BAB I Strategi Motivasi Olahraga

34
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya stres dalam pertandingan dapat menyebabkan atlet bereaksi secara negatif, baik dalam hal fisik maupun psikis, sehingga kemampuan olahraganya menurun. Mereka dapat menjadi tegang, denyut nadi meningkat, berkeringat dingin, cemas akan hasil pertandingannya, dan mereka merasakan sulit berkonsentrasi. Keadaan ini seringkali menyebabkan para atlet tidak dapat menampilkan permainan terbaiknya. Para pelatih pun menaruh minat terhadap bidang psikologi olahraga, khususnya dalam pengendalian stres. Berbagai permasalahan di dalam pembinaan olahraga merupakan tantangan besar yang harus dihadapi oleh para pembina olahraga di Indonesia. Sentral permasalahan pembinaan olahraganya sendiri di Indone sia menjadi rancu. Sebagian orang berpendapat bahwa atlet kurang termotivasi untuk berprestasi. Sehingga, berbagai upaya diarahkan untuk meningkatkan motivasi atlet ter masuk di dalamnya memberdayakan motivator dengan harapan agar atlet lebih termotivasi untuk berprestasi. Hanya sayangnya sampai saat ini dampak pemberdayaan motivator belum juga dirasakan. Karena pertama mungkin ru musan 1

Transcript of BAB I Strategi Motivasi Olahraga

Page 1: BAB I Strategi Motivasi Olahraga

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Meningkatnya stres dalam pertandingan dapat menyebabkan atlet bereaksi secara

negatif, baik dalam hal fisik maupun psikis, sehingga kemampuan olahraganya

menurun. Mereka dapat menjadi tegang, denyut nadi meningkat, berkeringat dingin,

cemas akan hasil pertandingannya, dan mereka merasakan sulit berkonsentrasi.

Keadaan ini seringkali menyebabkan para atlet tidak dapat menampilkan permainan

terbaiknya. Para pelatih pun menaruh minat terhadap bidang psikologi olahraga,

khususnya dalam pengendalian stres.

Berbagai permasalahan di dalam pembinaan olahraga merupakan tantangan besar

yang harus dihadapi oleh para pembina olahraga di Indonesia. Sentral permasalahan

pembinaan olahraganya sendiri di Indone sia menjadi rancu. Sebagian orang

berpendapat bahwa atlet kurang termotivasi untuk berprestasi. Sehingga, berbagai

upaya diarahkan untuk meningkatkan motivasi atlet ter masuk di dalamnya

memberdayakan motivator dengan harapan agar atlet lebih termotivasi untuk

berprestasi. Hanya sayangnya sampai saat ini dampak pemberdayaan motivator belum

juga dirasakan. Karena pertama mungkin ru musan motivasi itu sendiri belum terlalu

jelas; seolah-olah dengan sekedar membangkitkan semangat juang seperti Joan of Arc

membangkitkan semangat perang para prajurit nya sudah cukup untuk menggerakkan

sedemikian banyak orang untuk berperang. Kedua, motivasi mungkin bukan satu-

satunya faktor yang menjadi kendala bagi atlet untuk berprestasi, karena di dalam

olahraga setidaknya sejumlah aspek seperti kognisi, emosi, dan perilaku, di samping

motivasi memiliki peran yang sama pentingnya dalam mempengaruhi prestasi atlet .

Ketiga, motivasi baik itu sifatnya intrinsik maupun ekstrinsik, harus terarah pada

suatu sasaran tertentu. Karena, tanpa adanya sasaran tertentu, arah perilaku seseorang

menjadi tidak jelas. Keempat, motivasi mengacu pada adanya kebutuhan seseorang

yang dilandasi oleh kepribadian individu yang bersangkutan. Karenanya, motivasi

tidak bisa digeneralisasikan bagi semua orang melainkan harus ditinjau secara khusus

1

Page 2: BAB I Strategi Motivasi Olahraga

dari satu individu ke individu lainnya. Selanjutnya, motivasi dipengaruhi oleh

berbagai faktor yang amat kompleks, termasuk di dalamnya intensitas atau besarnya

tekanan (stress) yang menghambat seseorang untuk mengembangkan motivasinya.

Keenam, aspek komunikasi antara atlet, pelatih dan pengurus berdampak signifikan

untuk membangkitkan motivasi atlet untuk berprestasi. Ketujuh, peran berbagai pihak

sangat diharapkan untuk meningkatkan kinerja olahraga dari seorang atlet. Sebagai

contoh, di dalam program pembinaan olahraga perlu diikut sertakan secara khusus

program latihan men tal yang meliputi hal hal seperti relaksasi, peningkatan kinerja

olahraga melalui latihan imajeri, latihan konsentrasi dan upaya meningkatkan kinerja

olahraga dengan mening katkan rasa percaya diri. Kedelapan, berbagai fasilitas untuk

mengatasi problematik psikologis atlet perlu diadakan, termasuk di antaranya pro

gram konseling dan upaya mengatasi kondisi "burn-out dan cedera fisk maupun

psikis. Dan hal yang selama ini mungkin agak terlupakan atau dilupakan adalah

pertimbangan bahwa suatu saat karir seorang olahragawan harus berakhir karena

berbagai macam alasan. Hal ini perlu menjadi perhatian para pembina olahraga di

Indonesia. Atlet serta pelatih yang telah mengakhiri tugasnya di dalam biding

keolahragaan harus tetap dapat hidup di tengah masyarakat. Bahkan jika mungkin,

mereka yang telah memiliki jasa membawa nama bangsa dan negara di berbagai

gelanggang olahraga perlu memperoleh penghargaan khusus yang dapat memberikan

jaminan hidup bagi mereka. Tanpa ada nya arah hidup yang jelas seusai karirnya

sebagai atlet atau pelatih, seorang olahragawan atau pelatih akan senantiasa dihantui

rasa tidak aman untuk menghadapi masa depannya. Dan rasa tidak amannya ini

berdampak signifikan terhadap perilakunya dalam mengikuti kegiatan pembinaan

olahraga. Karena sesungguhnya, olahraga juga merupakan sebuah karir yang

ditempuh oleh seseorang untuk memperoleh tempat hidup yang layak di masyarakat,

baik pada saat kini maupun di masa depan

Dari berbagai kondisi yang ada yang memiliki dampak signifikan di dalam usaha

seorang atlet mencapai prestasi puncak, jelaslah bahwa paradigma motivasi tidak bisa

diterapkan secara sepihak, searah dan pada konteks yang sempit karenanya,

paradigma ini harus diubah dengan cara pandang yang berbeda, dan melalui cara

pandang yang berbeda inilah diharapkan akan lebih tampak aspek-aspek tertentu yang

perlu mendapat perhatian dari pihak pembina olahraga dalam menerapkan program

2

Page 3: BAB I Strategi Motivasi Olahraga

peningkatan motivasi atlet dalam upaya meningkatkan prestasi mereka di arena

kejuaraan nasional maupun internasional. Penampilan seorang atlet tidak bisa

dilepaskan dari daya dorong yang dia miliki. Sederhananya, semakin besar daya

dorong yang dimiliki, maka penampilan akan semakin optimal, tentu saja jika

ditunjang dengan kemampuan teknis dan kemampuan fisik yang memadai. Daya

dorong itulah yang biasa disebut dengan motivasi.Menurut Hodgetts dan Richard

(2002) motif adalah sesuatu yang berfungsi untuk meningkatkan dan

mempertahankan serta menentukan arah dari perilaku seseorang. Sedang motivasi

adalah motif yang tampak dalam perilaku. Motif lah yang memberi dorongan

seseorang dalam melakukan suatu aktivitas. Hampir semua aktivitas manusia

didorong oleh motif-motif tertentu yang bersifat sangat individualis.

Motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut

merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif tersebut merupakan

suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah- laku, dan di dalam

perbuatanya itu mempunyai tujuan tertentu.

Dari permasalahan diatas, maka penulis mengambil judul makalah STRATEGI

MOTIVASI OLAHRAGA.

1.2 Rumusan Masalah

Karena begitu luasnya pembahasan mengenaistrategi dan motivasi dalam olahraga, maka pembahasan pun dibatasi dengan rumusan masalah, sebagai berikut:1. Apa pengertian strategi?2. Apa pengertian motivasi?3. Apa saja fungsi motivasi? 4. Apa yang menjadi sumber motivasi?5. Apa faktor- faktor yang mempengaruhi motivasi olahraga?6. Bagaimana cara meningkatkan motivasi olahraga?7. Bagaimana strategi motivasi dalam olahraga?

1.3 Tujuan dan Manfaat penulisan

Adapun tujuan dan manfaat dari penulisan makalah ini adalah:

3

Page 4: BAB I Strategi Motivasi Olahraga

1. Mengetahui pengertian strategi2. Mengetahui pengertian motivasi3. Mengetahui fungsi motivasi4. Mengetahui sumber motivasi5. Mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi motivasi olahraga6. Mengetahui cara meningkatkan motivasi olahraga7. Mengetahui strategi motivasi olahraga

4

Page 5: BAB I Strategi Motivasi Olahraga

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Strategi

Kata “strategi” berasal dari turunan kata bahasa Yunani, “stratēgos”. yang dapat

diterjemahkan sebagai ‘komandan militer’ pada zaman demokrasi Athena. Berbagai

pengertian strategi:

1. Alfred Chandler

The determination of the basic long-term goals and objectives of an enterprise,

and the adoption of courses of action and the allocation of resources necessary

for carrying out these goals.

2. James Brian Quin

The pattern or plan that integrates an organization’s major goals, policies, and

action squences into a cohesive whole.

3. Henry Mintzberg

A pattern in a stream of decisions or actions.

4. Kutipan dari buku Pengantar Manajemen Strategik Kontemporer, Strategik di

Tengah Operasional / J. Hutabarat dan M. Huseini, dikatakan bahwa:

Dalam bidang manajemen, definisi mengenai strategi cukup beragam dan

bervariasi dari beberapa ahli dan pengarangnya. Gerry Johnson dan Kevan

Scholes (dalam buku “Exploring Corporate Strategy”) misalnya

mendefinisikan strategi sebagai arah dan cakupan jangka panjang organisasi

untuk mendapatkan keunggulan melalui konfigurasi sumber daya alam dan

lingkungan yang berubah untuk mencapai kebutuhan pasar dan memenuhi

harapan pihak yang berkepentingan (stakeholder).

5. Henry Mintzberg, James Brian Quinn, dan John Voyer (1995). The Strategy

Process. Prentice-Hall, Inc., mendefinisikan strategi sebagai 5P, yaitu: strategi

sebagai Perfect, strategi sebagai POSISI, strategi sebagai PERENCANAAN,

5

Page 6: BAB I Strategi Motivasi Olahraga

strategi sebagai POLA kegiatan, dan strategi sebagai “PENIPUAN” (Ploy)

yaitu muslihat rahasia. Sebagai Perspektif, di mana strategi dalam membentuk

misi, misi menggambarkan perspektif kepada semua aktivitas. Sebagai Posisi,

di mana dicari pilihan untuk bersaing. Sebagai Perencanaan, dalam hal strategi

menentukan tujuan performansi perusahaan. Sebagai Pola kegiatan, di mana

dalam strategi dibentuk suatu pola, yaitu umpan balik dan penyesuaian.

6. Igor Ansoff (1990), “Implanting Strategic Management”, Prentice Hall.,

mendefinisikan strategi sebagai proses manajemen , hubungan antara

perusahaan dengan lingkungan, terdiri dari perencanaan strategik, perencanaan

kapabilitas, dan manajemen perubahan.

7. Arnoldo C. Hax dan Nicholas S. Manjluk (1991), “The Strategy Process and

Concept: a pragmatic approach”, Prentice Hall International Ed.,

mendefinisikan strategi sebagai cara menuntun perusahaan pada sasaran utama

pengembangan nilai korporasi, kapabilitas manajerial, tanggungjawab

organisasi, dan sistem administrasi yang menghubungkan pengambilan

keputusan strategik dan operasional pada seluruh tingkat hirarki, dan melewati

seluruh lini bisnis dan fungsi otoritas perusahaan.

8. John A. Pearce II dan Richard B. Robinson Jr., (2003), “Strategic

Management, formulation, implementation and control”, Irwin McGraw-Hill.,

mendefinisikan strategi sebagai seperangkat keputusan dan tindakan yang

menghasilkan formulasi dan implementasi dari rencana yang didesain untuk

mencapai tujuan.

9. Fred R. David dalam bukunya “Strategic Management: Concepts and Cases”

mendefinisikan strategi sebagai cara untuk mencapai tujuan jangka panjang.

Strategi bisnis bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, akusisi,

pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi,

likuidasi dan joint venture. Sedangkan manajemen strategis dapat

didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan,

mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas

fungsional yang memungkinkan suatu organisasi untuk mencapai tujuannya.

10. WF Glueck dan LR Jauch dalam buku “Manajemen strategis dan kebijakan

perusahaan”. mendefinisikan strategi sebagai rencana yang disatukan, luas dan

berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan

6

Page 7: BAB I Strategi Motivasi Olahraga

tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama

dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.

11. Stoner, Freeman dan Gibert Jr yang dikutip Fandy Tjiptono (2000:3) dalam

bukunya strategi pemasaran, bahwa pengertian strategi dapat didefinisikan

berdasarkan dua perspektif yang berbeda yaitu: a. Dari perspektif apa yang

suatu organisasi ingin lakukan (intend to do) b. Dari perspektif apa yang

organisasi akhirnya lakukan (eventually does). Berdasarkan perspektif

pertama, pengertian strategi adalah sebuah program untuk menentukan dan

mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya. Berdasarkan

perspektif kedua, pengertian strategi didefenisikani sebagai pola tanggapan

atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu.

12. Daft (2002: 307) Pengertian Strategi adalah ”Rencana tindakan yang

menjabarkan alokasi sumber daya dan aktifitas-aktifitas untuk menanggapi

lingkungan dan membantu mencapai sasaran atau tujuan organisasi. ” Strategi

dalam suatu organisasi merupakan cara untuk mencapai tujuan-tujuan,

mengatasi segala kesulitan dengan memanfaatkan sumber-sumber dan

kemampuan yang dimilikinya. Jadi strategi merupakan suatu rencana yang

ditujukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Beberapa perusahaan mungkin mempunyai tujuan yang sama, tetapi strategi yang

digunakan berbeda. Strategi ini berdasarkan suatu tujuan dan sebuah strategi tidak

cukup hanyalah sebuah rencana belaka, namun strategi haruslah sampai pada

penerapannya, sehingga demikianlah dikatakan bahwa strategi tidak semata-mata

hanya sebuah pola perencanaan saja, namun bagaimana strategi tersebut dapat

dilaksanakan.

Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan

gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Di

dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema,

mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan

gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk

mencapai tujuan secara efektif. Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang

lingkup yang lebih sempit dan waktu yang lebih singkat, walaupun pada umumnya

orang sering kali mencampuradukkan ke dua kata tersebut.

7

Page 8: BAB I Strategi Motivasi Olahraga

Dari berbagai pengertian dan definisi mengenai strategi, secara umum dapat

didefinisikan bahwa strategi itu adalah rencana tentang serangkaian manuver, yang

mencakup seluruh elemen yang kasat mata maupun yang tak-kasat mata, untuk

menjamin keberhasilan mencapai tujuan.

2.2 Pengertian Motivasi

1. David Krech (1962)

Menyatakan bahwa motivasi adalah kesatuan keingian dan tujuan yang

menjadi pendorong untuk bertingkah laku dinyatakan bahwa studi tentang

motivasi adalah studi yang mempelajari dua pertanyaan yang berbeda atas

tingkahlaku individu yakni, mengapa individu memilih tingkahlaku tertentu dan

menolak tingkah laku yang lainnya.

2. Barelson dan Steiner dalam O. Koontz (1980)

Motivasi adalah kekuatan dari dalam yang menggerakkan dan mengarahkan

atau membawa tinkah laku ke tujuan. Pada hakikatnya, rumusan ini, bila diteliti

dengan cermat, merupakan terminologi umum yang mencakup arti daya dorong,

keinginan, kebutuhan dan kemauan. Hubungan antara kebutuhan,keinginan dan

kepuasan digambarkan sebagai mata rantai yang disebut Need – want –

satisfaction chain.

3. E.J Muray (1964 )

Motivasi adalah kecenderungan yang mengarahkan dan memilih tingkah laku

yang terkendali sesuai kondisi, dan kecenderungan mempertahankannya sampai

tujuan tercapai.

4. Robert.N. Singer (1986)

Motivasi adalah sebagai dorongan untuk mencapai tujuan, dorongan dari

dalam terhadap aktifitas yang bertujuan. Menurut singer motivasi itu terbagi

antara dua yaitu, dorongan (drive) fisik, dan motif sosial. Dorongan fisik adalah

kecenderungan bertingkah laku kearah pemuasan kebutuhan biologis. Motif sosial

itu kompleks, muncul dan berkembang dari sumber – sumber sosia, seperti

hubungan antar manusia. Dorongan fisik tidak dapat dipelajari, sedangkan motif

sosial dapat.

5. W.S. Winkel (1983), Wahjosumidjo (1985), Kamlesh (1983).

8

Page 9: BAB I Strategi Motivasi Olahraga

Motivasi terbagi atas dua bentuk, yakni motivasi ekstrinsik dan intrinsik.

Motivasi ekstrinsik itu bentuk motivasi yang di timbulkan oleh berbagai sumber

dari luar seperti pemberian hadiah, penghargaan, sertfikat dan sebagainya.

Motivasi intrinsik itu adalah dorongan alamiah yang mendorong seseorang

mengerjakan sesuatu dan bukan kerena situasi buatan.

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa : ”Motivasi Olahraga”

adalah keseluruhan daya penggerak (motif – motif) didalam diri individu yang

menimbulkan kegiatan berolahraga, menjamin kelangsungan latihan dan memberi

arah pada kegiatan latihan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.

Olahraga digemari anak – anak, pemuda dan para orang tua karena memiliki daya

tarik untuk mengembangkan berbagain kemampuan, menumbuhkan harapan –

harapan, memberikan pengalaman yang membanggakan, meningkatkan kesehatan

jasmani, dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan praktis dalam kehidupan sehari

– hari dan sebagainya.

Melalui olahraga para pemuda mendaptakan kesempatan yang luas untuk

mengembangkan kemampuan, mendapatkan pengakuan dan popularitas, menemukan

teman – teman baru serta pengalaman bepergian dan bertanding yang mendatangkan

kegembiraan dan kepuasan. Olahraga merupakan aktivitas yang unik, dimana sermua

memerlukan hubungan yang harmonis dan ideal antara proses berfikir, emosi dan

gerakan.

Kompetisi menimbulkan keadaan penuh stres dan dapat menimbulkan kecemasan

atau anxiety, serta tantangan untuk mengatasi berbagai perasaan, dengan berolahraga

timbul bermacam – macam dorongan untuk bertindak sebaik – baiknya yang

merupakan sebagian dorongan untuk mengembangkan diri sendiri atau ”self –

improvement.

2.3 Fungsi Motivasi

Pengalaman nyata di negara-negara berkembang pada umumnya, seperti juga di

Indonesia, adalah bila atletnya mengalami kegagalan pada suatu turnamen, maka

kelemahan teknik dan taktik dituding sebagai sebab utama. Di negara-negara yang

sudah maju prestasi olahraganya, kurangnya motivasi dituding sebagai penyebab

utama. Anggapan yang berbeda ini sebenarnya disebabkan kelemahan teknik masih

9

Page 10: BAB I Strategi Motivasi Olahraga

menonjol di negara-negara berkembang, sedangkan kempuan teknik dan fisik bukan

masalah di negara-negara maju, sehingga motivasi merupakan kunci yang mentukan

keberhasilan penampilannya yang prima.

Peranan motivasi terhadap prestasi olahraga banyak dibicarakan dan diperhatikan

oleh ahli-ahli psikologi olahraga. Menurut Singgih Gunarsa, prestasi seseorang

dihasilkan dari motivasi ditambah latihan. Straub menyatakan bahwa prestasi

seseorang adalah motivasi ditambah ketrampilan. Sedangkan menurut R.N Singer,

prestasi dalam olahraga itu sama dengan keterampilan yang diperoleh melalui

motivasi yang menyebabkan atlet bertahan dalam latihan, ditambah dengan motivasi

yang menyebabkan atlet bergairah berlatih keras. Memang tidak dapat disangkal

bahwa motivasi tidak dapat dipisahkan dengan keberhasilan atlet dalam aktifitas

olahraga.

2.4 Sumber Motivasi

Motivasi olahraga dapat dibagi atas motivasi primer dan sekunder, dapat pula atas

motivasi biologis dan sosial. Namun banyak ahli membagikannya atas dua jenis,

intrinsik dan ekstrinsik.

1. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah dorongan dari dalam yang menyebabkan individu

berpartisipasi. Dorongan ini sering dikatakan dibawa sejak lahir, sehingga tidak

dapat dipelajari. Atlet yang punya motivasi intrinsik akan mengikuti latihan

peningkatan kemampuan atau ketrampilan, atau mengikuti pertandingan, bukan

karena situasi buatan (dorongan dari luar), melainkan karena kepuasan dalam

dirinya. Bagi atlit tersebut, kepuasan diri diperoleh lewat prestasi yang tinggi

bukan lewat pemberian hadiah, pujian atau penghargaan lainnya. Atlit ini biasanya

tekun, bekerja keras, teratur dan disiplin dalam menjalani latihan serta tidak

menggantungkan dirinya pada orang lain.

Pada umumnya kemenangan yang diperoleh dalam kompetisi merupakan

kepuasan dan selalu dievaluasi guna lebih ditingkatkan, dan kekalahan akan

10

Page 11: BAB I Strategi Motivasi Olahraga

diterima tanpa kekecewaan melainkan akan menjadi sumber analisa terhadap

kekuatan lawan dan kelemahan diri sendiri guna diperbaiki melalui latihan-latihan

yang keras. Biasanya atlit ini mempunyai kepribadian yang matang, sportif, tekun,

percaya diri, disiplin dan kreatif.

Motivasi intrinsik memiliki faktor-faktor dari dalam doro manusia itu sendiri.

Seperti yang di ungkapkan oleh Abraham H. Maslow pada teori kebutuhan. Teori

motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar

pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan,

yaitu :

1. Kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus,

istirahat dan sex

2. Kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi

juga mental, psikologikal dan intelektual

3. Kebutuhan akan kasih sayang (love needs)

4. Kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin

dalam berbagai simbol-simbol status; dan

5. Aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi

seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya

sehingga berubah menjadi kemampuan nyata

Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama (fisiologis) dan kedua

(keamanan) kadang-kadang diklasifikasikan dengan cara lain, misalnya dengan

menggolongkannya sebagai kebutuhan primer, sedangkan yang lainnya dikenal

pula dengan klasifikasi kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara membuat

klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang jelas adalah bahwa sifat, jenis dan

intensitas kebutuhan manusia berbeda satu orang dengan yang lainnya karena

manusia merupakan individu yang unik. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia itu

tidak hanya bersifat materi, akan tetapi bersifat pskologikal, mental, intelektual

dan bahkan juga spiritual.

Menarik pula untuk dicatat bahwa dengan makin banyaknya organisasi yang

tumbuh dan berkembang di masyarakat dan makin mendalamnya pemahaman

11

Page 12: BAB I Strategi Motivasi Olahraga

tentang unsur manusia dalam kehidupan organisasional, teori “klasik” Maslow

semakin dipergunakan, bahkan dikatakan mengalami “koreksi”. Penyempurnaan

atau “koreksi” tersebut terutama diarahkan pada konsep “hierarki kebutuhan “

yang dikemukakan oleh Maslow. Istilah “hierarki” dapat diartikan sebagai

tingkatan. Atau secara analogi berarti anak tangga. Logikanya ialah bahwa

menaiki suatu tangga berarti dimulai dengan anak tangga yang pertama, kedua,

ketiga dan seterusnya. Jika konsep tersebut diaplikasikan pada pemuasan

kebutuhan manusia, berarti seseorang tidak akan berusaha memuaskan kebutuhan

tingkat kedua,- dalam hal ini keamanan- sebelum kebutuhan tingkat pertama yaitu

sandang, pangan, dan papan terpenuhi; yang ketiga tidak akan diusahakan

pemuasan sebelum seseorang merasa aman, demikian pula seterusnya.

Berangkat dari kenyataan bahwa pemahaman tentang berbagai kebutuhan

manusia makin mendalam penyempurnaan dan “koreksi” dirasakan bukan hanya

tepat, akan tetapi juga memang diperlukan karena pengalaman menunjukkan

bahwa usaha pemuasan berbagai kebutuhan manusia berlangsung secara simultan.

Artinya, sambil memuaskan kebutuhan fisik, seseorang pada waktu yang

bersamaan ingin menikmati rasa aman, merasa dihargai, memerlukan teman serta

ingin berkembang.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih tepat apabila berbagai

kebutuhan manusia digolongkan sebagai rangkaian dan bukan sebagai hierarki.

Dalam hubungan ini, perlu ditekankan bahwa :

Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul

lagi di waktu yang akan dating

Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa

bergeser dari pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam

pemuasannya

Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai “titik jenuh” dalam arti

tibanya suatu kondisi dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat

sesuatu dalam pemenuhan kebutuhan itu

12

Page 13: BAB I Strategi Motivasi Olahraga

Kendati pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan ini tampak lebih bersifat

teoritis, namun telah memberikan fundasi dan mengilhami bagi pengembangan

teori-teori motivasi yang berorientasi pada kebutuhan berikutnya yang lebih

bersifat aplikatif.

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang berasal dari luar diri individu yang

menyebabkan individu beradaptasi dalam olahraga. Dorongan ini barasal dari

pelatih, guru, orngtua, bangsa atau berupa hadiah, sertifikat, penghargaan atau

uang. Motivasi ekstrinsik itu dapat dipelajari dan tergantung pada besarnya nilai

penguat itu dari waktu ke waktu. Ini dapat karena mempertaruhkan nama bangsa

dan negara, karena hadiah besar, karena publikasi lewat media massa. Dorongan

yang demikian ini biasanya tidak bertahan lama. Perubahan nilai hadiah, tiadanya

hadiah akan menurunkan semangat dan gairah berlatih. Kurangnya kompetisi

menyebabkan latihan kurang tekun, sehingga prestasinya merosot.

Motivasi ekstrinsik dalam olahraga meliputi juga motivasi kompetitif, karena

motif untuk bersaing memegang peranan yang lebih besar daripada kepuasan

karena telah berprestasi baik. Kemenangan merupakan satu-satunya tujuan,

sehingga dapat timbul kecenderungan untuk berbuat kurang sportif atau kurang

jujur seperti licik dan curang. Atlet-atlet yang bermotifasi ektrinsik, sering tidak

menghargai orang lain, lawannya, atau peraturan pertandingan. Agar dapat

menang, maka ia cenderung berbuat hal-hal yang merugikan, seperti memakai

obat perangsang, mudah dibeli atau disuap.

Beberapa ahli mengemukakan bahwa dalam aktifitas olahraga, motivasi

intrinsik maupun ekstrisik tidak akan berdiri sendiri, melainkan bersama-sama

menuntun tingkah laku individu. Mereka berdasarkan pandangannya bahwa

tingkahlaku motivasi intrinsik itu didrong oleh kebutuhan kompetisi dan

keputusan sendiri dalam kaitannya dengan lingkungan.

Manusia hidup dengan lingkungannya dan bertingkah laku dengan

lingkunganya. Itulah sebabnya pengaruh lingkungan tidak akan terlepas dari

13

Page 14: BAB I Strategi Motivasi Olahraga

kehidupan manusia. Motivasi ekstrisik (pengaruh lingkungan) selalu menuntun

tingkah laku manusia. Dengan demikian tingkah laku individu dalam olahraga

dipengaruhi oleh motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik.

Peran motivasi intrinsik dan ekstrinsik dapat kita lihat dalam pertandingan.

Dalam pertandingan atlet atau tim akan bermain dilapangan yang baru,

menghadapi penonton yang banyak. Sebelum dan selama pertandingan mereka

selalu mendapat petunjuk-petunjuk dari pelatih baik teknik, strategi maupun

dorongan semangat, agar mereka dapat bermain sebaik mungkin dan

memenangkan pertandingan. Situasi penonton, lapangan yang baru, petunjuk

pelatih, menyebabkan tingkah laku mereka dalam kendali lingkungan. Artinya,

motivasi ekstrinsik berfungsi. Dengan demikin dalam diri atlet atau tim berfungsi

motivasi intrisik karena adanya kebutuhan-kebutuhannya sendiri, dan motivasi

ekstrisik karena dipengaruhi keadaan dari luar.

Weine Halliwell (1978) menyatakan bahwa sebenarnya motivasi dasar

tingkahlaku individu dalam olahraga adalah motivasi intrinsik, namun selalu

ditambah dengan motivasi ekstrinsik. Dorongan ekstrinsik dapat meningkatkan

motivasi intrinsik, kalau dorongan itu menambah kompetisi dan keputusan

individu, dan dapat menurunkan motivasi intrinsik, kalau dorongan itu

mengurangi kompetisi dan keputusan diri individu. Dengan kata lain, kalau

kontrol (aspek lingkungan) lebih menonjol, maka penguatan yang diberikan akan

menurunkan motivasi intrinsik. Tetapi jika informasi lebih menonjol dan positif

terhadap kompotensi dan keputusan sendiri individu, maka motivasi intrinsik akan

meningkat.

2.5 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Olahraga

Ada banyak sekali faktor yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya motivasi.

Gunarsa (2004) menjelaskan bahwa ada 4 dimensi dari motivasi. Dimensi-dimensi

tersebut adalah:

1. Atlet sendiri

14

Page 15: BAB I Strategi Motivasi Olahraga

Atlet memegang peranan sentral dari munculnya motivasi. Atlet sendiri yang

mengatur dirinya untuk mencapai atau mendapatkan sesuatu. Jika atlet sudah

merasa puas dengan pencapaian yang ada, maka tidak ada lagi usaha keras untuk

mendapatkan sesuatu yang baru.

2. Hasil penampilan

Hasil penampilan sangat menentukan motivasi seorang atlet selanjutnya.

Kekalahan dalam pertandingan sebelumnya akan berdampak negatif terhadap

motivasi atlet berikutnya. Atlet akan diliputi perasaan tidak berdaya dan seolah-

olah tidak mampu lagi untuk bangkit. Terlebih lagi jika mengalami kekalahan dari

pemain yang dianggap lebih lemah dari dirinya. Sebaliknya, jika mendapatkan

kemenangan, maka hal itu akan menumbuhkan sikap positif untuk mengulang

keberhasilan yang berhasil dia raih. Sebagai contoh, permainan tim nasional

sepakbola Indonesia dalam Piala Asia tahun 2007 yang lalu. Kemenangan

pertandingan pertama melawan Bahrain membuat para pemain tim nasional begitu

bersemangat untuk mendapatkan hasil serupa ketika bertanding melawan Arab

Saudi pada pertandingan setelahnya.

3. Suasana pertandingan

Suasana pertandingan sangat menentukan emosi seorang atlet. Sebagai contoh,

Taufik Hidayat kerap mundur dari pertandingan gara-gara merasa dicurangi oleh

wasit. Kondisi tersebut tentu saja tidak menyenangkan. Emosi yang sudah

terganggu oleh kondisi pertandingan yang tidak menyenangkan akan berdampak

pada motivasi atlet dalam menyelesaikan atau memenangkan sebuah

pertandingan.

4. Tugas atau penampilan

Motivasi juga ditentukan oleh tugas atau penampilan yang dilakukan. Jika

tugas berhasil dengan baik diselesaikan, keyakinan diri atlet akan meningkat.

Dengan keyakinan diri yang tinggi, motivasi juga akan mengalami kenaikan.

15

Page 16: BAB I Strategi Motivasi Olahraga

Tugas yang berhasil dilaksanakan akan memberi tambahan energi dan motif untuk

bekerja lebih giat.

2.6 Cara Meningkatkan Motivasi Olahraga

Motivasi memegang peranan yang penting dalam olahraga prestasi. Seorang atlet

harus mampu menjaga motivasinya agar tetap dalam level yang tinggi baik dalam

proses latihan maupun pada saat menjalani pertandingan. Motivasi memang bukanlah

kondisi yang tidak bisa berubah. Setiap saat motivasi atlet bisa mengalami perubahan,

sehingga diperlukan sebuah upaya agar motivasi tetap terjaga pada level yang

optimal. Ada beberapa cara untuk meningkatkan motivasi atlet, diantara adalah:

1. Menetapkan sasaran (goal setting)

Konsep dasar dari goal setting adalah menciptakan tantangan bagi atlet untuk

dilewati. Secara sederhana, goal setting merangsang atlet untuk mencapai sesuatu

baik dalam proses latihan maupun dalam sebuah kompetisi. Ada beberapa batasan

tentang metode goal setting ini agar berjalan secara efektif.

Yang perlu diperhatikan pertama adalah sasaran harus spesifik agar atlet

mempunyai ukuran atas pencapaiannya. Batasan yang kedua adalah tingkat

kesulitan sasaran. Tingkat kesulitan ini akan mempengaruhi persepsi atlet tentang

kemampuannya. Sasaran yang terlalu sulit akan membuat atlet ragu untuk bisa

mencapainya. Seandainya gagal, hal itu justru akan melemahkan keyakinan diri

atlet. Sebaliknya, sasaran juga tidak bisa dibuat terlalu mudah karena tidak akan

memberi rangsangan untuk berbuat lebih. Semakin menantang sasaran yang harus

dicapai, upaya dari seorang atlet untuk meraihnya juga akan semakin besar

(Wann, 1997).

Sasaran juga harus dibuat bertingkat dengan membedakan sasaran jangka

pendek dan jangka panjang. Sasaran jangka pendek digunakan sebagai batu

loncatan untuk meraih sasaran yang lebih tinggi. Misalnya, Olimpiade sebagai

sasaran jangka panjangnya. Untuk mencapai hal tersebut, maka seorang atlet harus

menjuarai level Sea Games atau Asian Games terlebih dahulu.

16

Page 17: BAB I Strategi Motivasi Olahraga

Mengikuti kompetisi yang rutin dan berjenjang adalah salah satu bentuk

menentukan sasaran yang efektif. Dengan banyak mengikuti kompetisi, seorang

pelatih akan lebih mudah menentukan prioritas dari kompetisi tersebut. Ada

kalanya kompetisi dijadikan sebagai ajang pemanasan untuk mematangkan

kondisi fisik, sehingga targetnya tidak perlu terlalu tinggi.

Berikutnya, atlet harus selalu diberi feedback atas setiap pencapaian yang dia

selesaikan. Dengan feedback yang spesifik ini, atlet akan mengetahui kekurangan

dan kekuatan dirinya, sehingga atlet akan mempunyai informasi untuk

meningkatkan dirinya. Dengan menetapkan sasaran yang tepat, maka motivasi

atlet akan selalu terpacu untuk tampil dan menyelesaikan setiap tantangan yang

dihadapi.

2. Persuasi verbal

Persuasi Verbal adalah metode yang paling mudah untuk dilakukan. Pelatih,

ofisial, atau keluarga adalah orang-orang yang sering memberikan persuasi secara

verbal ini. Persuasi verbal adalah membakar semangat atlet dengan ucapan-ucapan

yang memotivasi.

Selain itu, Persuasi verbal bisa juga dilakukan oleh atlet sendiri atau sering

disebut dengan istilah Self talk. Self talk adalah metode persuasi verbal untuk atlet

sendiri. Prinsip dasar dari self talk ini sebenarnya adalah membantu atlet untuk

mendapatkan gambaran yang positif baik tentang kemampuannya atau mengenai

suasana pertandingan. Self talk ini diyakini mampu menumbuhkan keyakinan diri

atlet baik sebelum bertanding atau pada saat menjalani pertandingan. Dengan

mengucapkan kalimat-kalimat yang membakar semangat maka gambaran

pesimisme atlet akan hilang dari persepsinya.

3. Imagery training

Metode berikutnya yang cukup membantu memacu motivasi para atlet adalah

dengan melakukan imagery training atau latihan pembayangan. Dalam latihan

pembayangan ini atlet diajak untuk memvisualisasikan situasi pertandingan yang

17

Page 18: BAB I Strategi Motivasi Olahraga

akan dijalani. Secara detil, atlet harus menggambarkan keseluruhan pertandingan,

mulai dari situasi lapangan, penontong, lawan dan segala macam yang terlibat

dalam pertandingan itu. Setelah mendapat gambaran yang riil, maka atlet diajak

untuk mencari solusi atas persoalan yang mungkin muncul dalam pertandingan.

Sebagian pemain mengembangkan persepsi bahwa di lapangan akan

menghadapi lawan yang berat, tangguh dan sulit dikalahkan. Persepsi semacam ini

terkadang muncul akibat ketegangan sebelum pertandingan. Atlet tidak secara

objektif menilai kemampuan diri sendiri. Konsentrasi atlet terfokus pada kekuatan

lawan dan situasi pertandingan yang berat. Situasi inilah yang melemahkan

motivasi atlet sebelum bertanding. Metode Imagery training mengajak para

pemain untuk mencari atas kemungkinan persoalan yang muncul di lapangan.

Membayangkan kekuatan diri, pukulan andalan atau kelemahan musuh,

menciptakan kondisi objektif pada persepsi seorang atlet.

4. Motivasi supertisi ( takhayul )

Adalah suatu bentuk kepercanyaan kepada susuatu yang menrupakan suatu

simbul dan yang di anggap mempunyai daya kekuatan atu daya dorongan mental,

motivasi ini dapat mengubah tngkah laku menjadi lebih semangat, ambisius, dan

lebih besar kemauanya untk sukses.

5. Motivasi dengan gambar

Terutama gambar atau poster yang ada berhubungnya dengan cabang olahraga

yang di geluti misalnya, gambar Ben Johnson yang sedang lari,gambar adegan

yang menarik dalam pertandingan sepak bola, ganbar Mike Tyson dan alin-lain.

6. Meningkatkan kemampuan atlet

Kemampuan atlet meliputi skill teknis dan fisik. Skill dan fisik yang bagus,

akan mempengaruhi keinginan untuk mencapai prestasi yang maksimal. Skill yang

prima dapat dilihat dan dievaluasi melalui pertandingan yang diikuti oleh atlet.

Untuk itu diperlukan metode kepelatihan yang modern dan efektif untuk

18

Page 19: BAB I Strategi Motivasi Olahraga

meningkatkan keterampilan seorang atlet. Pelatih juga harus paham dengan

pencapaian teknik dan fisik yang dimiliki oleh pemainnya.

7. Motivasi insentif (reward)

Reward ini adalah metode yang paling banyak digunakan untuk memacu

motivasi atlet. Bonus, hadiah atau jabatan tertentu digunakan untuk memotivasi

atlet. Reward ini ditujukan untuk menggugah motivasi ekstrinsik dari atlet.

Dengan iming-iming bonus yang besar, diharapkan atlet akan terpacu tampil

terbaik dan mengalahkan lawannya.

Salah satu kelemahan dari metode ini adalah kemungkinan menciptakan

ketergantungan dari para atlet. Banyak atlet hanya termotivasi hanya untuk

mendapatkan bonus tersebut daripada alasan lain, Sehingga tidak jarang atlet

melakukan upaya-upaya kotor untuk menjadi pemenang. Penggunaan doping

adalah salah satu cara yang paling sering ditempuh oleh seorang atlet demi tampil

maksimal dan mendapatkan hadiah atas kemenangannya. Untuk itulah, reward ini

harus diberikan sebagai pelengkap dari metode lain dan harus diberikan secara

bijaksana.

8. Motivasi karena takut

Ketakutan atau takut terhadap sesuatu dapat merupakan motivasi yang kuat

bagi seseorang.:

Perasaan yang takut atau malu jika atlit tidak tau peraturan pertandingan

tersebut (sportif)

Kekuatan atlit dalam porsi latihan yang diberikan

Perasaan takut atau malu ketika tidak ikut serta dalam team (diskors)

Perasaan takut atau malu jika tidak bias mamanuhi harapan-harapan atau

sasaran yang di tetapkan oleh pelatih. Sehingga atlit akan beruasaha sekuat

tenaga dalam batas sportitifitas

2.7 Startegi Motivasi Olahraga

19

Page 20: BAB I Strategi Motivasi Olahraga

Banyak orang memulai program kebugaran, tetapi berhenti lantaran mereka bosan

dan hasil yang diharapkan tidak kunjung datang.

Sebenarnya, Anda tidak perlu memutuskan sampai berhenti melakukan program

kebugaran tersebut jika tahu cara menyiasatinya. Berikut adalah tujuh tips untuk

membantu Anda tetap termotivasi melakukan aktivitas kebugaran dan olahraga.

1. Tetapkan tujuan

Mulailah dengan tujuan sederhana, setelah itu maju ke tahap janga

panjang. Anda harus selalu mengingat akan tujuan yang ingin dicapai, dan

buatlah itu menjadi suatu kenyataan. Seseorang akan menjadi sangat mudah

frustrasi dan menyerah jika mempunyai tujuan yang terlalu ambisius.

2. Buat segalanya menyenangkan

Cari olahraga atau aktivitas yang Anda sukai. Program latihan akan

berjalan lancar jika Anda melakukannya tanpa beban. Jika Anda tidak

menikmati program latihan tertentu, jangan langsung memutuskan untuk

berhenti. Akan tetapi, cobalah dengan sesuatu yang berbeda. Ingat, olahraga

tidak harus membosankan, anda bisa memulainya sesuai dengan hobi Anda.

3. Aktivitas fisik sebagai rutinitas harian

Banyak orang beralasan, sulit menemukan waktu luang untuk berolahraga.

Waktu bukanlah alasan bagi Anda untuk tidak melakukan olahraga. Lakukan

dengan cara yang sederhana, misalnya gunakan tangga (bukan lift) di tempat

kerja dan mengayuh sepeda stasioner atau treadmill saat Anda menonton TV

di malam hari.

4. Tulis rencana program latihan

Membuat rencana latihan olahraga secara teratur di atas kertas dapat

membantu Anda tetap termotivasi. Mencatat apa yang sudah dilakukan, berapa

lama berolahraga, dan bagaimana perasaan sesudahnya dapat membantu Anda

untuk menilai apa saja kekurangan yang perlu Anda perbaiki.

20

Page 21: BAB I Strategi Motivasi Olahraga

5. Bergabung dengan teman

Anda sebaiknya tidak sendirian. Undang teman atau rekan kerja untuk

bergabung dengan Anda ketika memutuskan untuk berolahraga. Melakukan

kegiatan secara bersama-sama akan membuat Anda lebih bersemangat dan

termotivasi.

6. Hadiahi diri Anda sendiri

Setiap melakukan sesi latihan, luangkan waktu beberapa menit untuk Anda

merasakan betapa bermanfaatnya olahraga. Jenis imbalan internal ini dapat

membantu Anda untuk membuat komitmen jangka panjang dalam melakukan

olahraga secara teratur.

7. Bersikaplah fleksibel

Jika Anda terlalu sibuk bekerja di luar dan merasa tidak sanggup

melakukan program latihan sesuai jadwal, ambillah satu atau dua hari untuk

istirahat. Jangan memaksakan sesuatu yang sudah tidak mungkin dapat Anda

lakukan. Yang terpenting adalah bagaimana Anda bisa kembali ke program

latihan setelah merasa semuanya kembali baik.

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan uraian pembahasan diatas, maka penulis dapat menarik simpulan yaitu

”Motivasi Olahraga” adalah keseluruhan daya penggerak (motif – motif)

didalam diri individu yang menimbulkan kegiatan berolahraga, menjamin

21

Page 22: BAB I Strategi Motivasi Olahraga

kelangsungan latihan dan memberi arah pada kegiatan latihan untuk mencapai

tujuan yang dikehendaki. Melalui olahraga para pemuda mendaptakan

kesempatan yang luas untuk mengembangkan kemampuan, mendapatkan

pengakuan dan popularitas, menemukan teman – teman baru serta pengalaman

bepergian dan bertanding yang mendatangkan kegembiraan dan kepuasan.

Olahraga merupakan aktivitas yang unik, dimana sermua memerlukan

hubungan yang harmonis dan ideal antara proses berfikir, emosi dan gerakan.

Peran motivasi intrinsik dan ekstrinsik dapat kita lihat dalam pertandingan.

Dalam pertandingan atlet atau tim akan bermain dilapangan yang baru,

menghadapi penonton yang banyak. Sebelum dan selama pertandingan mereka

selalu mendapat petunjuk-petunjuk dari pelatih baik teknik, strategi maupun

dorongan semangat, agar mereka dapat bermain sebaik mungkin dan

memenangkan pertandingan. Situasi penonton, lapangan yang baru, petunjuk

pelatih, menyebabkan tingkah laku mereka dalam kendali lingkungan.

Artinya, motivasi ekstrinsik berfungsi. Dengan demikin dalam diri atlet atau

tim berfungsi motivasi intrisik karena adanya kebutuhan-kebutuhannya

sendiri, dan motivasi ekstrisik karena dipengaruhi keadaan dari luar.

3.2 Saran Dari uraian simpulan diatas, maka kami memberikan saran semoga makalah ini

dapat berguna dan bermanfaat bagi setiap pembaca dalam proses pembelajaran

ataupun penambahan wawasan dalam ilmu pengetahuan. Umumnya dibidang

psikologi olahraga dan khususnya dalam materi motivasi dalam olahraga.

22