BAB II
-
Upload
nikitamenyerah -
Category
Documents
-
view
43 -
download
0
Transcript of BAB II
5/11/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55a231f298557 1/5
BAB II
METODE
A. KERANGKA KONSEP
Dalam ilmu kesehatan masyarakat, dikenal adanya konsep H.L. Blum yang memaparkan
keterkaitan antara faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan faktor genetik atau
keturunan dengan derajat kesehatan. Keempat faktor tersebut saling berpengaruh satu sama
lain, sehingga berpengaruh langsung pada kesehatan. Status kesehatan akan tercapai secara
optimal, jika keempat faktor tersebut mempunyai kondisi yang optimal pula.
Gambar ...
Dalam kegiatan survey KL yang dilakukan oleh kelompok III, diare pada balita sebagai
salah satu masalah kesehatan di Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota
Semarang. Berdasarkan Konsep HL Blum maka faktor-faktor yang terkait dengan masalah
diare pada balita di Kelurahan Rowosari yaitu:
1. LingkunganHal-hal yang mempengaruhi diare pada balita dari segi lingkungan seperti
ketersediaan tempat pembuangan sampah dan limbah serta jarak tempat pembuangan
limbah dengan sumber resapan air.
2. Perilaku
Hal-hal yang mempengaruhi diare pada balita dari segi perilaku seperti kebiasaan cuci
tangan, pengolahan makanan, pengolahan sampah dan limbah, serta kebiasaan dalam
BAB.
Genetik
YankesLingkungan
Perilaku
Kesehatan
Status Kesehatan
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Status Kesehatan
5/11/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55a231f298557 2/5
B. METODE
Metode yang digunakan oleh kelompok III adalah metode survei dengan pendekatan
Cross Sectional. Pendekatan Cross Sectional merupakan rancangan penelitian dimana
variabel dependen dan independen diambil dalam periode waktu yang sama.
Variabel independen(variable bebas) yang diambil kondisi lingkungan, dan perilaku.
Sedangkan variabel dependen (variable terikat) adalah kejadian diare.
Selain dengan metode Cross Sectional juga menggunakan metode studi pustaka. Kedua
metode tersebut diharapkan dapat saling melengkapi untuk mengidentifikasi permasalahan
diare pada balita. Metode tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyebab masalah
kesehatan serta memberikan alternatif pemecahan masalah dengan siklus pemecahan masalah
( Problem Solving Cycle).
C. POPULASI DAN SAMPEL
Populasi dalam survey KL ini adalah seluruh balita yang ada di Desa Rowosari,
Semarang. Sampel telah ditentukan sejumlah 40 balita.
Kemudian untuk pengambilan sampelnya menggunakan cara Sampling Random
Sederhana karena cara ini adalah cara yang paling mudah. Cara ini dipakai karena kondisi
populasinya homogen atau mendekati homogen atau sudah diketahui jumlah subjek/unit
analisisnya.(Cahya Tri dan Henry, 2010). Langkahnya adalah:
1. Membuat daftar anggota populasi
2. Membuat kartu ‘lintingan’ yang sudah ditulis nomor/nama urut populasi
3. Membuat undian sebanyak jumlah sampel yang diperlukan.
D. LOKASI DAN WAKTU PENGUMPULAN DATA
Kegiatan survey KL ini dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2011. Lokasi penelitian
dilakukan di Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.
E. JENIS DATA
Jenis data yang didapatkan ada 2 jenis, yaitu:
a. Data Primer
Merupakan data yang dikumpulkan sendiri dari proses wawancara yang mencakup
pengetahuan, sikap, praktek, lingkungan, dan personal hygiene dari masyarakat yang
merupakan responden.
5/11/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55a231f298557 3/5
b. Data Sekunder
Merupakan data topografi dan monografi dari Kelurahan Rowosari, Kecamatan
Tembalang, Kota Semarang.
F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Data diperoleh melalui :
1. Wawancara (kuesioner)
Wawancara (interview) merupakan proses percakapan dengan maksud tertentu,
dimana percakapan tersebut dilakukan antara orang yang bertanya (interviewer )
dengan orang yang ditanya.
Wawancara dilakukan secara langsung, dengan mendatangi rumah responden
kemudian memberikan pertanyaan kepada ibu yang memiliki balita dan apabila tidak
berada di rumah bisa diwakilkan oleh anggota keluarga lainnya yang sudah dianggap
dewasa (berumur 17 tahun ke atas) dan mengasuh balita, dengan menggunakan alat
bantu peraga yaitu kuesioner.
2. Observasi
Observasi adalah suatu pengamatan dan pencatatan secara sistematik fenomena-
fenomena yang diselidiki. Dalam arti yang luas, observasi sebenarnya tidak hanya
terbatas pada pengamatan yang dilakukan, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Observasi yang dilakukan yakni mengukur atau mengidentifikasi kondisi
lingkungan fisik berupa sarana dan prasarana seperti : kondisi jamban, tempat
sampah, sanitasi, air serta kondisi masyarakat di Kelurahan Rowosari secara
langsung.
3. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari data monografi Kelurahan Rowosari.
G. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
1. Pengolahan Data
a. Editing
Editing dilakukan terhadap kuesioner yang disusun secara terstruktrur dan (oleh
karena itu) diisi lewat wawancara formal, lewat cara editing orang berharap akan
dapat meningkatkan mutu kebaikan (realibilitas) data yang hendak diolah dan
5/11/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55a231f298557 4/5
dianalisis. Editing dilakukan terhadap rekaman jawaban yang telah dituliskan kedalam
kuesioner oleh para peneliti lapangan pencari data (Soetandyo Wignyosoebroto, 1964)
Adapan langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1) Lengkapnya pengisian : kuesioner tersebut harus terisi lengkap. Apabila masih
ada yang kosong maka harus ditanyakan lagi kepada responden.
2) Keterbacaan tulisan : Editing pada tahap ini dilakukan apakah tulisan dari
para peneliti lapangan dapat dibaca dengan jelas dan tidak menimbulkan bias.
Sehingga data yang didapatkan akurat.
3) Kejelasan makna jawaban : pewawancara harus mengetahui makna jawaban
dari responden dengan menuliskan jawaban responden kedalam kalimat
dengan jelas dan tepat.
4)Keajegan dan kesesuaian Jawaban satu sama lain : misalkan pada kuesioner
nomor 12 yang menanyakan tentang apakah anak balita responden masih
minum susu menggunakan botol susu, dan responden menjawab tidak minum
susu menggunakan botol susu. Kemudian dilanjutkan pada nomor 13
pertanyaan tentang apakah botol susu di cuci dengan menggunakan sabun dan
ternyata responden menjawab ”ya”. Jawaban seperti ini merupakan jawaban
yang tidak ajeg dan tidak konsisten, maka pada proses editing perlu diluruskan
agar diperoleh data yang valid.
5)Relevansi jawaban : Seorang pewawancara yang kurang jelas menyampaikan
pertanyaan akan memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan
maka data seperti ini terpaksa harus disingkirkan.
6) Keseragaman satuan data : data harus diseragamkan satuannya.
b. Koding
Koding merupakan proses pembuatan klasifikasi dan pemberian kode jawaban
berupa angka pada data yang telah diberikan oleh para responden. Adapun tujuan dari
proses ini adalah untuk mempermudah proses memasukkan data yang telah diperoleh
sebelum diolah ke dalam komputer. Misalnya : perilaku yang diharapkan dan sesuai
maka diberikan kode “tepat” atau 1 dan perilaku yang sebaliknya maka akan di kode “
tidak tepat” atau 0.
c. Entry data
Entry data dilakukan dengan memasukkan data dari responden ke dalam program
komputer untuk selanjutnya di olah dan di analisis.
d. Tabulasi
5/11/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55a231f298557 5/5
Tabulasi dilakukan dengan menyusun dan menghitung data hasil pengkodean
untuk disajikan dalam bentuk tabel untuk mempermudah pengolahan secara deskriptif
dan memeriksa kebenaran data.
2. Analisis data
Setelah mengolah data, proses selanjutnya yang dilakukan ialah menganalisis data.
Analisis data yang dilakukan ialah analisis deskriptif, dimana ditentukan ratio, proporsi,
serta presentase dengan menggunakan alat bantu statistik yakni membuat tabel distribusi
frekuensi. Dan juga dilakukan analisis data primer yang diolah dengan menggunakan
program komputer untuk mendiskripsikan data yang telah diperoleh. Untuk kemudian
selanjutnya memberikan gambaran tentang hubungan antara lingkungan dan
perilaku,dengan kejadian penyakit diare pada balita di Kelurahan Rowosari Kecamatan
Tembalang Kota Semarang.