BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi...

40
3 BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat Rekayasa Struktur Komputer yang artinya penghitung merupakan alat bantu yang pertama- tama dikembangkan untuk bidang sain dan rekayasa. Hanya saja, sekarang telah berkembang semakin jauh, tidak hanya penghitung, tetapi juga penulis, pelukis, maupun penghibur dengan video dan tata-suaranya, serta lain-lain. Dikaitkan dengan rekayasa struktur, maka tugas utama komputer adalah sebagai penghitung seperti maksud awal alat tersebut diciptakan, yaitu dari asal kata to compute. Akan tetapi, berbeda dengan alat hitung sebelumnya, ternyata computer mengubah pola pikir bekerjanya insinyur dalam melakukan analisa struktur. Jika tradisi sebelumnya, untuk dapat memahami perilaku struktur dengan benar, maka harus memahami metode-metode perhitungan manual yang dilakukan, tetapi dengan tersedianya komputer untuk analisa struktur, maka tanpa mengetahui metode yang digunakan, insinyur dapat dengan mudah dan cepat memperoleh hasil yang diinginkan. Selain itu, berbagai model struktur dapat dengan mudah dibuat, termasuk manipulasi matematik yang diperlukan. Meskipun demikian, tidak ada jaminan bahwa itu semua membuat para insinyur dapat memahami perilaku struktur sebenarnya karena untuk itu perlu paham asumsi-asumsi dasar analisis, paham perilaku struktur yang sebenarnya, mampu membuat model struktur dan validasi hasilnya. Komputer untuk bidang rekayasa adalah alat bantu yang sangat berguna, bagi pengguna kompeten, maka dapat dihasilkan pemahaman yang lebih dalam tentang permasalahan bidang rekayasa, yang mana teknik-teknik tradisionil sebelumnya tidak mampu atau kesulitan mendapatkannya (Wiryanto, 2007).

Transcript of BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi...

Page 1: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

3

BAB II

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komputer Sebagai Alat Rekayasa Struktur

Komputer yang artinya penghitung merupakan alat bantu yang pertama-

tama dikembangkan untuk bidang sain dan rekayasa. Hanya saja, sekarang telah

berkembang semakin jauh, tidak hanya penghitung, tetapi juga penulis, pelukis,

maupun penghibur dengan video dan tata-suaranya, serta lain-lain.

Dikaitkan dengan rekayasa struktur, maka tugas utama komputer adalah

sebagai penghitung seperti maksud awal alat tersebut diciptakan, yaitu dari asal

kata to compute.

Akan tetapi, berbeda dengan alat hitung sebelumnya, ternyata computer

mengubah pola pikir bekerjanya insinyur dalam melakukan analisa struktur. Jika

tradisi sebelumnya, untuk dapat memahami perilaku struktur dengan benar, maka

harus memahami metode-metode perhitungan manual yang dilakukan, tetapi

dengan tersedianya komputer untuk analisa struktur, maka tanpa mengetahui

metode yang digunakan, insinyur dapat dengan mudah dan cepat memperoleh

hasil yang diinginkan. Selain itu, berbagai model struktur dapat dengan mudah

dibuat, termasuk manipulasi matematik yang diperlukan. Meskipun demikian,

tidak ada jaminan bahwa itu semua membuat para insinyur dapat memahami

perilaku struktur sebenarnya karena untuk itu perlu paham asumsi-asumsi dasar

analisis, paham perilaku struktur yang sebenarnya, mampu membuat model

struktur dan validasi hasilnya.

Komputer untuk bidang rekayasa adalah alat bantu yang sangat berguna,

bagi pengguna kompeten, maka dapat dihasilkan pemahaman yang lebih dalam

tentang permasalahan bidang rekayasa, yang mana teknik-teknik tradisionil

sebelumnya tidak mampu atau kesulitan mendapatkannya (Wiryanto, 2007).

Page 2: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

4

2.2 Prinsip Dasar Pemodelan Struktur

Pemodelan struktur adalah pembuatan data numerik (matematis) mewakili

struktur sebenarnya yang digunakan sebagai input data komputer. Wiryanto dalam

bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 (2007)

mengusulkan sebaiknya dalam pembuatan model struktur adalah:

1. Jangan terlalu rumit dari yang diperlukan. Jika dapat dibuat model yang

simpel tetapi representatif, maka umumnya itu yang akan berguna.

2. Berkaitan hal di atas, dalam pemodelan kadang-kadang perlu beberapa

tahapan model. Ada yang secara keseluruhan (makro model) dan lainnya

pada bagian-bagian tertentu saja tetapi lebih detail (mikro model).

3. Apakah modelnya simpel tapi masih representatif, maka perlu mengetahui

perilaku struktur real. Faktor-faktor yang utama, atau sekunder yang dapat

diabaikan. Tak ada jaminan bahwa banyak faktor maka hasilnya semakin

baik (lower bound theorem). Contoh, jika deformasi lentur dihitung pada

struktur truss (rangka batang), maka batangnya perlu ukuran yang lebih

besar untuk menahan aksial dan lentur sekaligus (lebih boros).

4. Jangan langsung percaya pada hasil keluaran komputer, kecuali telah

dilakukan validasi-validasi yang teliti dan ketat (apriori).

5. Meskipun sudah ada validasi-validasi yang ketat, jangan terlalu percaya

dulu. Lihat asumsi-asumsi yang dipakai dalam pembuatan model analisis,

apakah sudah logis dan mewakili kondisi struktur yang real (waspada).

2.3 SAP2000

SAP2000 digunakan untuk pemodelan struktur, analisis, desain, dan

sekaligus menampilkan model struktur yang telah dibuat. Berikut ini akan

dikenalkan beberapa bagian SAP2000 Graphical User Interface sebagai dasar

dalam penggunaan program. SAP2000 dilengkapi dengan fitur-fitur yang

mewakili struktur, antara lain :

1. Properti material

2. Elemen frame untuk memodel balok, kolom, dan atau rangka batang

Page 3: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

5

3. Elemen shell untuk memodel dinding, lantai, dan elemen-elemen yang

tipis

4. Joints untuk memodel hubungan antara elemen-elemen

5. Restraints dan Springs untuk dukungan atau perletakan titik

6. Pembebanan, termasuk berat sendiri, suhu atau panas, gempa, dan

sebagainya.

Semua posisi struktur dalam model SAP2000 merupakan bagian dari suatu

system koordinat yang umumnya digunakan dalam metode finite element. Sistem

ini merupakan sistem tiga dimensi, sesuai dengan aturan tangan kanan, dan sistem

koordinat kartesian (rectangular). Sistem ini terdiri dari tiga sumbu yang disebut

X, Y, Z, dan saling tegak lurus.

Setiap komponen dalam model (joint, elemen frame, elemen shell, dan

sebagainya) masing-masing memiliki sistem koordinat lokal yang digunakan

untuk menentukan properti, pembebanan, dan respon untuk komponen tersebut.

Sumbu masing-masing koordinat lokal disebut 1, 2, dan 3 seperti Gambar 2.1.

Pengguna dapat menentukan sistem koordinat tambahan untuk mengembangkan

lebih lanjut model yang akan dianalisis.

Page 4: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

6

Gambar 2.1 Sistem koordinat SAP2000 Sumber: Csi 1998

2.4 Model Makro

Model makro merupakan model yang mencangkup keseluruhan elemen

struktur seperti balok, kolom plat, dan joint. Balok dan kolom dimodel dengan

elemen frame sedangkan plat lantai dan atap dimodel dengan elemen shell. Model

frame dapat menampilkan displacements, gaya-gaya dan momen internal, maupun

reaksi-reaksi pada join-join tertentu. Model shell dapat menampilkan tegangan

S11, S12, S22, Smax dan kontur tegangan.

Ada beberapa langkah dalam model makro yang dapat dirangkum dari CSi

Analysis Reference Manual yaitu:

1. Mendefinisikan bahan struktur sesuai data struktur gedung seperti mutu

beton (f’c) , mutu baja ( fy dan fu).

2. Mendefinisikan balok, kolom, dan plat.

3. Mendefinisikan beban-beban yang bekerja.

4. Mendefinisikan kombinasi beban sesui peraturan.

5. Membuat grid atau garis bantu sesuai gambar rencana struktur.

6. Menggambar balok, kolom, pelat, dan perletakan pada garis bantu yang

telah dibuat.

7. Memasukan beban yang telah dihitung sebelumnya.

8. Kontrol disain penampang, apabila dimensi memenuhi maka pemodelan

telah selesai namun jika tidak memenuhi atau over stress maka dimensi

Page 5: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

7

penampang elemen yang mengalami over stress diperbesar. Cara lain

dengan meningkatkan mutu material atau mengubah model struktur.

2.5 Model Mikro

Model mikro merupakan model struktur yang memodel sebagian dari

keseluruhan struktur untuk dapat diamati lebih teliti. Pada model mikro dalam

penelitian ini, sayap dan badan balok IWF berlubang dimodel dengan elemen

shell, yang menghasilkan nilai dan kontur tegangan.

Dalam pemodelan lubang menggunakan elemen shell telah banyak

dianalisis sehingga diketahui tegangan terbesarnya terjadi di sekitar lubang. Oleh

karena itu pemodelan di daerah lubang harus mendapat perhatian lebih dan mesh

harus lebih halus. Mesh atau pembagian plat ada dua yaitu bentuk segi 4 dan segi

3. Eemen shell segi 4 (quadrilateral) memiliki 4 nodal (j1, j2, j3, dan j4) seperti

Gambar 2.2 . Elemen shell segi 3(tringular) memiliki 3 nodal (j1, j2, dan j3)

seperti Gambar 2.3.

Gambar 2.2 Elemen shell quadrilateral sumber : CSi 1998

Page 6: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

8

Gambar 2.3 Elemen shell tringular sumber : CSi 1998

Bentuk ideal elemen quadrilateral adalah bujur sangkar. Meskipun bisa berbentuk

sembarang segi empat, tetapi untuk menghindari error yang berlebih, maka

perbandingan sisi panjang dibagi sisi pendek < 4 dan sudutnya antara 45o ~ 135

o,

sedangkan sudut idealnya 90o. Untuk elemen Tringular formulasinya cukup baik,

tetapi dalam menampilkan tegangan internalnya relatif kurang akurat dibanding

elemen quadrilateral. Manual SAP2000 menganjurkan elemen tringular hanya

dipakai didaerah transisi (mesh kasar ke halus, Gambar 2.4) untuk menjamin

kontinyuitasnya.

Gambar 2.4 Mesh area di sekitar lubang

Dalam SNI 03 - 1729 – 2002 butir 8.7.7 dibahas tentang balok dengan

kastelasi yang mengatakan bahwa lubang pada pelat badan boleh saja tidak

Page 7: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

9

diperkaku selama ukuran lubang bagian dalam yang terbesar (Lw) memenuhi

salah satu syarat berikut:

Lw/d≤0,10 (untuk pelat badan tanpa pengaku memanjang), atau

Lw/d≤0,33 (untuk pelat badan dengan pengaku memanjang)

Jarak memanjang antara batas lubang yang berdekatan paling tidak tiga

kali lebih besar daripada ukuran lubang bagian dalam yang terbesar. Di samping

itu hanya satu bagian berlubang yang boleh tanpa pengaku, kecuali jika hasil

analisis menunjukkan bahwa pengaku tidak dibutuhkan. Perencanaan balok

dengan kastelasi atau balok dengan lubang diperkaku harus berdasarkan analisis

yang rasional.

Pada SAP2000 contoh kasus S menunjukkan bagaimana memodel elemen

hingga balok baja dengan lubang pada badan menggunakan elemen shell dan

menampilkan tegangan geser (S12). Ketentuan dari contoh kasus ini adalah

sebagai berikut:

- Material baja

- E= 29000 ksi

- Poissons Rasio= 0,3

- Penampang balok: d= 40 in, tw = 0,75 in, bf = 16 in , tf = 2 in

- Lubang dengan tinggi 20” dan lebar 48” di tengah-tengah dari tinggi balok

Gambar 2.5 Pemodelan IWF berlubang pada CSi contoh kasus S

sumber : SAP2000

Langkah-langkah pemodelannya adalah sebagai berikut:

Page 8: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

10

1. Klik menu File> New Model Perintah untuk mengakses lembar Model Baru.

2. Pastikan unit ditetapkan dalam

3. Klik pada Grid Only untuk mengakses bentuk Grid Garis

dengan cepat. Dalam form:

A. Pilih Cartesian Tab.

B. Di Jumlah daerah Grid Baris

- Ketik 2 dalam kotak edit arah X.

- Ketik 3 dalam arah kotak edit Y.

- Ketik 2 dalam kotak edit Z arah.

C. Di daerah Grid Spasi

- Ketik 240 di kotak edit arah X.

- Ketik 8 di arah kotak edit Y.

- Ketik 40 dalam kotak edit Z arah.

D. Klik tombol OK.

4. Klik menu Define > Section Properties > Area Sections untuk mengakses

form Bagian Area.

A. Pada Select Section Type to Add pilih opsi Shell.

B. Klik tombol Add New Section untuk mengakses Shell Section Data.

Dalam form :

- Tipe WEB dalam kotak edit Section Name.

- Pastikan bahwa opsi Shell-Thin dipilih pada Type area.

- Klik + (plus) simbol di samping daftar Nama Bahan untuk

menentukan Material.

C. Sorot definisi A992Fy50 dalam daftar Bahan layar dan klik tombol

Modify / Show Material untuk mengakses bentuk Material data

properti.

D. Atur Unit untuk.

E. Pastikan bahwa Modulus Elastisitas adalah 29000.

Page 9: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

11

F. Pastikan Poisson Ratio adalah 0,3.

G. Klik OK pada data Material Property dan form Define Materials

untuk membuatnya terdaftar pada form Shell Section Data.

- Pilih A992Fy50 dari daftar Nama Material.

- Ketik 0.75 baik di kotak edit Membran dan Bending.

- Klik tombol OK untuk kembali ke form Area Sections.

H. Klik tombol Add New Section untuk mengakses form data Shell

Section. Dalam form:

- Ketik FLANGE di kotak edit Section Name.

- Pastikan bahwa opsi Shell-Thin dipilih pada Type area.

- Pilih definisi A992Fy50 dari daftar Nama Material.

- Ketik 2 baik di kotak edit Membran dan Bending.

I. Klik OK pada Shell Section Data dan Area Sections untuk keluar dari

semua form.

5. Klik di jendela berjudul XY @ Z = 40 untuk memastikan aktif. Jendela

disorot saat aktif. Layar muncul seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.6

Gambar 2.6 Memodel sayap IWF sumber : SAP2000

6. Klik tombol Draw Rectangular Area. Dalam form, pilih FLANGE dari

daftar Section.

Page 10: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

12

7. Klik pada titik berlabel "A" dan kemudian titik berlabel "B" pada Gambar

2.6 untuk menggambar daerah objek.

8. Klik tombol Set Select Mode untuk keluar dari mode Draw dan masuk dapa

Select Mode.

9. Klik pada objek Area untuk memilihnya.

10. Klik menu Edit> Edit Area>Divide Area untuk mengakses form Divide

Selected Area.

11. Isi formulir seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.7 dan klik tombol OK.

Gambar 2.7 Jendela devide area

12. Klik tombol Select All untuk memilih semua objek.

13. Klik menu Edit > Replicate untuk mengakses form Replicate. Dalam form:

A. Pilih tab Linear.

B. Ketik -40 di kotak edit dz pada daerah Increments.

C. Pastikan Nomor diatur ke 1 di daerah data Increments.

Page 11: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

13

D. Klik tombol OK.

14. Klik di jendela berjudul XY @ Z = 40 untuk memastikan aktif. Jangan

memilih objek saat melakukan hal ini.

15. Klik menu View> Set 2D View untuk mengakses form Set 2D View. Dalam

form:

A. Pilih opsi X-Z.

B. Ketik 8 di Y = kotak edit.

C. Klik tombol OK. Layar muncul seperti yang ditunjukkan pada

Gambar 2.8

Gambar 2.8 Mesh sayap IWF sumber : SAP2000

16. Klik tombol Draw Rectangular Area atau menu Draw > Draw Rectangular

Area untuk mengakses form Properties Object. Dalam form, pilih WEB dari

daftar Section.

17. Klik pada titik berlabel "A" dan kemudian titik berlabel "B" pada Gambar

2.8 untuk menggambar objek Area.

18. Klik tombol Set Select Mode untuk keluar dari mode Draw dan masuk pada

mode Select.

19. Klik pada objek area hanya blok untuk memilihnya.

20. Klik menu Edit> Edit Daerah> Divide Area untuk mengakses form Divide

Selected Area.

Page 12: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

14

21. Isi formulir seperti yang ditunjukkan pada gambar dan klik tombol OK.

Gambar 2.9 Jendela devide select area 2 sumber : SAP2000

22. Klik di jendela berjudul 3-D View untuk memastikannya aktif.

23. Klik menu Edit > Change Labels untuk mengakses form Interactive Name

Change. Dalam form:

A. Pilih Element Label - Area dari daftar Tipe Item.

B. Pastikan 1 dimasukkan dalam kotak edit Next Number.

C. Pastikan 1 dimasukkan dalam kotak edit Increment.

D. Pada formulir, klik menu Edit > Auto relable> All In List untuk

memperbarui label objek area.

E. Pilih Elemen Label - Joint dari daftar Tipe Item.

F. Pastikan 1 dimasukkan dalam kotak edit Next Number.

G. Pastikan 1 dimasukkan dalam kotak edit Increment.

Page 13: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

15

H. Pada formulir, klik menu Edit> Auto relable> All In List untuk

memperbarui label sendi.

I. Klik tombol OK.

Catatan: Hal ini tidak perlu untuk mengubah label untuk joint dan

area. Namun, kami melakukannya di sini untuk memastikan bahwa nanti

dalam pemecahan ketika kita merujuk ke objek label, sistem pelabelan Anda

konsisten dengan contoh masalah ini.

24. Klik Set Display Options (atau menu View > Set Display Options) untuk

menampilkan form Display Options for Active Window. Dalam form:

A. Centang kotak Fill Objek.

B. Klik tombol OK.

25. Klik di jendela berjudul XZ Plane @ Y = 8 untuk membuatnya aktif.

26. Klik Set Display Options (atau menu View > Set Display Options) untuk

menampilkan form Display Options for Active Window. Dalam form:

A. Centang kotak Labels pada daerah Areas

B. Centang kotak Fill Objek.

C. Klik tombol OK.

27. Pilih daerah objek 65, 66, 67, 68, 85, 86, 87 dan 88 dengan "windowing."

28. Tekan tombol Delete pada keyboard untuk menghapus objek daerah

tersebut.

29. Pilih daerah objek 73, 74, 75, 76, 93, 94, 95 dan 96 dengan "windowing."

30. Tekan tombol Delete pada keyboard untuk menghapus objek daerah

tersebut.

31. Klik di jendela berjudul XZ Plane @ Y = 8 untuk memastikannya aktif.

32. Klik Set Display Options (atau menu View > Set Display Options) untuk

menampilkan form Display Options for Active Window. Dalam form:

A. Centang kotak Label di daerah sendi.

B. Hapus tanda centang pada kotak Label di daerah Area.

C. Klik tombol OK.

33. Klik pada sendi 22 (bawah sudut kiri). Pilih form 22 dari area tampilan form

Selection List.

Page 14: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

16

34. Klik menu Assign > Joint > Restraints untuk mengakses form Joint

Restraints. Dalam form:

A. Pastikan bahwa pada kotak Translation 1 dan 3 dicentang.

B. Hapus tanda centang pada kotak Translation 2.

C. Pastikan bahwa kotak Rotation about 1, Rotation about 2 and

Rotation about 3 tidak dicentang.

D. Klik tombol OK.

35. Klik tombol Show undeformed Shape untuk menghapus tampilan joint

restraint assignment.

36. Klik pada joint 42 (sudut kanan bawah). Pilih 42 pada Selection List dari

tampilan area.

37. Klik menu Select> Joint> Restrain untuk mengakses form perletakan.

Dalam form:

A. Hapus tanda centang pada kotak Translation 1.

B. Pastikan bahwa kotak Translation 2 tidak dicentang.

C. Pastikan bahwa kotak Translation 3 diperiksa.

D. Pastikan bahwa Rotasi sekitar 1, Rotasi sekitar 2 dan Rotasi sekitar 3

kotak tidak dicentang.

E. Klik tombol OK.

38. Klik tombol Show undeformed Shape untuk menghapus tampilan

perletakan.

39. Klik pada sendi 148 (sudut kiri atas); pilih 148 dari Selection list pada

tampilan form area.(pojok kanan); pilih 168 dari Selection list pada tampilan

area.

40. Klik menu Assign > Joint Loads > Forces untuk mengakses form beban

titik. Dalam form:

A. Ketik -9 di box edit Force Global Z pada daerah Beban.

B. Klik tombol OK.

41. Klik tombol Show undeformed Shape untuk menghapus tampilan beban

joint.

42. Klik menu Select > Select > Labels untuk mengakses form Select by Labels

A. Pastikan pilihan Select aktif dalam daerah Selection Type.

Page 15: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

17

B. Pilih Joint dari daftar Object Type.

C. Pilih pilihan Select Multiple Objects from List dan kemudian gulir ke

bawah daftar Joint ID dan klik pada 149. Sementara menekan tombol

Shift, gulir ke bawah dan klik pada 167.

D. Klik tombol Select Specified Items. Semua sendi antara 149 dan 167

akan terpilih.

E. Klik tombol OK untuk menutup form Select by Labels.

43. Klik menu Assign > Joint Loads > Forces untuk mengakses form Joint

Forces. Dalam form:

A. Ketik -18 di edit box Force global Z di daerah Beban.

B. Klik tombol OK.

44. Klik tombol Show undeformed Shape untuk menyembunyikan tampilan

beban titik.

45. Klik di jendela berjudul XZ Plane @ Y = 8 untuk memastikannya aktif.

46. Klik menu View> Set Limit untuk mengakses form Set Limit. Dalam Form:

A. Pilih opsi XZ di daerah Choose Plane.

B. Pada daerah Set X Axis Limits ketik 108 di kotak edit Min.

C. Pada daerah Set X Axis Limits ketik 120 di kotak edit Max.

D. Klik tombol OK.

47. Klik tombol Perspective Toggle. Perspektif elevasi XZ ditampilkan.

48. Klik tombol Rubber Band Zoom dan perbesar pada tampilan dengan

"menggambar" kotak di sekitarnya.

49. Pilih semua sendi di sisi kanan bagian dengan mengebloknya.

50. Klik Select using Intersecting Line dan pilih semua daerah objek dengan

"menggambar" garis melalui mereka. Sekarang ada 9 sendi dan 8 daerah

yang dipilih. Sisi kiri dari status bar di bagian bawah jendela SAP2000 akan

menampilkan jumlah objek yang dipilih.

51. Klik menu Assign > Assign to Group untuk mengakses form Assign/Define

Group Names. Dalam form:

A. Klik tombol Add New Grup untuk mengakses form Group Definition.

Dalam form:

B. Ketik CENTER di kotak edit Group Name.

Page 16: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

18

C. Klik tombol OK pada Grup Definition dan Assign/Define Group

Names untuk keluar dari semua form.

52. Klik tombol Show undeformed Shape untuk mengatur ulang batas-batas

layar.

53. Klik menu View > Refresh View untuk rescale tampilan.

54. Klik menu View> Set Limit untuk mengakses form Set Limit. Dalam form:

A. Pada daerah Set X Axis Limits ketik 60 di kotak edit Min.

B. Pada daerah Set X Axis Limits ketik 72 di kotak edit Max.

C. Klik tombol OK.

55. Klik tombol Rubber Band Zoom dan perbesar pada tampilan dengan

"menggambar" kotak di sekitarnya.

56. Pilih semua sendi di sisi kanan bagian dengan mengebloknya

57. Klik Select using Intersecting Line dan pilih semua daerah objek dengan

"menggambar" garis melalui mereka. Sekarang ada 8 titik dan 6 daerah yang

dipilih. Sisi kiri dari status bar di bagian bawah jendela SAP2000 akan

menampilkan jumlah objek yang dipilih.

58. Klik menu Assign > Assign to Group untuk mengakses form Assign/Define

Group Names. Dalam form, klik tombol Add New Grup untuk mengakses

form Group Definition. Dalam form:

A. Ketik LEFT di kotak edit Group Name.

B. Klik tombol OK pada Grup Definition dan Assign/Define Group

Names untuk keluar dari semua form.

59. Pilih semua titik di sisi kanan bagian atas dengan mengebloknya

60. Klik Select using Intersecting Line dan pilih semua daerah objek dengan

"menggambar" garis melalui mereka. Sekarang ada 4 titik dan 3 daerah yang

dipilih. Sisi kiri dari status bar di bagian bawah jendela SAP2000 akan

menampilkan jumlah objek yang dipilih.

61. Klik menu Assign > Assign to Group untuk mengakses form Assign/Define

Group Names. Dalam form, klik tombol Add New Grup untuk mengakses

form Group Definition. Dalam form:

A. Ketik LEFTTOP di kotak edit Group Name.

Page 17: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

19

B. Klik tombol OK pada Grup Definition dan Assign/Define Group

Names untuk keluar dari semua form.

62. Pilih semua titik di sisi kanan bagian bawah dengan mengebloknya

63. Klik Select using Intersecting Line dan pilih semua daerah objek dengan

"menggambar" garis melalui mereka. Sekarang ada 4 titik dan 3 daerah yang

dipilih. Sisi kiri dari status bar di bagian bawah jendela SAP2000 akan

menampilkan jumlah objek yang dipilih.

64. Klik menu Assign > Assign to Group untuk mengakses form Assign/Define

Group Names. Dalam form: klik tombol Add New Grup untuk mengakses

form Group Definition. Dalam form:

A. Ketik LEFTBOT di kotak edit Group Name.

B. Klik tombol OK pada Grup Definition dan Assign/Define Group

Names untuk keluar dari semua form.

65. Klik tombol Show undeformed Shape untuk mengatur ulang batas-batas

layar.

66. Klik menu View > Refresh View untuk rescale tampilan.

67. Klik tombol Set Display Options (atau perintah menu View> Set Display

Options) untuk mengakses form Display Options for Active Window. Dalam

Form:

A. Hapus tanda centang pada kotak Label di daerah sendi.

B. Klik tombol OK.

68. Klik pada tampilan XZ untuk kembali dari perspektif ke tampilan 2-D.

Perhatikan judul jendela adalah X-Z Plane @ Y = 8.

69. Klik "X" di sudut kanan atas dari tampilan jendela 3-D View window untuk

menutupnya.

70. Klik menu Define > Section Cuts perintah untuk mengakses form Section

Cuts. Dalam form:

A. Klik tombol Add Section Cut untuk mengakses data formulir Section

Cuts. Dalam form:

- Ketik CENTER di kotak edit Section Cut Name.

- Pilih CENTER dari daftar Group menurun.

- Klik tombol OK untuk kembali ke form Section Cuts.

Page 18: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

20

B. Klik tombol Add Section Cut untuk mengakses data formulir Section

Cuts. Dalam form:

- Ketik LEFT di kotak edit Section Cut Name.

- Pilih LEFT dari daftar Group menurun.

- Klik tombol OK untuk kembali ke form Section Cuts.

Klik tombol Add Section Cut untuk mengakses data formulir Section Cuts.

Dalam form:

- Ketik LEFTBOT di kotak edit Section Cut Name.

- Pilih LEFTBOT dari daftar Group menurun.

- Klik tombol OK untuk kembali ke form Section Cuts.

C. Klik tombol Add Section Cut untuk mengakses data formulir Section

Cuts. Dalam form:

- Ketik LEFTTOP di kotak edit Section Cut Name.

- Pilih LEFTTOP dari daftar Group menurun.

- Klik tombol OK pada form Section Cut data dan Section Cut untuk

keluar dari semua form.

71. Klik menu Analyze > Set Analisis Options untuk mengakses formulir

Analisis Options. Pada form klik Plane Frame XZ Plane untuk

mengatur derajat kebebasan yang tersedia. Klik tombol OK.

72. Klik tombol Run Analisis untuk mengakses form Set Load Cases to Run.

Dalam form:

A. Klik MODAL di daftar Load Case Name untuk menyorotnya.

B. Klik tombol Run/Do Not Run Case.

C. Klik tombol Run Now.

73. Ketika analisis selesai, periksa pesan di jendela SAP Analisis Monitor

(seharusnya tidak ada peringatan atau kesalahan) dan kemudian klik tombol

OK untuk menutup jendela.

74. Klik menu Display> Show Tabel perintah untuk mengakses form Choose

Tables for Display. Dalam form: Di daerah area Analysis Results, klik +

Page 19: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

21

(plus) terkait dengan bagian Structure Output untuk menampilkan Other

Output Items.

A. Klik + (plus) yang terkait dengan bagian Other Output Items untuk

menampilkan Tabel: bagian Section Cut Forces.

B. Klik pada Tabel: bagian Section Cut Forces untuk memilihnya.

C. Klik tombol OK untuk menampilkan tabel Section Cut Forces.

D. Setelah selesai melihat tabel, klik tombol done untuk menutupnya.

75. Klik menu Display > Show Forces/Stresses > Shells perintah untuk

mengakses formulir Member Force Diagram. Dalam form:

A. Pilih pilihan Shell Stresses di daerah Component Type.

B. Di daerah Component, pilih opsi S12.

C. Di daerah Stres Averaging, pastikan bahwa di pilihan All Joint

terpilih.

D. Periksa kotak cek Show Deformed Shape.

E. Klik tombol OK untuk menampilkan tekanan shell.

Hasil dari contoh pemodelan ini ditunjukkan pada Gambar 2.10 berupa

kontur tegangan geser pada badan balok IWF berlubang.

Gambar 2.10 Tegangan pada shell sumber : SAP2000

Page 20: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

22

2.6 Tegangan Lentur dan Tegangan Geser

Tegangan lentur merupakan tegangan yang diakibatkan oleh momen

lentur. Tegangan normal dilambangkan dengan σ. Persamaan tegangan lentur

murni

σ = - My/ I (2.1)

dalam persamaan ini, M adalah momen lentur dalam atau perlawanan, yang sama

besarnya dengan momen luar pada irisan dimana tegangan itu terdapat. Jarak y

antara sumbu netral dengan titik pada irisan dimana terdapat tegangan lentur σ

yang tegak lurus diukur terhadap sumbu netral (Gambar 2.11 ). Bila y mencapai

nilai maksimumnya, maka tegangan lentur σ mendekati σmaks . Nilai y maksimum

dilambangkan dengan c , sehinga persamaan tegangan lentur σmaks menjdi

σ = - Mc/I (2.2)

Dalam persamaan ini I adalah momen inersia dari seluuh daerah irisan penampang

balok terhadap sumbu netral.

Gambar 2.11 Geometri persamaan tegangan lentur sumber: Mekanika Teknik, E. P. Popov, 1996

Page 21: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

23

Teori ini hanya berlaku untuk balok-balok yang mempunyai luas irisan

penampang yang konstan (balok prismatis). Bila irisan penampang balok

bervariasi secara berangsur-angsur, maka penyimpangan yang terjadi dari teori di

atas tidaklah berarti. Tapi bila pada daerah penampang balok terdapat takikan,

lekukan, lubang, atau penampang tersebut berubah dengan tajam maka timbullah

tegangan lokal yang tinggi. Terdapat faktor konsentrasi tegangan lentur K yang

berpengaruh terhadap konsentrasi tegangan, sehingga persamaan tegangan lentur

konsentrasi tersebut (σmakx )sungguh menjadi

(σmakx )sungguh = K Mc/I (2.3)

Faktor K tergantung dari ukuran irisan. Sangat sulit memperoleh ungkapan yang

analitis untuk tegangan yang sesungguhnya (Popov, 1996).

Distribusi tegangan lentur pada baja IWF dapat digambarkan seperti

Gambar 2.12

Gambar 2.12 Distribusi tegangan lentur

Tegangan lentur maksimum terjadi pada serat luar. Jika tegangan kali luas

penampang maka diperoleh gaya. Pada Gambar 2.12 juga dapat dilihat distribusi

gaya-gaya internal kopel yang melawan momen eksternal dihasilkan dari bagian

flange, sedangkan bagian web relatif kecil, sehingga ketika diabaikan dan hanya

memperhitungkan gaya pada flange saja ternyata dalam praktek tidak

menimbulkan masalah.

Page 22: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

24

Tegangan geser merupakan tegangan yang diakibatkan oleh gaya geser V.

Tegangan geser disimbolkan dengan τ. Persamaan tegangan geser

τ = VQ/It (2.4)

Dalam persamaan ini, V adalah gaya geser total pada irisan dan I adalah momen

lembam seluruh daerah penampang terhadap sumbu netral. Di sini Q adalah

momen statis disekitar sumbu netral daerah parsial penampang pada satu sisi dari

potongan membujur khayal (Gambar 2.13), disini Q = A.y, A adalah luas daerah

parsial dan y adalah jarak antara sumbu netral balok dengan titik berat daerah

parsial A. Terakhir t adalah lebar potongan membujur khayal yang biasanya sama

dengan tebal penampang struktur. Sama halnya dengan tegangan lentur,

persamaan tegangan geser juga memiliki batasan-batasan seperti tegangan lentur.

Gambar 2.13 Geometri persamaan tegangan geser sumber: Popov, 1996

Distribusi tegangan geser pada profil IWF seperti pada Gambar 2.14 inilah

yang mendasari mengapa para insinyur berani mengabaikan pengaruh flange

dalam memikul geser dan menganggap bahwa semua gaya geser akan dipikul web

secara aman.

Page 23: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

25

Gambar 2.14 Distribusi tegangan geser

2.7 Penelitian Balok Berlubang

Penelitian tentang balok baja berlubang telah banyak dilakukan , namun

penelitian yang dapat menerapkan bagaimana pemodelan balok baja berlubang

sehingga dapat merencanakan dan mendisain balok baja berlubang belum

ditemukan, itulah sebabnya penelitian bagaimana pamodelan struktur rangka baja

menjadi menarik untuk dilakukan. Berikut beberapa penelitian tentang balok baja

berlubang.

2.7.1 Bedi (2011)

Bedi (2011) melakukan penelitian terhadap momen dan geser pada balok

baja dengan lubang yang berbeda. Lubang yang dianalisis antara lain lubang segi

enam, lubang segi empat dan lubang lingkaran. Masing-masing lubang dibuat

dengan bervariasi rasio d/D ( tinggi lubang/tinggi balok) antara lain 0.5, 0.6, 0,7,

0,75 dan 0,8. Profil balok baja yang digunakan adalah ISMB-300 dengan dua

lubang yang simetri. Balok dibebani dengan beban 100 kN/m2 kemudian

dilakukan pengamatan terhadap gaya geser dan momen pada jarak 1 m dari

tumpuan. Hasil pengamatan menunjukkan gaya geser terbesar terjadi pada lubang

segi empat dan lendutan terkecil pada lubang segi empat.

2.7.2 Sharda (2011)

Sharda (2011) melakukan analisis finite element balok baja dengan lubang

yang berbeda dengan dimensi profil balok yang bervariasi sedangkan rasio d/D

dan beban tetap. Profil balok baja yang digunakan antara lain ISMB-300, ISMB-

350, ISMB-400, ISMB-450, ISMB-500. Bentuk lubang yang diamati antara lain

lubang lingkaran, segi enam, segi delapan, dan persegi yang dibuat pada posisi 0,5

m, 1 m, 1,5 m dan 2 m dari tumpuan. Rasio d/D yang digunakan 0,5 dengan beban

100kN/m2. Dilakukan pengamatan terhadap lendutan dan tegangan. Hasil

Page 24: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

26

pengamatan menununjukkan ukuran balok meningkat, defleksi balok menurun.

Posisi lubang semakin ketengah bentang lendutan yang terjadi semakin kecil.

Lendutan dan tegangan pada lubang lingkaran paling kecil.

2.7.3 Sagade (2012)

Sagade (2012) melakukan analisis finite elemen pada balok baja kastela

dengan bentang balok 2 m yang tinggi baloknya bervariasi. Balok yang diamati

memiliki lebar sayap 80 mm, tebal 7,6 mm, tebal badan 8 mm dan tinggi yang

bervariasi antara lain 210 mm, 225 mm dan 240 mm. Lubang berbentuk segi

enam dengan sudut 60o

dengan kedalaman 40, 50 dan 60 %. Hasil penelitian ini

menunjukkan kedalaman lubang meningkat, konsentrasi tegangan meningkat di

sudut-sudut lubang. Hasil ini juga menunjukkan bahwa kekuatan lentur balok

kastela menurun seiring dengan kedalaman lubang meningkat. Jadi dengan

pembulatan sudut lubang, memberikan penguatan pada bagian sudut yang kritis.

2.8 Material Baja

Baja yang akan digunakan dalam struktur dapat diklasifikasikan menjadi

baja karbon, baja paduan rendah mutu tinggi, dan baja paduan. Sifat-sifat mekanik

dari baja tersebut seperti tegangan leleh dan tegangan putusnya diatur dalam

ASTM A6/A6M.

a. Baja karbon

Baja karbon dibagi menjadi 3 kategori tergantung dari persentase

kandungan karbonnya, yaitu: baja karbon rendah ( C = 0,03-0,35%), baja karbon

medium ( C = 0,35-0,50%), dan baja karbon tinggi (C = 0,55- 1,70%). Baja yang

sering digunakan dalam struktur adalah baja karbon medium, misalnya baja BJ

37. kandungan karbon baja medium bervariasi dari 0,25-0,29% tergantung

ketebalan. Selain karbon, unsur lain yang juga terdapat dalam baja karbon adalah

mangan (0,25-1,50%), Silikon (0,25- 0,30%), fosfor (maksimal 0,04%) dan sulfur

(0,05%). Baja karbon menunjukkan titik peralihan leleh yang jelas, seperti

nampak dalam Gambar 2.15 kurva a. Naiknya persentase karbon meningkatkan

tegangan leleh namun menurunkan daktilitas, salah satu dampaknya adalah

Page 25: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

27

membuat pekerjaan las menjadi lebih sulit. Baja karbon umumnya memiliki

tegangan leleh (fy) antara 210-250 Mpa (Johnson.1990).

b. Baja paduan rendah mutu tinggi

Yang termasuk dalam kategori baja paduan rendah mutu tinggi

(highstrength low-alloy steel/HSLA) mempunyai tegangan leleh berkisar antara

290-550 MPa dengan tegangan putus (fu) antara 415-700 MPa. Titik peralihan

leleh dari baja ini nampak dengan jelas (Gambar 2.15 kurva b). Penambahan

sedikit bahan-bahan paduan seperti chromium, columbium, mangan, molybden,

nikel, fosfor, vanadium atau zirkonium dapat memperbaiki sifat-sifat mekaniknya.

Jika baja karbon mendapatkan kekuatannya seiring dengan penambahan

persentase karbon, maka bahan-bahan paduan ini mampu memperbaiki sifat

mekanik baja dengan membentuk mikrostruktur dalam bahan baja yang lebih

halus(Johnson.1990).

c. Baja paduan

Baja paduan rendah (low alloy) dapat ditempa dan dipanaskan untuk

memperoleh tegangan leleh antara 550-760 Mpa. Titik peralihan leleh tidak

tampak dengan jelas (Gambar 2.15 kurva c). Tegangan leleh dari baja paduan

biasanya ditentukan sebagai tegangan yang terjadi saat timbul regangan permanen

sebesar 0,2%, atau dapat ditentukan pula sebagai tegangan pada saat regangan

mencapai 0,5%. Baut yang biasa digunakan sebagai alat pengencang mempunyai

tegangan putus minimum 415 Mpa hingga 700 Mpa. Baut mutu tinggi mempunyai

kandungan karbon maksimum 0,30%, dengan tegangan putus berkisar antara 733

hingga 838 Mpa (Johnson.1990).

Page 26: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

28

Gambar 2.15 Diagram tegangan dan regangan baja

sumber : Johnson.1990

2.9 Pembebanan

Perencanaan struktur gedung ini akan menggunakan pembebanan berupa

beban vertikal akibat beban mati dan beban hidup serta beban horizontal akibat

beban gempa. Penjelasan lebih detail untuk kedua jenis beban hidup tersebut

antara lain sebagai berikut:

1. Beban Mati

Beban mati adalah berat dari semua bagian suatu gedung yang bersifat

tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian-penyelesaian, mesin-mesin

serta peralatan tetap yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung itu

(PPIUG.1983). Beban mati perencanaan gedung ini terdiri dari berat sendiri

struktur ditambah beban mati tambahan dan beban dinding pengisi.

2. Beban Hidup

Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau

penggunaan suatu gedung termasuk beban-beban apda lantai yang berasal dari

Page 27: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

29

barang-barang yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang tidak

merupakan bagian tak tepisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa

hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan dalam pembebanan

lantai dan atap (PPIUG.1983). Beban hidup dibagi menjadi dua yaitu beban hidup

lantai dan beban hidup atap.

Berdasarkan PPIUG 1983 terdapat beberapa beban hidup pada lantai

gedung sesuai dengan perencanaan penggunaan gedung tersebut. Beban hidup

terkecil diberikan pada saat merencanaan lantai dan tangga rumah tinggal

sederhana dan gudang-gudang tidak penting yang bukan toko, pabrik atau bengkel

dengan besar beban hidup 125 kg/m2. Beban hidup terbesar digunakan saat

merencanakan lantai gedung parkir bertingkat, dimana untuk lantai bawah harus

diberikan beban sebesar 800 kg/m2. Pada perencanaan gedung perpustakaan pada

penelitian ini beban hidup pada lantai sebesar 400 kg/m2 yang merupakan syarat

beban hidup untuk perpustakaan, sedangkan beban hidup pada atap yang dapat

dicapai dan dibebani oleh orang, harus diambil minimum sebesar 100 kg/m2

bidang datar.

3. Beban Gempa

Analisa beban horisontal pada penelitian ini menggunakan auto load yang

terdapat pada SAP2000 . Auto load digunakan dengan mendefinisikan beban

gempa (quake), angin (wind), dan gelombang (wave). Dalam penggunaan auto

load , dipilih praturan atau codes yang menjadi acuan SNI-1726-2012 yaitu

IBC2009 ( International Building Codes 2009). Parameter yang harus diubah

dalam mendefinisikan beban gempa statik menggunakan auto lateral load pattern

disesuaikan dengan SNI-1726-2012 yaitu R, Cd, Ω0, kelas situs, Ie, Ss, dan S1.

4. Kombinasi Beban

Kombinasi Beban terfaktor yang digunakan berdasarkan SNI- 1727- 2012

adalah sebabai berikut:

1. 1,4 D

2. 1,2D + 1,6L + 0,5 (Lr atau S atau R)

3. 1,2 D + 1,6(Lr atau S atau R)+ (L atau 0,5W)

4. 1,2D + 1,0 W + L + 0,5 (Lr atau S atau R)

5. 1,2D + 1,0E + L + 0,2S

Page 28: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

30

6. 0,9 D + 1,0W

7. 0,9 D + 1,0 E

Keterangan:

Lr : beban pekerja pada atap

L : beban manusia pada lantai

S : beban salju

R : beban hujan

W : beban angin

E : beban gempa

2.10 Tata Cara Perencanaan Menurut SNI 03-1729-2002

Tata cara perencanaan struktur rangka baja sesui SNI 03-1729-2002.

Dalam penelitian ini yang perlu diperhatikan adalah perencanan komponen lentur,

tekan, dan kombinasinya.

2.10.1 Perencanaan Komponen Lentur

Suatu komponen struktur yang memikul lentur terhadap sumbu kuat

(sumbu-x), dan dianalisis dengan metode elastis harus memenuhi,

Mux ≤φ Mn (2.5)

dan pada sumbu lemahnya (sumbu-y), dan dianalisis dengan metode elastis harus

memenuhi,

Muy ≤φ Mn (2.6)

Mux : momen lentur terfaktor terhadap sumbu-x

φ : faktor reduksi = 0,9

Mn : kuat nominal dari momen lentur penampang

Keterangan:

: Momen lentur perlu/terfaktor terhadap sumbu x penampang (Nmm).

: Momen lentur perlu/terfaktor terhadap sumbu y penampang (Nmm).

: Momen lentur rencana/nominal penampang (Nmm).

: Faktor reduksi kuat lentur, diambil Ø = 0,90, sesuai Tabel 6.4-2 (SNI 03-

1729-2002).

Faktor bentuk penampang,

(2-7)

Page 29: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

31

- Arah x:

(2-8)

- Arah y:

(2-9)

A. Perhitungan kuat lentur nominal ( dengan pengaruh tekuk lokal

1. Penampang kompak

(2-10)

2. Penampang tak kompak

(2.11)

3. Penampang langsing

(2.12)

(2.13)

Keterangan:

: Modulus plastis penampang (mm3)

: Modulus elastis penampang (mm3), dari tabel profil baja

: Tegangan sisa (residual stress), berkisar antara 70 MPa – 100 MPa

: Perbandingan lebar terhadap tebal penampang

: Batas kelangsingan penampang (dalam tabel, terlampir)

Pelat sayap dalam lentur:

dan

(2.14)

Pelat badan dalam tekan akibat lentur:

dan

(2.15)

B. Perhitungan kuat lentur nominal ( dengan pengaruh tekuk global

1. Penampang bentang pendek

(2.16)

2. Penampang bentang menengah )

Page 30: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

32

(2.17)

3. Penampang bentang panjang

(2.18)

Keterangan:

: Panjang bentang penampang (mm)

:

:

(2.19)

:

(2.20)

adalah momen maksimum pada bentang yang ditinjau, = momen

pada titik

, = momen pada titik

, = momen pada titik

= 1,

untuk momen seragam sepanjang komponen lentur.

Menentukan :

(2.21)

(2.22)

= (2.23)

Keterangan:

: Jari-jari girasi terhadap sumbu lemah (mm), dari tabel profil baja,

(2.24)

: Modulus elastis penampang (mm3), dari tabel profil baja

: Modulus elastisitas, diambil 200.000 MPa

: Modulus geser, diambil 80.000 MPa,

(2.24)

: Konstanta puntir torsi (mm4),

(2.26)

A : Luas penampang (mm2), dari tabel profil baja

: Konstanta puntir lengkung (mm6)

Page 31: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

33

(2.27)

: Momen inersia terhadap sumbu y (mm4), dari tabel profil baja

C. Perencanaan Geser

Pelat badan yang memikul gaya geser perlu harus memenuhi,

(2.28)

Keterangan:

: Kuat geser perlu/terfaktor penampang (N).

: Kuat geser perlu/terfaktor penampang (N).

: Faktor reduksi kuat geser, diambil , sesuai Tabel 6.4-2 (SNI 03 -

1729 - 2002).

Perhitungan kuat geser nominal pelat badan harus diambil seperti yang

ditentukan di bawah ini,

Leleh pada pelat badan

(2.29)

Dimana:

: Luas pelat badan (mm2), (2.30)

: Tegangan leleh pelat badan (MPa).

:

(2.31)

: Jarak antara pengaku vertikal (mm).

: Jarak bersih antara fillets untuk rolled shapes atau jarak bersih antara

sayap untuk built up shapes.

Tekuk inelastik pada pelat badan

(2.32)

Atau

Page 32: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

34

(2.33)

Dimana:

(2.34)

Tekuk elastik pada pelat badan

(2.35)

Atau

(2.36)

Dimana:

(2.37)

D Interaksi Lentur dan Geser

Kuat geser nominal pelat badan dengan adanya momen lentur harus

dihitung menggunakan ketentuan berikut.

1. Metode Distribusi

Jika momen lentur dianggap dipikul hanya oleh plat sayap dan momen

lentur perlu (Mu) memenuhi

(2.38)

Dengan Mf adalah kuat lentur nominal dihitung hanya dengan plat sayap saja dan

ditentukan sebagai berikut

(2.39)

Keterangan:

(2.40)

= Jarak antara titik berat palat-pelat sayap (mm), (2.41)

Page 33: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

35

dipikul oleh pelat badan, (2.42)

2 Metode Interaksi Geser dan Lentur

Jika momen lentur dianggap dipikul oleh seluruh penampang maka balok

harus direncanakan untuk memikul interaksi lentur dan geser, dan dihitung

menggunakan ketentuan,

(2.43)

dipikul bersama-sama oleh pelat sayap dan pelat badan.

2.10.2 Perencanaan Komponen Tarik

Kuat Tarik Rencana

Komponen struktur yang memikul gaya tarik aksial terfaktor Nu harus

memenuhi:

Nu ≤ ØNn (2.44)

dengan ØNn adalah kuat tarik rencana yang besarnya diambil sebagai nilai

terendah di antara dua perhitungan menggunakan harga-harga Ø dan Nn di bawah

ini:

Ø = 0,9

Nn = Ag fy (2.45)

Dan

Ø = 0,75

Nn = Ae fu (2.46)

Keterangan:

Ag adalah luas penampang bruto, mm2

Ae adalah luas penampang efektif, mm2

fy adalah tegangan leleh, MPa

fu adalah tegangan tarik putus, MPa

Penampang Efektif

Luas penampang efektif komponen struktur yang mengalami gaya tarik

ditentukan sebagai berikut:

Ae = A U (2.47)

Page 34: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

36

Keterangan:

A adalah luas penampang, mm2

U adalah faktor reduksi = 1 - (x / L) ≤ 0,9, atau x adalah eksentrisitas sambungan,

jarak tegak lurus arah gaya tarik, antara titik berat penampang komponen yang

disambung dengan bidang sambungan, mm

L adalah panjang sambungan dalam arah gaya tarik, yaitu jarak antara dua baut

yang terjauh pada suatu sambungan atau panjang las dalam arah gaya tarik, mm

2.10.3 Perencanaan Komponen Tekan

Suatu komponen struktur yang mengalami gaya tekan konsentris akibat

beban terfaktor , harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

(2.63)

Keterangan:

adalah faktor reduksi kekuatan

adalah kuat tekan nominal komponen struktur yang ditentukan berdasarkan

Butir 7.6.2 dan 9.2, N

Perbandingan kelangsingan

- kelangsingan elemen penampang (lihat Tabel 7.5-1)

- kelangsingan komponen struktur tekan,

Faktor Panjang Tekuk

Nilai faktor panjang tekuk bergantung pada kekangan rotasi dan translasi

pada ujung-ujung komponen struktur. Nilai faktor panjang tekuk ditetapkan

sesuai SNI 03 – 1729 – 2002 pada Butir 7.6.3.1 untuk komponen struktur dengan

ujung-ujung yang ideal, atau sesuai dengan Butir 7.6.3.2 untuk komponen struktur

tak bergoyang pada suatu rangka, atau untuk komponen struktur bergoyang pada

suatu rangka portal dengan pembebanan normal dan gaya aksial yang dapat

diabaikan. Nilai untuk kolom dengan ujung-ujung yang ideal dapat

ditentukan seperti dalam Gambar 2.16

Page 35: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

37

Gambar 2.16 Nilai Kc untuk kolom dengan ujung-ujung yang ideal

Sumber: SNI 03 – 1729 – 2002

Perbandingan kekakuan pada rangka portal, hitung di kedua ujung komponen

tekan, . Nilai dapat ditentukan dengan rumus,

(2.48)

Berdasarkan nilai tentukan nilai dari alignment chart seperti Gambar 2.17

Page 36: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

38

Gambar 2.17 Nilai Kc untuk komponen struktur tak bergoyang (a), dan untuk

komponen struktur bergoyang (b). Sumber: SNI 03 – 1729 – 2002

Tegangan Kritis Tekuk Lentur

Tegangan kritis dihitung terhadap sumbu x dan sumbu y, untuk komponen

struktur tak bergoyang maupun komponen struktur bergoyang.

(2.49)

Dimana:

(2.50)

(2.51)

Jika: (2.52)

(2.53)

(2.54)

Menentukan tegangan kritis,

Page 37: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

39

(2.55)

(2.56)

(2.57)

2.10.4 Perencanaan Komponen Kombinasi Lentur dan Aksial

Komponen struktur yang mengalami momen lentur dan gaya aksial harus

direncanakan memenuhi ketentuan berikut.

1. Bila

(2.58)

2. Bila

(2.59)

Dimana:

(faktor reduksi kuat lentur)

(faktor reduksi kuat tekan)

(faktor reduksi kuat tarik, leleh)

(faktor reduksi kuat tarik, retak)

Keterangan:

= Gaya aksial (tarik atau tekan) perlu/terfaktor (N)

= Gaya aksial (tarik atau tekan) rencana/nominal (N)

= Momen lentur perlu/terfaktor terhadap sumbu x penampang (Nmm)

= Momen lentur perlu/terfaktor terhadap sumbu y penampang (Nmm)

= Momen lentur nominal terhadap sumbu x (Nmm)

= Momen lentur nominal terhadap sumbu y (Nmm)

2.11 Sambungan Balok Kolom SRPMK

Sambungan momen plat ujung terdiri dari plat yang dilas pada ujung balok

kemudian dibaut ke kolom. Plat ujung ada yang rata dan ada yang diperluas. Plat

Page 38: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

40

ujung rata apabila tepi-tepi luar plat rata dengan tepi luar sayap balok dan semua

baut berada diantara kedua sayap balok. Plat ujung diperluas bila tepi plat ujung

ditambah melampaui sayap-sayap balok sehingga kemungkinan adanya baut

ditempatkan pada daerah perluasan ini. Sambungan momen dengan plat ujung

diperluas dapat di lihat pada Gambar 2.18. (a) menunjukkan sambungan momen

dengan plat ujung diperluas tanpa perkuatan dan gambar berikutnya dengan

perkuatan.

Gambar 2.18 Sambungan momen dengan plat ujung diperluas Sumber : ANSI/AISC 358-05

2.11.1 Momen Lentur Perlu pada Sambungan

Pendekatan dalam perencanaan struktur tahan gempa saat ini memakai

mekanisme keruntuhan pada sendi plastis yang diatur terjadi pada lokasi-lokasi

tertentu melalui deformasi plastis. Bila sambungan momen plat ujung digunakan

pada SRPMK, sendi plastis terjadi melalui deformasi lentur inelastis pada balok,

dan deformasi inelastis di panel zoon mengikuti falsafah kolom kuat, sambungan

kuat dan balok lemah.

Lokasi sendi plastis pada balok tergantung pada tipe sambungan. Untuk

sambungan momen plat ujung tanpa perkuatan, sendi plastis terbentuk pada jarak

minimum antara setengah kedalaman balok atau 3 kali lebar sayap balok diukur

dari permukaan kolom. Sedangkan untuk sambungan momen plat ujung yang

diperkuat sendi plastis terbentuk pada alas dari pelat pengaku seperti ditunjukkan

pada Gambar 2.19

(a) (b) (c)

Page 39: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

41

Gambar 2.19 Lokasi sendi plastis Sumber : ANSI/AISC 358-05

Ketentuan 15.5.2 SNI 03-1729-2002 menyatakan kuat perlu sambungan

ditentukan berdasarkan tegangan leleh yang dapat terjadi Ryfy. Ketentuan 2.4.3

dari ANSI/AISC 358-05 menetapkan momen lentur maksimum yang diharapkan

terjadi pada sendi plastis adalah:

Mpe = Cpr RyFyZx (2.60)

Tampang kritis untuk merancang sambungan adalah muka kolom. Momen lentur

pada muka kolom, Muc, adalah momen yang diharapkan terjadi pada sendi plastis,

Mpe, ditambah momen yang terjadi akitbat gaya geser Vu dikalikan dengan Lp.

2.11.2 Kekuatan Baut

Aplikasi model Kennedy yang telah dimodifikasi dan disederhanakan

untuk beban siklis akibat gempa menuntut plat ujung dan sayap kolom berprilaku

sebagai plat tebal untuk menjamin agar plat ujung dan sayap kolom tetap elastis

dan baut baut tidak mengalami prying force yang signifikan. Gaya tarik baut

ditentukan dengan menghitung momen statis terhadap pusat sayap desak seperti

ditunjukkan Gambar 2.20.

Page 40: BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputer Sebagai Alat ... II.pdf · bukunya yang berjudul Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 ... desain, dan sekaligus ... Elemen frame untuk

42

Gambar 2.20 Gaya pada baut dengan plat ujung tebal Sumber : ANSI/AISC 358-05

Sehingga non-prying moment Mnp dapat dinyatakan sebagai:

(2.61)

dimana n adalah jumlah baut per baris, N adalah jumlah baris baut dan hi adalah

jarak dari pusat baris baut ke pusat dari sayap desak. Kuat tarik baut Pt dinyatakan

dengan:

(2.62)

dimana Ft adalah kuat tarik baut yang sesuai spesifikasinya dan Ab adalah luas

nominal tampang baut Agar perilaku plat tebal benar terjadi, kekuatan baut yang

dihitung dengan persamaan di atas harus lebih kecil atau sama dengan 90%

kekuatan plat ujung dan sayap kolom, atau dengan kata lain kekuatan plat ujung

dan sayap kolom harus lebih besar atau sama dengan 110% kekuatan baut.