BAB II

14
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Tinjauan Tentang Konsep Dasar Kehamilan 2.1.1 Definisi Kehamilan Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung didalam tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi s lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bu hari) dihitung dari hari haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dim bulan keempat sampai enam bulan, triwulan ketiga dari bulan ketu sembilan bulan (Wiknjosastro, 2002). 2.1.2 Proses Terjadinya Kehamilan Proses terjadinya kehamilan dikarenakan bertemunya sel telur dan sel sperma maka terjadilah pembuahan. Tahap awal perkembangan manusia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dike dengan proses fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel indiv disebut dengan zygote dan akan melakukanpembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadiembrio. Setiap bulannya wanita mengalami ovulasi yaitu melepaskan satu atau dua sel telu dari indung telur, kemudian ditangkap oleh umbai-umbai ( fimbriae) dan ma kedalam saluran telur. Waktu persetubuhan sperma masuk kedalam vagina da berjuta-juta sel sperma bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke sa telur. Pembuahan sel telur oleh spermabiasanya terjadi dibagian yang menggembung dituba fallopii di sekitar sel telur banyak berkumpul sperma y mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah satu sel sperma dan kem bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi/fertilis Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh ra getar tuba) menuju ruang rahim, kemudian melekat pada mukosa rah selanjutnya bersarang diruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). 6

Transcript of BAB II

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN2.1

Tinjauan Tentang Konsep Dasar Kehamilan Definisi Kehamilan Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung didalam tubuh

2.1.1

wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan keempat sampai enam bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai sembilan bulan (Wiknjosastro, 2002). 2.1.2 Proses Terjadinya Kehamilan Proses terjadinya kehamilan dikarenakan bertemunya sel telur dan sel sperma maka terjadilah pembuahan. Tahap awal perkembangan manusia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan proses fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio. Setiap bulannya wanita mengalami ovulasi yaitu melepaskan satu atau dua sel telur (ovum) dari indung telur, kemudian ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk kedalam saluran telur. Waktu persetubuhan sperma masuk kedalam vagina dan berjuta-juta sel sperma bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi dibagian yang menggembung di tuba fallopii di sekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah satu sel sperma dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi/fertilisasi). Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut getar tuba) menuju ruang rahim, kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya bersarang diruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi).6

7

Untuk menyuplai dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu kira-kira 6-7 hari. Untuk menyuplai darah dan zat-zat makanan bagi mudigah dan janin dipersiapkan uri (plasenta). Jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur) dan spermatozoa (sel mani) (Cunningham, 2006). 2.1.3 Tanda dan Gejala Kehamilan Perubahan endokrinologis, fisiologis dan anatomis menyertai kehamilan menimbulkan gejala dan tanda yang memberikan bukti adanya kehamilan, gejala dan tanda tersebut diklasifikasikan menjadi tiga kelompok : bukti-bukti presumtif, tanda-tanda kemungkinan, dan tanda-tanda positif kehamilan (Cunningham, 2006). 2.1.3.1 Bukti Presumtif Kehamilan Bukti presumtif kehamilan umumnya didasarkan pada gejala-gejala subjektif berupa: A. Mual dengan atau tanpa muntah Kehamilan sering ditandai oleh gangguan sistem pencernaan, yang terutama bermanifestasi sebagai mual dan muntah. Apa yang disebut sebagai morning sickness pada kehamilan biasanya timbul pada pagi hari tetapi hilang dalam beberapa jam, walaupun kadang-kadang keluhan ini menetap lebih lama dan dapat timbul pada waktu yang berbeda, biasanya dimulai sekitar 6 minggu setelah hari pertama menstruasi terakhir, dan biasanya menghilang spontan 6 sampai 12 minggu kemudian. B. Gangguan berkemih Selama trimester pertama, uterus membesar, kemudian menekan kandung kemih, dan dapat menyebabkan peningkatan frekuensi berkemih. Seiring dengan kemajuan kehamilan, frekuensi berkemih secara bertahap berkurang dengan naiknya uterus kedalam abdomen. Namun, gejala sering berkemih muncul kembali menjelang akhir kehamilan saat kepala janin turun kedalam panggul ibu, memberi dampak pada kapasitas kandung kemih.

C. Fatigue (lelah) Merupakan gejala yang sangat penting terjadi pada awal kehamilan sehingga merupakan tanda diagnostik yang penting.

8

D. Persepsi gerakan janin Kadang-kadang pada usia kehamilan antara 16-20 minggu, wanita mulai menyadari adanya gerakan berdenyut ringan diperutnya, dan intesitas gerakan ini semakin meningkat secara bertahap. Sensasi ini disebabkan oleh gerakan janin, dan ketika gerakan itu disadari oleh wanita hamil disebut quickening atau munculnya persepsi kehidupan (Cunningham, 2006). 2.1.3.2 Bukti Kemungkinan Kehamilan Tanda-tanda kemungkinan kehamilan mencakup : A. Pembesaran abdomen Pada usia kehamilan 12 minggu, uterus biasanya teraba di dinding abdomen sebagai sebuah penonjolan tepat diatas simfisis. Setelah itu, ukuran uterus membesar secara bertahap sampai akhir kehamilan. Setiap pembesaran abdomen pada wanita usia subur merupakan isyarat kuat kehamilan. B. Perubahan bentuk, ukuran dan konsistensi uterus Pada minggu-minggu pertama kehamilan, meningkatnya ukuran uterus terutama terbatas pada diameter anteroposterior, tetapi pada masa gestasi selanjutnya, korpus uterus hampir membulat, garis tengah uterus rata-rata 8 cm dicapai pada minggu ke-12. Pada pemeriksaan bimanual, korpus uterus selama kehamilan teraba liat atau elastik dan kadang-kadang sangat lunak.C. Perubahan anatomis pada serviks

Pada minggu ke-6 - 8, serviks biasanya sudah cukup lunak. Pada primigravida, konsistensi jaringan serviks yang lebih mirip dengan mulut bibir daripada tulang rawan hidung, yang khas untuk serviks wanita tidak hamil.D. Kontraksi braxton hicks

Selama kehamilan, uterus mengalami kontraksi yang biasanya dapat diraba tetapi tidak nyeri dengan interval yang ireguler sejak awal masa kehamilan, dan dapat mengalami peningkatan frekuensi dan amplitudo apabila uterus di masase. E. Ballottement Selama pertengahan kehamilan, volume janin lebih kecil dibandingkan dengan volume cairan amnion. Karena itu, tekanan mendadak pada uterus dapat menyebabkan janin tenggelam kedalam cairan amnion dan kemudian memantul

9

keposisinya semula. Benturan yang ditimbulkan (ballottement) dapat diarasakan oleh tangan pemeriksa. F. Kontur fisik janin Pada kehamilan smester ke 2, kontur janin dapat di palpasi melalui dinding abdomen ibu. G. Adanya gonadotropin korionik diurin atau serum Adanya gonadotropin korionik (hCG) didalam plasma ibu dan eskresinya di urin merupakan dasar bagi uji endokrin untuk kehamilan. Hormon ini dapat ditemukan dalam cairan tubuh dengan salah satu teknik bioassay atau immunoassay. hCG adalah sebuah glikoprotein dengan karbonhidrat tinggi, yang bekerja untuk mencegah involusi korpus luteum (Cunningham, 2006). 2.1.3.3 Tanda Postif Kehamilan Tiga tanda positif kehamilan :A. Mendengar detak jantung janin

Denyut jantung janin dapat terdengar pada usia kehamilan 17 minggu. Mendengar atau mengamati denyut jantung janin dapat memastikan diagnostik kehamilan. Kontraksi jantung janin dapat diindetifikasi dengan auskultasi menggunakan stestoskop khusus, ultrasonografi dan sonografi. Frekuensi denyut jantung janin normal berkisar antara 120 sampai 160 dpm.B. Gerakan janin

Gerakan janin dapat terdeteksi oleh pemeriksa setelah usia kehamilan sekitar 20 minggu. Gerakan janin memperlihatkan intesitas yang bervariasi dari getaran halus pada awal kehamilan sampai gerakannya nyata pada periode selanjuntnya.C. Deteksi kehamilan dengan ultrasonografik. D. Meraba bagian-bagian janin. (Cunningham, 2006).

2.1.4 A.

Adaptasi Ibu Terhadap Kehamilan Hematologi

Volume darah meningkat secara bermakna selama kehamilan, berkisar 40-45% hipervolemia. Peningkatan volume dimulai pada trimester pertama, dan puncaknya pada 32 minggu dan menetap setelah itu. Peningkatan volume darah merupakan akibat dari peningkatan plasma dan eritrosit. Plasma meningkat

10

dibandingkan eritrosit, berkisar 33% atau 450 ml, peningkatan eritrosit pada akhirnya meningkatkan kebutuhan zat besi. Metabolisme zat besi selama kehamilan dibutuhkan 100 mg, 300 mg ditranfer secara aktif ke janin dan plasenta dan 200 mg hilang karena proses metabolisme 450 ml eritrosit memerlukan 500 mg zat besi, dimana setiap 1 gram eritrosit mengandung 1,1 gram zat besi (Fe). B. Kardiovaskuler Selama kehamilan terjadi perubahan pada jantung dan sirkulasi. Frekuensi Diafragma akan terangkat, jantung denyut istirahat meningkat 10-15 dpm.

terdorong ke kiri dan lebih atas. Akibatnya apeks jantung berubah ke arah lebih lateral. Selama kehamilan normal, tekanan darah dan resistensi vaskuler menurun. Hal ini berpengaruh terhadap curah jantung. Volume curah jantung saat istirahat meningkat secara nyata pada kehamilan awal. Secara spesifik, volume curah jantung akan meningkat pada akhir kehamilan pada saat posisi wanita hamil miring ke samping. C. Sistem Pernafasan Diafragma meningkat 4 cm selama kehamilan. Sudut subkostal melebar mengikuti diameter tranversa rongga dada sebesar 2 cm. Lingkar dada meningkat 6 cm. Pada berbagai fase dari kehamilan normal, sejumlah oksigen dialirkan ke dalam paru-paru dengan peningkatan volume tidal yang menyebabkan peningkatan kebutuhan akan oksigen. Meningkatnya kadar Hb akan menigkatkan kapasitas angkut oksigen meningkat. Frekuensi pernafasan berubah sedikit selama kehamilan, volume tidal, volume pernafasan permenit dan uptake oksigen permenit meningkat. Sedangkan Kapasitas residu fungsional dan volume residual menurun. E. Sistem Traktus Urinarius Ukuran ginjal sedikit bertambah, GFR (glomerular filtration rate) dan RPF (renal plasma flow) meningkat pada awal kehamilan. Beberapa perubahan pada kandung kemih terjadi sebelum usia 4 bulan kehamilan. Trigonum kandung kemih terangkat dan menyebabkan penipisan pada bagian osterior atau

11

intraureter. Proses ini berlanjut sampai akhir kehamilan dengan perluasan dan pendalaman trigonum(Cunningham, 2006).2.2

Tinjauan Tentang Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care) Pengertian Antenatal care merupakan pengawasan sebelum persalinan terutama

2.2.1

ditentukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Mannabe IBG, 2001). Antenatal Care adalah cara penting untuk memonitoring dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal (Prawirohardjo, 2007).2.2.2 Tujuan Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care)

2.2.2.1 Tujuan Umum Menyiapkan fisik dan mental ibu hamil serta janin yang dikandung sebaikbaiknya selama masa kehamilan, persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat. 2.2.2.2 Tujuan Khusus A. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi B. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayiC. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin

terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan D. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkinE. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar

dapat tumbuh kembang secara normal (Peranginangin, 2006).2.2.3 Manfaat Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care)

A. Dapat mengikuti dan mengetahui tindakan kesehatan ibu dan janin sehingga kalau ada kelainan bisa segera diperbaiki.

12

B. Memperoleh pelayanan 5 T (Timbang, Tensi, Tinggi fundus uteri, Tetanus Toxoid, Tablet Fe) dan pelayanan lainnya. C. Supaya memperoleh nasehat tentang kesehatan dan keluarga berencana yang meliputi berbagai hal seperti : 1. Perawatan diri selama hamil 2. Kebutuhan makanan 3. Penjelasan tentang kehamilan 4. Persiapan persalinan 5. Tanda dan bahaya pada kehamilan dan persalinan6. Penyuluhan keluarga berencana (Depkes RI, 1997) 2.2.4 Jadwal Pemeriksaan Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care) A. Jadwal melakukan pemeriksaan Antenatal Care sebanyak 12 - 13 kali selama

kehamilan. Di negara berkembang pemeriksaan Antenatal Care dilakukan paling sedikit 4 kali sudah cukup sebagai kasus tercatat. 1. Pemeriksaan pertama dilaksanakan segera setelah diketahui terlambat haidnya satu bulan. 2. Pemeriksaan ulang setiap dua minggu sampai umur kehamilan delapan bulan. 3. Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah umur kehamilan delapan bulan sampai terjadinya persalinan.B. Kunjungan Antenatal Care sebaiknya dilakukan 4 kali selama

kehamilan yaitu: 1. Kunjungan Pertama a) Waktu pemeriksaan sebelum minggu ke-14b) Informasi penting; membangun hubungan saling percaya antar petugas

kesehatan dan ibu hamil, mendeteksi masalh dan menanganinya, melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia, kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan, memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk mengahadapi komplikasi, mendorong perilaku yang sehat (gizi, kebersihan, istirahat, dan sebagainya) 2. Kunjungan kedua a) Waktu pemeriksaan sebelum minggu ke-28

13

b) Informasi penting: pemeriksaan trimester I ditambah kewaspadaan khusus

mengenai preklamsia (tanya ibu tentang gejala-gejala preklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema, periksa urin untuk mengetahui proteinuria) 3. Kunjungan ketiga a) Waktu pemeriksaan antara minggu ke 28-36b) Pemeriksaan trimester I dan II ditambah palpasi abdominal untuk mengetahui

apakah ada kehamilan ganda atau tidak 4. Kunjungan keempat a) Waktu pemeriksaan setelah minggu ke-36b) Informasi penting: pemeriksaan pada kunjungan I, II, dan III ditambah deteksi

bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran dirumah sakit. Ibu hamil tersebut harus lebih sering dikunjungi. Jika terdapat masalah dan ia hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan bulanan ia merasakan tanda-tanda bahaya atau jika ia merasa khawatir (Wiknkosasto HG,2002).C. Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada gangguan atau bila

janin tidak bergerak lebih dari 12 jam (Wiknjosastro, 2002). 2.2.5 Standar Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care) Walaupun pelayanan antenatal care selengkapnya mencakup banyak hal yang meliputi anamnese, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar dan khusus (sesuai risiko yang ada), namun dalam penerapan operasional dikenakan standar minimal 7 T, yang terdiri dari: 1. Timbang BB dan ukur tinggi badan 2. Ukur tekanan darah 3. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) lengkap4. Pemberian tablet zat besi minimum 90 tablet selama

kehamilan 5. Ukur tinggi fundus uteri 6. Tes terhadap penyakit menular seksual7. Tes wicara dalam rangka mempersiapkan rujukan

14

Pelayanan/asuhan antenatal ini hanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan professional dan tidak dapat diberikan oleh dukun bayi (Saifuddin, 2002)2.3

Tinjauan Tentang Kepatuhan Definisi Kepatuhan Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan patuh merupakan suka

2.3.1

menurut perintah, taat pada perintah, sedangkan kepatuhan adalah perilaku sesuai aturan dan berdisiplin (Pranoto, 2007). Kepatuhan juga dapat didefinisikan sebagai perilaku positif penderita dalam mencapai tujuan terapi (Degresi, 2005) Menurut Sarafino mendefinisikan kapatuhan atau ketaatan sebagai tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan atau perilaku yang disarankan oleh petugas kesehatan (Sudariyah, 2004). Menurut Mulyono.B kepatuhan merupakan tindakan yang berkaitan dengan perilaku seseorang. Perilaku manusia hakekatnya merupakan aktivitas dari manusia itu sendiri (Widiawati, 2007). Sedangkan menurut Sudarwati tingkat kepatuhan adalah pengukuran pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan (Widiawati, 2007). Berdasarkan beberapa pendapat tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa kepatuhan merupakan ketaatan seseorang untuk melaksanakan kegiatan atau aktivitas seperti yang disarankan oleh orang lain. Orang lain yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bidan. Penghitungan tingkat kepatuhan dapat sebagai kontrol bahwa pelaksana program telah melaksanakan program sesuai standar. Dalam hal ini kepatuhan kunjungan dapat diartikan ketaatan dan tindakan yang berkaitan dengan perilaku seseorang. Sedangkan kepatuhan kunjungan antenatal care dapat diartikan ketaatan dalam berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan oleh ibu hamil sesuai dengan saran petugas kesehatan dalam hal ini bidan maupun dokter spesialis sesuai dengan standar antenatal care yang ditetapkan. Cara mengukur bahwa perilaku ibu tersebut merupakan perilaku yang sesuai dengan standar minimal kunjungan yaitu, minimal satu kali kunjungan pada

15

trimester I, minimal satu kali kunjungan pada trimester II, dan minimal dua kali pada trimester III sesuai jadwal yang ditetapkan oleh tenaga kesehatan (Depkes RI, 2002). Bila ibu tidak melakukan kunjungan sesuai dengan standar tersebut dapat dikatakan bahwa ibu tersebut tidak patuh dalam melakukan kunjungan antenatal. A. Patuh : Melakukan kunjungan dengan frekuensi dan waktu sesuai umur kehamilannya, yaitu minimal 1 kali sebelum usia kehamilan 12 minggu, minimal 1 kali pada usia kehamilan 12-28 minggu, dan minimal 2 kali pada usia kehamilan 28-40 minggu. C. Tidak patuh : Bila tidak melakukan kunjungan sama sekali sesuai umur kehamilan, dan frekuensi minimal sesuai kehamilan tidak tercapai. 2.3.2 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan adalah pendidikan, akomodasi, faktor lingkungan dan sosial, perubahan model terapi, interaksi professional kesehatan dengan pasien, usia dan dukungan keluarga (Niven, 2008). A. Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan klien dapat meningkatkan kepatuhan, sepanjang bahwa pendidikan tersebut merupakan pendidikan yang aktif. Menurut Dictionary of Education, pendidikan dapat diartikan suatu proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk tingkah laku lainnya dalam masyarakat dan kebudayaan. Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin baik pula tingkat pengetahuannya (Notoatmodjo, 1996:127). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, pembuatan cara mendidik. Kemahiran menyerap pengetahuan akan meningkat sesuai dengan meningkatnya pendidikan seseorang dan kemampuan ini

16

berhubungan erat dengan sikap seseorang terhadap pengetahuan yang diserapnya. Menurut UU No 2 tahun 1989, bahwa jenjang pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri dari: 1. Pendidikan Dasar Meliputi sekolah dasar/Madrasah Ibtidaiyah dan SMP / MTs. 2. Pendidikan Menengah Meliputi SMU dan kejuruan serta Madrasah Aliyah. 3. Pendidikan Tinggi Akademi, Institut, Sekolah tinggi dan Universitas. 4. Tidak sekolah/belum sekolah Mereka yang tidak mau atau belum pernah sekolah termasuk mereka yang tamat atau belum tamat taman kanak-kanak yang tidak melanjutkan ke SD. B. Akomodasi Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian klien yang dapat mempengaruhi kepatuhan antenatal care adalah jarak dan waktu, biasanya ibu cenderung malas melakukan antenatal care pada tempat yang jauh. C. Modifikasi faktor sosial-budaya Dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman, kelompok-kelompok pendukung dapat dibentuk untuk membantu kepatuhan terhadap program pengobatan seperti pengurangan berat badan, berhenti merokok dan menurunkan konsumsi alkohol. Lingkungan berpengaruh besar pada antenatal care, lingkungan yang harmonis dan positif akan membawa dampak yang positif pula pada ibu dan bayinya, kebalikannya lingkungan negatif akan membawa dampak buruk pada proses antenatal care. Perilaku, kepercayaan, nilai dan pemakaian sumber daya di masyarakat akan membentuk pola hidup masyarakat itu. Ini dikenal sebagai budaya. Budaya berkembang selama ratusan tahun bahkan ribuan tahun karena manusia hidup bersama dan saling bertukar pengalaman didalam lingkungan tertentu. Budaya terus berubah, kadang-kadang lambat, kadang-kadang cepat, sebagai akibat dari

17

hubungan sosial antar-manusia dengan berbagai budaya. Yang perlu diketahui adalah bahwa budaya atau pola hidup merupakan kombinasi dari berbagai hal yang kita bicarakan. Perilaku adalah salah satu bagian dari budaya, sedangkan budaya itu sendiri sangat berpengaruh pada perilaku. (Tjitarsa, 1992) D. Perubahan model terapi Program pengobatan dapat dibuat sesederhana mungkin dan pasien terlihat aktif dalam pembuatan program pengobatan (terapi). Keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care dipengaruhi oleh kesehatan saat hamil. Keluhan yang diderita ibu akan membuat ibu semakin aktif dalam kunjungan antenatal care. E. Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan klien Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan klien adalah suatu hal penting untuk memberikan umpan balik pada klien setelah memperoleh infomasi tentang diagnosis. Suatu penjelasan penyebab penyakit dan bagaimana pengobatan dapat meningkatkan kepatuhan, semakin baik pelayanan yang diberikan tenaga kesehatan, semakin teratur pula ibu melakukan kunjungan antenatal care . F. Usia Usia adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat akan berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan, masyarakat yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang belum cukup tinggi tingkat kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya. Semakin dewasa seseorang, maka cara berfikir semakin matang dan teratur melakukan antenatal care (Notoatmodjo, 2003). Dengan bertambahnya umur seseorang maka kematangan dalam berpikir semakin baik sehingga akan termotivasi dalam memeriksakan kehamilan, juga mengetahui akan pentingnya antenatal care. Semakin muda umurnya semakin tidak mengerti tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan. Untuk keperluan perbandingan, maka WHO membagi tingkat kedewasaan berdasarkan umur sebagai berikut: 1. Bayi dan anak-anak : 0-14 tahun 2. Orang muda dan dewasa : 15-49 tahun 3. Orang tua : 50 tahun keatas

18

G. Dukungan Keluarga Keluarga adalah unit terkecil masyarakat yang terdiri atas 2 orang atau lebih, adanya ikatan persaudaraan atau pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga berinteraksi satu sama lain, mempertahankan satu kebudayaan (Effendy, 2005). Ibu yang sedang hamil sangat membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekatnya, yaitu keluarga, dukungan dapat ditujukan melalui sikap yaitu dengan: 1. Memberikan perhatian, misalnya mempertahankan makanan meliputi porsi, jenis, frekuensi dalam sehari-hari serta kecukupan gizi.2. Mengingatkan, misalnya kapan penderita harus minum obat, kapan istirahat

serta kapan saatnya kontrol. 3. Menyiapkan obat yang harus diminum oleh pasien.4. Memberikan motivasi pada ibu hamil untuk datang melakukan antenatal care.

H. Pengetahuan Berdasarkan penelitian yang dilakukan Bart (1994) dapat dikatakan bahwa perilaku yang dilakukan atas dasar pengetahuan akan lebih bertahan dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Jadi pengetahuan sangat dibutuhkan agar masyarakat dapat mengetahui mengapa mereka harus melakukan suatu tindakan sehingga perilaku masyarakat dapat lebih mudah untuk diubah ke arah yang lebih baik. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara yang menanyakan sesuatu yang diukur tentang pengetahuan dari subjek penelitian. Pengetahuan merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu dalam suatu objek tertentu dengan pengetahuan yang baik maka seseorang dapat memahami segala sesuatu. Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin baik pula tingkat pengetahuannya (Notoatmodjo, 1996). I. Paritas Paritas adalah keadaan seorang ibu yang melahirkan janin lebih dari satu orang. Sueheilif Paritas adalah status seorang wanita sehubungan dengan jumlah anak yang pernah dilahirkannya. Ibu yang baru pertama kali hamil merupakan hal yang sangat baru sehingga termotivasi dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan. Sebaliknya ibu yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu orang mempunyai anggapan bahwa ia

19

sudah berpengalaman sehingga tidak termotivasi untuk memeriksakan kehamilannya (Prawirohardjo, 2001).