BAB II
description
Transcript of BAB II
BAB II
LANDASAN DASAR BERPAKAIAN BAIK DAN SOPAN
PAKAIAN
Pakaian adalah kebutuhan sandang manusia yang merupakan salah satu kebutuhan
pokok manusia disamping kebutuhan pangan (makanan) dan kebutuhan papan (tempat
tinggal). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pakaian memiliki arti sebagai segala barang
yang biasa dipakai seseorang baik berupa baju, jaket, celana, sarung, selendang, kerudung,
jubah, surban, dan lain sebagainya.
Secara istilah, pakaian adalah segala sesuatu yang dikenakan seseorang yang terdiri dari
berbagai ukuran dan mode seperti baju, celana, sarung, dan jubah, serta disesuaikan dengan
kebutuhan pemakainya baik untuk tujuan yang bersifat khusus maupun yang umum. Tujuan
bersifat khusus artinya pakaian yang dikenakan lebih berorientasi pada nilai keindahan yang
disesuaikan dengan situasi dan kondisi pemakainya.
Tujuan bersifat umum memiliki arti bahwa pakaian yang dikenakan lebih berorientasi untuk
menutup atau melindungi bagian tubuh yang perlu ditutup atau dilindungi, baik menurut
ketentuan adat maupun agama. Menurut ketentuan adat memiliki arti bahwa pakaian yang
dikenakan harus sesuai dengan mode ataupun batasan ukuran dalam wilayah dimana hukum
adat itu berlaku, sedangkan menurut ketentuan agama lebih mengarah pada keperluan untuk
menutup aurat sesuai ketentuan dalam berpakaian pada tiap - tiap agama.
2.2 Fungsi Pakaian
Pakaian yang biasa dikenakan setiap hari memiliki beberapa fungsi atau kegunaan, seperti:
a. Melindungi tubuh dari cuaca, sinar matahari, debu, gangguan binatang, dan
berbagai benda yang membahayakan kulit.
Contohnya orang yang berada di daerah kutup memerlukan pakaian yang tebal
untuk melindungi tubuhnya dari cuaca dingin dan menjaga kondisi tubuhnya tetap
hangat.
b. Menutupi atau menyamarkan kekurangan pemakai pakaian tersebut
Dengan menggunakan pakaiaan yang tepat dapat menutupi kekurangan dan menonjolkan
kelebihan yang ada pada diri si pemakai. Contohnya seseorang yang bertubuh kurus pendek
akan menghindari memakai pakaian yang longgar atau lebih besar, rok yang terlalu
pendek (rok mini), dan rok span karena hal ini akan memberikan kesan lebih kurus dan lebih
pendek, melainkan dapat memberikan kesan langsing dengan menggunakan model rok
pias, model kerah yang dapat menutupi tulang leher, sepatu dengan hak tinggi,
memakai perhiasan yang berukuran kecil atau sedang, dan memakai
atasan yang tidak menonjolkan bentuk tubuh yang kurus dan pendek tersebut.
b. Perbedaan Jenis Kelamin
Dalam kehidupan sehari - hari rok, gaun, dan sepatu hak tinggi biasanya dilihat sebagai
pakaian wanita, sementara dasi, kemeja, dan celana panjang biasanya dilihat sebagai pakaian
pria. Celana pernah dilihat sebagai pakaian khusus pria, tetapi saat ini dikenakan oleh kedua
jenis kelamin. Pakaian pria kadang-kadang lebih praktis daripada pakaian wanita karena
dapat digunakan dalam berbagai macam situasi, tetapi pakaian wanita memiliki jenis dan
model yang jauh lebih luas daripada pakaian pria. Pria biasanya diperbolehkan untuk
bertelanjang dada dalam berbagai tempat umum, seperti di kolam berenang. Biasanya wanita
diperbolehkan memakai pakaian pria, seperti dasi, celana panjang, dan kemeja, namun
sebaliknya, pria yang memakai pakaian wanita seringkali dianggap aneh.
Dalam beberapa budaya, hukum mengatur apa yang pria dan wanita diharuskan memakai. Di
negara-negara industri modern, wanita lebih cenderung memakai rias wajah, perhiasan, dan
pakaian berwarna-warni, sedangkan menurut budaya tradisional wanita diwajibkan
mengenakan pakaian sederhana untuk melindungi diri dari tatapan para pria.
d. Agama
Pakaian Agama mungkin dianggap sebagai pakaian spesial. Pakaian agama terkadang dipakai
hanya selama kinerja upacara keagamaan. Namun, juga dapat dipakai sehari-hari sebagai
penanda status agama khusus. Contohnya agama Islam mengajarkan wanita untuk memakai
jilbab dalam melakukan kegiatan sehari - hari.
b. Menggambarkan adat atau budaya suatu daerah.
Contohnya pakaian adat Minang menggambarkan tentang budaya Minangkabau dan
pakaian adat Betawi menggambarkan tentang budaya masyarakat Betawi.
c. Status Sosial
Di sebagian masyarakat, pakaian dapat digunakan untuk menunjukkan peringkat atau status.
Misalnya para pegawai mengenakan seragam warna hijau tua, sedangkan para kepala bagian
divisi mengenakan seragam biru tua.
D. Menunjukan Identitas
Pakaian sebagai media informasi untuk menunjukan identitas seseorang maupun suatu
instansi atau lembaga. Seperti seseorang yang berasal dari korps kepolisian
menggunakan seragam tertentu yang berbeda dengan yang lain, seorang siswa atau
pelajar menggunakan seragam sekolah mereka dan lain sebagainya. Selain itu dari
pakaian yang kita kenakan dapat menjadi cermin dari diri kita sendiri. Contohnya
dengan melihat pakaian seseorang kita dapat mengetahui sedikit kepribadian dari
orang tersebut, asal daerah, dan usia orang tersebut.
2.1 Definisi Berpakaian Baik dan Sopan
Berpakaian yang baik dan sopan adalah berpakaian yang:
1. Menutup aurat bagian tubuh
Saat ini banyak kita jumpai wanita yang tidak menutup aurat dengan bajunya dengan model
pakaian yang sobek – sobek pada bagian tertentu atau model pakaian yang terbuka, sehingga
dapat memunculkan rangsangan kepada kaum laki-laki yang melihatnya. Ada banyak pilihan
pakaian yang tertutup dan sopan yang bisa digunakan tanpa mengurangi kecantikan wanita.
2. Sesuai dengan tujuan, situasi dan kondisi lingkungan
Jika ingin sekolah atau kuliah seharusnya memakai seragam sekolah atau pakaian yang layak
dan sesuai dengan aturan dalam sekolah atau perkuliahan. Apabila suhu di luar rumah sangat
dingin, seharusnya memakai jaket yang tebal, bukan memakai pakaian tipis.
3. Tampak rapi, bersih, sehat, dan ukurannya pas
Pakaian yang dipakai sebaiknya pakaian yang telah dicuci bersih, disetrika rapi dan jika
dipakai tidak terlalu besar sehingga banyak bagian – bagian tertentu yang kelihatan maupun
terlalu kecil sehingga seperti mengenakan pakaian ketat. Pakaian yang kotor merupakan
sarang penyakit bagi kita diri sendiri maupun kepada orang lain yang ada di sekitar kita.
4. Tidak mengganggu orang lain
Memakai baju yang biasa saja atau sebaiknya tidak mengganggu akivitas maupun
kenyamanan orang lain. Contohnya mengenakan gaun dengan ekor yang sangat panjang akan
mengganggu orang lain yang lewat di sekitarnya, bisa juga mengenakan pakaian yang ketat,
terbuka, atau bau karena tidak dicuci berhari – hari ketika beribadah akan mengganggu
konsentrasi orang lain yang berada di sekitarnya.
5. Tidak melanggar hukum agama
Sebelum memakai pakaian ada baiknya diingat - ingat dulu hukum agama yang berlaku.
Jangan sampai bertentangan dengan adat istiadat, hukum budaya yang berlaku di tempat
tersebut.
Ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan dari kebiasaan berpakaian baik dan sopan,
seperti:
1. Terhindar diri dari dosa akibat mengumbar aurat
Banyak gosip – gosip negatif mengenai kebiasaan remaja wanita yang berpakaian ketat atau
terbuka maupun laki – laki yang mengenakan pakaian ketat dan sobek – sobek yang
merupakan model – model baju dari luar negeri. Bahkan untuk beberapa orang menganggap
kebiasaan berpakaian yang tidak sopan atau senonoh ini merupakan dosa yang berat karena
melanggar aturan – aturan agama maupun kesusilaan.
2. Terhindar dari fitnah, tuduhan atau pandangan negatif
Banyak orang yang menuduh dan menganggap orang - orang terutama wanita yang gemar
mengenakan pakaian yang minim atau terbuka sebagai sebagai wanita nakal, pelacur, cewek
penggoda, wanita murahan, dan lain - lain.
3. Terhindar dari timbulnya hawa nafsu lawan jenis maupun sesama jenis
Secara umum laki-laki normal akan terangsang melihat wanita yang memakai pakaian ketat,
celana pendek atau rok mini ketat, dan sebagainya.
4. Terhindar dari anggapan sebagai wanita / pria murahan
Menutup aurat dengan cara berpakaian yang benar dan sopan adalah suatu identitas orang-
orang yang baik. Ditambah lagi dengan perilaku yang baik dan sopan maka tidak mungkin
ada orang yang mengatakan kita sebagai wanita murahan atau pria murahan.
5. Terhindar dari penyakit dan gangguan kesehatan
Penyakit-penyakit yang dapat muncul jika kita tampil terbuka di ruang terbuka adalah kanker
kulit, kulit terbakar, kulit menjadi hitam, dan noda flek di kulit. Cegah penyakit dan
gangguan kesehatan tersebut dengan memakai pakaian yang tertutup yang dapat melindungi
tubuh dari faktor - faktor penyebab penyakit atau gangguan kesehatan tersebut.
6. Lebih terlindungi dari berbagai tindak kriminalitas
Biasanya wanita yang suka tampil dengan pakaian – pakaian yang terbuka dan minim
merupakan sasaran utama tindak perkosaan maupun tindak kriminal lainnya seperti
perampokan dan hipnotis. Dengan berpakaian yang baik dan sopan, khususnya untuk kaum
wanita, dapat membantu mencegah terjadinya tindak kriminal baik yang disengaja maupun
yang tidak disengaja.
2.2 Definisi Berpakaian Baik dan Sopan menurut Norma
2.2.1 Norma Agama
Norma agama adalah aturan yang berdasarkan pada ajaran atau kaidah suatu agama. Norma
ini bersifat mutlak dan mengharuskan ketaatan pada penganutnya. Di Indonesia agama
terbagi menjadi 5 agama resmi yaitu Islam, Katolik, Kristen, Hindu, dan Budha.
ISLAM
Tuntunan Islam mengandung didikan moral yang tinggi. Dalam masalah aurat, Islam telah
menetapkan bahwa aurat lelaki adalah antara pusar samapi kedua lutut. Sedangkan bagi
wanita adalah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan.
Mengenai bentuk atau model pakaian, Islam tidak memberi batasan, karena hal ini berkaitan
dengan budaya setempat. Oleh karena itu, kita diperkenankan memakai pakaian dengan
model apapun, selama pakaian tersebut memenuhi persyaratan sebagai penutup aurat.
Pakaian merupakan penutup tubuh untuk memberikan proteksi dari bahaya asusila,
memberikan perlindungan dari sengatan matahari dan terpaan hujan, sebagai identitas
seseorang, sebagai harga diri seseorang, dan sebuah kebutuhan untuk mengungkapkan rasa
malu seseorang. Dahulu, pakaian yang sopan adalah pakaian yang menutup aurat, dan juga
longgar sehingga tidak memberikan gambaran atau relief bentuk tubuh seseorang terutama
untuk kaum wanita. Sekarang orang-orang sudah menyebut pakaian seperti itu sudah dibilang
kuno dan tidak mengikuti mode zaman sekarang atau tidak modis.
a. FUNGSI PAKAIAN MENURUT ISLAM
�ر� ي خ� ذ�ل�ك� �ق�و�ى الت �اس� �ب او�ل �ش� و�ر�ي �م� �ك �ت و�ا �و�ار�ىس� اي �اس� �ب ل �م� �ك �ي �اع�ل �ن ل �ز� �ن ق�د�ا �د�م� ا �ى �ن �اب (.26االعراف : 7 ) ي
Artinya : Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk
menutupi ‘auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itu lebih baik.
(Q.S. 7 Al A’araaf : 26).-
Maksudnya bahwa Allah menurunkan pakaian kepada kita itu fungsinya ada dua, yaitu : 1.
Untuk menutupi ‘aurat kita, dan 2. Untuk perhiasan tubuh kita
PERTAMA UNTUK MENUTUPI ‘AURAT.
Fungsi pertama dari pakaian ialah untuk menutupi ‘aurat. Yang dimaksud dengan ‘aurat itu
ialah segala sesuatu yang tidak layak dilihat oleh orang lain, dan bahkan haram dilihat oleh
orang lain.
‘Aurat rumah tangga misalnya, adalah bagian dari rumah tangga kita yang tidak layak dilihat
oleh orang lain, sehingga biasanya apabila ada tamu, maka tamu itu tidak langsung kita
persilakan masuk rumah kita sebelum kita benahi atau kita tutupi atau kita singkirkan terlebih
dahulu sesuatu dari rumah tangga kita yang tidak layak dilihat oleh tamu. Itulah sekedar
contoh ‘aurat rumah tangga, yakni bagian dari rumah tangga yg. tak layak dilihat oleh orang
lain.
Kemudian ‘aurat yang haram dilihat oleh orang lain adalah ‘aurat yang ada pada tubuh kita
masing-masing. ‘Aurat orang lelaki ialah bagian dari tubuh orang lelaki yang haram dilihat
oleh orang lain, yaitu bagian yang terletak antara pusat dan lutut orang lelaki. Sedangkan
‘aurat orang wanita adalah bagian dari tubuh orang wanita yang haram dilihat oleh orang lain,
yaitu seluruh tubuh orang wanita kecuali wajah dan telapak tangannya yang biasa nampak.
Nah ‘aurat dari tubuh kita itu wajib kita tutupi dengan kain yang telah Alloh turunkan kepada
kita. Itulah maksud kalimat “Liyuwaari sauaatikum”, yakni untuk menutupi ‘auratmu.
Pakaian yang kita pakai menutupi ‘aurat harus kain yang rapat, bukan kain yang tembus
pandang seperti kebanyakan pakaian yang dipakai oleh selebritis. Maka dari itu wanita-
wanita mukmin jangan berpakaian seperti selebritis, dimana umumnya selebritis itu
berpakaian sepertinya tidak berpakaian saja. Mereka mempertontonkan dadanya sampai
buah dadanya, punggungnya, pahanya, dan bahkan pusatnya atau wudelnya. Marilah kita
ikuti petunjuk Alloh :
�ن� �ض�ر�ب �ي �ه�او�ل م�ن �م�اظ�ه�ر� �ال إ �ه�ن� �ت �ن ز�ي �ن� �د�ي �ب �ي و�ال و�ج�ه�ن� ف�ر� �ح�ف�ظ�ن� و�ي �ص�ار�ه�ن� �ب ا م�ن� �غ�ض�ض�ن� ي �ات� �م�ؤ�م�ن �ل ل و�ق�ل�
�ه�ن� �و�ب ي ج� ع�ل�ى �خ�م�ر�ه�ن� ).31النور : 24( ب
Artinya : Dan katakanlah (olehmu Muhammad) kepada wanita-wanita beriman:
“Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan jangan
mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak daripadanya. Dan hendaklah
mereka menutupkan kain kerudungnya sampai ke
dadanya. (Q.S. 24 An Nur : 31).
KEDUA UNUK PERHIASAN
Kecuali untuk menutup ‘aurat, pakaian berfungsi untuk perhiasan tubuh kita. Hal ini akan
terwujud apabila kita pandai-pandai mengatur cara berpakaian sehingga tampak rapi dan
anggun. Itulah maksud kalimat “Warisya” (dan pakaian indah untuk perhiasan). Nabi tidak
suka berpakaian tidak teratur melainkan beliau suka berpakaian yang teratur dan rapi. Nabi
bersabda :
ار�ه� �ز� إ �ال� ب �س� و�إ �ه� ج�م�ت �ط�و�ل� �و�ال ل د�ى �س� �أل ا �م� ي خ�ر� ج�ل� الر� �ع�م� أبوداود( : ن ).3089 رقم 58 / 4رواه
Artinya : Sebagus-bagus orang lelaki itu adalah Khuraim Al Asadi andaikan dia tidak
gondrong rambutnya dan tidak isbal pakaiannya. (H.R. Abu Dawud : juz 4, halaman 58,
nomor hadisnya 3089). PAKAIAN ISBAL = LEBIH RENDAH DARI MATAKAKI.
Dari sabda Nabi itu kita dapat mengerti bahwa Nabi tidak suka kepada orang yang tidak
dapat menata dirinya dan caranya berpakaian. Lagi pesannya kepada kita dengan sabdanya :
�اس� الن ف�ى ام�ة� ش� �م� �ك �ن �أ �و�اك �و�ن �ك ت �ى ح�ت �م� ك �اس� �ب ل �ح�و�ا ص�ل� أبوداود( : وأ ).3089رقم 4/58رواه
Artinya : Dan rapikanlah pakaianmu sehingga kamu menjadi seolah-olah tahi lalat di tengah-
tengah manusia. (H.R. Abu Dawud : juz 4, hl. 58, no. 3089).
Dari hadis ini kita diperintah oleh Nabi supaya berpakaian yang rapi sehingga tampak
simpatik dan anggun, tidak seperti Khuraim Al Asadi yang orangnya bagus tetapi sayang
ramburnya tidak teratur dan pakaiannya gedodoran. Nabi memberi ingat kepada kita bahwa
Alloh itu suka kepada yang indah. Sabdanya :
�ج�م�ال� ال Nح�ب� ي �ل� ج�م�ي الله� �ن� مسلم( ). إ رواه
Artinya : Sesungguhnya Alloh itu Maha Indah, Dia Suka kepada yang indah-iondah. (H.R.
Muslim).
Kemudian kalimat “Walibasuttaqwa Dzalika Khair” (dan pakaian taqwa itu lebih baik) itu
maksudnya adalah pakaian untuk hati kita, yakni pakaian untuk hati kita adalah bertaqwa
kepada Alloh, yaitu siap melaksanakan perintah Alloh dan siap juga menjauhi larangannya,
baik sendirian maupu ada kawannya. Marilah kita menyesuaikan dengan petunjuk Alloh dan
Rasul-Nya !
b. Adab Berpakaian
Islam melarang umatnya berpakaian terlalu tipis atau ketat (sempit sehingga membentuk
tubuhnya yang asli). Kendati pun fungsi utama (sebagai penutup aurat) telah dipenuhi, namun
apabila pakaian tersebut dibuat secara ketat (sempit) maka hal itu dilarang oleh Islam.
Demikian juga halnya pakaian yang terlalu tipis. Pakaian yang ketat akan menampilkan
bentuk tubuh pemakainya, sedangkan pakaian yang terlalu tipis akan menampakkan warna
kulit pemakainya. Kedua cara tersebut dilarang oleh Islam karena hanya akan menarik
perhatian dan menggugah nafsu syahwat bagi lawan jenisnya. Dalam hal ini Rasulullah SAW
bersabda:
�ات� . ي س� �ا ك اء� �س� ن و� �اس� الن �ه�ا ب �و�ن� �ض�ر�ب ي �ق�ر� �ب ال �اب� �ذ�ن اال �ا ك �اط� ي س� ق�و�م� ه�م�ا �ر� ا �م� ل �ار� الن �ه�ل� ا م�ن� �ق�ان� ص�ن
م�ن� �و�خ�ذ� �ي ل �ح�ه�ا ر�ي ن� �خ�ذ� ي � ال و� �ة� ن �ج� ال �ن� ل �د�خ� ي � ال �ة� �ال �م�ائ ال �خ�ت� �ب ال �م�ة� ن ش�� �أ ك ه�ن� ؤ�و�س� ر� �ت� �ال م�م�ي �ات� ع�ار�ي
( ) مسلم رواه � �ذا ك و� � �ذا ك ة� �ر� ي م�س�
Artinya: “Ada dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah saya lihat keduanya, yaitu 1)
kaum yang membawa cambuk seperti seekor sapi yang mereka pakai buat memukul orang
(penguasa yang kejam, 2) wanita-wanita yang berpakaian, tetapi telanjang, yang cenderung
kepada perbuatan maksiat, rambutnya sebesar punuk unta. Mereka itu tidak bisa masuk surga
dan tidak akan mencium bau surga padahal bau surga itu dapat tercium sejauh perjalanan
demikian dan demikian.” (HR Muslim)
Ada dua maksud yang menjadi kesimpulan pada hadits ini, yaitu sebagai berikut:
1. Maksud kaum yang membawa cambuk seperti seekor sapi ialah wanita-wanita yang suka
menggunakan rambut sambungan (cemara dalam bahasa jawa), dengan maksud agar
rambutnya tampak banyak dan panjang sebagaimana wanita lainnya. Selanjutnya, yang
dimaksud rambutnya seperti atau sebesar punuk unta adalah sebutan bagi wanita yang suka
menyanggul rambutnya. Kedua macam cara tersebut (memakai cemara dan menyanggul)
termasuk perkara yang tecela dalam Islam
2. Mereka dikatakan berpakaian karena memang mereka menempelkan pakaian pada
tubuhnya, tetapi pakaian tersebut tidak berfungsi sebagai penutup aurat. Oleh karena itu,
mereka dikatakan telanjang. Pada zaman modern seperti sekarang ini, amat banyak manusia
(wanita) mengenakan pakaian yang amat tipis sehingga warna kulitnya tampak jelas dari luar.
Sementara itu banyak pula wanita yang memakai pakaian relatif tebal, namun karena sangat
ketat sehinga bentuk lekuk tubuhnya terlihat jelas. Kedua cara berpakaian seperti itu
(terlampau tipis dan ketat) termasuk perkara yang dilarang dalam Islam.
Ciri-ciri pakaian wanita Islam di luar rumah ialah:
* Pakaian itu haruslah menutup aurat sebagaimana yang dikehendaki syariat.
* Pakaian itu tidak terlalu tipis sehingga kelihatan bayang-bayang tubuh badan dari luar.
* Pakaian itu tidak ketat atau sempit tapi longgar dan enak dipakai. la haruslah menutup
bagian-bagian bentuk badan yang menggiurkan nafsu laki-laki.
* Warna pakaian tsb suram atau gelap seperti hitam, kelabu asap atau perang.
* Pakaian itu tidak sekali-kali dipakai dengan bau-bauan yang harum
* Pakaian itu tdak ‘bertasyabbuh’ (bersamaan atau menyerupai)dengan pakaian laki-laki yaitu
tidak meniru-niru atau menyerupai pakaian laki-laki.
* Pakaian itu tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir dan musyrik.
* Pakaian itu bukanlah pakaian untuk bermegah-megah atau untuk menunjuk-nunjuk atau
berhias-hias.
Aurat wanita yang merdeka (demikian juga khunsa) dalam sholat adalah seluruh badan
kecuali muka dan telapak tangan yang lahir dan batin hingga pergelangan tangannya. Oleh
karena itu jika nampak rambut yang keluar ketika sholat atau nampak batin telapak kaki
ketika rukuk dan sujud, maka batallah sholatnya.
Aurat wanita merdeka di luar sholat Di hadapan laki-laki ajnabi atau bukan muhram
Yaitu seluruh badan. Artinya, termasuklah muka, rambut, kedua telapak tangan (lahir dan
batin) dan kedua telapak kaki (lahir dan batin). Maka wajiblah ditutup atau dilindungi seluruh
badan dari pandangan laki-laki yang ajnabi untuk mengelakkan dari fitnah. Demikian
menurut mahzab Syafei.
Di hadapan wanita yang kafir Auratnya adalah seperti aurat bekerja yaitu seluruh badan
kecuali kepala, muka, leher, dua telapak tangan sampai kedua siku dan kedua telapak
kakinya. Demikianlah juga aurat ketika di hadapan wanita yang tidak jelas pribadi atau
wataknya atau wanita yang rosak akhlaknya.
Ketika sendirian, sesama wanita dan laki-laki yang menjadi muhramnya Auratnya adalah di
antara pusat dan lutut Walau bagaimanapun, untuk menjaga adab dan untuk memelihara dan
berlakunya hal yang tidak diingini, maka perlulah ditutup lebih dari itu agar tidak
menggiurkan nafsu. Ini adalah penting untuk menghindarkan fitnah.
Salah satu permasalahan yang kerap kali dialami oleh kebanyakan manusia dalam
kesehariannya adalah melepas dan memakai pakaian baik untuk tujuan pencucian pakaian,
tidur, atau yang selainnya. Sunnah-sunnah yang berkaitan dengan melepas dan memakai
pakaian adalah sebagai berikut : Mengucapkan Bismillah. Hal itu diucapkan baik ketika
melepas maupun memakai pakaian. Imam An-Nawawy berkata : “Mengucapkan bismillah
adalah sangat dianjurkan dalam seluruh perbuatan”. Memulai Dengan Yang Sebelah Kanan
Ketika Akan Memakai Pakaian. Berdasarkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Apabila
kalian memakai pakaian maka mulailah dengan yang sebelah kanan”.
Kaum Lelaki Dilarang Memakai Cincin Emas dan Pakaian Sutra
Dalam hal ini, cincin emas dan pakaian sutra yang dipakai oleh kaum lelaki, Khalifah Ali r.a
pernah berkata:
) رواه �م�ع�ص�ف�ر� ال �اس� �ب ل ع�ن� و� �ق�سZى ال �اس� �ب ل ع�ن� و� �الذ�ه�ب� ب � �م ت �خ� الت ع�ن� م ص الله� و�ل� س� ر� �ى �ه�ات ن
الطبرانى)
Artinya: “ Rasulullah SAW pernah melarang aku memakai cincin emas dan pakaian sutra
serta pakaian yang dicelup dengan ashfar.” (HR Thabrani)
Yang dimaksud dengan ashfar ialah semacam wenter berwarna kuning yang kebanyakan
dipakai oleh wanita kafir pada zaman itu. Ibnu umar meriwayatkan sebagai berikut:
: ه�ا �س� �ب �ل ت � ف�ال �ف�ار� �ك ال �اب� �ي ث م�ن� ه�ذ�ه� �ن� ا ف�ق�ال� �ن� ي م�ع�ص�ف�ر� �ن� �ي �و�ب ث ع�ل�ي� م ص الله� و�ل� س� ر� �ى أ ر�
Artinya: “Rasulullah SAW pernah melihat aku memakai dua pakaian yang dicelup dengn
ashfar maka sabda beliau: Ini adalah pakaian orang-orang kafir, oleh karena itu janganlah
engkau pakai.”
Larangan bagi laki-laki memakai cincin emas dan pakaian dari sutra adalah suatu didikan
moral yang tinggi. Allah telah menciptakan kaum lelaki yang memiliki naluri berbeda dengan
wanita, memiliki susunan tubuh yang berbeda dengan tubuh wanita. Lelaki memiliki naluri
untuk melindungi kaum wanita yang relatif lemah kondosi fisiknya. Oleh sebab itu, sangat
tidak layak kiranya apabila lelaki meniru tingkah laku wanita yang suka berhias dan
berpakaian indaah serta suka dimanja. Dari sisi lain, larangan ini sekaligus sebagai upaya
pencegahan terhadap sikap hidup bermewah-mewahan, sementara masih banyak rakyat yang
hidup dibawah garis kemiskinan.
c. Contoh adab dalam berpakaian
Didalam ajaran Isalam, berpakaian tidak hanya sekedar kain penutup badan, tidak hanya
sekedar mode atau trend yang mengikuti perkembangan zaman. Islam mengajarkan tata car
atau adab berpakaian yang sesuai dengan ajaran agama, baik secara moral, indah dipandang
dan nyaman digunakan. Diantara adab berpakaian dalam pandangan Islam yaitu sebagai
berikut:
a) Harus memperhatikan syarat-syarat pakaian yang islami, yaitu yang dapat menutupi
aurat, terutama wanita
b) Pakailah pakaian yang bersih dan rapi, sehingga tidak terkesan kumal dan dekil, yang
akan berpengaruh terhadap pergaulan dengan sesame
c) Hendaklah mendahulukan anggota badan yang sebelah kanan, baru kemudian sebelah
kiri
d) Tidak menyerupai pakaian wanita bagi laki-laki, atau pakaian laki-laki bagi wanita
e) Tidak meyerupai pakaian Pendeta Yahudi atau Nasrani, dan atau melambangkan
pakaian kebesaran agama lain
f) Tidak terlalu ketat dan transparan, sehingga terkesan ingin memperlihatkan lekuk
tubuhnya atau mempertontonkan kelembutan kulitnya
g) Tidak terlalu berlebihan atau sengaja melebihkan lebar kainnya, sehingga terkesan berat
dan rikuh menggunakannya, disamping bisa mengurangi nilai kepantasan dan keindahan
pemakainya
h) Sebelum memakai pakaian, hendaklah berdoa terlebih dahulu, yaitu :
�ر�ح�و�لــ غ�ي م�ن� �ي� ق�ن ز� و�ر� �و�ب� هذ�االث �ي� ان �س� ك ي� �ذ� ال �ح�م�د�لله� �ل ا
�ق�و�ة` و�ال Zي� م�ن
Artinya :
“Segala puji bagi Allah yang telah memberi pakaian dan rezeki kepadaku tanpa jerih
payahku dan kekuatanku”
3. Mempraktikkan adab berpakaian dalam kehidupan sehari-hari
Sebagiana muslim yang beriman, hendaknya kamu berpakaian sesuai dengan ajaran Islam.
Bagi wanita, pakaiannya harus menutupi seluruh aurat. Artinya, seluruh tubuhnya harus
tertutup oleh pakaian (busana), kecuali muka dan kedua telapak tangan. Selain itu, seorang
muslim juga harus menggunakan pakaian yang pantas dan menarik untuk dipandang, sesuai
dengan ukuran tubuhnya. Begitu pula bagi seorang muslim, pakaiannya harus menutupi aurat
dan tidak berlebihan.
Sebagi remaja mesjid, hendaknya kamu yang mulai membiasakan diri berpakaian secara
islami sesuai adab berpakaian dalam Islam. Bagi yang sudah melakukannya, pertahankan
sampai akhir hayatmu, bagi yang belum, mulailah dari sekarang berpakaian secara Islam.
ridak ada kata terlambat untuk berbuat kebaikan . Kamu tidask perlu merasa malu untuk
mempraktekkan adab pakaian secara islami, bahkan sebaliknya harus merasa bangga dan
percaya diri terhadap apa yang kamu lakukan.
untuk mebiasakan diri mempraktikkan adab berpakaian secara Islami, hendaklah terlebih
dahulu untuk [erhatikan hal berikut ini :
a) Tanamkan keimanan yang kuat dalam hati, agar niat niat yang baik tidak tergoyahkan
b) Yakinkan dalam hati bahwa menutup aurat bagi seorang muslim dan muslimah adalah
wajib hukumnya, sehingga akan mendapat dosa bagi yang meninggalkannya
c) Tanamkan keyakinan bahwa Islam tidak bermaksud memberatkan umatnya dalam
berpakaian, bahkan sebaliknya memberikan kebebasan dan perlindungan bagi harkat dan
martabat umatnya.
d) Tanamkan rasa bangga telah berpakaian sesuai ajaran Islam, sebagai perwujudan
keimanan yang kuat dri diri seorang muslim/muslimah
KATOLIK dan KRISTEN
Sebenarnya prinsip yang paling mendasar dalam cara kita berpakaian adalah sikap
penghargaan terhadap tubuh kita, yang diciptakan Tuhan amat baik adanya (lih. Kej 1:31).
Rasul Paulus mengingatkan bahwa ‘tubuh itu bukan untuk percabulan, melainkan untuk
Tuhan’ (1 Kor 6:13) oleh karena itu, kita selayaknya melihat tubuh ini bukan sebagai obyek
kesenangan mata, tetapi sebagai ciptaan Tuhan yang mulia, sebab tubuh kita adalah bait
Allah:
“… tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu,
Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah
dengan tubuhmu!” (1 Kor 6:19- 20).
Dengan demikian, tubuh kita merupakan cerminan jiwa: apa yang kita hayati di dalam jiwa
kita, terpancar ke luar dengan cara bagaimana kita bersikap dengan tubuh kita.
Nah, hal berpakaian sopan/ bersahaja, itu berkaitan dengan prinsip dasar ini. Kitab Suci lebih
lanjut menyebutkan beberapa prinsip selanjutnya tentang hal berpakaian yang tidak dapat
dilepaskan dengan perbuatan baik lainnya:
“Demikian juga hendaknya wanita. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan
dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara
ataupun pakaian yang mahal-mahal, tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik,
seperti yang layak bagi wanita yang beribadah.” (1 Tim 2:9-10)
“Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai
perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, tetapi perhiasanmu ialah
manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh
yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. Sebab demikianlah
caranya wanita-wanita kudus dahulu berdandan, yaitu wanita-wanita yang menaruh
pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya…” (1 Pet 3:5)
Selanjutnya, Katekismus Gereja Katolik mengajarkan bahwa cara berpakaian yang sopan
(modesty) merupakan bagian dari kebajikan kemurnian, demikian:
KGK 2521 Kemurnian menuntut sikap yang sopan/ bersahaja. Ini adalah bagian hakiki dari
pengekangan diri. Sikap yang sopan/ bersahaja memelihara hal-hal pribadi manusia. Ia
menolak membuka apa yang harus disembunyikan. Ia diarahkan kepada kemurnian yang
perasaan halusnya ia nyatakan. Ia mengatur pandangan dan gerakan sesuai dengan martabat
manusia dan hubungan di antara mereka.
KGK 2522 Sikap sopan/ bersahaja melindungi rahasia pribadi dan cinta kasihnya. Ia
mengundang untuk bersabar dan mengekang diri dalam hubungan cinta kasih; ia menuntut,
bahwa prasyarat-prasyarat untuk ikatan definitif dan penyerahan timbal balik dari suami dan
isteri dipenuhi. Dalam sikap sopan itu termasuk pula kerendahan hati. Ia mempengaruhi
pemilihan busana. Di mana ia mengira bahwa ada bahaya sikap ingin tahu yang tidak sehat,
di sana ia berdiam diri dan bersikap hati-hati. Ia menjaga keintiman orang lain.
KGK 2523 Ada sifat sopan/ bersahaja dalam perasaan dan terhadap badan. Sifat ini
menentang, misalnya terhadap penyalahgunaan tubuh manusia yang “voyeuristik” dalam
iklan tertentu atau terhadap tuntutan media-media tertentu, sehingga berlangkah terlampau
jauh dalam membuka bagian-bagian yang sangat intim. Sikap sopan menggerakkan satu tata
hidup, yang berlawanan dengan paksaan mode dan desakan dari ideologi yang berlaku.
KGK 2524 Bentuk ungkapan sikap sopan ini berbeda dari kultur ke kultur. Tetapi di mana-
mana terkandung gagasan mengenai martabat rohani yang khas untuk manusia. Ia tumbuh
melalui tumbuhnya kesadaran pribadi. Mendidik anak-anak dan kaum remaja dalam sikap
sopan/ bersahaja ini berarti membangkitkan hormat terhadap pribadi manusia.
KGK 2533 Kemurnian hati menuntut sikap yang sopan/ bersahaja, yang terdiri dari
kesabaran, kerendahan hati, dan perasaan halus. Sikap yang sopan/ bersahaja melindungi
keintiman seseorang.
Sepanjang pengetahuan saya, tatacara dan ukuran berpakaian umat secara umum tidak
disebutkan di dalam Kitab Suci. Namun prinsip dasarnya diajarkan, yaitu kita harus
menghargai tubuh kita, dan memperlakukannya sebagai milik Tuhan, sebab kita telah ditebus
oleh-Nya.
Patut disayangkan memang, banyak orang (terutama wanita) tidak berpakaian yang
layak/sopan, bahkan pada saat mereka sedang beribadah di gereja. Padahal Katekismus
Gereja Katolik juga mensyaratkan cara berpakaian yang sopan untuk menerima sakramen
Ekaristi:
KGK 1387 Supaya mempersiapkan diri secara wajar untuk menerima Sakramen ini, umat
beriman perlu memperhatikan pantang (Bdk. KHK, kan. 919) yang diwajibkan Gereja. Di
dalam sikap (gerak-gerik, pakaian) akan terungkap penghormatan, kekhidmatan, dan
kegembiraan yang sesuai dengan saat di mana Kristus menjadi tamu kita.
Dalam hal ini, mungkin imam selaku pemimpin umat dapat memberi peringatan, dan para
orang tua hendaknya mengajarkan kepada anak- anak mereka dengan teladan mereka sendiri,
sebab kesopanan dalam berpakaian merupakan bagian dari kebajikan kemurnian.
HINDU
Pura adalah tempat suci umat Hindu di Bali yang digunakan sebagai tempat
persembahyangan. Tentu saja ketika persembahyangan akan dilakukan yang perlu
dipersiapkan dari segi sarana sembahyang, dan pakaian, yang merupakan suatu simbol kita
benar-benar ada persiapan yang begitu dalam untuk memuja Beliau (Ida Hyang Widhi Wasa).
Makna pakaian adat ketika mengunjungi pura:
a. Atas : Kepala )Dewa(
Untuk putra mengenakan udeng, dan wanita rambutnya diikat rapi. Di bagian kepala yang
kerap diistilahkan Prabu, adalah tempat bersemayamnya Dewa. Akal, Pikiran, serta awal dari
semua perbuatan yang diberkati oleh Hyang Widhi. Awalnya agar adanya keseragaman PHDI
(Parisadha Hindu Darma Indonesia) menetapkan udeng untuk ke pura haruslah berwarna
Putih agar menciptakan kesan kejernihan pikiran dan kedamaian pikiran. Serta ujung udeng,
atau muncuk udeng harus lurus keatas. Mengapa? Karena itu simbol sang pemakai
memantapkan sang pemakai berfikir lurus, memuja Yang Diatas. Tapi simbol penting itu
sekarang mulai bergeser dengan berbagai variasi (mereng ke-kiri atau ke-kanan, hehe).
b. Tengah : Dada-Pinggang )Manusa(
Melambangkan manusia itu sendiri. Maksudnya pakaian yang layak pakai, nyaman. Yang
bisa membuat sang penggunanya kushuk saat bersembahyang. Disarankan lagi yang
berwarna Putih.
c. Bawah : Pinggang-Ujung )Bhuta(
Bhuta atau raksasa yang menempati alam bawah, simbol keburukan yang tidak akan pernah
lepas dari diri manusia. Umumnya dikenakan Kamen atau kain yang membalut dari pinggang
sampai kaki. Yang perlu diperhatikan adalah ikatan selendang yang mengikat pinggang,
haruslah kuat karena simbol bhuta tidak akan bisa memasuki tubuh manusia keatas apalagi ke
dewa.
BUDHA
Menuru t Pe ra tu r an Ked i s i p i l i nan B h i k k h u t en t ang p anduan bag i uma t
a wam bag i an e t i ka
b
e rpaka i an ( http://dhammacitta.org/dcpedia/Peraturan_Kedisiplinan_Bhikkhu:_Panduan_Ba
gi_Umat_Awam_(Dhammavuddho) . Diakses hari Minggu, 27 April 2014 ) dikatakan bahwa
seseorang harus berpakaian yang sopan ketika memasuki Vihāra. Pakaian tidak boleh yang
terbuka atau memancing / mengundang.
Vihara adalah tempat dimana kita mengadakan puja bhakti, tentu kita
perlu berpakaian sopan. Sepengetahuan saya, dalam agama Buddha tidak ada
ketentuan tertentu dalam hal berbusana. Tetapi seperti kita ketahui
bahwa vihara juga ada para bhikkhu yang tinggal. Sebagai umat Buddha
kita seharusnya ikut mendukung kehidupan suci para bhikkhu dengan
berpakaian yang tidak menonjolkan organ yang dapat membangkitkan birahi.
Namun ada satu solusi yang dapat ditiru seperti yang ada di Thailand.
Pengurus vihara menyediakan semacam sarung yang dapat dipakai apabila
memasuki vihara. Tetapi ini hanya utk menutupi bagian pinggang ke bawah
saja.
Agar tidak terkesan diskriminasi, ada baiknya juga diberikan tata cara
berpakaian bagi kaum pria, yaitu sebaiknya menggunakan hem atau
setidaknya kaus yang berkerah, karena kaus tanpa krah untuk ke tempat
golf aja tidak diijinkan, apalagi ke vihara yang merupakan tempat yang
seharusnya kita berlaku sopan dan hormat.
Juga agar menggunakan celana panjang, semuanya ini untuk memperlihatkan
niat kita bahwa kita pergi ke tempat yang terhormat, yaitu vihara.
2.2.2 Norma Sosial
Norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku dalam suatu kelompok
masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Norma akan berkembang seiring dengan
kesepakatan-kesepakatan sosial masyarakatnya, sering juga disebut dengan peraturan sosial.
Norma menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi
sosialnya. Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau
suatu kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Pada
dasarnya, norma disusun agar hubungan di antara manusia dalam masyarakat dapat
berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan.
Berdasakan tingkat daya pengikatnya terhadap masyarakat,norma meliputi : a) cara (usage);
b)kebiasaan (folkways); c) tata kelakukan (mores); d) adapt kebiasaan (custom); e) norma
hokum (laws); dan f) mode atau fashion.
a. Norma Cara (usage)
Cara adalah perbuatan yang daya ikatnya sangat lemah
Contoh : cara makan bersuara (berdecap),sanksinya ringan misalnya berupa celaan.
b. Norma Kebiasaan (folkways)
Kebiasaan adalah perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk sama,kebiasaan merupakan
bukti bahwa orang menyukai perbuatan itu.
Contoh : menghormati otang yang lebih tua,atau makan dengan tangan kanan.Sanksi bagi
pelanggar yang tidak menghormati orang yang lebih tua atau makan dengan kiri lebih kuat
dari sanksi norma cara (usage) misalnya berupa teguran.
c. Norma Tata Kelakuan (mores)
Norma tata kelakukan dipergunakan sebagai alat pengawasan baik secara langsung ataupun
tidka langsung oleh masyarakat terhadap anggotanya.Dengan demikian,dikatakan bahwa tata
kelakukan ialah aturan yang mendasarkan pada ajaran agama,filsafat,atau
nilai kebudayaan.Ada pelanggaran yang dilakukan suatu masyarakat,tetapi masyarakat lain
memperbolehkan.Misalnya,pernikahan dalam satu suku,atau pergaulan bebas.
d. Norma Adat Istiadat (custom)
Tata kelakuan yang kekal serta kuatnya integrasi dengan pola-pola perilaku masyarakat dapat
meningkat menjadi adapt istiadat (custom).Anggota masyarakat yang melanggar adapt
istiadat dapat memperoleh sanksi yang berat,misalnya dikucilkan dari
masyarakat.Contohnya,upacara adapt dalam memasuki proses fase kehidupan tertentu,yaitu
kelahiran,perkawinan,dan kematian.apabila seseorang dalam masyarakat tidak
melakukannya,ia akan mendapat gunjingan masyarakat.
e. Norma Hukum (laws)
Norma hokum adalah suatau rangkaian aturan yang ditujukan kepada anggota masyarakat
yang berisi ketentuan-ketentuan,perintah,kewajiban,dan larangan,agar dalam masyarakat
tercipta suatu ketertiban dankeadilan.Norma hokum ada dua macam,yaitu hokum tertulis
(pidana dan perdata) dan hokum tidak tertulis (hokum adapt).Karena sebagian besar nom\rma
hokum adalah tertulis,sanksinya akan lebih tegas apabila dibandingkan dengan norma
lain.Apabila melanggar norma itu,seseorang akan dikenai hukuman berupa
denda,penjara,ahkan hukuman mati.
f. Norma Mode (fashion)
Mode atau fashion biasanya dimulai dengan meniru terhadap sesuatu yang
dianggap terbaru.Ciri khas mode ini ialah tidak hanya tampak pada cara orang memotong dan
menggunakan pakaian,serta cara mengatur rambut,tetapi juga tampak dalam hal mengejar
hal-hal baru di bidang lain.Misalnya,meniru kca mata,nyanyian,model motor,arsitektur
rumah,dan gaya hidup.
Norma sosial juga sering kali dihubungkan dengan norma kesopanan dan norma
kesusilaan
Norma kesopanan
Norma kesopanan adalah sekumpulan peraturan social yang mengarah pada hal-hal yang
berkenaan dengan bagaimana seseorang harus bertingkah laku yang wajar dalam kehidupan
bermasyarakat. Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapatkan celaan, kritik, dan lain-
lain, tergantung pada tingkat pelanggaran. Contohnya: tidak membuang ludah sembarangan
dan selalu mengucapkan terima kasih jika diberi sesuatu.
Norma kesusilaan
Norma kesusilaan adalah peraturan sosial yang berasal dari hati nurani. Norma ini
menghasilkan akhlak, sehingga seseorang dapat membedakan apa yang dianggap baik apa
yang dianggap jelek. Norma kesusilaan bersandar pada suatu nilai kebudayaan.
Pelanggaran terhadap norma ini berakibat sanksi pengucilan secara fisik (diusir) ataupun
batin (dijauhi). Contohnya berpegangan tangan, berpelukan di tempat umum antara laki-laki
dengan wanita, telanjang di tempat umum.
HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN NORMA SOSIAL
Manusia adalah makhluk social yang hidup bermasyarakat (zoon politician). Hidup
bermasyarakat dapat diartikan sebagai hidup dalam suatu pergaulan. Interaksi antar manusia
tumbuh karena kondisi biologis dan psikologis manusia yang dilahirkan dengan memiliki
naluri dasar dan kebutuhan dasar yang tidak dapat dipenuhi sendiri. Ia harus mengadakan
kerjasa sama dengan manusia lain untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Agar kerja
sama antara sesama dapat lancar, aman dan optimal, manusia membutuhkan ketertiban
(keteraturan). Di dalam kehidupannya, manusia memerlukan peraturan tata hubungan
sehingga mereka dapat hidup dalam suasana yang harmonis. Gambaran itu pada dasarnya
lebih menunjuk pentingnya norma-norma di dalam hidup bermasyarakat. Dengan demikian,
ternyata ada hubungan antara interaksi social dengan norma social.
Secara sosiologis, norma-norma sosial tumbuh dari proses hasil dari kehidupan
bermasyarakat. Individu dilahirkan dalam suatu masyarakat dan disosialisasikan untuk
menerima aturan-aturan dari masyarakat yang sudah ada sebelumnya. Oleh karena itu, norma
sosial adalah sesuatu yang berada di luar individu, yang membatasi dan mengendalikan
tingkah laku mereka. Unsur pokok suatu norma adalah tekanan sosial terhadap anggota-
anggota masyarakat untuk menjalankan norma-norma. Norma sosial lebih merupakan aturan-
aturan yang mempunyai sanksi-sanksi yang dimaksudkan untuk mendorong bahkan menekan
perseorangan, kelompok, atau masyarakat secara keseluruhan dalam mencapai nilai-nilai
sosial.
2.2.3 Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.[1] Budayaterbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.[1] Bahasa, sebagaimana juga budaya,
merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung
menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan
orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan
bahwa budaya itu dipelajari.[1]
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini
tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.[2]
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang
dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-
nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas
keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam
berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu
dengan alam" di Jepang dan "kepatuhan kolektif" diCina.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan
pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang
dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa
bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk
mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang
lain
Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut
ahli antropologi Cateora, yaitu :
Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret.
Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari
suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya.
Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang,
stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke
generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
Lembaga social
Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek
berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam
suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan social
masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak
perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di
kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik karier
Sistem kepercayaan
Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau
keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam
masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana
memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara
bagaimana berkomunikasi.
Estetika
Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari –
tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap
masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam
segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif.
Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu bagunan
jenis apa saj harus meletakan janur kuning dan buah – buahan, sebagai symbol yang arti
disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat
masyarakatnya menggunakan cara tersebut.
Bahasa
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah,
bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi
bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat
unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi
keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi
lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.
MASUKAN KE PERATURAN ITB
[PENTING] Ketentuan Berpakaian di LFD dan Pencabutan Sanksi 1
« on: 14 March 2014, 08:12:18 pm »
Terkait dengan pemberian hukuman Sanksi 1 kepada praktikan yang mengenakan pakaian
tidak berkerah pada praktikum s/d Jumat, 14 Maret 2014, pengumuman ini bermaksud
menyatakan bahwa sanksi tersebut dicabut dan menjadi peringatan saja.
Untuk ke depannya, praktikan diingatkan kembali atas imbauan mengenakan pakaian yang
sopan dan sesuai etika (i.e. pakaian berkerah dan sepatu tertutup). Praktikan yang masih tidak
mengenakan pakaian yang sesuai dapat menerima sanksi sebagaimana telah ditetapkan.