BAB II

27
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pengertian Analisa Kation dan Anion Ilmu Kimia Analitik adalah ilmu kimia yang mendasari pemisahan-pemisahan dan analisa bahan.Analisa bertujuan untuk menentukan susunan bahan, baik secara kualitatif, secara kuantitatif, maupun struktur.Susunan kualitatif merupakan komponen-komponen bahan; susunan kuantitatif adalah berapa banyaknya per setiap komponen tersebut.Dan struktur adalah bagaimana rumus molekul zat itu dan juga bagaimana rumus bangunnya.Dalam dunia modern, kedua hal ini penting karena perlu untuk mensintesis zat yang bersangkutan.Analisa kualitatif atau analisa jenis menentukan macam atau jenis zat atau komponen-komponen bahan yang dianalisa yaitu isi bahan atau zat tersebut.Analisa kuantitatif menentukan banyaknya zat atau komponen-komponen bahan (Harjadi, 1987). Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang berfokus pada analisis cuplikan material untuk mengetahui komposisi, struktur, dan fungsi kimiawinya. Secara tradisional, kimia analitik dibagi menjadi dua jenis, kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif bertujuan untuk mengetahui keberadaan suatu unsur atau senyawa kimia, baik organik maupun anorganik, sedangkan analisis kuantitatif bertujuan untuk mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa dalam suatu cuplikan (Underwood, 1988). Pada dasarnya metode analisis kimia dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu analisis kualitatif yaitu analisis yang berhubungan dengan identifikasi suatu zat atau campuran zat yang belum diketahui zatnya serta analisis kuantitatif yaitu analisis kimia yang menyangkut penentuan jumlah zat tertentu yang ada di dalam suatu sampel. Analisis kualitatif ada dua aspek penting yaitu pemisahan dan identifikasi dimana kedua aspek ini didasari oleh II~1

description

Keren

Transcript of BAB II

II~16

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Analisa Kation dan AnionIlmu Kimia Analitik adalah ilmu kimia yang mendasari pemisahan-pemisahan dan analisa bahan.Analisa bertujuan untuk menentukan susunan bahan, baik secara kualitatif, secara kuantitatif, maupun struktur.Susunan kualitatif merupakan komponen-komponen bahan; susunan kuantitatif adalah berapa banyaknya per setiap komponen tersebut.Dan struktur adalah bagaimana rumus molekul zat itu dan juga bagaimana rumus bangunnya.Dalam dunia modern, kedua hal ini penting karena perlu untuk mensintesis zat yang bersangkutan.Analisa kualitatif atau analisa jenis menentukan macam atau jenis zat atau komponen-komponen bahan yang dianalisa yaitu isi bahan atau zat tersebut.Analisa kuantitatif menentukan banyaknya zat atau komponen-komponen bahan (Harjadi, 1987).Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang berfokus pada analisis cuplikan material untuk mengetahui komposisi, struktur, dan fungsi kimiawinya. Secara tradisional, kimia analitik dibagi menjadi dua jenis, kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif bertujuan untuk mengetahui keberadaan suatu unsur atau senyawa kimia, baik organik maupun anorganik, sedangkan analisis kuantitatif bertujuan untuk mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa dalam suatu cuplikan (Underwood, 1988).Pada dasarnya metode analisis kimia dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu analisis kualitatif yaitu analisis yang berhubungan dengan identifikasi suatu zat atau campuran zat yang belum diketahui zatnya serta analisis kuantitatif yaitu analisis kimia yang menyangkut penentuan jumlah zat tertentu yang ada di dalam suatu sampel. Analisis kualitatif ada dua aspek penting yaitu pemisahan dan identifikasi dimana kedua aspek ini didasari oleh kelarutan, sifat penguapan, dan ekstraksi. Analisis campuran kation-kation memerlukan pemisahan kation secara sistematik dalam golongan dan selanjutnya diikuti masing-masing golongan ke dalam sub golongan dan komponen-komponennya(Underwood, 1988).Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur. Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel atau contoh. Analisis kualitatif membahas tentang pengidentifikasian za-zat yang terdapat dalam suatu sampel. Tujuan utama analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur (Underwood, 1988).Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagen. Dengan memakai apa yang disebut reagen golongan secara sistematik, dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation, dan dapat juga memisahkan golongan-golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut (Anonim, 2013).Reagen golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hydrogen sulfida, ammonium sulfida, dan ammonium karbonat. Klasifikasi ini ddasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagen-reagen ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh kita katakan, bahwa klasifikasi kation yang paling umum, didasaran atas perbedaan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut (Anonim, 2013).II.2 Golongan KationKelima golongan kation dan ciri-ciri khas golongan-golongan ini adalah sebagai berikut :Golongan IKation golongan ini membentuk endapandenganasam kloridaencer. Ion-ion golongan iniadalah timbal, merkurium (I) (raksa), dan perak.Golongan IIKation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hydrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion golonganini adalah merkurium (II), tembaga, bismut, cadmium, arsenic (III), arsenic (V), stibium(III), stibium (V), timah (II), timah (III), dan timah (IV). Keempat ion yang pertama merupakan sub golongan IIA dan keenam yang terakhir sub golongan IIB. Sementara sulfida dari kation dalam golongan IIA tak dapat larut dalam ammonium polysulfida, sulfida dari kation dalam golongan IIB justru dapat larut. Golongan IIIKation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan hydrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun, kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral atau amoniakal. Kation-kation golongan ini adalah Kobalt (II), nikel (II), besi (II), besi (III), kromium (III), alumunium (III), zink, dan mangan (II).Golongan IVKation golongan ini tidak bereaksi dengan reagen golongan I, II, dan III. Kation-kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation-kation golongan ini adaah kalsium, stronsium, dan barium.Beberapa sistem klasifikasi golongan meniadakan pemakaian ammonium klorida disamping ammonium karbonat sebagai reagen golongan, dalam hal ini magnesium juga harus dimasukkan dalam golongan ini. Tetapi karena dalam pengerjaan analisis yang sistematis, ammonium klorida akan terdapat banyak sekali ketika kation-kation golongan keempat hendak diendapkan.Golongan VKation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan reagen-reagen golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir, yang meliputi ion-ion magnesium, natrium, kalium, ammonium, lithium, dan hydrogen.(Anonim, 2013)II.2.1 Golongan Kation Pertama :Timbal (II), Merkurium (I), dan Perak (I)Kation golongan I membentuk klorida-klorida yang tak larut, namun timbal klorida sedikit larut dalam air, dan karena itu timbal tak pernah mengendap dengan sempurna bila ditambahkan asam klorida encer kepada suatu cuplikan ion timbal yang tersisa itu diendapkan secara kuantitatif dengan H2S dalam suasana asam bersama-sama kation golongan II Nitrat dari kation-kation golongan I sangat mudah larut diantara sulfat-sulfat, timbal praktis tidak larut, sedang perak sulfat jauh lebih banyak. Kelarutan merkurium (I) sulfatterletak diantara kedua zat diatas (Anonim, 2013).Kation-kation golongan I diendapkan sebagai garam klorida. Pemisahan kation golongan I tersebut dari campuran sebagai garam klorida didasarkan fakta bahwa garam klorida dari golongan I tidak larut dalam suasana asam (pH 0,5-1). Kation-kation dalam golongan I yang terdiri atas Ag+, Hg+, dan Pb2+. Garam klorida dari kation golongan I adalah: Hg2Cl2, AgCl, dan PbCl2. Pemisahan masing-masing kation tersebut dilakukan berdasarkan cara sebagai berikut:1. PbCl2 dipisahkan dari Hg2Cl2 dan AgCl berdasarkan perbedaan kelarutan kation. PbCl2 larut dalam air panas, sedangkan Hg2Cl2 dan AgCl tidak dapat larut dalam air panas2. Hg2Cl2 dan AgCl dipisahkan berdasarkan perbedaan kelarutan antara kompleks Hg(NH2)Cl dan [Ag(NH3)2] yang dibentuk dengan penambahan amonia terhadap Hg2Cl2 dan AgCl setelah PbCl2 terpisah. Kompleks Hg(NH2)Cl berbentuk endapan hitam yang bercampur dengan Hg+, sedangkan [Ag(NH3)2] tidak berbentuk endapan.(Anonim, 2013)II.2.2 Golongan Kation Kedua : Merkurium(II), Timbal(II), Bismut(II), Tembaga(II), Kadmium(II), Arsenik(III) Dan (V), Stibium(III) Dan (V), Timah(II), dan Timah(IV)Kation-kation golongan kedua menurut tradisi dibagi dua sub-golongan; sub-golongan tembaga dan sub-golongan arsenic. Dasar dari pembagian ini adalah kelarutan endapan sulfida dalam ammonium polysulfida. Sementara sulfida dari sub-golongan tembaga tak larut dalam reagen ini, sulfida dari sub-grup arsenic melarut dengan membentuk garam-tio (Drake, 2012).Sub golongan tembaga terdiri dari merkurium(II), timbal(II), bismut(III), tembaga(II), dan cadmium(II). Meskipun bagian terbesar ion timbal(II) diendapkan dengan asam klorida encer bersama ion-ion lain dari golongan I, pengendapan ini agak kurang sempurna, disebabkan oleh kelarutan timbal(II) klorida yang relatif tinggi. Maka dalam pengerjaan analisis sistematik, ion-ion timbal masih akan tetap ada, ketika kita bertugas mengendapkan golongan kation kedua. Reaksi-reaksi ion timbal(II) sudah diuraikan bersama-sama dengan reaksi kationgolonganpertama (Drake, 2012).Klorida, nitrat, dan sulfat dari kation-kation sub-golongan tembaga, sangat mudah larut dalam air. Sulfida, hidroksida, dan karbonatnya tak larut. Beberapa kation dari sub-golongan tembaga (merkurium(II), tembaga(II), dan cadmium(II) ) cenderung membentuk kompleks (Drake, 2012).II.2.2.1 Merkurium (raksa), Hg Merkurium (II)Sifat-sifat fisika dan kimia yang terpenting dari logam ini telah diuraikan.Reaksi-reaksi ion merkurium(II), Reaksi-reaksi ion merkurium(II) dapat dipelajari dengan larutan merkurium (II) nitrat encer (0,05M).1. Hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh) : Dengan adanya asam klorida encer, mula-mula akan terbentuk endapan putih merkurium(II) klorosulfida, yang terurai bila ditambahkan hydrogen sulfida lebih lanjut, dan akhirnya terbentuk endapan hitam merkurium(II) sulfida,2. Larutan ammonia : Endapan putih dengan komposisi tercampur; pada dasarnya terdiri dari merkurium(II) oksida dan merkurium(II) amidonitrat,3. Natrium hidroksida bila ditambahkan dalam jumlah sedikit : endapan merah-kecoklatan dengan komposisi yang berbeda-beda; jika ditambahkan dalam jumlah yang stoikiometris, endapan berubah menjadi kuning ketika terbentuk merkurium(II) oksida,4. Kalium iodide bila ditambahkan perlahan-lahan kepada larutan: endapanmerkurium(II) iodide,5. Uji kobalt(II) tiosianat, Kepada larutan uji, tambahkan reagen sejumlah volume yang sama (kadar kira-kira 10%, baru saja dibuat), dan gosok-gosok dinding bejana dengan batang kaca. Terbentuk endapan kristalin yang biru tua, yaitu kobalt tetratiosianatomerkurat(II), dan6. Uji kering, Semua senyawa-senyawa merkurium, tak peduli keadaan valensinya, membebtuk logam merkurium bila dipanaskan dengan natrium karbonat anhidrat yang berlebihan. (Drake, 2012)II.2.2.2 BismutBismut adalah logam yang putih-kemerahan, kristalin, dan getas. Titik leburnya 271,5oC. Ia tidak larut dalam asam klorida disebabkan oleh potensial standarnya (0,2 V), tetapi melarut dalam asam pengoksid seperti asam nitrat pekat, air raja, atau asam sulfat pekat, panas. Bismut membentuk ion tervalen dan pentavalen. Ion bismut tervalen,Bi3+, adalah yang paling umum. Hidroksidanya, Bi(OH)3, merupakan basa lemah maka garam-garam bismut mudah terhidrolisis, pada mana proses berikut terjadi :Bi3+ + H2O BiO+ + 2H+Ion bismutil, BiO+, membentuk garam-garam yang tak larut, seperti bismutil klorida, BiOCl, dengan kebanyakan ion. Jika kita ingin membuat ion bismut tetap berada dalam larutan, kita harus mengasamkan larutan itu, dengan mana kesetimbangan di atas akan bergeser kearah kiri.Bismut pentavalen membentuk ion bismutat, BiO3-. Kebanyakan garamnya tak larut dalam air (Drake, 2012).II.2.2.3 Tembaga (Cu)Tembaga adalah logam merah muda yang lunak, dan ditempa, dan liat. Ia melebur pada suhu 1038oC. Karena potensial electrode standarnya positif (+0,34V untuk pasangan Cu/Cu2+), ia tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit. Asam nitrat yang sedang pekatnya (8M) dengan mudah melarutkan tembaga :3Cu + 8HNO3 3Cu2+ + 6NO3- + 2NO + 4H2O(Drake, 2012)II.2.2.5 Arsenik(III) (As)Arsenik adalah zat padat yang berwarna abu-abu seperti baja, getas, dan memiliki kilap logam. Jika dipanaskan arsenic bersublimasi dan timbul bau seperti bawang putih yang khas ketika dipanaskan dalam aliran udara yang bebas, arsenic terbakar dengan nyala biru, menghasilkan asap putih arsenic(III) oksida, As4O6. Semua senyawa arsenic beracun.Reaksi-reaksi ion arsenic(III) : larutan arsenic(III) oksida, As2O3 0,1M atau natrium arsenit, Na3AsO3, dapat dipakai untuk eksperimen ini.1. Hydrogen sulfida : endapan kuning arsenic(III) sulfida :2As3+ + 3H2S As2S3 + 6H+2. Perak nitrat : endapan kuning perak arsenit dalam larutan netral :AsO33- + 3Ag+ Ag3AsO33. Campuran magnesia (larutan yang mengandung MgCl2, NH4Cl dan sedikit NH3) : tidak terjadi endapan.4. Larutan tembaga sulfat : endapan hijau tembaga arsenit (hijau Scheele).5. Kalium tri-iodida (larutan iod dalam kalium iodida) : mengoksidasikan ion arsenit sambil kehilangan warna :AsO33- + I3- + H2O AsO43- + 3I- + 2H+6. Larutan timah(II) klorida dan asam klorida pekat (Uji Bettendorff). (Drake, 2012)II.2.2.6 Arsenik (V) (As)Larutan dinatrium hydrogen arsenat Na2H AsO4.7H2, 0,1M dapat dipakai untuk mempelajari reaksi-reaksi ini. Larutan harus mengandung sedikit asam klorida encer.1. Hydrogen sulfida : tidak terjadi endapan segera dengan adanya asam klorida encer. Jika aliran gas diteruskan, campuran arsenic(III) sulfida dan belerang mengendap dengan lambat. Pengendapan akan lebih cepat dalam larutan panas.2. Larutan perak nitrat : endapan merah-kecoklatan, perak arsenat Ag3AsO4 dari larutan netral (perbedaan dari arsenit dan fosfat, yang menghasilkan endapan-endapan kuning). Endapan larut dalam asam dan dalam larutan ammonia, tetapi tidak larut dalam asam asetat.3. Campuran magnesia : endapan kristalin putih magnesium ammonium arsenat.4. Larutan ammonium molibdat : bila reagen ini dan asam nitrat ditambahkan dengan sangat berlebihan kepada larutan suatu arsenat, kita memproleh endapan kristalin berwarna kuning, yaitu ammonium arsenomolibdat.5. Larutan kalium iodide : jika ada serta asam klorida pekat, iod akan diendapkan yaitu dengan mengocok campuran dengan1-2 ml kloroform atau karbon tetraklorida, zat yang terakhir ini akan diwarnai ungu oleh iod.6. Larutan uranil asetat : endapan seperti gelatin berwarna kuning muda, uranil ammonium arsenat, dengan adanya ammonium asetat berlebihan. Endapan larut dalam asam mineral, tetapi tidak larut dalam asam asetat.(Drake, 2012)II.2.2.7 Stibium(III) (Sb)Stibium adalah logam putih keperakan yang mengkilap dan melebur pada 630oC. Stibium tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer. Dalam asam sulfat pekat yang panas, stibium melarut perlahan-lahan dengan membentuk ion stibium(III) :2Sb + 3H2SO4 + 6H+ 2Sb3+ + 3SO2 + 6H2O (Drake, 2012).Asam nitrat mengoksidasikan stibium menjadi suatu hasil yang tidak larut, yang dapat kita anggap sebagai campuran Sb2O3 dan Sb2O5. Anhidrida-anhidrida ini seterusnya dapat dilarutkan dalam asam tartrat. Campuran asam bitrat dan asam tartrat, melarutkan stibium dengan mudah. Air raja melaruutkan stibium, pada mana terbentuk ion stibium(III) Sb + HNO3 + 3HCl Sb3+ + 3Cl- + NO + 2H2O (Drake, 2012).II.2.2.8 Stibium(V) (Sb)Reaksi-reaksi ion stibium(V) : ion stibium(V)diturunkan dari oksida amfoter Sb2O5. Dalam asam, oksida ini melarut dengan membentuk kation stibium(V) :Sb2O5 + 10H+ 2Sb5+ + 5H2OJadi, dalam larutan asam, yang terdapat adalah ion Sb5+.1. Hydrogen sulfida : endapan merah-jingga stibium pentasulfida, Sb2S5, dalam larutan yang sedang asamnya. Endapan ini larut dalam larutan ammonium sulfida, dalam larutan hidroksida alkali, dan juga dilarutkan oleh asam klorida pekat dengan pembentukan stibium triklorida dan pemisahan belerang.2. Air : endapan putih garam-garam basa dengan komposisi yang bermacam-macam yang pada akhirnya akan terbentuk asam antiomonat.3. Larutan kalium iodide : dalam larutan yang bersifat asam, iod memisah.Sb5+ + 2I- Sb3+ + I24. Zink atau timah : endapan hitam stibium dengan adanya asam klorida. Sedikit stibina (SbH3) turut dihasilkan dengan zink.5. Reagen rodamida-B : lihat senyawa-senyawa stibium(III).(Drake, 2012)

II.2.2.9 Timah(II) (Sn)Timah adalah logam putih perak yang dapat ditempa atau liat pada suhu biasa, tetapi pada suhu rendah menjadi getas karena berubah menjadi suatu modifikasi alotropi yang berlainan. Ia meleleh pada 231,8oC. Logam ini melarut dengan lambat dalam asam klorida encer dan asam sulfat encer, dengan membentuk garam-garam timah(II) :Sn + 2H+ Sn2+ + H2 (Drake, 2012).Asam nitrat encer melarutkan timah dengan lambat tanpa pelepasan gas apapun, dan terbentuk ion-ion timah(II) dan ammonium.Reaksi-reaksi ion timah(II) : larutan timah(II) klorida, SnCl2.2H2O, 0,25M dipakai untuk mempelajari reaksi-reaksi ini. Larutan harus mengandung sedikitnya 4% asam klorida bebas (100 ml HCL pekat per liter).1. Hydrogen sulfida : endapan coklat timah(II) sulfida, SnS, dari larutan yang tidak terlalu asam (misalnya dalam asam klorida 0,25-0,3M atau pH kira-kira 0,6). Endapan larut dalam asam klorida pekat.2. Larutan natrium hidroksida : endapan putih timah(II) hidroksida, yang larut dalam alkali berlebihan. Dengan larutan ammonia, diendapkan timah(II) hidroksida putih, yang tidak larut dalam ammonia berlebihan.3. Larutan merkurium(II) klorida : endapan putih merkurium(I) klorida (kalomel) terbentuk, jika sejumlah besar reagen ditambahkan dengan cepat.4. Larutan bismut nitrat dan natrium hidroksida : endapan hitam logam bismut.(Drake, 2012)II.2.2.10 Timah(IV) (Sn)Reaksi-reaksi ion timah(IV) : untuk mempelajari reaksi-reaksi ini pakailah larutan 0,25M ammonium heksaklorostanat(IV), dengan melarutkan 92gr (NH4)2[SnCl6] dalam 250ml asam klorida pekat, dan mengecerkan larutan menjadi 1 liter dengan air.1. Hydrogen sulfida : endapan kuning timah(IV) sulfida, SnS2, dari larutan asam encer (0,3M). Endapan larut dalam asam klorida pekat dan merkurium(II) dan arsenic(III), dalam larutan hidroksida logam-logam alkali dan juga dalam ammonium sulfida dan ammonium polisulfida. Timbal(IV) sulfida kuning mengendap, setelah larutan diasamkan.2. Larutan natrium hidroksida : endapan putih seperti gelatin, yaitu timah(IV) hidroksida, Sn(OH)4, yang larut dalam zat pengendap yang berlebihan, dengan membentuk heksahidroksostanat(IV).3. Larutan merkurium (II) klorida : tak ada endapan.4. Logam besi : mereduksi ion timah(IV) menjadi timah(II) 5. Uji kering :a. Uji pipa tiup : semua senyawa timah bila dipanaskan dengan natrium karbonat, sebaiknya disertai kalium sianida, di atas arang menjadi butiran-butiran logam timah yang putih dan dapat ditempa, yang tidak menodai kertas.b. Uji manic boraks : manic boraks yang telah diwarnai biru muda oleh runutan garam tembaga, menjadi berwarna merah mirah (ruby) jernih dalam nyala reduksi, jika ditambahkan sangat sedikit saja timah.(Drake, 2012)II.2.3 Golongan Kation Ke-3: Besi(II) dan Besi (III), Alumunium, Kromium(III) dan Kromium(IV), Nikel, Kobalt, Mangaan(II) dan Mangaan(VII), danZinkKation golongan 3 (Al3+, Cr3+, Fe2+, Mn2+) membentuk sulfida yang lebih larut dibandingkan kation golongan 2. Karena itu untuk mengendapkan kation golongan 3 sebagaigaram sulfida konsentrasi ion H+ dikurangi menjadi sekitar 10-9 M atau pH 9.Hal ini dapat dilakukan dengan penambahan amonium hidroksida danamonium klorida.Kemudian dijenuhkan dengan H2S. Dalam kondisi inikesetimbangan:H2S 2H+ + S2- , akan bergeser ke kanan. Dengan demikian konsentrasi S2-akan meningkan dan cukup untuk mengendapkan kation golongan III. H2S dapat juga diganti dengan (NH4)2S (Drake, 2012).Penambahan amonium hidroksida dan amonium klorida juga dapat mencegah kemungkinan mengendapnya Mg menjadi Mg(OH)2. Penambahan kedua pereaksi ini menyebabkan mengendapnya kation Al3+, Cr3+ dan Fe2+, sebagai hidroksidanya, Fe(OH)3(coklat), Al(OH)3(putih) dan Cr(OH)3 (putih). Ion sulfida dapat bereaksi dengan Mn2+ dan Fe2+ akan bereaksi langsung membentuk endapan sulfida FeS (hitam) dan MnS(coklat) (Drake, 2012).II.2.4 Golongan Kation ke-4 : Kalsium, Stronsium, BariumKation-kation golongan keempat, tidak bereaksi dengan asam klorida, hidrogen sulfida ataupun amonium sulfida; tetapi amonium karbonat (jika ada amonia atau ion amonium dalam jumlah yang sedang) membentuk endapan-endapan putih. Uji ini harus dijalankan dalam larutan netral atau basa. Jika tak ada amonia atau ion amonium, magnesium juga akan mengendap. Endapan-endapan putih yang terbentuk dengan reagensia golongan adalah barium karbonat BaCO3, strontium karbonat SrCO3, dan kalsium karbonat CaCO3 (Cebay, 2013).Barium adalah logam putih perak, dapat ditempa dan liat, yang stabil dalam udara kering. Barium bereaksi dengan air dalam udara yang lembab, membentuk oksida atau hidroksida. Barium melebur pada 710oC. Logam ini bereaksi dengan air pada suhu ruang, membentuk barium hidroksida dan hydrogen. Ba + H2O Ba2+ + H2 + 2OH- (Cebay, 2013).Barium adalah bivalen dalam garam-garamnya, membentuk kation barium (II), Ba2+. Klorida dan nitratnya larut, tetapi dengan menambahkan asam klorida pekat atau asam nitrat pekat kepada larutan barium, barium klorida atau nitrat mungkin mengedap sebagai akibat hukum kegiatan massa (Cebay, 2013).Strontium adalah logam putih-perak, yang dapat ditempa dan liat. Strontium melebur pada 771oC. Sifat-sifatnya serupa dengan sifat-sifat barium.Kalsium adalah logam putih perak, yang agak lunak. Ia melebur pada 845oC. Ia terserang oleh oksigen atmosfer dan udara lembab; pada reaksi ini terbentuk kalsium oksida dan/atau kalsium hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan membentuk kalsium hidroksida dan hidrogen (Cebay, 2013). Kalsium membentuk kation kalsium (II), Ca2+, dalam larutan-larutan air. Garam-garamnya biasanya berupa bubuk putih dan membentuk larutan yang tidak berwarna, kecuali bila anionnya berwarna. Kalsium klorida dan kalsium nitrat larut dengan mudah dalam etanol atau dalam campuran 1:1 dari etanol bebas air dan dietil eter (Cebay, 2013).II.2.5 Golongan Kation ke-5 :Magnesium, Natrium, Kalium, Ammonium, Lithium, Dan HydrogenKation-kation Golongan V (Mg2+, Na+, K+, dan NH4+) dapat diidentifikasi satu persatu tanpa pemisahan pendahuluan. Proses identifikasinya adalah sebagai berikut :II.2.5.1 Magnesium (Mg2+)Residu dilarutkan dalam beberapa tetes HCl encer dan tambahkan 2-3 ml air. Kemudian bagi menjadi dua bagian yang tidak sama.Olah 1 ml larutan oksina 2 % dalam asetat 2M dengan 5 ml larutan ammonia 2M. Jika perlu panaskan untuk melarutkan setiap oksina yang diendapkan. Tambahkan NH4Cl kepada larutan uji, diikuti dengan reagensia oksina amoniakal yang telah dibuat. Kemudian panaskan sampai mendidih selama 1-2 menit (bau NH3 harus terbedakan). Adanya endapan kuning muda menandakan adanya Mg oksinat (Simanjuntak, 2012).Sekitar 3-4 tetes sampel tambahkan 2 tetes reagensia magneson diikuti dengan beberapa tetes NaOH sampai basa. Adanya endapan biru memastikan adanya Mg. Uji ini bergantung pada adsorpsi reagensia, yang merupakan suatu zat pewarna, diatas Mg(OH)2 dalam larutan basa maka akan dihasilkan bahan pewarna biru. Semua logam, kecuali logam-logam alkali tidak boleh ada. Garam ammonium mengurangi kepekaan uji ini dengan mencegah pengendapan Mg(OH)2, dan karenanya harus dihilangkan terlebih dahulu (Simanjuntak, 2012).II.2.5.2 Natrium (Na+)Filtrat bagian pertama digunakan untuk mengidentifikasi kation Na. filtrate ditambahkan sedikit uranil magnesium asetat, kocok, dan diamkan selama beberapa menit. Adanya endapan kristalin kuning menandakan adanya Na.Na+ + Mg2+ + 3U2 2+ + 9CH3COO - NaMg(UO2)3(CH3COO)9(Simanjuntak, 2012)Pengendapan yang paling baik untuk ion-ion natrium adalah pengendapan dengan uranil magnesium atau zink asetat. Uji nyalanya akan menghasilkan warna kuning kuat yang bertahan lama (khas). Runutan natrium mungkin terbawa masuk dari reagensia selama nalisis, maka sangat penting untuk memperhatikan warna kuning kuat yang muncul dan bertahan lama. Jika warnanya kuning lemah maka boleh diabaikan (Simanjuntak, 2012).II.2.5.3 Kalium (K+)Filtrat ditambahkan dengan sedikit larutan natrium heksanitritokobaltat (III) atau kira-kira 4 mg zat padatnya dan beberapa tetes asam asetat encer. Aduk-aduk, dan jika perlu diasamkan selama 1-2 menit. Adanya endapan kuning K3[Co(NO2)6] menandakan adanya K.3K+ + [Co(NO2)6]3- K3[Co(NO2)6] (Simanjuntak, 2012)Endapan tak larut dalam asam asetat encer. Jika ada natrium dalam jumlah yang lebih banyak (atau jika reagensia ditambahkan berlebihan) terbentuk suatu garam campuran, K2Na[Co(NO2)6]. Endapan terbentuk dengan segera dalam larutan-larutan pekat, dan lambat dalam larutan encer, pengendapan dapat dipercepat dengan pemanasan.Pastikan dengan uji nyala dan lihat melalui dua lapisan kaca kobalt warna merah (biasanya tidak tetap (transien)). Sebaiknya kaca kobalt itu diuji dengan garam kalium untuk memastikan bahwa kaca itu baik kondisinya. Pada beberapa contoh kaca kobalt menyerap sama sekali garis-garis merah kalium. Oleh karena itu dianjurkan untuk memakai spektroskop sederhana bila tersedia (Simanjuntak, 2012).II.3 Golongan Anion Berdasarkan ReaksiAnion itu sendiri digolongkan menjadi dua,penggolongan anion ini berdasarkan reaksi dengan zat tertentu, yaitua) Golongan Ab) Golongan BAnion golongan A adalah jenis golongan anion yang dapat menguap bila bereaksi dengan asam , yaitu1. Golongan anion yang menghasilakn gas bila bereaksi dengan asam klorida encer dan asam sulfat encer seperti : karbonat, sulfit, tiosulfat, nitrit, Hypoklorit, sianida dan sianat.2. Golongan anion yang menghasilkan gas bila bereaksi dengan asam sulfat pekat seperti semua anion A(1) dan Fluorida, Klorida, Bromida, Iodida, Nitrat, Borat, Format, Asetat, dan Oksalat, Perklorat, Permanganat: Bromate, Heksacyanoferrat(II) dan (III), Tiosianat, Tartrat, dan SitratAnion golongan B adalah kelompok anion yang bereaksi di dalam larutan,a. Anion yang menghailkan reaksi pengendapan (endapan) bila bereaksi di dalam larutannya misalnya sulfa, Fosfat, Sussinat, Arsenat, Kromat, Silikat, Salisilat, Fosfit, Hipofosfit, Arsenit, Dikromat, dan Benzoat.b. Anion yang menghasilkan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi bila bereaksi di dalam larutan seperti Manganat, Permanganat, Kromat, Dikromat (anonim, 2012).Untuk anion dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantaranya :a. Anion sederhana seperti : O2-, F-, CN- , I, Cl, Br,b. Anion okso diskret seperti : NO3-, SO42-, CO3, NO2c. Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosfat terkondensasid. Anion kompleks halida seperti TaF6 dan kompleks anion yang berbasis bangat seperti oksalat . (anonim, 2012)

II.4 Macam-Macam Aniona. Bromine ( Br-)Ion Br- dengan gas Cl2 menjadikan larutan bewarna kuning. Jika larutan dikocok dengan karbon disulfida, Br2 yang terjadi akan larut dalam karbon disulfida dan warna larutan akan berubah menjadi cokelat.Reaksinya identifikasinya adalah sebagai berikut:Cl2(g) + 2Br-(aq)2Cl-(aq)[kuning] + Br2(g)b. Chlorine (Cl-)Ion Cl- dengan larutan perak nitrat terjadi endapan putih, yang larut dalam larutan amoniak.Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut:Ag+(aq) + Cl-(aq)AgCl(s)[putih]AgCl(s) + 2NH3(aq)Ag(NH3)2 + Cl-(aq)c. Carbonat (CO32-)Ion CO32- dengan larutan asam klorida menghasilkan gas karbon dioksida. Jika gas ini dialirkan ke dalam air kapur Ca(OH)2, dapat mengeruhkan air kapur.Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut:2H+(aq) + CO32-(g)H2O(l) + CO2(g)CO2(g) + Ca2+(aq) + 2OH-(aq)CaCO3(s)[putih] + H2O(l)d. Yodida (I-)Untuk mengidentifikasi adanya ion yodida, mak kita harus mengetahui ciri dari ion todida tersebut. Ion I- dengan gas Cl2 menjadikan larutan bewarna kuning. Jika dikocok dengan karbon disulfida, I2 yang terjadi larut dalam karbon disulfida dan warna larutan akan berubah menjadi ungu.e. Nitrat (NO3-)Ion NO3- dengan asam sulfat pekat dan larutan besi(II) sulfat pekat akan menghasilkan suatu cincin cokelat.Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut:NO3-(aq) + 4H+(aq) + 3e-NO(g) + 2H2O(l)3Fe2+(aq) 3Fe3+(aq) + e-NO3-(aq) + 4H+(aq) + 3Fe2+(aq) NO(g) + 2H2O(l) + 3Fe3+(aq)(Vogel, 1990)II.7 MSDS KalsiumKloridaCairan kalsium klorida (CaCl2) adalah senyawa ionik yang terdiri dari unsure kalsium (logam alkali tanah) dan klorin.Ia tidak berbau, tidak berwarna, solusi tidak beracun, yang digunakan secara ekstensif di berbagai industri dan aplikasi di seluruh dunia. Berlaku sebagai ion khalida yang khas dan padat pada suhu kamar. (Anonim, 2011)Sebuah senyawa yang terjadi secara alami,Kalsium Klorida cairdapat ditemukan paling sering dalam air laut dan mata air mineral.Sebuah deposit alam besar air garam bawah tanah di Alberta utara telah memberikan Ward Chemical dengan kualitas konsentrasi tinggi statiskalsium kloridasejak tahun 1985, memungkinkan kita untuk menjadi salah satu produsen terbesarcairan kalsium kloridapremium di Amerika Utara. (Anonim, 2011)Kemampuan klorida kalsium untuk menyerap banyak cairan merupakan salah satu kualitas yang membuatnya begitu serbaguna.Misalnya, produk ini bekerja jauh lebih efisien daripada garam batu ketika datang ke kliring salju dan es dari trotoar, jalan, dan jalan raya.Hal ini terutama berlaku pada suhu yang lebih rendah.Ada beberapa kekurangan dengan aplikasi ini, karena ada beberapa bukti bahwa produk mungkin lebih berbahaya bagi hidup tanaman garam batu.(Anonim, 2011)Banyak kolam menggunakan produk yang mengandung kalsium klorida, terutama di daerah di mana ada kalsium relatif sedikit ditemukan di dalam air.Penggunaan produk ini membantu meningkatkan kadar kalsium air, yang pada gilirannya meminimalkan potensikorosi pada pompa.Produk juga membatasi korosi dengan berbagai jenis peralatan kolam renang, serta kelengkapan kolam apapun yang dibuat dengan logam.(Anonim, 2011)Kalsium klorida juga digunakan dalam sejumlah aplikasi lain.Misalnya, percikan produk pada jalan-jalan di iklim kering, khususnya padang pasir, dapat membantu untuk meminimalkan jumlah debu yang ditendang ke atas karena lalu lintas.Produk ini dapat digunakan untuk mengeringkanrumput laut , sehingga membantu dalam produksisoda ash Hal ini dapat digunakan sebagai bahan dalam berbagai jenis produk plastik, serta membantu pelembut kain tipis cair.(Anonim, 2011)Aplikasi umum meliputi air garam untuk pendingin tanaman, control es dan debu di jalan.Karena sifat higroskopisnya, kalsium klorida anhidrat harus disimpan dalam container kedap udara yang tertutup rapat.II.7.1 Sifat-sifatKalsiumkloridadapat berfungsi sebagai sumber ion kalsium dalam larutan, tidak seperti sebagai sumber ion kalsium dalam larutan, tidak seperti kebanyakan senyawa kalsium lainnya, kalsium klorida larut.Sifat ini berguna untuk menggantikan ion dari larutan. Sebagai contoh fosfat dipindahkan dari larutan oleh kalsium :3 CaCl2 (aq) + 2 K3PO4 (aq) Ca3(PO4)2 (s) + 6 KCl (aq)Kalsium kloridacair dapatdielektrolisisuntukmemberikanlogam kalsium dan gas klor :CaCl2 (l) Ca (s) + Cl2 (g)Kalsiumkloridamemilikiperubahanentalpiyang sangattinggidari solusi.Garamanhidratadalahdeliquescent, yang dapat mengakumulasi air yang cukup di kisi Kristal untuk membentuk solusi.(Anonim, 2011)II.7.2 PersiapanKalsiumkloridadapatdihasilkansecara langsungdaribatu kapur, tetapi dapat juga diproduksi dalam jumlah besar sebagai produk sampingan dari proses Solvay. Konsumsi Amerika utara pada tahun 2002 adalah1.687.000ton ( 3700000000). Dow chemical, sebuah perusahaan manufaktur di Michigan, rumah-rumah sekitar 35% dari kapasitas produksi total kalsium klorida AS . (Anonim, 2011)Kalsium klorida dibuat dari campuran antara Larutan asam klorida dengan kalsium hidroksida dengan reaksi sebagai berikut.Ca(OH)2 + HCl CaCl2 + H20Juga dapat dibuat dari kalsium karbonat dan asam kloridaCaCO3 + HCl CaCl2 + H2CO3Selain menjadi solvay oleh produk, CaCl2 juga diperolah dari air asin alami (terutama di Michigan). Air asin yang khas berisi 14% NaCl, 9% CaCl2 dan 3% MgCl2. Presipitat NaCl dievaporasi.Magnesium klorida ditambahkan kapur untuk mengendapkan magnesium hidroksida.MgCl2 + Ca(OH)2Mg(OH)2 + CaCl2(Anonim, 2011)II.7.3 KejadianKalsiumkloridaterjadisebagaievaporasi minerallangka (dihidrat) dan antarcitite (hexahydrate).Sebuahchlorocalcite mineral terkait (kalium klorida kalsium, KCaC13) juga sangat jarang. (Anonim, 2011)II.7.4 KegunaanFungsi CaCl2, antara lain sebagai pelebur es di jalan raya pada musim dingin, untuk menurunkan titik beku pada mesin pendingin, sebagai pengenyal dan pengawet makanan. Kalsium klorida digunakan untuk de-icing dan pengeringan dalam industri seperti baja, kaca dan semen(Anonim, 2011).II.8 MSDS Asam Klorida

II.8.1 Sifat Fisika dan KimiaKeadaan fisik dan penampilan: CairanWarna: tak berwarna menyala kuning.pH (1% soln / air): Asam.Titik Didih: 108.58 C @ 760 mmHg Tekanan Uap: 16 kPa (@ 20 C) rata-rataKepadatan uap: 1,267 (Air = 1)Bau Threshold: 0,25 sampai 10 ppmProperti Dispersi: Lihat kelarutan dalam air, dietil eter.Kelarutan: Larut dalam air dingin, air panas, dietil eter.Stabilitas: Produk ini stabil.Kondisi Ketidakstabilan: bahan yang tidak kompatibel.Sangat reaktif dengan logam: Reaktif dengan agen oksidasi, bahan organik, alkali.(Anam, 2012)

II.8.2 Penanganan a. Kontak MataPeriksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkanperawatan medis dengan segera (Anam, 2012).b. Kontak KulitDalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Air dingin mungkin dapat digunakan pakaian.cuci sebelum digunakan kembali. benar-benar bersih sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera(Anam, 2012).c. Kulit SeriusCuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Mencari medis segera(Anam, 2012).d. InhalasiJika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis(Anam, 2012).e. Serius TerhirupEvakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit bernapas, beri oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut(Anam, 2012).II.9 MSDS Asam Sulfat

II.9.1 Sifat Fisika dan Kimia Keadaan fisik dan penampilan: Cairan. (Cairan berminyak tebal.)Bau: berbau, namun memiliki bau tersedak ketika panas.Rasa: rasa asam Berat Molekul: 98,08 g / molWarna: tak berwarna.pH (1% soln / air): Asam.Titik Didih:270 C Kelarutan:Mudah larut dalam air dingin.(Anam, 2012)

II.9.2 Penanganana. Kontak MataPeriksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkanperawatan medis dengan segera.b. Kontak KulitDalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Air dingin mungkin dapat digunakanpakaian. Cuci sebelum digunakan kembali. benar-benar bersih sepatu sebelum digunakan kembali.c. Kulit SeriusCuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-bakteri.d. InhalasiJika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan.Jika sulit bernapas, berikan oksigen.e. Serius TerhirupEvakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit bernapas, beri oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut.(Anam, 2012)II.10 MSDS Asam NitratII.10.1 Identifikasi Bahaya Potensi Efek Kesehatan AkutSangat berbahaya jika terjadi kontak langsung dengan kulit (korosive, iritatif), kontak dengan mata (korosive, iritatif), gangguan pencernaan dan gangguan pernafasan. Dalam bentuk cairan atau spray bisa menyebabkan iritasi mata Potensi Efek Kesehatan KronisEfek karsinogenik: tidak adaEfek mutagenik : tidak adaEfek teratogenik : tidak adaSenyawa ini dapat meracuni paru-paru, membran mukosa, sistem pernafasan bagian atas, kulit, mata, dan gigi.Jika terlalu lama atau berulang-ulang terkena, maka dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.Jika terlalu lama mengalami kontak dengan uap, maka dapat menimbulkan iritasi mata kronis dan menyebabkan beberapa iritasi kulit.Jika terlalu lama atau berulang-ulang terkena uap, dapat menyebabkan infeksi pernafasan.(Wahyu, 2010)

II.10.2 Pertolongan Pertama Kontak MataJika kontak dengan mata , basuh mata dengan air paling tidak selama 15 menit. Gunakan air dingin.Dan segera cari pertolongan medis. Kontak KulitJika kontak, bilas bagian yang terkena asam Nitrat dengan air paling tidak 15 menit sambil melepas pakaian yang terkontaminasi. Cuci pakaian yang terkontaminasi sebelum dipakai lagi. Kontak serius dengan kulitCuci dengan sabun desinfektan dan oles kulit yang terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Carilah segera pertolongan medis. PenghirupanJika terhirup, lepaskan ke udara segar. Jika terjadi gangguan pernapasan, berikan pernapasan buatan.Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Segera cari pertolongan medis. Penghirupan SeriusEvakuasi korban ke daerah yang aman sesegera mungkin.Jika terfjadi kesulitan bernafas, longgarkan pakaian korban dan berikan oksigen.Jika korban tidak bernafas, berikan nafas buatan. AWAS: hal ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan nafas buatan sebab bahan-bahan beracun dan korosif dapat terhirup. Segera cari pertolongan medis. PencernaanJika tertelan jangan dimuntahkan kecuali diarahkan oleh ahli medis.Jagan memberikan sesuatu pada mulut korban yang tidadk sadar.Loggarkan pakaian korban.Segera cari pertolongan medis.(Wahyu, 2010)II.10.3 Menghindari Kecelakaan Tumpahan kecilEncerkan dengan air dan diserap dengan kain, atau serap dengan bahan kering yang inert dan tempatkan dalam wadah pembuangan limbah yang sesuai.Jika perlu, netralkan residu dengan larutan Natrium Karbonat encer. Tumpahan banyakCairan korosif.Bahan pengoksidasi.Cairan beracun.Tutup kebocoran jika tidak berbahaya.Serap dengan tanah kering, pasir atau bahan yang tidak mudah terbakarb lainnya.Jangan menaruh air di samping wadah.Hindari kontak dengan bahan yang mudah terbakar (kayu, kertas, minyak, kain, dan lain-lain).Jaga kelembaban dengan menggunakan semprotan air.Jangan tumpahkan material.Netralkan residu dengan larutan Natrium karbonat encer.(Wahyu, 2010)

II.10.4 Penanganan dan Penyimpanana. Yang perlu diwaspadai Wadah tetap terkunci, dan kering.Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sumber api dan material yang mudah terbakar. Jangan dimakan.Jangan menghirup gas/asap/ uap.Jangan menambahkan air ke bahan ini.Jika ventilasi tidak baik gunakan peralatan pernafasan yang baik.Jika tertelan, segera cari pertolongan medis dan tunjukkan label bahan.Hindari kontak dengan kulit dan mata, jauhkan dari bahan pereduksi, bahan mudah terbakar, bahan organik, logam, asam, alkali, dan panas matahari.Dapat merusak permukaan logam. Simpan dalam drum logam atau drum papan fiber yang terlapisi menggunakan bagian dalam yang terlapisi polyethylen yang kuat. b. Penyimpanan Jaga wadah dalam keadaan tertutup rapat.Tempatkan wadah di ruang berventilasi dan dingin.Pisahkan dari asam, alkali, agen pereduksi, dan bahan mudah terbakar.c. Teknis perawatanSediakan ventilasi yang kering untuk menjaga kelembaban air dibawah nilai batas. Pastikan keran pencuci mata dan shower keselamatan dapat digunakan dengan baik.d. Perlindungan PersonalPelindung wajah.Pelindung tubuh lengkap.Respirator uap.Pastikan memakai respirator yang bersertifikat. Sarung tangan dan sepatu boot dalam keadaan baik.e. Perlindungan personal saat tumpahan yang banyakPakaian praktikum lengkap, respirator uap, boot, sarung tangan.Menggunakan perangkat penutup hidung untuk menghindari terserapnya zat.(Wahyu, 2010)II.10.6 Stabilitas dan Reaktivitas Stabilitas: Produk stabil Temperatur yang tidak stabil: Tidak ada Kondisi tidak stabil: Bahan yang tidak cocok Tidak cocok dengan beberapa bahan: Sangat reaktif dengan alkali, bahan pereduksi, bahan yang mudah terbakar, bahan organik, asam, dan logam. Korosivitas: sangat korosif terhadap Aluminium, tembaga. Non-korosif dengan kaca, stainless steel (304/316), kuningan. Keterangan khusus dalam reaktivitas : Pengoksidasi uap. Bereaksi keras dengan alkohol, material organic, turpentin(getah pinus),batubara. Bereaksi keras dengan Aseton dan Asam sulfat. HNO3 bereaksi dengan air atau uap air untuk memproduksi panas dan racun, korosif, dan uap yang mudah terbakar. Keterangan khusus dalam korosivitas : dengan hadirnya bahan pengoksidasi, akan bereaksi dengan semua logam basa kecuali aluminium dan baja kromium. Ini juga bereaksi dengan plastik, karet, dan cat. Tidak merusak perunggu baja, dan seng.II~1