BAB II
-
Upload
arif-wibowo -
Category
Documents
-
view
13 -
download
1
Transcript of BAB II
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. SAMBUNGAN ELEMEN MESIN
Prinsip kerja : Menyambung dua atau lebih komponen mesin baik secara permanen
(las) maupun tidak (baut, keling).
Macam – macam sambungan :
1. Sambungan mur baut
2. Sambungan Las
1. Sambungan Mur dan Baut
Baut adalah suatu barang atau tabung dengan alur heliks pada permukaan. Penggu
utamanya adalah sebagai pengikat (fastener) untuk menahan dua objek bersama, dan sebagai
pesawat sederhana untuk mengubah torsi (torque) menjadi gaya linear.
Gambar : Baut (http://blog.pengunjungsetia.com/2009/11/jika-anda-menjadi-baut.html)
Ulir digolongkan menurut bentuk profil penampangnya diantaranya : ulir segitiga,
persegi, trapesium, gigi gergaji dan bulat. Baut, mur dan screw digolongkan menurut bentuk
kepalanya yaitu : segienam, socket segi enam dan kepala persegi.
5
Baut dapat diklasifikan menjadi tiga macam , yaitu :
1. Baut tembus, untuk menjepit dua bagian melalui lubang tembus dan jepitan diketatkan
dengan sebuah mur.
2. Baut tap, untuk menjepit dua bagian, yaitu jepitan diketatkan dengan ulir yang ditapkan
pada salah satu bagian.
3. Baut tanam, merupakan baut tanpa kepala dan diberi ulir pada kedua ujungnya, untuk
dapat menjepit dua bagian, baut tanam pada salah satu bagian yang mempunyai lubang
berulir, dan jepitan diketatkdengan sebuah mur.
(a)Baut tembus (b)Baut Tap (c) Baut Tanam
Gambar : 2.57 Klasifikasi Baut (achmad, 2006)
Pemilihan mur dan baut
Baut dan mur merupakan alat pengikat yang sangat penting, untuk mencegah
kecelakaan, atau kerusakan pada mesin. Pemilihan baut dan mur sebagai alat pengikat harus
dilakukan dengan seksama untuk mendapatkan ukuran yang sesuai. Dalam gambar 2.58
diperlihatkan macam macam kerusakan yang dapat terjadi pada baut.
6
(a) (b) (c) (d)
Gambar : 2.58 Kerusakan pada baut (achmad,2006)
Keterangan :
a. Rusak karena tarikan
b. Rusak Karen apuntiran
c. Rusak Karena geseran
d. Ulir lumur
Untuk menentukan ukuran baut dan mur, berbagai factor harus diperhatikan seperti
gaya yang bekerja pada baut, syarat kerja, kekuatan bahan, kelas ketelitian, dan lain lain.
Adapun gaya-gaya yang bekerja pada baut dapat berupa :
a. Beban statis aksial murni
b. Beban aksial bersama beban punter
c. Beban geser
d. Beban tumbukan aksial
Penggunaan dan Penempatan
Sambungan baut merupakan sambungan yang paling penting digunakan sebagai
elemen mesin. Baut yang digunakan pada sambungan struktural, baik baut A325 maupun
baut A490 merupakan baut berkepala segi enam yang tebal. Keduanya memiliki mur segi
enam tebal yang diberi tanda standar dan simbol pabrik pada salah satu mukanya. Bagian
berulir baut dengan kepala segienam lebih pendek dari pada baut standar yang lain, keadaan
7
ini memperkecil kemungkinan adanya ulir pada tangkai baut yang memerlukan kekuatan
maksimumnya.
2. SAMBUNGAN LAS
Pengelasan (welding) adalah salah satu teknik penyambunganlogam dengan cara
mencairkan sebagai logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan
atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang countine
Untuk berhasilnya penyambungan diperlukan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi,
yakni :
Bahwa benda padat tersebut dapat cair/lebur oleh panas.
Bahwa antara benda-benda padat yang disambung tersebut terdapat kesesuaian sifat
lasnya sehingga tidak melemahkan atau menggagalkan sambungan tersebut.
Bahwa cara-cara penyambungan sesuai dengan sifat benda padat dan tujuan
penyambungannya
a. Dasar-dasar pengelasan
Ada dua tipe dasar pengelasan yang menggunakan listrik dan las busur listrik sebagai
sumber tenaga, yaitu las tahanan listrik dan las busur listrik.
Pada pengelasan busur listrik, panas pengelasan diperoleh dari loncatan arus listrik
terus menerus melalui gas yang berada diantara dua bahan penghantar dari penghantar satu
ke penghantar lainnya sehingga terbentuk panas. Panas yang dicapai pada pengelasan dengan
cara ini adalah 6500 hingga 7000 F.
1. Las busur listrik
Pengelasn busur listrik didefinisikan sebagai : Suatu kelompok proses pengelasan
dimanapelelehan bahan karena pemanasan listrik menggunakan busur listrik atau busur
dengan atau tanpa pemberian tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.
Metode pengelasan busur menggunakan elektrode logam meliputi cara menghasilkan
busur antara logam pengisi dan logam yang dilas, dan logam yang ditambahkan pada logam
induk (elektroda logam).
8
http://lasdanjualbesi.blogspot.com/2011/03/teknik-las.html
Jenis sambungan las listrik ini merupakan sambungan tetap. Penggolonganya macam
proseslas listrik, antara lain :
a. Las listrik dengan elektroda karbon
Pada alas listrik dengan elektroda karbon, maka busur listrik yang terjadi diantara
ujung elektroda karbon dan logam atau diantara dua ujung elektroda karbon akan
memanaskan dan mencairkan logam yang akan dilas. Sebagai bahan tambah dapat dipakai
elektroda dengan fluksi atau elektroda yang berselaput fliksi.
Gambar : Las listrik dengan elektroda karbon (lasdanjualbesi.blogspot.com/.../teknik-
las.html)
9
b. Las listrik dengan elektroda berselaput
Las listrik ini menggunakan elektroda berelaput sebagai bahan tambahan.
Gambar : las listrik dengan elektroda berselaput (lasdanjualbesi.blogspot.com/.../teknik-
las.html)
Busur listrik yang terjadi di antara ujung elektroda dan bahan dasar akan mencairkan
ujung elektroda dan sebagaian bahan dasar. Selaput elektroda yang turut terbakar akan
mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung elekroda kawah las, busur listrik
terhadap pengaruh udara luar. Cairan selaput elektroda yang membeku akan memutupi
permukaan las yang juga berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar.
Perbedaan suhu busur listrik tergantung pada tempat titik pengukuran, missal pada
ujung elektroda bersuhu 3400° C, tetapi pada benda kerja dapat mencapai suhu 4000° C
(lasdanjualbesi.blogspot.com/.../teknik- las.html
10
Memilih Besar Arus Listrik
Besarnya arus listrik untuk pengelasan tergantung pada ukuran diameter dan macam-
macam elektroda las.
Tabel Besar arus dalam ampere dan diameter (mm)
(http://indonesia-mekanikal.blogspot.com/2008/06/teknik-pengelasan-welding-bag-2.html)
Keterangan :
a. E menyatakan elektroda
b. Dua angka setelah E (misalnya 60 atau 70) menyatakan kekuatan tarik defosit las dalam
ribuan dengan 1b/inchi²
c. Angka ketiga setelah E menyatakan posisi pengelasan, yaitu :
- Angka (1) untuk pengelasan segala posisi,
- Angka (2) untuk pengelasan posisi datar dan bawah tangan.
d. Angka ke empat setelah E menyatakan jenis selaput dan jenis arus yang cocok dipakai
untuk pengelasan.
11
Sambungan las
Sambungan las mempunyai beberapa jenis sambungan, diantaranya bias dilihat pada
gambar dibawah ini :
(http://dc177.4shared.com/doc/B3EWWOLj/preview.html)
Keterangan :
A. Sambungan tumpul G. Sambungan tumpul dengan pita lapis
B. Sambungan tumpul dengan alur V tunggal H. Sambungan tumpang
C. Sambungan tumpul dengan alur v ganda I. Sambungan tumpul tekuk
D. Sambungan tumpul dengan alur U tebal J. Sambungantumpul T
E. Sambungan tumpul dengan alur U tipis K. Sambungan sisi
F. Sambungan sudut L. Sambungan sumbat