BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

170
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab I 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kota Bukittinggi merupakan salah satu kota di Provinsi Sumatera Barat dengan luas wilayah sekitar 2.523,90 Ha. Jumlah penduduk Kota Bukittinggi tahun 2013 adalah 118.260 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,88% per tahun. Penyebaran penduduk Kota Bukittinggi paling banyak di Kecamatan Mandiangin Koto Selayan yaitu 40,98%. Tingginya tingkat penyebaran penduduk di kecamatan ini ditandai dengan banyaknya pembangunan perumahan baik yang dilakukan oleh perusahaan pengembang maupun perorangan. Namun paling tinggi yaitu 6.264 jiwa per km 2 , diikuti Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh sebanyak 4.139 jiwa per Km 2 dan Kecamatan Mandiangin Koto Selayan sebanyak 3.916 jiwa per km 2 . Peningkatan jumlah penduduk pesat ini membutuhkan dukungan sarana dan prasarana dasar, khususnya air bersih dan sanitasi. Penyediaan sarana dan prasarana sanitasi yang memadai merupakan suatu prasyarat bagi kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan. Namun demikian dalam pelaksanaannya masih sering ditemukan kendala dan permasalahan, terutama disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah : Perencanaan sanitasi yang relatif masih parsial dan sektoral, kurang terintegrasi antar subsektor air limbah, persampahan, dan drainase. Koordinasi dan kinerja antar pihak-pihak yang berkepentingan dengan sanitasi masih kurang terpadu; Tingkat kesadaran dan kepatuhan terhadap peraturan yang terkait sanitasi masih relatif rendah, dan kurang tegasnya sanksi atas pelanggaran tersebut; Keterbatasan anggaran dan investasi, dimana sektor sanitasi masih belum menjadi skala prioritas; Investasi sektor swasta masih terbatas, karena masih dinilai kurang layak; Partisipasi swasta masih relatif terbatas, karena kurangnya sosialisasi dan edukasi. Dengan melihat pengalaman kegagalan berbagai daerah dalam mengelola pembangunan khususnya yang berkaitan dengan lingkungan hidup, maka segenap pemangku kepentingan Kota Bukittinggi menganggap lebih penting menyiapkan langkah-langkah preventif, terutama dalam pengelolaan sampah, air limbah, drainase, dan air bersih atau yang dikenal dengan nama sanitasi. Hal ini mendorong Pemerintah Kota Bukittinggi untuk ikut serta dalam program yang diprakarsai oleh pemerintah pusat untuk meningkatkan pembangunan sanitasi di Indonesia yang dilaksanakan secara sistematis, terencana, terpadu, terintegrasi, dan berkelanjutan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab I 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Kota Bukittinggi merupakan salah satu kota di Provinsi Sumatera Barat dengan luas wilayah sekitar 2.523,90 Ha.

Jumlah penduduk Kota Bukittinggi tahun 2013 adalah 118.260 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk

sebesar 1,88% per tahun. Penyebaran penduduk Kota Bukittinggi paling banyak di Kecamatan Mandiangin

Koto Selayan yaitu 40,98%. Tingginya tingkat penyebaran penduduk di kecamatan ini ditandai dengan

banyaknya pembangunan perumahan baik yang dilakukan oleh perusahaan pengembang maupun

perorangan. Namun paling tinggi yaitu 6.264 jiwa per km2, diikuti Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh

sebanyak 4.139 jiwa per Km2 dan Kecamatan Mandiangin Koto Selayan sebanyak 3.916 jiwa per km2.

Peningkatan jumlah penduduk pesat ini membutuhkan dukungan sarana dan prasarana dasar, khususnya air

bersih dan sanitasi. Penyediaan sarana dan prasarana sanitasi yang memadai merupakan suatu prasyarat

bagi kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan. Namun demikian dalam pelaksanaannya masih sering

ditemukan kendala dan permasalahan, terutama disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah :

Perencanaan sanitasi yang relatif masih parsial dan sektoral, kurang terintegrasi antar subsektor air limbah,

persampahan, dan drainase.

Koordinasi dan kinerja antar pihak-pihak yang berkepentingan dengan sanitasi masih kurang terpadu;

Tingkat kesadaran dan kepatuhan terhadap peraturan yang terkait sanitasi masih relatif rendah, dan kurang

tegasnya sanksi atas pelanggaran tersebut;

Keterbatasan anggaran dan investasi, dimana sektor sanitasi masih belum menjadi skala prioritas;

Investasi sektor swasta masih terbatas, karena masih dinilai kurang layak;

Partisipasi swasta masih relatif terbatas, karena kurangnya sosialisasi dan edukasi.

Dengan melihat pengalaman kegagalan berbagai daerah dalam mengelola pembangunan khususnya yang berkaitan

dengan lingkungan hidup, maka segenap pemangku kepentingan Kota Bukittinggi menganggap lebih penting

menyiapkan langkah-langkah preventif, terutama dalam pengelolaan sampah, air limbah, drainase, dan air bersih atau

yang dikenal dengan nama sanitasi. Hal ini mendorong Pemerintah Kota Bukittinggi untuk ikut serta dalam program

yang diprakarsai oleh pemerintah pusat untuk meningkatkan pembangunan sanitasi di Indonesia yang dilaksanakan

secara sistematis, terencana, terpadu, terintegrasi, dan berkelanjutan dengan melibatkan seluruh pemangku

kepentingan, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab I 2

Saat ini akses sanitasi penduduk di Indonesia masih sangat rendah. Penyebab utama buruknya kondisi sanitasi di

Indonesia adalah lemahnya perencanaan pembangunan sanitasi, perencanaan yang tidak terpadu, salah sasaran,

tidak sesuai kebutuhan, dan tidak berkelanjutan, serta kurangnya perhatian masyarakat pada perilaku hidup bersih

dan sehat. Pembangunan di bidang sanitasi belum menjadi prioritas utama, pemerintah lebih mengutamakan

penanganan yang berorientasi pada fisik secara langsung, seperti memperbaiki jalan, jembatan, membangun gedung,

dan sebagainya. Oleh karenanya perlu adanya upaya terobosan untuk mengejar ketertinggalan dalam pembangunan

sanitasi dan perencanaan pembangunan sanitasi yang responsif dan berkelanjutan.

Berdasar pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Bukittinggi tahun 2010-2030, rencana

pembangunan daerah fokus pada visi pembangunan Kota Bukittinggi yaitu “Terwujudnya kesejahteraan masyarakat

melalui pemanfaatan potensi daerah yang dijiwai oleh agama dan adat, syarak mangato adaik mamakai”. Salah satu

misi yang terdapat pada RPJMD Kota Bukittinggi turunan dari visi tersebut adalah “Masyarakat Bukittinggi

cerdas, sehat dan berekonomi mapan dengan dilandasi nilai-nilai agama dan adat”.

Dalam mewujudkan misi tersebut pemerintah Kota Bukittinggi membuat Tiga misi pembangunan yang tertuang di

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bukittinggi Tahun 2010 – 2030. Adapun misi pembangunan yang

sangat erat dengan pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota yaitu “Mengembangkan kerjasama pada peningkatan

pelayanan”

Penyediaan pelayanan kesehatan dan sarana prasarana yang memadai,kebijakan dan sistem kesehatan masyarakat

yang berkualitas serta didukung oleh partisipasi masyarakat, sangat diperlukan untuk mewujudkan Kota Bukittinggi

dalam pencapaian pelayanan dalam berbagai sektor.

Sesuai dengan visi tersebut Pemerintah Kota Bukittinggi sejak tahun 2011 turut serta dalam Program Percepatan

Pembangunan Sanitasi Permukiman Perkotaan (PPSP).Program tersebut merupakan program bersama lintas sektor

dan lintas SKPD yang tercakup dalam Tim Kelompok Kerja Sanitasi (Pokja Sanitasi) Kota Bukittinggi. Program

Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Perkotaan (PPSP) di Kota Bukittinggi telah menghasilkan

dokumen-dokumen yang mendukung terwujudnya tingkat pelayanan yang memadai yang di butuhkan Kota

Bukittinggi.

Kemajuan pembangunan Kota BUkittinggi sebagai kota pariwisata, kota pendidikan dan kota pelayanan jasa

berpengaruh pada kondisi sanitasi yang ada saat ini. Karena itu dokumen-dokumen sanitasi yang memuat

informasi beserta strategi sanitasi yang sudah ada perlu di revisi sesuai kondisi serta permasalahan sanitasi di

Kota Bukittinggi saat ini. Untuk itu dibutuhkan studi baru yang bertujuan untuk peningkatan kualitas dokumen dalam

rangka mengatasi permasalahan sanitasi yang ada. Maka dari itu diperlukan review dokumen Strategi Sanitasi Kota

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab I 3

Bukittnggi supaya rencana dan strategi pengembangan sanitasi di Kota Bukittinggi dapat disesuaikan dengan situasi

permasalahan sanitasi yang ada saat ini.

Pada tahun 2015 ini Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kota Bukittinggi melakukan Pemutakhiran dokumen Strategi

Sanitasi Kota (SSK) untuk mendukung percepatan implementasi program dan kegiatan sanitasi dikarenakan :

Umur dokumen SSK Kota Bukittinggi telah melampaui masa berlaku 5 tahun.

Guna peningkatan kualitas dokumen sanitasi Kota Bukittinggi

Perlu percepatan implementasi untuk pencapaian target Universal Access 2019.

Perubahan RPJMD

Prioritas pada Pusat Kegiatan Nasional dan Wilayah

Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota ini disusun berdasarkan empat karakteristik utama kaidah penyusunan,

yaitu: 1) Berdasarkan data aktual. 2) Berskala kota. 3) Disusun sendiri oleh kota. 4) Menggabungkan pendekatan

bottom-up dan top-down. Dokumen Pemutahiran Strategi Sanitasi Kota merupakan penggabungan tiga (3) dokumen

(BPS, SSK, dan MPS) dalam satu SSK dan disusun dalam waktu satu tahun. Proses penyusunan Dokumen

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota Bukittinggi dilakukan berdasarkan lima (5) proses yaitu :

1. Internalisasi dan penyamaan persepsi

2. Pemetaan kondisi dan kemajuan pembangunan sanitasi

3. Skenario pembangunan sanitasi

4. Konsolidasi penganggaran dan pemasaran sanitasi

5. Finalisasi

Dokumen pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota Bukittinggi berisi tentang pemetaan sanitasi skala Kota, kerangka

pengembangan dan pentahapan pembangunan sanitasi dan strategi, serta kebutuhan program/kegiatan

pembangunan sanitasi di Kota Bukittinggi hingga 5 (lima) tahun kedepan. Pemutakhiran SSK merupakan pemantapan

dari perencanaan SSK yang telah lewat masa perencanaanya untuk menjaga keberlanjutan perencanaan sanitasi dan

mengakomodasikan pencapaian target universal access.

Dokumen Pemutakhiran SSK Kota Bukittinggi 2016-2020 disusun dengan merujuk pada dokumen SSK yang sudah

ada dan lebih difokuskan pada upaya untuk mengimplementasikan program dan kegiatan jangka menengah

dalam upaya mencapai universal access. Untuk memastikan dokumen Pemutakhiran SSK dapat diimplementasikan

maka dalam proses penyusunannya disinkronkan dengan dokumen-dokumen perencanaan yang ada di Kota

Bukittinggi. Berikut ini merupakan posisi dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK) terhadap dokumen lain maupun

dokumen perencanaan pemerintah lainnya pada

gambar 1.1.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab I 4

Gambar 1.1 Kedudukan Dokumen Pemutakhiran SSK dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Berdasarkan gambar 1.1. diatas dapat dilihat bahwa dokumen SSK tidak lepas dari Dokumen rencana lain seperti

RTRW, Renstra SKPD, Renja SKPD, RPJMD, RPIJM, RPJP, RKPD. Untuk Kota Bukittinggi, acuan yang digunakan

antara lain RTRW, RPI2JM, RPJMD, Renja SKPD, serta Renstra SKPD. Selain itu dokumen pemutahiran SSK

merupakan proses perencanaan penganggaran program dan kegiatan melalui internalisasi dan eksternalisasi yang

kemudian di kuatkan dengan komitmen dari Walikota Bukittingg,i Gubernur Sumatera Barat dan dari Pusat melalui

Satker terkait dengan program sanitasi.

1.2. Metodologi penyusunan

Dokumen Pemutakhiran SSK Kota Bukittinggi disusun oleh Pokja Sanitasi berdasarkan tamplate penyusunan

pemutakhiran Strategi Sanitasi. Penyusunan dilakukan secara partisipatif dan terintegrasi melalui berbagai diskusi

secara rutin, lokakarya dan pembekalan baik yang dilakukan oleh Tim Pokja sendiri maupun dengan dukungan

fasilitasi Fasilitator Kota (CF) dan Fasilitator Provinsi (PF). Dalam penyusunan dokumen Pemutakhiran SSK terdapat

5 (lima) proses utama yang harus dilaksanakan. Proses kegiatan penyusunan dokumen Pemutakhiran Strategi

Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi dapat dilihat pada gambar 1.2 berikut:

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab I 5

Gambar 1.2. Proses Penyusunan Dokumen Pemutakhiran SSK

Dengan Proses Percepatan Implementasi yang dilihat seperti gambar 1.3. berikut ini :

Gambar 1.3 Proses Percepatan Implementasi Dokumen Pemutakhiran SSK

Dari gambar 1.3 diatas dokumen Pemutakhiran SSK pada dasarnya adalah dokumen 3 in 1 yang terdiri atas

pemutakhiran dokumen BPS, SSK dan MPS terdahulu (telah disusun sebelumnya dengan bantuan Instrumen (MS

Excel) dapat mempercepat proses baik dalam analisa penentuan zona dan system sanitasi sampai perencanaan

sanitasi. Proses pemutakhiran SSK (dokumen 3in1) yang dimaksud terdiri dari langkah langkah yang dapat diuraikan

sebagai berikut:

A. Pada Proses Pemutakhiran BPS (Kondisi sanitasi Kota saat ini)

1. Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data yang dilakukan yaitu menggunakan berbagai teknik antara lain :

a. Desk Study (kajian literatur, data sekunder) data-data yang yang dibutuhakan adalah:

literature terdahulu (Laporan studi EHRA 2011, BPS, SSK 2011 dan MPS 2012), dokumen perencananan

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab I 6

Kota (RTRW, , RPJMD, RPI2JM, data air limbah, data persampahan dan data drainase Renstra SKPD

terkait, Renja SKPD terkait), Kecamatan dalam angka dan KDA 5 tahun terakhir, laporan realisasi

APBD Kota Bukittinggi 5 tahun terakhir, data Rispam dan lain-lain.

b. Field Research (observasi, wawancara responden) FGD (Focus Group Discussion) untuk data primer

(kegiatan studi EHRA dan kajian-kajia) Kajian-kajian yang dilakukan adalah :

Kajian peran swasta dalam penyediaan layanan sanitasi Kajian peran swasta dalam

penyediaan layanan sanitasi (Sanitation Supply Assessment) merupakan sebuah studi yang

digunakan untuk mengetahui dengan jelas peta dan potensi penyedia layanan sanitasi yang ada

di Kota

Konsolidasi data kelembagaan terkait sanitasi Langkah ini digunakan untuk mendapatkan

gambaran atau peta kondisi kelembagaan sanitasi di Kabupaten/Kota. Pemetaan ini membantu

Kabupaten/Kota menilai kekuatan, kelemahan, potensi pengembangan, dan kebutuhan

penguatan kelembagaan dan kebijakan guna menghasilkan suatu kerangka layanan sanitasi

yang memihak masyarakat miskin, efektif, terkoordinasi dan berkelanjutan

Pemetaan keuangan dan perekonomian daerah Peta keuangan dan perekonomian daerah

menggambarkan kekuatan keuangan dan perekonomian daerah dalam mendukung

pendanaan pembangunan sanitasi di masa depan, kecenderungan dalam pembiayaan.

pembangunan, dan prioritas anggaran selama 5 tahun. Informasi ini diperlukan sebagai salah

satu dasar utama penyusunan strategi terkait aspek keuangan.

Kajian komunikasi dan media

Kajian komunikasi dan media diperlukan untuk menyusun strategi kampanye dan

komunikasi Kabupaten/Kota. Kegiatan ini juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana advokasi

program pembangunan sanitasi di Kabupaten/Kota untuk pemangku kepentingan

(stakeholder) kunci.

Kajian peran swasta masyarakat

Kajian ini adalah sebuah penilaian kebutuhan masyarakat tentang sanitasi yang dilakukan

secara partisipatif. Selain dapat memberikan input kepada Strategi Sanitasi

Kabupaten/Kota, kajian untuk juga bermanfaat untuk, (i) meningkatkan kesadaran

masyarakat, laki-laki dan perempuan, serta pemerintah tentang kondisi dan permasalahan

sanitasi, (ii) mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, laki-laki dan perempuan, kaya dan

miskin, yang disertai dengan kemauan untuk berkontribusi dalam pelaksanaan program

sanitasi, dan (iii) mengidentifikasi kelurahan

Kajian sanitasi sekolah

Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi sarana sanitasi dan perilaku hidup

bersih dan sehat sekolah di fasilitas pendidikan dasar (SD/MI).

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab I 7

2. Analisis Data

Analisa data dilakukan setelah data-data baik data sekunder maupun data primer terkumpul dimana data primer

disusun dalam bentuk resume ringkasan eksekutif masing-masing baik hasil studi EHRA dan kajian-kajian.

Melakukan Analisa data dengan menggunanakn instrument profil sanitasi dengan terlebih dahulu memasukan

data umum dan selanjutnya data-data sekunder meliputi:

Nama kelurahan dan kecamatan se Kota Bukittinggi

Informasi umum Kota

Data air bersih

Data air limbah

Data persampahan

Data drainase

Kemudian memasukan data analisa hasil studi EHRA untuk Index Resiko Sanitasinya (IRS) dan

mengisikan Skor Persepsi SKPD dari pokja sanitasi terkait. Dan selanjutnya melakukan pembobotan EXPOSURE (%)

yaitu pembobotan baik untuk data sekunder, primer (IRS EHRA) dan persepsi SKPD di sector air limbah,

persampahan dan drainse dan pembobotan IMPACT (%) yaitu pemboboptan untuk jumlah penduduk, kepadatan

penduduk, angka kemiskinan dan fungsi urban rural dari hasil kesepakat pokja maka diperoleh skor resiko sanitasi

dan akan dilakukan penyesuaian oleh pokja jika diperlukan. Hasil akhir instrument profil sanitasi adalah zona dan

system sanitasi baik sector air limbah persampahan dan drainase dan muncul data input planning tool yang akan

dipake pada instrument perencanaan selanjutnya baik air limbah, persampahan dan drainase.

B. Pada Proses Pemutakhiran SSK

1. Menuliskan dan menggambarkan diagram aliran system sanitasi Kota Bukittinggi dalam DSS (diagram

System Sanitasi) baik air limbah, persampahan dan drainse berdasarkan alirannya (mulai dari user

interface sampai pada daur ulang/ pengolahan akhir), yang selanjutnya membandingkan

dengan sytem ideal seharusnya yang layak untuk lingkungan dimanakah ada permasalahan

sanitasi berdasarakan DSS tersebut.

2. Menyusun Kerangka kerja logis (KKL) sanitasi baik air limbah, persampahan dan drainase, dimana

KKL terdiri atas 8 kolom diantaranya: permasalahan mendesak sanitasi, Isu-isu strategis sanitasi,

tujuan yang ingin dicapai yang dikaitkan dengan visi, misi sanitasi (dimana visi misi tersebut harus

sejalan dengan visi misi kota yang tercantum dalam RPJMD kota), sasaran (hasil yang diharapkan dari

suatu tujuan yang SMART) , indicator (capaian Sasaran pembangunan sanitasi yang telah disepakati),

Strategi (dari hasil dari SWOT berdasarkan isu-isu strategis), dan terakhir adalah Indikasi program dan

kegiatan. Dimana prosesnya dapat disampaikan dengan langkah-langkah berikut:

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab I 8

Dari hasil permasalahan yang ditemukan dalam DDS masukan dalam kolom permasalahan

mendesak KKL

Mengumpulkan isu-isu strategis sanitasi yang ada saat ini membuat scoring berdasarkan analisa

SWOT, dari kesepakatan pokja hasil skor tertinggi dalam analisa swot masukan isi-isu stratengis

dalam kolom KKL

Menyusun visi misi sanitasi yang sejalan dengan visi-misi Kota yang tercantum pada dokumen

perencanaan RPJMD, kemudian menyepakti tujuan sanitasi yang diharapkan baik air limbah,

persampahan dan drainase, yang mana tujuan berdasarkan tarjet RPJMN 2015-2019 (universal acces).

selanjutnya memasukan tujuan sanitasi dalam kolom KKL

Pada Kolom sasaran menuliskan hasil yang diharapkan dari suatu tujuan. Dengan memformulasikan

sasaran secara spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan dan berjangka waktu (SMART).

Selanjutnya Menulikan indikator capaian Sasaran pembangunan sanitasi yang telah disepakati pokja

sanitasi

Selanjutnya pada kolom strategi berdasarkan analisa SWOT hasil scoring pembobotan pada hasil nilai

pengurangan kekuatan kelehan pada kemampuan internal Kota (Sumbu X) serta hasil nilai

pengurangan peluang dan ancaman pada eksternal (sumbu Y) maka akan dihasil posisioning sanitasi

yang bergunaa untuk menentukan strategi sanitasi

Dan terakhir menuliskan indikasi program dan kegiatan utama sanitasi yang diharapkan dapat

mengatasi permasalahan sanitasi untum mencapai tujuan yang diharapkan. Dimana program

kegiatan yang disusun ini harus selaras dengan hasil dari Instrumen Perencanaan baik air limbah,

persampahan dan drainase. (Instrumen Perencanaan sebagai control program kegiatan yang dihasilkan

dalam KKL)

3. Memasukan hasil indikasi program dan kegiatan dari hasil KKL dan yang sudah selaras dengan hasil

dalam Instrumen Perencanaan sanitasi baik air limbah, persampahan dan drainase ke dalam tabel program

kegiatan dan pendanaan.

C. Pada Proses Pemutakhiran MPS

Setelah proses pada pemutakhiran BPS (gambaran kondisi sanitasi saat ini) dan SSK, tahapan selanjutnya

adalah pada pemutkhiran MPS (dokumen yang telah tersusun sebelumnya). Dimana dokumen Memorandum

Program Sanitasi merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait

pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait, baik sinkronisasi dan koordinasi pada

tingkat kota, Provinsi maupun Kementerian / Lembaga untuk periode Jangka Menengah. Dari sisi

penganggaran, dokumen ini juga memuat rancangan dan komitmen pendanaan untuk implementasinya,

baik komitmen alokasi penganggaran pada tingkat Kota, Provinsi, Pusat maupun dari sumber pendanaan

lainnya. Untuk sumber penganggaran dari sektor Pemerintah, keseluruhan komitmen dalam dokumen ini akan

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab I 9

menjadi acuan dalam tindak lanjut melalui proses penganggaran formal tahunan. Beberapa pokok utama

yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain :

Pemrograman telah mempertimbangkan komitmen bersama antara kemampuan APBD Pemda

dan pendanaan Pemerintah Pusat maupun partisipasi dari sektor pendana lain yang peduli

sanitasi.

Program dan Anggaran untuk 5 tahun ke depan sudah diketahui, sehingga perencanaan

lebih optimal dan matang.

Memorandum program investasi Kota merupakan rekapitulasi dari semua dokumen

perencanaan sanitasi dan telah disusun dengan mempertimbangkan kemampuan Kota dari aspek

teknis, biaya dan waktu.

Memorandum program investasi ilengkapi dengan kesepakatan pendanaan yang diwujudkan

melalui persetujuan dan tanda tangan dari Walikota selaku kepala daerah.

Program investasi sektor Sanitasi telah disusun berdasarkan prioritas menurut kebutuhan

kota untuk memenuhi sasaran dan rencana pembangunan kota

Proses penyusunan rencana program investasi telah ditekankan aspek keterpaduan

antara pengembangan wilayah/ kawasan dengan pengembangan sektor bidang yang terkait

kesanitasian, yang mencakup: Koordinasi Pengaturan, Integrasi Perencanaan, dan Sinkronisasi

Program berdasarkan Skala Prioritas tertentu atau yang ditetapkan yang paling sesuai dalam

rangka menjawab tantangan pembangunan.

Begitupun untuk Proses pemutakiran MPS adalah sama dengan MPS sebelumnya, yang

mana hasil akhir dalam kegiatannya adalah kesepakatan pendanaan program kegiatan sanitasi baik

pendanaan indikasi dari pemerintah, Swasta (sumber-sumber pendanaan potensial) dan

masyarakat. Pada indikasi pendanaan pemerintah melakukan pembahasan pada SKPD

Terkait, dengan berbekal dari program kegiatan yang telah tersusun dari hasil KKL yang sudah

selaras dengan instrumen perencanaa dan dimasukkan dalam tabel program kegiatan dan

pendanaan sanitasi, selanjutnya pokja melakukan kegiatan sinkronisasi konsolidasi pendanaan

dengan melakukan kegiatan antara lain:

2. Internalisasi adalah kegiatan konsolidasi dan sinkronisasi program kegiatan dan pendanaa di tingkat kota.

3. eksternalisasi adalah kegiatan konsolidasi dan sinkronisasi program kegiatan dan pendanaa di tingkat

provinsi dan pusat melalui kegiatan Lokakarya. Untuk proses kegiatan konsolidasi dan sinkronisasi program

kegiatan dan pendanaan dalm pemutakhiran SSK dapat dilihat dalam gambar 1.4

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab I 10

Gambar 1.4 Proses Konsolidasi dan sinkronisasi program kegiatan dan

pendanaan dalam dokumen Pemutakhiran SSK.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab I 11

1.3 Dasar hukum

Kegiatan program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) di Kota Bukittinggi didasarkan pada

aturan-aturan dan produk hukum yang meliputi :

A. Undang-Undang

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Pemukiman

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air

7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antar

Pemerintah Pusat dan Daerah.

8. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421;

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan

Penerapan Standar Pelayanan Minimum (SPM)

10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional 2005-2025.

11. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;

12. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup

13. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

14. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.

15. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.

16. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

17. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 185 tahun 2015 tentang percepatan pembangunan sanitasi dan

air minum.

B. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab I 12

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan.

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran Air.

C. Peraturan Presiden Republik Indonesia

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2004-2009

D. Keputusan Presiden Republik Indonesia

1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan Pengendalian Dampak

Lingkungan.

2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan

Sumber Daya Air.

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas Keputusan

Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya

Air

E. Keputusan Menteri

1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali

Bersih.

2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Usaha dan

atau kegiatan yang wajib dilengkapi degan AMDAL

3. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu air

Limbah Domestik.

4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205/Menkes/Per/X/2004 tentang Pedoman

Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).

F. Petunjuk Teknis

1. Petunjuk Teknis Nomor KDT 616.98 Ped I judul Pedoman Teknis Penyehatan Perumahan.

2. Petunjuk Teknis Nomor KDT 636.728 Pet. I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Kompos Rumah Tangga,

Tata cara Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Daur Ulang Pada Lingkungan, Spesifikasi Area

Penimbunan Sampah Dengan Sistem Lahan Urug Terkendali Di TPA Sampah.

3. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.72 Pet B judul Petunjuk Teknis Pembuatan Sumur Resapan.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab I 13

4. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Penerapan Pompa Hidran Dalam

Penyediaan Air Bersih.

5. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Pengomposan Sampah Organik Skala

Lingkungan.

6. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Instalasi Pengolahan Air

Sistem Berpindah – pindah (Mobile) Kapasitas 0.5 Liter/detik.

7. Petunjuk Teknis Nomor KDT 627.54 Pan I judul Panduan Dan Petunjuk Praktis Pengelolaan Drainase

Perkotaan.

8. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Pedoman Teknis Tata Cara Sistem Penyediaan Air

Bersih Komersil Untuk Permukiman.

9. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Petunjuk Teknis Tata Cara Pengoperasian Dan

Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Non Kakus.

10. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis Saluran Irigasi.

11. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis MCK.

G. Peraturan Kota Bukittinggi

1. Peraturan Daerah Kota Bukittinggi Nomor 03 tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Tahun 2012

2. Peraturan Walikota Bukittinggi Nomor 03 tahun 2012 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) Kota Bukittinggi Tahun 2012

3. Keputusan Kepala Bappeda Kota Bukittinggi Nomor 188.45.13/selre/002/2015 tanggal 8 Januari 2015

tentang penunjukan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kota Bukittinggi tagun 2015.

4. DPA kegiatan nomor : 1.06.1.06.01.18.01 tentang kegiatan pemutahiran strategi sanitasi Kota Bukittinggi.

1.4 Sistematika penulisan

Dokumen Pemutakhiran SSK Kota Bukittinggi berisikan muatan substansi sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Pada bagian ini diuraikan : latar belakang, metodologi penyusunan, dasar hukum, serta sistematika

penulisan

Proses : Internalisasi dan penyamaan persepsi

Output : Terciptanya kesamaan persepsi anggota Pokja terkait pemutahiran SSK dan kesepakatan atas

rencana kerja

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab I 14

Bab II Profil Sanitasi Kota Bukittinggi Saat Ini

Pada bagian ini diuraikan : Menguraikan gambaran umum wilayah, kemajuan pelaksanaan SSK, profil

sanitasi saat ini serta area beresiko dan permasalahan mendesak sanitasi di Kota Bukittinggi.

Proses : Pemetaan kondisi dan kemajuan pembangunan sanitasi

Output :

Kesamaan wilayah kajian serta profil wilayah Kota Bukittinggi

Hasil study EHRA dan kajiannya

Tergambarnya profil sanitasi Kota Bukittinggi

Teridentifikasinya permasalahan sanitasi air limbah, sampah dan drainase

Ditetapkannya area beresiko sanitasi

Instrumen :

DSS

KKL (Kerangka Kerja Logis)

Instrumen profil sanitasi

Bab III Kerangka Pengembangan sanitasi

Pada bagian ini diuraikan : Visi dan misi sanitasi, pentahapan pengembangan sanitasi, yang terdiri dari

tahapan pengembangan sanitasi, tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi dan skenario pencapaian

sasaran. Selanjutnya menguraikan tentang kemampuan pendanaan sanitasi Kota Bukittinggi.

Proses : Skenario pembangunan sanitasi

Output :

Ditetapkannya visi misi sanitasi

Ditetapkannya zona dan sistem sanitasi

Ditetapkannya tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi

Instrumen :

Instrumen profil sanitasi

KKL (Kerangka Kerja Logis)

Bab IV Strategi Pengembangan Sanitasi

Pada bagian ini diuraikan : tentang air limbah domestik, pengelolaan persampahan dan drainase

perkotaan Kota Bukittinggi.

Proses : Skenario pembangunan sanitasi

Output : Dirumuskannya strategi pengembangan sanitasi

Instrumen :

SWOT

KKL

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab I 15

Bab V Program, Kegiatan dan Indikasi Pendanaan Sanitasi

Pada bagian ini diuraikan : ringkasan, kebutuhan biaya pengembangan sanitasi dengan sumber

pendanaan pemerintah, kebutuhan biaya pengembangan sanitasi dengan sumber pendanaan non

pemerintah serta antisipasi funding gap.

Proses :

Skenario pembangunan sanitasi

Konsolidasi penganggaran dan pemasaran sanitasi

Finalisasi

Output :

Dihasilkannya daftar program kegiatan pembangunan sanitasi

Pendanaan indikatif dari APBD dan non-APBD di Kota Bukittinggi

Terlaksananya pembahasan untuk pembangunan sanitasi

Instrumen :

Instrumen perencanaan

KKL

Bab VI Monitoring dan Evalusi

Proses : Skenario pembangunan sanitasi

Output : Dirumuskannya strategi untuk monev SSK

Lampiran

Lampiran 1 Hasil Kajian aspek Non Teknis dan Lembar Kerja Area Beresiko

Pada lampiran ini berisikan : struktur organisasi daerah dan keuangan daerah, lembar kerja

analisis area beresiko menggunakan instrumen profil sanitasi dan ringkasan eksekutif hasil

studi EHRA dan kajiannya yang terdiri dari : ringkasan eksekutif studi EHRA, ringkasan

eksekutif kajian peran serta swasta dalam penyediaan layanan sanitasi, ringkasan eksekutif

kajian kelembagaan dan kebijakan, ringkasan eksekutif kajian komunikasi dan media,

ringkasan eksekutif kajian peran serta masyarakat dan ringkasan eksekutif kajian sanitasi

sekolah. Selanjutnya peta rencana pengembangan berdasarkan masterplan.

Lampiran 2 Hasil Analisis SWOT

Lampiran 3 Tabel Kerangka Kerja Logis

Lampiran 4 Hasil Pembahasan Program, Kegiatan dan Indikasi Pendanaan

Lampiran 5 Deskripsi Program/Kegiatan

Lampiran 6 Daftar Perusahaan Penyelenggara CSR yang Potensial

Lampiran 7 Kesiapan Implementasi

Lampiran 8 Rencana Kerja Tahunan

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 1

BAB II

PROFIL SANITASI SAAT INI

2.1. Gambaran Wilayah Kota Bukittinggi

a. Wilayah Administrasi

Kota Bukittinggi merupakan salah satu kota wisata yang paling diminati di Sumatera Barat, bahkan

ada yang menggambarkan sebagai “Paris Van Sumatera”, dikelilingi gunung merapi, gunung

singgalang dan rangkaian bukit barisan. Secara administrasi Kota Bukittinggi memiliki luas wilayah ±

25,239 Km2 (2.523,90 ha) atau sekitar 0,06 % dari luas Provinsi Sumatera Barat dengan batas:

Sebelah Utara dengan Nagari Gadut dan Kapau Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam.

Sebelah Selatan dengan Taluak IV Suku Kecamatan Banuhampu Kabupaten Agam.

Sebelah Timur dengan Nagari Tanjung Alam, Ampang Gadang Kecamatan IV Angkat Kabupaten

Agam.

Sebelah Barat dengan Nagari Sianok, Guguk dan Koto Gadang Kecamatan IV Koto Kabupaten

Agam.

Kota Bukittinggi terbagi menjadi 3 (tiga) kecamatan dan meliputi 24 kelurahan, yaitu:

1. Kecamatan Guguk Panjang dengan luas areal 6,831 km2 (683,10 ha) atau 27,06 % dari total luas

Kota Bukittinggi yang meliputi 7 kelurahan.

2. Kecamatan Mandiangin Koto Selayan dengan luas areal 12,156 km2 (1.215,60 ha) atau 48 %

dari total luas Kota Bukittinggi yang meliputi 9 kelurahan.

3. Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh dengan luas areal 6,252 km2 (625,20 ha) atau 24,77% dari

total luas Kota Bukittinggi yang meliputi 8 kelurahan.

Untuk lebih jelasnya luas wilayah kota Bukittinggi per kelurahan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel

2.1 dan peta administrasi Kota Bukittinggi dapat dilihat pada berikut :

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 2

Tabel 2.1

Nama dan Luas Wilayah Kota Bukittinggi Per Kelurahan Tahun 2013

Luas Wilayah

No Kelurahan Administrasi Terbangun

Ha % thd total administrasi

Ha % thd luas administrasi

Guguk Panjang 683.1 27.07 113,61 4,50

1 Bukit Cangang K. Ramang 47 1.86 8,03 0,32

2 Tarok Dipo 148 5.86 38,96 1,54

3 Pakan Kurai 87 3.45 21,11 0,84

4 Aur Tajungkang T. Sawah 69 2.73 11,00 0,44

5 Benteng Pasar Atas 56 2.22 7,99 0,32

6 Kayu Kubu 91 3.61 12,46 0,49

7 Bukit Apit Puhun 185.1 7.33 14,05 0,56

Mandiangin Koto Selayan 1215.6 48.16 138,50 5,49

1 Pulai Anak Air 88.2 3.49 22,29 0,88

2 Koto Selayan 73 2.89 2,82 0,11

3 Garegeh 65 2.58 10,55 0,42

4 Manggis Ganting 65.1 2.58 13,18 0,52

5 Campago Ipuh 139.3 5.52 19,01 0,75

6 Puhun Tembok 71 2.81 11,67 0,46

7 Puhun Pintu Kabun 361 14.30 25,24 1,00

8 Kubu Gulai Bancah 181 7.17 18,66 0,74

9 Campago Guguk Bulek 172 6.81 22,29 0,88

Aur Birugo Tigo Baleh 625.2 24.77 224.39 35.89

1 Belakang Balok 50.4 2.00 32.17 63.83

2 Sapiran 25.7 1.02 20.86 81.17

3 Birugo 94 3.72 43.55 46.33

4 Aur Kuning 90 3.57 35.85 39.83

5 Pakan Labuah 118 4.68 32.41 27.47

6 Kubu Tanjung 91.1 3.61 14 15.37

7 Ladang Cakiah 74 2.93 18.36 24.81

8 Parit Antang 82 3.25 27.19 33.16

TOTAL 2523.9 100.00 960,2 42.16

Sumber : Bukittinggi Dalam Angka tahun 2015

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 3

Peta 2.1

Administrasi Kota Bukittinggi

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 4

b. Geografis

kota dengan landmark jam gadang ini secara geografis terletak di bagian tengah provinsi sumatera

barat dan di tengah-tengah kabupaten agam, pada koordinat 100°20' - 100°25' Bujur Timur dan

antara 00°16' - 00° 20' Lintang Selatan.

Jarak Kota bukittinggi ke ibukota provinsi (Kota Padang) adalah 90 Km dengan waktu tempuh lebih

kurang 2 jam. Selain Kota Padang, Kota Bukittinggi juga memiliki akses langsung ke beberapa

kawasan perkotaan di Sumatera Barat seperti Kota Payakumbuh (arah Pekanbaru), Lubuk Sikaping

(arah Medan), Kota Padang Panjang dan Kota Batusangkar (arah Jambi) dan Kota Solok (arah

Jambi/Bengkulu).

c. Klimatologi

Kota Bukittinggi dan sekitarnya secara umum termasuk dalam iklim tropis basah dengan kelembaban

minimum 82,0% dan maksimum 90,8%, suhu udara minimum 16,10 C dan maksimum mencapai 24,90

C dan tekanan udara berkisar antara 22-250C.

d. Topografi

Kota Bukittinggi terletak pada ketinggian antara 756 – 960 meter di atas permukaan laut. Kemiringan

lahan atau lereng wilayah Kota Bukittinggi sangat bervariasi, klasifikasi topografi dapat di bagi menjadi

topografi yang relatif datar, berbukit-bukit, dan terjal. Wilayah yang terjal berada di Kawasan Ngarai

Sianok (15,38%), sementara daerah perbukitan (9,64%) berada di sekitar ngarai, kawasan gulai

Bancah, Campago Ipuh, Campago Guguk Bulek, Benteng Pasar Atas serta Kubu Tanjung. Lahan

yang memiliki kemiringan relatif datar (74,98 %) Terdapat sebagian besar di Kecamatan Aur

BirugoTigo Baleh bagian barat, Kecamatan Guguk Panjang bagian barat dan Kecamatan Mandiangin

Koto Selayan bagian Tengah dan Timur.

e. Hidrologi

Tipologi hidrologi wilayah Bukittinggi merupakan tipologi wilayah aliran pada dataran tinggi. Mayoritas

merupakngan pola dan daerah hulu sungai (up stream) dengan pola dendritik, aliran air yang relatif

deras. Selain itu kondisi kelerengan Kota Bukittinggi yang banyak membentuk aliran-aliran air (raven)

menyebabkan banyak terjadi penyusupan air melalui aliran bawah tanah. Kota Bukittinggi dialiri sungai

kecil yaitu batang Tambuo di sebelah timur dengan lebar 5-7 m dan batang sianok dengan lebar 12-15

m serta batang agam di wilayah kota dengan lebar 5-7 m. Sepanjang perbatasan sebelah barat Kota

Bukittinggi dengan Kabupaten Agam membentang ngarai yang disebut dengan Ngarai Sianok,

dibawahnya mengalir sungai batang sianok.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 5

f. Kependudukan

Mayoritas penduduk Kota Bukittinggi adalah pemeluk agama islam yang taat dan pemegang adat yang

kuat. Karakter masyarakat yang mandiri, dinamis, kritis dan unggul dalam mengembangkan

kewirausahaan. Kaidah-kaidah agama dan adat terpadu secara serasi di dalam tata kehidupan.

Sampai saat ini Bukittinggi telah menjadi kawasan urban namun secara budaya masyarakat masih

memegang teguh adat istiadat yang dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari dimana prinsip utama

masyarakat Minangkabau “Adaik Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah” sangat menonjol. Kaitan

budaya dan agama dapat juga dilihat dari ungkapan “Syarak Mangato Adaik Mamakai”. Hal tersebut

terlihat dari banyak dan semaraknya kegiatan yang berbau keagamaan dan sudah mengentak dalam

bentuk kegiatan budaya seperti khatam Qur’an dan perayaan hari besar islam. Saat ini dengan adanya

gerakan kembali ke nagari maka kehidupan sosial budaya masyarakat yang berlandaskan agama

akan semakin menguat.

Jumlah penduduk Kota Bukittinggi tahun 2013 adalah 118.260 jiwa dengan laju pertumbuhan

penduduk sebesar 0,33% per tahun. Penyebaran penduduk Kota Bukittinggi paling banyak di

Kecamatan Mandiangin Koto Selayan yaitu 40,98%. Tingginya tingkat penyebaran penduduk di

kecamatan ini ditandai dengan banyaknya pembangunan perumahan baik yang dilakukan oleh

perusahaan pengembang maupun perorangan. Namun paling tinggi yaitu 6.264 jiwa per km2, diikuti

Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh sebanyak 4.139 jiwa per Km2 dan Kecamatan Mandiangin Koto

Selayan sebanyak 3.916 jiwa per km2.

Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk dan jumlah kepala keluarga di Kota Bukittinggi dari tahun 2013

sampai tahun 2017 dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 6

Tabel 2.2

Jumlah Penduduk Dan Kepala Keluarga Kota Bukittinggi Tahun 2013-2017

Nama Kecamatan

Jumlah Penduduk (orang)

Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Total

Tahun Tahun Tahun

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Guguak Panjang 45.235 46.214 47.214 48.236 49.279 - - - - - 45.235 46.214 47.214 48.236 49.279

Mandiangin Koto Selayan

50.619 51.893 53.199 54.539 55.912 - - - - - 50.619 51.893 53.199 54.539 55.912

Aur Birugo Tigo Baleh

27.828 28.855 29.920 31.024 32.168 - - - - - 27.828 28.855 29.920 31.024 32.168

Sumber : Bukittinggi Dalam Angka Tahun 2015 dan hasil analisa

Tabel 2.3

Jumlah Kepala Keluarga Kota Bukittinggi Tahun 2013-2017

Nama Kecamatan

Jumlah KK

Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Total

Tahun Tahun Tahun

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Guguak Panjang 9.047 9.243 9.443 9.647 9.856 - - - - - 9.047 9.243 9.443 9.647 9.856

Mandiangin Koto Selayan

10.124 10.379 10.640 10.908 11.182 - - - - - 10.124 10.379 10.640 10.908 11.182

Aur Birugo Tigo Baleh

5.566 5.771 5.984 6.205 6.434 - - - - - 5.566 5.771 5.984 6.205 6.434

Sumber : Bukittinggi Dalam Angka Tahun 2015 dan hasil analisa

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 7

Tabel 2.4

Tingkat Pertumbuhan dan Kepadatan Kota Bukittinggi Tahun 2013-2017

Nama Kecamatan

Tingkat Pertumbuhan (%) Kepadatan Penduduk (orang/Ha)

Tahun Tahun

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Guguak Panjang 1,03 1.03 1,03 1.03 1,03 383 387 391 395 401

Mandiangin Koto Selayan

1,03 1.03 1,03 1.03 1,03 348 353 356 358 362

Aur Birugo Tigo Baleh

1,02 1,02 1,02 1,02 1,02 281 285 287 289 293

Sumber : Bukittinggi Dalam Angka tahun 2014 dan hasil analisa

g. Jumlah Penduduk Miskin

Berdasarkan data dari PPLS tahun 2011 jumlah penduduk miskin di Kota Bukittinggi paling banyak tersebar di

Kecamatan Mandiangin Koto Selayan yaitu dengan jumlah 1.499 Kepala Keluarga (KK). Selanjutnya tersebar

di Kecamatan Guguk Panjang dengan Jumlah 1.435 Kepala Keluarga (KK). Pada Kecamatan Aur Birugo tigo

Baleh penduduk miskin hanya berjumlah 556 Kepala Keluarga (KK). Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk

miskin di Kota Bukitinggi dapat dilihat pada table 2.5 berikut.

Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan di Kota Bukittinggi Tahun 2011

No Kecamatan Jumlah Keluarga Miskin (KK)

1. Guguk Panjang 1435

2. Mandiangin Koto Selayan 1499

3. Aur Birugo Tigo Baleh 556

Sumber : data PPLS Kota Bukittinggi, 2011

h. Kelembagaan Pemerintah Daerah Struktur Organisasi Beserta Tanggung Jawabnya

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Bukittinggi Nomor 11 Tahun 2008 kemudian berubah menjadi Nomor

9 Tahun 2013 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja lembaga teknis daerah Kota Bukittinggi. Kota

Bukittinggi terdiri dari beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah yang terdiri dari :

1. Sekretarriat Daerah

Asisten Administrasi Pemerintahan

Asisten Administrasi Pembangunan

Asisten Administrasi Umum

2. Sekretariat DPRD

3. Lembaga Teknis Daerah

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 8

Inspektorat

Badan Kepegawaian Daerah (BKD)

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BP2TPM)

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kantor Lingkungan Hidup (KLH)

Kantor Ketahanan Pangan

Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Kelurahan Dan Nagari (PMPKN)

Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol)

Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi

Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana

Satuan Polisi Pamong Praja

4. Dinas Daerah

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga

Dinas Kesehatan

Dinas Sosial dan Tenaga Kerja

Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika

Dinas Pekerjaan Umum

Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD)

Dinas Kebersihan dan Pertamanan

Dinas Koperasi dan Perdagangan (Koperindag)

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Disdik Capil

Dinas Pengelolaan Pasar

Dinas Pertanian

i. Kebijakan Penataan Ruang

Tujuan penataan ruang perkotaan Bukittinggi dirumuskan berdasarkan visi dan misi Kota Bukittinggi itu

sendiri. Visi pembangunan Kota Bukittinggi sendiri adalah ” Terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui

pemanfaatan potensi daerah yang dijiwai oleh agama dan adat, syarak mangato adaik mamakai”. Visi

pengembangan kota ini mengarah kepada terwujudnya kesejahteraan masyarakat yang dicapai melalui

penerapan ajaran agama dan adat istiadat. Pengertian kesejahteraan masyarakat memiliki ruang lingkup

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 9

yang luas menyangkut kualitas kehidupan dan penghidupan masyarakat. Untuk mewujudkan visi di atas,

maka arahan penataan ruang wilayah akan ditujukan untuk melaksanakan

misi:

(a) Mempersiapkan perwujudan otonomi daerah yang bertanggung jawab.

(b) Mewujudkan Bukittinggi sebagai kota perdagangan, pendidikan, wisata.

(c) Mengembangkan kerjasama pada peningkatan pelayanan.

Dari visi dan misi tersebut maka disusunlah tujuan penataan ruang kawasan perkotaan Bukittinggi yaitu :

“Mewujudkan Kota Bukittinggi sebagai tempat permukiman, pariwisata, pusat perdagangan dan jasa yang

aman dan nyaman berbasis mitigasi bencana serta memperhatikan keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya

alam”

RENCANA STRUKTUR RUANG KOTA BUKITTINGGI

1. Rencana pusat-pusat pelayanan

Pusat pelayanan kota – fungsi primer

Pusat pelayanan kota – fungsi sekunder

Sub pusat pelayanan kota

Pusat lingkungan

2. Rencana sistem jaringan transportasi darat

Sistem jaringan jalan

Sistem jaringan prasarana terminal penumpang dan barang

Sistem jaringan pelayanan

3. Sistem prasarana perkeretaapian

Jalur kereta api

Stasiun kereta api

4. Rencana pengembangan sistem jaringan kelistrikan/energi

5. Rencana pengembangan sistem jaringan telekomunikasi

6. Rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya air

7. Rencana pengembangan sistem jaringan infrastruktur kota

Sistem penyediaan air minum

Sistem jaringan air limbah

Sistem pengelolaan persampahan

Sistem jaringan drainase

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 10

8. Rencana penyediaan dan pemanfaatan jaringan jalan pejalan kaki

9. Jalur Evakuasi bencana

Peta Rencana Struktur Ruang Kota Bukittinggi dapat dilihat pada gambar berikut :Peta 2.2

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 11

Peta 2.2

Rencana Struktur Ruang Kota Bukittinggi Tahun 2010-2030

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 12

RENCANA POLA RUANG KOTA BUKITTINGGI

Pengembangan pola ruang Kota Bukittingi sendiri didasarkan beberapa pendekatan utama, yaitu:

a) struktur ruang yang dikembangkan;

b) evaluasi kesesuaian dan daya dukung lahan;

c) kondisi penggunaan lahan saat ini serta kecenderungan perkembangannya

Prinsip dasar perencanaan pemanfaatan ruang adalah penetapan kawasan lindung dan kawasan budidaya

sebagaimana ketetapan UU Nomor 26 Tahun 2007, PP Nomor 26 Tahun 2008, dan Keppres Nomor 32

Tahun 1990 dengan batasan sebagai berikut :

a. Kawasan lindung adalah kawasan yang berfungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup

yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya binaan, nilai sejarah, dan budaya bangsa untuk

kepentingan pembangunan yang berkelanjutan.

b. Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas

dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya binaan, dan sumberdaya manusia.

1. Kawasan Lindung

Berdasarkan Penjelasan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, telah disebutkan bahwa pada

dasarnya kelompok utama dari kawasan lindung adalah sebagai berikut:

a. kawasan yang memberikan pelindungan kawasan bawahannya, antara lain, kawasan hutan

lindung,kawasan bergambut, dan kawasan resapan air;

b. kawasan perlindungan setempat, antara lain, sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar

danau/waduk, dan kawasan sekitar mata air;

c. kawasan suaka alam dan cagar budaya, antara lain,kawasan suaka alam, kawasan suaka alam laut

danperairan lainnya, kawasan pantai berhutan bakau,taman nasional, taman hutan raya, taman wisata

alam,cagar alam, suaka margasatwa, serta kawasan cagarbudaya dan ilmu pengetahuan;

d. kawasan rawan bencana alam, antara lain, kawasanrawan letusan gunung berapi, kawasan rawan

gempabumi, kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawangelombang pasang, dan kawasan rawan

banjir; dan

e. kawasan lindung lainnya, misalnya taman buru, cagar biosfer, kawasan perlindungan plasma nutfah,

kawasan pengungsian satwa, dan terumbu karang.

Terkait dengan penggolongan tersebut, maka di Kota Bukittinggi terdapat beberapa kawasan yang termasuk

dalam kawasan dengan fungsi lindung, antara lain :

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 13

1. kawasan perlindungan setempat,

2. ruang terbuka hijau, dan

3. kawasan cagar budaya.

2. Kawasan Budidaya mencakup :

1. Kawasan Perumahan

2. Kawasan Perdagangan dan Jasa

3. Kawasan Perkantoran

4. Kawasan Pariwisata

5. Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)

6. Kawasan Ruang Evakuasi Bencana

7. Kawasan Peruntukan Ruang Bagi Kegiatan Sektor Informal

8. Kawasan Peruntukan lainnya

Peta rencana pola ruang Kota Bukittinggi dapat dilihat pada gambar berikut :

Page 29: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 14

Peta 2.3

Rencana Pola Ruang Kota Bukittinggi Tahun 2010-2030

Page 30: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 15

2.2. Kemajuan Pelaksanaan Strategi Sanitasi Kota

a. Air limbah domestik

Pengelolaan limbah cair rumah tangga di Kota Bukittinggi hingga saat ini masih bersifat individual

dengan sistem setempat (on site system) menggunakan cubluk dan septik tank yang secara periodik

perlu dilakukan, penyedotan lumpurnya. Pengelolaan limbah tinja belum dilakukan karena kota

Bukittinggi belum memiliki IPLT (Instalasi Pengolah Lumpur Tinja), oleh sebab itu penyedotan tinja

dilakukan oleh DKP Kota Bukittinggi bekerja sama dengan Kantor Kebersihan dan Pertamanan Kota

Payakumbuh. Oleh sebab itu bisa dikatakan bahwa kondisi air tanah di Kota Bukittinggi sudah

tercemar. Hal itu disebabkan oleh tidak adanya mobil sedot tinja dan sarana IPLT, penyebab lain bisa

juga belum adanya peraturan yang mengharuskan penyedotan tinja secara periodik.

Berdasarkan data hasil pemetaan sanitasi yang dilakukan oleh GTZ tahun 2007, diketahui bahwa

fasilitas WC merupakan fasilitas yang sudah dimiliki oleh hampir semua warga Kota Bukittinggi.

sebanyak 95,1% warga kota Bukittinggi memiliki WC sendiri, angka ini tentunya semakin baik

persentasenya dari tahun ke tahun, selebihnya menggunakan fasilitas toilet umum dan lain-lain. Dari

fasilitas MCK yang tersedia, sebagian besar masyarakat (98,2%) belum melakukan pemisahan

terhadap air limbah wc dan air limbah mandi/cuci. Sedangkan sisanya 1,8% belum melakukan

pemisahan, dengan alasan tidak tersedia lahan yang memadai untuk membuat system yang

terpisah, sebagian beralasan tidak punya uang untuk membuat system terpisah, dan bahkan

ada yang beralasan mereka tidak tau bahwa memang harus dipisah.

Pemerintah telah berupaya menangani pembuangan air limbah dan telah membangun MCK di

beberapa lokasi dan diprediksi telah dapat melayani penduduk, bahkan sudah ada batuan untuk

membangunan MCK Plus-Plus di Kelurahan Pakan Kurai. Namun yang mendesak membutuhkan

penambahan MCK, Kumunal terutama di kawasan permukiman ditepi Ngarai Sianok Pemerintah Kota

Bukit Tinggi telah membantu masyarakat dengan pembangunan MCK komunal dengan tingkat

pelayanan hampir 5%. Untuk kebutuhan penyedotan tengki septik,

Di Kota Bukittinggi sudah ada Kelompok swadaya masyarakat Kelompok Swadaya Masyarakat atau

Sanimas Jangkak dengan nama MCK plus, yang berlokasi di Kelurahan Campago Ipuh, Kec.

Mandiangin Koto Selayan.

MCK plus ini dipakai masyarakat selain untuk mandi juga bisa untuk mencuci, Pembangunan MCK

plus ini juga sudah di desain untuk pemanfaatan biogas. MCK plus ini dibangun pada tahun 2008 dan

Page 31: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 16

baru di bisa dimanfaatkan oleh masyarakat pada Mei 2009, MCK plus ini dibangun dari bantuan APBD

dan APBN kota, Pemakai MCK plus ini sebanyak 25 KK, atau 100 orang.

MCK plus ini dimanfaatkan oleh masyarakat yang kurang mampu yang tidak mendapat layanan

PDAM, setiap KK hanya menyumbang Rp 10 ribu/bulan. Peran perempuan dalam MCK plus ini dapat

terlihat dari struktur organisasi (dikutip dari Buku Putih))

Gambar 2.1 Foto MCK Plu Di Kelurahan Pakan Kurai

Tabel 2.6

Gambar 2.2 Foto MCK Plus di Kelurahan Campago Ipuh

Page 32: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 17

Tabel 2.6 Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Air Limbah Domestik

SSK (periode sebelumnya) SSK (saat ini)

Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini

(1) (2) (3) (4)

Tercapainya target Universal Acces

Sarana sanitasi yang

lebih baik yang dapat

diakses oleh masyarakat meningkat

hingga mencapai 100%

Belum ada sistem pengelolaan limbah secara off-site

95,1% masayarakat memiliki fasilitas WC sendiri

Masyarakat mempunyai septic tank berbentuk tank yang kebocorannya masih tinggi

Terdapat 19

MCK++,

Belum

berfungsinya Ipal

Komunal

34% penduduk masih BABS

Terdapat septic tank suspek yang tidak aman dan dapat digolongkan dalam BABS sebesar 54 %

46 % masyarakat memiliki fasilitas WC dan septic tank yang memenuhi syarat kesehatan.

Perilaku masyarakat terhadap sanitasi

Perilaku masyarakat yang lebih baik sehingga dapat membangun kondisi sanitasi yang lebih baik

Banyaknya masyarakat yg

belum memahami

pentingnya sanitasi

Masyarakat masih

Berperilaku hidup

tidak sehat

Masyarakat belum tau

dampak negatif

dari kondisi sanitasi yg buruk

Blm terbiasa mengelola

sampah dan limbah dengan

baik dan benar

Masyarakat masih membuang air

limbah ke saluran drainase

Minimnya respon masyarakat

maupun swasta

terhadap

penyuluhan-

penyuluhan dalam pengelolaan air

limbah.

Kurangnya

pemahaman

masyarakat mengenai dampak

negatif dari limbah

cair yang dibuang

tanpa melalui

proses pengelohan

Sumber : BPS, SSK Kota Bukittinggi tahun 2010 dan Hasil analisa Pokja berdasarkan data sekunder

Page 33: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 18

b. Pengelolaan Persampahan

Pengolahan sampah sebagai limbah padat di Kota Bukittinggi sudah menjadi perhatian yang cukup

besar dari Pemerintah Kota. Pengelolaan sampah dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan dan

Pertamanan dengan dibantu oleh beberapa SKPD terkait yaitu :

Dinas Pasar, mengelola sampah di pasar;

Dinas PU, mengelola sampah disaluran drainase;

Dinas pariwisata mengelola sampah di lokasi objek wisata;

Dinas perhubungan mengelola sampah terminal

Dinas kesehata

Namun demikian perlu adanya suatu upaya untuk mengajak agar memberdayakan masyarakat secara

bersama–sama agar mau dan mampu untuk menangani permasalahan persampahan dan pengolahan

sampah sehingga kebersihan itu sudah merupakan suatu kebutuhan yang mutlak dilingkungan

masyarakat. Dalam pengelolaan sampah di Kota Bukittinggi dapat dilihat dengan 5 (Lima) aspek Yaitu

: Aspek Teknis, aspek kelembagaan, aspek hukum, aspek biaya dan peran serta masyarakat. Kelima

aspek aspek tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya dalam pengelolaan sampah. Dengan

semakin meningkatnya jumlah penduduk dan peningkatan ekonomi masyarakat, namun dilain pihak

ketersediaan lahan yang makin terbatas mengharuskan pemerintah daerah menyediakan anggaran

yang memedai untuk persampahan dan mensosialisasikan program 3R ( Reduce, Reuse, Recyle)

secara optimal, agar persampahan tidak menjadi masalah di kemudian hari. Yang dimaksud dengan

program 3R adalah :

1. Reduce (mengurangi segala sesuatu yang menimbulkan sampah) misalnya; bila ada sapu

tangan kenapa pakai tisue, bila sudah dibungkus kertas mengapa minta kantong lagi.

2. Reuse (kegiatan menggunakan kembali) misalnya menggunakan kembali tas plastik/ kresek,

botol dsb.

3. Recycle (memanfaatkan kembali sampah setelah diolah/ daur ulang untuk produksi) misalnya

mengolah plastik bekas.

Sumber timbulan sampah Kota Bukittinggi ada beberapa macam yaitu sampah rumah tangga,sampah

taman, sampah pasar, sampah rumah sakit, sampah kawasan wisata, sampah terminal, dan sampah

pusat keramaian lain. Penanganan sampah di Kota Bukittinggi masih menjadi permasalahan karena

kota Bukittinggi tidak memiliki TPA untuk membuang sampah.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 19

Sistem pengelolaan sampah di Kota Bukittinggi menggunakan sistem:

a. Pengumpulan, pewadahan, dan pengangkutan ke TPA

b. Pengumpulan, kegiatan yang dilakukan masyarakat mengangkut sampah dari rumah ke

TPS/kontainer sebagai wadah sampah, kemudian pengumpulan sampah yang dilakukan oleh

Petugas Kebersihan dijalan dan tempat-tempat umum.

c. Pengangkutan dari TPS/ kontainer sampah oleh Petugas Kebersihan dengan kendaraan truk

sampah.

d. TPA adalah tempat pembuangan akhir sampah di Ngarai Panorama Baru, Kelurahan Puhun

Pintu Kabun, Kecamatan MKS.

Tabel 2.7

Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Persampahan

SSK (periode sebelumnya) SSK (saat ini)

Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini

(1) (2) (3) (4)

Meningkatkan capaian Universal Acces Tercapainya pengelolaan persampahan 100 % pada tahun 2019.

60,5 % penduduk membuang sampah ke TPS

84,3 % penduduk membuang sampah ke TPS

Meningkatkan pembinaan atas pembangunan, pemeliharaan dan pengelolaan sarana dan prasarana pelayanan sampah.

Masyarakat melakukan pemilahan sampah dengan melakukan sistem 3 R

100 % masyarakat tidak melakukan pemilahan sampah

Baru 9 % masyarakat melakukan pemilahan sampah

Meningkatkan koordinasi pembangunan, pemeliharaan dan pengelolaan pembuangan akhir sampah.

Dalam jangka

menengah mengurangi

timbulan sampah yang

diangkut ke TPA sebesar 20 %

Masih tingginya

angka timbulan sampah di Kota

Bukittinggi

Sampah

terangkut 127 ton/hari

Timbulan sampah di Kota Bukittinggi sebanyak 466,95 m3/hari atau 129,61 ton/hari

Meningkatkan prosentase

penduduk terlayani

.

Dalam jangka pendek

prosentase penduduk

terlayani menjadi 100 %

Cakupan pelayanan (prosentase penduduk terlayani) sebesar 86 %

Cakupan pelayanan

(prosentase penduduk

terlayani) sebesar

92% hari

Sumber : BPS, SSK Kota Bukittinggi tahun 2010 dan Hasil analisa Pokja berdasarkan data sekunder

c. Drainase

Untuk gambaran drainase di Kota Bukittinggi saat ini di lelola oleh Dinas Pekerjaan Umum bidang

Pengairan. Secara umum drainase di Kota Bukittinggi sampai tahun 2014 sudah sangat baik yang

terdiri dari Drainase primer, skunder dan tersier. Hanya sedikit sekali titik genangan yang terdapat di

Kota Bukittinggi. Untuk kemajuan pelaksanaan SSK sektor drainase di Kota Bukittinggi dapat dilihat

pada tabel 2.8 berikut ini :

Page 35: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 20

Tabel 2.8 Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Drainase

SSK (periode sebelumnya) SSK (saat ini)

Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini

(1) (2) (3) (4)

Menciptakan lingkungan yang sehat

dan bersih melalui penyediaan

sarana dan prasarana drainase tahun

2019

Berkurangnya genangan air hujan hingga 15 ha di tahun 2019

Alih guna lahan dari lahan kosong menjadi lahan terbangun

Luas genangan saat ini

5 ha dari total luas Kota

Bukittinggi atau 0,29%

Sumber : BPS, SSK Kota Bukittinggi tahun 2010 dan Hasil analisa Pokja berdasarkan data sekunder

Catatan:

*) Berdasarkan Buku Putih

**) Perbedaan dari target yang telah ditetapkan (menggunakan data dasar sebagai dasar perhitungannya)

Keterangan kolom dan cara pengisiannya:

(1) Berisi pernyataan tujuan yang diambil dari SSK sebelumnya.

(2) Berisi pernyataan sasaran yang diambil dari SSK sebelumnya.

(3) Adalah data dasar yang dijadikan acuan untuk mengukur sasaran tersebut. Data dasar ini diambil dari Buku Putih Sanitasi di periode SSK

sebelumnya

(4) Status saat ini memberikan data terkait paramater yang diukur (sesuai sasaran dan data dasar) untuk kondisi pada saat pemutakhiran SSK

dilakukan

(5) Menginformasikan perbedaan (dalam persen) antara sasaran dengan statusnya yang dicapai saat ini sesuai angka di kolom 4.

2.3. ProfilSanitasi Saat ini

a. Air limbah domestik

Pembuangan air limbah di Kota Bukittinggi semuanya menggunakan sistem setempat, dimana 79%

penduduk sudah memiliki Tangki Septik/Cubluk dan diprediksi tangki septik yang layak disebut tangki

septik < dari 20 % sedangkan sisanya diperkirakan cubluk dengan pelayanan individu sedangkan 5 %

menggunakan pelayanan umum komunal dan sisanya menggunakan cara yang belum layak yaitu ke

perairan terbuka atau ke kebun.

Saat ini pengelolaan air limbah domestik dilakukan dengan sistem setempat/on-site, baik secara

individu maupun komunal. Air limbah yang dikelola hanya air limbah yang berasal dari WC (black

water), yaitu untuk rumah menengah keatas dengan menggunakan septik tank, sedangkan untuk yang

menengah kebawah masih menggunakan cubluk, dan penduduk yang belum memiliki fasilitas sanitasi

masih membuang langsung ke badan air/drainase.

Pengelolaan air limbah di Kota Bukittinggi saat ini menggunakan sistem komunal dan individu. Sistem

komunal berupa MCK. Namun masih ditemukan rumah yang tidak memiliki tangki septik artinya

langsung membuang kesaluran atau sungai dibelakang rumah.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 21

Pemerintah telah berupaya menangani pembuangan air limbah dan telah membangun MCK di

beberapa lokasi dan diprediksi telah dapat melayani penduduk, bahkan sudah ada batuan untuk

membangunan MCK Plus-Plus di Kelurahan Pakan Kurai. Namun yang mendesak membutuhkan

penambahan MCK Komunal terutama di kawasan permukiman ditepi Ngarai Sianok. Pemerintah Kota

Bukittinggi telah membantu masyarakat dengan pembangunan MCK komunal dengan tingkat

pelayanan hampir 5%. Di Kota Bukittinggi sudah ada Kelompok Swadaya Masyarakat atau Sanimas

Jangkak yang mengelola MCK plus, berlokasi di Kelurahan Campago Ipuh, Kec. Mandiangin Koto

Selayan.

MCK plus ini dipakai masyarakat selain untuk mandi juga bisa untuk mencuci, Pembangunan MCK

plus ini juga sudah di desain untuk pemanfaatan biogas. MCK plus ini dibangun pada tahun 2008 dan

baru di bisa dimanfaatkan oleh masyarakat pada Mei 2009, MCK plus ini dibangun dari APBD dan

APBN. Pemakai MCK plus ini sebanyak 25 KK, atau 100 orang. MCK plus ini dimanfaatkan oleh

masyarakat yang kurang mampu yang tidak mendapat layanan PDAM, setiap KK hanya menyumbang

Rp 10 ribu/bulan. (dikutip dari Buku Putih))

Sistem Pengelolaan Air Limbah Eksisting

1. Tangki Septik /Cubluk

Pada umumnya penduduk Kota Bukittingi telah mempunyai Tangki Septik, namun hanya sebaian

saja yang sesuai dengan standar SNI dan kebanyakan termasuk katagori Cubluk, yang potensial

mencemari air tanah. Data dari Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi menunjukkan bahwa 73,60 %

penduduk sudah memilliki tangki septik atau sejumlah 16.842 KK.

2. MCK Umum

Terdapat 1 unit MCK plus di Kelurahan Bukit Cangang Kayu Ramang, 2 unit MCK plus di

Kelurahan Pakan Kurai dan Kubu Gulai Bancah, masing-masing 1 unit di Kelurahan Aua

Tajungkang Tangah Sawah, Kayu Kubu, Bukit Apit puhun, Puhun Tembok, Puhun Pintu Kabun,

dan Paritk Antang. Kemudia 3 Unit MCK Plus terdapat di Kelurahan manggis Gantiang dan

Campago Ipuh, secara keseluruhan berjumlah 19 unit yang dikelola oleh masyarakat sendiri

melalui pembentukan KSM .

3. Di saluran Drainase

Data pasti tidak tersedia, namun dari hasil survey lapangan masih ada rumah yang tidak memiliki

Tangki Septik dan membuang langsung ke saluran drainase .

4. Di Sungai

Page 37: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 22

Penduduk yang tinggal di tepi sungai umumnya di tepi sungai Batang Tambuo dan Batang Agam,

juga menggunakan sungai sebagai jamban,

1. Sistem dan Infrasruktur

Sistem Pengolahan Air Limbah Eksisting (kepemilikan fasilitas pengolahan air limbah)

1. Sistem Tangki Septik /Cubluk yang layak

Sistem pengolahan air limbah dalam hal ini tinja (Black Water), menggunakan tangki septik

umumnya di perumahan permanen, sebagian ada yang sudah membuat sesusi standat SNI

namun masih banyak yang hanya membuat 1 bak yang terbuat dari pasangan batu bata, sangat

sedikit yang memiliki bidang resapan .

Jika dilihat pada kawasan yang padat dengan kondisi rumah sederhana, memiliki jamban sendiri,

namun tangki septik umumnya tidak punya, karena lahan pekarangan hampir tidak

memungkinkan membuatnya dan biasanya langsung kesaluran dibelakang rumah.

2. Pengguna MCK umum

Hampir 500 penduduk menggunakan fasilitas komunal yang terdapat di beberapa tempat di Kota

Bukittinggi dan 2 diantaranya merupakan bangunan baru yaitu MCK plus yang patut

dikembangkan

Dari hasil study EHRA praktik BAB masyarakat sebagian besar sudah memiliki jamban pribadi, namun

demikian masih ada yang BABs seperti di sungai, kebun, selokan, lubang dan lainnya seperti

diperlihatkan pada grafik dibawah ini;

Page 38: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 23

Grafik 2.1 Tempat Penyaluran Akhir Tinja Di Kota Bukittinggi tahun 2015

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer Studi EHRA Tahun 2015

Dari Grafik 2.1 dapat diketahui bahwa Tempat Penyaluran Akhir Tinja rumah tangga di Kota Bukittinggi

paling banyak adalah pada Tangki Septik yaitu sebesar 73,60 %, ke cubluk dan yang langsung ke

saluran drainase yaitu sebesar 8,52 % dan masih ada masyarakat yang tidak mengetahui kemana

diarahkan saluran pembuangan air besar di rumah mereka yaitu sebesar 5,41 %.

Pengelolaan Lumpur Tinja

1. Organisasi Pengelola

Karena belum mempunyai IPLT di Kota Bukittinggi maka organisasi pengelolaan belum dibentuk

sampai Juni 2012, rencananya pengelolan lumpur Tinja akan dikelola oleh Dinas Kebersihan dan

Pertamanan ( DKP) kota Bukittinggi.

2. Daerah Pelayanan

Daerah pelayanan seluruh Kota Bukittinggi, dan jika masyarakat meminta pelayanan maka Dinas

Kebersihan segera meminta ke Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Payakumbuh, maka

Truk Tinja milik Kota Payakumbuh segera melayani penyedotan .

3. Kondisi kepemilikan Truk Tinja

Sampai Juni 2015 Kota Bukittinggi telah memiliki 1 (satu) unit Truk Tinja dalam keadaan baru dan

secara resmi belum dapat dioperasikan karena secara adminstratif belum tersedia payung

hukumnya, akibat belum memiliki IPLT sendiri. Namun jika keadaaan mendesak untuk

melayani fasiltas Pemerintah dapat dioperasikan tanpa memungut retribusi.

4. Potensi Penyedotan dan Kinerja

Page 39: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 24

Potensi permintaan masyarakat Kota Bukittinggi rata-rata 1 rumah meminta penyedotan setiap

hari dengan kapasitas kurang lebih 5 m3 /hari dengan 5 hari kerja, maka kinerja potensi

penyedotan dapat mencapai 210 x 5 = 1.050 m3/hari.

5. Transportasi ke IPLT

Untuk septik tank yang sudah penuh dilakukan pengurasan. Permintaan pengurasan septik tank

di Kota Bukittinggi dalam satu hari rata-rata hanya 1 kali, dengan menggunakan tangki (kapasitas

2000 liter), dengan kondisi ini mengindikasikan bahwa septik tank yang ada banyak yang tidak

kedap air sehingga terjadi rembesan dan “septik tank” tidak bisa penuh. Karena rendahnya

permintaan penyedotan Lumpur tinja ini, maka pelayanan penyedotan Lumpur tinja di alihkan ke

pihak swasta yang membuang Lumpur tinja ke Kota Payakumbuh dan Padang Panjang, karena

saat ini Kota Bukittinggi belum memiliki IPLT sendiri (karena kesulitan lahan).

6. IPLT yang ada

Pada tahun 2009 pernah ada bantuan dari PPLP Sumatera Barat untuk membangun IPLT

dengan rencana dana sebesar Rp 1,9 miliar dan diperlukan lahan seluas kurang lebih 3,5 ha,

namun karena Kota Bukittinggi tidak dapat menyediakan lahan maka kegiatan tersebut di

batalkan dan dialihkan ke Kota lain di Sumatera barat.

Page 40: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 25

Tabel 2.9

Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik

Produk Input [A] user interface [B] pengumpulan &

penampungan/pengolahan awal

[C] pengangkutan/pengalir

an

[D] (semi) pengolahan akhir

terpusat

[E] daur ulang dan atau

pengolahan akhir

2 2

1 1

4

1 3

1

4

Sumber : Analisis Pokja (Dinkes, Dinas PU Cipta Karya, Bappeda dan Kantor Lingkungan hidup) Kota Bukittinggi

Berdasarkan tabel diagram 2.9 diatas, dapat dijelaskan, bahwa masyarakat di Kota Bukittinggi

memperlakukan black dan grey water dengan 4 (Empat) tipe penyaluran yaitu :

Tipe 1 yaitu : Limbah Rumah Tangga di alirkan ke tangki septik, kemudian disedot dan

diangkut menggunakan truk tinja, dan dibuang kembali ke sungai dengan standar baku mutu

yang terjaga.

Tipe 2 yaitu : Limbah Rumah Tangga di alirkan langsung ke sungai dengan standar baku

mutu yang terjaga.

Black and

Dry Water

Ngarai

Air Limbah

Domestik

Page 41: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 26

Tipe 3 yaitu : Limbah Rumah Tangga di alirkan langsung ke Ngarai yang terletak di belakang

rumah mereka masing-masing.

Tipe 4 yaitu : Limbah Rumah Tangga di alirkan ke drainase, kemudian dibuang langsung ke

ngarai dengan menggunakan pipa sewer.

Tabel 2.10

Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Saat Ini di Kota Bukittinggi

No

Nama Kecamatan

Sanitasi Tidak layak Sanitasi Layak

BABS*

Sistem Onsite

Sistem OffSite

Sistem Berbasis Komunal Skala Kawasan/ Terpusat

KK Cubluk *** Jamban

tidak aman **

(KK)

Cubluk aman/jamban keluarga dgn tangki

septik aman (KK)

MCK/ Jamban bersama

(KK)

MCK Komunal **** (KK)

Tangki Septik

Komunal 1>10 KK

(KK)

IPAL Komunal

(KK)

Sambungan rumah tangga yang berfungsi

(KK)

(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x)

1 Guguak Panjang 647 41 6.445 255 500 - - -

2 Mandiangin Koto Selayan

133 58 10.242 321 751 - - -

3 Air Birugo Tigo Baleh

- - 5.197 300 - - -

Sumber: Data Sekunder SKPD terkait (STBM Dinkes &Infastruktur Komunal PU CK)

Keterangan

*Yang termasuk BABS :BAB langsung di kebun, kolam, laut, sungai, sawah/ladang dsb.

**Tidak aman : tangki septik tidak sesuai kriteria SNI atau tidak mempunyai tangki septik sama sekali

***Cubluk dikategorikan tidak aman bila dibangun di area dengan kepadatan >50 orang/Ha dan jarak terhadap sumber air bersih yang bukan

perpipaan <10m

****MCK Komunal : Cakupan layanan 10-200 KK baik dengan tangki septik, biofilter dan dapat dilengkapi dengan biodigester. Termasuk

didalamnya toilet bergerak (mobile toilet).

Dari data diatas terlihat bahwa di Kota bukittinggi belum terdapat sistem layanan air limbah secara

offsite. Untuk sistem onsite terlihat bahwa cubluk aman/jamban keluarga dengan tangki septik aman

adalah sebanyak 10. 242 KK terdapat di Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, 6.445 KK terdapat di

Kecamatan guguk Panjang dan 5.197 KK terdapat di Kecamatan aur Birugo tigo Baleh. Sementara itu

untuk kondisi jamban tidak aman masih ada Warga sebanyak 41 KK di Kecamatan Guguk Panjang

dan 133 KK di Kecamatan aur Birugo Tigo Baleh.

Page 42: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 27

Tabel 2.11 Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik

Kota Bukittinggi

No Jenis Satuan Jumlah/

Kapasitas

Kondisi

Keterangan Berfungsi

Tidak Berfungsi

(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii)

SPAL Setempat (Sistem Onsite)

1. Berbasis komunal - - - -

- MCK Unit 19 v - -

2. Truk Tinja Unit 1 - v -

3. IPLT : Kapasitas M3/hari - - - -

SPAL Terpusat (sistem Offsite)

1. Berbasis Komunal - - - - -

- Tangki septik komunal >10 KK

- Unit

- IPAL Komunal - Unit - - - -

2. IPAL Kawasan/ Terpusat

- 1 - v Belum ada SR

- Kapasitas - M3/hari - - - -

- Sistem - - - - -

Sumber: Data Sekunder SKPD terkait (PU CK)

IPLT : Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja IPAL : Instalasi Pengolahan Air Limbah

Untuk kondisi sarana dan prasaran sektor Air air limbah di Kota Bukittinggi pada saat ini hanya ada 19

unit MCK Plus yang tersebar di kelurahan-kelurana yang ada di Kota Bukittinggi dan masih berfungsi

dengan baik. Sementara untuk truk tinja sudah ada 1 unit di Kota Bukittinggi tapi belum berfungsi

bergitupun dengan IPAL yang telah selesai dibangun di Kelurahan Belakang Balok namun belum bisa

digunakan karena sampbungan Rumah warga ke IPAL belum dapat terselesaikan sehingga belum

bisa difungsikan sebagaimana mestinya.

Page 43: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 28

Peta 2.4

Cakupan akses dan layanan air limbah domestik per kecamatan

Page 44: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 29

2. Kelembagaan dan Peraturan

Pengelolan air limbah dibedakan atas sistem yang akan dibangun, dan yang membutuhkan lembaga

khusus jika dibangun sistem pembuangan air limbah terpusat dengan perpipaan, itupun dibagi lagi

dalam 3 sistam dengan 3 bentuk kelembagan :

Sitem Terpusat Skala Kota

Sistem terpusat skala kota membutuhkan kelembagan khusus, atau dititipkan kepada lembaga

yang sudah ada contohnya pengelolaan air limbah dikota dikelola oleh PDAM atau dibuat BLU

dan ada juga yang dikelola oleh Pemerintah Propinsi khusu IPALnya , layaknya memelihara

Bendung.

Masalahnya untuk kota Bukittinggi kelak 10 tahun lagi jika dibangunan sistem terpusat skala kota,

yang paling memungkinkan dititipkan ke Dinas Kebersihan dan Pertamanan, atau bisa juga ke

PDAM, akan tetapi yang lebih ideal dibuatkan lembaga baru dalam bentuk BLU.

Sistem Terpusat Skala Kawasan

Sistem terpusat skala kawasan yang kemungkinan besar dapat dikembangkan dalam 5 tahun

kedepan , akan dikelola oleh kelompok masyarakat, namun sasarannya di kawasan hunian

tingkan menengah, seperti komplek perumahan (pemerintah atau swasta).

Sistem Terpusat Skala Komunitas

Pengelolaan sistem terpusat skala komunitas ( SANIMAS) juga dikelola oleh Masyarakat

pengguna, bedanya dengan Skala Kawasan , sasarannta Masyakat menegah kebawah, atau

pada daerh kurang teratur dengan gang sempit dan rumah sangat rapat.

b. Pengelolaan persampahan

Timbulan sampah perkotaan dapat ditentukan oleh beberapa faktor antara lain tersedianya sarana dan

prasarana yang dipergunakan penduduk dalam kegiatan sehari-hari guna memenuhi kebutuhannya.

Menurut data Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) tahun 2013, total timbulan sampah Kota

Bukittinggi sebanyak 693 M3/hari atau 20.790 M3/bulan. Timbulan sampah untuk pasar di Kota

Bukittinggi menurut data Dinas Pasar tahun 2013 berkisar antara 6 M3/hari. Puncak timbulan sampah

terjadi saat libur dan lebaran yakni mencapai 8 M3/hari. Pasar Kota Bukittinggi terdiri atas 3 pasar

yakni Pasar atas, pasar Bawah dan Pasar Simpang Aur, dimana ketiga pasar ini dilengkapi dengan

masing-masing 1 kontainer.

Pariwisata Kota Bukittinggi juga mengalami puncak timbulan sampah dikala liburan dan lebaran. Rata-

rata lokasi objek wisata di Kota Bukittinggi disediakan oleh pihak DKP berupa tong sampah kembar

terpilah sampah organik dan sampah non organik berkapasitas masing-masing wadahnya 0,03 m3.

Page 45: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 30

Dinas Perhubungan Kota Bukittinggi dalam menangani persampahan terminal menempatkan 24 drum

sampah dan 1 (satu) unit kontainer untuk terminal Aur kuning. Pada terminal tipe C hanya tersedia 1

(satu) tempat sampah berbahan fiber untuk kantor petugas di terminal. Data volume timbulan sampah

terminal tidak ada terdata oleh Dinas Perhubungan karena sampah terminal tercampur dengan

sampah pasar.

1. Sistem dan Infrastruktur

Sumber sampah di Kota Bukittinggi terdiri atas pemukiman/domestik maupun non pemukiman/non

domestik. Sumber sampah di Kota Bukittinggi rata-rata masih belum melakukan pemilahan.

Pewadahan yang disediakan oleh pemerintah berupa TPS (Tempat Penampungan sampah) berbahan

plastik, kayu, batu dan kontainer. Hanya TPS berbahan plastik yang menerapkan pemilahan sampah,

yakni sampah organik/sampah basah maupun sampah anorganik/sampah kering. Meskipun sudah

dipisahkan wadahnya, namun hasil pengamatan di lapangan sampah masih dalam kondisi tercampur.

Beragamnya sumber sampah Kota Bukittinggi, maka pihak pemerintah kota melalui DKP melakukan

penyebaran TPS. TPS kembar diletakkan di jalan-jalan utama dan fasilitas umum yang identik dengan

keramaian. Sementara itu lokasi penempatan TPS kayu, TPS batu dan kontainer di Kota Bukittinggi

biasa dipusatkan untuk melayani suatu kawasan.

Dari hasil study EHRA dilihat dari cara masyarakat mengelola sampah rumah tangga masih banyak di

kelola dengan cara dibakar, dibuang dan dibuatkan lubang, juga dapat dilihat seperti pada gambar

dibawah ini

Grafik 2.2

Grafik Pengelolaan Sampah Kota Bukittinggi Tahun 2015

Page 46: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 31

Berdasarkan grafik 2.2 Pengolahan Sampah disimpulkan bahwa pengelolaan sampah di Kota

Bukittinggi secara total sudah didominasi dengan dikumpulkan dan di buang ke TPS dengan rata-rata

84,3 %, lalu dilanjutkan dengan di bakar dengan sebesar 8,1 % dan sebesar 2,5 % sampah masih

dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk, demikian selanjunya untuk setiap

kriteria pengelolaan sampah lainnya.

Pola pengumpulan sampah bergantung pada daerah pelayanan, tingkat sosial ekonomi, sarana dan

prasarana yang dilayani. Masyarakat Kota Bukittinggi dihimbau untuk mengumpulkan sampah pada

pukul 18.00 – 06.00 WIB setiap harinya. Sistem pengumpulan sampah di Kota Bukittinggi terbagi atas

beberapa pola sebagai berikut :

1. Pola Individual Langsung

Masyarakat membuang langsung ke TPS terdekat yang kemudian sampah dari TPS tersebut

dikumpulkan oleh truk sampah diangkut ke TPA regional. Biasanya pola ini umum di daerah

perumahan seperti di perumahan Guguak bulek.

2. Pola Individual Tak Langsung

Masyarakat memanfaatkan jasa petugas yang mengambil sampah dari rumah ke rumah

memakai alat pengumpul dan pengangkut (gerobak sampah/ becak sampah/ gerobak motor/ truk

sampah). Sampah yang sudah dijemput kemudian di bawa ke TPS dan atau langsung diangkut

menuju TPA regional Payakumbuh.

Pola ini selain di komplek pemukiman juga dilakukan pada komplek non pemukiman. Komplek

cendana Garegeh contohnya memakai gerobak sampah untuk mengangkut sampah. Kota

Bukittinggi lebih banyak menerapkan pola seperti ini dari pada memperbanyak TPS. Masyarakat

akan meletakkan sampah di pinggir jalan atau diluar halaman, kemudian truk sampah akan

berkeliling mengumpulkan sampah dari rumah ke rumah. Tujuan pemerintah kota menerapkan ini

agar bisa mengurangi jumlah sampah dari masyarakat luar (Kabupaten Agam) yang cukup sering

membuang sampah dengan memanfaatkan fasilitas wadah sampah di Kota Bukittinggi.

3. Pola Penyapuan Jalan

Pihak DKP telah menyebarkan penyapu jalan ditiap kecamatan. Hasil sapuan jalan akan

dikumpulkan dengan gerobak sampah, becak sampah, becak motor yang akan di bawa ke

kontainer terdekat dan nantinya untuk dibawa menuju TPA Regional oleh truk sampah. Jadwal

penyapuan jalan terdiri atas 2 (dua) shift, yaitu pukul 06.00 -11.00 dan 14.00 – 16.00 WIB.

Selain dilakukan pengumpulan sampah oleh petugas sampah sebaiknya masyarakat sudah sadar

untuk melakukan pemilahan sampah, agar sampah yang dibuang ke TPS hanya berupa residu dan

Page 47: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 32

yang lainnya dapat dimanfaatkan sendiri atau bersama dengan cara menjual atau memberikan ke

Bank sampah agar dapat dioleh menjadi barang berguna lagi. Namun berdasarkan data EHRA

pemilahan sampah yang dilakukan rumah tangga di Kota Bukittinggi dapat dilihat pada Grafik dibawah

ini :

Grafik 2.3 Perilaku Praktik Pemilahan Sampah oleh Rumah Tangga Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer Studi EHRA Tahun 2015

Berdasarkan Grafik 2.2 Perilaku Praktik Pemilahan Sampah oleh Rumah Tangga disimpulkan bahwa

pemilahan sampah di Kota Bukittinggi baru bekisar 9% hal ini sangat miris sekali mengingat sampah

sudah dapat dikatakan dikelola dengan baik oleh petugas sampah tetapi sampah yang diangkut

tersebut belum dipilah, mengingat sampah yang tidak dipilah di Kota Bukittinggi adalah sebesar 91 %

dan hanya 9 % yang dipilah.

Page 48: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 33

Tabel 2.12 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan

Produk Input [A] user interface

[B] pengumpulan & penampungan/pengolahan awal

[C] pengangkutan/pengaliran [D] (semi) pengolahan

akhir terpusat [E] daur ulang dan atau

pengolahan akhir [F] Daur Ulang/

Pembuangan Akhir

4

4

3

4

3

3 5

6 6

5 1

5

1

1 3

2

Sumber : Analisis Pokja (Dinkes, Dinas PU Cipta Karya, Bappeda, DKP dan Kantor Lingkungan hidup) Kota Bukittinggi

Sampah Rumah Tangga

Page 49: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 34

Cara 1 ; pada tahap uses inerface sampah dari rumah langsung dibuang ke container yang berada di dekat

rumah atau kawasan lalu dari container langsung diambil oleh truk sampah yang selanjutnya diantar ke TPA

regional di Payakumbuh.

Panah 2; Pada tingkat user interface, sampah dikumpulkan masyarakat di rumah kemudian sampah langsung

dibuang ke sungai atau ngarai.

Cara 3; masyarakat mengumpulkan sampah didepan rumah masing-masing lalu diangkut oleh petugas

sampah dengan menggunakan sepeda atau betor kemudian dibuang ke container baru selanjutnya diangkut

oleh truk sampah ke TPA regional Payakumbuh.

Cara 4 dan 5 ; pada model ini, sampah merupakan limbah padat dari aktivitas rumah tangga baik di

permukiman tertata maupun permukiman tidak tertata. Pada tingkat user interface, sampah dikumpulkan

masyarakat di ambil oleh becak atau sepeda sampah kemudian sampah akan diangkut oleh truk sampah/amr

roll, dan dibuang di TPA. Namun untuk daerah tertentu yang tidak terjangkau oleh truk sampah/amr roll,

sampah di hanger akan diangkut oleh becak motor dan di kumpulkan di container, untuk selanjutnya akan

diangkut oleh amr roll/truk sampah dibuang di TPA.

Panah 6; sampah merupakan Pada tingkat user interface, sampah dikumpulkan masyarakat di tempat

tertentu kemudian sampah akan diangkut oleh truk sampah/amr roll, dan dibuang di TPA.

Umumnya volume sampah pasar akan meningkat pada momentum tertentu, seperti Tahun Baru Masehi,

Imlek, hari pasar kota/kecamatan, Idhul Adha, Idul Fitri, Hari Natal, Hari Nasional, Kegiatan Besar Kota,

demikian pula pada musim buah, oleh karena itu, jika musim buah tiba maka timbulan sampah akan

meningkat. Pada Umumnya pada pada hari-hari besar volume sampah naik hingga 30%-50%.

Page 50: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 35

Tabel 2.13

Timbulan Sampah Per Kecamatan di Kota Bukittinggi

Nama Kecamatan

Jumlah Penduduk Volume Timbulan Sampah

Wilayah Perdesaa

n

Wilayah Perkotaa

n

Total Wilayah Perdesaan Wilayah Perkotaan Total

(%) (M3/hari) (%) (M3/hari) (%) (M3/hari)

Guguk Panjang 44.622 44.622 - - 67 122,27 67 122,27

Mandiangin Koto Selayan

- 49.740 49.740 - - 72 217,57 72 217,57

Aur Birugo Tigo Baleh

- 26.838 26.838 - - 65 111,97 65 111,97

Sumber: Data Sekunder SKPD terkait (DKP Kota Bukittinggi, 2015)

Berdasarkan tabel 2.13 satuan timbulan sampah di Kota Bukittinggi per-kecamatan dapat diperkirakan bahwa

total timbulan sampah pada tahun 2014 adalah sekitar 466,95 m3/hari atau 129,61 ton/hari. Diketahui bahwa

sumber sampah perumahan merupakan penyumbang terbesar dari total sampah kota. Untuk timbulan

sampah per-kecamatan yang tertinggi terdapat di kecamatan Mandiangin Koto Selayan yaitu sebesar 217,57

m3/hari, disusul kecamatan Guguak Panjang sebesar 122,27 m3/hari dan Aur Birugo Tigo Baleh sebanyak

111,97 m3/hari. Untuk sumber sampah di Kota Bukittinggi dapat dilihat pada tabel 2.13a berikut ini :

Tabel 2.13a

Total Timbulan Volume Sampah Kota Bukittinggi Tahun 2014

Jenis Sumber Sampah Satuan Timbulan

Volume Jumlah

Total Sampah

(m3/hari)

Perumahan 2,90 l/o/hari 121,845 Orang 352,94

Kantor dan Fasilitas umum 0,14 /o/hari 2,091 Orang 0,30

Sekolah 0,02 /o/hari 18,100 Orang 0,35

Hotel & Penginapan 0,18 /o/hari 3,138 Tt 0,57

Restoran dan rumah makan 0,08 /o/hari 61.680 Kursi 4,75

Jalan 0,02 /o/hari 198.000 M 3,17

Rumah Sakit 0,06 /o/hari 274,785 Tt 17,58

Pasar 0,48 /o/hari 27,222 m2 13,07

Toko dan Industri 0,024 /o/hari 3,092 Unit 74,21

Total Timbulan 466,95

Sumber : Master Plan Persampahan Kota Bukittinggi, Tahun 2014

Dari tabel diatas terlihat jelas bahwa sampah terbanyak dihasilkan oleh perumahan dan permukiman yaitu

sebesar 352,94 m3/hari, kemudian disusul sampah toko dan industri sebesar 74,21 m3/hari, selanjutnya

sampah rumah sakit sebesar 17,58 m3/hari. Untuk menekan jumlah timbulan sampah perlu dilakukan sistem

Page 51: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 36

3 R seperti yang telah di jelaskan diatas agar timbulan sampah di Kota Bukittinggi dapat di tekan setiap

tahunnya.

Tabel 2.14

Cakupan Akses dan Sistem Layanan Persampahan per-Kecamatan

Nama Kecamatan

3 R

Volume Sampah yang Terangkut ke

TPA Total

Wilayah Perdesaan

Wilayah Perkotaan

Total Wilayah Perkotaan

(%) (M3) (%) (M3) (%) (M3) (%) (M3) (%) (M3)

Guguk Panjang - - - - - - 67 81,92 67 81,92

Mandiangin Koto Selayan

- - - - - - 72 156,65 72 156,6

5

Aur Birugo Tigo Baleh

- - - - - - 65 72,78 65 72,78

Sumber : Master Plan Persampahan Kota Bukittinggi, Tahun 2014

Pemerintah Kota Bukittinggi Hingga 2014 belum melaksanakan pengelolaan sampah 3R secara menyeluruh.

Fasilitas Kota terkait 3R yang sudah ada yaitu gedung fisik TPST (Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu)

yang berlokasi di Aur Kuning. Gedung TPST tersebut merupakan milik Provinsi Sumatera Barat yang

rencananya akan diberdayakan ke pihak DKP Kota Bukittinggi. Hingga 2014 belum ada serah terima antara

pihak Provinsi Sumatera Barat dengan Pemerintah Kota Bukittinggi, sehingga kegiatan 3R belum terlaksana.

Kegiatan persampahan 3R di Kota Bukittinggi yang ada dan sudah berjalan adalah pengolahan

persampahan berbasis masyarakat. Kegiatan ini meliputi pengadaan bank sampah, pembuatan kerajinan dari

bahan daur ulang dan pengomposan ini dapat dilihat pada tabel 2.14a berikut ini :

Tabel 2.14a

Kegiatan 3 R Berbasis Masyarakat di Kota Bukittinggi

No Jenis Kegiatan Lokasi

1 Pengomposan

Kelurahan Campago Guguak Bulek

Kelurahan Benteng Pasar atas

Kelurahan Pulai Anak Aia

2 Kerajinan Daur Ulang

Kelurahan Pulai Anak Aia

Kelurahan Belakang Balok

Kelurahan Aur Kuning

Kelurahan Bukik Cangang Kayu Ramang

3 Bank Sampah Kelurahan Aur Kuning

Sumber : Master Plan Kota Bukittinggi, Tahun 2014

Page 52: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 37

Tabel 2.15

Kondisi Prasarana Persampahan Kota Bukittinggi

No

Jenis Sarana/ Prasarana

Satuan

Jumlah

/Luas total terpakai

Kapasitas/ daya

tampung*

Ritasi/

hari

Kondisi

Keterangan **

M3 Baik Rusak Ringan

Rusak Berat

(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x)

1. Pengumpulan setempat

- Gerobak Unit 34 1,5 M3 2 v - - DKP

- Becak/becak motor Unit 13 1 M3 2 v - - DKP

- Becak sampah Unit 25 1 M3 2 v - - DKP

2. Tempat Penampungan Sementara

buah 268 1 M3 2 v - - DKP

- Bak sampah Kembar Kayu Batu/Beton

80 Unit 78 buah 37 buah

2x1 m 1x1 m

0,5x0,5 m

2 M3

1 M3

1 M3 2 v v - DKP

- Container Unit 6 5 M3 2 v v

- Transfer Stasiun Unit - - - - - - -

- SPA (Stasiun Peralihan Antara)

Unit - - - - - - -

3. Pengangkutan

- Dump truck Unit 16 15x5 m2 2 v - - DKP

- Arm Roll Truck 2 Unit 2 5 m3 2 v - - DKP

- Compactor Truck Unit

4. Pengolahan sampah Sanitari landfill

v

- Sistem 3 R Unit 100 m 10 m2 v - - DKP

- Incenerator 1 Unit 50 m - - - - v DKP

5.

TPA/TPA Regional Konstruksi : lahan urug saniter/lahan urug terkendali/penimbunan terbuka Operasional : lahan urug saniter/lahan urug terkendali/penimbunan terbuka

-

-

-

-

-

-

-

- Luas total TPA Ha 2,5 - - - - -

- Luas sel Landfill Ha - - - - - -

- Daya tampung TPA (M3/hari) 388,61 - - - - -

6. Alat Berat

- Bulldozer - Unit - - - - - -

- Whell/trucl loader - Sked

- Unit

1 unit

- -

-

0,5 m3

- - - -

DKP

- Excavator/backhoe Unit

- Truck tanah Unit

7. IPL : Sistem kolam/aerasi/….

- - - - - - -

Hasil pemeriksaan lab (BOD dan COD) : - Efluen di Inlet - Efluen di outlet

- - - - - - -

Sumber: Data Sekunder SKPD terkait (Master Plan persampahan kota bukittinggi, 2014 dan DKP Kota Bukittinggi)

Page 53: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 38

Keterangan IPL : Instalasi Pengolahan Lindi *daya tampung TPA : m3/tahun **Beri keterangan mengenai umur dan lembaga pengelola

Sampai saat ini kondisi sarana dan prasarana persampahan yang ada di Kota Bukittinggi masih dalam

keadaan baik, kecuali untuk bak sampah kembar plastik banyak yang telah hilang dari tempat semula, tidak

diketahui apa diambil orang atau dibuang ketempat lain. Ini merupakan salah satu tingkat kesadaran

masyarakat yang masih rendah untuk menjaga sarana dan prasarana yang ada di lingkungan tempat tinggal

mereka.

2. Kelembagaan dan Peraturan

Pengelolaan dan penyelenggaraan sistem persampahan Kota Bukittinggi secara institusi dikelola oleh Dinas

Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Bukittinggi yang didukung oleh beberapa SKPD Terkait yaitu :

1. Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bukittinggi mengelola sampah di saluran drainase.

2. Dinas Pengelolaan Pasar Kota Bukittinggi, mengelola sampah di pasar.

3. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bukittinggi, mengelola sampah di objek wisata.

4. Dinas Perhubungan dan Informasi Kota Bukittinggi, mengelola sampah di terminal

5. Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Bukittinggi.

6. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora), mengelola sampai di sekolah.

7. Dinas Kesehatan ( Dinkes) Kota Bukittinggi.

Disamping pengelolaan persampahan yang dilakukan oleh SKPD di lingkungan pemerintahan Kota

Bukittinggi, secara kelembagaan Pemerintah Kota Bukittinggi juga melakukan kerja sama pengelolaan

persampahan dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalam hal penggunaan Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) sampah regional yang berlokasi di Payakumbuh. Ruang lingkup kerja sama ini adalah :

a. Melakukan pengelolaan dan pemeliharaaan TPA sampah regional.

b. Melakukan pengembangan teknologi pengelolaan persampahan.

c. Melakukan pengelolaan dan mengendalikan dampak yang timbul sebagai akibat pengelolaan

persampahan.

Pengelolaan sampah sangat ditentukan oleh dukungan peraturan yang meliputi pembentukan institusi

pengelola, penetapan/pengaturan kebersihan termasuk di dalamnya penetapan retribusi. Dasar hukum

pengelolaan kebersihan yang telah diterbitkan oleh Pemerintah Kota Bukittinggi dalam bentuk Peraturan

Daerah, Peraturan Walikota dan keputusan walikota. Beberapa produk hukum yang melingkupi

penyelenggaraan pengelolan persampahan di Kota Bukittinggi adalah :

Page 54: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 39

1. Peraturan Walikota Bukittinggi Nomor 47 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Funsi Eselon II, III serta

rincian tugas Eselon IV pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bukittinggi.

2. Keputusan Walikota Bukittinggi Nomor 188.45-367-2013 tentang penetapan Fasilitator Lingkungan

Tingkat Kelurahan se Kota Bukittinggi.

3. Perjanjian Kerja Sama antara Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dengan Pemerintah Kota

Payakumbuh, Pemerintah Kota Bukittinggi Nomor 120/8/GSB-2013, Nomor 9/PK/2013, Nomor

180/12/Huk-F/2013 tentang pengelolaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah regional Provinsi

Sumatera Barat.

4. Peratutan Daerah Kota Bukittinggi Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Retribusi Layanan

Persampahan/Kebersihan.

5. Peraturan Walikota Bukittinggi Nomor 37 Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan

retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan.

c. Drainase

Sistem drainase perkotaan kota Bukittinggi dikatagorikan masih memakai drainase sistem campuran yaitu

antara saluran drainase air hujan bercampur dengan saluran air limbah buangan dari pemukiman penduduk.

Akibatnya perkembangan jumlah penduduk sangat berkontribusi dalam menambah debit air buangan yang di

alirkan ke saluran drainase. Saluran yang ada di Kota Bukittinggi pada awalnya merupakan saluran irigasi.

Namun, dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk maka fungsi areal persawahan pun berubah

menjadi areal permukiman. Hal ini secara otomatis menyebabkan saluran irigasi yang ada berubah ataupun

bercampur menjadi saluran drainase. Adanya perubahan struktur tanah dari persawahan menjadi areal

permukiman mengakibatkan terganggunya daya resap tanah sehingga aliran permukiman (run off) menjadi

semakin besar. Pada akhirnya kondisi inilah yang menyebabkan timbulnya genangan di beberapa lokasi

karena debit limpasan yang ada sudah tidak dapat lagi tertampung oleh kapasitas saluran. Sebagai akibat

lebih lanjut, kelancaran aktivitas lalu lintas dan perdagangan menjadi terganggu serta menjadi sumber

penyakit apabila tidak segera ditanggulangi.

Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas,

dimana drainase merupakan suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah,

serta cara-cara penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut. Dari sudut pandang

yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam

rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi

untuk mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah permukaan tanah) dan

Page 55: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 40

atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air permukaan dengan

tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir.

Kegunaan saluran drainase antara lain :

Mengeringkan daerah becek dan genangan air sehingga tidak ada akumulasi air tanah.

Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.

Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.

Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehingga tidak terjadi bencana banjir.

Terkait dengan risiko kesehatan lingkungan, telah diketahui luas bahwa mereka yang tinggal di perumahan

padat, misalnya di gang-gang sempit, akan memiliki risiko kesehatan lingkungan yang lebih besar ketimbang

mereka yang tinggal di lingkungan yang kurang padat. Penyakit-penyakit seperti TBC, diare dan influenza

adalah contoh penyakit-penyakit yang mudah menyebar di antara warga yang tinggal di rumah-rumah padat

dan berdempetan. Dalam studi EHRA, lebar jalan diukur dengan menggunakan langkah kaki kader di mana

satu langkah kaki dikonversikan menjadi setengah (1/2) meter.

Secara umum, saluran drainase di kota Bukittinggi telah menjangkau hampir seluruh wilayah kota. Saluran-

saluran drainase bertujuan untuk mengalirkan limpasan air hujan baik dalam bentuk drainase buatan maupun

drainase alam. Saluran-saluran drainase memiliki pola yang sejajar dengan jaringan jalan, Daerah yang

dilayani drainase terdiri dari 3 sub sistem, yaitu sub sistem Batang Agam, Batang Tambuo dan Daujung.

Dengan kondisi topografi yang relatif miring, serta dengan ketinggian kota di atas permukaan laut yang cukup

tinggi, maka hal ini dapat memberikan keuntungan bagi pengairan air pada sistem drainase sehingga aliran

permukaan mengalir langsung ke dataran yang lebih rendah yaitu Batang Sianok dan Batang Tambuo.

Sistem drainase di kota Bukittinggi secara umum dibagi dalam tiga sistem:

a. Sistem drainase terbuka. Sistem drainase terbuka saat ini cukup memadai untuk menampung dan

mengendalikan air hujan.

b. Sistem drainase tertutup. Sistem drainase tertutup saat ini juga memadai, namun terkendala dalam

hal pembersihan/pengerukan sedimen, disebabkan oleh adanya sebagian pertokoan di atas saluran

(khususnya wilayah dalam pasar).

c. Sistem drainase saluran tanah. Sistem ini sudah lama ada dan sangat bermanfaat bagi drainase

kota dikala hujan turun sehingga drainase tanah yang ada dapat menampung beban curah hujan

yang cukup tinggi (contoh saluran di daerah Batang Agam).

Kondisi saluran secara umum dapat diuraikan sebagai berikut:

Page 56: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 41

Kondisi saluran pada lingkungan perumahan dalam kota Bukittinggi pada umumnya mengalir pada sisi

jalan raya maupun jalan utama, dimana pada sisi jalan utama saat ini mempunyai saluran drainase yang

cukup baik, sehingga baik pada musim hujan maupun musim kemarau saluran drainase di lingkungan

permukiman maupun di jalan utama masih dapat mengatasi air masuk ke dalam saluran.

Letak kota Bukittinggi yang konturnya berbukit, sehingga air mengalir memanfaatkan gravitasi ke tempat

yang lebih rendah.

Drainase kota menggunakan saluran tertutup, bagian atas tutup saluran dijadikan site walk/trotoar, 25

m diberi manhole untuk mengetahui kelancaran aliran air.

Masih adanya genangan air pada saat musim hujan di beberapa tempat yang disebabkan belum adanya

pembuatan drainase.

Kurang seragamnya dimensi saluran yang mengakibatkan meluapnya air hujan ke jalan.

Secara garis besar di Kota Bukittinggi sudah sangat jarang terjadinya banjir, hal ini terlihat dari hasil studi

EHRA yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Bahwa 92,20 % tidak pernah lagi mengalami banjir di Kota

Bukittinggi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik dibawah ini :

Grafik 2.4 Persentase Rumah Tangga yang Pernah Mengalami Banjir. Di Kota Bukittinggi Tahun 2015

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer Studi EHRA Tahun 2015

Persoalan-persoalan eksisting berkaitan dengan sistem drainase di kota Bukittinggi secara umum adalah

sebagai berikut:

Tidak mengalirnya air dari badan jalan ke saluran sehingga cenderung terjadi genangan air pada saat

hujan.

Page 57: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 42

Terdapat beberapa saluran drainase yang memiliki dimensi/kapasitas lebih kecil dibandingkan debit atau

limpasan yang mengalir sehingga saluran tidak dapat berfungsi secara optimal, begitu pula dengan

gorong-gorong, namun hal ini tidak berlangsung lama, 15 sampai dengan 30 menit dan normal

kembali.

Belum terselesaikannya saluran drainase di beberapa tempat, sehingga pada saat hujan akan terjadi

genangan pada bagian pinggir jalan.

Kurang berfungsinya tali air, sebagai tempat mengalirnya air hujan dari badan jalan ke saluran, hal ini

dikarenakan kurangnya pemeliharaan, yang mengakibatkan tersumbatnya tali air tersebut akibat

pengendapan kotoran atau sampah.

Banyaknya sampah dan lumpur yang menyebabkan penyumbatan aliran air dan kapasitas saluran

menjadi kecil sehingga tidak mampu menampung debit air hujan yang masuk terutama saat hujan lebat.

Hal ini berkaitan dengan kurangnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap kebersihan saluran.

Masih difungsikannya saluran drainase sebagai saluran air limbah.

Tidak adanya sama sekali saluran drainase pada lokasi genangan dan disepanjang bahu jalan

a. Lokasi Genangan dan Perkiraan Luas Genangan (sesuai definisi SPM)

Tabel 2.16 Lokasi Genangan dan Perkiraan Luas Genangan Kota Bukittinggi

No

Lokasi

Genangan

Wilayah Genangan Infrastruktur

Luas Ketinggian Lama Frekuensi Penyebab *** Jenis Keterangan ** (Ha) (M) (jam/hari) (kali/tahun)

1 Pabidikan 0,25 0,25 15 Menit Setiap hujan lebat

Hujan lebat - cekungan

2 Tabek Tuhua 0,25 0,25 15 menit Setiap hujan lebat

Hujn lebat - -

Sumber: Data Sekunder SKPD terkait (PU bidang drainase dan pengairan Kota Bukittinggi)

Keterangan *Infrasruktur dapat terdiri dari saluran drainase (primer dan sekunder) ataupun bangunan pelengkap. Infrastruktur yang terdapat di dalam kawasan genangan.

**Dapat berupa informasi terkait panjang saluran, kapasitas pompa, luas kolam retensi dll yang terdapat di dalam kawasan genangan. ***merupakan indikasi penyebab dari timbulnya genangan. Indikasi penyebab dapat berasal dari dalam kawasan atau dapat berasal dari luar kawasan

namun masih dalam

Berdasarkan tabel 2.16 diatas terlihat jelas bahwa genangan yang terdapat di Kota Bukittinggi saat ini tidak

begitu berpengaruh terhadap perumahan dan permukiman penduduk, hal ini biasanya terjadi hanya saat

hujan lebat dan berlangsungnya genangan juga tidak lebih dari 30 menit.

b. Sistem dan Infrastruktur

Berdasarkan keadaan topografinya, daerah pelayanan sistem jaringan drainase di Kota Bukittinggi terbagi

dalam tiga sub sistem, yaitu sub sistem Batang Agam, sub sistem Batang Tambuo, dan sub sistem Daujung.

Page 58: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 43

Masing – masing sub sistem ini mempunyai saluran primer, sekunder, dan tersier tersendiri. Adapun yang

termasuk ke dalam sub sistem pelayanan jaringan drainase di Kota Bukittinggi adalah sebagai berikut :

1. Sub Sistem Batang Agam

Pada sub sistem ini terdapat saluran induk dari Birugo Puhun menuju ke Batang Agam dan saluran

induk dari Birugo ke Jembatan Besi, hingga pertemuan dengan Batang Agam di depan rumah potong

hewan. Daerah pelayanan Batang Agam mempunyai jaringan drainase yang cukup padat, biasa

digunakan untuk saluran pembuangan air hujan dan limbah.

2. Sub Sistem Batang Tambuo

Beberapa saluran yang termasuk ke dalam sub system ini antara lain terdapat di Jalan Sutan Syahrir,

Jalan Diponegoro, Jalan Prof.M.Yamin, Jalan Kubu Tanjung, Jalan Kurai Jalan Dt.Majo Basa nan

Kuniang, dan Jalan Mr.Assaat. Daerah pelayanan sangat luas karena Batang Tambuo ini terletak di

tengah – tengah daerah pelayanan, dari selatan ke utara perbatasan Kota Bukittinggi

3. Sub Sistem Daujung

Saluran pembuangan utama adalah saluran irigasi, saluran pengumpul sepanjang Jalan Tigo Baleh,

saluran drainase di Jalan Sumur, Jalan Ladang Cakiah, dan fasilitas gorong – gorong di Jalan Tigo

Baleh. Daerah pelayanan terletak pada daerah yang sebagian besar masih berupa persawahan yang

datar.

Tabel 2.17

Kondisi Sarana dan Prasarana Drainase Perkotaan di Kota Bukittinggi

No

Jenis prasarana/

Sarana

Satuan

Bentuk Penampang

Saluran*

Dimensi Kondisi Frekuensi Pemeliharaan

(kali/tahun) B** H** Berfungsi Tidak

berfungsi

(i) (ii) (iii) (iv) (iv) (v) (vi) (vii)

Saluran -

1. S. Primer A m - - - - - -

S.Sekunder A1 m - - - - - -

S.Sekunder A2 m - - - - - -

Bangunan Pelengkap - - - - - -

- Rumah pompa - - - - - -

- Pintu Air unit - - - - - -

- Kolam retensi unit - - - - - -

Trash rack/saringan sampah

unit - - - - - -

2 S.Primer B m - - - - - -

- Saluran Sekunder m - - - - - -

Page 59: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 44

B1

Bangunan Pelengkap - - - - - -

- Rumah Pompa Unit - - - - - -

- Pintu Air Unit - - - - - -

- Kolam retensi Unit - - - - - -

- Trash rack/ saringan sampah

Unit - - - - - -

Sumber: Data Sekunder SKPD terkait (PU Bidang Drainase dan Pengairan Kota Bukittinggi)

Keterangan : *Bentuk penampang saluran : segi empat atau trapesium **B : lebar dasar saluran ***H : Tinggi saluran

Page 60: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 45

Peta Lokasi Genangan (nama lokasi, data lokasi, dan luas genangan dapat diperoleh dari data sekunder

yang terdapat di dalam instrumen profil sanitasi atau diambil dari masterplan drainase

Page 61: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 46

c. Kelembagaan dan Peraturan

Peraturan yang terkait drainase di Kota Bukittinggi yaitu Peraturan Daerah (Perda) Nomor 25 Tahun

2005 tentang Kebersihan Keindahan dan Kenyamanan (K3), belum ada perda khusus tentang

drainase.

Pengelolaan drainase di kota Bukittinggi ditangani oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sub Dinas

Prasarana Jalan dan Pengairan pada Seksi Pengairan dan Irigasi.

2.4 Area berisiko dan permasalahan Mendesak sanitasi

Penentuan area berisiko berdasarkan tingkat resiko sanitasi dilakukan dengan menggunakan data

sekunder dan data primer berdasarkan hasil penilaian oleh SKPD dan hasil studi EHRA. Penentuan

area berisiko berdasarkan data sekunder adalah kegiatan menilai dan memetakan tingkat risiko

sebuah area (Kelurahan) berdasarkan data yang telah tersedia di SKPD mengenai ketersediaan

layanan fasilitas air bersih dan sanitasi dan data umum diantaranya jumlah jamban; nama kelurahan,

jumlah RT & RW, jumlah populasi, luas administratif.

Penentuan area berisiko berdasarkan Penilaian SKPD diberikan berdasarkan pengamatan,

pengetahuan praktis dan keahlian profesi yang dimiliki individu anggota pokja Kota Bukittinggi. Adapun

penentuan area berisiko berdasarkan hasil studi EHRA adalah kegiatan menilai dan memetakan

tingkat resiko berdasarkan: kondisi sumber air; pencemaran karena air limbah domestik; pengelolaan

persampahan di tingkat rumah tangga; kondisi drainase; aspek perilaku (cuci tangan pakai sabun,

higiene jamban, penangan air minum, buang air besar sembarangan).

Hasil analisis data skunder, data primer yang bersumber dari studi EHRA, persepsi SKPD dan studi

pendukung yang lain merupakan aras yang dapat menggambarkan kondisi riil hasil analisis untuk

menentukan area beresiko

Page 62: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 47

a. Area berisiko dan permasalahan air limbah domestik

Berdasarkan hasil analisa studi EHRA data tergambarkan bahwa untuk perilaku Cuci Tangan Pakai

Sabun (CPTS) di Kota Bukittinggi masih sangat tergolong rendah dimana masyarakat Kota

Bukittinggi ini tidak melakukan CPTS di waktu penting yaitu sekitar 77 % sedangkan responden

yang melakukan CTPS pada waktu-waktu penting hanya 23 % saja, lima waktu penting ini

meliputi yang melakukan cuci tangan setelah Buang Air Besar, cuci tangan sebelum makan dan

cuci tangan sebelum menyuapi anak, cuci tangan sebelum menyiapkan makanan, cuci tangan

setelah menceboki anak dan cuci tangan setelah memegang hewan, hal ini dalapat dilihat pada grafik

di bawah ini :

Grafik 2.5 Persentase Kondisi PHBS Di Kota Bukittinggi Tahun 2015

Sumber : Data Primer study EHRA Kota Bukittinggi, Tahun 2015

Sementara untuk persentase tempat buang air besar di Kota Bukittinggi pada tahun 2015 berdasarkan

studi EHRA dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Grafik 2.6 Kondisi Masyarakat BABS Kota Bukittinggi

Tahun 2015

Sumber : Data Primer study EHRA Kota Bukittinggi, Tahun 2015

Page 63: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 48

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat hanya 34 % masyarakat Kota Bukittinggi masih BABS dan 66

% yang tidak melakukan BABS, angka ini menunjukkan bahwa di Kota Bukittinggi masih masyarakat

yang melakukan BABS masih tergolong besar. Penduduk Kota Bukittinggi pada umumnya memiliki

jamban pribadi dengan saluran pembuangan tinja ke septictank pribadi yang di bangun masing-masing

di rumah sendiri. Tetapi masih ada masyarakat yang melakukan BABS

Grafik 2.7 Tempat Masyarakat Kota Bukittinggi

Melakukan BAB Tahun 2015

Sumber : Data Primer study EHRA Kota Bukittinggi, Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas dapat di uraikan bahwa sebagian besar penduduk Buang Air Besar di

Jamban Pribadi yaitu sebesar 95,1 %, dilanjutkan ke WC Umum baik itu MCK, MCK+ ataupun MCK++

yaitu sekitar 3,22 %, sementara tidak ada penduduk Kota Bukittinggi yang melakukan Buang Air Besar

ke kebun ataupun selokan

Berdasarkan data EHRA di Kota Bukittinggi diketahui bahwa Sebanyak 91,4 % lantai jamban

masyarakat masih sudah terbebas dari tinja terutama yang berasal dari anak- anak balita yang

berada di rumah. Selanjutnya, 93,6 % jamban yang ada masih belum bebas dari kecoak. masyarakat

belum menyediakan sabun di dekat jamban. Sedangkan untuk kesadaran masyarakat dalam

menyimpan air di wadah yang bersih masih belum bisa dikatakan tinggi dimana baru 52,81 %

responden yang sudah menyimpan air di tempat yang aman dan bersih. Yang sangat

memprihatinkan saat sekarang ini Sebagian besar masyarakat masih melakukan praktek BABS

yaitu sebanyak 34 %. Berdasarkan analisa EHRA yang dimaksud STOP BABS adalah masyarakat

sudah BAB di Jamban dengan pengolahan awal menggunakan tangki septik, melakukan pengurasan

tangki septik secara rutin dan di buang di IPLT. Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh masyarakat

Page 64: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 49

yang sudah STOP BABS masih sedikit karena di Kota Bukittinggi belum ada layanan air limbah

(IPLT) yang disediakan oleh pemerintah ataupun Swasta.

Untuk area beresiko sanitasi sektor Air limbah seperti telah dijelaskan diatas di ambil dari 3 kriteria

yaitu, Data skunder, sudy EHRA dan persepsi SKPD. Dari ketiga kriteria tersebut di nilai terhadap

dampak penerima yaitu Populasi, kepadatan penduduk, jumlah penduduk miskin, dan tingkat urban

maka di hasilkan lah area beresiko sanitasi sektor air limbah sesuai dengan tabel dibawah ini :

. Kriteria angka seperti yang disajikan pada tabel 2.18 sebagai berikut:

Tabel 2.18

Area Beresiko Sanitasi Air Limbah

No Tingkat Resiko Wilayah Prioritas Air Limbah

1 Beresiko Sangat Tinggi (4) Tarok Dipo

2 Beresiko Sangat Tinggi (4) Aua Tajungkang Tangah Sawah

3 Beresiko SangatTinggi (4) Kubu Tanjung

4 Area Beresiko Tinggi (3) Kayu kubu

5 Area Beresiko Tinggi (3) Belakang Balok

6 Area Beresiko Tinggi (3) Sapiran

7 Area Beresiko Tinggi (3) Aur Kuning

8 Area Beresiko Tinggi (3) Puhun Tembok

9 Area Beresiko Tinggi (3) Parit Antang

Sumber : Instrumen sanitasi, tahun 2015

Dari tabel diatas terlihat jelas bahwa ada 3 kelurahan yang sangat beresiko sanitasi yaitu Kelurahan

Tarok Dipo, Kelurahan Aua Tajungkang Tangah Sawah dan Kelurahan Kubu Tanjung. Sedangkan

Area beresiko tinggi juga ada 3 (Tiga) kelurahan yaitu Kelurahan Kayu Kubu, Belakang Balok, Aur

Kuning, Puhun Tembok dan Sapiran. Untuk lebih jelas lagi hubungan antara kriteria area beresiko

sanitasi dengan penerima dampak dapat diliha pada peta berikut ini :

Page 65: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 50

Data Sekunder Populasi

IRS EHRA Kepadatan Penduduk

Persepsi SKPD Angka Kemiskinan

Fungsi Urban

Dengan telah ditentukannya area beresiko sanitasi sektor air limbah, pokja sanitasi Kota Bukittinggi

dapat menentukan daftar permasalahan mendesak sektor air limbah agar pembangunan sarana dan

prasarana untuk masa yang akan datang dapat sesuai dengan wilayah prioritas yang telah ditetapkan

bersama dapat dilihat pada tabel 2.19 berikut ini :

EXPOSURE IMPACT

AREA BERESIKO SANITASI SEKTOR AIR LIMBAH

Page 66: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 51

Tabel 2.19

Daftar Permasalahan Mendesak Sub Sektor Air Limbah

ASPEK PERMASALAHAN LOKASI DALAM DSS

Teknis Belum tersedianya IPLT atau IPAL Skala terbatas

User Interface

Tidak adanya penyaringan saat limbah di buang di parit

User Interface

Masih bercampurnya fungsi saluran drainase dengan fungsi pembuangan air limbah (saluran air limbah rumah tangga menyatu dengan saluran drainase)

Penampungan/ Pengolahan Awal

Tidak ada kesepakatan dan standarisasi tempat penampungan limbah yang berwawasan lingkungan

Penampungan/ Pengolahan Awal

Masih banyak septic tank yang belum memenuhi standar teknis

Penampungan/ Pengolahan Awal

Sistem pengolahan air limbah yang belum terbangun

Penampungan/ Pengolahan Awal

Belum ada sewerage system skala kota /kecamatan

Penampungan/ Pengolahan Awal

Belum ada sistem pengolahan percontohan air limbah komunal (skala perumahan, pasar tradisional, dll)

Penampungan/ Pengolahan Awal

Sosial Kurang kesadaran (karena tidak familiar) pentingnya bak pengolahan air limbah di setiap rumah tangga

Penampungan/ Pengolahan Awal

Kurangnya pemahaman masyarakat tentang septic tank yang sesuai dengan ketentuan teknis

Penampungan/ Pengolahan Awal

Kurangnya pemahaman masyarakat tentang nilai dan biaya pembangunan septic yang sesuai dengan ketentuan teknis, sehingga masyarakat enggan membangun sarananya

Penampungan/ Pengolahan Awal

dinamika dan perilaku masyarakat yang cenderung lebih individualis

user interface

ketersediaan lahan untuk kegiatan sanitasi bersama yang terbatas

user interface

Kelembagaan *Regulasi yang ada belum mengintegrasikan lembaga teknis terkait

User Interface

Penanganan air limbah masih belum terkoordinasi dan terintegrasi

User Interface

Belum adanya sarana pengolahan air limbah skala kota

Semi Pengolahan Air Terpusat

Belum adanya saluran khusus untuk limbah industri rumah tangga

User Interface

Pendanaan Tingkat kesadaran masyarakat (baik individu maupun komunitas) yang masih rendah, mengakibatkan keterbatasan lahan yang tersedia, sehingga meningkatkan biaya untuk pembangunan

Kurangnya anggaran sanitasi khususnya untuk limbah.

Penampungan/ Pengolahan Awal

Lainnya pertumbuhan perumahan yang linier

Page 67: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 52

ASPEK PERMASALAHAN LOKASI DALAM DSS

Lokasi elevasi terendah untuk IPAL sangat terbatas

Sumber : FGD Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi, tahun 2015

2.4.2 Sub Sektor Persampahan

Daerah pelayanan untuk persampahan Kota Bukittinggi adalah semua cakupan wilayah pemerintah

Kota Bukittinggi. Daerah pelayanan persampahan Kota Bukittinggi menurut pokja sanitasi khususnya

DKP Kota Bukittinggi dinilai telah mencapai 80 % menilik dari perletakan wadah sampah. Meskipun

begitu, pola yang dilakukan berupa pola kumpul-angkut-buang yang masih belum mengikuti peraturan

pemerintah. Untuk area beresiko sanitasi sektor persampahan dapat dilihat pada tabel 2.20 berikut ini :

Tabel 2.20 Area Beresiko Sanitasi Sektor Persampahan

No Tingkat Resiko Wilayah Prioritas Air Limbah

1 Beresiko Sangat Tinggi (4) Aua Tajungkang Tangah Sawah

2 Beresiko Sangat Tinggi (4) Tarok Dipo

3 Area Beresiko Tinggi (3) Campago Guguak Bulek

4 Area Beresiko Tinggi (3) Kayu kubu

5 Area Beresiko Tinggi (3) Sapiran

6 Area Beresiko Tinggi (3) Kubu Tanjung

Sumber : Instrumen sanitas penyesuaian, tahun 2015

Dari tabel diatas terlihat jelas bahwa ada 2 (Dua) kelurahan yang sangat beresiko sanitasi yaitu

Kelurahan Tarok Dipo dan Kelurahan Aua Tajungkang Tangah. Sedangkan Area beresiko tinggi juga

ada 4 (Empat) kelurahan yaitu Kelurahan Kayu Kubu, Campago Guguak Bulek, Aur Kuning, Kubu

Tanjung dan Sapiran. Untuk lebih jelas lagi hubungan antara kriteria area beresiko sanitasi dengan

penerima dampak dapat diliha pada peta berikut ini :

Page 68: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 53

Data Sekunder Populasi

IRS EHRA Kepadatan Penduduk

Persepsi SKPD Angka Kemiskinan

Fungsi Urban

Dengan telah ditentukannya area beresiko sanitasi sektor Persampahan, pokja sanitasi Kota

Bukittinggi dapat menentukan daftar permasalahan mendesak sektor Persampahan agar

pembangunan sarana dan prasarana untuk masa yang akan datang dapat sesuai dengan wilayah

prioritas yang telah ditetapkan bersama dapat dilihat pada tabel 2.23 berikut ini :

AREA BERESIKO SANITASI SEKTOR PERSAMPAHAN

EXPOSURE IMPACT

Page 69: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 54

Tabel 2.23 Permasalahan Sub Sektor Persampahan

ASPEK PERMASALAHAN LOKASI DALAM DSS

Teknis tidak ada proses pemilahan jenis sampah (organik/anorganik)

di tingkat user interface

keterbatasan sarana dan prasarana pengangkutan dan pengolahan sampah

di tingkat user interface dan TPS

TPS terbatas (tidak ada warga yang lahannya bersedia dijadikan TPS)

di tingkat user interface dan TPS

Total Timbulan sampah Kota Bukittinggi meningkat akibat adanya masyarakat luar Kota (perbatasan) yang ikut membuang sampah di TPS dan container Kota Bukittinggi

di tingkat user interface dan TPS

Masih adanya TPS liar (masyarakat menumpuk sampah pada suatu lahan yang bukan merupakan titik TPS)

di tingkat user interface dan TPS

Sosial belum familiarnya istilah sampah organik dan anorganik

di tingkat user interface

masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah

di tingkat user interface

TPS terbatas (tidak ada warga yang lahannya bersedia dijadikan TPS)

di tingkat user interface

belum ada upaya yang koprehensif terhadap warga yang lokasinya jauh dari TPS

di tingkat user interface

masih terdapat masyarakat yang membuang sampah tidak pada tempatnya, kesungai, selokan, jalan, taman, dsb

di tingkat user interface

belum komprehensifnya upaya memotivasi masyarakat untuk memanfaatkan peluang ekonomis dari keberadaan sampah

di tingkat user interface

Kelembagaan penerapan sanksi hukum masih sulit diterapkan karena terbatasnya anggaran untuk pelaksanaannya serta tingkat koordinasi antar instansi terkait lemah.

di tingkat user interface

Sumber: SSK Kota Bukittinggi dan FGD Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

2.4.3 Sub Sektor Drainase

Meskipun sektor drainase di Kota Bukittinggi pada saat ini sudah boleh dikatakan baik tetapi masih

ada beberapa hal yang harus kita benahi agar sektor drainase benar-benar dapat menyalurkan air

hujan maupun air yang lain ke tempat yang sesuai dengan arah aliran drainase sehingga tidak terjadi

lagi genangan di sebagian kecil daerah yang ada di Kota Bukittinggi, berikut di berikan tabel area

beresiko sektor drainase Kota Bukittinggi.

Page 70: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 55

Tabel 2.22 Area Beresiko Sanitasi Sektor Drainase

No Tingkat Resiko Wilayah Prioritas Air Limbah

1 Beresiko Sangat Tinggi (4) Aua Tajungkang Tangah Sawah

2 Beresiko Sangat Tinggi (4) Tarok Dipo

3 Area Beresiko Tinggi (3) Puhun Tembok Sumber : Instrumen sanitasi dan penyesuaian , tahun 2015

Dari tabel diatas terlihat jelas bahwa ada 2 (Dua) kelurahan yang sangat beresiko sanitasi yaitu

Kelurahan Tarok Dipo dan Kelurahan Aua Tajungkang Tangah. Sedangkan Area beresiko tinggi hanya

Kelurahan Puhun Tembok Untuk lebih jelas lagi hubungan antara kriteria area beresiko sanitasi

dengan penerima dampak dapat diliha pada peta berikut ini :

Data Sekunder Populasi

IRS EHRA Kepadatan Penduduk

Persepsi SKPD Angka Kemiskinan

Fungsi Urban

AREA BERESIKO SANITASI SEKTOR DRAINASE

EXPOSURE IMPACT

Page 71: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab II- 56

Dengan telah ditentukannya area beresiko sanitasi sektor persampahan, pokja sanitasi Kota

Bukittinggi dapat menentukan daftar permasalahan mendesak sektor air limbah agar pembangunan

sarana dan prasarana untuk masa yang akan datang dapat sesuai dengan wilayah prioritas yang telah

ditetapkan bersama dapat dilihat pada tabel 2.23 berikut ini :

Tabel. 2.23

Permasalahan Drainase dalam Diagram Sistem Sanitasi

Kota Bukittinggi 2015

ASPEK PERMASALAHAN

Teknis kapasitas saluran sebagian besar tidak mencukupi

belum terintegrasinya saluran primer, sekunder, dan tersier

kurangnya saluran tersier

belum adanya masterplan drainase

proses pembangunan drainase tidak didasarkan prioritas (sistem) melainkan prioritas (kondisional)

sistem drainase yang digunakan saat ini sebahagian masih tercampur dengan air Iimbah, air limpasan hujan, air irigasi dan air tanah

terjadinya penyempitan saluran akibat tertutup sedimentasi sehingga banyak saluran yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya untuk mengalirkan air permukaan ke badan air terdekat sehingga mengakibatkan genangan

Sosial kurang kepedulian dari masyarakat disekitar drainase untuk memelihara

masih terdapat masyarakat yang membuang sampah di saluran drainase dan mendirikan bangunan di atas saluran drainase, sehingga saluran drainase berubah menjadi saluran tertutup yang mengakibatkan terkendala dalam pembuangan sedimentasi

kurangnya sosialisasi secara periodik yang dilakukan oleh SKPD terkait mengenai manfaat dari saluran drainase

masyarakat tidak memprioritaskan saluran drainase didalam pembangunan rumah mereka

Kelembagaan belum tertatanya sistem drainase, seperti arah aliran yang tidak teratur, belum berhubungannya saluran yang dibangun dengan saluran utama

kurangnya perawatan terhadap saluran yang ada seperti konstruksi saluran yang rusak

saluran ditumbuhi semak-semak

belum adanya sistem operasi dan pemeliharaan terhadap saluran yang ada

kurangnya Perhatian SKPD yang terkait terhadap pembangunan Infrastruktur Saluran Drainase di Lingkungan Pemukiman

Pendanaan terbatasnya anggaran pemerintah kota yang tersedia, menjadikan drainase (sanitasi) menjadi kebutuhan yang kurang prioritas

Sumber: FGD Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi 2015

Page 72: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 1

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

3.1 Visi dan Misi Sanitasi

Berdasarkan kondisi eksisting sanitasi, modal dasar yang dimiliki pemerintah dan masyarakat Kota

Bukittinggi dan arah pembangunan yang sedang dilaksanakan, serta keterintegrasian seluruh

dokumen perencanaan yang ada, maka Pokja AMPL Kota Bukittinggi menyusun dan menyepakati

visi dan misi sanitasi Kota Bukittinggi 2011-2019 adalah sebagai berikut :

Visi “Terwujudnya sanitasi Kota Bukittinggi sebagai kota yang berlandaskan agama dan budaya

dalam kota yang maju dan berwawasan lingkungan”

Untuk dapat mewujudkan visi sanitasi Kota Bukittinggi “Terwujudnya sanitasi Kota Bukittinggi

sebagai kota yang berlandaskan agama dan budaya dalam kota yang maju dan berwawasan

lingkungan”

Unsur yang cukup penting yang ditekankan dalam visi tersebut cenderung sama dengan RPJP Kota

Bukittinggi yaitu terkait penguatan pada nilai agama dan budaya minangkabau. Sedangkan unsur

yang lebih spesifik dalam visi RPJMD ini adalah penekanan pada sektor-sektor Jasa dan

Perdagangan, Kepariwisataan, Pendidikan, dan pelayanan kesehatan yang berperan sebagai

potensi utama dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Makna pokok yang terkandung dari visi diatas adalah:

1. Masyarakat Yang Cerdas

Kecerdasan adalah awal menuju kesuksesan. Melalui kecerdasan, masyarakat akan mampu

keluar dari belenggu kemiskinan dan mampu bersaing dengan dunia global. Mewujudkan

masyarakat yang cerdas juga merupakan amanat dari Pembukaan UUD 1945. Berangkat dari

hal tersebut, maka dalam lima tahun ke depan, kita bertekad untuk mewujudkan masyarakat

Bukittinggi yang cerdas, yaitu masyarakat yang berpendidikan dan menguasai ilmu

pengetahuan dan teknologi.

2. Masyarakat Yang Sehat

Page 73: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 2

Dalam tubuh yang sehat terdapat otak yang cerdas. Tanpa tubuh yang sehat, niscaya

seseorang akan bisa cerdas. Tanpa tubuh yang sehat, niscaya seseorang akan dapat hidup

secara layak. Masyarakat yang sehat adalah masyarakat yang terbebas dari kesakitan serta

memiliki status gizi yang baik. Atas dasar tersebut, maka masyarakat Bukittinggi yang sehat

adalah visi yang akan kita wujudkan.

3. Masyarakat Bukittinggi Yang Berekonomi Mapan

Dalam dunia global dan modern sekarang ini, kemapanan ekonomi adalah suatu keharusan.

Tanpa ekonomi yang mapan, maka kita tidak akan mampu mengikuti perkembangan dunia

yang seolah-olah sudah tanpa batas sekarang ini. Dengan keunggulan potensi yang kita

miliki, maka kita bertekad untuk mewujudkan kemapanan ekonomi masyarakat.

4. Nilai-nilai Agama dan Adat Harus Melandasi Perwujudan Masyarakat Yang Cerdas, Sehat

dan Berekonomi Mapan. Nilai-nilai agama dan adat ini harus melandasi setiap proses dan

pencapain ketiga hal diatas. Karena tanpa didasari oleh nilai-nilai agama serta nilai adat

minangkabau yang berfilosofikan “adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah”, maka

semuanya tersebut tidak akan ada artinya dimata Tuhan dan kita akan menjadi orang yang

ingkar.

Visi misi sanitasi telah dirumuskan untuk memberi arahan bagi pengembangan sanitasi Kota

Bukittinggi dalam rangka mencapai visi Kota Bukittinggi, berikut Sandingan visi misi Kota Bukittinggi

dan visi misi sanitasi dapat dilihat dalam tabel 3.1 berikut :

Page 74: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 3

Tabel 3.1 Visi dan Misi Sanitasi Kota Bukittinggi

Visi Kota Bukittinggi Misi Kota Visi sanitasi Kota Misi Sanitasi Kota

Masyarakat Bukittinggi Cerdas, Sehat dan Berekonomi Mapan Dengan Dilandasi Nilai-Nilai Agama Dan Adat

1. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik berdasarkan prinsip good governance and clean government.

2. Meningkatkan mutu pendidikan mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan (SNP) pada semua level tingkatan pendidikan

3. meningkatkan pelayanan kesehatan yang layak, murah dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat serta menciptakan lingkungan yang memenuhi standar kesehatan

4. Menumbuhkembangkan ekonomi kerakyatan berbasis potensi unggulan daerah (perdagangan & jasa, pariwisata, pelayanan pendidikan dan pelayanan kesehatan)

5. Menjadikan nilai-nilai agama dan adat sebagai landasan dan pedoman pada setiap kebijakan pembangunan

Terwujudnya sanitasi Kota Bukittinggi sebagai kota yang berlandaskan agama dan budaya dalam kota yang maju dan berwawasan lingkungan

Misi Air Limbah Domestik 1. Meningkatkan pelayanan air limbah yang optimal

berwawasan lingkungan kepada masyarakat Kota Bukittinggi melalui penyedian sarana dan prasarana.

2. Mendorong partisipasai aktif masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan, pengembangan dan pengelolaan air limbah domestik

3. Mendorong peningkatan anggaran dan alternatif sumber pembiayaan untuk sektor air limbah

4. Mendorong peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam pengelolaan air limbah

5. Penciptaan lingkungan yang sehat melalui pendekatan secara individu, keluarga dan masyarakat

6. Mewujudkan kecerdasan masyarakat tentang pengelolaan air limbah rumah tangga

7. Meningkatkan pelayanan dan pengolahan air limbah masyarakat melalui penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah sehingga tercipta lingkungan yang sehat dan berwawasan lingkungan.

Misi Persampahan: 1. Meningkatkan pelayanan persampahan di Kota

Bukittinggi yang menyentuh segala lapisan masyarakat dan semua wilayah yang ada di Kota Bukittinggi.

2. Mengembangkan dan meningkatkan aspek kelembagaan penyelenggaraan pengelolaan persampahan.

3. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan persampahan.

Page 75: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 4

4. Meningkatkan sarana dan prasarana persampahan sebagai penunjang dalam pengendalian masalah persampahan dibukittinggi

5. Mengurangi timbulan sampah dalam rangka pengelolaan persampahan yang berkelanjutan.

6. anggaran dan alternatif sumber pembiayaan untuk sektor persampahan

7. Meningkatkan peran masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga

Misi Drainase 1. Menumbuhkan aktifitas tokoh masyarakat rukun

warga (RW) menata dan merawat drainase kota dilingkungan masing-masing.

2. Mengembangankan dan mendorong kemampuan pembiayaan daerah termasuk mendorong investasi swasta dalam pembiayaan program drainase kota

3. Menyiapkan peraturan perundangan yang menatur tentang drainase yang baik.

4. Mengembangkan serta mengganti bentuk kelembagaan yang efektif dalam mengelola drainase

kota.

Sumber : RPJMD, Renstra dan FGD Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Page 76: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 5

3.2 Pentahapan Pengembangan Sanitasi

Arahan penetapan pencapaian pembangunan sektor sanitasi disusun berdasarkan pilihan sistem

dan Penetapan zona sanitasi dengan mempertimbangkan :

1. Arah pengembangan Kota yang merupakan perwujudan dari visi dan misi Kota

Bukittinggi dalam jangka panjang

2. Kepadatan penduduk Kota Bukittinggi

3. Kawasan Beresiko sanitasi

4. Kondisi fisik wilayah (topografi) dan struktur tanah

5. Status Kelurahn sebagai Kelurahan perkotaan atau perdesaan

Arah pengembangan sektor sanitasi di Kota Bukittinggi dikelompokkan menjadi tiga tahapan yaitu;

1. Jangka Pendek

Arah pengembangan penanganan sanitasi yang dimulai dari jangka pendek sampai jangka

panjang ini akan difokuskan kepada Kelurahan yang termasuk kedalam resiko 4 (sangat tinggi)

yaitu kelurahan Tarok Dipo, Aua Tajungkang Tangah Sawah, Koto Selayan dan Ladang

Cakiah.

2. Jangka Menengah

Arah pengembangan sanitasi Kota Bukittinggi yang dimulai dari jangka menengah sampai

jangka panjang difokuskan kepada Kelurahan yang termasuk kedalam area berisiko 3 yaitu

Kelurahan Bukik Cangang Kayu Ramang, Kelurahan Pakan Kurai, kelurahan Kayu Kubu, Kelurahan

Pulai Anak Aia. Kelurahan Campago ipuah, Sapiran, Campago Guguak Bulek, Kelurahan Aua

Kuning dan Kelurahan Kubu Tanjung.

3. Jangka Panjang

Arah pengembangan sanitasi untuk Jangka Panjang akan difokuskan kepada area beresiko 2

yaitu Kelurahan Garegeh, Kelurahan Manggis Gantiang, Kubu Gulai Bancah.

3.2.1. Tahapan pengembangan air limbah domestik

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk maka kebutuhan akan layanan air limbah juga

meningkat. Tapi dengan terbatasnya dana untuk menyediakan prasarana layanan maka diperlukan

adanya rencana penanganan yang dapat dibagi dalam jangka pendek dan menengah ataupun

jangka panjang sehingga penanganan air limbah dapat dilakukan secara terpadu dan menyeluruh.

Di dalam SSK dilakukan penentuan prioritas pengembangan system pengelolaan air limbah (off site

atau on site) secara umum dan juga jangka waktu penanganan. Ada tiga kriteria dalam menentukan

Page 77: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 6

prioritas pengembangan system pengelolaan air limbah yang kemudian dikategorikan kedalam

zona-zona. Ketiga kriteria tersebut adalah kepadatan penduduk, klasifikasi wilayah (perkotaan atau

perdesaan), dan resiko kesehatan lingkungan.

Di dalam strategi sanitasi Kota ini telah ditentukan wilayah prioritas pengembangan sistem

pengelolaan air limbah secara umum apakah sistem on site maupun sistem off site. Kriteria yang

dipergunakan antara lain dalam penentuan prioritas pengembangan tersebut adalah: Kepadatan

penduduk, klasifikasi wilayah (urban, peri urban, rural), karakteristik tata guna lahan/Central Of

Business Development (CBD) serta resiko kesehatan lingkungan.

Strategi untuk keberlanjutan layanan sanitasi di Kota Bukittinggi dalam hal aspek teknis dijelaskan

dalam tiga subsektor dan satu aspek sebagaimana berikut ini, yang meliputi penjelasan tujuan dan

sasaran sub-sektor yang akan dicapai hingga tahun 2019 beserta strategi yang akan dilakukan

untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut Pemerintah Kota Bukittinggi telah menyusun sasaran

dan strategi pengelolaan air limbah Guna meningkatnya rumah tangga yang memiliki jamban

dengan tangki septik dan bidang resapan sesuai dengan target universal acces dari 73,6 % menjadi

100% di tahun 2019

Mendorong perbaikan konstuksi tangki septic melalui program percontohan pembangunan

septictank di kawasan dengan pengolahan air limbah sistem setempat (on-site sistem) guna

meningkatkan rumah tangga yang menggunakan sistem pengelolaan air limbah rumah tangga

secara komunal dari 5% menjadi 60 %* di tahun 2019 serta meningkatkan penyediaan prasarana

pengolahan limbah komunal di kawasan pemukiman padat

Menetapkan regulasi tentang pengelolaan SPAL komunal guna meningkatkan partisipasi aktif dari

masyarakat dan swasta dengan menyebarkan informasi dan materi komunikasi yang dibutuhkan

oleh kelompok sasaran dan stakeholders terkait termasuk meningkatnya akses masyarakat yang

tidak memiliki jamban sendiri terhadap MCK umum menjadi 100% di tahun 2019 serta menetapkan

pemetaan wilayah untuk menilai kebutuhan MCK

Meningkatkan dan mengoptimalkan layanan MCK++ terutama bagi masyarakat berpenghasilan

rendah dan kumuh perkotaan dan memfasilitasi pengadaan lahan di wilayah pemukiman padat dan

kumuh kota. Termasuk meningkatkan peran swasta terhadap penyediaan MCK agar tersedianya

Page 78: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 7

dan optimalnya sistem pengelolaan lumpur tinja di tahun 2019 termasuk didalamnya sistem

pengelolaan lumpur tinja di tahun 2019. Dalam mencapai tujuan tersedianya dan optimalnya sistem

pengelolaan lumpur tinja, sejumlah sasaran dan strategi pencapaian hingga tahun 2019 telah

ditetapkan. Sasaran dan strategi pencapaian dengn tersedianya dan optimalnya sarana dan

prasarana IPLT di tahun 2019. Menyusun perencanaan dasar pengelolaan IPLT dan

mengembangkan sistem pengelolaan lumpur tinja sebagai pendukung dari penerapan sistem

setempat sesuai target universal acces Untuk dapat mencapai sasaran terwujudnya wadah

pengelola lumpur tinja, maka tiga strategi telah disiapkan:

regulasi dan SOP pengelolaan lumpur tinja dan menyiapkan publikasi dan sosialisasinya

kepada kelompok sasaran komunikasi dari stakeholders terkait agar meningkatkan kuantitas

dan kualitas SDM pengelola lumpur tinja dalam melakukan kerjasama regional

Tersedianya sistem pengolahan air limbah dengan perpipaan berskala kota (sewerage sistem)

secara bertahap untuk menanggulangi pencemaran lingkungan . Dalam mencapai tujuan 3 dari

pengelolaan air limbah, sejumlah sasaran dan strategi pencapaian yang telah disusun seperti

Tersedianya rencana pengembangan secara bertahap sistem pengolahan limbah perpipaan

berskala kota dan menyusun perencanaan dasar pengelolaan limbah secara perpipaan serta

mengembangkan secara bertahap sistem pengelolaan air limbah terpusat (offsite sistem) di

kawasan padat penduduk dan CBD, serta mengembangkan sistem perpipaan sederhana di

kawasan kumuh. Termasuk menyusun regulasi dan meningkatkan optimalisasi menggunakan

momentum dan intensitas kegiatan advokasi

Menyusun kajian kebutuhan pendanaan dan menyusun regulasi dan intensitas advokasi serta

meningkatkan peran swasta dan stakeholder kota untuk mencapai cost recovery

Meningkatnya proporsi kontribusi masyarakat dalam pembangunan sub-sektor air limbah dan

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air limbah di kawasan komersial dan

pemukiman serta menyusun regulasi dan melakukan kegiatan advokasi

Menumbuhkembangkan peranan kelembagaan non-pemerintah dan swasta dalam

pengelolaan air limbah dalam wadah forum khusus dan jadwal pertemuan berkala dan

terarah.

Dengan mengacu kepada hasil Studi EHRA, Persepsi SKPD dan penerima dampak, maka dengan sangat

mudah menentukan kelurahan mana yang prioritas dan kelurahan mana yang masih dapat dikembangkan

beberapa tahun kemudian sesuai dengan urutannya. Dari hasil perhitungan tersebut area beresiko

ditetapkan secara subjektif dapat dijadikan dasar penetapan pembagian zona, dapat dipilih secara

Page 79: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 8

berurutan dari atas ke bawah kawasan mana yang merupakan kawasan mendesak . Untuk

penentuan zona area beresiko sektor air limbah dapat diperhatikan sebagai kawasan sangat

mendesak yang terdiri dari kelurahan sebagai berikut :

Zona Ia

Tarok Dipo Nilai 4

Aur Tajungkang Tangah Sawah Nilai 4

Koto Selayan Nilai 4

Kubu Tanjung Nilai 4

Kawasan mendesak termasuk didalamnya

Belakang Balok Nilai 3

Pakan Kurai Nilai 3

Pulai Anak Aia Nilai 3

Bukit Cangang K. Ramang Nilai 3

Kayu Kubu Nilai 3

Aur Kuning Nilai 3

Page 80: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 9

Peta 3.1 Peta Zona kebutuhan penanganan air limbah

Page 81: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 10

Secara garis besarnya Kota Bukittinggi untuk sektor air limbah terdiri dari dua zona yaitu :

Zona I : merupakan zona dengan opsi teknologi tergolong pada zona off-site kawasan, oleh

karena itu zona I juga dapat di bagi menjadi :

Zona Ia : Merupakan area dengan tingkat resiko sangat tinggi (skor 4) karena

merupakan kawasan yang jumlah penduduknya tinggi serta kawasan bisnis (Central

Business District/CBD) yang harus diatasi dengan pilihan system terpusat (off site).

Adapun Kelurahan yang ditangani secara off site ini adalah penanganan yang

dilakukan dalam jangka pendek adalah kelurahan Tarok Dipo, Kelurahan Aua

Tajungkang Tangah Sawah, kelurahan Kubu Tanjung dan Kelurahan Koto Selayan.

Zona Ib : Merupakan area dengan tingkat resiko tinggi (skor 3) karena

merupakan kawasan yang jumlah penduduknya tinggi serta kawasan bisnis (Central

Business District/CBD) yang harus diatasi dengan pilihan system terpusat (off site).

Adapun Kelurahan yang ditangani secara off site ini adalah penanganan yang

dilakukan dalam jangka pendek adalah kelurahan Belakang Balok, Kelurahan Pakan

Kurai, kelurahan Pulai Anak Aia, Kelurahan Kayu Kubu, Kelurahan Parit Antang,

Kelurahan Aur Kuning dan Kelurahan Bukit Cangang Kayu Ramang.

Zona Ic: Merupakan wilayah Perkotaan yang tidak termasuk ke zona I tinggi (diluar

zona Ia & Ib), yang termasuk ke dalam tingkat resiko sanitasi. Yang termasuk

kewilayah zona tiga ini adalah Kelurahan Benteng Pasar Atas, Bukit apit Puhun,

Birugo, Pakan Labuah, Ladang Cakianh, dimana akan ditangani dengan jangka

waktu panjang dengan system penelolaan limbah melalui STBM, stimulan jamban

serta penyediaan MCK++ bagi keluarga yang tidak memiliki jamban pribadi.

Zona II:: Merupakan wilayah Kelurahan perkotaan diluar zona I (satu) tetapi mempunyai

tingkat resiko sanitasi tinggi, kawasan yang terdapat di kawasan ini di tangani dengan sistem

setempat (on site) individual dengan skala rumah tangga (household based). Tahapan

penanganan dengan kegiatan utama untuk perubahan perilaku dan pemicuan zona II ini

dilakukan dengan penanganan jangka menengah dan Panjang (5 tahun s/d 10 Tahun

kedepan) Zona ini mencakupi Kelurahan Parit Antang.

Adapun target cakupan layanan yang ingin dicapai dalam jangka pendek, menengah dan jangka

panjang secara lebih rinci disampaikan dalam sebagai berikut.

Page 82: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 11

Tabel 3.2

Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik

Kota Bukittinggi

No

Sistem Cakupan layanan

eksisting* (%)

Target cakupan layanan* (%)

Jangka pendek

Jangka menengah

Jangka panjang

(a) (b) (c) (d) (e) (f)

Wilayah Perdesaaan

A Buang Air Besar Sembarangan (BABS)**

B Sistem Pengolahan Air limbah Setempat

On-site

1 Cubluk dan Sejenisnya*** - - - -

2 Tangki Septik - - - -

C Sistem Komunal

1 MCK/MCK++ - - - -

2 IPAL Komunal - - - -

3 Tangki Septik Komunal - - - -

D Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat

(Off-site)

Sub-Total

Wilayah Perkotaaan

A Buang Air Besar Sembarangan (BABS)** 16,50% 10% 0% 0%

B Sistem Pengolahan Air limbah Setempat

On-site

Cubluk dan Sejenisnya*** 11,43% 4% 3% 0%

Tangki Septik 67,07% 75% 75% 77%

Sistem Komunal

MCK/MCK++ 5% 6% 7% 8%

IPAL Komunal 0% 5% 10% 10%

Tangki Septik Komunal 0% 0% 5% 5%

Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat

(Off-site) 0% 0% 0% 0%

Sub-Total 100 % 100 % 100 % 100 %

Keterangan: *) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem dimaksud atas total penduduk

Di Kota Bukittinggi belum ada layanan air limbah domestik dikarenakan belum adanya sarana IPLT

untuk pengolahan akhir tinja. Sampai saat ini di Kota Bukittinggi Belum ada truk penyedot tinja,

berdasarkan tabel diatas untuk target cakupan pelayanan diketahui bahwa sampai saat ini BABS di

Kota Bukittinggi masih sebesar 16,50 % atau sekitar 19.511 Jiwa. Dengan kondisi BABS seperti

tersebut diatas maka direncanakan cakupan pelayanan untuk jangka pendek masih dilakukan

peningkatan pembangunan tangki septik yang sehat sesuai standar dari 67,07 % menjadi 75 %.

Page 83: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 12

Kemudian diharapkan penggunaan cubluk dan sejenisnya terjadi penurunan menjadi 4 % pada

jangka pendek dengan mengarahkan kepada pembangunan IPAL Komunal dan MCK/MCK++.

Dengan demikian diharapkan pada rencana jangka menengah kondisi BABS di Kota Bukittinggi

sudah sesuai dengan target universal acces yaitu 0 %.

3.2.2. Tahapan pengembangan sektor Persampahan

Berdasarkan kriteria yang ada dalam Standar Pelayanan Minimum (SPM), wilayah pengembangan

pelayanan persampahan dapat diidentifikasi pada dua kriteria utama dalam penetapan prioritas

penanganan persampahan saat ini yaitu; 1). Tata guna lahan/klasifikasi berdasarkan wilayah

komersial/Central of Business Development (CBD), wilayah permukiman, fasilitas umum, terminal,

kawasan wisata dsb; 2). Kepadatan penduduk berdasarkan kriteria penentuan wialayah dan

kebutuhan pelayanan persampahan Kota Bukittinggi terdapat 1 (satu) zona yang dapat dijadikan

isu strategis dari 1 Zona tersebut kita membagi berdasarkan tingkat pelayanan langsung atau tidak

langsung, adapun pembagian zona tersebut adalah :

Zona Ia: Merupakan area yang cukup padat. Adapun kriteria kawasan yang cukup padat tersebut

adalah kawasan bisnis dan tempat umum yang harus terlayani secara penuh 100% (Full

Coverage) dan ditangani dalam jangka waktu pendek dengan sistem layanan langsung dari sumber

ke TPA. Adapun Kelurahan yang termasuk ke dalam zona I adalah Kelurahan yang termasuk

kedalam daerah beresiko sanitasi sektor persampahan dengan beresiko sangat tinggi dan tinggii dan

berada di sepanjang jalan arteri primer dan Skunder yaitu Kelurahan Aur Kuning, Benteng Pasar

Atas, Birugo, sapiran, Tarok Dipo, ATTS, Koto Selayan, Kayu Kubu, Pulai Anak Aia, Campago

Ipuah, campago Guguak bulek dan Ladang Cakiah.

Zona Ib:

Merupakan Area yang harus terlayani dengan sistem tidak langsung yaitu dari rumah

tangga ke tempat Pengumpulan Sementara (TPS) baru ke Tempat Pengolahan Akhir

(TPA) sampah. Minimal 15 % cakupan layanan harus diatasi dalam jangka menengah 5

(lima) tahun ke depan. Adapun Kelurahan yang termasuk kedalam zona Ib ini adalah

Kelurahan Bukit Cangang Kayu Ramang, Pakan Kurai, Bukit Apit Puhun, Garegeh,

Puhun Tembok, Puhun Pintu Kabun, Pakan Labuah, Belakang Balok Kubu Tanjung dan

Parit antang.

Page 84: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 13

Tabel 3.3

Tahapan Pengembangan Persampahan

Kota Bukittinggi

No

Sistem

Cakupan layanan

eksisting* (%)

Target cakupan layanan* (%)

Jangka pendek

Jangka menengah

Jangka panjang

(a) (b) (c) (d) (e) (f)

Wilayah Perkotaan

A Persentase sampah yang terangkut 85,5 % 100 % 100 % 100%

1 Penanganan Langsung (direct)(2) 51,3 % 70 % 90 % 100%

2 Penanganan tidak Langsung (direct)(3) 34,2 % 20 % 10 % 0 %

B Dikelola sendiri oleh Masyarakat atau belum terlayani

0 % 0 % 0 % 0 %

C 3R 0 % 5 % 20 % 60 %

D Sampah yang tidak terangkut secara teknis 14,5 % 5 % 0 % 0 %

Wilayah Perdesaan

A Persentase Sampah yang terangkut

B Penanganan Langsung (direct)(2) - - - -

1 Penanganan tidak Langsung (direct)(3) - - - -

2 Tangki Septik - - - -

B Dikelola sendiri oleh Masyarakat atau belum terlayani

C 3R - - - -

Sumber : Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi, Tahun 2015

Penanganan sampah Kota Bukittinggi dapat di bagi menjadi 2 (dua) yaitu penanganan sampah

yang terangkut oleh petugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan dan penanganan sampah yang

terangkut secara ternis ( dibakar, di timbun atau dibuang ke kebun). Untuk penanganan sampah

yang terangkut juga di bagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu sampah yang dilakukan penanganan

langsung saat ini sebesar 51,3 % direncanakan penangan ini pada perencanaan jangka waktu

pendek meningkat menjadi 70 %, dan perencanaan untuk jangka waktu menengah dilakukan

penanganan sebanyak 90 % dan perencanaan untuk jangka waktu panjang akan mencapai 100 %.

Sedangkan untuk penanganan tidak langsung saat ini adalah sebesar 34,2 %, perencanaan untuk

penenganan tidak langsung pada jangka pendek berkurang sebesar 20 % dengan asumsi

penanganan sampah diarahkan untuk penangan langsung sehingga sampah yang tidak terangkut

secara teknis juga berkurang dengan kata lain di lakukan penambahan armada pengangkutan

sampah seperti truk dan motor pengangkutan dari rumah ke rumah.

Page 85: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 14

Peta 3.2

Tahapan Pengembangan Persampahan Kota Bukittinggi

Page 86: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 15

3.2.3 Tahapan pengembangan sektor Drainase

Dalam menentukan wilayah pengembangan drainase lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan

masing- masing wilayah di tingkat Kelurahan Kota Bukittinggi, maka disusun prioritas pengembangan

sistem drainase. Penentuan daerah prioritas ini berdasarkan 10 (sepuluh) kriteria seleksi yang mengacu

kepada Standar Pelayanan Minimum (SPM), yaitu : Kepadatan Penduduk, tata guna lahan

(Perdagangan, jasa maupun permukiman), daerah genangan air hujan serta tingkat resiko kesehatan.

Berdasarkan kriteria tersebut maka perencanaan penanganan drainase ke depan dapat digambarkan

sebagai berikut.

Zona I (satu) ; Penanganan jangka pendek dan menengah terhadap genangan dengan

melakukan pemeliharaan terhadap drainase atau peningkatan volume drainase agar tidak

terjadi genangan yang disebabkan penyumbatan oleh sampah dan lainnya. Adapun Kelurahan

yang termasuk kedalam zona satu ini merupakan Kelurahan yang berada di perkotaan yaitu

sepanjang koridor jalan Sudirman termasuk didalamnya Kelurahan Sapiran, Birugo dan

benteng Pasar Atas.

Zona II (dua) ; Penanganan jangka menengah ke jangka panjang terhadap genangan dengan

pembangunan drainase sekunder dan tersier. Adapun Kelurahan yang termasuk ke dalam

zona dua ini merupakan Kelurahan di perkotaan yang termasuk kedalam kategori Kelurahan

yang tingkat resiko sanitasi sangat tinggi dan resiko tinggi yaitu Kelurahan yaitu kelurahan

Tarok Dipo, ATTS dan Garegeh. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar sebagai

berikut ;

Page 87: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 16

Peta 3.3

Tahapan Pengembangan Drainase Kota Bukittinggi

Page 88: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 17

Tabel 3.4

Tahapan Pengembangan Drainase Kota Bukittinggi No

Sistem

Luas Genangan eksisting* di Area Permukiman(ha)

Cakupan layanan* (%)

Jangka

pendek

Jangka

menengah

Jangka

panjang

1. - - - - -

2. - - - - -

Jumlah

Keterangan: *) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem dimaksud atas total penduduk

Tidak terdapat genangan yang berarti di Kota Bukittinggi. Genangan yang terjadi tidak begitu berarti

dan tidak menghambat aktifitas penduduk sehari-hari.

3.2.2 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Sanitasi Tujuan umum dari pembangunan sektor sanitasi Kota Bukittinggi tahun 2015-2019 adalah untuk

mendukung tercapainya Visi dan Misi Sanitasi Kota yang juga merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dengan arah dan tujuan pembangunan Kota Bukittinggi yang tertuang dalam dokumen

RPJMD Kota Bukittinggi :

a. Tujuan Sektor Sanitasi

1. meningkatkan kemampuan aparatur pengelola sanitasi dalam menyusun regulasi yang

komprehensif dan terintegrasi,

2. meningkatkan kapasitas lembaga pengelola sanitasi dalam mengelola layanan sanitasi,

3. meningkatkan ketersediaan sarana prasarana sanitasi yang mudah dijangkau,

4. meningkatkan mutu pelayanan sanitasi,

5. memperluas dan memperjelas ruang keterlibatan masyarakat berdasarkan diagram sanitasi

yang ada,

6. memperluas komunikasi publik bidang sanitasi dengan menggunakan media yang efektif,

b. Sasaran Sektor Sanitasi

1. meningkatnya jumlah regulasi (perda, perwal, SOP) sanitasi yang terintegrasi dan

komprehensif,

2. meningkatnya jumlah layanan sanitasi yang dapat diberikan pada publik,

3. meningkatnya jumlah sarana prasarana sanitasi yang mampu disediakan,

4. meningkatnya jumlah masyarakat yang dapat mengakses sarana prasarana sanitasi,

Page 89: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 18

5. meningkatnya preventivitas penjagaan mutu dan kualitas di hulu dan hilir diagram alur

sanitasi

6. meningkatnya pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran masyarakat akan ruang dan

potensinya berpartisipasi,

7. meningkatnya interaksi masyarakat dengan sistem komunikasi sanitasi yang ada,

a. Air limbah domestik

Tujuan utama pengelolaan air limbah domestik adalah untuk meningkatkan kualitas lingkungan

yang sehat dan bersih di Kota Bukittinggi. Dengan pengelolaan air limbah yang baik akan

menghindarkan penularan penyakit serta pencemaran lingkungan melalui pembuangan air

limbah yang aman. Perhatian utama ditujukan pada air limbah domestik baik yang berupa

limbah tinja (black water) maupun limbah cuci dan mandi (grey water). Meskipun

demikian, perhatian tetap diberikan terhadap permasalahan air limbah yang berasal dari

sumber pencemar terpusat (point source) seperti timbulan limbah dari industri tahu dan tempe,

doorsmeer serta rumah sakit.

Kondisi perilaku hidup sehat masyarakat Kota Bukittinggi masih perlu dibenahi, 16,50%

penduduk masih BABS. Sehingga program pengelolaan air limbah domestik ini mempunyai

sasaran mengurangi perilaku tidak sehat masyarakat dengan berkurangnya BABS menjadi

0% pada tahun 2019 sesuai uraian penjelasan tabel berikuti ini :

Tabel 3.5 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Air Limbah Domestik

Tujuan Sasaran Data dasar

Meningkatkan kualitas

lingkungan yang sehat dan bersih di Kota Bukittinggi

melalui pengelolaan air limbah

yang berwawasan lingkungan

tahun 2019

Berkurangnya BABS

dari 16,50 % (Hasil EHRA 2015) menjadi

0% pada tahun 2019

Terdapat 19 MCK

53,8% masyarakat memiliki fasilitas WC dan septic tank yang memenuhi syarat kesehatan.

Menyediakan sistem pengelolaan air limbah setempat untuk

melayani 80 % Penduduk Kota

Bukittinggi pada tahun 2019

Tersedianya layanan air limbah setempat yang memadai pada akhir tahun 2019 serta meningkatnya tingkat layanan menjadi 80% pada tahun 2019

Terdapat septic tank suspek yang tidak aman dan dapat digolongkan dalam BABS sebesar 16,50%

Page 90: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 19

Meningkatkan penggunaan

jamban sehat menjadi 100% pada tahun 2019

Tersedianya layanan air limbah setempat yang memadai pada akhir tahun 2019 serta meningkatnya tingkat layanan menjadi 80% pada tahun 2019

menurunnya BABS dari 16,50 % (1.951 Jiwa) menjadi 0 % pada tahun 2019.

Sumber: KKL, Data sekunder SKPD terkait dan hasil pembahasan Pokja sanitasi

b. Persampahan

Secara umum tujuan pengelolaan persampahan adalah untuk meningkatkan kualitas

lingkungan di Kota Bukittinggi melalui pengelolaan sampah yang efektif dan efisien. Uraian

dari tujuan umum itu dapat berupa mewujudkan kinerja organisasi pengelola persampahan yang

berkualitas, efektif dan efisien termasuk juga pengelolaan TPA dan workshop secara

professional.

Selanjutnya perlu juga melakukan peningkatkan peran masyarakat dengan mengembangkan

kegiatan pemanfaatan sampah di seluruh kelurahan sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi

bagi masyarakat. Dengan pelaksanaan pengelolaan bidang persampahan yang baik diharapkan

juga terjadi peningkatan pemahaman masyarakat tentang SKPD yang mengatur pengelolaan

sampah, kebersihan dan keindahan dan retribusi pelayanan persampahan dan berkembangnya

kegiatan pemanfaatan sampah di seluruh kelurahan sehingga dapat memberikan manfaat

ekonomi bagi masyarakat. Tujuan dan sasaran pengembangan persampahan dirangkum dalam

tabel 3.6 dibawah ini.

Page 91: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 20

Tabel 3.6

Tujuan dan Sasaran Pengembangan Persampahan

Tujuan Sasaran Data dasar

Meningkatkan kualitas

lingkungan di Kota Bukittinggi melalui pengelolaan sampah

yang efektif dan efisien tahun 2019

Meningkatkan cakupan

pelayanan

pengelolaan persampahan dari

85,5% menjadi 100 % pada tahun 2019

Cakupan pelayanan

(prosentase penduduk terlayani) sebesar 85,5%

Sumber: KKL, Data sekunder SKPD terkait dan hasil pembahasan Pokja sanitasi

c. Drainase

Tujuan utamanya adalah untuk dapat menghindarkan permukiman perkotaan dari terjadinya

genangan yang berdampak langsung kepada masyarakat. Tujuan dan sasaran pengembangan

drainase terangkum pada table 3.7 dibawah ini.

Tabel 3.7

Tujuan dan Sasaran Pengembangan Drainase

Tujuan Sasaran Data dasar

Mengurangi genangan air hujan di kota Bukittinggi

Berkurangnya genangan air hujan hingga 0% di

tahun 2016 meskipun tidak terdapat genangan

yang berarti di Kota Bukittinggi saat ini.

Tidak terdapat genangan yang lebih dari 30 Cm selama

30 Menit di Kota Bukittinggi

Sumber: KKL, Data sekunder SKPD terkait dan hasil pembahasan Pokja sanitasi

Rencana strategis pengembangan infrastruktur drainase disusun berdasarkan indikator genangan

air, kondisi fisik bangunan eksisting dan ketersediaan fasilitas infrastruktur drainase. Secara teknis,

pengembangan infrastruktur drainase lingkungan harus dimulai dari penyiapan data awal dari potret

kondisi drainase lingkungan, perencanaan, implementasi/pelaksanaan fisik infrastruktur,

operasi dan pemeliharaan.

Page 92: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 21

3.2.3. Skenario pencapaian sasaran

Pemerintah Kota Bukittinggi berkomitmen untuk melaksanakan pembangunan bidang sanitasi

dengan menargetkan pada akhir periode SSK Kota Bukittinggi 2015-2019 sebesar 100%

baik untuk sub-sektor air limbah domestik, persampahan dan sub-sektor drainase, dengan

berbagai program dan kegiatan.

Pencapaian sasaran pembangunan sub-sektor air limbah domestik dilaksanakan dengan

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Dan Air Limbah, Program Promosi

Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dan Program Pengembangan Lingkungan Sehat.

Pencapaian sasaran pembangunan sub-sektor persampahan dilaksanakan dengan Program

Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan dan Program Promosi Kesehatan dan

Pemberdayaan Masyarakat. Pencapaian sasaran pembangunan sub-sektor drainase

dilaksanakan dengan Program Pembangunan Saluran Drainase/gorong-gorong dan Program

Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. Skenario pencapaian sasaran

pembangunan sanitasi per tahun untuk masing-masing sub-sektor dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.8

Skenario Pencapaian Sasaran Pembangunan Sanitasi

Komponen Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

Air limbah domestik 51,2 % 65 % 75 % 85 % 100%

Persampahan 85,5 % % 90 % 95 % 100 % 100%

Drainase 0 % 0 % 0 % 0 % 0% Sumber : Kesepakatan Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi, 2015

Page 93: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 22

Page 94: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 23

3.3 Kemampuan Pendanaan Sanitasi Daerah Untuk kemampuan pendanaan sanitasi Kota Bukittinggi, pokja sanitasi sudah mendapatkan kesepakatan anggaran sanitasi terhadap belanja langsung adalah

sebesar 2 %. Dan dari anggaran sanitasi tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dari program kegiatan yang nantinya akan dibahas pada bab

selanjutnya. Untuk kebutuhan setiap anggaran dan komitmen sanitasi Kota Bukittinggi dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini :

Tabel 3.9 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kota Bukittinggi untuk Sanitasi

No

Uraian

Tahun Rata-rata Pertumbuhan 2011 2012 2013 2014 2015

1 Belanja Sanitasi (1.1+1.2+1.3+1.4) 6.808.204.200 2.54.429.500 4.175.487.500 4.963.008.200 5.594.495.825 1.1 Air limbah domestic 58.204.200 - - 142.342.000 -

1.2 Sampah rumah tangga - - - - - 1.3 Drainase perkotaan 6.750.000.000 2.000.000.000 4.162.675.000 4.780.000.000 5.158.771.125

1.4 PHBS - 54.429.500 12.812.500 40.666.200 30.000.000

2 Dana Alokasi Khusus (2.1+2.2+2.3) 5.804.313.400 1.352.065.000 2.078.428.000 2.740.732.400 2.514.723.725

2.1 DAK Sanitasi 5.804.313.400 1.352.065.000 1.638.428.000 1.783.132.400 1.884.729.000 2.2 DAK Lingkungan Hidup - 440.000.000 957.600.000 629.994.725

2.3 DAK Perumahan dan Permukiman - - - 3 Pinjaman/Hibah untuk sanitasi - - - - -

4 Bantuan keuangan provinsi untuk sanitasi - - - - -

Belanja APBD Murni untuk sanitasi (1-2-3) 12.554.313.400 1.606.494.500 6.253.915.500 7.703.740.600 8.109.219.550

Total Belanja Langsung 198.823.337.159 210.758.689.664 238.299.348.172 268.290.522.906 279.353.790.403

%APBD murni terhadap Belanja Langsung 6,3 % 0,8 % 2,6 % 2,9 % 2,9 %

Sumber : APBD Kota Bukittinggi, 2011-2015

Page 95: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 24

Tabel 3.10 Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi ke Depan

No Uraian 2015 2016 2017 2018 2019 Rata-Rata Pertumbuhan

1 Perkiraan Belanja Langsung 279.353.790.403 301.702.093.635 325.838.261.126 351.905.322.016 380.057.747.777 8 %

2 Perkiraan APBD Murni Untuk Sanitasi 8.109.219.550 9.051.062.809 9.775.147.834 14.076.212.881 14.202.309.911 7 %

3 Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi 8.380.613.712 9.051.062.809 9.775.147.834 14.076.212.881 15.202.309.911 3 %

Sumber: Data sekunder SKPD terkait dan hasil pembahasan Pokjasanitasi

Tabel 3.11 Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi ke Depan Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kota Bukittinggi untuk

Operasional/pemeliharaan dan investasi Sanitasi

No. Uraian

Belanja Sanitasi (Rp) Pertumbuhan

Rata-Rata 2011 2012 2013 2014 2015

1 Belanja Sanitasi 6.808.204.200 2.54.429.500 4.175.487.500 4.963.008.200 5.594.495.825

1.1 Air Limbah Domestik 58.204.200 - - 142.342.000 -

1.1.1 Operasional/pemeliharaan (Justified) - - - - -

1.2 Sampah Rumah Tangga - - - - -

1.2.1 Operasional/pemeliharaan (Justified) - - - - -

1.3 Drainase Perkotaan 6.750.000.000 2.000.000.000 4.162.675.000 4.780.000.000 5.158.771.125

1.3.1 Operasional/pemeliharaan (Justified) 54.429.500 12.812.500 40.666.200 30.000.000 54.429.500

Sumber: Data sekunder SKPD terkait dan hasil pembahasan Pokjasanitasi

Page 96: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 25

Tabel 3.12 Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kota Bukittinggi untuk KebutuhanOperasional/pemeliharaan Aset sanitasi terbangun Hingga 2019

No. Uraian

Belanja Sanitasi (Rp) Pertumbuhan

Rata-Rata 2015 2016 2017 2018 2019

1 Belanja Sanitasi 5.594.495.825 5.762.330.700 5.935.200.621 6.113.256.639 6.296.654.339 7 %

1.1 Air Limbah Domestik 1.678.348.748 1.728.699.210 1.780.560.186 1.833.976.992 1.888.996.302 30 %

1.1.1 Operasional/pemeliharaan (Justified) 167.834.875 172.869.921 178.056.019 183.397.699 188.899.630 10 %

1.2 Sampah Rumah Tangga 2.797.247.913 2.304.932.280 2.374.080.248 2.445.302.656 2.518.661.735 50 %

1.2.1 Operasional/pemeliharaan (Justified) 279.724.791 230.493.228 237.408.025 244.530.266 251.866.174 10 %

1.3 Drainase Perkotaan 1.118.899.165 1.152.466.140 1.187.040.124 1.222.651.328 1.259.330.868 20 %

1.3.1 Operasional/pemeliharaan (Justified) 111.889.917 115.246.614 118.704.012 122.265.133 125.933.087 10 %

Sumber: Data sekunder SKPD terkait dan hasil pembahasan Pokjasanitasi Catatan: Biaya OM di ambil 10 % dari Biaya Masing-masing Sektor sanitasi

Dari Tabel 3.12 diatas terlihat bahwa pokja sanitasi Kota Bukittinggi menyepakati kalau belanja sanitasi untuk sektor air limbah adalah sebesar 30 % dari

belanja sanitasi, untuk sektor persampahan 50 % dan untuk sektor drainase sebesar 20 % dari total belanja sanitasi. Dari masing-masing sektor tersebut

pokja sanitasi menyepakati kalau 10 % dari benja masing-masing sektor untuk operasional dan pemeliharaan.

Page 97: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 26

Tabel 3.13 Tabel perkiraan kemampuan APBD Kota Bukittinggi dalam mendanai program/kegiatan SSK

No Uraian Pendanaan (Rp.)

Total Pendanaan 2015 2016 2017 2018 2019

1 Perkiraan Kebutuhan Operasional / Pemeliharaan

5.594.495.825 5.762.330.700 5.935.200.621 6.113.256.639 6.296.654.339 29.701.938.124

2 Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi

8.109.219.550 9.051.062.809 9.775.147.834 14.076.212.881 14.202.309.911 55.213.952.985

3 Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi

8.380.613.712 9.051.062.809 9.775.147.834 14.076.212.881 15.202.309.911 56.485.347.147

4 Kemampuan Mendanai SSK (APBD Murni) (2-1)

2.514.723.725 3.288.732.109 3.839.947.213 7.962.956.242 7.905.655.572 25.512.014.861

5 Kemampuan Mendanai SSK (Komitmen) (3-1)

2.786.117.887 3.288.732.109 3.839.947.213 7.962.956.242 8.905.655.572 26.783.409.023

Sumber: Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi tahun 2015

Dari tabel 3.13 dapat diketahui bahwa kemampuan mendanai SSK (APBD murni) diperkirakan mengalami kenaikan pertahun selama 5 tahun mendatang,

total Rp. 25.512.014.361. Sedangkan kemampuan mendanai SSK (APBD komitmen) juga diperkirakan mengalami kenaikan pertahun selama 5 tahun

mendatang, total Rp. 26.783.409.023

Page 98: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab III- 27

Page 99: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab IV- 1

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Kota Bukittinggi sangat menyadari pentingnya Strategi layanan sanitasi yang merupakan dasar dari

tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian visi dan misi sanitasi Kota.

Kota Bukittinggi merumuskan isu strategi layanan sanitasi berdasarkan pada isu-isu utama yang

sedang dihadapi saat ini oleh Pemerintah Kota Bukittinggi.

Paparan isu strategis dan tantangan layanan sanitasi mencakup aspek teknis dan non teknis yang

terdiri dari :

1. Aspek tenis

2. Aspek Kelembagaan

3. Aspek Keuangan/Pembiayaan

4. Aspek Hukum/Peraturan

5. Aspek Peran Masyarakat dan Dunia Usaha

Aspek peran masyarakat dan dunia usaha terdiri dari :

A. Keterlibatan pelaku bisnis

B. Pemberdayaan masyarakat

C. Jender dan kemiskinan

Berdasarkan sasaran yang telah ditetapkan, maka strategi untuk mencapainya dapat disusun dengan

memperhatikan hasil identifikasi isu-isu strategis Pada BAB sebelumnya terutama mengenai isu

strategis, permasalahan mendesak, dan posisi pengelolaan sanitasi saat ini.

Rumusan tentang tujuan, sasaran dan strategi sesuai dengan pengelolaan sanitasi pada dokumen

Strategi Sanitasi Kota Bukittinggi, dan kesepakatan Pokja Sanitasi Bukittinggi serta mempedomani

kebijakan Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan

Umum dan kebijakan kesehatan lingkungan Kementerian Kesehatan.

Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik,

mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan Strategi

adalah cara untuk mencapai visi dan misi yang dirumuskan berdasarkan kondisi saat ini.

Page 100: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab IV- 2

Sedangkan paparan isu strategis aspek teknis dan non teknis terdiri dari :

1. Sub sektor air limbah domestik

2. Sub sektor persampahan

3. Sub sektor drainase lingkungan

4. Sektor air bersih dan aspek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

4.1. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

Misi Air Limbah Domestik

Misi Air Limbah Domestik :

1. Meningkatkan pelayanan air limbah yang optimal berwawasan lingkungan kepada masyarakat

Kota Bukittinggi melalui penyedian sarana dan prasarana

2. Mendorong partisipasai aktif masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan,

pengembangan dan pengelolaan air limbah domestik

3. Mendorong peningkatan anggaran dan alternatif sumber pembiayaan untuk sektor air limbah

4. Mendorong peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam pengelolaan air limbah

5. Mewujudkan kecerdasan masyarakat tentang pengelolaan air limbah rumah tangga

6. Meningkatkan pelayanan dan pengolahan air limbah masyarakat melalui penyediaan sarana dan

prasarana pengelolaan air limbah sehingga tercipta lingkungan yang sehat dan berwawasan

lingkungan

Tujuan Pengembangan Air Limbah Domestik

Mewujudkan pengembangan air limbah domestik yang berkualitas pengelolaan dan penyediaan sarana

dan prasarana air limbah.

Sasaran Pengembangan Air Limbah Domestik

1. Menyusun dan menetapkan Peraturan Daerah tentang air limbah pada tahun 2016.

2. Meningkatkan cakupan pelayanan air limbah domestik di perkotaan sebesar 18% pada tahun

2019

3. Meningkatkan kepemilikan jamban sehat dari 73,60 % menjadi 100 % pada tahun 2019.

4. Menyediakan sarana dan prasarana air limbah domestik sistem off site diperkotaan dari 0 %

menjadi 5 % pada tahun 2019.

Page 101: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab IV- 3

5. Menurunnya perilaku BABS dari 34 % menjadi 0 % pada tahun 2019.

Tabel 4.1. a

Posisi Pengelolaan Air Limbah Domestik

Lingkungan Internal

Kekuatan ( Strengths) Kelemahan (Weaknesses)

S 1

Legalitas Pokja Sanitasi/AMPL Kota Bukittinggi W 1

Latar belakang pendidikan dan tupoksi anggota pokja sanitasi/AMPL Kota Bukittinggi diperlukan koordinasi yang lebih rumit dan kompleks sehingga kelemahan yang terjadi saat ini untuk pengelolaan air limbah dapat teratasi.

W2

Masyarakat Kurang menyadari pentingnya pengelolaan air limbah dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah tangga ataupun di masyarakat, sehingga timbul sikap acuh tak acuh terhadap pengelolaan air limbah

S 2

Komitmen Pendanaan dalam bidang sanitasi melalui oleh Pemerintah Kota.Bukittinggi

W 3

Kurangnya sosialisasi, edukasi dan penyadaran kepada masyarakat untuk pengelolaan air limbah sehingga pada saat ini masyarakat tidak pernah menyadari kemana sebaiknya limbah rumah tangga di alirkan sehingga tidak mencemari air baik itu air disekeliling Rumah Tangga ataupun air sungai yang dapat menyebabkan berbagai penyakit.

W 4

Kurangnya program dan kegiatan sanitasi yang dilakukan oleh SKPD

W5

Belum adanya Perda tentang pengelolaan air limbah domestik di Kota Bukittinggi

S3

Masih banyak lahan yang dapat di gunakan untuk peningkatan sarana dan prasarana air limbah

W6

Belum adanya IPLT ataupun IPAL dan sarana dan prasarana seperti mobil tinja di Kota Bukittinggi.

Lingkungan Eksternal

Peluang (Opportunities) Ancaman (Threats)

O 1

Diharapkan setiap Program dan kegiatan sanitasi yang akan diadakan di Kota Bukittinggi lebih terkoordinasi

T 1

Dalam pengelolaan air limbah terjadinya friksi dan konflik kepentingan antar SKPD

O 2

Tersedianya sumber-sumber pendanaan pembangunan sanitasi alternatif yang tidak hanya mengandalkan sumber pembiayaan APBD Kota tetapi dapat menggunakan sumber alternatif lain seperti APBD Propinsi, APBN, dan Swasta.

T 2

Tingkat kemiskinan yang cukup tinggi sehingga masyarakat kurang perduli dengan pengelolaan limbah domestik

O 3

Terbukanya kerjasama dengan pihak swasta untuk pengelolaan air limbah.

T3

Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai pengelolaan air limbah domestik yang benar sehingga masyarakan melakukan tindakan pencemaran ke badan air penerima (sungai)

O 4

Adanya sosialisasi dari pemerintah untuk melatih para tokoh masyarakat untuk pengelolaan air limbah

T4

Tingkat pendidikan yang rendah sehingga pengetahuan tentang pentingnya pengelolaan limbah tidak diketahui masyarakat umumnya.

Page 102: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab IV- 4

Tabel 4.1.

Tujuan, Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik Kota Bukittinggi

Tujuan Sasaran Strategi

Pernyataan sasaran Indikator sasaran

Mewujudkan pengembangan air limbah domestik yang berkualitas pengelolaan dan penyediaan sarana dan Prasarana Air Limbah

Menyusun dan menetapkan Peraturan Daerah tentang air limbah pada tahun 2016.

Terbitnya Peraturan Daerah tentang air limbah pada tahun 2016.

Mengarusutamakan kebijakan pengembangan air limbah domestik untuk mencapai target Universal acces

Meningkatkan cakupan pelayanan air limbah domestik dari 0 % menjadi 20% tahun 2019.

Cakupan pelayanan air limbah domestik sebesar 100% pada tahun 2019.

Meningkatkan ketersediaan infrastruktur melalui pemanfaatan program sanitasi.

Meningkatkan kepemilikan jamban sehat dari 73,60 % menjadi 100 % pada tahun 2019

Kepemilikan jamban sehat meningkat 15,14% pada tahun 2018

Mencapai target Universal acces melalui penyediaan infrastruktur yang memadai.

Menyediakan sarana dan prasarana air limbah domestik sistem Off Site diperkotaan dari 0 % menjadi 5 % pada tahun 2019.

Tersedianya penyediaan sarana dan prasarana air limbah domestik sistem Off Site diperkotaan menjadi 5% pada tahun 2017.

Menurunnya perilaku BABS dari 16% menjadi 0% pada tahun 2019

Perilaku BABS menurun menjadi 35% pada tahun 2018.

Sumber : Pokja Sanitasi BukittinggiTahun 2015

Page 103: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab IV- 5

3.2. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Persampahan

Misi Persampahan

1. Meningkatkan pelayanan persampahan di Kota Bukittinggi yang menyentuh segala lapisan

masyarakat dan semua wilayah yang ada di Kota Bukittinggi.

2. Mengembangkan dan meningkatkan aspek kelembagaan penyelenggaraan pengelolaan

persampahan.

3. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan persampahan.

4. Meningkatkan sarana dan prasarana persampahan sebagai penunjang dalam pengendalian

masalah persampahan dibukittinggi

5. Mengurangi timbulan sampah dalam rangka pengelolaan persampahan yang berkelanjutan

6. Meningkatkan peran masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga.

Tujuan Pengembangan Persampahan

Terciptanya lingkungan Kota Bukittinggi yang bersih, sehat dan mandiri melalui pengelolaan

sampah secara komprehensif dan terpadu untuk meminimalisir timbulan, mengurangi dampak

negatif dan memberikan manfaat serta nilai ekonomi sampah.

Sasaran Pengembangan Persampahan

1. Menyusun dan menetapkan Peraturan Daerah tentang persampahan pada tahun 2016.

2. Meningkatkan cakupan pelayanan persampahan di perkotaan dari 85,5 % menjadi 100% pada

tahun 2018.

3. Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana persampahan pada tahun 2016.

4. Meningkatkan pengelolaan persampahan dengan metode 3R (Reduce,Reuse and Recycle)

sebesar 10 % pada tahun 2019.

5. Meningkatkan peran pihak swasta dalam pengelolaan persampahan sebesar 20% pada tahun

2019.

Page 104: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab IV- 6

Tabel 4.2. a

Posisi Pengelolaan Persampahan Kota Bukittinggi

Lingkungan Internal

Kekuatan ( Strengths)

Kelemahan (Weaknesses)

S 1

Adanya peraturan daerah retribusi sampah

W1

Latar belakang pendidikan dan tupoksi anggota pokja sanitasi/AMPL Kota Bukittinggi diperlukan koordinasi yang lebih kompleks.

W 2

Kurangnya tenaga kebersihan sehingga dibutuhkan penembahan personil kebersihan agar jadwal pengangkutan sampah di Kota Bukittinggi lebih terarah.

S 2

Komitmen Pendanaan dalam bidang sanitasi melalui Dokumen Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota oleh Pemerintah Bukittinggi

W 2

Kurangnya sosialisasi, edukasi dan penyadaran kepada masyarakat secara berkesinambungan untuk pengelolaan persampahan pada skala rumah tangga dengan konsep 3 R

S3

Masih ada lahan untuk penyediaan sarana dan prasarana persampahan

W 3

Belum adanya gerakan bersama pengelolaan persampahan pada tataran elite, pegawai pemerintah, LSM dan masyarakat

W 4

Belum adanya TPA untuk pembuangan sampah di Kota Bukittinggi, begitu juga TPS masih sangat terbatas ketersediaannya, selain itu kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pembuangan sampah dari lingkungan tempat tinggal ke TPS terdekat seperti bak sampah, gantungan sampah dll

S4

Adanya program sanitasi yang tertuang dalam RPIJM Kota Bukittinggi

W 5

Belum adanya Perda tentang pengelolaan persampahan yang ada hanya perda tentang retribusi sampah

Lingkungan Eksternal

Peluang (Opportunities)

Ancaman (Threats)

O 1

Belanja Advokasi tentang pengelolaan sampah yang memiliki nilai ekonomis (bank sampah) melalui media cetak dan elektronik

T 1

Terjadinya friksi dan kepentingan antar SKPD

O 2

Adanya sumber-sumber alternatif pembiayaan pembangunan sanitasi yang tidak hanya mengandalkan sumber pembiayaan APBD Kota tetapi dapat menggunakan sumber alternatif lain seperti APBD Propinsi, APBN, Swasta, CSR dan lain lain.

T 2

Tingkat kemiskinan yang tinggi, ssehingga masyarakat kurang perduli terhadap pengelolaan sampah

Masyarakat hanya mengandalkan pengangkutan sampah oleh petugas kebersihan

O 3

Terbukanya kerjasama dengan Pihak Ketiga seperti swasta, LSM, maupun organisasi lain untuk pengelolaan persampahan

T3

Kebiasaaan Masyarakat yang lebih cendrung membuang sampah di selokan ataupun sungai di sekitar tempat tinggal mereka.

O 4

Adanya pendidikan dan pelatihan dari Pemerintah untuk penguatan kapasitas aparatur dalam pengelolaan persampahan

T4

Belum diadakannya kampanye peduli sampah di tingkat sekolah baik itu sekolah dasar ataupun tingkat SMA.

Sumber : Pokja Sanitasi BukittinggiTahun 2015

Page 105: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab IV- 7

Tabel 4.2.

Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Persampahan Kota Bukittinggi

Tujuan Sasaran

Strategi Pernyataan sasaran Indikator sasaran

Mewujudkan Kota Bukittinggi yang bersih,

sehat dan mandiri melalui pengelolaan

sampah secara komprehensif dan

terpadu untuk meminimalisir

timbulan,mengurangi dampak negatif

dan memberikan manfaat serta nilai

ekonomi sampah

Menyusun dan menetapkan Peraturan

Daerah tentang persampahan pada tahun

2016

Terbitnya Peraturan Daerah tentang

persampahan pada tahun 2016

Memaksimalkan kebijakan pengelolaan

persampahan.

Meningkatkan cakupan pelayanan

persampahan dari 85,5% menjadi 100%

pada tahun 2019.

Cakupan pelayanan persampahan dari 85,5

% menjadi 100% pada tahun 2019.

Meningkatkan ketersediaan infrastruktur

persampahan melalui pemanfaatan program

di tingkat pusat/provinsi.

Menciptakan peluang investasi di bidang persampahan melalui penyediaan sarana dan prasarana.

Meningkatkan penyediaan sarana dan

prasarana persampahan pada tahun 2019.

Tersedianya sarana dan prasarana

persampahan pada tahun 2019.

Meningkatkan pengelolaan persampahan

dengan metode 3R (Reduce,Reuse and

Recycle) sebesar 10% pada tahun 2018.

Peningkatan pengelolaan persampahan

dengan metode 3R (Reduce,Reuse and

Recycle) menjadi 10% pada tahun 2018.

Menurunnya perilaku buang sampah

sembarangan dari 14,5% menjadi 0% pada

tahun 2019.

Terjadinya penurunan perilaku buang

sampah sembarangan dari 14,5% menjadi

0% pada tahun 2019

Sumber : Pokja Sanitasi BukittinggiTahun 2015

Page 106: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab IV- 8

4.3. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Drainase

Misi Drainase

Meningkatkan fungsi, kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana drainase yang berwawasan

lingkungan untuk mengurangi daerah genangan air secara optimal dan berkelanjutan.

Mengembangkan dan meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana drainase lingkungan untuk

meningkatkan kualitas kesehatan serta mencegah pencemaran lingkungan

Meningkatkan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah dan masyarakat yang efektif dan efisien

serta bertanggungjawab

Meningkatkan kemampuan pembiayaan daerah serta mendorong investasi dengan melibatkan

partisipasi aktif masyarakat dan kemitraan dengan swasta

Mendorong peran aktif masyarakat dalam proses pembangunan dan pemeliharaan prasarana dan

sarana drainase lingkungan

Tujuan Pengembangan Drainase

Mewujudkan fungsi, kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana drainase yang berwawasan

lingkungan untuk mengurangi daerah genangan air secara optimal dan berkelanjutan.

Sasaran Pengembangan Drainase

1. Menyusun Masterplan pengembangan drainase pada tahun 2015.

2. Menyusun dan menetapkan Peraturan Daerah tentang Drainase pada tahun 2016.

3. Meningkatkan cakupan pelayanan drainase sebesar 20% pada tahun 2018.

4. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana drainase pada tahun 2018.

5. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya fungsi drainase sebesar 20% pada

tahun 2018.

Page 107: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab IV- 9

Tabel 4.3. a

Posisi Pengelolaan Drainase Kota Bukittinggi

Lingkungan Internal

Kekuatan ( Strengths) Kelemahan (Weaknesses)

S 1

Legalitas Pokja Sanitasi/AMPL Kota Bukittinggi W 1

Latar belakang pendidikan dan tupoksi anggota pokja sanitasi/AMPL Kota Bukittinggi diperlukan koordinasi yang lebih rumit dan kompleks

S 2

Komitmen Pendanaan dalam bidang sanitasi melalui Dokumen Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota oleh Pemerintah Kota Bukittinggi

W 2

Kurangnya sosialisasi, edukasi dan penyadaran kepada masyarakat secara berkesinambungan untuk pengelolaan dan pembangunan drainase di Rumah Tangga

W3

Kurangnya kesadaran masyarakat memelihara drainase yang telah ada sesuai dengan fungsi drainase sesungguhnya

S3

Adanya program sanitasi yang tertuang dalam RPIJM Kota Bukittinggi

W 4

Kurangnya program dan kegiatan sanitasi yang dilakukan oleh SKPD terkait drainase

S4

Masih adanya lahan untuk pembangunan jaringan drainase primer ataupun skunder

W 5

Belum adanya gerakan bersama pengelolaan dan pembangunan pada tataran elite, pegawai pemerintah, LSM dan masyarakat

W6

Belum adanya Perda tentang drainase ataupun retribusi drainase

Lingkungan Eksternal

Peluang (Opportunities)

Ancaman (Threats)

O 1

Program dan kegiatan sanitasi lebih terkoordinasi

T 1

Terjadinya friksi dan kepentingan antar SKPD

O 2

Tersedianya sumber-sumber alternatif pembiayaan pembangunan sanitasi yang tidak hanya mengandalkan sumber pembiayaan APBD Kota tetapi dapat menggunakan sumber alternatif lain seperti APBD Propinsi, APBN, Swasta, CSR dan lain lain.

T 2

Tingkat kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah dan kurangnya terhadap akses informasi, dan kurang memahami fungsi drainase sehingga tidak membuang sampah di saluran/drinase

O 3

Terbukanya kerjasama dengan Pihak Ketiga seperti swasta, LSM, maupun organisasi lain untuk pengelolaan dan pembangunan drainase

T3

Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai pengelolaan dan pembangunan Drainase

O 4

Adanya pendidikan dan pelatihan dari Pemerintah untuk penguatan kapasitas aparatur dalam pengelolaan dan pembangunan drainase

Sumber : Pokja Sanitasi BukittinggiTahun 2015

Page 108: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab IV- 10

Tabel 4.3.

Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Drainase Kota Bukittinggi

Tujuan Sasaran Strategi

Pernyataan sasaran Indikator sasaran

Mewujudkan fungsi, kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana drainase yang berwawasan lingkungan untuk mengurangi daerah genangan air secara optimal dan berkelanjutan.

1. .

Menyusun Revisi Masterplan Pengembangan drainase pada tahun 2016

Tersusunnya Masterplan pengembangan drainase pada tahun 2016

Dokumen perencanaan dan peraturan daerah terkait drainase melalui dukungan anggaran dari Pemerintah Pusat dan Provinsi.

Mengembangkan dan meningkatkan normalisasi drainase melalui dukungan anggaran pemerintah pusat dan provinsi.

Menyusun dan menetapkan Peraturan Daerah tentang Drainase pada tahun 2017

Terbitnya Peraturan Daerah tentang drainase pada tahun 2016

Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana drainase pada sampai tahun 2019

Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana drainase sebesar 20% pada tahun 2019.

Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya fungsi drainase sebesar 20% pada tahun 2019.

Meningkatnya kesadaran masyarakat 20% pada tahun 2019.

Sumber : Pokja Sanitasi BukittinggiTahun 2015

Page 109: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab IV- 11

4.4. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan Promosi Higinene dan Sanitasi (Prohisan)

Misi Prohisan

1. Menyiapkan dan melengkapi peraturan perundangan dalam penyelenggaraan pengelolaan PHBS

2. Memberdayakan masyarakat dalam bidang kesehatan melalui pendekatan secara individu, keluarga dan

kelompok masyarakat

3. Mengintegrasikan kegiatan promosi kesehatan antar instansi terkait

4. Meningkatkan kemitraan secara sinergis antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha

5. Meningkatkan investasi dalam bidang promosi kesehatan

Tujuan Pengembangan Prohisan

Mewujudkan kesadaran dan pemahaman masyarakat akan pola hidup bersih dan sehat sebagai

langkah nyata menuju keluarga sejahtera mandiri.

Mewujudkan kesadaran dan perilaku hidup sehat dan bersih serta membiasakan cuci tangan pakai

sabun di lingkungan sekolah.

Sasaran Pengembangan PHBS

1. Meningkatkan perubahan perilaku masyarakat dalam PHBS dari 41,4%(tidak mencuci tangan

setelah menceboki anak (EHRA)) menjadi 100% pada tahun 2019

2. Meningkatkan anggaran promosi PHBS sebesar 100% pada tahun 2019.

3. Meningkatnya CSR dalam pengelolaan PHBS sebesar 10% pertahun

4. Peningkatan pemanfaatan media komunikasi dalam kampanye PHBS dan CTPS sebesar 100%

pada tahun 2019.

5. Meningkatkan program pengelolaan PHBS sebesar 10% per tahun

6. Meningkatkan sarana dan prasarana sanitasi di lingkungan sekolah sebesar 40% pada tahun 2019.

7. Meningkatkan program adiwiyata sebesar 10% per tahun.

Page 110: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab IV- 12

Tabel 4.4.a

Posisi Pengelolaan Prohisan Kota Bukittinggi

Lingkungan Internal

Kekuatan ( Strengths)

Kelemahan (Weaknesses)

S 1

Legalitas Pokja Sanitasi/AMPL Kota Bukittinggi

W 1 Latar belakang pendidikan dan tupoksi anggota pokja sanitasi/AMPL Kota Bukittinggi diperlukan koordinasi yang lebih rumit dan kompleks

S 2

Komitmen Pendanaan dalam bidang sanitasi melalui Dokumen Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota oleh Pemerintah Kota Bukittinggi

W 2

Masyarakat belum faham tentang PHBS sehingga mereka tidak memperdulikan standar jamban yang baik dan sehat

S 3

Program promosi higiene tentang PHBS menjadi program prioritas tahunan Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi

W 3

PHBS di sekolah belum menjadi kebiasaan yang baik karena belum terintegrasi dalam materi pelajaran maupun penyediaan arana dan prasarana yang memadai, khususnya untuk tempaat cusi tangan dan jamban sekolah yang sehat

S 4

Telah tersedianya tenaga sanitarian di Dinas Kesehatan dan Nagari di Kota Bukittinggi

W4

Tingkat kemiskinan yang tinggi sehingga masyarakat tidak mampu untuk membuat MCK sendiri di masing-masing Rumah Tangga. Masyarakat lebih memilih BAB di sungai atau ladang di di sekitar tempat tinggal mereka yang dapat mengancam kesehatan.

W5

Pengetahuan masyarakat yang sangat terbatas tentang pentingnya kebersihan rumah tangga terutama menyangkut air minum dan MCK

S5

Masih banyak lahan yang kosong yang dapat digunakan untuk pembangunan MCK

W6

Terbatasnya jumlah dan kapasitas tenaga sanitarian untuk sosialisasi prohisan di nagari yang terisolir.

Lingkungan Eksternal

Peluang (Opportunities)

Ancaman (Threats)

O 1

Program dan kegiatan sanitasi lebih terkoordinasi di tingkat Kota dan Nagari

T 1

Terjadinya friksi dan kepentingan antar SKPD

O 2

Tersedianya sumber-sumber alternatif pembiayaan pembangunan sanitasi yang tidak hanya mengandalkan sumber pembiayaan APBD Kota tetapi dapat menggunakan sumber alternatif lain seperti APBD Propinsi, APBN, Swasta, CSR dan lain lain.

T 2

Tingkat kemiskinan yang tinggi, tingkat pendidikan yang rendah dan kurangnya terhadap akses informasi pentingnya kebiasaan hidup bersih dan sehat di skala rumah tangga yang nantinya akan menjadi kebiasaan di lingkungan sekitarnya.

O 3

Terbukanya kerjasama dengan Pihak Ketiga seperti swasta, LSM, maupun organisasi lain untuk mewujudkan program PHBS

T3

Dana alokasi khusus (DAK) bidang pendidikan belum diarahkan sepenuhnya untuk penyediaan sarana sanitasi syang sehat di sekolah untuk pembentukan

Page 111: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab IV- 13

O 4

Adanya pendidikan dan pelatihan dari Pemerintah untuk penguatan kapasitas aparatur dalam penyelenggaraan PHBS agar masyarakat lebih mengerti dan paham pentingnya PHBS

T4

Belum dilakukannya kampanye PHBS yang rutin

di lingkungan sekolah baik itu ditingkat Sekolah Dasar atau pun di Tingkat Sekolah menengah atas.

Sumber : Pokja Sanitasi BukittinggiTahun 2015

Tabel 4.4 Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengelolaan Sanitasi Rumah Tangga Kota Bukittinggi

Tujuan Sasaran Strategi

Pernyataan sasaran Indikator sasaran

Mewujudkan kesadaran dan pemahaman masyarakat akan pola hidup bersih dan sehat sebagai langkah nyata menuju keluarga sejahtera mandiri.

Meningkatkan perubahan perilaku masyarakat dalam PHBS dari 76,7 % menjadi 0% pada tahun 2019.

Perubahan perilaku masyarakat dalam PHBS dari 76,7% menjadi 0% pada tahun 2019

Meningkatkan sosialisai dan promosi PHBS yang Higiene serta penyediaan sarana air bersih baik dengan anggaran APBD Kab, APBD Provinsi, APBN maupun dana Hibah dari Negara Lain

Meningkatkan anggaran promosi PHBS sebesar 100% pada tahun 2019

Anggaran promosi PHBS meningkat sebesar 100% pada tahun 2019.

Meningkatkan CSR dalam bidang kesehatan untuk mensiasati keterbatasan anggaran. Meningkatnya CSR dalam

pengelolaan PHBS sebesar 10% per tahun.

CSR dalam pengelolaan PHBS meningkat sebesar 10% per tahun.

Peningkatan pemanfaatan media komunikasi dalam kampanye PHBS dan CTPS sebesar 100% pada tahun 2019.

Pemanfaatan media meningkat dalam kampanye PHBS dan CTPS sebesar 100% pada tahun 2019.

Meningkatkan peran media dalam kampanye PHBS melalui dukungan CSR.

Meningkatkan program pengelolaan PHBS sebesar 10% per tahun.

Program pengelolaan PHBS meningkat

Mewujudkan kesadaran dan perilaku hidup sehat dan bersih serta membiasakan cuci tangan pakai sabun.

Meningkatkan perubahan perilaku masyarakat dalam CTPS menjadi 76,7% pada tahun 2019

Perubahan perilaku masyarakat dalam CTPS menjadi 76,7% pada tahun 2019

Meningkatkan sosialisasi dan promosi CTPS melalui program pemerintah Pusat/Provinsi.

Peningkatan pemanfaatan media komunikasi dalam kampanye PHBS dan CTPS lingkungan rumah tangga sebesar 100% pada tahun 2019.

Pemanfaatan media komunikasi dalam kampanye PHBS dan CTPS lingkungan rumah tangga sebesar 100% pada tahun 2019.

Meningkatkan peran media dalam kampanye PHBS dan CTPS melalui dukungan CSR.

Meningkatkan sarana dan prasarana sanitasi di lingkungan rumah tangga sebesar 25% pada tahun 2019.

Tersedianya sarana dan prasarana sanitasi di lingkungan rumah tangga sebesar 25% pada tahun 2019.

Meningkatkan CSR dalam bidang kesehatan untuk mensiasati keterbatasan anggaran.

Sumber : Pokja Sanitasi BukittinggiTahun 2015

Page 112: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab IV- 14

Tabel 3.5.

Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengelolaan Sanitasi Sekolah Kota Bukittinggi

Tujuan Sasaran Strategi

Pernyataan sasaran Indikator sasaran

Mewujudkan kesadaran dan perilaku hidup sehat dan bersih serta membiasakan cuci tangan pakai sabun di lingkungan sekolah.

Meningkatkan perubahan perilaku siswa dalam PHBS dan CTPS menjadi 100% pada tahun 2019.

Perubahan perilaku siswa dalam PHBS dan CTPS menjadi 100% pada tahun 2019.

Meningkatkan sosialisasi dan promosi PHBS dan CTPS melalui program Pemerintah Pusat/Provinsi

Peningkatan pemanfaatan media komunikasi dalam kampanye PHBS dan CTPS di lingkungan sekolah sebesar 100% pada tahun 2019.

Pemanfaatan media komunikasi dalam kampanye PHBS dan CTPS di lingkungan sekolah sebesar 100% pada tahun 2019.

Meningkatkan peran media dalam kampanye PHBS dan CTPS melalui dukungan CSR.

Meningkatkan sarana dan prasarana sanitasi di lingkungan sekolah sebesar 50% pada tahun 2019.

Tersedianya sarana dan prasarana sanitasi di lingkungan sekolah sebesar 50% pada tahun 2019.

Meningkatkan CSR dalam bidang kesehatan untuk mensiasati keterbatasan anggaran.

Meningkatkan prog.adiwiyata sebesar 10% per tahun.

Program adiwiyata sebesar 10% per tahun.

Meningkatkan program adiwiyata di sekolah.

Sumber : Pokja sanitasi BukittinggiTahun 2015

Page 113: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab IV- 15

Page 114: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab V- 1

BAB V

PROGRAM KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI

5.1 Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi

Pada Bab ini membahas tentang uraian dari program dan kegiatan yang menjadi prioritas

pembangunan sanitasi Kota Bukittinggi Tahun 2015 – 2019, disusun sesuai dengan strategi

untuk mencapai tujuan dan sasaran dari masing-masing sub sektor sanitasi. Program dan

kegiatan ini disusun berdasarkan strategi yang telah dirumuskan di kerangka kerja logis

untuk mencapai tujuan dan sasaran dari masing-masing sub sektor air limbah domestik,

persampahan, drainase lingkungan, PHBS. Program dan kegiatan akan dibuat sesuai dengan

sumber pendanaan yaitu sumber dana berasal dari APBD Kota, pendanaan berasal dari

APBD Provinsi, sumber perndanaan berasal dari APBN dan sumber pendanaan berasal dari

non pemerintahan. Indikasi program dan kegiatan pembangunan sanitasi disusun sebagai

pengejawantahan dari strategi yang telah dirumuskan untuk mencapai visi, misi

pembangunan sanitasi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tujuan pembangunan

daerah Kota Bukittinggi.

Kebutuhan pendanaan untuk pelaksanaan program dan kegiatan yang disusun didasarkan

pada hasil evaluasi dan prediksi atas potensi dan kebutuhan pembangunan tahunan.

Sumber penerimaan daerah secara garis besar terdiri atas Pendapatan Asli Daerah (PAD),

Dana Perimbangan dan Lain-lain pendapatan daerah yang sah. Pendapatan dari dana

perimbangan sebenarnya diluar kendali pemerintah daerah karena alokasi dana tersebut

ditentukan oleh pemerintah pusat berdasarkan formula yang telah ditetapkan.

Penerimaan dari dana perimbangan sangat bergantung dari penerimaan negara dan formula

dana alokasi umum. Oleh karenanya perhitungan/proyeksi APBD Kota Bukittinggi, terutama

untuk alokasi belanja langsung disesuaikan dengan proyeksi peningkatan PAD, sementara

penerimaan lainnya dianggap tetap, karena walalupun dana perimbangan mengalami

kenaikan tetapi penggunaannya lebih diarahkan pada belanja tidak langsung seperti

penyesuaian gaji pegawai atau belanja rutin lainnya. Dalam Bab ini akan memperlihatkan

kebutuhan pendanaan sanitasi dari tahun 2015 sampai 2019 dari masing-masing sub sektor

yaitu sub sektor air limbah, sub sektor persampahan dan sub sektor drainase.

Page 115: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab V- 2

Tabel 5.1

Ringkasan Indikasi Kebutuhan Biaya Dan Sumber Pendanaan Dan/Atau

Pembiayaan Pengembangan Sanitasi Untuk 5 Tahun

X Rp. 1 Juta

No Sumber

Anggaran

Tahun Anggaran Total Anggaran 2016 2017 2018 2019 2020

1 Air Limbah 482 3.839 14.659 12.428 22.366 53.744

2 Persampahan 6.729 15.010 13.696 13.375 14.419 59.399

3 Drainase 3.240 3.630 3.545 3.535 3.700 17.650

Jumlah

10.451 22.479 31.900 29.338 40.455 134.624

Sumber : Program Kegiatan Kota Bukittinggi, 2015

Tabel 5.2

Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi untuk 5 tahun

X Rp. 1 Juta

No Sumber

Anggaran

Tahun Anggaran Total Anggaran 2016 2017 2018 2019 2020

A Pemerintah

1 APBD Kab/Kota 10.451 18.679 21.379 21.631 21.608 93.699

2 APBD Prov - 250 250 250 250 1.000

3 APBN - 3.600 10.241 7.457 18.597 39.895

Jumlah A

134.594

B Non-Pemerintah - - - - - -

1 CSR Swasta - - - - - -

2 Masyarakat - - - - - -

Jumlah B - 25 55 25 - 105

Total (A+B)

134.699

Sumber : Program Kegiatan Kota Bukittinggi, 2015

Page 116: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab V- 3

5.2 Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi dengan Sumber Pendanaan Pemerintah

Perencanaan pendanaan pemerintah adalah usulan program kegiatan yang pendanaannya

dialokasikan oleh pemerintah meliputi pendanaan APBD Kota, APBD Provinsi dan

APBN/pusat. Mengenai rekapitulasi program kegiatan sanitasi yang didanai dari APBD Kota,

APBD Provinsi dan APBN untuk lima (5) tahun kedepan. Berikut ini disampaikan rekapitulasi

pendanaan pemerintah yang dibutuhkan untuk pembangunan sanitasi dalam jangka waktu 5

(lima) tahun yang ditampilkan dalam Tabel 5.3 menjelaskan rekapitulasi pendanaan sanitasi

melalui APBD Kabupaten, tabel 5.4 menjelaskan rekapitulasi pendanaan sanitasi melalui

APBD Povinsi dan tabel 5.5 menjelaskan rekapitulasi pendanaan sanitasi melalui APBN

Tabel 5.3

Tabel Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBD Kabupaten/Kota X Rp. 1 Juta

No Sumber Anggaran Tahun Anggaran Total

Anggaran 2016 2017 2018 2019 2020

1 Air Limbah 482 3.189 4.358 4.948 3.723 16.650

2 Persampahan 6.729 11.860 13.476 13.696 14.185 59.399

3 Drainase 3.240 3.630 3.545 3.535 3.700 17.650

Jumlah 10.451 18.679 21.379 22.631 21.608 93.699

Sumber : Program Kegiatan Kota Bukittinggi, 2015

Tabel 5.4 Tabel Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBD Provinsi

X Rp. 1 Juta

No Sumber Anggaran Tahun Anggaran Total

Anggaran 2016 2017 2018 2019 2020

1 Air Limbah - - - - - -

2 Persampahan - 50 50 50 50 200

3 Drainase - - - - - -

Jumlah

250 250 250 250 1.000

Sumber : Program Kegiatan Kota Bukittinggi, 2015

Page 117: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab V- 4

Tabel 5.5 Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBN

X Rp. 1 Juta

No Sumber Anggaran Tahun Anggaran Total

Anggaran 2016 2017 2018 2019 2020

1 Air Limbah - 9.671 8.180 9.513 8.900 36.264

2 Persampahan - 3.100 170 177 184 3.631

3 Drainase - - - - - -

Jumlah - 12.771 8.350 9.690 9.084 39.895

Sumber : Program Kegiatan Kota Bukittinggi, 2015

5.3 Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi dengan Sumber Pendanaan Non

Pemerintah

Di dalam usulan program kegiatan sanitasi Kota Bukittinggi terdapat upaya

capaian target prosentasi dalam pengelolaan sanitasi karenanya memerlukan pendanaan

yang sangat besar. Dan pendanaan itu tidak akan mungkin mampu hanya ditangani oleh

pendanaan pemerintah saja pun baik di pendanaan APBD kabupaten, APBD provinsi dan

juga APBN/Pusat. Tiga penyangga keberhasilan dalam perencanaan pembangunan adalah

Pemerintah, Swasta atau non pemerintah dan Masyarakat, oleh karena itu Kota Bukittinggi

bersama Pokja Sanitasinya mengupayakan usulan pendanaan kepada non pemerintah dan

juga masyarakat. Usulan pendanaan swasta untuk pembangunan sanitasi dalam jangka

waktu 5 (lima) tahun Kota Bukittinggi di Tabel 5.6 menjelaskan rekapitulasi pendanaan

sanitasi melalui partisipasi swasta atau non peamerintah dan Tabel 6.6 menjelaskan

rekapitulasi pendanaan sanitasi melalui partisipasi masyarakat.

Tabel 5.6 Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Swasta/CSR

X Rp. 1 Juta

No Sumber Anggaran Tahun Anggaran Total

Anggaran 2016 2017 2018 2019 2020

1 Air Limbah - - - - - -

2 Persampahan - - - - - -

3 Drainase - - - - - -

4 PHBS - - - - - -

Jumlah - - - - - -

Sumber : Program Kegiatan Kota Bukittinggi, 2015

Page 118: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab V- 5

Tabel 5.7 Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Masyarakat

X Rp. 1 Juta

No Sumber Anggaran Tahun Anggaran Total

Anggaran 2016 2017 2018 2019 2020

1 Air Limbah - 25 55 25 - 105

2 Persampahan - - - - - -

3 Drainase - - - - - -

Jumlah - 25 55 25 - 105

Sumber : Program Kegiatan Kota Bukittinggi, 2015

5.4 Antisipasi Funding Gap

Funding Gap bila jumlah anggaran yang dibutuhkan jauh lebih besar daripada

yang tersedia. Mengenai langkah-langkah yang dilakukan untuk mengurangi kesenjangan

(gap) tersebut di Kota Bukittinggi, pokja sanitasi mengupayakan terus untuk mendapatkan

dukungan pendanaan dengan membentuk tim fasilitasi/Forum CSR. “Deskipsi

program/kegiatan” untuk program/kegiatan yang belum mendapatkan sumber pendanaan di

lampirkan dalam Lampiran 5 yang berisi Deskripsi Program/Kegiatan. Dan untuk daftar

perusahaan penyelenggara CSR yang ada diwilayah Kota Bukittinggi yang berpotensi untuk

mendanai Sanitasi dilampirkan dalam Lampiran 6 yang menyampaikan Penyelenggara CSR

yang potensial. Dan berikut tabel 5.8 berikut adalah data funding gab pendanaan sanitasi di

Kota Bukittinggi dalam perencanaan Strategi Sanitasi Kota tahun 2015

Tabel 5.8

Funding Gap

X Rp. 1 Juta

No. Uraian Tahun Anggaran Total

Anggaran 2016 2017 2018 2019 2020

1 Air Limbah Domestik 482 3.189 4.358 4.948 3.723 16.650

2 Persampahan 6.729 11.860 13.476 13.696 14.185 59.399

3 Drainase Perkotaan 3.240 3.630 3.545 3.535 3.700 17.650

4 Daftar tunggu (Funding Gap) 2.051 13.479 22.200 15.339 25.455 78.524

5 Kebutuhan Pendanaan Sanitasi 10.451 22.479 31.900 29.339 40.455 134.699

6 Gap (%) 19,6 % 60 % 69,6 % 52,3 % 62,9 % 52,9 %

Catatan: Data tabel ini diambil dari Lampiran 4: program, kegiatan dan indikasi biaya yang belum memiliki sumber pendanaan atau daftar tunggu (funding gap). Baris (5): Data total kebutuhan pendanaan sanitasi diambil dari Tabel Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya

Pengembangan Sanitasi untuk 5 tahun. Baris (6): Prosentase Funding Gap terhadap total kebutuhan pendanaan, baris 6 = (baris 4 x 100 / baris 5)

Page 119: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab V- 6

Page 120: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab V- 7

Page 121: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1

BAB VI

MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

Monitoring dan evaluasi kegiatan pembangunan sanitasi adalah merupakan rangkaian pelaksanaan

kegiatan untuk meningkatkan kinerja dalam pencapaian target secara bertahap dan konsisten.

Kegiatan ini sangat diperlukan untuk melakukan langkah - langkah perbaikan ketika terjadi

kekurangsesuaian pelaksanaan terhadap perencanaannya. Sistem kerja meliputi: perencanaan,

pelaksanaan dan implementasi serta monitoring dan evaluasi merupakan suatu rangkaian kinerja

yang harus di ikuti untuk memperoleh keberhasilan mencapai tujuan yang ditetapkan.

Pada uraian dalam bab monitoring dan evaluasi berikut adalah berisikan tabel yang terdiri atas tabel

capaian strategis, tabel capaian kegiatan, tabel evaluasi dan tabel pelaporan monev implementasi

SSK, yang disusun dalam rangka untuk membantu mengecek ulang pelaksanaan monitoring dan

evaluasi terhadap pelaksanaan program/kegiatan starategi sanitasi Kota. Yang disajikan dalam tabel

6.1 sampai dengan 6.12 per sektor dalam perencanaan tahun 2016 dan 2017 dibawah ini.

A. Air Limbah Domestik

Tabel VI.1 Capaian Stratejik Air Limbah

Tujuan: Meningkatkan perilaku komunitas yang hygienis untuk mendukung terciptanya Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

Tahun 2016

Rencana Realisasi

Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome

Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk selalu melakukan perilaku hidup bersih sehat di lingkungan rumah tangga ataupun masyarakat sekitarnya.

Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

1. Pengembangan promosi kesehatan dan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (1 paket)

2. Promosi Program Pembangunan Kesehatan (1 paket)

1. Rp.65 jt

2. Rp.383 jt

Tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk perubahan perilaku sanitasi dan mau melakukan kegiatan yang mendukung perubahan perilaku sanitasi tersebut

Page 122: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1

3. Pembinaan PHBS, toga dan lingkungan sehat (1 paket)

4. Pengawasan Sanitasi Depot

Air Minum (1 paket)

3.Rp 34 jt 4. Rp. 13 jt

Total Rp.482 jt

Meningkatkan program promosi kepada masyarakat agar terciptanya umpan balik untuk kelanjutan program pembangunan kesehatan Terpantaunya perkembangan untuk berkurangnya BABS

Terpantaunya sumber air minum masyarakat yang terbanyak di Gunakan di Kota Bukittinggi

Tujuan: Menyediakan acuan dasar perencanaan penanganan air limbah domestik Kota Bukittinggi dalam rangka meningkatan kinerja pengelolaan air limbah domestik tahun 2020

Tahun 2017

Rencana Realisasi

Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome

Tersusunya Regulasi Air Limbah Permukiman domestik pada tahun 2017.

1. Penyusunan peraturan daerah tentang air limbah ( 1 dokumen)

2. Sosialisasi hasil Penyusunan

regulasi Pengelolaan air limbah domestik (1 paket)

1. Rp 100 jt

2. Rp 50 jt

Total Rp.150 jt

Tersusunnya 1 dokumen Regulasi sistem Pengelolaan Air Limbah domestik Tersosialisainya regulasi pengelolaan air limbah domestik kepada masyarakat

Laporan peratuaran darah menyangkut air limbah

100 jt Dilakukan di tahun 2017

Tujuan: Meningkatkan akses dasar pengelolaan air limbah rumah tangga tahun 2020

Tahun 2017

Rencana Realisasi

Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome

Menurunkan BABS dari 11,40% ( 605 KK) menjadi 0% pada tahun 2019

Pendekatan STBM 1. Pemicuan (10 paket)

1.Rp.460 jt

Total Rp.460 jt

Tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk perubahan perilaku sanitasi dan mau melakukan kegiatan yang mendukung perubahan perilaku sanitasi tersebut.

Page 123: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1

IPAL Kawasan

1. Sosialisasi pembangunan air limbah kawasan (2 paket)

Pembangunan MCK ++

1. . Pemicuan (termasuk

Pembentukan KSM; Pelatihan Manajerial, Administrasi & Keuangan; Penyusunan aturan lokal; Promosi/Kampanye/ edukasi Higiene dan sanitasi (3 paket)

2. Pembebasan lahan MCK ++l (1 paket)

3. Perencanaan Detail MCK ++ (1

Dokumen)

3. Pembangunan MCK++ (1 unit)

4. Pendampingan pembangunan MCK++ (2 paket)

Pembangunan IPAL Komunal

1.Pemicuan (termasuk

Pembentukan KSM; Pelatihan Manajerial, Administrasi & Keuangan; Penyusunan aturan lokal; Promosi/Kampanye/ edukasi Higiene dan sanitasi (1 paket)

2. Pembebasan Lahan/Tanah (1 paket)

1. Rp.200 jt

Total

Rp.200 jt 1. Rp.100 jt

2.Rp 500 jt 3. Rp. 500 jt

4. Rp 100 jt

Total Rp.1.650 jt 1. Rp.50 jt

2.Rp 5.000 jt

3.Rp 200 jt Total Rp.5.250 jt 1.Rp 70 jt

Tersosialisasinya stimulan jamban masyarakat untuk pembangunan jamban guna berkurangnya BABS

Tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk perubahan perilaku sanitasi dan mau melakukan kegiatan yang mendukung perubahan perilaku sanitasi tersebut Tersedianya lahan untuk MCK++ masyarakat di 1 Lokasi Adanya dokumen perencanaan tangki septik komunal di 1 lokasi Akses baru pengelolaan MCK++ 1 lokasi Pembangunan MCK++di 1 lokasi Tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk perubahan perilaku sanitasi dan mau melakukan kegiatan yang mendukung perubahan perilaku sanitasi tersebut Tersedianya lahan untuk lokasi pembangunan IPAL komunal 1 lokasi Terlaksananya sambungan rumah 2100

Page 124: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1

3. Pembangunan Sambungan Rumah (200 unit)

Promosi Sanitasi

1. Pengembangan promosi kesehatan dan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (1 paket)

2. Promosi Program Pembangunan Kesehatan(1 paket)

2. Rp 385 jt

unit atas partisipasi pemerintah, swasta dan masyarakat & Berkurangnya BABS dari 11,40%

Tertariknya masyarakat dan mau melaksanakan perilaku higiene dan sanitasi berkelanjutan

Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi Keterangan:

(i) Isikan Tujuan dan Sasaran sesuai Tabel KKL. (ii) Isikan Rencana Output, Belanja dan Outcome sesuai dengan Tabel Rencana Program, Kegiatan dan Indikasi

Pendanaan yang berkaitan dengan sasaran yang sesuai. (iii) Isikan Realisasi Output, Belanja dan Outcome sesuai dengan capaian aktual.

Tabel VI.2 Capaian Kegiatan Air Limbah

Tahun 2016

Rencana Kegiatan Realisasi Kegiatan

Realisasi Output

Belanja Outcome

1. Pengembangan program promosi kesehatan dan Upaya Kesehatan bersumber daya masyarakatPenyusunan Regulasi sistem pengelolaan air limbah domestik (1 dokumen)

2. Promosi Program Pembangunan Kesehatan (1 paket)

3. Pembinaan PHBS, Toga dan lingkungan sehat (1 paket)

4. Pengawasan sanitasi depot air minum

(1 paket)

Tahun 2017

Rencana Kegiatan Realisasi Kegiatan

Realisasi Output

Belanja Outcome

1. Pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) bidang air limbah (1 Paket)

2. Pembuatan website bidang sanitasi

(1 paket)

3. Biaya Pendampingan Pelaksanaan Sanimas (1 paket)

Page 125: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1

4. Pembebasan Lahan/Tanah @ 150 m2

(1 paket)

5. Perencanaan Teknis (DED) MCK++

(1 paket)

6. Pembangunan MCK ++ (Sanimas Reguler) (1 unit)

7. Biaya Operasi dan PemeliharaanMCK ++ (Sanimas Reguler) (1 paket)

8. Sosialisasi rencana pembangunan air limbah skala kawasan (1 paket)

9. Penyusunan Dokumen UKL/UPL IPAL skala kawasan (1 paket)

10. Pembebasan lahan pembangunan IPAL skala kawasan (1 paket)

11. Pelatihan tentang pembangunan dan pemeliharaan tangki septik sesuai standart kesehatan. (1 paket)

12. Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah (Sub Pengelolaan Air Limbah Domestik dan Industri Rumah Tangga) (1 paket)Penyusunan materi komunikasi hasil kajian dampak LH (1 paket)

13. Pengembangan program promosi kesehatan dan Upaya Kesehatan bersumber daya masyarakatPenyusunan Regulasi sistem pengelolaan air limbah domestik (1 dokumen)

14. Promosi Program Pembangunan Kesehatan (1

paket)

15. Pembinaan PHBS, Toga dan lingkungan sehat (1 paket)

16. Pengawasan sanitasi depot air minum

(1 paket)

Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Page 126: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1

Tabel VI.3 Evaluasi Air Limbah

Tahun 2016

Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi

Menyediakan acuan dasar perencanaan penanganan air limbah domestik Kota Bukittinggi dalam rangka meningkatan kinerja pengelolaan air limbah domestik tahun 2020

1. Tersusunya Regulasi Air Limbah Permukiman domestik pada tahun 2020.

Penyusunan Regulasi 2 kegiatan (Rp 150jt)

Meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan kepada masyarakat

Promosi kesehatan kepada masyarakat

1. Pengembangan promosi kesehatan (4 kegiatan)

Tahun 2017

Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi

Meningkatkan akses dasar pengelolaan air limbah rumah tangga tahun 2020

Mnenurunnya BABS dari 11,40 % (605 KK)

10 kegiatan (Rp 460jt)

Meningkatkan akses dasar pengelolaan air limbah rumah tangga tahun 2020

IPAL Kawasan

Pembangunan MCK++

1 Kegiatan (200 jt) 8 Kegiatan (1.650 jt)

Meningkatkan akses dasar pengelolaan air limbah rumah tangga tahun 2020

Tersedianya pengolahan akhir limbah berupa IPAL Komunal

Pembangunan IPAL Kawasan 3 kegiatan (Rp 5.250 jt)

Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Page 127: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1

Tabel VI.4 Pelaporan Monev Implementasi SSK Air Limbah

Obyek Pemantauan

Penanggung Jawab Waktu Pelaksanaan

Pelaporan

Penanggung Jawab Utama

Pengumpul Data dan Dokumentasi

Pengolah Data/Pemantau

Penerima Laporan

Tabel Capaian Stratejik

Bappeda DPU BMCK DPU BMCK Okt-Des tahun berjalan

Walikota & Kepala SKPD

Tabel capaian Kegiatan

Bappeda DPU BMCK DPU BMCK Okt-Des tahun berjalan

Walikota & Kepala SKPD

Tabel Evaluasi Bappeda DPU BMCK DPU BMCK Okt-Des tahun berjalan

Walikota & Kepala SKPD

Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

B. Persampahan

Tabel VI.5 Capaian Stratejik Persampahan

Tahun 2016

Rencana Realisasi

Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome

Menyediakan peraturan perundangan pengelolaan persampahan

Penyusunan regulasi tarjet capaian layanan pengelolaan persampahan (1 dokumen)

Rp.100 jt

Tersusunnya 1 dokumen regulasi tarjet capaian layanan pengelolaan persampahan

Tujuan: Mengurangi Timbulan sampah dari sumbernya dengan proses yang ramah lingkungan

Tahun 2016

Rencana Realisasi

Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome

Pencapaian pengurangan kuantitas sampah dari sumbernya

Pengurangan Timbulan Sampah 1. Penunjang operasional

pengelolaan rumah kompos ( 1 Paket)

1.Rp.191 jt

Berkurangnya timbulan sampah dengan berkembangnya jumlah bank sampah dan dapat berkelanjutan

Page 128: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1

Tujuan: Meningkatkan cakupan layanan persampahan di tahun 2020

Tahun 2016

Rencana Realisasi

Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome

Pencapaian layanan pengelolaan sampah dari 85,6% menjadi 100% pada tahun 2020

Pengadaan sarana prasarana dan alat angkut sampah 1. Penambahan Kontainer

(1 unit)

2. Penggantian Kontainer (2 unit)

3. Penggantian TPS Batu

(2 unit)

4. Pengadaan Gerobak Sampah (1 unit)

5. Penggantian Gerobak Sampah (3 unit)

6. Pengadaan Becak Sampah (2 unit)

7. Penggantian Becak Sampah (2 unit)

8. Pengadaan Becak Motor (2 Unit)

9. Penggantian Becak Motor ( 1 Unit)

10. Pengadaan Truk Angkut Sampah (1 Unit)

11. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan ( 1 Paket)

12. Penunjang Operasional Pengelolaan Sampah dan Kebersihan Kota (1 Paket)

1. Rp.20 jt

2. Rp.40 jt 3. Rp 10 jt 4. Rp 5 jt 5. Rp 15 jt 6. Rp 10 jt 7. Rp 60 jt 8. Rp 90 jt 9. Rp 30 jt 10. Rp 302 Jt

11. Rp 170 Jt 12. Rp 3.565 Jt

Total Rp.4.317 jt

Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat

Page 129: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1

Tahun 2017

Rencana Realisasi

Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome

Menyediakan peraturan perundangan pengelolaan persampahan

Penyusunan regulasi tarjet capaian layanan pengelolaan persampahan (1 dokumen)

Penyusunan regulasi tarjet capaian layanan pengelolaan persampahan (1 dokumen)

Penyusunan regulasi tarjet capaian layanan pengelolaan persampahan (1 dokumen)

Tujuan: Mengurangi Timbulan sampah dari sumbernya dengan proses yang ramah lingkungan

Tahun 2017

Rencana Realisasi

Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome

Pencapaian pengurangan kuantitas sampah dari sumbernya sebesar 100% pada tahun 2020

Pembangunan TPS 3R 1. Pemicuan (termasuk

Pembentukan KSM TPS 3R; Persiapan kontribusi masyarakat; Pelatihan manajerial, administrasi dan keuangan; Penyusunan aturan lokal untuk Pengelolaan TPS 3R) (8 paket)

2. Pembebasan Lahan (2 paket)

3. Penunjang operasional pengelolaan rumah kompos (1 Paket)

4. Pemantauan dan Evaluasi (4

paket)

1. Rp 12 jt 2.Rp 2.350 jt 3.Rp.200 jt 4. Rp 28 jt

Total Rp.2.578 jt

Berkurangnya timbulan sampah dengan berkembangnya jumlah bank sampah dan dapat berkelanjutan Tersedianya lahan untuk pembangunan TPS 3R Berkurangnya timbulan sampah dengan terbinanya KSM 3R dan dapat berkelanjutan

Tujuan: Meningkatkan cakupan layanan persampahan 100% di tahun 2020

Tahun 2017

Rencana Realisasi

Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome

Page 130: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1

Pencapaian layanan pengelolaan sampah dari 85,6% menjadi 100% pada tahun 2020

Pengadaan sarana prasarana dan alat angkut sampah 1. Penambahan Kontainer (1 unit)

2. Penggantian Kontainer 2.unit)

3. Penggantian TPS Batu (2.unit)

4. Pengadaan Gerobak Sampah (1 unit)

5. Penggantian Gerobak Sampah (3 unit)

6. Pengadaan Becak Sampah (2 unit)

7. Penggantian Becak Sampah (2 unit)

8. Pengadaan Becak Motor (2 Unit)

9. Penggantian Becak Motor ( 1 Unit)

10. Pengadaan Truk Angkut Sampah (2 Unit)

1. Rp.20 jt

2. Rp.40 jt 3. Rp 10 jt 4. Rp 20 jt 5.Rp 20 jt 6. Rp 40 Jt 7. Rp 60 jt 8. Rp 99 Jt 9. Rp 33 Jt 10. Rp 880 Jt

Total Rp 1.033 jt

Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat

Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat Cakupan layanan sampah meningkat

Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi Keterangan:

(iv) Isikan Tujuan dan Sasaran sesuai Tabel KKL. (v) Isikan Rencana Output, Belanja dan Outcome sesuai dengan Tabel Rencana Program, Kegiatan dan Indikasi

Pendanaan yang berkaitan dengan sasaran yang sesuai. (vi) Isikan Realisasi Output, Belanja dan Outcome sesuai dengan capaian aktual.

Page 131: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1

Tabel VI.6 Capaian Kegiatan Persampahan

Tahun 2016

Rencana Kegiatan Realisasi Kegiatan

Realisasi Output

Belanja Outcome

1. Penggantian Kontainer

2. Penambahan Kontainer

3. Penggantian TPS Batu

4. Penambahan TPS Kembar (TPS di jalan)

5. Pengadaan Gerobak Sampah

6. Penggantian Gerobak Sampah

7. Pengadaan Becak Sampah

8. Penggantian Becak Sampah

9. Pengadaan Becak Motor

10. Penggantian Becak Motor

11. Pengadaan Truk Angkut Sampah

12. Penunjang operasional pengelolaan rumah kompos

13. Sosialisasi peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan

14. Pengendalian dan penyemprotan mikroorganisme di TPSS

15. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan persampahan

16. Penyebarluasan informasi tentang K3 dan penyuluhan keliling pada masyarakat

17. Sosialisasi peningkatan peran serta anak didik di sekolah dalam pengelolaan persampahan

(2 Unit)

(1 Unit)

(2 Unit)

(10 Unit)

(1 Unit)

(3 unit)

(2 Unit)

(2 Unit)

(1 Paket)

(1 Paket)

(1 Paket)

(2 Paket)

(1Paket)

(1 Paket)

(1 Paket)

Rp 40 Jt Rp 20 Jt

Rp 3 Jt

Rp 9 Jt

Rp 10 Jt Rp 90 Jt

Rp 30 Jt

Rp 90 Jt

Rp 90 Jt

Rp 191 Jt

Rp 10 Jt

Rp 5 Jt

Rp 5 Jt

Rp 10 Jt

Rp 10 Jt

Rp 10 Jt

Rp 40 Jt

Rp 20 Jt

Rp 3 Jt

Rp 9 Jt

Rp 10 Jt Rp 90 Jt

Rp 30 Jt

Rp 90 Jt

Rp 90 Jt

Rp 191 Jt

Rp 10 Jt

Rp 5 Jt

Rp 5 Jt

Rp 10 Jt

Rp 10 Jt

Rp 10 Jt

Penambahan Akses Baru : 2 Penambahan Akses Baru : 1 Penambahan Akses Baru : 2 Penambahan Akses Baru : 1 Penambahan Akses Baru : 3 Penambahan Akses Baru : 2 Penambahan Akses Baru : 1 Penambahan Akses Baru : 1 Penambahan Akses Baru : 2 Penambahan Akses Baru : 1 Penambahan Akses Baru : 1

Tahun 2017

Rencana Kegiatan Realisasi Kegiatan

Realisasi Output

Belanja Outcome

1. Penyusunan Kebijakan manajemen Pengelolaan Persampahan

2. Penerbitan Surat Keputusan Walikota tentang penutupan TPA Sampah Panorama Baru

3. Sosialisasi penutupan TPA Sampah Panorama Baru

4. Penegakan Peraturan Daerah pengelolaan dan retribusi pelayanan persampahan/kebersihanan Kota Bukittinggi

5. Pelatihan Teknis SDM untuk Pengelolaan

(1Paket)

(1Paket)

(1Paket)

(1Paket)

Page 132: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1

Persampahan

6. Monitoring dan supervisi replikasi pengelolaan sampah berbasis masyarakat

7. Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan TPAS/Unit Kerja TPAS

8. Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Persampahan Skala Kota

9. Penguatan kelembagaan steakholder bidang persampahan (pola hubungan RT,RW,Lurah, Camat dengan DKP Kota Bukittinggi)

10. Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Persampahan

11. Fasilitasi kerjasama antar daerah dalam pengelolaan sampah dengan Kabupaten Agam

12. Studi peningkatan potensi Pendapatan Asli Daerah retribusi sampah Kota Bukittinggi

13. Penyusunan database wajib retribusi sampah Kota Bukittinggi

14. Intensifikasi Penerimaan Daerah di Bidang Persampahan

15. Sosialisasi Perilaku Tidak Buang sampah sembarangan

16. Lomba Kebersihan dan Keindahan antar SKPD, sekolah dan dunia usaha

17. Lomba RT, RW dan Kelurahan Bersih

18. Publikasi teknologi tepat guna pengelolaan sampah ke masyarakat dan sekolah

19. Penyuluhan tentang persampahan kepada masyarakat dan kelompok masyarakat

20. Kampanye pengurangan sampah dari sumbernya

21. Kampanye tatacara dan gerakan pemilihan sampah dari sumbernya

22. Pengadaan Tempat Sampah Terpilah untuk Rumah Tangga.

23. Pelatihan tentang pengelolaan sampah dengan konsep 3 R untuk aparatur pemerintahan desa dan kecamatan, sanitarian dan tenaga kesehatan lingkungan

24. Pelatihan tentang pengelolaan sampah untuk Kelompok Swadaya Masyarakat yang peduli lingkungan

25. Pelatihan tentang pengelolaan sampah dengan konsep 3 R untuk Kader, Karang Taruna dan Tokoh Masyarakat

26. Pelatihan pengelolaan sampah di sekolah

27. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan (pembinaan kelompok

(1Paket)

(1Paket)

(1Paket)

(1Paket)

(1Paket)

(1Paket)

(1Paket)

(1Paket)

(1Paket)

(1Paket)

(1Paket)

(1Paket)

(1Paket)

(1Paket)

(1Paket)

(1Paket)

(1Paket)

(1Paket)

(1Paket)

(1Paket)

(1Paket)

(1Paket)

Page 133: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1

pengelola kompos)

28. Pembentukan Pokmas dan pelatihan tingkat kelurahan tentang pengolahan sampah

29. Sosialisasi pengembangan dan pengelolaan persampahan pada dunia usaha

30. Sosialisasi perilaku dalam mengelola persampahan kepada wisatawan

31. Sosialisasi dan monitoring kawasan bebas sampah

32. Sosialisasi peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan

33. Pengendalian dan penyemprotan mikroorganisme di TPSS

34. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan persampahan

35. Penyebarluasan informasi tentang K3 dan penyuluhan keliling pada masyarakat

36. Sosialisasi peningkatan peran serta anak didik di sekolah dalam pengelolaan persampahan

37. Biaya operasional pengelolaan persampahan Kota Bukittinggi

38. Kontribusi pembayaran pengelolaan persampahan pada TPA Sampah regional Payakumbuh

39. Penambahan tenaga kerja untuk penyapuan jalan dan tenaga angkut sampah di kendaraan truk sampah

40. Penggantian Kontainer (2 Unit)

41. Penambahan Kontainer (1 Unit)

42. Penggantian TPS Batu (2 Unit)

43. Penambahan TPS Kembar (TPS di jalan) (10 Unit)

44. Pengadaan Gerobak Sampah (1 Unit)

45. Penggantian Gerobak Sampah (3 unit)

46. Pengadaan Becak Sampah (2 Unit)

47. Penggantian Becak Sampah (2 Unit)

48. Pengadaan Becak Motor (3 Unit)

49. Penggantian Becak Motor (1 Unit)

50. Pengadaan Truk Angkut Sampah (2 Unit)

51. Sosialisasi Pembangunan SPA dan TPST 3 R (1 Paket)

52. Pengadaan tanah untuk jalan akses ke SPA dan TPST 3R (1 Paket)

53. Penyusunan Kajian Lingkungan (UKL/UPL) (1

(1Paket)

(1Paket)

(1Paket)

(1Paket)

(1Paket)

(1Paket)

(1Paket)

(1Paket)

(1Paket)

(1Paket)

(1Paket)

(1Paket)

(1Paket)

(2 Unit)

(1 Unit)

(2 Unit)

(10 Unit)

(1 Unit)

(3 unit)

(2 Unit)

(2 Unit)

(1 Paket)

(1 Paket)

(1 Paket)

Page 134: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1

Paket)

54. Sosialisasi penutupan TPA Sampah Panorama Baru

55. Perencanaan teknis Penutupan TPA Sampah Panorama Baru

56. Penyusunan Kajian Lingkungan (UKL/UPL)

57. Supervisi pembangunan SPA dan TPST 3R (1 Paket)

58. Kompensasi untuk akses jalan ke SPA (1 Paket)

(2 Paket)

(1Paket)

(1 Paket)

(1 Paket)

(1 Paket)

(1 Paket)

Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Tabel VI.7 Evaluasi Persampahan

Tahun 2016

Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi

Mengurangi Timbulan sampah dari sumbernya dengan proses yang ramah lingkungan

Pencapaian pengurangan kuantitas sampah dari sumbernya

2. Penunjang operasional pengelolaan rumah kompos ( 191 Jt )

Meningkatkan cakupan layanan persampahan di tahun 2020

Pencapaian layanan pengelolaan sampah dari 85,6% menjadi 100%

1. Pengadaan sarana prasarana dan alat angkut sampah 8 Kegiatan (Rp 4.269 jt)

Tahun 2017

Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi

Menyediakan perencanaan umum penanganan persampahan Kota Bukittinggi dalam rangka meningkatan kinerja pengelolaan persampahan tahun 2020

Tersusunnya Regulasi tarjet capaian layanan pengelolaan persampahan pada tahun 2020.

Sosialisasi Regulasi 1 kegiatan (Rp 50jt)

Mengurangi Timbulan sampah dari sumbernya dengan proses yang ramah lingkungan

Page 135: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1

Pencapaian pengurangan kuantitas sampah dari sumbernya

1. Sosialisasi kesadaran masyarakat tentang pengolahan persampahan 1 kegiatan (Rp 150 jt)

2. Pembangunan TPS 3R 2 kegiatan (Rp 4.368 jt)

Meningkatkan cakupan layanan persampahan di tahun 2020

Pencapaian layanan pengelolaan sampah dari 85,6% menjadi 100%

1. Pengadaan sarana prasarana dan alat angkut sampah 11 Kegiatan

(Rp 259 jt)

Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Tabel VI.8 Pelaporan Monev Implementasi SSK Persampahan

Obyek Pemantauan

Penanggung Jawab Waktu Pelaksanaan

Pelaporan

Penanggung Jawab Utama

Pengumpul Data dan Dokumentasi

Pengolah Data/Pemantau

Penerima Laporan

Tabel Capaian Stratejik

Bappeda DKP DKP Okt-Des tahun berjalan

Walikota & Kepala SKPD

Tabel capaian Kegiatan

Bappeda DKP DKP Okt-Des tahun berjalan

Walikota & Kepala SKPD

Tabel Evaluasi Bappeda DKP DKP Okt-Des tahun berjalan

Walikota & Kepala SKPD

Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Page 136: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1

C. Drainase

Tabel VI.9 Capaian Stratejik Drainase

Tujuan: Menyediakan perencanaan umum penanganan drainase Kota Bukittinggi

Tahun 2016

Rencana Realisasi

Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome

Tersedianya Sistem Jaringan Drainase skala Kota dan Wilayah di Kota Bukittinggi tahun 2020

1. Penyusunan Masterplan drainase Drainase Skala Kota (1 dokumen)

1. Rp. 350 jt Tersusunnya 1 Dokumen Rencana Induk Sistem drainase

Tujuan: Meningkatkan pelayanan sistem drainase setiap tahun

Tahun 2016

Rencana Realisasi

Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome

Mengurangi wilayah genangan permukiman dari 2,46% menjadi 0% pada tahun 2020

Pembangunan Saluran Drainase 1. Pembangunan saluran

drainase/gorong-gorong (1 paket)

Pemeliharaan Saluran drainase 1. Pemeliharaan Rutin saluran

Drainase

2. Peningkatan Drainase

1.Rp.1.650 jt

Total Rp.1.650 jt

1. Rp.575 jt

2. Rp 300 jt

Total Rp.875 jt

Berkurangnya genangan permukiman walaupun tidak terjadi banjir Berkurangnya genangan permukiman walaupun tidak terjadi banjir

Tujuan: Menyediakan perencanaan umum penanganan drainase Kota Bukittinggi guna mewujudkan bebas genangan permukiman tahun 2020

Tahun 2017

Rencana Realisasi

Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome

Tersusunya Regulasi Air Limbah Permukiman domestik pada tahun 2020.

1. Penguatan kelembagaan bidang drainase (1 paket)

1. Rp.20 jt

Tersosialisasinya Regulasi pengelolaan drainase

Page 137: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1

Tujuan: Terwujudnya penyelenggaraan sistem drainase yang efektif, efisien dan terpadu serta berwawasan lingkungan Pada tahun 2020

Tahun 2017

Rencana Realisasi

Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome

Mengurangi wilayah genangan permukiman dari 2,46% menjadi 0% pada tahun 2020

Pembangunan Saluran Drainase 1. Pembangunan saluran

drainase/gorong-gorong (1 paket)

Pemeliharaan Saluran drainase 1. Pemeliharaan Rutin saluran

Drainase 2. Peningkatan Drainase

1.Rp.1.700 jt

1. Rp.1.900 jt

2. Rp 1.070 Jt

Total Rp.2.970 jt

Berkurangnya genangan permukiman. Berkurangnya genangan permukiman. Berkurangnya genangan permukiman.

Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi Keterangan:

(vii) Isikan Tujuan dan Sasaran sesuai Tabel KKL. (viii) Isikan Rencana Output, Belanja dan Outcome sesuai dengan Tabel Rencana Program, Kegiatan dan

Indikasi Pendanaan yang berkaitan dengan sasaran yang sesuai. (ix) Isikan Realisasi Output, Belanja dan Outcome sesuai dengan capaian aktual.

Tabel VI.10 Capaian Kegiatan

Tahun 2016

Rencana Kegiatan Realisasi Kegiatan

Realisasi Output

Belanja Outcome

1. Penyusunan Masterplan drainase Drainase Skala Kota

(1 dokumen) Terealisasinya 1 laporan

Rp 350 Jt Pemambahan akses baru: 1

Tahun 2017

Rencana Kegiatan Realisasi Kegiatan

Realisasi Output

Belanja Outcome

Pembangunan Saluran Drainase 1. Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong

Pemeliharaan Saluran drainase 1. Pemeliharaan Rutin saluran Drainase

2. Peningkatan Drainase

(1 paket)

(1 paket)

(1 paket)

Rp 1.650 Jt

1. Rp.575 jt

2. Rp 300 jt Rp 2.525 Jt

Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Page 138: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bukittinggi | |Bab VI- 1

Tabel VI.11 Evaluasi Drainase

Tahun 2016

Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi

Menyediakan perencanaan umum penanganan drainase Kota Bukittinggi guna mewujudkan bebas genangan permukiman tahun 2020

1. Penyusunan Masterplan drainase Drainase Skala Kota

Penyusunan Masterplan drainase Drainase Skala Kota 1 Kegiatan

(Rp. 350 jt)

Terwujudnya penyelenggaraan sistem drainase yang efektif, efisien dan terpadu serta berwawasan lingkungan Pada tahun 2020

1. Pemeliharaan Rutin saluran Drainase

2. Peningkatan Drainase

1. Pembangunan Saluran Drainase 5 Kegiatan

2. Pemeliharaan Saluran drainase 2 kegiatan

(Rp 1650 jt)

(Rp 550 jt)

Tahun 2017

Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi

Menyediakan perencanaan umum penanganan drainase Kota Bukittinggi guna mewujudkan bebas genangan permukiman tahun 2020

Tersusunnya Regulasi pengelolaan drainase pada tahun 2020.

Sosialisasi Regulasi 1 kegiatan

(Rp 50jt)

Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Tabel VI.12 Pelaporan Monev Implementasi SSK Drainase

Obyek Pemantauan

Penanggung Jawab Waktu Pelaksanaan

Pelaporan

Penanggung Jawab Utama

Pengumpul Data dan Dokumentasi

Pengolah Data/Pemantau

Penerima Laporan

Tabel Capaian Stratejik

Bappeda DPU DPU Okt-Des tahun berjalan

Walikota & Kepala SKPD

Tabel capaian Kegiatan

Bappeda DPU DPU Okt-Des tahun berjalan

Walikota & Kepala SKPD

Tabel Evaluasi Bappeda DPU DPU

Okt-Des tahun berjalan

Walikota & Kepala SKPD

Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi

Page 139: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

DOKUMEN PEMUTAKHIRAN

STRATEGI SANITASI

KOTA (SSK) BUKITTINGGI

2015

oleh POKJA SANITASI KOTA BUKITTINGGI

PEMERINTAH KOTA BUKITTINGGIBADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)JALAN JENDRAL SUDIRMAN NO 27-29 TELEPON (0752)22383 – FAX. (0752)22383

Page 140: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. I-1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... I-1

1.2 Metodologi Penyusunan ......................................................................................... I-4

1.3 Dasar Hukum ....................................................................................................... I-11

1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................................ I-13

BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI ...................................................................... II-1

2.1 Gambaran Wilayah Kota Bukittinggi ....................................................................... II-1

2.2 Kemajuan Pelaksanaan Strategi Sanitasi Kota ......................................................... II-15

2.3 Profil Sanitasi Saat Ini........................................................................................... II-20

2.4 Area Beresiko dan Permasalahan Mendesak Sanitasi ................................................ II-46

2.4.1 Sub Sektor Limbah ............................................................................................. II-47

2.4.2 Sub Sektor Persampahan .................................................................................... II-52

2.4.3 Sub Sektor Drainase ........................................................................................... II-54

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI .................................................. III-1

3.1 Visi dan Misi Sanitasi ............................................................................................. III-1

3.2 Pentahapan Pengembangan Sanitasi ....................................................................... III-5

3.2.1 Tahapan Pengembangan Air Limbah .................................................................... III-5

3.2.2 Tahapan Pengembangan Persampahan ................................................................ III-12

3.2.3 Tahapan Pengembangan Drainase ....................................................................... III-15

3.3 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Sanitasi ............................................................. III-17

3.4 Skenario Pencapaian Sasaran ................................................................................. III-20

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI...................................................... IV-1

4.1 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik ............................ IV-2

4.2 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Persampahan ...................................... IV-5

4.3 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Drainase ............................................. IV-8

Page 141: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

4.4 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengelolaan Prohisan .................................................. IV-11

BAB V PROGRAM KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI ................... V-1

5.1 Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi ............................................................... V-1

5.2 Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi dengan Sumber Pendanaan Pemerintah ...... V-3

5.3 Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi dengan Sumber Pendaan Non Pemerintah ... V-4

5.4 Antispasi Funding Gap ........................................................................................... V-5

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK ............................................. VI-1

Page 142: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Kedudukan Dokumen Pemutakhiran SSK dengan Dokumen Perencaan

Lainnya .................................................................................................... I-4

Gambar 1.2 Proses Penyusunan Dokumen Pemutakhiran SSK ......................................... I-5

Gambar 1.3 Proses Percepatan Implementasi Dokumen Pemutakhiran SSK ...................... I-5

Gambar 1.4 Proses Konsolidasi dan Sinkronisasi Program Kegiatan dan Pendanaan dalam

Dokumen Pemutakhiran SSK ...................................................................... I-10

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kota Bukittinggi .............................................................. II-3

Gambar 2.2 Peta Rencana Struktur Ruang Kota Bukittinggi Tahun 2010-2030 ................... II-11

Gambar 2.3 Peta Rencana Pola Ruang Kota Bukittinggi Tahun 2010-2030 ........................ II-14

Gambar 2.4 MCK Plus di Kelurahan Pakan Kurai ............................................................. II-16

Gambar 2.5 MCK Plus di Kelurahan Campago Ipuh ......................................................... II-16

Gambar 2.6 Cakupan Akses dan Layanan Air Limbah Domestik per Kecamatan ................. II-28

Gambar 2.7 Peta Lokasi Genangan di Kota Bukittinggi .................................................... II-45

Gambar 2.8 Area Beresiko Sanitasi Sektor Air Limbah ..................................................... II-50

Gambar 2.9 Area Beresiko Sanitasi Sektor Perpasampahan ............................................. II-53

Gambar 3.1 Peta Zona Kebutuhan Penanganan Air Limbah ............................................. III-9

Gambar 3.2 Tahapan Pengembangan Persampahan Kota Bukittinggi ............................... III-14

Gambar 3.3 Tahapan Pengembangan Drainase Kota Bukittinggi ...................................... III-16

Page 143: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.1 Tempat Penyaluran Akhir Tinja di Kota Bukittinggi ......................................... II-23

Grafik 2.2 Pengelolaan Sampah Kota Bukittinggi Tahun 2015 ......................................... II-30

Grafik 2.3 Grafik Praktik Pemilahan Sampah Oleh Rumah Tangga ................................... II-32

Grafik 2.4 Persentase Rumah Tangga yang Pernah Mengalami Banjir di Kota Bukittinggi

Tahun 2015 ............................................................................................... II-41

Grafik 2.5 Persentase Kondisi PHBS di Kota Bukittinggi Tahun 2015 ................................ II-47

Grafik 2.6 Kondisi Masyarakat BABS Kota Bukittinggi Tahun 2015 ................................... II-47

Grafik 2.7 Tempat Masyarakat Kota Bukittinggi Melakukan BAB Tahun 2015 .................... II-48

Page 144: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nama dan Luas Wilayah Kota Bukittinggi Per Kelurahan Tahun 2013 ................ II-2

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga Kota Bukittinggi Tahun 2015-2019 ........ II-6

Tabel 2.3 Jumlah Kepala Keluarga Kota Bukittinggi Tahun 2015-2019 ............................. II-6

Tabel 2.4 Tingkat Pertumbuhan dan Kepadatan Kota Bukittinggi Tahun 2015-2019 .......... II-7

Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan di Kota Bukittinggi Tahun 2011 .......... II-7

Tabel 2.6 Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Air Limbah Domestik .................................. II-17

Tabel 2.7 Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Persampahan ............................................ II-19

Tabel 2.8 Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Drainase ................................................... II-20

Tabel 2.9 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik .............................. II-25

Tabel 2.10 Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Saat ini di Kota Bukittinggi .................. II-26

Tabel 2.11 Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik

Kota Bukittinggi .......................................................................................... II-27

Tabel 2.12 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan ....................................... II-33

Tabel 2.13 Timbulan Sampah Per Kecamatan di Kota Bukittinggi ..................................... II-35

Tabel 2.13.a. Total Timbulan Volume Sampah Kota Bukittinggi Tahun 2014 ..................... II-35

Tabel 2.14 Cakupan Layanan Akses dan Sistem Layanan Persampahan Perkecamatan ....... II-36

Tabel 2.14.a. Kegiatan 3R Berbasis Masyarakat di Kota Bukittinggi .................................. II-36

Tabel 2.15 Kondisi Sarana dan Prasarana Pengelolaan Sampah Kota Bukittinggi ............... II-37

Tabel 2.16 Lokasi Genangan dan Perkiraan Luas Genangan Kota Bukittinggi ..................... II-42

Tabel 2.17 Kondisi Sarana dan Prasarana Drainase Perkotaan di Kota Bukittinggi .............. II-43

Tabel 2.18 Area Beresiko Sanitasi Air Limbah ................................................................ II-49

Tabel 2.19 Daftar Permasalahan Mendesak Sub Sektor Air Limbah .................................. II-51

Tabel 2.20 Area Beresiko Sanitasi Sektor Persampahan .................................................. II-52

Tabel 2.21 Daftar Permasalahan Mendesak Sub Sektor Persampahan .............................. II-54

Tabel 2.22 Area Beresiko Sanitasi Sektor Drainase ......................................................... II-55

Tabel 2.23 Daftar Permasalahan Mendesak Drainase dalam Diagram Sanitasi Kota

Bukittinggi Tahun 2015 ............................................................................... II-57

Tabel 3.1 Visi dan Misi Sanitasi Kota Bukittinggi ............................................................. III-3

Tabel 3.2 Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kota Bukittinggi ........................ III-11

Tabel 3.3 Tahapan Pengembangan Persampahan Kota Bukittinggi ................................... III-13

Page 145: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

Tabel 3.4 Tahapan Pengembangan Drainase Kota Bukittinggi........................................ III-17

Tabel 3.5 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Air Limbah Domestik .............................. III-18

Tabel 3.6 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Persampahan ........................................ III-20

Tabel 3.7 Tujuan dan sasaran Pengembangan Drainase ............................................... III-20

Tabel 3.8 Skenario Pencapaian Sasaran Pembangunan Sanitasi ..................................... III-21

Tabel 3.9 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kota Bukittinggi untuk Sanitasi .... III-22

Tabel 3.10 Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi ke Depan ........................................... III-23

Tabel 3.11 Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi ke Depan Perhitungan Pertumbuhan

Pendanaan APBD Kota Bukittinggi untuk Operasional/Pemeliharaan dan

Investasi Sanitasi ........................................................................................ III-23

Tabel 3.12 Perkiraan Besaran Pendanaan APBD untuk Kebutuhan Operasional

/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun Sampai Tahun 2019 .......................... III-24

Tabel 3.13 Perkiraan Kemampuan APBD Kota Bukittinggi dalam Mendanai Program

Kegiatan SSK .............................................................................................. III-25

Tabel 4.1 Tujuan, Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik

Kota Bukittinggi .......................................................................................... IV-3

Tabel 4.1.a Posisi Pengelolaan Air Limbah Domestik ....................................................... IV-4

Tabel 4.2 Tujuan, Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Persampahan Kota

Bukittinggi ................................................................................................. IV-6

Tabel 4.2.a. Posisi Pengelolaan Persampahan Kota Bukittinggi ........................................ IV-5

Tabel 4.3 Tujuan, Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Drainase Kota

Bukittinggi ................................................................................................. IV-9

Tabel 4.3.a Posisi Pengelolaan Drainase Kota Bukittinggi ................................................ IV-10

Tabel 4.4 Tujuan, Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengelolaan Sanitasi Rumah Tangga

Kota Bukittinggi .......................................................................................... IV-12

Tabel 4.4.a. Posisi Pengelolaan Prohisan Kota Bukittinggi ............................................... IV-13

Tabel 4.5 Tujuan, sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengelolaan Sanitasi Sekolah Kota

Bukittinggi ................................................................................................. IV-14

Tabel 5.1 Ringkasan Indikasi Kebutuhan Biaya dan Sumber Pendanaan dan/atau

Pembiayaan Sanitasi untuk 5 Tahun ............................................................. V-2

Tabel 5.2 Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi untuk 5 Tahun .. V-2

Tabel 5.3 Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBD Kab/Kota ................................. V-3

Tabel 5.4 Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBD Provinsi ................................... V-3

Tabel 5.5 Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBN ............................................... V-3

Page 146: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

Tabel 5.6 Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Swasta/CSR .................................. V-4

Tabel 5.7 Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Masyarakat ................................... V-4

Tabel 5.8 Funding Gap ............................................................................................... V-5

Tabel 6.1 Capaian Stratejik Air Limbah ......................................................................... VI-1

Tabel 6.2 Capaian Kegiatan Air Limbah ......................................................................... VI-4

Tabel 6.3 Evaluasi Air Limbah ..................................................................................... VI-6

Tabel 6.4 Pelaporan Monev Implementasi SSK Air Limbah ............................................. VI-7

Tabel 6.5 Capaian Stratejik Persampahan .................................................................... VI-7

Tabel 6.6 Capaian Kegiatan Persampahan .................................................................... VI-11

Tabel 6.7 Evaluasi Persampahan ................................................................................. VI-14

Tabel 6.8 Pelaporan Monev Implementasi SSK Persampahan ......................................... VI-15

Tabel 6.9 Capaian Stratejik Drainase ........................................................................... VI-16

Tabel 6.10 Capaian Kegiatan ....................................................................................... VI-17

Tabel 6.11 Evaluasi Drainase ....................................................................................... VI-18

Tabel 6.12 Pelaporan Monev Implementasi SSK Drainase ............................................... VI-18

Page 147: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Segenap Pemerintah Kota Buklittinggi mengucapkan puji dan syukur atas segala

limpahan Rahmat dan petunjuknya-Nya sehingga penyusunan Dokumen Pemutakhiran Strategi

Sanitasi Kota (SSK) Buklittinggi dapat berjalan dengan lancar dan baik.

Dokumen ini berisi rincian program kegiatan sektor sanitasi yang dijabarkan dari segi

pendanaan yang secara teknis disusun berdasarkan hasil studi yang berkaitan dengan kondisi

permasalahan yang ada, hasil analisis kelembagaan, kemampuan keuangan daerah dan data

pendukung lainnya yang berkaitan dengan rencana implementasi. Sebagai pedoman dan dasar

data dari penyusunan Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Buklittinggi adalah

Memorandum Program Sanitasi (MPS) dan Buku Putih Sanitasi Kota yang telah disusun

sebelumnya yang berisi penilaian, pemetaan sanitasi Kabupaten serta kebijakan dan strategi

sanitasi Kota. Melihat pada kenyataan bahwa secara umum database sanitasi di Kota

Buklittinggi masih sangat lemah, ketiga dokumen tersebut diharapkan dapat memberikan

gambaran utuh dari kondisi eksisiting sekaligus merupakan grand design strategi perbaikan

kondisi sanitasi serta rencana program pembangunan sanitasi di Kota Buklittinggi.

Mudah-mudahan dengan terselesaikannya Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi

Kota (SSK) ini, Pemerintah Kota Buklittinggi melalui Pokja AMPL mampu meningkatkan kualitas

dan kuantitas sektor sanitasi sehingga dapat memenuhi upaya pencapaian target pembangunan

sanitasi, khususnya pencapaian target Program Nasional Percepatan Pembangunan Sanitasi

Permukiman.

Kami menyadari bahwa Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) ini masih

membutuhkan penyempurnaan-penyempurnaan lebih lanjut, oleh karena itu kami

mengharapkan masukan dari semua pihak untuk melengkapi dan menyempurnakan laporan ini.

Akhir kata, kiranya buku ini dapat memberikan sumbangsih yang nyata bagi

pembangunan Sanitasi Kota Buklittinggi dan pembangunan daerah Provinsi Sumatera Barat

pada umumnya.

Wassalamu’alaikumWr.Wb.

Buklittinggi, Desember 2015

Pj.WALIKOTA BUKLITTINGGI

H.ABDUL GAFAR, SE. MM

Page 148: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

LAMPIRAN

Page 149: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

Tabel 7a.1

Kriteria Kesiapan dalam Mekanisme Penganggaran 2016

Kegiatan Pemegang

mata Anggaran

Kriteria Kesiapan dalam Mekanisme Penganggaran Reguler Penanggung Jawab Tindak

Lanjut

Renja

SKPD

Musre

nbang

APBN PU RKA DPA

RPIJM Konreg

1 2 3 4 5 6 7 8 9

SEKTOR AIR LIMBAH

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Pengembangan program promosi kesehatan dan Upaya Kesehatan bersumber daya masyarakat

LH v v v x v v DPU

Promosi Program Pembangunan Kesehatan Dinkes v v v x v v Dinkes Pembinaan PHBS, Toga dan lingkungan sehat Dinkes v x v x x v Dinkes SEKTOR AIR PERSAMPAHAN

Penambahan Kontainer DKP, LH v x v x v v DKP

Penggantian Kontainer DKP v x v x v v DKP

Penggantian TPS Batu DKP v x v x v v DKP

Penambahan TPS Kembar (TPS di jalan) DKP v x v x v v DKP

Pengadaan Gerobak Sampah DKP v x v x v v DKP

Penggantian Gerobak Sampah DKP v x v x v v DKP

Pengadaan Becak Sampah DKP v x v x v v DKP

Penggantian Becak Sampah DKP v x v x v v DKP

Pengadaan Becak Motor DKP v x v x v v DKP

Penggantian Becak Motor DKP v x v x v v DKP

Pengadaan Truk Angkut Sampah DKP v x v x v v DKP

Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pengelolaan

Persampahan DKP

v x v x v v DKP

Penunjang Operasional Pengelolaan Sampah dan

Kebersihan Kota DKP

v x v x v v DKP

Pengadaan tanah untuk jalan akses ke SPA dan TPST 3R DKP v x v x v v DKP

Penunjang operasional pengelolaan rumah kompos DKP v x v x v v DKP

Penunjang Operasional Pengelolaan Program Adipura DKP v x v x v v DKP

Sosialisasi peningkatan peran serta masyarakat dalam

pengelolaan persampahan DKP

v x v x v v DKP

Pengendalian dan penyemprotan mikroorganisme di TPSS DKP v x v x v v DKP

Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan

persampahan DKP

v x v x v v DKP

Penyebarluasan informasi tentang K3 dan penyuluhan

keliling pada masyarakat DKP

v x v x v v DKP

Sosialisasi peningkatan peran serta anak didik di sekolah

dalam pengelolaan persampahan DKP

v v v x v v DKP

Sosialisasi peningkatan peran serta masyarakat dalam

pengelolaan persampahan DKP

v v v x v v DKP

SEKTOR DRAINASE

Revisi Master plan Drainase DPU v v v v v v DPU

Pembangunan Saluran Drainase / Gorong-Gorong DPU v v v x v v DPU

Pemeliharaan Rutin Drainase Dalam Kota DPU v v v x v v DPU

Peningkatan Drainase DPU v v v x v v DPU

Page 150: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

Sumber : Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi, 2015

Keterangan:

- “V” : Sudah ada/siap; “-” : Tidak ada/belum siap; “X” : Tidak perlu

- Kolom 9: Person / Dinas Penanggung Jawab untuk Koordinator Tindak Lanjut / Pengawalan.

- Para “Penanggung Jawab” berkewajiban memberikan laporan secara rutin Daftar Centang ini kepada Pokja –

tembusan para pemegang Mata Anggaran. Hasil akhir yan diinginkan adalah kepastian implementasi dari

Kegiatan tersebut.

Page 151: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

Tabel 7a.2

Kriteria Kesiapan Implementasi Infrastruktur tahun 2016

Rencana Kegiatan (sesuai dengan MPS)

Lokasi

Master plan

Review RPIJM

Dok. FS

Dok. Studi Lingku-ngan

DED Lahan Kesia-pan Masy.

Kesiapan Lembaga Pengelola

Penanggung jawab/ Tindak lanjut

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

SEKTOR AIR LIMBAH

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Pengembangan program promosi kesehatan dan Upaya Kesehatan bersumber daya masyarakat

Bukittinggi v v x x v v v v LH

Promosi Program Pembangunan Kesehatan

Bukittinggi v v x x v v v v LH

Pembinaan PHBS, Toga dan lingkungan sehat

Bukittinggi v v x x v v v v LH

SEKTOR AIR PERSAMPAHAN

Penambahan Kontainer Bukittinggi v v x x v x x v DKP

Penggantian Kontainer Bukittinggi v v x x x x x v DKP

Penggantian TPS Batu Bukittinggi v v x x x x x v DKP

Penambahan TPS Kembar (TPS di

jalan) Bukittinggi v v x x v v v v DPU

Pengadaan Gerobak Sampah Bukittinggi v v x x x x x v DKP

Penggantian Gerobak Sampah Bukittinggi v v x x x x x v DKP

Pengadaan Becak Sampah Bukittinggi v v x x x x x v DKP

Penggantian Becak Sampah Bukittinggi v v x x x x x v DKP

Pengadaan Becak Motor Bukittinggi v v x x x x x v DKP

Penggantian Becak Motor Bukittinggi v v x x x x x v DKP

Pengadaan Truk Angkut Sampah Bukittinggi v v x x x x x v DKP

Pemeliharaan Sarana dan

Prasarana Pengelolaan

Persampahan

Bukittinggi v v x x x x x v DKP

Penunjang Operasional

Pengelolaan Sampah dan

Kebersihan Kota

Bukittinggi v v x x x x x v DKP

Pengadaan tanah untuk jalan akses

ke SPA dan TPST 3R Bukittinggi v v x x x x x v DKP

Penunjang operasional pengelolaan

rumah kompos Bukittinggi v v x x x x x v DKP

Penunjang Operasional

Pengelolaan Program Adipura Bukittinggi v v x x x x x v DKP

Sosialisasi peningkatan peran serta

masyarakat dalam pengelolaan

persampahan

Bukittinggi v v x x x x x v DKP

Pengendalian dan penyemprotan

mikroorganisme di TPSS Kota Bukittinggi

x v x x x v v v DKP

Pemberdayaan masyarakat dalam

pengelolaan persampahan Kota Bukittinggi

x v x x x v v v DKP

Page 152: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

Penyebarluasan informasi tentang

K3 dan penyuluhan keliling pada

masyarakat

Kota Bukittinggi

x v x x x v v v DKP

Sosialisasi peningkatan peran serta

anak didik di sekolah dalam

pengelolaan persampahan

Kota Bukittinggi

x x x x x x v v Dinkes,D

KP

Sosialisasi peningkatan peran serta

masyarakat dalam pengelolaan

persampahan

Kota Bukittinggi

x x x x x x v v Dinkes,

DKP

SEKTOR DRAINASE

Revisi Master plan Drainase Kota Bukittinggi

x x x x x x v v DPU

Pembangunan Saluran Drainase /

Gorong-Gorong Kota Bukittinggi

x x x x x x v v DPU

Pemeliharaan Rutin Drainase Dalam

Kota Kota Bukittinggi

x x x x x x v v DPU

Peningkatan Drainase Kota Bukittinggi

x x x x x x v v DPU

Keterangan:

- “V” : Sudah ada/siap; “-” : Tidak ada/belum siap; “X” : Tidak perlu

- Kolom 11: Orang / Dinas Penanggung Jawab untuk Koordinator Tindak Lanjut / Pengawalan.

- Para “Penanggung Jawab” berkewajiban memberikan laporan secara rutin Daftar Centang ini kepada

Pokja – tembusan para pemegang Mata Anggaran. Hasil akhir yan diinginkan adalah kepastian

implementasi dari Kegiatan tersebut.

Page 153: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

Tabel 7b.1

Kriteria Kesiapan dalam Mekanisme Penganggaran 2017

Kegiatan Pemegang

mata Anggaran

Kriteria Kesiapan dalam Mekanisme Penganggaran Reguler Penanggung Jawab Tindak

Lanjut

Renja

SKPD

Musre

nbang

APBN PU RKA DPA

RPIJM Konreg

1 2 3 4 5 6 7 8 9

SEKTOR AIR LIMBAH

Pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) bidang air limbah KLH v x v x v v KLH

Biaya Pendampingan Pelaksanaan Sanimas DPU v v v x v v DPU

Pembebasan Lahan/Tanah @ 150 m2 TAPEM v v v x v v TAPEM

Perencanaan Teknis (DED) MCK++ DPU v x v x x v DPU

Pembangunan MCK ++ (Sanimas Reguler) DPU v v v x v v DPU

Biaya Operasi dan Pemeliharaan MCK ++ (Sanimas Reguler) DPU x v v x x x Masy

Pembebasan Lahan/Tanah @ 150 m2 TAPEM v v v x x x TAPEM

Perencanaan Teknis (DED) Pembangunan IPAL Skala Kawasan DPU v x v v v v DPU

Pembangunan IPAL sistem terpusat skala kawasan DPU v v v v v v DPU

Sosialisasi rencana pembangunan air limbah skala kawasan KLH v x v x v v KLH

Penyusunan Dokumen UKL/UPL IPAL skala kawasan KLH v v v v v v KLH

Pembebasan lahan pembangunan IPAL skala kawasan TAPEM x v v v x x TAPEM

Pelatihan tentang pembangunan dan pemeliharaan tangki septik

sesuai standart kesehatan. Dinkes

v x v x v v Dinkes

Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah (Sub Pengelolaan

Air Limbah Domestik dan Industri Rumah Tangga) KLH

v x v x x v KLH

Penyusunan materi komunikasi hasil kajian dampak LH KLH v x v x x v KLH

Penyusunan Peraturan Daerah tentang Air Limbah Bappeda v v v x v v Bappeda

SEKTOR PERSAMPAHAN

Penyusunan Perda Pengelolaan Persampahan skala Kota Bappeda v v v x v v Bappeda

Promosi Penggunaan Produk daur Ulang sampah DKP v x v x v v Bappeda

Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Persampahan

skala Kota DKP

v x v x v v DKP

Pengadaan tanah untuk jalan akses ke SPA dan TPST 3R Tapem v v v x v v Tapem

Pembangunan Bangunan Utama SPA dan TPST 3R DPU v x v x v v DPU

Supervisi pembangunan SPA dan TPST 3R DKP v x v x v v DKP

Kompensasi untuk akses jalan ke SPA DKP v v v x v v DKP

Pembebasan Lahan TPS 3R Tapem

Penambahan Kontainer DKP v x v x v v DKP

Penggantian Kontainer DKP v x v x v v DKP

Penggantian TPS Batu DKP v x v x v v DKP

Penambahan TPS Kembar (TPS di jalan) DKP v x v x v v DKP

Pengadaan Gerobak Sampah DKP v x v x v v DKP

Penggantian Gerobak Sampah DKP v x v x v v DKP

Pengadaan Becak Sampah DKP v x v x v v DKP

Penggantian Becak Sampah DKP v x v x v v DKP

Pengadaan Becak Motor DKP v x v x v v DKP

Penggantian Becak Motor DKP v x v x v v DKP

Pengadaan Truk Angkut Sampah DKP v x v x v v DKP

Penggantian Truk Angkut Sampah DKP v x v x v v DKP

Biaya operasional pengelolaan persampahan Kota Bukittinggi DKP v x v x v v DKP

Kontribusi pembayaran pengelolaan persampahan pada TPA

Sampah regional Payakumbuh DKP

v x v x v v DKP

Page 154: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

Penambahan tenaga kerja untuk penyapuan jalan dan tenaga

angkut sampah di kendaraan truk sampah DKP

v x v x v v DKP

Sosialisasi penutupan TPA Sampah Panorama Baru DKP v x v x v v DKP

Perencanaan teknis Penutupan TPA Sampah Panorama Baru DKP v x v x v v DKP

Penyusunan Kajian Lingkungan (UKL/UPL) DKP v x v x v v DKP

Sosialisasi Perilaku Tidak Buang sampah sembarangan DKP v x v x v v DKP

Lomba Kebersihan dan Keindahan antar SKPD, sekolah dan dunia

usaha Dinkes, DKP

v x v x v v DKP

Lomba RT, RW dan Kelurahan Bersih Dinkes, DKP v x v x v v DKP

Publikasi teknologi tepat guna pengelolaan sampah ke masyarakat

dan sekolah DKP

v x v x v v DKP

Penyuluhan tentang persampahan kepada masyarakat dan

kelompok masyarakat DKP

v x v x v v DKP

Kampanye pengurangan sampah dari sumbernya DKP v x v x v v DKP

Kampanye tatacara dan gerakan pemilihan sampah dari

sumbernya DKP

v x v x v v DKP

Pengadaan Tempat Sampah Terpilah untuk Rumah Tangga. DKP, LH v x v x v v DKP

Pelatihan tentang pengelolaan sampah dengan konsep 3 R untuk

aparatur pemerintahan desa dan kecamatan, sanitarian dan

tenaga kesehatan lingkungan

DKP

v x v x v v DKP

Pelatihan tentang pengelolaan sampah untuk Kelompok

Swadaya Masyarakat yang peduli lingkungan DKP

v x v x v v DKP

Pelatihan tentang pengelolaan sampah dengan konsep 3 R untuk

Kader, Karang Taruna dan Tokoh Masyarakat DKP

v x v x v v DKP

Pelatihan pengelolaan sampah di sekolah DKP, Dinkes,

LH

v x v x v v DKP

Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan

persampahan (pembinaan kelompok pengelola kompos) DKP

v x v x v v DKP

Pembentukan Pokmas dan pelatihan tingkat kelurahan tentang

pengolahan sampah DKP

v x v x v v DKP

Sosialisasi pengembangan dan pengelolaan persampahan pada

dunia usaha DKP

v x v x v v DKP

Sosialisasi perilaku dalam mengelola persampahan kepada

wisatawan DKP

v x v x v v DKP

Sosialisasi dan monitoring kawasan bebas sampah DKP v x v x v v DKP

Penyusunan database wajib retribusi sampah Kota Bukittinggi DKP v x v x v v DKP

Pelatihan Teknis SDM untuk Pengelolaan Persampahan DKP v x v x v v DKP

Monitoring dan supervisi replikasi pengelolaan sampah berbasis

masyarakat DKP

v x v x v v DKP

Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan TPAS/Unit Kerja

TPAS DKP

v x v x v v DKP

Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Persampahan

Skala Kota DKP

v x v x v v DKP

Penguatan kelembagaan steakholder bidang persampahan (pola

hubungan RT,RW,Lurah, Camat dengan DKP Kota Bukittinggi) DKP

v x v x v v DKP

Fasilitasi kerjasama antar daerah dalam pengelolaan sampah

dengan Kabupaten Agam DKP

v x v x v v DKP

Penyusunan Kebijakan manajemen Pengelolaan Persampahan DKP

v x v x v v DKP

Sosialisasi penutupan TPA Sampah Panorama Baru DKP

v x v x v v DKP

Penegakan Peraturan Daerah pengelolaan dan retribusi pelayanan DKP v x v x v v DKP

Page 155: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

Sumber : Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi 2015

Keterangan:

- “V” : Sudah ada/siap; “-” : Tidak ada/belum siap; “X” : Tidak perlu

- Kolom 11: Orang / Dinas Penanggung Jawab untuk Koordinator Tindak Lanjut / Pengawalan.

- Para “Penanggung Jawab” berkewajiban memberikan laporan secara rutin Daftar Centang ini kepada

Pokja – tembusan para pemegang Mata Anggaran. Hasil akhir yan diinginkan adalah kepastian

implementasi dari Kegiatan tersebut.

Tabel 7b.2

Kriteria Kesiapan Implementasi Infrastruktur tahun 2017

Rencana Kegiatan (sesuai dengan MPS) Lokasi

Master

plan

Review RPIJM

Dok. FS

Dok. Studi Lingku-ngan

DED Lahan Kesia-pan Masy.

Kesiapan Lembaga Pengelola

Penanggung jawab/ Tindak lanjut

persampahan/kebersihanan Kota Bukittinggi

SEKTOR DRAINASE

Fasilitasi penyusunan outline plan Drainase DPU v v v v v v DPU

Pelatihan SDM bidang drainase DPU v v v x v v DPU

Penguatan kelembagaan bidang drainase DPU v v v x v v DPU

SEKTOR PROHISAN

Program Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

Pembuatan website bidang sanitasi Dinkes v x v x v v Dinkes

Pembuatan media promosi dan informasi sadar hidup sehat,

seperti banner, stiker, dan media partisipatori

Dinkes v x v x v v Dinkes

Road Show Penyuluhan tentang PHBS (CTPS, stop BABS dan

Membuang sampah pada tempatnya) di sekolah-sekolah,

Perkantoran, Permukiman dan ditempat- tempat umum dan media

komunikasi

Dinkes

v x v x v v Dinkes

Sosialisasi/Penyuluhan masyarakat tentang PHBS dan STBM Dinkes v x v x v v Dinkes

Peningkatan peran serta masyarakat dalam pelestarian lingkungan

sehat Dinkes

v x v x v v Dinkes

Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis dan

Masyarakat Dinkes

v x v x v v Dinkes

Penyelenggaraan Diseminasi Informasi bagi Masyarakat Di

Kelurahan Dinkes

v x v x v v Dinkes

Perkuatan kelembagaan sanitasi pada tataran masyarakat Dinkes v x v x v v Dinkes

Pembinaan kelompok profesi bidang sanitasi Dinkes v x v x v v Dinkes

Penguatan peran serta dunia usaha dalam penyediaan sarana

prasarana pengelolaan persampahan Dinkes

v x v x v v Dinkes

Evaluasi Kinerja Promkes Dinkes v x v x v v Dinkes

Pembinaan, penjaringan, pemeriksaan dan pelatihan dalam upaya

kesehatan remaja/sekolah Dinkes

v x v x v v Dinkes

Kampanye Sanitasi tingkat SD Dinkes v x v x v v Dinkes

Penyelenggaraan Penyehatan Lingkungan

Pemetaan faktor resiko sanitasi Dinkes v x v x v v Dinkes

Program Sanitasi Berbasis Masyarakat Dinkes v x v x v v Dinkes

Kegiatan pembinaan dan pengawasan hygiene dan sanitasi di

perumahan dan sanitasi dasar Dinkes

v x v x v v Dinkes

Page 156: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

AIR LIMBAH

Pembangunan MCK ++ (Sanimas Reguler) Bukittinggi v v x x v v v v DPU

Biaya Operasi dan PemeliharaanMCK ++

(Sanimas Reguler) Bukittinggi v v x x v v v v DPU

Pembangunan Tangki Septik Komunal (Sanimas

Reguler) Bukittinggi v v x x v v v v DPU

Biaya Operasi dan Pemeliharaan Tangki Septik

Komunal (Sanimas Reguler) Bukittinggi v v x x v v v v DPU

Pembangunan IPAL sistem terpusat skala

kawasan BCKR v v x x v x v v DPU

Sambungan Rumah BCKR v v x x v x x v DPU

Penyusunan Peraturan Daerah tentang Air Limbah Bukittinggi v v x x x x x v Bappeda

PERSAMPAHAN

Pembangunan Bangunan Utama SPA dan TPST

3R CGB v v x x v v v v DPU

Penambahan Kontainer Bukittinggi v v x x x x x v DKP

Penggantian Kontainer Bukittinggi v v x x x x x v DKP

Penggantian TPS Batu Bukittinggi v v x x x x x v DKP

Penambahan TPS Kembar (TPS di jalan) Bukittinggi v v x x x x x v DKP

Pengadaan Gerobak Sampah Bukittinggi v v x x x x x v DKP

Penggantian Gerobak Sampah Bukittinggi v v x x x x x v DKP

Pengadaan Becak Sampah Bukittinggi v v x x x x x v DKP

Penggantian Becak Sampah Bukittinggi v v x x x x x v DKP

Pengadaan Becak Motor Bukittinggi v v x x x x x v

Penggantian Becak Motor Bukittinggi

Pengadaan Truk Angkut Sampah Bukittinggi v v x x x x x v DKP

Penggantian Truk Angkut Sampah Bukittinggi v v x x x x x v DKP

DRAINASE

Fasilitasi penyusunan outline plan Drainase Kota Bukittinggi

x v x x x v v v DPU

PROHISAN

Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan

Tenaga Teknis dan Masyarakat Kota Bukittinggi

x x x x x x v v Dinkes

Pembuatan website bidang sanitasi Kota Bukittinggi

x x x x x x v v Dinkes

Pembuatan media promosi dan informasi sadar

hidup sehat, seperti banner, stiker, dan media

partisipatori

Kota Bukittinggi

x x x x x x v v Dinkes

Road Show Penyuluhan tentang PHBS (CTPS,

stop BABS dan Membuang sampah pada

tempatnya) di sekolah-sekolah, Perkantoran,

Permukiman dan ditempat- tempat umum dan

media komunikasi

Kota Bukittinggi

x x x x x x v v Dinkes

Penyelenggaraan Diseminasi Informasi bagi

Masyarakat Di Kelurahan Kota Bukittinggi

x x x x x x v v Dinkes

Perkuatan kelembagaan sanitasi pada tataran

masyarakat Kota Bukittinggi

x x x x x x v v Dinkes

Pembinaan kelompok profesi bidang sanitasi Kota Bukittinggi

x x x x x x v v Dinkes

Penguatan peran serta dunia usaha dalam Kota Bukittinggi

x x x x x x v v Dinkes

Page 157: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

penyediaan sarana prasarana pengelolaan

persampahan

Evaluasi Kinerja Promkes Kota Bukittinggi

x x x x x x v v Dinkes

Pembinaan, penjaringan, pemeriksaan dan

pelatihan dalam upaya kesehatan remaja/sekolah Kota Bukittinggi

x x x x x x v v Dinkes

Sumber : Pokja Sanitasi Kota Bukittinggi 2015

Keterangan:

- “V” : Sudah ada/siap; “-” : Tidak ada/belum siap; “X” : Tidak perlu

- Kolom 11: Orang / Dinas Penanggung Jawab untuk Koordinator Tindak Lanjut / Pengawalan.

- Para “Penanggung Jawab” berkewajiban memberikan laporan secara rutin Daftar Centang ini kepada

Pokja – tembusan para pemegang Mata Anggaran. Hasil akhir yan diinginkan adalah kepastian

implementasi dari Kegiatan tersebut.

Page 158: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

KOTA : BUKITTINGGI

PROVINSI : SUMATERA BARAT

TAHUN : 2015

2016 2017 2018 2019 2020

1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

A. Oprerasional pokja sanitasi

1 1.08.xx.1

9

Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan

Lingkungan Hidup

-

1 1.08.xx19

.07

Pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) bidang air limbah Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 - - - 2 150 150 - - - 300 300 - - - -

2 INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH SISTEM SETEMPAT DAN KOMUNAL -

MCK++ UMUM (Dana DAK/Swasta)/SLBM1 Biaya Pendampingan Pelaksanaan Sanimas Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 2 2 2 2 2 10 50 50 50 50 50 250 250 - - - -

2 Pembebasan Lahan/Tanah @ 150 m2 Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 500 500 500 - 1,500 1,500 - - - -

3 Perencanaan Teknis (DED) MCK++ Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 25 25 25 25 100 100 - - - -

4 Pembangunan MCK ++ (Sanimas Reguler) Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 2 - 500 500 - - 1,000 - - 1,000 - -

5 Biaya Operasi dan PemeliharaanMCK ++ (Sanimas Reguler) Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 3 - 25 25 25 - 75 75 - - - 75

6 Biaya Monitoring dan EvaluasiMCK ++(Sanimas Reguler) Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 2 - - 30 30 - 60 60 - - - -

1 Biaya Pendampingan Pelaksanaan Sanimas Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 2 2 2 6 - - 50 50 50 150 150 - - - -

2 Pembebasan Lahan/Tanah @ 50 m2 Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 - - 1 - - 500 - - 500 500 - - - -

3 1.02.xx.1

9.02

Perencanaan Teknis (DED) Tangki Septik Komunal Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 - - 1 - - 50 - - 50 50 - - - -

4 1.02.xx.1

9.02

Pembangunan Tangki Septik Komunal (Sanimas Reguler) Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 - - 1 - - 300 - - 300 300 - - - -

5 1.03.xx.2

7.04

Biaya Operasi dan Pemeliharaan Tangki Septik Komunal (Sanimas Reguler) Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - - 1 - 1 - - 30 - - 30 - - - - 30

6 Biaya Monitoring dan Evaluasi Tangki Septik Komunal (Sanimas Reguler) Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - - - 1 - - - - - 150 150 150 - - -

1.03.xx.2

7.021 1.03.xx.2

7.04Sosialisasi rencana pembangunan air limbah skala kawasan

Bikt Cangang Kayu

Ramang

1 1 Paket 1 - - - - 1 100 - - - - 100 100 - - - -

2 1.03.xx.2

7.04Penyusunan Dokumen UKL/UPL IPAL skala kawasan

Bikt Cangang Kayu

Ramang

1 1 Paket 1 - - - - 1 150 - - - - 150 150 - - - -

3 1.03.xx.2

7.02Pembebasan lahan pembangunan IPAL skala kawasan

Bikt Cangang Kayu

Ramang

1 200 m2 Kawasan 1 - - - - 1 500 - - - - 500 500 - - - -

4 1.03.xx.2

7.04Perencanaan Teknis (DED) Pembangunan IPAL Skala Kawasan

Bikt Cangang Kayu

Ramang

1 1 Paket - 1 - - - 1 - 50 - - - 50 50 - - - -

5 1.03.xx.2

7.04Pembangunan IPAL sistem terpusat skala kawasan

Bikt Cangang Kayu

Ramang

1 1 Paket - 1 - - - 1 - 9,171 - - - 9,171 - - 9,171 - -

6Supervisi Pembangunan air limbah sistem terpusat skala kawasan

Bikt Cangang Kayu

Ramang

1 1 Paket - - 1 - - 1 - - 25 - - 25 25 - - - -

7 1.03.xx.2

7.04Operasional dan Pemeliharaan IPAL

Bikt Cangang Kayu

Ramang

1 1 Paket - - 1 - - 1 - - 50 - - 50 50 - - - -

8 1.03.xx.2

7.02Sambungan Rumah

Bikt Cangang Kayu

Ramang

200 1 SR - - 1 - - 1 - - 800 - - 800 400 - 400 - -

1 Sosialisasi rencana pembangunan air limbah skala kawasan Tarok Dipo 1 1 Paket - 1 - - - 1 - 100 - - - 100 100 - - - -

2 Penyusunan Dokumen UKL/UPL IPAL skala kawasan Tarok Dipo 1 1 Paket - 1 - - - 1 - 150 - - - 150 150 - - - -

3 Pembebasan lahan pembangunan IPAL skala kawasan Tarok Dipo 1 200 m2 Kawasan - 1 - - - 1 - 500 - - - 500 500 - - - -

4 Perencanaan Teknis (DED) Pembangunan IPAL Skala Kawasan Tarok Dipo 1 1 Paket - - 1 - - 1 - - 50 - - 50 50 - - - -

5 Pembangunan IPAL sistem terpusat skala kawasan Tarok Dipo 1 1 Paket - - 1 - - 1 - - 7,280 - - 7,280 - - 7,280 - -

6 Supervisi Pembangunan air limbah sistem terpusat skala kawasan Tarok Dipo 1 1 Paket - - - 1 - 1 - - - 25 - 25 25 - - - -

7 Operasional dan Pemeliharaan IPAL Tarok Dipo 1 1 Paket - - - 1 - 1 - - - 50 - 50 50 - - - -

8 Sambungan Rumah Tarok Dipo 200 1 SR - - - 1 - 1 - - - 800 - 800 400 - 400 - -

1 1.03.xx.2

7.02

Sosialisasi rencana pembangunan air limbah skala kawasan Kayu Kubu 1 1 Paket 1 1 - - 100 - - 100 100 - - - -

2 1.03.xx.2

7.04

Penyusunan Dokumen UKL/UPL IPAL skala kawasan Kayu Kubu 1 1 Paket 1 1 - - 150 - - 150 150 - - - -

3 Pembebasan lahan pembangunan IPAL skala kawasan Kayu Kubu 1 200 m2 Kawasan 1 1 - - 500 - - 500 500 - - - -

4 1.03.xx.2

7.02

Perencanaan Teknis (DED) Pembangunan IPAL Skala Kawasan Kayu Kubu 1 1 Paket 1 1 - - - 50 - 50 50 - - - -

5 1.03.xx.2

7.04

Pembangunan IPAL sistem terpusat skala kawasan Kayu Kubu 1 1 Paket 1 1 - - - 9,113 - 9,113 - - 9,113 - -

6 1.03.xx.2

7.02

Supervisi Pembangunan air limbah sistem terpusat skala kawasan Kayu Kubu 1 1 Paket 1 1 - - - - 25 25 25 - - - -

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH SEKTOR SANITASI

PERIODE 2016-2020

NOMORKODE

AKUNPROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)

Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah)

Jml. Penduduk

terlayani

Luas Wilayah

terlayani (Ha)Kota PROV. APBN

Kebutuhan Outcome Indikasi Biaya Program (juta rupiah)

SATUANVolume CSR

MASYARA

KATJumlah

SUB-SEKTOR AIR LIMBAH

1. ASPEK: PENINGKATAN AKSES SARANA DAN PRASARANA

PEMBANGUNAN TANGKI SEPTIK KOMUNAL (SANIMAS REGULER)

DETAIL LOKASI

(Kec./Desa/Kel./Kws)

Estimasi Outcome

2019 2020

PENYEDIAAN LAYANAN AIR LIMBAH SKALA KAWASAN (IPAL)

PENYEDIAAN LAYANAN AIR LIMBAH SKALA KAWASAN (IPAL)

Total

Volume 2016 2017 2018

PENYEDIAAN LAYANAN AIR LIMBAH SKALA KAWASAN (IPAL)

Page 159: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

2016 2017 2018 2019 2020

1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

NOMORKODE

AKUNPROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)

Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah)

Jml. Penduduk

terlayani

Luas Wilayah

terlayani (Ha)Kota PROV. APBN

Kebutuhan Outcome Indikasi Biaya Program (juta rupiah)

SATUANVolume CSR

MASYARA

KATJumlah

DETAIL LOKASI

(Kec./Desa/Kel./Kws)

Estimasi Outcome

2019 2020Total

Volume 2016 2017 2018

7 1.03.xx.2

7.02

Operasional dan Pemeliharaan IPAL Kayu Kubu 1 1 Paket 1 1 - - - - 50 50 50 - - - -

8 1.03.xx.2

7.08

Sambungan Rumah Kayu Kubu 200 1 SR 1 1 - - - - 800 800 400 - 400 - -

1 Studi AMDAL Pembangunan IPLT Talao 118,260 252,390 Paket - - - 1 - 1 - - - 200 - 200 200 - - - -

2 Sosialisasi dan Kampanye Rencana Pembangunan IPLT Talao 118,260 252,390 Paket - - 1 1 - 2 - - - 250 - 250 250 - - - -

3 Pembebasan Lahan/Tanah Talao 118,260 1,2 Ha Paket - - - 1 - 1 - - - 1,000,000 - 1,000,000 1,000,000 - - - -

4 Perencanaan Detail (DED) Pembangunan IPLT Talao 118,260 252,390 Paket - - - 1 - 1 - - - 100 - 100 100 - - - -

5 Pelatihan bagi Pengelola IPLT Talao 118,260 252,390 Paket - - - 1 - 1 - - - 60 - 60 60 - - - -

6 Pembangunan IPLT Talao 118,260 252,390 Paket - - - - 1 1 - - - - 850,000 850,000 - 850,000 - -

7 Supervisi Pembangunan IPLT Talao 118,260 252,390 Paket - - - - - - - - - - - - - - - -

8 Operasi dan Pemeliharaan IPLT Talao 118,260 252,390 Paket - - - - - - - - - - - - - - - -

9 Pengadaan Truk Tinja Talao 118,260 252,390 Paket - - - 1 1 2 - - - 340 340 680 680 - - - -

10 Operasi dan Pemeliharaan Truck Tinja Talao 118,260 252,390 Paket - - - 1 1 - - - 500 500 500 - - - -

-

Program Pendidikan Kedinasan. -

1Pelatihan tentang pembangunan dan pemeliharaan tangki septik sesuai standart

kesehatan.

Bukittinggi 118,437 252,390 paket - 1 1 1 1 4 - 50 50 50 50 200 200

- - - -

Program Peningkatan kualitas akses informasi SDA dan LH -

2 Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah (Sub Pengelolaan Air Limbah

Domestik dan Industri Rumah Tangga)Bukittinggi 118,437 252,390 paket - 1 1 1 1 4 - 50 50 50 50 200 200

- - - -

3 Penyusunan materi komunikasi hasil kajian dampak LH Bukittinggi 118,437 252,390 paket - 1 1 1 1 4 - 10 10 10 10 40 40 - - - -

1 Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi - -

6 Pembangunan Sistem Informasi Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik yang

terintegrasi Bukittinggi 118,437 252,390 paket - - 1 - - 1 - - 50 - - 50 50 - - - -

1 Program Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah -

2 Sosialisasi dan Pembinaan tentang Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik

Skala Permukiman kepada kelurahan, PKK, Kader Kesehatan, dan Perusahaan

Swasta Penyediaan Jasa.

Bukittinggi 118,437 252,390 paket - - 2 2 2 6 - - 25 25 25 75 75 - - - -

1 -

Penyusunan Peraturan Daerah tentang Air Limbah Bukittinggi 118,437 252,390 paket - 1 - - - 1 100,000 - - - 100,000 100,000 - - - -

B. 950 111,331 11,200 1,011,803 852,125 1,987,409 1,109,615 - 877,764 - 105

I

1

Penyusunan Perda Pengelolaan Persampahan skala Kota Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 - - - 1 - 250 - - - 250 250 - - - -

Penyusunan kebijakan Pengelolaan sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 - - 1 - 200 - - - 200 200 - - - -

1.08 xx

15 06

Kerjasama Pengelolaan Persampahan -

1.08 xx

15 06

(a). Outsourcing Pengelolaan Persampahan Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 - - 1 - - 150 - - 150 150 - - - -

1.08 xx

15 06

(b). Kerjasama dengan pihak ketiga dalam penyapuan jalan. Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 - - 1 - - 200 - - 200 200 - - - -

1.08 xx

15 10

Promosi Penggunaan Produk daur Ulang sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 4 - 200 200 200 200 800 200 200 400 - -

Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Persampahan skala Kota Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 4 - 50 50 50 50 200 200 - - - -

II

A. AA Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA) Sampah dan Tempat

Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) 3R berbasis institusi

1.08 xx

15 06

Sosialisasi Pembangunan SPA dan TPST 3 R Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 Paket 1 - - - - 1 50 - - - - 50 50

- - - -

1.08 xx

15 06

Pengadaan tanah untuk jalan akses ke SPA dan TPST 3R Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 Paket - 1 - - - 1 1,750 - - - - 1,750 1,750

- - - -

1.08 xx

15 06

Penyusunan Kajian Lingkungan (UKL/UPL) Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 Paket 1 - - - - 1 50 - - - - 50 50

- - - -

1.08 xx

15 10

Pembangunan Bangunan Utama SPA dan TPST 3R Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 Paket - 1 - - - 1 - 3,000 - - - 3,000 - - 3,000 - -

Supervisi pembangunan SPA dan TPST 3R Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 Paket - 1 - - - 1 - 300 - - - 300 300 -

1.08 xx

15 02

Pembangunan bangunan pendukung SPA dan TPST 3R dan jalan akses menuju

SPA dan TPSP3R Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 Paket

- - 1 - - 1 - - 500

- - 500 500

- - - -

1.08 xx

15 02

Supervisi pembangunan bangunan pendukung SPA dan TPST 3R dan jalan

akses menuju SPA dan TPSP3R Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 Paket

- - 1

- - 1 - - 50

- - 50 50

- - - -

Pengadaan Mesin Pencacah Organik KM-1000 Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 Unit

- - 2 2 2 6 - - 30 33 36 99

- - 99 -

1.08 xx

15 01

Kompensasi untuk akses jalan ke SPA Campago Guguak Bulek 48,461 1,200

Paket - 1 1 - 250 250

250 - -

1.08 xx

15 07

Pengadaan dan Penambahan Rotary Kiln Campago Guguak Bulek 48,461 1,200

unit - - 5 5 5 15 - - 40 44 48 132

- 132 -

1.08 xx

15 11

Operasi dan pemeliharaan SPA dan TPST Campago Guguak Bulek 48,461 1,200

paket - - 1 1 1 3 - - 600 660 726 1,986

1,986 - - - -

Pemantauan lingkungan Campago Guguak Bulek 48,461 1,200

paket - - 1 1 1 3 - - 60 67 73 200 200 - - - -

INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT)

2. ASPEK: KELEMBAGAAN

4. ASPEK PERATURAN DAN PER UNDANG-UNDANGAN

JUMLAH PEMBIAYAAN/ PENDANAAN SUB-SEKTOR AIR LIMBAH

SUB-SEKTOR PERSAMPAHAN

1. ASPEK TEKNIS

PENGEMBANGAN KEBUJAKAN DAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan dan Peningkatan pelayanan

PENGELOLAAN SAMPAH DARI SUMBERNYA

Page 160: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

2016 2017 2018 2019 2020

1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

NOMORKODE

AKUNPROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)

Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah)

Jml. Penduduk

terlayani

Luas Wilayah

terlayani (Ha)Kota PROV. APBN

Kebutuhan Outcome Indikasi Biaya Program (juta rupiah)

SATUANVolume CSR

MASYARA

KATJumlah

DETAIL LOKASI

(Kec./Desa/Kel./Kws)

Estimasi Outcome

2019 2020Total

Volume 2016 2017 2018

B Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R binaan DKP -

1 Sosialisasi pembangunan TPS 3R Aur Kuning 26,342 625 Paket - - 1 1 - 2 - - 28 30 - 58 58 - - - -

2 Sosialisasi pengembangan pelayanan TPS 3R Aur Kuning 26,342 625 Paket - - 1 1 1 3 - - 55 61 67 183 183 - - - -

3 Penyusunan Kajian Lingkungan (UKL/UPL) Aur Kuning 26,342 625 Paket - - 1 1 - 2 - - 61 67 128 128 - - - -

4 Kerjasama dengan RT/RW Aur Kuning 26,342 625 Paket - - 1 1 1 3 - - 30 33 37 100 100 - - - -

5 Pembebasan Lahan TPS 3R Aur Kuning 26,342 625 Paket - 2 - - - 2 - 600 - - - 600 600 - - - -

6 Perencanaan Teknis TPS 3R Aur Kuning 26,342 625 Paket - - 1 1 - 2 - - 25 28 - 53 53 - - - -

7 Pembangunan TPS 3R Aur Kuning 26,342 625 Paket - - 1 1 - 2 - - 250 275 - 525 525 - - - -

8 Supervisi pembangunan TPS 3R Aur Kuning 26,342 625 Paket - - 1 1 - 2 - - 50 55 - 105 105 - - - -

9 Operasi dan pemeliharaanTPS 3R Aur Kuning 26,342 625 Paket - - 1 1 1 3 - - 150 165 182 497 497 - - - -

2 Program Pengembangan teknologi Pengelolaan Persampahan -

1 Penambahan Kontainer Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 1 1 1 1 1 5 20 22 24 27 29 122 122 - - - -

2 Penggantian Kontainer Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 2 2 2 2 2 10 40 40 40 40 40 200 200 - - - -

3 Penggantian TPS Batu Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 2 2 2 2 2 10 20 20 20 20 20 100 100 - - - -

4 Penambahan TPS Kembar (TPS di jalan) Bukittinggi 118,260 252,390 Unit - 10 10 - - 20 10 10 20 20 - - - -

5 Pengadaan Gerobak Sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 1 1 1 1 1 5 3 3 4 4 4 18 18 - - - -

6 Penggantian Gerobak Sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 3 3 3 3 3 15 9 10 11 12 13 55 55 - - - -

7 Pengadaan Becak Sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 2 2 2 2 2 10 10 11 12 13 15 61 61 - - - -

8 Penggantian Becak Sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 2 2 2 2 2 10 10 11 12 13 15 61 61 - - - -

9 Pengadaan Becak Motor Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 3 3 3 3 3 15 90 99 109 120 132 550 550 - - - -

10 Penggantian Becak Motor Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 1 1 1 1 1 5 30 33 36 40 44 183 183 - - - -

11 Pengadaan Truk Angkut Sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 2 2 2 2 2 10 800 880 968 1,065 1,171 4,884 4,884 - - - -

12 Penggantian Truk Angkut Sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 1 1 1 1 1 5 400 440 484 532 586 2,442 2,442 - - - -

C Operasi Pengelolaan Persampahan Skala Kota -

1 Biaya operasional pengelolaan persampahan Kota Bukittinggi Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 3,200 3,520 3,872 4,259 4,685 19,536 19,536 - - - -

2 Kontribusi pembayaran pengelolaan persampahan pada TPA Sampah regional

Payakumbuh

Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 913 1,004 1,104 1,215 1,336 5,571 5,571 - - - -

3 Penambahan tenaga kerja untuk penyapuan jalan dan tenaga angkut sampah di

kendaraan truk sampah

Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 720 792 871 958 1,054 4,396 4,396 - - - -

4

III

1 Sosialisasi penutupan TPA Sampah Panorama Baru Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 75 83 91 100 349 349 - - - -

2 Perencanaan teknis Penutupan TPA Sampah Panorama Baru Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 - - - 1 - 150 - - - 150 150 - - - -

3 Penyusunan Kajian Lingkungan (UKL/UPL) Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 - - - 1 - 100 - - - 100 100 - - - -

4 Pekerjaan fisik penutupan TPA sampah Panorama Baru Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 - - 1 - - 1,000 - - 1,000 1,000 - - - -

5 Supervisi pekerjaan fisik penutupan TPA sampah Panorama Baru Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 - - 1 - - 75 - - 75 75 - - - -

6 Biaya pemeliharaan setelah penutupan TPA Sampah Panorama Baru Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - - 1 1 2 - - - 100 110 210 210 - - - -

7 Pemantauan lingkungan TPA Sampah panorama Baru Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - - 1 1 2 - - - 25 28 53 53 - - - -

8 Studi pemilihan lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Regional

Bukittinggi - Agam

Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - - - 1 1 - - - - 293 293 293 - - - -

-

1 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan -

1 Sosialisasi Perilaku Tidak Buang sampah sembarangan Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 50 55 61 67 73 305 305 - - - -

2 Lomba Kebersihan dan Keindahan antar SKPD, sekolah dan dunia usaha Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 50 55 61 67 73 305 305 - - - -

3 Lomba RT, RW dan Kelurahan Bersih Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 55 61 67 73 255 255 - - - -

4 Publikasi teknologi tepat guna pengelolaan sampah ke masyarakat dan sekolah Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 100 110 121 133 146 611 611 - - - -

5 Penyuluhan tentang persampahan kepada masyarakat dan kelompok

masyarakat

Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 100 110 121 133 146 611 611 - - - -

6 Kampanye pengurangan sampah dari sumbernya Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 50 55 61 67 73 305 305 - - - -

7 Kampanye tatacara dan gerakan pemilihan sampah dari sumbernya Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 50 55 61 67 73 305 305 - - - -

8 Pengadaan Tempat Sampah Terpilah untuk Rumah Tangga. Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 100 100 100 100 400 - 28 30 33 37 128 128 - - - -

9 Pelatihan tentang pengelolaan sampah dengan konsep 3 R untuk aparatur

pemerintahan desa dan kecamatan, sanitarian dan tenaga kesehatan

lingkungan

Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 55 61 67 73 255 255 - - - -

10 Pelatihan tentang pengelolaan sampah untuk Kelompok Swadaya Masyarakat

yang peduli lingkungan

Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 55 61 67 73 255 255 - - - -

11 Pelatihan tentang pengelolaan sampah dengan konsep 3 R untuk Kader,

Karang Taruna dan Tokoh Masyarakat

Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 55 61 67 73 255 255 - - - -

12 Pelatihan pengelolaan sampah di sekolah Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 110 121 133 146 511 511 - - - -

13 Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan

(pembinaan kelompok pengelola kompos)

Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 55 61 67 73 255 255 - - - -

14 Pembentukan Pokmas dan pelatihan tingkat kelurahan tentang pengolahan

sampah

Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 165 182 200 220 766 766 - - - -

15 Sosialisasi pengembangan dan pengelolaan persampahan pada dunia usaha Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 55 61 67 73 255 255 - - - -

16 Sosialisasi perilaku dalam mengelola persampahan kepada wisatawan Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 55 61 67 73 255 255 - - - -

17 Sosialisasi dan monitoring kawasan bebas sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 75 83 91 100 110 458 458 - - - -

Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM

1 Studi peningkatan potensi Pendapatan Asli Daerah retribusi sampah Kota

Bukittinggi

Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 - - - - 1 300 - - - - 300 300 - - - -

2 Penyusunan database wajib retribusi sampah Kota Bukittinggi Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 110 121 133 146 511 511 - - - -

TEMPAT PEMPROSESAN AKHIR SAMPAH

2. ASPEK: PERAN SERTA MASYARAKAT

3. ASPEK: KEUANGAN

Page 161: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

2016 2017 2018 2019 2020

1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

NOMORKODE

AKUNPROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)

Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah)

Jml. Penduduk

terlayani

Luas Wilayah

terlayani (Ha)Kota PROV. APBN

Kebutuhan Outcome Indikasi Biaya Program (juta rupiah)

SATUANVolume CSR

MASYARA

KATJumlah

DETAIL LOKASI

(Kec./Desa/Kel./Kws)

Estimasi Outcome

2019 2020Total

Volume 2016 2017 2018

1 Pelatihan Teknis SDM untuk Pengelolaan Persampahan Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 50 55 61 67 73 305 305 - - - -

2 Monitoring dan supervisi replikasi pengelolaan sampah berbasis masyarakat Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 55 61 67 73 255 255 - - - -

3 Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan TPAS/Unit Kerja TPAS Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 55 61 67 73 255 255 - - - -

4 Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Persampahan Skala Kota Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 110 121 133 146 511 511 - - - -

5 Penguatan kelembagaan steakholder bidang persampahan (pola hubungan

RT,RW,Lurah, Camat dengan DKP Kota Bukittinggi)

Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 83 91 100 110 383 383 - - - -

6 Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Persampahan Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - - 1 1 2 - - - 50 55 105 105 - - - -

7 Fasilitasi kerjasama antar daerah dalam pengelolaan sampah dengan Kabupaten

Agam

Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 150 165 182 200 220 916 916 - - - -

Program PengembanganKinerja PengelolaanPersampahan

1 Penyusunan Kebijakan manajemen Pengelolaan Persampahan Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 150 165 182 200 696 696 - - - -

2 Penerbitan Surat Keputusan Walikota tentang penutupan TPA Sampah

Panorama Baru

Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 - - - -

1 50 - - - - 50 50 - - - -

3 Sosialisasi penutupan TPA Sampah Panorama Baru Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 50 55 61 67 232 232 - - - -

4 Penegakan Peraturan Daerah pengelolaan dan retribusi pelayanan

persampahan/kebersihanan Kota Bukittinggi

Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4

- 150 165 182 200 696 696 - - - -

-

C. 9,140 14,262 13,676 13,005 14,067 64,150 60,319 200 3,631 -

-

Fasilitasi Penyusunan Outline Drainase Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 350 - - - 350 350 - - - -

- - - -

- - - - Pelatihan SDM bidang drainase Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 - - - 1 - 25 - - - 25 25 - - - - Penguatan kelembagaan bidang drainase Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 - - - 1 - 20 - - - 20 20 - - - -

Penyusunan Perda Pengelolaan Drainase Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 - - 1 - - 150 - 150 150 - - - -

Sosialisasi peraturan dan perundangan tentang pengolahan drainase Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - - 1 - 1 - - - 50 50 50 - - - -

D. - 395 150 50 - 595 595 - - -

1 Program Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

1 Pembuatan website bidang sanitasi Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 - - - 1 200 - - - 200 200 - - - -

2 Pembuatan media promosi dan informasi sadar hidup sehat, seperti banner,

stiker, dan media partisipatori

Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5

- 50 50 50 50 200 200

- - - -

2 Road Show Penyuluhan tentang PHBS (CTPS, stop BABS dan Membuang

sampah pada tempatnya) di sekolah-sekolah, Perkantoran, Permukiman dan

ditempat- tempat umum dan media komunikasi

Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5

-

150 150 150 150 600

-

750

- - -

Study EHRA Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 - - - - 5 100 - - - - 100 100 - - -

2 Program Pengembangan data/informasi Bukittinggi 118,260 252,390 Paket -

1 Sosialisasi/Penyuluhan masyarakat tentang PHBS dan STBM Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 20 20 20 20 80 80 - - - -

3 Program Pengembangan upaya kesehatan bersumber Pemberdayaan masyarakat - - - - -

Peningkatan peran serta masyarakat dalam pelestarian lingkungan sehat Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 100 100 100 100 400 400 - - - -

4 Program Peningkatan peran serta dan kesetaraan jender dalam

pembangunan

-

1 Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis dan Masyarakat Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5 - 100 100 100 100 400 400 - - - -

2 Penyelenggaraan Diseminasi Informasi bagi Masyarakat Di Kelurahan Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5 - 50 50 50 50 200 200 - - - -

3 Perkuatan kelembagaan sanitasi pada tataran masyarakat Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5 - 50 50 50 50 200 - 200 - - -

5 Peningkatan Pendidikan kesehatan kepada masyarakat -

1 Pembinaan kelompok profesi bidang sanitasi Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5 - 50 50 50 50 200 200 - - - -

2 Penguatan peran serta dunia usaha dalam penyediaan sarana prasarana

pengelolaan persampahan

Bukittinggi 118,260 252,390 Paket -

1 1 1 1 5-

75 75 75 75 300 300 - - - -

3 Evaluasi Kinerja Promkes Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5 - 75 75 75 75 300 300 - - - -

5 Pembinaan, penjaringan, pemeriksaan dan pelatihan dalam upaya kesehatan

remaja/sekolah

Bukittinggi 118,260 252,390 Paket -

1 1 1 1 5-

75 75 75 75 300 300 - - - -

6 Kampanye Sanitasi tingkat SD Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5 - 75 75 75 75 300 300 - - - -

6 Penyelenggaraan Penyehatan Lingkungan -

1 Pemetaan faktor resiko sanitasi Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5 - 100 125 125 125 475 475 - - - -

3 Program Sanitasi Berbasis Masyarakat Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5 - 200 200 200 200 800 800 - - -

4. ASPEK KELEMBAGAAN

5. ASPEK PERATURAN DAN PER UNDANG-UNDANGAN

JUMLAH PEMBIAYAAN/ PENDANAAN SUB-SEKTOR PERSAMPAHAN

SUB-SEKTOR DRAINASE

1. MASTER PLAN

2. MENINGKATKAN FASILITAS KELEMBAGAAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN

JUMLAH PEMBIAYAAN/ PENDANAAN SUB-SEKTOR DRAINASE

1. ASPEK PHBSDAN PROMOSI HIGIENE

Page 162: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

2016 2017 2018 2019 2020

1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

NOMORKODE

AKUNPROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)

Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah)

Jml. Penduduk

terlayani

Luas Wilayah

terlayani (Ha)Kota PROV. APBN

Kebutuhan Outcome Indikasi Biaya Program (juta rupiah)

SATUANVolume CSR

MASYARA

KATJumlah

DETAIL LOKASI

(Kec./Desa/Kel./Kws)

Estimasi Outcome

2019 2020Total

Volume 2016 2017 2018

5 Kegiatan pembinaan dan pengawasan hygiene dan sanitasi di perumahan dan

sanitasi dasar

Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5 - 150 150 150 150 600

600 - - - -

-

100 1,520 1,345 1,345 1,345 5,655 4,855 950 - - -

10,190 127,508 26,371 1,026,203 867,537 2,057,809 1,175,384 1,150 881,395 -

Bukittinggi, Desember 2015

POKJA SANITASI

KOTA BUKITTINGGI

KETUA,

H. YUEN KARNOVA, SE

JUMLAH ASPEK PHBS DAN PROMOSI HIGINE

JUMLAH TOTAL

NIP. 196301111988031008

Page 163: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

KABUPATEN : BUKITTINGGI

PROVINSI : SUMATERA BARAT

TAHUN : 2015

2016 2017 2018 2019 2020

1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

A.

Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan

Lingkungan HidupPelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) bidang air limbah Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 - - - 2 150 150 - - - 300 KLH KLH

INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH SISTEM SETEMPAT DAN KOMUNAL

MCK++ UMUM (Dana DAK/Swasta)/SLBMBiaya Pendampingan Pelaksanaan Sanimas Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 2 2 2 2 2 10 50 50 50 50 50 250 DPU DPU

Pembebasan Lahan/Tanah @ 150 m2 Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 500 500 500 1,500 DPU DPU

Perencanaan Teknis (DED) MCK++ Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 25 25 25 25 100 DPU DPU

Biaya Operasi dan PemeliharaanMCK ++ (Sanimas Reguler) Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 3 25 25 25 - 75 DPU DPU

Biaya Monitoring dan EvaluasiMCK ++(Sanimas Reguler) Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 1 - 2 - - 30 30 - 60 DPU DPU

-

Biaya Pendampingan Pelaksanaan Sanimas Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 2 2 2 6 - - 50 50 50 150 DPU DPU

Pembebasan Lahan/Tanah @ 50 m2 Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 - - 1 - - 500 - - 500 DPU DPU

Perencanaan Teknis (DED) Tangki Septik Komunal Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 - - 1 - - 50 - - 50 DPU DPU

Pembangunan Tangki Septik Komunal (Sanimas Reguler) Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 - - 1 - - 300 - - 300 DPU DPU

Biaya Monitoring dan Evaluasi Tangki Septik Komunal (Sanimas Reguler) Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - - - 1 - - - - - 150 150 DPU DPU

Sosialisasi rencana pembangunan air limbah skala kawasanBikt Cangang Kayu

Ramang

1 1 Paket 1 - - - -

1 100 - - - -

100 Bappeda, KLH, DPU Bappeda, KLH, DPU

Penyusunan Dokumen UKL/UPL IPAL skala kawasanBikt Cangang Kayu

Ramang

1 1 Paket 1 - - - -

1 150 - - - -

150 KLH KLH

Pembebasan lahan pembangunan IPAL skala kawasanBikt Cangang Kayu

Ramang

1 200 m2 Kawasan 1 - - - -

1 500 - - - -

500 TAPEM TAPEM

Perencanaan Teknis (DED) Pembangunan IPAL Skala KawasanBikt Cangang Kayu

Ramang

1 1 Paket -

1 - - -

1 -

50 - - -

50 DPU DPU

Supervisi Pembangunan air limbah sistem terpusat skala kawasanBikt Cangang Kayu

Ramang

1 1 Paket - -

1 - -

1 - -

25 - -

25 DPU DPU

Operasional dan Pemeliharaan IPALBikt Cangang Kayu

Ramang

1 1 Paket - -

1 - -

1 - -

50 - -

50 DPU DPU

Sambungan RumahBikt Cangang Kayu

Ramang

200 1 SR - -

1 - -

1 - -

400 - -

400 DPU DPU

Sosialisasi rencana pembangunan air limbah skala kawasan Tarok Dipo 1 1 Paket - 1 - - - 1 - 100 - - - 100 DPU DPU

Penyusunan Dokumen UKL/UPL IPAL skala kawasan Tarok Dipo 1 1 Paket - 1 - - - 1 - 150 - - - 150 DPU DPU

Pembebasan lahan pembangunan IPAL skala kawasan Tarok Dipo 1 200 m2 Kawasan - 1 - - - 1 - 500 - - - 500 DPU DPU

Perencanaan Teknis (DED) Pembangunan IPAL Skala Kawasan Tarok Dipo 1 1 Paket - - 1 - - 1 - - 50 - - 50 DPU DPU

Supervisi Pembangunan air limbah sistem terpusat skala kawasan Tarok Dipo 1 1 Paket - - - 1 - 1 - - - 25 - 25 DPU DPU

Operasional dan Pemeliharaan IPAL Tarok Dipo 1 1 Paket - - - 1 - 1 - - - 50 - 50 DPU DPU

Sambungan Rumah Tarok Dipo 200 1 SR - - - 1 - 1 - - - 400 - 400 DPU DPU

-

Sosialisasi rencana pembangunan air limbah skala kawasan Kayu Kubu 1 1 Paket - - 1 - - 1 - - 100 - - 100 DPU DPU

Penyusunan Dokumen UKL/UPL IPAL skala kawasan Kayu Kubu 1 1 Paket - - 1 - - 1 - - 150 - - 150 KLH KLH

Pembebasan lahan pembangunan IPAL skala kawasan Kayu Kubu 1 200 m2 Kawasan - - 1 - - 1 - - 500 - - 500 TAPEM TAPEM

Perencanaan Teknis (DED) Pembangunan IPAL Skala Kawasan Kayu Kubu 1 1 Paket - - - 1 - 1 - - - 50 - 50 DPU DPU

Supervisi Pembangunan air limbah sistem terpusat skala kawasan Kayu Kubu 1 1 Paket - - - - 1 1 - - - - 25 25 DPU DPU

Operasional dan Pemeliharaan IPAL Kayu Kubu 1 1 Paket - - - - 1 1 - - - - 50 50 DPU DPU

Sambungan Rumah Kayu Kubu 200 1 SR - - - - 1 1 - - - - 400 400 DPU DPU

-

Studi AMDAL Pembangunan IPLT Talao 118,260 252,390 Paket - - - 1 - 1 - - - 200 - 200 DPU DPU

Sosialisasi dan Kampanye Rencana Pembangunan IPLT Talao 118,260 252,390 Paket - - 1 1 - 2 - - 250 250 - 500 KLH KLH

Pembebasan Lahan/Tanah Talao 118,260 1,2 Ha Paket - - - 1 - 1 - - - 1,000,000 - 1,000,000 TAPEM TAPEM

Perencanaan Detail (DED) Pembangunan IPLT Talao 118,260 252,390 Paket - - - 1 - 1 - - - 100 - 100 DPU DPU

Pelatihan bagi Pengelola IPLT Talao 118,260 252,390 Paket - - - 1 - 1 - - - 60 - 60 DPU DPU

Pengadaan Truk Tinja Talao 118,260 252,390 Paket - - - 1 1 2 - - - 340 340 680 DPU DPU

Operasi dan Pemeliharaan Truck Tinja Talao 118,260 252,390 Paket - - - - 1 1 - - - - 500 500 DPU DPU

-

Program Pendidikan Kedinasan.

Pelatihan tentang pembangunan dan pemeliharaan tangki septik sesuai standart

kesehatan.Bukittinggi 118,437 252,390 paket - 50 50 50 50 200 - 50 50 50 50

200 Dinkes, KLH Dinkes, KLH

Program Peningkatan kualitas akses informasi SDA dan LH

Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah (Sub Pengelolaan Air Limbah

Domestik dan Industri Rumah Tangga)Bukittinggi 118,437 252,390 paket - 1 1 1 1 4 - 50 50 50 50 200 Dinkes, KLH, Bappeda Dinkes, KLH, Bappeda

Penyusunan materi komunikasi hasil kajian dampak LH Bukittinggi 118,437 252,390 paket - 1 1 1 1 4 - 10 10 10 10 40 Dinkes, KLH Dinkes, KLH

Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi

Pembangunan Sistem Informasi Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik yang

terintegrasi Bukittinggi 118,437 252,390 paket - - 1 - - 1 - - 50 - - 50 Dinkes, KLH, Bappeda Dinkes, KLH, Bappeda

Program Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbahSosialisasi dan Pembinaan tentang Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Skala

Permukiman kepada kelurahan, PKK, Kader Kesehatan, dan Perusahaan Swasta

Penyediaan Jasa.

Bukittinggi 118,437 252,390 paket - - 2 2 2 6 - - 25 25 25 75 Dinkes, KLH, Bappeda Dinkes, KLH, Bappeda

-

Penyusunan Peraturan Daerah tentang Air Limbah Bukittinggi 118,437 252,390 paket - 1 - - - 1 - 100,000 - - - 100,000 Bappeda Bappeda

950 101,660 3,240 1,002,290 1,725 1,109,865 -

B.

I

1 -

Penyusunan Perda Pengelolaan Persampahan skala Kota Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 - - - 1 - 250 - - - 250 DKP DKP

Penyusunan kebijakan Pengelolaan sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 - - 1 - 200 - - - 200 DKP DKP

1.08 xx 15 06 Kerjasama Pengelolaan Persampahan DKP DKP

1.08 xx 15 06 (a). Outsourcing Pengelolaan Persampahan Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 - - 1 - - 150 - - 150 DKP DKP

1.08 xx 15 06 (b). Kerjasama dengan pihak ketiga dalam penyapuan jalan. Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 - - 1 - - 200 - - 200 DKP DKP

1.08 xx 15 10 Promosi Penggunaan Produk daur Ulang sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 50 50 50 50 200 DKP DKP

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH SEKTOR SANITASI

SUMBER PENDANAAN APBD KOTA BUKITTINGGI

PERIODE 2016 - 2020

NOMOR KODE AKUN PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)DETAIL LOKASI

(Kec./Desa/Kel./Kws)

Estimasi OutcomeKebutuhan Penanganan/volume yang di Biayai APBD Kota

Jml. Penduduk

terlayani

Luas Wilayah

terlayani SATUANVolume

2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

SUB-SEKTOR AIR LIMBAH

1. ASPEK: PENINGKATAN AKSES SARANA DAN PRASARANA

Total Volume

Sumber Pembiayaan (juta rupiah)SKPD /Dinas Penanggung

jawab Pelaksanaan

SKPD/ Dinas Pengelola Paska

Konstruksi

PEMBANGUNAN TANGKI SEPTIK KOMUNAL (SANIMAS REGULER)

PENYEDIAAN LAYANAN AIR LIMBAH SKALA KAWASAN (IPAL)

PENYEDIAAN LAYANAN AIR LIMBAH SKALA KAWASAN (IPAL)

PENYEDIAAN LAYANAN AIR LIMBAH SKALA KAWASAN (IPAL)

INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT)

2. ASPEK: KELEMBAGAAN

4. ASPEK PERATURAN DAN PER UNDANG-UNDANGAN

JUMLAH PEMBIAYAAN/ PENDANAAN SUB-SEKTOR AIR LIMBAH

SUB-SEKTOR PERSAMPAHAN

1. ASPEK TEKNIS

PENGEMBANGAN KEBUJAKAN DAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan dan Peningkatan pelayanan Persampahan

Page 164: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

2016 2017 2018 2019 2020

1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

NOMOR KODE AKUN PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)DETAIL LOKASI

(Kec./Desa/Kel./Kws)

Estimasi OutcomeKebutuhan Penanganan/volume yang di Biayai APBD Kota

Jml. Penduduk

terlayani

Luas Wilayah

terlayani SATUANVolume

2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

SUB-SEKTOR AIR LIMBAH

Total Volume

Sumber Pembiayaan (juta rupiah)SKPD /Dinas Penanggung

jawab Pelaksanaan

SKPD/ Dinas Pengelola Paska

Konstruksi

Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Persampahan skala Kota Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 50 50 50 50 200 DKP DKP

II -

A. AA Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA) Sampah dan Tempat

Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) 3R berbasis institusi

-

1.08 xx 15 06 Sosialisasi Pembangunan SPA dan TPST 3 R Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 Paket 1 - - - - 1 50 - - - - 50 DKP DKP

1.08 xx 15 06 Pengadaan tanah untuk jalan akses ke SPA dan TPST 3R Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 Paket - 1 - - - 1 1,750 - - - - 1,750 DKP DKP

1.08 xx 15 06 Penyusunan Kajian Lingkungan (UKL/UPL) Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 Paket 1 - - - - 1 50 - - - - 50 DKP DKP

Supervisi pembangunan SPA dan TPST 3R Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 Paket - 1 - - - 1 - 300 - - - 300 DKP DKP

1.08 xx 15 02 Pembangunan bangunan pendukung SPA dan TPST 3R dan jalan akses menuju

SPA dan TPSP3R Campago Guguak Bulek

48,461 1,200 Paket - - 1 - - 1 - - 500 - - 500 DKP DKP

1.08 xx 15 02 Supervisi pembangunan bangunan pendukung SPA dan TPST 3R dan jalan akses

menuju SPA dan TPSP3R Campago Guguak Bulek

48,461 1,200 Paket - - 1 - - 1 - - 50 - - 50 DKP DKP

1.08 xx 15 01 Kompensasi untuk akses jalan ke SPA Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 Paket - 1 - - - 1 - 250 - - - 250 DKP DKP

1.08 xx 15 11 Operasi dan pemeliharaan SPA dan TPST Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 paket - - 1 1 1 3 - - 600 660 726 1,986 DKP DKP

Pemantauan lingkungan Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 paket - - 1 1 1 3 - - 60 67 73 200 DKP DKP

B Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R binaan DKP

Sosialisasi pembangunan TPS 3R Aur Kuning 26,342 625 Paket - - 1 1 - 2 - - 28 30 - 58 DKP DKP

Sosialisasi pengembangan pelayanan TPS 3R Aur Kuning 26,342 625 Paket - - 1 1 1 3 - - 55 61 67 183 DKP DKP

Penyusunan Kajian Lingkungan (UKL/UPL) Aur Kuning 26,342 625 Paket - - 1 1 2 - - 61 67 128 DKP DKP

Kerjasama dengan RT/RW Aur Kuning 26,342 625 Paket - - 1 1 1 3 - - 30 33 37 100 DKP DKP

Pembebasan Lahan TPS 3R Aur Kuning 26,342 625 Paket - 2 - - - 2 - 600 - - - 600 DKP DKP

Perencanaan Teknis TPS 3R Aur Kuning 26,342 625 Paket - - 1 1 - 2 - - 25 28 - 53 DKP DKP

Pembangunan TPS 3R Aur Kuning 26,342 625 Paket - - 1 1 - 2 - - 250 275 - 525 DKP DKP

Supervisi pembangunan TPS 3R Aur Kuning 26,342 625 Paket - - 1 1 - 2 - - 50 55 - 105 DKP DKP

Operasi dan pemeliharaanTPS 3R Aur Kuning 26,342 625 Paket - - 1 1 1 3 - - 150 165 182 497 DKP DKP

- -

Program Pengembangan teknologi Pengelolaan Persampahan

Penambahan Kontainer Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 1 1 1 1 1 5 20 22 24 27 29 122 DKP DKP

Penggantian Kontainer Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 2 2 2 2 2 10 40 40 40 40 40 200 DKP DKP

Penggantian TPS Batu Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 2 2 2 2 2 10 20 20 20 20 20 100 DKP DKP

Penambahan TPS Kembar (TPS di jalan) Bukittinggi 118,260 252,390 Unit - 10 10 - - 20 - 10 10 - - 20 DKP DKP

Pengadaan Gerobak Sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 1 1 1 1 1 5 3 3 4 4 4 18 DKP DKP

Penggantian Gerobak Sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 3 3 3 3 3 15 9 10 11 12 13 55 DKP DKP

Pengadaan Becak Sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 2 2 2 2 2 10 10 11 12 13 15 61 DKP DKP

Penggantian Becak Sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 2 2 2 2 2 10 10 11 12 13 15 61 DKP DKP

Pengadaan Becak Motor Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 3 3 3 3 3 15 90 99 109 120 132 550 DKP DKP

Penggantian Becak Motor Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 1 1 1 1 1 5 30 33 36 40 44 183 DKP DKP

Pengadaan Truk Angkut Sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 2 2 2 2 2 10 800 880 968 1,065 1,171 4,884 DKP DKP

Penggantian Truk Angkut Sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Unit 1 1 1 1 1 5 400 440 484 532 586 2,442 DKP DKP

C Operasi Pengelolaan Persampahan Skala Kota -

Biaya operasional pengelolaan persampahan Kota Bukittinggi Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 3,200 3,520 3,872 4,259 4,685 19,536 DKP DKP

Kontribusi pembayaran pengelolaan persampahan pada TPA Sampah regional

Payakumbuh

Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 913 1,004 1,104 1,215 1,336 5,571 DKP DKP

Penambahan tenaga kerja untuk penyapuan jalan dan tenaga angkut sampah di

kendaraan truk sampah

Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 720 792 871 958 1,054 4,396 DKP DKP

III

1 Sosialisasi penutupan TPA Sampah Panorama Baru Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 75 83 91 100 349 DKP DKP

2 Perencanaan teknis Penutupan TPA Sampah Panorama Baru Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 - - - 1 - 150 - - - 150 DKP DKP

3 Penyusunan Kajian Lingkungan (UKL/UPL) Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 - - - 1 - 100 - - - 100 DKP DKP

4 Pekerjaan fisik penutupan TPA sampah Panorama Baru Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 - - 1 - - 1,000 - - 1,000 DKP DKP

5 Supervisi pekerjaan fisik penutupan TPA sampah Panorama Baru Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 - - 1 - - 75 - - 75 DKP DKP

6 Biaya pemeliharaan setelah penutupan TPA Sampah Panorama Baru Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - - 1 1 2 - - - 100 110 210 DKP DKP

7 Pemantauan lingkungan TPA Sampah panorama Baru Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - - 1 1 2 - - - 25 28 53 DKP DKP

8 Studi pemilihan lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Regional

Bukittinggi - Agam

Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - - - 1 1 - - - - 293 293 DKP DKP

1 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

1 Sosialisasi Perilaku Tidak Buang sampah sembarangan Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 50 55 61 67 73 305 DKP DKP

2 Lomba Kebersihan dan Keindahan antar SKPD, sekolah dan dunia usaha Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 50 55 61 67 73 305 DKP DKP

3 Lomba RT, RW dan Kelurahan Bersih Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 0 55 61 67 73 255 DKP DKP

4 Publikasi teknologi tepat guna pengelolaan sampah ke masyarakat dan sekolah Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 100 110 121 133 146 611 DKP DKP

5 Penyuluhan tentang persampahan kepada masyarakat dan kelompok masyarakat Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 100 110 121 133 146

611 DKP DKP

6 Kampanye pengurangan sampah dari sumbernya Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 50 55 61 67 73 305 DKP DKP

7 Kampanye tatacara dan gerakan pemilihan sampah dari sumbernya Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 50 55 61 67 73 305 DKP DKP

8 Pengadaan Tempat Sampah Terpilah untuk Rumah Tangga. Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 100 100 100 100 400 - 28 30 33 37 128 DKP DKP

9 Pelatihan tentang pengelolaan sampah dengan konsep 3 R untuk aparatur

pemerintahan desa dan kecamatan, sanitarian dan tenaga kesehatan lingkungan

Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 55 61 67 73 255

DKP DKP

10 Pelatihan tentang pengelolaan sampah untuk Kelompok Swadaya Masyarakat

yang peduli lingkungan

Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 55 61 67 73 255 DKP DKP

11 Pelatihan tentang pengelolaan sampah dengan konsep 3 R untuk Kader, Karang

Taruna dan Tokoh Masyarakat

Bukittinggi 118,260

252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 55 61 66.55 73 255 DKP DKP

12 Pelatihan pengelolaan sampah di sekolah Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 110 121 133 146 511 DKP DKP

13 Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan (pembinaan

kelompok pengelola kompos)

Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 55 61 67 73 255 DKP DKP

14 Pembentukan Pokmas dan pelatihan tingkat kelurahan tentang pengolahan sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 165 182 200 220 766 DKP DKP

15 Sosialisasi pengembangan dan pengelolaan persampahan pada dunia usaha Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 55 61 67 73 255 DKP DKP

16 Sosialisasi perilaku dalam mengelola persampahan kepada wisatawan Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 55 61 67 73 255 DKP DKP

17 Sosialisasi dan monitoring kawasan bebas sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 75 83 91 100 110 458 DKP DKP

-

Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM

1 Studi peningkatan potensi Pendapatan Asli Daerah retribusi sampah Kota Bukittinggi Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 - - - - 1 300 - - - - 300 -

2 Penyusunan database wajib retribusi sampah Kota Bukittinggi Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 110 121 133 146 511 -

-

-

1 Pelatihan Teknis SDM untuk Pengelolaan Persampahan Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 50 55 61 67 73 305 -

2 Monitoring dan supervisi replikasi pengelolaan sampah berbasis masyarakat Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 55 61 67 73 255 DKP DKP

3 Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan TPAS/Unit Kerja TPAS Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 55 61 67 73 255 DKP DKP

PENGELOLAAN SAMPAH DARI SUMBERNYA

TEMPAT PEMPROSESAN AKHIR SAMPAH

2. ASPEK: PERAN SERTA MASYARAKAT

3. ASPEK: KEUANGAN

4. ASPEK KELEMBAGAAN

Page 165: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

2016 2017 2018 2019 2020

1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

NOMOR KODE AKUN PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)DETAIL LOKASI

(Kec./Desa/Kel./Kws)

Estimasi OutcomeKebutuhan Penanganan/volume yang di Biayai APBD Kota

Jml. Penduduk

terlayani

Luas Wilayah

terlayani SATUANVolume

2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

SUB-SEKTOR AIR LIMBAH

Total Volume

Sumber Pembiayaan (juta rupiah)SKPD /Dinas Penanggung

jawab Pelaksanaan

SKPD/ Dinas Pengelola Paska

Konstruksi

4 Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Persampahan Skala Kota Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 110 121 133 146 511 DKP DKP

5 Penguatan kelembagaan steakholder bidang persampahan (pola hubungan

RT,RW,Lurah, Camat dengan DKP Kota Bukittinggi)

Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 83 91 100 110 383 DKP DKP

6 Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Persampahan Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - - 1 1 2 - - - 50 55 105 DKP DKP

7 Fasilitasi kerjasama antar daerah dalam pengelolaan sampah dengan Kabupaten

Agam

Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 1 5 150 165 182 200 220 916 DKP DKP

Program PengembanganKinerja PengelolaanPersampahan -

1 Penyusunan Kebijakan manajemen Pengelolaan Persampahan Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 150 165 182 200 696 DKP DKP

2 Penerbitan Surat Keputusan Walikota tentang penutupan TPA Sampah Panorama

Baru

Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 - - - - 1 50 - - - - 50 DKP DKP

3 Sosialisasi penutupan TPA Sampah Panorama Baru Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 50 55 61 67 232 DKP DKP

4 Penegakan Peraturan Daerah pengelolaan dan retribusi pelayanan

persampahan/kebersihanan Kota Bukittinggi

Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 150 165 182 200 696 DKP DKP

9,140 11,112 13,456 12,778 13,833 60,319 -

C.

Fasilitasi Penyusunan Outline Drainase Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 350 350 DPU DPU

2 -

6 - Pelatihan SDM bidang drainase Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 - - - 1 - 25 - - - 25 DPU DPU Penguatan kelembagaan bidang drainase Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 - - - 1 - 20 - - - 20 DPU DPU

Penyusunan Perda Pengelolaan Drainase Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - 1 - - 1 - - 150 - 150 DPU DPU

2 Sosialisasi peraturan dan perundangan tentang pengolahan drainase Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - - - 1 - 1 - - - 50 50 DPU DPU

- 395 150 50 - 595 - -

D.

1 Program Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

1 Pembuatan website bidang sanitasi Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 - - - 1 200 - - - 200 Dinkes Dinkes

Pembuatan media promosi dan informasi sadar hidup sehat, seperti banner, stiker,

dan media partisipatori

Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5

- 50 50 50 50

200 Dinkes Dinkes

Study EHRA Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 - - - - 5 100 - - - - 100 Dinkes Dinkes

Program Pengembangan data/informasi Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - Dinkes Dinkes

2 Sosialisasi/Penyuluhan masyarakat tentang PHBS dan STBM Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 20 20 20 20 80 Dinkes Dinkes

1 Program Pengembangan upaya kesehatan bersumber Pemberdayaan masyarakat - Dinkes Dinkes

3 Peningkatan peran serta masyarakat dalam pelestarian lingkungan sehat Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 4 - 100 100 100 100 400 Dinkes Dinkes

1 Program Peningkatan peran serta dan kesetaraan jender dalam

pembangunan

- Dinkes Dinkes

4 Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis dan Masyarakat Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5 - 100 100 100 100 400 Dinkes Dinkes

Penyelenggaraan Diseminasi Informasi bagi Masyarakat Di Kelurahan Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5 - 50 50 50 50 200 Dinkes Dinkes

Pembinaan kelompok profesi bidang sanitasi Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5 - 50 50 50 50 200 Dinkes Dinkes

Penguatan peran serta dunia usaha dalam penyediaan sarana prasarana

pengelolaan persampahan

Bukittinggi 118,260 252,390 Paket -

1 1 1 1 5-

75 75 75 75 300 Dinkes Dinkes

Evaluasi Kinerja Promkes Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5 - 75 75 75 75 300 Dinkes Dinkes

Pembinaan, penjaringan, pemeriksaan dan pelatihan dalam upaya kesehatan

remaja/sekolah

Bukittinggi 118,260 252,390 Paket -

1 1 1 1 5-

75 75 75 75 300 Dinkes Dinkes

Kampanye Sanitasi tingkat SD Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5 - 75 75 75 75 300 Dinkes Dinkes

6 Penyelenggaraan Penyehatan Lingkungan - Dinkes Dinkes

1 Pemetaan faktor resiko sanitasi Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5 - 100 125 125 125 475 Dinkes Dinkes

2 Program Sanitasi Berbasis Masyarakat Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5 - 200 200 200 200 800 Dinkes Dinkes

3 Kegiatan pembinaan dan pengawasan hygiene dan sanitasi di perumahan dan

sanitasi dasar

Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5 - 150 150 150 150

600 Dinkes Dinkes

100 1,120 1,145 1,145 1,145 4,655 - -

10,190 114,287 17,991 1,016,263 16,703 1,175,434 - -

Mengetahui:

5. ASPEK PERATURAN DAN PER UNDANG-UNDANGAN

JUMLAH PEMBIAYAAN/ PENDANAAN SUB-SEKTOR PERSAMPAHAN

SUB-SEKTOR DRAINASE

1. MASTER PLAN

2. MENINGKATKAN FASILITAS KELEMBAGAAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN

JUMLAH PEMBIAYAAN/ PENDANAAN SUB-SEKTOR DRAINASE

ASPEK PHBS dan Promosi Higiene

JUMLAH ASPEK PHBS DAN PROMOSI HIGINE

JUMLAH TOTAL

KEPALA BAPPEDA KEPALA DINAS PU KEPALA DINAS KESEHATAN KEPALA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KEPALA KANTOR LINGKUNGAN HIDUP

KOTA BUKITTINGGI KOTA BUKITTINGGI, KOTA BUKITTINGGI, KOTA BUKITTINGGI KOTA BUKITTINGGI,

H. YUNIZAR, SE SYAHRIZAL, ST drg. SYOFIA DASMAULI, MKM Drs. SUPADRIA, M.Si MARDISON, SKM, MKM

NIP. 195806221986031008 NIP. 196112121986021002 NIP. 196204281989012001 NIP. 196210271984091002 NIP. 196403111988031009

Page 166: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

: BUKITTINGGI

: SUMATERA BARAT

: 2015

2016 2017 2018 2019 2020

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Road Show Penyuluhan tentang PHBS (CTPS, stop BABS dan Membuang sampah

pada tempatnya) di sekolah-sekolah, Perkantoran, Permukiman dan ditempat-

tempat umum dan media komunikasi

Bukittinggi 118,260 252,390 Paket - 1 1 1 1 5

-

150 150 150 150 600

Dinkes Prov dan Satker

PAMS

Dinkes Prov dan Satker PAMS

Perkuatan kelembagaan sanitasi pada tataran masyarakat Bukittinggi 118,260 252,390 Paket -

1 1 1 1 5-

50 50 50 50 200 Dinkes Prov dan Satker

PAMS

Dinkes Prov dan Satker PAMS

- 200 200 200 200 800

Promosi Penggunaan Produk daur Ulang sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 4 - 200 200 200 200 800 Dinkes Prov dan Satker

PAMS

Dinkes Prov dan Satker PAMS

- 200 200 200 200 800

400 400 400 400 1,600

Pokja Sanitasi

Provinsi Sumatera Barat

Ketua,

Dr. H. ALI ASMAR, M.Pd

NIP. 195807051979031004

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH SEKTOR SANITASI

SUMBER PENDANAAN APBD PROVINSI

PERIODE 2016-2020

KODE AKUN PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)DETAIL LOKASI

(Kec./Desa/Kel./Kws)

Estimasi Outcome Kebutuhan Penanganan/volume yang di Biayai APBD

Provinsi

Jml. Penduduk

terlayani

Luas Wilayah

terlayani SATUANVolume

2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

SUB-SEKTOR AIR LIMBAH

Total

Volume

Sumber Pembiayaan (juta rupiah)SKPD /Dinas Penanggung

jawab Pelaksanaan

SKPD/ Dinas Pengelola Paska

Konstruksi

JUMLAH PEMBIAYAAN/ PENDANAAN SUB-SEKTOR AIR LIMBAH

SUB-SEKTOR PERSAMPAHAN

JUMLAH PEMBIAYAAN/ PENDANAAN SUB-SEKTOR PERSAMPAHAN

SUB-SEKTOR DRAINASE

JUMLAH PEMBIAYAAN/ PENDANAAN SUB-SEKTOR DRAINASE

JUMLAH TOTAL

Kota Bukittinggi, Desember 2015

Pokja Sanitasi

Kota Bukittinggi

Ketua,

H. YUEN KARNOVA, SE

NIP. 196301111988031008

Page 167: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

: BUKITTINGGI

: SUMATERA BARAT

: 2015- 2019

2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Pembangunan MCK ++ (Sanimas Reguler) Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 2 500 500 1,000 Satker PAMS DPU

Pembangunan IPAL sistem terpusat skala kawasanBikt Cangang Kayu

Ramang1 1 Paket 1 1 9,171 9,171 Satker PAMS DPU

Sambungan RumahBikt Cangang Kayu

Ramang

200 1 SR 1 1 400 400 Satker PAMS DPU

Pembangunan IPAL sistem terpusat skala kawasan Tarok Dipo 1 1 Paket 1 1 7,280 7,280 Satker PAMS DPU

Sambungan Rumah Tarok Dipo 200 1 SR 1 1 400 400 Satker PAMS DPU

Pembangunan IPAL sistem terpusat skala kawasan Kayu Kubu 1 1 Paket 1 1 9,113 9,113 Satker PAMS DPU

Sambungan Rumah Kayu Kubu 200 1 SR 1 1 400 400 Satker PAMS DPU

Pembangunan IPLT Talao 118,260 252,390 Paket - - - - 1 1 850,000 850,000 Satker PAMS DPU

- 9,171 7,680 9,513 850,400 877,764

Promosi Penggunaan Produk daur Ulang sampah Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 1 4 - 100 100 100 100 400

Pembangunan Bangunan Utama SPA dan TPST 3R Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 Paket - 1 - - - 1 - 3,000 - - - 3,000

Pengadaan Mesin Pencacah Organik KM-1000 Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 Unit 2 2 2 6 - - 30 33 36 99

Pengadaan dan Penambahan Rotary Kiln Campago Guguak Bulek 48,461 1,200 unit 5 5 5 15 40 44 48 132

- 3,100 170 177 184 3,631

- - - - - -

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH SEKTOR SANITASI

SUMBER PENDANAAN APBN

DITJEN CIPTA KARYA - DIREKTORAL PAMS

KODE AKUN PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen) DETAIL LOKASI

(Kec./Desa/Kel./Kws)

Estimasi Outcome

Kebutuhan Penanganan/volume yang di Biayai APBN

Total Volume

Sumber Pembiayaan (juta rupiah) SKPD/ Dinas

Penanggung

jawab

Pelaksanaan

SKPD/ Pengelola

Paska

Konstruksi

Jml. Penduduk

terlayani

Luas Wilayah

terlayani SATUAN Volume APBN Pusat

SUB-SEKTOR AIR LIMBAH

1. ASPEK: PENINGKATAN AKSES SARANA DAN PRASARANA

JUMLAH PEMBIAYAAN/ PENDANAAN SUB-SEKTOR AIR LIMBAH

SUB-SEKTOR PERSAMPAHAN

1. ASPEK TEKNIS

PENGEMBANGAN KEBUJAKAN DAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan dan Peningkatan pelayanan Persampahan

PENGELOLAAN SAMPAH DARI SUMBERNYA

JUMLAH PEMBIAYAAN/ PENDANAAN SUB-SEKTOR PERSAMPAHAN

SUB-SEKTOR DRAINASE

JUMLAH PEMBIAYAAN/ PENDANAAN SUB-SEKTOR DRAINASE

Page 168: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

KODE AKUN PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen) DETAIL LOKASI

(Kec./Desa/Kel./Kws)

Estimasi Outcome

Kebutuhan Penanganan/volume yang di Biayai APBN

Total Volume

Sumber Pembiayaan (juta rupiah) SKPD/ Dinas

Penanggung

jawab

Pelaksanaan

SKPD/ Pengelola

Paska

Konstruksi

Jml. Penduduk

terlayani

Luas Wilayah

terlayani SATUAN Volume APBN Pusat

SUB-SEKTOR AIR LIMBAH

- - - - - -

- 12,271 7,850 9,690 850,584 881,395 - - TOTAL PEMBIAYAAN/ PENDANAAN SUMBER APBN

ASPEK PHBS dan Promosi Higiene

Mengetahui

H. YUNIZAR, SE SYAHRIZAL, ST drg. SYOFIA DASMAULI, MKM

KEPALA BAPPEDA

Dr. H. ALI ASMAR, M.Pd

PENGEMBANGAN AIR MINUM DAN SANITASI PROVINSI SUMATERA BARAT

KETUA,SUMATERA BARAT,

INDRA YULIRAS, M.MT

JUMLAH ASPEK PHBS DAN PROMOSI HIGINE

KOTA BUKITTINGGI KOTA BUKITTINGGI, KOTA BUKITTINGGI,

BUKITTINGGI, DESEMBER 2015

KEPALA SATUAN KERJA POKJA SANITASI

KETUA,

NIP. 196210271984091002

KEPALA DINAS PU KEPALA DINAS KESEHATAN

POKJA SANITASI

H. YUEN KARNOVA, SE

NIP. 196301111988031008 NIP. 195807051979031004

KOTA BUKITTINGGI

NIP. 195806221986031008 NIP. 196112121986021002 NIP. 196204281989012001

KEPALA KANTOR LINGKUNGAN HIDUP

KOTA BUKITTINGGI,

MARDISON, SKM, MKM

NIP. 196403111988031009

KEPALA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN

KOTA BUKITTINGGI

Drs. SUPADRIA, M.Si

Page 169: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS

L.1-F Tabel Program dengan Kesepakatan Mayarakat

KABUPATEN : BUKITTINGGI

PROVINSI : SUMATERA BARAT

TAHUN : 2015 - 2019

2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

A.

1 Biaya Operasi dan PemeliharaanMCK ++ (Sanimas Reguler) Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 1 3 25 25 25 75 DPU Masyarakat

2 Biaya Operasi dan Pemeliharaan Tangki Septik Komunal (Sanimas Reguler) Bukittinggi 118,260 252,390 Paket 1 1 30 30 DPU Masyarakat

3 Masyarakat

1 DPU CKTR

- 25 55 25 - 105

B.

-

- - - - - -

C.

-

- - - - - -

D.

- - - - - -

- 25 55 25 - 105

BUKITTINGGI, 2015

KEPALA DINAS PU

KOTA BUKITTINGGI,

SYAHRIZAL, ST

NIP. 196112121986021002

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH SEKTOR SANITASI

SUMBER PENDANAAN PARTISIPASI MASYARAKAT

NOMOR KODE AKUN PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)DETAIL LOKASI

(Kec./Desa/Kel./Kws)

Estimasi Outcome

Kenutuhan Penanganan/volume yang di Biayai Masyarakat #VALUE! Nama Masyarakat/KSM

Penaggung Jawab

Pelaksana

SKPD/ Pengelola

Paska

Konstruksi

Jml. Penduduk

terlayani

Luas Wilayah

terlayani SATUAN Volume Total

Volume

Masyarakat

SUB-SEKTOR AIR LIMBAH

1. ASPEK: PENINGKATAN AKSES SARANA DAN PRASARANA

JUMLAH PEMBIAYAAN/ PENDANAAN SUB-SEKTOR AIR LIMBAH

SUB-SEKTOR PERSAMPAHAN

JUMLAH PEMBIAYAAN/ PENDANAAN SUB-SEKTOR PERSAMPAHAN

JUMLAH TOTAL

SUB-SEKTOR DRAINASE

JUMLAH PEMBIAYAAN/ PENDANAAN SUB-SEKTOR DRAINASE

ASPEK PHBS dan Promosi Higiene

JUMLAH ASPEK PHBS DAN PROMOSI HIGINE

H. YUNIZAR, SE

PENGEMBANGAN AIR MINUM DAN SANITASI

SUMATERA BARAT,

NIP. 195807051979031004

KEPALA DINAS KESEHATAN

KOTA BUKITTINGGI,

drg. SYOFIA DASMAULI, MKM Drs. H. SUPADRIA, M.Si

PROVINSI SUMATERA BARAT

KETUA,

MARDISON, SKM, MKM

NIP. 196403111988031009NIP. 196204281989012001

KOTA BUKITTINGGI

NIP. 195806221986031008

Mengetahui

KEPALA SATUAN KERJA POKJA SANITASI POKJA SANITASI

NIP. 196210271984091002

NIP. 196301111988031008

KEPALA BAPPEDA KEPALA KANTOR LINGKUNGAN HIDUP

INDRA YULIRAS, M.MT Dr. H. ALI ASMAR, M.Pd

KEPALA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN

KOTA BUKITTINGGI

KOTA BUKITTINGGI

H. YUEN KARNOVA, SE

KOTA BUKITTINGGI,

KETUA,

Page 170: BAB I PENDAHULUAN - NAWASIS