BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan...

46
1 BAB II KONSEP TEORI A. Pengertian 1. Sectio Caesarea Sectio Caesareaadalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina atau sectio caesaria adalah suatu histerektomiauntuk janin dari dalam rahim yang bertujuan untuk menyelamatkan kehidupan baik pada ibu maupun pada bayi (Mochtar, 2002 ). Sectio caesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh (winkjosastro, 2008). 2. Post partum Post partum adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan kembali sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu (Mochtar, 2002). 3. Ketuban pecah dini Dalam keadaan normal, selaput ketuban pecah dalam proses persalinan. Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut ketuban pecah dini prematur yang terjadi pada 1% kehamilan (Winkjosastro, 2008) .

Transcript of BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan...

Page 1: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

1

BAB II

KONSEP TEORI

A. Pengertian

1. Sectio Caesarea

Sectio Caesareaadalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan

membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau

vagina atau sectio caesaria adalah suatu histerektomiauntuk janin dari

dalam rahim yang bertujuan untuk menyelamatkan kehidupan baik

pada ibu maupun pada bayi (Mochtar, 2002 ).

Sectio caesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi

dengan melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh

(winkjosastro, 2008).

2. Post partum

Post partum adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan

kembali sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil.

Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu (Mochtar, 2002).

3. Ketuban pecah dini

Dalam keadaan normal, selaput ketuban pecah dalam proses

persalinan. Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput

ketuban sebelum persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum

usia kehamilan 37 minggu disebut ketuban pecah dini prematur yang

terjadi pada 1% kehamilan (Winkjosastro, 2008) .

Page 2: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

2

Ketuban dinyatakan pecah apabila terjadi sebelum proses

persalinan berlangsung, pada primi kurang dari 3 cm dan pada multi

para kurang dari 5 cm yang berkaitan dengan penyulit dalam kelahiran

prematur dan terjadinya infeksi khoriomnionitis sampai sepsis, yang

dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal juga

menyebabkan infeksi pada ibu (Saifuddin,2006).

Sehingga dapat menyimpulkan sectio caesarea dengan indikasi

ketuban pecah dini adalah suatu masa nifas setelah menjalani

persalinan dengan menyayat dinding uterus untuk mengeluarkan janin

yang dikarenakan air ketuban yang pecah sebelum tanda-tanda

persalinan terjadi.

B. Anatomi

Sistem reproduksi wanita terdiri atas organ reproduksi eksterna dan

organ reproduksi interna.

1. Organ genetalia eksterna

Organ reproduksi wanita eksterna sering disebut sebagai vulva

yang mencakup semua organ yang dapat dilihat dari luar, yaitu yang

dimulai dari mons pubis, labia mayora, labia minora, klitoris, himen,

vestibulum, kelenjar bartholini dan berbagai kelenjar serta pembuluh

darah.

Page 3: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

3

Gambar 2. 1 : Organ Reproduksi Eksterna pada wanita.

(Sumber: Wiknjosastro, 2005)

a. Mons Pubis

Mons Pubis atau gunung venus merupakan bagian yang

menonjol di bagia depan simfisis, terdiri dari jaringan lemak dan

sedikit jaringan ikat. Setelah dewasa tertutup oleh rambut yang

bentuknya segitiga. Mons Pubis berfungsi sebagai bantal pada

waktu melakukan hubungan seksual.

b. Labia mayora

Labia Mayora merupakan dua lipatan kelanjutan dari mons

pubis yang berbentuk lonjong, Kedua bibir ini dibagian bawah

bertemu membentuk perineum. Bagian luar tertutup rambut

(kelanjutan dari rambut pada mons pubis) dan bagian dalam tanpa

rambut (selaput yang mengandung kelenjar sabaesa /

Page 4: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

4

lemak).Panjang labia mayora 7 – 8 cm dan agak meruncing pada

ujung bawah yang berfungsi sebagai pelindung karena kedua bibir

ini menutupi lubang vagina sementara bantalan lemaknya bekerja

sebagai bantal.

c. Labia minora

Labia minora merupakan lipatan tipis di bagian dalam bibir

besar. Bila terbuka akan terlihat lembab dan kemerahan yang

menyerupai selaput mukosa. Panjang labia minora sekitar 3 cm.

Jaringan ikatnya mengandung banyak pembuluh darah dan

beberapa otot polos yang menyebabkan bibir kecil ini dapat

mengembang.

d. Klitoris

Klitoris merupakan bagian penting alat reproduksi luar

yang bersifat erektil yang homolog dengan penis.Klitoris

mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris

sehingga sangat sensitif.Panjang klitoris jarang melebihi 2 cm,

bahkan dalam keadaan reaksipun.

e. Vestibulum

Vestibulum merupakan daerah berbentuk almond yang

dibatasi oleh kedua bibir kecil, bagian atas klitoris dan bagian

belakang (bawah) pertemuan kedua bibir kecil.Pada vestibulum

terdapat uretra, 2 (dua) lubang saluran kelenjar bartholini, dan 2

(dua) lubang saluran kelenjar skene.

Page 5: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

5

f. Kelenjar Bartholini

Kelenjar bartholini merupakan kelejar yang penting

didaerah vulva dan vagina karena dapat mengeluarkan lendir dan

lendir dapat meningkat saat hubungan seksual.

g. Himen (selaput dara)

Himen atau selaput dara merupakan lapisan tipis yang

menutupi lubang vagina, bersifat rapuh, dan mudah robek.Terletak

di bagian bawah vestibulum.Ditengahnya berlubang sehingga

menjadi saluran dari lendiryang dikeluarkan uterus saat

menstruasi.Pada wanita yang masih perawan selaput dara atau

himennya masih tertutup utuh tanpa ada robekan.

2. Organ genetalia interna

Organ genetalia interna adalah suatu alat reproduksi yang berada di

dalam tidak dapat dilihat kecuali dengan jalan pembedahan.Organ

genetalia interna terdiri dari uterus, serviks uteri, korpus uteri, dan

ovarium.

Page 6: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

6

Gamabr 2.2 : Organ Reproduksi Internal pada wanita

(Sumber: Wiknjosastro, 2005).

a. Uterus

Uterus atau rahim merupakan organ muskular yang

sebagian tertutup oleh perineum atau serosa.Rongga uterus dilapisi

endometrium.Uterus wanita yang tidak hamil terletak pada rongga

panggul antara kandung kemih di anterior dan rektum di

posterior.Bentuk uterus menyerupai buah pir, uterus terapung di

dalam pelvis dengan jaringan dan ligamen. Panjang uterus kurang

lebih 7,5 cm, lebar 5 cm, tebal 2,5 cm dan berat uterus 50 gram.

Fungsi uterus adalah menahan ovum yang telah dibuahi selama

perkembangan.

Page 7: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

7

b. Fundus uteri

Merupakan bagian uterus proksimal, kedua tuba fallopi

berinteraksi ke uterus.Di dalam klinik penting diketahui sampai

dimana fundus uteri berada, oleh karena itu tuanya kehamilan

dapat diperkirakan dengan perabaan fundus uteri.

c. Korpus uteri

Merupakan bagian uterus yang terbesar pada

kehamilan.Dinding korpus uteri terdiri lapisan serosa, muskular,

dan mukosa.Rongga yang terdapat dalam korpus uteri disebut

cavum uteri atau rongga rahim.Korpus uteri berfungsi sebagai

tempat janin berkembang.

d. Ovarium

Ovarium atau indung telur terdapat 2 bagian yaitu kanan

dan kiri.Berbentuk seperti kemiri yang pipih.Ovarium mengandung

sel-sel telur muda, folikel primodial, badan kuning (korpus

luteum), badan putih (korpus albikans). Ovarium termasuk za-zt

hormon : estrogen dan progesteron yang berperan dalam peristiwa

haid.

Page 8: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

8

3. Anatomi otot perut dan fasia

a. Otot perut

Gambar 2.3 : Lapisan Otot Perut

(Http//: Reproduksi.blogspot.com / 2010 / tekhnik laparotomi)

Otot perut terdiri dari : otot dinding perut anterior dan otot

dinding perut lateral. Otot dinding perut anterior dan lateral (rectus

abdominis) meluas dari bagian depan margo costalis di atas dan

pubis di bagian bawah. Otot itu disilang oleh beberapa pita fibrosa

dan berada dalam selubung. Linea alba adalah pita jaringan yang

membentang pada garis tengah dari proceccus xipoidius sternum ke

simpisis pubis, memisahkan kedua musculus rectus abdominalis.

Page 9: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

9

Obliqus externus, obliqua internus dan tranverses adalah otot pipih

yang membentuk dinding abdomen pada bagian samping dan

bagian depan. Serat externus berjalan ke arah bawah dan atas, serat

obliqus internus berjalan ke atas dan ke depan, serat transverses

(otot terdalam dari otot ketiga dinding peruut) berjalan transversal

dari bagian depan ketiga otot terakhir dalam satu selubung bersama

yang menutupi rectus abdominis.

Otot dinding perut posterior (Quadrates lumbolus) adalah

otot pendek persegi pada bagian belakang abdomen, dari costa

keduabelas diatas crista iliaca.

b. Fasia

Gambar 2.4 : Bagian Fasia

(Http//: Reproduksi.blogspot.com / 2010 / tekhnik laparotomi)

Di bawah kulit fasia superfisialis dibagi sebagai lapisan

lemak yang dangkal, camper’s fasia dan yang lebih dalam lapisan

Page 10: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

10

fibrosa. Fasia profunda terletak pada otot-otot perut menyatu

dengan fasia profunda paha. Susunan ini membentuk pesawat antara

scarpa’s fasia dan perut dalam fasia membentang dari bagian atas

paha bagian atas perut. Di bawah lapisan terdalam otot, maka otot

abdominis transverses, terletak fasia transversalis. Fasia

transversalis dipisahkan dari peritonium parietalis oleh variabel

lapisan lemak. Fascias adalah lembar jaringan ikat atau mengikat

bersama-sama meliputi struktur tubuh.

C. Etiologi

Penyebab ketuban pecah dini tidak diketahui atau masih belum

jelas, maka preventif tidak dapat dilakukan, kecuali dalam usaha menekan

infeksi (Mochtar, 2002). Selaput ketuban sangat kuat namun pada

kehamilan trimester ketiga selaput ketuban mudah pecah. Faktor

predisposisi terjadinya ketuban pecah dini yaitu karena infeksi genetalia,

adanya riwayat kehamilan prematur, hidramnion, perdarahan selama

kehamilan (Mansjoer, 2002). Melemahnya kekuatan selaput ketuban

berhubungan dengan pembesaran pada uterus, kontraksi janin, karena

gerakan janin, riwayat kehamilan prematur dan perdarahan selama

kehamilan. Ketuban pecah dini yanng terjadi pada kehamilan prematur

disebabkan oleh adannya faktor-faktor eksternal seperti infeksi yang

menjalar dari vagina (Sarwono, 2008).

Page 11: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

11

Penyebab ketuban pecah dini karena berkurangnya kekuatan

membran atau meningkatnya tekanan intra uterin atau kedua faktor

tersebut. Berkurangnya kekuatan membran disebabkan adanya infeksi

yang dapat berasal dari vagina dan serviks (Saifudin, 2006).

D. Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan ketuban pecah dini menurut (Mansjoer, 2002).

Ketuban pecah dini pada kehamilan aterm atau preterm dengan

atau tanpa komlikasi harus di rujuk di rumah sakit. Bila janin hidup dan

terdapat prolap tali pusat pasien di rujuk dengan posisi panggul lebih

tinggidari badanya, bila mungkin dengan posisi bersujud. Kalau perlu

posisi kepala janin di dorong keatas dengan 2 jari agar tidak tertekan

kepala janin. Tali pusat di vulva di bungkus kain hangat yang dilapisi

plastik.

Bila ada demam atau dikhawatirkan terjadi infeksi saat rujukan

atau ketuban pecah lebih dari 6 jam, berikan antibiotik seperti Penisilin

Prokain1,2 juta IU intra muskuler tiap 12 jam dan Ampisilin 1 g per

oral. Bila pasien tidak tahan Ampisilin di berikan Eritromisin 1 g

peroral. Bila keluarga pasien menolak rujukan, klien di istirahatkan

dengan posisi berbaring miring, berikan antibiotik Pinisilin Prokain 1,2

juta IUintra muskuler tiap 12 jam dan Ampicilin 1 g peroral dengan di

ikuti 500mg tiap 6 jam atau Eritromisin dengan dosis yang sama.

Page 12: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

12

Dengan kehamilan kurang dari 32 minggu dilakukan tindakan

konservatif yaitu tirah baring, diberi sedatif berupa Fenobarbital 3x30

mg. Diberikan antibiotik selama 5 hari dan Glukoortikosteroid, contoh

Dexamtason 3x5 mg selama 2 hari. Berikan pula Tokolisis bila terjadi

infeksi, ahkiri kehamilan pada kehamilan 33-35 minggu lakukan terapi

konservatif selama 24 jam lalu induksikan persalinan, bila terjadi

infeksi ahkiri kehamilan.

2. Penatalaksanaan post sectio ceasaria indikasi katuban pecah dini

menurut (Mochtar, 2002).

1. Periksa dan catat tanda – tanda vital setiap 15 menit pada 1

jampertama dan 30 menit pada 4 jam kemudian.

2. Perdarahan dan urin harus dipantau secara ketat.

3. Pemberian tranfusi darah, bila terjadi perdarahan post partum.

4. Perawatan luka post op sectio caesarea.

5. Mengobservasi luka untuk mengetahui ada atau tidaknya tanda-tanda

infeksi.

6. Pemberian antibiotika

Walaupun pemberian antibiotika sesudah seksio caesarea efektif

dapatdipersoalkan, namun pada umumnya pemberiannya dianjurkan.

7. Mobilisasi

Pada hari pertama setelah operasi penderita diharapkan sudah

mampu beraktivitas walaupun masih di tempat tidur paling sedikit 2

Page 13: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

13

kali. Pada hari kedua penderitadiharapkan sudah dapat turun dari

tempat tidurkemudian berjalan ke kamar mandi dengan bantuan.

8. Pemulangan

Jika tidak terdapat komplikasi penderita dapat dipulangkan pada hari

kelima setelah operasi.

Page 14: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

1

E.

Ketuban Pecah dini

Sectio Caesarea

Efek anetesi

Tekanan darah menurun

Penurunan Kerja Otot eleminasi

Penurunan

Peristaltik

Gangguan Elimunasi Konstipas

i

Luka Post op

Jaringan Syaraf

terputus

Jeringan

Merangsang Area Sensorik

Proteksi menurun

Masuknya Microganisme kuman,

virus, bakteri

Nye

Gangguan Rasa

Nyaman

Imobilisa

Intoleransi

Aktivitas

Resiko Infeksi

Kerja Mendula Oblongata

Saraf Pernafasan

Jalan Nafas Tidak Efektif

Pendaraha

Resiko Kekuranga

n Volume Cairan

Zat beku pada

Darah berkurang

Hb menurun

Daya tahan Tubuh

berkuran

Resiko Infeksi

Kurangnya O2

Kelemahan

Intolerasnsi Aktifitas

TTV

Suhu Meningka

t

Resiko

Infeks

kordiovaskuler

Nyeri kepala

(pusin

g)

Perubahan peran

Lochea

Psikologis Reproduksi

Hiperten

Saraf optikal

meningkat

Post partum

Tekanan darah meningkat

Abnormal

Risiko infeksi

Kelahiran anak

Perubahan

hubungan interaksi keluarga

Penurunanestrogen danprogesteron

Involu

si

Endokrin

Oksitoksin

Prolaktin meningkat n

Prolaktin menurun

Laktasi Gangguan

Intoleransi

Nyeri

0Kontraksi otot rahim

Muskuloskeletal

(Sumber : Doenges, 2001 danCarpenito, 2006).

Page 15: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

23

F. Manifestasi klinik

Manifestasi klinik menurut (mansjoer, 2001) sebagai berikut :

1. Keluar air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau, atau

kecoklatan sedikit- sedikit atau sekaligus banyak.

2. Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi.

3. Janin mudah diraba.

4. Pada pemeriksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah

kering.

5. Inspekulo: tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada

dan air ketuban sudah kering.

G. Jenis-jens sectio caesarea

Menurut Mochtar (2002) jenis-jenis sectio caesarea adalah sebagai

berikut :

1. Sectio caesarea transperitonealis

a. Sectio Caesarea klasik (korporal)

Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada

korpus uteri kira-kira sepanjang 10 cm.

Kelebihan :

1) Mengeluarkan janin lebih cepat

2) Tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih

3) Sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal

Page 16: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

24

Kekurangan :

1) Infeksi mudah menyebar secara intra abdominal karena tidak

ada riperitonearisasi yang baik.

2) Untuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi ruptura uteri

Spontan.

b. Sectio Caesarea ismika (profunda)

Dilakukan dengan membuat sayatan melintang-konkaf pada

segmen bawah rahim kira-kira 10 cm.

Kelebihan :

1) Penjahitan luka lebih mudah

2) Penutupan luka dengan reperitonealisasi yang baik

3) Tumpang tindih dari peritoneal flat baik sekali untuk menahan

penyebaran isi uterus ke rongga periutoneum

4) Perdarahan kurang

5) Dibandingkan dengan cara klasik kemungkinan ruptura uteri

spontan kurang atau lebih kecil.

Kekurangan :

1) Luka dapat melebar ke kiri, kanan, dan bawah, sehingga dapat

menye-babkan uterine putus dan terjadi perdarahan hebat.

2) Keluhan pada kandung kemih postoperatif tinggi.

2. sectio caesarea ekstraperitonialis

Yaitu sectio caesarea tanpa membuka peritonium perietalis, dengan

demikian tidak membuka kavum abdominal.

Page 17: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

25

H. Tekhnik sectio caesarea

Tekhnik sectio caesarea menurut Winkjosastro (2005), sebagai

berikut:

1. Teknik Secsio SesareaTransperitonealis Profunda

Daver Catheter dipasang dan wanita berbaring. Diadakan insisi

pada dinding perut pada garis tengah dari simfisis pubis sampai

dibawah psat. Setelah peritonium dibuka, dipasang spekulum perut dan

lapangan operasi dipisahkan dari rongga perut dengan satu kasa

panjang atau lebih. Peritoneum pada dinding uterus depan dan bawah

dipegang dengan pinset, plikovesitas. Uterina dibuka dan insisi

diteruskan melintang jauh ke lateral. Kemudian kandung kencing

depan uterus didorong ke bawah dengan jari. Pada segmen bawah

uterus yang sudah tidak ditutup lagi oleh peritoneum serta kandung

kemih yang biasanya sudah menipis, diadakan insisi melintang selebar

10 cm dengan ujung kanan dan kiri agak melengkung ke atas untuk

menghindari terbukanya cabang-cabang arteria uterine. Karena uterus

dalam kehamilan tidak jarang memutar ke kanan, sebelum membuat

insisi, posisi uterus diperiksa dahulu dengan memperhatikan ligament

kanan dan kiri, di tengah-tengah insisi diteruskan sampai dinding

uterus terbuka dan ketuban tampak, kemudian luka yang terakhir ini

dilebarkan dengan gunting berujung tumpul mengikuti sayatan yang

telah dibuat terlebih dahulu. Sekarang ketuban dipecahkan dan air

ketuban yang keluar diisap. Kemudian spekulum perut diangkat dan

Page 18: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

26

lengan dimasukkan kedalam uterus di belakang kepala janin dan

dengan memegang kepala dari belakang dengan jari-jari tangan

penolong. Diusahakan lahirnya kepala melalui lubang insisi. Jika

dialami kesulitan untuk melahirkan kepala janin dengan tangan, dapat

dipasang dengan cunan boerma. Sesudah kepala janin badan terus

dilahirkan muka dan mulut terus dibersihkan. Tali pusat dipotong dan

bayi diserahkan pada orang lain untuk diurus. Diberikan suntikan 10

satuan oksitosin dalam dinding uterus / intravena, pinggir luka insisi

dipegang dengan beberapa Cunam ovum dan plasenta serta selaput

ketuban dikeluarkan secara manual. Tangan untuk sementara

dimasukkan kedalam rongga uterus untuk mempermudah jahitan luka,

tangan diangkat sebelum luka uterus ditutp sama sekali. Jahitan otot

uterus dilakukan dalam dua lapisan yaitu lapisan pertama terdiri atas

jahitan simpul dengan cagut dan dimulai dari ujung yang satu ke ujung

yang lain (jangan mengikutsertakan desidua), lapisan kedua terdiri atas

jahitan menerus sehingga luka pada miometrium tertutup rapi.

2. Teknik Seksio Sesarea Korporal

Setelah dinding perut dan peritoneum pariatale terbuka pada garis

lengan dipasang beberapa kain kasa panjang antara dinding perut dan

dinding uterus untuk mencegah masuknya air ketuban dan darah ke

rongga perut. Diadakan insisi pada bagian tengah korpus uteri

sepanjang 10-12 cm dengan ujung bawah di atas batas plika vegika

uterine. Diadakan lubang kecil pada batang kantong ketuban untuk

Page 19: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

27

menghisap air ketuban sebanyak mungkin, lubang ini kemudian

dilebarkan dan janin dilahirkan dengan tarikan pada kakinya. Setelah

anak lahir korpus uteri dapat dilahirkan dari rongga perut untuk

memudahkan tindakan-tindakan selanjutnya. Sekarang diberikan

suntikan 10 satuan oksitosin dalam dinding uterus intravena dan

plasenta serta selaput ketuban dikeluarkan secara manual

kemudiandinding uterus ditutup dengan jahitan catgut yang kuat dalam

dua lapisan,lapisan pertama terdiri atas jahitan simpul dan kedua

jahitan menerus.Selanjutnya diadakan jahitan menerus dengan catgut

lebih tipis yang mengikutsertakan peritoneum serta bagian luar

miometrium dan yang menutupi jahitan yang terlebih dahulu dengan

rapi. Akhirnya dinding perut ditutup secara biasa.

3. Teknik sectio caesarea klasik

a. Mula-mula dilakukan desinfeksi pada dinding perut dan lapangan

operasi dipersempit dengan kain steril.

b. Pada dinding perut dibuat insisi mediana mulai dari atas simfisis

sepanjang kurang lebih 12 cm sampai di bawah umbilikus lapis

demi lapis sehingga kavum peritonial terbuka.

c. Dalam rongga perut di sekitar rahim dilingkari dengan kasa

laparotomi.

d. Dibuat insisi secara tajam dengan pisau pada segmen atas rahim

(SAR) kemudian diperlebar secara sagital dengan gunting.

Page 20: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

28

e. Setelah kavum uteri terbuka, selaput ketuban dipecahkan. Janin

dilahirkan dengan meluksir kepala dan mendorong fundus uteri.

Setelah janin lahir seluruhnya, tali pusat dijepit dan dipotong

diantarake dua penjepit.

f. Plasenta dilahirkan secara manual. Disuntikkan 10 U oksitosin

kedalam rahim secara intra muskural.

g. Luka insisi segmen atas rahim dijahit kembali

1) Lapisan I : Endometrium berama miometrium dijahit secara

jelujur dengan benang catgut kronik

2) Lapisan II : Hanya miometrium saja dijahit secara simpul

dengan catgut kronik

3) Lapian III : Peritoneum saja, dijahit secara simpul dengan

benang catgut biasa.

h. Setelah dinding selesai dijahit, kedua adneksa dieksplorasi

i. Rongga perut dibersihkan dari sisa-sisa darah dan akhirnya luka

dinding perut dijahit.

4. Teknik sekciohisterektomi

a. Setelah janin dan plasenta dilahirkan dari rongga rahim, dilakukan

hemostasis pada insisi dinding rahim, cukup dengan jahitan jelujur

atau simpul.

b. Untuk memudahkan histerektomi, rahim boleh dikeluarkan dari

rongga pelvis.

Page 21: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

29

c. Mula-mula ligamentum rotundum dijepit dengan cunam kocher dan

cunam oschner kemudian dipotong sedekat mungkin dengan rahim,

dan jaringan yang sudah dipotong diligasi dengan benang catgut

kronik no.0 bladder flap yang telah dibuat pada waktu seksio

sesareatransperitoneal profunda dibebaskan lebih jauh ke bawah

dan lateral. Pada ligamentum latum belakang lubang dengan jari

telunjuk tangan kiri di bawah adneksa dari arah belakang. Dengan

cara ini ureter akan terhindar dari kemungkinan terpotong.

d. Melalui lubang pada ligamentum ini, tuba fallopi, ligamentum

uteroovarika, dan pembuluh darah dalam jaringan terebut dijepit

dengan 2cunam oscher lengkung dan di sisi rahim dengan cunam

kocher.Jaringan diantaranya kemudian digunting dengan gunting

Mayo.Jaringan yang terpotong diikat dengan jahitan transfiks

untukhemotasis dengan catgut no. 0

e. Jaringan ligamentum latum yang sebagian besar adalah

avaskulerdipotong secara tajam ke arah serviks. Setelah

pemotonganligamentum latum sampai di daerah serviks, kandung

kencingdisisihkan jauh ke bawah dan samping

f. Pada ligamentum kardinale dan jaringan paraservikal dilakukan

penjepitan dengan cunam oscher lengkung secara ganda, dan pada

tempat yang sama di sisi rahim dijepit dengan cunam kocher

lurus.Kemudian jaringan diantaranya digunting dengan gunting

Mayo.Tindakan ini dilakukan dalam beberapa tahap sehingga

Page 22: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

30

ligamentumkardinale terpotong seluruhnya. Puntung ligamentum

kardinale dijahittransfiks secara ganda dengan benang catgut khronik

no. 0.

g. Demikian juga ligamentum sakro-uterine kiri dan kanan dipotong

dengan cara yang sama, dan irigasi secara transfiks dengan benang

catgut khronik no.0.

h. Setelah mencapai di atas dinding vagina serviks, pada sisi depan

serviks dibuat irisan sagital dengan pisau, kemudian melalui insisi

tersebut dinding vagina dijepit dengan cunam oscher melingkari

serviks dan dinding vagina dipotong tahap demi tahap. Pemotongan

dinding vagina dapat dilakukan dengan gunting atau pisau. Rahim

akhirnya dapat diangkat.

i. Puntung vagina dijepit dengan beberapa cunam oscher untuk

hemostasis. Mula-mula puntung kedua ligamentum kardinale

dijahitkan pada ujung kiri dan kanan puntung vagina, sehingga

terjadi hemostasis pada kedua ujung puntung vagina. Puntung vagina

dijahit secara jelujur untuk hemostasis dengan catgut khromik.

Puntung yang telah dipotong dapat dijahitkan digantungkan pada

puntung vagina, asalkan tidak terlalu kencang. Akhirnya puntung

vagina ditutup dengan retro-peritonealisasi dengan menutupkan

bladder flap pada sisi belakang puntung vagina.

j. Setelah rongga perut dibersihkan dari sisa darah, luka perut ditutup

kembali lapis demi lapisan.

Page 23: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

31

I. Idikasi sectio caesarea

Indikasi sectio caesarea menurut (Mochtar, 2002) adalah sebagai

berikut :

a. Indikasi untuk ibu :

1. Plasenta pevia sentralis dan lateralis

2. Panggul sempit

Batas terendah panggul untuk dapat melahirkan adalah CV=8 cm.

Panggul dengan CV=8 dapat dipastikan tidak dapat melahirkan

janin yang normal, dan harus dilakukan dengan cara sectio

caesarea, CV=8-10 cm dapat dilakukan sectio caesarea secara

sekunder.

3. Disproporsi sefalo pelvik

Yaitu ketidakseimbangan antara ukuran kepala dengan panggul

4. Rupture uteri

5. Partus lama

6. Partus tak maju

7. Pre eklamsi dan hipertensi

b. Indikasi untuk janin

1. Mal presentasi janin

a) Letak lintang

1) Bila ada kesempitan panggul sectio caesarea adalah cara

terbaik dalam segala letak lintang dengan janin hidup.

Page 24: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

32

2) Semua primigravida dengan letak lintang harus ditolong

dengan sectio caesarea.

3) Multipara letak lintang dapat lebih dulu dengan cara yang lain

b) Letak bokong

Dianjurkan sestio caesarea bila ada panggul sempit, primigravida,

janin besar, presentasi dahi dan muka bila reposisi dan cara lain

tidak berhasil, presentasi rangkap atau gemeli

2. Gawat Janin

Segera lakukan operasi agar tidak terjadi keracunan atau kematian

janin, sesuai dengan indikasi sectio caesarea.

Kontra indikasi :

a) Janin mati atau berada dalam keadaan kritis, kemungkinan janin

hidup kecil. Dalam hal ini tidak ada alasan untuk melakukan

sectio caesarea.

b) Janin lahir, ibu mengalami infeksi yang luas dan fasilitas untuk

sectio caesarea ekstra peritoneal tidak ada.

c) Kurangnya pengalaman dokter bedah dan tenaga medis yang

kurang memadai.

J. Jenis-jenis anestesi

Anestesi adalah suatu tindakan untuk menghilangkan kesadaran

disertai hilangnya sakit yang sifatnya sementara. Anestesi ada setiap

keadaan membawa masalah-masalah tersendiri sesuai dengan kondisi

Page 25: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

33

penderita, sebab obat-obat anestesi bersifat mendepresi kerja organ-organ

vital.

1. Aspek farmakologi anatesi:

a. Narkotik dan analgesik

b. Sedatif, hipnotik dan neuroleptik

c. Relaksasi otot-otot

d. Vasokonstriktor dan vasopresor

e. Oksitoksik

2. Teknik anestesi

a. Anestesi umum

Anestesi umum adalah menghilangkan rasa nyeri secara

sentral yang disertai dengan hilangnya kesadaran

Fisiologi terjadinya anestesi :

Obat anestetika masuk ke pembuluh darah atau sirkulasi

kemudian menyebar ke jaringan, yang pertama terpengaruh adalah

jaringan yang kaya akan pembuluh darah yaitu otak sehingga

kesadaran menurun atau hilang, disertai hilangnya rasa nyeri dan

lain-lain.

Cara pemberian obat :

a) Melalui rectum : Tiopental 10%, Kloralhidrat

b) Intramuskular : Ketamin HCl, Diazepam

c) Intra vena : Tiopental 5%, 2,5% Diazepam, Ketamin

d) Perinhalasi : N2O, Halotan, Metoksi, Fluaton

Page 26: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

34

Kontra indikasi :

a) Kontra indikasi mutlak payah jantung.

b) Kontra indikasi relatif tergantung kepada efek farmakologis

dari obat yang dipakai yaitu :

1. Kelainan jantung : hindarkan pemakaian obat yang

mendepresi miokard.

2. Kelainan hepar : hindarkan obat yang dimetabolisme dihepar

3. Kelainan ginjal : hindarkan obat yang diekresi di ginjal.

4. Kelainan paru : hindarkan obat-obat yang menyebabkan

hipersekresi saluran pernafasan yang mengakibatkan

pengentalan sekresi dalam paru

5. Kelainan endokrin : pada diabetes melitus hindarkan

pemakaian obat yang merangsang simpatis karena

menyebabkan peninggian gula darah

b. Anestesi regional dan lokal

Anestesi regional adalah menghilangkan impuls rasa nyeri

dari bagian tubuh tertentu dengan cara memblokir hantaran syaraf

sensorik untuk sementara, fungsi motorik dapat terkena atau tidak

sama sekali, dan penderita tidak kehilangan kesadarannya. Obat

yang termasuk anastesi regional adalah :

1. Topikal : Obat anestesi diberikan pada akhir serabut syaraf di

mukosa dengan cara menyemprot atau mengoles

Page 27: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

35

2. Infiltrasi : Obat anestesi regional dengan cara infiltrasi langsung

pada garis insisi atau luka.

3. Field block : Obat anestesi regional dengan cara membentuk

dinding anestesi sekitar daerah operasi.

4. Blok syaraf : Obat anestesi regional dengan cara suntikan

langsung ke syaraf atau sekitar syaraf yang mempersyarafi

bagian badan tertentu. Misal anestesi spinal, epidural atau

peridural.

Cara kerja obat anestesi regional adalah bergabung dengan

protoplasma sel syaraf dan menghasilkan anestesi dengan cara

mencegah depolarisasi yang ditimbulkan oleh impulstransmisi.

Syaraf-syaraf motorik, karena penampang yang lebih kecil dan

selubung myelin syaraf sensorik yang lebih tipis.

Kontra indikasi :

1. Kelainan daerah punggung : spondilitis, infeksi kulit.

2. Kelainan kardiovaskuler : arrythmia, hypertensi

3. Anemia berat

(Muchtar, 2002)

K. Fase penyembuhan luka

Fase penyembuhan luka menurut Sjamsuhidajat ( 2002) :

1. Fase inflamasi

Fase inflamasi berlangsung sejak terjadinya luka sampai kira-kira

hari ke lima. Pembuluh darah yang terputus pada luka akan

Page 28: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

36

menyebabkan perdarahan dan tubuh akan berusaha menghentikanya

dengan vasokontriksi, penerutan ujung pembuluh yang putus (retraksi),

dan reaksi hemostasis. Sel dalam jaringan ikat menghasilkan serotonin

dan histamin yang meningkatkan permeabilitas kapiler sehingga terjadi

eksudasi, penyerbukan sel radang, disertai vasodilatasi yang

menyebabkan udem dan pembengkakan. Tanda dan gejala klinis reaksi

radang menjadi jelas yang berupa warna kemerahan karena kapiler

melebar (rubor), rasa hangat (kalor), nyeri (dolor), dan pembengkakan

(tumor).

2. Fase ploriferasi

Fase poliferasi disebut juga fase fibroplasia karena yang menonjol

adalah proses proliferasi fibroblast. Fase ini berlangsung dari akhir

fase inflamasi sampai kira-kira akhir minggu tiga. Pada fase ini serat-

serat dibentuk dan dihancurkan kembali untuk penyesuaian diri dengan

tegangan pada luka yang cenderung mengerut. Bersama dengan sifat

kontraktil miofibroblast, menyebabkan tarikan pada tepi luka.

Kekuatan regangan mencapai 25% jaringan normal.

Fase fibroplasia ini, luka akan dipenuhi sel radang, fibroblast, dan

kalogen, membentuk jaringan berwarna kemerahan dengan permukaan

yang menonjol halus yang disebut jaringan granulasi. Epitel tepi luka

yang terdiri atas sel basal terlepas dari dasarnya dan berpindah mengisi

permukaan luka. Tempatnya kemudian diisi oleh sel baru yang

terbentuk dari proses mitosis. Proses migrasi ini baru berhenti setelah

Page 29: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

37

epitel saling menyentuh dan menutup seluruh permukaan luka, proses

fibroplasia dengan pembentukan jaringan granulasi juga akan berhenti

dan mulailah proses pematangan dalam fase penyembuhan.

3. Fase penyudahan

Pada fase ini terjadi proses pematangan yang terjadi atas

penyerapan kembali jaringan yang berlebih, pengerutan sesuai dengan

gaya gravitasi, dan akhirnya perupaan kembali jaringan yang baru

terbentuk. Fase ini dapat berlangsung berbulan-bulan dan dinyatakan

berakhir kalau semua tanda radang sudah lenyap. Tubuh berusaha

menormalkan kembali semua yang menjadi abnormal karena proses

penyembuhan. Udema dan sel radang diserap, sel muda menjadi

matang, kapilerbaru menutup dan diserap kembali, kalogen yang

berlebih diserap dan sisanya mengerut sesuai dengan regangan yang

ada.

Tabel 2.4 : Fase penyembuhan luka :

I Fase Proses Gejala dan tanda

Inflamasi Reaksi radang Dolor, rubor, kalor,

tumor, fungsio laesa

II Ploriferasi Regenerasi /

Fibroplasia

Jaringan granulasi /

kalustulang penutupan:

epitel /

endotel / mesotel

III Penyembuhan Pematangan dan

perupaan kembali

Jaringan parut / fibrosis

Page 30: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

38

L. Adaptasi / perubahan

Perubahan fisiologis pada post op sectio caesarea indikasi ketuban

pecah dini menurut Long B.C (1996), meliputi :

1. Pengaruh anestesi pada post op sectio caesarea

Pada jam pertama setelah anestesi merupakan waktu yang potensial

berbahaya bagi ibu karena ada beberapa masalah yangn timbul dan

pengaruh anestesi seperti sumbatan pada jalan nafas diikuti sianosis

dan henti jantung yang disebabkan karena lidah jatuh ke bawah atau ke

belakang menutupi faring, terjadi gangguan eliminasi yang disebabkan

karena adanya penurunan peristaltik usus selama 24 jam, setelah

pembedahan daerah pelvis atau abdomen akan berlangsung beberapa

hari, konstipasi dapat disebabkan karena kurang aktivitas, tidak

adekuatnya intake bahan makanan yang mengandung serat. Pengaruh

anestesi juga dapat menyebabkan kebutuhan nutrisi terganggu.

2. Luka post op sectio caesarea

Luka post op sectio caesarea dapat menimbulkan masalah seperti

nyeri. Rasa nyeri timbul setelah operasi karena terjadi tarikan,

manipulasi jaringan, terputusnya jaringan juga dapat terjadi akibat

stimulus ujung syaraf oleh karena bahan kimia yang dilepas pada saat

operasi atau iskemi jaringan akibat gangguan suplai darah ke salah satu

bagian tubuh sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman dan aktivitas

dapat terganggu. Pada luka juga dapat menyebabkan perdarahan yang

disebabkan karena terputusnya jaringan dan terbuka, sehingga dapat

Page 31: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

39

menimbulkan defisit volume cairan, Hb berkurang, daya tahan tubuh

menurun dan dapat menimbulkan infeksi pada luka post op.

3. Perubahan pada korpus uteri

Pemulihan uterus pada ukuran dan kondisi normal setelah

kelahiran bayi tersebut disebut involusio. Dalam 12 jam setelah

persalinan, fundus uteri berada kira-kira 1 cm di atas umbilicus, 6 hari

post partum ±2 jari di bawah pusat dan uterus tidak teraba setelah 10-

12 hari post partum. Peningkatan kontraksi uteri segera setelah

persalinan yang merupakan respon untuk mengurangi volume intra

uteri.

Pada uteri terdapat pelepasan plasenta sebesar telapak tangan,

tempat pelepasan plasenta belum sempurna sampai 6 minggu post

partum, uterus mengeluarkan cairan melalui vagina yang disebut

lochea. Pada hari pertama dan kedua cairan berwarna merah disebut

lochea rubra, setelah satu minggu lochea berwarna kuning disebut

lochea serosa, dan dua minggu setelah persalinan cairan berwarna

putih disebut lochea alba.

4. Perdarahan pada servik

Bagian atas servik sampai segmen bawah uteri menjadi sedikit

edema, indo servik menjadi lembut, terlihat memar dan terkoyak yang

memungkinkan terjadinya infekasi.

Page 32: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

40

5. Vagina dan perineum

Dinding vagina yang licin secara berangsur-angsur ukuranya akan

kembali normal selam 6 sampai 8 minggu post partum.

6. Payudara

Sekresi dan ekskresi kolostrum berlangsung beberapa hari setelah

persalinan. Pada hari ke tiga dan ke empat post partum payudara

menjadi penuh dan tegang, keras, tetapi setelah proses laktasi dimulai

payudara terasa lebih nyaman, jadi itu perlu adanya sistem rooming in.

7. Sistem kardiovaskuler

Volume darah cenderung menurun akibat perdarahan post op, suhu

badan meningkat dalam 24 jam pertama. Pada 6-8 jam pertama post

partum umunya ditemukan bradikardi. Keadaan pernafasan berubah

akibat dari anestesi.

8. Sistem endokrin

Perubahan yang terjadi pada sistem endokrin selama masa nifas

yaitu : hormone plasenta yang menurun dengan cepat setelah

persalinan. Keadaan hormone plasenta laktogen (HPL ) merupakan

keadaan yang tidak terdeteksi selama 24 jam, keadaan estrogen dalam

plasenta menurun sampai 10% dari nilai ketika hamil dalam waktu 3

jam setelah persalinan. Pada hari ke tujuh keadaan progesteron dalam

plasenta menurun sampai dibawah nilai lutheal pertama. Pada hormone

pituitary keadaan prolaktin pada darah meninggi dengan cepat pada

kehamilan. Pada ibu yang tidak laktasi prolaktin akan turun dan

Page 33: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

41

mencapai keadaan seperti sebelum kehamilan dalam waktu dua

minggu.

9. Sistem integumen

Strial yang diakibatkan karena regangan kulit abdomen mungkin

akan tetap bertahan lama setelah persalinan tetapi akan menghilang.

Bila terdapat kloasma biasanya akan memutih dan kelamaan akan

menghilang.

10. Sistem urinari

Fungsi ginjal akan normal dalam beberaa bulan setelah persalinan,

pada klien yang terpasang kateter kemungkinan akan terjadi infeksi

pada saluran perkemihan.

11. Sistem gastrointestinal

Gangguan nutrisi terjadi 24 jam setelah post partum sebagai akibat

dari pembedahan dengan anestesi general yang mengakibatkan tonus

otot saluran pencernaan akan lebih lama berada dalam saluran makan

akibat pembesaran rahim.

12. Adaptasi psikologis

Adaptasi psikologis dibagi atas :

a. Fase taking in (Fase Dependen)

1) Selama 1 - 2 hari pertama, dependensi sangat dominan pada

ibu dan ibu lebih memfokuskan pada dirinya sendiri.

2) Beberapa hari setelah melahirkan akan menangguhkan

keterlibatannya dalam tanggung jawab sebagai seorang ibu

Page 34: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

42

dania lebih mempercayakan kepada orang lain dan ibu akan

lebihmeningkatkan kebutuhan akan nutrisi dan istirahat.

3) Menunjukkan kegembiraan yang sangat, misalnya

menceritakantentang pengalaman kehamilan, melahirkan dan

rasaketidaknyamanan.

b. Fase taking hold (Fase Independen)

1) Ibu sudah malu menunjukkan perluasan fokus perhatiannya

yaitu dengan memperlihatkan bayinya.

2) Ibu mulai tertarik melakukan pemeliharaan pada bayinya.

3) Ibu mulai terbuka untukmenerima pendidikan kesehatan bagi

diri dan bayinya.

c. Fase letting go (Fase Interdependen)

1) Fase ini merupakan suatu kemajuan menuju peran baru.

2) Ketidaktergantungan dalam merawat diri dan bayinya lebih

meningkat.

3) Mengenal bahwa bayi terpisah dari dirinya.

M. Komplikasi

Menurut (Mochtar, 2002) komplikasi dari ketuban pecah dini yaitu :

Komplikasi yang paling sering yaitu sindrom distress pernapasan

yang terjadi pada 10-40% bayi baru lahir, peningkatan resiko infeksi.

Semua ibu hamil dengan ketuban pecah dini prematur sebaiknya

dievaluasi untuk kemungkinan terjadinya korioamnionitis (radang pada

korion dan amnion), selain itu kejadian prolaps atau keluarnya tali pusat.

Page 35: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

43

Sedangkan komplikasi dari sectio caesarea menurut (Mochtar, 2002)

yaitu :

1. Infeksi puerperal ( nifas )

Infeksi post operasi terjadi apabila sebelum keadaan pembedahan

sudah ada gejala-gejala infeksi intra parfum atau ada faktor-faktor

yang merupakan gejala infeksi.

a. Infeksi bersifat ringan : kenaikan suhu beberapa hari saja.

b. Infeksi bersifat sedang : dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi

disertai dengan dehidrasi dan perut sedikit kembung.

c. Infeksi bersifat berat : dengan peritonitis septis ileus paralitik, hal

ini sering kita jumpai pada partus teriambat, dimana

sebelumnyatelah terjadi infeksi intraportal karena ketuban yang

telah lama.

Penanganannya adalah dengan pemberian cairan elektrolik dan

antibiotik yang adekuat dan tepat.

2. Perdarahan

Rata-rata darah hilang akibat sectio caesaria dua kali lebih banyak

dari pada yang hilang dengan kelahiran melalui vagina. Kira-kira 800

-1000 ml yang disebabkan oleh banyaknya pembuluh darah yang

terputus dan terbaka, atonia uteri dan pelepasan pada plasenta.

3. Emboli pulmonal

Terjadi karena penderita dengan insisi abdomen kurang dapat

mobilisasi di bandingkan dengan melahirkan melaui vagina (normal).

Page 36: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

44

4. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila

reperitonialisasi terlalu tinggi.

5. Kemungkinan ruptur uteri spontan pada kehamilan mendatang.

N. Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan USG (Ultra SonoGrafi)

Untuk menentukan usia kehamilan.

2. Test Nitrazin atau test lakmus

Untuk membantu dalam menentukan jumlah cairan ketuban dan usia

kehamilan, kelainan janin.

3. Test LEA (Leucosyt Ester Ase)

Untuk menentukan ada tidaknya infeksi.

4. Laboratorium darah

Untuk mengetahui lekosit dalam darah.

O. Pengkajian fokus

Menurut Doenges (2001) :

1. Pengkajian dasar data klien

Tinjauan ulang catatan pre natal dan intra operatif dan adanya

indikasi untuk kelahiran caesarea.

2. Sirkulasi

Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800

ml.

Page 37: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

45

3. Integritas ego

Dapar menunjukkan labilitas emosional dan kegembiraan sampai

ketakutan, marah atau menarik diri klien / pasangan dapat memiliki

pertanyaan atau salah terima pesan dalam pengalaman kelahiran

munngkin mengekspresikan ketidak mampuan untuk menghadapi

situasi baru.

4. Eliminasi

Kateter urinarius indwelling tidak terpasang, urine jernih, bau

khasamoniak, bising usus tidak ada, samar/jelas.

5. Makanan / Cairan

Abdomen lunak dengan tidak ada distensi pada awal.

6. Neurosensori

Kerusakan gerakan dan sensasi dibawah tingkat anestesi spinal

Epidural.

7. Nyeri / Ketidaknyamanan

Mungkin mengeluh ketidaknyamanan dan berbagai sumber

misalnya trauma bedah/ insisi, nyeri penyertai, distensi kandung kemih

/ abdomen, efek-efek anestesi, mulut mungkin kering.

8. Pernafasan

Bunyi paru jelas dan vesikuler

Page 38: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

46

9. Keamanan

Balutan abdomen dapat tampak sedikit noda / kering dan utuh.

Jalur parenteral bila digunakan, paten dan insisi bebas eritema, bengkak

dan nyeri tekan

10. Seksualitas

Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilicus aliran lochea

sedang dan bebas, bekuan berlebihan / banyak.

11. Pemeriksaan diagnostik

Jumlah darah lengkap Hb / Ht, mengkaji perubahan dan pra operasi

dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada pembedahan.

12. Urinalisis: kultur urine, darah vagina dan lochea, pemeriksaan

tambahan didasarkan pada kebutuhan individu.

P. Diagnosa keperawatan

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan efek anestesi

(Carpenito, 2000).

2. Gangguan rasa nyaman: Nyeri berhubungan dengan trauma

pembedahan, efek anestesi,efek hormonal, distensi kandung kemih

(Doenges, 2001).

3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan adanya insisi pembedahan

dan nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan

sekunder akibat pembedahan (Doenges, 2001).

Page 39: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

47

4. Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan tubuh

terhadap bakteri sekunder pembedahan (Carpenito, 2006).

5. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan darah

dalam pembedaran(Doenges, 2001).

6. Resiko terjadi konstipasi berhubungan dengan menurunnya aktifitas

(Carpenito,2000).

7. Tidak efektifnya laktasi berhubungan dengan perpisahan dengan bayi

(Carpenito, 2006).

Q. Intervensi dan rasional

Fokus rencana keperawatan untuk diagnosa yang muncul pada

pasien post sectio caesarea indikasi ketuban pecah dini adalah :

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan efek anestesi

(Doenges, 2001).

Tujuan : Mempertahankan kepetanan jalan nafas.

Kriteria Hasil : Bunyi nafas bersih

Intervensi :

a. Awasi frekuensi pernafasan

Rasional : Untuk mengetahui peningkatan RR

b. Catat kemudahan bernafas

Rasional : Menentukan apakah klien memerlukan alat bantu atau

tidak.

c. Tinggikan apek 30-45 derajat

Page 40: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

48

Rasional : Membantu pengaturan nafas agar tidak sesak

d. Dorong batuk efektif dan nafas dalam

Rasional : Mengeluarkan secret.

2. Gangguan rasa nyaman: Nyeri berhubungan dengan trauma

pembedahan, efek anestesi, efek hormonal, distensi kandung kemih

(Doenges, 2001)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri berkurang.

Kriteria Hasil :

a. Klien mengungkapkan berkurangnya nyeri

b. Klien tampak rileks, mampu tidur / istirahat dengan tepat

Intervensi :

a. Tentukan karakteristik dan lokasi ketidaknyaman

Rasional : Membedakan karakteristik khusus dari nyeri, membantu

Membedakan nyeri pasca operasi dan terjadinya

komplikasi (misalnya: ileus, retensi kandung kemihatau

infeksi)

b. Evaluasi tekanan darah (TD) dan nadi

Rasional : Nyeri dapat menyebabkan gelisah serta TD dan nadi

meningkat.

c. Anjurkan penggunaan teknik pernafasan dan relaksasi dan distraksi

Rasional : Merilekskan otot, dan mengalihkan perhatian dan

sensori nyeri.

Page 41: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

49

d. Anjurkan ambulasi dini

Rasional : Menurunkan pembentukan gas dan meningkatkan

peristaltik utuk menghilangkan ketidaknyaman.

e. Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi

Rasional : Meningkatkan kenyamanan.

3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan adanya insisi pembedahan

dan nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan

sekunder akibat pembedahan (Doenges, 2001)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dapat

meningkatkan dan melakukan aktifitas sesuai kemampuan

tanpa disertai nyeri.

Kriteria Hasil : Klien dapat mengidentifikasikan faktor-faktor yang

menurunkan toleransi aktifitas.

Intervensi :

a. Kaji respon klien terhadap aktifitas

Rasional : Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada klien

dalam keluhan kelemahan, keletihan yang berkenaan

dengan aktifitas.

b. Catat tipe anestesi yang diberikan pada saat intra partus pada waktu

klien sadar

Rasional : Pengaruh anestesi dapat mempengaruhi aktifitas klien.

Page 42: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

50

c. Anjurkan klien untuk istirahat

Rasional : Dengan istirahat dapat mempercepat pemulihan tenaga

untuk beraktifitas, klien dapat rileks.

d. Bantu dalam pemenuhan aktifitas sehari-hari sesuai kebutuhan

Rasional : Dapat memberikan rasa tenang dan aman pada klien

karena kebutuhan aktifitas sehari-hari dapat terpenuhi

dengan bantuan keluarga dan perawat.

e. Tingkatkan aktifitas secara bertahap

Rasional : Aktifitas sedikit demi sedikit dapat dilakukan oleh para

klien sesuai yangdiinginkan, meningkatkan proses

penyembuhan dan kemampuan koping emosional.

4. Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan tubuh

terhadap bakterisekunder pembedahan (Carpenito, 2006)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan infeksi tidak terjadi.

Kriteria Hasil :

a. Tidak ada tanda-tanda infeksi (rubor, kalor, dolor, tumor dan

fungsio laesa)

b. Tanda-tanda vital normal terutama suhu (36-370C)

Intervensi :

a. Monitor tanda-tanda vital

Rasional : Suhu yang meningkat, dapat menunjukkan terjadinya

infeksi

Page 43: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

51

b. Kaji luka pada abdomen dan balutan

Rasional : Mengidentifikasi apakah ada tanda-tanda infeksi adanya

pus.

c. Menjaga kebersihan sekitar luka dan lingkungan klien, rawat luka

dengan teknik aseptik.

Rasional : Mencegah kontaminasi silang / penyebaran organisme

infeksius.

d. Catat / pantau kadar Hb dan Ht

Rasional : Resiko infeksi post partum dan penyembuhan buruk

meningkat bila kadar Hb rendah dan kehilangan darah

berlebihan.

e. Kolaborasi pemberian antibiotik

Rasional : Antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi.

5. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan darah

Dalam pembedahan (Doenges, 2001).

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan defisit volume cairan

dapat diminimalkan

Kriteria Hasil : Membran mukosa lembab, kulit tidak kering, Hb: 12 gr

Intervensi :

a. Ukur dan catat pemasukan dan pengeluaran

Rasional : Dokumentasi yang akurat akan membantu dalam

mengidentifikasikan pengeluaran cairan / kebutuhan

pengganti dan menunjang intervensi.

Page 44: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

52

b. Berikan bantuan pengukuran berkemih sesuai kebutuhan, misal:

privasi, posisi duduk, air yang mengalir dalam bak, mengalirkan air

hangat di atas perineum.

Rasional : Meningkatkan, relaksasi, otot perineal dan memudahkan

upaya pengosongan.

c. Catat munculnya mual / muntah

Rasional : Masa Post Op, semakin lama durasi anestesi semakin

besar resiko untuk mual. Mual yang lebih dari 3 hari Post

Op mungkin dihubungkan untuk mengontrol rasa sakit

atau terapi obat lain.

d. Periksa pembalut, banyaknya perdarahan

Rasional : Perdarahan yang berlebihan dapat mengacu kepada

hemoragi.

e. Kolaborasi pemberian cairan sesuai program

Rasional : Mengganti cairan yang telah hilang.

6. Tidak efektifnya laktasi berhubungan dengan perpisaahan dengan Bayi

(Carpenito,2000)

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan laktasi efektif

Kreteria Hasil: klien dapat membuat suatu keputusan dank lien dapat

Mengidentifikasi aktivitas yang menentukan atau

meningkatkan menyusui yang berhasil.

Intervensi :

a. Kaji isapan bayi, jika ada lecet pada putting

Page 45: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

53

Rasional: menentukan kermampuan untuk memberikan perawatan

yang tepat.

b. Anjurkan klien breast care dan menyusui yang efektif

Rasional : mempelancar laktasi

c. Anjurkan klien memberikan asi esklusif

Rasional : Asi dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi bayi sehingga

pertumbuhan optimal

d. Berikan informasi untuk rawat gabung

Rasional : menjaga meminimalkan tidak efektifnya laktasi

e. Anjurkan bagaimana cara memeras, menyimpan, dan mengirim atau

memberikan Asi dengan aman

Rasional: Menjaga agar Asi tetap bisa digunakan dan tetap hygienis

bagi bayi.

7. Resiko terjadi konstipasi berhubungan dengan menurunnya aktifitas

(Doenges, 2001).

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi gangguan

eliminasi : Konstipasi.

Kriteria Hasil : Klien mendapatkan kembali pola fungsi usus yang

normal.

Intervensi :

a. Auskultasi terhadap adanya bising pada keempat kuadran

Rasional : Menentukan kesiapan terhadap pemberian makan per oral.

b. Palpasi abdomen, perhatikan distensi atau ketidaknyamanan

Page 46: BAB II 1. adalah adalah suatu cara melahirkan janin dengan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-retnowulan... · Panjang labia minora sekitar 3 cm. Jaringan ikatnya

54

Rasional : Menandakan pembentukan gas dan akumulasi atau

kemungkinan ileusparalitik.

c. Anjurkan cairan oral adekuat (6-8 gelas / hari), peningkatan diet

makanan serat.

Rasional : Cairan dan makanan serat (buah-buahan dan sayuran)

dapat Merangsang eliminasi dan mencegah konstipasi.

d. Anjurkan latihan kaki dan pengencangan abdominal, tingkatkan

ambulasi dini.

Rasional : Latihan kaki mengencangkan otot-otot abdomen dan

memperbaiki motilitas abdomen.

e. Kolaborasi pemberian pelunak feses

Rasional : Melunakkan feses, merangsang peristaltik, dan membantu

mengembalikan fungsi usus.