BAB II

13
 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Diare adalah perubahan konsistensi dan frekuensi berak. Perubahan konsistensi berupa  berak lembek cair sampai cair disertai atau tanpa lendir dan darah. Frekuensi 3-5 kali atau lebih. Bila diare timbul mendadak dan berlangsung kurang dari 14 hari disebut diare akut. 2.2 Etiologi Ada 4 faktor penebab diare adalah! 1. Faktor infeksi! Dapat berupa infeksi enteral karena ku man antara lain ".coli# shigela# salmonela dan $ibrio. %arena $irus seperti &ota$irus dan karena parasit seperti Amuba# 'iardia lamblia dll. Dan infeksi parenteral seperti morbili# tonsilitis# bronkopneumonia dll. (. Faktor makanan. )akanan ang berubah susunanna secara mendadak dan )akanan ang beracun. 3. Faktor konstitusi. *ntoleransi laktosa baik ang kongenital maupun ang didapat dan )alabsorbsi lemak. 4. Faktor psikis. )isalna +broken famil, atau stres emosional ang lain.

description

insomnia

Transcript of BAB II

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi

Diare adalah perubahan konsistensi dan frekuensi berak. Perubahan konsistensi berupa berak lembek cair sampai cair disertai atau tanpa lendir dan darah. Frekuensi 3-5 kali atau lebih. Bila diare timbul mendadak dan berlangsung kurang dari 14 hari disebut diare akut.2.2 Etiologi

Ada 4 faktor penyebab diare adalah:

1. Faktor infeksi:

Dapat berupa infeksi enteral karena kuman antara lain E.coli, shigela, salmonela dan vibrio.

Karena virus seperti Rotavirus dan karena parasit seperti Amuba, Giardia lamblia dll.

Dan infeksi parenteral seperti morbili, tonsilitis, bronkopneumonia dll.

2. Faktor makanan.

Makanan yang berubah susunannya secara mendadak dan

Makanan yang beracun.

3. Faktor konstitusi.

Intoleransi laktosa baik yang kongenital maupun yang didapat dan

Malabsorbsi lemak.

4. Faktor psikis.

Misalnya broken family atau stres emosional yang lain.2.3 Patofisiologi

1. Adanya infeksi adhesi kuman ke mukosa usus kuman mengeluarkan enterotoksin zat ini menyebabkan hipersekresi cairan ke dalam usus terjadilah diare sekresi. - Infeksi (invasi kuman ke mukosa usus) atau intoksikasi atau alergi menyebabkan peradangan mukosa usus malabsorbsi atropi mukosa makanan intra luminal tak terserap peningkatan tekanan osmotik intra luminal penarikan cairan tubuh ke dalam lumen usus isi rongga usus berlebihan diare osmotik / invasif. - Hiperperistaltik absorbsi berkurang tekanan intra usus meningkat diare - Hipoperistaltik bakteri dalam usus tumbuh berlebihan diare

2. Adanya diare menyebabkan kehilangan cairan, elektrolit dan basa.- dehidrasi menyebabkan syok - defisit elektrolit gangguan keseimbangan elektrolit iso, hiper,/ hipotonik - defisit basa asidosis kompl ikasi: Kembung, gagal ginjal, ensefalopati dll Adanya diare malabsorbsi / anoreksia / protein lossing / kehilangan nutrien lain timbul gangguan gizi.2.4 Manifestasi Klinis

Diare dapat digolongkan berdasarkan:

1. Arti sempit :

- Disentri

Disentri merupakan infeksi usus yang berbahaya yang bisa dihindari! Disentri disebabkan oleh bakteri atau parasit yang tumbuh subur di area sibuk dan memiliki populasi yang padat dimana kuman dapat berkembangbiak dengan cepat - dan dapat berpindah dari satu orang ke orang lain melalui kontak langsung atau melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi

- Kolera Kolera adalah infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae (Kolera) yang mengenai usus kecil dengan gejala diare berupa cairan seperti air cucian beras, muntah. Hal ini menyebabkan tubuh kekurangan cairan, kejang otot, produksi air seni yang menurun, gangguan kesadaran dan bahkan dapat menyebabkan kegagalan ginjal dan sirkulasi darah

- Diare Akut

Diare akut adalah : Buang air besar dengan frekuensi yang neningkat dan konsistensi yang lebih lembek dan cair dan bersifat mendadak datangnya dan berlangsung kurang dari 2 minggu2. Derajat dehidrasi:

- Diare dengan tanpa dehidrasi,

- Diare dengan dehidrasi ringan sedang dan

- Diare dengan dehidrasi berat.

3. Jenis dehidrasi:

- Diare isotonicDehidrasi isonatremik (isotonik) terjadi ketika hilangnya cairan sama dengan konsentrasi natrium dalam darah. Kehilangan natrium dan air adalah sama jumlahnya/besarnya dalam kompartemen cairan ekstravaskular maupun intravaskular. Kadar natrium pada dehidrasi isonatremik 130-150 mEq/L (Huang et al, 2009). Tidak ada perubahan konsentrasi elektrolit darah pada dehidrasi isonatremik (Latief, dkk., 2005).- Diare hipertonik Dehidrasi hipernatremik (hipertonik) terjadi ketika cairan yang hilang mengandung lebih sedikit natrium daripada darah (kehilangan cairan hipotonik), kadar natrium serum > 150 mEq/L. Kehilangan natrium serum lebih sedikit daripada air, karena natrium serum tinggi, cairan di ekstravaskular pindah intravaskular meminimalisir penurunan volume intravaskular (Huang et al, 2009).

- Diare hipotonikDehidrasi hiponatremik merupakan kehilangan natrium yang relatif lebih besar daripada air, dengan kadar natrium kurang dari 130 mEq/L. Apabila terdapat kadar natrium serum kurang dari 120 mEq/L, maka akan terjadi edema serebral dengan segala akibatnya, seperti apatis, anoreksia, nausea, muntah, agitasi, gangguan kesadaran, kejang dan koma (Garna, dkk., 2000). Kehilangan natrium dapat dihitung dengan rumus :

S Na bearti konsentrasi natrium serum yang terukur, sedangkan 135 adalah nilai normal rendah natrium serum. Pada dehidrasi hipotonik atau hiponatremik, cairan ekstraseluler relatif hipotonik terhadap cairan intraseluler, sehingga air bergerak dari kompartemen ekstraseluler ke intraseluler. Kehilangan volume akibat kehilangan eksternal dalam bentuk dehidrasi ini akan makin diperberat dengan perpindahan cairan ekstraseluler ke kompartemen intraseluler. Hasil akhirnya adalah penurunan volume ekstraseluler yang dapat mengakibatkan kegagalan sirkulasi (Behrman et al, 2000). Dehidrasi hiponatremik dapat disebabkan oleh penggantian kehilangan cairan dengan cairan rendah solut (Graber, 2003).

b. Dehidrasi Isonatremi atau Isotonik

Dehidrasi isonatremik (isotonik) terjadi ketika hilangnya cairan sama dengan konsentrasi natrium dalam darah. Kehilangan natrium dan air adalah sama jumlahnya/besarnya dalam kompartemen cairan ekstravaskular maupun intravaskular.

Kadar natrium pada dehidrasi isonatremik 130-150 mEq/L (Huang et al, 2009).

Tidak ada perubahan konsentrasi elektrolit darah pada dehidrasi isonatremik (Latief, dkk., 2005).4. Patogenesis:

- Diare osmoticDiare osmotik terjadi akibat asupan dari bahan makanan yang tidak dapat diabsorpsi dengan baik, tetapi bahan tersebut larut dalam air sehingga akan menyebabkan retensi air dalam lumen usus. Banyaknya jumlah air dalam rongga usus ini yang menyebabkan timbulnya diare. Penyebab terbanyak adalah intoleransi laktosa dan penyerapan antasida yang mengandung magnesium.- Diare sekresi Diare sekretorik mempunyai karakteristik adanya kehilangan banyak air dan elektrolit dari saluran pencernaan.- Diare invasive

penyakit diare invasif, belum terlalu banyak diketahui masyarakat awam. Jenis diare yang sering dialami bayi dan balita ini, merupakan penyakit infeksi bakteri yang bersifat akut. Penderita sering buang air besar yang mengandung darah, nanah, dan lendir, disertai dengan rasa mulas dan demam. Infeksi yang terjadi akan menyebabkan tukak pada us besar atau colon. Diare invasif seperti ini, dikenal awam sebagai penyakit disentri.Dasar diagnosis:

- Buang air besar lebih cair atau encer dari biasanya.

- Apabila disertai darah disebut disentri atau diare akut invasif.

- Dapat atau tidak disertai muntah, nyeri perut dan panas.

- Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan tanda dan gejala dehidrasi. Atau ditemukan tanda dan gejala dehidrasi ringan / sedang / berat dengan atau tanpa syok.

- Ditemukan tanda dan gejala gangguan keseimbangan elektrolit seperti kejang, kembung dll

- Ditemukan tanda dan gejala gangguan keseimbangan asam basa seperti napas kusmoul.

- Pemeriksaan laborat: Feses rutin, pH, klinites, biakan dan darah: elektrolit Na K.2.5 Cara Menilai Dehidrasi

Data dan TindakanDiare dengan rencana pengobatan golongan:Bukan diare / penyakit lain

A (Tanpa dehidrasi)B (Dehid ringansdng)C (Dehidrasi berat)

1. Tanyakan ttg:

- Diare

- Muntah

- Rasa haus

- Urin< 4 x,

cair sekali

Sedikit

Normal

Normal4 10 x,

cair sekali

Beberapa kali

Normal

Sedikit gelap> 10 x,

cair sekali

Sangat sering

Tidak dapat minum

Tak ada urin dlm 6jam>14 hari,

ada darah

2. Periksa:

- Keadaan umum

- Air mata

- Mata

- Mulut / lidah

- NapasSehat, aktif

Ada

Normal

Basah

NormalTampak sakit, mengan tuk, lesu

Tidak ada

Cekung

Kering

Agak cepatSangat mengantuk, tidak sadar, lemah

Tidak ada

Kering dan cekung

Sangat kering

Cepat dan dalamGizi buruk

3. Raba:

- Kulit (dicubit )

- Denyut nadi

- Ubun ubunKembali cepat

Normal

NormalKembali lambat

Agak cepat

CekungKembali sangat lambat

Cpt, lemah, tak teraba

Sangat cekung.

4. Ukur suhu tubuhDemam > 38 C

5. Timbang BB bila

memungkinkanKehilangan < 25 gr unt tiap Kg BBKehilangan > 100 gr unt tiap Kg BBKehilangan > 100 gr unt tiap Kg BB

6. Tetapkan:Penderita tidak ada tanda tanda dehidrasiBila penderita mempunyai 2 / lebih tanda diatas berarti DEHIDRASI SEDANGBila penderita mempunyai 2 / lebih tanda diatas berarti DEHIDRASI BERAT1. Ada darah dlm tinja

dan diare > 14 hari

2. Diare > 14 hari de-

ngan / tanpa darah

7. PengobatanGunakan rencana pengobatan AGunakan rencana pengobatan BGunakan rencana pengobatan Cad 1. Antibiotik unt disentri shigela

Kontrol 1-2 hari.

Gizi buruk rujuk RS

ad2. Makanan terus dibrikan dan rujuk RS

2.6 Penatalaksanaan.A. DIARE TANPA DEHIDRASI

B. DIARE DEHIDRASI RINGAN SEDANG

C. DIARE DEHIDRASI BERAT

D. DIETETIK

- Bayi yang mendapat ASI, teruskan sesering mungkin.

- Makanan padat disesuaikan dengan usia. Berikan pula satu porsi ekstra selama seminggu tanpa sayuran berserat.

- Susu formula diteruskan tanpa diencerkan kecuali apabila ada tanda dan gejala intoleransi karbohidrat maka diganti dengan susu rendah atau bebas laktosa. Apabila diduga alergi susu sapi maka diberikan susu formula kedelai.

E. MEDIKAMENTOSA

Indikasi pemberian terapi medikamentosa apabila ditemukan tanda dan gejala:

- Disentri : Kotrimoksasol 50 mg/KgBB/hari, dibagi 2 dosis selama 5 hari.

- Kolera : Tetrasiklin 50 mg/KgBB/hari, dibagi 4 dosis selama 2 hr unt anak >7 th.

- Amubiasis akut : Metronidazol 30 mg/KgBB/hari, dibagi 3 dosis selama 5-10 hari

- Giardiasis akut : Metronidazol 15 mg/KgBB/hari, dibagi 3 dosis selama 5 hari.

Obat obat lain seperti vitamin, parasetamol dan lytic coktail dapat diberikan. Sedangkan papaverin, loperamid, kaopectat tidak bermanfaat dan bahkan membahayakan.

Defisit natrium (mEq) = (135 - S Na) air tubuh total (dalam L) (0,6 x berat badan dalam kg)