BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail...

38
E X E C U T I VE S U M M A R Y 1 REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI 1.1 Latar Belakang Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) merupakan rencana pemanfaatan ruang bagian wilayah/kawasan secara terperinci yang disusun untuk penyiapan perwujudan ruang dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan perkotaan, dan merupakan salah satu rencana yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) merupakan salah satu pedoman dalam kegiatan pemanfaatan dan pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah perencanaan mencakup sebagian atau seluruh wilayah administrasi kota yang dapat merupakan satu atau beberapa kawasan tertentu. Menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, rencana tata ruang di Indonesia harus dirumuskan secara berjenjang mulai dari yang bersifat umum sampai tingkatan yang sangat rinci. Mengingat rencana tata ruang merupakan matra keruangan dari rencana pembangunan daerah dan bagian dari pembangunan nasional maka antara satu jenis rencana tata ruang dengan jenis rencana tata ruang lainnya mempunyai hubungan yang saling terkait dan saling berurutan satu sama lainnya serta dijaga konsistensinya baik dari segi substansi maupun operasionalisasinya. Desentralisasi dan otonomi daerah telah menegaskan bahwa kewenangan pelaksanaan pembangunan termasuk penyusunan rencana tata ruang daerah berada pada pemerintah kabupaten/kota. Kewenangan tersebut merupakan peluang sekaligus tantangan yang harus dicermati dan disikapi oleh pemerintah kabupaten/kota terutama dalam merencanakan tata ruang daerah yang tidak lagi terbatas oleh cakupan administrasi saja, tetapi harus pula mempertimbangkan keterkaitan sosial, ekonomi dan ekologis (strategis) sesuai dengan kebutuhan dan prioritas perencanaan wilayah yang akan dituju/dibuat. Penataan ruang yang diharapkan di masa depan harus sejalan dengan paradigma pembangunan yang hanya berorientasi pada peningkatan kesejahteraan manusia (ekosentris) ke arah peningkatan kesejahteraan ekosistem (ekosentris) sebagai dasar yang melahirkan konsep pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan tersebut mempertimbangkan daya dukung (carrying capacity) dan kelangkaan (scarcity) sumber daya alam termasuk lahan (ruang) dalam dimensi lingkungan (eksternalitas) yang didalamnya tetap juga menjadikan proses pembangunan ekonomi. Untuk menunjang penyusunan rencana tata ruang, maka ketersediaan data/informasi yang akurat dan aktual, terutama yang menyangkut aspek keruangan seperti batas wilayah, letak/lokasi kawasan perencanaan, penggunaan lahan, jaringan prasarana dan sarana wilayah dan lain-lain adalah sangat penting dan menentukan. Dengan adanya dan ketergantungan pada data yang akurat diharapkan penyusunan rencana tata ruang akan lebih mendekati kenyataan sesuai dengan kondisi dan permasalahan di lapangan. Beberapa hal diatas merupakan sekilas gambaran yang dihadapi dalam Penataan Ruang di Kabupaten Banyuwangi. BAB I PENDAHULUAN

Transcript of BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

1

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

1.1 Latar Belakang Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) merupakan rencana pemanfaatan ruang bagian wilayah/kawasan secara terperinci yang disusun untuk penyiapan perwujudan ruang dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan perkotaan, dan merupakan salah satu rencana yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) merupakan salah satu pedoman dalam kegiatan pemanfaatan dan pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah perencanaan mencakup sebagian atau seluruh wilayah administrasi kota yang dapat merupakan satu atau beberapa kawasan tertentu. Menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, rencana tata ruang di Indonesia harus dirumuskan secara berjenjang mulai dari yang bersifat umum sampai tingkatan yang sangat rinci. Mengingat rencana tata ruang merupakan matra keruangan dari rencana pembangunan daerah dan bagian dari pembangunan nasional maka antara satu jenis rencana tata ruang dengan jenis rencana tata ruang lainnya mempunyai hubungan yang saling terkait dan saling berurutan satu sama lainnya serta dijaga konsistensinya baik dari segi substansi maupun operasionalisasinya. Desentralisasi dan otonomi daerah telah menegaskan bahwa kewenangan pelaksanaan pembangunan termasuk penyusunan rencana tata ruang daerah berada pada pemerintah kabupaten/kota. Kewenangan tersebut merupakan peluang sekaligus tantangan yang harus dicermati dan disikapi oleh pemerintah kabupaten/kota terutama dalam merencanakan tata ruang daerah yang tidak lagi terbatas oleh cakupan administrasi saja, tetapi harus pula mempertimbangkan keterkaitan sosial, ekonomi dan ekologis (strategis) sesuai dengan kebutuhan dan prioritas perencanaan wilayah yang akan dituju/dibuat. Penataan ruang yang diharapkan di masa depan harus sejalan dengan paradigma pembangunan yang hanya berorientasi pada peningkatan kesejahteraan manusia (ekosentris) ke arah peningkatan kesejahteraan ekosistem (ekosentris) sebagai dasar yang melahirkan konsep pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan tersebut mempertimbangkan daya dukung (carrying capacity) dan kelangkaan (scarcity) sumber daya alam termasuk lahan (ruang) dalam dimensi lingkungan (eksternalitas) yang didalamnya tetap juga menjadikan proses pembangunan ekonomi. Untuk menunjang penyusunan rencana tata ruang, maka ketersediaan data/informasi yang akurat dan aktual, terutama yang menyangkut aspek keruangan seperti batas wilayah, letak/lokasi kawasan perencanaan, penggunaan lahan, jaringan prasarana dan sarana wilayah dan lain-lain adalah sangat penting dan menentukan. Dengan adanya dan ketergantungan pada data yang akurat diharapkan penyusunan rencana tata ruang akan lebih mendekati kenyataan sesuai dengan kondisi dan permasalahan di lapangan. Beberapa hal diatas merupakan sekilas gambaran yang dihadapi dalam Penataan Ruang di Kabupaten Banyuwangi.

BAB I PENDAHULUAN

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

2

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) pada dasarnya merupakan salah satu bentuk perencanaan pembangunan daerah dengan menggunakan pendekatan spasial/keruangan/ kewilayahan, disamping bentuk perencanaan pembangunan lainnya yang juga menjadi pedoman pembangunan daerah yaitu RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) dan RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) serta Renstra (Rencana Strategis). Berbagai program/kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat harus mengacu pada Rencana Tata Ruang dan atau RPJPD dan atau RPJMD,, sehingga ruang yang terbatas dapat dimanfaatkan secara optimal. Disadari atau tidak, RTRW Kabupaten Banyuwangi (yang telah disusun) memiliki tingkat kedetailan yang masih cukup besar yaitu 1:50.000 untuk dijadikan pedoman perijinan lokasi investasi, sehingga akan cukup menyulitkan dalam mengimplementasikannya. Oleh karena itu mengingat tingkat kebutuhan yang sangat mendesak dan keterbatasan yang ada dari Dokumen RTRW Kabupaten Banyuwangi yang sebentar lagi ditetapkan, maka dipandang perlu untuk menyusun suatu produk Rencana Rinci setingkat Rencana Detail untuk Wilayah Kabupaten Banyuwangi. Disusun secara bertahap dan kontinue sesuai dengan beberapa pertimbangan. Hal ini juga menjadi salah satu amanat dari UU Nomor 26 Tahun 2007. Disusun dengan pendekatan ketercapaian struktur ruang yang telah dirumuskan dalam RTRW Kabupaten Banyuwangi tetapi dengan output terpisah per wilayah administratif, maka penyusunan Revisi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang akan disusun meliputi satu wilayah Kecamatan. Mengingat tingkat kedetailan yang diharapkan sampai penyusunan Peraturan Zonasinya, waktu yang dibutuhkan serta implikasi dari ke-rincian materi teknis dengan ke-rincian materi Raperda kelak (sanksi dan rencana pemanfaatan ruang yang sudah lebih spesifik per tapak), maka untuk penyusunan yang dilakukan pada Tahun ini tidak disertai dengan kegiatan Publikasi dan Sosialisasi. Publikasi dan sosialisasi yang akan dilakukan hanya melalui pemasangan poster yang bersifat himbauan kepada masyarakat tentang peran masyarakat dalam proses perencanaan ruang, peta land use eksisting dan peta Rencana Detail Tata Ruang (draft) serta diskusi dalam forum seminar untuk mendapat tanggapan dari masyarakat luas dengan jangka waktu yang telah ditentukan.

1.2 Azas, Maksud dan Tujuan Penataan ruang

1.2.1. Maksud Maksud dari Penyusunan Revisi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi adalah diperolehnya suatu perencanaan tata ruang yang terpadu, serasi, selaras dan seimbang dengan lingkungan serta berdaya guna sesuai dengan fungsi dan manfaatnya. Untuk mencapai itu semua, maka ketepatan prediksi dari perencanaan kedepan yang didasarkan atas data pertumbuhan serta kecenderungan perkembangan menjadi hal yang utama. Pengaturan pemanfaatan dari rencana tersebut harus tertuang dalam berbagai regulasi dan konsistensi dalam pengetrapannya.

1.2.2. Tujuan Tujuan dari Penyusunan Revisi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi: a. Memberikan suatu bentuk perencanaan ruang yang lebih detail/rinci, yang dapat

dimanfaatkan secara optimal sebagai pedoman bagi pembangunan dan penataan ruang wilayah khususnya di Kecamatan Rogojampi secara lebih terarah, berdayaguna dan berhasilguna serta bekesinambungan;

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

3

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

b. Sebagai arahan bagi seluruh stakeholder dalam pengisian pembangunan fisik kawasan; c. Sebagai pedoman bagi instansi dalam pemberian periijinan kesesuaian pemanfaatan

peruntukan lahan dan pengaturan bangunan yang lebih terarah dan lebih spesifik; d. Sebagai dasar dalam penyusunan Raperda tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kecamatan Rogojampi beserta Peraturan Zonasinya.

1.2.3. Sasaran Sasaran dari Penyusunan Revisi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi: 1. Terciptanya keselarasan, keserasian, keseimbangan antar lingkungan permukiman

dalam kawasan; 2. Terwujudnya keterpaduan program pembangunan antar kawasan maupun dalam

kawasan; 3. Terkendalinya pembangunan kawasan strategis dan fungsional kabupaten, baik yang

dilakukan pemerintah maupun masyarakat/swasta; 4. Mendorong investasi masyarakat di dalam kawasan; 5. Terkendalinya pembangunan kawasan antara pemerintah dan masyarakat/ swasta.

1.3 Ruang Lingkup Wilayah Perencanaan Wilayah administrasi Kecamatan Rogojampi, terdiri atas kawasan perkotaan dan perdesaan Rogojampi, meliputi administrasi 18 desa/kelurahan. Kecamatan Rogojampi memiliki luas wilayah 102,33 Km2 dengan jumlah penduduk total 94.301 jiwa. Kecamatan Rogojampi berbatasan dengan:

Utara : Kecamatan Kabat

Selatan : Kecamatan Srono dan Kecamatan Muncar

Timur : Selat Bali

Barat : Kecamatan Singojuruh

Orientasi WilayahKecamatan Rogojampi

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

4

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

1.4 Profil Wilayah Kecamatan Rogojampi

1.4.1 Letak Geografis dan Admnistrasi Secara Geografis Kecamatan Rogojampi berada pada posisi koordinat antara 823’11” LS -

834’03” LS, dan antara 11426’75” BT - 11434’99” BT. Kecamatan Rogojampi memiliki luas wilayah 10.225 Ha. Secara administratif Kecamatan Rogojampo terbagi dalam 18 desa, dengan pembagian wilayah yang lebih kecil terdiri dari 78 Dusun, 248 Rukun Warga (RW) dan 748 Rukun Tangga (RT). Kawasan perkotaan pada Kecamatan Rogojampi diantaranya adalah Kelurahan Rogojampi, Pengantigan, Lemahbangdewo, Kedaleman, Kaotan, Karangbendo, Gitik. Sedangkan daerah perdesaannya diantaranya adalah Watukebo, Blimbingsari, Bubuk, Aliyan, Gladag, Mangir, Gintangan, Kaligung, Bomo, Karangrejo, dan Patoman. Untuk lebih jelasnya dapat lihat pada table dibawah ini.

Banyaknya Kelurahan/Desa, Dusun/Lingkungan RW dan RT Menurut Kecamatan, Tahun 2009

NO PERKOTAAN/ PERDESAAN

DESA/ KELURAHAN

Luas (Ha) Jumlah Dusun

1. Perkotaan 1. Rogojampi 334 7

2. Pengantigan 401 4

3. Lemahbangdewo 223 4

4. Kedaleman 321 5

5. Kaotan 309 2

6. Karengbendo 885 5

7. Gitik 184 4

Total luas perkotaan 2657 31

2 Perdesaan 1. Watukebo 1580 6

2. Blimbingsari 533 4

3. Bubuk 377 3

4. Aliyan 831 7

5. Gladag 646 4

6. Mangir 641 5

7. Gintangan 964 4

8. Kaligung 379 3

9. Bomo 750 4

10. Karangrejo 368 3

11. Patoman 499 4

Total luas perdesaan 7568 47

Luas kecamatan 10225 78 Sumber: Kecamatan dalam Angka 2009

1.4.2 Penggunaan Lahan

Pola penggunaan tanah dalam suatu wilayah menggambarkan pola kegiatan masyarakat di wilayah atau daerah yang bersangkutan. Penggunaan tanah yang ada, juga memberikan gambaran tentang pola persebaran penduduk dalam suatu wilayah. Sehingga pola penggunaan tanah dapat pula digunakan sebagai acuan dalam identifikasi kawasan budidaya yang ada. Pola penggunaan tanah pada umumnya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kawasan terbangun dan kawasan tidak terbangun. Kawasan terbangun meliputi perumahan, fasilitas dan sebagainya. Sedangkan untuk kawasan tidak terbangun antara lain meliputi sawah, tagalan, perkebunan, hutan dan lain-lain.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

5

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

Luas Penggunaan Lahan di Kecamatan Rogojampi 2011

Sumber: Hasil perhitungan CAD, 2011

Padang

RumputTambak Kebun

Sawah

IrigasiLadang Permukiman Industri Kesehatan

Perdagangan

JasaPendidikan Perkantoran Peribadatan Makam Lapangan

Fasilitas

Transportasi

1 Perkotaan

1       Rogojampi 2.66 0.00 77.86 265.96 24.54 91.91 4.27 0.00 15.11 1.00 0.61 1.75 2.80 1.21 0.50 490.19

2       Pengantigan 0.00 0.00 62.44 265.96 19.23 54.92 3.48 0.00 0.31 0.97 0.28 0.32 0.26 1.39 0.00 409.56

3       Lemahbangdewo 3.81 0.00 0.00 13.65 206.30 34.39 2.64 0.00 0.00 0.65 0.35 0.47 1.13 0.00 0.00 263.41

4       Kedaleman 0.00 0.00 0.82 206.30 0.00 33.95 9.07 0.00 0.00 0.49 0.24 0.43 3.38 0.00 0.00 254.68

5       Kaotan 0.00 0.00 33.78 226.25 0.00 26.18 0.00 0.00 0.00 1.10 0.29 0.40 1.63 0.00 0.00 289.63

6       Karengbendo 0.00 0.00 232.51 529.09 7.40 91.75 6.17 0.00 3.12 1.24 0.13 0.49 2.78 0.00 32.53 907.20

7       Gi tik 1.63 0.00 48.39 121.77 10.20 37.40 0.96 0.97 0.36 1.67 0.15 0.08 1.03 0.00 0.68 225.30

8.10 0.00 455.80 1628.98 267.68 370.49 26.60 0.97 18.90 7.13 2.05 3.95 13.01 2.60 33.71 2,839.97

2 Perdesaan

1       Watukebo 6.40 57.12 520.42 570.63 0.00 162.02 5.92 0.43 0.00 2.81 0.26 0.88 1.28 0.00 0.00 1,328.17

2       Bl imbingsari 6.89 38.04 74.29 310.09 0.00 74.38 0.00 0.00 0.00 0.32 0.17 0.67 0.24 0.00 58.76 563.84

3       Bubuk 0.00 0.00 31.91 327.82 0.00 30.68 2.23 0.00 0.00 1.02 0.40 0.77 3.38 0.00 0.00 398.20

4       Al iyan 0.00 0.00 111.48 810.33 0.00 36.91 0.00 0.00 0.00 0.58 0.31 1.03 0.00 0.00 0.00 960.64

5       Gladag 0.00 0.00 99.47 526.69 21.59 65.39 3.91 0.26 0.00 0.70 0.40 0.53 3.81 0.00 0.00 722.76

6       Mangir 3.15 0.00 47.04 606.12 0.00 46.49 2.49 1.07 1.74 0.25 0.63 1.10 3.22 0.00 0.00 713.29

7       Gintangan 0.00 0.00 423.41 522.02 0.00 110.38 0.00 0.00 0.00 1.07 0.08 0.49 2.05 0.00 0.00 1,059.50

8       Ka l igung 0.00 0.00 53.11 230.61 13.53 51.90 3.99 0.11 0.00 1.71 0.29 0.78 0.70 0.00 0.00 356.73

9       Bomo 0.00 0.00 0.00 244.06 9.70 127.74 0.00 0.29 0.08 1.31 0.28 0.45 0.64 0.00 0.00 384.55

10   Karangrejo 0.00 0.00 91.13 256.09 0.00 56.14 0.00 0.00 0.00 0.35 0.00 0.33 0.70 0.00 0.00 404.75

11   Patoman 2.87 44.20 248.03 88.49 0.00 107.27 0.00 0.11 0.15 0.92 0.00 0.56 0.00 0.00 0.00 492.60

19.30 139.36 1700.31 4492.96 44.82 869.28 18.54 2.28 1.98 11.04 2.83 7.57 16.01 0.00 58.76 7,385.03

27.40 139.36 2156.10 6121.94 312.50 1239.78 45.14 3.26 20.88 18.16 4.87 11.52 29.02 2.60 92.47 10,225.00

NO DESA/KELURAHANLUAS JENIS PENGGUNAAN LAHAN (Ha)

Jumlah perkotaan

Jumlah desa

Jumlah

TOTAL

5

RE

VIS

I RE

NC

AN

A D

ET

AIL

TA

TA

RU

AN

G (R

DT

RK

) KE

CA

MA

TA

N R

OG

OJA

MP

I

KA

BU

PA

TE

N B

AN

YU

WA

NG

I

E X

E C

U T

I V E

S U

M M

A R

Y

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

6

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

Peta 1. 1 Peta Orientasi Wilayah

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

7

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

2.1. Kebijakan Dan Strategi Penataan Ruang Kebijakan dan strategi penataan ruang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Rogojampi, meliputi: a. Kebijakan dan strategi rencana struktur ruang Kecamatan Rogojampi b. Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang Kecamatan Rogojampi c. Kebijakan dan strategi penanganan kawasan dan bangunan Kecamatan Rogojampi

2.1.1 Struktur Ruang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi

2.1.1.1. Rencana Tata Ruang Kawasan Perdesaan Kabupaten Banyuwangi memiliki karakteristik pengembangan struktur kota yang majemuk. Di satu sisi pengembangannya memiliki karakteristik kawasan perkotaan, di sisi lain kawasan perdesaan. Kedua kawasan tersebut mempunyai fungsi yang berbeda. Kawasan perdesaan sendiri secara umum dicirikan oleh wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Sedangkan kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Dengan demikian untuk menjamin hubungan desa-kota yang dinamis, kota dan desa harus berperan di dalam menjalankan fungsinya masing-masing, agar dapat terjadi aliran timbal balik yang seimbang antara desa dan kota, yakni terjadinya aliran manusia (tenaga kerja, pedagang), aliran barang (pertanian, agro industri, kerajinan, barang kebutuhan), aliran kapital (investasi, tabungan), dan aliran informasi (siaran radio, TV, surat kabar, telekomunikasi). Untuk tetap menjamin hubungan desa-kota yang dinamis, maka salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan penataan struktur kawasan pedesaan yang dikembangkan dengan sistem Desa Pusat Pertumbuhan (DPP). Desa Pusat Pertumbuhan diarahkan dapat terkait dengan pusat-pusat desa disekitarnya dan dapat memberikan efek menetes secara mikro bagi kawasan desa disekitarnya. Desa-desa Pusat Pertumbuhan akan menginduk pada pusat-pusat Ibu Kota kecamatan, sedangkan Ibu Kota Kecamatan menginduk pada PKL (Pusta Kegiatan Lingkungan)/PKLp (Pusat Kegiatan Lingkungan promosi), sedangkan PKL/PKLp akan menginduk ke PKW (Pusat Kegiatan Wilayah). Selain Desa Pusat Pertumbuhan, untuk tetap menjaga keterkaitan antara kota dan desa (urban-rural linkages) yang bersifat interdependensi/timbal balik dan saling membutuhkan, dimana kawasan pertanian di pedesaan mengembangkan usaha budidaya (on farm) dan produk olahan skala rumah tangga (off farm), sebaliknya kota menyediakan fasilitas untuk berkembangnya usaha budidaya dan agribisnis seperti penyediaan sarana pertanian antara

BAB II KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

8

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

lain: modal, teknologi, informasi, peralatan pertanian dan lain sebagainya. Keterkaitan tersebut merupakan salah satu ciri dari ”AGROPOLITAN”. Pola penataan struktur ruang perdesaan seperti tersebut di atas juga merupakan upaya untuk mempercepat efek pertumbuhan dari pusat-pusat Kegiatan Lingkungan/promosi. Pola penataan struktur ruang pedesaan dapat dilihat dalam gambar berikut.

. STRUKTUR RUANG KAWASAN PERDESAAN

2.1.1.2. Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Berdasarkan kondisi yang ada, perkembangan kota-kota di Kabupaten Banyuwangi hampir sama untuk seluruh kecamatan, namun ada beberapa kota yang menunjukkan tingkat perkembangan lebih tinggi, diantaranya adalah Kota Banyuwangi, Kota Genteng, Kota Rogojampi dan Kota Muncar Dengan mengacu pada sistem perkotaan di Jawa Timur, maka kota-kota di Kabupaten Banyuwangi termasuk dalam kategori PKW dan PKL. Kota dimaksud adalah Kota Banyuwangi, Kota Genteng dan Muncar dengan jumlah penduduk berkisar antara 50.000 jiwa – 150.000 jiwa. Sedangkan bila memperhatikan jumlah penduduk yang akan berkembang serta melihat hierarki tersebut di atas, maka kota-kota di Kabupaten Banyuwangi diklasifikasikan sebagai berikut :

Kota Menengah : Kota Banyuwangi

Kota Kecil A : Kota Muncar ,Rogojampi ,dan Genteng

Kota Kecil B : Kota Bangorejo, Tegaldlimo, Cluring, Gambiran, Glenmore, dan Singojuruh

Kota Desa Besar : Kota Pesanggaran, Purwoharjo, Kalibaru, Srono, Kabat, Songgon, Glagah, Giri, Kalipuro, Wongsorejo, Tegalsari dan Siliragung

Kota Desa Kecil A : Kota Sempu

Kota Desa Kecil B : Kota Licin Kelengkapan fasilitas suatu kota secara tidak langsung akan mencerminkan tingkat kekotaan suatu wilayah. Berdasarkan kondisi tersebut, hierarki tingkat kota-kota di Kabupaten Banyuwangi sebagai berikut ; Kota Banyuwangi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

Kota Genteng, Muncar dan Rogojampi sebagai Pusat Kegiatan Lingkungan (PKL)

Kota Wongsorejo , Kalipuro, dan Bangorejo sebagai Pusat Kegiatan Lingkungan Promosi (PKLp )

Pusat Wilayah

Pengembangan Pusat Sub Satuan Wilayah

Pembangunan (SSWP) Ibukota

Kecamatan Desa Pusat Pertumbuhan

(DPP) Desa

Keteranga

n :

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

9

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

Kota Kalibaru, Singojuruh, Srono , Pesanggaran, Purwoharjo, Tegaldlimo, Cluring, Glenmore, Kabat, Sempu, Songgon, Glagah, Wongsorejo, Giri, Tegalsari, Licin, dan Siliragung sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK )

STRUKTUR PERKOTAAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO. 26 THN 2007 TENTANG

PENATAAN RUANG

Sejalan dengan konsentrasi penduduknya Kota Banyuwangi menjadi kota paling lengkap dan paling tinggi jumlah fasilitasnya, disusul kemudian oleh Genteng, Rogojampi dan Muncar. Untuk kota-kota lain yang berada di urutan ke 3 dan 4 (PKLp dan PPK) mempunyai jumlah fasilitas yang jauh jika dibandingkan dengan kota dengan status PKW dan PKL . Dari hirarki kota tersebut, selanjutnya ditetapkan 4 (empat) kota pusat pertumbuhan. Kota pusat pertumbuhan dimaksud adalah :

Kota Banyuwangi sebagai pusat pertumbuhan bagi Kabupaten Banyuwangi bagia Utara yang sekaligus berfungsi sebagai pusat pertumbuhan bagi Kabupaten Banyuwangi.

Kota Rogojampi sebagai pusat pertumbuhan bagi Kabupaten Banyuwangi bagian Tengah Timur yang sekaligus berfungsi sebagai pusat pengembangan bandar udara Blimbingsari dan Fishery Town bagi Kabupaten Banyuwangi.

Kota Genteng sebagai pusat pertumbuhan bagi Kabupaten Banyuwangi bagian Tengah Barat yang sekaligus berfungsi sebagai pusat pertumbuhan terbesar ke-2 di Kabupaten Banyuwangi.

Kota Bangorejo sebagai pusat pertumbuhan bagi Kabupatem Banyuwangi bagian Selatan yang sekaligus berfungsi sebagai Agropolitan.

2.2. Arahan pemanfaatan ruang Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten berpedoman pada rencana struktur ruang dan pola ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi, yang pelaksanaannya meliputi rencana pemanfaatan ruang secara vertikal maupun rencana pemanfaatan ruang di dalam bumi

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

10

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

3.1. Rencana Sistem Pusat Pelayanan Struktur ruang Kecamatan Rogojampi menggambarkan rencana sistem pusat pelayanan di Kecamatan Rogojampi, membentuk sistem pelayanan yang berhirarki di seluruh Kecamatan Rogojampi sehingga terjadi pemerataan pelayanan, mendorong pertumbuhan wilayah.

3.1.1 Rencana Persebaran Penduduk

3.1.1.1. Rencana Proyeksi Penduduk Jumlah penduduk pada suatu wilayah menjadi salah satu indikasi bagi tumbuh dan berkembangnya suatu wilayah. Konsentrasi penduduk yang tinggal di suatu tempat akan berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan wilayah tersebut. Proyeksi penduduk merupakan cara memperkirakan jumlah penduduk pada masa yang akan datang, dimana hasil dari proyeksi penduduk menjadi dasar dalam menentukan kebutuhan fasilitas pelayanan pada masa mendatang dan kebutuhan luas yang akan direncanakan. Hasil dari perhitungan proyeksi penduduk dengan dengan simpangan terkecil adalah model regresi linear, maka prediksi jumlah penduduk Kecamatan Rogojampi hingga tahun 2031 sebesar 106.196 Jiwa.

3.1.1.2. Rencana Kepadatan Penduduk Dengan mengetahui besarnya jumlah penduduk pada tahun akhir perencanaan, maka perlu adanya pendistribusian perkembangan penduduk sedemikian rupa sehingga tercapai tempat tinggal dan lingkungan kehidupan yang nyaman. Luas wilayah Kecamatan Rogojampi adalah 10.225 Ha, dengan jumlah penduduk 96.045 jiwa pada tahun 2010 kepadatan penduduknya mencapai 9,4 jiwa/HA. Menurut analisis proyeksi kepadatan penduduk, pada tahun 2031 kepadatan penduduk akan meningkat menjadi 10,4 jiwa/hektar, seiring dengan pertambahan jumlah penduduk mencapai 106.196 jiwa. Kepadatan penduduk tertinggi terjadi pada kawasan perkotaan tepatnya pada Kelurahan Rogojampi, sedangkan kepadatan terendah terjadi pada desa Aliyan.

BAB III RENCANA STRUKTUR RUANG KECAMATAN ROGOJAMPI

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

11

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

Tabel Proyeksi Penduduk Kecamatan Rogojampi 2010-2031

Sumber : Analisa, 2011

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031

1. Rogojampi 11,149 11,766 11,830 11,894 11,958 12,022 12,086 12,150 12,214 12,278 12,342 12,406 12,470 12,534 12,598 12,662 12,726 12,790 12,854 12,918 12,982 13,046

2. Pengantigan 5,368 15,671 5,409 5,438 5,467 5,496 5,526 5,555 5,584 5,613 5,643 5,672 5,701 5,731 5,760 5,789 5,818 5,848 5,877 5,906 5,935 5,965

3. Lemahbangdewo 2,897 3,055 3,071 3,088 3,104 3,121 3,138 3,154 3,171 3,187 3,204 3,221 3,237 3,254 3,271 3,287 3,304 3,320 3,337 3,354 3,370 3,387

4. Kedaleman 4,754 4,655 4,681 4,706 4,731 4,756 4,782 4,807 4,832 4,858 4,883 4,908 4,934 4,959 4,984 5,010 5,035 5,060 5,086 5,111 5,136 5,162

5. Kaotan 2,553 2,488 2,501 2,515 2,528 2,542 2,555 2,569 2,582 2,596 2,609 2,623 2,637 2,650 2,664 2,677 2,691 2,704 2,718 2,731 2,745 2,758

6. Karengbendo 6,935 6,966 7,003 7,041 7,079 7,117 7,155 7,193 7,231 7,269 7,306 7,344 7,382 7,420 7,458 7,496 7,534 7,572 7,610 7,647 7,685 7,723

7. Gitik 2,712 2,455 2,469 2,482 2,495 2,509 2,522 2,535 2,549 2,562 2,575 2,589 2,602 2,615 2,629 2,642 2,655 2,669 2,682 2,695 2,709 2,722

36,368 47,055 36,964 37,164 37,363 37,563 37,763 37,963 38,163 38,363 38,563 38,763 38,963 39,163 39,363 39,563 39,763 39,963 40,163 40,363 40,563 40,763

1. Watukebo 10,366 10,137 10,192 10,247 10,302 10,357 10,412 10,468 10,523 10,578 10,633 10,688 10,743 10,798 10,853 10,909 10,964 11,019 11,074 11,129 11,184 11,239

2. Blimbingsari 4,788 4,550 4,575 4,599 4,624 4,649 4,673 4,698 4,723 4,748 4,772 4,797 4,822 4,847 4,871 4,896 4,921 4,946 4,970 4,995 5,020 5,045

3. Bubuk 4,440 4,515 4,540 4,564 4,589 4,613 4,638 4,662 4,687 4,711 4,736 4,761 4,785 4,810 4,834 4,859 4,883 4,908 4,932 4,957 4,982 5,006

4. Aliyan 5,102 5,156 5,184 5,212 5,240 5,268 5,296 5,324 5,352 5,380 5,408 5,437 5,465 5,493 5,521 5,549 5,577 5,605 5,633 5,661 5,689 5,717

5. Gladag 5,893 6,074 6,107 6,140 6,173 6,206 6,239 6,272 6,305 6,338 6,371 6,404 6,437 6,470 6,503 6,536 6,569 6,602 6,635 6,668 6,701 6,734

6. Mangir 4,321 4,370 4,394 4,417 4,441 4,465 4,489 4,512 4,536 4,560 4,584 4,607 4,631 4,655 4,679 4,702 4,726 4,750 4,774 4,798 4,821 4,845

7. Gintangan 6,455 6,723 6,760 6,796 6,833 6,870 6,906 6,943 6,979 7,016 7,052 7,089 7,126 7,162 7,199 7,235 7,272 7,308 7,345 7,381 7,418 7,455

8. Kaligung 3,755 3,706 3,726 3,747 3,767 3,787 3,807 3,827 3,847 3,867 3,888 3,908 3,928 3,948 3,968 3,988 4,009 4,029 4,049 4,069 4,089 4,109

9. Bomo 5,850 5,889 5,921 5,953 5,985 6,017 6,049 6,081 6,113 6,145 6,178 6,210 6,242 6,274 6,306 6,338 6,370 6,402 6,434 6,466 6,498 6,530

10. Karangrejo 3,749 3,072 3,089 3,105 3,122 3,139 3,156 3,172 3,189 3,206 3,222 3,239 3,256 3,273 3,289 3,306 3,323 3,339 3,356 3,373 3,389 3,406

11. Patoman 4,958 4,822 4,849 4,875 4,901 4,927 4,954 4,980 5,006 5,032 5,059 5,085 5,111 5,137 5,163 5,190 5,216 5,242 5,268 5,295 5,321 5,347

59,677 59,014 59,335 59,656 59,977 60,298 60,619 60,940 61,261 61,582 61,903 62,224 62,545 62,866 63,186 63,507 63,828 64,149 64,470 64,791 65,112 65,433

96,045 95,778 96,299 96,820 97,340 97,861 98,382 98,903 99,424 99,945 100,466 100,987 101,508 102,029 102,549 103,070 103,591 104,112 104,633 105,154 105,675 106,196

Jumlah desaJumlah

NO DESA/KELURAHAN

Jumlah perkotaan

Tahun Dasar

1

2

Perko

taanP

erdesaan

Proyeksi

11

R

EV

ISI R

EN

CA

NA

DE

TA

IL T

AT

A R

UA

NG

(RD

TR

K) K

EC

AM

AT

AN

RO

GO

JAM

PI

KA

BU

PA

TE

N B

AN

YU

WA

NG

I

E X

E C

U T

I V E

S U

M M

A R

Y

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

12

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

Proyeksi Kepadatan Penduduk Kecamatan Rogojampi 2010-2031

Sumber : Analisa, 2011

Jumlah

Penduduk

Kepadatan

Penduduk

Jumlah

Penduduk

Kepadatan

Penduduk

Jumlah

Penduduk

Kepadatan

Penduduk

Jumlah

Penduduk

Kepadatan

Penduduk

Jumlah

Penduduk

Kepadatan

Penduduk

1 Perkotaan 1       Rogojampi 334 11,149 33.4 12,086 36.2 12,406 37.1 12,726 38.1 13,046 39.12       Pengantigan 401 5,368 13.4 5,526 13.8 5,672 14.1 5,818 14.5 5,965 14.93       Lemahbangdewo 223 2,897 13.0 3,138 14.1 3,221 14.4 3,304 14.8 3,387 15.24       Kedaleman 321 4,754 14.8 4,782 14.9 4,908 15.3 5,035 15.7 5,162 16.15       Kaotan 309 2,553 8.3 2,555 8.3 2,623 8.5 2,691 8.7 2,758 8.96       Karengbendo 885 6,935 7.8 7,155 8.1 7,344 8.3 7,534 8.5 7,723 8.77       Gi tik 184 2,712 14.7 2,522 13.7 2,589 14.1 2,655 14.4 2,722 14.8

2657 36,368 13.7 37,763 14.2 38,763 14.6 39,763 15.0 40,763 15.3

2 Perdesaan 1       Watukebo 1580 10,366 6.6 10,412 6.6 10,688 6.8 10,964 6.9 11,239 7.12       Bl imbingsari 533 4,788 9.0 4,673 8.8 4,797 9.0 4,921 9.2 5,045 9.53       Bubuk 377 4,440 11.8 4,638 12.3 4,761 12.6 4,883 13.0 5,006 13.34       Al iyan 831 5,102 6.1 5,296 6.4 5,437 6.5 5,577 6.7 5,717 6.95       Gladag 646 5,893 9.1 6,239 9.7 6,404 9.9 6,569 10.2 6,734 10.46       Mangir 641 4,321 6.7 4,489 7.0 4,607 7.2 4,726 7.4 4,845 7.67       Gintangan 964 6,455 6.7 6,906 7.2 7,089 7.4 7,272 7.5 7,455 7.78       Ka l igung 379 3,755 9.9 3,807 10.0 3,908 10.3 4,009 10.6 4,109 10.89       Bomo 750 5,850 7.8 6,049 8.1 6,210 8.3 6,370 8.5 6,530 8.710   Karangrejo 368 3,749 10.2 3,156 8.6 3,239 8.8 3,323 9.0 3,406 9.311   Patoman 499 4,958 9.9 4,954 9.9 5,085 10.2 5,216 10.5 5,347 10.7

7568 59,677 7.9 60,619 8.0 62,224 8.2 63,828 8.4 65,433 8.6

10225 96,045 9.4 98,382 9.6 100,987 9.9 103,591 10.1 106,196 10.4

20312010

Jumlah

Luas

wilayah

(Ha)

2016 2021 2026

NOPERKOTAAN

/

PERDESAAN

DESA/KELURAHAN

Jumlah perkotaan

Jumlah desa

12

R

EV

ISI R

EN

CA

NA

DE

TA

IL T

AT

A R

UA

NG

(RD

TR

K) K

EC

AM

AT

AN

RO

GO

JAM

PI

KA

BU

PA

TE

N B

AN

YU

WA

NG

I

E X

E C

U T

I V E

S U

M M

A R

Y

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

13

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

3.1.2 Rencana Struktur Ruang Kecamatan Rogojampi Rencana struktur ruang Kecamatan Rogojampi didasarkan pada beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu : 1. Kondisi fisik Kecamatan Rogojampi yang secara umum merupakan faktor penentu utama

pengembangan suatu kawasan 2. Kegiatan-kegiatan yang sudah berkembang saat ini, terutama kegiatan perdagangan dan

jasa yang tersebar maupun teraglomerasi di beberapa kelurahan seperti Kel. Rogojampi, Manggir dan Gitik.

3. Struktur jaringan jalan yang ada saat ini yaitu poros utara-barat yang diwakili oleh jalan dari Kota Banyuwangi– Kabat – Rogojampi –Singojuruh serta poros utara – selatan yang diwakili oleh jalan yang menghubungkan Banyuwangi– Kabat – Rogojampi- Srono.

4. Fungsi dan peran yang diemban oleh Kecamatan Rogojampi sebagai Pusat kegiatan Lingkungan (PKL) bagi Kabupaten Banyuwangi bagian Tengah Timur.

5. Maupun kebijakan struktur ruang yang telah ditetapkan RTRW Kabupaten Banyuwangi tahun 2009-2029

Berdasarkan struktur ruang Kecamatan Rogojampi, maka struktur pelayanan di Kecamatan Rogojampi secara rinci menetapkan 1. Sistem Perkotaan

a. Pusat Kegiatan Lingkungan (PKL) untuk melayani Kabupaten Banyuwangi bagian Tengah Timur diarahkan di Perkotaan Rogojampi yang meliputi Rogojampi dan Gitik.

b. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa dan diarahkan di Perkotaan Rogojampi

2. Sistem Perdesaan a. Pusat Pelayanan Antar Desa (Desa Pusat Pertumbuhan) adalah pusat permukiman

yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa. b. Pusat Pelayanan Antar Desa (Desa Pusat Pertumbuhan) untuk Kecamatan Rogojampi

diarahkan di Desa Blimbingsari, Karangrejo dan Bubuk. Penjelasan lebih lanjut mengenai struktur ruang Kecamatan Rogojampi dapat dilihat pada Peta 3.1.

3.1.3 Rencana Skala Pelayanan Kegiatan Kecamatan Rogojampi Berdasarkan skenario struktur ruang yang telah dijelaskan sebelumnya, maupun kondisi yang mempengaruhi struktur ruang di Kecamatan Rogojampi, maka skala pelayanan kegiatan yang direncanakan di Wilayah Kecamatan Rogojampi akan dibedakan menjadi Skala pelayanan Kabupaten, Skala pelayanan Kecamatan, skala pelayanan desa, dan skala pelayanan lingkungan. Skala Pelayanan Kegiatan Kabupaten adalah kegiatan-kegiatan yang mempunyai skala

pelayanan seluruh Kabupaten Banyuwangi diantaranya kegiatan perdagangan dan jasa, fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, fasilitas olah raga, dan fasilitas transportasi yaitu Bandar udara. Skala Pelayanan Kegiatan Kecamatan adalah kegiatan-kegiatan yang mempunyai skala pelayanan untuk seluruh kecamatan diantaranya kegiatan perdagangan dan jasa skala kecamatan seperti Pasar Kecamatan, fasilitas pemerintahan seperti Kantor kecamatan maupun fasilitas pendidikan setingkat SLTP dan SLTA, peribadatan dan kesehatan

Skala Pelayanan Kegiatan Kelurahan/Desa adalah kegiatan-kegiatan yang mepunyai skala pelayanan untuk kelurahan/desa, diantaranya pasar skala desa, pendidikan setingkat TK dan SD, fasilitas pemerintahan skala desa/kelurahan, fasilitas peribadan dan kesehatan.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

14

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

Skala Pelayanan Kegiatan Lingkungan adalah kegiatan-kegiatan yang mempunyai skala pelayanan lingkungan permukiman atau setingkat dengan RW atau Rukun Warga.

Penjelasan secara rinci mengenai kegiatan disetiap pusat dan sub-pusat pelayanan dapat dilihat pada tabel.

Fungsi Pusat Pelayanan Wilayah Kecamatan Rogojampi No Pusat Pelayanan Fungsi Utama Kegiatan Fasilitas yang Harus

tersedia

1. Pusat Kegiatan Lingkungan (PKL) dan Kota Rogojampi juga sebagai pusat pertumbuhan bagi Kabupaten Banyuwangi bagian Tengah Timur

pusat pengembangan bandar udara Blimbingsari di Desa Blimbingsari

Pengembangan Fishery Town bagi Kabupaten Banyuwangi di Desa Bomo.

Pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa serta fasilitas umum skala kecamatan di perkotaan Rogojampi

Kantor Pemerintahan Skala Kecamatan

Pasar skala Kecamatan, terminal, stasiun kereta api, dan pertokoaan.

Rumah Sakit, kantor pemadam kebakaran

Perbankan, Showroom, biro jasa, biro travel dan perkantoran lainnya

Pendidikan dari Tingkat SD sampai SMA

TPI

2. Pusat Pelayanan Antar Desa (Desa Pusat Pertumbuhan) untuk Kecamatan Rogojampi (Desa Blimbingsari Bubuk dan Karangrejo)

Pusat fasilitas umum skala beberapa desa

Pusat perdagangan dan jasa skala beberapa desa

Toko, Pertokoan, TK, SD Puskesmas Gedung serbaguna Pasar desa

Sumber : Hasil Rencana

3.2. Rencana Sistem Jaringan Transportasi

3.2.1 Rencana Sistem Jaringan Jalan

3.2.1.1. Rencana Sistem dan Fungsi Jaringan Jalan Sistem jaringan jalan didefinisikan sebagai prasarana untuk membantu pembangunan semua daerah dengan menghubungkan pusat-pusat pelayanan masyarakat. Agar sistem jaringan jalan dapat berfungsi secara optimal maka dilakukan pembagian peran ataupun fungsi jalan. Jalan umum menurut fungsinya (UU. No. 38 tahun 2004, tentang Jalan pasal 8) yang terdapat di Kecamatan Rogojampi dapat dibedakan menjadi: 1. Jalan Arteri

Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna. Jalan arteri dapat dibedakan menjadi: a. Jalan arteri primer, merupakan jalan arteri dalam skala wilayah tingkat nasional.

Pada kondisi eksisting, Kecamatan Rogojampi dilalui oleh jaringan jalan arteri primer, yaitu jalur Banyuwangi-Jember.

b. Jalan arteri sekunder, merupakan jalan arteri sekunder yaitu jalan yang menghubungkan kawasan primer dengan kawasan sekunder kesatu, kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kesatu, atau kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua. Pada kondisi eksisting yang termasuk dalam jalan arteri sekunder di Perkotaan Rogojampi yaitu Jalan Bolodewo, dan Jalan Diponegoro.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

15

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

Peta 3. 1 Rencana Struktur Ruang

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

16

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

2. Jalan Kolektor Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. Jalan kolektor dapat dibedakan menjadi: a. Jalan kolektor primer, merupakan jalan kolektor dalam skala wilayah. Pada kondisi

eksisting di Rogojampi, ruas jalan yang termasuk dalam jalan kolektor primer yaitu Jalan Manggir dan Jalan Pengantigan.

b. Jalan kolektor sekunder, merupakan jalan kolektor dalam skala perkotaan. Di Kecamatan Rogojampi yang termasuk dalam jalan kolektor sekunder yaitu Jalan Terminal, Jalan Panglima Sudirman, dan Jalan KH Hasyim Anshari. Ruas-ruas jalan tersebut menghubungkan pusat-pusat BWK dengan pusat-pusat kegiatan di Kecamatan Rogojampi.

3. Jalan Lokal Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

4. Jalan Lingkungan Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.

3.2.1.2. Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Pengembangan jaringan jalan bertujuan untuk memberikan aksesibilitas terkoneksi dengan sub-sub pusat pertumbuhan dan wilayah sekitarnya, memberikan kemudahan bagi penduduk untuk melakukan pergerakan, dan mendukung arah penyebaran kegiatan pembangunan secara lebih merata. Pengembangan jaringan jalan di Kecamatan Rogojampi dapat dilakukan dengan beberapa tipe pengembangan, yaitu : 1. Pengembangan jalan baru :

a. Pengembangan Jalur lingkar Jalan Banyuwangi-Rogojampi yang melalui Pengantigan.

Pengembangan Jalur Jalan lingkar Banyuwangi-Jember dilakukan untuk : Memperlancar lalu lintas di daerah yang telah berkembang, khususnya jalur yang

menghubungkan Banyuwangi-Jember; Meningkatkan hasil guna dan daya guna pelayanan distribusi barang dan jasa

guna menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi; b. Pengembangan jalan arteri lintas selatan Banyuwangi

Rute jalur jalan arteri lintas selatan Banyuwangi perlu dapat dibuat untuk mengikuti sekaligus memperkuat pola tata ruang eksisting Kabupaten Banyuwangi, selain itu juga untuk meningkatkan aksesibilitas menuju ke Bandar udara Blimbingsari. Jalan jalan arteri lintas selatan Banyuwangi dikembangkan dengan rute Muncar-Bomo-Patoman-Blimbingsari-Rogojampi-Kabat

c. Pengembangan Jalan Kolektor Rute jalur jalan lingkar perlu dapat dibuat untuk memperkuat pola tata ruang eksisting Kecamatan Rogojampi, selain itu juga untuk meningkatkan aksesibilitas menuju ke Bandar udara Blimbingsari dan kecamatan-kecamatan di sekitar Kecamatan Rogojampi.

2. Peningkatan Fisik Jalan Selain pengembangan/pembangunan jalan baru pengembangan jaringan jalan juga meliputi peningkatan perkerasan jalan, dengan prioritas perbaikan meliputi jalan aspal

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

17

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

yang memiliki kondisi buruk, jalan makadam dan jalan tanah. Dimana jaringan jalan yang pada awalnya merupakan jalan tanah dan jalan makadam ditingkatkan menjadi jalan aspal. Untuk itu jalan – jalan yang perlu ditingkatkan kondisi perkerasannya diantaranya adalah jalan menuju ke tempat wisata Pancoran di Desa Karangbendo, jalan yang menghubungkan desa Mangir, Kaligung, Karangrejo, dan Bomo.

3.2.2 Rencana Sarana dan Prasarana Transportasi Terminal Untuk terlaksananya keterpaduan intra dan antar moda secara lancar dan tertib maka keberadaan terminal sangat penting dalam pengembangan sistem transportasi suatu wilayah. Keberadaan terminal eksisting di Kecamatan Rogojampi dinilai kurang sesuai dengan kondisi saat ini dan direncanakan akan dipindahkan. Menurut studi kajian pemilihan lokasi terminal induk (penumpang dan barang di Kecamatan Rogojampi) alternatif lokasi terminal induk diantaranya adalah: 1. Alternatif 1 yang berada ruas Jalan Lintas Selatan (Desa Lemahbang Dewo) 2. Alternatif 2 yang berada pada ruas Jalan Lintas Selatan (Desa Pengantigan) 3. Alternatif 3 yang berada pada ruas Jalan Lintas Selatan (Desa Gitik)

Dari 3 alternatif lokasi rencana pembangunan terminal induk (penumpang dan barang), lokasi yang terpilih adalah lokasi di Jalan Lintas Selatan (Desa Lemahbangdewo) Kecamatan Rogojampi. Hal ini ditentukan berdasarkan 6 (enam) kriteria, diantaranya adalah: 1. Kesesuaian dengan Rencana Umum Tata Ruang 2. Kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan 3. keterpaduan moda transportasi 4. kesesuaian kondisi topografi 5. kelestarian lingkungan 6. faktor ekonomi

Rencana pembangunan ini perlu didukung oleh peningkatan perkerasan Jalan Lingkar sebagai akses utama pendukung terminal induk. Selain itu perlu pembangunan pelebaran jembatan yang ada di sepanjang Jalan Lingkar sehingga aksesibilitas kendaraan penumpang dan barang tidak terganggu dan pemasangan pintu perlintasan kereta api pada jalur tersebut untuk keamanan lalulintas.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

18

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

19

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

3.2.3 Bandar Udara Blimbingsari

Tersedianya Bandar udara Blimbingsari di Kecamatan Rogojampi merupakan sarana transportasi udara yang potensial dalam meningkatkan aksesibilitas bagi para investor di Kabupaten Banyuwangi. Bandar udara yang terletak di Desa Blimbingsari ini terletak pada lahan dengan luas sekitar 127 Ha. Landasan pacu pada Bandara Udara Blimbingsari memiliki panjang 1.400 m dan lebar 30 m, dapat didarati oleh pesawat jenis CN-235 dan fokker F-27, dengan arah landasan pacu sudut azimuth 80o – 260o atau disebut RW/D : 08 – 26. Dalam pengembangannya wilayah di sekitar bandara akan terkena dampak kebisingan. Dampak kebisingan dan polusi pesawat lainnya seperti pengaruh getaran diperkirakan akan terjadi pada tahap operasional pada saat terjadi aktivitas lepas landas (take off) atau pendaratan (landing) pesawat. Daerah yang berada di dalam batas kontur kebisingan tidak terdapat kawasan permukiman yang padat dan pada kenyataannya kawasan yang terdapat dalam batas kontur kebisingan saat ini berupa lahan sawah dan ladang.

Foto Udara Bandar Udara Blimbingsari Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan Dalam menetapkan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan di Bandar Udara Blimbingsari mengacu pada Keputusan Menteri Perhubungan no. 44 tahun 2005. Dalam analisis kawasan keselamatan operasi penerbangan di sekitar Bandar udara Blimbingsari dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Kawasan Pendekatan dan lepas landas, berjarak 60 m, lebar awal 180 m dari ujung

landasan melebar ke luar dengan sudut divergence 12,5% sampai 1.200 m pada jarak 15.000 m dengan slope 2%. Berjarak 60 m dari ujung landasan dengan lebar 150 m kemudian melebar ke luar dengan sudut divergence 10% (tahap awal) dan 15% (pada tahap lanjut) dengan lebar awal 300 m sampai pada jarak 3.000 m dengan slope 3,3% namun pada tahap lanjut slope ini menjadi 2% dengan penambahan pengembangan bidang pendekatan kedua samapai jarak 3.600 m dengan slope 2,5% serta bidang pendekatan ketiga yang horisontal dengan jarak 8.400 m, sehingga total panjang bidang pendekatan (tahap lanjut) = 3.000 + 3.600 + 8.400 m = 15.000 m.

2. Kawasan Kemungkinan Bahaya kecelakaan, tepi dalam dari kawasan ini berimpit dengan ujung permukaan utama dengan lebar 300 m, dari tepi tersebut kawasan ini meluas secara teratur, dengan garis tengahnya merupakan perpanjangan dari garis tengah landasan sampai 1.200 m dengan jarak datar 3.000 m dari ujung permukaan utama.

3. Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam, radius 4.000 m dari titik tengah setiap ujung landasan, dimulai dari tepi kawasan transisi. Ketinggian mendatar bidang kawasan ini 45 m.

4. Kawasan di bawah permukaan horizontal luar, lingkaran dengan radius 15.000 m dari titik tengah setiap ujung landasan dimulai dari tepi kawasan kerucut. Ketinggian mendatar kawasan ini 145 m.

Kawasan Lepas Landas

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

20

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

5. Kawasan di bawah permukaan kerucut, kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan horizontal dalam meluas ke luar dengan jarak mendatar 2.000 m;

6. Kawasan di bawah permukaan transisi, tepi dalam dari kawasan ini berhimpit dengan sisi panjang permukaan utama, sisi dalam Kawasan Horizontal Dalam, serta Kawasan Ancangan Pendaratan dan Lepas Landas, kawasan ini meluas ke luar sampai jarak mendatar 315 m dari sisi panjang permukaan utama.

Penjelasan lebih lanjut mengenai Kawasan sekitar Bandar Udara Blimbingsari, dapat dilihat pada peta 3.9.

3.3. Rencana Sistem Jaringan Rencana sistem jaringan yang dimaksud antara lain rencana sistem jaringan energi/kelistrikan, rencana jaringan telekomunikasi, rencana jaringan sumberdaya air/irigasi serta rencana infrastruktur kota

3.3.1. Rencana Sistem Jaringan Energi/Kelistrikan Kebutuhan listrik di Kecamatan Rogojampi menggunakan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) dan Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) yang tersebar hampir merata di seluruh wilayah perencanaan. Pengembangan jaringan listrik Kecamatan Rogojampi diarahkan mengikuti pola tata ruang dan jaringan jalan yang ada. Untuk mengantisipasi kebutuhan daya listrik, antara lain meliputi :

Pengembangan selanjutnya pada kawasan perencanaan adalah penambahan jaringan SUTR pada kawasan permukiman yang lebih merata dan tersebar diseluruh Kecamatan Rogojampi.

Peningkatan pelayanan listrik untuk kawasan-kawasan perdagangan dan jasa yang berkembang.

Peningkatan daya energi listrik pada daerah-daerah pusat pertumbuhan dan daerah pengembangan berupa pembangunan dan penambahan gardu-gardu Induk listrik

Penambahan dan perbaikan sistem jaringan listrik pada daerah-daerah yang belum terlayani, utamanya bagi KK yang belum memperoleh pelayanan energi listrik yang bersumber dari PLN.

Penghematan daya listrik perlu dilakukan hal ini untuk mengantisipasi adanya krisis energi, serta upaya untuk mencari alternatif sumber tenaga baru yang berasal dari alam dan secara operasional tidak membebani masyarakat.

Berdasarkan perhitungan terhadap tiap jenis kebutuhan listrik di Kecamatan Rogojampi, maka sampai akhir tahun perencanaan tahun 2031 diperkirakan kebutuhan totalnya sebesar 37,354,4 KWH. Yang mana terbagi menjadi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan

3.3.2. Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi Seiring dengan pengembangan wilayah, penyelenggara telekomunikasi telah siap mendukung pengembangan wilayah Kecamatan Rogojampi dari aspek pelayanan kebutuhan sambungan telepon. Kebutuhan telepon di kawasan perencanaan diperkirakan berdasarkan asumsi bahwa: 17 satuan sambungan untuk melayani 100 penduduk Kebutuhan non domestik diperkirakan sebesar 25 % dari kebutuhan domestik Distribusi point 8 SS/unit Rumah kabel 300 – 500 SS/unit

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

21

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka prediksi kebutuhan telepon di wilayah perencanaan sampai akhir tahun perencanaan 18.053 unit untuk sambungan satuan perumahan dan 4.513 untuk sambungan non perumahan. Selain menggunakan telepon kabel, sistem telekomunikasi saat ini juga bertumpu pada penggunaan telepon seluler. Oleh karenanya jangkauan pelayanan menara telekomunikasi menjadi sangat penting. Penyebaran titik lokasi menara telekomunikasi dibagi dalam kawasan berdasarkan pola sifat lingkungan, kepadatan bangunan, dan kepadatan jasa telekomunikasi yang lokasi persebarannya ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. Dimana standart yang berkaitan dengan menara telekomunikasi adalah dilarang membangun menara telekomunikasi pada: - Lokasi pada peruntukkan tanah spesifik perumahan kecuali pada peruntukkan tanah

perumahan renggang dengan ketentuan harus dilengkapi dengan persyaratan tidak berkeberatan dari tetangga sekitar menara dan diketauhi oleh lurah setempat.

- Bangunan bertingkat yang menyediakan fasilitas helipad. - Bangunan bersejarah dan cagar budaya. Berdasarkan hasil analisa, kebutuhan sistem telekomunikasi di wilayah perencanaan juga telah dilayani dengan telepon seluler dengan tingkat jangkauan area pelayanan yang mencukupi bahkan hingga masuk kawasan Perdesaan.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

22

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

Peta 3. 2 Rencana Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan Bandar Udara Blimbingsari di Kecamatan Rogojampi

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

23

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

3.3.3. Rencana Infrastruktur

3.3.3.1. Rencana Sistem Pengembangan Kebutuhan Air Bersih Penyediaan air pada Kecamatan Rogojampi diutamakan yang memenuhi kuantitas dan kualitas sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977, yaitu: a. Aman dan higienis b. Baik dan layak minum c. Tersedia dalam jumlah yang cukup d. Harganya relatif murah dan terjangkau oleh sebagian besar masyarakat Kondisi air bersih tersebut juga harus memenuhi Standar dasar yang menentukan air bersih tersebut layak atau tidak untuk dikonsumsi sebagai air minum dengan kriteria sebagai berikut: Bebas organisme pathogenic Tidak ada komponen kimia yang akan berpengaruh pada kesehatan dalam rentang

waktu yang panjang. Bening (rendah endapan, tidak bewarna) Tidak asin Tidak mengandung unsur rasa dan bau Tidak menyebabkan korosi

Berdasarkan Standart kebutuhan air bersih, maka perhitungan proyeksi kebutuhan air di Kecamata Rogojampi pada tahun perencanaan berjumlah 33.451.740 liter/hari. Dari hasil proyeksi tersebut, maka arahan pengembangan sistem penyediaan air bersih perpipaan sampai dengan akhir periode perencanaan di Kecamatan Rogojampi sebagai berikut: 1. Diharapkan sampai dengan akhir perencanaan, semua kota kecamatan sudah memiliki

sistem penyediaan air bersih perpipaan. 2. Untuk sumber air dapat menggunakan sumber air yang telah ada dan untuk memenuhi

air minum, dan apabila perlu debit pemakaian sumber air yang ada dapat ditambah. 3. Untuk mengatasi kebocoran terhadap jaringan perpipaan, maka dilakukan perbaikan

pada jaringan yang telah rusak (penggantian pipa dan sistem sambungan), sehingga dapat meminimalkan nilai kebocoran sesuai dengan standart yang ada.

4. Untuk masyarakat golongan rendah, khususnya yang ada di kawasan padat perkotaan diupayakan dengan membuat kran umum atau sumur umum (hidrant umum).

5. untuk masyarakat di pedesaan, diarahkan untuk menggunakan sistem individu atau pengembangan sistem perpipaan sederhana melalui HIPPAM.

3.3.3.2. Rencana Sistem Sanitasi Lingkungan

3.3.3.2.1. Sifat Pengolahan Air Limbah Domestik Sistem pembuangan air limbah domestik terbagi menjadi 2 (dua) macam sistem yakni sistem pembuangan air limbah setempat (on site system) dan pembuangan terpusat (off site system) Sistem pembuangan setempat adalah fasilitas pembuangan air limbah yang berada di dalam daerah persil pelayanannya (batas tanah yang dimiliki). Contoh sistem pembuangan air limbah domestik setempat adalah sistmnem cubluk atau tangki septik, dengan kriteria sebagai berikut :

- Kepadatan penduduk kurang dari 200 jiwa/ha masih dimungkinkan dengan penduduk tidak menggunakan air tanah sebagai sumber air bersih.

- Daya tanah memenuhi syarat lahan tersedia

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

24

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

- Tersedia truk tinja untuk penyedotan Sistem pembuangan terpusat adalah sistem pembuangan yang berada diluar persil. Contoh sistem penyaluran air limbah dibuang ke suatu tempat pembuangan (disposal site) yang aman dan sehat dengan atau tanpa pengolahan sesuai kriteria baku mutu dan besarnya limpasan.

- Kepadatan penduduk lebih dari 500 jiwa

- Kepadatan penduduk antara 201-500 jiwa/ha dimungkinkan bila : Air tanah sudah tercemar, sebagian besar penduduk menggunakan air tanah, permeabilitas tanah jelek, penduduk mampu untuk membayar iuran, cocok untuk daerah yang baru dibangun dan yang peka terhadap lingkungan.

Adapun kuntungan dan kerugian sistem pengolahan sebagai berikut : 1. Sistem pembuangan setempat (on site system)

Keuntungan pemakaian sistem pembuangan setempat adalah :

- Biaya pembuatan murah

- Biasanya dibuat oleh sektor swasta/pribadi

- Teknologi cukup sederhana

- Sistem sangat provasi karena terletak pada persilnya

- Operasi dan pemeliharaan dilakukan secara pribadi masing-masing Nilai manfaat dapat dirasakan segera sep erti bersih, saluran air hujan tidak lagi dibuangi air limbah, terhindar dari bau busuk, timbul estetika pekarangan dan populasi nyamuk berkurang Kerugian pemakaian sistem pembuangan setempat adalah :

- Tidak selalu cocok di semua daerah

- Sukar mengontrol operasi dan pemeliharaan

- Bila pengendalian tidak sempurna maka air limbah dibuang ke saluran drainase

- Sukar mengontrol operasi dan pemeliharaan 2. Sistem pembuangan terpusat (of site system)

Keuntungan pemakaian sistem pembuangan terpusat adalah :

- Pelayanan yang lebih nyaman

- Menampung semua air limbah domestik

- Pencemaran air tanah dan lingkungan dapat dihindari

- Cocok untuk daerah dengan tingkat kepadatan tinggi > 500 jiwa

- Masa/umur pemakaian relatif lebih lama Kerugian pemakaian sistem pembuangan setempat adalah :

- Memerlukan pembiayaan yang tinggi

- Memerlukan tenaga yang terampil untuk operasional dan pemeliharaaan

- Memerlukan perencanaan dan pelaksanaan untuk jangka panjang

- Nilai manfaat akan terlihat apabila sistem telah berjalan dan semua penduduk yang terlayani

Berdasarkan kondisi kepadatan yang direncanakan pada Tahun 2030 untuk Kecamatan Rogojampi sebesar 10 jiwa/ha, maka sistem pengelolaan limbah yang dipergunakan masih menggunakan pembuangan air limbah setempat (on site system). Perlunya monitoring dan pengawasan terhadap limbah cair yang di buang ke badan air melalui inventarisasi jenis industri guna memudahkan monitoring dan pengawasan.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

25

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

3.3.3.3. Rencana Sistem Persampahan

3.3.3.3.1. Rencana Volume Timbulan Sampah Sistem persampahan yang ada di Kecamatan Rogojampi masih menggunakan sistem swadaya oleh masyarakat dan sistem pengelolaan oleh petugas kebersihan. sumber sampah di Kecamatan Rogojampi secara umum dapat berasal dari:

Sampah rumah tangga (domestik) Sampah non rumah tangga (non domestik) yang terbagi atas:

sampah pasar dan pertokoan

sampah jalan,

sampah fasilitas umum/sosial (pendidikan, kesehatan, perkantoran, dsb)

sampah kawasan industri (pabrik, kerajinan, dsb) Sumber sampah lainnya.

Untuk perkiraan produksi sampah yang dihasilkan dari aktivitas lainnya mempunyai standar yang berbeda, yaitu :

1. Rumah tangga menghasilkan sampah sebesar 2,5 lt/hari 2. Perdagangan, untuk tiap pasar diperkirakan menghasilkan sampah sebanyak 25 % dari sampah produksi rumah tangga sedangkan untuk perdagangan lainnya menghasilkan 5 % dari sampah rumah tangga.

Perhitungan volume timbulan sampah didasarkan pada beberapa faktor, yaitu besarnya peningkatan tingkat pelayanan tiap tahun dan peningkatan jumlah penduduk. Dominasi komposisi sumber sampah untuk Kecamatan Rogojampi diperkirakan tidak akan berubah terutama dalam waktu dekat, karena pola hidup masyarakat dalam mengurangi penggunaan barang yang menghasilkan belum dapat dirubah dalam jangka pendek. Jadi dengan bertambahnya jumlah penduduk akan terjadi penambahan volume sampah. Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi jumlah timbulan sampah per hari yang dihasilkan oleh penduduk di Kecamatan Rogojampi sampai pada masa perencanaan berjumlah 319,7 m3/Hari.

3.3.3.3.2. Rencana Pengelolaan Persampahan Menurut SK SNI T-13-1990-F tentang tata cara pengumpulan sampah dibagi dalam 5 cara yaitu :

Pola Pengumpulan Sampah No Pola pengumpulan sampah Keterangan

1 Individual langsung Cara pengumpulan sampah dari rumah-rumah atau sumber sampah dan diangkut langsung ke TPA tanpa melalui proses pemindahan.

2 Individual tidak langsung

Cara pengumpulan sampah dari masing-masing sumber sampah dibawa ke lokasi pemindahan (menggunakan gerobak) melalui proses pemindahan untuk kemudian diangkut ke tempat pembuangan akhir.

3 Komunal langsung Cara pengumpulan sampah dari masing-masing titik pewadahan komunal dan diangkut langsung ke TPA

4 Komunal tidak langsung

Cara pengumpulan sampah dari masing-masing titik pewadahan komunal dibawa ke lokasi pemindahan dengan gerobak untuk kemudian diangkut ke TPA.

5 Penyapuan jalan Proses pengumpulan sampah hasil penyapuan jalan dengan menggunakan gerobak

Sumber: SK SNI T-13-1990-F tentang Tata Cara Pengumpulan Sampah

Skala penanganan sampah pada Kecamatan Rogojampi diarahkan pada penanganan sampah yang lebih terpadu dengan membaginya menjadi penanganan sampah individu, lingkungan dan daerah. Penanganan secara individu dapat berupa penanganan yang memanfaatkan

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

26

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

TPA atau juga Penanganan rumah tangga yang mengolah sampahnya sendiri yaitu dengan ditimbun ataupun dibakar di pekarangan masing-masing. Skala penganan lingkungan yaitu dengan mengumpulkan sampah rumah tangga di TPS. Sedangkan skala penanganan daerah yaitu dengan pengumpulan sampah ke TPA serta pengolahan sampah di TPA.

Alur Penanganan Sampah Jika dilihat dari proyeksi jumlah produksi sampah yang dihasilkan Kecamatan Rogojampi pada 20 tahun kedepan maka dibutuhkan unit TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang nantinya lokasi akan diarahkan pada Desa Aliyan. Dengan mempertimbangkan ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi untuk menentukan lokasi TPA yaitu sebagai berikut (SNI nomor 03-3241-1994 ) : Pemilihan lokasi TPA sampah harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1. TPA sampah tidak boleh berlokasi di danau, sungai, dan laut. 2. Penentuan lokasi TPA disusun berdasarkan 3 tahapan yaitu: Tahap regional yang merupakan tahapan untuk menghasilkan peta yang berisi daerah

atau tempat dalam wilayah tersebut yang terbagi menjadi beberapa zona kelayakan Tahap penyisih yang merupakan tahapan untuk menghasilkan satu atau dua lokasi

terbaik diantara beberapa lokasi yang dipilih dari zona-zona kelayakan pada tahap regional

Tahap penetapan yang merupakan tahap penentuan lokasi terpilih oleh instansi yang berwenang.

3. Memenuhi salah satu kriteria lokasi TPA salah satunya adalah Kriteria Regional (kriteria yang digunakan untuk menentukan zona layak atau tidak layak)yaitu:

1) Kondisi geologi a. tidak berlokasi di zona holocene fault. b. tidak boleh di zona bahaya geologi.

2) Kondisi hidrogeologi a. tidak boleh mempunyai muka air tanah kurang dari 3 meter. b. tidak boleh kelulusan tanah lebih besar dari 10-6 cm / det. c. jarak terhadap sumber air minum harus lebih besar dari 100 meter di hilir aliran. d. dalam hal tidak ada zona yang memenuffi kriteria-kriteria tersebut diatas, maka

harus diadakan masuJkan teknologi. 3) Kemiringan zona harus kurang dari 20%. 4) Jarak dari lapangan terbang harus lebih besar dari 3.000 meter untuk penerbangan

turbojet dan harus lebih besar dari 1.500 meter untuk jenis lain 5) Tidak boleh pada daerah lindung / cagar alam dan daerah banjir dengan periode

ulang 25 tahun Jika dalam suatu wilayah belum bisa memenuhi tahap regional, pemilihan lokasi TPA sampah ditentukan berdasarkan skema pemilihan lokasi TPA sampah.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

27

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

3.3.3.4. Rencana Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Penentuan kebutuhan fasilitas didasarkan pada fungsi dan kapasitas tampung dari wilayah perencanaan dengan memperhitungkan skala pelayanan masing-masing jenis fasilitas tersebut.

3.3.3.4.1. Rencana Kebutuhan Rumah Perumahan merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang harus dapat terpenuhi. Pertumbuhan dan perkembangan jumlah penduduk akan diiringi dengan terus meningkatnya kebutuhan akan pengadaan perumahan. Rumah selain berfungsi sebagai tempat berteduh dan melakukan kegiatan sehari-hari dalam keluarga, juga berperan besar dalam pembentukan karakter keluarga. Sehingga selain harus memenuhi persyaratan teknis kesehatan dan keamanan, rumah juga harus memberikan kenyamanan bagi penghuninya, baik kenyamanan internal maupun psikis sesuai dengan kebutuhan penghuninya. Untuk mengetahui kebutuhan perumahan Kecamatan Rogojampi, maka dilakukan perhitungan proyeksi kebutuhan rumah untuk 20 tahun mendatang yang dibagi menjadi 3, yaitu kebutuhan rumah sederhana, rumah sedang dan rumah besar. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan proyeksikKebutuhan rumah di Kecamatan Rogojampi pada tahun perencanaan berjumlah 1.553.87 unit.

3.3.3.4.2. Rencana Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Kebutuhan fasilitas pendidikan perhitungannya dilakukan berdasarkan proyeksi jumlah penduduk usia sekolah pada kawasan perencanaan pada setiap tingkat pendidikan yang ada yaitu TK, SD/ MI, SMP/ MTs dan SMA/ MA, dimana standar daya tampung yang digunakan sesuai dengan daya tampung rata-rata sekolah pada kawasan perencanaan. Jumlah kebutuhan fasilitas pendidikan pada setiap jenjang pendidikan yang ada di kawasan adalah sebagai berikut:

1. TK dengan penduduk pendukung, 700 jiwa 2. SD/MI dengan penduduk pendukung, 6.400 jiwa 3. SMP/MTs dengan penduduk pendukung, 12.000 jiwa 4. SMA/MA dengan penduduk pendukung, 28.000 jiwa

. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan proyeksikKebutuhan Sekolah di Kecamatan Rogojampi pada tahun perencanaan berjumlah TK 144 unit, SD 16 unit, SMP 8 unit, dan SMA 4 unit.

3.3.3.4.3. Rencana Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Sarana kesehatan berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat sekaligus untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. Dasar penyediaan sarana ini adalah didasarkan pada jumlah penduduk yang dilayani oleh sarana tersebut. Sarana yang dibutuhkan sebagai berikut : 1. Rumah sakit, berdasarkan standar penduduk pendukung untuk pembangunan rumah

sakit dibutuhkan 240.000 jiwa. Dalam melakukan proyeksi fasilitas kesehatan rumah sakit menggunakan standar minimum penduduk pendukung sehingga kebutuhan rumah sakit dipengaruhi oleh jumlah penduduk dimana pertumbuhan penduduk akan mempengaruhi kebutuhan akan fasilitas kesehatan ini.

2. Puskesmas, berdasarkan standar penduduk pendukung untuk pembangunan Puskesmas dibutuhkan 30.000 jiwa. Pada kondisi eksisting terdapat 2 unit puskesmas di Kecamatan Rogojampi, yaitu di Desa Gitik dan Desa Mangir.

3. Puskesmas Pembantu, berdasarkan standar penduduk pendukung untuk pembangunan Puskesmas pembantu dibutuhkan 6.000 jiwa. Pada kondisi eksisting terdapat 4 unit puskesmas pembantu di Kecamatan Rogojampi.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

28

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

4. Polindes, berdasarkan standar penduduk pendukung untuk pembangunan Polindes atau lebih dikenal dengan balai pengobatan dibutuhkan untuk 3000 jiwa.

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan proyeksikKebutuhan Kesehatan di Kecamatan Rogojampi pada tahun perencanaan berjumlah puskesmas 3 unit, puskesmas pembantu 17 unit, dan polindes 33 unit

3.3.3.4.4. Rencana Kebutuhan fasilitas Peribadatan Sarana peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi kebutuhan rohani yang perlu disediakan di lingkungan perumahan yang direncanakan selain sesuai peraturan yang ditetapkan, juga sesuai dengan keputusan masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena itu, berbagai macam agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat penghuni yang bersangkutan, maka kepastian tentang jenis dan jumlah fasilitas peribadatan yang akan dibangun baru dapat dipastikan setelah lingkungan perumahan dihuni setelah beberapa waktu. Pendekatan perencanaan yang diatur dengan memperkirakan populasi dan jenis agama serta kepercayaan dan kemudian merencanakan alokasi tanah dan lokasi bangunan peribadatan sesuai dengan tuntutan religius. Adapun jenis sarana ibadah direncanakan adalah Masjid Warga dengan penduduk pendukung 2.500 jiwa, Masjid Lingkungan dengan penduduk pendukung 30.000 jiwa. Sedangkan untuk agama lain, kebutuhan ruang dan lahan disesuaikan dengan kebiasaan penganut agama dalam melakukan ibadah. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan proyeksikKebutuhan sarana peribadatan di Kecamatan Rogojampi sampai pada tahun perencanaan berjumlah Mushola 42 unit dan masjid 4 unit

3.3.3.4.5. Rencana Kebutuhan Fasilitas Perdagangan dan Jasa Sarana perdagangan dan jasa tidak selalu berdiri sendiri dan terpisah dengan bangunan sarana yang lain. Dasar penyediaan, selain berdasarkan jumlah penduduk yang akan dilayani, juga mempertimbangkan pendekatan desain keruangan unit-unit atau kelompok lingkungan yang ada. Tentunya hal ini dapat terkait dengan bentukan grup bangunan/blok yang nantinya terbentuk sesuai konteks lingkungannya. Sedangkan penempatan penyediaan fasilits ini akan mempertimbangkan jangkauan radius area layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi untuk melayani pada area tertentu. Menurut skala pelayanan, penggolongan jenis sarana perdagangan dan niaga adalah :

1. Warung dengan penduduk pendukung 250 jiwa, yang meliputi barang-barang kebutuhan sehari-hari.

2. Pertokoan dengan penduduk pendukung 2.500 jiwa yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari yang lebih lengkap dan pelayanan jasa seperti wartel, fotocopy dan sebagainya.

3. Pasar dengan penduduk pendukung 30.000 jiwa, yang menjual keperluan sehari-hari termasuk sayur, daging, ikan, buah, beras, tepung, bahan-bahan pakaian, pakaian, barang-barang kelontong, alat-alat pendidikan, alat-alat rumah tangga, serta pelayanan jasa seperti wartel, warnet dan sebagainya.

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan proyeksikKebutuhan sarana perdagangan dan jasa di Kecamatan Rogojampi sampai pada tahun perencanaan berjumlah warung 425 unit, pertokoan 42 unit dan pasar 4 unit.

3.3.3.4.6. Rencana Kebutuhan Ruang terbuka, Taman dan Lapangan Olah Raga Ruang terbuka merupakan komponen berwawasan lingkungan, yang mempunyai arti sebagai suatu lansekap, hardscape, taman atau ruang rekreasi dalam lingkup urban. Peran dan fungsi ruang terbuka hijau (RTH) ditetapkan dalam instruksi Meneteri Dalam negeri No 4 Tahun 1988, yang menyatakan Ruang Terbuka Hijau yang populasinya didominasi oleh penghijauan baik secara alamiah atau budidaya tanaman, dalam pemanfaatan dan fungsinya adalah sebagai areal berlangsungnya fungsi ekologis dan penyangga kehidupan. Penggolongan sarana ruang terbuka hijau di lingkungan perumahan berdasarkan kapasitas

Page 29: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

29

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

pelayannya terhadap jumlah penduduk. Keseluruhan jenis ruang terbuka hijau (RTH) tersebut adalah : 1. Setiap unit RT kawasan berpenduduk 250 jiwa, minimal 1 untuk taman yang dapat

memberikan kesegaran baik udara maupun cahaya matahari sekaligus tempat bermain anak

2. Setiap Unit RW dengan penduduk 2.500 jiwa diperlukan sekurang-kurangnya 1 daerah terbuka berupa taman tempat bermain anak-anak dan lapangan olah raga

3. Setiap unit kelurahan, diperlukan taman dan lapangan olah raga untuk melayani kebutuhan kegiatan penduduk di area terbuka, seperti pertandingan olahraga dan upacara.

4. Setiap kecamatan harus memiliki sekurang-kurangnya 1 lapangan hijau terbuka yang berfungsi sebagai tempat pertandingan olah raga, upacara serta kegiatan lainnya.

5. Selain taman dan lapangan olah raga terbuka, harus disediakan jalur-jalur hijau cadangan sekaligus berfungsi sebagai filter dari polusi yang dihasilkan kendaraan bermotor dan sebagainya

6. Setiap unit kecamatan membutuhkan sekurang-kurangnya pemakaman umum. Fasilitas pemakaman perlu disediakan sebagai tempat persemayaman terakhir. Standar kebutuhan makam sebesar 120.000 jiwa pendukung dibutuhkan 1 makam. Sehingga dalam setiap kecamatan membutuhkan sekurang-kurangnya pemakaman umum

7. Dipelukan penyediaan jalur hijau pada bantaran sungai sebagai ruang terbuka hijau atau ruang interaksi sosial

8. Ruang terbuka hijau di sepanjang ruas jalan, berfungsi sebagai peneduh dan penyerap polusi udara yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor, akan di arahkan disetiap ruas jalan

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan proyeksikKebutuhan sarana Ruang terbuka, Taman dan Lapangan Olah Raga di Kecamatan Rogojampi sampai pada tahun perencanaan berjumlah 425 unit taman bermain, 4 taman dan lapangan olah raga dan 1 unit lahan perkuburan. .

Page 30: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

30

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

Peta 4. 1Peta Arahan penggunaan lahan

Page 31: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

31

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

4.1 Peraturan Zonasi Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan ruang dan unsur-unsur pengendalian yang disusun untuk setiap zona peruntukan sesuai dengan rencana rinci tata ruang. Peraturan zonasi berisi ketentuan yang harus, boleh, dan tidak boleh dilaksanakan pada zona pemanfaatan ruang yang dapat terdiri atas ketentuan tentang amplop ruang (koefisien dasar ruang hijau, koefisien dasar bangunan, koefisien lantai bangunan, dan garis sempadan bangunan), penyediaan sarana dan prasarana, serta ketentuan lain yang dibutuhkan untuk mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Ketentuan lain yang dibutuhkan, antara lain, adalah ketentuan pemanfaatan ruang yang terkait dengan keselamatan penerbangan, pembangunan pemancar alat komunikasi, dan pembangunan jaringan listrik tegangan tinggi.

4.2 Insentif dan Disinsentif Pemberian insentif atau disinsentif secara terpisah dilakukan untuk perizinan skala kecil/Individual sesuai dengan peraturan zonasi, sedangkan penerapan insentif dan disinsentif secara bersamaan diberikan untuk perizinan skala besar/kawasan karena dalam skala besar/kawasan dimungkinkan adanya pemanfaatan ruang yang dikendalikan dan didorong pengembangannya secara bersamaan. Insentif dapat diberikan antar pemerintah daerah yang saling berhubungan berupa subsidi silang dari daerah yang penyelenggaraan penataan ruangnya memberikan dampak kepada daerah yang dirugikan, atau antara pemerintah dan swasta dalam hal pemerinah memberikan preferensi kepada swasta sebagai imbalan dalm mendukung perwujudan rencana tata ruang. Insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35, yang merupakan perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang, berupa : a. keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa ruang, dan

kurun saham b. pembangunan serta pengadaan infrastruktur c. kemudahan prosedur perizinan d. pemberian penghargaan kepada masyarakat, swasta dan/atau pemerintah daerah Disinsentif berupa pengenaan pajak yang tinggi dapat dikenakan untuk pemanfaatan ruang yang tidak sesuai rencana tata ruang melalui penetapan nilai jual objek pajak (NJOP) dan nilai jual kena pajak (NJKP) sehingga pemanfaat ruang membayar pajak lebih tinggi. Disinsentif sebagaimana dimaksud ddalam Pasal 35, yang merupakan perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang, berupa : a. pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan

untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang b. pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi dan penalti.

Pengendalian Pemanfaatan Ruang BAB IV

Page 32: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

32

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

Insentif dan disinsentif diberikan dengan tetap menghormati hak masyarakat. Insentif dan disinsentif dapat diberikan oleh : a. pemerintah kepada pemerintah daerah b. pemerintah daerah kepada pemerintah daerah lainnya c. pemerintah kepada masyarakat

4.3 Klasifikasi Zona Klasifikasi penggunaan lahan pada masing-masing blok kawasan didasarkan pada Pedoman

Penyusunan Zoning Regulation Departemen Pekerjaan Umum yang disesuaikan dengan kegiatan

yang telah berkembang di masing-masing blok kawasan. Klasifikasi zona kegiatan yang ditetapkan di

Kecamatan Rogojampi adalah sebagai berikut :

Klasifikasi Zona Kegiatan Di Kecamatan Rogojampi

Fungsi Tujuan Penetapan Klasifikasi & Kode Zona Kriteria/ Karakteristik

Kawasan

Lindung

Memelihara dan mewujudkan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan mencegah timbulnya kerusakan lingkungan hidup

Mencegah timbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup dan melestarikan fungsi lindung kawasan

Meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan dan satwa, serta nilai budaya dan sejarah bangsa

Mempertahankan keanekaragaman hayati, satwa, tipe ekosistem dan keunikan alam.

LS-1 = Sempadan Pantai Sempadan pantai adalah daratan

sepanjang tepian yang lebarnya

proporsional dengan bentuk dan

kondisi fisik pantai, minimal 100

meter dari titik pasang tertingg

kearah daratan

LS-2 = Sempadan Sungai Sempadan Sungai :

Perlindungan pada sungai besar di luar kawasan permukiman ditetapkan minimum 100 meter kiri-kanan sungai.

Perlindungan terhadap anak-anak sungai di luar kawasan permukiman ditetapkan minimum 50 meter.

Pada sungai besar dan anak sungai yang melewati kawasan permukiman ditetapkan minimum 15 meter

LS-3 = Sempadan Mata

Air

Kawasan sempadan mata air

adalah daratan di sekeliling mata

air yang mempunyai manfaat

untuk mempertahankan fungsi

mata air; dan/atau wilayah

dengan jarak paling sedikit 200

(dua ratus) meter dari mata air

Pertanian Menyediakan lahan untuk pengembangan pertanian;

Mengakomodasi bermacam tipe pertanian dalam rangka mendorong penyediaan lahan untuk pertanian;

Menjamin kegiatan pertanian yang berkualitas tinggi, dan melindungi penggunaan lahan untuk

BT-1

= Pertanian Lahan

Basah

1. Kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk pertanian lahan basah

2. Kawasan yang apabila digunakan untuk kegiatan pertanian lahan basah secara ruang dapat memberikan manfaat untuk: Meningkatkan produksi

pangan dan

Page 33: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

33

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

Fungsi Tujuan Penetapan Klasifikasi & Kode Zona Kriteria/ Karakteristik

pertanian tersebut.

pendayagunaan investasi Meningkatkan

perkembangan pembangunan lintas sector dan sub sector serta kegiatan ekonomi sekitarnya

Meningkatkan fungsi lindung

Meningkatkan upaya pelestarian kemampuan sumber daya alam untuk pertanian pangan

Meningkatkan pendapatan masyarakat

Meningkatkan pendapatan nasional dan daerah

Menciptakan kesempatan kerja

Meningkatkan ekspor Meningkatkan

kesejahteraan masyarakat

BT-2

= Pertanian Lahan

Kering

1. Kawasan yang secara teknis dapat dimanfaatkan sebagai kawasan pertanian lahan kering;

2. Kawasan yang apabila digunakan untuk kegiatan pertanian lahan kering secara ruang dapat memberikan manfaat untuk: Meningkatkan produksi

pertanian dan pendayagunaan investasi

Meningkatkan perkembangan pembangunan lintas sektor dan sub sektor serta kegiatan ekonomi sekitarnya

Meningkatkan fungsi lindung

Meningkatkan upaya pelestarian kemampuan sumber daya alam

Meningkatkan pendapatan masyarakat

Meningkatkan pendapatan nasional dan daerah

Menciptakan kesempatan kerja

Meningkatkan ekspor Meningkatkan

kesejahteraan masyarakat

Page 34: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

34

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

Fungsi Tujuan Penetapan Klasifikasi & Kode Zona Kriteria/ Karakteristik

BT-3 = Perikanan Kawasan yang apabila digunakan

untuk kegiatan perikanan secara

ruang dapat memberkan manfaat

Meningkatkan produksi perikanan dan mendayagunakan invastasi

Meningkatkan perkembangan pembangunan lintas sektor dan sub sektor serta kegiatan ekonomi sekitarnya

Meningkatkan fungsi lindung Meningkatkan upaya

pelestarian kemampuan sumber daya alam

Meningkatkan pendapatan masyarakat

Meningkatkan pendapatan nasional dan daerah

Menciptakan kesempatan kerja

Meningkatkan ekspor Meningkatkan kesejahteraan

masyarakat

Perumahan Menyediakan lahan untuk pengembangan hunian dengan kepadatan yang bervariasi di seluruh wilayah kota;

Mengakomodasi bermacam tipe hunian dalam rangka mendorong penyediaan hunian bagi semua lapisan masyarakat;

Merefleksikan pola-pola pengembangan yang diingini masyarakat pada lingkungan hunian yang ada dan untuk masa yang akan datang

R-1 = Rumah Kepadatan

Rendah

Dapat berupa rumah tunggal,

rumah gandeng/kopel, dan

rumah deret dengan KDB

maksimal 40 % dan kepadatan 10

- 40 unit bangunan/Ha

R-2 = Rumah Kepadatan

Sedang

Dapat berupa rumah tunggal,

rumah gandeng/kopel, dan

rumah deret dengan KDB

maksimal 50 % dan kepadatan 40

- 100 unit bangunan/Ha

R-3 = Rumah Kepadatan

Tinggi

Dapat berupa rumah tunggal,

rumah gandeng/kopel, dan

rumah deret dengan KDB

maksimal 60 % dan kepadatan

100 - 1000 unit bangunan/Ha

R-4 = Rumah-Toko Dalam satu zona dapat terdiri

penggunaan lahan perumahan

dan perdagangan dan atau dalam

satu bangunan dapat

dimanfaatkan sebagai rumah dan

perdagangan (toko).

R-5 = Rumah-Kantor Dalam satu zona dapat terdiri

penggunaan lahan perumahan

dan jasa perkantoran dan atau

dalam satu bangunan dapat

dimanfaatkan sebagai rumah dan

kantor.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

35

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

Fungsi Tujuan Penetapan Klasifikasi & Kode Zona Kriteria/ Karakteristik

Komersial Menyediakan lahan untuk menampung tenaga kerja, pertokoan, jasa, rekreasi, dan pelayanan masyarakat;

Menyediakan peraturan-peraturan yang jelas pada kawasan Perdagangan dan Jasa, meliputi: dimensi, intensitas, dan disain dalam merefleksikan berbagai macam pola pengembangan yang diinginkan masyarakat.

K-1 = Regional Kegiatan perdagangan dan/atau

jasa dengan skala pelayanan

regional (internasional,

indonesia, provinsi, beberapa

kota/kabupaten).

K-2 = Kota/Kabupaten Kegiatan perdagangan dan/atau

jasa dengan skala pelayanan

kota/kabupaten.

K-3 = WP Kegiatan perdagangan dan/atau

jasa dengan skala pelayanan WP.

K-4 = Kecamatan Kegiatan perdagangan dan/atau

jasa dengan skala pelayanan

kecamatan.

K-5 = Kelurahan/Desa Kegiatan perdagangan dan/atau

jasa dengan skala pelayanan

kelurahan.

K-6 = Lingkungan Kegiatan perdagangan dan/atau

jasa dengan skala pelayanan

lingkungan.

Industri Menyediakan ruangan bagi kegiatan-kegiatan industri dan manufaktur dalam upaya meningkatkan keseimbangan antara penggunaan lahan secara ekonomis dan mendorong pertumbuhan lapangan kerja;

Memberikan kemudahan dalam fleksibilitas bagi industri baru dan redevelopment proyek-proyek industri;

Menjamin pembangunan industri yang berkualitas tinggi, dan melindungi penggunaan industri serta membatasi penggunaan non industri

I-1 = Kawasan Industri Kawasan Industri adalah kawasan

tempat pemusatan kegiatan

industri pengolahan yang

dilengkapi dengan prasarana dan

sarana serta fasilitas penunjang

lainnya yang disediakan dan

dikelola oleh perusahaan industri

I-2 = Industri Tertentu

untuk UMKM

Merupakan pengembangan

perusahaan industri dengan jenis

usaha industri mikro,kecil dan

menengah termasuk industri

rumah tangga, yang berbentuk

sentra, dapat berada di dalam

rencana kawasan permukiman

secara terbatas sejauh tidak

mengganggu lingkungan

permukiman yang ada dan

memenuhi persyaratan minimal

yang harus dipenuhi sebagai

industri rumah tangga dan/atau

UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan

Menegah)

I-3 = Industri non

Kawasan

Industri non Kawasan merupakan

pengembangan industri untuk

jenis industri mikro, kecil,

menengah, dan besar termasuk

industri rumah tangga yang

Page 36: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

36

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

Fungsi Tujuan Penetapan Klasifikasi & Kode Zona Kriteria/ Karakteristik

berlokasi di luar Kawasan

Industri.

Fasilitas

Pelayanan

Menyediakan lahan untuk pengembangan fasilitas sosial dan umum sesuai dengan kebutuhan dan daya dukung untuk menjamin pelayanan pada masyarakat;

Mengakomodasi bermacam tipe fasilitas sosial dan umum untuk mendorong penyediaan pelayanan bagi semua lapisan masyarakat;

Merefleksikan pola-pola pengembangan yang diingini masyarakat pada lingkungan hunian yang ada dan untuk masa yang akan datang

FP-1 = Fasilitas

Pendidikan

Fasilitas Pendidikan berupa;

Plygroup/PAUD, TK, SD, SLTP,

SLTA, Akademi/Perguruan Tinggi

FP-2 = Fasilitas

Kesehatan

Fasilitas Kesehatan berupa;

Posyandu, Pos Kesehatan, Balai

Pengobatan, BKIA, Puskesmas,

Puskesmas Pembantu, Rumah

Sakit

FP-3 = Fasilitas

Peribadatan

Fasilitas Peribadatan berupa;

Langgar/Mushola, Masjid, Gereja,

Klenteng

FP-4 = Fasilitas

Perkantoran/

Pemerintahan

Fasilitas Perkantoran/

Pemerintahan berupa; Kantor

Desa/Kelurahan, Kecamatan,

Perkantoran Pemerintahan

lainnya, Kantor Swasta

FP-5 = Fasilitas

Pelayanan

Umum/Sosial

Fasilitas Pelayanan Umum

berupa; Lembaga Sosial,

Organisasi Kemasyarakatan,

Gedung Pertemuan, Gedung

Serbaguna, Pusat Informasi

FP-6 = Fasilitas Olahraga

dan Rekreasi

Fasilitas Olahraga dan Rekreasi

berupa; Taman, Lapangan

Olahraga, Gedung Olahraga

Transportasi Menyediakan lahan untuk pengembangan prasarana transportasi;

Mengakomodasi bermacam tipe prasarana transportasi dalam rangka mendorong penyediaan lahan untuk prasarana transportasi tersebut;

Menjamin kegiatan trasnportasi yang berkualitas tinggi, dan melindungi penggunaan lahan untuk prasarana transportasi.

TR-1 = Terminal Titik simpul dalam jaringan trasnportasi jalan dan berfungsi sebagai pelayanan umum, tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan dan pengoperasian lalu-lintas.

Prasarana angkutan yang merupakan bagian dari sistem transportasi untuk melancarkan arus penumpang dan barang. Terminal terdiri dari Terminal

Tipe A, Tipe B dan Tipe C.

TR-2 = Stasiun Tempat Kereta Api berangkat dan

berhenti untuk melayani naik dan

turunnya penunpang dari/atau

bongkar muat barang dan/atau

untuk keperluan operasi Kereta

Api

Page 37: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

37

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

Fungsi Tujuan Penetapan Klasifikasi & Kode Zona Kriteria/ Karakteristik

TR-3 =

Bandara Lapangan terbang yang

digunakan untuk mendarat dan

lepas landas pesawat udara, naik

turun penumpang dan/atau

bongkar muat kargo dan atau

pos, serta dilengkapi dengan

fasilitas kasper sebagai tempat

perpindahan antar moda

transportasi

Ruang

Terbuka Hijau

Zona yang ditujukan untuk Mempertahankan / melindungi lahan untuk rekreasi di luar bangunan, sarana pendidikan, dan untuk dinikmati nilai-nilai keindahan visualnya;

Preservasi dan perlindungan lahan yang secara lingkungan hidup rawan / sensitif;

Diberlakukan pada lahan yang penggunaan utamanya adalah taman atau ruang terbuka, atau lahan perorangan yang pembangunannya harus dibatasi untuk menerapkan kebijakan ruang terbuka, serta melindungi kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan publik.

H-1 = Taman Kota Taman dengan skala pelayanan

Kota

H-2 = Taman WP Taman dengan skala pelayanan

WP

H-3 = Taman

Kecamatan

Taman dengan skala pelayanan

Kecamatan

H-4 = Taman

Kelurahan/Desa

Taman dengan skala pelayanan

Kelurahan

H-5 = Taman

Lingkungan

Taman dengan skala pelayanan

Lingkungan

H-6 = Makam Areal tanah yang disediakan

untuk keperluan tempat

pemakaman jenazah bagi setiap

orang, dikategorikan atas 5

macam, yaitu makam umum,

makam Islam, makam Kristen,

makam Tionghoa, dan makam

Pahlawan.

H-7 = Jalur Hijau Ruang yang disediakan

disepanjang ruas jalan, sepadan

suangai, rel KA yang fungsi untuk

penghijauan

H-8 = Lapangan

Olahraga

Ruang yang disediakan untuk

sarana olahraga

Kawasan

Lainnya

Peruntukkan tanah yang difungsikan untuk menampung kegiatan diantaranya prasarana persampahan (TPA/TPS), Menara Telekomunikasi, Jaringan Listrik, IPAL dsb

KL-1 = Prasarana

Pesampahan

(TPA/TPS)

Ruang yang disediakan untuk

Tempat Pembuangan sampah

Terakhir maupun tempat

pembuangan sampah sementara

KL-2 = Prasarana

Telekomunikasi

(Menara

Telekomunikasi)

Ruang yang disediakan untuk

kegiatan Prasarana

Telekomunikasi diantaranya

menara telekomunikasi dsb

KL-3 = Prasarana Energi

Kelistrikan

Ruang yang disediakan untuk

kegiatan Prasarana kelistrikan

Page 38: BAB I PENDAHULUAN - bappeda.banyuwangikab.go.id RDTR... · pengendalian ruang kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah ... REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK)

E X E C U T I VE S U M M A R Y

38

REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTRK) KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI