BAB II

13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Filum Mollusca Mollusca berasal dari bahasa Romawi milos yang berarti lunak. Jenis Mollusca yang umumnya dikenal siput, kerang dan cumi- cumi. Kebanyakan dijumpai di laut dangkal sampai kedalaman mencapai 7000 m, beberapa di air payau, air tawar, dan darat. Anggota dari Filum Mollusca mempunyai bentuk tubuh yang sangat berbeda dan beranekaragam, dari bentuk silindris, seperti cacing dan tidak mempunyai kaki maupun cangkang, sampai bentuk hampir bulat tanpa kepala dan tertutup kedua keoping cangkang besar. Oleh karena itu berdasarkan bentuk tubuh, bentuk dan jumlah cangkang, serta beberapa sifat lainnya, filum Mollusca dibagi menjadi 8 kelas, yaitu: 1). Chaetodermomorpha; 2). Neomeniomorpha; 3). Monoplacophora; 4). Polyplacophora; 5). Gastropoda; 6). Pelecypoda; 7). Scaphopoda; dan 8). Cephalopoda (Suwignyo, 2005). 2.2. Gastropoda Gastropoda berasal dari kata gastros : perut; podos : kaki. Jadi Gastropoda berarti hewan yang berjalan dengan perutnya. Hewan anggota kelas Gastropoda umumnya bercangkang tunggal yang terpilin membentuk spiral dengan bentuk

description

bab

Transcript of BAB II

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Filum MolluscaMollusca berasal dari bahasa Romawi milos yang berarti lunak. JenisMollusca yang umumnya dikenal siput, kerang dan cumi-cumi. Kebanyakandijumpai di laut dangkal sampai kedalaman mencapai 7000 m, beberapa di airpayau, air tawar, dan darat. Anggota dari Filum Mollusca mempunyai bentuktubuh yang sangat berbeda dan beranekaragam, dari bentuk silindris, seperticacing dan tidak mempunyai kaki maupun cangkang, sampai bentuk hampir bulattanpa kepala dan tertutup kedua keoping cangkang besar. Oleh karena ituberdasarkan bentuk tubuh, bentuk dan jumlah cangkang, serta beberapa sifatlainnya, filum Mollusca dibagi menjadi 8 kelas, yaitu: 1). Chaetodermomorpha;2). Neomeniomorpha; 3). Monoplacophora; 4). Polyplacophora; 5). Gastropoda;6). Pelecypoda; 7). Scaphopoda; dan 8). Cephalopoda (Suwignyo, 2005).

2.2. GastropodaGastropoda berasal dari kata gastros : perut; podos : kaki. Jadi Gastropodaberarti hewan yang berjalan dengan perutnya. Hewan anggota kelas Gastropodaumumnya bercangkang tunggal yang terpilin membentuk spiral dengan bentukdan warna yang beragam. Cangkang Gastropoda sudah terpilin sejak masa embrio(Harminto, 2003). Menurut Barnes (1980) dalam Handayani (2006) kelasGastropoda merupakan kelas terbesar dari Mollusca lebih dari 75.000 spesiesyang telah teridentifikasi, dan 15.000 diantaranya dapat dilihat bentuk fosilnya.Fosil dari kelas tersebut secara terus-menerus tercatat mulai awal zamanCambrian. Ditemukannya Gastropoda di berbagai macam habitat, seperti di daratdan di laut. Maka dapat disimpulkan bahwa Gastropoda merupakan kelas yangpaling sukses di antara kelas yang lain.2.2.1 MorfologiMorfologi Gastropoda terwujud dalam morfologi cangkangnya. Sebagianbesar cangkangnya terbuat dari bahan kalsium karbonat yang di bagian luarnyadilapisi periostrakum dan zat tanduk. Cangkang Gastropoda yang berputar ke arahbelakang searah dengan jarum jam disebut dekstral, sebaliknya bila cangkangnyaberputar berlawanan arah dengan jarum jam disebut sinistral. Siput-siputGastropoda yang hidup di laut umumnya berbentuk dekstral dan sedikit sekaliditemukan dalam bentuk sinistral (Dharma, 1988 dalam Handayani, 2006).Pertumbuhan cangkang yang melilin spiral disebabkan karena pengendapan bahancangkang di sebelah luar berlangsung lebih cepat dari yang sebelah dalam (Nontji,1987 dalam Handayani, 2006).Gastropoda mempunyai badan yang tidak simetri dengan mantelnyaterletak di bagian depan, cangkangnya berikut isi perutnya terguling spiral ke arahbelakang. Letak mantel di bagian belakang inilah yang mengakibatkan gerakantorsi atau perputaran pada pertumbuhan siput Gastropoda. Proses torsi ini dimulaisejak dari perkembangan larvanya (Dharma, 1988 dalam Handayani, 2006).Struktur umum morfologi Gastropoda terdiri atas: posterior, sutures,whorl, spiral sculptures, axial, longitudinal, sculpture, posterior canal, aperture,operculum, plaits on columella, outer lip, columella, anterior canal.Gambar 2.1. Struktur Umum Morfologi Gastropoda(Sumber Gambar: Grandmall, 2010).2.2.2 PertumbuhanPertumbuhan dari siput dan kerang terjadi jauh lebih cepat diwaktuumurnya masih muda dibandingkan dengan siput yang sudah dewasa. Ada siputyang tumbuh terus sepanjang hidupnya, tetapi ada pula yang pertumbuhannyaterhenti setelah dewasa (Handayani, 2006). Karena proses pertumbuhan siputmuda cepat, maka jenis yang muda jauh lebih sedikit ditemukan dibandingkandengan yang dewasa.Umur siput sangat bervariasi, ada beberapa jenis siput darat yang dapatberkembang biak secara singkat dan dapat mengeluarkan telur-telurnya duaminggu setelah menetas, tetapi ada juga yang berumur sangat panjang sampaipuluhan tahun. Menurut para ahli, umur siput dapat diperkirakan dengan melihatalur-alur pada bagian tepi luar cangkang (Handayani, 2006).2.2.3 KlasifikasiGastropoda umumnya hidup di laut, pada perairan yang dangkal, danperairan yang dalam. Menurut Dharma (1988) dalam Handayani (2006) kelasGastropoda dibagi dalam tiga sub kelas yaitu : Prosobranchia dan Pulmonata.

2.2.3.1 Sub Kelas ProsobranchiaMemiliki dua buah insang yang terletak di anterior. Bukaan mantelanterior brisi insang dan jantung, rongga visceral terpilin 180 (Harminto, 2003).Sistem syaraf terpilin membentuk angka delapan, tentakel berjumlah dua buah.Cangkang umumnya tertutup oleh operkulum. Kebanyakan hidup di laut tetapiada beberapa pengecualian, misalnya yang hidup di daratan antara lain dari familyCyclophoridae dan Pupinidae bernafas dengan paru-paru dan yang hidup di airtawar antara lain dari family Thiaridae. Sub kelas ini dibagi lagi ke dalam tigaordo yaitu : Archaeogastropoda, Mesogastropoda, dan Neogastropoda.2.2.3.1.1 Ordo MesogastropodaInsang sebuah dan tersusun dalam satu baris filamen, jantung beruang satu,nefridium berjumlah satu buah, mulut dilengkapi dengan radula yang berjumlahtujuh buah dalam satu baris. Hewan ini hidup di daerah hutan bakau atau pohonpohon,laut surut sampai laut lepas pantai dan karang-karang di tepi pantai, lautdangkal bertemperatur hangat, laut dalam, di balik koral, parasit pada binatanglaut serta di atas hamparan pasir. Contoh ordo Mesogastropoda adalah Crepidula,Littorina, Campeloma, Pleurocera, Strombus, Charonia, Vermicularia.

Gambar 2.6. Contoh ordo Mesogastropoda. (A) Crepidula (B) Littorina(C) Campeloma (D) Pleurocera (E) Strombus (F) Charonia(G) Vermicularia. (Sumber Gambar: Hegner & Engeman, 1968).

2.2.3.2 Sub Kelas PulmonataBernapas dengan paru-paru, cangkang berbentuk spiral, kepala dilengkapidengan satu atau dua pasang tentakel, sepasang diantaranya mempunyai mata,rongga mentel terletak di interior, organ reproduksi hermaprodit atau berumahsatu. Sub kelas ini dibagi menjadi dua ordo yaitu :2.2.3.2.1 Ordo StylomatophoraTentakel berjumlah dua pasang, sepasang diantaranya mempunyai mata diujungnya, kebanyakan anggotanya teresterial. Misalnya Achatina, Triodopsin,Limax.A CBGambar 2.16. Contoh ordo Stylomatophora. (A) Triodopsis (B) Limax (C)Achatina. (Sumber Gambar: Hegner & Engeman, 1968)

2.2.3.2.2 Ordo BasomatophoraTentakel berjumlah dua pasang, sepasang diantaranya mempunyai matadidepannya, kebanyakan anggotanya hidup di air tawar, kosmopolitan. Contohordo Basomatophora adalah Physa.Gambar 2.17. Contoh ordo Basomatophora. (A) Lymnaea (B) Physa (C)Helisoma (D) Ferrissia. (Sumber Gambar: Hegner & Engeman,1968)2.3 BivalviaBivalvia adalah Mollusca yang memiliki sepasang cangkang yang dapat membuka dan menutup. Bivalvia mempunyai bentuk simetri bilateral, namun hal ini tidak berkaitan dengan lokomosi yang cepat (Kimball, 1999) serta pipih secara lateral. Kaki biasanya berbentuk seperti baji (Yunani; peleky, baji) sehingga dikenal pula sebagai Pelecypoda (Sugiri, 1989). Bivalvia umumny hidup di laut. Namun, beberpa sesies ada juga yang hidup di air tawar. Contoh spesies dari kelas ini adalah Anadonta woodina.

2.3.1 Sistematika BivalviaKelas Bivalvia termasuk salah satu kelas dari phylum Molusca yang memiliki empat ordo yaitu Protobranchia, Taxodonata, Dysodonta dan Pseudolamellibranchia. Kebanyakan hidup di laut terutama di daerah littoral, beberapa di daerah pasang surut dan air tawar. Beberapa jenis laut hidup sampai kedalaman 5000 m (Swit, 1993).Suwignyo (1998) membagi Bivalvia dalam 3 sub kelas diantaranya :2.3.1.1 Sub kelas ProtobranchiaUmumnya primitif; filamen insang pendek dan tidak melipat; permukaan kaki datar dan menghadap ke ventral; otot aduktor 2 buah.2.3.1.1.1 Ordo NuculaceaTidak mempunyai sifon; sebagai deposit feeder mendapatkan makanan menggunakan proboscides; Nucula dan Yoldia dan hidup di semua laut terutama daerah temperate.2.3.1.1.2 Ordo SolenomyaceaMempunyai sifon; menyaring makanan menggunakan insang;cangkang mempunyai semacam tirai (awning); Solen cangkangnya sangat rapuh.2.3.1.2 Sub kelas LamellibranchiaFilamen insang memanjang dan melipat, seperti huruf W; antara filamen dihubungkan oleh cilia (filabranchia) atau jaringan (eulamellibranchia)2.3.1.2.1 Ordo TaxodontaGigi pada hinge banyak dan sama; kedua otot aduktor berukuran kurang lebih sama; pertautan antara filamen insang tidak ada. Arca, Anadara, dan Barbatia. Penyebarannya luas umumnya di pantai laut.2.3.1.2.2 Ordo AnisomyariaOtot aduktor anterior kecil atau tidak ada yang posterior ukurannya besar, sifon tidak ada; terdapat pertautan antara filamen dengan cilia; biasanya sessile; kaki kecil dan memiliki bisus. Beberapa diantaranya : Mitylus, Ostrea, Atrina dan Pinctada.

2.3.1.2.3 Ordo HeterodontaGigi pada hinge terdiri atas beberapa gigi kardinal dengan atau tanpa gigi lateral; insang tipe eulamellibranchia; kedua otot aduktor sama besar; tepi mantel menyatu pada beberapa tempat, biasanya mempunyai sifon. Cardium, Corbicula, Marcenaria, Tagelus, Mya dan Tridacna. Kebanyakan hidup di laut.2.3.1.2.4 Ordo SchizodontaGigi dan hinge memiliki ukuran dan bentuk yang berfariasi; tipe insang eulamellibranchia. Kerang air tawar Pseudodon, Anodonta dan Mutelidea.2.3.1.2.5 Ordo AdapedontaCangkang selalu terbuka, ligamen lemah atau tidak ada; gigi pada hinge kecil atau tidak ada; tipe insang eulamellibranchia; tepi mantel menutup, kecuali pada bukaan kaki; sifon besar, panjang dan menjadi satu; hidup sebagai pengebor pada subtrat keras. Pengebor tanah liat dan batu karang, Pholas, Mya, Panope, Teredo, dan Bankia. Umum terdapat dilaut mana saja2.3.1.2.6 Ordo AnomalodesmataTidak ada gigi pada hinge; tipe insang eulamellibranchia, tetapi lembaran insang terluar mengecil dan melengkung kearah dorsal; bersifat hermaprodit. Lyonsia, cangkang kecil dan rapuh, terdapat di laut dangkal Atlantik dan Pasifik.2.3.1.3 Sub kelas Septibranchia.Insang termodifikasi menjadi sekat antara rongga inhalant rongga suprabranchia, yang berfungsi seperti pompa. Umumnya hidup di laut dalam seperti Cuspidularia dan Poromya.2.3.2 Habitat BivalviaMenurut Kastoro (1988) ditinjau dari cara hidupnya, jenis-jenis Bivalvia mempunyai habitat yang berlainan walaupun mereka termasuk dalam satu suku dan hidup dalam satu ekosistem. Bivalvia pada umumnya hidup membenamkan dirinya dalam pasir atau pasir berlumpur dan beberapa jenis diantaranya ada yang menempel pada benda-benda keras dengan semacam serabut yang dinamakan byssal threads. Demikian pula Nontji (1987), bivalvia hidup menetap di dasar laut dengan cara membenamkan diri di dalam pasir atau lumpur bahkan pada karang-karang batu. Akan tetapi pada beberapa spesies bivalvia seperti Mytillus edulis dapat hidup di daerah intertidal karena mampu menutup rapat cangkangnya untuk mencegah kehilangan air (Nybakken, 1992).

Gambar 2.3 Membenamkan Diri Pada Substrat

Menurut Odum (1988), dalam Samingan dan Srigondo (1993) bahwa binatang infauna seringkali memberikan reaksi yang mencolok terhadap ukuran butir atau tekstur dasar laut, sehingga habitat Molusca dari berbagai lereng pasir lumpur akan berbeda. Menurut Kastoro (1988) ditinjau dari cara hidupnya, jenis-jenis pelecypoda mempunyai habitat yang berlainan walaupun mereka termasuk dalam satu suku dan hidup dalam satu ekosistem.

Gambar 2.4 Brachiopoda Yang Melekat Pada Substrat Keras (Davis,1986)

. Nontji (1993), menyatakan bahwa pelecypoda hidup menetap di dasar laut dengan cara membenamkan diri di dalam pasir atau lumpur adapula yang menempel di pohon bahkan pada karang-karang batu. Pada beberapa spesies pelecypoda seperti Mytillus edulis dapat hidup di daerah intertidal karena mampu menutup rapat cangkangnya untuk mencegah kehilangan air (Nybakken, 1992).

Gambar 2.5 Kerang Hijau melekat pada substrat dengan benang benang (Davis,1986)A. 2.3.3 Peranan PelecypodaSecara ekologis, jenis Pelecypoda penghuni kawasan hutan mangrove memiliki peranan yang besar dalam kaitannya dengan rantai makanan di kawasan hutan mangrove, karena disamping sebagai pemangsa detritus, pelecypoda berperan dalam proses dekomposisi serasah dan mineralisasi materi organik yang bersifat herbivor dan detrivor. Daun mangrove yang jatuh dan masuk ke dalam air. Setelah mencapai dasar teruraikan oleh mikroorganisme (bakteri dan jamur). Hasil penguraian ini merupakan makanan bagi larva dan hewan kecil air yang pada gilirannya menjadi mangsa pelecypoda di samping sebagai pemangsa detritus. Akar pohon mangrove memberi zat makanan dan menjadi daerah nursery bagi ikan dan invertebrata yang hidup di sekitarnya. Ikan dan udang yang ditangkap di laut dan di daerah terumbu karang sebelum dewasa memerlukan perlindungan dari predator dan suplai nutrisi yang cukup di daerah mangrove. Berbagai jenis hewan darat berlindung atau singgah bertengger dan mencari makan di habitat mangrove (Irwanto, 2006). Selain berperan sebagai rantai makanan terhadap ekosistem mangrove pelecypoda di jadikan makanan, cangkok pelecypoda bisa dimanfaatkan untuk membuat hiasan dinding, perhiasan wanita, atau dibuat kancing. Ada pula yang suka mengumpulkan berbagai macam cangkang pelecypoda untuk koleksi atau perhiasan.Pelecypoda juga mempunyai kemampuan untuk mengontrol jumlah racun dalam tubuh mereka melalui proses pengeluaran, sementara organisme lain tidak dapat melakukan hal ini. Organisme yang tidak dapat mengontrol jumlah kandungan racun akan mengakumulasi polutan dan jaringan mereka menunjukkan adanya polutan. Pelecypoda sangat baik mengakumulasi polutan sehingga digunakkan sebagai biomonitor polusi (Philips dalam Sitorus, 2008).