BAB I RINGKASAN
Transcript of BAB I RINGKASAN
1
BAB I RINGKASAN
Didasarkan data Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Indonesia
menghasilkan sampah plastik 175.000 ton/hari atau 64 juta/tahun. Indonesia menjadi
negara penghasil sampah plastik terbesar nomor 2 di dunia setelah Tiongkok. Sampah
yang dihasilkan ini menimbulkan masalah pada lingkungan hidup seperti merusak
ekosistem tanah, penyumbatan aliran sungai, serta menghasilkan zat zat yang dapat
mencemari makhluk hidup. Plastik konvensional (non-biodegradable) yang terbuat dari
pengolahan bahan bakar fosil dan berbahan dasar phtalat ester yang bersifat stabil dan
sukar diuraikan oleh mikroorganisme. Oleh karena itu, penumpukan sampah plastik
konvensional merupakan masalah besar bagi lingkungan hidup. Untuk menekan angka
peningkatan sampah plastik, Indonesia sendiri telah mengeluarkan kebijakan
penggunaan kantong plastik dengan cara mengenakan biaya bagi pengguna, dengan
menggandeng World Economic Forum (WEF) untuk bekerjasama menggalakan
program “Indonesia Bebas Plastik”.
Selain upaya di atas, yaitu plastik berbayar, perlu dicari solusi lain untuk menekan
limbah plastik konvensional. Sehingga, perlu dicari alternatif bahan baku plastik selain
dari bahan bakar fosil yang sifatnya biodegradable sehingga ramah terhadap
lingkungan. Selama ini, telah ada beberapa jenis plastik yang bersifat biodegradable,
yaitu golongan polyester, seperti: Polylactic acid (PLA). Plastik PLA telah lama
digunakan untuk packaging tetapi penggunaannya terbatas karena harganya yang relatif
lebih mahal dibanding jenis plastik lainnya. Hal ini dikarenakan PLA terbuat dari bahan
alam, yaitu jagung. Akan tetapi, jagung merupakan komoditas pangan. Oleh karena itu,
perlu dicari alternatif bahan baku selain jagung yang bisa digunakan untuk
menghasilkan PLA. Salah satu bahan baku yang bisa digunakan untuk membuat PLA
adalah limbah pati aren. Selama ini, limbah pati aren hanya dibuang begitu saja,
sedangkan didalamnya masih ada kandungan selulosa. Limbah ampas aren merupakan
hasil sampingan dari proses pengolahan aren menjadi tepung aren, dimana pengolahan
aren ini hanya pengambil 10% dari total bahan yang digunakan dan sisanya menjadi
limbah. Limbah ampas aren mengadung 43.88% selulosa, 7.24% hemiselulosa, 33.24%
lignin, 1.01% abu, dan 2.73% ekstraktif. Jumlah kandungan selulosa dan hemiselulosa
yang tinggi dalam aren menjadi salah satu faktor dapat digunakannya ampas aren
sebagai bahan baku pembuatan asam laktat.
Sebagaimana diketahui bahwa PLA dibuat dari polimerisasi asam laktat. Limbah
pati aren dapat dirubah menjadi asam laktat dengan proses fermentasi glukosa menjadi
asam laktat dengan bantuan mikroorganisme. Akan tetapi, perlu dilakukan proses
pretreatment mulai dari limbah pati aren hingga menjadi glukosa. Secara umum,
tahapan proses pembuatan PLA dari limbah pati aren adalah sebagai berikut: (1) Tahap
pretreatment untuk menghilangkan kandungan lignin. Proses pretreatment dilakukan
untuk mendegradasi kandungin lingin yang ada dengan proses pretreatment secara
mekanik dan kimiawi menggunakan asam-organosolv. Pretreatment asam menggunakan
H2SO4 dan dilanjutkan dengan pretreatment menggunakan etanol. (2) Tahap hidrolisa
2
dimana pada proses hidrolisa enzimatik untuk mengubah kandungan selulosa dalam
limbah aren menjadi glukosa sebagai bahan baku gula reduksi dengan menggunakan
enzim selulase dan selubiose. (3) Tahap fermentasi glukosa menjadi asam laktat dengan
bantuan bakteri L. rhamnosus dan L. brevis untuk mengubah hasil gula reduksi menjadi
asam laktat, dan (4) Tahap polimerisasi, yaitu dengan polimerisasi kondensasi.
Ekstraksi dilakukan untuk menghilangkan pengotor pengotor sisa fermentasi dari asam
laktat sehingga didapatkan asam laktat yang lebih murni. Asam laktat yang telah
dimurnikan kemudian masuk kedalam tahap depolimerisasi dengan pemanasan hingga
suhu tertentu untuk mengubah asam laktat dengan laktida yang akan dimurnikan dengan
proses rekristalisasi dengan penggunaan etil asetat. Laktida yang telah dimurnikan,
diubah menjadi PLA dengan cara polimerisasi menggunakan metode Ring Opening
Polymerization (ROP) sehingga didapatkan pellet PLA yang diinginkan. PLA yang
telah terbentuk kemudian di uji karakterisasi nya menggunakan uji FTIR, DSC, dan
Viskometer Oswald
Setelah riset TKT 3 tentang karakterisasi secara eksperimen telah dilakukan dengan
analisa gugus fungsi dengan uji FTIR, analisa berat molekul dengan menggunakan
Viskometer Ostwald, serta analisa sifat termal polimer dengan Uji DSC. dengan
karakteristik PLA diketahui dengan analisa gugus fungsi dengan uji FTIR, maka
selanjutnya divalidasi dengan menggunakan data gugus fungsi PLA standart dengan
jenis polimer termoplastik sehingga masuk TKT 4 dan 5 Validasi.
Target capaian dari penelitian ini adalah menciptakan bahan baku alternatif
dalam pembuatan plastik ramah lingkungan, peningkatan nilai jual limbah pati aren, dan
pengembangan pemanfaatan limbah pati aren semakin berkembang dengan adanya
pengelolaan pati menjadi produk plastik biodegradable.
Luaran wajib dari penelitian ini adalah paten proses pembuatan PLA dari limbah
pati aren dengan status terdaftar. Sedangkan luaran tambahan penelitian ini berupa
publikasi jurnal terindex scopus Q2 dan Biodiversity Journal serta proceeding seminar
internasional di UGM September 2020.
Kata Kunci: Hidrolisis, Pati Aren, Pellet PLA, Plastik Biodegradable, Polimerisasi
BAB II LATAR BELAKANG
II.1 Latar Belakang dan Permasalahan
Indonesia merupakan salah satu penghasil sampah terbesar di dunia, bahkan
merupakan penghasil sampah terbesar ketiga setelah China dan India. Hal ini diperkuat
oleh data Jambeck dari University of Georgia Indonesia memiliki populasi pesisir
sebesar 187,2 juta yang setiap tahunnya menghasilkan 3,22 juta ton sampah dan data
Menurut data Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Indonesia menghasilkan
175.000 ton/hari atau 64 juta ton/tahun. Sampah yang dihasilkan sebagian besar dari
sampah plastik berbentuk bungkus makanan dan minuman yang tidak dapat teruraikan
secara alami. Sampah sampah yang dihasilkan ini menimbulkan masalah masalah pada
3
di lingkungan hidup seperti merusak ekosistem tanah, penyumbatan aliran sungai, serta
menghasilkan zat zat yang dapat mencemari makhluk hidup. Salah satu contoh
pencemaaran yang terjadi adalah terpaparnya industri telur ayam oleh zat dioksin yang
disebabkan dekatnya tempat produksi dengan tumpukan sampah plastik. Untuk
menekan angka peningkatan sampah plastik, Indonesia sendiri telah mengeluarkan
kebijakan penggunaan kantong plastik dengan cara mengenakan biaya bagi pengguna,
dengan menggandeng World Economic Forum (WEF), untuk bekerjasama menggalakan
program “Indonesia Bebas Plastik”. Industri harus mencari alternatif pengganti plastik
konvensional minyak bumi yang tidak teruraikan dengan plastik yang dapat teruraikan
dan terbuat dari bahan yang melimpah di Indonesia agar dapat berkelanjutan dan murah
(World Bank Documents, 2018).
Meningkatnya masalah energi global dan lingkungan merupakan alasan utama
untuk mengembangkan teknik baru yang menghasilkan produk melalui metode hijau.
Diantaranya adalah asam laktat, sebagai satu produk yang paling diminati karena
penerapannya yang luas. Asam laktat adalah asam hidroksi sederhana yang pertama kali
ditemukan oleh Carl Wilhelm Scheele dari susu asam pada tahun 1970. Produksi asam
laktat dalam skala industri menggunakan fermentasi mikroorganisme pertama kali
dikembangkan oleh Fremy, ilmuwan Prancis, pada tahun 1981. Umumnya asam laktat
digunakan dalam industri makanan (pemrosesan daging dan pengawet), industri farmasi
(pengatur pH, intermediet kiral, dan bahan alami obat-obatan), industri detergen (agen
descaling), industri susu (meningkatkan produktivitas peternakan) dan yang akhir ini
berkembang pesat yatu industri polimer (PLA/Poly Lactic Acid sebagai plastic
biodegradable). Dimana plastik biodegradable dapat mengurangi masalah sampah
karena dapat terurai secara alami oleh alam dan dapat digunakan sebagai solusi untuk
mengurangi penggunaan bahan baku minyak dalam pembuatan plastik konvensional.
(Juturu dan Wu, 2015). Kini asam laktat yang sering di produksi adalah asam DL-laktat
rasemik melalui sintesis kimia, stereoisomer yang diinginkan yaitu asam L-atau D-laktat
murni yang secara optik dapat diproduksi melalui produksi fermentasi sumber daya
terbarukan dengan pemilihan mikroorganisme yang tepat untuk fermentasi asam laktat
(Alves dkk., 2018). Namun dalam skala industri, PLA dengan bahan baku asam laktat
belum matang, terutama karena tingginya biaya produksi asam laktat. Salah satu solusi
dalam mengurangi biaya produksi asam laktat adalah dengan memaksimalkan
penggunaan limbah pertanian sebagai bahan baku pembuatan asam laktat. Di Indonesia,
potensi limbah pertanian sangat menjanjikan karena ketersediaannya yang melimpah.
Indonesia memiliki potensi limbah pertanian yang tinggi. Sehingga pemanfaatan limbah
ini dapat mengurangi kekhawatiran akan persaingan penggunaan bahan baku untuk
produksi asam laktat. Biomassa berlignoselulosa adalah bahan baku paling menjanjikan
mengingat ketersediaann dan biaya rendah, tetapi produksi asam laktat dalam skala
besar sebagai bahan baku PLA secara komersil skala besar dari bahan biomassa belum
diimplementasikan (Balat,2011).
Limbah ampas industri aren (Arenga Pinnata) berasal dari tanaman yang
mengandung pati dan gula yang berpotensi untuk menjadi bahan baku produksi asam
4
laktat. Sebuah studi melaporkan bahwa limbah pada pengolahan pohon aren sangat
melimpah karena dari proses produksi tepung aren yang dihasilkan hanya 4% dan
sisanya 96% menjadi limbah. Pada tahun 2013 luas tanaman Aren di Indonesia sebesar
99.251.859 ha (BPS, 2013). Hingga saat ini pengembangan potensi Aren di Indonesia
masih sangat minim, hal ini ditunjukkan dengan minimnya teknologi pengolahan Aren
seperti limbah tepung aren yang dibuang langsung ke sungai dan mencemari
lingkungan. . Limbah ampas aren mengadung 43.88% selulosa, 7.24% hemiselulosa,
33.24% lignin, 1.01% abu, dan 2.73% ekstraktif. Jumlah kandungan selulosa dan
hemiselulosa yang tinggi dalam aren menjadi salah satu faktor dapat digunakannya
ampas aren sebagai bahan baku pembuatan asam laktat. Akan tetapi kandungan lignin di
limbah ampas aren dapat menghambat proses produksi asam laktat sehingga harus
dihilangkan terlebih dahulu dengan proses pretreatment. Dalam proses pembuatan
limbah ampas aren menjadi asam laktat dan dilanjutkan menjadi PLA. Terdapat 4 tahap
proses limbah aren menjadi asam laktat yaitu pre-treatment, hidrolisis, fermentasi, dan
condensation polymerization yang akan menghasilkan butiran-butiran PLA yang disebut
PLA pellets.
Proses sintesa PLA dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu condensation
polymerization, azeotropic polymerization, dan ring opening polymerization.
Condensation polymerization memproduksi PLA dengan berat molekul rendah (Mn =
5000) dan disebut prepolymer, azeotropic polymerization dapat menghasilkan PLA
dengan berat molekul lebih tinggi, dan metal-catalyzed ring-opening polymerization of
lactide dapat menghasilkan PLA dengan berat molekul tinggi (Mn = 60.000–150.000)
dan disebut juga sebagai polylactide (Marck, 2005). Reaksi pembentukan cincin laktida
dapat dihasilkan pada temperatur yang tinggi (130- 220°C) dengan menggunakan
katalis logam, tin (II) 2-ethylhexaoate, tin (II) alkoxides, atau aluminum isopropoxide.
Diantara berbagai jenis katalis tersebut, tin (II) 2-ethylhexaoate (Sn(Oct)2) merupakan
katalis yang paling efisien dan diperbolehkan oleh FDA (Food and Drug
Administration) (Ki, 2009). Polimerisasi asam laktat dengan metode ROP dilakukan
dalam dua tahap. Tahap pertama adalah sintesis untuk pembentukan laktida dengan cara
pemanasan asam laktat pada kondisi tekanan vakum untuk menghilangkan air yang
dihasilkan dari penggabungan monomer. Tahap kedua adalah pembukaan cincin siklik
laktida untuk membentuk polimer dengan bantuan katalis. Polimer hasil reaksi
kemudian dilarutkan dengan kloroform, selanjutnya diendapkan dengan metanol,
disaring dan dikeringkan (Purnama dkk., 2012).
Karakterisasi PLA dapat diketahui melalui uji gugus fungsi dengan uji FTIR,
analisa berat molekul dengan menggunakan Viskometer Ostwald, serta analisa sifat
termal polimer dengan Uji DSC. Hasil analisa tersebut divalidasi dengan menggunakan
data gugus fungsi PLA standart dengan jenis polimer termoplastik.PLA pellets yang
terbuat dari limbah aren dapat membantu menciptakan zero-waste industry dan menjadi
alternatif bahan baku plastik yang diharapkan dapat membantu industri plastik
Indonesia karena PLA pellets dapat dibentuk menjadi berbagai macam produk seperti
botol minum dan pembungkus makanan. Pengembangan plastik biodegradable dari poli
5
asam laktat menarik perhatian dunia. Pada tahun 2020, plastik pati dan PLA (yang juga
dapat diproduksi melalui fermentasi pati) masih akan menjadi dua produk yang paling
penting dalam hal volume produksi dengan masing-masing kapasitas produksi sebesar
1,3 dan 0,8 juta metrik ton (Shen, 2009).
Beberapa penelitian sebelumnya yaitu mengenai pembuatan asam laktat dari
limbah ampas industry tepung aren telah dilakukan dengan menggunakan bakteri
Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus casei, Lactobacillus rhamnosus, dan
Lactobacillus brevis. Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus casei dan Lactobacillus
rhamnosus dipilih karena merupakan bakteri homofermentatif yang dapat
mengkonsumsi gula heksosa dan Lactobacillus brevis merupakan bakteri
heterofermentatif yang dapat mengkonsumsi gula pentosa yang menghasilkan asam
laktat (Bushara dkk., 2018). Pada penelitian tersebut kontrol kondisi pH menjadi titik
berat pada proses fermentasi karena pH adalah salah satu faktor utama yang
mempengaruhi produksi asam laktat. Penelitian tersebut dilakukan dengan
menggunakan single microorganism dan mix-culture dan didapatkan yield asam laktat
tertinggi diperoleh pada penggunaan bakteri mix-culture Lactobacillus rhamnosus +
Lactobacillus brevis.
Berdasarkan pada penelitian sebelumnya, penelitian ini akan dilakukan proses
pemurnian dan polimerisasi asam laktat yang sudah dibuat pada penelitian sebelumnya
menjadi poli asam laktat dengan menggunakan metode Ring Opening Polymerization.
Bakteri Lactobacillus rhamnosus + Lactobacillus brevis yang akan digunakan sebagai
bakteri asam laktat pada penelitian ini karena yield asam laktat yang terbentuk tertinggi.
Selain itu, bantuan katalis ZnO dan TiO2 juga digunakan pada proses polimerisasi
karena dari kedua katalis tersebut dapat menghasilkan yield poli asam laktat terbaik (Hu
dkk., 2017).
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
mikroorganisme terhadap hasil fermentasi asam laktat dari limbah ampas industri
tepung aren dengan menggunakan mix-culture (Lactobacillus rhamnosus dan
Lactobacillus brevis) dan variasi katalis ZnO dan TiO2 pada proses polimerisasi asam
laktat dengan metode Ring Opening Polymerization.
II.2 Tujuan Khusus Penelitian
1. Mengetahui penurunan kadar lignin dari hasil pretreatment dengan menggunakan
metode pretreatment asam-organosolv.
2. Mengetahui pengaruh mikroorganisme terhadap hasil fermentasi asam laktat dari
limbah ampas industri tepung aren dengan menggunakan single mikroorganisme
(Lactobacillus rhamnosus dan Lactobacillus brevis).
3. Mengetahui keefektifan penggunaan bakteri dalam menghasilkan isomer L(+) asam
laktat.
4. Mengetahui pengaruh penggunaan pelarut organik dalam proses pemurnian asam
laktat dengan ekstraksi.
5. Mengetahui properti fisik dari PLA yang dihasilkan dari proses polikondensasi.
6
II.3 Urgensi Penelitian
Urgensitas penelitian meliputi: mengurangi sampah limbah tepung aren,
menghasilkan plastik biodegradable, mensubstitusi plastic konvensional dengan plastik
biodegradable sehingga dapat mengurangi dampat penumpukan limbah plastic di
lingkungan.
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
III.1 Asam Laktat
Asam laktat (C3H6O3) adalah cairan pekat tak berwarna, tak berbau, larut di
dalam air dalam berbagai perbandingan, alkohol dan eter tetapi tidak larut dalam
kloroform.Senyawa ini termasuk asam lemah dengan daya penguapan yang
rendah.Asam ini memiliki sebuah atom asimetri.Di alam terdapat dalam bentuk D-, L-
dan DL-. Produk-produk komersial biasanya dalam bentuk DL-
(a) (b)
Gambar III.1. Struktur kimia (a) Asam laktat Levorotatory (D (-) Lactic Acid),
(b) Asam laktat Dekstrorotary (L (+) Lactic Acid).
Asam laktat dapat dihasilkan melalui proses fermentasi atau secara sintesis
kimiawi. Reaksi dasar proses kimiawi adalah mengubah laktonitril (asetaldehid
sianohidrin) menjadi asam laktat. Beberapa metode kimia yang memungkinkan sintesis
asam laktat adalah degradasi gula dengan alkali seperti kapur atau NaOH, interaksi
asetaldehid dan karbonmonoksida pada suhu dan tekanan yang dinaikkan, dan hidrolisa
dari asam α-kloropropionat.
Rumus molekul : C3H6O3
Berat molekul : 90,08
Bentuk : Cairan
Warna : Tidak berwarna hingga kuning muda
pH : 3,86
Titik didih : 122 oC
s.g : 1,249
III.2 Limbah Ampas Industri Tepung Aren (Arenga Pinnata)
Bahan baku berlignoselulosa merupakan bahan baku terbarukan, murah dan
ketersediaannya melimpah. Namun, bahan baku berlignoselulosa juga merupakan bahan
7
(a) hem(a) (b) (c)
(d) (e)
Gambar III.2. Proses pengolahan limbah ampas industri tepung aren. (a) Memotong batang pohon
aren; (b) Industri domestik pengolahan batang pohon aren berada di bantaran sungai; (c) Bagian
dalam pohon batang aren; (d) pemotongan bagian dalam batang; (e) Timbunan limbah ampas aren
di bantaran sungai yang akan digunakan dalam penelitian, diadopsi dari (Sanyang et al., 2016).
baku keras/ memiliki struktur kompleks sehingga membutuhkan usaha intensif/ proses
pretretment tambahan untuk pengolahannya.
Pohon aren memiliki batang yang tinggi dan besar serta tidak bercabang yang
dapat tumbuh dengan tinggi 20 meter dan berdiameter 65 cm. Tanaman ini dapat
tumbuh di sepanjang Asia Selatan sampai Asia Tenggara seperti Taiwan sampai
Filipina, Indonesia, Papua New Guinea, India Australia Selatan, Malaysia, Thailand,
Burma dan Vietnam. Pohon aren merupakan salah satu jenis pohon serbaguna, dimana
setiap bagian (akar, batang, serat, daun, getah dari bunga, buah dan lain-lain) dari pohon
aren dapat digunakan untuk menghasilkan sedikitnya 60 produk yang berbeda (Sanyang
et al., 2016).
Tanaman aren tergolong hasil hutan non kayu yang dapat dimanfaatkan
sebagai solusi untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat pedesaan baik secara
ekologis, sosial budaya dan ekonomi. Potensi tersebut merupakan salah satu
sumber daya hutan yang banyak memberikan manfaat, karena hampir semua
bagian dari tanaman aren dapat dimanfaatkan. Bagian bagian yang dapat
dimanfaatkan tersebut antara lain ialah ijuk, buah, daun, nira dan batang
yangmenghasilkan tepung.
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Aracales
Famili : Arecaceae
Genus : Arenga
Spesies : Arenga pinnata
Di desa Cibalong, kecamatan Tasikmalaya, kabupaten Tasikmalaya terdapat
industri tepung aren domestik yang menghasilkan limbah ampas (± 5 kwintal per hari)
8
dengan kadar BOD dan COD yang cukup tinggi dan dapat merusak kelestarian alam
jika dibuang ke sungai. Limbah ampas industri aren diperoleh dari batang pohon aren
dengan dihancurkan terlebih dahulu. Proses pengolahan limbah ampas dari batang
pohon aren dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
III.3 Lignoselulosa
Biomassa lignoselulosa merupakan salah satu contoh biomassa yang dapat
dimanfaatkan karena ketersediannya di alam yang sangat besar dan terkandung dalam
hampir semua tanaman sampai limbah padat kota. Penyusun utama biomassa
lignoselulosa adalah selulosa, hemiselulosa dan lignin. Senyawa ini umumnya
mengandung karbohidrat yang dapat difermentasi (selulosa dan hemiselulosa).
Perbedaan ketiga polimer ini adalah adanya ikatan satu sama lain dari ikatan
hidrogen berikatan dengan ikatan silang kovalen yang membentuk senyawa kompleks
lignoselulosa dan mengandung lebih dari 90% berat kering sel tanaman (Balat, 2011).
Ketiga polimer ini berikatan sangat kuat sehingga perlu dipisahkan ikatannya sebelum
dilakukan proses fermentasi. Hemiselulosa dan lignin membentuk beberapa pertahanan
secara struktur disekitar selulosa sehingga harus dipisahkan sebelum selulosa
dihidrolisa. Sehingga, proses pretreatment lignoselulosa sebelum proses hidrolisa enzim
merupakan tahapan penting.
III.3.1 Selulosa
Selulosa adalah polisakarida (C6H12O5) dan hanya terdiri dari karbon (44,4%),
hidrogen (6,2%) dan oksigen (49,3%) yang jika terdegradasi hanya menghasilkan
glukosa (C6H12O6) (Sanyang et al., 2016). Selulosa berupa polimer glukosa linier
hidrofilik yang dihubungkan oleh ikatan glikosida (β-1,4-glukosa) dan panjang
molekulnya sekurang-kurangnya 5.000 nm. Berat molekul selulosa rata-rata sekitar
400.000 dan mikrofiber selulosa terdiri atas bagian amorf 15% yang mudah dihidrolisis
dan bagian berkristal 85% yang tidak mudah dihidrolisis baik secara kimiawi maupun
enzimatik (Noomrio, 1996). Bagian kristalin selulosa tersusun rapi di sepanjang dinding
sel primer dan lapisan tengah dinding sel sekunder dari serat. Biasanya, terdapat 30-100
molekul selulosa di dalam formasi rantai yang luas dan hal ini memberikan kekuatan
secara mekanik terhadap serat. Sehingga, selulosa sangat toleran terhadap degradasi
dibandingkan
terhadap glukosa
dalam pati.
Gambar III.2. Struktur selulosa, diadopsi dari (Gurunathan et al., 2015).
III.3.2 Hemiselulosa
Hemiselulase adalah polimer kedua yang paling melimpah (dengan jumlah
sebanyak sepertiga dari keseluruhan lignoselulosa) (Limayem and Ricke, 2012). Tidak
9
seperti selulosa, hemiselulosa memiliki struktur yang amorf dan tidak teratur
yangtersusun dari beberapa heteroplimer termasuk xylan, galactomannan,
glucuronoxylan, arabinoxylan, glucomannan and xyloglucan. Hemiselulosa berbeda
dalam komposisi juga. Hemiselulosa pada hardwood mengandung lebih banyak xylan.
Sedangkan, hemiselulosa pada softwood mengandung lebih banyak glucommanans.
Heteropolimer hemiselulosa tersusun dari 5- dan 6-karbon monosakarida yang berbeda,
pentosa (xylose, arabinose), hexoses (mannose, glucose, galactose) dan gula
acetylated.Hemiselulosa tertanam di dinding sel tanaman untuk membentuk jaringan
ikatan kompleks yang memberikan kekuatan struktural dengan menghubungkan serat
selulosa kedalam mikrofibril dan ikatan silang dengan lignin (Droumaguet et al., 2010)
Gambar III.3. Struktur hemiselulosa, diadopsi dari (Gurunathan et al.,
2015).
III.2.3 Lignin
Lignin merupakan dimensi polimer ketiga dari phenylpropanoid. Lignin
berfungsi sebagai pengikat seluler yang memberikan kekuatan tekan pada jaringan
tanaman dan serat, memberikan kekakuan pada dinding sel serta resistensi terhadap
serangga dan patogen. Ikatan oksidatif dari tiga phenylpropane yang berbeda
membentuk blok monolignol: p-koimaril alkohol, koniferil alkohol dan sinapil alkohol
sehingga terbentuk struktur lignin (Droumaguet et al., 2010). Lignin memiliki bobot
molekul mencapai 11.000 yang terdapat pada 20-30% serat kayu. Tanaman- tanaman
lebih tinggi dan pakis, paku mengandung banyak lignin. Sedangkan, tanaman-tanaman
lebih rendah tidak banyak mengandung lignin, seperti rumput.
Gambar III.4. Struktur phenol dalam lignin, diadopsi dari (Gurunathan et al.,
2015)
10
III.4 Pretreatment
Saat ini, pemilihan proses pengolahan biomassa lignoselulosa sangat
dipertimbangkan agar prosedur pengolahannya layak ditinjau secara ekonomi. Untuk
proses pretreatment sendiri dapat dilakukan dengan pemanasan, pemberian enzim atau
penambahan asam-asam kuat untuk mendekomposisi lignoselulosa.Terdapat empat
tahap dalam memproduksi asam laktat dari lignoselulase: pretreatment, hidrolisa,
fermentasi dan destilasi.
Gambar III.5 Komponenutama dan struktur lignoselulosa. “GI” menunjukkan glucuronic acid dan
“Fer” menunjukkan esterifikasi dengan feluric acid, diadopsi dari (Droumaguet et al., 2010).
11
Gambar III.5. Blok diagram produksi asam laktat dari biomassa lignoselulosa(Bushara
dkk., 2018)
Proses pretreatment biomassa sendiri memiliki tujuan utama untuk memperoleh
yield monosakarida yang baik, kehilangan dan peruraian karbohidrat seminimum
mungkin, meminimalisir pembentukan bahan yang dapat mengganggu proses hidrolisa
dan fermentasi serta tidak mahal (Balat, 2011).
Ada beberapa jenis metode pretreatment yang banyak dilakukan sekarang ini,
yaitu dengan proses fisika (milling dan grinding), kimia-fisika (steam explosion, liquid
hot water), kimia (alkali, pelarut asam, oxidizing agents dan pelarut organik) dan
biologi. Pada dasarnya, metode yang digunakan dalam pretreatment biomassa dapat
mempengaruhi kecepatan hidrolisis dan tingkat aktivitas enzim untuk mendapatkan
yield ethanol yang maksimum secara teoritis.
III.4.1 Pretreatment Mekanik
Biomassa lignoselulosa dapat ditumbuk dengan mengkombinasikan pencacahan,
grinding dan milling untuk mengurangi kristalinitas selulosa. Ukuran bahan biasanya
10-30 mm setelah pemecahan dan 0,2-2 mm setelah milling atau grinding. Vibratory
ball mill telah ditemukan lebih efektif daripada ball mill biasanya dalam mengurangi
kristalinitas selulosa dan dalam meningkatkan digestibilitas selulosa dan hemiselulosa
menjadi glukan dan xylan; yang kemudian akan meningkatkan digestibilitas secara
enzimatik dengan beban enzim lebih rendah (Balat, 2011). Kelarutan dan efisiensi
fermentasi limbah lignoselulosa juga meningkat banyak melalui pretreatment mekanik-
kimia-fisika, sehingga berlanjut dengan perolehan nilai tambah penggunaan limbah ini
(Qi et al., 2005).
III.4.2 Pretreatment Asam-Organosolv
Diantara teknologi pretreatment, proses organosolv dianggap sebagai salah satu
proses yang paling menjanjikan untuk generasi kedua etanol. Treatment dengan pelarut
organik melibatkan penggunaan liquid organik (metanol, etanol, acetone, ethylene
glycol atau triethylene glycol) dan air, dengan atau tanpa penambahan zat katalis (asam
atau basa). Campuran ini sebagian menghirolissi ikatan lignin dan ikatan lignin-
karbohidrat untuk menghasilkan residu padatan yang tersusun oleh selulosa dan
beberapa hemiselulosa.
Pretreatment organosolv sangat efisien menghilangkan lignin dari bahan
lignoselulosa tetapi sebagian besar hemiselulosa juga terlarut dalam proses ini. Karena
itu, gabungan penggunaan proses organosolv dengan hidrolisis pelarut asam, untuk
memisahkan hemiselulosa dan lignin dalam dua tahap fraksinasi akan berguna untuk
menghasikan pulp yang kaya akan selulosa, menghindari kehilangan hemiselulosa.
Proses organosolv juga mampu menghasilkan banyak lignin yang relatif murni dan
kurang kental sehingga dapat larut banyak dalam pelarut organik.
Alkohol dengan titik didih rendah, seperti metanol dan etanol menjadi pelarut
organik yang paling sesuai untuk digunakan dalam proses organosolv, karena biaya
12
yang murah dan mudah merecovery lignin relatif murni sebagai produk samping.
Namun, pretreatment dengan etanol lebih aman karena etanol sedikit beracun daripada
metanol. Selain itu, substrat yang diolah dengan proses organosolv etanol memiliki
digestabilitas enzim yang tinggi daripada substrat yang ditreatment dengan proses
alternatif lainnya. Penggunaan natrium hidroksida sebagai katalis selama pretreatment
organosolv sangat meningkatkan selektivitas etanol dengan lignin dan meningkatkan
kemampuan delignifikasi etanol (Mesa et al., 2011).
Metode pretreatment menggunakan alkali dan asam untuk menyisihkan bahan-
bahan penghambat dari hidrolisat diklarifikasikan sebagai metode kimia dan pertama
kali disampaikan pada tahun 1945. Metodologi ini melibatkan kenaikan pH hidrolisat
hingga pH hidrolisat hingga 9-10 dengan pemberian Ca(OH)2 dan kemudian
menurunkannya hingga pH 5,5 dengan penambahan H2SO4. Metode ini efektif karena
banyak bahan penghambat yang tidak stabil pada pH tinggi dan dengan demikian terjadi
proses degadrasi oleh treatment alkali pada keadaan awal (Palmqvist and Hahn-
Hägerdal, 2000).Studi ini didukung oleh studi yang dilakukan oleh Mussatto (2004),
dimana untuk menghasilkan xylitol, Mussatto menggunakan evaporasi, penyesuaian pH
dan adsorpsi activated charcoal untuk mendetoxi hidrolisat hemiselulosa jerami padi.
Evaporasi menghapus furfural dan beberapa asam asetat, sedangkan penyesuaian pH
dan activated charcoal menghapus komponen non-volatil (hydroxymethyl-furfural dan
hasil degradasi lignin). Menurut penulis ini, penyesuaian pH dan activated charcoal
menghasilkan detoxifikasi lebih baik ketika mereka digunakan dengan kombinasi.
Umumnya, sebelum memilih metode detoxifikasi atau metode sejenisnya, perlu
dilakukan identifikasi inhibitor utama yang muncul dalam hidrolisat. Hal ini membantu
tidak hanya untuk menurunkan harga dan efisisensi metode detoxifikasi, tetapi juga
untuk menentukan kondisi hidrolisis yang baik untuk meminimalisir pembentukan
inhibitor. Karena detoxifikasi hidrolisat meningkatkan harga, maka harus menggunakan
hidrolisat yang sangat menghambat dengan organisme yang sensitif (Mussatto and
Roberto, 2004).
Penyisihan pelarut-pelarut dari sistem diperlukan dalam proses ekstraksi dengan
teknik-teknik pemisahan seperti evaporasi dan kondensasi agar mengurangi
kemungkinan pelarut dapat menghambat proses hidrolisis enzimatik dan
mikroorganisme dalam fermentasi (Sun and Cheng, 2002).
III.5 Hidrolisa Enzimatik (Enzim Selulase)
Setelah pretreatment, hidrolisis mengubah polimer karbohidrat menjadi gula-
gula monomer. Pemilihan enzim memerlukan kecocokan teknologi pretreatment dan
bahan baku yang digunakan, demikian juga dengan proses, misalnya, jika pretreatment
asam encer yang digunakan, maka kandungan paling besar yang terdegradasi adalah
hemiselulosa, sehingga hemiselulosa tidak perlu dihidrolisa menjadi xylosa. Tetapi, jika
pretreatment alakali atau air panas digunakan, maka hemiselulosa masih memerlukan
hidrolisis.
13
Selulase adalah sebuah grup enzim yang menghidrolisis selulosa secara sinergi
(dapat dilihat pada gambar 2.8) yang melibatkan endoglukanase (EG, endo-1,4-β-D-
glucanases, atau EC 3.2.1.3.), exoglucanases atau cellobiohydrolases (CBH, 1,4-β-D-
glucan cellobiohydrolases, atau EC 3.2.1.91.), dan β-glucosidases (BGL, cellobiases or
EC 3.2.1.21). Dimana, ketiga grup tersebut memiliki peranan masing-masing yaitu
sebagai berikut :
1) Endo-β-1,4-glukanase, memecah ikatan-ikatan antara molekul-molekul gula yang
berdekatan dalam rantai selulase, memecah rantai yang panjang menjadi lebih
pendek. Endoglukanase beraksi sangat acak sepanjang rantai selulase, walaupun
enzim ini lebih baik bekerja pada daerah amorf, dimana rantai-rantainya kurang
berkristal.
2) Selobiohidrolase (Exo-β-1,4-glukanase), menyerang rantai selulosa dari ujung
rantai. Aksi dalam proses ini melepaskan selobiosa. Atau menghidrolisis ikatan 1,4-
glycocidyl menjadi bentuk cellobiose.
3) β-glukosidase, memecah rantai glukosa yang pendek, seperti selobiosa, untuk
melepaskan glukosa. Sehingga β-glukosidase mempunyai peranan penting karena
enzim beraksi terhadap selobiosa yang dapat menghambat aksi selulase.
Gambar III.6. Mode aksi enzim selulase, diadopsi dari (Balat, 2011).
Ada berbagai faktor yang mempengaruhi hidrolisis enzimatik selulase, yaitu
substrat, aktivitas selulase, kondisi reaksi (suhu, pH, dan parameter lainnya) dan hasil
inhibisi yang kuat. Untuk meningkatkan yield dan kecematan hidrolisa enzimatik,
penelitian difokuskan pada optimalisasi proses hidrolisis dan meningkatkan aktivitas
selulase. Kecepatan hidrolisis enzimatik bergantung pada struktur molekul selulosa,
kristalinitas selulosa, luas permukaan serat selulosa, derajat swelling serat selulosa,
derajat polimerisasi serta lignin dan bahan lainnya. Salah satu keterbatasan dalam
penggunaan selulase adalah adanya penurunan kecepatan karena penghambatan produk
akhir (selobisa dan glukosa). Simultan Sakarifikasi dan Fermentasi mengatasi masalah
ini dengan menghidrolisa selulase dan memfermentasi hasil hidrolisa pada waktu yang
bersamaan (Balat, 2011).
14
III.6 Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik
(tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik,
akan tetapi terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai
respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa elektron eksternal.
Bioindustri sekarang memanfaatkan mikroorganisme yang mempunyai
konsentrasi dominan pada sistem single mikroorganisme. Banyak subtansi yang
bermanfaat seperti asam amino, nucleotides, antiotik dan enzim yang diproduksi secara
sukses dengan menggunakan kekuatan penuh satu mikroorganisme. Di sisi lain, diantara
proses komersial, pembuatan bir alkohol, pengolahan air limbah biologi (activated
sludge, fermentasi metana dan lainnya) dan manufaktur susu dan produksi fermentasi
secara konvensional (miso, soy sauce dan pickles) membutuhkan mutiple spesies
mikrobial. Penggunaan dua mikroorganisme tersebut dianggap sangat menjanjikan
untuk efisiensi produksi substansi bermanfaat dan konversi cepat pada substansi (Ismail
dkk., 2018).
Bakteri asam laktat adalah bakteri gram-positif, tidak membentuk spora dan
aerotoleran yang memproduksi asam laktat sebagai produk utama fermentasi. Bakteri
asam laktat termasuk dalam ordo Lactobacillales yang terdiri dari 6 famili dan 36 genus,
seperti Lactobacullus, Pediococcus, Enterococcus, Leuconostoc, Streptococcus dan
Lactococcus (Juturu dan Wu, 2015). Pada umumnya BAL mampu beradaptasi pada
kondisi asam dan rentang suhu tinggi (Abdel Rahman dkk., 2013).Genus
Lactococcusumumnya memiliki ukuran 0.5-1.5 mikro m, bersifat mesofilik dan mampu
menghasilkan L(+) asam laktat dengan proses homofermentatif terhadap heksosa.
Namun bakteri ini jarang digunakan dalam produksi asam laktat dikarenakan memiliki
persyaratan yang kompleks untuk pertumbuhannya (Lahtinen dkk., 2012). Sementara
genus bakteri asam laktat lain seperti Pediococcus, Enterococcus, Leuconostoc,
Streptococcus sedikit sekali dikembangkan dalam produksi asam laktat dikarenakan
beberapa alasan seperti belum lama ditemukan, hanya terdiri dari beberapa species,
seringkali membingungkan secara taksonomis dengan genus lain dan/atau memiliki
habitat yang sangat spesifik yang jarang dieksplorasi (Lahtinen dkk., 2012)
15
Jalur metabolisme yang digunakan dalam produksi asam laktat adalah Emden-
Meyerhof-Parnas (EMP) pathway, penthose phosphate (PP) pathway dan
phospoketolase (PK) pathway. Beberapa BAL memiliki hanya satu atau lebih jalur
metabolime asam laktat. Konversi yield serta energi yang dihasilkan akan berbeda
bergantung dari jenis strain dan kondisi pertumbuhan yang digunakan (Eiteman dan
Ramalingam, 2015). Berdasarkan hal tersebut BAL dapat diklasifikan menjadi 3
kategori yaitu BAL homolaktis, heterolaktis obligat dan heterolaktis fakultatif
(Cubascano, 2018).
Gambar III.7. Rute Metabolisme Fermentasi Asam Laktat
BAL heterlaktis obligat mampu melakukan metabolism heksosa dan pentose melalui PK
pathway. Bakteri ini menghasilkan L-asam laktat dan D-asam laktat sekaligus produk
samping asam asetat dan ethanol (Cui dkk., 2011). Contoh BAL yang termasuk dalam
kategori ini adalah Lactobacillus bifermentus, L. sanfransciscensis dan L. brevis
(Pruckler dkk., 2015). Maksimum yield teoritis yang didapatkan sebesar 1 mol asam
laktat/mol glukosa (Cubascano, 2018). Sementara BAL heterolaktis fakultatif mampu
mealkukan metabolism heksosa melalui EMP (glycolyticpathway) dan pentose melalui
PK pathway sehingga asam asetat atau ethanol hanya akan dihasilkan ketika glukosa
telah sepenuhnya terkonsumsi. Contoh BAL yang termasuk dalam kategori ini adalah
16
Lactobacillus pentosus dan L. plantarum (Zhu dkk., 2007). Maksimum yield teoritis
yang didapatkan sebesar 1 dan 2 mol asam laktat dari pentose dan heksosa (Cubascano,
2018)
BAL homolaktis mampu mengkonversi hexose menjadi pyruvate melalui EMP
pathway(dalam kondisi anaerob) dan PP pathway (dalam kondisi aerob) kemudian
merubahnya menjadi asam laktat menggunakan enzyme lactate dehydrogenase
(Bhagavan dan Ha, 2015). Terdapat 2 jenis enzyme lactate dehydrogenase yaitu L-
lactate dehydrogenase yang menghasilkan L(+)-asam laktat dan D-lactate
dehydrogenase yang menghasilkan D(-)-asam lakat. Jenis BAL homolaktif yang
menghasilkan L-asam laktat diantaranya adalah Lactobacillus casei, L. paracasei, L.
rhamnosus. Sementara contoh BAL homolaktif yang menghasilkan D-asam laktat
adalah L. delbrueckii dan yang menghasilkan L-asam laktat sekaligus D-asam laktat
adalah L. acidophilus (Wang dkk., 2007). Sehingga hanya BAL homolaktis yang
mampu menghasilkan asam laktat dengan isomer murni. Maksimum yield teoritis yang
didapatkan sebesar 2 mol asam laktat/mol glukosa (Cubascano, 2018).
III.7 Mikroorganisme
III.7.1 Lactobacillus brevis
Lactobacillus brevis adalah spesies bakteri asam laktat gram positif berbentuk
batang yang heterofermentif, menghasilkan CO2 dan asam laktat selama fermentasi.
Ada sekitar 16 spesies berbeda dalam kelompok L. brevis. [1] Ini dapat ditemukan di
banyak lingkungan yang berbeda, seperti makanan yang difermentasi, dan sebagai
mikrobiota normal. L.brevis ditemukan dalam makanan seperti asinan kubis dan acar.
Ini juga salah satu penyebab paling umum kerusakan bir. Tertelan telah terbukti
meningkatkan fungsi kekebalan tubuh manusia, dan telah dipatenkan beberapa kali.
Mikrobiota usus L.brevis normal ditemukan di usus manusia, vagina dan tinja.
L. brevis adalah salah satu spesies Lactobacillus utama yang ditemukan dalam
butir tibicos, digunakan untuk membuat kefir, dan telah diidentifikasi sebagai spesies
yang bertanggung jawab untuk produksi polisakarida (dekstran) yang membentuk biji-
bijian. [2] Metabolit utama L. brevis termasuk asam laktat dan etanol. Strain dari L.
brevis dan L. hilgardii telah ditemukan untuk menghasilkan amine tyramine dan
phenylethylamine. Umumnya untuk memproduksi asam laktat, suhu optimum yang
digunakan berkisar 30oC–47
oC, dengan pH optimumnya antara 5,0-7,0 (Kavitake dkk.,
2018).
III.6.2 Lactobacillus rhamnosus
Lactobacillus rhamnosus adalah bakteri gram positif anaerobik fakultatif atau
mikroaerofilik, bersifat non motil dan non spora. Bakteri ini termasuk dalam organisme
mesofilik dengan suhu optimum berkisar antara 30-40oC (Valik, 2018). pH awal
optimum untuk pertumbuhannya berkisar antara 4,5 – 6,5. L. rhamnousus dapat tumbuh
17
sebagai batang tunggal atau dalam bentuk rantai pendek. Dimensi selnya berukuran
lebar 0,8 – 1,0 µm dan panjang 2,0 – 4,0 µm (Wood, 1995).
Kingdom : Bacteria
Divisi : Firmicutes
Kelas : Bacili
Famili : Lactobacillaceae
Genus : Lactobacillus
Spesies : L. Rhamnosus
Lactobacillus rhamnosus memiliki keuntungan untuk digunakan dibandingkan
dengan bakteri asam laktat lainnya karena memiliki metabolism homofermentatif,
dengan produktifitas tertinggi dan mampu menghasilkan isomer murni L(+)-asam laktat
(Coelho, 2010).
III.8 Poli Asam Laktat
Poli asam laktat atau Poli laktida memiliki rumus kimia (CH3CHOHCOOH)n
merupakan polimer yang bersifat biodegradabel, termoplastik dan merupakan poliester
alifatik yang dapat dibuat dari bahan-bahan alami dan terbarukan seperti glukosa dan
selulosa. PLA dapat larut pada beberapa pelarut seperti chlorinated hydrocarbons,
chloroform, tetrahydrofuran, dan ethyl acetate, namun tidak larut pada metanol
(Purnavita dkk, 2014). Pada perkembangan saat ini, poli asam laktat banyak
diaplikasikan dibidang medik, yaitu untuk pembuatan produk benang operasi (medical
grade sutures), transplantasi tulang (implants), teknologi jaringan, dan film untuk
penyalut obat (drug release) (Purnavita dkk 2017).
PLA adalah salah satu poliester alifatik yang dapat digunakan sebagai pembawa
obat karena sifat biocompatible dan biodegradable yang dimilikinya. PLA dapat
mengalami penguraian dengan unit monomer asam laktat sebagai intermediet alam di
dalam metabolisme karbohidrat. Struktur PLA dapat dilihat pada Gambar II.2
Gambar III.8. Struktur Poli Asam Laktat
PLA dapat dibuat dengan beberapa cara, yaitu polikondensasi asam laktat dalam
larutan pada kondisi tekanan atmosfer dan tekanan tereduksi dan polikondensasi asam
18
laktat secara langsung tanpa katalis dengan suhu tinggi. Selain itu menurut, PLA adalah
polimer hasil polimerisasi asam laktat, yang terbuat dari sumber terbarukan dari hasil
fermentasi oleh bakteri atau mikroba dengan menggunakan substrat pati atau gula
sederhana. PLA memiliki sifat tahan panas, kuat dan merupakan polimer yang elastik.
Tabel II. 1 Sifat Fisika dan Mekanik PLA
No Sifat PLA Keterangan
1. Kerapatan 1,25
2. Titik Leleh 161oC
3. Kristanilitas 0,1%
4. Suhu 61oC
5. Regangan 9%
6. Tegangan 50 mN.Nm
(Suryani, 2012)
III.9 Polimerisasi Asam Laktat
Polimerisasi asam aktat dapat di produksi melalui tiga metode, yaitu: (1)
polikondensasi langsung asam laktat yang menghasilkan PLA dengan massa molekul
rendah dan rapuh sehingga besarnya tidak dapat digunakan kecuali jika ditambahkan
chain coupling agent untuk meningkatkan panjang rantai polimer. (2) kondensasi
dehidrasi azeotropik asam laktat dengan menggunakan pelarut azeotropik, yang dapat
menghasilkan PLA dengan massa molekul mencaapi 15.400 gr/mol dan rendemen
sebesar 89% dan (3) Polimerisasi pembukaan cincin (Ring Opening Polymerization).
Proses polimerisasi dengan metode ROP dilakukan melalui tiga tahapan yaitu
polikondensasi asam laktaat, depolimerisasi, sehingga membentuk dimersiklik dan
dilanjutkan dengan polimerisasi pembukaan cincin, sehingga diperoleh PLA dengan
massa molekul tinggi (Azwar, 2016).
PLA dapat dibuat dari asam laktat dengan berbagai proses polimerisasi yaitu
polikondensasi, polimerisasi pembukaan cincin, dan dengan metode langsung seperti
dehidrasi azeotrop dan polimerisasi enzim. Metode polikondensasi menghasilkan
oligomer dengan berat molekul rata-rata beberapa puluh ribu dan terjadi reaksi samping,
seperti transesterifikasi yang membentuk struktur cincin sebagai laktida. Reaksi
samping ini memiliki pengaruh negatif pada sifat akhir polimer serta berat molekul
polimer yang dihasilkan rendah disebabkan oleh keseimbangan antara asam bebas,
oligomer dan air yang dihasilkan selama reaksi atau beberapa perlakuan khusus. Reaksi
pembukaan cincin merupakan metode yang paling baik untuk menghasilkan polimer
dengan berat molekul yang tinggi (Rahmayetty dkk, 2012).
19
Gambar III.9. Metoda Sintesa Polilaktida (PLA) (Rahmayetty dkk,
2012)
III.10 Ring Opening Polymerization (ROP)
Ring Opening Polymerization (ROP) adalah metode polimerisasi yang dapat
digunakan untuk memperoleh PLA dengan berat molekul yang tinggi dengan bobot
2x104 g/mol hingga 6.8x105 g/mol (Rahmah dkk, 2014). Pada proses ini
menggabungkan 2 asam laktat dengan tingkat kemurnian yang tinggi. Reaksi yang
dilakukan pada proses ROP menggunakan bantuan katalis dan terdapat 3 tahap
polikondensasi yaitu polikondensasi, depolikondensasi, dan polimerisasi ROP (Lee,
2014).
Polimerisasi PLA melalui metode ROP terdiri dari dua tahap, yaitu tahap inisiasi
(terjadi ikatan koordinasi antara katalis dengan laktida sampai pada pembukaan cincin
laktida dan terbentuknya monomer linier), dan tahap propagasi (perpanjangan rantai).
Selama proses polimerisasi dengan suhu yang berbeda tetapi waktu dan konsentrasi
katalis yang dikontrol dapat menyebabkan pertumbuhan panjang rantai yang tidak sama.
PLA dengan panjang rantai yang berbeda akan menyebabkan PLA mempunyai titik
leleh yang berbeda (Ulya, 2012).
Prosesnya dimulai dengan reaksi kondensasi berkelanjutan dari larutan asam
laktat untuk menghasilkan prepolimer PLA dengan massa molekul rendah dapat dlihat
pada gambar 2.2 (Tamyiz, M., dkk, 2012). Metode yang umum dipakai untuk
menghasilkan PLA adalah melalui reaksi polimerisasi pembukaan cincin (ROP) laktida.
ROP berlangsung dengan menggunakan katalis dalam bentuk ion logam seperti seng,
dibutil seng, timbal, timah(II) 2-etilheksanoat, timah (IV) halida, dan beberapa
alkoksida logam lainnya (sebagian besar katalis dalam reaksi ROP ini bersifat toksik
dan cukup
NO Sifat PLA Keterangan 1 Kerapatan 1,25 2 Titik Leleh 161 C 3 Kristanilitas
0,1 % 4 Suhu peralihan kaca 61 C 5 Regangan 9 % 6 Tegangan permukaan 50
20
mN.Nm berbahaya untuk aplikasi pangan serta medis) yang sangat diperlukan untuk
memulai reaksi polimerisasi.
Gambar III.10. Proses Produksi Poli Asam Laktat dengan Metode ROP
III.11 Katalis
Katalis merupakan suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada
temperature tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri.
Katalis dapat menurunkan energi aktivasi dengan jalan memberikan suatu lintasan lain
yang menghindari tahap reaksi yang paling lambat. Energi aktivasi ada hubungannya
dengan harga konstanta kecepatan reaksi. Semakin rendah harga energi aktivasi, harga
konstanta kecepatan reaksi akan semakin tinggi (Santosa, 2010).
Katalis umumnya bekerja membentuk ikatan kimia dengan satu atau lebih
reaktan. Pembentukan ikatan kimia antara adsorbat dengan permukaan katalis dan
pemutusan ikatan tersebut pada langkah berikutnya merupakan langkah utama proses
katalitik. Ikatan kimia yang terlalu lemah mengakibatkan adsorpsi kimia tidak akan
terjadi, sedangkan ikatan terllau kuat mengakibatkan desorpsi akan sukar terjadi
(Narasimharo et al., 2007).
III.12 Sifat Katalis
Katalis pada umumnya mempunyai sifat – sifat sebagai berikut:
1. Selektifitas
Selektifitas adalah daya produksi atau kemampuan katalis dalam menghasilkan
produk sesuai dengan yang dikehendaki. Hal ini terjadi karena suatu zat yang
berperan dalam suatu proses dapat juga menjadi penghambat pada proses lainnya,
sehingga perlu diteliti setiap bagiannya dengan katalis
2. Stabilitas
Pengertian stabil ini menunjukkan kemampuan katalis dalam menghadapi senyawa
toksik yang mungkin dapat merusak kinerja dari katalis itu sendiri
21
3. Umur
Umur katalis menunjukkan rentang waktu katalis untuk bertahan pada level yang
sesuai kinerja katalis yang diinginkan
4. Aktifitas
Setiap katalis memiliki keaktifan masing – masing yang berbeda dalam mengubah
bahan baku menjadi produk. Keaktifan ini didapat dari kombinasi bahan kimia dan
bahan mineralogi, sehingga dapat diketahui katalis tersebut aktif dalam melakukan
proses katalis disertai dengan produk baru yang diinginkan.
5. Kekuatan mekanik
Kekuatan mekanik merupakan suatu kondisi yang harus dimiliki katalis sehingga
apabila proses menghendaki tekanan dan temperatur tinggi katalis itu dapat
digunakan.
6. Kemudahan regenerasi
Sifat mudah diregenerasi harus dimiliki oleh katalis sehingga pada saat katalis
dioperasikan gangguan yang terjadi dapat diminimumkan.
(Leach, 1983)
III.13 Katalis ZnO
Sintesis PLA melalui mekanisme polimerisasi pembukaan cincin laktida
umumnya menggunakan katalis logam, seperti oksida Zn dan Sn (Rahmayetty dkk,
2016). Belakangan ini semikonduktor berbasis reaksi fotokatalitik telah banyak menarik
perhatian. Diantara berbagai macam semikonduktor, ZnO merupakan salah satu
semikonduktor anorganik yang tidak bersifat toksik yang dapat memberikan mobilitas
tinggi dan stabilitas termal yang baik. ZnO memiliki jarak pita 3,37 eV dengan energi
ikatan 60 meV pada suhu ruang dengan struktur yang stabil yaitu wurtzite[1]. Banyak
penelitian yang dilakukan dengan menggunakan ZnO sebagai katalis, baik ZnO sebagai
monokatalis, ZnO yang didoping dengan sesama logam (metal-metal) maupun yang
didoping dengan senyawa non logam (metal-non metal) karena sifatnya yang serbaguna,
kemudahan dalam pembuatan, dan biaya yang relatif murah[2,3,4].
Karbon aktif adalah suatu bahan hasil proses pirolisis arang pada suhu 600-
900°C. Bentuk dominannya adalah karbon amorf yang memiliki luas permukaan yang
luar biasa besar dan volume pori. Karakteristik unik ini terkait dengan sifat daya
serapnya, yang dimanfaatkan dalam berbagai aplikasi fase cair maupun fase gas.
Karbon aktif adalah adsorben yang sangat serbaguna karena ukuran dan distribusi pori-
pori di dalam matriks karbon dapat dikontrol untuk memenuhi kebutuhan pasar saat
ini[5].
III.14 Katalis Tin(II) Octoeate
Metode ROP diawali dengan proses pemanasan asam laktat untuk pembentukan
laktida pada tekanan vacum dan dilanjutkan dengan penambahan katalis Tin(II) Octoate
22
sehingga terjadi pembukaan cincin laktida yang berlanjut pembentukan polimer poli
asam laktat. Menurut Gentile (2014), reaksi pembentukan cincin laktida dengan
menggunakan katalis logam dapat berlangsung pada suhu tinggi (130-220°C). Jenis
katalis logam yang sering digunakan adalah Sn(Oct)2 (Tin (II) Octoate), tin (II)
alkoxides, atau aluminum isopropoxide. Diantara jenis katalis tersebut, Sn(Oct)2
merupakan katalis yang paling efisien dan diperbolehkan oleh FDA (Food and Drug
Administration) (Purnavita dkk, 2017).
III.15 Roadmap Penelitian
23
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
IV.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Biokimia, Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya pada bulan Maret
2020 – November 2020.
IV.2 Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang akn digunakan pada penelitian ini adalah:
1) Variasi mikroorganisme pada proses fermentasi
Single mikroorganisme : Lactobacillus rhamnosus dan Lactobacillus brevis
2) Variasi dan kombinasi pelarut organik pada proses ekstraksi
Pelarut tunggal : Etil Asetat, 2-Propanol, dan Etanol
3) Katalis yang digunakan adalah Nano-ZnO (30-40 nm, 20 wt% in water) dan TiO2
4) Konsentrasi katalis yang digunakan adalah 1%, 3%, dan 5%
IV.3 Bahan dan Alat Penelitian
IV.3.1 Bahan Penelitian
Dalam penelitian ini, bahan baku yang digunakan adalah limbah ampas industri tepung
aren yang didapat dari desa Cibalong, Tasikmalaya. Adapun komposisi dari bahan baku, yaitu
sebagai berikut :
Tabel IV3.1. Komposisi Kimia Bahan Baku
Komponen (%) Limbah Ampas Industri Tepung Aren
(Ilyas dkk., 2019)
Selulosa 43,88
Hemiselulosa 7,24
Lignin 33,24
Kandungan air 11,9
Ash 1,01
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Lactobacillus casei
2. Lactobacillus brevis
3. NaOH
4. Etanol 30%
5. H2SO4
6. Yeast Ekstrak
7. (NH4)2SO4
8. KH2PO4
9. MgSO4.7H2O
10. Dinitrosalicylic acid (DNS)
11. Sodium potassiun tartare
12. Etil Asetat
13. 2-Propanol
14. Etanol
15. MRS broth
16. CMC (carboxymetil cellulose)
2
17. Aquadest
18. Enzim Selulase
19. Nano ZnO
20. TiO2
21. Kloroform
22. Methanol
23. Toluena
24. Nitrogen
IV.3.2 Alat Penelitian
Alat – alat yang digunakan pada penelitian ini adalah :
1. Tabung reaksi
2. Spektrofotometer
3. Incubator shaker
4. Autoclave
5. Centrifuge
6. Hot plate & stirrer
7. Ernlemeyer
8. Beaker glass
9. Gelas ukur
10. Cawan
11. Kaca arloji
12. Spatula
13. Kawat ose
14. Pipet ukur
15. Vortex
16. Oil bath
17. Oven
18. Alat screening 120 mesh
19. Waterbath
20. Corong Pemisah
21. Kondensor
22. Mikroskop
23. Laminar flow
24. Corong kaca
25. Neraca analitik
26. Magnetik stirrer
27. Termometer
28. Mikropipet
2
IV.4 Tahapan Metode Penelitian
Penelitian ini dibagi kedalam 4 tahapan secara umum, yaitu:
a. Tahap pre-treatment bahan baku.
b. Tahap hidrolisis enzimatis selulosa.
c. Tahap fermentasi asam laktat.
d. Tahap pemurnian asam laktat
e. Tahap sintesis laktida
f. Tahap pemurnian laktida
g. Tahap sintesis poly lactid acid (PLA)
IV.4.1 Pre-treatment Bahan Baku Limbah Ampas Industri Tepung Aren
Bahan baku berupa ampas aren yang dikirim dari Tasikmalaya dikeringkan dengan bantuan
sinar matahari selanjutnya dipotong dengan ukuran sekitar 1 cm. kemudian digiling menggunakan
mesin penggiling. Selanjutnya bahan baku diayak menggunakan screener untuk menyeragamkan
ukuran. Bahan baku dengan ukuran 100-120 mesh diambil untuk diproses menggubakan pre-
treatment secara kimiawi.
Bahan baku yang telah melewati proses pre-treatment secara mekanik kemudian
dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 ml. Asam sulfat encer (0.2 M H2SO4) ditambahkan ke dalam
erlenmeyer. Erlenmeyer selanjutnya dimasukkan ke dalam autoklaf dengan suhu 120oC selama 40
menit. Setelah selesai dari autoklaf, residu padatan dari campuran pada Erlenmeyer dipisahkan
dengan filtrasi. Residu padatan dicuci dengan air hingga mencapai pH netral kemudian dikeringkan
dengan oven pada suhu 60oC untuk menghilangkan kadar airnya.
Setelah selesai dari proses pre-treatament asam, residu padatan akan diproses dalam pre-
treatment organosolv menggunakan kondisi operasi suhu, waktu dan konsentrasi pelarut (ethanol)
optimum yang didapatkan dari penelitian sebelumnya. Selanjutnya 10 gram bahan baku ditambahkan
larutan NaOH 3% dan pelarut ethanol 30%. Reaksi dilakukan pada autoklaf dengan suhu 107oC dalam
waktu 33 menit. Residu padatan kemudian dipisahkan melalui filtrasi dan dicuci dengan air hingga
mencapai pH netral dan dikeringkan pada suhu 60oC. Selanjutnya kandungan selulosa, hemiselulosa
dan lignin pada sampel dihitung menggunakan metode TAPPI dan DE.
IV.4.2 Hidrolisis Enzimatik
Bahan baku yang telah melewati serangkaian proses pre-treatment secara mekanik maupun
kimiawi dimasukkan kedalam erlenmeyer. Enzim selulase murni dilarutkan dengan buffer sitrat 0.1 M
pH 5,5. Larutan campuran enzim dan sampel diinkubasi dengan incubator shaker dengan 125 rpm
selama 24 jam pada suhu 60oC. Konsentrasi glukosa dalam hidrolisat dianalisa dengan metode DNS
setiap 8 jam.
IV.4.3 Fermentasi Asam Laktat
IV.4.3.1 Pembuatan Starter (Panesar, 2010)
Medium starter yang digunakan adalah medium MRS dengan volume sebesar 50 ml yang
dibuat dengan cara menimbang 5,2 gram MRS broth kemudian ditambahkan dengan air panas hingga
mencapai volume 50 ml. Medium dibuat dalam 2 erlenmeyer yang berbeda karena ada 2 bakteri yang
akan digunakan. Medium tersebut selanjutnya disterilisasi sebelum digunakan sebagai starter biakan
bakteri menggunakan autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit. Kemudian masing-masing biakan
bakteri (Lactobacillus brevis dan Lactobacillus rhamnosus) sebanyak satu loop penuh ose pada
3
biakan pada agar miring yang telah diinokulasikan ditanamkan ke dalam larutan starter. Kemudian
masing-masing larutan starter dalam erlenmeyer tersebut diinkubasi pada suhu 37oC.
IV.4.3.2 Fermentasi Asam Laktat (Rezvani dkk., 2017) (Valik dkk., 2008)
Padatan yang ada dalam larutan hidrolisat dipisahkan dengan alat centrifuge pada 10000 rpm
selama 10 menit dengan suhu 4oC. Selanjutnya ditambahkan suplementasi nutrisi berupa ammonium
sulfat sebanyak 10 g/l dan ekstrak yeast sebanyak 2,5 g/l. Garam MnSO4.H2O yang digunakan
sebanyak 0.05 g/l, garam MgSO4.7H2O yang digunakan sebanyak 0.2 g/l dan garam KH2PO4 yang
digunakan sebanyak 0.5 g/l.Kemudian pH diatur sesuai dengan variabel menggunakan asam sitrat 1,5
M dan NaOH 4 M. CaCO3 sebanyak 10 g/L ditambahkan sebagai neutralizing agent untuk membantu
mempertahankan pH selama proses fermentasi. Lalu erlenmeyer disterilkan menggunakan autoklaf
pada suhu 121oC selama 15 menit. Setelah melalui proses sterilisasi, erlenmeyer.
IV.4.3.3 Uji Konsentrasi Asam Laktat (Lini, 2018)
Metode kalorimetri dilakukan dengan mengambil sampel pada setiap 8 jam selanjutnya
disterilkan untuk menghentikan aktifitas mikroorganisme. Kemudian ditambahkan H2SO4 2 M untuk
memisahkan asam laktat yang sebelumnya berikatan dengan neutralizing agent CaCO3 membentuk
kalsium laktat. Sampel selanjutnya disentrifuge untuk memisahkan cairan dengan padatan yang
terbentuk akibat reaksi antara kalsium dengan sulfat. 0,5 ml cairan sampel diambil untuk kemudian
direaksikan dengan 3 ml H2SO4 pekat. Lalu dihomogenkan menggunakan vortex dan dipanaskan pada
air mendidih selama 10 menit. Selanjutnya didinginkan dan ditambahkan dengan reagen PHF(1,5 g
PHF dilarutkan dalam 95% etanol) sebanyak 0.1 ml dan CuSO44% sebanyak 0.05 ml. Larutan
didiamkan selama 30 menit pada suhu ruang untuk kemudian diamati absorbansinya pada panjang
gelombang 560 nm. Kondisi pH terbaikpada masing-masing variabel suhu ditentukan dari hasil
analisa kalorimetri.
IV.4.4 Ekstraksi dengan Menggunakan Metode Batch-Wise
IV.4.4.1 Ekstraksi Batch-Wise (Kubota dkk., 1990) (Aparamarta dkk., 2016)
Ekstraksi Batch Wise dilakukan dengan memindahkan larutan hasil fermentasi yang
mengandung asam laktat ke dalam corong pemisah, dan ditambahkan dengan pelarut yang digunakan
sejumlah larutan hasil fermentasi yang digunakan. Setelah itu dikocok dan dibiarkan terpisah, setalah
terpisah larutan kemudian dipisahkan kedalam tempat yang berbeda. Pelarut yang mengadung asam
laktat akan dipisahkan dengan asam laktat dengan metode distilasi dan didapaktkan asam laktat yang
telah dimurnikan. Dan diuji kembali menggunakan metode HPLC untuk mengetahui konsentrasi asam
laktatnya.
IV.4.5 Sintesis Laktida
Asam laktat yang telah dimurnikan dan katalis dicampur di bawah pengadukan magnetik
dalam round bottom flask (250 mL) pada 60-80 oC dan 60 kPa untuk menghilangkan kadar air.
Setelah 1-2 jam, suhu perlahan-lahan disesuaikan ke 150 oC dan dipertahankan secara konstan selama
3 jam untuk menghasilkan oligomer PLA. Tekanan berkurang secara bertahap dalam proses ini
hingga menjadi 10 kPa. Melakukan depolimerisasi, yang dilakukan pada suhu 170 oC dan 10 kPa
selama 20-30 menit dan kemudian dilanjutkan pada 170-250 oC, 1-3 kPa untuk mengisolasi laktida
dari sistem reaksi dengan distilasi sampai tidak ada lagi produk yang keluar.
IV.4.6 Pemurnian Laktida
Crude lactide dilarutkan dalam etil asetat (1: 1,5 w/v) dengan diaduk pada 80-90 oC selama 10
menit. Larutan disaring untuk menghilangkan kotoran yang tidak larut. Filtrat didinginkan sampai
4
suhu kamar sebelum penyimpanan pada suhu 4 oC untuk rekristalisasi. Laktida hasil rekristalisasi
kemudian dipisahkan dari etil asetat dengan filtrasi. Laktida dikeringkan dalam oven vakum pada 40 oC selama semalam.
IV.4.7 Sintesis poly lactic acid (PLA)
IV.4.7.1 Sintesis poly lactic acid (PLA) dengan metode ROP
Polimerisasi dilakukan di penangas minyak dengan suhu 140 oC untuk variabel waktu reaksi
2, 4, dan 6 jam dengan tekanan 300 mmHg menggunakan aliran nitrogen 1,5 mL/min. PLA mentah
dilarutkan dalam kloroform (1:1w v). Kemudian diendapkan dalam metanol dingin (1:3 v/v) untuk
pemurnian. Setelah itu, PLA dikeringkan dalam oven vakum pada suhu 40 oC selama semalam.
Gambar IV.4.7.1 Rangkaian alat polimerisasi (1) Tabung gas N2, (4) labu alas bulat, (5) kondensor,
(6) hot plate stirrer, (8) erlenmeyer, (9) pompa vacum
IV.4.7.2 Pengukuran berat molekul dengan metode viskosimetri
Peralatan yang digunakan adalah viskosimetri Oswald digital. Polimer standar masing-masing
dibuat larutan dengan konsentrasi 1 M sebanyak 100 mL dengan pelarut toluene. Larutan standar
masing-masing diukur viskositasnya, kemudian dibuat kurva hubungan berat molekul terhadap
viskositasnya. Nilai tetapan persamaan Mark-Hawing dan indeksnya diperoleh dari titik potong
sumbu vertikal (viskositas) dan nilai kemiringannya. Bahan diencerkan sampai konsentrasinya 1 M
sebanyak 100 mL, kemudian diukur viskositasnya. Berdasarkan persamaan (2-5), berat molekul rata-
rata dapat diperoleh.
IV.4.7.3 Uji karakterisasi PLA dengan DSC dan FTIR
Karakterisasi sifat termal plastik menggunakan instrumen DSC. Sampel ditimbang sekitar
1gr dan dimasukkan ke dalam alumunium pan. Kemudian sampel tersebut dicrimp menggunakan
crimper. Tipe pan yang sama dengan sampel disiapkan dan digunakan sebagai reference. Sampel dan
reference diletakkan pada tempat sampel di dalam DSC furnace lid menggunakan pinset. Analisis
dilakukan pada temperatur awal dari 30 oC sampai 550
oC dan temperatur akhir dari 550
oC menjadi
30 oC.
Teknik pengujian yang dapat digunakan untuk menganalisa komposisi kimia dari senyawa-
senyawa organik, polimer, hingga senyawa anorganik adalah Fourier Transform-Infra Red
Spectroscopy (FTIR). Uji ini mampu menganalisa suatu material baik secara keseluruhan, lapisan
tipis, cairan, padatan, pasta, serbuk, serat, dan bentuk yang lainnya dari suatu material. Spektroskopi
FTIR tidak hanya mempunyai kemampuan untuk analisa kualitatif namun juga untuk analisa
5
kuantitatif. Analisa FTIR dilaksanakan di Jurusan Teknik Material dan Metalurgi ITS menggunakan
alat NICOLET iS10. Berikut langkah analisa FTIR:
a. Sampel PLA dimasukkan ke dalam tabung sampel
b. Tabung sampel kemudian dimasukkan ke dalam mesih FTIR
c. Melakukan analisa menggunakan mesin FTIR
Gambar 0.4.7.2 Alat Analisa FTIR
IV.5 Diagram Alir Penelitian
IV.5.1 Tahap penelitian yang telah dikerjakan
Pretreatment secara mekanik dan
kimiawi
Hidrolisa enzimatik
menggunakan enzim selulase dan
selubiose
Fermentasi asam laktat dengan
variabel yang telah ditentukan
Uji konsentrasi asam laktat
dengan analisa HPLC
Konsentrasi asam
laktat tertinggi
pada kondisi
operasi terbaik
Ampas Aren
6
IV.5.2 Tahap penelitian yang akan dilakukan
IV.6 Pembagian Tugas Penelitian
Pembagian tugas peneltian ini dibagi ke 4 orang yang dilaksanakan secara bertahap
dan berurutan.
No Nama Kepakaran Tugas
1
Prof.Dr.Ir. Tri
Widjaja,M.Eng
Teknologi
Biokimia
1. Ketua Tim Penelitian
2. Melakukan monitoring serta evaluasi
teori & praktik dalam pelaksanaan
penelitian
3. Melakukan pendampingan selama proses
penelitian
2 Prof.Dr.Ir. Ali Altway
M.Sc
Perpindahan
Panas dan
Massa
1. Anggota tim penelitian unggulan
2. Melakukan monitoring serta evaluasi
teori & praktik dalam pelaksanaan
penelitian
Asam laktat hasil
fermentasi
Ekstraksi Asam Laktat dengan
pelarut yang digunakan
Uji konsentrasi asam laktat
dengan analisa HPLC
Sintesa laktida dengan
depolimerisasi
Permurnian laktida dengan
filtrasi dan etil asetat
Polimerisasi PLA dengan metode
ROP
Uji karakteristik PLA dengan
analisa DSC dan FTIR
Yield PLA
tertinggi dengan
karakteristik yang
diinginkan
7
3. Melakukan pendampingan selama proses penelitian berlangsung
4. Bertanggung jawab pada luaran
3 Siti Nurkhamidah,
ST,MS, Ph.D
Membran
Polimer
1. Anggota tim penelitian unggulan
2. Melakukan monitoring serta evaluasi
teori & praktik dalam pelaksanaan
penelitian
3. Melakukan pendampingan selama proses
penelitian berlangsung
4. Bertanggung jawab pada luaran
4 Fakhrur Risya Teknologi
Biokimia
1. Anggota tim penelitian unggulan
2. Melakukan praktik dalam penelitan
3. Melakukan pengolahan data sesuai
dengan hasil percobaan dan teori yang
ada
5 Rahmat Dani
Irfansyah
Teknologi
Biokimia
1. Anggota tim penelitian unggulan
2. Melakukan praktik dalam penelitan
3. Melakukan pengolahan data sesuai
dengan hasil percobaan dan teori yang
ada
6 Putri Berliana Teknologi
Biokimia
1. Anggota tim penelitian unggulan
2. Melakukan praktik dalam penelitan
3. Melakukan pengolahan data sesuai
dengan hasil percobaan dan teori yang
ada
7 Nada Mustika
Maisarah
Teknologi
Biokimia
1. Anggota tim penelitian unggulan
2. Melakukan praktik dalam penelitan
3. Melakukan pengolahan data sesuai
dengan hasil percobaan dan teori yang
ada
BAB V JADWAL DAN RANCANGAN ANGGARAN BIAYA
V.1 Jadwal
8
V.2 Rancangan Anggaran Biaya
Rekapitulasi dan uraian biaya pelaksanaan kegiatan penelitian prototipe adalah sebagai berikut :
No. Komponen Kuantitas Jumlah
Alat
1. Alat screening 120 Mesh 1 buah Rp 171.000
2. Labu Leher Tiga 500 ml 2 buah Rp 768.000
3. Gelas Ukur 100 cc 1 buah Rp 60.000
4. Gelas Ukur 250 cc 1 buah Rp 100.000
5. Beaker Glass 500 cc 1 buah Rp 60.000
6. Cawan 1 buah Rp 80.000
7. Micropipet 1 set Rp 645.000
9
8. Magnetic Stirer 3 buah Rp 90.000
9. Vortex Mixer 1 Buah Rp 1.420.000
10. Pompa Vakum 1 buah Rp 1.150.000
Bahan
1. Potato dextrose agar (PDA) 250 gram Rp 1.375.000
2. Sodium potassium tartrate 1 kg Rp 1.372.000
3. Nano-ZnO 500 gram Rp 5.366.000
4. TiO2 500 gram Rp 5.366.000
5. Carboxymetil cellulose (CMC) 1 kg Rp 100.000
6. Aquadest 200 L Rp 400.000
7. NaOh 1 kg Rp 560.000
8. Lactobacillus Rhamnosus 100 ml Rp 400.000
9. Lactobacillus Brevis 100 ml Rp 400.000
10. MRS 10 gram Rp 100.000
11. Etanol 99% 1 L Rp 180.000
12. 2-Propanol 1 L Rp 517.000
13. Nitrogen 1 tabung besar Rp 1.500.000
14. Etil Asetat 250 ml Rp 970.000
15. DNS 100 gram Rp 1.500.000
16. Kertas Saring Whattman 1 pak Rp 500.000
17. Enzim Selulase dari Trichoderma
Reseei 1 botol Rp 3.500.000
18. Kertas PH 5 pak Rp 1.500.000
19. Enzim Selulase dari Aspergillus Niger 1 botol Rp 2.430.000
20. Limbah ampas aren 150 kg Rp 750.000
21. H2SO4 98% (p.a) 1 botol Rp 1.500.000
22. Asam Sitrat 500 gram Rp 1.200.000
23. Na-sitrat 100 gram Rp 470.000
Administrasi
1. Kertas 3 rim Rp 150.000
2. Tinta Printer 4 buah Rp 500.000
3. Pembuatan Poster 2 Eksemplar Rp 50.000
Uji Analisa
1. Analisa TGA 8 sampel Rp 1.800.000
2. Analisa HPLC 16 sampel Rp 6.200.000
3. Analisa FTIR 12 sampel Rp 5.000.000
4. Analisa XRD 4 sampel Rp 1.000.000
5. Analisa DSC 12 sampel Rp 1.200.000
6. Analisa DNS 84 sampel Rp 2.100.000
Lain - Lain
1. Hotel 2 kamar Rp 1.500.000
2. Transportasi Seminar Internasional 2 orang Rp 4.000.000
10
Total Rp 60.000.000
BAB VI DAFTAR PUSTAKA
Abdel-Rahman, M. A., Tashiro, Y., dan Sonomoto, K. 2013. Recent advances in lactic acid
production by microbial fermentation processes. Biotechnological Advance 31: 877-902
Aparamarta, H. W., Saputra, T., Claratika, A., Ju, Yi-Hsu., and Gunawan, S. 2016. Separation and
Purification of Triacylglycerols from Nyamplung (Calophyllum inophyllum) Oil by Batchwise
Solvent Extraction. Industrial & Engineering Chemistry Research.
Balat, M. 2011. Production of bioethanol from lignocellulosic materials via the biochemical pathway:
A reviw. Energy Conversion Management 52: 858-875
Coelho, Luciana F., Lima, Cristian J. B. de, Bernardo, Marcela P., Alvarez, Georgina M. dan
Contiero, Jonas. 2010. Improvement of L(+)-lactic acid production from cassava wastewater by
Lactobacillus rhamnosus B 103. Journal Science Food Agriculture 90: 1944-1950
Cubascano, Enrique, Fernandez, Cristina G., Ballesteros, Mercedes dan Pejo, Elia T. 2018.
Biotechnological advances in lactic acid production by lactic acid bacteria: lignocellulose as
novel substrate. Biofuels Bioproduct Biorefinery
Cui, F., Li, Y., dan Wan, C. 2011. Lactic acid production from corn stover using mixed cultures of
Lactobacillus rhamnosus and Lactobacillus brevis. Bioresource Technology 102: 1831-1836
Droumaguet, B., Le, Nicolas J. dan Dag, A. 2010. Polymer chemistry. Communication: 9954
Juturu, Veeresh dan Wu, Jin Chuan. 2015. Microbial production of lactic acid : the latest
development. Critical Reviews in Biotechnology : 1-11
Lahtinen, Sampo, Ouwehand, Arthur C., Salminen, Seppo dan Wright, Atte V. 2010. Lactic acid. 4th
ed. Boca Raton : CRC Press
Lini, Fibrillian Z.. Studi perbandingan produksi gula reduksi dari limbah kulit kopi (Coffee robusta
L.) dan limbah ampas industri tepung aren (Arenga pinnata). MEng. diss., Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya, 2018.
Mesa, L., Gonzalez, E., Cara, C., Gonzales, M., Castro, E., Mussatto, S. I. 2011. The effect of
organosolv pretreatment variables on enzymatic hydrolysis of sugarcane bagasse. Chemical
Engineering Journal 168: 1157-1162
Noomrio, M. H. 1996. Microbial production of cellulases. 119-124
Pruckler, M. Lorenz, C., Endo, A., Kraler, M., Durrschmid, K., dan Hendriks, K. 2015. Comparison
of homo- and heterofermentative lactic acid bacteria for implementation of fermented wheat
bran in bread. Food Microbiology 49: 211-219
Purnavita, S., Herman, Y. S., dan Sri H. 2014. Rekayasa proses produksi asam laktat dari limbah
ampas pati aren sebagai bahan baku poli asam laktat . Momentum 10 (1): 14-18
Rezvani, F., Fatemah, A., dan Najafpour, G. 2017. Growth kinetic models of five species of
Lactobacilli and lactose consumption in batch submerged culture. Biotechnology and Industrial
Microbiology 8: 208
Sanyang. M.L., Sapuan, S. M., Jawaid, M., Ishak, M. R., dan Sahari, J. 2016. Recent developments in
sugar palm (Arenga pinnata) based biocomposites and their potential industrial applications: A
review. Renewable Sustain Energy Rev 54: 533-649
11
Valik, L., Medvedova, A., dan Liptakova, D. 2008. Characterization of the growth of Lactobacillus
rhamnosus GG in milk at suboptimal temperatures. Journal of Food and Nutrition Research 47
(2): 66-67
Wang, Y., Li, Y., Pei, X., Yu, L., dan Feng, Y. 2007. Genome-shuffling improved acid tolerance and
L-lactic acid volumetric productivity in Lactobacillus rhamnosus. Journal Biotechnology 129:
510-515
Wood, B. J. B., dan Holzapfel, W. H. 1995. Genera of lactic acid bacteria. London : Blackie
Academic and Professional
Zhu, Y., Lee, Y. Y. dan Elander, R. T. 2007. Conversion of aqueous ammonia-treated corn stover to
lactic acid by simultaneous saccharification and cofermentation. Applied Biochemical
Biotechnology 140: 721-738
12
Lampiran I
Biodata Tim Pengabdi
1. Ketua
a. Nama Lengkap : Prof. Dr. Ir. Tri Widjaja, M.Eng.
b. Jenis Kelamin : Laki-Laki
c. NIP : 19611021 198603 1 001
d. Fungsional/Pangkat/Gol. : Guru Besar/ Pembina Utama
Madya/IV D
e. Jabatan Struktural : Kepala Pusat Penelitian Energi
Berkelanjutan
f. Bidang Keahlian : Bioteknologi
g. Departemen/Fakultas : Teknik Kimia / Teknologi Industri
dan Rekayasa Sistem
h. Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
i. Alamat Kantor dan No. Telp. : Departemen Teknik Kimia FTIRS-
ITS, Kampus ITS, Sukolilo, Surabaya
No. HP : 081335239830
j. Riwayat penelitian
Tahun Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber Jumlah
2019
Pembuatan Tepung
Termodifikasi
Berbasis Sumber
Daya Lokal
DIKTI Rp 91.242.000,00
2019
Optimasi Pemanfaatan
Limbah Padat Industri
Tepung Aren Untuk
Produksi Gula
Reduksi, Bioethanol
Dan Asam Laktat
DIKTI Rp 111.520.000,00
2019
Rekayasa Semi-Batch
Bioreactor Produksi
Biogas Dari Limbah
Kulit Kopi Dan Kulit
Kakao Hasil
Pretreatment Alkalin
Hidrogenperoksida
Dan Cairan Rumen
DIKTI Rp 101.347.500,00
2018
Pengaruh Pengolahan
Awal (Pretreatment)
Kulit Kopi
Menggunakan
Mikroorganisme
Terhadap Produksi
DIKTI -
13
Biogas
2018
Optimasi Pemanfaatan
Limbah Padat Industri
Tepung Aren Untuk
Produksi Gula
Reduksi, Bioethanol
Dan Asam Laktat
DIKTI -
2018
Pembuatan Tepung
Termodifikasi
Berbasis Sumber
Daya Lokal
DIKTI -
2018
Studi Pemanfaatan
Sampah Organik Tpa
Rungkut Surabaya
Untuk Produksi
Biohidrogen Dengan
Proses Asam Dan
Fermentasi Gelap Dan
Terang
LOKAL
ITS Rp 50.000.000,00
2018
Teknik Produksi
Garam Konsumsi
Berkualitas Tinggi
Dari Garam Rakyat
Madura
LOKAL
ITS Rp 50.000.000,00
2018
Produksi Gula
Reduksi Dari Limbah
Kulit Kopi Dengan
Campuran
Mikroorganisme,
Enzim, Dan Surfaktan
LOKAL
ITS Rp 50.000.000,00
2017
Optimasi Fermentasi
Nira Siwalan
(Borassus Flabellifer)
Dengan Menggunakan
Mikroorganisme
Saccaromyches
Cereviceae Dan
Pichia Stipitis
BP
PTNBH Rp 50.000.000,00
2016
Pengaruh Pengolahan
Awal (Pretreatment)
Kulit Kopi
Menggunakan
Mikroorganisme
Terhadap Produksi
Biogas
DRPM -
2016
Perbandingan
Pengaruh Inokulasi
Mikroorganisme
Cairan Rumen Dan
Mikroorganisme
DRPM -
14
Effektif (EM) Untuk Meningkatkan
Konversi Dan
Kualitas Gas Metana
Pada Proses
Anaerobik Digestion
Limbah Jerami Padi
2016
Peningkatan Kualitas
Biogas Dari Limbah
Kulit Kopi Serta
Pemanfaatannya
Menjadi Pupuk
Organik
DRPM -
2016
Optimasi Proses Pre-
Treatment Dan
Hidrolisa Pada
Pembuatan Gula Cair
Dari Limbah Kulit
Kopi
DRPM -
2016
Optimasi Proses
Fermentasi Nira
Siwalan Oleh
Mikroorganisme
Saccharomyces
Cereviciae Dan
Zymomonas Mobilis
Dengan Menggunakan
Metode Surface
Response Dan
Software Minitab
PNBP Rp 25.000.000,00
2015
Teknik Produksi
Etanol Food Grade
Untuk Memanfaatkan
Batang Sorgum
Sebagai Upaya
Meningkatkan
Perekonomian
Pedesaan
DIKTI Rp 75.000.000,00
2015
Perbandingan
Pengaruh Inokulasi
Mikroorganisme
Cairan Rumen Dan
Mikroorganisme
Effektif (EM) Untuk
Meningkatkan
Konversi Dan
Kualitas Gas Metana
Pada Proses
Anaerobik Digestion
Limbah Jerami Padi
DIKTI Rp 99.700.000,00
15
2015
Sosialisasi Dan Pendampingan
Industri Tahu Rumah
Tangga Berkualitas
Dan Ramah
Lingkungan Di Desa
Kaliboto Kecamatan
Jatiroto Kabupaten
Lumajang
BOPTN Rp 25.000.000,00
2014
Pembuatan Biodiesel
Dari Minyak Murni
Nyamplung
(Calophyllum
Inophyllum)
DP2M Rp 85.000.000,00
2014
Teknik Produksi
Etanol Food Grade
Untuk Memanfaatkan
Batang Sorgum
Sebagai Upaya
Meningkatkan
Perekonomian
Pedesaan
DP2M Rp 75.000.000,00
k. Riwayat Pengabdian
No Judul Pengabdian kepada
Masyarakat
Penyandang Dana Tahun
1 Pelatihan Peningkatan
Kompetensi Operator Ammonia
& Pengolahan Limbah Industri
DIKTI 2011
2 Pelatihan Kesahatan dan
Keselamatan Kerja (K3)
DIKTI 2011
3 Pendidikan Operator Setara D1 DIKTI 2011
4 Pengajar P2KT Bidang Ahli
Teknologi Petrokimia Semester
1 Tahun Akademik 2012 – 2013
DIKTI 2012
5 Studi Pemanfaatan Air Limbah
Penggaraman
DIKTI 2012
6 Air Tua Menjadi Pupuk
Magnesium
DIKTI 2012
7 Evaluasi Desalinasi terhadap
Air Laut Perairan
DIKTI 2012
8 Pendidikan Operator Setara D1 DIKTI 2012
16
9 Teknologi Tepat Guna Di
Sentra Industri Tapioka Untuk
Mnedorong Kemandirian
Industri Kecil Di desa
Jatigreges, Kecamatan Pare,
Kabupaten Ngajuk
DIKTI 2012
10 Pemberdayaan Kabupaten
Sampang sebagai Sentra
Penghasil Garam Kualitas
Industri
DIKTI 2012
11 Pendidikan Pelatihan
Pengetahuan Bidang Ilmu
Teknik Kimia bagi Guru-Guru
SMU/SMK se Jawa Timur
DIKTI 2012
12 Pendidikan dan Pelatihan
Dasar-Dasar Pengolahan
Limbah Industri
DIKTI 2012
13 Sosialisasi dan Pendampingan
Industri Tahu Rumah Tangga
Berkualitas dan Ramah
lingkungan di Desa Kaliboto,
Kec. Jatiroto, Kab. Lumajang.
DIKTI 2015
14 Pekerjaan Front End
Engineering Design (FEED)
Untuk Rehabilitasi Fasilitas Air
Terproduksi (Feed Work For
Rehabiliitation of Produced
Water Facility
DIKTI 2015
15 Pelatihan Pengenalan dan
Aplikasi Ilmu Teknik Kimia
Bagi Guru SMA/SMK se Jawa
Timur
DIKTI 2015
16 Sebagai Pelaksana Evaluasi
Peningkatan Kinerja Fluid Bed
Dryer Unit Kerjasama LPPM-
ITS dengan PT. Sumatraco
Langgeng Makmur Surabaya
DIKTI 2015
17 Sebagai Pelaksana Kegiatan
Jasa Konsultan Analisa
DIKTI 2015
17
Kesusutan dan Konsultasi
Rafraksi Garam di PT. Garam
(Persero)
18 Jasa Kajian Proses
Penanggulangan Debu di NPK
Fusion Granulation PT. PKT
(Persero)
DIKTI 2016
19 Pelatihan Karyawan PT. Pupuk
Kalimantan Timur “Alat
Industri Kimia”
DIKTI 2016
l. Publikasi Ilmiah
1. The Effect of Rumen and Mixed Microorganism (Rumen and
Effective Microorganism) on Biogas Production from Rice Straw
Waste.
2. A Novel Development Iodization of Local Salt Based on Purification
Technique Using Saturated Brine Washing Method.
3. Effects of Mixed Culture, Enzymes and Surfactants on Reducing
Sugar Production From Coffee Pulp Waste
m. Paten
Tahun Judul Diterbitkan sebagai
- - -
2. Anggota I
a. Nama Lengkap : Siti Nurkhamidah, ST, MS, Ph.D.
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIP : 195907301986032001
d. Fungsional/Pangkat/Gol. : Lektor/Penata/III-c
e. Jabatan Struktural : Kepala Laboratorium Pengolahan
TAKI
f. Bidang Keahlian : Polimer membrane, separasi
g. Departemen/Fakultas : Teknik Kimia / Teknologi Industri
dan Rekayasa Sistem
h. Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
i. Alamat Rumah dan No. Telp. : Jl. Raya Taman Timur No. 50,
RT/RW 20/0 Kel.Taman, Kec.
Taman, Kab. Sidoarjo Jawa Timur
61257
j. Riwayat penelitian
1. Fabrication of Cellulose Membrane for the Desalination of Saline Water
(PUPT 2015-2016 -ketua)
18
2. Sintesis Material Hibrida Karbon-Silika Dengan Metode Hidrofilikasi
Karbon Mesoporous Sebagai Solid Dessicant Pada Proses Dehidrasi Gas
Alam (PUPT 2016-anggota)
3. Peningkatan Kinerja Membran Cellulose Acetate/Polyethylene Glycol
(PEG) dengan Penambahan TiO2 untuk Proses Desalinasi (Penelitian
Laboratorium 2017- Ketua)
4. Modifikasi Membran Cellulose Acetate/Polyethylene Glycol (CA/PEG)
untuk Meningkatkan Kinerjanya pada Proses DesalinasI (PDUPT 2018-
Ketua)
5. Uji Kinerja Kontaktor Membran Hollow Fiber Sebagai Teknologi Baru
Untuk Meningkatkan Penyerapan Gas CO2 Dari Gas Buang Industri Untuk
Mengendalikan Pencemaran Lingkungan (PDUPT 2018-Anggota)
6. Fabrication and Characterization of Biopolymer-based Membrane for
Brackish Water Desalination Process (WCR 2019- Ketua)
7. Pengaruh Penambahan Graphene Oxide (GO) pada Kinerja Membran
Reverse Osmosis Cellulose Acetate (CA) (PDUPT 2019-Ketua)
k. Riwayat Pengabdian
1. Pelatihan pembuatan sabun kepada masyarakat di Keputih (2016-BOPTN-
Anggota)
2. Identifikasi boraks dan formalin dalam makanan dengan menggunakan
scientific vs simple methods (2016-BOPTN-Ketua)
3. Simulasi dan eksperimental proses acid gas removal berbasiskan media
MDEA berpromotor PZ pada skala pilot-plant dan hydrogen recovery
menggunakan membran. (kerjasama dengan PT PERTAMINA 2016-2017
Anggota)
4. Kajian Pengurangan Emisi Polybrominated Diphenyl Ethers (PBDE) dan
Unintentional Persistent Organic Pollutants (UPOPs) yang Berasal dari
Proses Produksi, Kegiatan Daur Ulang dan Pengelolaan Limbah Plastik di
Indonesia (Kerjasama dengan UNDP 2016-2017)
5. Pemanfaatan Limbah tetes tebu dari industri gula di Tulungagung, Jawa
Timur (Abdimas berbasis penelitian 2018 Ketua)
6. Pembuatan teh dari serbuk daun kelor untuk kesehatan dan perbaikan
nutrisi bagi masyarakat Sambonggede, Kab. Tuban (Abdimas berbasis
penelitian 2018 Anggota)
l. Publikasi Ilmiah
1. 1. E. M. Woo, G. Lugito, S. Nurkhamidah. “Shape and Origins of Cracks and Correlations with Lamellae Assembly in Poly(L-lactic acid)”, Macromo;. Symp.,
Volume 369, Issue 1 November 2016 Pages 87–91.
2. Siti Nurkhamidah, Yeni Rahmawati, Fadlilatul Taufany, I Made Pendi Adi Merta, Deffry Danius Dwi Putra, Eamor M. Woo. Effect of silica particle size in
cellulose membrane for desalination process. AIP Conference Proceedings 2015,
1699: 060019.
3. S Zullaikah, R Y Naulina, P Meinawati, K Fauziyah, M Rachimoellah, O Rachmaniah, S Nurkhamidah, N M I P Suari and E N Prasetyo, Enhanced
Extraction of Phenolic Compounds from Moringa Oleifera Leaves Using
Subcritical Water Ethanol Mixture, IOP Conf. Series: Materials Science and
Engineering 543 (2019) 012021
19
4. Nurkhamidah Siti, Eamor M. Woo, Yu-Ting Yeh, Faliang Luo and Vimal Katiyar , Lamellae Assembly in Dendritic Spherulites of Poly(l-lactic Acid)
Crystallized with Poly(p-Vinyl Phenol), Polymers 2018, 10, 545;
doi:10.3390/polym10050545
5. Yahya Happy Mandala, Eamor M. Woo, Hikmatun Ni'mah, Siti Nurkhamidah , Surface-relief and interior lamellar assembly in Janus-face spherulites of
Poly(butylene succinate) crystallized with Poly(ethylene oxide) , Polymer 2019.
6. Siti Nurkhamidah, Yeni Rahmawati, Rizal Andhika Gumilang, Moch. Ilham Riswanda, Yusril Eka Fahrizal, Irham Hikmawan Ramadhan, Enhanced
performance of celluloce acetate/polyethylene glycol (CA/PEG) with the
addition of functionalized carbon nanotube (CNT) prepared by wet-dry method ,
AIP Conference Proceedings 2065, 030031 (2019);
https://doi.org/10.1063/1.5088289.
7. S Gondosurohardjo, A Altway, F Taufany, and S Nurkhamidah, Comparison of Performance Characteristic Prediction of Sieve Tray with and without Down
comer , IOP Conf. Series: Materials Science and Engineering 543 (2019) 012083
8. Y. Rahmawati, S. Nurkhamidah, S. Susianto, N.I. Listiyana, M.A. Rahmatullah, and I.M. Hardia, Effect of Activated Alkanolamine for CO2 Absorption using
Hollow Fiber Membrane Contactor , IOP Conf. Series: Materials Science and
Engineering 543 (2019) 012080.
9. Achmad Chafidz, Fadilla Noor Rahma, Siti Nurkhamidah, Saeed Al-Zahrani , Portable Solar-powered Membrane Distillation System to Solve Water and
Energy Problems Simultaneously , IOP Conf. Series: Journal of Physics: Conf.
Series 1304 (2019) 012018
10. Dll
m. Paten
Tahun Judul Diterbitkan sebagai
- - -
n. Buku
Tahun Judul Penerbit
2019 Kinetika Absorbsi Reaktif ITS PRESS
3. Anggota II
a. Nama Lengkap (dengan gelar) Prof. Dr. Ir. Ali Altway, MSc.
b. Jenis Kelamin Laki-laki
c. Jabatan Fungsional Dosen
d. NIP/NIK/Identitas lainnya 195108041974121001
e. NIDN 0004085103
f. Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 4 Agustus 1951
g. E-mail [email protected]
h. Nomor Telepon/HP (031) 5931130 / 081931075670
i. Alamat Kantor
Jurusan Teknik Kimia, Kampus ITS
Sukolilo, Surabaya 60111
20
j. Nomor Telepon/Faks 031) 5946248 / (031) 5999282
Lulusan yang Telah Dihasilkan
Mata Kuliah yang Diampu
Transport Phenomena (S2/S3),
Momentum Transport (S1),
Heat Transport (S1), Mass Transport (S1),
Matematika Terapan dan Pemodelan (S1),
k. Desain Proses (S1)
Matematika Rekayasa (S1),
Proses Pemisahan (S2),
Perpindahan Massa disertai Reaksi Kimia
(S1).
l. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan
Tinggi ITS
University Of
Wisconsine ITS
Bidang Ilmu Teknik Kimia Chemical Engineering Teknik Kimia
Tahun Lulus 1977 1979 2004
m. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
No. Tahun Judul Penelitian
1 2009-2010 Pengembangan model pengeringan pupuk ammonium sulfat
didalam rotary dryer (FUNDAMENTAL)
2 2010 Evaluasi Kinetika Reaksi Katalitis Pada Absorpsi CO2 Kedalam
Larutan Potasium Karbonat (K2CO3) (GURU BESAR)
3 2011
Pemodelan berdasarkan teori difusi Maxwell dan Model Film
untuk Absorpsi Multikomponen gas asam dalam larutan kalium
karbonat dengan promotor MDEA (PENELITIAN DASAR
KEILMUAN)
4 2012
Studi Perpindahan Massa pada Ekstraksi Bitumen dari Batuan
Asbuton dengan Pelarut Pertasol (PENELITIAN HIBAH
LABORATORIUM)
5 2013-2014
Pemodelan dan Simulasi Absorpsi CO2 Kedalam Larutan K2CO3
Berkatalis pada Absorber Skala Industri (PENELITIAN HIBAH
LABORATORIUM)
6 2015-2016 Penangkapan Gas CO2 dari Gas Hasil Pembakaran Melalui
Absorpsi Reaktif Menggunakan Pelarut Berbasis Amine dan
21
Berpromotor Glycine
7 2017 Proses Katalitik Pirolisis Untuk Cracking Bitumen Dari Asbuton
Dengan Katalis Zeolit Alam (PDUPT)
8 2018
Integrasi Proses Pengolahan Awal Limbah Kulit Kopi
Menggunakan Alkali Peroksida Dan Cairan Rumen Untuk
Meningkatkan Produksi Biogas (PENELITIAN
LABORATORIUM DANA LOKAL)
9 2018
Pirolisis Katalitik Asbuton Menjadi Bahan Bakar Cair Dengan
Katalis Zeolit ZSM-5 (PENELITIAN PASCASARJANA DANA
LOKAL)
10 2019
Pemisahan Bitumen Dengan Asbuton Menggunakan Hot Water
Process Dengan Penambahan Surfaktan DTAB (PENELITIAN
PASCASARJANA DANA LOKAL)
11 2019
Pirolisis Katalitik Kilat (Flash Catalytic Pyrolysis) Asbuton
Menjadi Bahan Bakar Cair Dengan Katalis Zeolit ZSM-5
(PENELITIAN PASCASARJANA DANA LOKAL)
n. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/
Nomor Nama Jurnal
1 2010 The Effect of Particle Shapes on
Drying Rate of Solid Vol.2,No.3
International
Review of
Chemical
Emgineering
2 2010
Kinetics Study of Carbon Dioxide
Absorption into Aqueous
Potassium Carbonate Pomoted with
Boric Acid
Vol.2, No.7
International
Review of
Chemical
Engineering
3 2011
Carbon Dioxide Absorption into
Aqueous Potassium Carbonate
Promoted with
MethylDiethanolAmine (MDEA)
vol.3,No.3
International
Journal of
Academic
Research,
vol.3,No.3
4 2012
Mathematical Modelling of CO2
Absorption by K2CO3 Solution
Promoted by MDEA in Packed
Column
Vol.4, No.2
International
Review of
Chemical
Engineering
5 2012
Liquid-liquid Extraction to
Separate Ethanol from Synthetic
Broth Using n-Amyl Alcohol and
Vol. 6, No. 4 International
Review of
Chemical
22
No. Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/
Nomor Nama Jurnal
1-Dodecanolas Solvent in Packed
Column
Engineering
6 2014
Prediction of Ethanol as a
Renewable Energy by Extractive
Fermentation
Vol. 10, No.
493
Applied Mechanics
and Materials
7 2014
A Facile Method for the
Production of High Surface Area
Mesoprous Silica Gels from
Geothermal Sludge
Vol. 5, No. 25 Advanced Powder
Technology
8 2015
Experimental and Estimation of
Vapour-Liquid Equilibrium in
Aqueous Electrolyte System CO2-
K2CO3-MDEA+DEA-H2O
Vol. 9 Modern Applied
Science
9 2015
Food Grade Ethanol Production
Process of Sorgum Stem Juice
Using Immobilized Cells
Technique
Vol. 9 Modern Applied
Science
10 2015
Simulation of Sugarcane Juice
Evaporation in a Falling Film
Evaporator by Variation of Air
Flow
Vol 10, No. 3
Research Journal of
Applied Sciences,
Engineering and
Technology
11 2015
Modelling and Simulation of CO2
Absorption into PromotedAqueous
Potassium Carbonate Solution in
Industyrial Scale Packed Column
Vol. 10, No. 2 BCREC
12 2015 The Preparation of Fixed Carbon
Derived From Waste Tyre Using
Pyrolysis
Vol. 16, No. 4
Scientific Study &
Research.
Chemistry &
Chemical
Engineering,
Biotechnology,
Food Industry
13 2016
The Effect Of Pretreatment And
Variety Of Microorganisms To The
Production Of Ethanol From Coffee
Pulp
Vol. 11, No. 2 ARPN J Eng Appl
Sci
14 2016 Modelling Of The Single Staggered
Wire And Tube Heat Exchanger Vol. 11, No. 8
International
Journal of Applied
Engineering
23
No. Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/
Nomor Nama Jurnal
Research
15 2016 Kinetic Study of Carbon Dioxide
Absorption into Glycine Promoted
Methyl di Ethanolamine (MDEA)
Vol. 2, No. 2,
pp. 47-52
International
Journal of
Technology and
Engineering
Studies
16 2016 Modeling and Simulation of Salt
Drying Using Rotary Dryer. Z
Darmawan, A Altway
Vol. 23, No. 6,
5653-5656
Advanced Science
Letters
17 2017
A Modified Shrinking Core Model
For Leaching Of Aluminum From
Sludge Solid Waste Of Drinking
Water Treatment
Vol. 8, No. 1 Int. J. Technol
18 2017
Extractive Fermentation Of
Sugarcane Juice To Produce High
Yield And Productivity Of
Bioethanol
Vol. 824, No.
1
Journal of Physics:
Conference Series
19 2017
Optimization Of Palmyra Palmsap
Fermentation Using Co-Culture Of
Saccharomyces Cerevisiae And
Pichia Stipitis
Vol. 12, No.
23
ARPN Journal of
Engineering and
Applied Sciences
20 2017
A Preliminary Study Of Patchouli
Oil Extraction By Microwave Air-
Hydrodistillation Method
Vol. 55, No. 4
Korean Chemical
Engineering
Research
21 2017
Preliminary Study: Comparison Of
Kinetic Models Of Oil Extraction
From Vetiver (Vetiveria
Zizanioides) By Microwave
Hydrodistillation
Vol. 55, No. 4
Korean Chemical
Engineering
Research
22 2017
Methane Production From Coffee
Pulp By Microorganism Of Rumen
Fluid And Cow Dung In Co-
Digestion
Vol. 56
Chemical
Engineering
Transactions
23 2017
Measurement And Correlation Of
Isothermal Binary Vapor–Liquid
Equilibrium For Diethyl Carbonate
+ Isooctane/N-Heptane/Toluene
Systems
Vol. 62, No. 8
Journal of
Chemical &
Engineering Data
24 2017
Study On Kinetic Parameter In
Real Yarn Dyed Wastewater
Treatment Using
Electrocoagulation-Ozonation
Process
Vol. 12, No. 3 Water Practice and
Technology
25 2017 Kinetic Study of CO2 Absorption AIP Conference
24
No. Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/
Nomor Nama Jurnal
reaction into the ppromoted methyldiethanolamine solution
Proceeding 1840,
030007(2017)
26 2017
Simulation and Modelling CO2
Absorption in Biogas with DEA
Promoted K2CO3 Solution in
Packed Column
AIP Conference
Proceeding 1840,
030007(2017)
27 2017 Research and Development in Pilot
Plant Production of Granular NPK
Fertilizer
AIP Conference
Proceeding 1840,
030007(2017)
28 2017
A Modified Shrinking Core Model
for Leaching of Aluminium from
Sludge Solid Waste of Drinking
Water Treatment
Vol 1: page
989-996
International
Journal of
Technology
29 2018
Solvent-Free Microwave Extraction
Of Essential Oil From Dried
Patchouli (Pogostemon Cablin
Benth) Leaves
Vol. 58
Journal of
industrial and
engineering
chemistry
30 2018
Vapor Pressures Of Diethyl
Carbonate+ Ethanol Binary
Mixture And Diethyl Carbonate+
Ethanol+ Isooctane/Toluene
Ternary Mixtures At Temperatures
Range Of 303.15–323.15 K
Vol. 264 Journal of
Molecular Liquids
31 2018
Effect of promoter concentration on
CO2separation using K2CO3with
reactive absorption method in
reactor packed column
Vol. 156,
pp.2002
MATEC Web of
Conferences
32 2018 The effects of microorganism on
coffee pulp pretreatment as a
source of biogas production
Vol. 156, pp.
3010
MATEC Web of
Conferences
33 2018 Kinetic model for identifying the
rate controlling step of the
aluminum leaching from peat clay
Vol.80, No. 2,
pp. 37-44
Jurnal Teknologi
34 2018
The effect of organosolv
pretreatment on optimization of
hydrolysis process to produce the
reducing sugar
Vol. 154,
pp.1022
MATEC Web of
Conferences
35 2018
Alternative Procedure of Heat
Integration Tehnique Election
between Two Unit Processes to
Improve Energy Saving
Vol.953, pp
12243
Journal of Physics:
Conference Series
36 2018 Studi Pemisahan Bitumen dari
Asbuton Menggunakan Media Air Vol. 2, pp.254 IPTEK Journal of
25
No. Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/
Nomor Nama Jurnal
Panas dengan Penambahan Surfaktan Anionik dan NaOH
Proceedings Series
37 2019
The Effect Of Mixed Biological
Pretreatment And PEG 4000 On
Reducing Sugar Production From
Coffee Pulp Waste
Vol. 10, No. 3
International
Journal of
Technology
38 2019 Bitumen Extraction From Asbuton
Using Hot Water Process With
Na2co3 As A Sealing Agent
Vol. 54, No. 4
Journal of
Chemical
Technology and
Metallurgy
39 2019
Parameter For Scale-Up Of
Extraction Cymbopogon Nardus
Dry Leaf Using Microwave
Assisted Hydro-Distillation
Vol. 17, No. 2
Journal of Applied
Engineering
Science
40 2019
Analysis Of Liquid Fuel From
Plastic Waste Using Refinery
Distillation Bubble Cap Plate
Column With Integrated Thermal
Cracking Method.
Vol. 20, No. 1
International
Journal of
Simulation--
Systems, Science
& Technology
41 2019
Isolation And Identification Of
Caffeine-Degrading Bacteria From
Soil, Coffee Pulp Waste And
Excreted Coffee Bean In Luwak
Feces
Vol. 20, No. 6
Biodiversitas
Journal of
Biological
Diversity
42 2019
On The Effect Of The Ratio Of The
Distiler Volume And That Of The
Microwave Cavity On The
Extraction Of Cymbopogon Nardus Dried Leaves By Microwave
Hydrodistillation.
Vol. 54, No. 4
Journal of
Chemical
Technology &
Metallurgy
43 2019
The Application Of Face-Centered
Central Composite Design For The
Optimization Of Patchouli Oil
Extraction From Pogostemon
Cablin Benth Dried Leaves Using
Microwave Hydrodistillation
Method.
Vol. 54, No. 4
Journal of
Chemical
Technology and
Metallurgy
44 2019
An Optimization Of Microwave
Hydrodistillation Extraction Of
Vetiver Oil Using A Face-Centered
Central Composite Design.
Vol. 54, No. 4
Journal of
Chemical
Technology &
Metallurgy
45 2019 Reactive Absorption Of Co2 Into
The Solution Of
Methyldiethanolamine Effect Of
Vol. 54, No. 4 Journal of
Chemical
Technology &
26
No. Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/
Nomor Nama Jurnal
Promoter Content In Packed Column.
Metallurgy
46 2019
Production Of Liquid Fuel From
Plastic Waste Using Integrated
Pyrolysis Method With Refinery
Distillation Bubble Cap Plate
Column
Vol. 5 Energy Reports
o. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
No Nama Pertemuan Ilmiah /
Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1.
Seminar Nasional
Perkembangan Riset dan
Teknologi di Bidang Industri ke -
16
Pemodelan absorpsi karbon
dioksida (CO2)
nonisothermal dalam larutan
potassium karbonat
(K2CO3) dengan promotor
diethanolamine (DEA) pada
Packed Column
2010, FT. UGM
Jogyakarta
2.
Seminar Nasional
Perkembangan Riset dan
Teknologi di Bidang Industri ke -
16
Kinetika reaksi absorpsi
CO2 menggunakan kalium
karbonat (K2CO3) dengan
promotor asam borat
2010, FT. UGM
Jogyakarta
3. Seminar Teknik
Kimia Soehadi Reksowardojo
Pengembangan model
ratebased dua-film untuk
desain absorpsi
multikomponen gas asam
dalam larutan kalium
karbonat dengan promoter
asam borat
2010, ITB Bandung
4. Seminar Teknik
Kimia Soehadi Reksowardojo
Simulasi dan model duafilm
untuk desain absorpsi
multikomponen gas asam
dalam larutan kalium
karbonat dengan promotor
pada Packed Column
2010, ITB Bandung
5 2
nd APTECT 2010 International
Seminar on Applied Technology,
Science, and Arts
Carbon dioxide absorption
into promoted aqueous
potassium carbonate
2010, LPPM-ITS
Surabaya
6
The 1st International Seminar on
Fundamental & Application of
Chemical Engineering
(ISFACHE)
Kinetics study of
carbondioxide absorption
into aqueous potassium
carbonate promoted by
Methyldiethanolamine
2010, Bali
7 The 1
st International Seminar on
Fundamental & Application of
Chemical Engineering
Performance of Submerged
Membrane Adsorption
Hybrid Bioreactor
2010, Bali
27
No Nama Pertemuan Ilmiah /
Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
(ISFACHE) (SMAHBR) in Wastewater
Treatment Containing Toxic
Compounds
8 2
nd Conference on Chemical
Engineering and Advanced
Materail (CEAM) Virtual Forum
Kinetics study of carbon
dioxide absorption into
aqueous potassium
carbonate promoted with
boric acid
2010, Italy
9. Seminar Nasional
Rekayasa dan Proses
Model absorpsi
multikomponen gas sintesa
dalam larutan K2CO3
dengan promotor MDEA
pada Packed Coloumn
2011, UNDIP,
Semarang
10 Annual Engineering Seminar
Pemodelan absorpsi
multikomponen gas CO2
dan H2S dalam larutan
K2CO3 dengan promotor
MDEA pada packed xolumn
2011, FT UGM,
Yogyakarta
11 19
th Regional Symposium on
Chemical Engineering (RSCE)
Kinetic Reaction Coparison
of CO2 Absorption into
Promoted Potassium
Carbonate (K2CO3)
2012, Bali
12 19
th Regional Symposium on
Chemical Engineering (RSCE)
Bitumen Extraction from
Asbuton Rock Using
Pertasol
2012, Bali
13 19
th Regional Symposium on
Chemical Engineering (RSCE)
Liquid0Liquid Extraction in
Packed Column Using n-
Amyl Alcohol and 1-
Dodecanol as Solvent to
Separate Ethanol from
Synthetic Broth
2012, Bali
14 Engineering International
Conference
Kinetics of Carbon Dioxide
Absorption into Aqueous
Potassium Carbonate
Solution Promoted by N-
Methyldiethanolamine and
Diethanolamine Mixture
2013, UNNES,
Semarang
15 Bali International Seminar on
Science and Technology
(Bisstech) II
Modeling and Simulation of
CO2 Gas Absorption Using
K2CO3 Solution with
Different kind of Promoter
in Packed Column
2014, Bali
16 2
nd International Conference on
Chemical and Material
Engineering 2015
Kinetics study of carbon
dioxide absorption into
glycine promoted
diethanolamine (DEA)
2015, UNDIP,
Semarang
28
No Nama Pertemuan Ilmiah /
Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
17 The 3
rd International Seminar on
Fundamental And Application of
Chemical Engineering
Modeling and Simulation of
Diethanolamine (DEA)
Addition Effect in CO2 Gas
Absorption from Biogas
into K2CO3 Solution in
Packed Column (ABS-32)
Surabaya 1-2
November 2016
18 The 3
rd International Seminar on
Fundamental And Application of
Chemical Engineering
Kinetic Study of Carbon
Dioxide Absorption into the
Promoted
Methyldiethanolamine
Solution (ABS-66)
Surabaya 1-2
November 2016
19 The 3
rd International Seminar on
Fundamental And Application of
Chemical Engineering
NPK Pilot Plant: Innovative
Operation and Process
Development in NPK
Fertilizer Industry (ABS-99)
Surabaya 1-2
November 2016
20 The 3
rd International Seminar on
Fundamental And Application of
Chemical Engineering
Biogas Production from
Pretreated Coffee-Pulp
Waste by Using Mixture of
Cow Dung and Rumen
Fluid in Co-Digestion
Surabaya 1-2
November 2016
21 The 3
rd International Seminar on
Fundamental And Application of
Chemical Engineering
Simulation and
Optimization of Continuous
Extractive Fermentation
with Recycle System
Surabaya 1-2
November 2016
22 Seminar Nasional Teknik Kimia
Soebardjo Brotohardjono XII
Studi Pemisahan Bitumen
dari Asbuton Menggunakan
Media Air Panas dengan
Penambahan Surfaktan
Linear Alkyl Benzen
Sulphonate dan NaOH (B-2)
Surabaya 1 Juni
2016
23 Seminar Nasional Teknik Kimia
Soebardjo Brotohardjono XII
Bitumen Separation Process
from Asbuton Feed in Hot Water Media with Solar and
Cationic Surfactant and
Sodium Hydroxide (NaOH)
Addition
Surabaya 1 Juni
2016
24 Seminar Nasional Teknik Kimia
Soebardjo Brotohardjono XIII
Penangkapan CO2 dari Flue
Gas dengan Metoda Absorpsi
Reaktif kedalam Larutan
MethylDiethanolAmine
(MDEA) Berpromotor
Monosodium Glutamat
(MSG) Menggunakan Tray
Column ( Rika Dwi Nanda,
Ilham Dito Prasetyawan, Ali
Altway Susianto)
Surabaya, Juli 2017
29
No Nama Pertemuan Ilmiah /
Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
25 RSCE 2017
Effect of Promoter
Concentration on CO2
Separation Using K2CO3
with Reactive Absorption
Method in Reactor Packed
Column (Junety Monde, Tri
Widjaja, Ali Altway)
Semarang 15 Nov
2017 s/d 16 Nov
2017
26 RSCE 2017
Caustic Effects for Bitumen
Separation from Buton Oil
Sand By Using Modified
Hot Water Process
Semarang 15 Nov
2017 s/d 16 Nov
2017
27 RSCE 2017
The Performance of
Microorganism pn Coffe
Pulp Pretreatment as Raw
Material for Biogas
Production (Sri Rachmania,
Tri Widjaja, Ali
Altway,Vivi Alvionita Sari,
Desy Arista, Toto Iswanto)
Semarang 15 Nov
2017 s/d 16 Nov
2017
28 CINIA 2017
Study of Bioethanol
Production from Palmyra
Sap Using Saccharomyces
cerevisiae with Response
Surface Methodology(Tri
Widjaja,Elly Agustiani,Ali
Altway,Dennis Farina
Nury,Febrillian Zata Lini,Li
Felix Yuwono)
Surabaya, 29
November 2017
29 CINIA 2017
Sodium Dodfecyl Benzene
Sulfonate Addition for
Bitrumen Separation from
Buton Oil Sand by Using
Modified Hot Water Process
Surabaya, 29
November 2017
30 CINIA 2017
Membrane Contactor for
CO2 Absorption Process
Udsing Various Activated
Alkanolamine
Surabaya, 29
November 2017
31 ICON-ITSD 2017
Biodegradation of Soils
Contaminated with
Naphthalene in Peroleum
Hydrocarbons Using
Makasar, 25-26
Oktober 2017
30
No Nama Pertemuan Ilmiah /
Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Bioslurry Reactors
(Abubakar Tuhuloula, Ali
Altway, Sri Rachmania
Juliastuti, Suprapto S)
32 The 2
nd International Conference
on Technology for Sustainable
Devellopment
Reaction Kinetics of Carbon
Dioxide Absorption into
aqueous MDEA Solution
Promoted by L-Arginine and
L-Glutamic Acid
2017-UII
Yogyakarta
33 Seminar Nasaional Teknik Kimia
Soebardjo Brotohardjono XIV
Katalitik Pirolisis Asbuton
Menjadi Bahan Bakar Cair
Dengan Katalis Zeolit
(Nurullafina S, Susianto, Ali
Altway
UPN-JATIM,
SURABAYA, 4
Juli 2018
34 Seminar Nasaional Teknik Kimia
Soebardjo Brotohardjono XIV
Pengaruh Penambahan
Surfaktan Sodium Dodecyl
Benzene Sulphonate
Terhadap Recovery
Bitumen dari Asbuton
dengan Metoda Hot Water
Process yang Dimodofikasi
(Novita Eka R, Novira
Dewanti, Yosita Dyah A,
Susianto, Ali Altway)
UPN-JATIM,
SURABAYA, 4
Juli 2018
35 Seminar Nasaional Teknik Kimia
Soebardjo Brotohardjono XIV
Pemodelan dan Simulasi
Stripping Gas
Karbondioksida (CO2) Dari
MDEA Berpromotor dalam
Kolom Berpacking (M Rifqi
Aqil Y, Karrisa G R, Gilang
A.S., Muhammad Fikri K,
Ali Altway, Siti
Nurkhamidah)
UPN-JATIM,
SURABAYA, 4
Juli 2018
p. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Buku Tahun Jumlah halaman Penerbit
1 Perpindahan Massa Disertai
Reaksi Kimia 2009 135
BeeMark,
BeeMarketer
Institute
2 Proses Perpindahan 2012 358 ITS Press
3 Memilih Mixer Berpengaduk 2012 68 ITS Press
31
Impeller Radial
4 Matematika Teknik Kimia 2015 255 ITS Press
5 Pengantar Perhitungan Teknik
Kimia 2018 133 Graha Ilmu
q. Perolehan HKI dalam 5–10 Tahun Terakhir
No Judul / Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID
1
Metode Fermentasi Ekstraktif
Terpadu untuk Menghasilkan
Ethanol
2012 A -
2
Alat Penukar Panas Jenis
Pembuluh dan Kawat
Menggunakan Susunan
Kawat Berseling
2014 A S00201405914
r. Pengabdian pada Masyarakat
1. 1981 – 1982 Anggota Tim Pendirian Pabrik Gondorukem di Garahan (Jember)
bekerjasama dengan Perum Perhutani
2. 1995 – 1999 Instruktur Pendidikan setara D1, Pengetahuan Kimia Industri di
Petrokimia Gresik.
3. 2004 Instruktur Pendidikan dan Latihan Teknologi Proses Gula di PG Krebet
Baru – PT. Rajawali
4. 2005 Ketua Tim pembuatan soft ware CO2 removal pada pabrik pupuk
Kaltim 2, PT. Pupuk Kaltim
5. 2005 Ketua Tim pendidikan dan latihan soft ware math-lab pada PT. Pupuk
Kaltim
6. 2005 Anggota Tim evaluasi prereformer di PT. Petrokimia – Gresik
7 2006 Ketua Tim Pembuatan software/pemodelan CO2 removal pabrik Kaltim
2 PT.Pupuk Kaltim Tbk
8 2007 Anggota Tim Pemborongan Tenaga Kerja Pembuatan Natrium Pikramat
dan Asistensi Pembuatan Diazo Dinitro Phenol untuk PT. Pindad
9 2007 Anggota Tim pengawas pembuatan Operator Training Simulation untuk
Pabrik Kaltim 4, PT. Pupuk Kaltim- Kalimantan Timur
10 2007-2008 Anggota Tim pembuatan Feasibility Study Desalinasi air laut pada PT.
Karya Daya Mandiri, PT. Pupuk Kaltim
32
11 2009-2010
Anggota Tim Kajian Pemodelan Proses Peningkatan Salinitas dan
Desain Alat Pengangkut Guna Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas
Produksi Garam 2010
12 2011 Instruktur Pendidikan dan Pelatihan Optimasi Proses.
13 2012 Instruktur Pelatihan CO2 Removal
14 2012 Instruktur Pelatihan Efisiensi Energy untuk Industri.
15 2012-2013 Instruktur Pendidikan setara D1, Pengetahuan Kimia Industri di
Petrokimia Gresik.
16 2013 Anggota Panitia Penelitian Jasa Kajian Proses Penanggulangan Debu di
NPK Fusion Granulation, PKT Bontang
18 2014
Anggota Pemberian Jasa pada Peningkatan kapasitas produksi garam
yang dihasilkan pada Fluid Bed Dryer Unit PT. Sumatraco Langgeng
Makmur
19 2015-2017 Anggota Pekerjaan jasa “Pembuatan Pilot Plant Pabrik Insoluble Sulfur
PT. Belerang Kalisari“
20 2016 Pelatihan Peningkatan Kompetensi dan Penyegaran Karyawan PKT
Swiss Belinn Surabaya 31 Mei – 2 Juni 2016 dan Plaza Hotel Surabaya 6
– 9 September 2016
21 2016-2017
Simulasi dan Eksperimental Proses Acid Gas Removal Berbasiskan
Media MDEA Berpromotor PZ pada Skala Industri. Kerja sama
Penelitian dengan PT. Pertamina
22 2017 Pelatihan Pengendalian Polutan Industri untuk Efisiensi dan Peningkatan
Kualitas Udara
4. Anggota III
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Fakhrur Risya
2 Jenis Kelamin L
3 Program Studi Teknik Kimia
4 NRP 02211640000012
5 Tempat tanggal lahir Kabupaten Semarang, 25 November 1998
6 E-mail [email protected]
7 Nomor telepon/HP 081216406089
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Negeri 1
Ungaran
SMP Negeri 1
Ungaran
SMA Negeri 1
Salatiga
33
Jurusan - - IPA
Tahun masuk-lulus 2005-2011 2011-2014 2014-2016
C. Pemakalah Seminar Ilmiah
No Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan
Tempat
1 - - -
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan Tahun
1 - - -
5. Anggota IV
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Nada Mustika Maisarah
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi Teknik Kimia
4 NRP 02211640000132
5 Tempat tanggal lahir Medan, 13 Maret 1999
6 E-mail [email protected]
7 Nomor telepon/HP 082179300882
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN Kertajaya
Surabaya
SMP Negeri 12
Surabaya
SMA
Muhammadiyah 2
Surabaya
Jurusan - - IPA
Tahun masuk-lulus 2004-2010 2010-2013 2013-2016
C. Pemakalah Seminar Ilmiah
No Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan
Tempat
1 - - -
D. enghargaan dalam 10 tahun terakhir
34
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan Tahun
1 - - -
6. Anggota V
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Rahmat Dani Irfansyah
2 Jenis Kelamin L
3 Program Studi Teknik Kimia
4 NRP 02211640000047
5 Tempat tanggal lahir Jakarta, 5 Agustus 1998
6 E-mail [email protected]
7 Nomor telepon/HP 085903770948
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Negeri 02
Tengah
SMP Negeri 223
jakarta
SMA Negeri 62
Jakarta
Jurusan Umum Umum IPA
Tahun masuk-lulus 2005-2011 2011-2014 2014-2016
C. Pemakalah Seminar Ilmiah
No Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan
Tempat
1 - - -
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan Tahun
1 - - -
7. Anggota VI
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Putri Berliana
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi Teknik Kimia
4 NRP 02211640000048
5 Tempat tanggal lahir Putri Berliana, 31 Juli 1998
35
6 E-mail [email protected]
7 Nomor telepon/HP 081231585705
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Hang Tuah
10 Juanda
Sidoarjo
SMP Negeri 1
Sedati
Sidoarjo
SMA Negeri 1
Sidoarjo
Jurusan Umum Umum IPA
Tahun masuk-lulus 2004-2010 2010-2013 2013-2016
C. Pemakalah Seminar Ilmiah
No Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan
Tempat
1 - - -
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan Tahun
1 - - -