه

Artinya : Dan rapikanlah pakaianmu sehingga kamu menjadi seolah-olah tahi lalat di tengah-

tengah manusia. (H.R. Abu Dawud : juz 4, hl. 58, no. 3089).

Dari hadis ini kita diperintah oleh Nabi supaya berpakaian yang rapi sehingga tampak

simpatik dan anggun, tidak seperti Khuraim Al Asadi yang orangnya bagus tetapi sayang

ramburnya tidak teratur dan pakaiannya gedodoran.  Nabi memberi ingat kepada kita bahwa

Alloh itu suka kepada yang indah. Sabdanya :

�ج�م�ال� ال Nح�ب� ي �ل� ج�م�ي الله� �ن� مسلم( ). إ رواه

Artinya : Sesungguhnya Alloh itu Maha Indah, Dia Suka kepada yang indah-iondah. (H.R.

Muslim).

Kemudian kalimat “Walibasuttaqwa Dzalika Khair” (dan pakaian taqwa itu lebih baik) itu

maksudnya adalah pakaian untuk hati kita,  yakni pakaian untuk hati kita adalah bertaqwa

kepada Alloh, yaitu siap melaksanakan perintah Alloh dan siap juga menjauhi larangannya,

baik sendirian maupu ada kawannya.  Marilah kita menyesuaikan dengan petunjuk Alloh  dan

Rasul-Nya !

b. Adab Berpakaian

Islam melarang umatnya berpakaian terlalu tipis atau ketat (sempit sehingga membentuk

tubuhnya yang asli). Kendati pun fungsi utama (sebagai penutup aurat) telah dipenuhi, namun

Page 12: BAB II

apabila pakaian tersebut dibuat secara ketat (sempit) maka hal itu dilarang oleh Islam.

Demikian juga halnya pakaian yang terlalu tipis. Pakaian yang ketat akan menampilkan

bentuk tubuh pemakainya, sedangkan pakaian yang terlalu tipis akan menampakkan warna

kulit pemakainya. Kedua cara tersebut dilarang oleh Islam karena hanya akan menarik

perhatian dan menggugah nafsu syahwat bagi lawan jenisnya. Dalam hal ini Rasulullah SAW

bersabda:

�ات� . ي س� �ا ك اء� �س� ن و� �اس� الن �ه�ا ب �و�ن� �ض�ر�ب ي �ق�ر� �ب ال �اب� �ذ�ن اال �ا ك �اط� ي س� ق�و�م� ه�م�ا �ر� ا �م� ل �ار� الن �ه�ل� ا م�ن� �ق�ان� ص�ن

م�ن� �و�خ�ذ� �ي ل �ح�ه�ا ر�ي ن� �خ�ذ� ي � ال و� �ة� ن �ج� ال �ن� ل �د�خ� ي � ال �ة� �ال �م�ائ ال �خ�ت� �ب ال �م�ة� ن ش�� �أ ك ه�ن� ؤ�و�س� ر� �ت� �ال م�م�ي �ات� ع�ار�ي

( ) مسلم رواه � �ذا ك و� � �ذا ك ة� �ر� ي م�س�

Artinya: “Ada dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah saya lihat keduanya, yaitu 1)

kaum yang membawa cambuk seperti seekor sapi yang mereka pakai buat memukul orang

(penguasa yang kejam, 2) wanita-wanita yang berpakaian, tetapi telanjang, yang cenderung

kepada perbuatan maksiat, rambutnya sebesar punuk unta. Mereka itu tidak bisa masuk surga

dan tidak akan mencium bau surga padahal bau surga itu dapat tercium sejauh perjalanan

demikian dan demikian.” (HR Muslim)

Ada dua maksud yang menjadi kesimpulan pada hadits ini, yaitu sebagai berikut:

1. Maksud kaum yang membawa cambuk seperti seekor sapi ialah wanita-wanita yang suka

menggunakan rambut sambungan (cemara dalam bahasa jawa), dengan maksud agar

rambutnya tampak banyak dan panjang sebagaimana wanita lainnya. Selanjutnya, yang

dimaksud rambutnya seperti atau sebesar punuk unta adalah sebutan bagi wanita yang suka

menyanggul rambutnya. Kedua macam cara tersebut (memakai cemara dan menyanggul)

Page 13: BAB II

termasuk perkara yang tecela dalam Islam

2. Mereka dikatakan berpakaian karena memang mereka menempelkan pakaian pada

tubuhnya, tetapi pakaian tersebut tidak berfungsi sebagai penutup aurat. Oleh karena itu,

mereka dikatakan telanjang. Pada zaman modern seperti sekarang ini, amat banyak manusia

(wanita) mengenakan pakaian yang amat tipis sehingga warna kulitnya tampak jelas dari luar.

Sementara itu banyak pula wanita yang memakai pakaian relatif tebal, namun karena sangat

ketat sehinga bentuk lekuk tubuhnya terlihat jelas. Kedua cara berpakaian seperti itu

(terlampau tipis dan ketat) termasuk perkara yang dilarang dalam Islam.

Ciri-ciri pakaian wanita Islam di luar rumah ialah:

* Pakaian itu haruslah menutup aurat sebagaimana yang dikehendaki syariat.

* Pakaian itu tidak terlalu tipis sehingga kelihatan bayang-bayang tubuh badan dari luar.

* Pakaian itu tidak ketat atau sempit tapi longgar dan enak dipakai. la haruslah menutup

bagian-bagian bentuk badan yang menggiurkan nafsu laki-laki.

* Warna pakaian tsb suram atau gelap seperti hitam, kelabu asap atau perang.

* Pakaian itu tidak sekali-kali dipakai dengan bau-bauan yang harum

* Pakaian itu tdak ‘bertasyabbuh’ (bersamaan atau menyerupai)dengan pakaian laki-laki yaitu

tidak meniru-niru atau menyerupai pakaian laki-laki.

* Pakaian itu tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir dan musyrik.

* Pakaian itu bukanlah pakaian untuk bermegah-megah atau untuk menunjuk-nunjuk atau

berhias-hias.

Aurat wanita yang merdeka (demikian juga khunsa) dalam sholat adalah seluruh badan

kecuali muka dan telapak tangan yang lahir dan batin hingga pergelangan tangannya. Oleh

Page 14: BAB II

karena itu jika nampak rambut yang keluar ketika sholat atau nampak batin telapak kaki

ketika rukuk dan sujud, maka batallah sholatnya.

Aurat wanita merdeka di luar sholat Di hadapan laki-laki ajnabi atau bukan muhram

Yaitu seluruh badan. Artinya, termasuklah muka, rambut, kedua telapak tangan (lahir dan

batin) dan kedua telapak kaki (lahir dan batin). Maka wajiblah ditutup atau dilindungi seluruh

badan dari pandangan laki-laki yang ajnabi untuk mengelakkan dari fitnah. Demikian

menurut mahzab Syafei.

Di hadapan wanita yang kafir Auratnya adalah seperti aurat bekerja yaitu seluruh badan

kecuali kepala, muka, leher, dua telapak tangan sampai kedua siku dan kedua telapak

kakinya. Demikianlah juga aurat ketika di hadapan wanita yang tidak jelas pribadi atau

wataknya atau wanita yang rosak akhlaknya.

Ketika sendirian, sesama wanita dan laki-laki yang menjadi muhramnya Auratnya adalah di

antara pusat dan lutut Walau bagaimanapun, untuk menjaga adab dan untuk memelihara dan

berlakunya hal yang tidak diingini, maka perlulah ditutup lebih dari itu agar tidak

menggiurkan nafsu. Ini adalah penting untuk menghindarkan fitnah.

Salah satu permasalahan yang kerap kali dialami oleh kebanyakan manusia dalam

kesehariannya adalah melepas dan memakai pakaian baik untuk tujuan pencucian pakaian,

tidur, atau yang selainnya. Sunnah-sunnah yang berkaitan dengan melepas dan memakai

pakaian adalah sebagai berikut : Mengucapkan Bismillah. Hal itu diucapkan baik ketika

melepas maupun memakai pakaian. Imam An-Nawawy berkata : “Mengucapkan bismillah

Page 15: BAB II

adalah sangat dianjurkan dalam seluruh perbuatan”. Memulai Dengan Yang Sebelah Kanan

Ketika Akan Memakai Pakaian. Berdasarkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Apabila

kalian memakai pakaian maka mulailah dengan yang sebelah kanan”.

Kaum Lelaki Dilarang Memakai Cincin Emas dan Pakaian Sutra

Dalam hal ini, cincin emas dan pakaian sutra yang dipakai oleh kaum lelaki, Khalifah Ali r.a

pernah berkata:

) رواه �م�ع�ص�ف�ر� ال �اس� �ب ل ع�ن� و� �ق�سZى ال �اس� �ب ل ع�ن� و� �الذ�ه�ب� ب � �م ت �خ� الت ع�ن� م ص الله� و�ل� س� ر� �ى �ه�ات ن

الطبرانى)

Artinya: “ Rasulullah SAW pernah melarang aku memakai cincin emas dan pakaian sutra

serta pakaian yang dicelup dengan ashfar.” (HR Thabrani)

Yang dimaksud dengan ashfar ialah semacam wenter berwarna kuning yang kebanyakan

dipakai oleh wanita kafir pada zaman itu. Ibnu umar meriwayatkan sebagai berikut:

: ه�ا �س� �ب �ل ت � ف�ال �ف�ار� �ك ال �اب� �ي ث م�ن� ه�ذ�ه� �ن� ا ف�ق�ال� �ن� ي م�ع�ص�ف�ر� �ن� �ي �و�ب ث ع�ل�ي� م ص الله� و�ل� س� ر� �ى أ ر�

Artinya: “Rasulullah SAW pernah melihat aku memakai dua pakaian yang dicelup dengn

ashfar maka sabda beliau: Ini adalah pakaian orang-orang kafir, oleh karena itu janganlah

engkau pakai.”

Larangan bagi laki-laki memakai cincin emas dan pakaian dari sutra adalah suatu didikan

Page 16: BAB II

moral yang tinggi. Allah telah menciptakan kaum lelaki yang memiliki naluri berbeda dengan

wanita, memiliki susunan tubuh yang berbeda dengan tubuh wanita. Lelaki memiliki naluri

untuk melindungi kaum wanita yang relatif lemah kondosi fisiknya. Oleh sebab itu, sangat

tidak layak kiranya apabila lelaki meniru tingkah laku wanita yang suka berhias dan

berpakaian indaah serta suka dimanja. Dari sisi lain, larangan ini sekaligus sebagai upaya

pencegahan terhadap sikap hidup bermewah-mewahan, sementara masih banyak rakyat yang

hidup dibawah garis kemiskinan.

c. Contoh adab dalam berpakaian

Didalam ajaran Isalam, berpakaian tidak hanya sekedar kain penutup badan, tidak hanya

sekedar mode atau trend yang mengikuti perkembangan zaman.  Islam mengajarkan tata car

atau adab berpakaian yang sesuai dengan ajaran agama, baik secara moral, indah dipandang

dan nyaman digunakan. Diantara adab berpakaian dalam pandangan Islam yaitu sebagai

berikut:

a)      Harus memperhatikan syarat-syarat pakaian yang islami, yaitu yang dapat menutupi

aurat, terutama wanita

b)      Pakailah pakaian yang bersih dan rapi, sehingga tidak terkesan kumal dan dekil, yang

akan berpengaruh terhadap pergaulan dengan sesame

c)       Hendaklah mendahulukan anggota badan yang sebelah kanan, baru kemudian sebelah

kiri

d)      Tidak menyerupai pakaian wanita bagi laki-laki, atau pakaian laki-laki bagi wanita

Page 17: BAB II

e)      Tidak meyerupai pakaian Pendeta Yahudi atau Nasrani, dan atau melambangkan

pakaian kebesaran agama lain

f)       Tidak terlalu ketat dan transparan, sehingga terkesan ingin memperlihatkan lekuk

tubuhnya atau mempertontonkan kelembutan kulitnya

g)      Tidak terlalu berlebihan atau sengaja melebihkan lebar kainnya, sehingga terkesan berat

dan rikuh menggunakannya, disamping bisa mengurangi nilai kepantasan dan keindahan

pemakainya

h)      Sebelum memakai pakaian, hendaklah berdoa terlebih dahulu, yaitu :

 

�ر�ح�و�لــ غ�ي م�ن� �ي� ق�ن ز� و�ر� �و�ب� هذ�االث �ي� ان �س� ك ي� �ذ� ال �ح�م�د�لله� �ل ا

�ق�و�ة` و�ال Zي� م�ن

Artinya :

“Segala puji bagi Allah yang telah memberi pakaian dan rezeki kepadaku tanpa jerih

payahku dan kekuatanku”

 

3.       Mempraktikkan adab berpakaian dalam kehidupan sehari-hari

Sebagiana muslim yang beriman, hendaknya kamu berpakaian sesuai dengan ajaran Islam. 

Bagi wanita, pakaiannya harus menutupi seluruh aurat. Artinya, seluruh tubuhnya harus

tertutup oleh pakaian (busana), kecuali muka dan kedua telapak tangan.  Selain itu, seorang

muslim juga harus menggunakan pakaian yang pantas dan menarik untuk dipandang, sesuai

Page 18: BAB II

dengan ukuran tubuhnya.  Begitu pula bagi seorang muslim, pakaiannya harus menutupi aurat

dan tidak berlebihan.

Sebagi remaja mesjid, hendaknya kamu yang mulai membiasakan diri berpakaian secara

islami sesuai adab berpakaian dalam Islam. Bagi yang sudah melakukannya, pertahankan

sampai akhir hayatmu, bagi yang belum, mulailah dari sekarang berpakaian secara Islam.

ridak ada kata terlambat untuk berbuat kebaikan . Kamu tidask perlu merasa malu untuk

mempraktekkan adab pakaian secara islami, bahkan sebaliknya harus merasa bangga dan

percaya diri terhadap apa yang kamu lakukan.

untuk mebiasakan diri mempraktikkan adab berpakaian secara Islami, hendaklah terlebih

dahulu untuk [erhatikan hal berikut ini :

a)      Tanamkan keimanan yang kuat dalam hati, agar niat niat yang baik tidak tergoyahkan

b)      Yakinkan dalam hati bahwa menutup aurat bagi seorang muslim dan muslimah adalah

wajib hukumnya, sehingga akan mendapat dosa bagi yang meninggalkannya

c)       Tanamkan keyakinan bahwa Islam tidak bermaksud memberatkan umatnya dalam

berpakaian, bahkan sebaliknya memberikan kebebasan dan perlindungan bagi harkat dan

martabat umatnya.

d)      Tanamkan rasa bangga telah berpakaian sesuai ajaran Islam, sebagai perwujudan

keimanan yang kuat dri diri seorang muslim/muslimah

KATOLIK dan KRISTEN

Page 19: BAB II

Sebenarnya prinsip yang paling mendasar dalam cara kita berpakaian adalah sikap

penghargaan terhadap tubuh kita, yang diciptakan Tuhan amat baik adanya (lih. Kej 1:31).

Rasul Paulus mengingatkan bahwa ‘tubuh itu bukan untuk percabulan, melainkan untuk

Tuhan’ (1 Kor 6:13) oleh karena itu, kita selayaknya melihat tubuh ini bukan sebagai obyek

kesenangan mata, tetapi sebagai ciptaan Tuhan yang mulia, sebab tubuh kita adalah bait

Allah:

“… tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu,

Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?

Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah

dengan tubuhmu!” (1 Kor 6:19- 20).

Dengan demikian, tubuh kita merupakan cerminan jiwa: apa yang kita hayati di dalam jiwa

kita, terpancar ke luar dengan cara bagaimana kita bersikap dengan tubuh kita.

Nah, hal berpakaian sopan/ bersahaja, itu berkaitan dengan prinsip dasar ini. Kitab Suci lebih

lanjut menyebutkan beberapa prinsip selanjutnya tentang hal berpakaian yang tidak dapat

dilepaskan dengan perbuatan baik lainnya:

“Demikian juga hendaknya wanita. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan

dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara

ataupun pakaian yang mahal-mahal, tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik,

seperti yang layak bagi wanita yang beribadah.” (1 Tim 2:9-10)

“Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai

perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, tetapi perhiasanmu ialah

manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh

yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. Sebab demikianlah

Page 20: BAB II

caranya wanita-wanita kudus dahulu berdandan, yaitu wanita-wanita yang menaruh

pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya…” (1 Pet 3:5)

Selanjutnya, Katekismus Gereja Katolik mengajarkan bahwa cara berpakaian yang sopan

(modesty) merupakan bagian dari kebajikan kemurnian, demikian:

KGK 2521    Kemurnian menuntut sikap yang sopan/ bersahaja. Ini adalah bagian hakiki dari

pengekangan diri. Sikap yang sopan/ bersahaja memelihara hal-hal pribadi manusia. Ia

menolak membuka apa yang harus disembunyikan. Ia diarahkan kepada kemurnian yang

perasaan halusnya ia nyatakan. Ia mengatur pandangan dan gerakan sesuai dengan martabat

manusia dan hubungan di antara mereka.

KGK 2522    Sikap sopan/ bersahaja melindungi rahasia pribadi dan cinta kasihnya. Ia

mengundang untuk bersabar dan mengekang diri dalam hubungan cinta kasih; ia menuntut,

bahwa prasyarat-prasyarat untuk ikatan definitif dan penyerahan timbal balik dari suami dan

isteri dipenuhi. Dalam sikap sopan itu termasuk pula kerendahan hati. Ia mempengaruhi

pemilihan busana. Di mana ia mengira bahwa ada bahaya sikap ingin tahu yang tidak sehat,

di sana ia berdiam diri dan bersikap hati-hati. Ia menjaga keintiman orang lain.

KGK 2523    Ada sifat sopan/ bersahaja dalam perasaan dan terhadap badan. Sifat ini

menentang, misalnya terhadap penyalahgunaan tubuh manusia yang “voyeuristik” dalam

iklan tertentu atau terhadap tuntutan media-media tertentu, sehingga berlangkah terlampau

jauh dalam membuka bagian-bagian yang sangat intim. Sikap sopan menggerakkan satu tata

hidup, yang berlawanan dengan paksaan mode dan desakan dari ideologi yang berlaku.

KGK 2524    Bentuk ungkapan sikap sopan ini berbeda dari kultur ke kultur. Tetapi di mana-

mana terkandung gagasan mengenai martabat rohani yang khas untuk manusia. Ia tumbuh

Page 21: BAB II

melalui tumbuhnya kesadaran pribadi. Mendidik anak-anak dan kaum remaja dalam sikap

sopan/ bersahaja ini berarti membangkitkan hormat terhadap pribadi manusia.

KGK 2533    Kemurnian hati menuntut sikap yang sopan/ bersahaja, yang terdiri dari

kesabaran, kerendahan hati, dan perasaan halus. Sikap yang sopan/ bersahaja melindungi

keintiman seseorang.

Sepanjang pengetahuan saya, tatacara dan ukuran berpakaian umat secara umum tidak

disebutkan di dalam Kitab Suci. Namun prinsip dasarnya diajarkan, yaitu kita harus

menghargai tubuh kita, dan memperlakukannya sebagai milik Tuhan, sebab kita telah ditebus

oleh-Nya.

Patut disayangkan memang, banyak orang (terutama wanita) tidak berpakaian yang

layak/sopan, bahkan pada saat mereka sedang beribadah di gereja. Padahal Katekismus

Gereja Katolik juga mensyaratkan cara berpakaian yang sopan untuk menerima sakramen

Ekaristi:

KGK 1387     Supaya mempersiapkan diri secara wajar untuk menerima Sakramen ini, umat

beriman perlu memperhatikan pantang (Bdk. KHK, kan. 919) yang diwajibkan Gereja. Di

dalam sikap (gerak-gerik, pakaian) akan terungkap penghormatan, kekhidmatan, dan

kegembiraan yang sesuai dengan saat di mana Kristus menjadi tamu kita.

Dalam hal ini, mungkin imam selaku pemimpin umat dapat memberi peringatan, dan para

orang tua hendaknya mengajarkan kepada anak- anak mereka dengan teladan mereka sendiri,

sebab kesopanan dalam berpakaian merupakan bagian dari kebajikan kemurnian.

HINDU

Page 22: BAB II

Pura adalah tempat suci umat Hindu di Bali yang digunakan sebagai tempat

persembahyangan. Tentu saja ketika persembahyangan akan dilakukan yang perlu

dipersiapkan dari segi sarana sembahyang, dan pakaian, yang merupakan suatu simbol kita

benar-benar ada persiapan yang begitu dalam untuk memuja Beliau (Ida Hyang Widhi Wasa).

Makna pakaian adat ketika mengunjungi pura:

a.    Atas : Kepala )Dewa(

Untuk putra mengenakan udeng, dan wanita rambutnya diikat rapi. Di bagian kepala yang

kerap diistilahkan Prabu, adalah tempat bersemayamnya Dewa. Akal, Pikiran, serta awal dari

semua perbuatan yang diberkati oleh Hyang Widhi. Awalnya agar adanya keseragaman PHDI

(Parisadha Hindu Darma Indonesia) menetapkan udeng untuk ke pura haruslah berwarna

Putih agar menciptakan kesan kejernihan pikiran dan kedamaian pikiran. Serta ujung udeng,

atau muncuk udeng harus lurus keatas. Mengapa? Karena itu simbol sang pemakai

memantapkan sang pemakai berfikir lurus, memuja Yang Diatas. Tapi simbol penting itu

sekarang mulai bergeser dengan berbagai variasi (mereng ke-kiri atau ke-kanan, hehe).

b.    Tengah : Dada-Pinggang )Manusa(

Melambangkan manusia itu sendiri. Maksudnya pakaian yang layak pakai, nyaman. Yang

bisa membuat sang penggunanya kushuk saat bersembahyang. Disarankan lagi yang

berwarna Putih.

c.    Bawah : Pinggang-Ujung )Bhuta(

Bhuta atau raksasa yang menempati alam bawah, simbol keburukan yang tidak akan pernah

lepas dari diri manusia. Umumnya dikenakan Kamen atau kain yang membalut dari pinggang

sampai kaki. Yang perlu diperhatikan adalah ikatan selendang yang mengikat pinggang,

haruslah kuat karena simbol bhuta tidak akan bisa memasuki tubuh manusia keatas apalagi ke

Page 23: BAB II

dewa.

BUDHA

Menuru t Pe ra tu r an Ked i s i p i l i nan B h i k k h u t en t ang p anduan bag i uma t

a wam bag i an e t i ka

b

e rpaka i an ( http://dhammacitta.org/dcpedia/Peraturan_Kedisiplinan_Bhikkhu:_Panduan_Ba

gi_Umat_Awam_(Dhammavuddho) . Diakses hari Minggu, 27 April 2014 ) dikatakan bahwa

seseorang harus berpakaian yang sopan ketika memasuki Vihāra. Pakaian tidak boleh yang

terbuka atau memancing / mengundang.

Vihara adalah tempat dimana kita mengadakan puja bhakti, tentu kita

perlu berpakaian sopan. Sepengetahuan saya, dalam agama Buddha tidak ada

ketentuan tertentu dalam hal berbusana. Tetapi seperti kita ketahui

bahwa vihara juga ada para bhikkhu yang tinggal. Sebagai umat Buddha

kita seharusnya ikut mendukung kehidupan suci para bhikkhu dengan

berpakaian yang tidak menonjolkan organ yang dapat membangkitkan birahi.

Namun ada satu solusi yang dapat ditiru seperti yang ada di Thailand.

Pengurus vihara menyediakan semacam sarung yang dapat dipakai apabila

memasuki vihara. Tetapi ini hanya utk menutupi bagian pinggang ke bawah

saja.

Page 24: BAB II

Agar tidak terkesan diskriminasi, ada baiknya juga diberikan tata cara

berpakaian bagi kaum pria, yaitu sebaiknya menggunakan hem atau

setidaknya kaus yang berkerah, karena kaus tanpa krah untuk ke tempat

golf aja tidak diijinkan, apalagi ke vihara yang merupakan tempat yang

seharusnya kita berlaku sopan dan hormat.

Juga agar menggunakan celana panjang, semuanya ini untuk memperlihatkan

niat kita bahwa kita pergi ke tempat yang terhormat, yaitu vihara.

2.2.2 Norma Sosial

Norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku dalam suatu kelompok

masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Norma akan berkembang seiring dengan

kesepakatan-kesepakatan sosial masyarakatnya, sering juga disebut dengan peraturan sosial.

Norma menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi

sosialnya. Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau

suatu kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Pada

dasarnya, norma disusun agar hubungan di antara manusia dalam masyarakat dapat

berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan.

Berdasakan tingkat daya pengikatnya terhadap masyarakat,norma meliputi : a) cara (usage);

b)kebiasaan (folkways); c) tata kelakukan (mores); d) adapt kebiasaan (custom); e) norma

hokum (laws); dan f) mode atau fashion.

a.       Norma Cara (usage)

Cara adalah perbuatan yang daya ikatnya sangat lemah

Page 25: BAB II

Contoh : cara makan bersuara (berdecap),sanksinya ringan misalnya berupa celaan.

b.      Norma Kebiasaan (folkways)

Kebiasaan adalah perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk sama,kebiasaan merupakan

bukti bahwa orang menyukai perbuatan itu.

Contoh : menghormati otang yang lebih tua,atau makan dengan tangan kanan.Sanksi bagi

pelanggar yang tidak menghormati orang yang lebih tua atau makan dengan kiri lebih kuat

dari sanksi norma cara (usage) misalnya berupa teguran.

c.       Norma Tata Kelakuan (mores)

Norma tata kelakukan dipergunakan sebagai alat pengawasan baik secara langsung ataupun

tidka langsung oleh masyarakat terhadap anggotanya.Dengan demikian,dikatakan bahwa tata

kelakukan ialah aturan yang mendasarkan pada ajaran agama,filsafat,atau

nilai kebudayaan.Ada pelanggaran yang dilakukan suatu masyarakat,tetapi masyarakat lain

memperbolehkan.Misalnya,pernikahan dalam satu suku,atau pergaulan bebas.

d.      Norma Adat Istiadat (custom)

Tata kelakuan yang kekal serta kuatnya integrasi dengan pola-pola perilaku masyarakat dapat

meningkat menjadi adapt istiadat (custom).Anggota masyarakat yang melanggar adapt

istiadat dapat memperoleh sanksi yang berat,misalnya dikucilkan dari

masyarakat.Contohnya,upacara adapt dalam memasuki proses fase kehidupan tertentu,yaitu

kelahiran,perkawinan,dan kematian.apabila seseorang dalam masyarakat tidak

melakukannya,ia akan mendapat gunjingan masyarakat.

e.       Norma Hukum (laws)

Page 26: BAB II

Norma hokum adalah suatau rangkaian aturan yang ditujukan kepada anggota masyarakat

yang berisi ketentuan-ketentuan,perintah,kewajiban,dan larangan,agar dalam masyarakat

tercipta suatu ketertiban dankeadilan.Norma hokum ada dua macam,yaitu hokum tertulis

(pidana dan perdata) dan hokum tidak tertulis (hokum adapt).Karena sebagian besar nom\rma

hokum adalah tertulis,sanksinya akan lebih tegas apabila dibandingkan dengan norma

lain.Apabila melanggar norma itu,seseorang akan dikenai hukuman berupa

denda,penjara,ahkan hukuman mati.

f.       Norma Mode (fashion)

Mode atau fashion biasanya dimulai dengan meniru terhadap sesuatu yang

dianggap terbaru.Ciri khas mode ini ialah tidak hanya tampak pada cara orang memotong dan

menggunakan pakaian,serta cara mengatur rambut,tetapi juga tampak dalam hal mengejar

hal-hal baru di bidang lain.Misalnya,meniru kca mata,nyanyian,model motor,arsitektur

rumah,dan gaya hidup.

Norma sosial juga sering kali dihubungkan dengan norma kesopanan dan norma

kesusilaan

Norma kesopanan

Norma kesopanan adalah sekumpulan peraturan social yang mengarah pada hal-hal yang

berkenaan dengan bagaimana seseorang harus bertingkah laku yang wajar dalam kehidupan

bermasyarakat. Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapatkan celaan, kritik, dan lain-

lain, tergantung pada tingkat pelanggaran. Contohnya: tidak membuang ludah sembarangan

dan selalu mengucapkan terima kasih jika diberi sesuatu.

Norma kesusilaan

Page 27: BAB II

Norma kesusilaan adalah peraturan sosial yang berasal dari hati nurani. Norma ini

menghasilkan akhlak, sehingga seseorang dapat membedakan apa yang dianggap baik apa

yang dianggap jelek. Norma kesusilaan bersandar pada suatu nilai kebudayaan. 

Pelanggaran terhadap norma ini berakibat sanksi pengucilan secara fisik (diusir) ataupun

batin (dijauhi). Contohnya berpegangan tangan, berpelukan di tempat umum antara laki-laki

dengan wanita, telanjang di tempat umum.

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN NORMA SOSIAL

Manusia adalah makhluk social yang hidup bermasyarakat (zoon politician). Hidup

bermasyarakat dapat diartikan sebagai hidup dalam suatu pergaulan. Interaksi antar manusia

tumbuh karena kondisi biologis dan psikologis manusia yang dilahirkan dengan memiliki

naluri dasar dan kebutuhan dasar yang tidak dapat dipenuhi sendiri. Ia harus mengadakan

kerjasa sama dengan manusia lain untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Agar kerja

sama antara sesama dapat lancar, aman dan optimal, manusia membutuhkan ketertiban

(keteraturan). Di dalam kehidupannya, manusia memerlukan peraturan tata hubungan

sehingga mereka dapat hidup dalam suasana yang harmonis. Gambaran itu pada dasarnya

lebih menunjuk pentingnya norma-norma di dalam hidup bermasyarakat. Dengan demikian,

ternyata ada hubungan antara interaksi social dengan norma social.

Secara sosiologis, norma-norma sosial tumbuh dari proses hasil dari kehidupan

bermasyarakat. Individu dilahirkan dalam suatu masyarakat dan disosialisasikan untuk

menerima aturan-aturan dari masyarakat yang sudah ada sebelumnya. Oleh karena itu, norma

sosial adalah sesuatu yang berada di luar individu, yang membatasi dan mengendalikan

tingkah laku mereka. Unsur pokok suatu norma adalah tekanan sosial terhadap anggota-

Page 28: BAB II

anggota masyarakat untuk menjalankan norma-norma. Norma sosial lebih merupakan aturan-

aturan yang mempunyai sanksi-sanksi yang dimaksudkan untuk mendorong bahkan menekan

perseorangan, kelompok, atau masyarakat secara keseluruhan dalam mencapai nilai-nilai

sosial.

2.2.3 Budaya

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah

kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.[1] Budayaterbentuk dari banyak

unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,

perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.[1] Bahasa, sebagaimana juga budaya,

merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung

menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan

orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan

bahwa budaya itu dipelajari.[1]

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.

Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini

tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.[2]

Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang

dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-

nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas

keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam

berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu

dengan alam" di Jepang dan "kepatuhan kolektif" diCina.

Page 29: BAB II

Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan

pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang

dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa

bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.

Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk

mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang

lain

Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut

ahli antropologi Cateora, yaitu :

Kebudayaan material

Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret.

Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari

suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya.

Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang,

stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.

Kebudayaan nonmaterial

Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke

generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

Lembaga social

Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek

berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam

suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan social

Page 30: BAB II

masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak

perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di

kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik karier

Sistem kepercayaan

Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau

keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam

masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana

memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara

bagaimana berkomunikasi.

Estetika

Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari –

tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap

masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam

segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif.

Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu bagunan

jenis apa saj harus meletakan janur kuning dan buah – buahan, sebagai symbol yang arti

disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat

masyarakatnya menggunakan cara tersebut.

Bahasa

Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah,

bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi

bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat

unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi

keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi

lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.

Page 31: BAB II

MASUKAN KE PERATURAN ITB

[PENTING] Ketentuan Berpakaian di LFD dan Pencabutan Sanksi 1

« on: 14 March 2014, 08:12:18 pm »

Terkait dengan pemberian hukuman Sanksi 1 kepada praktikan yang mengenakan pakaian

tidak berkerah pada praktikum s/d Jumat, 14 Maret 2014, pengumuman ini bermaksud

menyatakan bahwa sanksi tersebut dicabut dan menjadi peringatan saja.

Untuk ke depannya, praktikan diingatkan kembali atas imbauan mengenakan pakaian yang

sopan dan sesuai etika (i.e. pakaian berkerah dan sepatu tertutup). Praktikan yang masih tidak

mengenakan pakaian yang sesuai dapat menerima sanksi sebagaimana telah ditetapkan.