BAB I PENDAHULUAN - sipadu.isi-ska.ac.id€¦ · Suku Minahasa mengenai sebuah hal dan pemikiran...

21
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Geografis Suku Minahasa Gambar 1. Peta Minahasa (Sumber:http://lerry-maramis.mywapblog.com/suku-minahasa.xhtml.) Suku Minahasa terletak di Propinsi Sulawesi Utara yang beribukota Manado, mempunyai luas daerah kurang lebih 6.000 km2 terletak antara 0-5 derajat Lintang Utara, dan 120-128 derajat Bujur Timur, adapun perbatasannya antara lain: Sebelah barat :Propinsi Gorontalo Sebelah Utara :Kepulauan Filipina Sebelah Timur :Propinsi Maluku Sebelah Selatan :Propinsi Maluku Secara topografis sebagian besar Suku Minahasa merupakan daerah pegunungan sampai berbukit dan sebagian daerah dataran dan daerah pantai. (Sinta Debora dkk., 2013:2) Suku Minahasa berasal dari kata ‘Minaesa’ yang berarti persatuan. Orang Suku Minahasa memiliki kejuangan identitas sehingga masyarakat ini tidak merasa terjajah.Dalam artikelnya, Jefry Herry Tamboto (2010:3) menuliskan bahwa pakta tersebut ditandatangani pada perjanjian 10

Transcript of BAB I PENDAHULUAN - sipadu.isi-ska.ac.id€¦ · Suku Minahasa mengenai sebuah hal dan pemikiran...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - sipadu.isi-ska.ac.id€¦ · Suku Minahasa mengenai sebuah hal dan pemikiran atau ide tersebut dijadikan ... Usaha manusia untuk mengadakan hubungan dengan makhluk

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Geografis Suku Minahasa

Gambar 1. Peta Minahasa

(Sumber:http://lerry-maramis.mywapblog.com/suku-minahasa.xhtml.)

Suku Minahasa terletak di Propinsi Sulawesi Utara yang beribukota Manado,

mempunyai luas daerah kurang lebih 6.000 km2 terletak antara 0-5 derajat Lintang

Utara, dan 120-128 derajat Bujur Timur, adapun perbatasannya antara lain:

Sebelah barat :Propinsi Gorontalo

Sebelah Utara :Kepulauan Filipina

Sebelah Timur :Propinsi Maluku

Sebelah Selatan :Propinsi Maluku

Secara topografis sebagian besar Suku Minahasa merupakan daerah

pegunungan sampai berbukit dan sebagian daerah dataran dan daerah pantai. (Sinta

Debora dkk., 2013:2) Suku Minahasa berasal dari kata ‘Minaesa’ yang berarti

persatuan. Orang Suku Minahasa memiliki kejuangan identitas sehingga

masyarakat ini tidak merasa terjajah.Dalam artikelnya, Jefry Herry Tamboto

(2010:3) menuliskan bahwa pakta tersebut ditandatangani pada perjanjian 10

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - sipadu.isi-ska.ac.id€¦ · Suku Minahasa mengenai sebuah hal dan pemikiran atau ide tersebut dijadikan ... Usaha manusia untuk mengadakan hubungan dengan makhluk

2

Januari 1679, yang secara implisit Belanda mengakui eksistensi masyarakat

Manahasa, dan mempunyai kedudukan sama tinggi dengan Belanda. Sehingga

pada waktu penjajahan Belanda, Tanah Suku Minahasa dijuluki sebagai ‘De

Twaalfde Provintie van Nederland’.

2. Asal Usul Nenek Moyang Suku Minahasa

Daerah Suku Minahasa yang terletak di Provinsi Sulawesi Utara

diperkirakan telah dihuni sejak ribuan tahun sebelum masehi. Berdasarkan asumsi

peneliti suku bangsa Suku Minahasa berasal dari Formosa Taiwan, Keturunan

bangsa-bangsa Austronesia dari Formosa Taiwan yang tengah dalam pejalanan

panjang yang melalui Filipina dan terus ke Sulawesi. Banyak terdapat kesamaan

dari segi bahasa dari Bahasa Suku Minahasa dengan bahasa-bahasa di Formosa

Taiwan. Menurut Tendean (1998:76), seorang ahli bahasa dan huruf tionghoa

Kuno, 1997 telah melakukan penelitian pada Watu Pinawetangan. Berdasarkan

sebuah tulisan yang “Min Nan Tou” yang terdapat pada sebuah batu kuno, ia

menafsirkan, “Tou” Suku Minahasa diperkirakan merupakan keturunan raja Ming

yang berasal dari tanah Mongolia, yang datang bermigrasi ke Tanah Suku

Minahasa. Makna kata dari “Min Nan Tou” adalah orang keturunan raja Ming,

Suku Minahasa menurut etimologi maknanya. Sebutan “Suku Minahasa”

sebenarnya berasal dari kata, “Mina” yang berarti telah diadakan/telah terjadi dan

Asa/Esa yang berarti satu (Jefry Herry Tamboto, 2010:hal 5), jadi Suku Minahasa

berarti telah diadakan persatuan atau mereka yang telah bersatu, jadi Suku

Minahasa berarti telah diadakan persatuan atau mereka yan telah bersatu.

3. Kependudukan Suku Minahasa

Sistem kependudukan yang dianut oleh suku Minahasa beragam, mulai dari

sistem pemerintahannya, kemasyarakatan, hingga perkumpulan adat sudah

ditentukan sejak dahulu oleh para tetua adat Suku Minahasa. Sistem kependudukan

Suku Minahasa dapat dijelaskan sebagai berikut :

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - sipadu.isi-ska.ac.id€¦ · Suku Minahasa mengenai sebuah hal dan pemikiran atau ide tersebut dijadikan ... Usaha manusia untuk mengadakan hubungan dengan makhluk

3

a. Sistem Pemerintahan

Menurut Yoan Friska Angel Tulena (2014:78), pemimpin Minahasa

zaman dahulu terdiri dari dua golongan, yakni Walian dan Tona’as. Walian

berasal dari kata „wali‟ yang artinya mengantar jalan bersama dan memberi

perlindungan. Golongan ini yang memimpin setiap upacara agama asli

Minahasa, dan mereka disebut juga golongan Pendeta. Mereka memiliki

keahlian luar biasa, seperti membaca tanda-tanda alam dan benda langit,

menghitung posisi bulan dan matahari dengan patokan gunung, mengamati

munculnya bintang-bintang. Mereka dianggap terpandang di tengah

masyarakat karena keahlian dan perannya itu.

Sejak zaman dahulu di Minahasa tidak dikenal kerajaan atau tidak

mengangkat raja sebagai kepala pemerintahan. Dalam masyarakat Minahasa

terdapat empat kategori tokoh masyarakat, yaitu:

1) Walian: pemimpin agama serta dukun

2) Tona’as: orang keras, ahli bidang pertanian, kewanuaan, mereka

yang dipilih menjadi kepala walak

3) Teterusan: penglima perang, dan

4) Potuasan: penasehat (Yoan Friska Angel Tulena, 2014:79)

Lebih lanjut Yoan menjelaskan bahwa kepala pemerintahan di Minahasa

adalah kepala keluarga yang gelarnya adalah Paedon Pati’an yang sekarang

kita kenal dengan sebutan Hukum Tua. Kata ini berasal dari Ukung Tua

yang berarti orang tua yang melindungi.

b. Sistem Kemasyarakatan

Sistem kemasyarakatan yang dianut oleh suku Minahasa terbagi menjadi

dua, yaitu :

1) Awu dan Taranak

Keluarga batih (rumah tangga) disebut Awu.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - sipadu.isi-ska.ac.id€¦ · Suku Minahasa mengenai sebuah hal dan pemikiran atau ide tersebut dijadikan ... Usaha manusia untuk mengadakan hubungan dengan makhluk

4

2) Bangsal

Dari perkawinan terbentuklah keluarga besar yang meliputi beberapa

bangsal. Kompleks bangsal penduduk yang berhubungan kekeluargaan

dinamakan Taranak. Pimpinan Taranak dipegang oleh Aman dari

keluarga cikal bakal yang disebut Tu’ur. Tugas utama Tu’ur melestarikan

ketentuan adat.

c. Taranak Roong / Wanua Walak

Perkawinan antar anggota Taranak membentuk hasil yang kompleks dan

semakin luas. Akibatnya terciptalah bangsal dalam satu kesatuan yang

disebut Ro’ong atau Wanua. Wilayah hukum Wanua meliputi bangsal itu

sendiri dan wilayah pertanian dan perburuan sekitarnya. Pemimpin Ro’ong

atau Wanua disebut Ukung. Ro’ong atau Wanua dibagi dalam beberapa

bagian yang disebut Lukar (Jefry Herry Tamboto, 2010:60).

d. Paesa in Deken

Menurut Jefry Herry Tamboto (2010:62), Paesa in Deken berarti tempat

mempersatukan pendapat. Di Suku Minahasa tidak pernah ada pewarisan

kedudukan, bila seseorang Tu’ur meninggal dunia, para anggota Taranak,

baik wanita maupun pria yang sudah dewasa akan mengadakan musyawarah

untuk memilih pemimpin baru. Dalam pemilihan, yang menjadi sorotan

adalah kualitas. Kriteria kualitas itu ada tiga (Pa’eren Telu), yaitu:

a) Nagasan:Mempunyai otak, dia mempunyai keahlian mengurus

Taranak atau Ro’ong

b) Niatean:Mempunyai hati, yaitu mempunyai keberanian, ketekunan,

keuletan menghadapi segala persoalan, sanggup merasakan yang

dirasakan anggota lain ( Yoan Friska, 2014:11).

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - sipadu.isi-ska.ac.id€¦ · Suku Minahasa mengenai sebuah hal dan pemikiran atau ide tersebut dijadikan ... Usaha manusia untuk mengadakan hubungan dengan makhluk

5

BAB II

WUJUD BUDAYA SUKU MINAHASA

1. Budaya Ide/ Konsep

Budaya konsp atau ide akan menjelaskan tentang pemikiran-pemikiran rakyat

Suku Minahasa mengenai sebuah hal dan pemikiran atau ide tersebut dijadikan

sebagai patokan dalam kehidupan dan bisa saja dijadikian untuk tradisi serta

sekaligus kepercayaan oleh masyarakat sukunya. Beberapa budaya ide/ konsep

dari pemikiran Suku Minahasa sebagai berikut :

1.1 Sistem Religi

Unsur-unsur kepercayaan pribumi merupakan peninggalan sistem religi

sebelum berkembangnya agama Nasrani maupun Islam. Unsur ini mencakup

konsep dunia gaib, makhluk dan kekuatan adikodrati Unsur religi terdapat

dalam berbagai upacara adat yang berhubungan dengan peristiwa yang

dialami di dalam kehidupan individu, seperti kelahiran, perkawinan, kematian,

maupun pemberian kekuatan gaib. Unsur ini tampak dalam wujud kedukunan

yang sampai sekarang masih dilestarikan.

Usaha manusia untuk mengadakan hubungan dengan makhluk gaib

dengan mengembangkan suatu kompleks sistem upacara pemujaan yang

dahulu dikenal sebagai na’amkungan atau ma’ambo atau masambo. (Sinta

Debora Dkk, :2013:19)

Dalam mitologi orang Suku Minahasa dahulu mengenal banyak dewa.

Masyarakat Suku Minahasa menyebut Dewa dengan nama empung atau opo,

dan untuk dewa yang tertinggi disebut Opo Wailan Wangko. Dewa yang

penting sesudah dewa tertinggi adalah Karena. Opo Wailan Wangko dianggap

sebagai pencipta seluruh alam dengan isinya. Karena yang mewujudkan diri

sebagai manusia adalah penunjuk jalan bagi Lumimu’ut (wanita sebagai

manusia pertama) untuk mendapatkan keturunan seorang pria yang kemudian

dinamakan To’ar, yang juga dianggap sebagai pembawa adat, khususnya cara-

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - sipadu.isi-ska.ac.id€¦ · Suku Minahasa mengenai sebuah hal dan pemikiran atau ide tersebut dijadikan ... Usaha manusia untuk mengadakan hubungan dengan makhluk

6

cara pertanian, yaitu sebagai cultural hero (dewa pembawa adat). (Sinta

Debora Dkk, 2013:23)

Majalah Sinta Debora Dkk, (2013:26) menjelaskan lebih lanjut bahwa

Roh leluhur juga disebut opo, atau sering disebut datu yang pada masa

hidupnya adalah orang yang dianggap sakti (bisa kepala walak dan komunitas

desa, tona’as). Dapat disimpulkan bahwa agama resmi orang Suku Minahasa

adalah Protestan, Katholik, dan Islam. Komponen pribumi terpadu bersama

komponen Kristen di luar upacara formal gerejani, seperti dalam upacara life

circles dan dalam kehiduan sehari-hari.

1.2 Sistem Kekerabatan Neoloka

Adat kekeraban Neoloka merupakan sistem kekerabatan yang dianut oleh

Suku Minahasa sejak dahulu. Adat menetap setelah menikah pada masyarakat

Suku Minahasa adalah neoloka (biasa disebut tumampas). Neoloka berarti

pasangan yang baru menikah tinggal di kediaman yang baru (tidak

mengelompok di kediaman kerabat si suami ataupu si istri). Pada

kenyataannya, adat menetap neoloka ini bukan merupakan kewajiban. Setiap

pasangan yang baru menikah dapat tinggal di tempat kerabat laki-laki hingga

mereka memperoleh rumah sendiri (Woro Aryandini, 2011:76).

Secara umum, setiap orang di Suku Minahasa diperbolehkan menetapkan

jodohnya tanpa ada paksaan dari orang tua. Pada zaman dahulu, dalam hal

pembatasan jodoh, ada adat eksogami yang mewajibkan orang untuk menikah

diluar famili. Artinya, kelompok kekerabatan yang mencakup semua anggota

keluarga batih dari saudara-saudara sekandung ibu dan ayah, baik laki-laki

maupun perempuan, beserta semua keluarga batih dari anak-anak mereka

(Woro Aryandini, 2011:83).

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - sipadu.isi-ska.ac.id€¦ · Suku Minahasa mengenai sebuah hal dan pemikiran atau ide tersebut dijadikan ... Usaha manusia untuk mengadakan hubungan dengan makhluk

7

2. Budaya Tindakan/ Tradisi

2.1 Upacara Adat

Menurut Woro Aryandini (2011:40). Budaya tindakan/ tradisi yang

dilakukan oleh Suku Minahasa adalah bentuk aplikasi dari sebuah konsep

pemikiran, dan dalam pembahasan budaya tindakan/ tradisi ini ada beberapa

upacara adat yang dilakukan oleh Suku Minahasa antara lain:

a. Monondeaga

Gambar 2. Upacara Monondeaga

(Sumber : https://indoculture.wordpress.com/ 2011/11/22/sekilas-perkawinan-minang/.)

Monondeaga adalah upacara adat dari daerah Bolaang Mongondow

yang dilaksanakan pada waktu anak gadis memasuki masa akil baliq yang

ditandai dengan datangnya hari pertama. Daun Tmupuk im beneelinga

dilobangi dan dipasangi anting kemudian gigi diratakan sebagai pelengkap

kecantikan dan tanda telah dewasa.

b. Mupuk Im Bene

Mupuk Im Bene adalah upacara adat berupa pengucapan syukur pallen

pactio dimana masyarakat membawa atau mempersembahkan

segantang/sekarung padi bersama hasil ladang lainnya disuatu tempat

(lapangan atau dirumah gereja) untuk didoakan. (Woro Aryandini,

2011:49). Dan setiap rumah/ keluarga menyiapkan beragam makanan dan

makan bersama dengan para tamu dengan sukaria

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - sipadu.isi-ska.ac.id€¦ · Suku Minahasa mengenai sebuah hal dan pemikiran atau ide tersebut dijadikan ... Usaha manusia untuk mengadakan hubungan dengan makhluk

8

c. Metipu

Metipu merupakan upacara adat dari berupa penyembahan kepada

Sang Pencipta alam semesta yang disebut “benggona langi duatan

saluran”, dengan membakar daun-daun dan akar-akar yang mewangi dan

menimbulkan asap membumbung kehadirat-Nya (Woro Aryandini,

2011:53). Upacara ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada sang

pencipta dan berkah yang selalu didapat setiap saat

d. Watu Pinawetengan

Gambar 3. Watu Pinawetengan

(Sumber : http://www.kompasiana.com/losnito/watu-pinawetengan-

batu-tempat-pembagian-suku minahasa_55129650a33311ce5cba7db5.)

Suku Minahasa. Pada penanggalan Masehi itu digelarlah upacara adat

Watu Pinawetengan, sebuah upacara penuh makna bagi persatuan

masyarakat setempat. Watu Pinawetengan sebagai warisan leluhur Suku

Minahasa dan merupakan bukti bahwa demokrasi dan persatuan sudah ada

sejak dahulu. Berdasarkan cerita rakyat, terdapat sebuah batu besar yang

disebut Tumotowa yakni batu yang menjadi altar ritual sekaligus menandai

berdirinya permukiman suatu komunitas.

Johann Albert Traugoti Schwarz, (2000:25) seorang misionaris

Belanda keturunan Jerman, pada tahun 1888 berinisiatif melakukan

penggalian di bukit Tonderukan yang sekarang masuk wilayah kecamatan

Tompaso, Suku Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut). Ternyata penggalian

berhasil menemukan batu besar yang membujur dari timur ke barat. Batu

tersebut merupakan tempat bagi para pemimpin upacara adat memberikan

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - sipadu.isi-ska.ac.id€¦ · Suku Minahasa mengenai sebuah hal dan pemikiran atau ide tersebut dijadikan ... Usaha manusia untuk mengadakan hubungan dengan makhluk

9

keputusan (dalam bentuk garis dan gambar yang dipahat pada batu) dalam

hal membagi pokok pembicaraan, siapa yang harus bicara, serta cara

beribadat dan sudah mengenal asaas demokrasi.

e. Upacara Pemakaman Mula-mula Suku Minahasa

Awal mula Suku Minahasa mengubur orang meninggal sebelum

ditanam terlebih dulu dibungkus dengan daun woka (sejenis janur). Lambat

laun, terjadi perubahan dalam kebiasaan menggunakan daun woka.

Kebiasaan dibungkus daun ini berubah dengan mengganti wadah rongga

pohon kayu atau nibung kemudian orang meninggal dimasukkan ke dalam

rongga pohon lalu ditanam dalam tanah. Baru sekitar abad IX Suku

Minahasa mulai menggunakan waruga. Orang yang telah meninggal

diletakkan pada posisi menghadap ke utara dan didudukkan dengan tumit

kaki menempel pada pantat dan kepala mencium lulut. Tujuan dihadapkan

ke bagian Utara yang menandakan bahwa nenek moyang Suku Minahasa

berasal dari bagian Utara. Sekitar tahun 1860 mulai ada larangan dari

Pemerintah Belanda menguburkan Orang meninggal dalam waruga.

Kemudian di tahun 1870, Suku Minahasa mulai membuat peti mati sebagai

pengganti waruga, karena waktu itu mulai berjangkit berbagai penyakit, di

antaranya penyakit tipus dan kolera.

f. Upacara Perkawinan

Gambar 4. Upacara Perkawinan

(Sumber : http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1053/pakaian-adat-sulawesi-utara./)

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - sipadu.isi-ska.ac.id€¦ · Suku Minahasa mengenai sebuah hal dan pemikiran atau ide tersebut dijadikan ... Usaha manusia untuk mengadakan hubungan dengan makhluk

10

Upacara Perkawinan adat Suku Minahasa dapat dilakukan di salah

satu rumah pengantin pria ataupun wanita. Di Lawongan – Totemboan,

upacara dilakukan dirumah pihak pengantin pria, atau di Tomohon-

Tombulu di rumah pihak pengantin wanita. Ada perkawinan yang

dilaksanakan secara Mapalus dimana kedua pengantin dibantu oleh

mapalus warga desa, seperti di desa Tombuluan. Orang Suku Minahasa

penganut agama Kristen tertentu yang mempunyai kecenderungan

mengganti acara pesta malam hari dengan acara kebaktian dan makan

malam. Orang Suku Minahasa di kotakota besar seperti kota Manado,

mempunyai kebiasaan yang sama dengan orang Suku Minahasa di luar

Suku Minahasa yang disebut Kawanua. Pola hidup masyarakat di kota-kota

besar ikut membentuk pelaksanaan upacara adat perkawinan Suku

Minahasa, menyatukan seluruh proses upacara adat perkawinan yang

dilaksanakan hanya dalam satu hari (Toki Pintu, Buka/Putus Suara, Antar

harta, Prosesi Upacara Adat di Pelaminan). (Sinta Debora Dkk, , 2013:10)

2.2 Pembuatan Rumah Tombulu

Setiap etnik di Suku Minahasa dari dahulu memiliki adat-istiadat dan

bahasanya sendiri. Adat-istiadat mereka tampaknya tidak berlaku lagi, tetapi

hasil penelitian akhir-akhir ini di desa Tonsea, misalnya upacara kematian dan

upacara perkawinan dan pendirian rumah (Lumempouw F, 1996:15)

menunjukkan bahwa adat istiadat itu masih ada dan tumbuh dengan subur

walaupun sudah berbaur dengan hal-hal yang baru. Berdasarkan hasil

penelitian tersebut, maka tidak menutup kemungkinan bahwa adat-istiadat

seperti perkawinan, kematian dan pendirian rumah masih berlaku di daerah

Tombulu.

Arsitektur Pembuatan Rumah konstruksi bangunan rumah

memperlihatkan dua aspek, yaitu :

(a) yang bersifat prosesual

(b) yang merupakan hasil akhir dari aspek prosesual.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - sipadu.isi-ska.ac.id€¦ · Suku Minahasa mengenai sebuah hal dan pemikiran atau ide tersebut dijadikan ... Usaha manusia untuk mengadakan hubungan dengan makhluk

11

Dalam proses pembuatan rumah menurut adat Tombulu di Suku Minahasa

sangat syarat akan makna dengan bahasa-bahasa yang digunakan. Bahasa

yang digunakan pada peristiwa budaya dalam proses pembuatan rumah

menurut adat Tombulu di Suku Minahasa merupakan symbol yang digunakan

untuk mengungkap peta kognitif masyarakat yang bersangkutan. Hal ini dapat

dilihat bahwa pandangan masyarakat Tombulu tentang pembangunan rumah

memang membutuhkan suatu persiapan yang sangat matang. Masyarakat

Tombulu senang dengan kehidupan keluarga dan dekat dengan keluarga. Oleh

karena itu maka rajin, tekun, ulet dan suka bekerja keras (Femmy

Lumempouw:1996:118).

2.3 Tradisi Tarian Maengket

Gambar 5. Tradisi Tarian Maengket

(Sumber : http://www.budayaindonesia.net/2014/02/ tari-maengket-tari-tradisional-minahasa.html.)

Maengket dari kata dasar engket yang artinya mengangkat tumit turun naik

Fungsinya sebagai rangkaian upacara petik padi. Penarinya membentuk

lingkaran dengan langkah-langkah yang lambat, disebut Maengket Katuanan

(Woro Aryandini:2011:54). Ada tiga macam Tari Maengket yaitu:

a) Tari Maowey Kamberu, bagaimana masyarakat berdoa atas hasil panen

b) Marambak adalah pengucapan syukur atas selesainya ramah baru

c) Lalayaan mengekspresikan kegembiraan masyarakat

Pemimpin tari adalah wanita sebagai ‘Walian in uma’, pemimpin upacara

kesuburan pertanian dan kesuburan keturunan, dibantu oleh ‘Walian im

penguma’an’, lelaki dewasa. Pemimpin golongan Walian atau golongan

agama asli (agama suku) disebut ‘Walian Mangorai’, seorang wanita tua yang

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - sipadu.isi-ska.ac.id€¦ · Suku Minahasa mengenai sebuah hal dan pemikiran atau ide tersebut dijadikan ... Usaha manusia untuk mengadakan hubungan dengan makhluk

12

hanya berfungsi sebagai pengawas dan penasehat dalam pelaksanaan upacara-

upacara kesuburan. Untuk memulai tarian maka si pemimpin tarian Maengket

menari melambai-lambaikan saputangan mengundang Dewi Bumi

(Lumimu’ut) dan setelah kesurupan Dewi Bumi, Ada tiga orang leluhur Suku

Minahasa yang bergelar Muntu-untu dan isterinya bernama Lingkanwene.

Yang pertama kemungkinan hidup pada abad ke-9, yang kedua abad ke-12,

yang ketiga abad ke-15-16. (Woro Aryandini, 2011:59)

3. Budaya Artefak

Banyak peninggalan ataupun hasil kebuayaan yang dihasilkan dari Suku

Minahasa. Diantaranya berupa baju adat, rumah adat, senjata tradisional dan

lainnya. Dalam pembahasan budaya artefak ini akan diulas bebrapa buadaya

artefak dari Suku Minahasa sebahgai berikut :

3.1 Kain Bentnan

Gambar 6. Kain Bentnan

(Sumber: https://tintonabadhy07.wordpress.com/.)

Kain tenun Suku Minahasa telah dari Suku Minahasa Sulawesi Utara

sekitar hampir 200 tahun lalu, ialah kain yang ditenun dengan menggunakan

benang kapas dan diberi bahan pewarna alam.Umumnya kain tenun Suku

Minahasa pada saat itu, ditenun dalam bentuk Pasolongan (bundar, seperti

kain sarung namun tanpa sambungan/jahitan).Pembuatan kain tenun Bentenan

ini sangat sulit (teknik menenun yang tinggi), sehingga memakan waktu

berbulan-bulan.Itu sebabnya, kain ini mempunyai nilai tinggi. Tapi bukan saja

karena teknik pembuatannya yang mengakibatkan nilainya sangat tinggi,

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - sipadu.isi-ska.ac.id€¦ · Suku Minahasa mengenai sebuah hal dan pemikiran atau ide tersebut dijadikan ... Usaha manusia untuk mengadakan hubungan dengan makhluk

13

namun juga pada saat menenun, didendangkan lagu-lagu ritual dan dengan

doa yang dipanjatkan sebelum penenunan dimulai. Oleh karenanya, pada

waktu itu kain ini dipakai sebagai emas kawin. (Raturandang, 2007:41)

Karena cara pembuatannya yang cukup sulit sehingga, kain tenun

Bentenan, saat itu hanya digunakan oleh orang-orang tertentu pada acara-

acara tertentu pula, seperti oleh para pemimpin adat (Tonaas) dan pemimpin

agama/sukt (Walian) dalam upacara adat dan upacara agama. Kain tenun

bentenan berperan utama dalam lingkaran kehidupan manusia, seperti lahir,

menikah dan meninggal. Bayi lahir dibungkus dengan kain tenun bentenan.

Pada upacara perkawinan juga menggunakan kain tenun bentenan. Bahkan

upacara pemakaman pun kain tenun Bentenan digunakan untuk membus

jenazah. Para pemimpin masyarakat menggunakan kain tenun Bentenan di

kursi tamu dan dinding ruang tamu sebagai simbol status sosial Menurut Fong

dalam Samovar (2010:184),

Kain tenun Bentenan yang paling tinggi nilainya digunakan untuk upacara

adat ialah Tinonton Mata symbol leluhur pertama orang Suku Minahasa yaitu

Toar-Lumimuut. Sedangkan kain tenun Bentenan yang bernilai tinggi sebagai

alat tukar menukar adalah motif ragam hias kain Patola India, seperti motif

Kaiwu Patola. Motif Kaiwu Patola, Tinonton Mata, Tinompak Kuda yang

sudah bisa diproduksi kembali (Raturandang, 2007:54)

Keberadaan kain Bentenan yang sudah diterima masyarakat secara luas,

harus diupayakan agar keberadaan kain ini semakin diketahui masyarakat,

seperti asal-usulnya,cara pembuatannya, dan arti dari setiap motif atau gambar

yang ada pada gambar di kain Bentenan sehingga masyarakat lebih paham dan

menghayati kain Bentnan. (Hera Lotulung:2012:350)

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - sipadu.isi-ska.ac.id€¦ · Suku Minahasa mengenai sebuah hal dan pemikiran atau ide tersebut dijadikan ... Usaha manusia untuk mengadakan hubungan dengan makhluk

14

3.2 Pakaian Adat Wuyang

Gambar 7. Pakaian Adat Wuyang

(Sumber : http://kebudayaanindonesia.net/ kebudayaan/1053/pakaian-adat-sulawesi-utara.)

Pada jaman dahulu busana sehari-hari wanita Suku Minahasa terdiri dari

baju sejenis kebaya, disebut wuyang (pakaian kulit kayu), memakai gaun yang

disebut pasalongan rinegetan yang bahannya terbuat dari tenunan bentenan.

Kaum pria memakai baju karai, baju tanpa lengan dan bentuknya lurus,

berwarna hitam terbuat dari ijuk. (Sinta Debora Dkk, magazine:2013 :14).

Sinta Debora Dkk, menjelaskan lebih lanjut bhawa Busana Tona’as

Wangko merupakan baju kemeja lengan panjang berkerah tinggi, potongan

baju lurus, berkancing tanpa saku. Sebagai kelengkapan baju dipakai topi

berwana merah dihiasi dengan motif bunga padi warna kuning keemasan pula.

Busana Walian Wangko pria merupakan modifikasi bentuk dari baju

Tona’as Wangko. Warna putih dengan hiasan corak bunga padi, dilengkapi

topi porong nimiles, terbuat dari lilitan dua kain berwana merah hitam dan

kuning emas, melambangkan penyatuan langit dan bumi, alam dunia dan alam

baka. Busana Walian Wangko panjang tanpa kerah dan kancing, berwarna

putih dan ungu dengan hiasan bunga terompet, kain sarong batik warna gelap

dan topi mahkota (kronci), selempang warna kuning dan merah, selop, kalung

leher dan sanggul (Sinta Debora Dkk, magazine:2013 :14)

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - sipadu.isi-ska.ac.id€¦ · Suku Minahasa mengenai sebuah hal dan pemikiran atau ide tersebut dijadikan ... Usaha manusia untuk mengadakan hubungan dengan makhluk

15

3.3 Rumah Walewangko

Gambar 8. Rumah Walewangko

(Sumber : http://kebudayaan1.blogspot.co.id/2013/11/mengenal-Walewangko-rumah-adat-

sulawesi.html. )

Rumah adat khas Suku Minahasa disebut dengan Walewangko. Rumah

adat ini berdiri di atas tiang dan balok-balok yang mendukung lantai, dua di

antaranya tidak boleh disambung. Kolong Rumah Pewaris digunakan untuk

menyimpan hasil bumi (godong). Pintu rumah terletak di depan, tetapi tangga

naik terdapat di kiri dan kanan serta bagian tengah belakang rumah. Ruang

paling depan, disebut lesar, tak berdinding, tempat kepala suku atau kepala

adat memberikan maklumat kepada rakyat. Ruang tengah, disebut pores,

tempat untuk menerima tamu yang masih ada ikatan keluarga serta tempat

menerima tamu wanita. Di ruang tengah ini terdapat kamar-kamar tidur.

Ruang makan keluarga serta tempat kegiatan sehari hari wanita berada di

bagian belakang, bersambung dengan dapur. Rumah Pewaris memiliki dua

buah tangga. letaknya di sisi kiri dan kanan bagian depan rumah. Dua buah

tangga tersebut dimaksudkan untuk mengusir roh jahat. Jika roh jahat yang

naik dari salah satu tangga, maka ia akan kembali turun di tangga sebelahnya.

Kelebihan dari rumah panggung Suku Minahasa adalah sudah terbukti

tahan gempa dan gampang sekali untuk bongkar pasangnya sehingga kalau

dipindahpindah sangat praktis. Ciri khas dari rumah adat Suku Minahasa juga

adalah warna kayunya dibiarkan secara alami dan tidak dicat disentuh cat baik

luar maupun dalam, jadi secara ekologi sangat ramah lingkungan (Sinta

Debora Dkk, :2013:21)

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - sipadu.isi-ska.ac.id€¦ · Suku Minahasa mengenai sebuah hal dan pemikiran atau ide tersebut dijadikan ... Usaha manusia untuk mengadakan hubungan dengan makhluk

16

3.4 Temuan Bebatuan Kuno

a. Waruga

Gambar 9. Waruga

(Sumber :http://www.wikiwand.com/id/Waruga.)

Salah satu sisa megalit yang begitu terkenal di Suku Minahasa adalah

Waruga (peti kubur batu). Dalam bahasa Suku Minahasa Kuna kata

Waruga berasal dari dua kata:wale dan maruga. Wale artinya rumah; dan

maruga artinya badan yang hancur lebur menjadi debu. Peti kubur batu ini

terdiri atas dua bagian:badan dan tutup. Tiap bagian terbuat dari sebuah

batu utuh (monolith). Waruga adalah kuburan atau makam tua yang

berlokasi di Suku Minahasa. Makam ini yang terbuat dari batu yang

dipahat dan dibentuk seperti rumah telah ada sejak tahun 1600-an. Pada

jaman itu masing-masing keluarga memiliki makam sendiri yang terbuat

dari batu. Jumlah Waruga yang ada di lokasi pemakaman hingga kini

sebanyak 104 dotu atau marga. Beberapa dotu yang masih bisa diketahui

adalah Wenas, Karamoy, Kalalo, Tangkudung, Rorimpandey, Mantiri, dan

Kojongiang ( Hera Lotulung:2011:66)

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - sipadu.isi-ska.ac.id€¦ · Suku Minahasa mengenai sebuah hal dan pemikiran atau ide tersebut dijadikan ... Usaha manusia untuk mengadakan hubungan dengan makhluk

17

a. Watu Tumotowa

Gambar 10. Watu Tumotowa

(Sumber : http://onewebid.blogspot.co.id/2014/03/10-batu-zaman-megalitikum-yang-paling.html.)

Dalam bahasa setempat menhir disebut sebagai watu Tumotowa , yaitu

batu tegak berbentuk tugu untuk menandai pembangunan sebuah desa.

Kabanyakan menhir di daerah ini bentuknya sederhana sesuai dengan

aslinya (alamiah) dan tidak berhiasan. Watu Tumotowa yang diketemukan

di Suku Minahasa kebanyakan berukuran kecil, tingginya 20-50- cm,

diameter 15-30 cm. Namun ada pula menhir yang cukup besar yang

diketemuka di Desa Lelema di Kecamatan Tumpaan, yang berukuran tinggi

sekitar 200 cm dan lebar antara 20-40 cm. Watu Tumotowa ini ada 61 buah

( Hera Lotulung:2011:68)

b. Lesung Batu Tonsawang

Gambar 11. Tonsawang

(Sumber : https://indoculture.wordpress.com/2009/04/12/lesung-batu-Tonsawang/)

Lesung batu ini kebanyakan ditemukan di Suku Minahasa bagian

Selatan, berupa batu tunggal (monolith), bentuknya bermacam-macam.

Salah satu lesung batu yang menarik adalah menyerupai dandang (wadah

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - sipadu.isi-ska.ac.id€¦ · Suku Minahasa mengenai sebuah hal dan pemikiran atau ide tersebut dijadikan ... Usaha manusia untuk mengadakan hubungan dengan makhluk

18

untuk menanak nasi), Ada yang menyerupai tifa (gendang dari Indonesia

bagian Timur), ada yang berbentuk bundar seperti bola dengan lubang di

bagian atasnya. Lesung yang berbentuk seperti itu biasanya berukuran lebih

kecil dari pada lesung yang berbentuk dandang atau tifa, ada yang

berbentuk silinder yang berukuran seperti lesung yang berbentuk dandang.

Semuanya ada 32 buah (Sinta Debora Dkk, :2013:27)

c. Arca Menhir

Gambar 12. Arca Menhir

(Sumber : http://onewebid.blogspot.co.id/2014/03/10-batu-zaman-megalitikum-yang-paling.html)

Altar batu ialah batu yang berbentuk segi empat atau bulat bahkan

sering tidak beraturan, yang memiliki bagian datar, terutama pada bagian

permukaan (bagian atasnya) sehingga berbentuk seperti meja. Jenis megalit

ini dipakai sebagai sarana untuk melakukan peribadatan oleh masyarakat

yang memiliki kepercayaan pada roh-roh leluhur. Sampai saat ini ada

sembilan altar batu yang telah ditemukan di Suku Minahasa.

Batu dakon juga merupakan alat upacara untuk memohon pertolongan

kepada roh nenek moyang agar memperoleh hasil panen yang baik serta

mengharapkan kesuburan tanah. Batu dakon ini terbuat dari bongkahan

batu yang diberi lubang–lubang seperti halnya pada alat permainan dakon.

Di Suku Minahasa batu dakon hanya diketemukan sebanyak enam buah

saja ( Hera Lotulung:2011:75)

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - sipadu.isi-ska.ac.id€¦ · Suku Minahasa mengenai sebuah hal dan pemikiran atau ide tersebut dijadikan ... Usaha manusia untuk mengadakan hubungan dengan makhluk

19

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Adam, L. 1979. Adat Istiadat Suku Bangsa Minahasa. Jakarta:Bhratara.

Jessy Wenas. 2007. Sejarah & Kebudayaan Minahasa. Jakarta:Penerbit Institut Seni

Budaya Sulawesi Utara.

Haun Hadiwijono. 1985. Religi Suku Murba di Indonesia. Jakarta Pusat:BPK Gunung

Mulia.

Internet:

R.01. 2009. Supit:Minahasa teladan demokrasi Indonesia.

http://www.suaramanado.com/berita/minahasa/sosial-

budaya/2012/12/5757/supit-minahasateladan-demokrasi-indonesia. Diakses 25

September 2015 pukul 19.47.

Yoan Friska Angel Tulena. 2014. Journal Perkembangan Jumlah Penduduk Dan

Luas Lahan Pertanian Di Kabupaten Minahasa Selatan. Manado:Universitas

Sam Ratulangi Fakultas Pertanian

http://www.djpk.kemenkeu.go.id/attachments/article/257/18.%20sulawesi%20utara.p

df. Diakses 25 September 2015 pukul 16.38.

http://eprints.ung.ac.id/6577/4/2013-1-88209-341408039-bab1-18072013015709.pdf.

Diakses 25 September 2015 pukul 16.53.

Jurnal :

Jefry Herry Tamboto. 2010. Journal Interlingua Vol 4 – Kajian Etnolinguistik

Tentang Konstruk Nilai Budaya Lokal Menghadapi Persaingan Global.

Manado:Universitas Sam Ratulangi

Femmy Lumempouw. 2009. Proses Pembuatan Rumah Menurut Adat di Daerah

Tombulu.

Jultje Aneke Rattu. 2009. Kearifan Lokal pada Minahasa sebagai Identitas

Minahasa. Manado:Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sam Ratulangi

Richar Petrus Mantiri. 2009. Perkawinan Adat Suku Tonsea Minahasa.

Surabaya:ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Woro Aryandini. 2011. E-Book – Bahan Ajar Budaya Nusantara II.

E-Magazine Manjo’ KaLailem - EdisiKKN PPM UGM SLU 05 – 2015

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - sipadu.isi-ska.ac.id€¦ · Suku Minahasa mengenai sebuah hal dan pemikiran atau ide tersebut dijadikan ... Usaha manusia untuk mengadakan hubungan dengan makhluk

20

WAWASAN BUDAYA NUSANTARA

MENGANALISIS SUKU MINAHASA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Wawasan Budaya Nusantara

Dosen Pengampu:Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn

Program Studi Televisi Dan Film

Jurusan Seni Media Rekam

Disusun oleh :

HELVANA DEWI Y 14148143

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

INSTITUT SENI INDONESIA

SURAKARTA

2015

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - sipadu.isi-ska.ac.id€¦ · Suku Minahasa mengenai sebuah hal dan pemikiran atau ide tersebut dijadikan ... Usaha manusia untuk mengadakan hubungan dengan makhluk

21

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

1. Geografis Suku Minahasa ......................................................................................... 1

2. Asal Usul Nenek Moyang Suku Minahasa ............................................................... 2

3. Kependudukan Suku Minahasa ................................................................................ 2

a. Sistem Pemerintahan ............................................................................................ 3

b. Sistem Kemasyarakatan ....................................................................................... 3

c. Taranak Roong / Wanua Walak ........................................................................... 4

d. Paesa in Deken ..................................................................................................... 4

BAB II WUJUD BUDAYA SUKU MINAHASA ....................................................... 5

1. Budaya Ide/ Konsep.................................................................................................. 5

1.1 Sistem Religi....................................................................................................... 5

1.2 Sistem Kekerabatan Neoloka.............................................................................. 6

2. Budaya Tindakan/ Tradisi ........................................................................................ 7

2.1 Upacara Adat ...................................................................................................... 7

2.2 Pembuatan Rumah Tombulu ............................................................................ 10

2.3 Tradisi Tarian Maengket .................................................................................. 11

3. Budaya Artefak ....................................................................................................... 12

3.1 Kain Bentnan .................................................................................................... 12

3.2 Pakaian Adat Wuyang ....................................................................................... 14

3.3 Rumah Walewangko ......................................................................................... 15

3.4 Temuan Bebatuan Kuno ................................................................................... 16