BAB I PENDAHULUUAN A. Latar belakang masalahrepository.uinbanten.ac.id/139/2/Dakwah Melalui Pencak...
Transcript of BAB I PENDAHULUUAN A. Latar belakang masalahrepository.uinbanten.ac.id/139/2/Dakwah Melalui Pencak...
1
BAB I
PENDAHULUUAN
A. Latar belakang masalah
Tujuan utama dakwah adalah menyampaikan risalah atau pesan ilahiah,
islam adalah agama yang berisi dengan petunjuk, agar manusia secara individual
menjadi manusia yang baik. Aktivitas dakwah pada hakikatnya adalah
menyampaikan materi dakwah dengan (mengajak, mengajar, dan
memperdengarkan) kepada objek untuk mencapai tujuan, sedangkan materi
dakwah ataupun kegiatanya slalu bersifat religius, maka dalam
penyampaiannya memerlukan strategi yang baik efektif dan efisien agar apa
yang di sampaikan mudah di terima1.
Dakwah secara bahasa terambil dari kata yad‟u yang berati mengajak,
menyeru, memanggil adapun makna dakwah secara istilah seperti yang di
ungkapkan oleh para ulama dan para ahli memiliki pendapat masing-masing,
sesuai dengan sudut pandang mereka terhadap arti akwah itu sendiri. Menurut
Ali Makhfud dalam kitabnya “Hidayatul Mursyidin” mengatakan sebagai
berikut :
Dakwah adalah mendorong manusia untuk berbuat kebajikandan
mengikuti petunjuk agama, menyeru mereka pada kebaikan dan mencegah
1 Asmunir syukir, dasar-dasar strategi dakwah islam,(surabaya : al-ikhlas, 1983) P.181.
2
mereka dari perbuatan mungkar agar memperoleh kebahagian di dunia dan di
akhirat.2
Sesuai dengan pendapat di atas dakwah tidak di fahami sekedar hanya
penyampaian pesan-pesan agama di atas mimbar. Namun pada setiap momen
dalam sisi kehidupanpun di sana terdapat momen-momen yang dapat membuat
dakwah tersebut. Baik dalam lingkup sosial, politik, maupun budaya , terutama
dalam kehidupan berbudaya tidak sedikit para da‟i yang menyampaikan pesan-
pesan agama melaui pendekatan tersebut.
Di era globalisasi seperti saat sekarang ini jika di lihat dari konteks
kebangsaan, globalisasi telah berpengaruh terhadap komitmen kebangsaan warga
Negaranya, yakni masuknya isu dan nilai-nilai baru yang implementasinya tidak
jarang bertentangan atau berbenturan dengan nilai-nilai instrinsik dan nilai-nilai
pundamental bangsa, salah satu dampak dari perubahan-perubahan tersebut adalah
memudarnya karakter kebangsaan khususnya hal yang bersentuhan dengan
masalah kejuangan atau jiwa patriotisme.3 Untuk tantangan globalisasi tersebut
salah satu uapaya yang harus di lakukan adalah dakwah cultural.
Kehadiran dakwah dalam kehidupan kini memiliki porsi yang besar,
terlebih ketika media elektronik seperti televisi hadir di tengah–tengah
masyarakat. Saat ini tayangan–tayangan televisi baik sinetron maupun talk show
yang bertajuk religi dan bersifat dakwah banyak di tayangkan di televisi tidak
2 Muhamad Munir & Wahyu Ilahi , Menejemen Dakwah,(jakarta:kencana,2006) p-19
3 Abdul basyit, Filsapat Dakwah,(Jakarta: rajawali pers,2013) p-169
3
hanya di saat bulan ramadhan saja tetapi di hari-hari biasapun televisi selalu
menayangkan acara yang bertajuk religi.
Walaupun demikian metode dakwah dengan menggunakan seni budaya
bukan berarti harus di tinggalkan karena “menurut Samsul Hidayat dakwah
cultural merupakan dakwah yang memperhatikan potensi dan kecenderungan
manusia sebagai makhluk yang berbudaya, guna menghasilkan budaya
alternative yang islami, yakni kebudayaan yang bersumber dari Al-Qur‟an dan
Hadist. Dakwah cultural lebih menyatu denga kondisi lingkungan setempat4.
Budaya atau kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta
karya yang di hasilkan dalam bermasyarakat yang di jadikan miliknya dengan
belajar 5. Budaya merupakan manifestasi dan perwujudan dari segala aktivitas
manusia sebagai upaya untuk memudahkan dan memenuhi kebutuhan hidupnya
terdiri dari nilai dan symbol. Nilai budaya itu tidak kasat mata, yaitu berupa
sistem dan gagasan yang ideologis. Sedangkan symbol budaya yang merupakan
perwujudan nilai itulah yang kasat mata yaitu berupa benda-benda yang kasat
mata seperti Masjid, candi, pasar adalah perwujudan dari nilai budaya
masyarakat 6.
Keterkaitan antara dakwah dan budaya begitu erat dan penting karena
kebudayaan sangat memiliki peran penting dalam kegiatan dakwah islam.
Menurut paradigma islam cultural, budaya menyentuh proses awal kelahiran
dakwah Islam. Pada waktu itu, islam sebagai agama juga mengalami hubungan
4 Abdul basyit, Filsapat Dakwah,(Jakarta: rajawali pers,2013) p-P-170
5 Koenjara ningrat, Pengantar Antropologi I, (Jakarta:Rieneka cipta, 2011 cet 4) P-72
6 koenjara ningra,Pengantar Antropologi … P- 75
4
dan dialog dengan budaya setempat (dalam hal ini budaya Arab), dari proses
interaksi tersebut maka lahirlah yang di namakan kebudayaan islam perdana7.
Kebudayaan sendiri oleh para ahli itu di artikan sebagai tatanan kehidupan,
pengetahuan, pengalaman, nilai, sikap, makna,waktu, peranan, dan konsep-
konsep yang di nilai berharga dan penting oleh suatu masyarakat, sehingga dapat
berfungsi sebagai suatu pedoman oriaentasi masyarakat yang bersangkutan 8.
Oleh karena itu , benar jika kebudayaan dikatakan sebagai mitra dakwah
yang sangat dekat . Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu budhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia Dalam persepektif dakwah
islam budaya atau kebudayaan adalah aktualisasi dari tunduk(ibadah atau
peribadatan) 9
Pencak silat merupakan unsur budaya asli masyarakat rumpun melayu,
nenek moyang bangsa Indonesia dahulu mengggunakan pencak silat sebagai alat
untuk membela dan melindungi diri dan mempertahankan kelompoknya dari
tantangan alam. Dari berbagai aliran pencak silat yang ada di Indonesia penulis
tertarik pada pencak silat yang dalam kehidupannya senantiasa mendasarkan
kepada azas hidup yang selaras dengan nilai-nlai agama islam yaitu “Pencak
Silat “ Kesenian pencak silat dan tari (Kesti) Tjimande Tarikolot Kebon Djeruk
Hilir (TTKKDH)”, pencak silat TTKKDH ini merupakan pencak silat aliran
A. ilyas ismail & Prio Hotman, Filsapat Dakwah, (Jakarta: kencana perdana Group 2011)
P.244. 8koenjara ningrat, Antropologi I (Jakarta:Rieneka cipta, 2011 cet 4) P-76
I Gede A.B Wiranata, Antropologi Budaya (Bandung : PT.Citra Aditya Bakti,2011)P.95.
5
cimande yang dikembangkan oleh salah seorang murid cimande yang berasal
dari banten, pencak silat ini merupakan pencak silat yang selalu menanamkan
nilai-nilai dakwah yang terkandung di dalamnya, yaitu tertuang dalam talek
cimande. Talek merupakan sumpah atau ikrar bagi murid yang hendak masuk
perguruan ini. Tradisi taleq ini timbul ketika proses penyebaran islam oleh
leluhur pencak silat cimande ini yitu mbah Choir. Mbah choir merupakan
seorang ulama dan pendekar silat yang tangguh pada masanya ketika itu ada
seorang yang ingin belajar silat cimande kepadanya, sebelum orang itu belajar
kepada mbah choir, dia di tanyai dulu kesungguhannya. Setelah murid itu
menyatakan kesungguhannya maka mbah Choir menyuruhnya membaca Dua
Kalimat Syahadat dan menyuruhnya untuk menyatakan sumpah agar jangan
sampai melanggar apa yang di perintahkan oleh Allah dan Rosulnya juga
menjalankan yang sudah menjadi perintahnya. Selain sumpah tadi mbah choir
menganjurkan agar murid harus taat pada orang tua guru dan pemerintah. saat ini
pencak silat cimande berkembang keseluruh penjuru Indonnesia.
Hingga sekarang, para pendekar silat TTKKDH masih menjalankan taleq
kepada murid yang baru masuk pencak silat cimande, bahkan saat ini taleq
semakin di tekankan kepada para calaon murid dan di tambahkan dengan ritual
tambahan selametan dan di tambah dengan penyediaan bahan-bahan untuk ritual
urutan tersebut. Tujuannya untuk memberikan pelajaran kepada murid agar
faham, bahwa belajar pencak silat itu untuk kebaikan.
Taleq merupakan kode etik atau semacam hukum perguruan yang wajib
dipatuhi oleh para muridnya, kode etik tersebut sifatnya mengikat bagi para
6
murid dimana setiap pelanggaran terhadap kode etik ini akan menyebabkan si
pelanggar terkena sanksi seperti yang berat, seperti dikeluarkan dari perguruan,
dan tidak dibenarkan menggunakan atribut perguruan lagi, bahkan jika
sipelanggar ternyata tidak perduli terhadap hukum perguruannya dimana setelah
diberi hukuman masih melakukan pelanggaran lagi, terkadang sang guru atau
murid yang dipercaya terpaksa turun tangan untuk menyelesaikan masalah10
.
Nilai yang terkandung dalam talek ini merupakan nilai dakwah, karena dalam
poin–poinya terkandung ajaran islam yang wajib di kerjakan oleh setiap murid.
talek Cimande ini diberlakukan kepada seluruh warga perguruan dimanapun
berada sepanjang masih hidup di dunia dan masih mengakui Taleq Cimande
merupakan pengisi dan pengekang hawa nafsu dan sifat-sifat yang dapat
merugikan semua pihak.
Pencak silat TTKKDH saat ini, anggotanya di dominasi oleh para remaja
yang perlu di bimbing agar tidak terjerumus, karena masa remaja adalah masa
goncang, yang di kenal dengan berkecambuknya perubahan – perubahan
emosional (rentang usia 12 sampai 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22
tahun bagi laki-laki)11
jika keadaan emosi mereka tidak terkendali karena konflik
yang di alami remaja, maka besar kemungkinan mereka akan masuk kejalan
yang salah. Peristiwa ini sangat di khawatirkan, oleh karena itu sangat perlu di
upayakan pencegahanya yaitu dengan adanya pembinaan, pembinaan tersebut
bisa berupa arahan maupun ajaran yang mengajak kepada kebaikan.
10
Interview,talek, A. Yanto Madtaris, Ketua TTKKDH Warung gunung. 11
Panut Panuju, ida utamai, Psikologi Remaja,PT. Tiara wacana, yogyakarta1999,hal7.
7
Dalam kehidupan remaja, agama merupakan kebutuhan tersendiri,
mereka membutuhkan petunjuk dan pedoman untuk mencari jalannya sendiri,
petunjuk dan pedoman tersebut di butuhkan untuk menumbuhkan pedoman
dirinya untuk menuju kepribadian yang matang, disini pencak silat TTKDH
hadir sebagai sarana atau media untuk menyampaikan ajaran yang baik yang
bisa di jadikan pedoman bagi para anggotanya agar bisa terarah kepada ajaran
agama islam, dan ajaran yang baik itu tertuang dalam talek cimande.
Dalam hal ini penulis ingin memfokuskan Pada poin–poin yang
terkandung dalam taleq mengandung nilai-nilai dakwah yang berjumlah 21 poin
Taleq, yang memperlihatkan indikasi bahwa TTKKDH berorientasi kepada
agama Islam, salah satunya adalah Pembuka pertalekan ini yang berupa bacaan
dua kalimat syahadat mensyaratkan bahwa warga TTKKDH harus beragama
Islam, sebab kedua kalimat syahadat merupakan tanda bagi seseorang yang
memeluk agama tersebut, oleh karena itu itu bagi pemeluk agama lain menjadi
faktor penghambat untuk menjadi murid TTKKDH, sekaligus memberi suatu
tanda bahwa murid-murid TTKKDH berlatar belakang agama Islam, maka dari
itu dengan media pencak silat tersebut syi‟ar agama islam dapat di sampaikan
oleh karena itu penulis memilih judul “Dakwwah melalui pencack silat” (Study
tentaang nilaai daakwah di Padepokan Pencak Silat kesti TTKKDH kabupateen
Lebak)”
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1) Bagaimana proses pelakanaan ritual penerimaan murid dan taleq dalam
padepokan pencak silat TTKKDH?
2) Bagaimanakah nilai-nilai dakwah yang terkandung dalam ”Tale dan
Ritual-ritual pada Pencak Silat Kesti Tjimande Tarikolot Kebon Djeruk
Hilir (Ttkkdh)”?
C. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini ad alah untuk mencari jawaban-jawaban dalam
perumusan masalah di atas yaitu :
1) Untuk meengetaahui mana ritual peenerrimaan murid ttkkdh?
2) Untuk mengetahui nilai-nilai dakwah dalam pencak silat ttkkdh?
D. Manfaat penelitian
Memberikan masukan kepada para padepokan pencak silat agar selalu
memasukan nilai-nilai dakwah terhadap semua aliran pencak yang ada di
Indonesia.
Memberikan pengetahuan terhadap para pesilat TTKDH khususnya dan
umumnya bagi para pecinta pencak silat Indonesia, bahwa nilai yang terkandung
dalam pencak silat itu adalah kebaikan
E. Tinjauan pustaka
9
Manusia adalah makhluk tuhan yang paling sempurna di bandingkan
dengan makhluk lainnya, kelebihan tersebut di tandai dengan akal yang di miliki
manusia, intuisi dan imajinasi sehingga manusia mampu berbudaya,
berperadaban, berkaya khususnya dalam bentuk tulisan beberapa tu lisan tentang
pencak silat yang berkaitan dengan skripsi ini antara lain :
1) Sejarah silat indonesia (study historis persaudaraan setia hati terate di
madiun periode taun 1922-2000) Skripsi yang di susun oleh amran
habibi fakultas tarbiyah jurusan sejarah kebudayaan islam ini
menitikbratkan kepada sejarah perkembangan pencak silat
persaudaraan setia hati terate skripsi ini membahas pencak silat
persaudaraan setia hati terate beserta perkembangannya dari tahun
1922-2000.
2) Silat betawi (study perguruan bekasi, kelurahan suka bumi utara,
kecamatan kebon jeruk Jakarta barat) skripsi ini hampir sama
pembahasannya karena isinya menerangkan tentang melihat pencak
silat media untuk menanamkan nilai-nilai islam, melalui bacaan-
bacaan do‟a sebelum latihan.
3) Skripsi rini sri wahyuni yang berjudul pencak silat cepat pembelaan
diri (cepedi) UIN jogja (1997-2006) mengkaji sejarah perkembangan
cepedi beserta nilai dan fungsi yang di bawanya.
10
F. Kerangka pemikiran
Menurut Loners dan Malpass (1994). Nilai melibatkan keyakinan umun
tentang cara bertingkah laku yang diinginkan dan yang tidak diinginkan. Menurut
Hofstede (1986). Nilai merupakan suatu kecenderungan luas untuk lebih
menyukai atau memilih keadaan-keadaan tertentu dibanding dengan yang lain.
Nilai merupakan suatu proses perasaan yang mendalam yang di miliki oleh
anggota masyarakat yang akan sering menentukan perbuatan atau tindaktanduk
perilaku anggota masyarakat .
Jadi kesimpulan tentang nilai adalah sesuatu yang abstrak, bukan konkrit.
Nilai hanya bisa difikirkan, difahami, dihayati, dan hal-hal yang bersifat batiniyah
terhadap perilaku manusia dan mempunyai dampak luas terhadap hampir semua
aspek perilaku manusia dalam konteks sosialnya. Kaitan antara nilai, sikap dan
tingkah laku dapat digambarkan sebagai berikut:
Nilai-Nilai
Budaya
Nilai
Kebutuhan
Nilai Pribadi
Nilai
Keyakinan
Tingkah
Laku
11
Dari gambar tersebut di atas menunjukkan, dari nilai-nilai budaya terbagi
menjadi, nilai pribadi dan nilai kebutuhan, menuju nilai keyakinan dan
diwujudkan menjadi tingkah laku. Kebutuhan-kebutuhan seseorang lebih
menentukan akan adanya perilaku, sedangkan nilai-nilai pribadi lebih menentukan
bagaimana perilaku yang akan terjadi.
Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu budhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal
yang berkaitan dengan budi dan akal manusia, menurut Selo Soemardjan dan
Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat, kebudayaan dalam suatu masyarakat merupakan sistem nilai
tertentu yang di jadikan pedoman hidup oleh warga yang mendukung
kebudayaan tersebut, karena di jadikan kerangka acuan dalam bertindak dan
bertigkah laku maka kebudayaan cenderung menjadi tradisi yang yang sulit
berubah karena sudah menyatu dalam kehidupan masyarakat pendukungnya
bahkan menurut Kasmiran wuryo, tradisi masyarakat merupakan norma yang
terbentuk dari bawah, oleh karena itu tradisi merupakan norma yang sudah di
bakukan dalam kehidupan masyarakat, merujuk pada definisi kebudayaan diatas,
pencak silat merupakan bagian dari kebudayaan indonesia yaitu hasil budi dan
akal manusia, lahir melalui proses perenungan dan pembelajaran dan
pematangan12
.
12
Jalaludin,Psikologi agama (jakarta;rajawali pers 2010), hal-242
12
Sebagai tata gerak, pencak silat dapat dipersamakan dengan tarian
bahkan pencak silat lebih kompleks karena dalam tata geraknya terkandung
unsur-unsur pembelaan diri yang tidak ada dalam tarian, pencak silat sebagai
hasil budaya dalam hal-hal tertentu lebih fungsional dari tarian karena
mempunyai manfaat terhadap individu dan masyrakat.Sebagai hasil dari suatu
kebudayaan pencak silat adalah seni yang mengandung unsur pembelaan diri
mengapa disebut seni bela diri, hal Ini untuk membedakan pertarungan dalam
pencak silat dengan pertarungan jalanan,di jalanan, pertarungan dua orang yang
tidak mengenal pencak silat (atau segala jenis seni bela diri lainnya) hanya
mengenal satu kata yaitu menang-bagaimanapun caranya, hantam , serabutan,
asal pukul, asal tendang, Pencak silat mengatur bagaimana cara menyerang,
menghindar, bertahan dan mengalahkan dengan teknik dan kaidah yang indah,
tidak asal-asalan13
.
Sebagai hasil karya budaya, Pencak Silat sangat kental dengan nilai dan
norma yang hidup dan berlaku di masyarakat oleh karena itu pada dasarnya
pencak silat lebih menekankan pada unsur-unsur sosial berupa silaturahmi,
keindahan dalam seni gerak, kesehatan dalam gerak badan, dan pembelaan diri.
Pada urutan terakhir Para guru dan sesepuh silat selalu mengajarkan untuk tidak
mendahului menyerang, menghindari pertarungan, dan sedapat mungkin tidak
mencelakai musuh.
13
Pencak-silat-dalam-perspetif-kebudayaan, http://silatindonesia.com,1 oktober 2013
13
Bagi individu manfaatnya adalah untuk pembelaan diri dan kesehatan,
bagi masyarakat, manfaatnya berupa keindahan seni gerak yang dapat dinikmati,
dan sabagai sarana silaturahmi yang kemudian dari ajang silaturahmi tersebut
akan di selipkan nilai – nilai dakwah yang sudah terkandung dalam pencak silat
itu sendiri, pencak silat adalah seni bela diri dalam seni terkandung dua
pengertian yaitu keindahan dan tindakan.
M. Arifin dalam bukunya Psikologi Dakwah, mengungkapkan bahwa
dakwah merupakan kegiatan yang bersifat mengajak baik dalam bentuk lisan,
tulisan, tingkah-laku dan sebagainya,dakwah dilakukan secara sadar dan
berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik sacara individual maupun
kelompok agar timbul di dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran,
penghayatan, dan pengamalan ajaran agama yang di bawa oleh aparat dakwah14
.
Untuk itu kita dalam berdakwah diperlukan adanya siasat cermat dan jitu
agar kebudayaan asli Indonesia tidak terancam, maka dari itu kesenian
tradisional Indonesia dapat dijadikan media dakwah sebagaimana dilakukan oleh
wali songo (wali Sembilan) yang berdakwah dengan kesenian.Konsep dakwah
yang dengan pengelolaan secara profesional yang mampu mengakomodasi
segala permasalahan social, di sini, seni dan budaya dapat menjadi metoda atau
media dakwah, namun juga menjadi sasaran bagi dakwah Islamiyah itu sendiri,
Sebagai media atau metode, seni budaya mempunyai proyeksi yang mengarah
pada pencapaian kesadaran kualitas keberagamaan Islam yang pada
gilirannya mampu mernbentuk sikap dan perilaku Islami yang tidak
menimbulkan gejolak sosial, tetapi justru makin memantapkan perkembangan
social, Sedangkan sebagai sasaran dakwah Islamiyah diarahkan pada pengisian
14
Abdul Basith, Wacana Dakwah Kontemporer, Yogyakarta: STAIN Purwokerto Press
bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, 2006.p3-5.
14
makna dan nilai-nilai Islami yang integratif ke dalam segala jenis seni dan
budaya yang akan di kembangkan15
1. Pengertian Pencak Silat
Pencak Silat atau Silat berkelahi dengan menggunakan teknik
pertahanan diri ialah seni bela diri yang berakar dari budaya rumpun
melayu, Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia,
Brunei, dan Singapura tapi bisa pula ditemukan dalam berbagai variasi di
berbagai negara sesuai dengan penyebaran suku Melayu, istilah “pencak”
pada umumnya digunakan oleh kalangan masyarkat dari pulau jawa dan
Madura, istilah silat biasa digunakan oleh kalangan masyarakat dari
kepulauan Indonesia lainnya serta dari kawasan Malaysia , Brunei, dan
Singapura dan Negara asia lainnya, dua istilah berbeda tersebut
mempunyai pengertian yang sama dan kemudia istilah tersebut di
gunakan sebagai kata majemuk oleh di Indonesia, dan kini istilah
tersebut bisa di gunakan oleh kalangan rumpun melayu16
.
Pencak Silat adalah hasil budaya manusia Indonesia untuk
membela/mempertahankan eksistensi (kemandirian) dan integritasnya
(manunggalnya) terhadap lingkungan hidup/alam sekitarnya untuk
mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan taqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
15
dakwah dengan budaya,http://catatan-miftah.blogspot.com/2012/03/ di unduh pada 12-
02-2013 pukul 01.24 di pdg 16
Notosoejitno,nilai-nilai, pencak silat p…..1
15
2. Pencak silat TTKDH sebagai media dakwah
Dakwah pada intinya adalah mengajak manusia ke jalan lurus yaitu
mengajak manusia untuk bertaqwa kepada Allah swt dan rosulnya , dan
dakwah sendiri harus mempunyai alat penunjang yaitu alat perantara
dalam penyampaiannya yaitu media dakwah, dan medianya itu harus di
sesuaikan dengan kondisi masyarakat, di banten sendiri pencak ssilat
mash di gemari dan di sukai oleh masyarakat, seni bela diri pencak silat
TTKKDH merupakan sebuah aliran pencak silat ci mande yang
berkembang di banten, di dalamnya terdapat nilai-nilai dakwah islam
yang terdapat dalam talek ci mande, talekk ci mande ini sifatnya wajib di
jalani oleh setiap anggota TTKDH dan cara penyampaiannya itu dengan
di bai‟atkan kepada setiap ang gota dan para anggota di tanyai
kesanggupannya untuk mentaati talek tersebut.
G. Metode Penelitian
Untuk mendapatkan data yang objektif dalam penelitian ini, maka di
perlukan adanya metode. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian yang
penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif , yakni
penelitian yang tidak menggunakan statistik dalam pengumpulan data dan
memberikan penafsiran terhadap hasilnya Penelitian kualitatif ini akan
menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis dan bukan angka.
16
Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata.
1. Lokasi Penelitian
Pada lokasi penelitian, penulis memilih lokasi yang terdapat di
kecamatan Warung Gunung yaitu Dewan Pimpinan Wilayah (DPW)
TTKKDH Warung Gunung yang di pimpin oleh A. Yanto madtaris
dengan alasan selain dekat dengan tempat tinggal penulis juga padepokan
yang di pimpin oleh A. yanto ini selain di sini memberikan pengajaran
silat juga di sini merupakan Dewan Pimpinan Wilayah untuk kabupaten
lebak, semua paguron silat TTKKDH menginduk kepada DPW
TTKKDH yang di pimpin oleh A. Yanto madtaris.
2. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan dasar penelitian yang di lakukan, pengumpulan Sesuai
dengan dasar penelitian yang di lakukan, perngumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan teknik :
a) Wawancara
Wawancara yang di lakukan dalam penelitian ini adalah
jenis wawancara tidak terstruktur, yaitu jenis wawancara yang
sifatnya bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara, wawancara ini untuk memperoleh keterangan yang
luas.
b) Dokumentasi
17
Teknik dokumentai di lakukan dengan cara
mengumpulkan data berupa data tentang TTKKKDH berupa arsip
peninggalan tertulis juga buk-buku,tentang judul yang penulis
pilih
c) Observasi berpartisipasi
Observasi berpartisipasi adalah pengamatan yang
dilakukan dengan cara peneliti memainkan peranan sebgai
partisipan atau pesertra dalam suatu kebudayaan, artinya adalah
peneliti ikut melakukan apa yang di kerjakan oleh sumber data.
3. Analisis Data
Setelah semua data terkumpul dan dihimpun, selanjutnya di lakukan analisis
data. Dalam penelitian kualitatif, data yang terkumpul di analisis setiap waktu
secara induktif, selama penelitian berlangsung dengan mengolah bahan empirik
(synthesizing), supaya dapat disederhanakan ke dalam bentuk yang lebih mudah.
Analisis data dalain penelitian ini, menggunakan analisis deskriptif kualitatif,
yaitu dengan menghubungkan dan menafsirkan hasil
data kemudian memberi kesimpulan induktif berdasarkan dengan kualitas atau
mutu. Analisis ini juga disebut dengan analisis data kualitatif, yaitu data yang
berhubungan dengan katagorisasi, karakteristik.
H. Sistematika pembahasan
18
Agar di peroleh gambaran yang menyeluruh tentang apa yang telah di
uraikan dalam skripsi ini, penulis memaparkan sistematika penyusunan dalam
berupa ringkasan bab demi bab, hal gersebut aka di kemukakandi bawah ini :
Bab I berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuaan
penelitian, Manfaat, Tinjauan pustaka, landasan teori,Metode peneltian dan
obyek penelitian, Sistematika pembahasan.
Bab Kedua, berisi tentang kajian teoritis yang meliputi beberapa sub
diantaranya; Nilai-nilai Dakwah, Budaya Pancaksilat, Dakwah, Pancaksilat,
pencak silat Ttkkdh, Aspek-Aspek Pancaksilat.
Bab ketiga, sejarah pencak silat indonesia dan perkembanganya dan
kondisi obyektif perguruan Tjimande Tarikolot Kebon Djeruk Hilir (TTKDH)
yaitu meliputi sejarah TTKDH, kondisi geogerafis, jurus cimande,struktur
organisasi, talek ci mande.
Bab keempat berisi tentang hasil kajian penelitian yang melingkupi Nilai-
Nilai Dakwah Yang Terkandung Dalam Pencak Silat TTKKDH di Perguruan
Pencak Silat Ttkkdh Warung Gunung.
Pada bab ke lima berisi tentang kesimpulan
19
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Pencak Silat Dan Kebudayaan
Pencak silat merupakan salah satu budaya asli bangsa indonesia Indonesia.
Para pakar dan para pendekar pencak silat meyakini bahwa masyarakat melayu
menciptakan dan menggunaan ilmu bela diri ini sejak masa pra sejarah17
. Istilah
“pencak” pada umumnya digunakan oleh kalangan masyarakat yang berasal dari
pulau Jawa dan Madura sedangkan istilah silat digunakan oleh masyarakat dari
kepulauan Indonesia lainya seperti Malaysia, Thailand , dan lain sebagainya.
Kebutuhan manusia yang paling mendasar dalam hidup bermasyarakat adalah
terpenuhinya kesejahteraan dan keamanan bagi diri dan masyarakatnya. Dengan
mengolah budinya, akal, rasa dan kehendaknya manusia berusaha untuk
mengembangkan dan menciptakan cara untuk memenuhi kebutuhan dan
kesejahteraanya maka di di ciptakanlah kemahiran fisik untuk menghadapi
berbagai macam ancaman dari manusia lain maupun binatang. Pada masa awalnya
kemahiran fisik tersebut sifatnya sederhana karena banyak di di ilhami dari
gerakan binatang hal ini terbukti dari nama kemahiran tersebut seperti harimau,
monyet, macan, rajawali, elang, dan sebagainya, tetapi seiring berjalanya waktu
pencak silat di sempurnakan oleh generasi selanjutnya18
.
17Johansyah Lubis, Pencak Silat Panduan praktis, (Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada 2004 Cet-
1) P-1 18 Notosoejitno,Pencak Silat Nilai Dan Perkembanganya, (Jakarta : Pondok Pustaka Padepokan
Pencak Silat Indonesia)p.1.
20
Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu budhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal
manusia, menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan
adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat19
.
Sebagai hasil dari suatu kebudayaan pencak silat sebagai hasil karya yang
menghasilkan gerakan-gerakan silat yang di perlukan manusia untuk menguasai
alam sekelilingnya guna keperluan masyarakat. Pencak silat mengandung seni
yang mengandung unsur pembelaan diri mengapa disebut seni bela diri, hal Ini
untuk membedakan pertarungan dalam pencak silat dengan pertarungan jalanan,di
jalanan, pertarungan dua orang yang tidak mengenal pencak silat (atau segala
jenis seni bela diri lainnya) hanya mengenal satu kata yaitu menangbagaimanapun
caranya, hantam, serabutan, asal pukul, asal tendang, Pencak silat mengatur
bagaimana cara menyerang, menghindar, bertahan dan mengalahkan dengan
teknik dan kaidah yang indah, tidak asal-asalan20
.
Sebagai tata gerak, pencak silat dapat dipersamakan dengan tarian bahkan
pencak silat lebih kompleks karena dalam tata geraknya terkandung unsur-unsur
pembelaan diri yang tidak ada dalam tarian, pencak silat sebagai hasil budaya
dalam hal-hal tertentu lebih fungsional dari tarian karena mempunyai manfaat
terhadap individu dan masyrakat. Sebagai hasil karya budaya, Pencak Silat sangat
kental dengan nilai dan norma yang hidup dan berlaku di masyarakat oleh karena
itu pada dasarnya pencak silat lebih menekankan pada unsur-unsur sosial berupa
19
M. Arifin Noor,Ilmu Sosial Dasar, ( Bandung : Cv Pustaka Setia 2007) p.55. Cet III 20 pencak-silat-dalam-perspetif-kebudayaan, http://silatindonesia.com. (di akses 1 oktober 2013)
21
silaturahmi, keindahan dalam seni gerak, kesehatan dalam gerak badan, dan
pembelaan diri pada urutan terakhir Para guru dan sesepuh silat selalu
mengajarkan untuk tidak mendahului menyerang, menghindari pertarungan, dan
sedapat mungkin tidak mencelakai musuh21
.
Seni beladiri pencak silat tidak hanya mengajarakan bagaimana caranya
memukul dan menyerang musuh, akan tetapi pencak silat mengandung yang pada
dasarnya mempunyai esensi membentuk falsapah budi pekerti luhur, ajaranya
bertujuan untuk mendukung perwujudan cita-cita social masyarakat yaitu
membentuk manusia yang menjujnjung tinggi nilai-nilai ketuhanan dan
keagamaan baik secara vetikal maupun horizontal, secara vertical ia wajib
menyembah tuhannya sebagai rasa terima kasih atas seluruh karunia yang di
berikanya. Secara horizontal ia Wjib mengamalkan ajaran agama baik itu dalam
kehidupan pribadi dan masyarakat22
Aspek mental spiritual merupakan sebuah keharusan bagi para insane
pencak silat yaitu bagian dari program mengolah jiwa pemahaman yang
mendalam terhadap sumpah atau janji perguruan yang terdapat dalam sistem
pencak silat agar terlahir generasi yang memenuhi criteria manusia yang baik
budi dalam masyarakat yaitu generasi yang menghormati etika, norma, mencintai
ilmu pengetahuan, mengabdi kepada kebenaran dan menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan baik dalam fungsinya sebagai makhluk sosial maupun posisinya
sebagai makhluk Tuhan.
21 “Fungsi Pencak Silat” http// www.pencaksilat.com. (diakses pada 01-jan-2015) 22Noto Soejitno,Pemikifran Dan Penulisan Tentang Pencak Silat,(Jakarta : pondok pustaka
indonesia) p-14
22
Pendidikan pencak silat di perakarsai dan di laksanakan oleh oleh para
pendekar yang mendirikan perguruan pencak silat, setiap perguruan pencak silat
memiliki falsafah yang di lambangkan pada nama, salam maupun peraturan
perguruan, pada umumnya falsafah itu berupa wejangan – wejangan moral, tata
susila, tatak rama, dan ajaran–ajaran agama, ada ada perguruan yang merumuskan
wejangan–wejanga tersebut menjadi semacam janji, ikrar atau sumpah anggota
perguruan baik lisan maupun tulisan23
.
Falsapah pencak silat yang substansinya disebut nilai-nilai luhur pencak
silat, adalah falsafah yang oleh para pendekar di ajarkan dan ditanamkan secara
khusus dan sungguh-sungguh pada para peserta didik oleh para pendekar yaitu
nilai-nilai agamis yang di junjung tinggi dalam hidup bermasyarakat. Pada
umumnya palsafah pencak silat yang di ajarkan oleh perguruan-perguruan
mengandung ajaran agama.
sebagai produk kebudayaan pencak silat mengandung sistem norma atau
aturan hokum yang menyangkut suatu aktivitas masyarakat secara khusus.
Pranata pada masyarakat biasanya akan selalu di ikuti karena sudah menjadi
hokum yang telah di sepakati oleh masyarakat yang bersangkutan.
1. Tiga Wujud Kebudayaan
Tindakan dan aktivitas manusia terangkai dalam suatu tindakan yang
berpola . sebagai sebuah sistem ide dan konsep dari serangkaian kerangka
tindakan dan aktivitas manusia jika di kemukakan akan terlihat sebagai berikut
23 Noto Soejitno, Pencak Silat Nilai Luhur Dan Perkembanganya…p-18
23
(Talcot Parson dan A.L Kroeber,1958 : demikian uga di kemuukakan oleh J.J
HONIGMAN(1959)24
.
a) Ideals
Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai,
norma-norma, dan pengetahuan. Wujud tersebut menunjukan wujud
ide dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan tempatnya ada di
alam pikiran warga masyarakat di mana kebudayaan yang
bersangkutan itu hidup. Kebudayaan ideal ini disebut juga dengan
adat istiadat bersifat umum dan turun temurun, apabila di langgar
maka akan menimbulkan suatu rasa yang tidak enak pada benaknya.
Kalangan antropolog dan sosiologi menyebutnya sistem buaya atau
culture system
b) Activities
Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta
tindakkan berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud tersebut
bersifat konkret sehingga dinamakan sistem sosial, karena
menyangkut tindakkan dan kelakuan berpola dari manusia itu
sendiri. Adapun wujud ini bisa diobservasikan karena dalam sistem
sosial ini terdapat aktivitas manusi yang berinteraksi dan
berhubungan serta bergaul satu dengan lainnya dalam masyarakat.
c) Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Wujud ini disebut pula kebudayaan fisik. Dimana wujud budaya ini
24 I gede A.B W iranata, Antropologi Budaya,(Bandung: PT. Citra Aditya Bakti 2001)p.103-104.
24
hampir seluruhnya merupakan hasil fisik (aktivitas perbuatan, dan
karya semua manusia dalam masyarakat). Sifatnya paling konkret
dan berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat
yang berwujud besar maupun kecil.
1. Tradisi Dalam Kebudayaan
Tradisi menurut Parsudi suparlan merupakan unsur sosial budaya yang telah
mengakar dalam kehidupan sosial masyarakat dan sulit berubah. Secara garis
besarnya sebagai kerangka acuan norma dalam masyarakat di sebut pranata .
Pranata merupakan suatu sistem norma khusus yang menata serangkaian tindakan
berpola mantap guna memenuhi suatu keperluan yang khususdalam kehidupan
masyarakat25
. Pranata ada yang bercorak rasional, terbuka dan umum yang
menekankan legalitas, seperti pranata politik, pranata pemerintah, pranata
ekonomi dan pasar, berbagai pranata hukum keterkaitan sosial dalam masyarakat
bersangkutan. Pranata ini di sebut oleh para ahli sosiologi di sebut sebagai pranata
sekunder. Pranata ini sifatnya bisa berubah sesuai dengan kebutuhan masyarakat
yang bersangkutan di sebut pranata sekunder.
Sebaliknya, menurut parsudi suparlan para ahli sosiologi menerangkan adanya
pranata primer. Pranata primer ini merupakan kerangka acuan norma yang
mendasar dan hakiki dalam kehidupan manusia. Pranata primer berhubungan
dengan kehormatan dan harga diri, jati diri serta kelestarian masyarakat
25
Koenjara ningrat, Pengantar Antropologi I...pp.133.
25
pendukung kebudayaan tersebut, oleh karena itu pranata primer ini tidak dapat
mudah berubah begitu saja. Melihat peranan dan fungsinya, pranata primer ini
lebih mengakar kepada kehidupan masyarakat budaya. Oleh karena itu, pranata
primer bercorak menekankan pada keyakinan dan kebersamaan serta bersifat
tertutup atau pribadi seperti pranata-pranata kekeluargaan,pertemanan dan
keagamaan26
. Mengacu pada penjelasan tersebut, tradisi yang bersifat keagamaan
termasuk kedalam pranata primer. Hal ini di karenakan pranata keagamaan ini
mengandung unsur-unsur yang berkaitan dengan ketuhanan atau keyakinan,
dengan demikian tradisi yang bersifat keagamaan sulit berubah, di karenakan
selain di dukung oleh masyarakat pendukungnya juga memuat sejumlah unsur-
unsur yang memiliki nilai-nilai luhur yang berkaitan dengan keyakinan
masyarakat.
2. Nilai Dan Sistem Budaya
Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan
dianggap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat. Karena itu,
sesuatu dikatakan memiliki nilai apabila berguna dan berharga. C. Kluchohn dan
Florence klukchon mengemukakan bahwa dalam rangka sistem budaya datri tiap
kebudayaan ada serangkaian konsep-konsep abstrak dan luas ruang lingkupnya,
yang hidup dalam alam pikiran dari sebagaian besar warga masyarakat, mengenai
apa yang di anggap penting dan bernilai dalam hidup. Dengan demikian maka
sistem nilai budaya itu berfungsi sebagai suatu pedoman orientasi bagi setiap
26
Jalaludin, Psikologi Agama…, pp.227.
26
tindakan manusia dalam hidupnya. Sistem nilai budaya merupakan suatu sistem
tata tindakan yang lebih tinggi daripada sistem-sistem tata tindakan yang lain,
seperti sistem norma, hokum adat, aturan etika, aturan, moral, aturan sopan
santun. Sejak kecil setiap individu telah di resapi nilai-nilai buaya sehingga sangat
sukar untuk melepaskanya27
.
Di dalam sebuah sistem budaya, mulanya para pemerkasa budaya tersebut
menyampaikan ajaran-ajaran yang terdapat di dalam sistem budaya tersebut
berupa nilai-nilai maupun norma-norma yang harus di ketahui oleh masyarakat
kebudayaan tersebut. Sebagai gagasan pertama oleh antropolog di sebut cultural
sistem. Pada tahap awal ini merupakan terjadi proses transfer nilai-nilai dan
norma-norma oleh pemipin budaya tersebut. Selanjutnya pada tahap kedua
masyarakat di arahkan kepada bagaimana melaksanakan ajaran-ajaran maupun
norma hukum yang ada pada sistem budaya tersebut. Pengetahuan tentang nilai
budaya ini di harapkan dapat dilakonkan baik dalam dalam kehidupan28
.
Sistem nilai budaya menjadi asumsi dasar beragamnya tatanan dan sistem nilai
dalam masyarakat. Harus di sadari sebagai suatu gejala yang nyata adalah spara
warga masyarakat menganggap bahwa semua norma yang mengatur dan menata
tindakan mereka tidak sama beratnya. Ada norma yang berat dan menetukan
keberadaan kelompok dan tatanan kehidupan ideal sehingga llayak di kenakan
sanksi yang berat, adajuga tatanan yang tidak terlalu mendasar sehingga
sanksinyapun tidak terlalu berat29
.W.G Summer membedakan atas :
27
Koentjara ningrat, Sejarah Teori Antropologi Ii,(Jakarta : UI press, 2007)p.27. 28
Jalaludin, Psikologi Agama pp.228. 29
I gede A.B W iranata, Antropologi Budaya….pp.107.
27
1) Mores
Mores adalah adat istiadat dalam arti khusus dan apabila di langgar
sanksinya akan sangat berat.
2) Folksways
Folkswaays adalah adat istiadat yang biasa tata cara yang apabila di
langgar hanya menjadi bahan tertawaan, ejekan dan celaan, serta
gunjingan oleh masyarakat di sekitarnya.
Sebagai sesuatu yang lahir dari kebudayaan pencak silat TTKKDH
tentunya mempunyai sistem nilai budaya yang di ikuti oleh para pelakunya
di jadikan sebuah kerangka acuan dalam kehidupan. Nilai atau sistem
budaya tersebut sifatnya mengikat karena sudah di ikrarkan atau di
sumpahkan oleh para murid jika dalam istilah budaya, mempunyai istilah
mores yaitu adat istiadat yang apabila dilanggar akan mendapatkan sanksi
yang berat karena dalam aturan tersebut para pelaku budaya tersebut sudah
berikrar/bersumpah kepada tuhan tidak akan melanggarnya, maka apabila
di langgar akan mendapatkan sanksi dari TTKKDH.
B. Nilai-Nilai Dakwah
Setiap kali mendengar kata dakwah yang terlintas disebagian orang adalah
aktivitas penyampaian ajaran Islam yang hanya sebatas dengan lisan misalnya
ceramah dan k hutbah. Tujan utama dakwah adalah mengajak kaum muslimin ke
28
jalan yang benar 30
, tujuan tersebut tidak tercapai hanya melalui diskusi maupun
forum-forum ilmiah, tetapi apa yang di praktekan umat islam sehari-hari
merupakan pesan dakwah yang sangat penting 31
, seperti dalam pencak silat
terdapat nilai-nilai dakwah yang sangat berharga.
Dalam kamus bahasa Indonesia nilai berarti taksiran, harga, angka, atau sifat-
sifat yang penting, berguna bagi manusia32
. Nilai jika kita kaitkan dengan budaya
berarti konsep abstrak yang mendasar, sangat penting dan bernilai bagi kehidupan
manusia33
. Sedangkan menurut istilah keagamaan, nilai adalah konsep mengenai
penghargaan tinggi yang diberikan oleh warga masyarakat pada beberapa masalah
pokok dalam kehidupan keagamaan yang bersifat suci, sehingga menjadi
pedoman bagi tingkah laku keagamaan masyarakat yang bersangkutan34
. Menurut
Onong Uchjana Effendy nilai adalah pandangan, cita-cita, adat kebiasaan , dan
lain-lain yang menimbulkan tanggapan emosional pada seseorang atau
masyarakat tertentu 35
. Sedangkan menurut Fraenkel, nilai merupakan sebuah ide
atau konsep mengenai sesuatu yang dianggap penting dalam kehidupan ketika
seseorang menilai sesuatu , maka orang tersebut menganggap bahwa nilai itu
penting, bermanfaat atau berharga36
.
Berdasarkan pendapat di atas ada beberapa poin penting yang berkaitan
dengan nilai yaitu konsepsi nilai, subjek yang member nilai dan objek yang di beri
30
Asmunir syukir, Dasar-Dasar strategi dakwah,...P.51. 31
Abdul basyit, filsapat dakwah,(Jakarta: rajawali pers,2013) p.193. 32
Suharso, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang: Widya Karya, 2011), p .337. 33
Tim penyusun kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahassa, kamus besar bahasa
indonesia, (Jakarta : Balai pustaka,1993), P- 615
35
Onong Uchjana Efendy, Ilmu, Teori, Dan Filsapat Komunikasi, (Bandung : Citra
Aditya Bakti, 2003) P.376. 36
Abdul basyit, filsapat dakwah,(Jakarta: rajawali pers,2013) p-194
29
nilai, subjek dan objek tidak dapat di pisahkan. Nilai baru muncul ketika ada
objek yang di amati oleh subjek, keterpautan obejek dan subjek itulah yang
menimbulkan konsepsi nilai. Menurut Kenneth Anderson (1972) yang di kutip
oleh Onong Uchjana Effendy bahwa nilai merupakan komponen sentral yang
membimbing dan membantu tindakan atau kegiatan seseorang 37
sebagai contoh,
seseorang yang menginginkan kekuatan, akan menghubungkan sikap dan
kegiatanya dengan nilai sentral, umpamaya seseorang dzikir-dzikir dan wirid
khusus yang berkaitan dengan keyakinan pada tuhan maka nilai-nilai sentral itulah
yang menjadi motivasi untuk mendapatkan kekuatan tersebut.
Jika pengertian di atas di kaitkan dengan dakwah, maka akan di kenal dengan
nilai dakwah yakni nilai-nilai yang bersumber dari Al-Quran dan Hadis yang
merupakan pedoman yang memuat nilai-nilai tinggi yang ditetapkan oleh Allah
Swt dan merupakan nilai-nilai resmi dari-Nya38
. Nilai –nilai yang ada dalam Al-
Qur‟an perlu di dialogkan dengan kenyataan yang ada di masyarakat. Aktivitas
dakwah tidak bisa di lepaskan dengan nilai-nilai islam yang di sesuaikan dengan
kebutuhan dan pemahaman masyarakat yang menjadi objek dakwah, seperti
masyarakat Indonesia. Dakwah islam di Indonesia lengkap dengan seni dan
kebudayaannya, maka islam tidak lepas dari budaya,permulaan perkembangan
islam ke Indonesia khususnya pulau jawa, tumbuh kembangnya islam ke
Indonesia di olah sedimikian rupa oleh para juru dakwah melalui berbagai macam
cara, baik melalui bahasa maupun dengan buudaya seperti halnya yang di lakukan
oleh para wali songodi pulau jawa.
37
Onong,Uchjana Efendy, Ilmu, Teori, Dan Filsapat Komunikasi… P.377. 38
Sapurta, Pengantar Ilmu dakwah, ( Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2001), p.141.
30
C. Sejarah Pencak Silat Kesti TTKKDH
Dalam perkembangannya aliran pencak silat Cimande, yaitu setelah para
murid menyelesaikan pendidikan dan latihan di Bogor, mereka kemudian
menyebar dan ada yang kembali ke daerah asal mereka masing-masing. Embah
Buyah salah seorang murid Embah Main, kemudian kembali ke Kampung Oteng
di Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak, selanjutnya melakukan
petualangan ke daerah Lampung Peristiwa ini diperkirakan berlangsung dalam
tahun 1948. Embah Buya yang orang asli Kabupaten Lebak, sebelum berguru
kepada Embah Main berprofesi sebagai pedagang tembakau yang menjual
dagangannya ke Karawang.Di Karawang Embah Buya kemudian menikah
dengan wanita Karawang bernama Asten yang juga adalah murid Cimande Mbah
Main atau dikalangan warga Cimande (sebutan bagi murid Cimande) disebut Ibu
Asten. Embah Buyah menerima pendidikan penca Cimande dari Embah Main
yang mendirikan pusat pelatihan di kebun jeruk beliau di sebelah hilir, dimana
Embah Main memiliki 2 buah kebun jeruk satu di girang satunya di hilir.Sebutan
girang dan hilir merujuk pada posisi suatu tempat yang berada pada posisi di atas
dan di bawah.Jadi kebun jeruk hilir adalah menunjukkan letak kebun tersebut di
posisi lebih rendah dari kebun jeruk lainnya39
.
Embah Buyah kemudian melanjutkan pengembangan penca Cimande di
Lampung, pada tahun 1951 embah buyah resmi mendirikan membentuk strutur
39 Suharmin Tobri, “Sejarah TTKKDH” (kajian sejarah dan pendiri TTKKDH).p.8.
31
organisasi TTKKDH di simpang martapura lampung. Paguron Cimande Embah
Buyah di Lampung kemudian diberi nama Tjimande Tarikolot Kebon Djeruk
Hilir. Tampaknya Embah Buyah memberi nama paguronnya didasari tanda
bakti beliau kepada pendiri dan guru penca beliau, dimana pendiri penca
Cimande yaitu Embah Khaer mendapatkan ilmu silatnya di Kampung Tarikolot
dekat Sungai Cimande, kemudian penamaan Kebon Djeruk Hilir mengadopsi
nama tempat Embah Buyah menerima ilmu penca Cimande dari Embah Main,
gurunya. Tahun 1951 dibuatlah suatu aturan hukum yang sifatnya mengikat
kepada seluruh warga TTKKDH yang disebut pertalekan Cimande. Tujuannya
adalah sebagai pengarah tertulis bagi murid sekaligus penjaga nama baik bagi
TTKKDH itu sendiri. Pada tahun 1953, Embah Buyah kembali ke Kampung
Oteng dan mendirikan paguron TTKKDH di sana. Meski tidak diperoleh
informasi kapan Embah Buyah meninggal dunia, namun TTKKDH terus
berkembang sepeninggal beliau.Murid-muridnya meneruskan tradisi dan
paguron40
.
Dari uraian di atas, maka Tjimande Tari Kolot Kebon Djeruk Hilir secara
luas mempunyai pengertian dalam kehidupan selalulah berusaha mendapatkan
sesuatu dari pekerjaan yang halal, dan jika menghadapi suatu masalah selesaikan
dengan musyawarah atau meminta bimbingan kepada sesepuh atau orang yang
mengerti permasalahan tersebut serta seyogyanya untuk selalu bantu-membantu
(gotong royong) dalam melaksanakan kepentingan bersama. Pengertian di atas
menempatkan TTKKDH sebagai alat pemersatu dengan misi utama
40 Suharmin Tobri, “Sejarah TTKKDH” …p.10.
32
menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan yang merugikan individu maupun
masyarakat.
TTKKDH juga memiliki ciri khas lain yaitu adanya prinsip “jika
terpegang, kita memegang”. Paguron Cimande lainnya (disebut Cimande Girang)
memilki prinsip lain yaitu “bila terpegang menyerang”. Prinsip TTKKDH lainnya
adalah di setiap latihan selalu ada nyala lampu (pelita), ini dijadikan syarat
pelatihan yang juga mengikuti perbuatan Embah Khaer ketika ia pegi ke tepi
sungai Cimande. Oleh karena itu awal latihan Cimande bagi murid baru selalu
dimulai pada malam hari terutama Kamis malam.
D. Perkembangan Pencak Silat TTKKDH
Sejak didirikan pada tahun 1953, TTKKDH wilayah Kabupaten Lebak
terus mengalami perkembangan demikian pesat sampai saat ini. Kemudian
meskipun tidak ada kepastian tentang jumlah muridnya, namun sepanjang
pengamatan A. Yanto madtaris selaku ketua TTKKDH Warung gunung saat ini,
jumlah murid TTKKDH cenderung mengalami penambahan. Hal ini terjadi
karena TTKKDH memiliki pola perekrutan murid baru yang cukup unik yaitu
pada saat acara keceran sering ditampilkan atraksi berupa ibingan atau igelan
yaitu pergelaran tarian silat yang diiringi musik tradisional.Dan meskipun
sederhana, alat-alat musik yang terdiri dari gendang, terompet, dan gong mampu
memukau penonton ditambah atraksi tarung silat yang diperagakan jawara-jawara
TTKKDH.Dari kondisi ini kemudian menimbulkan daya tarik bagi penonton
yang belum menjadi warga TTKKDH. Sulit menghitung jumlah murid TTKKDH
33
karena disetiap desa sebagai wilayah ranting TTKKDH di Kabupaten Lebak
selalu ada beberapa keluarga TTKKDH yang artinya selain orang tuanya, anak-
anaknya juga menjadi murid TTKKDH. Tampaknya regerasi penurunan ilmu
Cimande versi TTKKDH terus berjalan sampai saat ini41
.
Dalam perkembangannya Cimande yang dulu diklaim sebagai milik etnis
Sunda (Jawa Barat dan Banten) kemudian menasionalisasikan diri dengan
melakukan persebaran ke hampir seluruh wilayah Indonesia.Mbah Buyah yang
menerima Cimande dari Mbah Main di Karawang melanjutkan pengembangan
dengan mendirikan TTKKDH justru di luar wilayah Jawa Barat dan Banten yaitu
di Lampung yang dikenal sebagai daerah orang-orang Melayu. Lebih jauh dari itu
pencak Cimande tidak hanya berada di Indonesia, mancanegara juga turut
mengembangkannya dengan memakai pelatih-pelatih dari aliran Cimande
Indonesia seperti Perguruan Pajajaran Nasional yang didirikan oleh Sidik
Sakabrata di Belanda atau Perguruan Pencak Silat Mande Muda yang didirikan
oleh Herman Suwanda di Amerika Serikat. ini mengindikasikan bahwa budaya
leluhur bangsa Indonesia tersebut diterima berbagai pihak dan berbagai
kalangan42
.
TTKKDH tidak pernah melakukan promosi khusus untuk menerima
murid baru, mereka para calon murid datang sendiri kemudian diperlihatkan
Talek Cimande dan diberikan pengarahan seperlunya tentang TTKKDH, setelah
itu keputusannya diserahkan kembali kepada mereka apakah tetap mau masuk
menjadi murid atau tidak.Biasanya setelah diberikan informasi mereka
41Suharmin Tobri, “Sejarah TTKKDH” …p.11. 42Suharmin Tobri, “Sejarah TTKKDH” …p.14.
34
menyatakan persetujuannya, lanjutnya. Ini berbeda dengan beberapa perguruan
silat lain yang melakukan promosi secara langsung untuk menerima murid baru,
misalnya perguruan Satria Nusantara. perguruan ini lebih mengarah kepada
teknik penyaluran dan pemanfaatan nafas terutama untuk pengobatan, tetapi
dimasukkan sebagai anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), yang secara
berkala melakukan promosi melalui berbagai media. Bagi TTKKDH calon murid
tidak perlu dipanggil, mereka akan datang sendiri untuk berlatih setelah
persayaratan disetujui. Jadi sifatnya adalah kesiapan calon murid diutamakan
sedangkan kesiapan pelatih selalu tersedia.Ini dimungkinkan sebab pelatihan
TTKKDH berlangsung di malam hari dimana biasanya jawara TTKKDH
melakukan aktiftas rutin di siang hari dan pada malam harinya mereka
beristirahat jika sedang tidak berlatih. Apalagi bila tiba malam Jumat (Kamis
malam) yang merupakan malam wajib latih bagi murid TTKKDH43
.
Adapun mengenai jumlah murid TTKKDH yang tercatat sampai dengan
tahun saat ini, A. Yanto madtaris menyebutkan mencapai sekitar 12500 orang. Ini
terjadi karena selain tersebar mereka rata-rata terdiri dari kaum keluarga,
meskipun beberapa diantaranya berasal dari lingkungan luar keluarga. Bukan
berarti tidak ada catatan tentang sang murid, sebab sebelum resmi menjadi murid,
calon murid diharuskan mengisi semacam formulir yang sebenarnya adalah
biodata. Tujuannya adalah untuk mengetahui data diri murid tersebut. Alasan
penggunaan biodata ini lebih bersifat informal yaitu untuk kebutuhan sang pelatih
sendiri bahwa dia telah mengajar murid tersebut. Bagi sang murid boidata
A Yanto Madtaris, sejarah TTKKDH,pencak silat ,”Kalo Promosi Kami Biaanya Cuma
Mengadakan Pertunjukan Tarung Silat”,( interview, Recording, Warung Gunung, 09-oktober-2014
35
tersebut dapat menjadi bukti bahwa dia juga warga TTKKDH yang mendapat
pengajaran dari gurunya tersebut.
E. Promosi Pencak Silat TTKKDH
Pencak silat ini memiliki perekrutan murid yang cukup unik, yaitu pada
saat acara perekrutan sering di adakan atraksi berupa igelan atau ibingan yaitu
pagelaran tarian silat yang di iringi music tradisional. Meskipun sederhana alat-
alat music yang terdiri dari Gendang, Terompet, Gong mampu memikat penonton
terleh lagi pagelaran ini di tambah dengan atraksi tarung silat yang di peragakan
oleh jawara-jawara pencak silat TTKKDH. Dari kondisi tersebut menimbulkan
daya tarik bagi penonton yang belum menjadei warga TTKKDH. TTKKDH tidak
pernah melakukan promosi khusus untuk menerima murid baru, mereka para
calon murid dating sendiri lalu di perlihatkan taleq Cimande dan di berikan
pengarhan seperlunya tentang TTKKDH, setelah itu keputusanya di berikan lagi
kepada mereka, apakah tetap mau masuk menjadi murid atau tidak44
.Jika mereka
mau masuk menjadi murid TTKKDH maka mereka harus mau mematuhi taleq
cimande jika tidak maka orang itu tidak akan di perkenankan masuk di perguruan
silat ini.
1. Taleq Cimande
Setiap perguruan silat mempunyai kode etik atau semacam hokum
perguruan yang wajib di patuhi oleh para muridnya yaitu yang di sebut Taleq,
taleq berarti bersumpahnya seseorang yang hendak masuk TTKKDH atau
A Yanto Madtaris, ”Kalo Untuk Menarik Minat Belajar Silat Biasanya Kami Mengadakan
Pertunjukan Tarung Silat”,( interview, Recording, Warung Gunung, 09-oktober-2014
36
pembai‟atan terhadap muurid bahwa akan mematuhi semua peraturan yang ada
dalam TTKKDH. Menurut suharmin tobri (sekjen TTKKDH), taleq pada masa
awalnya adalah sebagai media untuk memasarakatkan islam45
. Taleq atau kode
etik persilatan cimande sifatnya mengikat dimana setiap pelanggaran akan
mengakibatkan malapetaka bagi dirinya sendiri. Taleq cimande ini diberlakukan
kepada seluruh warga cimande dimanapun ia berada dan masih mengakui taleq
cimande yang merupakan pengisi dan pengekang hawa nafsu yang dapat
merugikan semua pihakat. Mengapa kata taleq yang di gunakan bukan taleq
TTKKDH tetapi taleq cimande karena hal ini merupakan penghormatan kepada
leluhur Cimande, karena silat TTKKDH merupakan turunan dari pencak silat
cimande. Tradisi taleq pada pencak silat TTKKDH yang sudah ada sejak nenek
moyang dan tidak bisa dihapus atau dihilangkan karena upacara tersebut adalah
suatu kebudayaan yang sangat kental di lingkungan pencak silat TTKJKDH.
Taleq ini berisikan kewajiban untuk patuh kepada perintah Allah SWT,
dan meninggalkan semua larangannya, dengan bercermin kepada akhlak nabi
Muhamad SAW, serta menunaikan salat lima waktu. Dengan demikian TTKKDH
mempunyai misi dakwah islam. Oleh karena itu bagi pemeluk agama lain menjadi
factor penghambat untuk menjadi murid TTKKDH, sekaligus member tanda
baahwa pencak silat TTKKDH berlatar agama islam46
.
2. Sitem budaya dalam TTKKDH
45 Suharmin Tobri, Pengertian Taleq, “Taleq Itu adalah Kode etik perguruan ”interview, serang
10-desember-2014
46Suharmin Tobri, Pengertian Taleq, “Kalo Ada Orang Non Islam Mau Masuk Ttkkdh Harus Islam
Dulu ”interview, serang 10-desember-2014
37
Pencak silat TTKKDH mempunyai sebuah peanata yang merupakan suatu
sistem norma khusus yaitu taleq, yang menata serangkaian tindakan dalam
kehidupan masyarakat TTKKDH, dalam hal ini pranata ataupun sistem budaya
dalam TTKKDH adalah pranata primer karena mengandung unsur-unsur yang
berkaitan dengan ketuhanan atau keyakinan penyembahan kepada yang suci
(ibadah) dan keykinan kepada nilai-nilai yang hakiki. Dalam hal ini pranata yang
ada dalam TTKKDH adalah tradisi taleq. Dengan demikian nilai-nilai dalam teleq
sulit berubah karena selain di dukung oleh masyarakatnya juga memuat usnsur-
unsur yang memiliki nilai luhur yang berkaitan dengan keyakinan masyarakat
sistem ataupun pranata dalam TTKKDH bersumber dari ajaran Al-qur‟an dan
hadist.
Pada ajaran yang terdapat dalam pertaleqan ini pada awalnya di gunakan
untuk menyampaikan ajran agama kepada orang yang ingin belajar pencak silat.
Ajaran tersebut berupa tentang konsep-konsep ketuhanan, nilai-nilai maupun
norma yang perlu di ketahui oleh masyarkat TTKKDH, maka pembukaan dalam
taleq ini adalah pembacaan dua kalimat Syahadat, karena ini merupakan sebuah
syarat untuk meemluk agama islam.
Pada tahapan selanjutnya, murid TTKKDH di arahkan kepada bagaimana
menjalankan ajaran agama seperti dalam pertaleqan para murid di tekankan agar
menjalankan solat lima waktu, dan menjalankan perintah agama lainya. Proses
transfer nilai ataupu dakwah ini di harapkan dapat di lakonkan dalam kehidupan
sehari-hari. Lakon agama ini di tekankan pada penguasaan sikap dan tingkah laku,
dalam hal ini harus baik akhlaknya dan budi pekerti luhur ini harus di wujudkan
38
dalam kehidupan bermasyarakat. Sistem budaya pada TTKKDH mempunyai
nilai-nilai dakwah yang pada dasarnya menajak untuk mengajak dalam
mengamalkan ajaran-ajaran agama islam.
BAB III
OBJEK PENELITIAN
Gambaran Umum Lokasi
A. Letak Geografis
Desa Baros merupakan satu dari Sembilan desa yang berda Kabupaten
Lebak provisi Banten Indonesia .Wilayah Desa Baros merupakan wilayah yang
secara administratif terletak di Kecamatan Warunggunung. Desar baros berjarak 2
Km dari kantor kecamatan dan 8 Km dari kabupaten Lebak. Desa baros
39
mempunyai luas wlayah 275 Ha , yang terdiri dari 2 RW dan 12 RT dengan
batas-batas wilayah :
Utara : Desa Pasir Jaksa Kabupaten Pandeglang
Selatan : Desa Pasirtangkil
Timur : Desa Sindangsari / Desa Cibuah
Barat : Desa Pasirtangkil
A. Penggunaan lahan
Pemukiman : 98 Ha
Perkantoran : 6 Ha
Pertanian : 5 Ha
Perkebunan : 10 Ha
Peternakan : 50 Ha
Fasilitas Umum : 7,5 Ha
B. Demografis Masyarakat Desa Baros
Jumlah penduduk Desa Baros adalah 3688 Jiwa, yang terdiri dari 1830
laki-laki dan 1858 yang terdiri dari 943 kepala keluarga.
1. Jumlah penduduk menurut agama
No Jenis Agama Jumlah pemeluk
1 Islam 3688
2 Kristen -
40
3 Hindu -
4 Budha -
Tabel 1 jumlah penduduk menurut agama
Tampak jelas pada tabel 1 bahwa seluruh masyarakat desa baros memeluk
agama islam. Islam di desa baros menganut madzhab ahlu sunnah wal zama’ah
yaitu satu kelompok atau golongan yang senantiasa komitmen mengikuti sunnah
Nabi SAW. Di desa baros sendiri terdapat
2. Jumlah Penduduk Menurut Usia
No. Jenis Kelamin Usia (tahun)
0-5 6-12 13-21 22-45 46 >
1 Laki-laki 95 355 844 370 166
2 Perempuan 112 359 861 376 150
Tabel 2 jumlah penduduk menurut usia
3. Jumlah Penduduk Menurut tingkat pendidikan
No Tingkat Pendidikan jumlah
1 Taman kanak-kanak (TK) 106
2 Sekolah Dasar (SD) 1412
3 Sekolah Menengah Pertama (SMP) 981
4 Sekolah Menengah Akhir (SMA) 524
5 Diploma 6
41
6 Sarjana 46
7 Pasca sarjana 5
Tabel 3 penduduk menurut tingkat pendidikan
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa jumlah penduduk yang
mengenyam pedidikan seekolah dasar lebih banyak di bandingkan pendidikan
lanjutan lainya, hal ini di nukan hanya di sebabkan oleh faktor ekonomi yang
kurang memadai akan tetapi hal ini di pengaruhi oleh kurang adarnya masyarakat
akan pentingnya pendidikan tinggi. Pada masyarakat baros ini anak yang sudah
lulus darisekolah dasar maupun menengah lain, biasanya akan bekerja ke ibu kota.
Tapi di sisi lain masyarakat yang mengenyam pendidikan tinggi
jumlahnya sudah lumayan banyakjuga . karena selain di dukung oleh aktor
ekonomi yang sudah memadai juga di dorong oleh kesadaran akan pentingnya
pendidikan, karena pendidikan bisa menaikan kualitas SDM.
\
4. Jumlah Penduduk Menurut Mata pencaharian
No Jenis Pekerjaan Jumlah
1 Pegawai negri Sipil (PNS) 80
2 TNI/POLRI 7
3 Dokter 2
4 Petani 162
42
5 Pengrajin 7
6 Peternak 7
7 Pedagang 215
8 Jasa lainya 4
Tabel 4 penduduk menurut mata pencaharian
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa penyebaran mata pencaharian
penduduk Desa Baros yang memiliki mayoritas mata pencaharian sebagai
pedagang dan petani, di sebabkan didesa baros ini merupakan tempat yang sangat
strategis untuk berdagang, karena desa ini merupakan jalan akses menuju
kabuten. Walaupun sebagian pedagang berjualan di pasar maupun di tempat
lainnya.
Selain pengaruh dari faktor pendidikan yang menyebabkan masyarakat
berprofesi di bidang informal seperti petani hal ini di dorong oleh ketersediaan
lahan garapan yang cukup luas. Masyarakat mempunyai sawh –sawah yang luas,
tapi letaknya bukan di desa baros, hal ini menunjang masyarakat untuk berprofesi
sebagai petani. Mereka yang berfprofesi sebagai PNS ataupun pekerjaan formal
lainnya memang berlatar belakang dari keluarga yang perekonomiannya cukup.
5. Administrasi Desa
Desa adalah suatu wilayah yang dikepalai oleh seorang kepala desa. Dalam
kegiatan sehari-harinya kepala desa dibantu oleh sekretaris desa, kaur, dan kasi-
kasi yang tercantum dalam organigram, serta secara kemitraan dibantu oleh Badan
Permusyawaratan Desa (BPD). Selain itu secara administrasi pemerintahan,
43
kepala desa dibantu oleh ketua rukun tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW).
Adapun jumlah RW di Desa Baros ada 2 (dua) sedangkan jumlah RT ada 12 (dua
belas).
a. Lembaga pemerintahan
Pemerintah desa
Jumlah aparat : 7 orang
Jumlah RW : 2 orang
Jumlah RT : 12 orang
Badan perwakilan desa
Jumlah anggota : 13 orang
b. Lembaga Kemasyarakatan
No. Nama Organisasi Jumlah Unit
1. PKK/ Organisasi perempuan 1
2. Organisasi Pemuda 1
3. LPM/BKM 1
4. Kelompok Gotong Royong -
5. Organisasi Profesi 1
c. Lembaga ekonomi
No. Jenis usaha/industry Jumlah Unit
1. Industri kerajinan 3
2. Industri Pakaian -
44
3. Industri Alat Rumah Tangga 1
4. Industri bahan bangunan 2
5. Warung kelontong 75
6. Jasa Angkutan 8
7. Pedagang Pengumpul 2
8. Usaha peternakan 4
9. Usaha perkebunan 2
d. Lembaga Pendidikan
No. Jenis Sekolah Jumlah Unit
1. TK 5
2. SD 3
3. SMP 2
4. SMA 1
5. Universitas -
6. pesantren 3
C. Kesti TTKKDH Kab. Lebak
45
Kesti TTKKDH Kabupaten Lebak terletak Kp. Sanian Desa Baros
kecamatan Warung Gunung kabupaten Lebak. Kesti TTKKDH di lokasi ini
merupakan (DPW) atau Dewan Pimpinan Wilayah untuk Kabupaten Lebak atau
induk organisasi semua Ranting ataupun padepokan-padepokan maupun tempat
pelatihan silat yang terdapat di desa-desa maupun di kampung-kampung di
kabupaten Lebak. Kesti TTKKDH Kabupaten lebak di Ketuai oleh Ahmad
Yanto Madtaris yaitu keturunan dari Abah madtaris yang merupakan perintis
TTKKDH di Banten tahun 1951.
Di rumah bapak A. Yanto Madtaris ini merupakn sekertariat dari
TTKKDH yang merupakan induk organisasi dari TTKKDH Kab. Lebak. di
Lokasi yang terletak di Des Baros Kecamatan Warung Gunung ini sering di
laksanakan perekrutan murid dan pelatihan silat TTKKDH setiap malam jum‟at,
banyak orang berdatangan baik dari Desa Baros maupun dari luar Desa, mereka
berlatih silat TTKKDH ke tempat ini. Selain itu di sini juga sering di adakan
acara keceran setiap setahun sekali yaitu di adakan setiap bulan maulid, pada
setiap acara keceran di lokasi ini banyak di datangi oleh para murid TTKKDH di
seluruh banten A. Yanto menyebutkan pada setiap momen keceran biasanya
peserta mencapai Ribuan orang yang datang. Keceran merupakan momen wajib
yang harus di ikuti oleh para murid Tjimande setap setahun sekali.
1. Landasan Dasar TTKKDH
46
Sebagai pengokoh persatuan , maka pencak silat TTKKDH mempunyai
landasan dasar, tujuan dasar organisasi. Adapun dasar perguruan pencak silat
TTKKDH adalah sebagai berikut :
a) Al- Qur‟an dan Hadis.
Pencak silat TTKKDH adalah berlandaskan Al-Qur‟an dan hadis hal ini
terlihat dari nilai-nilai ajakan di dalamnya yaitu mengajarkan insan
pencak silat TTKKDH untuk mentaati dan melaksanakan apa yang di
perintahkan oleh Allah dan rosulnya serta menjauhi larangan-larangan
Allah SWT. Karena tujuan hidup manusia hanayalah mendapat
keridoannya, oleh karena itu kita harus mengabdikan diri kepada Allah
sebagai kunci utama ajaran islam dan pedoman untuk mencapai keridoan
Allah SWT adalah Al-Qur‟an dan Hadis47
.
b) Panca Sila & UUD 1945
Sebagai warga Negara yang baik tentu kita harus mengikuti
landasaran dasar Negara kita yaitu panca sila dan mentaati hokum-hukum
yang berlaku. Poin untuk mentaai pemerintah tertulis dalam poin talek,
maka jelaslah TTKKDH itu berlandaskan Panca Sila & UUD 1945.
Di dalam pertaleqan TTKKDH juga di ajarkan untuk taan kepada
pemerintah oleh karena itu TTKKDH berlandaskanpanca sila dan UUD48
.
c) AD/ART TTKKDH
47
AD/ART TTKKDH tahun 2005 48
48
AD/ART TTKKDH tahun 2005
47
Sebagai sebuah organisasi TTKKDH mempunyai aturan-aturan yang
di peruntukan untuk para anggotanya. AD/ART mengatur jalanya roda
organisasi pencak silat TTKKDH.
BAB IV
Nilai Dakwah Dalam Pencak Silat TTKKDH
Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, berbeda
dengan yang menciptakannya. Pencipta manusia bisa hidup dengan
48
kesendiriannya tanpa membutuhkan mahluk apapun. Manusia membutuhkan
interaksi dengan mahluk-mahluk ciptaan tuhan yang lainnya. Inovasi-inovasi
media teknologi komunikasi, semakin canggih dan semakin unik untuk digunakan
dalam berinteraksi. Inovasi-inovasi dalam saran tekhnologi semakin berkembang
dengan pesat dan hinggga akhirnya menyebabkan terkikisnya budaya-budaya
local yang ada di negri ini, budaya-budaya akan hilang disa‟at generasi-generasi
bangsa ini tidak diberi atau ditanamkan nilai-nilai budaya oleh orang terdahulu,
hingga akhirnya peminat dari budaya tersebut hilang perlahan-lahan. Seperti
halnya dengan pancak silat.
Pada saat ini khususnya generasi muda lebih memilih budaya atau
kebudayaan yang datang dari luar, denga demikian pesatnya teknologi seakan
kaum muda terbuay oleh hal-hal yang baru tersebut sehingga berdampak pada
hilangnya jati diri sebagai seorang muslim , yang seharusnya memiliki sifat yang
untuk berbuat baik dan mengajak muslim lainya untuk berbuat kebaikan dalam hal
ini berdakwah. Dakwah merupakan sesuatu yang dianjurakan oleh Allah SWT
kepada setiap umat muslim, sebagaimana dalam firmannya pada Al-Qur‟an surat
Al- Imran ayat 104;
Artinya :
49
Dan hendaklah ada diantarakamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar;
merekalah orang-orang yang beruntung ( Q.S. Al-Imran ayat; 104)49
..
Melalui ayat tersebut di atas Allah SWT memerintahkan umat islam agar
diantara mereka ada sekelompok orang yang bergerak dalam bidang dakwah yang
selalu memberi peringatan apabila nampak gejala-gejala perpecahan dan
pelanggaran terhadap ajaran agama, dengan jalan mengajak dan menyeru manusia
untuk melakukan kebajikan, menyuruh kepada ma‟ruf dan mencegah yang
mungkar. Cara yang ditempuh dengan cara menyadarkan manusia bahwa
perbuatan-perbuatan yang baik itu akan mendatangkan keuntungan dan
kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Begitu juga sebaliknya, bahwa
kemungkaran dan kejahatan itu akan selalu menimbulkan kerugian dan
kemudhorotan, baik bagi pelakunya maupun orang lain. Tujuan dakwah tidak
dapat tercapai hanya dengan anjuran melakukan kebaikan saja tanpa dibarengi
dengan sifat-sifat keutamaan dan menghilangkan sifat-sifat buruk dan jahat. Agar
tujuan dakwah dapat tercapai dengan baik maka umat Islam harus mengetahui
persyaratan dan taktik perjuangan untuk mencapainya. Kemenangan tidak dapat
tercapai tanpa kekuatan, kekuatan tidak akan terwujud tanpa persatuan. Persatuan
dan kesatuan tidak dapat diraih kecuali diimbangi dengan sifat-sifat utama. Sifat
inipun tidak akan terpelihara tanpa terjaganya agama. Akhirnya, agama tidak
mungkin terjaga tanpa adanya dakwah. Dari sinilah dapat dimengerti apabila
Allah mewajibkan umat Islam untuk melakukan dan menggiatkan dakwah agar
49
Tim Penulis FUD, “Materi Ujian Khusus Tahun Akademik 2009-2010, Fakultas
Ushuluddin Dakwah dan Adab IAIN “SMH” Banten”. (Serang, FUD PRES 2009),.p,.59.
50
agama yang mereka anut dapat berkembang dengan baik dan sempurna, sehingga
misi agama “ memberikan rahmat bagi seluruh alam” dapat tercapai. Tanpa
adanya dakwah, agama tidak mungkin dapat berkembang.Dalam berdakwah kita
harus memiliki berbagai macam metode-metode dalam menyampaikan ajaran
agama, agar ajaran tersebut dapat di terima dengan ikhlas maka harus di
sampaikan dengan cara yang bijaksana. Seperti halnya islamisasi di pulau jawa
pada zaman wali sanga itu tidak terlepas dari kebudayaan yang di sukai oleh
masyarakat pada masa itu.
Pada keterangan di atas dijelaskan bahwa harus ada sekelompok orang yag
menyerukan dakwah dan memberikan peringatan terhadap orang-orang yang
menyimpang disin pencak silat TTKKDH menyerukan hal itu. Pancak silat
TTKKDH merupakan salah satu budaya yang memiliki keunikan yang seharusnya
dilestarikan dan diperhatikan. Dalam pancak silat TTKKDH mengandung Nilai-
nilai dakwah, nilai-nilai dakwah yang terkandung dalam pancak silat TTKKDH
tidak hanya dilakukan untuk para anggotanya saja akan tapi kepada masyarakat
luas, mengingat bahwa dakwah merupakan seruan atau ajakan kebaikan bagi umat
manusia. Dengan begitu seni pancak silat TTKKDH setiap satu bulan sekali
mengadakan pengajian ta‟lim serta dzikir akbar dan bukan hanya itu pada hari
besar islam pun mengadakan acara yang berkaitan dengan hari besar islam.
A. Penyelanggaraan Tradisi perekrutan Murid TTKKDH
Pada pencak silat TTKKDH memiliki cara tersendiri dalam perekrutan
muridnya yaitu calon anggota sebelum menjadi anggota pencak silat TTKKDH
51
harus menempuh beberapa tahapan yang tujuanya untuk membentuk karakter dan
menanamkan nilai-nilai agama islam kepada setiap anggotqa anggota dalam
kehidupannya seperti yang diungkapkan oleh
A. Yanto Madtarsis Ketua Umum TTKKDH Kabupaten Warung gunung
Lebak Banten.
“Bahwa ketika kita ingin masuk atau menjadi anggota ingin belajar
Pancak Silat Cimande awal mulanya harus mengikuti beberapa tahapan
yang harus dilalui. Contohnya maneh ki ! Lamun rek belajar silat
Cimande maneh kudu ngalaksanakeun jeng diwajibken ngilu prosesna
samemeh belajar, nu kahiji maneh sanjan agamana islam geh te
sambarangan, nya kudu di taleq heula ngucapken dua kalimah syahadat
“Assyhadu alla ilaha illalloh wa asyhadu anna Muhamaddurrossulluloh,
tujuana selain neguhkeun sumpah, oge kanggo syi’ar agama islam karena
jalmi di luar islamah teu kenging kecuali manehna daek maca dua kalimat
syahaddat tur asup agama islam 50
”.
Sama halnya dengan sekjen pengurus pusat TTKKDH Pak. H.M.A
Suharmin Tobri mengungkapkan :
“Pada saat dia masuk ada ritual2 sebelumnya kita Tanya, kamu mau
masuk pencak silat ini atas paksaan orang lain atau kemauan sendiri,
sudah izin orang tua ? ikhlas masuknya? Sesudah dia bersedia baru di
taleq dulu. Kemudian bersumpah : demi Allah dan bersumpah akan
mentaati taleq. Terakhir membaa Al-fatihah setelah itu di urut dan di situ
50
A. Yanto Madtaris “ Proses Penerimaan Murid TTKKDH”, interview, Recording,
Serang 24-januari-2015
52
penanaman nilai-nilai dakwah. Orang di luar islam tidak boleh masuk
silat cimande kecuali dia mau masuk islam. Maknanya dalam dari
cimande ini kalo di pake bener-bener ajaran taleqna maka bakal jadi
orang yang baik51
.
Dari hasil wawancara di atas, jika ada orang yang hendak belajar silat atau
ingin masuk menjadi anggota pencak silat TTKKDH ini maka harus di membaca
dua kalimat syahadat dan di sumpah terlebih dahulu oleh guru maupun ketua
TTKKDH setempat, dan murid harus bersumpah. Sumpah taleq ini merupakan
pernyataan yang di ucapkan secara resmi dengan bersaksi kepada tuhan atau ke
pada sesuatu yang dianggap suci pernyataan di sertai dengan tekad melakukan
sesuatu untuk menguatkan kebenaranya dan berani menderita, ketika pernyataan
tersebut tidak benar.
Dalam pertaleqan seorang murid harus membaca Syahadat, karena hal ini
merupakan makna kesungguhan dalam sumpah seorang murid, berarti dia
bersedia menerima akibat dan ressiko apapun dalam mengamalkan sumpahnya
tersebut. Artinya, seorang murid itu siap dan bertanggung jawab dalam tegaknya
ajaran islam.sumpah merupakan memberikan bobot kebenaran terhadap apa yang
di nyaratakan-Nya, karena hal yang dinyatakan-Nya itu tidak main-main
melainkan keluar dari lubuk hati yang paling dalam. orang yang membaca
syahadat merasakan bahwa dirinya sedang berjanji di hadapan Allah, apabila janji
ini di langgar maka dirinya akan merasa berhianat kepada Allah. Jadi syahadat
merupakan pernyataan, sumpah, dan janji. Selain itu juga orang yang bukan
51
H.M. A. Suharmin Tobri, “ Proses Penerimaan Murid TTKKDH”, interview, Recording,
Serang 30-januari-2015
53
beragama islam tidak boleh masuk kecuali islam dulu dan mau membaca dua
kalimat syahadat.
Dalam perteleq seorang murid juga diharuskan berikrar bahwa akan
mentaati butir butir pertaleqan yang isinya menyeru kepada kebaikan, adapun
tujuan dari ikrar ini, merupakan pernyataan seorang murid mengenai apa yang di
yakininya maka para murid berikra akan mematuhi isi pada butir-butir taleq yang
ajarannya bersumber dari
Al- Qur‟an dan Hadis.
Adapun isi dari poin-poin taleq tersebut adalah :
1) Harus taat kepada Allah dan Rasul-Nya
2) Jangan melawan kepada ibu dan bapak serta orang yang sudah tua.
3) Jangan melawan kepada guru dan ratu (pemerintah).
4) Jangan judi dan mencuri.
5) Jangan ria takabur dan sombong.
6) Jangan berbuat zina.
7) Jangan bohong dan licik.
8) Jangan mabuk-mabukan dan menghisap madat.
9) Jangan jahil, menganiaya sesama makhluk Tuhan.
10) Jangan memetik tanpa izin mengambil tanpa minta.
11) Jangan suka iri hati dan dengki.
12) Jangan suka tidak membayar hutang.
13) Harus sopan santun, rendah hati,ramah tamah dan saling menghargai sesama
manusia.
54
Setelah para calon murid ini di taleq atau di sumpah maka harus menjalani
ritual atau upacara. Pelaksanaan upacara yang berkaitan dengan aktifitas dalam
kehidupan manusia merupakan wujud pengakuan manusia akan keterbatasannya
yang ditempuh melalui ungkapan rasa syukur atau adanya harapan-harapan
tertentu dengan cara berdoa. Dalam upacara sering digunakan simbol-simbol
tertentu yang disesuaikan dengan latar belakang budaya masyarakat
pendukungnya.
Menurut Dalam pertalekan Cimande ada 2 ketentuan yang menjadi syarat bagi
warga Cimande untuk melakukan upacara. Ketentuan tersebut tertulis pada poin
11 yang berbunyi : “harus ingat kepada leluhur yang merintis dan menciptakan
silat Cimande”, dan poin 14 yang berbunyi : “harus ingat kewajiban bagi seluruh
siswa Cimande yaitu bahwa setiap malam Jumat (Kamis malam) diwajibkan
melaksanakan acara selamatan dan urutan (mengurut kedua lengan) tanpa batas
waktu. Juga apabila telah sampai 7 Jumat sejak dari awal menjadi warga
Cimande, harus melaksanakan acara syukuran52
.
A. Yanto Madtaris menjelaskan bahwa setelah para calon murid di taleq maka
ada ritual ataupun upacara lain yaitu menyediakan beberapa bahan antara
lain”Ruajakan nu di campur 7 macam buah-buahan, kopi manis,kopi pait, teh
manis, teh pait, cai putih, air perasan asam jawa, susu. Rokok 7 macem.
Kembang 7 rupa. bahan-bahan ieu mangrupakeu symbol tina-symbol tina
duduluran urang. Bahan- bahan makanan dan minuman dapat dimakan dan
52
A. Yanto Madtaris , “ritual kelengkapan adanya di pertaleqan no 11 dan 14”interview, lebak 24-
januari-2015.
55
minum bersama.Kemudian untuk tidak memberatkan maka pengadaan
perlengkapan tersebut disesuaikan dengan kondisi keuangan sang murid/calon
murid53
.
Setelah bahan-bahan terkumpul maka hal yang harus di jalankan yaitu
Tawassul. A. yanto menjelaskan; “ Saentos di taleq salajengna urang hadorotan
sareng atawa tawassula ka nabi muhamad, ka para sahabat, ka para aulia, ka
para sultan jeung ka para sepuh Cimande nya tujuannya untuk mendo’akan dan
mengingat para sepuh, supaya berkah”.
Pak Yanto juga mengungkapkan bahwa dalam perguruan pancak silat
TTKKDH ”Kita juga ada hadorot yang di khususkan kepada ”Rosul Allah, Para
Sahabat, Para Ulama, Seykh Aabdul Kodir, Sultan Banten, Sepuh Cimande
(Mbah Khaer, Mbah Umar,Mbah Ocod, Mbah Buyah, dan lain Sebagainya).
Darisitu orang tua masing-masing yang sudah meninggal”. Dijelaskan, pada
dasarnya hadorot merupakan bentuk rasa hormat kepada yang telah meninggal
dunia terutama kepada Rosul Allah dan tawasul juga bertujuan mendo’akan
kepada yang sudah tiada54
.
Membaca hadoroh dan tawassul merupakan hal yang harus di lakukan.
Dalam ritual hal yang di lakukan addalah membaca hadorot kepada nabi
muhamad SAW, para sahabat, para aulia dan para ruh orang tua yang sudah
meninggal. Sedangkan kata hadoroh tersebut menjadi laqob ta‟dzim sehingga
terbentuk kata hadorotunn yang artinya yang mulia atau yang terhormat, dari
53
A. Yanto madtaris, “ Kelengkapan Ritual”, interview, Recording, Serang 24-januari-
2015 54
A. Yanto madtaris, “ Proses Ritual”, interview, Recording, Serang 24-januari-2015
56
pengertian tersebut kita dapat mendengarkan kata (Ila hadorotinn nabiyyil mustofa
…dst) berarti mempersembahkan kepada yang mulia ataupun yang terhormat
yang sudah meninggal, lafadz hadoroh tersebut bisa di gunakan saat kita akan
mendo‟akan orang yang sudah meninggal. Sedangkan tawassul adalah mengambil
sarana atau wasilah kepada rosul serta para sahabatnya dan para aulia agar
do‟anya dapat segera di kabulkan.
Adapun proses tawassul adalah :
1 Sekapur siri dari tuan rumah atau orang yang dituakan.
2 Pemberian sambutan yang berisi riwayat TTKKDH dan wejangan atau
nasehat lainnya
3 Tawassul yaitu mengirimkan amaliah Surah Alfatihah masing-masing
kepada para sahabat Nabi Muhammad S.A.W., para wali Allah, para
ulama, keluarga kesultanan Banten dan para leluhur TTKKDH serta
kepada para orang tua yang telah meninggal dunia.
4 Khadarat mengirimkan doa bagi leluhur dan orang tua masing-masing.
5 Kiriman Salawat kepada Nabi Muhammad S.A.W.
6 Pembacaan surah-surah pendek seperti Al Ikhlas, Al Falaq, Annas, Al
Fatihah, Al Baqarah (ayat 1- 10), Ayat Kursi, Ayat-ayat terakhir Surah Al
Baqarah, tambahan ayat lainnya,
57
7 Bacaan-bacaan dzikir seperti lailaha Ilalloh,istigfar, sahadat (ini dilakukan
berulang-ulang) lalu dilanjutkan dengan 2 kalimat sahadat dan diakhiri
dengan doa.
Sesudah acara di atas dilaksanakan, dilanjutkan dengan santapan bersama
kopi manis dan kopi pahit di minum oleh calon murid secara bersama-sama
sebagai wujud rasa syukur kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan. Dari
bahan-bahan kelengkapan ritual merupakan sebuah symbol dari persaudaraan,
mengkosumsi bahan-bahan tersebut makan bermakna antara sesame murid
cimande sudah bersaudara sepertaleqan.
Setelah beristirahat sejenak dilanjutkan lagi dengan urutan (jika ada murid
baru maka dia didahulukan) yaitu mengurut kedua lengan dengan air kembang
yang di campur air dan minyak khusus cimande . Seperti yang di ungkapkan oleh
A. Yanto Madtaris.
“Setelah selesai ritual maka setelah itu di pegang oleh perguruan yaitu di urut
atau di palet tangannya di pukulin pake tangan pelatih itu pake minyak khusus
yang dibuat perguruan yaitu balur cimande dengan dicampur kembang tujuh
rupa, minyak wang. Menurut sesepuh tujuannya agar pori-pori bekembang dan
sui minyak urut ini masuk ke dalam konon katanya kalo nanti sampai 7 jum’at
minimal tangannya bakal keras dan licin seperti belut. di pukulin sampai
bengkak55
”.
55
A. Yanto madtaris, “ Proses Ritual”, interview, Recording, Serang 24-januari-2015
58
Apa yang diungkapkan oleh Pak. Sarmani setelah melakukan berbagai
macam ritual dilanjut dengan kegiatan-kegiatan mulai dari tangan kita dipegang
dan diurut sampai dipukul pun memiliki makna sebagi mana yang di ungkapkan
oleh salah stu pelatih Kesti TTKKDH Kab. Lebak
“Digebug leungeuna atawa di urut eta mangrupakeun palajaran bagi murid
nyaeta supaya manehna ngarasakeun nyeri di gebug maka ulah sok ngagebug
batur56
”.
Adapun yang melakukan pengurutan adalah para senior dengan ketentuan
sipengurut harus menguasai bacaan-bacaan tertentu (dirahasiakan) sebelum
mengurut. Sementara pengurutan berlangsung, murid lainnya yang menanti giliran
diurut melakukan latihan yang disebut buka kelid yaitu latihan tarung berpasangan
menggunakan jurus-jurus yang diajarkan. Pada kesempatan ini pula murid baru
mulai diajarkan jurus-jurus Cimande oleh pelatih atau seniornya.
Hal yang paling disenangi oleh murid TTKKDH pada ritual pengurutan
ini dan latihan pengembangan jurus, dan bagi murid baru pengurutan memberi
kesan tersendiri semacam “derita kebahagiaan”.karena para murid pada saat di
urut merasakan sakit, maka setelah selaesai pengurutan para murid merasakan
kebahagiaan.
56
A. Yanto madtaris, “ Tujuan Di Urut Kedua Lengan”, interview, Recording, Serang 24-
januari-2015
59
B. Nilai-Nilai Dalam Tradisi Taleq dan Ritual
Kegiatan tradisi merupakan pewarisan serangkaian kebiasaan dan nilainilai
yang diwariskan dari suatu generasi kepada generasi berikutnya. Nilai-nilai yang
diwariskan berupa nilai-nilai yang oleh masyarakat pendukungnya masih
dianggap baik dan relevan dengan kebutuhan kelompok. Dalam tradisi perekrutan
murid ini dapat dipakai untuk mengukuhkan nilai-nilai dan keyakinan yang
berlaku dalam masyarakat. Oleh karenaitu, tradisi pertaleqan merupakan salah
satu upacara perekrutan murid yang sangat diperhatikan dalam rangka
menanamkan nilai-nilai islam.
Dalam taleq mengandung nilai-nilai sebagai berikut :
1. Nilai Tauhid
Dalam pertaleqan seorang murid atau calon murid harus membaca dua
kalimat syahadat. Pembacaan ini merupakan sebuah keharusan bagi calon murid.
Pembacaan dua kalimat Syahadat pada intinya adalah seorang hamba mengakui
dengan lisan dan hatinya bahwa tidak ada ma‟bud (sesembahan) yang benar
kecuali Allah „azza wa jalla. Karena ilah bermakna ma‟luh (sesembahan),
sedangkan kata ta‟alluh bermakna ta‟abbud (beribadah). Di dalam kalimat ini
terkandung penafian dan penetapan. Penafian terdapat pada ungkapan laa ilaha,
Sedangkan penetapan terdapat pada ungkapan illallah. Sehingga makna kalimat
ini adalah pengakuan dengan lisan setelah keimanan di dalam hati bahwa tidak
ada sesembahan yang benar selain Allah SWT dan konsekuensinya adalah
60
memurnikan ibadah kepada Allah semata dan menolak segala bentuk ibadah
kepada selain-Nya.
Inilah pokok dan intisari dari ajaran Islam dan misi dakwah seluruh nabi dan
rasul. Ini pula yang terkandung dalam kalimat yang senantiasa kita baca di dalam
sholat Iyyaka na‟budu wa Iyyaka nasta‟in; “Hanya kepada-Mu kami beribadah
dan Hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan.” Ini pula yang menjadi muatan
utama Kitab Suci al-Qur‟an yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad
shallallahu „alaihi wa sallam.
Dalam pertaleqan pembacaan syahdadat juga merupakan sebuah pernyataan
kesungguhan akan menjalankan taleq karena di lihat dari pengertianya
sebagaimana yang di ungkapkan oleh A. Yanto madtarsis (ketua Kesti TTKKDH
Kab. Lebak)
“Talek adalah sumpah kesetiaan seorang murid terhadap perguruan agar mereka
tidak berbuat semaunya sendiri”, ketika sudah menjadi anggota pancak silat
TTKKDH, yang pada dasar aturan tersebut bersumber dari ajaran Al- Qur’an
dan hadis. “Cimande dahulu di gunakan oleh leluhur pencak silat ini untuk
memasyarakatkan islam57
.
Dari aturan-aturan yang terdapat dalam pertaleqan merupakan sebuah ajakan
untuk menyembah Allah SAW, dan mentaati apa yang di perintahkanya seperti
dalam pertaleqan poin pertama yaitu seorang murid bersumpah tidak akan
meninggalkan solat 5 waktu dan Rukun Islam lainya. Juga berjanji akan
menjalaankan apa yang di perintahkan oleh Allah dan Rosulnya.
57
A. Yanto madtaris, “ Taleq”, interview, Recording, Serang 24-januari-2015
61
Dari uraian di atas jelaslah bahwa pembacaan syahadat ini merupakan kalimat
tauhid merupakan sebuah pengakuan atas ke Esaan Allah. Syahadat merupakan
pondasi dasar dai rukun islam lainya.
2. Media Dakwah dan Nilai Ketawadduan
Pada tradisi pertaleqan silat TTKKDH mengandung unsur-unsur dakwah
terlihat dari butir-butir pertaleqan yang menekankan para murid untuk selalu
bertaqwa kepada Allah. Jika di lihat daari sisi historinya taleq ini memang di
gunakan sebagai media untuk menyampaikan ajaran islam. Sebagai sebua produk
kebudayaan silat TTKKDH memiliki sebuah sistem budaya yang mengatur
masyarakatt budaya. Sistem budaya ini di jadikan sebagai sebuah proses transfer
nilai-nilai keislaman, karena sistem budaya di jadikan pedoman hidup maka
aturan-aturan yang ada di dalamnya tidak akan di tinggalkan karena hal ini sudah
di tekankan melalui sumpah.
Di ikrarkan dalam pertaleqan bahwa setelah para murid mahir pencak silat
dia tidak boleh sombong karena belajar silat tujuanya untuk membela diri, juga
tidak boleh menghina permainan silat orang lain. Silat Cimande mengajarkan
muridnya untuk handap asor (rendah hati).
3. Nilai ukuwah islamiyah
Kelengkapan seperti kopi manis dan kopi pahit itu merupakan sebuah
simbol yang memiliki nilai-nilai ukuwah islamiyah yang sangat besar
pengaruhnya dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, mulai dari lambang kopi
pait kop manis, memiliki makna yang cukup luar biasa, yaitu untuk saling
62
menjaga agar ketika kawan seperguruan memiliki musibah maka kita juga harus
merasakan kesedihannya dan membantunya begitupun sebaliknya. Dilanjut
dengan makna dari berbagai macam roko yang memiliki makna agar kita selalu
bersyukur terhadap sang pemberi rizki, sang penguasa alam beserta isinya.
Dari ritual ritual pengurutanpun mempunyai makna bagi murid yaitu
menanamkan rasa rendah hati dan mengajarkan ketika sudah mahir pencak silat
TTKKDH jangan di gunakan untuk menganiyaya orang lain karena itu bisa
membuat orang lain menderita.
“Di dalam butir terkhir pada pertaleqn maka segla sesuatunya di luar tanggung
jawab peruruan tapi apabila ada yang melanggar taleq ini akan berakibat pada
diri sendiri karena dia sudah bersumpah, maka penanamannya tersebut
dilaksanakan pada awalmula murid masuk perguruan silat cimande”.
Di dalam pancake silat TTKKDH memiliki peraturan-peraturan yang sangat
positif baik itu untuk kesehatan jasmani dan rohani juga untuk kebutuhan hidup
sehari-hari bahwa kita sebagai mahluk social yang tidak bisa hidup dengan
kesendiriannya, beda halnya dengan sang pencipta yang bisa hidup dengan
kesendiriannya yang tidak membutuhkan mahluk apapun. Dalam peraturan
tersebut seperti tidak dibolehkannya minum-minuman beralkohol yang sejenisnya,
obat-obatan terlarang seperti sabu-sabu, narkoba lain sejenisnya, mengambil
bukan hak milik kita seperti mengambil harta anak yatim dan sejenisnya, dan
peraturan-preaturan lain yang merugikan orang lain dan dirinya sendiri.
Selain itu ada peraturan khusus yang kedua nara sumber sama dalam
pengungkapanya yang sering diulang-ulang beberapa kali yaitu tentang
63
diharmkannya menikahi mantan istri kawan seperguruan seperti yang
diungkapkan oleh : Pak A. Yanto Madtaris
“Bahwa yang namanya bekas istri kawan se perguruang tidak boleh dinikahi
kecuali ada perizinan atau sudah musyawarah dengan kawan seperguruan atau
mantan istrinya tersebut58
.
Pak M.A Suharmin Tobri
“Bekas istri kawan tidak boleh di tikah oleh kawan sendiri kecuali ada
musyawarah sebelumnya itu merupakan peraturan yang maknanya menjaga
ukuwah islamiyah59
.
Dalam peraturan-peraturan tersebut kedua narasumber mengungkapkan
bahwa manusia mempunyai sifat khilaf maka agar tali persaudaraan tetap terjaga
maka di buatlah aturan tersebut. Di dalam islam dalam menjaga tali persaudaraan
itu sangat di anjurkan sekali.
Tingkah laku di dalam pembicaraan dan tingkah laku jangan sewenang-wengang
harus saling menghargai. Manusia harus memanusiakan manusia maka dia
bukan manusia. kalo orang cimande itu di pakai ajarannya isyaallah amanwong
nagmbil daun orang lain ajja ga boleh meskipun itu di pakai buat soloat, ajaran
ci mande itu ajaran tasawuf. Bahkan kata orang bogor cirri iman anu hade
orang cimande itu harus saling menghargai. Cimande adalah cirri iman anu
hade”.
58
A. Yanto madtaris, “ Peraturan Perguruan”, interview, Recording, Serang 24-januari-
2015
59
M.A. Suharmin Tobri, “ Proses Ritual”, interview, Recording, Serang 30-januari-2015
64
Dari uraian di atas jelaslah bahwa makna dari kelengkapan ritual
merupakan sebuah simbol dari menjaga tali persaudaraan antara sesama murid.
Selaku insan pencak silat cimande harus menjaga dan tolong menolong. Bahkan
bekas istri kawan tidak boleh di tikah oleh kawan seperguruan hal itu merupakan
sebuah cara untuk menjaga tali persaudaraan.
4. Nilai Keutamaan Dzikrullah (Mengingat kepada Allah SWT)
Dari ritual-ritual TTKKDH salah satunya adalah memembaca kalimat-
kalimat dzikir sebagai rasa syukur kepada Allah dan agarAgar lebih bisa ingat
pada Allah ditengah hiruk pikuk kesibukan yang selalu digeluti manusia.
Dzikrullahsebagai jalan untuk mensucikan dan mendekatkan diri kepada Sang
Khaliquntukmengingat bahwa akhir dari sebuah kehidupan tentu adalah kematian
dan siapapun tidak bisa melewatinya sehingga dapat mengingatkan untuk selalu
mempersiapkan bekal sebelum kedatangan ajal. Sebaik-baik bekal adalah selalu
menjalankan amal ketaatan (menjalankan kewajiban-Nya dan menjauhi larangan-
Nya) dan mengerjakan amal kebaikan (amal sholeh).
Dengan ingat kepada Allah dan selaluberlindung pada-Nya kita akan
mendapat kekuatan ekstra menghadapiberbagai halangan dan rintangan yang
datang menghadang baik didunia maupun diakhirat. Orang yang selalu ingat pada
Allah akan mendapat kemudahan dalam mengatasi berbagai halangan dan
rintangan yang datang menghadang. Hal tersebut terjadi karena Allah selalu ingat
dan memperhatikan keadaan orang yang selalu ingat pada-Nya, Dia selalu siap
memberi pertolongan kepada orang yang selalu ingat pada-Nya.
65
Dengan berkumpul bersama-sama dalam acara ritual dengan
melantunkan kalimat-kalimat Thoyyibah maka akan menyadarkan dan
mengingatkan bahwa semua yang ada didunia ini semata-mata atas milik dan
kehendak Allah SWT,sehinggadapat mengingatkan untuk selalu mempersiapkan
bekal sebelum kedatangan ajal. Sebaik-baik bekal adalah selalu menjalankan amal
ketaatan (menjalankan kewajibanNya dan menjauhi laranganNya) dan
mengerjakanamal kebaikan (amal sholeh).
5. Nilai Kesehatan
berlatih cimande tidak hanya untuk bela diri tetapi mempunyai unsur kesehatan.
Gerakan-gerakan dalam pencak silat ini bisa membuat tubuh kita bugar karena
pada saat latihan kita tubuh kita mengeluarkan keringat. Pada dasarnya apa yang
ada dalam jurus-jurus pencak silat TTKKDH itu tidak mengenal yang amanya
jurus untuk menyerang lawan akan tetapi, hanya ada jurus-jurus membela diri dari
serangan orang lain yang hendak mencelakakan kita.
C. Hambatan-Hambatan Yang Di Hadapi
Penulis mencoba membagi masalah atau hambatan yang diahadapi oleh
perguruan pancake silat TTKKDH yang meliputi :
a. Pemerintah
Sebagai salah satu cagar budaya nusantara, TTKKDH memiliki
keunikan kebudayaan yang seharusnya dapat dilestarikan dan
diperhatikan. Salah satu yang harusnya dilakukan pemerintah adalah
66
dengan mengenalkan kepada masyarakat umum maupun luar negri
sebagai wisata kebudayaan.
Dengan dijadikan sebagai wisata budaya memungkinkan TTKKDH
dapat berkembang dan mandiri sehingga adanya pemasukan dari
wisata selain mengadakan donatur yang ada.
b. Masyarakat Umum
Zaman yang serba modern sa‟at ini mengakibatkan banyak terkikisnya
budaya-budaya yang ada di masyarakat kita. Hal ini terlihat dalam
kehidupan masyarakat, begitu banyak kejadian-kejadian kriminalisasi
dari kaum pelajar khususnya umumnya masyarakat luas.
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Taleq merupakan sumpah setia murid pada perguruan. Di dalam tradisi
pertaleqan pada pencak silat TTKKDH mengandung nilai-nilai dakwah terlihat
dari butir-butir pertaleqan yang menekankan para murid untuk selalu bertaqwa
kepada Allah SWT. Jika di lihat daari sisi historinya taleq ini memang di gunakan
sebagai media untuk menyampaikan ajaran islam. Sebagai sebuah produk
kebudayaan silat TTKKDH memiliki sebuah sistem budaya yang mengatur para
anggotanya. Sistem budaya tersebut di jadikan sebagai sebuah proses transfer
nilai-nilai keislaman, karena dalam TTKKDH terdapat sebuah proses
penyampaian ajaran-ajaran islam melalui sumpah pertaleqan, dalam hal ini
sumpah yang di ikrarkan oleh para murid berupa sumpah bahwa para murid
TTKKDH tidak akan meninggalkan solat lima waktu beserta run islam lainya
serta akan menjalankan apa yang telah di perintahkan oleh Rosul. Dalam hal taleq
merupakan sebuah sistem budaya atau pranata yang di tekankan kepada para
anggotanya untuk di jadikan sebagai pedoman hidup oleh warga TTKKDH.
Jelaslah dalam pencak silat TTKKDH mengandung nilai-nilai dakwah karena
ajaran yang ada di dalamnya bersumber dari Al-qur‟an dan hadis, aturan-aturan
yang ada di dalamnya tidak akan di tinggalkan karena hal ini sudah di tekankan
melalui sumpah.
Di dalam pencak silat TTKKDH terdaopat nilai dakwah yang mempunyai
pengertian nilai merupakan sesuatu yang dipentingkan oleh manusia sebagai
68
subjek, yang menyangkut segala sesuatu yang baik atau buruk sebagai abstraksi
pandangan, atau maksud dari berbagai pengalaman, dengan seleksi perilaku yang
ketat. Di dalam kehidupan masyarakat nilai merupakan sesuatu untuk memberikan
tanggapan atas perilaku, tingkah laku, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan
aktivitas masyarakat, baik secara kelompok maupun individu. Sedangkan dakwah
mempunyai pengertian sebagai kegiatan untuk mendorong manusia untuk berbuat
kebajikandan mengikuti petunjuk agadapat ma, menyeru mereka pada kebaikan
dan mencegah mereka dari perbuatan mungkar agar memperoleh kebahagian di
dunia dan di akhirat.
Dari uraian di atas sudah jelas terdapat nilai-nilai dakwah yang terdapat
di dalam tradisi mulai dari rekrutan murid dan sampai setelah selesai berguru di
dalam silat TTKKDH didalamnya mengandung :
Pertama: ”Nilai Tauhid”, dalam pertaleqan seorang murid atau calon
murid harus membaca dua kalimat syahadat. Pembacaan ini merupakan sebuah
keharusan bagi calon murid. Pembacaan dua kalimat Syahadat pada intinya
adalah seorang hamba mengakui dengan lisan dan hatinya bahwa tidak ada
ma‟bud (sesembahan) yang benar kecuali Allah „azza wa jalla. Karena ilah
bermakna ma‟luh (sesembahan), sedangkan kata ta‟alluh bermakna ta‟abbud
(beribadah). Di dalam kalimat ini terkandung penafian dan penetapan. Penafian
terdapat pada ungkapan laa ilaha, Sedangkan penetapan terdapat pada ungkapan
illallah. Sehingga makna kalimat ini adalah pengakuan dengan lisan setelah
keimanan di dalam hati bahwa tidak ada sesembahan yang benar selain Allah
69
SWT dan konsekuensinya adalah memurnikan ibadah kepada Allah semata dan
menolak segala bentuk ibadah kepada selain-Nya.
Dari aturan-aturan yang terdapat dalam pertaleqan merupakan sebuah
ajakan untuk menyembah Allah SAW, dan mentaati apa yang di perintahkanya
seperti dalam pertaleqan poin pertama yaitu seorang murid bersumpah tidak
akan meninggalkan solat 5 waktu dan Rukun Islam lainya. Juga berjanji akan
menjalaankan apa yang di perintahkan oleh Allah dan Rosulnya. Dari uraian di
atas jelaslah bahwa pembacaan syahadat ini merupakan kalimat tauhid
merupakan sebuah pengakuan atas ke Esaan Allah. Syahadat merupakan pondasi
dasar dai rukun islam lainya.
Ke-dua: “Nilai Kerendahhatiaan”,dalam pertalekan diikrarkan setelah
para murid mahir dalam pencak silat dia tidak boleh sombong karena pancak
silat cimande tujuannya hanya untuk membela diri.
Ke-tiga: “Nilai Ukwah Islamiyah”, di dalam kelengkapan riutual seperti
Kopi Itam Kopi pahit itu merupakn simbol-simbol tali persaudarraan yang sangat
besar pengaruhnya pada kehidupan sehari-harri.
Ke-empat: “Nilai Keutamaan Dzikrullah”, dari ritual-ritual TTKKDH
salah satunya adalah memembaca kalimat-kalimat dzikir sebagai rasa syukur
kepada Allah dan agarAgar lebih bisa ingat pada Allah ditengah hiruk pikuk
kesibukan yang selalu digeluti manusia. Dzikrullah sebagai jalan untuk
mensucikan dan mendekatkan diri kepada Sang Khaliq untuk mengingat bahwa
akhir dari sebuah kehidupan tentu adalah kematian dan siapapun tidak bisa
70
melewatinya sehingga dapat mengingatkan untuk selalu mempersiapkan bekal
sebelum kedatangan ajal.
Ke- sehatan: “Nilai Kesehatan”, pada dasarnya, berlatih cimande tidak
hanya untuk bela diri tetapi mempunyai unsur kesehatan. Gerakan-gerakan dalam
pencak silat ini bisa membuat tubuh kita bugar karena pada saat latihan kita tubuh
kita mengeluarkan keringat. Pada dasarnya apa yang ada dalam jurus-jurus pencak
silat TTKKDH itu tidak mengenal yang amanya jurus untuk menyerang lawan
akan tetapi, hanya ada jurus-jurus membela diri dari serangan orang lain yang
hendak mencelakakan kita.
B. Saran
Dengan menyadari pandangan tersebut, berikut adalah saran-saran yang
dapat penulis sampaikan penelitian ini.
Pertama: Pencak silat merupakan suatu budaya yang ada di provinsi
Banten khususnya, umumnya di Indonesia yang meski kita jaga dan dilestarikan.
Kedua: perhatian dari pemerintah harus lebih ditinggkatkan agar budaya
yang sudah ada tidak hilang begitu saja, khususnya pencak silat TTKKDH dan
umumnya seluruh budaya yang ada.
Ketiga: publikasi atas media kita harus doronga bersama, agar apa yang
dalam setiap budaya yang ada kita bisa perlihatkan kepada masyarakat banten
khususnya umumnya masarakat luar. Karena didalam budaya tersebut banyak
mengandung nilai-nilai luhur dan nilai-nilai kebaikan khususnya pencak silat
cimande atau TTKKDH.
71
72
sff
73
O
74
rrf
75
76
77