BAB II

5
 BAB II METODE A. KERANGKA KONSEP Dalam ilmu kesehatan masyarakat, dikenal adanya konsep H.L. Blum yang memaparkan keterkaitan antara faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan faktor genetik atau ketur unan dengan derajat kesehata n. Keemp at fakto r terseb ut saling berpeng aruh satu sama lain, sehingga berpengaruh langsung pada kesehatan. Status kesehatan akan tercapai secara optimal, jika keempat faktor tersebut mempunyai kondisi yang optimal pula. Gambar ... Dalam kegiat an survey KL yang dilak ukan oleh kelompok III, diare pada balita sebagai salah satu masalah ke sehatan di Kel ur ahan Rowosari , Kecamat an Te mbala ng, Ko ta Semarang. Berdasarkan Konsep HL Blum maka faktor-faktor yang terkait dengan masalah diare pada balita di Kelurahan Rowosari yaitu: 1. Lingkungan Hal-h al ya ng mempengaruhi di are pada bali ta dari se gi li ngkungan sepe rti ketersediaan tempat pembuangan sampah dan limbah serta jarak tempat pembuangan limbah dengan sumber resapan air. 2. Perilaku Hal-hal yang mempengaruhi diare pada balita dari segi perilaku seperti kebiasaan cuci tangan, pengolahan makanan, pengolahan sampah dan limbah, serta kebiasaan dalam BAB. Genetik Yankes Lingkungan Perilaku Kesehatan Status Kesehatan  Gambar 2.1 Kerangka Konsep Status Kesehatan

Transcript of BAB II

Page 1: BAB II

5/11/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55a231f298557 1/5

BAB II

METODE

A. KERANGKA KONSEP

Dalam ilmu kesehatan masyarakat, dikenal adanya konsep H.L. Blum yang memaparkan

keterkaitan antara faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan faktor genetik atau

keturunan dengan derajat kesehatan. Keempat faktor tersebut saling berpengaruh satu sama

lain, sehingga berpengaruh langsung pada kesehatan. Status kesehatan akan tercapai secara

optimal, jika keempat faktor tersebut mempunyai kondisi yang optimal pula.

Gambar ...

Dalam kegiatan survey KL yang dilakukan oleh kelompok III, diare pada balita sebagai

salah satu masalah kesehatan di Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota

Semarang. Berdasarkan Konsep HL Blum maka faktor-faktor yang terkait dengan masalah

diare pada balita di Kelurahan Rowosari yaitu:

1. LingkunganHal-hal yang mempengaruhi diare pada balita dari segi lingkungan seperti

ketersediaan tempat pembuangan sampah dan limbah serta jarak tempat pembuangan

limbah dengan sumber resapan air.

2. Perilaku

Hal-hal yang mempengaruhi diare pada balita dari segi perilaku seperti kebiasaan cuci

tangan, pengolahan makanan, pengolahan sampah dan limbah, serta kebiasaan dalam

BAB.

Genetik 

YankesLingkungan

Perilaku

Kesehatan

Status Kesehatan

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Status Kesehatan

Page 2: BAB II

5/11/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55a231f298557 2/5

B. METODE

Metode yang digunakan oleh kelompok III adalah metode survei dengan pendekatan

Cross Sectional. Pendekatan Cross Sectional merupakan rancangan penelitian dimana

variabel dependen dan independen diambil dalam periode waktu yang sama.

Variabel independen(variable bebas) yang diambil kondisi lingkungan, dan perilaku.

Sedangkan variabel dependen (variable terikat) adalah kejadian diare.

Selain dengan metode Cross Sectional juga menggunakan metode studi pustaka. Kedua

metode tersebut diharapkan dapat saling melengkapi untuk mengidentifikasi permasalahan

diare pada balita. Metode tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyebab masalah

kesehatan serta memberikan alternatif pemecahan masalah dengan siklus pemecahan masalah

( Problem Solving Cycle).

C. POPULASI DAN SAMPEL

Populasi dalam survey KL ini adalah seluruh balita yang ada di Desa Rowosari,

Semarang. Sampel telah ditentukan sejumlah 40 balita.

Kemudian untuk pengambilan sampelnya menggunakan cara Sampling Random

Sederhana karena cara ini adalah cara yang paling mudah. Cara ini dipakai karena kondisi

  populasinya homogen atau mendekati homogen atau sudah diketahui jumlah subjek/unit

analisisnya.(Cahya Tri dan Henry, 2010). Langkahnya adalah:

1. Membuat daftar anggota populasi

2. Membuat kartu ‘lintingan’ yang sudah ditulis nomor/nama urut populasi

3. Membuat undian sebanyak jumlah sampel yang diperlukan.

D. LOKASI DAN WAKTU PENGUMPULAN DATA

Kegiatan survey KL ini dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2011. Lokasi penelitian

dilakukan di Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.

E. JENIS DATA

Jenis data yang didapatkan ada 2 jenis, yaitu:

a. Data Primer  

Merupakan data yang dikumpulkan sendiri dari proses wawancara yang mencakup

 pengetahuan, sikap, praktek, lingkungan, dan personal hygiene dari masyarakat yang

merupakan responden.

Page 3: BAB II

5/11/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55a231f298557 3/5

 b. Data Sekunder  

Merupakan data topografi dan monografi dari Kelurahan Rowosari, Kecamatan

Tembalang, Kota Semarang.

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Data diperoleh melalui :

1. Wawancara (kuesioner)

Wawancara (interview) merupakan proses percakapan dengan maksud tertentu,

dimana percakapan tersebut dilakukan antara orang yang bertanya (interviewer )

dengan orang yang ditanya.

Wawancara dilakukan secara langsung, dengan mendatangi rumah responden

kemudian memberikan pertanyaan kepada ibu yang memiliki balita dan apabila tidak 

 berada di rumah bisa diwakilkan oleh anggota keluarga lainnya yang sudah dianggap

dewasa (berumur 17 tahun ke atas) dan mengasuh balita, dengan menggunakan alat

 bantu peraga yaitu kuesioner.

2. Observasi

Observasi adalah suatu pengamatan dan pencatatan secara sistematik fenomena-

fenomena yang diselidiki. Dalam arti yang luas, observasi sebenarnya tidak hanya

terbatas pada pengamatan yang dilakukan, baik secara langsung maupun tidak 

langsung.

Observasi yang dilakukan yakni mengukur atau mengidentifikasi kondisi

lingkungan fisik berupa sarana dan prasarana seperti : kondisi jamban, tempat

sampah, sanitasi, air serta kondisi masyarakat di Kelurahan Rowosari secara

langsung.

3. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari data monografi Kelurahan Rowosari.

G. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

1. Pengolahan Data

a. Editing

Editing dilakukan terhadap kuesioner yang disusun secara terstruktrur dan (oleh

karena itu) diisi lewat wawancara formal, lewat cara editing orang berharap akan

dapat meningkatkan mutu kebaikan (realibilitas) data yang hendak diolah dan

Page 4: BAB II

5/11/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55a231f298557 4/5

dianalisis. Editing dilakukan terhadap rekaman jawaban yang telah dituliskan kedalam

kuesioner oleh para peneliti lapangan pencari data (Soetandyo Wignyosoebroto, 1964)

Adapan langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1) Lengkapnya pengisian : kuesioner tersebut harus terisi lengkap. Apabila masih

ada yang kosong maka harus ditanyakan lagi kepada responden.

2) Keterbacaan tulisan : Editing pada tahap ini dilakukan apakah tulisan dari

 para peneliti lapangan dapat dibaca dengan jelas dan tidak menimbulkan bias.

Sehingga data yang didapatkan akurat.

3) Kejelasan makna jawaban : pewawancara harus mengetahui makna jawaban

dari responden dengan menuliskan jawaban responden kedalam kalimat

dengan jelas dan tepat.

4)Keajegan dan kesesuaian Jawaban satu sama lain : misalkan pada kuesioner 

nomor 12 yang menanyakan tentang apakah anak balita responden masih

minum susu menggunakan botol susu, dan responden menjawab tidak minum

susu menggunakan botol susu. Kemudian dilanjutkan pada nomor 13

 pertanyaan tentang apakah botol susu di cuci dengan menggunakan sabun dan

ternyata responden menjawab ”ya”. Jawaban seperti ini merupakan jawaban

yang tidak ajeg dan tidak konsisten, maka pada proses editing perlu diluruskan

agar diperoleh data yang valid.

5)Relevansi jawaban : Seorang pewawancara yang kurang jelas menyampaikan

 pertanyaan akan memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan

maka data seperti ini terpaksa harus disingkirkan.

6) Keseragaman satuan data : data harus diseragamkan satuannya.

b. Koding

Koding merupakan proses pembuatan klasifikasi dan pemberian kode jawaban

 berupa angka pada data yang telah diberikan oleh para responden. Adapun tujuan dari

 proses ini adalah untuk mempermudah proses memasukkan data yang telah diperoleh

sebelum diolah ke dalam komputer. Misalnya : perilaku yang diharapkan dan sesuai

maka diberikan kode “tepat” atau 1 dan perilaku yang sebaliknya maka akan di kode “

tidak tepat” atau 0.

c. Entry data

Entry data dilakukan dengan memasukkan data dari responden ke dalam program

komputer untuk selanjutnya di olah dan di analisis.

d. Tabulasi

Page 5: BAB II

5/11/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55a231f298557 5/5

Tabulasi dilakukan dengan menyusun dan menghitung data hasil pengkodean

untuk disajikan dalam bentuk tabel untuk mempermudah pengolahan secara deskriptif 

dan memeriksa kebenaran data.

2. Analisis data

Setelah mengolah data, proses selanjutnya yang dilakukan ialah menganalisis data.

Analisis data yang dilakukan ialah analisis deskriptif, dimana ditentukan ratio, proporsi,

serta presentase dengan menggunakan alat bantu statistik yakni membuat tabel distribusi

frekuensi. Dan juga dilakukan analisis data primer yang diolah dengan menggunakan

 program komputer untuk mendiskripsikan data yang telah diperoleh. Untuk kemudian

selanjutnya memberikan gambaran tentang hubungan antara lingkungan dan

 perilaku,dengan kejadian penyakit diare pada balita di Kelurahan Rowosari Kecamatan

Tembalang Kota Semarang.