Bab i tps
-
Upload
yunny-anaidsorrageris -
Category
Documents
-
view
80 -
download
0
Transcript of Bab i tps
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peningkatan kualitas pendidikan di sekolah berkaitan erat dengan
kualitas proses belajar mengajar yang dilakukan guru dan siswa di sekolah.
Proses belajar yang berkualitas akan menghasilkan manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, bertanggung
jawab, mandiri, terampil, kreatif dan produktif. Pendidikan berfungsi
mengembangkan apa yang secara potensial dan aktual telah dimiliki peserta
didik, sebab peserta didik atau siswa bukanlah gelas kosong yang harus diisi dari
luar.1 Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting bagi
perkembangan manusia karena dengan adanya pendidikan diharapkan manusia
dapat berubah, baik pengetahuan, tingkah laku maupun keterampilannya.2
Sedangkan menurut Oemar Hamalik, “Pendidikan adalah usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan
bagi peranannya di masa yang akan datang”.3 Upaya untuk meningkatkan
mutu pendidikan di sekolah harus melalui pembelajaran.
1 Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Belajar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 4.
2 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pres, 2011), h. 65.
3 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), h. 14.
2
Pembelajaran adalah upaya yang dilakukan pendidik untuk membantu
peserta didik agar dapat menerima pengetahuan yang diberikan dan membantu
memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran.4 Tujuan pembelajaran adalah
seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta didik setelah
diselenggarakannya kegiatan pendidikan. Dalam usaha pencapaian tujuan
pembelajaran perlu diciptakan sistem lingkungan atau kondisi belajar yang lebih
kondusif.5
Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang termasuk dalam
bidang sains dalam mata pelajaran di Sekolah Menengah Pertama. SMP 1
Swadhipa Natar adalah sekolah yang berada di Kabupaten Lampung Selatan.
Biologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup, umumnya
menggunakan istilah atau bahasa latin untuk memahami sebuah materi.
Proses pembelajaran Biologi akan lebih bermakna apabila menggunakan
metode atau cara yang menyanangkan yang melibatkan siswa dalam berfikir
secara langsung dalam pembelajaran sehingga siswa merasa senang atau mudah
mendalami materi yang disampaikan dalam pembelajaran.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, diketahui bahwa kemampuan siswa
kelas VII A SMP 1 Swadhipa Natar Lampung Selatan terdapat beberapa
permasalahan yang dikemukakan para guru pada saat proses pembelajaran
berlangsung, dalam proses belajar mengajar mata pelajaran biologi menunjukkan
hasil belajar siswa kurang memuaskan. Nilai siswa hanya berkisar pada batas
tuntas KKM (60) atau dibawahnya. Nilai kognitif yang didapatkan siswa pada
4 Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran, Teori dan Aplikasinya, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h. 75.
5 Sardiman, Op. Cit. H. 25.
3
ulangan sebelumnya menunjukkan bahwa 17 siswa dari 40 siswa atau 42,5%
siswa belum mencapai batas ketuntasan.
Tabel 1. Data Hasil Ujian Semester 1 Pelajaran IPA siswa yang menjadi sampel penelitian pada SMP 1 Swadhipa Natar Tahun Pelajaran 2013/2014
NoRENTANG
NILAIKelas VII A Jumlah
Peserta DidikProsentasi Keterangan
1 90 - 100 3
23 57,5 % Tuntas2 80 – 89 73 70 – 79 104 60 – 69 35 50 – 59 17 17 42,5 % Belum Tuntas
Jumlah 40 100 %Sumber data: Dokumentasi Daftar Nilai Kelas IX Semester Ganjil T.A. 2013/2014 SMP
Swadhipa I Natar.6
Pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa hasil belajar ranah kognitif peserta
didik mata pelajaran biologi materi pencmaran dan kerusakan lingkungan pada
kelas VII A masih rendah. Sedangkan nilai ranah psikomotorik tergolong rendah
yang dapat diketahui dari kurang aktifnya peserta didik dalam proses
pembelajaran dikelas tersebut. Tabel 2 menunjukkan data nilai hasil belajar ranah
psikomotorik.
Tabel 2. Nilai Psikomotorik Peserta Didik Semester Genap Mata Pelajaran Biologi Materi Pencernaan Pada Kelas VII A di SMP Swadhipa 1 Natar Tahun
Pelajaran 2013/2014
No Nilai Kelas VII CJumlah Peserta
DidikProsentasi Keterangan
1 70 – 100 16 12 30 % Tuntas2 50 – 69 24 28 70 % Belum Tuntas
Jumlah 40 40Sumber data: Dokumentasi Daftar Nilai Kelas IX Semester Ganjil T.A. 2013/2014 SMP
Swadhipa I Natar.7
Keaktifan siswa dalam proses belajar sangat kurang terutama pada
siswa putra. Siswa yang bertanya saat pembelajaran berlangsung sebesar
2,5% yaitu dari 40 siswa hanya 1 siswa yang bertanya. Sumber belajar siswa
6 Rosiana, Daftar Nilai Kelas VII Semester Genap T.A 2013/2014. 28 Januari 2014.7 Ibid, Januari 2014.
4
hanya terbatas pada LKS yang diberikan guru serta hanya sebagian kecil
siswa yang mempunyai buku pegangan. Jumlah siswa yang mempunyai buku
pegangan hanya 6 anak dari 40 siswa atau 15%. Kegiatan siswa didalam
kelas adalah mendengarkan penjelasan dari guru dan mencatat materi yang
diberikan guru sehingga suasana dalam kelas terasa sangat monoton. 37,5 %
siswa menunjukkan sikap negatif saat pembelajaran dikelas ada siswa yang
mengantuk, ramai, bermain sendiri dan tidak memperhatikan penjelasan dari
guru. Apabila guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang hal yang belum dipahami, siswa hanya diam tanpa merespon.
Pembelajaran berpusat pada guru serta kemampuan diskusi siswa dalam
memecahkan suatu masalah sangatlah kurang. Selain itu pengelompokan siswa
dalam belajar terutama saat memecahkan masalah dirasa kurang efektif karena
dalam satu kelas hanya dibagi dalam dua atau tiga kelompok, dengan kondisi
seperti itu mengakibatkan ada beberapa siswa yang hanya menyalin pekerjaan
teman. Dari keadaan seperti ini mengakibatkan pencapaian hasil belajar siswa
yang kurang optimal. Guru biologi menyatakan bahwa banyaknya materi yang
harus disampaikan kepada siswa menjadi alasan pemakaian metode ceramah
yang membuat siswa cenderung pasif. Disamping itu siswa merasa bosan dengan
pelajaran biologi karena banyak hafalan. Keadaan ini dikarenakan beberapa
faktor, salah satunya adalah metode yang digunakan guru saat mengajar.
Metode pembelajaran yang digunakan saat ini adalah metode ceramah dan
tanya jawab. Metode ceramah menempatkan guru sebagai sumber belajar
(teacher centered) sehingga siswa kurang aktif dalam menyusun konsep
5
pemikiran. Keadaan seperti ini akan menimbulkan siswa menjadi pasif dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga hasil belajar siswa kurang optimal.
Solusi yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Metode
yang dapat mengembangkan keaktifan, minat, kemandirian, tanggung jawab
dan sifat gotong royong siswa dalam belajar. Pembelajaran kooperatif
merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat menunjang siswa dalam
pembelajaran yang bermakna dengan memberikan kemudahan bagi siswa
untuk menemukan dan memahami konsep-konsep yang dianggap sulit. Siswa
dapat saling mendiskusikan maslah yang dihadapi dengan temannya.
Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan pencapaian prestasi belajar para
siswa dan mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap
teman sekelas yang lemah akademik dan meningkatkan rasa harga diri.
Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada
penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan
kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Kondisi belajar yang
kondusif mendukung siswa untuk belajar secara kasimal dan mengembangkan
potensi yang ada di dalam diri siswa.8 Metode yang termasuk dalam
pembelajaran kooperatif adalah: metode Student Team Achievement Division
(STAD), metode Jigsaw, metode Group Investigation (GI), metode struktural
(Think-Pair-Share dan Numbered Head Together).9
Hasil observasi tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran di kelas
VII A SMP 1 Swadhipa Natar belum maksimal. Untuk meningkatkan proses
8 Nurhadi, Kurikulum 2004, (Jakarta: Grasindo, 2004), h. 112.9 Ibid, h. 116-121.
6
pembelajaran diperlukan suatu inovasi dalam pembelajaran. Penerapan
inovasi dalam pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa
dalam mengikuti pelajaran sehingga proses pembelajaran dapat maksimal. Salah
satu inovasi yang diharapkan dapat membantu meningkatkan keaktifan siswa
terhadap proses pembelajaran adalah dengan penerapan pembelajaran
kooperatif Think- Pair-Share. Think Pair Share (TPS) merupakan teknik yang
memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan
orang lain. Dengan TPS diharapkan akan terjadi aktivitas dan interaksi antara
siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai dalam kelas, sehingga
dapat saling membantu dalam memecahkan masalah serta dalam menguasai
materi pelajaran. Penelitian yang telah ada menunjukkan bahwa metode memiliki
kelebihan dibanding dengan metode lain karena metode ini mudah dilakukan dan
sederhana. Pelaksanaan metode Think-Pair- Share dibagi menjadi tiga tahap
yakni thinking (berpikir), pairing (berpasangan), dan sharing (berbagi).
Melalui proses ini siswa dapat belajar dari pengalaman secara nyata sehingga
keaktifan siswa dapat lebih meningkat. Berdasarkan latar belakang yang
dikemukakan di atas, maka dirumuskan judul penelitian sebagai berikut:
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII A
SMP 1 SWADHIPA NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014.
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas,
maka terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai
berikut :
1. Metode pembelajaran yang digunakan guru saat mengajar dimungkinkan
menjadi salah satu faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa
belum optimal.
2. Pendekatan pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada guru
(teacher centered).
3. Penggunaan metode pembelajaran Think-Pair-Share yang merupakan
salah satu bentuk pembelajaran kooperatif (Cooperatif learning)
dimungkinkan dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka peneliti membatasi masalah
penelitian sebagai berikut :
1. Penelitian dibatasi pada penerapan metode pembelajaran Think-Pair-Share
dalam proses pembelajaran IPA materi pencemaran dan kerusakan
lingkungan.
2. Proses pembelajaran difokuskan pada peserta didik kelas VII A SMP 1
Swadhipa Natar tahun pelajaran 20013/2014.
3. Hasil belajar biologi siswa mata pelajaran biologi pada semua ranah
pembelajaran, yaitu:
8
1) Ranah kognitif meliputi empat aspek yaitu pengetahuan,
pemahaman, penerapan, dan analisa. Ranah ini diukur dengan tes
kemampua awal, tes pasca siklus I da tes pasca siklus II.
2) Ranah afektif meliputi lima aspek yaitu penerimaan, partisipasi,
penilaian, organisasi, dan pembentukan sikap. Ranah ini diukur
dengan agket.
3) Ranah psikomotor yaitu meliputi dua aspek yaitu
kesiapan dan menyesuaikan. Ranah ini diukur dengan lembar
observasi.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah
yang telah dikemukakan serta untuk memperjelas masalah maka
dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah metode pembelajaran Think-
Pair-Share dapat meningkatkan hasil belajar biologi pada ranah
kognitif, afektif dan psikomotor siswa kelas VII A SMP 1 Swadhipa
Natar tahun pelajaran 20013/2014.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui bahwa penerapan metode pembelajaran Think-
Pair-Share pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII A SMP 1 Swadhipa Natar
tahun pelajaran 20013/2014.
9
2. Manfaat Penelitian
Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Secara Teoritis
Dapat memberikan masukan dan informasi secara teori sesuai
dengan judul dan tema skripsi, utamanya masalah penerapan metode
pembelajaran Think-Pair-Share pada pelajaran Biologi di kelas VII A
SMP 1 Swadhipa Natar tahun pelajaran 20013/2014.
b. Secara Praktis
1) Bagi Pendidik
a) Dapat meningkatkan pemahaman pendidik terhadap
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
Think-Pair-Share.
b) Dapat meningkatkan minat pendidik untuk menggunakan
pendekatan maupun metode yang sesuai dengan keadaan
peserta didik, mata pelajaran dan materi yang akan dipelajari.
2) Bagi Peserta Didik
Untuk mengetahui peningkatan dalam motivasi, minat,
pemahaman dan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran
biologi.
3) Bagi Sekolah
a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
yang bermanfaat bagi sekolah, sehingga dapat dijadikan
sebagai bahan kajian bersama untuk rujukan pembelajaran di
SMP 1 Swadhipa Natar.
10
b) Mendapatkan panduan tentang pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan metode pembelajaran Think-Pair-Share.
4) Bagi Peneliti
Mendapatkan wawasan dan pengalaman baru tentang
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran Think-Pair-Share, sekaligus sebagai contoh
pembelajaran yang dapat dikembangkan kelak di lapangan.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Agar menghindari meluasnya masalah sehingga pembahasan dapat
fokus dan mencapai apa yang diharapkan maka penelitian ini dibatasi
pada ruang lingkup sebagai berikut :
1. Objek penelitian ini adalah metode pembelajaran Think-Pair-Share yang
diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi
pencemaran dan kerusakan lingkungan.
2. Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah nilai ranah
kognitif, afektif dan psikomotor yang dicapai oleh peserta didik setelah
melalui kegiatan pembelajaran dalam waktu tertentu pada materi
pencemaran dan kerusakan lingkungan.
3. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VII A di SMP 1
Swadhipa Natar Tahun Ajaran 2013/2014.