BAB I PENDAHULUAN -...

119
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai hamba Allah SWT lahir ke dunia ini dalam keadaan suci (fitrah),suci dari noda dan dosa. Namun setelah hidup dan berinteraksi dengan sesama makhluk dan lingkungan, maka sadar atau tidak manusia telah banyak melakukan kesalahan sehingga mengakibatkan timbulnya dosa, baik dosa besar maupun dosa kecil. Allah SWT telah memberikan perangkat akal dan nafsu agar diginakan dengan sebaik-baiknya. Namun, tidak banyak orang yang mengekspresikannya secara positif, bahkan justru malah kebalikannya. Tinjauan penelitian penulis kali ini ditujukan langsung kepada santri yang akhir-akhir ini mulai banyak perubahan drastis dari zaman ke zaman, yang dipikirkannya hanyalah kesenangan-kesenangan semata saja. Hilangnya kedekatan santri kepada ulama mengakibatkan banyak persoalan, di antaranya persoalan kenakalan santri, kemerosotan moral, penyalah gunaan obat- obatan terlarang serta banyaknya penyimpangan-penyimpangan perilaku lain bukan lagi masalah baru, tetapi sudah menjadi sorotan bagi masyarakat dan masalah ini sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal Indonesia terutama dilingkungan pondok pesantren yang sangat memperihatikan dikarenakan tidak adanya bimbingan dari orang tua maupun ulama-ulama yang sekarang semakin berkurang populasinya. 1

Transcript of BAB I PENDAHULUAN -...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia sebagai hamba Allah SWT lahir ke dunia ini dalam keadaan suci

(fitrah),suci dari noda dan dosa. Namun setelah hidup dan berinteraksi dengan

sesama makhluk dan lingkungan, maka sadar atau tidak manusia telah banyak

melakukan kesalahan sehingga mengakibatkan timbulnya dosa, baik dosa besar

maupun dosa kecil. Allah SWT telah memberikan perangkat akal dan nafsu agar

diginakan dengan sebaik-baiknya. Namun, tidak banyak orang yang

mengekspresikannya secara positif, bahkan justru malah kebalikannya. Tinjauan

penelitian penulis kali ini ditujukan langsung kepada santri yang akhir-akhir ini

mulai banyak perubahan drastis dari zaman ke zaman, yang dipikirkannya hanyalah

kesenangan-kesenangan semata saja.

Hilangnya kedekatan santri kepada ulama mengakibatkan banyak persoalan,

di antaranya persoalan kenakalan santri, kemerosotan moral, penyalah gunaan obat-

obatan terlarang serta banyaknya penyimpangan-penyimpangan perilaku lain bukan

lagi masalah baru, tetapi sudah menjadi sorotan bagi masyarakat dan masalah ini

sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal Indonesia

terutama dilingkungan pondok pesantren yang sangat memperihatikan dikarenakan

tidak adanya bimbingan dari orang tua maupun ulama-ulama yang sekarang semakin

berkurang populasinya.

1

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

Manusia itu adalah makhluk, jawaban ini tentu dibenarkan oleh tingkat

kecerdasan professor maupun tukang becak, raja maupun rakyat jelata, milioner

maupun pengemis. Kata makhluk yang berarti barang ciptaan, hasil produksi. Akal

pikir dan realitas bilang, tiap barang ciptaan, tentu ada penciptanya. Pencipta

makhluk, dalam bahasa arabnya: Al-Khaliq, dalam bahasa Indonesianya yang berarti:

khalik.1

Seperti yang tertera di atas, dapat disimpulkan bahwa manusia itu makhluk

sosial tidak bisa hidup sendiri, dan Allah SWT menjadi patokan terakhir ketika

masalah yang dialaminya dianggap sudah sangat berat baginya, dan mau tidak mau

manusia harus bergerak mencari dan menjadi yang terbaik. Jelas terlihat bahwa

manusia (masyarakat) Indonesia saat ini santri khususnya remaja dewasa awal sangat

haus akan bimbingan dan nasihat-nasihat seorang senior, kakak kelas, ulama (kiyai)

yang dipercaya dilingkungan tempat tinggal mereka berada.

Berdasarkan judul skripsi, penulis lebih memfokuskan diri pada Peran Biro

Pengasuhan Santri terhadap Permasalahan Santri di Pondok Pesantren Darunnajah,

dikarenakan dalam era globalisasi seperti saat ini, ada banyak sekali orang-orang

yang membutuhkan asupan-asupan tentang ilmu kerohanian.

Pondok Pesantren Darunnajah yang berdiri tepat di Jl. Ulujami Raya No.86

Kecamatan Pesanggrahan Kelurahan Ullujami Jakarta Selatan, telah banyak

menerima hampir 400 santri per tahunnya. Namun, yang menjadi alasan diambilnya

judul ini adalah banyaknya santri yang mengalami Homesick (penyakit rumah) lebih

tepatnya (penyakit tidak betah).

1 Machfoeld, KI M.A,lsafat Da’wah-Ilmu Da’wah dan Penerapannya (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), cet, ke-1, hal. 99

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

Banyak santri yang masih belum mau menerima kenyataan bahwa mereka

nantinya bakal ditinggal oleh orang tuanya, mereka dititipkan dan dipercayakan

kepada Pondok Pesantren untuk menjaga dan mendidik serta dapat menjadikannya

orang yang lebih bisa mengenal dunia luar tannpa melupakan norma-norma yang ada

dalam islam. Bukan cuma itu saja yang mendorong penulis untuk mengkaji judul ini.

KH. Mahrus Amin selaku Pimpinan Pondok Pesantren di Darunnajah, dalam

kesehariannya selalu menyempatkan diri untuk berceramah diatas mimbar setelah

shalat ashar. Dalam ceramahnya itu KH. Mahrus Amin selalu mengajarkan apa arti

kebaikan dan bagaimana cara mencegah kemunkaran. Seringkali beliau berceramah

tentang hal itu. Namun disetiap ceramahnya itu, beliau tidak luput membahas dan

menggabungkan kegiatan sehari-hari yang dilakukan para santrinya.

Dalam Pondok Pesantren Darunnajah banyak terdapat ustad-ustad yang

masing-masing individu meiliki ilmu, pengalaman, dan kemampuan yang berbeda-

beda. Setiap ustadnya pun juga sering menasehati santri-santrinya ketika waktu luang,

dan kapanpun saat santri mulai merasa bosan atau penasaran dengan kurikulum

pendidikan dan kegiatan-kegiatan yang di adakan Pondok Pesantren setiap harinya.

Bukan hanya Pimpinan Pondok Pesantrennya dan ustad-ustadnya saja yang

menjadi teman curhat santri di pondok pesantren ini, para senior atau kakak kelas pun

juga bisa dijadikan teman atau orang yang lebih tua dan lebih berpengalaman dari

santri disini. Kakak kelas atau biasa dibilang mudabbir selaku pimpinan disetiap

kamar atau rayon yang ditempati santri juga selalu menjadi incaran para santri-santri

baru untuk bertanya-tanya tentang seputar kegiatan yang ada di Pondok Pesantren ini.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

Namun, ada juga santri yang memanfaatkan kakak kelas untuk bekerja sama

dalam hal yang negatif. Seperti rela disuruh apa saja demi menghindari kegiatan-

kegiatan yang tidak disukainya, dengan alasan supaya kakak kelas dapat membantu

agar santri ini bebas beralasan dan tidak ikut dalam kegiatan yang dimaksud.

Biro Pengasuhan Santri yang terdapat di dalam Pondok pesantren Darunnajah

ini di khususkan dan dibentuk untuk santri-santri yang masih sering mengingat

kampung halamannya, nakal, dan juga sulit dinasehati. Lembaga ini sudah dibentuk

sejak awal dibangunnya Pondok Pesantren ini sendiri. Jadi, penulis terdorong dan

ingin mengamati bagaimana peran dan sistem yang seperti apa yang digunakan para

pembimbing atau pengasuh dalam mengasuh dan membina spiritual santri di Pondok

Pesantren Darunnajah ini.

Bukankah sudah seharusnya bagi setiap muslim untuk benar-benar menyeru

kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran (Amar Ma’ruf Nahi Munkar), terutama

pemimpin dan pembimbing yang baik, karena memiliki kecakapan serta memiliki

kemampuan untuk mempengaruhi dan mengajak serta mengarahkan aktivitas

terhadap individu dan masyarakat dalam menangani masalah tersebut.

Dalam hal ini Allah SWT, menegaskan dalam firmannya:

ää ää3333 tt ttFFFF øø øø9999 uu uuρρρρ öö ööΝΝΝΝ ää ää3333ΨΨΨΨ ÏÏ ÏÏ ii iiΒΒΒΒ ×× ××πππ𠨨 ¨¨ΒΒΒΒ éé éé&&&& tt ttββββθθθθ ãã ãããããã ôô ôô‰‰‰‰ tt ttƒƒƒƒ ’’’’ nn nn<<<< ÎÎ ÎÎ)))) ÎÎ ÎÎ���� öö öö���� ss ssƒƒƒƒ øø øø:::: $$ $$#### tt ttββββρρρρ ãã ãã���� ãã ããΒΒΒΒ ùù ùù'''' tt ttƒƒƒƒ uu uuρρρρ ÅÅ ÅÅ∃∃∃∃ρρρρ ãã ãã���� ÷÷ ÷÷èèèè pp ppRRRR ùù ùùQQQQ $$ $$$$$$ ÎÎ ÎÎ//// tt ttββββ öö ööθθθθ yy yyγγγγ ÷÷ ÷÷ΖΖΖΖ tt ttƒƒƒƒ uu uuρρρρ ÇÇ ÇÇ tt ttãããã ÌÌ ÌÌ���� ss ss3333ΨΨΨΨ ßß ßßϑϑϑϑ øø øø9999 $$ $$#### 44 44 yy yy7777 ÍÍ ÍÍ×××× ‾‾ ‾‾≈≈≈≈ ss ss9999 '' ''ρρρρ éé éé&&&& uu uuρρρρ ãã ããΝΝΝΝ èè èèδδδδ

šš ššχχχχθθθθ ßß ßßssss ÎÎ ÎÎ==== øø øø���� ßß ßßϑϑϑϑ øø øø9999 $$ $$#### ∩∩∩∩⊇⊇⊇⊇⊃⊃⊃⊃⊆⊆⊆⊆∪∪∪∪

Artinya : “ Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan ummat yang menyeru

kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang

munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”. (QS. Ali-Imron; 104)

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

Ma’ruf disini diartikan segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada

Allah. Sedangkan munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-

Nya.2

Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi tugas dan kewajiban bagi

pembimbing agama adalah membina masyarakat, mengajak kepada kebaikan dan

membina manusia kejalan yang bdiridhoi noleh Allah SWT.

Dengan kata lain, dalam diri manusia telah tertanam benih yang disebut

instink agama (Instink Religious atau Nauralite Regional) yang menurut Al-Qur’an

disebut kecenderungan kearah beragama (haniefan musliman) yang dikembangkan

melalui pendidikan atau bimbingan yang cukup baik.

Sabda Nabi muhammad SAW, yang menjelaskan bahwa “… Setiap manusia

dilahirkan diatas fitrahnya, dan orang-orang tuanyalah yang mendidiknya menjadi

beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Akan tetapi bila orang tuanya beragama

Islam, maka niscaya anaknya pun menjadi muslim”.3

Hadits di atas menjelaskan pengaruh bimbingan dan pembinaan yang dipandu

dengan pengaruh dasar yang disebut dengan fitrah. Fitrah tersebut dapat menjadikan

manusia itu hamba Allah yang mampu berjalan di dalam jalan yang benar dan dapat

bermasyarakat. Bimbingan dan pembinaan sangatlah berpengaruh terhadap

pembentukan kepribadian manusia. Dalam bimbingan dan pembinaan itu terdapat

norma-norma dan nilai-nilai yang mengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat.

2 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, 1971), hal.93

3 A. Husaini Muslim, Shahih Musli, (Beirut: Daar El-Fikri, 1993), Jilid-2, hal.28

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

Kepribadian tidak dapat difahami terlepas dari nilai dan norma-norma

kebudayaan tersebut karena hakekatnya kepribadian adalah susunan dari aturan

tingkah laku sebagai bentuk manifestasi kepribadian dapat dikatakan normal atau

abnormal tergantung pada kesesuaian dengan aturan-aturan social yang ada atau

kesesuaian dengan norma-norma kebudayaan dari masyarakat.4

Dan jika bimbingan itu bear-benar dijalankan akan terjamin kebahagiaan dan

ketentraman batin dalam hidup ini. Bimbingan merupakan kegiatan yang bersumber

pada kehidupan manusia. Kenyataan menunjukkan manusia di dalam hidupnya silih

berganti menghadapi persoalan atau problem.5

B. Batasan dan Perumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Berupa penjelasan hubungan atau korelasi tentang lembaga di Pondok

Pesantren Darunnajah dan teknik pendidikan, pengajaran, dan bimbingan

konseling antara ustad, pengurus dan santri

Sebagaimana telah diketahui, selama ini kegiatan bimbingan rohani

merupkan unsur utama dari Lembaga Biro Pengasuhan Santri dalam melakukan

suatu bimbingan.

Agar tidak terjadi kesalah pahaman dan pelebaran pembahasan maka

penulis mencoba membatasi permasalahan hanya pada “Peran Biro Pengasuhan

Santri Terhadap Permasalahan Santri di Pondok Pesantren Darunnajah

4 H. M. Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), Edisi 2, cet. Ke-4, hal.123

5 Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Penerbit Andi Offset, 1993), Cet. Ke-7, hal.7

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

Ulujami Jakarta Selatan” khususnya santri yang baru masuk namun banyak dari

mereka yang belum siap untuk di tinggal oleh orang tuanya, dan sampai akhirnya

mereka tidak betah, sering mengeluh, dan akan menghalalkan segala cara untuk

menghibur dirinya sendiri.

2. Perumusan Masalah

Setelah membatasi masalah di atas, maka perumusan masalah tersebut dapat

disimpulkan sebagai berikut:

a. Apa peran Biro Pengasuhan Santri di Pondok Pesantren Darunnajah?

b. Bagaimana harapan santri tentang peranan yang seharusnya dilakukan Biro

Pengasuhan Santri dalam mengatasi permasalahan santri di Pondok Pesantren

Darunnajah?

c. Apakah terdapat kesesuaian antara peranan lembaga Biro Pengasuhan Santri

dengan harapan santri Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah:

a. Untuk mengetahui fungsi dan cara pembimbing dalam memberikan motivasi

terhadap permasalahn santri di Pondok Pesantren Darunnajah.

b. Untuk mengetahui harapan santrit tentang diberikannya motivasi kepada santri-

santri yang bermasalah.

c. Untuk mengetahui terdapat kesesuaian antara peran pembimbing dalam

memberikan motivasi dengan harapan santri.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan, baik tentang program,

kondisi maupun kesesuaian antara peran pembimbing dengan harapan

masyarakat. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi bagi

pembimbing dalam melakukan pengasuhan.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi motivasi atau acuan bagi para

keluarga yang menitipkan dan mempercayakan anaknya kepada Pondok

Pesantren yang anak ini memiliki permasalahan agar dapat di bimbing dengan

baik.

D. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara terjun langsung untuk

meneliti sesuatu berupa informasi dan permasalahan santri, dimana peneliti

langsung ke lapangan (objek) penelitian untuk mengamati sesuatu. Dalam hal ini

mengenai Peran Biro Pengasuhan Santri (BPS) Terhadap Permasalahan Santri di

Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta Selatan.

2. Pendekatan Penelitian

Berupa penelitian kualitatif seperti wawancara, komunikasi konseling baik

dari ilmu agama ataupun ilmu umum. Penelitian melalui pendekatan kualitatif

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.6 Dalam hal ini yang diteliti

adalah Peran Biro Pengasuhan Santri (BPS) Terhadap Permasalahan Santri di

Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta Selatan.

3. Tempat dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta

Selatan, yang ber alamat di Jl. Ulujami Raya No.86 Kecamatan Pesanggrahan

Kelurahan Ulujami Jakarta Selatan. Adapun waktu penelitian dimulai dari tanggal

28 mei 2010 s/d 8 desember 2010.

4. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun subjek penelitian adalah konselor (ketua dan wakil Biro

Pengasuhan Santri) yang lebih sering terlihat dan terlibat langsung dalam

memberikan motivasi terhadap permasalahan santri yang juga terlibat dalam

proses konseling tersebut. Kemudian objeknya yaitu peran pembimbing dalam

memberikan motivasi kepada seluruh santri yang dikira kurang bersemangat,

nakal ataupun mengalami kesulitan dalam belajar.

5. Metode Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, metode yang digunakan adalah metode

observasi, yaitu aktivitas pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian

terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera.

6 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. Ke-33, edisi revisi, hal.4.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

Sumber utama penelitian ini adalah objek penelitian, yakni pada

bimbingan dan penyuluhan yang diberikan untuk memotivasi santri pondok

pesantren Darunnajah ulujami.

6. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode observasi, maka

instrumen penelitiannya adalah peneliti itu sendiri karena ia menjadi segalanya

dan keseluruhan proses penelitian7.

Alat bantu dalam penelitian ini adalah catatan lapanga, handycam, dan pedoman

wawancara.

7. Teknik keabsahan Data

Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini memiliki kriteria;

a. Kreadibilitas (derajat kepercayaan) dengan teknik triangulasi yaitu teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, hal itu

dapat dicapai dengan jalan:

1) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat pandangan orang lain, dalam hal ini penulis membandingkan

jawaban yang diberikan oleh pembimbing dengan santri mengenai

pelaksanaan bimbingan dan konseling.

2) Membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang berkaitan.

7 Ibid, h.168

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

b. Ketekunan atau keajegan pengamatan

Ketekunan pengamatan yakni, menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur

dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang

dicari kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci,

maksudnya peneliti hanya memusatkan dan mencari jawaban sesuai dengan

rumusan masalah saja.

8. Teknik Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis

menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi, Dalam hal ini penulis mengamati dan memperhatikan secara

langsung, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan

hubungan antara aspek dan fenomena tersebut . Observasi dilakukan dengan

mengamati langsung ke Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta

Selatan untuk memeperoleh informasi sehingga data penelitian bisa

didapatkan.

b. Wawancara, yaitu dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk

memperoleh informasi. Peneliti melakukan wawancara kepada ketua dan

wakil Biro Pengasuhan Santri untuk memperoleh kelengkapan data,

sebelumnya penulis terlebih dahulu menyusun pertanyaan tentang

permasalahan yang berkaitan dengan objek peneliti sebagai pedoman

wawancara yang dijadikan acuan pada saat wawancara berlangsung. Teknik

ini dibantu dengan tape recorder untuk merekam hasil wawancara dan

mencatat informasi yang didapat waktu itu.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

c. Dokumentasi, yaitu menelaah dokumentasi dan arsip yang dimiliki pondok

pesantren.

9. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data dari hasil observasi dan wawancara, penulis

menginterpretasikan catatan lapangan yang ada kemudian menyimpulkan,

setelah itu menganalisa kategori-kategori yang tampak pada data tersebut.

Dimana seluruh data yang penulis peroleh dari hasil pengamatan dan

wawancara, lebih dahulu penulis kelompokkan sesuai dengan persoalan yang

telah ditetapkan lalu menganalisanya secara sistematis.

E. Tinjauan Pustaka

Sebelumnya ada skripsi yang membahas mengenai permasalahan santri yang

telah dilakukan oleh mahasiswa terdahulu, untuk mengetahui materi penelitian

diuraikan sebagai berikut yaitu dengan Judul Skripsi, “Upaya Bimbingan Konseling

dalam menumbuhkan Konsep Diri Anak yang Positif di Panti Asuhan Putera Asih

Tangerang”, yang ditulis oleh Siti Muchlisoh Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam

tahun 2006, dalam skripsi ini lebih ditekankan bagaimana upaya bimbingan dalam

menumbuhkan konsep diri yang positif pada anak asuh di Panti Asuhan Putera Asih

Tangerang.

Penelitian lainnya yaitu, “Peran Konselor dalam Upaya Pembentukan

Konsep Diri Siswa Kelas II SMK Muhammadiyah 09 Jakarta”, yang ditulis oleh Siti

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

Mariana Ulfah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Bimbingan Penyuluhan

Islam, yang menjelaskan tentang peran yang seharusnya dilakukan oleh seorang

konselor dalam upaya pembentukan konsep yang ada pada diri siswa khususnya kelas

II di SMK Muhammadiyah 09 Jakarta.

Adapun yang membedakan penelitian skripsi penulis dengan penelitian

sebelumnya adalah subjek dan objek penelitian. Yang menjadi subjek dalam penelitian

ini adalah pembimbing dan santri di Pondok Pesantren Darunnajah. Serta yang

menjadi objek penelitian ini adalah Peran Pembimbing di Lembaga Biro Pengasuhan

Santri terhadap Permasalahan Santri di Pondok Pesantren Darunnajah. Hal tersebut

dikarenakan penulis merasa perlu dilakukan suatu pengkajian dan penelitian mengenai

bentuk bimbingan lain yang memiliki nuansa yang berbeda dalam mengatasi

permasalahan santri.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam skripsi ini, maka penulis membuat sistematika

penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULAN

Terdiri dari latar belakang masalah, batasan dan perumusan

masalah,tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan

pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN TEORITIS

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

Kajian teoritis yang berisikan masalah inti dalam judul skripsi ini, yaitu

memuat tentang pengertian teori peran, pengertian Bimbingan dan

Penyuluhan, fungsi Bimbingan, fungsi Penyuluhan, tujuan bimbingan,

dan tujuan Penyuluhan, Pengertian santri, Pengertian Pesantren, elemen

pesantren, pengertian teori masalah, pengertian teori santri, serta bentuk-

bentuk Pondok Pesantren.

BAB III : GAMBARAN UMUM, meliputi

Profil lembaga Biro Pengasuhan Santri (BPS); Sejarah berdirinya,

Tujuan, Hasil Penelitian, Struktur Lembaga, serta Visi dan Misi

BAB IV : ANALISIS DAN TEMUAN LAPANGAN

Temuan analisa yang terdiri dari deskripsi klien dan pembimbing,

bagaimana cara pembimbing dalam memberikan motivasi pada santri,

harapan para santri dan kesesuaian antara cara pembimbing memberikan

motivasi dengan harapan para santri.

BAB V : PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Peran Pembimbing

1. Pengertian Peran

Dalam kamus besar bahasa Indonesia “peran adalah beberapa

tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di

masyarakat dan harus dilaksanakan “.1

Sedangkan menurut Keliat, Peran adalah sikap dan perilaku nilai

serta tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya

dimasyarakat.2

Walaupun kedudukannya ini berbeda antara satu dengan yang

lainnya tersebut akan tetapi masing-masing dirinya berperan sesuai dengan

statusnya. Menurut Soerjano Soekanto, “peran dapat dikatakan sebagai

periaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.3

Berbicara tentang peran, tentunya tidak dapat dipisahkan dengan

status (kedudukan) walaupun keduanya berbeda, akan tetapi saling

berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya. Karena yang satu

tergantung pada yang lainnya beguitu juga sealiknya, maka peran

diibaratkan sebagai dua sisi mata uang yang berbeda, akan tetapi

1Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), hal. 667

2 Salbiah, Konsep Diri, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara, hal. 6 3 Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet, ke-1,

hal. 667

16

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

17

kelekatannya sangat berbeda sekali. Seseorang dapat dikatakan berperan

atau memiliki peran sikatakan seseorang tersebut mempunyai status dalam

masyarakat walaupun kedudukan ini berbeda antara satu orang dengan

orang lain, akan tetapi masing-masing dirinya memiliki peran yang sesuai

dengan statusnya.

2. Pengertian Bimbingan dan Penyuluhan

Kata penyuluhan selalu disertai dengan bimbingan, menjadi

bimbingan dan penyuluhan yaitu satu kesatuan istilah. Istilah bimbingan

dan penyuluhan adalah terjemahan dari “Guidance” penyuluhan adalah

suatu usaha dari suatu badan pemerintah maupun swasta untuk

meningkatkan kesadaran pemahaman, sikap, keterampilan warga

masyarakat yang berkenaan dengan hal yang tertentu, misalnya

“Penyuluhan Demam Berdarah dan Kebersihan Lingkungan” bermaksud

meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pemahaman, sikap dan

keterampilan warga masyarakat khususnya para warga masyarakat,

berkenaan dengan aspek lingkungan kebersihan dalam kehidupan tertentu.

Untuk memperoleh pengertian yang lebih jelas, berikut ini dikutip

sebuah definisi. Menurut Crow & crow (1960), seperti yang dikutip

Prayitno dan Erman Amti, Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh

seseorang, laki-laki atau perempuan yang memiliki kepribadian yang

memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia

untuk membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri,

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

18

mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri

dan menanggung bebannya sendiri.4

Meskipun definisi deskriptif diatas menampakkan variasi yang

cukup mencolok, yang bersumber pada sudut pandang yang berbeda-beda,

namun terdapat juga sejumlah unsur yang menunjukkan kesamaan.

Perbedaan yang paling menonjol menyangkut sudut pandang, apakah

bimbingan terutama dilihat sebagai sikap dasar seseorang untuk

menawarkan jasanya untuk membantu orang lain; ataukah terutama di

pandang sebagai kumpulan sejumlah proses, prosedur, cara serta teknik

untuk memberikan pelayanan yang efisien dan efektif kepada orang lain.

Dengan demikian, dari pengertian di atas maka dapat di fahami

bahwa bimbingan ialah bantuan yang di berikan oleh seseorang kepada

orang lain dalam usaha untuk mengatasai kesulitan-kesulitan di dalam

kehidupannya dan menjadi lebih mampu untuk menghadapi masalah yang

akan dihadapi kelak, sehingga tercapai kesejahteraan atau kebahagiaan

dalam hidupnya.

Dapat diambil kesimpulan bahwa dalam proses bimbingan,

pembimbing secara praktis lebih banyak memberikan pengarahan, nasihat

kepada yang dibimbing, maka pembimbing bersikap aktif sedangkan yang

terbimbing bersifat pasif. Rumusan bimbingan pada umumnya mencakup

beberapa hal dalam prosesnya, antara lain:

4 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Cet, ke-2, hal. 94

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

19

a. Bimbingan diberikan kepada individu atau kelompok dan

mempersiapkan individu atau kelompok untuk dapat memahami suatu

proses.

b. Bimbingan menyiapkan individu atau kelompok untuk dapat mencapai

suatu tujuan memberikan kesempatan untuk dapat kesempatan yang

lebih luas dalam pendidikan, pendewasaan, pemahaman dan kepekaan

diri pribadi.

c. Bimbingan adalah merupakan suatu usaha untuk dapat menyesuaikan

diri dengan lingkungan, sekolah dan kehidupan berusaha agar santri

memahami diri sendiri, secara teratur berstimulus dan sistematik.

d. Bimbingan menentukan dan mengarahkan diri sendiri.

e. Bimbingan berusaha agar santri berproses memperoleh pengalaman

yang berguna, dan memiliki kepribadian yang memadahi dan terlatih

dengan baik, melatih pribadi atau kelompok (klien) agar dapat

bertanggung jawab terhadap keputusan-keputusan yang dibuat.

Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud dengan bimbingan

adalah proses pemberi bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada

seseorang atau beberapa orang individu baik anak-anak, remaja atau

dewasa agar orang-orang yang di bimbing dapat mengembangkan

kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

20

individu dan sarana yang dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma

yang berlaku.5

3. Fungsi Bimbingan Dan Penyuluhan

Fungsi bimbingan dapat di artikan sebagai suatu tertentu yang

mendukung atau memepunyai arti terhadap tujuan bimbingan. Dalam

hubungan ini bimbingan dan penyululuhan berfungsi sebagai pemberi

layanan kepada peserta didik agar masing-masing peserta didik

berkembang secara optimal, sehingga menjadi pribadi yang utuh dan

mandiri.

Bila ditinjau dari kegunaan atau manfaat, ataupun keuntungan-

keuntungan yang akan diperoleh melalui pelayanan bimbingan dan

penuluhan Islam, maka para ahli mengelompokkan fungsi-fungsi

bimbingan dan penyuluhan kepada lima fungsi pokok, yaitu:

a. Fungsi penyaluran adalah yang memberikan bantuan kepada santri

untuk mendapatkan lingkungan yang sesuai dengan keadaan dirinya.

b. Fungsi pengadaptasian adalah yang memberikan bantuan kepada

sekolah untuk menyesuaikan program pengajaran dengan diri santri.

c. Fungsi penyesuaian adalah yang memberikan bantuan kepada santri

untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang baru.

d. Fungsi perbaikan adalah yang member bantuan kepada santri untuk

memperbaiki kondisi yang di pandang kurang sesuai.

5 Prof Dr. H. Prayitno M.Sc ed dan Drs. Erman Amti, Program Bimbingan dan Konseling. Hal.99

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

21

e. Fungsi pengembangan adalah yang membantu santri untuk melampaui

proses perkembangan dan fase perkembangan secara wajar.6

4. Tujuan Bimbingan Dan Penyuluhan

Tujuan bimbingan merupakan penjabaran dari tujuan umum dan

telah banyak dirumuskan dalam definisi bimbingan, antara lain bimbingan

dinyatakan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu agar individu

tersebut:

a. Mengerti dirinya dan lingkungannya.

b. Mampu memilih, memutuskan dan merencanakan hidupnya secara

bijaksana baik dalam bidang pendidikan, pekerjaan dan sosial pribadi.

c. Mengembangkan kemampuan dan kesanggupannya secara maksimal.

d. Mencegah masalah yang di hadapi secara bijaksana. Bantuan ini

termasuk untuk mencegah kebiasaan-kebiasaan buruk yang menjadi

sumber masalah.

e. Mengelola aktifitas kehidupannya, mengembangkan sudut

pandangnya, dan mengambil keputusan serta mempertanggung

jawabkannya.

f. Memahami dan mengarahkan diri dalam bertindak serta bersikap

sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungannya.7

6 M. Arifin, Pengantar bimbingan dan konseling Buku Panduan Mahasiswa, (Jakarta; Pren Halindo), cet. Ke-1, ha. 45

7 Ibid, hal. 41-42.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

22

B. Pesantren Dan Permasalahan Santri

1. Pengertian Pesantren

Menurut Clifford Geertz yang dikutip oleh Yasmadi, Pesantren bila

dirunut dari bentuk kata, berasal dari kata Santri dengan diapit awalan pe-

dan akhiran –an ini mengindikasikan Pesantren sebagai tempat tinggal

para santri.8 Sedangakan kata “santri”, menurut Nurcholis Madjid kata

santri ini bisa dilihat dari dua pendapat.9 Pertama, pendapat yang yang

mengatakan bahwa santri berasal dari perkataan sastri, sebuah kata dari

bahasa sansakerta yang artinya melek huruf. Pendapat ini didasarkan pada

kaum santri adalah kelas literary bagi orang jawa yang berusaha

mendalami agama melalui kitab-kitab bertulisan dan berbahasa arab.

Sedangkan menurut Zamakhsyari Dhofier, kata santri berasal dari bahasa

India yang berarti orang-orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu,10

atau seorang sarjana ahli kitab suci agama Hindu. Atau secara umum dapat

diartikan buku-buku suci agama atau buku tentang pengetahuan umum.

Kedua, pendapat yang menyatakan bahwa perkataan santri

sesungguhnya berasal dari bahasa jawa, dari kata “cantrik”, berarti

8 Clifford Geertz, Abangan Santri, Priyayi Dalam Pandangan Masyarakat Jawa, terj. Aswab Mahasin (judul asli ; The Religion of Java), cet. Ke-2, (Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1983), hal. 268

9 Nurcholis Madjid, Bilik-bilik Pesantren, Sebuah Potret Perjalanan, Cet. Ke-1, (Jakarta: Paramadina, 1997)hal.19-20

10 Zamakhsyarai Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi tentang Pandangan kiyai, cet. Ke-6 (Jakarta: LP3ES, 1994), hal.18

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

23

seseorang yang selalu mengikuti seorang guru kemana guru ini pergi

menetap.11

Di Indonesia sebutan Pesantren lebih popular disebut Pondok

Pesantren, berbeda dengan Pesantren, Pondok berasal dari bahasa arab

yaitu Funduq, yang berarti asrama, rumah dan tempat tinggal sederhana.12

Dari pengertian terminologi Pesantren secara historis kultural

lahir dari budaya Indonesia. Menurut Nurcholis Madjid Pesantren tidak

hanya mengandung makna keislaman, namun juga mengandung makna

keaslian Indonesia. Sebab, cikal bakal Pesantren sudah ada sejak masa

hindu-budha, dan Islam datang dan tinggal meneruskan. Melestaraikan,

dan mengIslamkannya. 13

Pesantren disamping sebuah asrama atau tempat tinggal santri,

juga menjadi sebuah lembaga pengembangan studi ke Islaman, diman

banyak ilmu agama baik dibidang Fiqih, nahwu, sharaf dan ilmu lainnya di

kaji dan didalami pemahamannya untuk kemudian di bawa pada

masyarakat melalui santrinya sebagai duta pesantren. Hal ini menjadi nilai

tambah bagi keberadaan Pesantren ditengah semakin berkembangnya

dunia pendidikan di Indonesia.

11 Yasmadi, Modernisasi Pesantren; Kritik Nurcholis Madjid Terhadap Pendidikan Islam Tradisional, (Jakarta: PT Ciputat Press, 2005) Cet. Ke-2

12 Hasbullah, SejarahPendidikan Islam di Indonesia; Lintasan sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1996), h. 138

13 Yasmadi, Modernisasi Pesantren; Kritik Nurcholis Madjid Terhadap Pendidikan Islam Tradisional, hal. 62

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

24

2. Elemen Pesantren

Pesantren sebagai lembaga pendidikan, memiliki elemen yang

tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Adapun elemen dari

Pesantren tersebut meliputi kiyai, santri, Pondok, masjid dan pengajaran

kitab-kitab klasik atau sering disebut kitab kuning.14

M. Arifin mengklasifikasikan perangkat Pesantren meliputi pelaku

Pesantren seperti Kiyai, santri. Perangkat keras Pesantren meliputi asrama,

Pondok, Masjid dan sebagainya. Dan perangkat lunak lainnya seperti

tujuan, kurikulum, metode pengajaran, evaluasi dan alat-alat penunjang

pendidikan lainnya.15

Adapun mengenai elemen Pesantren yang disebutkan diatas, akan

dibicarakan sebagai berikut :

a. Kiayi

Kiayi atau pengasuh Pondok Pesantren merupakan elemen

yang sangat esensial bagi suatu pesantren. Rata-rata Pesantren di Jawa

dan Madura menjadi sosok yang sangat berpengaruh, kharismatik, dan

berwibawa, sehingga amat disegani oleh masyarakat dilingkungan

Pesantren. Disamping itu, Kiayi Pondok Pesantren biasanya juga

sekaligus sebagai pendiri dari pesantren yang bersangkutan. Oleh

karena itu sangat relevan jika dalam perkembangannya, Kiayi menjadi

sosok yang sangat berperan penting bagi Pesantren.

14 Amin Haedari, Abdullah Hanif dkk. Masa depan Pessantren. Dalam tantangan modernitas dan tantangan kompleksitas global.(Jakarta: IRD PRESS.2004) Cet. Ke-1

15 M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum (Jakarta: Bina Aksara, 1995) Cet.ke-3, hal.257

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

25

Menurut Zamakhsyari Dhofier, dalam bukunya yang berjudul

tentang Tradisi Pesantren: Study Tentang Pandangan Hidup Kiyai,

perkataan kiyai dalam bahasa Jawa dipakai untuk tiga jenis gelar yang

berbeda. Pertama sebagai gelar kehormatan bagi barang-barang yang

dianggap saktidan kramat. Misalnya Kiyai Garuda Kencana dipakai

untuk sebutan Kereta Emas yang ada di Kraton Yogyakarta. Kedua

sebagai gelar kehormatan bagi orang-orang tua pada umumnya.

Ketiga, sebagai gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada seorang

ahli agamaIslam yang memiliki atau menjadi Pemimpin

Pesantren.dalam hal ini pengertian ketiga disebut sebagai acuan bagi

pengertian kiayi yakni sebagai apresiasi masyarakat kepada seorang

Pimpinan Pesantren16.

b. Pondok

Sesuai dengan pengertian Pondok Pesantren yang telah

dikemukakan di awal. Pondok bisa didefinisikan sebagai asrama atau

tempat tinggal para santri, sarana yang berada di sekitar komplek

Pesantren, seperti rumah kiayai, tempat pengajian, dan ruang bagi

keiatan agama lain yang dipergunakan oleh pihak Pesantren. Pondok

kemudian menjadi sebuah ciri khas bagi Pesantren yang

membedakannya dengan sistem pendidikan lainnya.

Pondok menjadi rumah bagi santri, untuk kalangan

Pesantren tradisional, pondok atau bale (asrama) tidak hanya berfungsi

16 Zamakhsyarai Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi tentang Pandangan kiyai, cet. Ke-1 (Jakarta: LP3ES, 1994), hal.18

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

26

sebagai tempat untuk tidur bagi santri namun juga digunakan sebagai

tempat memasak dan mengaji sesam santri. Berbeda dengan Pesantren

modern yang menggunakan Pondok hanya untuk tempat tidur, karena

kegiatan makan diberikan fasilitas kantin.

c. Masjid

Masjid pada masa nabi menjadi pusat kegiatan agama, maka

dalm hal ini Pesantren yang diasuh oleh kiayai yang menurut sistem

yang dilakukan Nabi menjadikan masjid sebagai tempat pusat

kegiatan, beberapa kegiatan kajian agama seperti pengajian,

sehubungan dengan itu pula umat Islam dimanapuh berada selalu

menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan mereka khususnya yang

berkaitan dengan agama misalnya untuk perkumpulan, kajian,

musyawarah dan lainnya.

d. Santri

Santri adalah siswa dari sebuah Pondok Pesantren, seperti

telah dibahas diawal pembahasan. Pada umumnya santri terbagi ke

dalam dua kategori. Pertama , santri mukim, yaitu murid-murid yang

berasal dari daerah yang jauh dari Pesantren dan menetap di Pesantren.

Tradisi bagi santri yang telah lama atu lebih senior, biasanya memikul

tanggung jawab mengajar santri junior tentang kitab menengah dan

dasar, tentunya setelah ditunjuk oleh pihak pengurus bahkan Kiayi

yang bersangkutan.kedua, santri kalong, yaitu para santri yang berasal

dari desa sekitar Pesantren.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

27

Mereka tidak menetap di Pesantren mereka berada

dipesantren hanya bila ada tugas pesantren atau kegiatan pesantren

saja. Apabila sebuah Pondok Pesantren memiliki santri mukim lebih

banyak, maka Pesantren tersebut dikategorikan Pesantren besar.17

e. Pengajaran Kitab Kuning

Pesantren sebagai lembaga pendidkan Islam tradisional,

telah mengajarkan kitab-kitab klasik, khususnya kitab-kitab karangan

madzhab Syafi’iyah. Pengajaran kitab-kitab kuning berbahasa arab

tanpa syakal stau sering disebut kitab Gundul.kitab kuning ini satu-

satunya metode yang secara formal diajarkan dalam komunitas

Pesantren di Indonesia.

3. Bentuk-bentuk Pesantren

Pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan tradisional dalam

perkembangannya dikelompokan menjadi beberapa bentuk. Pembagian ini

berdasarkan karakteristik pengajaran dan penyampaian yang dilaksanakan

oleh Pondok Pesantren tersebut.

Dalam penyelenggaraan system pengajaran dan pembinaannya

Pondok Pesantren dewasa ini dapat digolongkan kepada tiga bentuk, yaitu:

a. Pondok Pesantren Tradisional.

Pondok Pesantren tradisional adalah lembaga penddikan dan

pengajaran agama Islam yang pada umumnya pendidikan dan

pengajaran tersebut diberikan dengan cara non klasikal (system

17 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kiayi,(Jakarta: LP3ES,1986)hal. 51-52, Cet.II

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

28

bandongan dan sorogan) dimana seorang kiayi mengajar santri-santri

berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa araboleh ulama-

ulama besar sejak abad pertengahan, sedangkan santri biasanya tinggal

didalam Pondok atau asrama dalam Pesantren tersbut.

Pesantren model ini masih memegang teguh penyampaian

dengan pola tradisional dalam mengajarkan nilai-nilai Islam. Cara-cara

yang digunakan telah turun temurun dipraktekan. Ilmu yang dipelajari

umumnya sama disemua pesantren model ini, demikian juga kitb yang

dikaji, perbedaan hanya terletak pada kadar ilmu yang dimiliki oleh

kiayi pada tiap pesantren.18 Ciri lain dari pesantren model ini adalah

kemutlakan kiayi sebagai pemegang kekuasaan dan penentu kepuusan

dan menejemen pun biasanya menggunakan menejemen keluarga, hal

seperti ini bisa saja terjadi pada pesantren model lain.

b. Pondok Pesantren Tradisional Modern.

Pesantren model ini adalah lembaga pendidikan dan pengajaran

agama Islam yang menggabungkan system madrasi (klasikal)19 yang

mengarah kepada system atau pola modern dari segi pengajaran dan

penyampaiannya. Ciri pesantren model ini adalah peran seorang kiayi

tidak mutlak lagi, akan tetapi telah ada pembagian tugas diantara

pengasuh atau pembinanya.

Dari segi pengajarannya disamping menggunakan cara-cara

tradisional (system sorogan, bandongan atau wetonan) juga memakai

18 Sudjuko Prasadjo, Profil Pesantren, (Jakarta: P3M, 1982), h. 90 19 Masdar F. Mas’ud, Direktori Pesantren, (Jakarta: P3M, 1986), H. 76

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

29

sistem modern (sistem pembagian kelas) dengan menggunakan

tingkatan-tingkatan kemampuan santri. Pesantren ini juga mengadakan

kegitan pendidikan formal untuk memberikan keseimbangan antara

tuntunan duniawi dan ukhrowi.

c. Pondok Pesantren Modern.

Pondok Pesantren Darunnajah yang penulis teliti termasuk

didalam Pondok Pesantren Modern, Pesantren modern adalah

pesantren yang menggunakan sistem modern (baru) dari segi dan

pengajaran materinya. Cirri-ciri pesantren ini adalah:

1) Memakai cara diskusi dan Tanya jawab dalam setiap penyampaian

materinya.20

2) Adanya pendidikan kemasyarakatan, segenap pelajar berlatih

memperhatikan dan mengerjakan hal-hal yang nantinya akan

dialami oleh mereka dalam masyarakat ketika mereka berbaur

dengan masyarakat, mengenai hal-hal yang nanti akan dijumpai

Masyarakatmengenai pelajaran mereka.21

3) Adanya organisasi pelajar yang mengatur aktivitas mereka, segala

sesuatu mengenai kehidupan mereka diatur dan

diselenggarakansendiri oleh mereka dengan cara demokrasi,

gotong royong dan dalam suasana ukhuwah yang dalam, tapi itu

20 J. L. Mursell, Succesful Teaching, disusun oleh Nasution M.A, “Mengajar Dengan Khusus” (Bandung: I Jemmars, tth), h. 28

21 ibid, h. 229

Page 29: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

30

juga tidak terlepas dari bimbingan dan pengawasan pengasuh-

pengasuh atau Pembina-pembinanya.22

4) Adanya organisasi pelajar yang bertanggung jawab atas segala

sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan dan kegiatan sehari-

hari, tata tertib, disiplin. Masing-masing dapat mengutarakan

pendapat dan melakukan kegiatan kesiswaan yang terikat dengan

system pendidikan dan pengajaran yang telah ditetapkan.

Adapun peran dan fungsi Pondok Pesantren sendiri

berkembang dari masa ke masa. Pada taraf yang paling awal, Pondok

Pesantren ternyata tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan

namun juga menjadi pusat penyiaran agama Islam.

Sebagai lembaga pendidikan pondok pesantren

menyelenggarakan pendidikan keagamaan, pada perkembangan

selanjutnya pendidikan pondok pesantren membuka lembaga

pendidikan formal, baik yang berafiliasi dengan pendidikan agama

maupun dengan pendidikan umum, atau sekuler.23

4. Permasalahan Santri

Adapun yang menjadi salah satu permasalahan santri disini dan

penyebabnya jika dilihat dari Kegiatan dan kebiasaan-kebiasaan santri

adalah:

22 ibid, hal. 932 23Anas Madhuri, Pesantren dan Pengembangan Ekonomi Ummat (Surabaya: Departemen

Agama, 2002), cet Ke-1. h. 18

Page 30: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

31

a. Pola hidup yang berbeda dengan dirumah, santri memerlukan waktu

untuk beradaptasi.

b. Santri belum mendapatkan teman yang cocok.

c. Santri belum mempunyai jiwa yang mandiri.

d. Orang tua belum sepenuhnya ikhlas menitip dan mempercayakan

anaknya kepada Pondok Pesantren.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

BAB III

GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN DARUNNAJAH

ULUJAMI JAKARTA SELATAN DAN BIRO PENGASUHAN

SANTRI

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta

Selatan

1. Struktur

Nama Pesantren : Pondok Pesantren Darunnajah

Waqif : 1). K.H. Abdul Manaf Mukhayyar (Alm.)

2). Hj. Tsurayya (Almh.)

Pendiri : 1). KH. Abdul Manaf Mukhayyar (Alm.)

2). Drs. H. Komaruzzaman

3). Drs. KH. Mahrus Amin

Penyelenggara : Yayasan Darunnajah

Ketua Umum : H. Syaefuddin Arief, SH., MH

Tahun Berdiri : 1 April 1974

Pimpinan : 1). KH. Mahrus Amin

2). Drs. KH. Sofwan Manaf, M.Si.

Jumlah Santri : 3.240 Santri

Jumlah Ustadz/Guru : 389 Guru

Alamat : Jl. Ulujami Raya 86, Kel. Ulujami, Kec. Pesanggrahan, Jakarta

Selatan 12250

32

Page 32: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

33

Telp : 021-7350187 (hunting)

Fax : 021-73880158, 021-73886529

Website : www.darunnajah.com

E-mail : [email protected]

2. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Darunnajah

a. Periode Cikal Bakal (1942-1960)

Pada tahun 1942 K.H. Abdul Manaf Mukhayyar mempunyai

sekolah Madrasah Al-Islamiyah di Petunduhan Palmerah. Tahun 1959

tanah dan madrasah tersebut digusur untuk perluasan komplek

Perkampungan Olah Raga Sea Games, yang sekarang dikenal dengan

komplek Olah Raga Senayan. Untuk melanjutkan cita-citanya, maka

diusahakanlah tanah di Ulujami.

Tahun 1960, didirikan Yayasan Kesejahteraan Masyarakat

Islam (YKMI), dengan tujuan agar di atas tanah tersebut didirikan

pesantren. Periode inilah yang disebut dengan periode cikal bakal,

sebagai modal pertama berdirinya Pondok Pesantren Darunnajah.

b. Periode Rintisan (1961-1973)

Pada tahun 1961 K.H. Abdul Manaf membangun gedung

madrasah enam lokal di atas tanah wakaf. Ide mendirikan pesantren

didukung oleh H. Kamaruzzaman yang saat itu sedang menyelesaikan

kuliahnya di Yogyakarta. Untuk pengelolaan pendidikan diserahkan

1 Buletin Darunnajah, Media Informasi Tahunan Edisi XXIV, Juni 2010. Penerbit: Pondok

Pesantren Darunnajah, Jakarta

Page 33: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

34

kepada Ust. Mahrus Amin, alumnus KMI Gontor yang mulai menetap

di Jakarta pada tanggal 2 Februari 1961.

Karena banyaknya rintangan dan hambatan, maka pendidikan

belum bisa dilaksanakan di Ulujami, tetapi dilaksanakan di

Pertukangan bersama beberapa tokoh masyarakat, diantarannya Ust.

Abdillah Amin dan H. Ghozali, berkerjasama dengan YKMI, tanggal 1

Agustus 1961, Ust. Mahrus Amin mulai membina madrasah Ibtidaiyah

Darunnajah dengan jumlah siswa sebanyak 75 orang dan tahun 1964

membuka Tsanawiyah dan TK Darunnajah.

Tahun 1970 ada usaha memindahkan pesantren ke Petukangan,

tapi mengalami kegagalan. Dan usaha merintis pesantren pernah pula

dicoba dengan menampung kurang lebih 9 anak dari Ulujami dan

Petukangan, yakni antara tahun 1963-1964. Dan tahun 1972

menampung kurang lebih 15 anak di Petukangan, namun kedua usaha

itu didak dapat dilanjutkan dengan berbagai kesulitan yang timbul.

Para periode ini, meskipun pesantren yang diharapkan belum

terwujud, tetapi dengan usaha-usaha tersebut, Yayasan telah berhasil

mempertahankan tanah wakaf di Ulujami dari berbagai rongrongan,

antara lain BTI PKI saat itu.

c. Periode Pembinaan dan Penataan (1974-1987)

Pada tanggal 1 April 1974, dicobalah untuk ke sekian kalinya

mendirikan Pesantren Darunnajah di Ulujami. Mula-mula Pesantren

mengasuh 3 orang santri, sementara Tsanawiyah Petukangan dipindah

Page 34: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

35

ke Ulujami untuk meramaikannya. Baru pada tahun 1976, Madrasah

Tsanawiyah Pertukangan dibuka kembali dan secara berangsur,

Pesantren Darunnajah Ulujami hanya menerima anak yang mukim

saja, kecuali anak ulujami yang boleh pulang pergi.

Bangunan yang pertama di dirikan adalah masjid dengan

ukuran 11 X 11 m2 dan beberapa lokal asrama. Mesekipun

bangunanya sederhana, namun sudah sesuai dengan master plan yang

dibuat oleh Ir. Ery Chayadipura. Pada awal pembangunannya, seluruh

santri selalu dilibatkan untuk membantu kerja bakti.

Pada periode inilah mulai ditata kehidupan di Pesantren

Darunnajah dengan sunnah-sunnahnya.

1) Aktivitas santri dan kegiatan pesantren disesuaikan dengan jadwal

waktu sholat.

2) Menggali dana dari pesantren sendiri untuk lebih mandiri.

3) Meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran, dengan dibentuk

Lembaga Ilmu Al-Qur’an (LIQ), Lembaga Bahasa Arab dan

Inggris dan Lembaga Da’wah dan Pengembangan Masyarakat

(LDPM).

4) Beasiswa Ashabunnajah (kelompok santri penerima beasiswa

selama belajar di Darunnajah) untuk kader-kader Darunnajah.

d. Periode Pengembangan (1987-1993)

Darunnajah mulai melebarkan misi dan cita-citanya,

mengajarkan agama Islam, pendidikan anak-anak fuqara dan masakin

Page 35: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

36

dan bercita-cita membangun seratus Pondok Pesantren Modern. Masa

inilah, saat memancarkan pancuran kesejukan ke penjuru-penjuru yang

memerlukan. Sampai dengan tahun 2004, Pesantren Darunnajah Group

telah berjumlah 41.

e. Periode Dewan Nazir (1994-sekarang)

Perjalanan sejarah Pesantren Darunnajah yang relatif lama telah

menuntut peraturan kesempurnaan untuk menjadi lembaga yang baik.

Belajar dari perjalanan pondok pesantren di Indonesia dan melihat

keberhasilan lembaga Universitas Al-Azhar Cairo Mesir, yang telah

berumur lebih 1000 tahun lamanya, Yayasan Darunnajah yang

memayungi segala kebijakan yang telah berjalan selama ini, berusaha

merapihkan dan meremajakan pengurus yayasan.

Dengan niat yang tulus dan ikhlas, maka wakif tanah di

Ulujami Jakarta K.H.Abdul Manaf Mukhayyar, Drs.K.H. Mahrus

Amin, dan Drs.H. Kamaruzzaman Muslim yang ketiganya

mengatasnamakan para dermawan untuk wakaf tanah di Cipining

Bogor seluas 70 ha, mengikrarkan wakaf kembali di hadapan para

ulama dan umara dalam acara nasional di Darunnajah pada tanggal 7

Oktober 1994.

Dalam acara tersebut wakif menguraikan niat dan cita-citanya

mendirikan lembaga ini diatas sebuah piagam wakaf yang

ditandatangani oleh para pemegang amanat, Dewan Nazir dan

Page 36: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

37

Pengurus Harian Yayasan Darunnajah yang disaksikan oleh para tokoh

masyarakat dan ormas di Indonesia.

Ditahun 2007, Pesantren Darunnajah memiliki 11 cabang

pesantren di berbagai tempat; Jakarta, Bogor, Serang, Bengkulu,

Kalimantan Timur. dengan luas asset 318 ha.2

3. Visi dan Misi Pondok Pesantren Darunnajah

a. Visi

1) Mencetak manusi yang bermuttafaqah fiddin untuk menjadi kader

pemimpin ummat atau Bangsa.

2) Mendidiki kader-kader ummat dan bangsa yang bertafaqoh fiddin,

para ulama’, zuama’, dan aghniya’; cendikiawan muslim yang

bertaqwa, berakhlak mulia, berpengetahuan luas, jasmani yang sehat,

terampil dan ulet.

b. Misi

1) Mencetak manusia yang;

a) Beriman dan bertaqwa g) Mampu bersaing

b) Berakhlak mulia h) Kritis

c) Berpengetahuan Luas i) Problem solver

d) Sehat dan kuat j) Jujur

e) Terampil dan ulet k) Komunikatif, dan

f) Mandiri l) Berjiwa juang.

2 Ibid.

Page 37: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

38

2) Merintis dan memplopori berdirinya Pondok Pesantren di seluruh

Indonesia sebagai lembaga sosial keagamaan yang bergerak

dibidang pendidikan dan dakwah.3

4. Organisasi Kelembagaan

Untuk menyelenggarakan Pondok Pesantren Darunnajah

dimandatkan sepenuhnya kepada Pimpinana Pesantren. Dalam

melaksanakan tugas-tugas operasionalnya, pimpinan pesantren dibantu

oleh lima Biro:

a. Biro Pendidikan, membawahi;

Kelompok Bermain, Taman Kanak-kanak (TK), Taman

Pendidikan Al-Qur’an (TPA-TKA), Sekolah Dasar Islam (SDI),

Tarbiyatul Mu’Allimin wal Mu’allimat Al Islamiyah (MTs, MAK, dan

SMA), Lembaga Bahasa (LB), Perpustakaan dan Laboratorium,

Lembaga Ilmu Al-Qur’an (LIQ), dan Darunnajah Computer Center.

b. Biro Administrasi, Keuangan dan Usaha, membawahi;

Keuangan, Kesekretariatan, Publikasi dan Dokumentasi,

Bidang-bidang Usaha Darunnajah, dan Biro Pengasuhan Santri,

membawahi; Organisasi Santri, Keamanan Pesantren, Bimbingan dan

Konseling, Musyrif, Bagian Bahasa, dan Marching Band Putri

Darunnajah.

3 Ibid.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

39

c. Biro Rumah Tangga, membawahi;

Bagian Kesehatan, Bagian Kesejahteraan, Bagian

Perawatan, Bagian Kebersihan, Bagian Pembangunan, Bagian Dapur

Umum, dan Bagian Listrik dan Air

d. Biro Kemasyarakatan, mengelola;

Lembaga Dakwah dan Pengembangan Masyarakat(LDPM),

Peringatan hari-hari besar Islam, Ashabunnajah dan Alumni, Ta’mir

Masjid, dan Protokol Pesantren.

5. Program Pesantren

Untuk mewujudkan cita-cita dalam pembangunan dakwah dan

menjaga kelangsungan pesantren, sejak awal telah dirancang pedoman

kerja yang terdiri atas lima program.

a. Peningkatan Mutu Pendidikan

1) Memantapkan/ menyempurnakan kurikulum

2) Memasukkan pelajran kitab-kitab kuning pada jam formal

b. Pembangunan Fisik

1) Memperbaiki dan merawat gedung yang sudah ada

2) Membangun gedung permanent

c. Penggalian dan pengembangan dana

Membuat badan-badan usaha untuk menunjang biaya operasional

pesantren dan kesejahteraan guru, yang saat ini telah terbentuk 53 unit

usaha.

Page 39: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

40

d. Pengkaderan dan penempatan

Untuk menjaga kelangsungan dan memajukan pesantren pada

masa yang akan datang, lembaga berusaha mempersiapkan kader-

kader pesantren dengan meningkatkan sumber daya manusia dengan

melanjutkan pendidikan diluar negeri maupun didalam negeri dengan

program diploma, S1, S2, S3.dari; Keluarga pendiri pesantren, Guru-

guru pesantren, Penerima beasiswa ashabunnajah, dan Alumni.

Kader-kader disiapkan untuk mengabdi di cabang-cabang

Darunnajah sebagai tenaga pendidik, tenaga administrasi dan pimpinan

pesantren.

e. Pengembangan Masyarakat

Telah dilakukan berbagai pendekatan, baik dengan pembinan

ekonomi, sosial, keagamaan, hal ini dilakukan supaya masyarakat

dapat merasakan manfaat atas keberadaan pesantren.4

7. Prestasi

Prestasi yang pernah diraih 3 tahun terakhir oleh TMI Darunnajah:

a. Tahun 2001 Juara I JAGO Pramuka Penggalang se Jakarta Selatan

b. Juara I Pramuka Yel Regu PUMA se Jakarta Selatan

c. Juara I Prestasi tinggi regu Jago Lt V se Indonesia

d. Pelopor PORSENI PESANTREN se Jawa dan Bali.

e. Juara I Marching Band se Jabotabek.

f. Juara I, Wide Game penggalang se DKI Jakarta

4 Ibid.

Page 40: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

41

g. Mengikuti Jamboree Pandu Dunia di Tanpin Malaysia sebagai utusan

RI.

h. Mewakali Pemda DKI dalam Lomba Tapak Suci se Jawa dan Bali II

i. Akreditasi dan pengakuan LPK (lembaga Pendidikan Komputer) oleh

Dep. Tenaga Kerja RI5

8. Sarana dan Prasarana

Masjid, Gedung Permanen, Ruang Kelas, Laboratorium IPA,

Laboratorium Bahasa, Laboratorium Komputer, Perpustakaan, Balai

Pengobatan, Sarana Olahraga;berupa: Lapangan Basket, Volly, Renang

Indoor, Bulu Tangkis, Futsal dll, Koperasi Sekolah; Alfa Mart dan Smesco

Mart, Kantin, Asrama, Laundry , Kolam Renang Indoor (Putra dan Putri

dibagi waktu), dan Warnet.

9. Ekstra Kurikuler

Komputer, Pramuka, Muhadharah (Latihan Berpidato), Marching

Band, Seni Bela Diri, Tilawah dan Tahfidz Al – Quran, Praktik

Pengabdian Masyarakat, Latihan Dasar Kepemimpinan , Kursus Bahasa

Inggris, Praktik Mengajar, Kesenian dan Keterampilan, Keorganisasian,

Olahraga, Studi Tour, Pertukaran Pelajar, Kaligrafi (Ikatan Kaligrafi

Darunnajah), Kursus Jurnalistik, Renang Indoor, Video Conference, dan

Workshop.

5 Ibid.

Page 41: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

42

B. Gambaran Umum Biro Pengasuhan Santri

1. Sejarah Berdirinya Biro Pengasuhan Santri

Biro Pengasuhan Santri adalah sebuah Lembaga dibawah naungan

Pondok Pesantren Darunnajah. Tugas utama Biro Pengasuhan Santri

adalah membantu Pimpinan Pondok Pesantren dalam mengatur pola piker

dan aktifitas kehidupan santri diluar jam sekolah santri di tarbiyatul

Mu’allimin wal Mu’allimat Al-Islamiyah (TMI) Darunnajah, mulai dari

bangun tidur sampai tidur kembali. Pada dasarnya tugas Pengasuhan Santri

dapat digolongkan menjadi tiga hal,yakni; sebagai Pembina Organisasi

santri Darunnajah (OSDN), sebagai Pembina Disiplin santri secara

menyeluruh, sebagai pembimbing dan penyuluh santri. Pada dasarnya

tugas Pengasuhan Santri dapat digolongkan menjadi tiga hal,yakni;

a. Sebagai Pembina Organisasi santri Darunnajah (OSDN)

b. Sebagai Pembina Disiplin santri secara menyeluruh

c. Sebagai pembimbing dan penyuluh santri

Kehidupan santri di Pondok Pesantren Darunnajah yang mukim

selama 24 jam tidak lepas dari disiplin, maka pengasuhan santrilah yang

menjadi pengendalian disiplin seluruh santri, baik secara langsung maupun

tidak langsung melalui pengurus OSDN. Dalam menegakkan disiplin

santri lembaga ini lebih menekankan kepada kesadaran prefentif dan

meminimalisasi hukuman fisik. Dengan demikian, jalannya disiplin santri

menjadi lebih baik dan suasana kekeluargaan lebih tampak.

Page 42: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

43

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan perhatian secara

pembinaan terhadap santri dan wali santri, tentu diperlukan pembenahan

dan pembaharuan diberbagai segi, baik dari segi penempatan santri di

asrama, pengawasan, peningkatan sarana dan prasarananya. Khusus untuk

santri senior kelas enam TMI mendapat perhatian tersendiri dikalangan

pengasuhan dengan dibentuknya komisi yang membahas pembinaan kelas

enam dalam rapat pengasuhan.

Tidak kalah pentingnya pembaharuan dijajaran kantor pengasuhan,

yaitu dengan upaya-upaya perbaikan di ketata usahaan mulai dari

peningkatan SDM staf-stafnya dan komputerisasi pendataan santri dan

lain-lainnya.

2. Kewajiban Dan Tanggung Jawab

a. Mengontrol jalannya disiplin

b. Menempati kamar dirayon yang telah ditentukan

c. Mengikuti sholat berjamaah di masjid

d. Mengikuti upacara sabtu pagi

e. Menghadiri rapat mingguan pengasuhan santri

f. Melaksanakan harokatut tabkir

g. Full Time di rayon dan tidak diperkenankan kerja sampingan (les dan

sejenisnya) di luar pondok

h. Berperan aktif dalam rapat majlis fajar dan membuat laporan harian

i. Mengontrol absensi setiap malam pukul 22.00 WIB

j. Mempunyai catatan individu santri

Page 43: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

44

k. Membuat laporan dan mengikuti rapat mingguan pada hari selasa

pukul 20.00 di Baitul Wakif

l. Mengadakan rapat mudabbir6

3. Program Kerja

a. Harian

1) Mengasuh, mengontrol dan memonitor kegiatan santri di rayon

2) Menggerakkan santri untuk kemasjid

3) Melaksanakan harokatut tabkir

4) Memberikan perizinan (tasdiq) untuk meninggalkan kelas

5) Mengontrol kamar santri

6) Melarang tamu atau wali santri masuk ke asrama

7) Menginformasikan kepada wali santri perkembangan anaknya baik

yang positif ataupun negative

8) Memonitor bulis/haritsah dirayon dan kamar mandi

9) Mengadakan puaa sunnah dan kegiatan ubudiah lainnya bersama

dengan pengurus rayon dan anggota rayon sewaktu-waktu

10) Mengontrol keberadaan santri di asrama

a. Mingguan

1) Mengontrol kamar-kamar sebelum adzan pertama sholat jum’at

2) Mengumpulkan anggota rayon seminggu sekali

3) Membimbing dan mengontrol jum’at bersih

6 Ibid.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

45

4) Mendata fasilitas rayon yang rusak dan kurang layak serta

melaporkannya ke BRT

5) Menginventarisasi barang-barang pesantren yang ada di dalam

rayon

6) Menggerakkan anak-anak untuk berolahraga setelah jum’at bersih

7) Mengadakan siraman rohani bagi anggota rayon. (dibuat materi

khusus)

b. Bulanan

1) Mengabsen santri setelah libur bulanan

2) Memeriksa kamar pengurus. (idak ada skat kamar)

3) Rapat evaluasi bersama pengurus rayon dan ketua kamar

4) Membuat laporan bulanan dan diserahkan ke TU pengasuhan

5) Memeriksa administrasi rayon

6) Musyrifah memeriksa santri setelah perpulangan bulanan didepan

asrama bersama mudabbir

c. Semester

1) Membantu panitia ujian untuk Harokatut tabkir saat ujian

2) Menggerakkan santri untuk belajar diluar asrama pada pagi dan

malam hari

3) Mengontrol asrama saat ujian tulis berlangsung

d. Program Kerja Tahunan

1) Membantu keamanan pesantren dlam perpindahan kamar

2) Mengikuti seluruh kegiatan tahunan santri

Page 45: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

46

Ketentuan diatas merupakan sebuah usaha untuk

meningkatkan pengawasan, perhatian dan pelayanan bagi santri

maupun orang tua santri. Selain itu para musyrif dan musyrifah

diwajibkan mengadakan pertemuan dengan orang tua santri secara

berkala. Tempat pertemuan di kamar masing-masing santri ini

bertujuan agar ada perhatian, saran dan kritik mengenai kamar dan

berbagai hal lainnya serta orang tua dapat melihat langsung

keberadaan santri dikamar tersebut.

Segi positif dari pertemuan antara orang tua santri adalah

adanya interaksi langsung antara musyrif dengan wali santri

sehingga dapat dihindari adanya kesalahan informasi.7

4. Revolusi Kepengasuhan

Setiap tahunnya seluruh jajaran pengasuhan mengadakan rapat

khusus untuk membahas dan melakukan pembaharuan-pembaharuan

ditubuh Biro Pengasuhan. Diawali pembenahan pembinaan santri di rayon

oleh musyrif/musyrifah, dalam rapat disahkan susunan musyrif/musyrifah

dengan perbandingan seorang musyrif/musyrifah menangani 10-20 santri.

Adapun tugas dari musyrif/musyrifah selain mengabsen santri

setiap hari dan melaporkannya kepada pimpinan setiap kamis malam, juga

memberikan tausiah dan nasehat-nasehat serta motivasi-motivasi belajar

kepada santri pada malam hari sebelum tidur. Secara rinci standarisasi,

7 Ibid.

Page 46: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

47

kewajiban dan program kerja musyrif/musyrifah telah ditetapkan dalam

rapat kepengasuhan yang dibahas oleh komisi A sebagai berikut:

a. Pembentukkan TIM Inti Kepengasuhan

Dibentuk pada tanggal 22 januari 2007 berdasarkan surat tugas

nomor 744.05/DN/I/2007, dengan anggota tim berjumlah 26 orang.

Tim ini berfungsi sebagai koordinator pengasuhan atau sebagai

pengawas kegiatan pengasuhan.

b. Pembenahan di Bidang Keamanan Pesantren

Untuk meningkatkan keamanan dan pelayanan, serta tegaknya

disiplin pesantren, maka diadakan perubahan diantaranya satpam, sejak

tanggal 12 februari 2007 satpam ditiadakan, sebagai gantinya seluruh

jajaran mulai dari asatidz, administrator, santri dan karyawan bahu

membahu menjaga keamanan pesantren berdasarkan jadwal piket yang

ditentukan oleh coordinator piket dengan nama Harisul Ma’had.

Selain menjaga keamanan, Harisul Ma’had juga bertugasuntuk

mencatat keluar masuknya santri dan tamu pesantren. Hal ini adalah

untuk meningkatkan kedisiplinan dalam bidang keamanan.

c. Pengawasan dan Pembinaan Kegiatan Santri

Banyaknya kegiatan ekstrakulikuler santri tentunya

membutuhkan pengawasan dan pembinaan yang lebih intensif.8

8 Ibid.

Page 47: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

48

5. Kegiatan Tahunan

a. Jambore Nasional di Gontor

Dalam rangka kesyukuran 80 tahun Pondok Modern

Darussalam Gontor (PMDG), gugus depan gerakan pramukan

pesantren Darunnajah mengikuti Jambore Nasional Pondok Pesantren

Alumni Gontor. Acara tersebut merupakan salah satu perhelatan besar

dalam milad PMDG ke-80. Mengingat pesantren Darunnajah adalah

pesantren alumni PMDG.

b. Darunnajah Art Tournament

Dalam acara ini khususnya santri putra menampilkan beberapa

karya seni yang berhubungan dengan kesenian. Seperti hasil karya seni

lukis berupa kaligrafi, khot, graffiti, karikatur, ASAL (asli atau palsu),

penampilan drama, penampilan marawis, band, dancer dan lain-lain.

Acara ini wajib dihadiri oleh seluruh santriwan dari kelas 1 hingga

kelas 6. Dan secara perhitungan acara ini di bebankan kepada biro

pengasuhan santri selaku pembimbing OSDN.

c. Malam Penganugerahan MISS Darunnajah

Acara ini merupakan acara pemilihan kandidat yang dilakukan

melalui seleksi kriteria pemilihan diantaranya adalah adab serta

ketepatan dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh dewan juri.

d. Do’a Bersama di Tahun Baru Muharram

Seluruh santriwan-santriwati memperingatinya dengan

membaca do’a akhir tahun sesaat setelah selesai sholat ashar berjamah

Page 48: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

49

di masjid jami Darunnajah dan membaca Do’a awal tahun setelah

jamaah sholat maghribnya.

e. Pekan Khutbatul ‘Arsy

Acara ini dapat diartikan sebagai Khutbah atau ceramah dari

pimpinan tertinggi pondok pesantren Darunnajah Drs. KH. Mahrus

Amin, yang berisikan tentang prinsip dasar kepesantrenan yang

meliputi penjelasan tentang Panca Jiwa, Panca BIna, Panca Darma,

Panca Jangka kepesantrenan, dan Historikal Darunnajah yang

dilaksanakan tiap tahun oleh seluruh santri. Dengan harapan semoga

para santri mampu mendalami ilmu kepesantrenan dengan benar

sehingga akan menimbulkan api unggun dan Cuma malam hari

diadakannya.

f. Pembukaan dan Penutupan Perkhutsy dan Lp3

g. Maulid Nabi di Pesantren

Perayaan Maulid Nabi adalah sebagai bentuk upaya pengenalan

akan keteladanan Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa ajaran

agama Islam. Santri-santri Darunnajah memperingati Maulid Nabi tiap

tahun.rasa kesungguhan untuk belajar dan mengamalkannya kelal di

dalam masyarakat.

h. Pembukaan dan Penutupan Perkemahan Khutbatul ‘Arsy

i. Api Unggun Perkhutsy dan Lp3

Acara ini sama halnya dengan acara Pekan Khutbatul ‘Arsy.

Cuma bedanya hanya di

Page 49: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

50

j. Festival Nasyid Tausiah dan Qiro’ah (NTQ)

Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan bakat

seni yang religi dan mendidik santri agar beriman, berseni, dan

berprestasi.

k. Perkajum Santri Darunnajah

Perkajum adalah kegiatan perkemahan yang dilakukan selama

tiga hari dua malam, yang diselenggarakan oleh setiap gugus depan

(GUDEP) pondok pesantren Darunnajah. Bertujuan sebagai sarana

peningkatan kemampuan masing-masing santri dan sarana untuk

mempraktekkan ilmu-ilmu tentang kpramukaan yang telah mereka

peroleh.

l. Festival Marawis Darunnajah (FMD)

Festival Marawis Darunnajah (FMD) merupakan ajang kreasi

untuk santri-santri berbakat, khususnya dibidang musik bernuansa

islami.

m. Rapat BPS dan Forum Sharring

Acara ini merupakan acara yang menampung tanggapan-

tanggapan dan saran-saran dari masing-masing pimpinan atau ketua-

ketua pondok pesantren (khususnya cabang Darunnajah) beserta

struktur-strukturnya untuk mendapat inspirasi baru demi kemajuan

Pondok Pesantren Darunnajah beserta cabang-cabangnya.9

9 Ibid

Page 50: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

51

6. Sarana dan Prasarana

Pada dasarnya sarana dan prasarana Biro Pengasuhan Santri (BPS)

adalah sarana dan prasarananya Pondok Pesantren Darunnajah juga,

karena letak Biro Pengasuhan Santri itu sendiri berada didalam Pondok

Pesantren Darunnajah. Oleh karena itu, apapun kegiatan santri disitulah

selalu ada Biro Pengasuhan Santri beserta staff pembimbing lainnya.

Sarana dan prasanara yang dimaksud antara lain: Masjid, Gedung

Permanen, Ruang Kelas, Laboratorium IPA, Laboratorium Bahasa,

Laboratorium Komputer, Perpustakaan, Balai Pengobatan, Sarana

Olahraga;berupa: Lapangan Basket, Volly, Renang Indoor, Bulu Tangkis,

Futsal dll, Koperasi Sekolah; Alfa Mart dan Smesco Mart, Kantin,

Asrama, Laundry , Kolam Renang Indoor (Putra dan Putri dibagi waktu),

dan Warnet.10

10 Ibid

Page 51: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISA DATA

A. Deskripsi Informan

1. Klien

Klien yang dimaksud adalah santri laki-laki yang memiliki

masalah. Dari santri yang diwawancarai, rata-rata semuanya pernah

memiliki masalah. Diantara permasalahan tersebut klien yang memiliki

masalah merokok ada 2 orang, 1 orang masalah pribadi, dan yang lainnya

seperti masalah organisasi, permasalahan terlalu keras menghukum anak

baru (junior), kabur dari pondok, masalah keuangan dan masalah keluarga.

Dari permasalahan-permasalahan yang pernah diahadapi klien

terdapat permasalahan yang paling berat seperti memberi hukuman kepada

santri baru lalu santri yang dihukum melaporkannya ke polisi, sering

dimintai uang oleh kakak kelas, masalah cinta, ketahuan merokok, dan

masalah keluarga.

Cara mereka menyikapinya pun berbeda-beda ada yang terpaksa

harus mengikuti aturan-aturan Pondok, curhat dengan teman-temannya,

curhat dengan ustad, dan ada pula yang dibawa santai saja atas

permasalahannya sendiri. Semua santri semuanya pernah mendengar

tentang lembaga Biro Pengasuhan Santri, namun hanya Imam Khairul

Annas dan Ahmad Nurul Hadi saja yang pernah mencoba mencari solusi

di lembaga ini dan yang lainnya belum pernah.

52

Page 52: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

53

Menurut wawancara yang penulis ajukan kepada santri, rata-rata

jawaban mereka tentang pertanyaan dimana saja Biro Pengasuhan Santri

melakukan bimbingan yaitu di masjid, sekitar asrama, kelas sekitar rayon,

sekitar kamar-kamar santri, lingkungan sehari-harinya, dan bahkan ada

yang menjawab di seluruh lingkungan yang ada di Pondok Pesantren

Darunnajah ini sendiri.

Ada 3 santri yang menginginkan bimbingan dilakukan setiap saat,

namun yang lainnya tidak, mereka lebih menginginkan bimbingan

dilakukan pada waktu-waktu diluar sekolah, acara-acara penting, ketika

ada tamu, dan ada yang menginginkan bimbingan dilakukan pada waktu-

waktu sekolah. Ada 4 pembimbing yang biasa aktif disini, Pembimbing

yang dimaksud yaitu Ustad Agus Sugianto dan Ustad Wahyu Fajri

begitulah rata-rata klien menjawabnya, dan selebihnya ada yang

menambahkan Ustad Yusro Lismar dan Ustad Gusnadi yang keduanya

juga berperan sebagai pembimbing.

Adapun dari ke 5 klien tersebut, masing-masing mempunyai

harapan terhadap kemajuan Biro Pengasuhan Santri (BPS) yang ada di

pondok tempat mereka tinggal, ini pun ter kait pro dan kontra. Terlihat

dari masing-masing harapan yang mereka paparkan pada saat wawancara

cuma 1 santri yang pro dan tidak berharap banyak yaitu Imam Khairul

Annas yang cuma menginginkan BPS dapat memberikan solusi yang lebih

baik terhadap seluruh permasalahan santri-santrinya.

Page 53: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

54

Sedangkan yang lainnya lebih mengarah ke arah kontra, yang di

antaranya seperti Ahmad Izudin yang mengharapkan BPS agar bisa lebih

mengerti santri dan jangan terlalu egois dengan kemauannya, Faisal

Rahman yang berharap agar BPS jangan terlalu ketat dan hukuman yang

diberikan harus setimpal, Andre Irawan yang berharap agar BPS mengerti

santri dan jangan seenaknya cuma mau dituruti oleh santrinya saja, BPS

juga harus bisa mendengarkan keluhan dan harapan santri-santrinya, dan

yang terakhir Ahmad Nurul Hadi yang mempunyai harapan agar BPS

mengerti keinginan santri dan tidak membuat santri menjadi tidak betah.

2. Pembimbing

Pembimbing yang dimaksud adalah ketua dan wakil Biro

Pengasuhan Santri, yang bisa dibilang mereka inilah yang paling berperan

aktif pada bidang ini. Keduanya memiliki pengertian yang berbeda-beda

seperti ketua misalnya, BPS ini adalah sebuah lembaga yang ditunjuk atas

sebuah institusi oleh Pondok Pesantren yang tugasnya membantu

Pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah untuk membina santri-santri

khususnya pada kegiatan ekstra kulikuler dan kehidupan mereka sehari-

hari selama 24 jam.

Sedangkan menurut wakilnya BPS itu adalah Biro Pengasuhan

Santri, yang bergerak untuk mengatur kegiatan-kegiatan santri mulai dari

dia bangun pagi hingga dia tidur kembali. Menurut sepengetahuan mereka

pencetus dan siapa saja yang terlibat didalamnya ialah jika dilihat dari

Page 54: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

55

sejarah ke Pesantrenan, maka sejak awal adanya Pesantren, disitu sudah

ada pengasuhan.

Karena kalau kita lihat pesantren ini sebenarnya adalah ciri khas

pendidikan asli Indonesia, yang diluar negeri itu tidak ada. Maka awal

mula ada pesantren, disitulah ada pengasuhan. Namun, lembaga

kepengasuhan ini ada kalau dahulukan kepengasuhan itu berpusat pada

kiyainya setelah adanya Pondok Pesantren Gontor,. Maka Tri murti

Pondok Pesantren gontor itulah yang melembagakan kepengasuhan itu

yang tidak ditangani langsung oleh kiyainya, tapi kiyai itu mempunyai

tangan kanan yang membantu mereka yaitu di staff kepengasuhan.1

Jadi kiyai sebagai penguasa tunggal, tapi didalam menjalankan roda

kesehari-hariannya itu diwakilkan kepada staff. Begitulah ketua BPS,

sedangkan menurut wakilnya Pencetus BPS ini memang sudah lama dari

pak kiyai ketika mendirikan, ini berawal dari gontor, disitu ada namanya

Biro Pengasuhan Santri karena kiyai kita memang berasal dari Pondok

Pesantren Gontor dan menamakannya BPS. Pencetusnya sih sudah lama,

dari gontor itu sudah ada namanya Biro Pengasuhan. Ya yang telibat

didalamnya itu adalah semua guru-guru yang ada di dalam, jadi semua

guru-guru yang mukim dan tinggal didalam pesantren maka dia terlibat

didalam BPS2.

1 Wawancara langsung dengan Wakil Ketua Biro Pengasuhan Santri, Tanggal 24 September 2010

2 Wawancara langsung dengan Ketua Biro Pengasuhan Santri, Tanggal 16 September

Page 55: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

56

Biro pengasuhan santri juga mempunyai visi dan misi diantaranya

menurut ketuanya Visinya itu menciptakan santri yang berkualitas baik

dari sisi mental, spiritual, dan kreatif. Misinya adalah kita mendelegasikan

sebagian besar yang mengurus anak itu kepada santri-santri. Wakilnya pun

tidak berbeda jauh tanggapannya tentang visi dan misi yang ada di biro

pengasuhan santri ini sendiri. Menurut wakilnya Visinya mencetak

manusia yang Mutafaquh Fiddin untuk menjadikan kader pemimpin

umat/bangsa. Misinya itu mencetak manusia yang beriman, bertaqwa dan

berakhlak mulia3.

Peranan BPS (Biro Pengasuhan Santri) ini adalah membantu,

melaksanakan segala apa-apa yang diinginkan oleh Pimpinan Pesantren,

dalam hal mengasuh anak-anak dalam kehidupan selain yang ada di

sekolahan. Dalam artian, BPS Mengatur kegiatan santri yang diluar

sekolah, khususnya kegiatan-kegiatan ekstra kulikuler, tetapi dia tetap

mulai dari dia bangun pagi sampai dia tidur kembali.

Biro Pengasuhan Santri ini tidak akan berjalan tanpa ada bantuan

bawahan-bawahannya,yaitu: bagian Sekertaris, Bendahara, bagian

Keamanan, bagian Bahasa, dan bagian Olah Raga. Yang itu semuanya

sampai bagian-bagian yang lainnya itu juga sudah ada di santri.

Biro Pengasuhan Santri ini berperan sebagai pembimbing,

sedangkan pelaksananya itu diserahkan kepada (Organisasi Santri

Darunnajah) OSDN, peranan mereka itu membantu BPS menjalankan

3 Buku Panduan Santri Baru Pondok Pesantren Darunnajah, Penerbit: Pondok Pesantren Darunnajah, Tahun Ajaran 2010-2011

Page 56: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

57

kegiatan-kegiatan mulai dari bangun pagi hingga dia tidur kembali,

pengasuhan hanya mendampingi, mengawasi, menegur, mengarahkan

santri sejauh mana kegiatan mereka kalaupun ada hal-hal yang kurang

maka biro pengasuhan Santri akan memanggil organisasi tersebut,

sehingga dia bisa berjalan dengan baik dan ada pengawasan, begitulah cara

BPS berperan di Pondok Pesantren Darunnajah ini.

Yang berperan dalam menjalankan lembaga ini ialah pimpinan lalu

diteruskan kepada seluruh ustad yang ada di struktur Biro Pengasuhan

Santri, kemudian dibagi-bagi lagi ke bagian keamanan, sekretaris,

penanggung jawab sekertaris, penanggung jawab pramuka, bendaharanya,

ketuanya, terus ada penanggung jawab di tiap-tiap bidang, dan itu semua

ada strukturnya termasuk semua guru-guru yang mukim dan tinggal

didalam pesantren. Kemudian hasil dari peranan BPS ini sebenarnya

hasilnya tidak bisa dianalogikan, tetapi hasilnya itu adalah sepuluh hingga

dua puluh tahun yang akan datang, bukan hanya ingatan memory, tapi

lebih kepada internalisasi nilai, jadi pemahaman seseorang tentang

pendidikan yang ada disini itu kadang-kadnag dia sudah menyatu,

penyatuannya itu kadang-kadang disadari, dan kadang-kadang tidak

disadari ini menurut ketua biro pengasuhan santri, namun berbeda dengan

anggapan wakil biro pengasuhan santri yang menganalogikan hasilnya

lebih kearah kedisiplinan santri seperti kegiatan sekolah mereka jadi jauh

lebih baik, lebih disiplin, tepat waktu, dan ibadah juga tepat waktu, bahkan

Page 57: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

58

ada beberapa kejuaraan-kejuaraan yang diraih oleh santri atas nama biro

pengasuhan santri.4

B. Peran Biro Pengasuhan Santri di Pondok Pesantren Darunnajah

Biro Pengasuhan Santri ini adalah sebuah lembaga yang ditunjuk atas

sebuah institusi oleh Pondok Pesantren yang tugasnya membantu

melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Pimpinan Pesantren, dalam hal

mengasuh anak-anak dalam kehidupan selain yang ada di sekolahan juga

membina santri-santri khususnya pada kegiatan-kegiatan ekstra kulikuler dan

kehidupan mereka sehari-hari selama 24 jam,5 dan bergerak untuk mengatur

kegiatan-kegiatan santri mulai dari dia bangun pagi hingga dia tidur kembali6.

Peranan BPS (Biro Pengasuhan Santri) ini adalah membantu, melaksanakan

segala apa-apa yang diinginkan oleh Pimpinan Pesantren, dalam hal mengasuh

anak-anak dalam kehidupan selain yang ada di sekolahan.

Biro Pengasuhan Santri ini tidak akan berjalan tanpa ada bantuan

bawahan seperti bagian sekertaris, bendahara, bagian keamanan, bagian

bahasa, bagian olah raga. Yang itu semuanya sampai bagian-bagian yang

lainnya itu juga sudah ada di santri (Organisasi Santri Darunnajah (OSDN)).

Biro Pengasuhan Santri ini berperan sebagai pembimbing, sedangkan

pelaksananya itu diserahkan kepada Organisasi Santri Darunnajah (OSDN),

peranan mereka itu membantu BPS menjalankan kegiatan-kegiatan mulai dari

4 Wawancara langsung dengan Ketua Biro Pengasuhan Santri, Tanggal 16 September 5 Wawancara langsung dengan Ketua Biro Pengasuhan Santri, Tanggal 16 September 6 Wawancara langsung dengan Wakil Ketua Biro Pengasuhan Santri, Tanggal 24

September 2010

Page 58: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

59

bangun pagi hingga dia tidur kembali, pengasuhan hanya mendampingi

mengawasi sejauh mana kegiatan mereka kalaupun ada hal-hal yang kurang

maka biro pengasuhan Santri akan memanggil organisasi tersebut, sehingga

dia bisa berjalan dengan baik dan ada pengawasan7.

Setelah meneliti berbagai macam peran pembimbing dan pendekatan

yang digunakan di Pondok Pesantren Darunnajah, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa peran seorang pembimbing dalam mewujudkan

kemandirian dan kedisiplinan terhadap santri diantaranya:

1. Sebagai Pengganti Orang Tua Asuh

Dalam peran ini adalah tugas yang bisa dibilang paling mulia disisi

Allah SWT. Sebab, jika dikaji ulang tentang peranan orang tua di rumah

benar-benar sangat berat selain memberikan tanggung jawab secara lahir,

orang tua juga harus bertanggung jawab dalam memberikan nafkah batin

terhadap anaknya dalam bentuk kasih sayang, begitulah peran seorang

pembimbing di Pondok Pesantren ini8. Sangat berat dan beragam namun

dibalik semuanya itu memang sangat mulia disisi Allah SWT.

Berdasarkan hasil dialog tanya jawab terhadap pihak pesantren

dalam hal ini memang seorang pembimbing harus memiliki sosok keibuan

bagi wanita dan sosok kebapaan bagi prianya. Dan tidak terlepas juga dari

rasa kasih sayang dan santun yang mereka miliki, sebagaimana orang tua

kadung terhadap anaknya dan harus memiliki jiwa “Akhlaqul Karimah”

7 Wawancara langsung dengan Wakil Ketua Biro Pengasuhan Santri, Tanggal 24 September 2010

8 Wawancara langsung dengan Ketua Biro Pengasuhan Santri, Tanggal 16 September 2010

Page 59: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

60

yang berarti bahwa pembimbing juga harus memiliki akhlak yang mulia,

sebagaimana tugas awal Nabi Muhammad SAW yang diutus ke dunia ini

semata-mata hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.

Jika itu semua dimiliki oleh seorang pembimbing, maka

insya’Allah seorang santri dapat mewarisi akhlak yang mulia jua dan

menjadi seorang anak yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain dan

yang diharapkan oleh orang tuanya ketika keluar nanti.9

Pembimbing selalu siap ditempat kapanpun disaat santri

membutuhkannya, sewaktu-waktu santri sedang ada masalah santri bisa

langsung menceritakannya kepada salah satu pembimbing yang mereka

temui dan jawaban atas keluhan yang santri keluhkan akan dijawab

langsung dan diarahkan oleh pembimbing yang mereka temui, Setiap

guru-guru yang mukim dan tinggal didalam Pesantren maka secara tidak

langsung mereka terlibat di dalam pengasuhan ini10.

2. Sebagai Pendidik

Dalam hal ini mungkin menjadi tugas yang lebih sempit dibanding

dengan peran pembimbing yang pertama, yaitu pengganti orang tua asuh

yang tugasnya lebih luas, berdasarkan wawancara peneliti dengan

pembimbing, beliau memaparkan bahwa tugas seorang pendidik tidak

sama dengan seorang pengajar, sebab seorang pendidik selain bertugas

mengajar pembimbing juga memantau dan mengayomi santri terhadap

9 Wawancara langsung dengan Ketua Biro Pengasuhan Santri, Tanggal 16 September 2010

10 Wawancara langsung dengan Wakil Ketua Biro Pengasuhan Santri, Tanggal 24 September 2010

Page 60: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

61

seluruh kegiatannya di Pesantren guna menjadikan manusia yang

bermanfaat dan berguna bagi dirinya dan masyarakat sekitarnya11.

Pendidik juga memiliki peran dalam keberhasilan dan kemampuan

seorang anak yang tinggal di dalam Pondok Pesantren. Dan peranannya

yang paling utama adalah mengajari santri agar berakhlak dan

berkepribadian yang kaafah (sempurna), mandiri, dan kreatif dan

inovatif12.

Cara yang mereka gunakan adalah mengawasi, menegur, dan

mengarahkan santri dengan cara keliling Pondok13. Biro Pengasuhan santri

ini tidak akan berjalan tanpa ada nya bantuan bawahan yang terdiri dari

bagian sekertaris, bendahara, bagian keamanan, bagian bahasa bagian olah

raga sampai bagian-bagian yang lainnya dan itu juga sudah ada di santri.

Biro Pengasuhan Santri berperan sebagai pembimbing, sedangkan

pelaksananya itu juga diserahkan kepada OSDN (Organisasi Santri

Darunnajah), peranan mereka itu membantu BPS menjalankan kegiatan-

kegiatan mulai dari bangun pagi hingga dia tidur kembali, pengasuhan

hanya mendampingi dan mengawasi sejauh mana kegiatan mereka

kalaupun ada hal-hal yang kurang maka biro pengasuhan Santri akan

11 Wawancara langsung dengan Ketua Biro Pengasuhan Santri, Tanggal 16 September 2010

12 Wawancara langsung dengan Wakil Ketua Biro Pengasuhan Santri, Tanggal 24 September 2010

13 Wawancara langsung dengan Ketua Biro Pengasuhan Santri, Tanggal 16 September 2010

Page 61: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

62

memanggil organisasi tersebut, sehingga dia bisa berjalan dengan baik dan

ada pengawasan14.

3. Sebagai Motivator

Yaitu pemberi motivasi dan semangat dalam belajar dan berjuang

dalam menghadapi hidup. Dalam peran ini seorang pembimbing harus

benar-benar memiliki keilmuan terlebih dalam mengetahui psikologis

anak, dalam wawancara penulis dengan pembimbing beliau mengatakan

bahwasanya seorang motivator terlebih dahulu harus mengetahui akan

pengertian dari motivasi itu sendiri, yaitu kekuatan penggerak yang

membangkitkan aktifitas pada makhluk hidup yang menimbulkan tingkah

laku dan serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu.

Seorang motivator adalah pemberi semangat dan penggerak bagi

santri agar mereka bisa mendapatkan tujuan hidup mereka dan bisa

menggapai apa-apa yang mereka cita-citakan15.

Pemberian motivasi biasanya dilakukan setiap saat, dan motivasi

ini biasanya diberikan ketika santri sedang ada ujian nasional, ketika santri

mengalami gangguan dalam belajar pembimbing mengajarkan dan

mengarahkan dan telah itu mengawasi dari jauh secara terus menerus

hingga akhir ujian.

Motivasi juga diberikan ketika santri sedang mengadakan suatu

acara-acara besar ataupun kecil, tugas pembimbing hanya mengarahkan

14 Wawancara langsung dengan Wakil Ketua Biro Pengasuhan Santri, Tanggal 24 September 2010

15 Wawancara langsung dengan Ketua Biro Pengasuhan Santri, Tanggal 16 September 2010

Page 62: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

63

apa-apa yang seharusnya mereka lakukan agar acara tersebut bisa berjalan

sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku. Namun santri juga tidak ingin

acara yang mereka adakan menjadi gagal karena kurangnya dukungan dari

pengasuhan, seperti tidak mempersulit santri dengan segala perizinan-

perizinan kegiatan16, dan harus bisa ngertiin perasaan santri juga17,yang

hasilnya nanti akan menurunkan semangat serta motivasi yang diberikan

pembimbing terhadap mereka.

C. Harapan Santri Tentang Peran Biro Pengasuhan Santri Yang

Seharusnya Dilakukan Dalam Mengatasi Permasalahan Santri Di

Pondok Pesantren Darunnajah

Selain mewawancarai para pembimbing di Pondok Pesantren

Darunnajah ini, peneliti juga berdialog dengan para santri yang tinggal

didalamnya. Tiga orang santri mengatakan mereka menginginkan sosok

seorang pembimbing yang benar-benar bisa menggantikan posisi orang tuanya

walaupun tidak akan seratus persen mereka merasakannya seperti kasih

sayang orang tuanya yang telah menitipkan mereka kepada Pondok Pesantren,

mereka ingin Biro Pengasuhan Santri bisa lebih mengerti keinginan santri-

santrinya18, mereka ingin dikasihi, disayangi, dihargai dan dipahami akan

setiap kegiatan-kegiatan yang mereka buat19, mereka ingin Biro Pengasuhan

16 Wawancara langsung dengan Ahmad Nurul Hadi, Tanggal 03 September 2010 17 Wawancara langsung dengan Andre Irawan, Tanggal 03 September 2010 18 Wawancara langsung dengan Ahmad Izudin, Tanggal 03 September 2010 19 Wawancara langsung dengan Ahmad Nurul Hadi, Tanggal 03 September 2010

Page 63: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

64

Santri bisa memberikan solusi yang lebih baik terhadap seluruh permasalah

santri20.

D. Kesesuaian Antara Peranan Lembaga Dengan Harapan Santri Di Pondok

Pesantren Darunnajah

Setelah mendapatkan data hasil penelitian dari wawancara kepada

pihak Pondok Pesantren Darunnajah dan santri-santrinya, peneliti dapat

mengambil kesesuaian antara pendapat dari kedua belah pihak tersebut.

Menurut para pembimbing di Pondok Pesantren Darunnajah, peranan

mereka sebagai pembimbing adalah: sebagai pengganti orang tua asuh,

dimana dalam hal ini mereka harus benar-benar menguasai sosok orang tua

yang baik. Kemudian sebagai pendidik dimana pembimbing selain mengajar

mereka juga harus bisa mendidik, dalam hal ini terlebih pada kehidupan

sehari-hari santri tersebut. kemudian sebagai motivator dimana seorang

pembimbing harus benar-benar menjadi penyemangat santri dalam

menghadapi kehidupan mereka sebagai santri yang memondok di Pondok

Pesantren Darunnajah ini.

Santri Pondok Pesantren Darunnajah berpendapat bahwa peran seorang

pembimbing guna menjadikan santri itu sendiri mandiri adalah: menjadi

pengganti orang tua mereka dalam kesehariannya, kemudian sebagai orang tua

yang mau mendengarkan ide-ide kreatif yang mereka keluarkan guna untuk

menghibur santri-santri yang lain (tidak mematahkan semangat), kemudian

sebagai pendidik baik pendidikan formal maupun pendidikan agamanya,

20 Wawancara langsung dengan Imam Khairul Annas, Tanggal 03 September 2010

Page 64: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

65

kebebasan dalam kreasi dan berekspresi, dan mereka juga mengatakan bahwa

bukan hanya pembimbing agama yang menjadi penanggung jawab atas

kemandirian santri tapi seluruh guru-guru,staf,pengurus khususnya harus

terlibat dalam mengatur dan mengawasi santri guna menjadikannya mandiri.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan, bahwa peranan lembaga

dengan harapan santri di Pondok Pesantren Darunnajah sesuai dengan peranan

Biro Pengasuhan Santri yang ada di pondok pesantren Darunnajah ini.

Page 65: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian penulis, skripsi “ Peran Biro Pengasuhan Santri Terhadap

Permasalahan Santri Di Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta

Selatan”. Dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Peranan Biro Pengasuhan Santri di Pondok Pesantren Darunnajah

Biro Pengasuhan santri berperan sebagai sebuah lembaga yang

ditunjuk atas sebuah institusi oleh Pondok Pesantren yang tugasnya

membantu melaksanakan segala apa-apa yang diinginkan oleh pimpinan

pesantren dalam hal mengasuh santri dalam kehidupan selain yang ada di

sekolahan, membina santri-santri khususnya pada kegiatan-kegiatan ekstra

kulikuler didalam kehidupan mereka sehari-hari selama 24 jam, dan

bergerak untuk mengatur kegiatan-kegiatan santri mulai dari bangun pagi

hingga tidur kembali. Biro Pengasuhan santri ini berjalan atas bantuan

Organisasi Santri Darunnajah (OSDN) seperti bagian sekertaris,

bendahara, bagian keamanan, bagian bahasa, bagian olah raga yang itu

semua sudah diberikan tanggung jawabnya kepada santri akhir, guna

mendidik mereka untuk belajar bertanggung jawab sebelum keluar

nantinya. Biro Pengasuhan Santri berperan sebagai pembimbing,

sedangkan pelaksananya itu diserahkan kepada OSDN (organisasi santri

darunnajah), peranan mereka yaitu membantu Biro Pengasuhan

66

Page 66: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

67

menjalankan kegiatan-kegiatan mulai dari bangun pagi hingga dia tidur

kembali, pengasuhan hanya mendampingi dan mengawasi sejauh mana

kegiatan mereka ada hal-hal yang kurang maka biro pengasuhan Santri

akan memanggil organisasi tersebut, sehingga organisasi tersebut bisa

berjalan dengan baik dan ada pengawasan.

2. Harapan Santri Tentang Peranan Yang seharusnya Dilakukan Biro

Pengasuhan Santri Dalam Mengatasi Permasalahan Santri Di Pondok

Pesantren Darunnajah

Beberapa santri mengatakan mereka menginginkan sosok seorang

pembimbing yang benar-benar bisa menggantikan posisi orang tuanya

walaupun tidak akan seratus persen mereka merasakannya seperti kasih

sayang orang tuanya yang telah menitipkan mereka kepada Pondok

Pesantren, mereka ingin Biro Pengasuhan Santri bisa lebih mengerti

keinginan santri-santrinya, mereka ingin dikasihi, disayangi, dihargai dan

dipahami akan setiap kegiatan-kegiatan yang mereka buat, mereka ingin

BPS bisa memberikan solusi yang lebih baik terhadap seluruh permasalah

santri.

3. Kesesuaian Antara Peran Lembaga Dengan Harapan Santri Di Pondok

Pesantren Darunnajah

Peran Biro Pengasuhan Santri dalam mengatasi permasalahan

santri di Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta Selatan sesuai

dengan harapan santri

Page 67: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

68

B. Saran

1. Pihak Pondok Pesantren agar menambahkan tenaga kerja yang handal,

terampil, kreatif, dan mampu dalam bidang agama khususnya dan dalam

bidang formal pada umumnya, serta tenaga pengajar yang memiliki

kreadibilitas keilmuan yang profesional serta memiliki kapasitas,

integritas, dan loyalitas yang tinggi agar para santri lebih cepat dalam

menangkap pelajaran.

2. Diharapkan kepada pihak Biro Pengasuhan Santri, agar lebih

memperhatikan dan memahami apa-apa yang diinginkan santrinya. Serta

lebih menghargai dan mendukung kreatifitas yang sudah dibuat, agar

santri lebih bebas mengembangkan hasil pemikirannya masing-masing

guna mengembangkan kegiatan-kegiatan yang sudah ada ataupun

kegiatan-kegiatan baru yang dihasilkan dari pemikiran-pemikiran santri-

santrinya.

3. Biro Pengasuhan Santri dan Santri harus bekerjasama dengan baik dan

saling menghargai satu dengan yang lainnya.

Page 68: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

STRUKTUR PENGURUS ORGANISASI SANTRI DARUNNAJAH MASA BHAKTI 2010-2011

Ketua : Jihad Ardhillah Jakarta Selatan Fathul Hadi Sumatra Sekretaris : Imam Khairul Annas Parahyangan Azharuddin Jakarta Selatan Bendahara : Muhammad Syarif Hidayatullah Sumatra Ahmad Turhamun Jawa Tengah-Jawa Timur Bagian Keamanan : Sadly El Udwany El Bagiz Kalimantan Galih Ariyo Trilaksono Jakarta Timur Asrul Sani Nasution Jakarta Selatan Muhammad Zakky Pahlevi Jakarta Pusat Oktarijal Abdul Razik Karami Jakarta Barat Yan Yan Fathurrahman Parahyangan Usman Jakarta Timur Bagian Pengajaran : Ahmad Nurul Hadi Sumatra Muhammad Abdan Muflih Bogor Fatkan Karim Atmaja Jakarta Utara Khairul Umam Jakarta Barat Muhammad Akhiruddin El Islamy Jakarta Timur Saefullah Banten-Cirebon Chaidir Ali Jakarta Barat Ridwan Nur Palah Parahyangan Bagian Bahasa : Muhammad Syarifuddin Hizbullah Jakarta Selatan

Ahmad Honest Qashidi Luar Negeri Ilhamsyah Maulana Rizki Jakarta Barat Anggi Prayuda Panggabean Sumatra Fauzan Adzim Winata Bogor Yogi Fery Hidayat Parahyangan Nazhiful Qolbi Parahyangan Bagian Penerangan : Haswarpin Yithzak Pradana Sumatra Imam Syafi’ie Jawa Tengah-Jawa Timur Muhammad Vaiz Hariri Parahyangan Guntur Andi Saputra Tangerang Ivann Ramadhan Jakarta Barat Bagian Koordinator : Efrilian Sumatra Arif Rahman Hakim Jakarta Selatan Seto Ganang Purwoko Tangerang

Hendy Darmansyah Jakarta Selatan Dika Septian Pratama Sumatra

Page 69: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

Ahmad Izuddin Rahmatullah Jakarta Selatan Abdurrahman Jakarta Selatan Bagian Olahraga : Agus Purniawan Tangerang Rezza Adlihan Jaya Sumatra Fitrah Awaluddin Jakarta Utara Ali Azhar Jakarta Utara Hamdani Wahidin Indonesia Timur Firdaus Andika Ramadhan Parahyangan Alta Rega Pratama Parahyangan Bagian Kesenian : Fauzan Affan Zaki Jakarta Selatan

Alan Novandi Jakarta Barat Lukman Kholil Ahmad Tangerang Andre Irawan Jakarta Selatan Zainul Muhtarom Jakarta Barat Bagian Petik : Imam Farid Sumatra Ahmad Zaki Zamani Bogor Ahmad Shofi Habibie Jakarta Selatan Muhammad Nur Sirajuddin Sumatera Muhammad Melvin Nur Parahyangan Bagian Tapak Suci : Muhammad Fajrul Fuad Jakarta Timur

Prasetyo Adhi Nugroho Tangerang Muhammad Gilang Gumilar Parahyangan Ridho Irmansyah Tangerang Muhammad Ali Ibrahim Jakarta Selatan Viqi Rizky Alfiana Banten-Cirebon Bagian Penta : Faiz Febriyan Hafara Tangerang Dito Yuda Perwira Jakarta Selatan Muhammad Faisal Rahman Tangerang Bagian Sosial : Satrio Raharjo Bogor

Ahmad Faristyawan Yahya Jakarta Selatan Ahmad Wijaya Sumatera Muhammad Irham Romadhon Tangerang Bagian Dapur : Dori Sendra Kudus Sumatra

Ricky Zalkifli Putra Perdana Sumatra Nirwan Faisal Jakarta Timur Ibrahim Abdullah Jakarta Selatan Bagian Kesehatan : Akbar Pilayati Sumatra Hasan Asy’ary Dwiearto Sumatra Taufiq Suweleh Indonesia Timur Tawadhu Lil Hukmillah Jawa Tengah-Jawa Timur

Page 70: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

Bagian Kebersihan : Abdul Chalim Jawa Tengah-Jawa Timur Betap Rachman Jakarta Selatan Ari Wijaya Sumatra Adimas Rama Dwiyanto Parahyangan Bagian Sabelana : Yusup Fadillah Parahyangan

Muhammad Hasan Basari Jawa Tengah-Jawa Timur Muhammad Mustakim Jakarta Selatan

Page 71: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

STRUKTUR PENGURUS RAYON MASA BHAKTI 2010-2011

Indonesia Baru Lt 2 : Azka Amany Jakarta Utara Kifayatul Lizam Sumatra Cediawan Luhur Ahmadi Jakarta Selatan Nurmahmuddin Parahyangan Indonesia Baru Lt 3 : Alamsyah Jakarta Selatan Burhanuddin Zuhri Bogor Nasron Yusuf Jawa Tengah-Jawa Timur Ahmad Sayyid Nabil Jakarta Timur Indonesia Baru Lt 4 : Muhammad Fadillah Abdul Gani Jakarta Selatan

Muhammad Ridwan Yuhardi Jakarta Pusat Syamsul Ma’arif Jawa Tengah-Jawa Timur Syamsul Fuad Jakarta Barat Nusantara Lantai 1 : Muhammad Ridwan At-Taufiqi Jakarta Barat Nusantara Lantai 2 : Ahmad Farouq Jakarta Selatan Amirul Ihsan Rahardjo Jakarta Selatan Muhammad Rahmat Hidayat Kalimantan Muhammad Febri K. Jafar Indonesia Timur Rafdi Zihardi Jakarta Selatan Muhammad Fikri Sumatra Hadi Mukhtarom Sumatra Nusantara Lantai 3 : Adi Harjito Jakarta Barat Rifai Dermawan Sumatra Muhammad Audi Ghaffari Sumatra Sonni Prayogi Jakarta Barat Muhammad Zaki Jakarta Pusat Hafidz Maulana Fikri Kalimantan Muhammad Nurhadi Tribowo Indonesia Timur Makkah Lantai 2 : Khoirul Umam Parahyangan Fakhrul Rifqi Jakarta Selatan Madinah Lantai 2 : Ahmad Shadiqil Wa’di Indonesia Timur Arief Fadhli Indonesia Timur Madinah Lantai 3 : Luqman Hakim Priyono Jakarta Utara Harry Firmansyah Parahyangan

Page 72: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

STRUKTUR PEMBINA GUGUS DEPAN PRAMUKA MASA BHAKTI 2010-2011

Gugus Depan 10.157 : Bindep : Fafa Zanuar Herdiman Tangerang Wabindep : Jalaluddin Assuyuti Tangerang Angduset : Ryan Alfian Jakarta Selatan Angduang : Muhammad Iqbal Bogor Angdulat : Fani Setiawan Jakarta Timur Bakhtiar Tangerang Angduperkap : Abyan Perdana Putra Bogor Nanda Aulia Akbar Tangerang Gugus Depan 10.159 : Bindep : Khaerul Kustian Parahyangan Wabindep : Fadel Muhammad Anugrah Bogor Angduset : Agil Abdi Aulia Tangerang Angduang : Ahmad Faisal Riwanto Jakarta Selatan Angdulat : Ahmad Faidhullah Jakarta Selatan Alifa Fadillah Parahyangan Angduperkap : Gugus Depan 10.161 : Bindep : Muhammad Thawwafi Alfiansyah Jakarta Utara Wabindep : Aliza Aulia Jakarta Timur Angduset : Hilman Maulidin Parahyangan Angduang : Andi Muhammad Irfan Indonesia Timur Angdulat : Ferdiansyah Ramadhan Sumatra Ade Rafri Parahyangan Angduperkap : Hadiatullah Sumatra Dani Perdana Sya’bani Tangerang

Page 73: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

TATA TERTIB DISIPLIN SANTRI PUTRA Pondok Pesantren Darunnajah

Ulujami Jakarta Selatan

BAB I KETENTUAN UMUM

(Berisikan Penjelasan dan Istilah-istilah) Pasal I

DALAM TATA TERTIB INI YANG DIMAKSUD DENGAN:

1. Kepala Biro Pengasuhan adalah orang yang ditugaskan sebagai kepala dari Biro Pengasuhan Santri, yang bertugas untuk membimbing secara penuh jalannya yang ada di Pesantren Darunnajah.

2. Sekretaris adalah mereka yang ditugaskan pada Biro Pengasuhan Santri yang bertugas dalam kesekretariatan.

3. Bendahara adalah orang yang ditugaskan pada biro pengasuhan santri yang bertugas menetapkan dan menangani bagian-bagian/hal-hal yang berhubungan dengan keuangan.

4. Biro Pengasuhan santri adlah badan Pengurus Pesantren Darunnajah yang membawahi:

a. Organisasi Santri Darunnajah (OSDN) b. Pramuka c. Seni Bela Diri d. B.P

5. BP (Bimbingan Penyuluhan) adalah mereka yang ditugaskan untuk melaksanakan bimbingan dan penyuluhan bagi para santri.

6. Pembimbingn adalah mereka yang ditugaskan pada biro pengasuhan santri yang bertugas untuk membimbing segala kegiatan-kegiatan yangb berkenaan dengan segala kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan ekstrakulikuler pesantren, dan dalam hal ini terdiri dari:

a. Pembimbing OSDN adalah mereka yang ditugaskan pada biro pengasuhan santri untuk membimbing jalannya program kerja pengurus organisasi santri.

b. Pembimbing pramuka adalah mereka yang ditugaskan untuk membimbing jalannya kegiatan/keorganisasian pramuka.

c. Pembimbing Silat adalah mereka yang ditugaskan untuk membimbing jalannya kegiatan/keorganisasian seni beladiri.

d. Pembimbing Pidato/Muhadhoroh adalah mereka yang ditugaskan untuk membimbing jalannya pembinaan latihan pidato dalam 3 bahasa (arab, inggris, Indonesia).

e. Musyrif adalah mereka yang ditugaskan untuk membimbing santri di rayon/kamar.

f. Wali kelas adalah mereka yang ditugaskan oleh biro pendidikan untuk membimbing santri di kelas.

Page 74: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

7. Bagian keamanan adalah mereka yang ditugaskan pada biro pengasuhan santri untuk menangani keamanan santri.

8. Guru adalah mereka yang ditugaskan untuk mengajar dikelas pada jam sekolah sesuai dengan jadwal dan berfungsi sebagai:

a. Pendidik dan Pengajar b. Pembimbingn dan fasilitator c. Pengawas kegiatan santri d. Menjadi sutri tauladan santri

9. Santri adalah pelahar yang belajar di TMI (Tarbiyatul Mu’allimin wal Mu’allimat Al-Islamiyah) dan menetapkan di Darunnajah tingkat tsanawiyah dan Aliyah.

10. Rayon adalah sebuah gedung tempat tinggal santri yang terdiri dari beberapa kamar, Rayon tersebut terdiri dari:

a. Rayon Indonesia baru Lt.2 b. Rayon Indonesia baru Lt.3 c. Rayon Indonesia baru Lt.4 d. Rayon Nusantara Lt.2 e. Rayon Nusantara Lt.3 f. Rayon ASEAN g. Rayon Kholidiyah

11. Piket Rayon adalah anggota kamar yang ditugaskan untuk menjaga keamanan, kebersihan dan ketertiban rayon secara bergiliran.

BAB II TATA TERTIB SEKOLAH

Pasal 2

SERAGAM 1. Seragam sekolah yang telah ditentukan pesantren sebagai berikut:

a. Hari Sabtu : Pramuka b. Hari Ahad : Pramuka c. Senin dan selasa ; 1. Aliyah : Putih Abu-abu 2. Tsanawiyah : Putih Biru d. Rabu dan Kamis : Batik danCelana Putih

2. Memakai atributsekolah lengkap a. Badge b. Gesper c. Kaos kaki d. sepatu Pantovel berwarna hitam e. Memakai peci hitam saat apel pada hari sabtu pagi 3. Tidak diperkenankan memakai: a. Celana cutbray b. Peci warna-warni

c. Sendal atau sepatu gunung saat sekolah

Page 75: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

Pasal 3 KELAS

1. Setiap santri wajib masuk kelas tepat waktu 2. Setiap pergantian jam pelajaran ditandai dengan bunyi bell 3. Saat bel masuk berbunyi, santri harus sudah berada di kelas 4. Jadwal masuk keluar masuk kelas sesuai dengan jadwal waktu shalat 5. Sebelum dan sesudah seluruh santri berdo’a dipimpin oleh ketua kelas atau yang

lainnya 6. Bagi santri yang berhalangan hadir atau tidak masuk kelas baik karena alas an sakit,

piket ataupun sesuatu hal lain, wqajib meminta izin kepada coordinator musyrif rayon masing-masing

7. Sebagaimana tercantum dalam ayat 6, santri wajib menunjukkan slip perizinan 8. Tanpa menunjukkan bukti kebenaran izin meninggalkan kelas maka dianggap absent

(tidak masuk kelas tanpa izin) 9. Setiap kelas dimana santri belajar harus dalam keadaan bersih dan tertib 10. Piket kelas wajib dating lebih awal, minimal 5 menit sebelum bel masuk 11. Setiap piket kelas berkewajiban untuk:

a. Membersihkan ruang kelas b. Mengambil dan mengembalikan absensi kelas dan peralatan tulis c. Mengisi atau melengkapi buku jurnal guru

12. Setiap ruang kelas wajib dilengkapi dengan: a. Jadwal piket b. Jadwal pelajaran c. Denah tempat duduk d. Struktur pengurus kelas e. Alat-alat kebersihan

13. Tidak diperkenankan untuk: a. Keluar kelas ketika jam pelajaran b. Membuat kegaduhan di kelas c. Mencoret-coret atau merusak milik sekolah d. Berbuat atau berlaku yang tidak sesuai dengan etika kesopanan

14. Apabila terjadi kekosongan dikelas saat jam pelajaran maka ketua kelas bertanggung jawab untuk melapor kepada bagian pengajaran TMI

BAB III TATA TERTIB UMUM

Pasal 4

KEWAJIBAN 1. Menjunjung tinggi Ukhuwah Islamiyah

a. Selalu menebar salam b. Saling menghargai c. Saling menghormati d. Bersikap tawadhu

2. Sholat berjamaah di masjid 3. Berada di masjid tiap-tiap waktu sholat, antara lai:

Page 76: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

a. Sholat subuh seluruh santri harus sudah berada di masjid sebelum pelaksanaan sholat fardu agar membiasakan sholat sunnah fajar, dzikir serta tadarus

b. Sholat dzuhur seluruh santri harus sudah berada di masjid agar membiasakan sholat sunnah qobliyah dan ba’diyah

c. Sholat ashar d. Sholat maghrib seluruh santru harus sudah berada di masjid maksimal 10

menit sebelum adzan serta agar mengikuti dzikir sore/tadarus dan melakukan shalat ba’diyah

e. Sholat isya’ 4. Mengikuti sholat jum’at berjamaah di masjid 5. Memakai baju koko putih dan peci putih sholat pada hari jum’at 6. Mengikuti dzikir setelah sholat 7. Mengikuti pelaksanaan sholat Ghoib setiap malam jum’at 8. Tadarus Al-Qur’an setelah sholat subuh, ashar dan maghrib serta memakai Al-Qur’an

besar bagi kelas I,II & intensif 9. Memakai seragam sekolah sebagaimana yang telah ditentukan oleh pesantren 10. Memakai sarung dan kemeja (bukan kaos) setiap malam ketika keluar kamar 11. Mengikuti Apel sabtu pagi, dengan catatan:

a. Bagian pramuka sebagai penanggung jawab pelaksanan upacara b. Musyrif sebagai penanggung jawab pengerahan santri ketempat upacara c. Majelis Guru TMI sebagai penanggung jawab Pembina upacara

12. Berada di kelas pada jam-jam pelajaran 13. Mengikuti acara Khutbatul arsy pada setiap awal tahun 14. Mengikuti semua kegiatan yang diwajibkan oleh pesantren 15. Membiasakan berbahasa resmi (arab dan inggris) dalam percakapan sehari-hari 16. Membiasakan bahasa arab dan inggris dalam surat menyurat di organisasi serta

pengumuman-pengumuman 17. Memakai pakaian olar raga pada waktu olahraga 18. Mengikuti senam pagi setiap selasa dan jum’at 19. Kembali kepondok paling lambat pukul 17.00 WIB 20. Mengakhiri semua kegiatan pesantren maksimal satu jam sebelum sholat maghrib 21. Memakai pakaian yang rapih, sopan, dan sesuai dengan nilai-nilai pesantren

darunnajah setiap saat 22. Berada di kamar dan istirahat pada pukul 22.00 WIB 23. membersihkan fasilitas umum setiap saat 24. Bagi setiap santri yang sakit, berobat di klinik pesantren 25. Menjalin komunikasi yang harmonis antara siswa, guru, administrator, karyawan,

pengurus pesantren dan yayasah 26. Menjaga mengamankan milik pribadi masing-masing 27. Lapor ke bagian penerimaan tamu jika ada wali santri yang akan menginap 28. memberitahukan kepada wali-walinya agar berpakaian sopan dan menutupi aurat pada

saat berkunjung ke Pesantren Darunnajah 29. Mendukung program kerja Organisasi Santri Darunnajah 30. Berada di dalam masjid sete3ngah jam sebelum khutbah jum’at 31. Memakai peci setiap sholat

Page 77: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

Pasal 5 LARANGAN

1. Melanggar dari ketentuan wajib 2. Meletakkan Al-Qur’an tidak pada tempatnya 3. Meninggalkan Masjid sebelum melaksanakan sholat ba’diyah/tadarus 4. Tidur dan ngobrol pada waktu tadarus 5. Makan dan minum di dapur pada waktu tadarus Al-Qur’an 6. Membawa tamu ke asrama 7. Membawa dan membaca bacaan yang tidak mendidik dan tidak layak 8. Meninggalkan barisan (shaf) pada waktu dzikkir 9. Membawa dan memakai pakaian yang tidak sesuai ketentuan pondok pesantren,

antara lain: a. Levis b. Pakaian atau kaos yang bergambar metal, partai atau pet c. Pakaian berwarna dasar (transparan) dan sejenisnya

10. Membawa barang-barang elektronik apapun kecuali setrika 11. Membawa benda-benda tajam 12. Menelfon pada waktu-waktu tertentu:

a. Waktu belajar formal b. Waktu sholat/tadarus c. Waktu kegiatan pramuka, muhadhoroh/acara pesantren

13. Belajar dimasjid setelah pukul 22.00 WIB 14. Mencoret-coret atau merusak apapun hal milik per orangan atau milik pesantren 15. Kembali ke asrama pada waktu sekolah dan jam-jam belajar 16. Membuat seragam apapun keciali seragam kelaas lima akhir TMI 17. Mengambil alat-alat dari ruang makan dan dapur 18. Mengadakan pertemuan antara putra putri. Baik secara perorangan maupun

berkelompok di dalam dan diluar pesantren, kecuali untuk kepentingan organisasi dengan disertai pembimbing dan majelis guru

19. Menyimpan uang dikamar melebihi Rp 20.000 20. Mengancam atau mengintimidasi santri lain 21. Membuat kegaduhan atau keributan dimanapun 22. Membuang sampah sembarangan 23. Mengeluarkan ranjang tempat tidur dari kamar tidur 24. Memakai pakaian atau kaos bergambar saat sholat 25. Makan dan minum sambil berdiri atau berjalan 26. Merusak dan menghilangkan sarana listrik dan air milik pesantren 27. Merokok di dalam atau diluar pesantren 28. Menyelenggarakan acara dengan mengatas namakan kelas atau kelompok 29. Membuat atau menyanyikan (bagi gerakan pramuka) yel-yel atau gerak dan lagu yang

bertentangan dengan nilai-nilai pesantren dan syariat islam 30. Membuat seragam angkatan atau kelompok 31. Berkali-kali melakukan pelanggaran berat 32. Membawa dan meminum obat-obat terlarang 33. Menentang segala ketentuan yang telah ditetapkan olaeh pesantren 34. Tidur dimasjid

Page 78: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

Pasal VI PIKET RAYON

1. Memakai seragam pramuka (tanda khusus piket) 2. Membersihkan rayonnya masing-masing, tiga kali dalam sehari (pukul 06.00-07.00,

11.00 -12.00, 17.30-18.30) 3. Menjaga kebersihan, kesehatan dan keamana selama bertugas 4. Mencatat di buku piket kejadian di rayon selama bertugas dan mengawasi setiap

orang yang memasuki rayon 5. Mengambil jatah makan di dapur:

a. Mengambil jatah makan di dapur utnuk anak yang sakit b. Melaporkan kebagian kesehatan OSDN c. Memintakan izin tidak masuk kelas ke pembimbing rayon dan mengantarkan slip

perizinan (tasdiq) ke kelas yang bersangkutan 6. Mengingatkan teman-temannya yang sedang dirayon dalam hal:

a. Kewajiban masuk kelas b. Kewajiban untuk pergi ke masjid c. Keawjiban untuk mengikuti tiap-tiap acara pesantren

7. Lapor kepada pengurus rayon apabila berhalangan 8. Tidak diperkenankan bagi piket rayon:

a. Tidur b. Mencuci c. Berjala-jalan keluar asrama selama bertugas

Pasal VII PIKET PINTU GERBANG

1. Ditentukan menurut jadwal dari bagian keamanan pesantren 2. Memakai seragam pramuka lengkap 3. Melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan 4. Tidak diperkenankan bagi piket pintu gerbang:

a. Menerima titipan apapun dari santri b. Keluar pesantren tanpa izin c. Member izin santri

Pasal VIII PERIZINAN

1. Perizinan pulang diberikan satu kali dalam satu bulan 2. Santri yang akna izin pulang mendaftarkan namanya ke keamanan pasantren sehari

sebelumnya dan yang sudah mendapatkan izin harus menukarkan slipnya ke bagian keamanan OSDN

3. Santri wajib mengembalikan slip perizinan ke keamanan 4. Mengenakan pakaian yang sopan ketika perpulangan (kemeja) 5. Kartu perizinan dipegang oleh keamanan pesantren dan santri 6. Bagi santri yang kartunya hilang harap melaporkan ke keamanan 7. Tidak ada perizinan pada hari-hari efektif

Page 79: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

8. Perizinan tidak dengan rekomendasi wali kelas tetapi langsung ke musyrif kamar 9. Tidak diperbolehkan memiliki dua kartu perizinan 10. Santri paling lambat kembali ke pondok pukul 17.00 WIB 11. Membayar administrasi sesuai yang telah ditentukan 12. Santri wajib menulis biodata/nama dipintu gerbang ketika keluar/masuk pondok

Pasal IX BARANG SITAAN

1. Barang sitaan menjadi hal milik pesantren 2. Barang sitaan tidak dapat diambil dengan alasan apapun

BAB IV

KLASIFIKASI PELANGGARAN Pasal X

PPELANGGARAN BERAT

1. Melakukan perbuatan yang melanggar syariat 2. Melawan, menghina atau melecehkan pengurus OSDN, guru-guru dan pimpinan serta

staf-staf pesantren 3. Keluar pesantren tanpa izin 4. Mengancam atau mengintimidasi terhadap sesama santri 5. Membuat kelompok-kelompok yang menyamai pengurus 6. Merusak nama baik pesantren 7. Menyalahgunakan perizinan dan memasukkan surat izin/tanda tangan 8. Membuat plesetan-plesetan dari bahas asing 9. Merusak dan mencoret-coret barang perorangan atau milik pesantren 10. Merusak dan menghilangkan serta mengambil milik orang lain 11. Membuat seragam apapun kecuali seragam kelas lima akhir TMI 12. Merusak inventaris organisasi (yayasan pesantren dll) 13. Menggunakan barang-barang inventaris oprganisasi untuk kepentingan pribadi 14. Berkelahi 15. Menyimpan, ,membawa dan meminum zat-zat yang memabukkan (miniman keras,

pil, serbuk, aibon dll) 16. Memakai peshiasan wanita (gelang, kalung dan cincin) 17. Merokok 18. Pertemuan putra-putri 19. Bermain gaple, catur dan seterusnya 20. Membawa HP (Handphone) dibuat ketentuan khusus

Pasal XI PELANGGARAN SEDANG

1. Membuat keributan di dalam masjid 2. Makan di dapur waktu tadarus al-qur’an 3. Terlambat pergi ke masjid waktu sholat atau tidak ke masjid 4. Tidak mengikuti kegiatan kepesantrenan

Page 80: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

5. Memakai pakaian yang tidak sesuai dengan nilai-nilai pesantren 6. Terlambat kembali ke pesantren 7. Tidak mengikuti sholat berjamaah di masjid 8. Memakai seragam sekolah yang tidak sesuai dengan ketentuan 9. Tidak berbahasa resmi 10. Membuang sampah sembarangan 11. Tidur dikamar atau rayon orang lain 12. Menelepon tidak pada waktunya 13. Menjemur baju/pakaian tidak pada tempatnya

Pasal XII

PEALANGGARAN RINGAN

1. Meletakkan Al-Qur’an tidak pada tempatnya 2. Memakai Al-Qur’an kecil (kelas I, II dan intensif) 3. Tdak membawa Al-Qur’an pada waktu tadarus 4. Meninggalkan baris (shaf) pada waktu dzikir 5. Menjadi muadzin/imam sebelum mendapat izin dari bagian pengajaran OSDN 6. Tidur, belajar/bermain di tempat imam (mihrob) 7. Memakai peci selain songkok hitam, kecuali hari jum’at 8. Tidak membawa buku catatan muhadhoroh/mufrodat pada waktunya 9. Makan dan minum sambil berdiri/berjalan 10. Membeli makanan dirumah keluarga 11. Tidak memakai kaos kaki, sabuk dan peci pada waktu apel pagi 12. Tidak memakai peci pada waktu sholat

BAB V SANKSI-SANKSI

Pasal XIII

PELANGGARAN BERAT

1. Melanggar satu kali a. Cukur bersih dan meminta tanda tangan majelis guru yang bersangkutan b. Panggilan orang tua/wali

2. Melanggar dua kali a. Cukur bersih dan meminta tanda tangan majelis guru dan kepala biro pengasuhan

santri b. Pemberitahuan kepada wali santri c. Membuat surat pernyataan

3. Melanggar tiga kali a. Cukur bersih dan meminta tanda tangan majelis guru dan kepala biro pengasuhan

santri b. Panggilan wali santri c. Skorsing

4. Melanggar empat kali a. Dikembalikan kepada walinya

Page 81: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

Pasal XIV PELANGGARAN SEDANG

1. Melanggar satu sampai dua kali

a. Cepak b. Meminta tanda tangan pengurus organisasi terkait c. Menghafal doa-doa atau juz amma

2. Melanggar tiga sampai empat kali a. Cepak b. Minta tanda tangan pengurus orgamnisasi terkait c. Meminta tanda tangan pembimbing organisasi terkait d. Dikategorikan pelanggaran berat

Pasal XV PELANGGARAN RINGAN

1. Melanggar satu sampai dua kali

a. Peringatan b. Menghafal doa-doa

2. Melanggar tiga kali a. Penegasan b. Meminta tanda tangan pengurus organisasi terkait c. Dikategorikan pelanggaran sedang

BAB VI KEPANITIAAN

Pasal XVI

APEL TAHUNAN (KHUTBATUL ARSY)

1. Penyelenggaraan a. Biro Pengasuhan Santri b. Panitia Khutbatuh Arsy

2. Peserta: a. Seluruh majelis guru (TMI, SD, TK, TPA) b. Pengurus harian pesantren (kepala Biro, staf dan seterusnya) c. Pelaksana sekertaris yayasan

3. Waktu : sesuai jadwal 4. Tempat : lapangan sepak bola 5. Undangan : Panitia 6. Absensi/notula : panitia 7. Rekaman : bagian dokumentasi 8. Foto : bagian dokumentasi 9. Acara : menyaksikan pembukaan dan penutupan upacara apel tahunan

Page 82: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

Pasal XVII PERGANTIAN PENGURUS

ORGANISASI SANTRI DARUNNAJAH (OSDN)

1. Penyelenggara: a. Biro Pengasuhan Santri b. Panitia pergantian pengurus

2. Hadir : guru TMI 3. Waktu : sesuai jadwal 4. Tempat : sesuai jadwal 5. Absensi : panitia 6. Acara : -laporan pengurus

-Pelantikan pengurus

Pasal XVIII PERTEMUAN KONSULTASI WALI SANTRI

1. Penyelenggara:

a. Protokoler pesantren b. Lembaga dakwah dan pengembangan masyarakat c. Biro Pengasuhan Santri

2. Hadir: a. Pemimpin pesantren Darunnajah b. Kepala-kepala Biro, kepala-kepala sekolah c. Wali-walli santri

3. Waktu : sesuai dengan jadwal 4. Tempat : masjid darunnaja 5. Undangan : sekertaris pesantren 6. Absensi : sekertaris pesantren 7. Rekaman : bagian dokumentasi pesantren 8. Foto : bagian dokumentasi pesantren 9. Acara : silaturrahmi

BAB VII TATA TERTIB TAMU

Pasal XIX

1. lapor ke petugas keamanan (haris ma’had) pada waktu keluar masuk pesantren 2. setiap tamu yang berada dalam lingkungan pesantren wajib memiliki kartu identitas

tamu 3. kartu identitas tamu dapat diperoleh di bagian keamanan (haris ma’had) dengan

menyerahkatn KTP 4. berpakaian yang sopan dan menutup aurat (tamu putrid dianjurkan untukl memakai

kerudung/jilbab) ketika berada di lingkungan peasntren 5. mengikuti tata tertib yang telah di tetapkan oleh pesantren 6. tidak menemui santri pada waktu-waktu tertentu antara lain:

Page 83: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

a. pada jam sekolah b. pada waktu sholat c. pada malam hari dari setelah sholat isya (maksimal 20;00 WIB) kecuali dalam

keadaan darurat 7. turut serta dalam menjaga kebersihan , ketertiban, dan keamanan lingkungan

pesantren 8. memarkirkan kendaraannya di tempat parkir 9. membuka kaca jendela mobil/membuka helm ketika keluar masuk pesantren 10. bagi tamu yang menginap, agar melapor ke bagian penerimaan tamu 11. menulis identitas diri pada buku tamu yang tersedia 12. tidak membuat kebisingan selama berkunjung (membunyikan tape/klakson dengan

suara yang keras) 13. tidak diperkenankan memasuki asrama

BAB XVIII KETENTUAN TAMBAHAN

Pasal XX

1. bagi santri yang tidak bias dibimbing lagi diserahkan ke orang tua sesuai dengan

kebijaksanaan pimpinan pesantren 2. persidangan terhasap pelanggaran disiplin diklaksanakan oleh bagian keamanan

pesantren/biro ke pengasuhan santri 3. yang berhak mengadakan persidangan bagi kelas satu sampai kelas enam adalah

bagian keamanan dan bagian bahasa sepengetahuan/ seizin staf biro pengasuhan santri, untuk kelas lima dan kelas enam oleh staf biro pengasuhan santri

4. pelanggaran disiplin bagian-bagian OSDN yang lain diserahkan ke bagian keamanan 5. pakaian yang diperoleh adalah sebagai berikut:

a. seragam sekolah b. seragam olahraga c. kepanitiaan KMD d. kepanitaiaan khutbatul arsy/porseka, perkhutsy e. seragam tampil marching band f. seragam OSDN

6. tata tertib santri tetap diberlakukan didalam pesantren saat liburan 7. tidak ada tindakan kekerasan dalam persidangan

Pasal XXI SURAT KEPUTUSAN

Nomor: 813.04/DN/V/2004

Tentang: LARANGAN HAND PHONE (HP) BAGI SANTRI DARUNNAJAH

Pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta Salatan, Setelah

Page 84: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

Mengingat: 1. bahwa pondok pesantren darunnajah adalah lembaga pendidikan islam yang

keberadaannya perlu didukung oelh semua pihak 2. bahwa terlaksananya disiplin perlu mendapat dukungan dari semua pihak

Menimbang:

1. bahwa handphone (Hp) adalah salah satu alat komunikasi yang bagi santri darunnajah lebih besar mudhorot dari pada manfaatnya

2. bahwa surat keputusan pimpinan pesantren No.05/DN/1998 tanggal 1 oktober 1998 tentang tata tertib disiplin santri, BAB III Pasal V bahwa santri dilarang membawa barang- barang elektronik , kecuali setrika

3. bahwa hasil rapat tim 19 ke 7. Tanggal 26 maret 2002 memutuskan keputusan razia Handphone

4. bahwa hasil rapat tim 19 ke 109, tanggal 6 mei 2004 keputusan penitipan handphone 5. bahwa hasil rapat tim 19 ke 135, tanggal 3 maret 2004 keputusan panitipan

handphone ke musyrif/ musyrifah 6. bahwa hasil rapat tim 19 ke 142, tanggal 28 april 2004 keputusan razia handphone 7. bahwa hasil rapat tim19 ke 143, tanggal 6 mei 2004 memutuskan pelanggaran

handphone bagi santri Darunnajah

Memutuskan:

MENETAPKAN

Pertama : santri putra dan putri dilarang menitipkan, menggunakan, menyimpan, atau memiliki handphone (HP) di lingkungan kampus darunnajah Kedua : pelanggaran terhadap larangan ini dikenakan hukuman sita Ketiga : handphone (HP) yang telah disita menjadi milik dan hak lembaga darunnajah dan tidak bias diambil kembali oleh siapapun Keempat : keputusan ini berlaku sejak ditetapkan, sampai dengan batas waktu yang akan ditetapkan kemudian Kelima : apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan keputusan ini, akan diadakan penyempurnaan sebagaimana mestinya Keenam : keputusan ini disampaikan kepada santri pondok pesantren darunnajah untuk diketahui dan ditaati sebagai mana mestinya

Ditetapkan di Jakarta, pada tanggal: 19 Mei 2004

Page 85: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

BAB IX PENUTUP Pasal XXI

1. Ketentuan-ketentuan yang telah ada menyesuaikan dengan peraturan yang baru sejak

dikeluarkannya peraturan ini 2. Keputusan ini dibukukan dan si sosialisasikan kepada yang bersangkutan untuk

dilaksanakan 3. Hal-hal yang belum diatur ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan pimpinan

pesantren

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal: 21 Juli 2008

Oleh: Pimpinan Pesantren dan Kepala Biro Pengasuhan

Page 86: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

SURAT KETERANGAN WAWANCARA

As’salamu’alaikum Wr,Wb

Dengan ini menerangkan bahwa:

Nama : Rahmat Hidayat

Jurusan : Bimbingan Penyuluhan Islam

Fakultas : Dakwah dan Komunikasi

Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

NIM : 105052001763

Telah melakukan wawancara dalam rangka menyelesaikan skripsi dengan judul

“Peran Biro Pengasuhan Santri Terhadap Permasalahan Santri”.

Dengan demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk

dipergunakan dengan sebagaimana mestinya.

Was’salamu’alaikum Wr, Wb

Jakarta, 22 September 2010

Ketua BPS, Wakil Ketua BPS,

( ) ( )

Page 87: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

Wawancara Dengan Santri Atau Klien

Identitas santri:

Nama : Imam Khairul Annas

Kelas : 6 MAK

Alamat : Jl. Alamanda Elok 2 No.52 Kabupaten Bekasi

Hoby : Baca dan Tulis

Lokasi Wawancara : Kamar Pengurus, Pondok Pesantren Darunnajah

1. Apakah anda pernah memiliki masalah?

- ya, saya pernah memiliki masalah

2. Boleh saya tahu, masalah apa saja yang pernah anda hadapi?

- Ada masalah pribadi, ada juga masalah yang nyambungnya ke organisasi

3. Kira-kira apa masalah anda yang paling berat?

- Pas waktu itu saya jadi pengurus rayon, nah ketika ngasih hukuman tapi anggota yang

saya kasih hukuman itu malah lapor, itu menurut saya masalah yang paling berat

4. Bagaimana cara anda menyikapi masalah tersebut?

- dengan mengikuti peraturan Pondok, karma saya dipanggil bapak pimpinan setelah itu

menurut bapak pimpinan di botak ya setelah itu saya ngejalanin ajah (dibotak), karma

anggota saya itu lapornya ke polisi

5. Apakah anda pernah mendengar tentang BPS selama anda memondok disini?

- ya, pernah

6. Apakah anda sudah mencoba mencari solusinya melalui BPS?

- Pernah, pernah mencoba

Page 88: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

7. Menurut anda, dimana saja BPS melakukan bimbingannya?

- Di masjid, di lapangan dengan cara mengumpulkan santri. Selain itu juga melakukan

pemanggilan bagi santri yang bermasalah

8. Siapa saja yang berperan?

- Yang paling berperan yang pasti kepala biro, wakil kepala biro, sama pembimbing

OSDN nya. Kepala bironya Al-Ustad Al-had Agus Sugianto, pembimbing OSDN nya

ustad Yusro’Lismar

9. Menurut anda kapan sebaiknya BPS melakukan bimbingan?

- Kalau bisa setiap waktu

10. Lalu apa harapan anda terhadap BPS?

- Semoga BPS dapat memberikan solusi yang lebih baik terhadap seluruh masalah

santri, bagi santri yang mempunyai masalah dan melaporkannya ke BPS

Darunnajah, 03 Sept 2010

Interviewer Interview

(Rahmat Hidayat) (Imam Khairul Annas)

Page 89: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

Identitas Santri:

Nama : Faisal Rahman

Kelas : 6a IPA

Alamat : Jl. Komplek SEKNEG blok C4 No.16

Hoby : Berenang

Lokasi Wawancara : Kamar Pengurus, Pondok Pesantren Darunnajah

1. Apakah anda pernah memiliki masalah?

- ya, pernah

2. Boleh saya tahu, masalah apa saja yang pernah anda hadapi?

- dulu waktu jadi pengurus rayon waktu masih di rimba, nah itu kan rayon khusus

anak baru, jadi waktu itu hukuman yang saya berikan waktu itu terlalu parah, jadi

dia ga’ terima dan ngadu sama orang tuanya, lalu orang tuanya itu ngomong sama

ustad di biro pengasuhan santri. Lalu untungnya anak yang saya hukum itu

memang sudah terkenal kenakalannya oleh ustad sebagai anak yang bandel, jadi

saya selamat oleh ustad karena ustad-ustad itu membela saya

3. Kira-kira apa masalah anda yang paling berat?

- kalo paling berat itu mungkin masalah cinta kali ya, soalnya dulu waktu masih

pacaran orang tua saya ga’ setuju

4. Bagaimana cara anda menyikapi masalah tersebut?

- ya, Saya harus hadapin, soalnya orang tua saya memberikan sebuah pilihan, mau

pilih orang tua?Apa pacar? Ya, mau ga’ mau harus milih orang tua

5. Apakah anda pernah mendengar tentang BPS selama anda memondok disini?

- Pernah

Page 90: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

6. Apakah anda sudah mencari solusinya melalui BPS?

- Belum pernah

7. Dimana saja BPS melakukan bimbingan?

- kemungkinan hanya di sekitar rayon tempat tinggal santri

8. Menurut anda pada waktu kapan saja sebaiknya BPS melakukan bimbingan?

- sebaiknya 24 jam, seperti masalah di kantin. Karma dikantin itu sangat kotor

apabila santri sedang istirahat

9. Siapa saja yang berperan?

- Para Ustad. Ustad Agus, Ustad Wahyu, Ustad Gusnadi

10. Lalu apa harapan anda terhadap BPS?

- mungkin, BPS sekarang itu terlalu ketat mungkin. Tapi saya di sini juga tidak bisa

menyalahkan karma memang sudah aturannya begitu hanya saja, hukuman yang

di berikan tu tidak setimpal

Darunnajah, 03 Sept 2010

Interviewer Interview

(Rahmat Hidayat) (Faisal Rahman)

Page 91: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

Identitas Santri:

Nama : Ahmad Izudin

Kelas : 6b IPS

Alamat : Jl. Pahlawan No.29 Rempoa Ciputat

Hoby : Olahraga (Futsal)

Lokasi Wawancara : Kamar Pengurus, Pondok Pesantren Darunnajah

1. Apakah anda pernah memiliki masalah?

- Banyak,

2. Boleh saya tahu masalah apa saja yang pernah anda hadapi?

- Masalah ketahuan merokok diatas anggit. Dan waktu itu sebenernya bukan saya saja

yang merokok. Mungkin karena saya lagi basah banget, lagi ketahuan apes jadi saya

doang yang di botak.

3. Kira-kira apa masalah anda yang paling berat?

- Yang paling berat waktu saya kelas tiga, saya pernah sempat ga’betah disini kak.

Mungkin karena saya sering di palak sama kakak kelas/senior.

4. Bagaimana cara anda menyikapi masalah tersebut?

- Saya berkonsultasi dengan teman mungkin saya curhat-curhat dengan teman, tapi

bagaimana caranya saya mungkin orang tua saya ga’ boleh tahu masalah ini.

Mungkin Cuma teman-teman angkatan saya doang yang tahu. Yaitu teman-teman

saya ngebantuin gimana solusi yang baik,jadi bisa selesai masalah ini.

5. Apakah anda mendengar tentang BPS selama anda memondok disini?

- Pernah

6. Apakah anda sudah mencoba mencari solusinya melalui BPS?

- Belum pernah

Page 92: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

7. Menurut anda dimana saja BPS melakukan bimbingannya?

- ya.. di sekitar asrama, di sekitar kelas , dan di sekitar kamar-kamar santri.

8. Pada waktu kapan saja BPS melakukan bimbingan?

- di waktu mau berangkat sekolah atau ga mau berangkat sholat, dan di waktu

misalnya ada acara-acara penting atau tamu gitu. Kapan aja dia siap

9. Siapa saja yang berperan didalamnya?

- Ustad agus sugianto, dan ustad wahyu

10. Apa harapan anda terhadap BPS terkait dengan permasalahan yang sedang

anda hadapi?

- Harapan saya BPS,. Agar bisa lebih mengerti santri. Dan jangan terlalu egois dengan

kemauannya. Y harus bisa pengertianlah dengan santrinya.selama ini kan BPS kan

mungkin terlalau egois dengan kemauannya, sedangkan santri tuh g terlalu gimana

gitu,. g terlalu diperhatikan atau gimana,. Sehingga dia maunya dia y santrinya

merasa tertekan. Itu yang merasa santri tidak betah di Darunnajah.

Darunnajah, 03 Sept 2010

Interviewer Interview

(Rahmat Hidayat) (Ahmad Izudin)

Page 93: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

Identitas Santri:

Nama : Andre Irawan

Kelas : 6b IPS

Alamat : Jl. H. Gari Bintaro No.59a Jakarta Selatan

Hoby : Baca Novel

Lokasi Wawancara : Kamar Pengurus, Pondok Pesantren Darunnajah

1. Apakah anda pernah memiliki masalah?

- Pernah

2. Masalah apa saja yang pernah anda hadapi?

- Pernah ketahuan kabur sama merokok

3. Apa masalah anda yang paling berat?

- Pas ketahuan merokok

4. Bagaimana cara anda menyikapi masalah tersebut?

- Dibawa santai saja, y soalnya kan berani berbuat berani ber tanggung jawab

5. Apakah anda pernah mendengar tentang BPS selama anda memondok disini?

- Pernah

6. Apakah anda sudah mencobanya melalui BPS?

- mmm.. Belom kayanya

7. Menurut anda dimana saja BPS melakukan Bimbingan?

- Di daerah asrama saja dan lingkungan sehari-harinya

8. Lalu kapan sebaiknya BPS melakukan bimbingan?

- waktu-waktu diluar sekolah

9. Siapa saja yang berperan?

- Ustad agus sama ustad wahyu

Page 94: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

10. Apa harapan anda terhadap BPS, terkait dengan permasalahan yang anda

hadapi?

- harapan saya kepada BPS mmm.. biar bisa mengertiin pikiran santri saja, jangan mau.

Jangan maunya seenaknya saja, jadi jangan maunya di turutin terus harus bisa ngertiin

perasaan santri juga. Itu saja

Darunnajah, 03 Sept 2010

Interviewer Interview

(Rahmat Hidayat) (Andre Irawan)

Page 95: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

Identitas Santri:

Nama : Ahmad Nurul Hadi

Kelas : 6 MAK

Alamat : JL. Medan No.2 Lambaro Aceh Besar

Hoby : Olahraga (Futsal)

Lokasi Wawancara : Kamar Pengurus, Pondok Pesantren Darunnajah

1. Apakah anda pernah memiliki masalah?

- Tentu semua orang pasti punya masalah

2. Boleh saya tahu maslah apa saja yang pernah anda hadapi?

- mm.. karma saya orang rantau mungkin dari sisi keuangan dan masalah keluarga

3. Kira-kira apa masalah anda yang paling berat?

- yang paling berat y,. Kalau misalnya dari keluarga ada yang meninggal ya.. resiko.

Resiko kita harus tetap disini. Bingung pulangnya

4. Bagaimana cara anda menyikapi masalah tersebut?

- saya sering ke ustad ustad buat buka solusinya bagaimana cara yang harus saya

hadapi, y mungkin dari temen-temen dan ustad-ustad itu ya itulah kunci

5. Apakah anda pernah mendengar tentang BPS selama anda memondok disini?

- pernah

6. Apakah anda pernah mencari solusinya melalui BPS?

- tentu pernah

7. Dimana saja BPS melakukan bimbingan?

- di seluruh lingkungan Darunnajah karena Biro Pengasuhan Santri itu adalah yang

mengurusi santri mulai dari titik awal hingga titik terakhir

Page 96: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

8. Lalu menurut anda Kapan sebaiknya BPS melakukan bimbingan?

- mmm.. Saat atau waktu yang dibutuhkan oleh santri utnuk bimbingan dari BPS

sendiri

9. Siapa saja yang berperan?

- Biasanya Ustad-ustad yang sering memberikan dukungan atau bimbingan kepada

santri itu, Ustad Agus Sigianto sebagai ketua Biro, atau Ustad Wahyu Fajri sebagai

wakil Biro, dan Ustad Yusro’ yusmar

10. Lalu apa Harapan anda terhadap BPS terkait dengan permasalahan yang anda

hadapi?

- Bisa mengerti keinginan santri, dan tidak membuat santri merasa tidak betah, dan

yang paling penting.. yang paling penting ya itu. Bisa membuat santri betah di

Darunnajah dengan segala aktifitas yang ada dan tidak mempersulit santri dengan

segala perizinan-perizinan kegiatan

Darunnajah, 03 Sept 2010

Interviewer Interview

(Rahmat Hidayat) (Ahmad Nurul Hadi)

Page 97: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

Wawancara Dengan Pembimbing

Identitas Pembimbing

Nama : Ustad.Agus Sugianto

Usia : 45 tahun

Jabatan : Ketua Biro pengasuhan Santri

Alamat : Pondok Pesantren darunnajah

Lokasi wawancara : Kantor Biro Pengasuhan Santri

1. Apa itu BPS?

Jawab : BPS itu singkatan dari Biro Pengasuhan Santri. BPS ini sebuah lembaga yang

ditunjuk atas sebuah institusi oleh Pondok Pesantren yang tugasnya membantu

Pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah untuk membina santri-santri

khususnya pada kegiatan ekstra kulikuler dan kehidupan mereka sehari-hari

selama 24 jam, selain kegiatan santri yang ada di sekolah. Maka di BPS ini,.

Sangat luas sebenarnya cakupan yang harus dikerjakan. Diantara cakupannya

sebenarnya BPS itu bisa untuk lembaga ini mengembangkan 8 kecerdasan

manusia, semua ditangani oleh BPS sendiri.karena kalau dilihat dari

peranannya sebenarnya di sekolah itu lebih banyak pada sisi-sisi kognitif,

sedangkan kalau di BPS ini menangani hal-hal yang bersifat lain dari itu. Jadi,

bagaimana mengelolanya ini? Untuk meningkatkan kecerdasan yang ada itu

melalui kegiatan-kegiatan yang di kelola di Biro Pengasuhan Santri ini, yang

kita mendelegasikannya kepada OSDN (Organisasi Santri Darunnajah) . nah

itu di Organisasi Darunnajah tadi mengelola seluruh kegiatan anak-anak itu,

jadi kita guru-guru sebagai Pembina sebagai pengarah itu mengevaluasi

Page 98: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

mereka, mengajarkan mereka, menilai mereka, mengarahkan mereka, apa

yang boleh di kerjakan, apa yang tidak boleh di kerjakan, dan mengingatkan

mereka jika ada kesalahannya, ya sifatnya ya mengasuh,mengasuh berarti

(Asah-asih-asuh ).

2. Siapa pencetus, dan siapa saja yang terlibat di dalamnya?

Jawab :Kepengasuhan itu sebenarnya kalau di lihat dari sejarah ke Pesantrenan, maka

sejak awal adanya pesantren disitu sudah ada pengasuhan. Karena kalau kita

lihat Pesantren ini sebenarnya kan dia adalah ciri khas pendidikan asli

Indonesia, yang diluar negeri itu tidak ada. Maka awal mula ada pesantren,

disitulah ada pengasuhan. Cuman,. Menurut sepengetahuan saya lembaga

kepengasuhan ini ada kalau dahulukan kepengasuhan itu berpusat pada

kiyainya, tapi setelah ada Pesantren Gontor,. Maka Tri murti Pesantren Gontor

itulah yang menurut saya melembagakan kepengasuhan itu yang tidak di

tangani langsung oleh kiyainya, tapi kiyai itu mempunyai tangan kanan yang

membantu mereka yaitu di staff kepengasuhan. Jadi kiyai sebagai penguasa

tunggal, tapi didalam menjalankan roda kesehari-hariannya itu diwakilkan

kepada staff. Sama seperti di Darunnajah, sebenarnya kalau ini di katakan Biro

kepengasuhan sifatnya kita inikan peranan kita ini hanya membantu Pimpinan

tugas utamanya adalah membantu kiyai/pimpinan dalam melaksanakan

program-program yang memang sudah dicanangkan oleh Pimpinan Pesantren

sendiri.

Page 99: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

3. Apa Visi dan Misi Biro Pengasuhan Santri?

Jawab : Kalau Visinya itu sebenarnya kita ingin menciptakan santri yang berkualitas

baik dari sisi mental, spiritual, dan kreatif. Kalau Misi-misinya itu kita

jabarkan dalam program kerja yang berhubungan dengan kegiatan santri, yang

kita delegasikan kepada santri-santri itu. Jadi mengadakan pertemuan

mingguan, mengevaluasi kerja mereka harian, mengadakan perlombaan-

perlombaan rutinitas yang bersifat mingguan, ada yang bersifat semesteran,

ada yang bersifat tahunan. Itu semuanya. Karma yang harus kita sadari itu

adalah bahwa pembentukkan mental itu terjadi karena timbulnya pergesekan,

pergesekan itu maksudnya santri kita beri tugas, itu kan ketika kita memberi

tugas kamu jadi bagian keamanan, secara otomatis dia akan berfikir

bagaimana menjadi keamanan yang baik. Dan itu adalah membentuk mental

dia, karma dia akan bertanggung jawab, dia akan berbuat semaksimal

mungkin, dia akan mengatur waktunya, dia akan berlatih menyelesaikan

masalah, dia akan berlatih menghadapi anak. Jadi Misinya adalah kita

mendelegasikan sebagian besar yang mengurus anak itu kepada santri-santri,

jadi kita ini ibaratnya sebagai Pembina, bukan sebagai pelaksana. Jadi disini

kita ingin membuat bahwa pesantren ini adalah dari mereka,oleh mereka dan

untuk mereka kegiatan ini, itu yang harus disariatkan kepada mereka

4. Apa peranan Biro Pengasuhan Santri di Pondok Pesantren Darunnajah?

Jawab : Seperti mungkin yang sudah saya singgung sebelumnya, peranan biro

pengasuhan santri ini adalah kita ini membantu, melaksanakan segala apa-apa

yang di inginkan oleh Pimpinan Pesantren, dalam hal mengasuh anak-anak

dalam kehidupan selain yang ada di sekolahan. Maka sebenarnya waktu yang

Page 100: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

kita kerjakan ini banyak. Jadi kalau ada 24 jam sehari semalam itu, kita disini

mungkin bias 16 jam. Karena taruhlah sepertiganya itu untuk sekolah, pagi

dari jam 7 pagi, sampe umpamanya jam 7, 8, 9, 10, 11, 12, 1, 2 7 jam..

taruhlah 8 jam buat maksimal, itu seper tiga sehari semalam kan, dua per tiga

itu wilayah kita atau bisa dibilang sebuah patokan yang bersifat nisfy bukan

mutlak.

5. Bagaimana caranya Biro Pengasuhan Santri berperan di Pondok Pesantren

Darunnajah?

Jawab : Ustad Mahrus sering mengatakan “ Barang siapa yang berbuat banyak, maka

dia akan mempunyai kelebihan atau kartunya yang banyak juga”, maksudnya

bagaimana kita berbuat? Kita berbuat itu ya kita mengawasi santri, kita

menegur santri, kita mengarahkan santri. Itu cara kita berbuat. Maksudnya

mengarahkan itu adalah kita mengumpulkan organisasi santrinya, atau

mengumpulkan bagian-bagiannya, atau ketua-ketuanya, atau kadang-kadang

kita mengasih pengarahan secara umum,. Atau kita membuat kebijakan-

kebijakan yang bisa di kerjakan dan mempunyai pengaruh positif umum.

Contohnya: ketika berangkat sholat isya seluruh anak-anak harus sudah

membawa buku, dan setelah sholat isya tidak boleh balik ke kamar lagi sampai

jam setengah sepuluh malam. Kita berfikiran positif saja insya Allah kalo

mereka membawa buku itu dia akan membaca karena melihat temannya

membaca juga. Disamping kita mungkin keliling, melihat,memantau,. Kita

menegur,. Karena harus disadari anak yang hidup di dalam pesantren itu

tarulah diasrama itu, kadang-kadang itu memperhatikan siapa yang sering

menegur mereka, itulah yang mungkin akan di perhatikan. Adanya dia, itu

Page 101: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

akan mempunyai pengaruh kepada mereka. Lain kalau orang yang cuek aja gt,

mau lewat seribu kali anak melanggar diam aja juga akan tetap aja melanggar

dia.tapi kalo kita sering menegur, apapun posisi kita kalo kita terus menegur

kadang-kadang kita memarahi dia, melihat kita lewat saja itu sudah

mempunyai pengaruh positif, jadi bagaimana kita berperan di pengasuhan ini

sebenarnya itu juga menjadi tolak ukur keikhlasan seseorang dalam membina

anak secara kaffah, artinya seratus persen gitu kan!

6. Siapa saja yang berperan dalam menjalankan lembaga ini?

Jawab : Kalo lembaga ini yang berperan adalah ya dari pimpinannya, dari guru-

gurnya ya semuanya. Itu yang ditanyakan kan siapa saja yang berperan dalam

menjalankan lembaga ini,kan? Ya dari Pimpinan terus diteruskan kepada kita-

kita ya dari teman-teman Pengasuhan ini, dikemudian dibagi-bagi lagi ke

bagian keamanan, sekretaris, penanggung jawab sekertaris, penanggung jawab

pramuka, bendaharanya, ada ketuanya, terus ada penanggung jawab di tiap-

tiap bidang. Ya itu semua ada strukturnya seperti itu. Kalo seandainya Biro

Pengasuhan ini baik, itu sebetulnya bukan Ansigh dari ketuanya, karena ibarat

sebuah bangunan yang ikut campur tangan itu banyak. Harus kita melihat

seperti itu, seberapapun peran seseorang, seseorang tersebut mempunyai

peranan yang positif, seberapapun. Walaupun dia bukan orang pengasuhan,

tetapi dia sudah membantu Pengasuhan . karma hakikatnya siapapun yang

menjadi guru di Pesantren ini, dia hakikatnya adalah juga sebagai pengasuh.

Kalau toh disini diadakan yang namanya lembaga kepengasuhan, itu hanyalah

untuk formalitas struktur keorganisasian. Tapi hakikatnya adalah seluruhnya

mempunyai peranan dalam mengasuh ini. Dan yang menjadi prioritas adalah

Page 102: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

karma ini sebuah lembaga siapa yang memungkinkan untuk mengendalikan

lembaga ini dan siapa yang mempunyai kemampuan untuk di lembaga ini.

Maka dia bisa disini. Bisa alumni darunnajah atau bukan alumni darunnajah.

Dia harus punya ketegasan, dan karena sering berhubungan dengan anak maka

dia harus berani dibenci, kenapa? Karena kita ini pada posisi lembaga, yang

kadang-kadang anak itu tidak menyukai kita karena kita membuat aturan-

aturan yang kadang-kadang itu membatasi keinginan mereka pada masa itu.

Walaupun suatu ketika dia akan menyadari kenapa kita berbuat seperti itu.

7. Bagaimana hasil dari peranan Biro Pengasuhan Santri selama ini?

Jawab : Kalo menurut saya pribadi. Apa-apa yang dikerjakan biro pengasuhan santri

ini termasuk oleh peserta dan semuanya, kita tidak bisa menilai sesaat karena

pengasuhan ini adalah mendidik. Dan hasilnya tidak bisa dianalogikan seperti

kita makan bakso, atau seperti kita makan pangsit. Wah ini bakso enak! Besok

datang kesini lagi. ga bisa, tetapi hasilnya itu adalah sepuluh tahun yang akan

datang dan dua puluh yang akan datang. bukan hanya ingatan memory, tapi

lebih kepada internalisasi nilai, jadi pemahaman seseorang tentang pendidikan

yang ada disini itu kadang-kadnag dia sudah menyatu, penyatuannya itu

kadang-kadang disadari, kadang-kadang tidak disadari. kadang-kadang dia

sadar setelah mengadakan perenungan lama. Jadi ga bisa kita buat seperti itu

semuanya, waah mungkin lima tahun yang akan datang dia sudah hebat. Itu

tidak bisa seperti itu, karena itu hasil pendidikan. Jadi ibaratnya, kalo saya

menganalogikan, kita bisa berjalan karena proses kita merangkak, ngesot,

merangkak, jatuh bangun, dan itu di bangun dari dasar pada saat masa-masa

penting itu, masa-masa penting anak itu kan masa-masa Daarul Murahaqoh.

Page 103: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

Yaitu masa pancaroba . masa pancaroba itu ketika dia berada di lingkungan

yang baik maka dia akan baik,. Jika dia berada di lingkungan yang tidak baik

maka dia akan hancur. Maka kalau di tanya hasilnya bagaimana? Saya cukup

senang kalau melihat anak-anak ini mereka bisa beraktifitas

mengaktualisasikan dirinya dengan baik. Terus mereka bisa membawa adik-

adiknya dengan baik, bisa sholat berjamaah dengan baik, kehidupan sehari-

hari mungkin dengan baik, bisa berolahraga dengan baik. Itu saya kira hasil

yang bisa dilihat secara sekilas. Tetapi hasil yang lebih jauh lagi itu akan bisa

di lihat karena orang umum mengatakan bahwa sebuah lembaga bisa di lihat

bagaimana alumninya. Maka alumni itulah yang mempunyai tanggung jawab

besar kepada sebuah lembaga. Tapi Kalau yang sering di katakan sama ustad

mahrus amin itu, kalau Input nya itu kain belacu, maka keluarnya pun akan

tetap kain belacu Cuma kita berusaha untuk menjahitnya lebih rapih. Tapi

ibaratnya tidak mungkin kita menanam semangka berbuah apel haha,. Seperti

itu kan! Tapi kita bukan seperti itu, kita cukup berusaha bagaimana caranya

anak itu menjadi alumni yang baik. Untuk manjadi alumni yang baiknya itu

perlu proses, dan memprosesnya itu perlu kesabaran, banyak tantangan, perlu

doa, perlu Mujahadah, perlu keikhlasan, dan yang itu kadang-kadang juga

menggoda kita.

Pondok Pesantren Darunnajah,

Jakarta, 16 September 2010

Kepala Biro Pengasuhan Santri

(Ustad. Agus Sugianto)

Page 104: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

Identitas Pembimbing

Nama : Ustad.Wahyu Fajri

Usia : 37 tahun

Jabatan : Wakil Ketua Biro pengasuhan Santri

Alamat : Jl. H.R Edi Sukma Km ke-16

Lokasi wawancara : Kantor Biro Pengasuhan Santri

1. Apa itu BPS?

Jawab : BPS itu Biro Pengasuhan Santri, yang bergerak untuk mengatur kegiatan-

kegiatan santri mulai dari dia bangun pagi hingga dia tidur kembali

2. Siapa pencetus, dan siapa saja yang terlibat di dalamnya?

Jawab : Pencetus BPS ini memang sudah lama dari pak kiyai ketika mendirikan ini

berawal dari Pondok Pesantren Gontor, itu ada namanya Biro Pengasuhan

Santri karena kiyai kita memang berasal dari Pesantren Gontor dan

menamakannya BPS. Pencetusnya sih sudah lama dari gontor itu sudah ada

namanya Biro Pengasuhan. Ya yang telibat didalamnya itu adalah semua guru-

guru yang ada di dalam, jadi semua guru-guru yang mukim dan tinggal

didalam Pesantren maka dia terlibat didalam BPS

3. Apa Visi dan Misi Biro Pengasuhan Santri?

Jawab : Visinya itu sama dengan yang dibuku yang dijelaskan, yaitu mencetak

manusia yang Mutafaquh Fiddin. Ya Misinya itu ya mencerak manusia juga

yang berakhlak mulia kemudian,. ya intinya akhlak mulia lah, ya..

Page 105: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

4. Apa peranan Biro Pengasuhan Santri di Pondok Pesantren Darunnajah?

Jawab : Biro Pengasuhan Santri ini peranannya kalau di luar ya di Darunnajah ini ada

Biro Pendidikan, ya Biro Pendidikan ini tugasnya ya dia mengatur disekolah,

sedangkan Biro Pengasuhan dia mengatur kegiatan santri yang diluar sekolah,

khususnya kegiatan-kegiatan yang ekstra kulikuler, tetapi dia tetap mulai dari

dia bangun pagi sampai dia tidur kembali itu kegiatan-kegiatannya itu sudah di

atur oleh Biro Pengasuhan Santri

5. Bagaimana caranya Biro Pengasuhan Santri berperan di Pondok Pesantren

Darunnajah?

Jawab : Biro Pengasuhan Santri ini tidak akan berjalan tanpa ada bantuan bawahan ya

yang disana juga ada bagian sekertaris, bendahara, bagian keamanan, bagian

bahasa bagian olah raga. Yang itu semuanya sampai bagian-bagian yang

lainnya itu juga sudah ada di santri, ya Biro Pengasuhan Santri ini berperan

sebagai pembimbing, sedangkan pelaksananya itu diserahkan kepada

Organisasi , yang kalau diluar itu namanya OSIS sedangkan disini namanya

OSDN (Organisasi Santri Darunnajah), nah itu mereka peranannya itu

membantu Biro Pengasuhan Santri menjalankan kegiatan-kegiatan mulai dari

bangun pagi hingga dia tidur kembali, pengasuhan hanya mendampingi

mengawasi sejauh mana kegiatan mereka kalaupun ada hal-hal yang kurang

maka Biro Pengasuhan Santri akan memanggil organisasi tersebut, sehingga

dia bisa berjalan dengan baik dan ada pengawasan. Apalagi organisasi santri

ini masih siswa, kadang-kadang masih ada peranannya dengan adik kelasnya

mungkin tindakannya kurang baik, ya ini Biro Pengasuhan Santri ini akan

membimbing mereka

Page 106: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

6. Siapa saja yang berperan dalam menjalankan lembaga ini?

Jawab : Ya yang telibat didalamnya itu adalah semua guru-guru yang ada di dalam,

jadi semua guru-guru yang mukim dan tinggal di dalam Pesantren maka dia

terlibat di dalam BPS

7. Bagaimana hasil dari peranan Biro Pengasuhan Santri selama ini?

Jawab : Ya Alhamdulillah dengan adanya Biro Pengasuhan Santri ini kegiatan

sekolah mereka jauh lebih baik, lebih disiplin, tepat waktu, kemudian sholat

juga mereka tepat waktu, ibadah tepat waktu, assholatu ala waqtiha (sholat

sesuai dengan waktunya) itu Biro Pengasuhan Santri sampai saat ini ya

Alhamdulillah mereka mulai dari kelas satu sampai kelas enam itu semuanya

wajib sholat berjamaah dimasjid tanpa terkecuali, kemudian peranan yang

lainnya banyaklah dari kegiatan-kegiatan muhadhoroh, latihan pidato mereka.

Kemudian seni, bahkan sampai seni yang namanya mungkin kurang diluar

band misalnya, itu hasilnya ya peranannya mereka Biro Pengasuhan Santri ini

dari segi ibadah dan segi ekstrakulikuler yang lain pramuka dan lain

sebagainya ya Alhamdulillah ya sudah baiklah sampai saat ini, Bahkan ada

beberapa kejuaraan-kejuaraan yang diraih oleh santri ya atas nama Biro

Pengasuhan Santi

Pondok Pesantren Darunnajah,

Jakarta, 24 September 2010

Wakil Kepala Biro Pengasuhan Santri,

(Ustad. Wahyu Fajri)

Page 107: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M, Teori-teori Konseling Agama dan Umum, Jakarta: Gondel Trayon Press, 1996, cet.

Ke-3 ------- Pengantar bimbingan dan konseling Buku Panduan Mahasiswa, Jakarta; Pren Halindo,

cet. Ke-1 ------- Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, Jakarta: Bumi Aksara, 1999, Edisi 2, cet.

Ke-4 ------- Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, Jakarta: Bina Aksara, 1995, Cet. Ke-3 Anas Madhuri, Pesantren dan Pengembangan Ekonomi Ummat, Surabaya: Departemen

Agama, 2002, cet Ke-1 Buku Panduan Santri Baru Pondok Pesantren Darunnajah, Penerbit: Pondok Pesantren

Darunnajah, Tahun Ajaran 2010-2011 Buletin Darunnajah, Media Informasi Tahunan Edisi XXIV, Juni 2010. Penerbit: Pondok Pesantren Darunnajah, Jakarta Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Yayasan Penyelenggara

Penterjemah Al-Qur’an, 1971 Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, 1998 Dhofier, Zamakhsyari, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kiayi, Jakarta:

LP3ES,1986, Cet. II Ensiklopedi Islam, Jakarta: Depag, 1992/1993 Geertz, Clifford, Abangan Santri, Priyayi Dalam Pandangan Masyarakat Jawa, terj.Aswab

Mahasin, judul asli; The Religion of Java, Cet. Ke-2, Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1983

Haedari, Amin. Hanif, Abdullah dkk. Masa depan Pessantren. Dalam tantangan modernitas

dan tantangan kompleksitas global, Jakarta: IRD PRESS.2004, Cet. Ke-1 Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia; Lintasan sejarah Pertumbuhan dan

Perkembangan, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1996 Machfoeld, KI M.A, Filsafat Da’wah-Ilmu Da’wah dan Penerapannya, Jakarta: Bulan

Bintang, 1975, cet, ke-1 Madjid, Nurcholis, Bilik-bilik Pesantren, Sebuah Potret Perjalanan, Cet. Ke-1, Jakarta:

Paramadina, 1997

Page 108: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

McLeod, John, Pengantar Konseling, Teori Studi dan Studi Kasus, Jakarta; Prenada Media,

2006, cet. ke-1 Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 2007,

Cet. Ke-33, edisi revisi Mursell, J. L. Succesful Teaching, disusun oleh Nasution M.A, “Mengajar Dengan Khusus”,

Bandung: I Jemmars, tth Masdar F. Mas’ud, Direktori Pesantren, Jakarta: P3M, 1986 Muslim, A. Husaini. Shahih Musli, Beirut: Daar El-Fikri, 1993, Jilid-2 Prayitno, ed dan Amti Erman, Program Bimbingan dan Konseling Prayitno, M dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta,

2004, Cet, ke-2 Soekanto, Soejono. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Balai Pustaka, 1998, Cet, ke-1 Sudjuko Prasadjo, Profil Pesantren, Jakarta: P3M, 1982 Salbiah. Konsep Diri, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara Tohirin, “Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (berbasis intergrasi)”,

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007 Walgito, Bimo. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Yogyakarta: Penerbit Andi Offset,

1993, Cet. Ke-7 Wawancara dengan Santri, Andre Irawan

Wawancara dengan Santri, Ahmad Izudin

Wawancara dengan Santri, Ahmad Nurul Hadi

Wawancara dengan Santri, Imam Khairul Annas

Wawancara dengan Santri, Faisal Rahman

Wawancara dengan Ustad. Agus, Ketua Biro Pengasuhan Santri

Wawancara dengan Ustad. Wahyu Fajri, Wakil Biro Pengasuhan Santri

Yasmadi, Modernisasi Pesantren; Kritik Nurcholis Madjid Terhadap Pendidikan Islam Tradisional, Jakarta: PT Ciputat Press, 2005, Cet. Ke-2

Page 109: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

PERAN BIRO PENGASUHAN SANTRI TERHADAP PERMASALAHAN SANTRI DI

PONDOK PESANTREN DARUNNAJAH ULUJAMI JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam

(S.Sos.I)

Oleh:

RAHMAT HIDAYAT

NIM. 105052001763

JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2010 M

Page 110: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

PERAN BIRO PENGASUHAN SANTRI TEHADAP PERMASALAHAN SANTRI DI

PONDOK PESANTREN DARUNNAJAH ULUJAMI JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Untuk Memenuhi pensyaratan memperoleh

Gelar sarjana ilmu sosial islam

Oleh:

Rahmat Hidayat

NIM.105052001763

Dibawah Bimbingan,

Nurul Hidayati S.Ag, M.Pd

NIP.19690322 199603 2 001

JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2010 M

i

Page 111: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini

Ciputat, 8 Desember 2010

Rahmat Hidayat

ii

Page 112: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul PERAN BIRO PENGASUHAN SANTRI TERHADAP PERMASALAHAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN DARUNNAJAH ULUJAMI JAKARTA SELATAN telah diajukan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Senin, 7 Maret 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) pada Program Studi Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI).

Ciputat, 7 Maret 2011

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota

Drs. Wahidin Saputtra, M.A NIP. 19700903 199603 1 001

Sekretaris Merangkap Anggota

Drs. Sugiharto, M.A. NIP. 19660806 199603 1 001

Anggota

Penguji I

Drs. Nasichah, M.A. NIP. 19671126 199603 2 001

Penguji II

Dr. Suparto, M. Ed. NIP. 19710330 199803 1 004

Pembimbing

Dra. Nurul Hidayati, M. Pd. NIP. 19690322 199603 2 001

iii

Page 113: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur atas segala nikmat penulis limpahkan ke

hadirat Allah SWT yang Maha Besar dengan segala kebesaran-Nya, dan Maha Kuasa dengan

segala Kekuasaan-Nya, yang telah memberikan hidayah kepada hamba-hamba yang

mengharapkan keridhaan-Nya, yang dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis akhirnya dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Dan sholawat beserta salam senantiasa dilimpahkan

kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya

serta para pengikutnya hingga akhir zaman.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit

hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi baik yang menyangkut pengumpulan bahan,

prosedurmaupun kondisi objektif di lapangan dan sebagainya. Namun ridho Allah SWT dan

kesungguhan serta kerja keras penulis akhirnya dapat melewati kesulitan itu dan semuanya

tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam

kesempatan ini penulis ingin sekali mengungkapkan rasa kasih yang tulus dan ikhlas serta

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Bapak Drs. Wahidin Saputtra, MA. Selaku Pembantu Dekan I, dan

Bapak Drs. H. Mahmud Jalal, MA Selaku Pembantu Dekan II yang telah membantu

terselesaikannya skripsi ini.

2. Bapak Drs. Azwar Chotib Selaku Dosen Pembimbing Akademik.

3. Ibu Dra. Rini L. Prihatini, M.Si Selaku ketua Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam

yang sangat membantu memotivasi penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

iv

Page 114: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

4. Bapak Drs. Sugiharto, MA Selaku Sekertaris jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam

yang juga sangat membantu penulis dalam literatur nilai.

5. Ibu Nurul Hidayati S.Ag, M.Pd Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang sangat

penulis hormati akan kesabarannya selama ini, yang juga memotivasi dan mendorong

penulis untuk tidak menyerah ditengah jalan. Semoga Allah SWT membalas kebaikan

Ibu kelak.

6. Drs. KH. Mahrus Amien, selaku Pendiri Pondok Pesantren Darunnajah

7. Drs. KH. Sofyan Manaf, M.Si selaku Pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah

sekaligus penandatangan surat perizinan penelitian dan wawancara lembaga

8. Ustad. Agus Sugianto selaku kepala Biro Pengasuhan Santri

9. Ustad. Wahyu fajri selaku wakil dari kepala Biro Pengasuhan Santri

10. Seluruh staf dan karyawan Pondok Pesantren Darunnajah yang dahulu juga pernah

mendidik penulis sewaktu memondok, dan yang membantu dan memberi semangat

penulis guna menyelesaikan tugas akhir, semoga sehat selalu.

11. Bapak dan ibu dosen khususnya yang mengajar pada jurusan BPI yang telah rela

memberikan ilmu mereka kepada penulis selama mengikuti kuliah, Semoga jasa-jasa

bapak dan ibu dapat diterima dengan baik oleh semua yang di didiknya

12. Khusus kepada Kedua orang tua penulis, Ayahanda H. Djamhari Akhfasy dan Ibunda

Hj. Siti Rosyadah. Akan pengorbanan yang tidak ada hentinya, kesabaran yang

melebihi segalanya, kekompakkan yang menggambarkan jati diri orang tua yang baik,

dan do’a yang tidak pernah berhenti bahkan sampai detik ini. Semoga Allah SWT

membalas semua kebaikan yang telah ayah dan ibu berikan, sehat wal afiat, dan

diringankan dari segala beban hidupnya. Amiin,.

13. Kepada kakakku yang paling cantik Rahmawati, adik-adikku Muhammad Faisal,

Fadjriyah Masitoh, Ahmad Faidzin Soleh, Farouk Abdul Aziz. Yang turut andil

v

Page 115: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

memberi semangat setiap harinya, yang selalu mendoakan penulis. Semoga Allah

memberi kesehatan kepada mereka. Amiin,.

14. Kepada teman-teman dan sahabat-sahabatku khususnya Alumni Pondok Pesantren

Darunnajah angkatan 28 khususnya kepada Fahlevy Hasyim, M Iqbal Perdana, M

Irfan yang memberi semangat dan mengingatkan kepada penulis dan sebagai sahabat

sejati, semoga persahabatan kita abadi,.

15. Kepada seluruh sanak saudara, bang sam, kak yuni, aman, dan yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu yang juga turut serta memotivasi penulis ketika sedang

mengalami kesulitan.

16. Teman-teman BPI seangkatan 2005, juvendra, Jamal, Bima, Wahyu, Ade, Dino,

Agus, Bari, Ruyatna, Jefry, Mufi, Sukron, Harid, Qory, Mulya, Galuh, Anti, Dwika,

Maryanah, Via, Maya, Reninta, Laily, Eneng, dll. Yang telah banyak mengajarkan

hal-hal bermakna.

17. Serta terimakasih untuk semua orang yang telah kenal dan mengenali penulis yang

tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, atas kesempatan dan kenangan yang

diberikan, wish You All the best_

Mudah-mudaha Allah SWT membalas segala budi baik dan bantuan semua pihak yang

telah diberikan kepada penulis. Kritik dan saran sangat penulis butuhkan guna memperbaiki

skripsi ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita

semua.

Jakarta, 8 Desember 2010

Penulis

vi

Page 116: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

ABSTRAK Rahmat Hidayat Peran Biro Pengasuhan Santri Terhadap Permasalahan Santri Di Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta Selatan

Seorang pembimbing di Pondok Pesantren dituntut harus mampu melakukan peranan

yang berbeda-beda dari berbagai jenis permasalahan yang ditimbulkan. Dari jenis-jenis

permasalahan tertentu kadang-kadang pembimbing harus berperan sebagai seorang teman,

kadang-kadang berperan sebagai pendengar yang baik, dan bahkan menjadi pengganti orang

tua sementara sebagai objek untuk meluangkan isi hati guna mendidik dan memotivasi

permasalahan yang sedang mereka alami.

Bimbingan yang dilakukan Biro Pengasuhan Santri terhadap Permasalahan santri

yang ada di Pondok Pesantren Darunnajah ini merupakan satu cara untuk mengembalikan

semangat santri yang hilang akibat berbagai macam permasalahan yang sedang dialami oleh

santri-santrinya. Masalah yang sering dialami biasanya seperti: masalah ketahuan merokok,

keuangan, masalah kekerasan, organisasi, dan bahkan masalah pribadi yang sering membuat

santri menjadi tidak bisa leluasa dalam menjalani kegiatan-ketiatannya sehari-hari. Biro

Pengasuhan santri merupakan salah satu lembaga yang membantu Pimpinan Pondok

Pesantren dalam hal mengasuh, mendidik, dan mengawasi santri-santri mulai dari bangun

pagi hingga mereka tidur kembali.

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan perubahan kepada setiap orang

dan santri khususnya agar lebih berhati-hati dalam menyelesaikan segala permasalahan-

permasalahan yang ada dalam keluarga ataupun yang ada pada lingkungan sehari-harinya,

karena setiap orang pasti mempunyai masalah tergantung bagaimana cara mereka untuk

menyikapinya.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif melalui pendekatan deskriptif. Dalam penulisan

ini penulis bermaksud mengungkap fakta-fakta yang tampak di lapangan dan dianalisa serta

disajikan dalam suatu pandangan yang utuh tentang peran Biro Pengasuhan Santri terhadap

permasalahan santri di Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta Selatan. Dalam hal ini,

penulis melakukan wawancara langsung dengan ketua dan wakil ketua dari Biro Pengasuhan

Santri dan santri yang memiliki masalah tentunya.

vii

Page 117: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

Dari penelitian ini penulis dapat menyimpulkan, bahwa peran Biro Pengasuhan Santri

yang dilakukan di Pondok Pesantren Darunnajah terhadap permasalahan santrinya antara lain

sebagai berikut: dapat teratasinya masalah-masalah yang ringan maupun berat, dapat

memberikan energi yang positif kepada santri, menambah kadar keimanan santri, memberi

peluang untuk santri dalam berkreasi sehingga santri-santri pun bisa lebih betah tinggal, dan

sekalipun lulus mereka tidak akan lupa orang-orang yang telah mengasuh dan membina

mereka, minimal mereka masih mengingat akan pesan-pesan yang telah diberikan ketika

mereka masih memondok.

viii

Page 118: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN.............................................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. iii

KATA PENGANTAR....................................................................................................... iv

ABSTRAK ......................................................................................................................... vii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................. 1

B. Batasan Dan Perumusan Masalah..................................................................... 6

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ........................................................................ 8

D. Metodologi Penelitian....................................................................................... 9

E. Tinjauan Pustaka............................................................................................... 13

F. Sistematika Penulisan ....................................................................................... 14

BAB II LANDASAN TEORI

A. Peran Pembimbing

1. Pengertian Peran ......................................................................................... 16

2. Pengertian Bimbingan dan Penyuluhan...................................................... 17

3. Fungsi Bimbingan dan Penyuluhan ............................................................ 20

4. Tujuan Bimbingan dan Penyuluhan............................................................ 21

B. Pesantren Dan Permasalahan Santri.................................................................. 22

1. Pengertian Pesantren................................................................................... 22

2. Elemen Pesantren........................................................................................ 24

3. Bentuk-bentuk Pesantren ............................................................................ 27

4. Permasalahan Santri.................................................................................... 30

BAB III GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN DARUNNAJAH ULUJAMI

DAN BIRO PENGASUHAN SANTRI

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Darunnajah ............................................ 32

ix

Page 119: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21509/1/RAHMAT... · sangat memprihatikan karena telah melanda santri atau remaja awal

1. Struktur ....................................................................................................... 32

2. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Darunnajah ..................................... 33

3. Visi dan Misi Pondok Pesantren Darunnajah ............................................. 37

4. Organisasi Kelembagaan ............................................................................ 38

5. Program Pesantren ...................................................................................... 39

6. Prestasi ........................................................................................................ 40

7. Sarana dan Prasarana .................................................................................. 41

8. Ekstra Kurikuler.......................................................................................... 41

B. Gambaran Biro Pengasuhan Santri ................................................................... 42

1. Sejarah Berdirinya Biro Pengasuhan Santri................................................ 42

2. Kewajiban dan Tanggung Jawab ................................................................ 43

3. Program Kerja............................................................................................. 44

4. Revolusi Kepengasuhan.............................................................................. 46

5. Kegiatan Tahunan ....................................................................................... 48

6. Sarana dan Prasarana .................................................................................. 51

BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA

A. Deskripsi Informan ........................................................................................... 52

1. Klien............................................................................................................ 52

2. Pembimbing ................................................................................................ 54

B. Peranan Biro Pengasuhan Santri....................................................................... 58

C. Harapan Santri Tentang Peranan Yang Seharusnya Dilakukan Dalam Mengatasi

Permasalahan Santri Di Pondok Pesantren Darunnajah ................................... 63

D. Kesesuaian Antara Peranan Lembaga Dengan Harapan Santri Di Pondok

Pesantren Darunnajah ....................................................................................... 64

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 66

B. Saran ................................................................................................................. 68

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x