Bab i, V, Daftar Pustaka

54
BANTUAN HUKUM GOLONGAN TIDAK MAMPU DALAM PERKARA HUKUM KELUARGA DI PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA TAHUN 2011-2012 SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM HUKUM ISLAM OLEH: M. SHAIFUL UMAM 09350107 PEMBIMBING: Hj. FATMA AMILIA, S.Ag.,M.Si AL-AHWAL ASY-SYAKHSIYYAH FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2013

description

daftar pusaka

Transcript of Bab i, V, Daftar Pustaka

Page 1: Bab i, V, Daftar Pustaka

BANTUAN HUKUM GOLONGAN TIDAK MAMPU DALAM PERKARA HUKUM KELUARGA DI PENGADILAN AGAMA

YOGYAKARTA TAHUN 2011-2012

SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT GUNA MEMPEROLEH GELAR

SARJANA STRATA SATU DALAM HUKUM ISLAM

OLEH: M. SHAIFUL UMAM

09350107

PEMBIMBING: Hj. FATMA AMILIA, S.Ag.,M.Si

AL-AHWAL ASY-SYAKHSIYYAH FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2013

Page 2: Bab i, V, Daftar Pustaka

ii

 

ABSTRAK Posbakum adalah ruang yang disediakan oleh dan pada Pengadilan Agama

Yogyakarta bagi pemberi bantuan hukum dalam memberikan layanan bantuan hukum kepada pemohon bantuan hukum dalam hal pemberian advis atau konsultasi hukum, bantuan pembuatan surat gugatan/permohonan di Pengadilan Agama Yogyakarta. Landasan yuridis diawali melalui Undang-undang No. 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman kemudian terbit Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) No. 10 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum dan kedepannya diharapkan mengalami perbaikan baik dalam proses maupun pelaksanaannya dengan Undang-undang No. 11 Tahun 2011 Tentang Bantuan Hukum

Peradilan agama sebagai salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman telah melaksanakan Posbakum didalam proses peradilan. Secara teoretis, penyelesaian sengketa yang dibantu Posbakum di pengadilan agama membawa sejumlah keuntungan, diantaranya perkara dapat diselesaikan dengan cepat dan biaya ringan sehingga waktu akan lebih efektif dan golongan tidak mampu pun dapat berperkara di pengadilan

Penelitian ini ingin menjelaskan bagaimana pelaksanaan program Bantuan Hukum yang diberikan oleh Pengadilan Agama Yogyakarta kepada pencari keadilan golongan tidak mampu, dan bagaimana pula faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam praktik pelaksanaannya

Untuk menjawab permasalahan-permasalah tersebut, dilakukan penelitian lapangan (field research) dengan sifat penelitian kualitatif yang berpola normatif yuridis, yaitu penelitian yang menekankan pada data sekunder, mencakup keseluruhan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan bantuan hukum. Berdasarkan objek penelitian tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan mengkaji mekanisme perangkat pengaturan bantuan hukum menurut peraturan perundang-undangan yang ada (statute approach), dan menguji bagaimana prospek Posbakum di lingkungan peradilan agama sebagai bantuan hukum bagi golongan tidak mampu di masa depan. Sebagai analisa data, penulis menggunakan analisis normatif, yuridis dan SWOT analysis

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Posbakum di Pengadilan Agama Yogyakarta sangat membantu pencari keadilan golongan tidak mampu untuk berperkara. Namun, dalam proses pelaksanaannya terkadang menemukan kendala dikarenakan latar belakang petugas Posbakum yang Sarjana Hukum, dan melihat Kewenangan dari Pengadilan Agama Yogyakarta yang lebih banyak menangani masalah hukum Islam. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan masukan terhadap ilmu pengetahuan di bidang hukum pada umumnya dan bidang pemberian bantuan hukum pada khususnya. Kata Kunci: Posbakum, Bantuan hukum, Pengadilan

Page 3: Bab i, V, Daftar Pustaka
Page 4: Bab i, V, Daftar Pustaka
Page 5: Bab i, V, Daftar Pustaka
Page 6: Bab i, V, Daftar Pustaka

vi  

MOTTO

قفنفلي قهرز هليع رقد نمو هتعس نم ةعذو س قفنيل

مما آتاه الله ال يكلف الله نفسا إال ما آتاها سيجعل

الله بعد عسر يسرا

Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah

menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan

rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang

diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan

beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang

Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan

memberikan kelapangan sesudah kesempitan.

 

Page 7: Bab i, V, Daftar Pustaka

 

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya kecil ini kupersembahkan untuk

Orang Tuaku tercinta

Bapak M. Dimyathi Abdullah

& Ibunda Umi Lailah

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Fakultas Syariah dan Hukum

Jurusan al-Ahwal asy-Syakhsiyyah

Dan untuk seluruh keluarga besar ku serta orang-orang yang selalu mencintai dan

menyayangiku

Page 8: Bab i, V, Daftar Pustaka

viii

 

KATA PENGANTAR

بسم اهللا الرمحن الرحيموأشهد أن حممدا ,احلمد هللا رب العا ملني، أشهد أن ال إله إال اهللا وحده ال شريك له

.صل وسلم على حممد وعلى أله وأصحابه أمجعني، أما بعد عبده ورسوله، اللهم

Al-hamdulillah segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah

menganugerahkan nikmat Iman dan Islam sehingga memberikan sinar cahaya

yang terhias hidayah serta taufiq-Nya yang mengantarkan penulis ke puncak

perjalanan panjang “ritual akademik”. Shalawat dan salam semoga senantiasa

tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa manusia

dari zaman kebodohan menjadi zaman penuh ilmu pengetahuan. Semoga

kesejahteraan senantiasa keluarga dan sahabat Nabi beserta seluruh umat Islam.

Dengan tetap mengharapkan pertolongan, karunia dan hidayahNya,

Alhamdulillah penulis telah menyelesaikan penulisan skripsi ini untuk melengkapi

salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Fakultas Syari’ah dan Hukum

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dengan judul: Bantuan Hukum Golongan Tidak

Mampu dalam Perkara Hukum Keluarga di Pengadilan Agama Yogyakarta Tahun

2011-2012. Penulis menyadari, bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, namun

berkat Rahmat dan Inayah dari Allah SWT. Serta bantuan dari berbagai pihak,

akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Karena itu, dengan seutas do’a dan untaian

rasa syukur, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada:

Page 9: Bab i, V, Daftar Pustaka

ix

 

1) Allah SWT. yang telah memberikan nikmat yang tiada terhingga, rahmat

hidayah dan kemudahanNya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

2) Bapak Prof. Dr. H. Musa As’ari, selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

3) Bapak Noorhaidi, M.A., M. Phil., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syari’ah

dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

4) Bapak Dr. Samsul Hadi, S.Ag., M.Ag. selaku ketua jurusan Al-Ahwal Asy-

Syakhsiyyah

5) Bapak Malik Ibrahim, M.Ag. selaku penasehat akademik yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan nasehat serta saran kepada saya.

6) Ibu Hj. Fatma Amilia M. Si selaku pembimbing yang dengan ikhlas dan

sabar telah mencurahkan waktu dan perhatiannya untuk membimbing dan

mengarahkan serta memberikan saran dalam penyusunan skripsi ini.

7) Seluruh dewan pengajar Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan

Kalijaga, tak terkecuali untuk seluruh dewan pengajar al-Ahwal Asy-

Syakhsiyyah yang telah memberikan ilmu kepada penulis, beserta segenap

karyawan dan staf TU di lingkungan Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta.

8) Terima kasih untuk semua pihak Pengadilan Agama Yogyakarta, kepada

Ibu Syamsiyyah selaku hakim pembimbing dan untuk semua staf dan

pegawai Pengadilan Agama Yogyakarta yang telah membantu,

Page 10: Bab i, V, Daftar Pustaka

x

 

membimbing dan mengarahkan dalam pencarian data, karena tanpa adanya

bimbingan dan arahan maka penelitian ini tidak bisa telaksana dengan baik.

9) Orang tua saya M. Dimyathi Abdullah dan Umi Lailah, terima kasih atas

kucuran keringat, dan doa-doa yang engkau panjatkan untuk kesuksesan

atas cita-cita anak-anakmu.

10) Terima kasih kepada semua saudara-saudara saya 1). Nur Faizah

SH.I.,MA.,MH.I, 2). Tasyriq Hifzhillah S.Fil.i, 3). M. Fahruddin S.Pd.i

4).Ahmad Ali Afandi S.Th.i 5). M. Kholis al-Farichi 6). Wildan ash-

Shiddiqi yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam pembuatan

skripsi ini.

11) Semua pihak yang telah memberi bantuan kepada penulis demi lancarnya

proses studi, baik materi maupun motivasi, diucapkan banyak terimakasih.

Pada akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak

kelemahan dan kekurangan, karena itu kritik serta saran yang membangun sangat

penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi

seluruh orang di dunia. Amin

Yogyakarta, 17 Rabiul Awal 1434 H

29 Januari 2013

Penulis

M. Shaiful Umam

NIM. 09350107

Page 11: Bab i, V, Daftar Pustaka

xi  

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi kata-kata arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini

berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan

0543b/U/1987.

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab

Nama

Huruf Latin

Keterangan

ا

ب

ت

ث

ج

ح

خ

د

ذ

ر

ز

س

ش

ص

ض

Alif

Ba’

Ta’

sa’

Jim

ha’

Kha’

Dal

zal

Ra’

Zai

Sin

Syin

sad

dad

Tidak dilambangkan

b

t

s

j

h

kh

d

z

r

z

s

sy

s

d

Tidak dilambangkan

be

te

es (dengan titik di atas)

je

ha (dengan titik di bawah)

ka dan ha

de

zet (dengan titik di atas)

er

zet

es

es dan ye

es (dengan titik di bawah)

de (dengan titik di bawah)

Page 12: Bab i, V, Daftar Pustaka

xii  

ط

ظ

ع

غ

ف

ق

ك

ل

م

ن

و

هـ

ء

ي

ta’

za’

‘ain

gain

fa

qaf

kaf

lam

mim

nun

wawu

ha’

hamzah

ya

t

z

g

f

q

k

l

m

n

w

h

`

Y

te (dengan titik di bawah)

zet (dengan titik di bawah)

koma terbalik di atas

ge

ef

qi

ka

el

em

en

w

ha

apostrof

Ye

B. Konsonan Rangkap karena Syaddah Ditulis Rangkap

مـتعددة

عدة

ditulis

ditulis

Muta‘addidah

‘iddah

C. Ta’ marbutah

Semua ta’ marbutah ditulis dengan h, baik berada pada akhir kata tunggal

ataupun berada di tengah penggabungan kata (kata yang diikuti oleh kata sandang

“al”). Ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata Arab yang sudah terserap

dalam bahasa indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya kecuali dikehendaki

kata aslinya.

Page 13: Bab i, V, Daftar Pustaka

xiii  

حكمة

علـة األولياء آرامة

ditulis

ditulis

ditulis

hikmah

‘illah

karamah al-auliya’

D. Vokal Pendek dan Penerapannya

-------

-------

-------

Fathah

Kasrah

Dammah

ditulis

ditulis

ditulis

a

i

u

فعل ذآر

يذهب

Fathah

Kasrah

Dammah

ditulis

ditulis

ditulis

fa‘ala

zukira

yazhabu

E. Vokal Panjang

1. fathah + alif

جاهلـية

2. fathah + ya’ mati

تـنسى

3. Kasrah + ya’ mati

آريـم

4. D{ammah + wawu mati

فروض

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

a

jahiliyyah

a

tansa

i

karim

u

furud

Page 14: Bab i, V, Daftar Pustaka

xiv  

F. Vokal Rangkap

1. fathah + ya’ mati

بـينكم

2. fathah + wawu mati

قول

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ai

bainakum

au

qaul

G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan

Apostrof

نـتم أ أ

اعدت شكرتـم لئن

ditulis

ditulis

ditulis

a’antum

u‘iddat

la’in syakartum

H. Kata Sandang Alif + Lam

1. Bila diikuti huruf Qamariyyah maka ditulis dengan menggunakan huruf

awal “al”

القرأن

القياس

ditulis

ditulis

al-Qur’an

al-Qiyas

2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis sesuai dengan huruf pertama

Syamsiyyah tersebut

السماء

الشمس

ditulis

ditulis

as-Sama’

asy-Syams

I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat

Ditulis menurut penulisannya

الفروض ذوى

ditulis zawi al-furud

Page 15: Bab i, V, Daftar Pustaka

xv  

ditulis ahl as-sunnah السـنة أهل

 

Page 16: Bab i, V, Daftar Pustaka

xvi  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

ABSTRAK ............................................................................................................ ii

SURAT PERNYATAAN ................................................................................... iii

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI .................................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. v

MOTTO ............................................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN .............................................. xi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. . Pokok Masalah ............................................................................. 7

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................. 8

D. Telaah Pustaka .............................................................................. 9

E. Kerangka Teori ........................................................................... 12

F. . Metode Penelitian ...................................................................... 16

G. Sistematika Pembahasan ............................................................. 20

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI BANTUAN HUKUM DAN

Page 17: Bab i, V, Daftar Pustaka

xvii  

DASAR HUKUM PEMBERLAKUANNYA ................................ 22

A. Pengertian Bantuan Hukum ........................................................ 22

B. Bantuan Hukum dalam Lintasan Sejarah ................................... 24

1. Sejarah Bantuan Hukum ....................................................... 24

2. Sejarah Bantuan Hukum pada Awal Abad XX .................... 26

3. Sejarah Bantuan Hukum di Indonesia .................................. 28

4. Jenis Bantuan Hukum Di Indonesia ..................................... 33

C. Bantuan Hukum Menurut Islam ................................................. 35

1. . Perkembangan Teori-Teori Bantuan Hukum ........................ 35

2. Bantuan Hukum dan Penegakan Hukum Islam ..................... 42

3. Prinsip-prinsip dan Asas-asas Bantuan Hukum dalam

Hukum Islam ......................................................................... 49

D. Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Bantuan Hukum .............. 58

E. Dasar Hukum Pemberlakuan Bantuan Hukum di Pengadilan

Agama .......................................................................................... 59

BAB III PELAKSANAAN BANTUAN HUKUM DALAM MENYELESAIKAN PERKARA DI PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA TAHUN 2011-2012 ........................................... 61

A. Gambaran Umum Pengadilan Agama (PA) Yogyakarta ........... 61

B. Gambaran Umum Posbakum Pengadilan Agama (PA)

Yogyakarta ................................................................................. 67

C. Perkara-perkara yang ditangani Posbakum ................................ 72

D. Pemberian Bantuan hukum (Posbakum) Pada Golongan

Page 18: Bab i, V, Daftar Pustaka

xviii  

Tidak Mampu ............................................................................. 74

E. Faktor-faktor yang Menjadi Kendala dalam Pemberian

Bantuan Hukum Tahun 2011-2012 ............................................ 75

BAB IV ANALISIS HUKUM PENYELESAIAN PERKARA MELALUI BANTUAN HUKUM (POSBAKUM) DI LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA ................................................................. 78

A. Analisis Pelaksanaan Bantuan Hukum (Posbakum) di

Lingkungan Pengadilan Agama Yogyakarta ............................. 78

B. Analisis SWOT Penerapan Bantuan Hukum (Posbakum)

di Lingkungan Peradilan Agama Yogyakarta ............................ 83

1. Kekuatan (Strength) Posbakum di Pengadilan

Agama .................................................................................. 83

2. Kelemahan (Weakness) Posbakum di Pengadilan

Agama .................................................................................. 84

3. Peluang (Opportunities) Posbakum di Pengadilan

Agama .................................................................................. 84

4. Hambatan (Threats) Posbakum di Pengadilan

Agama .................................................................................. 84

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 86

A. Kesimpulan ................................................................................ 86

B. Saran-saran ................................................................................. 86

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 89

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 93

1. Terjemahan Arab ....................................................................... 93

Page 19: Bab i, V, Daftar Pustaka

xix  

2. Daftar Pedoman Wawancara ..................................................... 97

3. Surat Bukti Wawancara ............................................................ 98

4. Curriculum Vitae ..................................................................... 102

Page 20: Bab i, V, Daftar Pustaka

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan kodratnya, manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha

Pengasih untuk hidup bersama dengan manusia lainnya (bermasyarakat) untuk

berinteraksi. Dalam hidup bermasyarakat ini mereka saling menjalin hubungan,

yang apabila diteliti jumlah dan sifatnya, tidak terhingga banyaknya. Di dalam

kehidupan bermasyarakat tiap-tiap individu atau orang mempunyai kepentingan

yang berbeda antara yang satu dengan lainnya. Adakalanya kepentingan mereka

itu saling bertentangan, hal mana dapat menimbulkan suatu sengketa. Untuk

menghindarkan gejala tersebut, mereka mencari jalan untuk mengadakan tata

tertib, yaitu dengan membuat ketentuan atau kaidah hukum, yang harus ditaati

oleh setiap anggota masyarakat, agar dapat mempertahankan hidup

bermasyarakat.

Dalam kaidah hukum yang ditentukan itu, setiap orang diharuskan untuk

bertingkah laku sedemikian rupa, sehingga kepentingan anggota masyarakat

lainnya akan terjaga dan dilindungi, dan apabila kaidah hukum tersebut dilanggar,

maka kepada yang bersangkutan akan dikenakan sanksi atau hukuman. Perlu

ditegaskan, bahwa yang dimaksud dengan kepentingan adalah hak-hak dan

kewajiban-kewajiban perdata, yang diatur dalam hukum perdata materiil. Sebagai

lawan hukum perdata materiil adalah hukum perdata formil.

Page 21: Bab i, V, Daftar Pustaka

2

 

 

 

Hukum acara perdata juga disebut hukum perdata formil, yaitu kesemuanya

kaidah hukum yang menentukan dan mengatur cara bagaimana melaksanakan

hak-hak dan kewajiban-kewajiban perdata sebagaimana yang diatur dalam hukum

perdata materiil.1

Proses pertumbuhan dan berkembangnya hukum nasional pasca kemerdekaan

(hingga kini) ditandai dengan tidak hanya tumbuh kembangnya pranata-pranata

hukum serta semakin canggihnya pengaturan pelbagai bidang sosial oleh hukum,

akan tetapi juga terlihat pada tingkatan lain yaitu yang berwujud pada perubahan

yang paradigmatik yang di dalamnya mengandung dimensi-dimensi yang

ideologik.2 Sejalan dengan berkembangnya hukum, kegiatan bantuan hukum

khususnya bagi masyarakat miskin dan buta hukum yang tampak semakin meluas

dan memasyarakat, suatu pandangan kritis terhadap konsep-konsep bantuan

hukum yang kini dikembangkan di Indonesia banyak dikemukakan oleh kalangan

hukum. Baik teoritis maupun praktisi, maupun kalangan ilmuwan sosial.

Berbicara mengenai bantuan hukum sebenarnya tidak terlepas dari fenomena

hukum itu sendiri. Seperti telah diketahui bahwa keberadaan (program) bantuan

hukum adalah salah satu cara untuk meratakan jalan menuju kepada pemerataan

keadilan yang penting artinya bagi pembangunan hukum (khususnya) di

Indonesia.3

                                                            1 Retnowulan Sutantio, Iskandar Oeripkartawinata, Hukum Acara Peradat dalam Teori dan

Praktik, Cet.Ke-11,(Bandung: Mandar Maju, 2009), hlm. 1-2.

2 Bambang Sunggono dan Aries Hariyanto, Bantuan Hukum dan HAM, Cet. ke-3, (Bandung: CV. Mandar Maju, 2009), hlm. 1

3 Ibid., hlm. 20.

Page 22: Bab i, V, Daftar Pustaka

3

 

 

 

Walau sejarah pemberian bantuan hukum sudah ada dalam sistem Romawi

kuno, itu sebagai bagian dari sistem patronase politik,4 namun baru setelah

revolusi Prancis pemberian bantuan hukum menjadi bagian dari proses hukum

walau pengertian bantuan hukum disini adalah warga masyarakat yang harus

tampil sendiri mempertahankan hak-haknya.5 Pemberian Bantuan Hukum dalam

bentuk hak untuk didampingi oleh penasehat hukum dalam proses hukum, baru

muncul pada abad ke-20.6

Di Indonesia bantuan hukum sebagai suatu legal institution (lembaga hukum)

semula tidak dikenal dalam hukum tradisional, dia baru dikenal di Indonesia sejak

masuknya atau berlakunya sistem hukum barat di Indonesia.7 Perkembangan

bantuan hukum di Indonesia mulai memasuki babak baru ketika di era tahun 70-

an. Babak baru tersebut dimulai ketika berdirinya Lembaga Bantuan Hukum

Jakarta yang didirikan oleh Adnan Buyung Nasution dkk. Selain karena

mengusung konsep baru dalam pelaksanaan program bantuan hukum di Indonesia,

LBH Jakarta juga dianggap sebagai cikal bakal bantuan hukum yang terlembaga

yang dikatakan paling berhasil pada masa itu. Hingga tak pelak pendirian lembaga

                                                            4 Menurut Vicent Lemieux, Teori Patronase Politik adalah teori yang mengatakan bahwa

patronase adalah suatu dipensasi dari suatu keberhasilan, seperti pekerjaan kantor, kontrak-kontrak, pembagian-pembagian atau hal-hal lain yang mempunyai berharga yang berasal dari seorang patron (seseorang yang mengontrol dispensasi) kepada rekannya. Sebagai gantinya, rekanan tersebut akan memberikan suatu penghargaan yang sama atau senilai, seperti memilih partai Patron atau menyumbang sejumlah uang ataupun sejumlah pekerja untuk diperkerjakan dalam kampanye pemilihan umum. Hubungan antara Patron dengan rekanannya mempunyai tipikal tidak seimbang dan selektif.

5 Soerjono Soekanto, Heri Tjandrasari dan Tien Handayani, Bantuan Hukum Suatu Tinjauan

Sosio Yuridis, Cet. ke-1, (Jakarta: Ghalia Indo, 1983), hlm. 11-12

6 Ibid., hlm. 12.

7 Bambang Sunggono dan Aries Hariyanto, Bantuan Hukum dan HAM, hlm. 11.

Page 23: Bab i, V, Daftar Pustaka

4

 

 

 

bantuan hukum ini kemudian mendorong tumbuhnya berbagai macam bentuk

organisasi dan wadah bantuan hukum di Indonesia8

Dalam kurun waktu tersebut hingga sekarang, banyak hal yang menunjukkan

bahwa pemberian bantuan hukum bagi masyarakat tidak mampu sangat

diperlukan, dan diharapkan adanya peningkatan atau intensitas pelaksanaan

bantuan hukum dari tahun ke tahun. Arah kebijakan dari program bantuan hukum

itu sendiri yakni bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam bidang

hukum dan menjamin hak-hak masyarakat kurang mampu atau buta hukum agar

mereka memperoleh kedudukan yang sama di mata hukum.

Masyarakat miskin menghadapi hambatan utama dalam masalah keuangan

untuk mengakses Pengadilan Agama yang berkaitan dengan biaya perkara dan

biaya transportasi untuk datang ke pengadilan. Tetapi oleh Mahkamah Agung

diberikan kemudahan yakni dengan menyelenggarakan sidang keliling dan

pembebasan biaya perkara dengan proses prodeo.

Prodeo dan Sidang Keliling sudah mulai berjalan hampir di seluruh

Pengadilan Agama di Indonesia. Namun demikian, bantuan hukum bagi

masyarakat kurang mampu tidak hanya sebatas pada pemberian kedua fasilitas

tersebut. Masyarakat miskin biasanya identik dengan tingkat pendidikan rendah

yang berimplikasi pada minimnya pengetahuan mereka terhadap masalah hukum

ketika harus membawa perkaranya ke pengadilan.

Masyarakat yang tidak mampu dan awam hukum dalam mengajukan

perkaranya ke pengadilan sering kali dihadapkan pada aturan dan bahasa hukum

                                                            8 Daniel S. Lev, Hukum dan Politik di Indonesia atau Kesinambungan dan Perubahan, alih

bahasa Nirwono dan AE Priyono (Jakarta: LP3ES, 1990), hlm. 495

Page 24: Bab i, V, Daftar Pustaka

5

 

 

 

yang kadang terkesan kaku dan prosedural. Baik dalam tahapan litigasi maupun

non litigasi semuanya harus dilakukan sesuai dengan aturan hukum itu sendiri

atau jika tidak permohonan atau gugatan yang diajukan akan ditolak pengadilan

padahal bisa jadi hanya karena tidak memenuhi aspek prosedural hukum.

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 D (1) menyatakan dengan tegas bahwa

setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum

yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. Jaminan negara ini

kemudian dijabarkan dalam berbagai Undang-Undang dan peraturan yang

berkaitan dengan akses masyarakat terhadap hukum dan keadilan.

Pasal 56 UU No. 48/2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman dan dan pasal 60B

UU No. 50/2009 Tentang Perubahan Kedua Atas UU No. 7/1989 Tentang

Peradilan Agama menyebutkan bahwa setiap orang yang tersangkut perkara

berhak memperoleh bantuan hukum dan negara menanggung biaya perkara bagi

pencari keadilan yang tidak mampu. Pasal 57 UU No. 48/2009 dan Pasal 60 (c)

UU No. 50/2009 juga mengatur bahwa di setiap Pengadilan dibentuk Pos Bantuan

Hukum untuk pencari keadilan yang tidak mampu dalam memperoleh bantuan

hukum. Dalam ayat berikutnya disebutkan bahwa bantuan hukum tersebut

diberikan secara cuma-cuma pada semua tingkat peradilan sampai putusan

terhadap perkara tersebut telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Dalam konteks inilah pedoman pemberian bantuan hukum khususnya dalam

pembuatan surat gugatan/permohonan dan perkara jinayat, perkara prodeo serta

sidang keliling diperlukan sebagai bentuk pelaksanaan amanat Undang-Undang

Page 25: Bab i, V, Daftar Pustaka

6

 

 

 

dan rujukan dalam menjamin optimalisasi akses masyarakat miskin dan

termarjinalkan terhadap Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iyah.9

Posbakum termasuk organisasi bantuan hukum yang resmi di Pengadilan

Agama berdasarkan SEMA No. 10 Tahun 2010. Pos Bantuan Hukum adalah

ruang yang disediakan oleh dan pada setiap Pengadilan Agama bagi pemberi

bantuan hukum dalam memberikan layanan bantuan hukum kepada pemohon

bantuan hukum dalam hal pemberian advis atau konsultasi hukum, bantuan

pembuatan surat gugatan/permohonan.

Pelaksanaan Pos Bantuan Hukum (Posbakum) belum dapat diterapkan di

seluruh Pengadilan Agama. Hal ini disebabkan belum tersedianya dana yang

memadai. Untuk langkah awal, Posbakum telah dilaksanakan secara serentak

sejak tanggal 1 Maret 2011 di 46 Pengadilan Agama di seluruh Indonesia. Ini

dapat dikatakan sebagai pilot projek yang nanti diharapkan seluruh Pengadilan

Agama di Indonesia juga telah dapat mengimplementasikan Posbakum tersebut.

Pengadilan Agama tersebut merupakan Pengadilan Agama di Ibu Kota Propinsi

dan beberapa Pengadilan Agama yang banyak perkaranya.10

Pengadilan Agama Yogyakarta adalah salah satu pengadilan di Daerah

Istimewa Yogyakarta yang dijadikan sebagai pilot projek Pos Bantuan Hukum,

dalam mengimplementasikannya. Disini Pengadilan Agama Yogyakarta

bekerjasama dengan lembaga Bantuan Hukum yang ada di Yogyakarta yakni

Rifka Annisa. Rifka Annisa sendiri adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat                                                             

9BAB I Lampiran B Pedoman Pemberian Bantuan Hukum Di Lingkungan Peradilan Agama

10 Wahyu Widiana Mediasi dan Bantuan Hukum di Lingkungan peradilan Agama, Agenda dan Problematika. Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia, (Sabtu, 21 Januari 2012).

Page 26: Bab i, V, Daftar Pustaka

7

 

 

 

yang bergerak/bekerja dalam bidang pemberdayaan perempuan dan penghapusan

tindak kekerasan terhadap perempuan, lembaga ini berdiri sejak tahun 1993

sehingga dalam membela orang-orang yang tidak mampu dalam masalah hukum

lembaga ini bisa memahami apa yang harus dilakukan ketika beracara di

Pengadilan Agama, sehingga Pengadilan Agama Yogyakarta bekerjasama dengan

lembaga tersebut dan dimaksudkan agar para pencari keadilan bisa memperoleh

keadilan lewat Bantuan Hukum tersebut.

Berdasarkan gambaran di atas, Penulis tertarik membahas seberapa besar

implementasi dari Pemberian bantuan hukum, peran bantuan hukum di Pengadilan

Agama Yogyakarta dan pelaksanaannya, dilihat sesuai dengan ketentuan undang-

undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan

Kehakiman. Itulah yang melatarbelakangi penulis untuk mengkaji skripsi dengan

judul Bantuan Hukum Golongan Tidak Mampu dalam Perkara Hukum Keluarga

di Pengadilan Agama Yogyakarta Tahun 2011-2012.

B. Pokok Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka pokok masalah

yang diteliti dalam penyusunan Skripsi ini dirumuskan dalam pertanyaan-

pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan program Bantuan Hukum yang diberikan oleh

Pengadilan Agama Yogyakarta kepada pencari keadilan golongan tidak

mampu?

Page 27: Bab i, V, Daftar Pustaka

8

 

 

 

2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam

praktik pelaksanaannya?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan di

atas, maka tujuan yang akan dicapai dan sumbangan baru yang diharapkan dari

penelitian ini bagi perkembangan ilmu hukum adalah:

a. Menjelaskan pelaksanaan program Bantuan Hukum yang diberikan oleh

Pengadilan Agama Yogyakarta kepada pencari keadilan golongan tidak

mampu

b. untuk menggambarkan faktor-faktor yang menjadi pendukung dan

penghambat praktik pelaksanaan Bantuan Hukum

2. Kegunaan

Sejalan dengan tujuan penelitian yang dikemukakan di atas, hasil penelitian ini

diharapkan dapat memberi kegunaan diantaranya:

a. Dapat memberikan sumbangan terhadap ilmu pengetahuan di bidang

hukum pada umumnya dan bidang pemberian bantuan hukum pada

khususnya.

b. dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan penulis dalam

bidang Ilmu Hukum/ Hukum Islam sebagai bekal untuk terjun ke

dalam masyarakat nantinya dan dapat memberikan suatu data/

Page 28: Bab i, V, Daftar Pustaka

9

 

 

 

informasi bagi penelitian berikutnya sekaligus menambah khazanah

keilmuan.

D. Telaah Pustaka

Hingga kini masalah Bantuan Hukum telah dibahas secara luas oleh banyak

akademisi dan praktisi hukum dalam berbagai artikel, makalah, penelitian, dan

buku-buku. Namun, dalam pengamatan penulis terhadap penelitian dan kajian

terdahulu (prior research), pembahasan secara utuh dan spesifik tentang bantuan

hukum golongan tidak mampu dalam perkara hukum keluarga dan meninjau

secara kritis faktor-faktor yang mempengaruhi implementasinya di lingkungan

peradilan agama, belum pernah ada. Kalaupun ada, pembahasan tersebut tidak

dibahas secara mandiri dan mendalam. Melainkan dalam konteks sebagai sub-bab

dari buku, skripsi, tesis, dan disertasi, atau sebagai pengantar untuk masuk ke

pemahaman bantuan hukum itu sendiri. Penelitian ini berusaha mengisi

kekosongan tersebut. Namun demikian, ada beberapa karya penelitian terdahulu

yang sekiranya relevan untuk ditinjau secara kritis, yang berupa skripsi, tesis dan

disertasi, mengingat ada perbedaan antara buku teks dan hasil kajian ilmiah dalam

bentuk penelitian.

Sepanjang penelusuran terbatas yang dilakukan oleh penulis sebelum

melakukan penelitian ini, ditemukan beberapa penelitian yang dilakukan oleh

akademisi dalam bentuk skripsi, tesis dan disertasi maupun penelitian bersama

(tim). Beberapa penelitian yang telah dilakukan tersebut, baik yang ada kaitannya

secara langsung maupun tidak langsung, memiliki objek kajian yang hampir sama,

Page 29: Bab i, V, Daftar Pustaka

10

 

 

 

serta beberapa kajian yang relatif jauh kaitannya tetapi masih dalam bidang koor

keilmuan yang sama, di antaranya sebagai berikut:

Buku yang berkaitan dengan bantuan hukum yaitu buku yang dipublikasikan

oleh YLBHI dan YOI berjudul Panduan Bantuan Hukum di Indonesia: Pedoman

Anda Memahami dan Menyelesaikan Masalah Hukum11 membahas tentang

bantuan hukum secara umum mengenai bantuan hukum dengan advokat atau

LBH/YLBH yang ada di Indonesia.

Begitu pula dengan disertasi Didi kusnadi pada Program Pascasarjana UIN

Sunan Gunung Djati, Bandung yang berjudul Bantuan Hukum dalam Hukum

Islam Hubungannya dengan UU Advokat dan Penegakan Hukum di Indonesia

Disertasi yang juga sudah diterbitkan menjadi buku12 ini menunjukkan bahwa

terdapat alasan-alasan tertentu bagi lembaga peradilan untuk mendistribusikan

keadilan bagi masyarakat dengan mendayagunakan bantuan hukum. Fokus

penelitian ini adalah tentang sejarah dan perkembangan bantuan hukum dalam

perspektif sejarah hukum Islam dan rumusan konsep bantuan hukum dalam

hukum Islam hubungannya dengan UU Advokat dan penegakan hukum di

Indonesia.

Karya ilmiah yang berupa skripsi diantaranya adalah skripsi Ulfatus Sa’adah

yang berjudul Efektifitas Bantuan Hukum dalam Proses Peradilan di Pengadilan

                                                            11 Austinus Edy Kristianto dan Patra M. Zen, Panduan Bantuan Hukum di Indonesia:

Pedoman Anda Memahami dan Menyelesaikan Masalah Hukum,(Jakarta: YLBHI)2008.

12 Didi Kusnadi, Bantuan Hukum dalam Hukum Islam Hubungannya dengan UU Advokat dan Penegakan Hukum di Indonesia,(Jakarta: Kementrian Agama RI, 2011).

Page 30: Bab i, V, Daftar Pustaka

11

 

 

 

Agama Yogyakarta Tahun 1997-199813 dalam skripsi ini di jelaskan efektifitas

penyelesaian perkara yang mengguanakan bantuan hukum dimana sebagai

pemberi bantuan hukum, mereka ini dituntut untuk dapat melaksanakan

profesinya sesuai dengan asas peradilan yaitu asas sederhana, cepat, dan biaya

ringan. Asas inilah yang menentukan berhasil tidaknya bantuan hukum dalam

proses peradilan di pengadilan

Kemudian skripsi yang disusun oleh Sumarja dengan judul Tinjauan Hukum

Islam Terhadap Pelaksaan perjanjian Pemberi Kuasa Bantuan Hukum di LKBH

Fakultas Hukum UII Yogyakarta14 dalam skripsi ini membahas tentang aspek-

aspek bantuan hukum yang dilakukan olen lembaga bantuan hukum, tetapi isi dari

skripsi kurang komprehensif sehingga pokok permasalahan dalam skripsi ini

kurang begitu jelas.

Selanjutnya skripsi yang disusun oleh Siti maryam Tinjauan Hukum Islam

Terhadap peranan LBH dalam Kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga(Studi

Kasusu LBH Yogyakarta 2006-2010, dalam skripsi ini dijelaskan mengenai

peranan LBH dalam menangani kasus-kasus yang terjadi di dalam rumah tangga

khususnya kekerasan dalam rumah tangga dan ditinjau dari sudut pandang hukum

Islam

Penelitian lain yang berupa skirpsi yakni Tinjauan Hukum Islam Terhadap

Peran Posbakum(Pos bantuan Hukum) dalam Menyelesaikan Perkara di

                                                            13 Ulfatus Sa’adah Efektifitas Bantuan Hukum dalam Proses Peradilan di Pengadilan Agama

Yogyakarta Tahun 1997-1998, skripsi tidak diterbitkan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2001.

14 Sumarja, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksaan perjanjian Pemberi Kuasa Bantuan

Hukum di LKBH Fakultas Hukum UII Yogyakarta, skripsi tidak diterbitkan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2010.

Page 31: Bab i, V, Daftar Pustaka

12

 

 

 

Pengadilan Agama Yogyakarta Tahun 201115 yang disusun oleh Ahmad Zubaeri,

skripsi ini tidak membahas secara detail mengenai bantuan hukum dan

pelaksanaannya tetapi hanya menekankan pada peran Posbakum dalam

menyelesaikan perkara di Pengadilan Agama Yogyakarta Tahun 2011 dan

menggunakan tinjauan dari sudut pandang hukum Islam guna memperoleh hukum

dari Posbakum itu sendiri, sehingga disini lebih menekankan pada perannya dan

mencari tahu peran itu sesuai dengan hukum Islam atau tidak.

E. Kerangka Teoritik

Bantuan Hukum kepada orang yang membutuhkan bantuan dapat membantu

mengurangi beban. Orang yang berperkara itu belum tentu tahu tentang proses

berperkara di Pengadilan, khusunya pada Pengadilan Agama. Selain mengurangi

beban, Islam juga menganjurkan untuk saling tolong-menolong untuk kebaikan

seperti dalam firman Allah:

’?ã#θΡρ$è?ρ 99# “θ)G9#ρ ( ωρ #θΡρ$è? ’?ã ΟO}# β≡ρ‰è9#ρ16

Dari pemahaman ayat di atas, sudah dapat diketahui bahwa dalam Islam kita

dianjurkan menolong seseorang dalam hal kebaikan, dalam hal ini juga pemberian

bantuan hukum dalam Islam juga diperbolehkan karena pemberian bantuan

hukum merupakan suatu kebaikan karena dalam hal ini turut membantu seseorang

                                                            15 Ahmad Zubaeri Tinjauan Hukum Islam Terhadap Peran Posbakum(Pos bantuan Hukum)

dalam Menyelesaikan Perkara di Pengadilan Agama Yogyakarta Tahun 2011, skripsi tidak diterbitkan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2012

16 Al Māidah (5): 2.

Page 32: Bab i, V, Daftar Pustaka

13

 

 

 

yang sedang menghadapi kesulitan khususnya dalam hal menyelesaikan perkara di

Pengadilan Agama.

Dalam hadis juga disebutkan bahwa:

من نفس عن مؤمن كربة من كرب الدنيا نفس اهللا عنه كربة من كرب 17يوم القيامة، ومن يسر على معسر يسر اهللا عليه يف الدنيا واآلخرة

Hadis ini menunjukkan besarnya keutamaan seseorang yang membantu

meringankan beban saudaranya sesama muslim, baik dengan bantuan harta,

tenaga maupun pikiran atau nasehat untuk kebaikan. Sesuai dengan hadis di atas

bahwa bantuan hukum yang diberikan kepada golongan tidak mampu itu dapat

mengurangi beban. 

Pemberian bantuan, di dalam pasal 5 ayat (2) Undang-undang Nomor 4 tahun

2004 tentang Kekuasaan Kehakiman jo. pasal 58 ayat (2) undang-undang nomor 7

Tahun 1989 tentang Peradilan Agama dinyatakan, bahwa “pengadilan membantu

para pencari keadilan dan berusaha sekeras-kerasnya mengatasi segala

hambatan dan rintangan untuk tercapainya peradilan yang sederhana, cepat,

biaya ringan”

Ketentuan yang terdapat dalam dua pasal di atas, maka ketua Pengadilan

Agama dalam memberikan nasehat dan bantuan kepada para pencari keadilan

adalah sebagai kewajiban, sama porsinya. Mengenai batasan pemberian bantuan

dan nasehat yang dibenarkan hukum adalah sepanjang mengenai hal-hal yang

                                                            17  Imam Yahya Ibn Syarofiddin An Nawawi, Arba'in An Nawawi (Semarang, Karya Toha

Putra, 676 H.). Hadits No. 36.

Page 33: Bab i, V, Daftar Pustaka

14

 

 

 

berhubungan dengan hukum formil, sedangkan hal-hal yang menyangkut hukum

materiil atau pokok perkara itu di luar jangkauan fungsi pemberian bantuan dan

nasehat tersebut

Batasan kewenangan Hakim/Ketua Pengadilan Agama dalam memberi

nasehat dan bantuan kepada pencari keadilan berdasasrkan pasal 119 dan 143 dan

a56 R.Bg adalah sebagai berikut:

1. Membuat gugatan bagi yang buta huruf.

2. Memberi pengarahan tata cara izin berperkara tanpa biaya (prodeo)

3. Menyarankan penyempurnaan surat kuasa

4. Menganjurkan perbaikan surat gugatan

5. Memberi penjelasan alat bukti yang sah

6. Memberi penjelasan cara mengajukan bantahan dan jawaban

7. Bantuan memanggil saksi secara resmi

8. Memberi bantuan upaya hukum

9. Memberi penjelasan tata cara verzet dan rekovensi

10. Mengarahkan dan membantu memformulasikan perdamaian,

Kesepuluh rincian tersebut di atas bukanlah batas kewenangan yang bersifat

limitative, sebab, selain sepuluh macam bantuan tersebut masih ada yang

termasuk kewenangan Hakim-Ketua Pengadilan Agama yang dibenarkan oleh

Undang-undang, seperti memberi bantuan cara mengajukan Conservatoir Beslag

(CB), tata cara mengajukan eksekusi, dan lain-lain.18

                                                            18 Chatib Rasyid dan Syaifuddin, Hukum Acara Perdata dalam Teori dan praktik pada

Peradilan Agama,Cet. Ke-1,(Yogyakarta:UII Press, 2009). hlm. 61-62.

Page 34: Bab i, V, Daftar Pustaka

15

 

 

 

Teori persamaan hak hukum (equality before the law) dan teori hak untuk

mendapatkan keadilan (Access to justice theory). Di Dunia barat teori persamaan

hak hukum (equality before the law) dan teori hak untuk medapatkan keadilan

(Access to justice theory) didasarkan kepada teori kebebasan (liberal-demokrasi)

dan teori konflik untuk pemenuhan kebutuhan materi (materialism).

Teori kebebasan demokrasi diperkenalkan oleh Alan C. Reiter yang

berkembang dalam sistem politik dan hukum di Negara-negara Eropa, Britania

Raya, Amerika Serikat, Canada dan Australia. Teori ini telah berkembang sejak

awal abad ke-17 ketika Thomas Hobbes, Jhon Finnis, Thomas Aquinus,

Montesquie dan Jhon Locke memperkenalkan ajaran kebebasan dan demokrasi

dalam filsafat hukum alam (lex naturalis atau natural law atau natural right).19

Menurut teori ini, setiap orang diyakini memiliki persamaan hak dan kebebasan

berdasarkan prinsip persamaan di depan hukum (equality before the law) dan

persamaan hak keadilan di depan hukum (Access to justice theory) serta dilakukan

melalui advokasi dan bantuan hukum

Bantuan hukum menurut SEMA No. 10 Tahun 2010 Tentang Pedoman

Pemberian Bantuan Hukum yakni bertujuan untuk:

a. Meringankan beban biaya yang harus ditanggung oleh anggota masyarakat

tidak mampu di pengadilan

                                                            19 Lihat penjelasan lengkap Allan C. Reiter dan Stam, Democracies at War (Princeton, USA:

Princeton University Press, 2002). Lihat pula Alan W. Houseman & Linda E. Perle, Securing Equal Justice for all: A Brief History of Civil Legal Assistence in the United State, (Center for Law and social Policy, November 2003) hlm. 10-29 dan Helaine M. Barnett, Documenting the justice Gap in America: The Current Unment Civil Legal Need of Low-Income Americans, (USA: Legal Services Corporation, September 2005) hlm. 4 dan 9 dalam http://en.wikipedia. org/wiki/Liberal _democracy.

Page 35: Bab i, V, Daftar Pustaka

16

 

 

 

b. Memberikan kesempatan yang merata pada masyarakat tidak mampu

untuk memperoleh pembelaan dan perlindungan hukum ketika berhadapan

dengan proses hukum di pengadilan

c. Meningkatkan akses terhadap keadilan; dan

d. Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang hukum

melalui penghargaan, pemenuhan dan perlindungan terhadap hak dan

kewajibannya.20

Tujuan di atas juga menunjukkan bahwa Negara juga menjamin hak dan

kewajiban masyarakat dan memberikan perlindungan hukum ketika berhadapan

dengan proses hukum dengan mendirikan Pos Bantuan Hukum (Posbakum) di

pengadilan-pengadilan yang ada, khususnya di Pengadilan Agama, dalam hal ini

diharapkan agar masyarakat kurang mampu dalam hal finansial maupun

kemampuan tidak lagi kesulitan ketika berperkara/mengahadapi perkara di

pengadilan, khsusnya Pengadilan Agama

F. Metode Penelitian

Untuk mendapatkan data yang lengkap, mendalam dan memberi jawaban yang

tepat serta menyeluruh terhadap permasalahan yang diajukan digunakan bentuk

penelitian hukum normatif empiris. Penelitian ini merupakan penggabungan

penelitian hukum normatif yang menggunakan data sekunder dan penelitian

hukum empiris yang menggunakan data primer. Data penelitian berasal dari data

sekunder bersumber dari penelitian kepustakaan dan data primer berasal dari

                                                            20 Pasal 2 Lampiran B SEMA No. 10 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pemberian Bantuan

Hukum.

Page 36: Bab i, V, Daftar Pustaka

17

 

 

 

penelitian lapangan. Cara mengumpulkan data dalam penelitian kepustakaan ini

adalah dengan metode dokumentasi dengan alat studi dokumen, sedangkan cara

pengumpulan data dalam penelitian lapangan dilakukan dengan wawancara

dengan alat pedoman wawancara.

1. Jenis penelitian

Metode penelitian berperan sangat urgen untuk mendapatkan hasil penelitian

yang terarah dan optimal karena metodologi penelitian merupakan ilmu mengenai

jenjang-jenjang yang harus dilalui dalam suatu proses penelitian. Adapun metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dimaksudkan untuk mendapatkan data primer sebagai

penunjang data sekunder (peraturan perundang-undangan), yaitu dengan cara

pengumpulan data (data collecting), dan penyeleksian data melalui wawancara

dengan pihak-pihak yang berkompeten di Pengadilan Agama dan Rifka

Annisa Yogyakarta selaku lembaga yang menanganai Posbakum di

Pengadilan Agama Yogyakarta. Penelitian empiris ini dilakukan untuk

memotret realitas yang terjadi di lapangan tentang bantuan hukum(Posbakum)

bagi golongan tidak mampu di Pengadilan Agama.

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

normatif yuridis, yaitu penelitian yang menekankan pada data sekunder,

mencakup keseluruhan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan

bantuan hukum. Berdasarkan objek penelitian tersebut, maka penelitian ini

Page 37: Bab i, V, Daftar Pustaka

18

 

 

 

dilakukan dengan mengkaji mekanisme perangkat pengaturan bantuan hukum

menurut peraturan perundang-undangan yang ada (statute approach), apakah

peraturan perundang-undangan tersebut telah memadai untuk menerapkan bantuan

hukum di pengadilan, khususnya di Pengadilan Agama, serta mengevaluasi

faktor-faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi.

3. Objek dan subjek penelitian

Objek dari penelitian ini adalah bantuan hukum untuk golongan tidak mampu

di Pengadilan Agama Yogyakarta tahun 2011-2012. Subjek penelitian ini adalah

staf/karyawan Posbakum(Rifka Annisa) dan hakim/karyawan Pengadilan Agama

Yogyakarta yang terkait dengan pemberian bantuan hukum di Pengadilan Agama

Yogyakarta tahun 2011-2012

4. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Observasi (pengamatan) dilakukan untuk mengamati secara langsung

mengenai pelaksanaan Bantuan hukum di Pengadilan Agama Yogyakarta,

mulai dari proses, pelaksanaan, dan penyelesaian perkaranya.

b. Interview (wawancara) dilakukan untuk mengumpulkan data primer dan

sebagai sarana untuk mengetahui secara mendalam mengenai

implementasi Bantuan hukum (Posbakum) di Pengadilan Agama. Dalam

melakukan wawancara ini, terlebih dahulu menyiapkan pedoman

wawancara dan kemudian didiskusikan baik dengan mereka yang

mempelajari dan tahu tentang bantuan hukum, maupun dengan akademisi,

Page 38: Bab i, V, Daftar Pustaka

19

 

 

 

hakim, penerima bantuan hukum dan advokat yang pernah menangani

perkara melalui Posbakum di Pengadilan

c. Studi Dokumen, dilakukan terhadap data sekunder untuk mendapatkan

landasan teoritis kebijakan hukum berupa pendapat atau tulisan para ahli

atau pihak lain yang mendapatkan informasi, baik dalam bentuk ketentuan

formil maupun data melalui naskah resmi dari Pengadilan Agama

Yogyakarta. Data yang sudah terkumpul akan diklasifikasi sesuai jenisnya

dan kemudian dianalisis secara kualitatif.

5. Analisis data

Karena pendekatan utama penelitian ini adalah kualitatif maka akan dianalisis

dengan cara analisis SWOT; strength (kekuatan), weakness (kelemahan),

opportunities (peluang) dan threats (tantangan).

SWOT analysis. Analisis ini digunakan untuk menguji bagaimana prospek

Posbakum di lingkungan peradilan agama sebagai bantuan hukum bagi golongan

tidak mampu di masa depan. Analisis ini adalah instrumen perencanaaan strategis

klasik yang memberikan cara terbaik dalam melaksanakan sebuah strategi dengan

kerangka kerja, terutama yang berkaitan dengan strength (kekuatan) atau faktor

pendukung bantuan hukum di Pengadilan Agama, weakness (kelemahan) yang

berhubungan dengan hambatan bantuan hukum di Pengadilan Agama,

opportunities (peluang) dan threats (tantangan) dari peradilan agama dalam

menerapkan Posbakum. Melalui analisis SWOT ini dapat dirancang perspektif

Page 39: Bab i, V, Daftar Pustaka

20

 

 

 

pemecahan masalah guna mendapatkan rumusan pengembangan Posbakum di

lingkungan peradilan agama pada masa yang akan datang.

Penulis menggunakan metode induktif, yakni berangkat dari data-data yang

diperoleh dari Posbakum dan Pengadilan Agama Yogyakarta kemudian menarik

kesimpulan umum mengenai kinerja Posbakum dalam menyelesaikan perkara di

Pengadilan Agama Yogyakarta Tahun 2011-2012.

G. Sistematika Pembahasan

Bagian ini mendeskripsikan alur penulisan skripsi yang disertai dengan logika

atau argumentasi penulis mengenai susunan bagian-bagian penelitian ini.

Menimbang luasnya kajian yang dilakukan penulis, secara keseluruhan, penelitian

ini terdiri atas lima (5) bab dan setiap bab dibagi dalam beberapa sub-bab. Sebagai

satu kesatuan karya penelitian, setiap bab diupayakan memiliki hubungan satu

sama lain, sehingga muatan penulisan ini merupakan satu jalinan makna yang

diupayakan untuk menjadi suatu hasil kerja ilmiah yang komprehensif dan utuh.

Untuk memberikan gambaran umum dari setiap babnya, maka disusun sistematika

pembahasan sebagai berikut:

Pada bab pertama, bab pendahuluan, menguraikan argumentasi terhadap

pentingnya penelitian ini. Bab ini mencakup latar belakang masalah sebagai

landasan pembahasan lebih lanjut, rumusan masalah yang berguna untuk

memfokuskan pembahasan, tujuan dan kegunaan penelitian yang mengetengahkan

alasan pentingnya penelitian ini dilakukan, tinjauan pustaka yang menjadikan

alasan penelitian ini belum pernah dilakukan, kerangka teori dan metode

Page 40: Bab i, V, Daftar Pustaka

21

 

 

 

penelitian sebagai alat atau pisau analisis yang digunakan untuk melakukan

penelitian, serta sistematika pembahasan untuk memudahkan pengecekan bagian-

bagian penelitian.

Kemudian pada bab kedua, berisi gambaran umum tentang bantuan hukum

dan dasar hukum pemberlakuannya di lingkungan peradilan agama. Uraian

pembahasan dalam bab ini mencakup tentang pengertian,macama-macam bantuan

hukum dan tata caranya, prinsip dan asas-asas bantuan hukum, dasar hukum

pemberlakuan bantuan hukum(posbakum), tugas dan wewenang serta sejarah

kemunculan bantuan hukum di Indonesia.

Pada bab ketiga membahas tentang pelaksanaan/implementasi bantuan hukum

yang dilakukan oleh Posbakum Pengadilan Agama Yogyakarta tahun 2011-2012.

Dimulai dengan menjelaskan profil Pengadilan Agama Yogyakarta, perkara-

perakara yang ada di Pengadilan Agama Yogyakarta serta peran dari Posbakum

dalam menyelesaikan Perkara di Pengadilan Agama Yogyakarta Tahun 2011-

2012, serta faktor-faktor yang mempengaruhi Pelaksanaannya.

Bab keempat menganalisis penyelesaian perkara yang melalui Posbakum dan

optimalisasinya di lingkungan peradilan agama. Pembahasannya meliputi analisis

Pelaksanaan bantuan hukum di Pengadilan Agama, ditinjau dari undang-undang

yang berkaitan serta hukum Islam dan analisis SWOT penerapan bantuan hukum

(Posbakum) di lingkungan peradilan agama dalam pelaksanaannya.

Bab kelima sebagai penutup akan menyajikan kesimpulan dari pembahasan

pokok permasalahan. Bab ini kemudian diikuti dengan saran-saran dari penelitian

ini.

Page 41: Bab i, V, Daftar Pustaka

86

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada penelitian dan analisis yang telah penulis lakukan di

Pengadilan Agama Yogyakarta maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pemberian bantuan hukum di Pengadilan Agama Yogyakarta

yang telah dilakukan oleh lembaga Rifka Annisa pada tahun 2011-2012

telah sesuai dengan peraturan yang ada, akan tetapi disatu sisi jika melihat

dari latar belakang yang berbeda antara Rifka Annisa yang lebih banyak

bergerak dibidang gender dan perjuangan hak-hak perempuan sedangkan

Pengadilan Agama Yogyakarta yang memang kewenangannya tidak hanya

menyangkut masalah perkawinan yang didalamnya menyangkut masalah

perempuan, tentunya ini terkadang membuat kesulitan dalam menjalankan

fungsinya sebagai pemberi bantuan kepada masyarakat golongan tidak

mampu karena Pengadilan Agama juga punya kewenangan di bidang lain

sesuai dengan pasal 49 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan

Agama.

2. Faktor pendukung dan penghambat Posbakum, Petugas Posbakum yang

ada di Pengadilan Agama Yogyakarta juga sudah melaksanakan tugasnya

dengan baik ini ditandai dengan adanya tingkat kepercayaan masyarakat

yang meminta bantuan kepada petugas Posbakum dalam menyelesaikan

Page 42: Bab i, V, Daftar Pustaka

87

 

permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat golongan tidak mampu,

hanya saja dalam memberikan bantuan hukum petugas Posbakum

mempunyai format surat gugatan/surat permohonan yang berbeda dengan

format yang biasa dipakai oleh Pengadilan Agama Yogyakarta meskipun

keduanya tidak melanggar aturan yang ada. Dan keterbatasan petugas

Posbakum terhadap penguasaan materi ketika membantu golongan tidak

mampu dalam hal kewarisan.

B. Saran

1. Kepada Petugas Posbakum (Rifka Annisa)

a. Supaya data tentang Posbakum dimasukkan didalam website resminya

Rifka Annisa.

b. Agar dieprtahankan lagi dalam hal pelayanan kepada para masyarakat

golongan tidak mampu.

c. Memberikan keterbukaan akses informasi kepada mahasiswa yang

melakukan penelitian tanpa adanya biaya administrasi yang dapat

memberatkan mahasiswa.

d. Supaya petugas Posbakum lebih mendalami terkait masalah-masalah

yang menyangkut kewenangan Pengadilan Agama Yogyakarta.

2. Kepada Pengadilan Agama Yogyakarta

a. Supaya dipertahankan keramahan dan keterbukaan dalam memberikan

informasi.

Page 43: Bab i, V, Daftar Pustaka

88

 

b. Utuk websit resminya mohon dipertahankan dan segera di update jika

ada info terbaru terkait pengadilan agama Yogyakarta.

c. Dalam melakukan kerjasama dibidang Posbakum sebaiknya

bekerjasama dengan lembaga yang memang latar belakangnya sama

dengan Pengadilan Agama sehingga dalam proses pelaksanaannya

tidak ditemukan lagi kesulitan dalam menangani perkara yang

dilaksanakan oleh Posbakum

3. Kepada pemeritah

a. Supaya memberika penjelasan yang jelas dan mempercepat

pelaksanaannya tentang pelaksanaan bantuan hukum berdasarkan UU

No. 16 Tahun 2011 yang akan dilaksanakan oleh Menkumham, yang

sebelumnya pemberian bantuan hukum Posbakum ada dibawah

mahkamah agung. Sehingga tidak ada kekosongan dalam pemberian

bantuan hukum yang dilakukan oleh Posbakum seperti sekarang ini.

Page 44: Bab i, V, Daftar Pustaka

89

DAFTAR PUSTAKA

AL-Qur’an/Tafsir Al-Qur’an Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: Lubu Agung,

1989. Fikih/ Usul Fikih al-Jauziyah, Ibnu Qayyim, I’lam al-Muwaqqi’in, sebagaimana dikutip oleh

Mukhlish Usman, Kaidah-kaidah Ushuliyah dan Fiqhiyyah (Jakarta: Gema Insani Press, 2000) dan Al-Syathibi, al-Muwafaqat fi Ushul al-Syari’ah, Juz II, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, t.th.).

Amahzun, Muhammad, Tahqiq Mawaqif al-Shahabah fi al-Fitnah min Riwayat

al- Imam al-Tabari wa al-Muhadditsin (Riyadh: Dar al-Thayyib, 1999) diterjemahkan oleh Rosihon Anwar, Meluruskan Sejarah Islam: Studi Kritis Peristiwa Tahkim (Pustaka Setia, Bandung 1999).

Hazm, Ibnu, al-Muhalla (Kairo: Dar al-Maktab, t.th). Hadis/ Ulumul Hadis An Nawawi, Imam Yahya Ibn Syarofiddin, Arba'in An Nawawi (Karya Toha

Putra, Semarang). Buku Anonimous, Conception of the Natural Rights of Thomas Hobbes dalam Peter

Jones, Rights (Palgrave: Macmillan, 1994) Barnett, Helaine M., Documenting the justice Gap in America: The Current

Unment Civil Legal Need of Low-Income Americans, (USA: Legal Services Corporation, September 2005)

E. S, Green & Green J.A Legal Profession and the Processes of Social Change:

Legal Services in England and the US 21 Hasting Law Journal (tanpa tahun).

Hassan, Rifaat “Human Rights and the Qur’anic Perspective,” in: Arlene

Swidler, ed., Human Rights in Religious Traditions (New York: The Pilgrim Press, 1982).

Helaine M. Barnett, Documenting the justice Gap in America: The Current

Unment Civil Legal Need of Low-Income Americans, (USA: Legal Services Corporation, September 2005)

Page 45: Bab i, V, Daftar Pustaka

90

 

 

 

Hellners, T.. Legal Services in Sweden for deprived person, particularly in urban areas. Report presented to the sixth Colloquy on European Law, Council of Europe, Strasbourg, 1976.

Houseman, Alan W. & Linda E. Perle, Securing Equal Justice for all: A Brief

History of Civil Legal Assistence in the United State, (Center for Law and social Policy, November 2003)

Kant, Chandra, R.J. Equal Protection of Law and the Problems of the Poor

Singapore Law Review, Vol. 24. 1972. Koentjaraningrat, The System and Spirit of Gotong Royong dalam Prisma, edisi

bahasa Inggris, no. 6, Juni 1977. Kristianto, Austinus Edy dan Patra M. Zen, Panduan Bantuan Hukum di

Indonesia: Pedoman Anda Memahami dan Menyelesaikan Masalah Hukum. Jakarta:YLBHI. 2008.

Kusnadi, Didi. Bantuan Hukum dalam Hukum Islam Hubungannya dengan UU

Advokat dan Penegakan Hukum di Indonesia,(Jakarta: Kementrian Agama RI, 2011).

Lev, Daniel S., Hukum dan politik di Indonesia atau Kesinambungan dan

Perubahan, alih bahasa Nirwono dan AE Priyono Jakarta: LP3ES, 1990. Mahmasani, Subhi, Huquq al-Insani fi al-Islam (Cairo: Dar al-Maktabah, t.th) _______________, Adaption of Islamic Jurisprudence to Modern Social Needs

dalam J.J. Donohue and Jhon L. Esposito, eds., Islamic in Transition: Muslim Perspectives (Oxford: Oxford University Press, 1982).

Makalah pada Seminar Nasional Mediasi dan Bantuan Hukum di Lingkungan

peradilan Agama, Agenda dan Problematika. Diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia, pada Tanggal 21 Januari 2012. Oleh Wahyu Widiana.

Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2005. An-Na’im, Abdullahi Ahmed Towards an Islamic Reformation: Civil Liberties,

Human Rights and International Law (Syracuse University Press 1994). Pollock, S.. Legal Aid: The First 25 Years. (London: Oyez Publishing, 1975). Praja, Juhaya S., Filsafat Hukum Islam (Bandung: UNISBA Press, 1996).

Page 46: Bab i, V, Daftar Pustaka

91

 

 

 

Reiter, Allan C. dan Stam, Democracies at War (Princeton, USA: Princeton University Press, 2002).

Sa’adah, Ulfatus Efektifitas Bantuan Hukum dalam Proses Peradilan di

Pengadilan Agama Yogyakarta Tahun 1997-1998, skripsi tidak diterbitkan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2001

Santosa, Mas Ahmad, Perjalanan ke Depan Bantuan Hukum da Access to Justice

dalam Bantuan Hukum di Indonesia: Akses Masyarakat Marjinal Terhadap Keadilan (Ed. Gatot dan Virza) (Jakarta: LBH Jakarta 2007)

Schuyt, K., Groenendijk, K, & Sloot, B. De Weg Naar het Recht. (Deventer:

Kluwer, 1976). Smith, Donald Eugene, Religion and Political Development (Boston: Little,

Brown and Co, 1978). Soekanto, Soerjono, Heri Tjandrasari dan Tien Handayani, Bantuan Hukum Suatu

Tinjauan Sosio Yuridis, Cet I, Jakarta: Ghalia Indo, 1983. Sumarja, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksaan perjanjian Pemberi Kuasa

Bantuan Hukum di LKBH Fakultas Hukum UII Yogyakarta, skripsi tidak diterbitkan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2010

Sunggono, Bambang dan Aries hariyanto, Bantuan Hukum dan HAM, Cet.

III,Bandung: CV. Mandar Maju, 2009. Sutantio, Retnowulan, Iskandar Oeripkartawinata, Hukum Acara Perdata dalam

Teori dan Praktik, Cet.Ke-11,Bandung: Maju Mundur, 2009. W. Montgomery Watt, Islamic Political Thought (Einburgh: Einburgh University

Press, 1960) Zubaeri, Ahmad Tinjauan Hukum Islam Terhadap Peran Posbakum(Pos bantuan

Hukum) dalam Menyelesaikan Perkara di Pengadilan Agama Yogyakarta Tahun 2011, skripsi tidak diterbitkan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2012

Internet http://en.wikipedia. org/wiki/Liberal _democracy.

http://en.wikipedia.org/wiki/Natural_right.

Page 47: Bab i, V, Daftar Pustaka

92

 

 

 

http://www.komisihukum.go.id/konten.php?nama=artikel&cop=detail_artikel&id=165

http://www.pa-yogyakarta.net

http://www.solusihukum.com/artikel49.php Peraturan Dasar dan Peraturan Pemerintah Lampiran B SEMA No. 10 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pemberian Bantuan

Hukum. SEMA No. 10 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia1945. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama UU No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat.

Page 48: Bab i, V, Daftar Pustaka

93

LAMPIRAN-LAMPIRAN

TERJEMAHAN ARAB

No Hlm FN TERJEMAHAN BAB I

1 12 16 dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.

2 13 17 Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat

BAB II

4 50 24 48. Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, 49. Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), Maka ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. dan Sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.

Page 49: Bab i, V, Daftar Pustaka

94

 

5 51 25 Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

6 51 26 Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal

8 52 27 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.

10 52 28 Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.

Page 50: Bab i, V, Daftar Pustaka

95

 

11 5 29 1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, 2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. 3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. 4. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang

kamu sembah, 5. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah

Tuhan yang aku sembah. 6. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."

12 53 30 Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan[862], Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.

15 53 31 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allahdan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya

16 54 32 Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

17 54 33 Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

18 55 34 Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu

Page 51: Bab i, V, Daftar Pustaka

96

 

yang memberi kehidupan kepada kamu ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan Sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.

19 55 35 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.

BAB IV

20 82 4 dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.

21 83 5 Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat

 

Page 52: Bab i, V, Daftar Pustaka

Daftar Pedoman Wawancara

1. Apa yang melatarbelakangi berdirinya Posbakum di Pengadilan Agama

Yogyakarta ?

2. Siapa saja yang berhak menjadi pemberi bantuan hukum di Pengadilan

Agama Yogyakarta ?

3. Siapa saja yang berhak menerima bantuan hukum di Pengadilan Agama

Yogyakarta ?

4. Perkara-perkara apa saja yang ditangani Posbakum ?

5. Bagaimana pelaksanaan pemberian bantuan hukum dalam penyelesaian

perkara di Pengadilan Agama Yogyakarta ?

6. Bagaimana efektifitas bantuan hukum dalam penyelesaian perkara di

Pengadilan Agama Yogyakarta ?

7. Bagaimana pengaruh Posbakum terhadap kinerja Pengadilan Agama

Yogyakarta ?

8. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pemberian bantuan hukum terhadap

golongan tidak mampu di Pengadilan Agama Yogyakarta Tahun 2011-

2012 ?

9. Adakah faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam

pelaksanaan Posbakum?

10. Bagaimana solusi jika ada permasalahan yang dihadapi terkait pelaksanaan

Posbakum di Pengadilan Agama Yogyakarta ?

11. Apa yang menjadi tantangan terkait implementasi Posbakum di Pengadilan

Agama Yogyakarta Tahun 2011-2012 ?

Page 53: Bab i, V, Daftar Pustaka

CURRICULUM VITAE

Nama Lengkap : M. Shaiful Umam

Tempat/ Tgl. Lahir : Gresik, 06 April 1991

Alamat Rumah : Jl. Sunan Giri No. 10 Desa Sungolegowo Kec. Bungah

Kab. Gresik Propinsi Jawa Timur 61152

Alamat Sekarang : Jl. Nyi Pembayun No. 10 Prenggan Kotagede Yogyakarta

55172

Email : [email protected]/ [email protected]

Agama : Islam

Nama Orang Tua : M. Dimyathi Abdullah

Umi Lailah

Alamat Orang Tua : Jl. Sunan Giri No. 10 Desa Sungolegowo Kec. Bungah

Kab. Gresik Propinsi Jawa Timur 61152

Nomer HP : 0856 437 51565

PENDIDIKAN FORMAL

Riwayat pendidikan : TK al-Asyhar (1995-1997)

MI Al-Asyhar (1997-2003)

MTs Al-Asyhar (2003-2006

SMAN 1 SIDAYU (2006-2009)

UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA (2009-

Sekarang)

PENGALAMAN ORGANISASI

1. Pengurus BEM-J al-Ahwal asy-Syakhsiyyah

2. Panitia Pelaksana Lomba Karya Tulis Ilmiah Se-Indonesia

diselenggarakan oleh BEM-J al-Ahwal asy-Syakhsiyyah dengan

Tema “Kompetensi Absolut Peradilan Agama Berdasarkan

Undang-undang No. 3 Tahun 2006”, 2012.

3. Panitia Pelaksana Seminar Nasional dengan Tema “Menyoal

Kualitas Out-Put Fakultas Syari’ah dan Hukum dalam Kancah

Page 54: Bab i, V, Daftar Pustaka

Nasional” diselenggarakan oleh BEM-J al-Ahwal asy-Syakhsiyyah

bertempat di Convention Hall, 2012.

4. Panitia Pelaksana Pelatihan dengan Tema “Sinkronisasi Metode

Manual & Digital dalamPenentuan Arah Kiblat” diselenggarakan

oleh BEM-J al-Ahwal asy-Syakhsiyyah, 2011.

5. Panitia pelaksana Pelatihan Citizen Journalism for Anti Corruption

(CJAC) diselenggarakan oleh SIDAK (Sentra Info dan Data Anti

Korupsi) bekerjasama dengan Kemitraan Partnership dan UNODC

(United Nations Office on Drugs and Crime), 2011.

6. Panitia pelaksana Seminar Nasional Anti Korupsi dengan Tema

“Menguatkan Strategi Nasional Gerakan Sosial Pemberantasan Korupsi”

yang diselenggarakan oleh SIDAK (Sentra Info dan Data Anti

Korupsi) bekerjasama dengan Kemitraan Partnership dan UNODC

(United Nations Office on Drugs and Crime) di Balai Kunthi-

Wanitatama, 2011.

7. Pengurus Organisasi Harmonika (organisasi bergerak dalam kajian

multikultularisme) tindak lanjut dari pelatihan yang

diselenggarakan oleh LKis Bekerjasama dengan HiVOS

(Humanistic Institute for Development Cooperation), 2010.