BAB I & Sejarah

14
BAB I PENDAHULUAN 2.1 Latar Belakang Kebutuhan akan regulasi industri farmasi berasal dari adanya asimetri informasi antara produsen farmasi dengan konsumen dan praktisi medis. Hal tersebut menandakan bahwa konsumen dan praktisi medis tidak dapat menilai keamanan atau mengamati kualitas dan khasiat obat-obatan tersebut sendiri. Oleh karena itu, suatu regulasi dibutuhkan untuk menjamin setiap tahap siklus produksi farmasi, sehingga semua obat yang diproduksi sudah dipastikan kualitas dan kemanannya. Regulasi tersebut dimaksudkan untuk memberikan perlindungan kepada konsumen (Brhlikova, et. al., 2007). Good Manufacturing Practises atau GMP memberikan regulasi secara mendasar dan menyeluruh bagi industri mulai dari persyaratan kualitas produk, tenaga kerja, fasilitas dan

Transcript of BAB I & Sejarah

Page 1: BAB I & Sejarah

BAB I

PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang

Kebutuhan akan regulasi industri farmasi berasal dari adanya asimetri informasi

antara produsen farmasi dengan konsumen dan praktisi medis. Hal tersebut

menandakan bahwa konsumen dan praktisi medis tidak dapat menilai keamanan atau

mengamati kualitas dan khasiat obat-obatan tersebut sendiri. Oleh karena itu, suatu

regulasi dibutuhkan untuk menjamin setiap tahap siklus produksi farmasi, sehingga

semua obat yang diproduksi sudah dipastikan kualitas dan kemanannya. Regulasi

tersebut dimaksudkan untuk memberikan perlindungan kepada konsumen (Brhlikova,

et. al., 2007).

Good Manufacturing Practises atau GMP memberikan regulasi secara

mendasar dan menyeluruh bagi industri mulai dari persyaratan kualitas produk,

tenaga kerja, fasilitas dan alat produksi, dokumentasi, proses produksi dan in-process

control, kemasan dan label, penyimpanan dan distribusi, uji laboratorium, validasi,

keluhan, dan kontrak produsen. GMP atau dalam bahasa Indonesia disebut Cara

Pembuatan Obat Yang Baik atau CPOB, merupakan bagian dari penjaminan mutu

untuk memastikan bahwa produk dihasilkan secara konsisten dan diatur untuk dapat

memenuhi kualitas standar yang sesuai untuk tujuan penggunaannya dan memenuhi

persyaratan untuk dipasarkan oleh pihak yang berwenang (WHO, 2004).

Page 2: BAB I & Sejarah

Pengawasan diperlukan untuk memproduksi produk farmasi untuk manusia dan

hewan, produk biologis, alat kesehatan, serta makanan olahan. Regulasi dibutuhkan

untuk menjamin kualitas dan kemanan produk obat yang diproduksi. Regulasi

tersebut dimaksudkan untuk memberikan perlindungan kepada konsumen. Pada

setiap tahap produksi obat harus diatur dan didokumentasikan dengan jelas, mulai

dari tahap laboratorium, pengujian dalam uji klinis, produksi, manufaktur, lisensi, dan

distribusi (Brhlikova, et. al., 2007).

Page 3: BAB I & Sejarah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah cGMP

Sebelum munculnya peraturan mengenai produksi obat dan makanan, terjadi

berbagai rangkaian tragedi. Tragedi-tragedi ini yang melatarbelakangi munculnya

kesadaran organisasi kesehatan dunia untuk merancang GMP. Beberapa tragedi

tersebut antara lain:

a. Tahun 1905, sebuah buku berjudul “The Jungle” yang ditulis oleh Upton

Sinclair. Dia menulis tentang industri daging kemasan di Chicago yang

mengungkapkan kondisi penyembelihan hewan, produksi dan penjualan yang

tidak sehat di mana hewan disembelih, diproses dan dijual dalam keadaan

busuk. Ia juga melaporkan bahwa mengandung sisa racun tikus dan bahkan

terjadi kecelakaan kerja (pekerja jatuh ke mesin).

b. Upton Sinclair mencatat kondisi kotor dan praktik yang tidak dapat diterima

dalam industri makanan dalam novelnya yaitu “The Jungle”. Akibatnya,

FDCA disahkan pada tahun 1906 untuk mencegah perdagangan makanan

tidak dapat diterima dan obat-obatan. FDCA digunakan untuk memastikan

bahwa produsen farmasi tidak memalsukan atau melabeli produk mereka, dan

tidak meimbulkan masalah keselamatan atau efektivitas obat.

Page 4: BAB I & Sejarah

c. Pada tahun 1927 lembaga penegak hukum yang terpisah dibentuk, pertama

dikenal sebagai Administrasi Makanan, Obat dan Insektisida. Kemudian, pada

tahun 1930, diganti Food and Drug Administration (FDA) untuk menegakkan

undang-undang yang berkaitan dengan makanan dan obat-obatan.

d. Pada tahun 1937, batch sulfanilamide dilarutkan dalam pelarut dietilen glikol.

Ada 358 keracunan dan 107 kematian, sebagian besar anak-anak. Akibat

kejadian ini, FDCA direvisi dan disahkan pada tahun 1938 yang

mengharuskan obat diuji sebelum rilis untuk keselamatan.

e. Pada tahun 1955, beberapa anak divaksinasi dengan vaksin polio (polio

paralitik). Lima puluh satu orang lumpuh dan sepuluh meninggal. Masalah itu

ditelusuri ke salah satu produsen yang tampaknya bahan tidak bisa membunuh

virus yang digunakan untuk membuat vaksin. Insiden ini menyebabkan

peningkatan inspeksi pabrik dan pengujian keamanan produk sebelum rilis

kepada publik.

f. Salah satu keberhasilan besar dari FDA terjadi di awal 1960-an. Pada saat itu

obat thalidomide umumnya diresepkan untuk insomnia dan mual pada ibu

hamil di Eropa. Sayangnya, obat ini menyebabkan lahirnya ribuan anak-anak

tanpa lengan atau kaki. Thalidomide tidak digunakan secara komersial di

Amerika Serikat karena Dr Frances Kelsy dari FDA menolak untuk

menerimanya di Amerika Serikat sampai itu terbukti aman. Berita tentang

tragedi thalidomide mempengaruhi kongres AS tahun 1962 untuk untuk

Page 5: BAB I & Sejarah

melakukan perubahan regulasi yang diperlukan supaya obat terbukti aman dan

efektif sebelum rilis.

(Barbara, 2000).

Masyarakat dan para pejabat terpilih memberlakukan hukum yang dimaksudkan

untuk mengurangi risiko dan memaksimalkan keuntungan. Sebuah badan pengawas

pemerintah diberdayakan untuk menafsirkan dan menegakkan hukum melalui sistem

peraturan yaitu cGMP atau CPOB (Barbara, 2000).

Peraturan mengenai industri farmasi pertama kali diterapkan di negara Inggris

dan Swiss, namun peraturan tersebut terhenti pada abad ke-19 sampai 20. Sedangkan

di Amerika Serikat, pada tahun 1902, para ahli biologis memperkenalkan prosedur

persyaratan pada pemeriksaan dan pengujian sarana dan prasarana produk biologis.

Kemudian pada 1906 dibentuklah Government Regulatory Agency yang kemudian

berganti nama menjadi Food and Drug Administration (FDA) (Brhlikova, et. al.,

2007).

FDA mengatur pembuatan obat dan makanan mulai dari mekanisme

penjaminan kualitas dan kontrol keselamatan yang diperkenalkan oleh otoritas

pengawas nasional dalam menanggapi bencana kesehatan, seperti tragedi sulfanamide

pada tahun 1938 atau tragedi thalidomide pada awal tahun 1960-an. Amerika Serikat

telah terbukti berhasil dalam menjamin kualitas dan kemanan produk obat dan

makanan sebelum dipasarkan kepada konsumen, sehingga masyarakat Eropa dan

Page 6: BAB I & Sejarah

negara lain banyak yang mengikuti langkah Amerika Serikat dan mulai

memperkenalkan regulasi obat bagi masing-masing negara (Brhlikova, et. al., 2007).

Pedoman Good Manufacturing Practice (GMP) pertama kali diperkenalkan pda

tahun 1963 oleh FDA US (Immel, 2000). Empat tahun kemudian (1967), regulasi

GMP versi World Health Organization (WHO) pertama kali dirancang atas

permintaan dari Twentieth World Health Assembly dengan draft berjudul Good

Manufacturing Practice in The Manufacture and Quality Control of Medicines and

Pharmaceutical Specialities. Pada tahun 1968, teks direvisi dan dibahas oleh Komite

Ahli WHO, teks tersebut kemudian diterbitkan (dengan beberapa revisi) pada tahun

1971 dalam bentuk tambahan untuk edisi kedua dari The International

Pharmacopoeia (WHO, 2014).

Sejak saat itu, banyak Negara yang mengembangkan GMP untuk diberlakukan

di negaranya dengan mengacu pada GMP versi WHO, yaitu:

1. Pedoman GMP WHO yang pertama kali digunakan di Negara

berkembang, dimana pedoman ini lebih longgar dibandingkan dengan

GMP Eropa dan Amerika.

2. International Conference of Harmonization, ICH

3. Eu-GMP

4. FDA GMP

5. GMP standar di Negara-negara seperti Australia, Kanada, Jepang,

Rusia, Singapura

Page 7: BAB I & Sejarah

6. International Organization of Standards (ISO)

7. Pharmaceutical Inspection Cooperation Scheme (PICS)

(Grazal and Earl, 1997).

Pada tahun 1969, perkumpulan organisasi kesehatan dunia menghasilkan

rancangan sertifikasi WHO untuk standar mutu produk farmasi yang layak beredar di

perdagangan Internasional. Revisi dari rancangan sertifikasi dan pedoman GMP

diberlakukan pada tahun 1975. Sejak saat itu, rancangan sertifikasi telah ditambahkan

untuk mengatur:

1. Makanan ternak yang diberikan kepada hewan penghasil pangan

2. Bahan baku sediaan farmasi, yang disetujui oleh negara pengimpor dan

pengekspor

3. Informasi keamanan dan efikasi obat

(WHO, 2011).

Pada tahun 1970, The European Free Trade Association (EFTA) membentuk

Pharmaceutical Inspection Convetion (PIC/S). Anggota awal PIC/S terdiri dari 10

negara yang tergabung ke dalam EFTA pada saat itu. Namun dengan seiring

perjalanan waktu, negara yang masuk ke dalam keanggotaan PIC tidak hanya negara

yang tergabung ke dalam EFTA tetapi juga negara non-EFTA. Langkah ini membuat

Uni Eropa memimpin dalam proses harmonisasi regulasi farmasi. Sebuah langkah

lebih lanjut dilakukan melalui perjanjian bilateral dengan Amerika Serikat dan Jepang

melalui harmonisasi internasional regulasi farmasi (Brhlikova, et. al., 2007).

Page 8: BAB I & Sejarah

Saat ini, regulasi produk farmasi di Amerika Serikat (AS) dinamakan

“current” GMP, untuk menunjukkan bahwa peraturannya bersifat dinamis. cGMP

yang pernah berlaku adalah:

• tahun 1800 : bahan / QC produk dan manufaktur standar

• tahun 1900-an : bahan / keamanan produk & label

• tengah1900 : peningkatan regulasi keamanan & kemanjuran produk

• akhir 1900-an : harmonisasi & menerapkan “best practice"

• tahun 2000-an : pengembangan, skala-up, dan peningkatan pengawasan

selama inspeksi FDA

(Melamud, 2009).

Page 9: BAB I & Sejarah

DAFTAR PUSTAKA

Barbara. 2000. A Brief History of the GMPs for Pharmaceuticals. As published in

BioPharm 13 (8), 26–36, 61

Brhlikova P., et. al. 2007. Good Manufacturing Practice In the Pharmaceutical

Industry. Scotland: University of Edinburgh.

Grazal, J. G. and D. S. Earl. 1997. “EU and FDA GMP Regulations : Overview and Comparison”, Quality Assurance Journal 2: 55-60

Immel, B. 2000. A Brief History of the GMPs, Regulatory Compliance Newsletter, Winter 2005.

Melamud, P.A. 2009. A Brief History of USFDA Good Manufacturing Practices (GMPs). Qpharma Inc. NJ.

WHO. 2004. WHO good manufacturing practices: main principles for pharmaceutical products. Annex 4 WHO Technical Report Series 908

_____. 2011. WHO Good Manufacturing Practices for Pharmaceutical Products:

Main Principles. Annex 3 WHO Technical Report Series 961

_____. 2014. _________________________________________________. Annex 2

WHO Technical Report Series 986.