Bab i, V, Daftar Pustaka
-
Upload
dialectica-materialism -
Category
Documents
-
view
10 -
download
3
description
Transcript of Bab i, V, Daftar Pustaka
BANTUAN HUKUM GOLONGAN TIDAK MAMPU DALAM PERKARA HUKUM KELUARGA DI PENGADILAN AGAMA
YOGYAKARTA TAHUN 2011-2012
SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT GUNA MEMPEROLEH GELAR
SARJANA STRATA SATU DALAM HUKUM ISLAM
OLEH: M. SHAIFUL UMAM
09350107
PEMBIMBING: Hj. FATMA AMILIA, S.Ag.,M.Si
AL-AHWAL ASY-SYAKHSIYYAH FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2013
ii
ABSTRAK Posbakum adalah ruang yang disediakan oleh dan pada Pengadilan Agama
Yogyakarta bagi pemberi bantuan hukum dalam memberikan layanan bantuan hukum kepada pemohon bantuan hukum dalam hal pemberian advis atau konsultasi hukum, bantuan pembuatan surat gugatan/permohonan di Pengadilan Agama Yogyakarta. Landasan yuridis diawali melalui Undang-undang No. 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman kemudian terbit Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) No. 10 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum dan kedepannya diharapkan mengalami perbaikan baik dalam proses maupun pelaksanaannya dengan Undang-undang No. 11 Tahun 2011 Tentang Bantuan Hukum
Peradilan agama sebagai salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman telah melaksanakan Posbakum didalam proses peradilan. Secara teoretis, penyelesaian sengketa yang dibantu Posbakum di pengadilan agama membawa sejumlah keuntungan, diantaranya perkara dapat diselesaikan dengan cepat dan biaya ringan sehingga waktu akan lebih efektif dan golongan tidak mampu pun dapat berperkara di pengadilan
Penelitian ini ingin menjelaskan bagaimana pelaksanaan program Bantuan Hukum yang diberikan oleh Pengadilan Agama Yogyakarta kepada pencari keadilan golongan tidak mampu, dan bagaimana pula faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam praktik pelaksanaannya
Untuk menjawab permasalahan-permasalah tersebut, dilakukan penelitian lapangan (field research) dengan sifat penelitian kualitatif yang berpola normatif yuridis, yaitu penelitian yang menekankan pada data sekunder, mencakup keseluruhan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan bantuan hukum. Berdasarkan objek penelitian tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan mengkaji mekanisme perangkat pengaturan bantuan hukum menurut peraturan perundang-undangan yang ada (statute approach), dan menguji bagaimana prospek Posbakum di lingkungan peradilan agama sebagai bantuan hukum bagi golongan tidak mampu di masa depan. Sebagai analisa data, penulis menggunakan analisis normatif, yuridis dan SWOT analysis
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Posbakum di Pengadilan Agama Yogyakarta sangat membantu pencari keadilan golongan tidak mampu untuk berperkara. Namun, dalam proses pelaksanaannya terkadang menemukan kendala dikarenakan latar belakang petugas Posbakum yang Sarjana Hukum, dan melihat Kewenangan dari Pengadilan Agama Yogyakarta yang lebih banyak menangani masalah hukum Islam. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan masukan terhadap ilmu pengetahuan di bidang hukum pada umumnya dan bidang pemberian bantuan hukum pada khususnya. Kata Kunci: Posbakum, Bantuan hukum, Pengadilan
vi
MOTTO
قفنفلي قهرز هليع رقد نمو هتعس نم ةعذو س قفنيل
مما آتاه الله ال يكلف الله نفسا إال ما آتاها سيجعل
الله بعد عسر يسرا
Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah
menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan
rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang
diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan
beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang
Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan
memberikan kelapangan sesudah kesempitan.
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya kecil ini kupersembahkan untuk
Orang Tuaku tercinta
Bapak M. Dimyathi Abdullah
& Ibunda Umi Lailah
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Fakultas Syariah dan Hukum
Jurusan al-Ahwal asy-Syakhsiyyah
Dan untuk seluruh keluarga besar ku serta orang-orang yang selalu mencintai dan
menyayangiku
viii
KATA PENGANTAR
بسم اهللا الرمحن الرحيموأشهد أن حممدا ,احلمد هللا رب العا ملني، أشهد أن ال إله إال اهللا وحده ال شريك له
.صل وسلم على حممد وعلى أله وأصحابه أمجعني، أما بعد عبده ورسوله، اللهم
Al-hamdulillah segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah
menganugerahkan nikmat Iman dan Islam sehingga memberikan sinar cahaya
yang terhias hidayah serta taufiq-Nya yang mengantarkan penulis ke puncak
perjalanan panjang “ritual akademik”. Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa manusia
dari zaman kebodohan menjadi zaman penuh ilmu pengetahuan. Semoga
kesejahteraan senantiasa keluarga dan sahabat Nabi beserta seluruh umat Islam.
Dengan tetap mengharapkan pertolongan, karunia dan hidayahNya,
Alhamdulillah penulis telah menyelesaikan penulisan skripsi ini untuk melengkapi
salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Fakultas Syari’ah dan Hukum
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dengan judul: Bantuan Hukum Golongan Tidak
Mampu dalam Perkara Hukum Keluarga di Pengadilan Agama Yogyakarta Tahun
2011-2012. Penulis menyadari, bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, namun
berkat Rahmat dan Inayah dari Allah SWT. Serta bantuan dari berbagai pihak,
akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Karena itu, dengan seutas do’a dan untaian
rasa syukur, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada:
ix
1) Allah SWT. yang telah memberikan nikmat yang tiada terhingga, rahmat
hidayah dan kemudahanNya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
2) Bapak Prof. Dr. H. Musa As’ari, selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
3) Bapak Noorhaidi, M.A., M. Phil., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syari’ah
dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
4) Bapak Dr. Samsul Hadi, S.Ag., M.Ag. selaku ketua jurusan Al-Ahwal Asy-
Syakhsiyyah
5) Bapak Malik Ibrahim, M.Ag. selaku penasehat akademik yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan nasehat serta saran kepada saya.
6) Ibu Hj. Fatma Amilia M. Si selaku pembimbing yang dengan ikhlas dan
sabar telah mencurahkan waktu dan perhatiannya untuk membimbing dan
mengarahkan serta memberikan saran dalam penyusunan skripsi ini.
7) Seluruh dewan pengajar Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan
Kalijaga, tak terkecuali untuk seluruh dewan pengajar al-Ahwal Asy-
Syakhsiyyah yang telah memberikan ilmu kepada penulis, beserta segenap
karyawan dan staf TU di lingkungan Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
8) Terima kasih untuk semua pihak Pengadilan Agama Yogyakarta, kepada
Ibu Syamsiyyah selaku hakim pembimbing dan untuk semua staf dan
pegawai Pengadilan Agama Yogyakarta yang telah membantu,
x
membimbing dan mengarahkan dalam pencarian data, karena tanpa adanya
bimbingan dan arahan maka penelitian ini tidak bisa telaksana dengan baik.
9) Orang tua saya M. Dimyathi Abdullah dan Umi Lailah, terima kasih atas
kucuran keringat, dan doa-doa yang engkau panjatkan untuk kesuksesan
atas cita-cita anak-anakmu.
10) Terima kasih kepada semua saudara-saudara saya 1). Nur Faizah
SH.I.,MA.,MH.I, 2). Tasyriq Hifzhillah S.Fil.i, 3). M. Fahruddin S.Pd.i
4).Ahmad Ali Afandi S.Th.i 5). M. Kholis al-Farichi 6). Wildan ash-
Shiddiqi yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam pembuatan
skripsi ini.
11) Semua pihak yang telah memberi bantuan kepada penulis demi lancarnya
proses studi, baik materi maupun motivasi, diucapkan banyak terimakasih.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak
kelemahan dan kekurangan, karena itu kritik serta saran yang membangun sangat
penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
seluruh orang di dunia. Amin
Yogyakarta, 17 Rabiul Awal 1434 H
29 Januari 2013
Penulis
M. Shaiful Umam
NIM. 09350107
xi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi kata-kata arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini
berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan
0543b/U/1987.
A. Konsonan Tunggal
Huruf Arab
Nama
Huruf Latin
Keterangan
ا
ب
ت
ث
ج
ح
خ
د
ذ
ر
ز
س
ش
ص
ض
Alif
Ba’
Ta’
sa’
Jim
ha’
Kha’
Dal
zal
Ra’
Zai
Sin
Syin
sad
dad
Tidak dilambangkan
b
t
s
j
h
kh
d
z
r
z
s
sy
s
d
Tidak dilambangkan
be
te
es (dengan titik di atas)
je
ha (dengan titik di bawah)
ka dan ha
de
zet (dengan titik di atas)
er
zet
es
es dan ye
es (dengan titik di bawah)
de (dengan titik di bawah)
xii
ط
ظ
ع
غ
ف
ق
ك
ل
م
ن
و
هـ
ء
ي
ta’
za’
‘ain
gain
fa
qaf
kaf
lam
mim
nun
wawu
ha’
hamzah
ya
t
z
‘
g
f
q
k
l
m
n
w
h
`
Y
te (dengan titik di bawah)
zet (dengan titik di bawah)
koma terbalik di atas
ge
ef
qi
ka
el
em
en
w
ha
apostrof
Ye
B. Konsonan Rangkap karena Syaddah Ditulis Rangkap
مـتعددة
عدة
ditulis
ditulis
Muta‘addidah
‘iddah
C. Ta’ marbutah
Semua ta’ marbutah ditulis dengan h, baik berada pada akhir kata tunggal
ataupun berada di tengah penggabungan kata (kata yang diikuti oleh kata sandang
“al”). Ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata Arab yang sudah terserap
dalam bahasa indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya kecuali dikehendaki
kata aslinya.
xiii
حكمة
علـة األولياء آرامة
ditulis
ditulis
ditulis
hikmah
‘illah
karamah al-auliya’
D. Vokal Pendek dan Penerapannya
-------
-------
-------
Fathah
Kasrah
Dammah
ditulis
ditulis
ditulis
a
i
u
فعل ذآر
يذهب
Fathah
Kasrah
Dammah
ditulis
ditulis
ditulis
fa‘ala
zukira
yazhabu
E. Vokal Panjang
1. fathah + alif
جاهلـية
2. fathah + ya’ mati
تـنسى
3. Kasrah + ya’ mati
آريـم
4. D{ammah + wawu mati
فروض
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
a
jahiliyyah
a
tansa
i
karim
u
furud
xiv
F. Vokal Rangkap
1. fathah + ya’ mati
بـينكم
2. fathah + wawu mati
قول
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ai
bainakum
au
qaul
G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan
Apostrof
نـتم أ أ
اعدت شكرتـم لئن
ditulis
ditulis
ditulis
a’antum
u‘iddat
la’in syakartum
H. Kata Sandang Alif + Lam
1. Bila diikuti huruf Qamariyyah maka ditulis dengan menggunakan huruf
awal “al”
القرأن
القياس
ditulis
ditulis
al-Qur’an
al-Qiyas
2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis sesuai dengan huruf pertama
Syamsiyyah tersebut
السماء
الشمس
ditulis
ditulis
as-Sama’
asy-Syams
I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat
Ditulis menurut penulisannya
الفروض ذوى
ditulis zawi al-furud
xv
ditulis ahl as-sunnah السـنة أهل
xvi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
ABSTRAK ............................................................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................... iii
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI .................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. v
MOTTO ............................................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN .............................................. xi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. . Pokok Masalah ............................................................................. 7
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................. 8
D. Telaah Pustaka .............................................................................. 9
E. Kerangka Teori ........................................................................... 12
F. . Metode Penelitian ...................................................................... 16
G. Sistematika Pembahasan ............................................................. 20
BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI BANTUAN HUKUM DAN
xvii
DASAR HUKUM PEMBERLAKUANNYA ................................ 22
A. Pengertian Bantuan Hukum ........................................................ 22
B. Bantuan Hukum dalam Lintasan Sejarah ................................... 24
1. Sejarah Bantuan Hukum ....................................................... 24
2. Sejarah Bantuan Hukum pada Awal Abad XX .................... 26
3. Sejarah Bantuan Hukum di Indonesia .................................. 28
4. Jenis Bantuan Hukum Di Indonesia ..................................... 33
C. Bantuan Hukum Menurut Islam ................................................. 35
1. . Perkembangan Teori-Teori Bantuan Hukum ........................ 35
2. Bantuan Hukum dan Penegakan Hukum Islam ..................... 42
3. Prinsip-prinsip dan Asas-asas Bantuan Hukum dalam
Hukum Islam ......................................................................... 49
D. Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Bantuan Hukum .............. 58
E. Dasar Hukum Pemberlakuan Bantuan Hukum di Pengadilan
Agama .......................................................................................... 59
BAB III PELAKSANAAN BANTUAN HUKUM DALAM MENYELESAIKAN PERKARA DI PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA TAHUN 2011-2012 ........................................... 61
A. Gambaran Umum Pengadilan Agama (PA) Yogyakarta ........... 61
B. Gambaran Umum Posbakum Pengadilan Agama (PA)
Yogyakarta ................................................................................. 67
C. Perkara-perkara yang ditangani Posbakum ................................ 72
D. Pemberian Bantuan hukum (Posbakum) Pada Golongan
xviii
Tidak Mampu ............................................................................. 74
E. Faktor-faktor yang Menjadi Kendala dalam Pemberian
Bantuan Hukum Tahun 2011-2012 ............................................ 75
BAB IV ANALISIS HUKUM PENYELESAIAN PERKARA MELALUI BANTUAN HUKUM (POSBAKUM) DI LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA ................................................................. 78
A. Analisis Pelaksanaan Bantuan Hukum (Posbakum) di
Lingkungan Pengadilan Agama Yogyakarta ............................. 78
B. Analisis SWOT Penerapan Bantuan Hukum (Posbakum)
di Lingkungan Peradilan Agama Yogyakarta ............................ 83
1. Kekuatan (Strength) Posbakum di Pengadilan
Agama .................................................................................. 83
2. Kelemahan (Weakness) Posbakum di Pengadilan
Agama .................................................................................. 84
3. Peluang (Opportunities) Posbakum di Pengadilan
Agama .................................................................................. 84
4. Hambatan (Threats) Posbakum di Pengadilan
Agama .................................................................................. 84
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 86
A. Kesimpulan ................................................................................ 86
B. Saran-saran ................................................................................. 86
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 89
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 93
1. Terjemahan Arab ....................................................................... 93
xix
2. Daftar Pedoman Wawancara ..................................................... 97
3. Surat Bukti Wawancara ............................................................ 98
4. Curriculum Vitae ..................................................................... 102
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sesuai dengan kodratnya, manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha
Pengasih untuk hidup bersama dengan manusia lainnya (bermasyarakat) untuk
berinteraksi. Dalam hidup bermasyarakat ini mereka saling menjalin hubungan,
yang apabila diteliti jumlah dan sifatnya, tidak terhingga banyaknya. Di dalam
kehidupan bermasyarakat tiap-tiap individu atau orang mempunyai kepentingan
yang berbeda antara yang satu dengan lainnya. Adakalanya kepentingan mereka
itu saling bertentangan, hal mana dapat menimbulkan suatu sengketa. Untuk
menghindarkan gejala tersebut, mereka mencari jalan untuk mengadakan tata
tertib, yaitu dengan membuat ketentuan atau kaidah hukum, yang harus ditaati
oleh setiap anggota masyarakat, agar dapat mempertahankan hidup
bermasyarakat.
Dalam kaidah hukum yang ditentukan itu, setiap orang diharuskan untuk
bertingkah laku sedemikian rupa, sehingga kepentingan anggota masyarakat
lainnya akan terjaga dan dilindungi, dan apabila kaidah hukum tersebut dilanggar,
maka kepada yang bersangkutan akan dikenakan sanksi atau hukuman. Perlu
ditegaskan, bahwa yang dimaksud dengan kepentingan adalah hak-hak dan
kewajiban-kewajiban perdata, yang diatur dalam hukum perdata materiil. Sebagai
lawan hukum perdata materiil adalah hukum perdata formil.
2
Hukum acara perdata juga disebut hukum perdata formil, yaitu kesemuanya
kaidah hukum yang menentukan dan mengatur cara bagaimana melaksanakan
hak-hak dan kewajiban-kewajiban perdata sebagaimana yang diatur dalam hukum
perdata materiil.1
Proses pertumbuhan dan berkembangnya hukum nasional pasca kemerdekaan
(hingga kini) ditandai dengan tidak hanya tumbuh kembangnya pranata-pranata
hukum serta semakin canggihnya pengaturan pelbagai bidang sosial oleh hukum,
akan tetapi juga terlihat pada tingkatan lain yaitu yang berwujud pada perubahan
yang paradigmatik yang di dalamnya mengandung dimensi-dimensi yang
ideologik.2 Sejalan dengan berkembangnya hukum, kegiatan bantuan hukum
khususnya bagi masyarakat miskin dan buta hukum yang tampak semakin meluas
dan memasyarakat, suatu pandangan kritis terhadap konsep-konsep bantuan
hukum yang kini dikembangkan di Indonesia banyak dikemukakan oleh kalangan
hukum. Baik teoritis maupun praktisi, maupun kalangan ilmuwan sosial.
Berbicara mengenai bantuan hukum sebenarnya tidak terlepas dari fenomena
hukum itu sendiri. Seperti telah diketahui bahwa keberadaan (program) bantuan
hukum adalah salah satu cara untuk meratakan jalan menuju kepada pemerataan
keadilan yang penting artinya bagi pembangunan hukum (khususnya) di
Indonesia.3
1 Retnowulan Sutantio, Iskandar Oeripkartawinata, Hukum Acara Peradat dalam Teori dan
Praktik, Cet.Ke-11,(Bandung: Mandar Maju, 2009), hlm. 1-2.
2 Bambang Sunggono dan Aries Hariyanto, Bantuan Hukum dan HAM, Cet. ke-3, (Bandung: CV. Mandar Maju, 2009), hlm. 1
3 Ibid., hlm. 20.
3
Walau sejarah pemberian bantuan hukum sudah ada dalam sistem Romawi
kuno, itu sebagai bagian dari sistem patronase politik,4 namun baru setelah
revolusi Prancis pemberian bantuan hukum menjadi bagian dari proses hukum
walau pengertian bantuan hukum disini adalah warga masyarakat yang harus
tampil sendiri mempertahankan hak-haknya.5 Pemberian Bantuan Hukum dalam
bentuk hak untuk didampingi oleh penasehat hukum dalam proses hukum, baru
muncul pada abad ke-20.6
Di Indonesia bantuan hukum sebagai suatu legal institution (lembaga hukum)
semula tidak dikenal dalam hukum tradisional, dia baru dikenal di Indonesia sejak
masuknya atau berlakunya sistem hukum barat di Indonesia.7 Perkembangan
bantuan hukum di Indonesia mulai memasuki babak baru ketika di era tahun 70-
an. Babak baru tersebut dimulai ketika berdirinya Lembaga Bantuan Hukum
Jakarta yang didirikan oleh Adnan Buyung Nasution dkk. Selain karena
mengusung konsep baru dalam pelaksanaan program bantuan hukum di Indonesia,
LBH Jakarta juga dianggap sebagai cikal bakal bantuan hukum yang terlembaga
yang dikatakan paling berhasil pada masa itu. Hingga tak pelak pendirian lembaga
4 Menurut Vicent Lemieux, Teori Patronase Politik adalah teori yang mengatakan bahwa
patronase adalah suatu dipensasi dari suatu keberhasilan, seperti pekerjaan kantor, kontrak-kontrak, pembagian-pembagian atau hal-hal lain yang mempunyai berharga yang berasal dari seorang patron (seseorang yang mengontrol dispensasi) kepada rekannya. Sebagai gantinya, rekanan tersebut akan memberikan suatu penghargaan yang sama atau senilai, seperti memilih partai Patron atau menyumbang sejumlah uang ataupun sejumlah pekerja untuk diperkerjakan dalam kampanye pemilihan umum. Hubungan antara Patron dengan rekanannya mempunyai tipikal tidak seimbang dan selektif.
5 Soerjono Soekanto, Heri Tjandrasari dan Tien Handayani, Bantuan Hukum Suatu Tinjauan
Sosio Yuridis, Cet. ke-1, (Jakarta: Ghalia Indo, 1983), hlm. 11-12
6 Ibid., hlm. 12.
7 Bambang Sunggono dan Aries Hariyanto, Bantuan Hukum dan HAM, hlm. 11.
4
bantuan hukum ini kemudian mendorong tumbuhnya berbagai macam bentuk
organisasi dan wadah bantuan hukum di Indonesia8
Dalam kurun waktu tersebut hingga sekarang, banyak hal yang menunjukkan
bahwa pemberian bantuan hukum bagi masyarakat tidak mampu sangat
diperlukan, dan diharapkan adanya peningkatan atau intensitas pelaksanaan
bantuan hukum dari tahun ke tahun. Arah kebijakan dari program bantuan hukum
itu sendiri yakni bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam bidang
hukum dan menjamin hak-hak masyarakat kurang mampu atau buta hukum agar
mereka memperoleh kedudukan yang sama di mata hukum.
Masyarakat miskin menghadapi hambatan utama dalam masalah keuangan
untuk mengakses Pengadilan Agama yang berkaitan dengan biaya perkara dan
biaya transportasi untuk datang ke pengadilan. Tetapi oleh Mahkamah Agung
diberikan kemudahan yakni dengan menyelenggarakan sidang keliling dan
pembebasan biaya perkara dengan proses prodeo.
Prodeo dan Sidang Keliling sudah mulai berjalan hampir di seluruh
Pengadilan Agama di Indonesia. Namun demikian, bantuan hukum bagi
masyarakat kurang mampu tidak hanya sebatas pada pemberian kedua fasilitas
tersebut. Masyarakat miskin biasanya identik dengan tingkat pendidikan rendah
yang berimplikasi pada minimnya pengetahuan mereka terhadap masalah hukum
ketika harus membawa perkaranya ke pengadilan.
Masyarakat yang tidak mampu dan awam hukum dalam mengajukan
perkaranya ke pengadilan sering kali dihadapkan pada aturan dan bahasa hukum
8 Daniel S. Lev, Hukum dan Politik di Indonesia atau Kesinambungan dan Perubahan, alih
bahasa Nirwono dan AE Priyono (Jakarta: LP3ES, 1990), hlm. 495
5
yang kadang terkesan kaku dan prosedural. Baik dalam tahapan litigasi maupun
non litigasi semuanya harus dilakukan sesuai dengan aturan hukum itu sendiri
atau jika tidak permohonan atau gugatan yang diajukan akan ditolak pengadilan
padahal bisa jadi hanya karena tidak memenuhi aspek prosedural hukum.
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 D (1) menyatakan dengan tegas bahwa
setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum
yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. Jaminan negara ini
kemudian dijabarkan dalam berbagai Undang-Undang dan peraturan yang
berkaitan dengan akses masyarakat terhadap hukum dan keadilan.
Pasal 56 UU No. 48/2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman dan dan pasal 60B
UU No. 50/2009 Tentang Perubahan Kedua Atas UU No. 7/1989 Tentang
Peradilan Agama menyebutkan bahwa setiap orang yang tersangkut perkara
berhak memperoleh bantuan hukum dan negara menanggung biaya perkara bagi
pencari keadilan yang tidak mampu. Pasal 57 UU No. 48/2009 dan Pasal 60 (c)
UU No. 50/2009 juga mengatur bahwa di setiap Pengadilan dibentuk Pos Bantuan
Hukum untuk pencari keadilan yang tidak mampu dalam memperoleh bantuan
hukum. Dalam ayat berikutnya disebutkan bahwa bantuan hukum tersebut
diberikan secara cuma-cuma pada semua tingkat peradilan sampai putusan
terhadap perkara tersebut telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Dalam konteks inilah pedoman pemberian bantuan hukum khususnya dalam
pembuatan surat gugatan/permohonan dan perkara jinayat, perkara prodeo serta
sidang keliling diperlukan sebagai bentuk pelaksanaan amanat Undang-Undang
6
dan rujukan dalam menjamin optimalisasi akses masyarakat miskin dan
termarjinalkan terhadap Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iyah.9
Posbakum termasuk organisasi bantuan hukum yang resmi di Pengadilan
Agama berdasarkan SEMA No. 10 Tahun 2010. Pos Bantuan Hukum adalah
ruang yang disediakan oleh dan pada setiap Pengadilan Agama bagi pemberi
bantuan hukum dalam memberikan layanan bantuan hukum kepada pemohon
bantuan hukum dalam hal pemberian advis atau konsultasi hukum, bantuan
pembuatan surat gugatan/permohonan.
Pelaksanaan Pos Bantuan Hukum (Posbakum) belum dapat diterapkan di
seluruh Pengadilan Agama. Hal ini disebabkan belum tersedianya dana yang
memadai. Untuk langkah awal, Posbakum telah dilaksanakan secara serentak
sejak tanggal 1 Maret 2011 di 46 Pengadilan Agama di seluruh Indonesia. Ini
dapat dikatakan sebagai pilot projek yang nanti diharapkan seluruh Pengadilan
Agama di Indonesia juga telah dapat mengimplementasikan Posbakum tersebut.
Pengadilan Agama tersebut merupakan Pengadilan Agama di Ibu Kota Propinsi
dan beberapa Pengadilan Agama yang banyak perkaranya.10
Pengadilan Agama Yogyakarta adalah salah satu pengadilan di Daerah
Istimewa Yogyakarta yang dijadikan sebagai pilot projek Pos Bantuan Hukum,
dalam mengimplementasikannya. Disini Pengadilan Agama Yogyakarta
bekerjasama dengan lembaga Bantuan Hukum yang ada di Yogyakarta yakni
Rifka Annisa. Rifka Annisa sendiri adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat
9BAB I Lampiran B Pedoman Pemberian Bantuan Hukum Di Lingkungan Peradilan Agama
10 Wahyu Widiana Mediasi dan Bantuan Hukum di Lingkungan peradilan Agama, Agenda dan Problematika. Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia, (Sabtu, 21 Januari 2012).
7
yang bergerak/bekerja dalam bidang pemberdayaan perempuan dan penghapusan
tindak kekerasan terhadap perempuan, lembaga ini berdiri sejak tahun 1993
sehingga dalam membela orang-orang yang tidak mampu dalam masalah hukum
lembaga ini bisa memahami apa yang harus dilakukan ketika beracara di
Pengadilan Agama, sehingga Pengadilan Agama Yogyakarta bekerjasama dengan
lembaga tersebut dan dimaksudkan agar para pencari keadilan bisa memperoleh
keadilan lewat Bantuan Hukum tersebut.
Berdasarkan gambaran di atas, Penulis tertarik membahas seberapa besar
implementasi dari Pemberian bantuan hukum, peran bantuan hukum di Pengadilan
Agama Yogyakarta dan pelaksanaannya, dilihat sesuai dengan ketentuan undang-
undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan
Kehakiman. Itulah yang melatarbelakangi penulis untuk mengkaji skripsi dengan
judul Bantuan Hukum Golongan Tidak Mampu dalam Perkara Hukum Keluarga
di Pengadilan Agama Yogyakarta Tahun 2011-2012.
B. Pokok Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka pokok masalah
yang diteliti dalam penyusunan Skripsi ini dirumuskan dalam pertanyaan-
pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan program Bantuan Hukum yang diberikan oleh
Pengadilan Agama Yogyakarta kepada pencari keadilan golongan tidak
mampu?
8
2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam
praktik pelaksanaannya?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan di
atas, maka tujuan yang akan dicapai dan sumbangan baru yang diharapkan dari
penelitian ini bagi perkembangan ilmu hukum adalah:
a. Menjelaskan pelaksanaan program Bantuan Hukum yang diberikan oleh
Pengadilan Agama Yogyakarta kepada pencari keadilan golongan tidak
mampu
b. untuk menggambarkan faktor-faktor yang menjadi pendukung dan
penghambat praktik pelaksanaan Bantuan Hukum
2. Kegunaan
Sejalan dengan tujuan penelitian yang dikemukakan di atas, hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberi kegunaan diantaranya:
a. Dapat memberikan sumbangan terhadap ilmu pengetahuan di bidang
hukum pada umumnya dan bidang pemberian bantuan hukum pada
khususnya.
b. dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan penulis dalam
bidang Ilmu Hukum/ Hukum Islam sebagai bekal untuk terjun ke
dalam masyarakat nantinya dan dapat memberikan suatu data/
9
informasi bagi penelitian berikutnya sekaligus menambah khazanah
keilmuan.
D. Telaah Pustaka
Hingga kini masalah Bantuan Hukum telah dibahas secara luas oleh banyak
akademisi dan praktisi hukum dalam berbagai artikel, makalah, penelitian, dan
buku-buku. Namun, dalam pengamatan penulis terhadap penelitian dan kajian
terdahulu (prior research), pembahasan secara utuh dan spesifik tentang bantuan
hukum golongan tidak mampu dalam perkara hukum keluarga dan meninjau
secara kritis faktor-faktor yang mempengaruhi implementasinya di lingkungan
peradilan agama, belum pernah ada. Kalaupun ada, pembahasan tersebut tidak
dibahas secara mandiri dan mendalam. Melainkan dalam konteks sebagai sub-bab
dari buku, skripsi, tesis, dan disertasi, atau sebagai pengantar untuk masuk ke
pemahaman bantuan hukum itu sendiri. Penelitian ini berusaha mengisi
kekosongan tersebut. Namun demikian, ada beberapa karya penelitian terdahulu
yang sekiranya relevan untuk ditinjau secara kritis, yang berupa skripsi, tesis dan
disertasi, mengingat ada perbedaan antara buku teks dan hasil kajian ilmiah dalam
bentuk penelitian.
Sepanjang penelusuran terbatas yang dilakukan oleh penulis sebelum
melakukan penelitian ini, ditemukan beberapa penelitian yang dilakukan oleh
akademisi dalam bentuk skripsi, tesis dan disertasi maupun penelitian bersama
(tim). Beberapa penelitian yang telah dilakukan tersebut, baik yang ada kaitannya
secara langsung maupun tidak langsung, memiliki objek kajian yang hampir sama,
10
serta beberapa kajian yang relatif jauh kaitannya tetapi masih dalam bidang koor
keilmuan yang sama, di antaranya sebagai berikut:
Buku yang berkaitan dengan bantuan hukum yaitu buku yang dipublikasikan
oleh YLBHI dan YOI berjudul Panduan Bantuan Hukum di Indonesia: Pedoman
Anda Memahami dan Menyelesaikan Masalah Hukum11 membahas tentang
bantuan hukum secara umum mengenai bantuan hukum dengan advokat atau
LBH/YLBH yang ada di Indonesia.
Begitu pula dengan disertasi Didi kusnadi pada Program Pascasarjana UIN
Sunan Gunung Djati, Bandung yang berjudul Bantuan Hukum dalam Hukum
Islam Hubungannya dengan UU Advokat dan Penegakan Hukum di Indonesia
Disertasi yang juga sudah diterbitkan menjadi buku12 ini menunjukkan bahwa
terdapat alasan-alasan tertentu bagi lembaga peradilan untuk mendistribusikan
keadilan bagi masyarakat dengan mendayagunakan bantuan hukum. Fokus
penelitian ini adalah tentang sejarah dan perkembangan bantuan hukum dalam
perspektif sejarah hukum Islam dan rumusan konsep bantuan hukum dalam
hukum Islam hubungannya dengan UU Advokat dan penegakan hukum di
Indonesia.
Karya ilmiah yang berupa skripsi diantaranya adalah skripsi Ulfatus Sa’adah
yang berjudul Efektifitas Bantuan Hukum dalam Proses Peradilan di Pengadilan
11 Austinus Edy Kristianto dan Patra M. Zen, Panduan Bantuan Hukum di Indonesia:
Pedoman Anda Memahami dan Menyelesaikan Masalah Hukum,(Jakarta: YLBHI)2008.
12 Didi Kusnadi, Bantuan Hukum dalam Hukum Islam Hubungannya dengan UU Advokat dan Penegakan Hukum di Indonesia,(Jakarta: Kementrian Agama RI, 2011).
11
Agama Yogyakarta Tahun 1997-199813 dalam skripsi ini di jelaskan efektifitas
penyelesaian perkara yang mengguanakan bantuan hukum dimana sebagai
pemberi bantuan hukum, mereka ini dituntut untuk dapat melaksanakan
profesinya sesuai dengan asas peradilan yaitu asas sederhana, cepat, dan biaya
ringan. Asas inilah yang menentukan berhasil tidaknya bantuan hukum dalam
proses peradilan di pengadilan
Kemudian skripsi yang disusun oleh Sumarja dengan judul Tinjauan Hukum
Islam Terhadap Pelaksaan perjanjian Pemberi Kuasa Bantuan Hukum di LKBH
Fakultas Hukum UII Yogyakarta14 dalam skripsi ini membahas tentang aspek-
aspek bantuan hukum yang dilakukan olen lembaga bantuan hukum, tetapi isi dari
skripsi kurang komprehensif sehingga pokok permasalahan dalam skripsi ini
kurang begitu jelas.
Selanjutnya skripsi yang disusun oleh Siti maryam Tinjauan Hukum Islam
Terhadap peranan LBH dalam Kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga(Studi
Kasusu LBH Yogyakarta 2006-2010, dalam skripsi ini dijelaskan mengenai
peranan LBH dalam menangani kasus-kasus yang terjadi di dalam rumah tangga
khususnya kekerasan dalam rumah tangga dan ditinjau dari sudut pandang hukum
Islam
Penelitian lain yang berupa skirpsi yakni Tinjauan Hukum Islam Terhadap
Peran Posbakum(Pos bantuan Hukum) dalam Menyelesaikan Perkara di
13 Ulfatus Sa’adah Efektifitas Bantuan Hukum dalam Proses Peradilan di Pengadilan Agama
Yogyakarta Tahun 1997-1998, skripsi tidak diterbitkan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2001.
14 Sumarja, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksaan perjanjian Pemberi Kuasa Bantuan
Hukum di LKBH Fakultas Hukum UII Yogyakarta, skripsi tidak diterbitkan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2010.
12
Pengadilan Agama Yogyakarta Tahun 201115 yang disusun oleh Ahmad Zubaeri,
skripsi ini tidak membahas secara detail mengenai bantuan hukum dan
pelaksanaannya tetapi hanya menekankan pada peran Posbakum dalam
menyelesaikan perkara di Pengadilan Agama Yogyakarta Tahun 2011 dan
menggunakan tinjauan dari sudut pandang hukum Islam guna memperoleh hukum
dari Posbakum itu sendiri, sehingga disini lebih menekankan pada perannya dan
mencari tahu peran itu sesuai dengan hukum Islam atau tidak.
E. Kerangka Teoritik
Bantuan Hukum kepada orang yang membutuhkan bantuan dapat membantu
mengurangi beban. Orang yang berperkara itu belum tentu tahu tentang proses
berperkara di Pengadilan, khusunya pada Pengadilan Agama. Selain mengurangi
beban, Islam juga menganjurkan untuk saling tolong-menolong untuk kebaikan
seperti dalam firman Allah:
’?ã#θΡρ$è?ρ 99# “θ)G9#ρ ( ωρ #θΡρ$è? ’?ã ΟO}# β≡ρ‰è9#ρ16
Dari pemahaman ayat di atas, sudah dapat diketahui bahwa dalam Islam kita
dianjurkan menolong seseorang dalam hal kebaikan, dalam hal ini juga pemberian
bantuan hukum dalam Islam juga diperbolehkan karena pemberian bantuan
hukum merupakan suatu kebaikan karena dalam hal ini turut membantu seseorang
15 Ahmad Zubaeri Tinjauan Hukum Islam Terhadap Peran Posbakum(Pos bantuan Hukum)
dalam Menyelesaikan Perkara di Pengadilan Agama Yogyakarta Tahun 2011, skripsi tidak diterbitkan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2012
16 Al Māidah (5): 2.
13
yang sedang menghadapi kesulitan khususnya dalam hal menyelesaikan perkara di
Pengadilan Agama.
Dalam hadis juga disebutkan bahwa:
من نفس عن مؤمن كربة من كرب الدنيا نفس اهللا عنه كربة من كرب 17يوم القيامة، ومن يسر على معسر يسر اهللا عليه يف الدنيا واآلخرة
Hadis ini menunjukkan besarnya keutamaan seseorang yang membantu
meringankan beban saudaranya sesama muslim, baik dengan bantuan harta,
tenaga maupun pikiran atau nasehat untuk kebaikan. Sesuai dengan hadis di atas
bahwa bantuan hukum yang diberikan kepada golongan tidak mampu itu dapat
mengurangi beban.
Pemberian bantuan, di dalam pasal 5 ayat (2) Undang-undang Nomor 4 tahun
2004 tentang Kekuasaan Kehakiman jo. pasal 58 ayat (2) undang-undang nomor 7
Tahun 1989 tentang Peradilan Agama dinyatakan, bahwa “pengadilan membantu
para pencari keadilan dan berusaha sekeras-kerasnya mengatasi segala
hambatan dan rintangan untuk tercapainya peradilan yang sederhana, cepat,
biaya ringan”
Ketentuan yang terdapat dalam dua pasal di atas, maka ketua Pengadilan
Agama dalam memberikan nasehat dan bantuan kepada para pencari keadilan
adalah sebagai kewajiban, sama porsinya. Mengenai batasan pemberian bantuan
dan nasehat yang dibenarkan hukum adalah sepanjang mengenai hal-hal yang
17 Imam Yahya Ibn Syarofiddin An Nawawi, Arba'in An Nawawi (Semarang, Karya Toha
Putra, 676 H.). Hadits No. 36.
14
berhubungan dengan hukum formil, sedangkan hal-hal yang menyangkut hukum
materiil atau pokok perkara itu di luar jangkauan fungsi pemberian bantuan dan
nasehat tersebut
Batasan kewenangan Hakim/Ketua Pengadilan Agama dalam memberi
nasehat dan bantuan kepada pencari keadilan berdasasrkan pasal 119 dan 143 dan
a56 R.Bg adalah sebagai berikut:
1. Membuat gugatan bagi yang buta huruf.
2. Memberi pengarahan tata cara izin berperkara tanpa biaya (prodeo)
3. Menyarankan penyempurnaan surat kuasa
4. Menganjurkan perbaikan surat gugatan
5. Memberi penjelasan alat bukti yang sah
6. Memberi penjelasan cara mengajukan bantahan dan jawaban
7. Bantuan memanggil saksi secara resmi
8. Memberi bantuan upaya hukum
9. Memberi penjelasan tata cara verzet dan rekovensi
10. Mengarahkan dan membantu memformulasikan perdamaian,
Kesepuluh rincian tersebut di atas bukanlah batas kewenangan yang bersifat
limitative, sebab, selain sepuluh macam bantuan tersebut masih ada yang
termasuk kewenangan Hakim-Ketua Pengadilan Agama yang dibenarkan oleh
Undang-undang, seperti memberi bantuan cara mengajukan Conservatoir Beslag
(CB), tata cara mengajukan eksekusi, dan lain-lain.18
18 Chatib Rasyid dan Syaifuddin, Hukum Acara Perdata dalam Teori dan praktik pada
Peradilan Agama,Cet. Ke-1,(Yogyakarta:UII Press, 2009). hlm. 61-62.
15
Teori persamaan hak hukum (equality before the law) dan teori hak untuk
mendapatkan keadilan (Access to justice theory). Di Dunia barat teori persamaan
hak hukum (equality before the law) dan teori hak untuk medapatkan keadilan
(Access to justice theory) didasarkan kepada teori kebebasan (liberal-demokrasi)
dan teori konflik untuk pemenuhan kebutuhan materi (materialism).
Teori kebebasan demokrasi diperkenalkan oleh Alan C. Reiter yang
berkembang dalam sistem politik dan hukum di Negara-negara Eropa, Britania
Raya, Amerika Serikat, Canada dan Australia. Teori ini telah berkembang sejak
awal abad ke-17 ketika Thomas Hobbes, Jhon Finnis, Thomas Aquinus,
Montesquie dan Jhon Locke memperkenalkan ajaran kebebasan dan demokrasi
dalam filsafat hukum alam (lex naturalis atau natural law atau natural right).19
Menurut teori ini, setiap orang diyakini memiliki persamaan hak dan kebebasan
berdasarkan prinsip persamaan di depan hukum (equality before the law) dan
persamaan hak keadilan di depan hukum (Access to justice theory) serta dilakukan
melalui advokasi dan bantuan hukum
Bantuan hukum menurut SEMA No. 10 Tahun 2010 Tentang Pedoman
Pemberian Bantuan Hukum yakni bertujuan untuk:
a. Meringankan beban biaya yang harus ditanggung oleh anggota masyarakat
tidak mampu di pengadilan
19 Lihat penjelasan lengkap Allan C. Reiter dan Stam, Democracies at War (Princeton, USA:
Princeton University Press, 2002). Lihat pula Alan W. Houseman & Linda E. Perle, Securing Equal Justice for all: A Brief History of Civil Legal Assistence in the United State, (Center for Law and social Policy, November 2003) hlm. 10-29 dan Helaine M. Barnett, Documenting the justice Gap in America: The Current Unment Civil Legal Need of Low-Income Americans, (USA: Legal Services Corporation, September 2005) hlm. 4 dan 9 dalam http://en.wikipedia. org/wiki/Liberal _democracy.
16
b. Memberikan kesempatan yang merata pada masyarakat tidak mampu
untuk memperoleh pembelaan dan perlindungan hukum ketika berhadapan
dengan proses hukum di pengadilan
c. Meningkatkan akses terhadap keadilan; dan
d. Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang hukum
melalui penghargaan, pemenuhan dan perlindungan terhadap hak dan
kewajibannya.20
Tujuan di atas juga menunjukkan bahwa Negara juga menjamin hak dan
kewajiban masyarakat dan memberikan perlindungan hukum ketika berhadapan
dengan proses hukum dengan mendirikan Pos Bantuan Hukum (Posbakum) di
pengadilan-pengadilan yang ada, khususnya di Pengadilan Agama, dalam hal ini
diharapkan agar masyarakat kurang mampu dalam hal finansial maupun
kemampuan tidak lagi kesulitan ketika berperkara/mengahadapi perkara di
pengadilan, khsusnya Pengadilan Agama
F. Metode Penelitian
Untuk mendapatkan data yang lengkap, mendalam dan memberi jawaban yang
tepat serta menyeluruh terhadap permasalahan yang diajukan digunakan bentuk
penelitian hukum normatif empiris. Penelitian ini merupakan penggabungan
penelitian hukum normatif yang menggunakan data sekunder dan penelitian
hukum empiris yang menggunakan data primer. Data penelitian berasal dari data
sekunder bersumber dari penelitian kepustakaan dan data primer berasal dari
20 Pasal 2 Lampiran B SEMA No. 10 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pemberian Bantuan
Hukum.
17
penelitian lapangan. Cara mengumpulkan data dalam penelitian kepustakaan ini
adalah dengan metode dokumentasi dengan alat studi dokumen, sedangkan cara
pengumpulan data dalam penelitian lapangan dilakukan dengan wawancara
dengan alat pedoman wawancara.
1. Jenis penelitian
Metode penelitian berperan sangat urgen untuk mendapatkan hasil penelitian
yang terarah dan optimal karena metodologi penelitian merupakan ilmu mengenai
jenjang-jenjang yang harus dilalui dalam suatu proses penelitian. Adapun metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dimaksudkan untuk mendapatkan data primer sebagai
penunjang data sekunder (peraturan perundang-undangan), yaitu dengan cara
pengumpulan data (data collecting), dan penyeleksian data melalui wawancara
dengan pihak-pihak yang berkompeten di Pengadilan Agama dan Rifka
Annisa Yogyakarta selaku lembaga yang menanganai Posbakum di
Pengadilan Agama Yogyakarta. Penelitian empiris ini dilakukan untuk
memotret realitas yang terjadi di lapangan tentang bantuan hukum(Posbakum)
bagi golongan tidak mampu di Pengadilan Agama.
2. Sifat Penelitian
Sifat penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
normatif yuridis, yaitu penelitian yang menekankan pada data sekunder,
mencakup keseluruhan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
bantuan hukum. Berdasarkan objek penelitian tersebut, maka penelitian ini
18
dilakukan dengan mengkaji mekanisme perangkat pengaturan bantuan hukum
menurut peraturan perundang-undangan yang ada (statute approach), apakah
peraturan perundang-undangan tersebut telah memadai untuk menerapkan bantuan
hukum di pengadilan, khususnya di Pengadilan Agama, serta mengevaluasi
faktor-faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi.
3. Objek dan subjek penelitian
Objek dari penelitian ini adalah bantuan hukum untuk golongan tidak mampu
di Pengadilan Agama Yogyakarta tahun 2011-2012. Subjek penelitian ini adalah
staf/karyawan Posbakum(Rifka Annisa) dan hakim/karyawan Pengadilan Agama
Yogyakarta yang terkait dengan pemberian bantuan hukum di Pengadilan Agama
Yogyakarta tahun 2011-2012
4. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Observasi (pengamatan) dilakukan untuk mengamati secara langsung
mengenai pelaksanaan Bantuan hukum di Pengadilan Agama Yogyakarta,
mulai dari proses, pelaksanaan, dan penyelesaian perkaranya.
b. Interview (wawancara) dilakukan untuk mengumpulkan data primer dan
sebagai sarana untuk mengetahui secara mendalam mengenai
implementasi Bantuan hukum (Posbakum) di Pengadilan Agama. Dalam
melakukan wawancara ini, terlebih dahulu menyiapkan pedoman
wawancara dan kemudian didiskusikan baik dengan mereka yang
mempelajari dan tahu tentang bantuan hukum, maupun dengan akademisi,
19
hakim, penerima bantuan hukum dan advokat yang pernah menangani
perkara melalui Posbakum di Pengadilan
c. Studi Dokumen, dilakukan terhadap data sekunder untuk mendapatkan
landasan teoritis kebijakan hukum berupa pendapat atau tulisan para ahli
atau pihak lain yang mendapatkan informasi, baik dalam bentuk ketentuan
formil maupun data melalui naskah resmi dari Pengadilan Agama
Yogyakarta. Data yang sudah terkumpul akan diklasifikasi sesuai jenisnya
dan kemudian dianalisis secara kualitatif.
5. Analisis data
Karena pendekatan utama penelitian ini adalah kualitatif maka akan dianalisis
dengan cara analisis SWOT; strength (kekuatan), weakness (kelemahan),
opportunities (peluang) dan threats (tantangan).
SWOT analysis. Analisis ini digunakan untuk menguji bagaimana prospek
Posbakum di lingkungan peradilan agama sebagai bantuan hukum bagi golongan
tidak mampu di masa depan. Analisis ini adalah instrumen perencanaaan strategis
klasik yang memberikan cara terbaik dalam melaksanakan sebuah strategi dengan
kerangka kerja, terutama yang berkaitan dengan strength (kekuatan) atau faktor
pendukung bantuan hukum di Pengadilan Agama, weakness (kelemahan) yang
berhubungan dengan hambatan bantuan hukum di Pengadilan Agama,
opportunities (peluang) dan threats (tantangan) dari peradilan agama dalam
menerapkan Posbakum. Melalui analisis SWOT ini dapat dirancang perspektif
20
pemecahan masalah guna mendapatkan rumusan pengembangan Posbakum di
lingkungan peradilan agama pada masa yang akan datang.
Penulis menggunakan metode induktif, yakni berangkat dari data-data yang
diperoleh dari Posbakum dan Pengadilan Agama Yogyakarta kemudian menarik
kesimpulan umum mengenai kinerja Posbakum dalam menyelesaikan perkara di
Pengadilan Agama Yogyakarta Tahun 2011-2012.
G. Sistematika Pembahasan
Bagian ini mendeskripsikan alur penulisan skripsi yang disertai dengan logika
atau argumentasi penulis mengenai susunan bagian-bagian penelitian ini.
Menimbang luasnya kajian yang dilakukan penulis, secara keseluruhan, penelitian
ini terdiri atas lima (5) bab dan setiap bab dibagi dalam beberapa sub-bab. Sebagai
satu kesatuan karya penelitian, setiap bab diupayakan memiliki hubungan satu
sama lain, sehingga muatan penulisan ini merupakan satu jalinan makna yang
diupayakan untuk menjadi suatu hasil kerja ilmiah yang komprehensif dan utuh.
Untuk memberikan gambaran umum dari setiap babnya, maka disusun sistematika
pembahasan sebagai berikut:
Pada bab pertama, bab pendahuluan, menguraikan argumentasi terhadap
pentingnya penelitian ini. Bab ini mencakup latar belakang masalah sebagai
landasan pembahasan lebih lanjut, rumusan masalah yang berguna untuk
memfokuskan pembahasan, tujuan dan kegunaan penelitian yang mengetengahkan
alasan pentingnya penelitian ini dilakukan, tinjauan pustaka yang menjadikan
alasan penelitian ini belum pernah dilakukan, kerangka teori dan metode
21
penelitian sebagai alat atau pisau analisis yang digunakan untuk melakukan
penelitian, serta sistematika pembahasan untuk memudahkan pengecekan bagian-
bagian penelitian.
Kemudian pada bab kedua, berisi gambaran umum tentang bantuan hukum
dan dasar hukum pemberlakuannya di lingkungan peradilan agama. Uraian
pembahasan dalam bab ini mencakup tentang pengertian,macama-macam bantuan
hukum dan tata caranya, prinsip dan asas-asas bantuan hukum, dasar hukum
pemberlakuan bantuan hukum(posbakum), tugas dan wewenang serta sejarah
kemunculan bantuan hukum di Indonesia.
Pada bab ketiga membahas tentang pelaksanaan/implementasi bantuan hukum
yang dilakukan oleh Posbakum Pengadilan Agama Yogyakarta tahun 2011-2012.
Dimulai dengan menjelaskan profil Pengadilan Agama Yogyakarta, perkara-
perakara yang ada di Pengadilan Agama Yogyakarta serta peran dari Posbakum
dalam menyelesaikan Perkara di Pengadilan Agama Yogyakarta Tahun 2011-
2012, serta faktor-faktor yang mempengaruhi Pelaksanaannya.
Bab keempat menganalisis penyelesaian perkara yang melalui Posbakum dan
optimalisasinya di lingkungan peradilan agama. Pembahasannya meliputi analisis
Pelaksanaan bantuan hukum di Pengadilan Agama, ditinjau dari undang-undang
yang berkaitan serta hukum Islam dan analisis SWOT penerapan bantuan hukum
(Posbakum) di lingkungan peradilan agama dalam pelaksanaannya.
Bab kelima sebagai penutup akan menyajikan kesimpulan dari pembahasan
pokok permasalahan. Bab ini kemudian diikuti dengan saran-saran dari penelitian
ini.
86
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada penelitian dan analisis yang telah penulis lakukan di
Pengadilan Agama Yogyakarta maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pemberian bantuan hukum di Pengadilan Agama Yogyakarta
yang telah dilakukan oleh lembaga Rifka Annisa pada tahun 2011-2012
telah sesuai dengan peraturan yang ada, akan tetapi disatu sisi jika melihat
dari latar belakang yang berbeda antara Rifka Annisa yang lebih banyak
bergerak dibidang gender dan perjuangan hak-hak perempuan sedangkan
Pengadilan Agama Yogyakarta yang memang kewenangannya tidak hanya
menyangkut masalah perkawinan yang didalamnya menyangkut masalah
perempuan, tentunya ini terkadang membuat kesulitan dalam menjalankan
fungsinya sebagai pemberi bantuan kepada masyarakat golongan tidak
mampu karena Pengadilan Agama juga punya kewenangan di bidang lain
sesuai dengan pasal 49 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan
Agama.
2. Faktor pendukung dan penghambat Posbakum, Petugas Posbakum yang
ada di Pengadilan Agama Yogyakarta juga sudah melaksanakan tugasnya
dengan baik ini ditandai dengan adanya tingkat kepercayaan masyarakat
yang meminta bantuan kepada petugas Posbakum dalam menyelesaikan
87
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat golongan tidak mampu,
hanya saja dalam memberikan bantuan hukum petugas Posbakum
mempunyai format surat gugatan/surat permohonan yang berbeda dengan
format yang biasa dipakai oleh Pengadilan Agama Yogyakarta meskipun
keduanya tidak melanggar aturan yang ada. Dan keterbatasan petugas
Posbakum terhadap penguasaan materi ketika membantu golongan tidak
mampu dalam hal kewarisan.
B. Saran
1. Kepada Petugas Posbakum (Rifka Annisa)
a. Supaya data tentang Posbakum dimasukkan didalam website resminya
Rifka Annisa.
b. Agar dieprtahankan lagi dalam hal pelayanan kepada para masyarakat
golongan tidak mampu.
c. Memberikan keterbukaan akses informasi kepada mahasiswa yang
melakukan penelitian tanpa adanya biaya administrasi yang dapat
memberatkan mahasiswa.
d. Supaya petugas Posbakum lebih mendalami terkait masalah-masalah
yang menyangkut kewenangan Pengadilan Agama Yogyakarta.
2. Kepada Pengadilan Agama Yogyakarta
a. Supaya dipertahankan keramahan dan keterbukaan dalam memberikan
informasi.
88
b. Utuk websit resminya mohon dipertahankan dan segera di update jika
ada info terbaru terkait pengadilan agama Yogyakarta.
c. Dalam melakukan kerjasama dibidang Posbakum sebaiknya
bekerjasama dengan lembaga yang memang latar belakangnya sama
dengan Pengadilan Agama sehingga dalam proses pelaksanaannya
tidak ditemukan lagi kesulitan dalam menangani perkara yang
dilaksanakan oleh Posbakum
3. Kepada pemeritah
a. Supaya memberika penjelasan yang jelas dan mempercepat
pelaksanaannya tentang pelaksanaan bantuan hukum berdasarkan UU
No. 16 Tahun 2011 yang akan dilaksanakan oleh Menkumham, yang
sebelumnya pemberian bantuan hukum Posbakum ada dibawah
mahkamah agung. Sehingga tidak ada kekosongan dalam pemberian
bantuan hukum yang dilakukan oleh Posbakum seperti sekarang ini.
89
DAFTAR PUSTAKA
AL-Qur’an/Tafsir Al-Qur’an Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: Lubu Agung,
1989. Fikih/ Usul Fikih al-Jauziyah, Ibnu Qayyim, I’lam al-Muwaqqi’in, sebagaimana dikutip oleh
Mukhlish Usman, Kaidah-kaidah Ushuliyah dan Fiqhiyyah (Jakarta: Gema Insani Press, 2000) dan Al-Syathibi, al-Muwafaqat fi Ushul al-Syari’ah, Juz II, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, t.th.).
Amahzun, Muhammad, Tahqiq Mawaqif al-Shahabah fi al-Fitnah min Riwayat
al- Imam al-Tabari wa al-Muhadditsin (Riyadh: Dar al-Thayyib, 1999) diterjemahkan oleh Rosihon Anwar, Meluruskan Sejarah Islam: Studi Kritis Peristiwa Tahkim (Pustaka Setia, Bandung 1999).
Hazm, Ibnu, al-Muhalla (Kairo: Dar al-Maktab, t.th). Hadis/ Ulumul Hadis An Nawawi, Imam Yahya Ibn Syarofiddin, Arba'in An Nawawi (Karya Toha
Putra, Semarang). Buku Anonimous, Conception of the Natural Rights of Thomas Hobbes dalam Peter
Jones, Rights (Palgrave: Macmillan, 1994) Barnett, Helaine M., Documenting the justice Gap in America: The Current
Unment Civil Legal Need of Low-Income Americans, (USA: Legal Services Corporation, September 2005)
E. S, Green & Green J.A Legal Profession and the Processes of Social Change:
Legal Services in England and the US 21 Hasting Law Journal (tanpa tahun).
Hassan, Rifaat “Human Rights and the Qur’anic Perspective,” in: Arlene
Swidler, ed., Human Rights in Religious Traditions (New York: The Pilgrim Press, 1982).
Helaine M. Barnett, Documenting the justice Gap in America: The Current
Unment Civil Legal Need of Low-Income Americans, (USA: Legal Services Corporation, September 2005)
90
Hellners, T.. Legal Services in Sweden for deprived person, particularly in urban areas. Report presented to the sixth Colloquy on European Law, Council of Europe, Strasbourg, 1976.
Houseman, Alan W. & Linda E. Perle, Securing Equal Justice for all: A Brief
History of Civil Legal Assistence in the United State, (Center for Law and social Policy, November 2003)
Kant, Chandra, R.J. Equal Protection of Law and the Problems of the Poor
Singapore Law Review, Vol. 24. 1972. Koentjaraningrat, The System and Spirit of Gotong Royong dalam Prisma, edisi
bahasa Inggris, no. 6, Juni 1977. Kristianto, Austinus Edy dan Patra M. Zen, Panduan Bantuan Hukum di
Indonesia: Pedoman Anda Memahami dan Menyelesaikan Masalah Hukum. Jakarta:YLBHI. 2008.
Kusnadi, Didi. Bantuan Hukum dalam Hukum Islam Hubungannya dengan UU
Advokat dan Penegakan Hukum di Indonesia,(Jakarta: Kementrian Agama RI, 2011).
Lev, Daniel S., Hukum dan politik di Indonesia atau Kesinambungan dan
Perubahan, alih bahasa Nirwono dan AE Priyono Jakarta: LP3ES, 1990. Mahmasani, Subhi, Huquq al-Insani fi al-Islam (Cairo: Dar al-Maktabah, t.th) _______________, Adaption of Islamic Jurisprudence to Modern Social Needs
dalam J.J. Donohue and Jhon L. Esposito, eds., Islamic in Transition: Muslim Perspectives (Oxford: Oxford University Press, 1982).
Makalah pada Seminar Nasional Mediasi dan Bantuan Hukum di Lingkungan
peradilan Agama, Agenda dan Problematika. Diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia, pada Tanggal 21 Januari 2012. Oleh Wahyu Widiana.
Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2005. An-Na’im, Abdullahi Ahmed Towards an Islamic Reformation: Civil Liberties,
Human Rights and International Law (Syracuse University Press 1994). Pollock, S.. Legal Aid: The First 25 Years. (London: Oyez Publishing, 1975). Praja, Juhaya S., Filsafat Hukum Islam (Bandung: UNISBA Press, 1996).
91
Reiter, Allan C. dan Stam, Democracies at War (Princeton, USA: Princeton University Press, 2002).
Sa’adah, Ulfatus Efektifitas Bantuan Hukum dalam Proses Peradilan di
Pengadilan Agama Yogyakarta Tahun 1997-1998, skripsi tidak diterbitkan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2001
Santosa, Mas Ahmad, Perjalanan ke Depan Bantuan Hukum da Access to Justice
dalam Bantuan Hukum di Indonesia: Akses Masyarakat Marjinal Terhadap Keadilan (Ed. Gatot dan Virza) (Jakarta: LBH Jakarta 2007)
Schuyt, K., Groenendijk, K, & Sloot, B. De Weg Naar het Recht. (Deventer:
Kluwer, 1976). Smith, Donald Eugene, Religion and Political Development (Boston: Little,
Brown and Co, 1978). Soekanto, Soerjono, Heri Tjandrasari dan Tien Handayani, Bantuan Hukum Suatu
Tinjauan Sosio Yuridis, Cet I, Jakarta: Ghalia Indo, 1983. Sumarja, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksaan perjanjian Pemberi Kuasa
Bantuan Hukum di LKBH Fakultas Hukum UII Yogyakarta, skripsi tidak diterbitkan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2010
Sunggono, Bambang dan Aries hariyanto, Bantuan Hukum dan HAM, Cet.
III,Bandung: CV. Mandar Maju, 2009. Sutantio, Retnowulan, Iskandar Oeripkartawinata, Hukum Acara Perdata dalam
Teori dan Praktik, Cet.Ke-11,Bandung: Maju Mundur, 2009. W. Montgomery Watt, Islamic Political Thought (Einburgh: Einburgh University
Press, 1960) Zubaeri, Ahmad Tinjauan Hukum Islam Terhadap Peran Posbakum(Pos bantuan
Hukum) dalam Menyelesaikan Perkara di Pengadilan Agama Yogyakarta Tahun 2011, skripsi tidak diterbitkan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2012
Internet http://en.wikipedia. org/wiki/Liberal _democracy.
http://en.wikipedia.org/wiki/Natural_right.
92
http://www.komisihukum.go.id/konten.php?nama=artikel&cop=detail_artikel&id=165
http://www.pa-yogyakarta.net
http://www.solusihukum.com/artikel49.php Peraturan Dasar dan Peraturan Pemerintah Lampiran B SEMA No. 10 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pemberian Bantuan
Hukum. SEMA No. 10 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia1945. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama UU No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat.
93
LAMPIRAN-LAMPIRAN
TERJEMAHAN ARAB
No Hlm FN TERJEMAHAN BAB I
1 12 16 dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
2 13 17 Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat
BAB II
4 50 24 48. Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, 49. Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), Maka ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. dan Sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.
94
5 51 25 Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
6 51 26 Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal
8 52 27 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.
10 52 28 Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.
95
11 5 29 1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, 2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. 3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. 4. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang
kamu sembah, 5. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah
Tuhan yang aku sembah. 6. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."
12 53 30 Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan[862], Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
15 53 31 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allahdan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya
16 54 32 Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
17 54 33 Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
18 55 34 Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu
96
yang memberi kehidupan kepada kamu ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan Sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.
19 55 35 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
BAB IV
20 82 4 dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
21 83 5 Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat
Daftar Pedoman Wawancara
1. Apa yang melatarbelakangi berdirinya Posbakum di Pengadilan Agama
Yogyakarta ?
2. Siapa saja yang berhak menjadi pemberi bantuan hukum di Pengadilan
Agama Yogyakarta ?
3. Siapa saja yang berhak menerima bantuan hukum di Pengadilan Agama
Yogyakarta ?
4. Perkara-perkara apa saja yang ditangani Posbakum ?
5. Bagaimana pelaksanaan pemberian bantuan hukum dalam penyelesaian
perkara di Pengadilan Agama Yogyakarta ?
6. Bagaimana efektifitas bantuan hukum dalam penyelesaian perkara di
Pengadilan Agama Yogyakarta ?
7. Bagaimana pengaruh Posbakum terhadap kinerja Pengadilan Agama
Yogyakarta ?
8. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pemberian bantuan hukum terhadap
golongan tidak mampu di Pengadilan Agama Yogyakarta Tahun 2011-
2012 ?
9. Adakah faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam
pelaksanaan Posbakum?
10. Bagaimana solusi jika ada permasalahan yang dihadapi terkait pelaksanaan
Posbakum di Pengadilan Agama Yogyakarta ?
11. Apa yang menjadi tantangan terkait implementasi Posbakum di Pengadilan
Agama Yogyakarta Tahun 2011-2012 ?
CURRICULUM VITAE
Nama Lengkap : M. Shaiful Umam
Tempat/ Tgl. Lahir : Gresik, 06 April 1991
Alamat Rumah : Jl. Sunan Giri No. 10 Desa Sungolegowo Kec. Bungah
Kab. Gresik Propinsi Jawa Timur 61152
Alamat Sekarang : Jl. Nyi Pembayun No. 10 Prenggan Kotagede Yogyakarta
55172
Email : [email protected]/ [email protected]
Agama : Islam
Nama Orang Tua : M. Dimyathi Abdullah
Umi Lailah
Alamat Orang Tua : Jl. Sunan Giri No. 10 Desa Sungolegowo Kec. Bungah
Kab. Gresik Propinsi Jawa Timur 61152
Nomer HP : 0856 437 51565
PENDIDIKAN FORMAL
Riwayat pendidikan : TK al-Asyhar (1995-1997)
MI Al-Asyhar (1997-2003)
MTs Al-Asyhar (2003-2006
SMAN 1 SIDAYU (2006-2009)
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA (2009-
Sekarang)
PENGALAMAN ORGANISASI
1. Pengurus BEM-J al-Ahwal asy-Syakhsiyyah
2. Panitia Pelaksana Lomba Karya Tulis Ilmiah Se-Indonesia
diselenggarakan oleh BEM-J al-Ahwal asy-Syakhsiyyah dengan
Tema “Kompetensi Absolut Peradilan Agama Berdasarkan
Undang-undang No. 3 Tahun 2006”, 2012.
3. Panitia Pelaksana Seminar Nasional dengan Tema “Menyoal
Kualitas Out-Put Fakultas Syari’ah dan Hukum dalam Kancah
Nasional” diselenggarakan oleh BEM-J al-Ahwal asy-Syakhsiyyah
bertempat di Convention Hall, 2012.
4. Panitia Pelaksana Pelatihan dengan Tema “Sinkronisasi Metode
Manual & Digital dalamPenentuan Arah Kiblat” diselenggarakan
oleh BEM-J al-Ahwal asy-Syakhsiyyah, 2011.
5. Panitia pelaksana Pelatihan Citizen Journalism for Anti Corruption
(CJAC) diselenggarakan oleh SIDAK (Sentra Info dan Data Anti
Korupsi) bekerjasama dengan Kemitraan Partnership dan UNODC
(United Nations Office on Drugs and Crime), 2011.
6. Panitia pelaksana Seminar Nasional Anti Korupsi dengan Tema
“Menguatkan Strategi Nasional Gerakan Sosial Pemberantasan Korupsi”
yang diselenggarakan oleh SIDAK (Sentra Info dan Data Anti
Korupsi) bekerjasama dengan Kemitraan Partnership dan UNODC
(United Nations Office on Drugs and Crime) di Balai Kunthi-
Wanitatama, 2011.
7. Pengurus Organisasi Harmonika (organisasi bergerak dalam kajian
multikultularisme) tindak lanjut dari pelatihan yang
diselenggarakan oleh LKis Bekerjasama dengan HiVOS
(Humanistic Institute for Development Cooperation), 2010.