RINGKASAN EKSEKUTIF - NAWASIS
Transcript of RINGKASAN EKSEKUTIF - NAWASIS
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat iv
RINGKASAN EKSEKUTIF
Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Tahun 2016 ini
merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dengan dokumen lainnya yang
telah tersusun yang berkaitan dengan perencanaan Sanitasi yaitu Buku Putih
Sanitasi (BPS), Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2012
dan Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Sumbawa Barat tahun 2013
dan merupakan bagian dari Program Percepatan Pembangunan Sanitasi
Permukiman (PPSP) yang digalang oleh Pemerintah Pusat dalam rangka
mempercepat pembangunan sanitasi Nasional dan pemenuhan partisipasi
internasional untuk pencapaian target Universal Access 2019 yang telah dicanangkan
oleh Pemerintah Pusat dalam RPJMN 2015-2019.
Untuk maksud tersebut, maka dibentuklah Kelompok Kerja Percepatan
Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) yang bertugas merumuskan sebuah road
map pembangunan sanitasi dalam skema yang bertajuk Program Percepatan
Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Selain itu Pokja ini juga diharapkan
dapat berfungsi sebagai unit koordinasi perencanaan, pengembangan, pelaksanaan
dan pengawasan serta monitoring pembangunan sektor sanitasi dari berbagai aspek.
Tidak hanya yang melibatkan unsur pemerintah saja namun juga melibatkan
masyarakat serta swasta secara langsung.
Dengan adanya Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten
Sumbawa Barat ini, mendorong komitmen Pemerintah Kabupaten dalam menyusun
program investasi bidang sanitasi dan juga memberikan penguatan dalam prosedur
dan komitmen dukungan pendanaan dari lingkungan eksternal Pemerintah
Kabupaten, baik dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan , Pemerintah Pusat,
Bantuan Luar Negeri, Masyarakat atau Kerjasama dengan Swasta serta semua pihak
yang peduli terhadap pengembangan sektor sanitasi.
Dokumen ini berisi Profil sanitasi termasuk identifikasi permasalahan,
kerangka pengembangan sanitasi, strategi pengembangan sanitasi, ringkasan
program kegiatan, kebutuhan biaya pembangunan sanitasi dan kesepakatan untuk
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat v
sumber pendanaan dari berbagai pihak terkait untuk mendukung Kabupaten/Kota
dalam menyusun rencana program investasi pembangunan sanitasi dalam rangka
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP), yang secara teknis telah
disusun berdasarkan hasil studi dan sinkronisasi dengan semua dokumen
perencanaan lain yang terkait sanitasi, analisis kelembagaan, kemampuan keuangan
daerah dan data pendukung lainnya yang berkaitan dengan rencana implementasi..
Secara umum kondisi sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat terkait sistem
pengolahan air limbah domestik masih dikelola secara on-site system (setempat).
Berdasarkan hasil studi EHRA tahun 2016, sistem ini meliputi tangki septik sebesar
83%, pipa sewer 3.20%, cubluk 4.30% dan selebihnya dibuang disungai, sawah
kebun/tanah lapang dan drainase 9.57%. Berkaitan dengan tangki septik, hasil kajian
EHRA menunjukkan bahwa tangki septik masuk dalam kategori suspek aman.
Sistem pembuangan limbah non tinja ini dialirkan melalui lubang resapan yang
disalurkan melalui saluran terbuka yang dialirkan ke sistem drainase atau ke sungai
dan pengelolaan air limbah seperti IPLT tidak tersedia.
Sistem pengelolaan persampahan yang tersedia dan digunakan oleh
masyarakat mayoritas berupa TPS, berdasarkan hasil studi EHRA sampah yang
dikumpulkan di TPS sebesar 42.40% dan 23.50% sampah tersebut langsung dibakar,
dibuang ke sungai/kali sebesar 16.80%, dibuang kelahan kosong sebesar 16.30%
selebihnya masih ada masyarakat yang membuang sampah sembarangan, misalnya
dibiarkan membusuk. Volume timbulan sampah Kabupaten Sumbawa Barat
mencapai sekitar 329.96 m3/hari dengan volume sampah yang terangkut ke TPA
Batu Putih sekitar 143.68 m3/hari.
Drainase perkotaan sesuai kondisi topografi yang dominan dataran tinggi di
Kabupaten Sumbawa Barat secara langsung meminimalkan ancaman
genangan/banjir. Saat ini menunjukkan bahwa 135.55 Ha masih terdapat genangan
di Kabupaten Sumbawa Barat khususnya dalam kota yang pernah mengalami banjir
secara rutin jika curah hujan tinggi. Secara umum kondisi jaringan drainase
perkotaan belum cukup tersedia dengan layak, baik pada ruas jalan utama maupun
di unit jalan lingkungan
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat vi
Kerangka Pengembangan Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat
Tahap Pengembangan Air Limbah Domestik berdasarkan rencana
pengembangan terdapat 3 zona antara lain : zona 1, merupakan area dengan tingkat
kepadatan rendah yang dapat diatasi dalam jangka pendek melalui pilihan sistem
setempat (on-site) dalam skala rumah tangga (household based). Dengan opsi teknologi
jamban tangki septik SNI dan penanganan untuk perubahan perilaku dengan
pemicuan. Zona 2 merupakan kawasan permukiman dengan tingkat kepadatan
tinggi dan kawasan perdagangan yang harus diatasi dengan pilihan sistem terpusat
(off-site) dalam jangka panjang. Zona 3 merupakan area dengan tingkat risiko sanitasi
yang dapat diatasi dalam jangka menengah dengan perubahan perilaku. Karena
merupakan daerah kepadatan penduduk kategori sedang maka pemilihan sistemnya
adalah sistem IPAL komunal.
Tabel. 1. Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Sumbawa Barat
No Sistem Cakupan layanan
eksisting*
Target cakupan layanan*
Jangka pendek Jangka
menengah
Jangka
panjang
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
A Buang Air Besar Sembarangan (BABS)**
2.31% 0.50% 0% 0%
B
Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (Onsite)
1 Cubluk/tangki septik individual belum aman***
17.60% 12% 7% 0%
2 Tangki septik individual
73.59% 78% 85% 85%
3 Tangki septik komunal (≤ 10 KK)
0% 0% 0% 0%
4 Jamban bersama 5.41% 4% 1% 0%
C Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL)
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat vii
No Sistem Cakupan layanan
eksisting*
Target cakupan layanan*
Jangka pendek Jangka
menengah
Jangka
panjang
Terpusat (Off-site)
1 Tangki septik komunal (≥ 10 KK)
0% 0% 0% 0%
3 IPAL komunal 1.09% 1% 3% 8%
4 IPAL kawasan 0% 4% 4% 7%
5 IPAL kota 0% 0% 0% 0%
Total 100% 100% 100% 100%
Tahap Pengembangan Persampahan berdasarkan rencana pengembangan
terdapat 3 zona antara lain : zona 1, merupakan area penanganan jangka menengah
ke panjang, umumnya berada diarea-area dengan kepadatan penduduk lebih kecil 25
orang/ha dan bukan fungsi pelayanan jasa dan perdagangan dengan cakupan
secukupnya. Zona 2, merupakan area urban/rural kepadatan 25-100 orang /ha yang
penanganannya tidak langsung yaitu dari rumah ke tempat penampungan setempat
(TPS) dulu baru di angkut truk ke TPA, yang dalam jangka waktu menengah harus
terlayani 100% dengan system layanan tidak langsung. Zona 3, merupakan area
pusat pelayanan dan kawasan permukiman padat dan kawasan perdagangan (CBD)
yang harus ditangani secara jangka pendek dengan opsi pengembangan pelayanan
persampahan hingga 100% dengan metode pengumpulan langsung (RT-TPS-TPA)
serta pelayanan penyapuan jalan (street sweeper) dan pengolahan sampah 3R pada
lokasi-lokasi publik seperti pasar, pusat pertokoan, dan terminal.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat viii
Tabel. 2. Pengembangan Persampahan Kabupaten Sumbawa Barat
No Sistem Cakupan layanan existing*
Cakupan Layanan
Jangka pendek
Jangka menengah
Jangka panjang
1 Prosentase sampah yang terangkut ke TPA
43.54% 57% 70% 75%
2 Prosentasi sampah tereduksi melalui 3R
3.52% 7% 10% 20%
3 Prosentasi sampah dikelola mandiri oleh masyarakat di sumber*
37.05% 24% 10% 5%
4 Prosentasi sampah tidak terolah
15.88% 13% 10% 0%
Total 100% 100% 100% 100%
Tahap Pengembangan Drainase berdasarkan rencana pengembangan Target
layanan drainase sesuai kondisi genangan seluas 135.55 ha yaitu berkurang menjadi
0 ha pada tahun 2021 dan tidak terjadinya genangan lingkungan dalam 5 tahun.
Pencapaian akan dilakukan secara bertahap dengan prioritas penanganan
berdasarkan area berisiko sanitasi.
Strategi Pengembangan Sanitasi
Strategi Pengembangan Air Limbah menurut permasalahan mendesak
sanitasi yaitu peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah, legalisasi
Peraturan Daerah pengelolaan air limbah, intensifikasi potensi investasi pengelolaan
air limbah dari sumber pendanaan, sosialisasi, edukasi dan advokasi pengelolaan air
limbah pada masyarakat dan institusi terkait dan edukasi serta fasilitasi peningkatan
SDM pengelolaan air limbah.
Strategi Pengembangan Persampahan diantaranya yaitu menyediakan
sarana pengumpulan dan pengangkutan persampahan, membangun sarana dan
prasarana pemilahan dan 3R, rekonstruksi TPA, revitalisasi fungsi TPA, intensifikasi
pendanaan yang bersumber dari Pusat, Provinsi, Satker, Kabupaten dan Swasta,
Edukasi tentang penguatan kelembagaan dalam memelihara prasarana persampahan
yang telah terbangun, advokasi pihak swasta dalam pengelolaan persampahan,
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat ix
revitalisasi dan advokasi peraturan persampahan, penguatan kelembagaan
persampahan, dan edukasi dan fasilitasi peningkatan SDM pengelolaan
persampahan.
Strategi Pengembangan Drainase yang sesuai dengan permasalahan yang
mendesak dihadapi yaitu perencanaan pembangunan dan pemeliharaan drainase,
intensifikasi pendanaan yang bersumber dari Pusat, Provinsi, Satker, Kabupaten dan
Swasta, sosialisasi, edukasi dan advokasi mengenai drainase pada masyarakat dan
institusi terkait.
Ringkasan Program Untuk Kebutuhan Biaya Pembangunan Sanitasi
Program dan kegiatan percepatan pembangunan sanitasi Kabupaten
Sumbawa Barat disusun untuk mengatasi masalah sanitasi di Kabupaten Sumbawa
Barat dalam 5 tahun ke depan. Indikasi kebutuhan biaya dan sumber pendanaan
pengembangan sanitasi dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2021 Kabupaten
Sumbawa Barat adalah sebesar Rp. 473,739,000,000.
Tabel. 3. Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi untuk 5
tahun
No Uraian Pekerjaan Tahun Anggaran Total Anggaran 2017 2018 2019 2020 2021
1 Air Limbah Domestik
20,768 13,672 14,117 13,690 11,700 73,946
2 Persampahan 5,815 6,304 6,689 6,943 8,406 34,157
3 Drainase 2,950 3,879 3,618 4,887 3,595 18,930
Jumlah (a) 29,533 23,855 24,424 25,520 23,701 127,033
Perkiraan APBD Murni untuk sanitasi (b)
25,668 7,127 8,236 9,517 10,998 61,546
Perkiraan komitmen pendanaan sanitasi (c)
5,098 6,456 8,176 10,354 13,112 43,196
Gap 1 (a-b) 3,865 16,728 16,188 16,003 12,702 65,486
Gap 2 (a-c) 24,434 17,399 16,248 15,166 10,589 83,837
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat x
Monitoring dan Evaluasi Capaian SSK
Capaian strategis, kegiatan dan evaluasi pada sektor Air Limbah Domestik
berupa kegiatan/program yang direncanakan sesuai dengan strategi dari
permasalahn mendesak yang dihadapi oleh Kabupaten Sumbawa Barat. Beberapa
kegiatan diataranya berupa penyusunan Perda dalam penyelengaraan sistem air
limbah , pembentukan UPTD Air Limbah, Bantuan Teknis LLTT (Layanan Lumpur
Tinja Terjadwal), koordinasi potensi investasi pengelolaan air limbah, workshop
akses sumber pendanaan sanitasi dari sumber Non-Pemerintah di Kabupaten, lomba
sanitasi lingkungan ditingkat Kabupaten, pemicuan STBM, pendampingan pasca
pemicuan, verifikasi desa STBM, pelaksanaan monev STBM, reward ODF Desa,
reward ODF Kecamtan, reward ODF Kabupaten, pembangunan tangki septic,
SPAL terpusat skala kawasan, operasional dan pemeliharaan sarana air limbah.
Semua program/kegiatan dimulai dari tahun 2017 sampai dengan 2021.
Capaian strategis, kegiatan dan evaluasi pada sektor Persampahan berupa
kegiatan/program yang direncanakan sesuai dengan strategi dari permasalahn
mendesak yang dihadapi oleh Kabupaten Sumbawa Barat. Beberapa kegiatan
diataranya berupa pengadaan motor sampah, pengadaan dump truck, pengadaan
amroll truck, pengadaan container, pembangunan TPST, pengadaan Osamtu,
pembangunan TPA Sanitari Landfill, operasional dan pemeliharaan sarana dan
prasarana persampahan, koordinasi potensi investasi pengelolaan persampahan,
program peningkatan kinerja pengelolaan persampahan, sosialisasi program
pengelolaan sampah, program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan
hidup, publikasi dan kampanye tentang persampahan dan koordinasi dan fasilitasi
pihak swasta dalam pengelolaan persampahan. Semua program/kegiatan dimulai
dari tahun 2017 sampai dengan 2021.
Capaian strategis, kegiatan dan evaluasi pada sektor Drainase berupa
kegiatan/program yang direncanakan sesuai dengan strategi dari permasalahn
mendesak yang dihadapi oleh Kabupaten Sumbawa Barat. Beberapa kegiatan
diataranya berupa koordinasi potensi investasi pengelolaan drainase, pembangunan
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat xi
dan operasional drainase primer, lingkungan dan tersier. Semua program/kegiatan
dimulai dari tahun 2017 sampai dengan 2021.
Tabel 4. Pelaporan Monev Implementasi SSK
Obyek Pemantauan
Penanggung Jawab
Waktu Pelaksanaan
Pelaporan
Penanggung Jawab utama
Pengumpul Data dan
Dokumentasi
Pengolah Data atau Pemantau
Penerima Laporan
Tabel Capaian Strategis
Bappeda BLH, DPU dan DIKES
BLH, DPU dan DIKES
Oktober s/d Desamber tahun berjalan
Bupati dan Kepala SKPD
Tabel Capaian Kegiatan
Bappeda BLH, DPU dan DIKES
BLH, DPU dan DIKES
Oktober s/d Desamber tahun berjalan
Bupati dan Kepala SKPD
Tabel Evaluasi
Bappeda BLH, DPU dan DIKES
BLH, DPU dan DIKES
Oktober s/d Desamber tahun berjalan
Bupati dan Kepala SKPD
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Sumbawa Barat telah berhasil menyusun tiga rangkaian
dokumen perencanaan pembangunan sanitasi yaitu Buku Putih Sanitasi,
Rencana Strategi Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat 2012 – 2016 dan MPSS
Kabupaten Sumbawa Barat 2012. Seiring dengan berjalannya waktu dan
pembangunan yang telah dilaksanakan, dokumen perencanaan tersebut perlu
dievaluasi untuk mengetahui hasil implementasi dan deviasi-deviasi yang
mungkin terjadi, serta sebagai tolak ukur bagi Pemerintah Kabupaten untuk
merumuskan langkah selanjutnya dalam perencanaan pembangunan sanitasi
di Kabupaten Sumbawa Barat.
Percepatan pembangunan sanitasi ini kemudian diwujudkan
dalam bentuk Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman
(PPSP). Melalui PPSP ini diharapkan pembangunan sanitasi sebagai urusan
bersama antara pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat, provinsi, pusat,
swasta, donor, dan masyarakat. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi
Permukiman mendorong pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat untuk
menyusun suatu perencanaan strategis pembangunan sektor sanitasi yang
komprehensif dan koordinatif yaitu Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK).
PPSP 2012-2016 memang telah berhasil meningkatkan sinergi antar
kementerian dalam pembangunan sanitasi melalui mekanisme konsolidasi
seperti internalisasi SSK/MPS ke dalam dokumen perencanaan daerah
(misalnya RPJMN, RKPD), dokumen penganggaran kementerian (konreg
RPIJM, proses buy-in dalam lokakarya pendanaan), maupun dalam
penetapan pinjaman/hibah oleh Sanitation Partner Group.
Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat juga dirasa telah
mempunyai kesadaran dan perhatian yang cukup besar terhadap sanitasi,
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 2
dimana beberapa Kota/Kabupaten telah mempunyai dokumen perencanaan
strategis (SSK) sebagai portofolio pembangunan sanitasi daerah. Peran
provinsi dalam mendampingi Kabupaten Sumbawa Barat juga semakin
dirasakan. Tentu, bukan berarti PPSP 2012-2016 berjalan tanpa hambatan
ataupun kendala. Beberapa modalitas tidak dapat dioptimalkan dengan baik.
Provinsi perlu berperan dalam mobilisasi berbagai sumber pendanaan
sanitasi, penjaminan kualitas dokumen perencanaan Kabupaten Sumbawa
Barat, serta sinergi/sinkronisasi dengan berbagai program sanitasi yang ada
dalam rangka percepatan implementasi sanitasi, tidak sekadar melakukan
pembinaan.
Dalam rangka pencapaian target pelayanan dasar tersebut,
Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat ikut serta dalam Program
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Program ini yang
mendukung upaya pemerintah pusat dalam memenuhi tujuan target
Universal Acces Tahun 2019 sebagaimana tercantum dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
Target sasaran yang ingin dicapai oleh Kabupaten Sumbawa Barat
adalah untuk pemenuhan 100% (universal access) akses layak sanitasi di
akhir tahun 2019. Adapun rincian target capaian akses sanitasi Kabupaten
Sumbawa Barat sebagai berikut :
1. Air Limbah
- Akses layak sebesar 87% dan akses dasar sebesar 13 % (sesuai
dengan target yang ditetapkan oleh Pokja Sanitasi Provinsi NTB)
2. Persampahan
- Tersedianya fasilitas pengurangan sampah di perkotaan sebesar 20%
- Adanya sistem penanganan sampah di perkotaan sebesar 70%
- Adanya pengoperasian TPA sebesar 70% (sesuai target SPM nasional
yaitu Permen PU Nomor 01/PRT/M/2014)
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 3
3. Drainase
Terlayani sistem jaringan drainase skala kota sehingga tidak terjadi
genangan (lebih dari 30 cm, selama 2 jam) lebih dari 2 kali setahun yang
terdiri dari :
- Pengentasan genangan sebesar 50%
- Pengurangan pengurangan genangan sebesar 50% (sesuai target
SPM nasional yaitu Permen PU Nomor 01/PRT/M/2014)
Dokumen Pemutakhiran SSK Kabupaten Sumbawa Barat tahun
2017-2021 disusun dengan merujuk pada dokumen SSK yang sudah ada dan
lebih difokuskan pada upaya untuk mengimplementasikan program dan
kegiatan jangka menengah dalam upaya mencapai universal access. Untuk
memastikan dokumen Pemutakhiran SSK dapat diimplementasikan maka
dalam proses penyusunannya disinkronkan dengan dokumen-dokumen
perencanaan yang ada di kabupaten seperti Rancangan Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2011-2031, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumbawa
Barat Tahun 2016-2020, Renstra SKPD, Renja SKPD dan dokumen-dokumen
perencanaan lain yang memuat air limbah domestik, persampahan, dan
drainase.
Pemutakhiran ini perlu dilakukan mengingat beberapa kondisi di
bawah ini:
- Periode pelaksanaan yang tercantum dalam dokumen SSK telah melampaui
masa berlaku atau telah kadaluarsa, yaitu lebih dari 5 tahun.
- Peningkatan kualitas dokumen dari SSK sebelumnya yang disebabkan oleh
ketidak-lengkapan data maupun akibat adanya keraguan atas validitas data
yang digunakan.
- Adanya kebutuhan untuk mempercepat implementasi terutama terkait
dengan pencapaiantarget Universal Access di tahun 2019.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 4
- Apabila ada penyesuaian/perubahan RPJMD yang menjadi acuan dari
SSK. Perubahan RPJMD terjadi akibat adanya perubahan Kepala Daerah.
- Prioritas pada Pusat Kegiatan Nasional dan Wilayah
Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Sumbawa
Barat merupakan penggabungan tiga (3) dokumen (BPS, SSK, dan MPS)
dalam satu SSK dan disusun dalam waktu satu tahun. Kedudukan SSK
Pemutakhiran diantara dokumen perencanaan di bidang sanitasi lainnya
yang terdapat di Kabupaten Sumbawa Barat adalah sebagai penyempurnaan
dokumen - dokumen perencanaan bidang sanitasi yang telah ada.
Gambar 1. Kedudukan Dokumen Pemutakhiran SSK dengan Dokumen
Perencanaan Lainnya
Maksud penyusunan Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
(SSK) adalah tersusunnya dokumen perencanaan Strategis Sanitasi
Kabupaten Sumbawa Barat dapat dijadikan rujukan perencanaan
pembangunan sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat dalam jangka menengah
(5tahun).
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 5
Tujuan dari penyusunan dokumen kerangka kerja pemutakhiran
Strategi Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat yaitu: disusun sebagai rencana
pembangunan sektor sanitasi dan dijadikan sebagai pedoman pembangunan
sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat mulai Tahun 2017 hingga Tahun 2021,
dapat memberikan gambaran tentang arah kebijakan pembangunan Sanitasi
Kabupaten Sumbawa Barat selama 5 tahun yaitu Tahun 2017 hingga Tahun
2021, dipergunakan sebagai dasar penyusunan strategi dan langkah-langkah
pelaksanaan kebijakan, serta penyusunan program jangka menengah dan
tahunan sektor sanitasi, dipergunakan sebagai dasar dan pedoman bagi
semua pihak (instansi, masyarakat dan pihak swasta) yang akan melibatkan
diri untuk mendukung dan berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi
Kabupaten Sumbawa Barat.
1.2 Metodologi Penyusunan
Dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/ Kota (SSK) ini merupakan
produk bottom–up dan top-down planning, dengan mengakomodir
kebutuhan akan layanan sanitasi yang ada sekaligus menindaklanjuti arahan
makro pembangunan daerah dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumbawa Barat 2017-2021.
Metodologi penyusunan yang digunakan adalah kajian dan review,
pengumpulan data primer untuk mengindentifikasi kebutuhan warga kota
menyangkut sanitasi, dan scoring untuk merumuskan bobot penilaian area
beresiko.
Strategi Sanitasi Kabupaten/ Kota (SSK) Kabupaten Sumbawa
Barat disusun melalui proses partisipatif lewat fasilitasi langsung oleh
Kelompok Kerja (Pokja) yang terdiri dari beberapa SKPD yang termasuk
dalam Pokja Sanitasi. Adapun proses yang dilakukan dalam penyusunan
Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Sumbawa Barat adalah sebagai
berikut :
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 6
- Pembentukan Kelompok Kerja PPSP Kabupaten Sumbawa Barat
berdasarkan Surat Keputusan Bupati Sumbawa Barat Nomor 13 Tahun
2016 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Program Percepatan Sanitasi
Permukiman Kabupaten Sumbawa Barat.
- Review/Updating Buku Putih dan Strategi Sanitasi Kabupaten Sumbawa
Barat.
- Pelatihan (coaching clinic).
- Pelatihan Tenaga Survey Sanitasi.
- Pelaksanaan Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA).
- Pengumpulan data berupa data primer dan sekunder.
- Pengumpulan persepsi SKPD.
- Input dan penulisan Dokumen SSK.
- Rapat koordinasi Pokja .
- Penyusunan SSK .
- Evaluasi.
Proses pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) mencakup 5 (lima)
langkah berikut yaitu :
a. Internalisasi dan Penyamaan Persepsi
Proses internalisasi dan penyamaan persepsi adalah proses yang dilakukan
Pokja untuk memastikan adanya kesepahaman dan kesamaan persepsi
mengenai pentingnya pembangunan sanitasi serta perlunya pemutakhiran
SSK termasuk didalamnya manfaat SSK, dasar hukum dan posisi SSK.
Selain itu Pokja perlu menyusun dan menyepakati rencana kerja Pokja.
b. Pemetaan Kondisi dan Kemajuan Pembangunan Sanitasi
Proses ini ditujukan untuk memutakhirkan profil wilayah, profil sanitasi
dan pemetaan area beresiko berdasarkan situasi terkini. Profil wilayah
menjelaskan kondisi geografis, administratif dan aspek geografis dan profil
sanitasi akan memberikan gambaran lengkap dan menyeluruh tentang
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 7
pengelolaan sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat baik aspek teknis maupun
aspek non teknis.
Setelah profil sanitasi dimutakhirkan, Pokja harus mengidentifikasi
permasalahan mendesak dan menetapkan area beresiko sanitasi untuk 3
(tiga) komponen (air limbah domestik, persampahan dan drainase
perkabupaten). Penetapan area beresiko dilakukan untuk mengklasifikasi
kelurahan berdasarkan tingkat resiko sanitasi dengan menggunakan
Instrumen Profil Sanitasi.
c. Skenario Pembangunan Sanitasi
Penyusunan skenario pembangunan sanitasi dilakukan untuk
menghasilkan skenario pembangunan sanitasi yang paling optimal dari sisi
kebutuhan pendanaan dan ketersediaan anggaran maupun dari target
pembangunan sanitasi yang ingin dicapai.
Sebelum skenario pembangunan dihasilkan dalam bentuk daftar usulan
program dan kegiatan beserta prioritasnya, Pokja harus merumuskan visi
dan misi sanitasi beserta tujuan, sasaran dan strategi pembangunan
sanitasi.
d. Konsolidasi Penganggaran dan Pemasaran Sanitasi
Proses ini merupakan upaya untuk memastikan komitmen pendanaan
pemerintah dan non pemerintah ditingkat kabupaten , provinsi dan pusat
untuk mendanai program dan kegiatan yang telah dihasilkan selama
proses perumusan skenario pembangunan sanitasi.
Di tingkat kabupaten Pokja harus melakukan konsultasi dengan Pokja
Provinsi dan Satker PSPLP terkait sanitasi di provinsi, melakukan
internalisasi kepada kepala SKPD serta melakukan advokasi terhadap
sumber pendanaan dari CSR dan masyarakat.
Hasil dari proses ini adalah usulan program dan kegiatan yang disepakati
untuk didanai dari pemerintah dan non pemerintah di tingkat kabupaten.
Untuk mendapatkan kesepakatan pendanaan dari APBD Provinsi, APBN
dan sumber pendanaan lainnya di tingkat provinsi, daftar program dan
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 8
kegiatan beserta kerangka logis diserahkan ke Pokja Provinsi untuk
diverifikasi mengenai kelengkapan daftar program dan kegiatan serta
disinkronkan dengan roadmap sanitasi provinsi, RPJMD provinsi dan
pendanaan APBD provinsi dan APBN. Selanjutnya dibahas dalam
Lokakarya Memorandum Program Sanitasi (MPS).
e. Finalisasi
Hasil akhir dari proses pemutakhiran SSK adalah finalisasi yang bertujuan
untuk mendapatkan pengesahan Bupati Sumbawa Barat. Sebelum
pengesahan, Pokja harus melengkapi penulisan dokumen, menyusun
daftar kesiapan implementasi untuk 2 (dua) tahun pertama dan rencana
kerja tahunan serta melakukan konsultasi publik untuk menjaring
masukan dan saran dari pemangku kepentingan.
Tahapan proses pemutakhiran SSK digambarkan dalam bagan berikut ini.
Gambar 2. Tahapan Proses Pemutakhiran SSK
1.2.1 Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam studi ini terbagi dua yaitu data
primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan secara
langsung melalui Studi EHRA dan Studi NonEHRA. Adapun
pengumpulan data sekunder dilakukan dengan melakukan studi pada
dokumen-dokumen perencanaan yang ada di SKPD dan non SKPD,
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 9
data statistik yang dikeluarkan BPS maupun data-data lain yang
relevan. Proses konsolidasi awal bagi Pokja khususnya untuk
menyepakati beberapa hal seperti:
a. Jenis informasi dan sumbernya
b. Cakupan wilayah pemetaan
c. Metoda analisis
d. Pembagian tugas dan pelaporan
e. Rencana penetapan kawasan prioritas
f. Kemungkinan melibatkan pihak luar
g. Jadwal kerja penyusunan pemutahiran SSK
Proses ini bisa dijalankan melalui pertemuan-pertemuan
Pokja, termasuk pemetaan kondisi dan kemajuan pembangunan
sanitasi, skenario pembangunan sanitasi, dan konsolidasi
penganggaran dan pemasaran sanitasi. Pemetaan secara cepat dapat
dilakukan melalui pengumpulan dananalisis data sekunder.
Data sekunder dihimpun dari berbagai sumber data seperti
SKPD, dokumen-dokumen yang dimiliki Kabupaten Sumbawa Barat
(laporan penelitian, dokumen perencanaan), pemerintah pusat,
publikasi media, atau yang dimiliki LSM.Sebelum dianalisa data-data
harus diverifikasi kebenarannya dan data harus dikonsolidasikan dan
disusun secara sistematis.Selanjutnya dilakukan analisis untuk
memetakan situasi sanitasi, baik aspek teknis (sarana prasarana)
maupun aspek non-teknis.
Untuk mempertajam pemetaan cepat/awal, Pokja perlu
memutakhirkan datanya melalui pengumpulan data primer dan
beberapa kajian studi, yang diantaranya adalah: survei EHRA, Kajian
Peran Serta Swasta Dalam Penyediaan Layanan Sanitasi, Kajian
Kelembagaan dan Kebijakan, Kajian Profil Keuangan dan
Perekonomian Daerah, Kajian Komunikasi dan Media, Kajian Peran
Serta Masyarakat, dan Kajian Sanitasi Sekolah.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 10
a. EHRA
Survei Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau penilaian
risiko kesehatan lingkungan dimaksudkan untuk mengetahui
penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) di masyarakat
dan sarana sanitasi yang dimiliki rumah tangga. Karena informasi
diperoleh secara langsung (primer) dari masyarakat, maka EHRA
jelas akan melengkapi dan mempertajam data sekunder yang telah
dimiliki Pokja Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat.
b. Kajian Kelembagaan dan Kebijakan
Kajian Kelembagaan dan Kebijakan dibutuhkan untuk mengetahui
dengan jelas gambaran atau peta kondisi kelembagaan sanitasi
yang saat ini telah ada di Kabupaten Sumbawa Barat. Dengan
adanya peta kelembagaan ini, maka upaya penyusunan kerangka
layanan sanitasi skala kota yang berkelanjutan dapat
dikembangkan secara lebih realistis karena didasarkan pada
kondisi dan potensi kelembagaan yang benar-benar nyata.
Lingkup kajian kelembagaan dan kebijakan mencakup diantaranya:
pemetaan pemangku kepentingan dalam pembangunan dan
pengelolaan sanitasi, dan pemetaan kebijakan sanitasi Kabupaten
Sumbawa Barat.
Hasil dari kajian ini diharapkan dapat menggambarkan peta
kelembagaan dan kebijakan sanitasi di Kabupaten Sumbawa Barat.
c. Kajian Profil Keuangan dan Perekonomian Daerah
Pemetaan pendanaan dan perekonomian dimaksudkan untuk
mendapatkan gambaran yang jelas mengenai arsitektur pendanaan
dan perekonomian Kabupaten Sumbawa Barat dalam
melaksanakan pembangunan sanitasi di wilayahnya. Hasil
pemetaan diharapkan dapat dengan jelas menggambarkan kondisi
internal pendanaan sanitasi di Kabupaten Sumbawa Barat
(menjelaskan kondisi yang masih dalam jangkauan kontrol
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 11
Kabupaten Sumbawa Barat yang menggambarkan tentang
kekuatan dan kelemahan pengelolaan air limbah domestik,
persampahan, serta drainase dilihat dari kacamata pendanaan dan
perekonomian). Selain itu, pemetaan ini juga ditujukan untuk
mendapatkan gambaran jelas tentang kondisi eksternal pendanaan
sanitasi (yaitu kondisi di luar control Kabupaten Sumbawa
Baratyang menggambarkan tentang kesempatan yang dapat
dimanfaatkan ataupun ancaman yang harus dihindarkan dalam
pembangunan dilihat dari sisi pendanaan danperekonomian).
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih tepat, maka diupayakan
data yang digunakan adalah data realisasi belanja. Secara spesifik
pemetaan perekonomian diharapkan mampu menggambarkan
kondisi-kondisi makro dalam membentuk benchmark yang tepat
bagi pembangunan sanitasi kedepan. Melalui analisis
perekonomian juga diharapkan dapat memberikan kontribusi
tentang bentuk pembangunan sanitasi yang sesuai dengan kondisi
perekonomian Kabupaten Sumbawa Barat.
Pemetaan pendanaan dan perekonomian daerah minimal
mencakup: peta umum APBD, realisasi belanja sanitasi SKPD
(berdasarkan investasi dan operasional/pemeliharaan), belanja
sanitasi air limbah domestik, persampahan, drainase, serta promosi
hygiene dan sanitasi, perkiraan kebutuhan pendanaan
operasional/perawatan berdasarkan infrastruktur terbangun,
belanja sanitasi perkapita, realisasi retribusi dan potensi retribusi,
hingga pemetaan makro aspek perekonomian yang dianggap perlu.
d. Penetapan Area Berisiko Sanitasi
Penetapan area berisiko sanitasi merupakan salah satu keluaran
(rekomendasi) penting dalam penentuan area beresiko. Penetapan
area berisiko didasarkan pada hasil survei EHRA,
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 12
“masukan/persepsi SKPD-SKPD”, dan data sekunder. Peta area
berisiko bisa menjadi acuan dasar dalam penentuan lokasi prioritas
pembangunan sanitasi dan sistem sanitasi Kabupaten Sumbawa
Barat.
1.2.2 Pemetaan secara cepat
Melalui pemetaan secara cepat ini dapat diketahui:
Potret umum kondisi sanitasi di kabupaten (termasuk kawasan
berisiko sanitasi)
Hal-hal yang masih perlu dilengkapi untuk mempertajam pemetaan
situasi sanitasi cepat ini agar penyusunan SSK Pemutahiran lebih
berkualitas
1.2.3 FGD/Rapat Pokja
Semua proses kegiatan penyusunan dokumen Pemutahiran SSK
dilakukan dengan diskusi atau rapat pokja yang melibatkan seluruh
anggota Pokja Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat.
1.2.4 Review Dokumen SSK awal
Dilakukan review pada data-data hasil kajian dan program kegiatan
yang telah direalisasikan dari dokumen SSK awal, selanjutnya
dilakukan pemutakhiran data dan strategi untuk mencapai target
universal access layanan layak sanitasi.
1.3 Dasar Hukum
Didalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sumbawa
Barat berpijak pada beberapa peraturan perundang-undangan yang berlaku
di tingkat nasional atau pusat, propinsi maupun daerah. Program
Pengembangan Sanitasi Indonesia di Kabupaten Sumbawa Barat didasarkan
pada aturan-aturan dan produk hukum yang meliputi:
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 13
A. Undang-Undang
1. UndangUndang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Irigasi dan
Pengairan;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya
Alami Hayati dan Ekosistemnya;
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antar Pemerintah Pusat dan Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
pembangunan Nasional;
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025;
6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
7. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
10. Undang-Undang Nomor 36Tahun 2009 tentang Kesehatan;
11. Undang-Undang Nomor 1Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
12. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
13. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang PemerintahanDaerah;
14. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan.
B. Peraturan Pemerintah
1. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian PencemaranAir;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,Tata Cara
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 14
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Lingkungan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Kesehatan.
C. Peraturan Dan Keputusan Presiden
1. Peraturan Presiden Nomor 185 Tahun 2014 tentang Percepatan
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi.
2. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019.
3. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung.
D. Peraturan Dan Keputusan Mentri
1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/2006 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan
Persampahan;
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/2008 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air
Limbah Permukiman;
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir
Sampah;
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2013
tentangPenyelenggaraan Prasarana dan Sarana Dalam Penanganan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12/PRT/M/2014 tentang
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan;
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 1/PRT/M/2014 tentang
StandarPelayanan Minimum Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 15
tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan;
8. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008
tentang Strategi Nasional SanitasiTotal BerbasisMasyarakat;
10. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 648-82/Kep/Bangda/2015
tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor
648-565/Kep/Bangda/2014 tentang Penetapan Kabupaten/Kota
Sebagai Pelaksana Dokumen Percepatan Pembangunan Sanitasi;
11. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor : 660/4919/SJ tentang
Pedoman Pengelolaan Program Program Percepatan Pembangunan
Sanitasi Permukiman di Daerah.
E. Peraturan Daerah Dan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat
1. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 11 Tahun 2006
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat;
2. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Tahun
2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2005-2025;
3. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 2 Tahun
2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 20132018;
4. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 7 Tahun
2015 tentang Pemerataan Akses Air Bersih;
5. Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 13 Tahun
2014 tentang Road Map Sanitasi Povinsi Nusa Tenggara Barat Tahun
2015-2019.
G. Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati Kabupaten Sumbawa Barat
1. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2011 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 16
Kabupaten Sumbawa Barat 2011–2015.
2. Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah 2015 –
2019.
3. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat No. 2 Tahun 2012
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumbawa Barat
Tahun 2011 – 2031.
1.4 Sistematika Penulisan
Sub pembahasan ini akan menjelaskan sistematika yang digunakan
dalam penulisan dokumen ini. Berisi rincian bab yang dituliskan serta
penjelasan ringkas tentang isi dari setiap babnya.
BAB 1 Pendahuluan
Memberikan
latarbelakangdilakukannyapenyusunanataupemutakhiranStrategiSa
nitasi Kabupaten/Kota(SSK).Penjelasan terkait latar
belakanginimemberikan penjelasanterkait dengan:
- Peran SSKdalampembangunansanitasi diKabupaten/Kota.
- Pentingnyamemiliki dokumen strategi sanitasiyangberkelanjutan.
- Hubungan antara SSK yang disusun sebelumnya dengan SSK
yang telah dimutakhirkan serta kaitannya dengan dokumen
perencanaan Kabupaten/Kota lain (minimum RPJMD
danRTRW).
- Target akses universal bidang sanitasi.
Dalam bab ini juga memuat metodologi penyusunan, dasar hukum
dan sistematika penulisan dokumen secara keseluruhan.
BAB II Profil Sanitasi Saat Ini
Mencakup: administratif, kependudukan, jumlah penduduk miskin,
keuangan dan perekonomian daerah, kebijakan penataan ruang,
dan struktur organisasi serta tugas dan tanggung jawab setiap
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 17
perangkat daerah, komunikasi dan media. Pokja dapat
menambahkan informasi yang relevan dan penting dalam
penyusunan strategi pembangunan sanitasi. Berikan penjelasan
ringkas untuk masing-masing tabel/peta/gambar dan informasi
mengenai sumber data. Penjelasan data yang lebih rinci (ditingkat
kelurahan) dimasukkan didalam Lampiran. Cantumkan dengan
jelas Rujukan Sumber dan Tahun Data dalam bentuk “footnote”atau
ditulis di bawah tabel.
Output :
- Kesamaan wilayah kajian serta provil wilayah kabupaten
- Hasil study EHRA dan kajiannya
- Tergambarnya profil sanitasi Kabupaten
- Teridentifikasinya permasalahan sanitasi air limbah, sampah dan
drainase
- Ditetapkannya area beresiko sanitasi
Instrumen :
- DSS
- KKL
- Instrumen profil sanitasi
BAB III Kerangka Pengembangan Sanitasi
Bab ini menjelaskan kerangka pengembangan sanitasi yang
mencakup minimum informasi berupa : visi dan misi sanitasi,
tahapan pengembangan sanitasi (system dan zonasi), tujuan dan
sasaran sanitasi, scenario pencapaian sasarandan kemampuan
pendanaan sanitasi daerah.
Proses :
Skenario pembangunan sanitasi
Output :
- Ditetapkannya visi dan misi sanitasi
- Ditetapkannya zona dan system sanitasi
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 18
- Ditetapkannya tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi
Instrumen :
- Instrumen profil sanitasi
- KKL
BAB IV Strategi Pengembangan Sanitasi
Bab ini menjelaskan mengenai strategi sanitasi yang mencakup tidak
hanya aspek teknis saja tetapi aspek non teknis (kelembagaan,
pendanaan, komunikasi, partisipasi masyarakat dan dunia usaha
serta aspek kesetaraan gender dan keberpihakan bagi masyarakat
miskin).
Proses :
Skenario pembangunan sanitasi
Output :
Dirumuskannya strategi pengembangan sanitasi
Instrumen :
- SWOT
- KKL
BAB V Program, Kegiatan dan Indikasi Pendanaan Sanitasi
Pada bab ini merupakan hasil pembahasan yang diperoleh saat
internalisasi dan eksternalisasi program dan kegiatan setelah
dilakukan perbaikan – perbaikan seperlunya. Bab ini juga mmeberikan
informasi detail mengenai program dan kegiatan yang dihasilkan
melalui simulasi menggunakan Instrumen Perencanaan Sanitasi.
Proses :
- Skenario pembangunan sanitasi
- Konsolidasi penganggaran dan pemasaran sanitasi
- Finalisasi
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 19
Output :
- Dihasilkannya daftar program kegiatan pembangunan sanitasi
- Pendanaanindik atif dari APBD dan non-APBD di Kabupaten
- Terlaksananya pembahasan untuk pembangunan sanitasi
Instrumen :
- Instrumen perencanaan
- KKL
BAB VI Monitoring dan Evaluasi Capaian SSK
Pada bab ini memberikan gambaran umum struktur monev capaian
strategi sanitasi kabupaten meliputi: capaian strategi, capaian
kegiatan, evaluasi dan pelaporan monev implementasi SSK.
LAMPIRAN
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 20
BAB II
PROFIL SANITASI SAAT INI
2.1. Gambaran Umum Wilayah
Akses penduduk kepada prasarana dan sarana air limbah
permukiman, persampahan dan drainase pada dasarnya erat kaitannya
dengan aspek kesehatan, lingkungan hidup, pendidikan, sosial budaya serta
kemiskinan. Hasil berbagai pengamatan dan penelitian telah membuktikan
bahwa semakin besar akses penduduk kepada fasilitas prasarana dan sarana
air limbah permukiman, persampahan dan drainase (serta pemahaman
tentang hygiene) semakin kecil kemungkinan terjadinya kasus penyebaran
penyakit yang ditularkan melalui media air (waterborne diseases).
Dengan menampilkan Profil Sanitasi wilayah ini adalah untuk
melihat kondisi umum Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat, yang
dikelompokan ke dalam 3 bagian, yaitu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS), Pengelolaan Air Limbah Domestik, Pengelolaan Persampahan, dan
Pengelolaan Drainase Lingkungan.
Wilayah Administrasi Kabupaten Sumbawa Barat meliputi 8 kecamatan
dengan 64 desa/kelurahan dan dipimpin seorang Bupati dan Wakil Bupati.
Setiap Kecamatan dipimpin oleh Camat, dan sebanyak 7 kelurahan dipimpin
oleh Lurah serta 57 desa oleh Kepala Desa.
2.1.1. Aspek Geografi
2.1.1.1. Luas Wilayah
Kabupaten Sumbawa Barat memiliki luas 184.902 hektar (184,902 km²)
dengan komposisi tata guna lahan terdiri atas tanah sawah mencakup
11.737 ha dan tanah kering seluas 173.165 ha.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 21
Tabel 2.1: Luas Wilayah dan Daerah Terbangun di Kabupaten Sumbawa Barat
No Nama
Kecamatan
Jumlah
Kelurahan
/Desa
Luas Wilayah
Administrasi Terbangun
Ha
(%) terhadap
total
administrasi
Ha
(%) terhadap
luas
administrasi
1 Sekongkang 7 37,242 20.14 1,986 15.54
2 Jereweh 4 26,019 14.07 2,561 20.04
3 Maluk 5 9,242 5.00 1,654 12.94
4 Taliwang 15 37,593 20.33 3,350 26.21
5 Brang Ene 6 14,090 7.62 807 6.31
6 Brang Rea 9 21,207 11.47 1,334 10.44
7 Seteluk 10 23,621 12.77 823 6.44
8 Poto Tano 8 15,888 8.59 265 2.07
TOTAL 64 184,902 100.00 12,780 100.00
Sumber: Sumbawa Barat Dalam Angka 2016 & Analisa Pokja 2016
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 22
Peta 2.1: Peta Wilayah Kajian SSK Kabupaten Sumbawa Barat
2.1.1.2.Batas Wilayah
Secara administrasii, wilayah Kabupaten Sumbawa Barat juga
berbatasan dengan beberapa daerah diantaranya sebagai berikut :
1. Batas Utara berbatasan dengan Kecamatan Alas Barat dan Kecamatan
Alas Kabupaten Sumbawa.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Batu Lanteh dan
Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa.
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia dan
4. Sebelah Barat Berbatasan dengan Selat Alas.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 23
2.1.1.3.Letak dan Kondisi Geografis
Kabupaten Sumbawa Barat merupakan salah satu kabupaten baru
di Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Kabupaten ini di bentuk
berdasarkan Undang-Undang No. 30 tahun 2003 tentang pembentukan
Kabupaten Sumbawa Barat (Kabupaten Sumbawa Barat).
Lokasi Sumbawa Barat berada di ujung barat pulau Sumbawa,
sekaligus sebagai pintu gerbang dari pulau Lombok menuju pulau
Sumbawa.Kabupaten Sumbawa Barat sebagai salah satu daerah dari
sembilan kabupaten/kota yang berada pada di wilayah Provinsi Nusa
Tenggara Barat terletak di ujung barat Pulau Sumbawa, tepatnya antara
08º29’ dan 9º07’ Lintang Selatan dan antara 116º42’ sampai dengan 117º05’
Bujur Timur.
2.1.1.4.Topografi
Keadaan topografi wilayah Kabupaten Sumbawa Barat cukup beragam,
mulai dari datar, bergelombang curam sampai sangat curam dengan
ketinggian berkisar antara 0 hingga 1,730 meter diatas permukaan laut
(dpl). Sebagian besar wilayah Sumbawa Barat merupakan daerah dengan
topografi sangat curam seluas 93.102 Ha (50.36%) dengan kemiringan lebih
dari 40%.
Tabel 2.2 : Keadaan Tofografi Wilayah Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2015
No. Keadaan Tofografi Kemiringan
Lahan (%)
Luas
(ha)
Luas
(%)
1. Datar 0 – 2.00 21.822 11.80
2. Bergelombang 2.01 – 15.00 16.369 8.85
3. Curam 15.01 – 40.00 53.609 28.99
4. Sangat Curam > 40.00 93.102 50.35
Total Kabupaten
Sumbawa Barat
- 184.902 100.00
Sumber: Sumbawa Barat Dalam Angka 2016
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 24
2.1.2. Kependudukan
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk pada tahun 2015, jumlah
penduduk Kabupaten Sumbawa Barat telah mencapai 133,501 jiwa terdiri
dari 67,635 laki-laki dan 65,866 perempuan. Dengan melihat luas wilayah
Kabupaten Sumbawa Barat sekitar 1,849.02 km² maka rata-rata kepadatan
penduduk KSB adalah sebanyak 602.58 orang per-km² dengan rincian
sebagaimana terlihat dalam tabel 2.4 sebagai berikut:
Tabel 2.3 : Jumlah Penduduk KSB Per-Kecamatan dan Jenis Kelamin
No Kecamatan
Penduduk (jiwa)
Jumlah % Sex
Rasio
Luas
(Km2)
Kepadatan
(Jiwa/Km2) Laki-
laki Perempuan
1. Sekongkang 4,810 4,626 9,436 7.07 1.04 372.42 25.34
2. Jereweh 4,843 4,891 9,734 7.29 0.99 260.19 37.41
3. Maluk 7,123 6,532 13,655 10.23 1.09 92.42 147.75
4. Taliwang 25,752 25,451 51,203 38.35 1.01 375.93 136.20
5. Brang Ene 2,998 2,953 5,951 4.46 1.02 140.90 42.24
6. Brang Rea 7,556 7,136 14,692 11.01 1.05 212.07 69.28
7. Seteluk 9,068 8,933 18,001 13.48 1.02 236.21 76.21
8. Poto Tano 5,485 5,344 10,829 8.11 1.03 158.88 68.16
Jumlah 67,635 65,866 133,501 100.00 1,849.02 602.58
Sumber: Sumbawa Barat Dalam Angka 2016
2.1.3. Proyeksi Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk rata-rata Kabupaten Sumbawa Barat
pertahun salama 5 tahun terakhir sebesar 2.8%. Untuk lebih jelasnya laju
pertumbuhan penduduk dan jumlah KK yang diproyeksikan hingga 5
tahun ke depan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Dari tabel di bawah ini dapat diketahui bahwa proyeksi penduduk
perkotaan terbanyak pada tahun 2021 adalah Kecamatan Taliwang dengan
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 25
jumlah sebesar 40,292 jiwa (10,381 KK) dengan wilayah pedesaaan sebesar
18,147 jiwa (4,537 KK).
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 26
Tabel 2.4 : Jumlah Penduduk Wilayah Perkotaan dan Perdesaan Kab. Sumbawa Barat 2016 – 2021
No Nama
Kecamatan
Jumlah Penduduk
Wilayah Perkotaan Wilayah Pedesaan Total
Tahun Tahun Tahun
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa
1 Sekongkang - - - - - - 9,436 9,842 10,265 10,706 11,166 11,646 9,436 9,842 10,265 10,706 11,166 11,646
2 Jereweh - - - - - - 9,734 10,073 10,423 10,786 11,162 11,550 9,734 10,073 10,423 10,786 11,162 11,550
3 Maluk - - - - - - 13,655 14,075 14,622 14,953 15,412 15,886 13,655 14,075 14,507 14,953 15,412 15,886
4 Taliwang 34,652 35,638 36,652 37,695 38,767 39,870 15,143 15,568 16,215 16,454 16,915 17,390 49,795 51,192 52,628 54,105 55,623 57,183
5 Brang Ene - - - - - - 5,951 6,173 6,372 6,643 6,891 7,149 5,951 6,173 6,404 6,643 6,891 7,149
6 Brang Rea - - - - - - 14,582 15,118 15,615 16,248 16,845 17,464 14,582 15,118 15,673 16,248 16,845 17,464
7 Seteluk - - - - - - 18,001 18,684 19,276 20,127 20,891 21,683 18,001 18,684 19,392 20,127 20,891 21,683
8 Poto Tano - - - - - - 10,829 11,225 11,596 12,062 12,503 12,961 10,829 11,225 11,636 12,062 12,503 12,961
Sumber: Kabupaten Dalam Angka 2016 dan Analisa Pokja 2016
Metode proyeksi penduduk yang digunakan adalah Metode Geometrik ( bunga berganda) , dengan formula sebagai berikut :
Pn = Po ( 1 + r )n
Pn = jumlah penduduk tahun tertentu / akhir
Po = jumlah penduduk tahun awal
R = rata-rata pertumbuhan penduduk
N = selisih tahun
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 27
Tabel 2.5 : Jumlah KK Wilayah Perkotaan dan Perdesaan Kab. Sumbawa Barat 2015 – 2021
No Nama
Kecamatan
Jumlah Penduduk
Wilayah Perkotaan Wilayah Pedesaan Total
Tahun Tahun Tahun
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2015 2017 2018 2019 2020 2021
KK KK KK KK KK KK KK KK KK KK KK KK KK KK KK KK KK KK
1 Sekongkang - - - - - - 2,359 2,460 2,566 2,676 2,792 2,912 2,359 2,460 2,566 2,676 2,792 2,912
2 Jereweh - - - - - - 2,434 2,518 2,606 2,697 2,790 2,888 2,434 2,518 2,606 2,697 2,790 2,888
3 Maluk - - - - - - 3,414 3,519 3,656 3,738 3,853 3,971 3,414 3,519 3,627 3,738 3,853 3,971
4 Taliwang 8,663 8,909 9,163 9,424 9,692 9,968 3,786 3,892 4,054 4,113 4,229 4,347 12,449 12,798 13,157 13,526 13,906 14,296
5 Brang Ene - - - - - - 1,488 1,543 1,593 1,661 1,723 1,787 1,488 1,543 1,601 1,661 1,723 1,787
6 Brang Rea - - - - - - 3,646 3,779 3,904 4,062 4,211 4,366 3,646 3,779 3,918 4,062 4,211 4,366
7 Seteluk - - - - - - 4,500 4,671 4,819 5,032 5,223 5,421 4,500 4,671 4,848 5,032 5,223 5,421
8 Poto Tano - - - - - - 2,707 2,806 2,899 3,015 3,126 3,240 2,707 2,806 2,909 3,015 3,126 3,240
Sumber: Kabupaten Dalam Angka 2016 dan Analisa Pokja 2016
Metode proyeksi penduduk yang digunakan adalah Metode Geometrik ( bunga berganda) , dengan formula sebagai berikut :
Pn = Po ( 1 + r )n
Pn = jumlah penduduk tahun tertentu / akhir
Po = jumlah penduduk tahun awal
R = rata-rata pertumbuhan penduduk
N = selisih tahun
Asumsi : Laju pertumbuhan adalah sama untuk tiap tahun, yang artinya pertambahan absolut tiap tahun semakin besar
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 28
Tabel 2.6 :Tingkat Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan Saat Ini dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun
No Nama
Kecamatan
Luas
Lahan
Terbangun
Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Proyeksi (jiwa/Ha)
Tahun Tahun
Ha 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 Sekongkang 1,986.00 2.67% 4.30% 4.30% 4.30% 4.30% 4.30% 4.75 4.96 5.17 5.39 5.62 5.86
2 Jereweh 2,561.00 2.87% 3.48% 3.48% 3.48% 3.48% 3.48% 3.80 3.93 4.07 4.21 4.36 4.51
3 Maluk 1,654.00 2.48% 3.07% 3.07% 3.07% 3.07% 3.07% 8.26 8.51 8.77 9.04 9.32 9.60
4 Taliwang 3,349.52 0.00% 2.81% 2.81% 2.81% 2.81% 2.81% 14.87 15.28 15.71 16.15 16.61 17.07
5 Brang Ene 807.00 2.99% 3.74% 3.74% 3.74% 3.74% 3.74% 7.37 7.65 7.94 8.23 8.54 8.86
6 Brang Rea 1,334.00 2.98% 3.67% 3.67% 3.67% 3.67% 3.67% 10.93 11.33 11.75 12.18 12.63 13.09
7 Seteluk 823.00 2.95% 3.79% 3.79% 3.79% 3.79% 3.79% 21.87 22.70 23.56 24.46 25.38 26.35
8 Poto Tano 265.00 2.86% 3.66% 3.66% 3.66% 3.66% 3.66% 40.86 42.36 43.91 45.52 47.18 48.91
Sumber: Kabupaten Dalam Angka 2016 dan Analisa Pokja 2016
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 29
2.1.4. Penduduk Miskin
Tabel 2.7 : Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Sumbawa Barat
No Nama Kecamatan
Jumlah Penduduk
Miskin
KK
1 Sekongkang 501
2 Jereweh 824
3 Maluk 456
4 Taliwang 2,974
5 Brang Ene 187
6 Brang Rea 636
7 Seteluk 1,138
8 Poto Tano 1,595
Sumber: Instrumen Profil 2016
Dari tabel di atas tentang jumlah penduduk miskin per
Kecamatan dapat diketahui jumlah penduduk miskin terbanyak yaitu
pada Kecamatan Taliwang dengan jumlah penduduk miskin 2,974
Rumah Tangga (KK) dari 12,375 Rumah Tangga (KK) atau setara dengan
20.80%. Sedangkan jumlah penduduk miskin paling sedikit terdapat
pada Kecamatan Brang Ene yaitu 277 Rumah Tangga (KK) dari 1,819
Rumah Tangga (KK) atau setara dengan 15.23%.
2.1.5. Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
2.1.5.1. Ketersedian Air
Pelayanan air bersih Kabupaten Sumbawa Barat saat ini
dilayani oleh PDAM dan Non PDAM. Pelayanan PDAM saat ini sudah
mencapai 29,1% yang sudah melayani 12 (dua belas) desa dari 6 (enam)
kecamatan yaitu Kec.Taliwang, Kec. Sekongkang, Kec. Jereweh, Kec.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 30
Maluk, Kec. Brang Rea, Kec. Seteluk, Kec. Poto Tano yang dilayani oleh 6
(enam) unit/cabang PDAM yaitu PDAM Pusat Taliwang, Cabang
Sekongkang, Cabang Jereweh, Cabang Brang Rea, Cabang Seteluk, dan
Cabang Poto Tano. Pelayanan perpipaan Non PDAM dikelola
masyarakat sendiri. Saat ini pelayanan perpipaan Non PDAM sudah
mencapai 4% yang sudah melayani 21 desa dari 65 desa.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 31
Tabel 2.8 : Tingkat Pelayanan Air Minum Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2015
No Kecamatan
Penduduk
2015
(Jiwa)
KK
PDAM
Pelayanan (Jiwa)
PDAM % Non PDAM % PDAM % Non
PDAM
% Belum %
1 Sekongkang 9,191 636 3,180 34.60 - - - - 6,011 65.40 - -
2 Jereweh 9,462 333 1,665 17.60 95 1.00 - - 6,131 64.80 1,571 16.60
3 Maluk 13,325 - - - 586 4.40 - - 11,353 85.20 1,386 10.40
4 Taliwang 49,795 4,641 23,204 46.60 1,046 2.10 - - 24,101 48.40 1,444 2.90
5 Brang Ene 5,778 - - - 451 7.80 - - 4,715 81.60 612 10.60
6 Brang Rea 14,160 1,000 4,998 35.30 496 3.50 - - 7,830 55.30 835 5.90
7 Seteluk 17,485 213 1,067 6.10 437 2.50 - - 15,457 88.40 542 3.10
8 Poto Tano 10,528 726 3,632 34.50 2,106 20.00 - - 2,969 28.20 1,821 17.30
Sumber: RISPAL KSB 2015 dan Analisis Pokja 2016
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 32
2.1.6. Kondisi Ekonomi Daerah
Kondisi perekonomian Kabupaten Sumbawa Barat
berfluaktif.Hal ini dikarenakan perekonomian Kabupaten Sumbawa
Barat tergantung pada nilai penjualan hasil konsentrasi yang diusahakan
oleh pertambangan bijih logam yang ada di wilayah Kabupaten
Sumbawa Barat. Pertambangan bijih logam tersebut hampir seluruhnya
diusahakan oleh PT. Newmont Nusa Tenggara (PT. NNT), sisanya
merupakan usaha tambang rakyat yang masih bersifat illegal. Naik
turunnya ekonomi Kabupaten Sumbawa Barat tersebut digambarkan
melalui nilai PDRB atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga
konstan, serta pertumbuhan pada total PDRB.
Tabel 2.9 : PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran,
Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2010 – 2014 (JutaRp)
Komponen Pengeluaran 2010 2011 2012 2013 2014
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Konsumsi Rumah Tangga 1,598,570 1,776,213 2,034,165 2,182,585 2,338,743
2. Konsumsi LNPRT 55,409 56,507 59,609 62,530 69,519
3. Konsumsi Pemerintah 621,980 661,695 687,366 692,084 741,735
4. PMTB 1,913,373 2,049,932 2,374,504 2,316,647 2,372,585
5. Perubahan Inventori 1,237,921 (328,413) 3,541,396 2,943,017 3,265,730
6. Ekspor 20,522,531 15,093,814 6,133,083 5,261,988 3,962,005
7. Impor 5,484,729 4,612,090 3,999,545 2,216,907 1,579,812
Total PDRB 20,465,055 14,697,657 10,836,577 11,241,943 11,170,500
Sumber :PDRB KSB Menurut Pengeluaran 2010 – 2014
Selain dinilai atas dasar harga berlaku, PDRB menurut
pengeluaran juga dinilai atas dasar harga konstan 2010 atau dasar harga
berbagai produk yang dinilai dengan harga pada tahun 2010.Melalui
pendekatan perhitungan atas dasar harga konstan, PDRB di masing –
masing tahun dapat memberikan gambaran tentang perubahan PDRB
secara volume atau secara kuantitas saja (tanpa ada pengaruh perubahan
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 33
harga). PDRB komponen pengeluaran atas dasar harga konstan yang
menggambarkan perubahan atau pertumbuhan ekonomi secara riil,
utamanya berkaitan dengan peningkatan volume konsumsi akhir. Selama
kurun waktu 2010 – 2014, gambaran tentang perkembangan ekonomi
Kabupaten Sumbawa Barat berdasarkan RDRB atas dasar harga konstan
yang dapat dilihat pada tabel 2.9 diatas. Lain halnya dengan PDRB atas
dasar harga berlaku dalam rentang waktu 2010 hingga 2014, nilai PDRB
atas dasar harga konstan mengalami penurunan pada tahun 2011 dan
2012, namun keadaan berbalik dimana nilai PDRB mengalami kenaikan
meskipun kenaikan belum terlalu signifikan. Nilai PDRB atas dasar harga
konstan pada tahun 2010 mencapai Rp. 20.46 trilyun dan mengalami
konstraksi hingga Rp. 10.84 triliyun pada tahun 2012, kemudian
mengalami kenaikan kembali dikisaran Rp. 11.17 trilyun pada tahun
2014.
2.1.7. Kebijakan Penataan Ruang
2.1.7.1.Rencana Struktur Ruang
Sesuai dengan PERDA Kabupaten Sumbawa Barat No. 2 Tahun
2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di Kabupaten
Sumbawa Barat, rencana struktur yang dikembangkan tersebut akan
mengoptimalkan masing – masing wilayah sehingga tercipta pemenuhan
kebutuhan antara wilayah satu terhadap wilayah yang lainnya.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 34
Tabel 2.10 : Sistem perkotaan di kabupaten Sumbawa Barat
No Pengembangan Ruang Kecamatan
A. Sistem perkotaan wilayah Provinsi yang ada di wilayah
Kabupaten Sumbawa Barat
1. Kota Taliwang sebagai Pusat Kegiatan
Wilayah Promosi (PKWp)
Kecamatan Taliwang
2. Perkotaan Jereweh sebagai pusat
Kegiatan Lokal (PKL)
Perkotaan Maluk
3. Perkotaan Poto Tano sebagai Pusat
Kegiatan Lokal (PKL) Kecamatan Poto Tano
B. Sistem perkotaan wilayah Kabupaten
1. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp)
1. Perkotaan Maluk
2. Perkotaan Seteluk
2.
Ibukota Kecamatan lainnya, yaitu Brang
Ene, Brang Rea, dan Sekongkang dijadikan
sebagai PPK(Pusat Pelayanan Kawasan)
1. Kecamatan Brang Ene
2. Kecamatan Brang Rea
3. Kecamatan Sekongakang
3.
Desa-desa pusat pertumbuhan (DPP)
dijadikan sebagai PPL (Pusat Pelayanan
Lingkungan)
1. Senayan
2. Kokarlian
3. Seteluk Atas
4. Ai Suning
5. Kertasari
6. Labuhan Lalar
7. Beru
8. Muhajirin
9. Dusun Jelenga
10. Benete
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 35
11. Ai Kangkung dan
12. Talonang
Sumber : Perda Kabupaten Sumbawa Barat No. 2 Tahun 2012
Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Sumbawa Barat dapat dilihat pada
peta di bawah ini.
Peta 2.3 :Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Sumbawa Barat
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 36
2.1.7.2. Rencana Pola Ruang
Rencana Pola Ruang Kabupaten Sumbawa Barat meliputi
rencana sebaran kawasan lindung dan kawasan budidaya, jenis kawasan,
lokasi serta luasan, arahan pengembangan, serta penanganan dan
pengelolaan kawasan yaitu upaya penanganan dan pengaturannya, hal
ini lebih diperlukan bila terdapat konfik peruntukkan.
Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung
Jenis dan Kriteria Kawasan Lindung
Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan
fungsi utama melidungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup
sumber alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa
guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Berdasarkan
pertimbangan kondisi fisik wilayah meliputi kelerengan, ketinggian,
curah hujan, jenis tanah, erodibilitas serta ketebalan top soil, di
Kabupaten Sumbawa Barat direncanakan :
Berdasarkan kajian penetapan kawasan lindung yang
dilakukan, maka penambahan kawasan resapan air sekaligus dapat
dibudidayakan perkebunan tanaman tahunan/tanaman keras dapat
dilakukan secara bertahap. Adapun wilayah yang memerlukan
pengembangan hutan atau perkebunan ini meliputi:
(1) Kecamatan Seteluk
(2) Kecamatan Jereweh
(3) Kecamatan Brang Rea
(4) Kecamatan Sekongkang
Kawasan Hutan Lindung
Hutan lindung merupakan kawasan yang ditetapkan dengan
fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 37
sumberdaya alam dan sumberdaya buatan dan nilai sejarah serta budaya
bangsa guna pembangunan berkelanjutan.
Hutan lindung di Kabupaten Sumbawa Barat seluas ± 66,311.06
ha (RTRW Provinsi ± 66,230.71 ha) yang berada di :
A. KPH Brang Rea :
(1) Puncak Ngengas RTK 60 seluas ± 3,411.00 ha
(2) Selalu Legini RTK 59 seluas ± 13,941.24 ha
(3) Olat Lemusung RTK 91 seluas ± 7,778.90 ha
(4) Pantai Alas RTK 74 seluas ± 464.10 ha
B. KPH Mataiyang :
(5) Selalu Legini RTK 59 seluas ± 21,999.71 ha
C. KPH Sejorong :
(6) Selalu Legini RTK 59 seluas ± 17,115 ha
Kawasan Yang Memberi Perlindungan Kawasan Bawahannya
1. Kawasan Bergambut
Di wilayah Kabupaten Sumbawa Barat tidak ada Kawasan
Bergambut.
2. Kawasan Resapan Air
Berdasarkan perkembangan rencana pola penggunaan lahan
kawasan resapan air diprioritaskan pengembangannya tersebar pada
kawasan perbukitan di :
a. Kecamatan Seteluk
b. Kecamatan Jereweh
c. Kecamatan Brang Rea
d. Kecamatan Sekongkang
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 38
Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya
Tabel 2.11 :Kawasan Suaka Alam dan Cagar Alam
No. Nama Kawasan Luas (ha)
1. Kawasan Suaka Alam (KSA) Jereweh ± 3,643.17
2. Kawasan Cagar Alam (CA) Pedauh ± 524.00
Sumber : RTRW KSB 2011 - 2030
nvnfhjyjghjf
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 39
Peta 2.4: Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Sumbawa Barat
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 40
2.2. Kemajuan Pelaksanaan SSK
Progam kegiatan yang tersusun dalam SSK Kabupaten Sumbawa Barat
(periode sebelumnya) tahun 2011 – tahun 2016 mencakup sub sektor air
limbah domestik, persampahan dan drainase perkotaan mengalami
peningkatan. Kemajuan pelakasanaan SSK Kabupaten Sumbawa Barat untuk
sub sektor air limbah domestik, persampahan dan drainase perkotaan dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
2.2.1. Air Limbah Domestik
Tabel 2.12 : Kemajuan Pelaksanaan SSK Kabupaten Sumbawa Barat untuk
Air Limbah Domestik
SUB SEKTOR AIR LIMBAH
SSK (Periode Sebelumnya) Tahun 2011 – Tahun 2016 SSK (Saat Ini) - 2016
Tujuan Sasaran Data Dasar*) Status saat ini**)
(1) (2) (3) (4)
Meningkatkan
akses layanan
sanitasi yang
sehat melalui
pengolahan air
limbah yang
berwawasan
lingkungan pada
tahun 2016
Meningkatnya
pembangunan
pengelolaan
sektor sanitasi
skala Kabupaten
yang terintegrasi
dan berkelanjutan
Melakukan
advokasi kepada
seluruh
pemangku
kepentingan,
masyarakat dan
pihak ketiga
dalam
pengelolaan air
limbah
Telah ada dokumen
Rencana Induk
Sistem Pengelolaan
Air Limbah
(RISPAL) Kabupaten
Sumbawa Barat
tahun 2015
Meningkatkan
Sumber Daya
Manusian (SDM)
Meningkatnya
partisipasi
masyarakat
Meningkatnya
Prersentase
penggunaan
Sebesar 73.59% dari
jumlah KK telah
menggunakan
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 41
yang berkualitas,
kreatif dan
berdaya saing
tinggi dan
partisipatif dalam
pembangunan
sarana dan
prasarana
dalam
pengelolaan
sektor sanitasi
yang mandiri dan
berkelanjutan
jamban yang
memenuhi syarat
kesehatan sebesar
62.93% di tahun
2010
tangki septic aman
Membangun
sarana dan
prasarana air
limbah yang
sesuai dengan
kebutuhan dan
tuntutan
kemajuan
pembangunan
Meningkatkan
cakupan layanan
sektor sanitasi
melalui
peningkatan
sarana prasarana
sanitasi yang
memadai
Belum adanya
sarana dan
prasara air limbah
- Terbangunnya IPAL
Komunal 10 Unit
pada 9 lokasi
- Terbangunnya
MCK ++ 24 Unit
pada 23 Lokasi
- Terbentuknya
Kelompok Swadaya
Masyarakat (KSM)
- Terbangunnya IPLT
1 Unit di TPA Batu
Putih
Sumber: SSK 2011 dan Data dasar sanitasi 2016
Keterangan:
*) Berdasarkan Buku Putih periode sebelumnya
**) Perbedaan dari target yang telah ditetapkan (menggunakan data dasar
sebagai dasar perhitungannya)
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 42
2.2.2. Persampahan
Tabel 2.13 : Kemajuan Pelaksanaan SSK Kabupaten Sumbawa Barat untuk
Persampahan
SUB SEKTOR PERSAMPAHAN
SSK (Periode Sebelumnya) Tahun 2011 – Tahun 2016 SSK (Saat Ini) -
2016
Tujuan Sasaran Data Dasar*) Status saat ini
(1) (2) (3) (4)
Menyediakan
layanan
persampahan
yang memadai.
1. Tersedianya
Sarana dan
Prasarana
Persampahan
2. Meningkatnya
pengelolaan
persampahan
- Belum adanya
arah kebijakan
penanganan
persampahan di
Kabupaten
Sumbawa Barat.
- Penyusunan
Master Plan
Persampahan
Kabupaten
Sumbawa Barat
tahun 2016
Sumber: SSK 2011 dan BPS 2012
Keterangan:
*) Berdasarkan Buku Putih periode sebelumnya
**) Perbedaan dari target yang telah ditetapkan (menggunakan data dasar
sebagai dasar perhitungannya)
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 43
2.2.3. Drainase
Tabel 2.14 : Kemajuan Pelaksanaan SSK Kabupaten Sumbawa Barat untuk
Drainase Lingkungan
SUB SEKTOR DRAINASE
SSK (Periode Sebelumnya) Tahun 2011 – Tahun 2016 SSK (Saat Ini) -
2016
Tujuan Sasaran Data Dasar*) Status saat ini
(1) (2) (3) (4)
Mengurangi
areal genangan
Terbangunnya
Drainase
Lingkungan
Belum
teridentifikasinya
area genangan di
wilayah
Kabupaten
Sumbawa Barat
Tergambarnya
peta area
genangan
Kecamatan
Taliwang
Sumber: SSK 2011 dan BPS 2012
Keterangan:
*) Berdasarkan Buku Putih periode sebelumnya
**) Perbedaan dari target yang telah ditetapkan (menggunakan data
dasar sebagai dasar perhitungannya)
2.3. Profil Sanitasi Saat Ini
Pada saat ini banyak terdapat penurunan (degradasi) kualitas
lingkungan secara luar biasa dengan berbagai kenyataan terjadinya
kerusakan dan pencemaran lingkungan, yang pada akhirnya akan
berdampak pada kesehatan masyarakat, ekonomi, sosial, dan sebagainya.
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup
bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 44
kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini
akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.
Limbah domestik, baik limbah cair maupun limbah padat,
menjadi permasalahan lingkungan karena secara kuantitas maupun
tingkat bahayanya mengganggu kesehatan manusia, mencemari
lingkungan, dan mengganggu kehidupan mahluk hidup lainnya.
Rendahnya kesadaran dan pengetahuan tentang perilaku hidup bersih
dan sehat, pentingnya sanitasi serta belum memadainya pemahaman
masyarakat terhadap terjadinya kejangkitan penyakit yang berkaitan
dengan pencemaran air yang pada akhirnya akan menurunkan derajad
kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan.
Untuk mengetahui kondisi sanitasi di Kabupaten Sumbawa
Barat maka perlu dikaji dan diuraikan data-data primer sanitasi
berdasarkan Environmental Health Risk Assessment (EHRA) sesuai
dengan kondisi kekinian di wilayah study dan data sekunder yang
diperoleh dari masing – maisng SKPD. Profil sanitasi yang dimaksud
dalam Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Luwu adalah kondisi
air limbah domestik, pengelolaan sampah, dan pengelolaan drainase
lingkungan.
Dengan latar belakang kondisi yang ada, diperlukan
peningkatan efektifitas dan efisiensi dalam penyelenggaraan air limbah
melalui pengelolaan secara terpadu, dan terkoordinasi dalam satu sistem.
Diperlukan peningkatan kualitas dan perkuatan kapasitas kelembagaan
dan Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola di daerah, partisipasi aktif
dari masyarakat, peningkatan dan pengembangan kinerja pengelolaan,
serta kerjasama antar lembaga pemerintah terkait.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 45
2.3.1. Air Limbah Domestik
2.3.1.1. Profil Limbah di Kabupaten Sumbawa Barat
Upaya pelestarian lingkungan melalui penanganan pembuangan
limbah cair rumah tangga (grey water) di Kabupaten Sumbawa Barat belum
dilakukan secara optimal, masih banyak dijumpai pembuangan air limbah
secara sembarangan. Tidak sedikit pembuangan limbah cair rumah tangga
langsung ke drainase lingkungan kemudian dialirkan ke sungai atau
langsung ke sungai tanpa melalui proses pengolahan sebelumnya.
Sistem pengelolaan air limbah di Kabupaten Sumbawa Barat adalah
sistem On-site/Sistem Setempat dengan menggunakan tangki septic
individual, MCK bersama yang layak dan MCK komunal. Berdasarkan hasil
EHRA, kepemilikan jamban pribadi di Kabupaten Sumbawa Barat relatif
tinggi yaitu sebesar 91.00%, BABs mengalami penurunan yaitu sebesar 6.90%
dan sebesar 2.10% masih menggunakan MCK/WC umum. Berdasarkan
pembuangan air kotor/air limbah tinja manusia dan lumpur tinja, ternyata
sebesar 88.80% tangki septic tidak pernah dikosongkan karena sebagian besar
masyarakat yaitu sebesar 88.6% dari jumlah KK Kabupaten Sumbawa Barat
tidak mengetahui jika tangki septic harus dikosongkan/dikuras sepanjang
tahun. Berdasarkan air bekas buangan/air limbah selain tinja dibuang ke
sungai/kanal (dapur) sebesar 39.80%.
Berdasarkan data dasar dari instrument profil 2016, sebanyak 73.59%
(24,282 KK) masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat telah menggunakan
tangki septic individual. Jumlah MCK++ dengan pengolahan akhir IPAL
sebanyak 24 unit yang melayani 870 KK, IPAL Komunal dengan
penampungan bak control dan dialirkan melalui pipa sebanyak 10 unit yang
tersebar di Kabupaten Sumbawa Barat. Sebesar 17.60% (5,806 KK) masih
menggunakan cubluk dengan pembuanagn akhir langsung ke drainase
lingkungan kemudian dialirkan ke sungai atau langsung ke sungai tanpa
melalui proses pengolahan sebelumnya. Tidak jarang juga masyarakat masih
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 46
melakukan praktek BABs di sungai dan kebun/tanah lapang sebanyak 762
KK atau sebanyak 2.31%.
Walaupun prasarana pendukung pengelolaan air limbah seperti IPLT
yang baru dibangu tahun 2016 dan beberapa IPAL komunal telah dibangun,
namun tingkat cakupan layanan air limbah domestik masih cukup rendah
yaitu sistem setempat (on-site system) yaitu 31,874 KK (96.60% dari populasi)
dan sistem komunal 360 KK (1.09% dari populasi). (Gambar 2.15. Diagram
Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik, Tabel 2.16. Layanan Air Limbah
Domestik Saat Ini, Tabel 2.18. Cakupan Layanan Air Limbah Domestik dan Peta 2.4.
Peta Cakupan Layanan Air Limbah Domestik).
Sistem pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Sumbawa Barat
belum berjalan efektif sebagaimana diharapkan dan itupun hanya diprakarsai
oleh pemerintah, belum dilakukan oleh dunia usaha ataupun masyarakat.
Untuk penanganan air limbah tinja, buangan mandi dan cuci dari pihak
pemerintah daerah dapat membangunan beberapa sarana yang dibiayai
melalui APBD, APBN dan DAK, sedangkan mobil pengangkut tinja belum
ada. Faktor utama adalah masih rendahnya kepedulian masyarakat dalam
pengelolaan air limbah dimana hal tersebut didasari oleh ketidaktahuan
masyarakat dampak terhadap kesehatan perlu dilakukan penyedotan lumpur
tinja. (Lihat Tabel 2.17. Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah
Domestik)
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 47
Tabel 2.15 : Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik di Kabupaten Sumbawa Barat
Produk Input (A)
User Interface
(B) Pengumpulan dan
Penampungan/ Pengolahan Awal
(C) Pengangkutan/
Pengaliran
(D) (Semi) Pengolahan
Akhir Terpusat
(E) Daur Ulang dan/atau
Pembuangan Akhir
Sungai
Tangki Septik(individual / komunal)
MCK Plus ++
Sungai
Drainase
lingkungan
Sungai
Sungai
Dapur
Industri
Drainase
lingkungan
Sungai
Drainase
lingkungan
Pipa kolektor, pipa sewer
Drainase
lingkungan
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 48
Tabel 2.16 : Tabel Layanan Air Limbah Domestik Saat Ini di Kabupaten Sumbawa Barat
No Nama
Kecamatan
Jumlah
Penduduk
(KK)
Akses Layak (KK) Akses Dasar (KK)
BABs
(KK)*
On-Site Off-Site
Tangki
Septik
Individual
(KK)
Tangki
Septik
Komunal
(≤ 10 KK)
MCK***
Tangki
Septik
Komunal
(>10 KK)
IPAL
Komunal
IPAL
Kawasan
IPAL
Kota
Tangki Septik
Individual
Belum
Aman**
Cubluk
1 Sekongkang 2,359 1,844 - 56 - - - - - 327 132
2 Jereweh 2,434 2,051 - 68 - - - - - 314 -
3 Maluk 3,414 3,202 - 50 - - - - - 162 -
4 Taliwang 12,449 9,521 - 588 - 255 - - - 1,953 133 5 Brang Ene 1,488 1,080 - 66 - 80 - - - 261 -
6 Brang Rea 3,646 2,054 - 383 - - - - - 1,094 115
7 Seteluk 4,500 3,499 - 378 - 25 - - - 560 38 8 Poto Tano 2,707 1,031 - 196
- - - - - 1,136 345
Sumber: Dikes, DPU Bidang Cipta Karya 2015, Instrumen Profil 2016 dan Analisa Pokja 2016
Keterangan:
*) Yang termasuk BABs :BAB langsung di kebun, kolam, laut, sungai, sawah/ladang dsb
**) Belum aman : jamban yang tidak dilengkapi tangki septik yang sesuai kriteria atau tidak mempunyai tangki septik
yang sama sekali. Cubluk dikategorikan tidak aman bila dibangun dengan kriteria kepadatan > 50
orang/Ha dan jarak antara sumber air bersih yang bukan perpipaan < 10m.
***) MCK : termasuk jamban bersama layak dan MCK Komunal
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 49
Tabel 2.17 : Tabel Kondisi Sarana dan Prasarana Pengolahan Air Limbah Domestik
No Jenis Satuan Jumlah/Kapasitas Kondisi
Keterangan
Berfungsi Tidak Berfungsi
SAPAL Setempat (Sistem On-Site)
1 Tangki Septik
Komunal (≤ 10 KK) unit tidak ada - -
2 MCK Umum unit 24 √ -
3 Truck Tinja unit tidak ada - -
4 IPLT : Kapasitas m³/hari tidak ada - - di bangun
tahun 2016
SPAL Terpusat (Sistem Off-Site)
1 Tangki Septik
Komunal (> 10 KK) unit tidak ada - -
2 IPAL Komunal unit 10 √ -
3 IPAL Kawasan unit tidak ada - -
4 IPAL Terpusat unit tidak ada - -
Sumber: Dikes, DPU Bidang Cipta Karya 2015 dan Instrumen Profil 2016
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 50
Tabel 2.18 : Tabel Cakupan Layanan Air Limbah Domestik
Sumber: Dikes, DPU Bidang Cipta Karya 2015, Instrumen Profil 2016 dan Analisa Pokja 2016
No Nama Kecamatan Jumlah KK Jumlah KK
BABs
Jumlah KK
cakupan
BABs
Jumlah KK
onsite
Jumlah KK
cakupan
onnsite
Jumlah KK
offsite
Jumlah KK
cakupan
offsite
Jumlah
KK
komunal
Jumlah KK
cakupan
komunal
1 Sekongkang 2,359 132 0.40% 2,227 6.75% - - 0 0%
2 Jereweh 2,434 - 0% 2,434 7.38% - - 0 0%
3 Maluk 3,414 - 0% 3,414 10.35% - - 0 0%
4 Taliwang 12,449 133 0.40% 12,061 36.55% - - 255 0.77%
5 Brang Ene 1,488 - 0% 1,408 4.27% - - 80 0.24%
6 Brang Rea 3,646 115 0.35% 3,531 10.70% - - 0 0%
7 Seteluk 4,500 38 0.11% 4,437 13.45% - - 25 0.08%
8 Poto Tano 2,707 345 1.05% 2,362 7.16% - - 0 0%
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 51
Peta 2.5 : Peta Cakupan Air Limbah
Ds. Meraran
Ds. T
ambak Sari
Ds. Kokarlian
Ds.
Teb
oDs. Senayan
Ds. Kiantar
Ds.
Man
tar
Ds. Tuananga
Ds. P
oto Tan
o
Ds. Seteluk AtasDs. Tapir
Ds.
Ser
an
Ds.
Rem
pe
Ds. Air Suning
Ds. Loka
Ds. Lamusung
Ds. Kelanir
Ds. Tepas SepakatD
s. S
elot
oKel. Sampir
Ds. Batu Putih
Ds.Labuan
Kertasari
Ds. Banjar
Ds. Telaga Bertong
Kel.Kuang
Kel.Dalam
Kel.Bugis
Kel.Arken
Ds.Tamekan
Ds.Sermong
Kel.Menala
Ds. Lalar liang
Ds.Labuan
Lalar
Ds. Bakat Monte
Ds. Moteng
Ds.Sapugara
Bree
Ds. Seminar Salit
Ds. BeruDs. Tepas
Ds. Lamuntet
Ds. Rarak RongesD
s. Kalim
antong
Ds. Lampok
Ds. Mujahidin
Ds. M
anemeng
Ds. Mura
Ds. Mataiyang
Ds. Beru
Ds. Benete
Ds.Bukit
Damai
Ds. Mantun
Ds. MalukDs.
PasirPutih
Ds.DasanAnyar
Ds. G
oa
Ds. Belo
Ds. Sekon
gkang Baw
ah
Ds. Kemuning
Ds.Sekongkang Atas
Ds.
Ai K
angk
ung
Ds.
Tat
ar
Ds. Talonang
Sistem:A = 1.05% dari total KKB = 7.16% dari total KKC = 0% dari total KKD = 0% dari total KK
Sistem:A = 0.40% dari total KKB = 36.55% dari total KKC = 0% dari total KKD = 0.77% dari total KK
Sistem:A = 0% dari total KKB = 7.38% dari total KKC = 0% dari total KKD = 0% dari total KK
Sistem:A = 0% dari total KKB = 10.35% dari total KKC = 0% dari total KKD = 0% dari total KK
Sistem:A = 0.40% dari total KKB = 6.75% dari total KKC = 0% dari total KKD = 0% dari total KK
Sistem:A = 0.11% dari total KKB = 913.45% dari total KKC = 0% dari total KKD =0.08% dari total KK
Sistem:A = 0.35% dari total KKB = 10.70% dari total KKC = 0% dari total KKD = 0% dari total KK
Sistem:A = 0% dari total KKB = 4.27% dari total KKC = 0% dari total KKD = 0.24% dari total KK
Ds. Seteluk Tengah
Ds. Tongo
UP
T. T
ongo
SP
2
PETA CAKUPAN & SISTEMLAYANAN AIR LIMBAH
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 52
Pada Peta 2.5 terlihat bahwa ada 3 Kecamatan yang bebas BABs
yaitu Kecamatan Maluk, Kecamatan Jereweh, dan Kecamatan Brang Ene,
sedangkan Kecamatan Poto Tano memiliki tingkat BABs tertinggi
diantara Kecamtan yang lain yaitu sebesar 1.05%. Kecamatan Taliwang
sebesar 36.55% telah menggunakan system onsite tertinggi, sedangkan
Kecamatan Poto Tano merupakan Kecamatan terendah yang
menggunakan system onsite yaitu sebesar 7.16%. Ada 3 Kecamatan yang
menggunakan system komunal dalam pengolahan air limbahnya yaitu
Kecamatan Taliwang, Kecamatan Brang Ene dan Kecamatan Seteluk,
secara berturut – turut sebesar 0.577%, 0.24% dan 0.08%.
2.3.1.2. Kelembagaan dan Peraturan
Di Kabupaten Sumbawa Barat pengelolaan air limbah domestik menjadi
tupoksi lintas SKPD yang mana secara teknis menjadi kewenangan Dinas
Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya dibawah kepala seksi air minum
dan limbah. Institusi pemerintahan yaitu Dinas Pekerjaan Umum Bidang
Cipta Karya berperan sebagai Penyedia Sarana dan Prasarana. Upaya-
upaya preventif dan promotif menjadi bagian penting yang tidak
terpisahkan dari rangkaian kegiatan pengelolaan air limbah domestik
sehingga peran dari Dinas Kesehatan juga sangat penting.
Ditingkat masyarakat dan swasta belum ada upaya yang terfokus
terhadap sistem pengelolaan air limbah domestik yang memenuhi standar
pelayanan penyehatan lingkungan. Dengan kedudukan kelembagaan
yang masih lemah baik ditingkat masyarakat, swasta dan pemerintah
maka upaya pencapaian target pengelolaan air limbah belum ada
langkah-langkah nyata, sehingga berpengaruh pada belum tersedianya
perangkat peraturan terkait pengelolaan air limbah di tingkat daerahbaik
berupa Peraturan Daerah maupun Peraturan Bupati.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 53
2.3.2. Persampahan
2.3.2.1. Sistem dan Infrastruktur
Salah satu permasalahan utama yang sering menjadi isu
lingkungan yang utama adalah masalah sampah. Berbagai upaya telah
dilakukan pemerintah daerah Kabupaten Sumbawa Barat untuk
mengelola sampah agar tidak mengganggu kegiatan masyarakat.
Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa Barat menerapkan 2
(dua) sistem pengelolaan yaitu dengan sistem individual langsung dan
sistem individual tidak langsung. Sistem individual langsung yaitu
proses pengumpulan dan pengangkutan sampah dilakukan bersamaan.
Sampah dari tiap-tiap sumber akan diambil, dikumpulkan dan langsung
diangkut ke tempat pemerosesan atau ke tempat pembuangan akhir
sementara. Sistem individual tak langsung yaitu sebelum diangkut ke
tempat pemprosesan, atau ke tempat pembuangan akhir, sampah dari
masing-masing sumber akan dikumpulkan dahulu oleh sarana
pengumpul seperti roda tiga dan diangkut ke TPS. Dalam hal ini, TPS
dapat pula berfungsi sebagai lokasi pemerosesan skala kawasan guna
mengurangi jumlah sampah yang harus diangkut ke pemerosesan akhir.
Penanganan limbah padat/sampah di Kabupaten Sumbawa
Barat hanya menjangkau beberapa wilayah diantaranya yaitu Kecamatan
Taliwang, Kecamatan Brang Rea dan Kecamatan Seteluk yang ditangani
oleh Pemerintah Daerah, sedangkan untuk Kecamatan Sekongkang,
Kecamatan Maluk dan Kecamatan Jereweh ditangani oleh pihak swasta
yaitu PT. NNT. TPA Sekongkang hanya melayani untuk Kecamatan
Sekongkang, sedangkan TPA Pola Mata melayani Kecamatan Malukdan
Kecamatan Jereweh. Sumber sampah berasal dari pemukiman penduduk
(sampah domestik), rumah makan, pasar, pertokoan, taman, perkantoran,
rumah sakit/puskesmas dan fasilitas umum lainnya.
Berdasarkan hasil EHRA juga, pengelolaan persampahan di
Kabupaten Sumbawa Barat dilakukan dengan dikumpulkan dan dibuang
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 54
ke TPS oleh petugas pengelolaan sampah sebesar 42.40%, 16.80%
keluarga dari jumlah KK sampahnya dibuang ke
sungai/kali/laut/danau, sebesar 23.50% sampah dibakar dan sisanya
sebesar 17.33% dengan dibuang ke kebun, dikumpulkan oleh kolektor,
dibiarkan membusuk dan sebagian lagi tidak tahu.
TPA Batu Putih merupakan TPA yang dilengkapi oleh IPAL
(Instalasi Pengelolaan Air Limbah) yang bermanfaat untuk mengolah air
lindi yang berasal dari tumpukan sampah sehingga tidak mencemari
lingkungan di sekitarnya. Berdasarkan data instrumen profil Kabupaten
Sumbawa Barat tahun 2016 sebesar 42.76% (106 m³/hr) sampah terproses
di TPA Batu Putih, dan 57.24% (141.90 m³/hr) sampah domestik diolah
disumber (dibakar/ditimbun/dibuang ke sungai). TPA Sekongkang
menangani 34.28% (8.09 m³/hr), 12.36% (2.92 m³/hari) terproses oleh
bank sampah dan 53.35% (12.60 m³/hr) sampah domestik diolah
disumber. TPA Pola Mata menangani 50.60% (29.59 m³/hr), 14.82% (8.70
m³/hari) diproses oleh bank sampah, 34.51% (20.18 m³/hr) diolah
disumber. (Tabel 2.20. Timbulan Sampah Kabupaten dan Tabel 2.22. Cakupan
Layanan Persampahan Kabupaten)
Sampah yang terangkut ke TPA berasal dari sampah rumah
tangga, perkantoran, taman, pasar, rumah sakit dan lainnya. Alat
pengangkutan berupa 2 unit dump truk. Ada sebagian sampah
dikumpulkan menggunakan dengan roda tiga dan dibawa ke TPA,
sebagian lagi di TPS berupa container yang kemudian diangkut
menggunakan armroll menuju TPA Batu Putih.
Sarana dan prasarana persampahan yang dimiliki Pemda
setempat berupa roda tiga berjumlah 34 unit, container sebanyak 8 unit,
armroll sebanyak 2 unit. Prasarana untuk wilayah JMS terdiri dari 2 unit
dump truk bantuan PT. NNT, 1 unit dikelola oleh kecamatan dan 1 unit
dikelola oleh BUMDes Tongo, 2 unit dikelola oleh Kecamatan Maluk dan
BUMDes, 1 unit untuk Kecamatan Jereweh yang dikelola oleh BKAD
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 55
(Badan Koordinasi Antar Desa). (Tabel 2.21. Kondisi Sarana dan Prasarana
Pengelolaan Persampahan Kabupaten)
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 56
Tabel 2.19 : Diagram Sistem Sanitasi Sub Sektor Persampahan di Kabupaten Sumbawa Barat.
Produk Input (A)
User Interface
(B)
Pengumpulan
Setempat
(C)
Persampahan
Sementara (TPS)
(D)
Pengangkutan
(E)
(Semi) Pengolahan
Akhir Terpusat
(F)
Daur
Ulang/Pembuangan
Akhir
SAMPAH B3
ORGANIK
DAN
ANORGANIK
PASAR
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 57
Tabel 2.20 : Tabel Timbulan Sampah Kabupaten Sumbawa Barat
No Nama
Kecamatan
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Timbulan Sampah
Sampah Dikelola
Mandiri di Sumber
Sampah Terproses
3R
Sampah
Terangkut ke TPA
Sampah Tidak
Terproses Total
(%) (m³/hari) (%) (m³/hari) (%) (m³/hari) (%) (m³/hari) (%) (m³/hari)
TPA Sekongkang
1 Sekongkang 9,436 37.35 8.81 12.36 2.92 34.28 8.09 16.01 3.78 100 23.59
TPA Pola Mata
1 Jereweh 9,734 20.11 11.76 4.11 2.40 8.77 5.13 8.62 5.04 41.62 24.34
2 Maluk 13,655 4.04 2.36 10.78 6.30 41.83 24.46 1.73 1.01 58.38 34.14
Total 23,389.00 24.15 14.12 14.89 8.71 50.60 29.59 10.35 6.1 100 58.47
TPA Batu Putih
1 Taliwang 49,795 9.74 24.1 - - 36.31 90.00 4.17 10.3 50 124.49
2 Brang Ene 5,951 4.20 10.4 - - 0 - 1.80 4.5 6 14.88
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 58
3 Brang Rea 14,582 8.04 19.9 - - 3.23 8.00 3.44 8.5 15 36.46
4 Seteluk 18,001 10.45 25.9 - - 3.23 8.00 4.48 11.1 18 45.00
5 Poto Tano 10,829 7.64 19.0 - - 0 - 3.28 8.1 11 27.07
Total 99,158 40.07 99.33 42.76 106.00 17.17 42.57 100 247.90
Sumber: BLH KSB 2015, Lakmus, Instrumen Profil Sanitasi 2016 dan Analisa Pokja 2016
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 59
Tabel 2.21 : Kondisi Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan
N
o
Jenis Prasarana /
Sarana Satuan Jumlah Kapasitas
Ritasi/
Hari
Kondisi
Ket Baik
Rusak
Ringan
Rusak
Berat
1 Pengumpulan
Setempat
- Gerobak sampah unit - - - - - - -
- Motor sampah unit 39 1 m³ 2 x 34 - 5 BLH
- Pick up sampah unit - - - - - - -
2 Tempat
Penampungan
Sementara (TPS)
- Bak biasa unit 10 3 m³ - - - -
Kecama
tan
- Kontainer unit 29 6 m³ 1 x 8 - 21 BLH
- Transfer depo unit - - - - - -
- SPA (Stasiun
Peralihan
Antara)
unit - - - - - -
3 Pengangkutan
- Dump truck unit 3 8 m³ 1 x 2 - 1 BLH
- Dump truck unit 5 6 m³ 3x 5 - -
Kecama
tan
- Arm roll truck unit 5 6 m³ 2 x 2 - 3 BLH
- Compactor truck unit - - - - - -
4 Pengolahan
Sampah
- TPS 3R unit 1 - - - - -
- ITF unit - - - - - -
- Bank sampah unit 3 - - - - -
Kec.
Benete,
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 60
N
o
Jenis Prasarana /
Sarana Satuan Jumlah Kapasitas
Ritasi/
Hari
Kondisi
Ket Baik
Rusak
Ringan
Rusak
Berat
Sekong
kang
dan
Kel.
Menala
- Incinerator unit 1 - - - - -
Rumah
sakit
5 TPA/TPA Regional
- Lahan urug
saniter 1 - - 1 - -
- Lahan urug
terkendali - - - - - -
- Penimbunan
terbuka - - - - - -
- Luas total lahan
TPA Ha 5 - - - - -
TPA
Batu
Putih
- Luas total lahan
TPA Ha 1
TPA
Sekong
kang
- Luas total lahan
TPA Ha 3
TPA
Maluk
- Luas sel landfill Ha 0.98 - - - - -
TPA
Batu
putih
- Daya tampung
TPA
m³/har
i 106 - - - - -
TPA
Batu
putih
- Daya tampung m³/har 8.09 - - - - - TPA
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 61
N
o
Jenis Prasarana /
Sarana Satuan Jumlah Kapasitas
Ritasi/
Hari
Kondisi
Ket Baik
Rusak
Ringan
Rusak
Berat
TPA i Sekong
kang
- Daya tampung
TPA
m³/har
i 29.59 - - - - -
TPA
Maluk
6 Alat Berat - - - - - -
- Dozer unit 1 2 1 - -
- Backhoe
Loeder unit 1 - 2 - - 1
- Truk tanah unit - - - - - -
7 IPL (Instalasi
Pengolahan Lindi) unit 1
TPA
Batu
putih
Hasil pemeriksaan
lab (BOD & COD)
Efluen di inlet mg/l - - - - - -
Efluen di outlet mg/l - - - - - -
Sumber: BLH KSB 2015
Keterangan:
IPL : Instalasi Pengolahan Lindi
*) Beri keterangan mengenai umur dan lembaga pengelola
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 62
Tabel 2.22 : Tabel Cakupan Layanan Persampahan Kabupaten Sumbawa Barat
No Nama
Kecamatan
Jumlah
KK
Jumlah KK
dikelola
berbasis
masyarakat
dan mengelola
sampah dengan
sistem 3R
Cakupan
pengelolaan
berbasis
masyarakat dan
mengelola
sampah dengan
sistem 3R (%)
Jumlah KK
yang
mengelola
sampah
secara
mandiri di
sumber
Cakupan
yang
mengelola
sampah
secara
mandiri di
sumber (%)
Jumlah KK
layanan
tidak
langsung
(RT-TPS-
TPA)
Cakupan
layanan
secara tidak
langsung
(RT-TPS-
TPA) (%)
TPA Sekongkang
1 Sekongkang 2,359 292 12.36 1,259 53.35
809
34.28%
TPA Pola Mata
1 Jereweh 2,434 100 4.11 699 28.73 213 8.77%
2 Maluk 3,414 368 10.78 197 5.77 1,428 41.83%
TPA Batu Putih
1 Taliwang 12,449 - - 1,732 13.91 32,850 36.31%
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 63
2 Brang Ene 1,488 - - 89 6.00 - 0%
3 Brang Rea 3,646 - - 418 11.48% 2,920 3.23%
4 Seteluk 4,500 - - 672 14.93 2,920 3.23%
5 Poto Tano 2,707 - - 296 10.92 - 0%
Sumber: BLH KSB 2015, Instrumen Profil 2016 dan Analisa Pokja 2016
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 64
Peta 2.6 : Pemetaan Cakupan Layanan Persampahan
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT
LEGENDA :
Kec. Maluk
Kec. Taliwang
Kec. Seteluk
Kec. Poto Tano
Kec. Sekongkang
Kec. Jereweh
Kec. Brang Ene
Kec. Brang Rea
A = Pengelolaan Berbasis Masyarakat
B = Sampah Dikelola Mandiri
di Sumber
C = Layanan Tidak Langsung
(RT-TPS-TPA)
D = Sistem 3R
Ds. Meraran
Ds. T
ambak Sari
Ds. Kokarlian
Ds.
Teb
o
Ds. Kiantar
Ds.
Man
tar
Ds. Tuananga
Ds. P
oto Tano
Ds. Seteluk AtasDs. Tapir
Ds. Seran
Ds.
Rem
pe
Ds. Air Suning
Ds. Loka
Ds. Lamusung
Ds. Kelanir
Ds. Tepas Sepakat
Ds. Seloto
Kel. SampirDs. Batu Putih
Ds.Labuan
Kertasari
Ds. Banjar
Ds.Telaga
Bertong
Kel.Kuang
Kel.Dalam
Kel.Bugis
Kel.Arken
Ds.Tamekan
Ds.Sermong
Kel.Menala
Ds. Lalar liang
Ds.Labuan
Lalar
Ds. Bakat Monte
Ds. Moteng
Ds.Sapugara
Bree
Ds. Seminar Salit
Ds. BeruDs. Tepas
Ds. Lamuntet
Ds. Rarak Ronges
Ds. K
alimantong
Ds. Lampok
Ds. Mujahidin
Ds. M
anemeng
Ds. Mura
Ds. Mataiyang
Ds. Beru
Ds. Benete
Ds.BukitDamai
Ds.Mantun
Ds. MalukDs.
PasirPutih
Ds.DasanAnyar
Ds. G
oa
Ds. Belo
Ds. Sekongkang B
awah
Ds. Kemuning
Ds.Sekongkang Atas
Ds.
Ai K
angk
ung
Ds.
Tat
ar
Ds. Talonang
Sistem:A = 0% dari total KKB = 10.92% dari total KKC = 0% dari total KKD = 0% dari total KK
Sistem:A = 0% dari total KKB = 13.91% dari total KKC = 36.31% dari total KKD = 0% dari total KK
Sistem:A = 4.11% dari KKB = 28.73% dari KKC = 8.77% dari KKD = 4.11% dari KK
Sistem:A = 10.78% dari KKB = 5.77% dari KKC = 41.83% dari KKD = 10.78% dari KK
Sistem:A = 12.36% dari KKB = 53.35% dari KKC = 34.28% dari KKD = 12.36% dari KK
Sistem:A = 0% dari total KKB = 14.93% dari total KKC = 3.23% dari total KKD = 0% dari total KK
Sistem:A = 0.03% dari total KKB = 11.48% dari total KKC = 3.23% dari total KKD = 0% dari total KK
Sistem:A = 0% dari total KKB = 6% dari total KKC = 0% dari total KKD = 0% dari total KK
Ds. Seteluk Tengah
Ds. Tongo
UP
T. T
ongo
SP
2
PETA CAKUPAN & SISTEM
LAYANAN PERSAMPAHAN
Ds. Senayan
TPASEKONGKANG
TPA BATUPUTIH
TPAPOLA MATA
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 65
Pada Peta 2.6 terlihat bahwa Kecamatan Brang Ene dan
Kecamatan Brang Rea merupakan Kecamatan yang tidak terlayani untuk
TPA Batu Putih. Kecamatan Jereweh merupakan kecamatan dengan
persentase terendah dalam pengelolaan sampah di TPA dari 3 kecamatan
yang ditangani oleh pihak swasta yaitu sebesar 8.77%.
2.3.2.2. Kelembagaan dan Peraturan
Berdasarkan orientasi kerja dan kesepadanan tupoksi SKPD
maka pengelolaan sub sektor persampahan secara operasional berkaitan
langsung dengan Badan Lingkungan Hidup dan Bappeda lebih berperan
dalam perumusan kebijakan serta perencanaan secara makro.
Pengelolaan sub sektor persampahan tidak cukup hanya berorientasi
pada upaya-upaya penyediaan sarana dan prasarana serta penyelamatan
lingkungan tetapi juga sangat diintervensi oleh aspek penyehatan
lingkungan dan perilaku hidup masyarakat sehingga Dinas Kesehatan
dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga juga memegang peranan
penting terutama dalam tahap preventif dan promotif.
Merumuskan kebijaksanaan, program dan kegiatan
pembangunan daerah bidang Pengembangan Wilayah dan Sumber Daya
Air meliputi sumber daya alam dan lingkungan hidup, merupakan
tupoksi Bidang Pengembangan Wilayah dan Sumber Daya Air pada
Bappeda sehingga juga memiliki keterkaitan erat dengan pengelolaan sub
sektor persampahan. Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan pada Dinas Kesehatan adalah bidang berkaitan erat dengan
pengelolaan sub sektor persampahan. Dinas Kesehatan dan Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga menangani dibidang kurikulum
pendidikan tentang perilaku membuang sampah pada tempatnya dan
pemilahan sampah.
Sarana dan prasarana kebersihan serta pengelolaan dan
pemeliharaan persampahan ditangani oleh Bidang Kebersihan dan
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 66
aktivitasnya ditangani pada Dinas Lingkungan Hidup yang memiliki
keterkaitan erat dengan pengelolaan sub sektor persampahan. Hal
tersebut tergambar dari tupoksi yang diemban antara lain merumuskan
kebijakan operasional dibidang persampahan, melaksanakan pembinaan,
evaluasi implementasi program pencegahan dan pengendalian serta
pemulihan kualitas lingkungan. Tupoksi tersebut kemudian
menempatkan Dinas Lingkungan Hidup pada posisi regulator dan
melayani pengelolaan sub sektor persampahan.
2.3.3. Drainase
Sistem drainase perkotaan terdiri dari berbagai elemen yang
seringkali dioperasikan dan dikelola oleh berbagai institusi, baik di tingkat
nasional, provinsi maupun kebupaten/kota. Masing-masing institusi
seringkali menggunakan berbagai defenisi dan terminologi yang berbeda
untuk berbagai elemen dari sistem sungai dan drainase. Dalam bidang
Pekerjaan Umum sendiri, seringkali terminologi ini hanya menyebutkan
drainase utama dan minor. Sementara dari Pengelola Sumber Daya Air,
hampir semua drainase perkotaan diperlakukan sebagai drainase mikro.
Terlepas dari berbagai defenisi tersebut, pada dasarnya drainase
merupakan prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan
penerima air dan atau ke bangunan resapan buatan, baik yang sifatnya
primer, sekunder maupun tersier.
Secara umum, sistem drainase perkotaan dapat didefinisikan
sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi
dan/atau membuang kelebihan air dari suatu lingkungan, sehingga lahan
dapat difungsikan secara optimal. Bangunan sistem drainase terdiri dari
saluran penerima (interceptor drain), saluran pengumpul (collector drain),
saluran pembawa (conveyor drain), saluran induk (main drain), dan badan
air penerima (receiving waters). Fungsi saluran drainase perkotaan adalah
diantaranya yaitu mengeringkan bagian wilayah kota/lingkungan dari
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 67
genangan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif, mengalirkan air
permukaan kebadan air penerima terdekat secepatnya, mengendalikan
kelebihan air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk persediaan air
dan meresapkan air permukaan untuk menjaga kelestarian air tanah.
Berdasarkan fungsi pelayanan, sistem drainase perkotaan dibagi menjadi
tiga bagian yaitu:
a. Sistem drainase lokal, yang termasuk dalam sistem drainase lokal adalah
sistem saluran awal yang melayani suatu kawasan permukiman tertentu
seperti kompleks permukiman, areal pasar, perkantoran, areal industry
dan komersial. Sistim ini melayani area kurang dari 10 ha. Pengelolaan
sistem drainase lokal menjadi tanggung jawab masyarakat, pengembang
atau instansi lainya.
b. Sistem drainase utama, yang termasuk dalam sistem drainase utama
adalah saluran drainase primer, sekunder, dan tersier beserta bangunan
kelengkapannya yang melayani kepentingan sebagian besar warga
masyarakat. Pengelolaan sistem drainase utama merupakan tanggung
jawab pemerintah.
c. Pengendalian banjir (Flood Control) adalah sungai yang melintasi
wilayah kota yang berfungsi mengendalikan air sungai, sehingga tidak
mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kegiatan
kehidupan manusia. Pengelolaan pengendalian banjir merupakan
tanggung jawab pemerintah.
Berdasarkan fisiknya, sistim drainase terdiri atas saluran primer, sekunder,
dan tersier.
a. Sistem saluran primer adalah saluran utama yang menerima masukan
aliran dari saluran sekunder. Dimensi saluran ini relatif besar. Akhir
saluran primer adalah badan pemerima air.
b. Sistem saluran sekunder adalah saluran terbuka atau tertutup yang
berfungsi menerima aliran air dari saluran tersier dan limpasan air dari
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 68
permukaan sekitarnya, dan meneruskan air ke saluran primer. Dimensi
saluran tergantung pada debit yang dialirkan.
c. Sistem saluran tersier adalah saluran drainase yang menerima air dari
saluran drainase lokal.
Secara umum kondisi jaringan drainase perkotaan belum cukup
tersedia dengan layak, baik pada ruas jalan utama maupun di unit
lingkungan permukiman.
Secara struktur drainase di Kabupaten Sumbawa Barat pada
umumnya adalah pasangan batu, namun pemeliharaan yang kurang baik
sehingga pendangkalan terjadi dan banyaknya sampah yang menumpuk di
saluran mengakibatkan kurang lancarnya sistem pengaliran di dalam
saluran tersebut. Pada wilayah permukiman sering terjadi genangan air
hujan yang disebabkan jaringan drainase yang belum terkoneksi dengan
baik dan masih adanya jaringan yang belum permanen dan ada sebagian
wilayah yang di lintasi sungai-sungai besar yang biasanya terjadi luapan
air/banjir bandang akibat di hulu sungai terjadi hujan besar. Untuk lebih
jelasnya dapat dilhat pada Tabel 2.23. Lokasi Genangan dan Luas
Genangan.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 69
Tabel 2.23: Lokasi Area Genangan dan Perkiraan Luas Banjir
No Lokasi Genangan
Wilayah Genangan Infrastruktur*
Luas Ketinggian Lama Frekuensi Penyebab*** Jenis Keterangan**
Ha m Jam/hari Kali/tahun
1 Desa Sekongkang Bawah
4.04 0.5 1-2 2 Volume saluran eksisting belum
memadai
Sal. Sekunder
2 Desa Belo 17.40 0.5 1-2 2 Volume saluran eksisting belum
memadai Sal. Sekunder
3 Desa Goa 19.84 0.5 1-2 2 Volume saluran eksisting belum
memadai Sal. Sekunder
4 Desa Beru 2.82 0.5 1-2 2 Volume saluran eksisting belum
memadai Sal. Sekunder
5 Desa Maluk 4.39 0.5 1-2 3 Volume saluran eksisting belum
memadai Sal. Sekunder
6 Desa Bukit Damai
3.07 0.5 1-2 3 Volume saluran eksisting belum
memadai Sal. Sekunder
7 Desa Mantun 2.67 0.5 1-2 3 Volume saluran eksisting belum
memadai Sal. Sekunder
8 Desa Labuan Lalar
2.76 0.5 1-2 3 Volume saluran eksisting belum
memadai Sal. Sekunder
9 Kelurahan Kuang 2.79 0.5 1-2 3 Volume saluran eksisting belum
memadai Sal. Sekunder
10 Kelurahan Bugis 2.33 0.5 1-2 3 Volume saluran eksisting belum
memadai Sal. Sekunder
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 70
11 Kelurahn Dalam 2.66 0.5 1-2 3 Volume saluran eksisting belum
memadai Sal. Sekunder
12 Kelurahn Menala 2.29 0.5 1-2 3 Volume saluran eksisting belum
memadai Sal. Sekunder
13 Kelurahan Sampir
2.59 0.5 1-2 3 Volume saluran eksisting belum
memadai Sal. Sekunder
14 Desa Banjar 4.08 0.5 1-2 2 Volume saluran eksisting belum
memadai Sal. Sekunder
15 Kelurahan Arab Kenangan
0.03 0.5 1-2 3 Volume saluran eksisting belum
memadai Sal. Primer 1.4 km
16 Desa Manemeng 5.45 0.5 1-2 2 Volume saluran eksisting belum
memadai Sal. Sekunder
17 Desa Sapugara Bree
4.07 0.5 1-2 3 Volume saluran eksisting belum
memadai Sal. Sekunder
18 Desa Beru 6.25 0.5 1-2 3 Volume saluran eksisting belum
memadai Sal. Sekunder
19 Desa Tepas 2.34 0.5 1-2 3 Volume saluran eksisting belum
memadai Sal. Sekunder
20 Desa Seminar Salit
5.96 0.5 1-2 2 Volume saluran eksisting belum
memadai Sal. Sekunder
21 Desa Tepas Sepakat
4.30 0.5 1-2 3 Volume saluran eksisting belum
memadai Sal. Sekunder
22 Desa Rempe 5.12 0.5 1-2 2 Volume saluran eksisting belum
memadai Sal. Sekunder
23 Desa Seteluk Atas
7.87 0.5 1-2 3 Volume saluran eksisting belum
memadai Sal. Sekunder
24 Desa Seteluk Tengah
4.68 0.5 1-2 3 Volume saluran eksisting belum
memadai Sal. Sekunder
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 71
25 Desa Seran 1.30 0.5 1-2 2 Volume saluran eksisting belum
memadai Sal. Sekunder
26 Desa PotoTano 11.20 0.5 1-2 2 Volume saluran eksisting belum
memadai Sal. Sekunder
27 Desa Upt. Tambak Sari
3.27 0.5 1-2 2 Volume saluran eksisting belum
memadai Sal. Sekunder
Total 135.55
Sumber: DPU KSB 2016
Keterangan :
*) Infrastruktur dapat terdiri dari saluran drainase (primer dan sekunder) ataupun bangunan pelengkap. Infrastruktur yang
terdapat di dalam kawasan genangan.
**) Dapat berupa informasi terkait panjang saluran, kapasitas pompa, luas kolam retensi dll yang terdapat di dalam kawasan
genangan
***)
Merupakan indikasi penyebab dari timbulnya genangan. Indikasi penyebab dapat berasal dari dalam kawasan atau dapat berasal
dari luar kawasan namun masih dalam satu sistem drainase.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 72
Peta 2.7 : Peta Area Genangan Kabupaten Sumbawa Barat
Pada Peta 2.7 dapat diketahui bahwa luas genangan terbesar ada
di Desa Goa Kecamatan Jereweh sebesar 19.84 Ha, sedangkan luas
genangan terendah ada di Kecamatan Taliwang – Kelurahan Arab
Kenangan sebesar 0.03 Ha. Salah satu penyebab genangan yaitu volume
saluran existing belum memadai.
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT
LEGENDA :
Kec. Maluk
Kec. Taliwang
Kec. Seteluk
Kec. Poto Tano
Kec. Sekongkang
Kec. Jereweh
Kec. Brang Ene
Kec. Brang Rea
Ds. Meraran
Ds. Tam
bak Sari
Ds. Kokarlian
Ds.
Teb
o
Ds. Kiantar
Ds.
Man
tar
Ds. Tuananga
Ds. Poto Tano
Ds. Seteluk AtasDs. Tapir
Ds. Seran
Ds.
Rem
pe
Ds. Air Suning
Ds. Loka
Ds. Lamusung
Ds. Kelanir
Ds. Tepas Sepakat
Ds. Seloto
Kel. SampirDs. Batu Putih
Ds.Labuan
Kertasari
Ds. Banjar
Ds.Telaga
Bertong
Kel.Kuang
Kel.Dalam
Kel.Bugis
Kel.Arken
Ds.Tamekan
Ds.Sermong
Kel.Menala
Ds. Lalar liang
Ds.Labuan
Lalar
Ds. Bakat Monte
Ds. Moteng
Ds.Sapugara
Bree
Ds. Seminar Salit
Ds. BeruDs. Tepas
Ds. Lamuntet
Ds. Rarak Ronges
Ds. K
alimantong
Ds. Lampok
Ds. Mujahidin
Ds. M
anemeng
Ds. Mura
Ds. Mataiyang
Ds. Beru
Ds. Benete
Ds.Bukit
Damai
Ds.Mantun
Ds. MalukDs.
PasirPutih
Ds.DasanAnyar
Ds. G
oa
Ds. Belo
Ds. Sekongkang Baw
ah
Ds. Kemuning
Ds.Sekongkang Atas
Ds.
Ai K
angk
ung
Ds.
Tat
ar
Ds. Talonang
Kec. Poto Tano :- Ds. Poto Tano = 11.20 Ha
- Ds. Upt. Tambak Sari = 3.27 Ha
Kec. Taliwang:- Ds. Labuan Lalar = 2.76 Ha- Ds. Banjar = 4.08 Ha
- Kel. Kuang = 2.79 Ha- Kel. Bugis = 2.33 Ha
- Kel. Dalam = 2.66 Ha
- Kel. Menala = 2.29 Ha
- Kel. Sampir = 2.59 Ha
Kec. Jereweh :- Ds. Belo = 17.40 Ha- Ds. Goa = 19.84 Ha- Ds. Beru = 2.82 Ha
Kec. Maluk :- Ds. Maluk = 4.39 Ha
- Ds. Bukit Damai = 3.07 Ha- Ds. Mantun = 2.67 Ha
Kec. Sekongkang :- Ds. Sekongkang Bawah = 4.04 Ha
Kec. Seteluk :- Ds. Rempe = 5.12 Ha
- Ds. Seteluk Atas = 7.87 Ha- Ds. Seteluk Tengah = 4.68 Ha- Ds. Seran = 1.30 Ha
Kec. Brang Rea :- Ds. Sapugara Bree = 4.07 Ha- Ds. Beru = 6.25 Ha- Ds. Tepas = 2.34 Ha- Ds. Seminar Salit = 5.96 Ha- Ds. Tepas Sepakat = 4.30 Ha
Kec. Brang Ene :- Ds. Manemeng = 5.45 Ha
Ds. Seteluk Tengah
Ds. Tongo
UPT
. Ton
go S
P 2
PETA AREA GENANGAN
Ds. Senayan
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 73
Tabel 2.24 : Kondisi Sarana dan Prasarana Drainase Perkotaan di Kabupaten Sumbawa Barat
No Jenis Prasarana /
Sarana Satuan
Bentuk
Penampang
Saluran *
Dimensi Kondisi Frekuensi
Pemeliharaan
(kali/tahun) B** H*** Berfungsi
Tidak
Berfungsi
1 - Saluran Primer A m persegi 1.0 1.5 Ya - 1
- Saluran Sekunder
A1
m
- Saluran Sekunder
A2
m - - - - -
-
- Saluran Tersier A1 m
Bangunan Pelengkap - - - - -
- Rumah Pompa unit - - - - -
- Pintu Air unit - - - - -
- Kolam Retensi unit - - - - -
- Trash rack/
saringan sampah unit - - - - -
- S. Primer B m Persegi 0.7 0.7 Ya - 1
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 74
No Jenis Prasarana /
Sarana Satuan
Bentuk
Penampang
Saluran *
Dimensi Kondisi Frekuensi
Pemeliharaan
(kali/tahun) B** H*** Berfungsi
Tidak
Berfungsi
- Saluran Sekunder
B1 m -
- Saluran Tersier B1 m trapesium 0.3 0.5
Sebagian
berfungsi -
1
Bangunan
Pelengkap - - - - -
- Rumah Pompa unit - - - - -
- Pintu Air unit - - - - -
- Kolam Retensi unit - - - - -
- Trash
rack/saringan
sampah
unit - - - - -
Keterangan:
*) Bentuk penampang slauran : segi empat atau trapesium
**) Lebar dasar saluran.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 75
2.3.3.1.Kelembagaan dan Peraturan
Kondisi pengelolaan drainase perkotaan di Kabupaten Sumbawa
Barat saat ini dapat dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas
infrastruktur maupun aspek non infrastruktur. Dari segi kualitas maupun
kuantitas infrastruktur, masih belum menyentuh semua daerah
permukiman di Kabupaten Sumbawa Barat. Kegiatan pembangunan dan
pemeliharaan di Kabupaten Sumbawa Barat merupakan tanggung jawab
dari Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat yang dikelola oleh Dinas
Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya.
Sebagai salah satu utilitas suatu daerah/wilayah, drainase tentu
saja harus direncanakan dan dibangun sesuai dengan karakteristik dan
potensi yang dimiliki serta berkesesuaian dengan utilitas lain maupun
fungsi lahan yang ada. Berdasarkan hal tersebut maka eksistensi Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), memiliki intervensi yang
tidak kecil terutama karena sistem pengelolaan drainase harus dipandang
sebagai bagian dari sistem suatu wilayah, baik sarana prasarana fisik
maupun aspek non fisik lainnya.
Pembangunan dan pemeliharaan drainase perkotaan di
Kabupaten Sumbawa Barat lebih dibebankan kepada pemerintah daerah
dengan asumsi yang terbentuk di masyarakat bahwa masalah drainase
adalah kewajiban pemerintah membuat, sehingga sebagian masyarakat
tidak peduli dengan sistem drainase perkotaan.
2.4. Area Beresiko dan Permasalahan Mendesak Sanitasi
Penetapan area beresiko sanitasi per sektor dipandang sangat
penting oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat. Hal ini ditujukan
untuk menjadi bahan rujukan dan rekomendasi bagi pemerintah daerah
sebagai pengambil kebijakan dalam menentukan arah pembangunan.
Pembangunan dalam bidang sanitasi akan dilaksanakan oleh SKPD,
swasta, masyarakat maupun pihak lainnya dimasa yang akan datang dan
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 76
dapat mengacu pada prioritas pembangunan yaitu berdasarkan area
beresiko yang telah ditetapkan. Sehingga pembangunan sanitasi akan
lebih terarah dan berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan.
Proses penetapan area beresikoini merupakan proses klasifikasi
dan pemetaan wilayah kabupaten berdasarkan tingkat/derajat resiko
sanitasi yang dimiliki kawasan tersebut. Resiko dimaksud mencakup
resiko: penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan/atau
lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sanitasi dan
perilaku hidup bersih dan sehat. Dalam melakukan penilaian area
berisiko sanitasi, Pokja Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat
mengklasifikasikan berdasarkan nilai skoring grade 1 – 4, dengan rincian
sebagai berikut:
Skor 4 : Resiko Sangat Tinggi
Skor 3 : Resiko Tinggi
Skor 2 : Resiko Rendah
Skor 1 : Resiko Sangat Rendah
Hasil akhir penilaian area berisiko sanitasi merupakan
kesepakatan Pokja Sanitasi sesuai dengan indikator-indikator yang
ditetapkan berdasarkan skoring terhadap data sekunder, persepsi SKPD
terkait sektor sanitasi, hasil olah data survey EHRA, kepadatan
penduduk, jumlah penduduk, angka kemiskinan dan fungsi urban/rural.
Penentuan area berisiko sanitasi berdasarkan data sekunder
adalah kegiatan menilai dan memetakan tingkat risiko sebuah area
adminitrasi kelurahan berdasarkan data yang telah tersedia di SKPD dan
tersedia di sumber data lainnya. Data sekunder yang dimaksud adalah
data-data mengenai ketersediaan prasarana dan sarana air limbah,
persampahan, dan drainase serta data umum wilayah yang meliputi
populasi, luas wilayah, kepadatan penduduk, dan angka kemiskinan.
Penentuan area berisiko berdasarkan penilaian SKPD diberikan
berdasarkan pengamatan, pengetahuan praktis dan keahlian profesi yang
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 77
dimiliki individu anggota pokja sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat yang
mewakili SKPD terkait sanitasi dari Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum
Bidang Cipta Karya, Dinas Kesehatan, Badan Lingkungan Hidup,
BPMPDes dan Dikpora.
Penentuan area berisiko berdasarkan hasil studi EHRA adalah
kegiatan penilaian dan pemetaan tingkat risiko berdasarkan kondisi
sumber air, pencemaran karena air limbah domestik, pengelolaan
persampahan di tingkat rumah tangga, kondisi drainase, perilaku cuci
tangan pakai sabun, higiene jamban, penanganan air minum, dan buang
air besar sembarangan.
Area berisiko sanitasi diharapkan dapat menjadi sumber data
yang valid dalam pengambilan kebijakan terkait pembangunan sanitasi
di Kabupaten Sumbawa Barat. Dengan adanya data area berisiko sanitasi
dapat dijadikan pedoman dalam rangka perencanaan pembangunan
bidang sanitasi sehingga lebih tepat sasaran. Pada area beresiko 4 dan 3
tentulah yang akan menjadi prioritas utama untuk segera ditangani. Hal
ini bukan berarti area beresiko 2 dan 1 tidak akan menjadi prioritas,
namun untuk langkah awal yang perlu ditangani segera adalah wilayah
yang mempunyai tingkat resiko sangat tinggi dan resiko tinggi.
2.4.1. Air Limbah Domestik
Tabel 2.25 : Tabel Permasalahan Mendesak Air Limbah
No Permasalahan Mendesak
1. Aspek Teknis : Pengembangan sarana dan prasarana (user interface-
pengolahan awal-pengangkutan-pengolahan akhir-pembuanagn akhir)
serta Dokumen Perencanaan Teknis
User interface - Masyarakat yang BABs mencapai 2.31% (762
KK)
- Masyarakat menggunakan cubluk sebesar
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 78
17.60% (5,806 KK)
- Tangki septic individual sebesar 73.59%
(24,282 KK)
- Penggunaan jamban bersama sebesar 5.41%
(1,785 KK)
- Menggunakan IPAL komunal sebesar 1.09%
(360 KK)
- Adanya air limbah industri skala rumahan
yang dibuang langsung ke sungai
- Tidak ada pengangkutan hingga ke IPLT
2. Aspek Non Teknis : Pendanaan, kelembagaan, peraturan dan
perundang – undangan, peran serta masyarakat dan dunia
usaha/swasta
a. Kebijakan daerah
dan kelembagaan
- Kegiatan pengelolaan air limbah domestik
masih dilaksanakan secara spontan dan belum
terencana secara sistematis
b. Keuangan - Keterbatasan anggaran Pemerintah daerah
dalam pengelolaan air limbah
c. Keterlibatan
perilaku bisnis
- Masih rendahnya kepedulian institusi, pihak
swasta dan pengembang pemukiman dalam
pengelolaan air limbah
d. Masyarakat - Kurangnya SDM yang menangani pengelolaan
air limbah
Sumber: Data EHRA, Instrumen Profil danSSK KSB 2012
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 79
Gambar 2.8 : Peta Area Beresiko Air Limbah
PETA AREA BERISIKO AIRLIMBAH
Ds. Mujahidin
Ds. Seran
Kel.Dalam
Ds. Loka
Ds.
Ai
Ka
ng
ku
ng
Ds.DasanAnyar
Ds. Mura
Ds. M
anem
eng
Ds. Mataiyang
Ds. Bakat Monte
Ds. Lamuntet Ds. RarakRonges
Ds.Rempe
Ds.
Tongo
UPT
. Tongo SP 2
Ds. Belo
Ds. MalukDs.
PasirPutih
Ds. G
oa
Ds. Senayan
Ds.Kokarlian
Ds.
Teb
o
Ds. Air Suning
Ds. Kelanir Ds.Meraran
Ds. Tepas Sepakat
Ds.Moteng
Kel. Sampir
Kel.BugisDs. Banjar
Ds.Sermong
Kel.Arken
Ds.Tamekan
Ds. Seteluk Atas
Ds.Mantun
Ds. BeneteDs.
BukitDamai
Ds. Tapir
Ds.Sekongkang Atas
Ds. KemuningDs. S
ekon
gk
ang
Baw
ah
Ds. T
amb
ak
Sari
Ds. P
oto
Tan
o
Ds. Seteluk TengahDs.
Kiantar
Ds. Tuananga
Ds.Lalarliang
Kel.Kuang
Ds. Seminar Salit
Ds. LampokDs. K
aliman
ton
g
Ds.Lamusung
Ds.
Man
tar
Ds.Sapugara
Bree
Ds. TepasDs. Beru
Ds. Batu Putih
Ds.
Sel
oto
Ds.Telaga
Bertong
Ds.Labuan
Kertasari
Kel.Menala
Ds.Labuan
Lalar
Ds. Beru
Ds. Talonang
Ds. Tatar
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 80
Dari peta 2.8 terdapat 3 Kecamatan yang terdiri dari 8 desa yang memiliki
tingkat resiko sangat tinggi pada air limbahnya, sedangkan untuk resiko tinggi
terdapat 6 Kecamatan yang terdiri dari 12 desa/kelurahan.
Tabel 2.26 : Tabel Area Beresiko Sanitasi Air Limbah Domestik
No Area Berisiko
Wilayah Prioritas
Kecamatan Kelurahan/Desa
1 Resiko 4 Jereweh Goa
Dasan Anyar
Seteluk Lamusung
Poto Tano Sanayan
Kiantar
Upt. Tambak Sari
Tua Nanga
Kokarlian
2 Resiko 3 Taliwang Labuan lalar
Labuan kertasari
Menala
Seloto
Batu Putih
Brang Ene Mura
Manemeng
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 81
Brang Rea Sapugara Bree
Desa Beru
Seteluk Seteluk Tengah
Poto Tano Mantar
Poto tano
Sumber: Instrumen profil 2016
2.4.2. Persampahan
Tabel 2.7 : Tabel Permasalahan Mendesak Persampahan
No Permasalahan Mendesak
1. Aspek Teknis : Pengembangan sarana dan prasarana (user interface-
pengolahan awal-pengangkutan-pengolahan akhir-pembuanagn akhir)
serta Dokumen Perencanaan Teknis
User interface - Cakupan layanan pembuangan langsung ke
TPA Batu Putih sebesar 42.76% (38,690 m³/th)
- Cakupan layanan yang dikeloala sendiri
disumber (dibakar/ditimbun/dibuang ke
sungai) sebesar 57.24% (51,791.68 m³/th)
- Motor sampah 34 bh
- Bak biasa 10 unit dan container 8 bh
- Dump truck sebanyak 7 unit, armroll truck 2
unit
- Bank sampah sebanyak 3 unit
- Cakupan layanan pembuangan langsung ke
TPA Sekongkang dan Pola Mata sebesar 34.28%
(2,952 m³/th) dan 50.60% (10,800 m³/th)
- Sampah terproses oleh bank sampah di Kec.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 82
Sekongkang dan Kec. Maluk sebesar 12.36%
(292 KK) dan 14.89% (468 KK)
- Sampah dikelola mandiri di sumber untuk Kec.
Sekongkang dan Kec. Maluk serta Kec. Jereweh
secara berturut – turut yaitu 53.35% (4,594
m³/th) dan 34.51% (7,365 m³/th)
2. Aspek Non Teknis : Pendanaan, kelembagaan, peraturan dan perundang
– undangan, peran serta masyarakat dan dunia usaha/swasta
a. Kebijakan daerah
dan kelembagaan
- Perlu dibentuk UPTD Persampahan sehingga
sistem pengelolaannya dapat berjalan lebih baik
- Kelompok pengelola sampah dengan konsep 3R
masih kurang
- Rendahnya program – program pengembangan
dan pemasaran produk-produk hasil pengolahan
sampah
b. Keuangan - Pendanaan baik yang bersumber dari pemerintah
maupun pihak swasta tidak sebanding dalam
memaksimalkan cakupan persmpahan yang
aman terhadap lingkungan
- Anggaran APBD Kota terbatas untuk investasi
persampahan
- Belum ada anggaran sosialisasi sanitasi
lingkungan dilingkup persampahan langsung
pada masyarakat
c. c. Komunikasi - Minimnya penyuluhan dan sosialisasi tentang
persampahan
- Kurangnya publikasi dan kampanye tentang
pengelolaan sampah pada
d. Keterlibatan - Perlu adanya pihak swasta/perusahaan yang
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 83
perilaku bisnis melakukan operasional
e. Isu pemberdayaan
masyarakat, aspek
jender dan
kemiskinan
- Masih minimnya SDM pengelola persampahan
- Peran serta masyarakat masih rendah
- Kesadaran masyarakat terhadap kebersihan dan
pelestarian lingkungan rendah
Sumber: SSK 2012 dan Analisis Pokja 2016
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 84
Gambar 2.9 :Peta Area Beresiko Persampahan
PETA AREA BERISIKO
PERSAMPAHAN
Ds. Mujahidin
Ds.Lalarliang
Ds. Seran
Kel.Kuang
Kel.Dalam
Ds.
Ai
Kan
gk
un
g
Ds.DasanAnyar
Ds. Mura
Ds. M
anem
eng
Ds. Mataiyang
Ds. Seminar Salit
Ds. Bakat Monte
Ds. Lamuntet Ds. RarakRonges
Ds. Lampok
Ds.Rempe
Ds. Seteluk Tengah
Ds. K
aliman
ton
g
Ds.
Tongo
UPT
. Tongo SP 2
Ds. Belo
Ds. MalukDs.
PasirPutih
Ds. G
oa
Ds.Kokarlian
Ds. TuanangaD
s. T
ebo
Ds. Air Suning
Ds. Kelanir Ds.Meraran
Ds. TepasDs. Beru
Ds. Tepas Sepakat
Ds.Moteng
Ds. Batu Putih
Ds.
Sel
oto
Kel.Bugis
Ds.Telaga
Bertong
Ds. Banjar
Ds.Labuan
Kertasari
Ds.Sermong
Kel.Arken
Ds.Tamekan
Ds.Labuan
Lalar
Ds. Seteluk Atas
Ds. BeneteDs.
BukitDamai
Ds. Beru
Ds. Tapir
Ds.Sekongkang Atas
Ds. KemuningDs. Sek
on
gk
ang
Baw
ah
Ds. Tatar
Ds. P
oto
Tan
o
Ds. Senayan
Ds. T
amb
ak S
ari
Ds.Kiantar
Ds.
Ma
nta
r
Ds. Talonang
Kel. Sampir
Ds.Mantun
Ds.Sapugara
Bree
Kel.Menala
Ds. Loka
Ds.Lamusung
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT
LEGENDA :
4. Sangat Tinggi
3. Tinggi
2. Rendah
1. Sangat Rendah
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 85
Dari peta 2.9 terdapat 1 Kecamatan yang terdiri dari 1 desa yang memiliki
tingkat resiko sangat tinggi pada persampahannya, sedangkan untuk resiko
tinggi terdapat 4 Kecamatan yang terdiri dari 12 desa/kelurahan.
Tabel 2.28 : Tabel Area Beresiko Sanitasi Persampahan
No Area Berisiko
Wilayah Prioritas
Kecamatan Kelurahan/Desa
1 Resiko 4 Poto Tano Kokarlian
2 Resiko 3 Taliwang Labuan Kertasari
Lalar liang
Menala
Seloto
Tamekan
Telaga Bertong
Sermong
Brang Ene Mura
Brang Rea Sapugara Bree
Seminar Salit
Tepas
Poto Tano Senayan
Sumber: Instrumen Profil Sanitasi 2016
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 86
2.4.3. Drainase
No Permasalahan Mendesak
1. Aspek Teknis : Pengembangan sarana dan prasarana (user interface-
pengolahan awal-pengangkutan-pengolahan akhir-pembuanagn akhir)
serta Dokumen Perencanaan Teknis
Data yang ada Berdasarkan data EHRA, di Kabupaten Sumbawa
Barat 62.8% tidak pernah banjir, 19.10% pernah banjir
dalam setahun, 12.20% pernah banjir beberapa kali,
dan 4.80 % lainnya
User Interface: - Tumpukan sampah menyumbat di beberapa saluran
drainase
- Drainase masih berfungsi sebagai pembuangan air
limbah
- Saluran drainase bercampur dengan saluran limbah
domestic
- Data teknis dan kondisi saluran drainase belum
lengkap
- Saluran drainase perkotaan/drainase utama masih
belum memadai
- Sarana dan prasarana drainase kurang memadai
untuk menampung air hujan
62.819.1
12.2
1.3 4.5Tidak pernah
Sekali dalamsetahun
Beberapa kali dalam
Sekali atau beberapadalam sebulan
Tidak tahu
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 87
2. Aspek Non Teknis : Pendanaan, kelembagaan, peraturan dan
perundang – undangan, peran serta masyarakat dan dunia
usaha/swasta
a. Kebijakan
daerah dan
kelembagaan
- Belum disadarinya posisi penting Pokja Sanitasi
Kabupaten Sumbawa Barat oleh berbagai program,
proyek, donor, institusi bahwa Pokja merupakan
payung perencanaan dan koordinasi pembangunan
sanitasi.
b. Pendanaan - Rendahnya kemampuan pendanaan
- Kurangnya anggaran pemeliharaan fungsi drainase
c. Komunikasi - Tidak ada papan peringatan dan larangan
membuang sampah di saluran drainase
d. Isu
pemberdayaan
masyarakat,
aspek jender
dan
kemiskinan
- Rendahnya kesadaran masyarakat untuk menjaga
kebersihan dan tidak membuang sampah di saluran
drainase
- Minimnya kepedulian terhadap drainase
- Tingginya persentase penyakit yang diakibatkan
genangan
- Bertambahnya luas permukiman terbangun
sehingga kebutuhan ideal drainase terus bertambah
Sumber: SSK KSB 2012
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 88
Gambar 2.10 : Peta Area Beresiko Drainase Perkotaan
PETA AREA BERISIKO
DRAINASE
Ds. Bakat Monte
Ds. Lamuntet Ds. RarakRonges
Ds. P
oto
Tan
o
Ds.Rempe
UPT
. Tongo SP 2
Ds. T
amb
ak S
ari
Ds. Air Suning
Ds.Moteng
Ds.Tamekan
Ds. Tapir
Ds. Talonang
Ds. Seran
Ds. Loka
Ds. Seteluk TengahDs.
Teb
o
Ds.Lamusung
Ds.
Man
tar
Ds.Kiantar
Ds. Tuananga
Ds. Tepas Sepakat
Ds. Mura
Ds. M
anem
eng
Ds. Kelanir Ds.Meraran
Ds. Banjar
Kel.Menala
Ds. Senayan
Kel.Kuang
Kel.Dalam
Ds.Telaga
Bertong
Kel. SampirDs. Batu Putih
Ds.Labuan
Kertasari
Ds.
Sel
oto
Ds.DasanAnyar
Ds.Labuan
Lalar
Ds. G
oa
Ds.Lalarliang Ds. Mujahidin
Ds.
Ai
Kan
gk
un
g
Ds. Seminar Salit
Ds.
Tongo
Ds. MalukDs.
PasirPutih
Ds.Mantun
Ds. BeneteDs.
BukitDamai
Ds. Beru
Ds.Sekongkang Atas
Ds. KemuningDs. Sek
on
gk
ang
Baw
ah
Ds. Tatar
Ds. K
aliman
ton
g
Ds. Belo
Ds. Lampok
Ds. Mataiyang
Ds.Sapugara
BreeKel.
Arken
Ds. Tepas
Ds.Sermong
Kel.Bugis
Ds. Beru
Ds. Seteluk Atas
Ds.Kokarlian
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 89
Dari peta 2.10 terdapat 4 Kecamatan yang terdiri dari 2 desa/kelurahan yang
memiliki tingkat resiko sangat tinggi terhadap genangan, sedangkan untuk
resiko tinggi terdapat 3 Kecamatan yang terdiri dari 3 desa/kelurahan.
Tabel 2.29 : Tabel Area Beresiko Sanitasi Drainase Perkotaan
No Area Berisiko
Wilayah Prioritas
Kecamatan Kelurahan/Desa
1 Resiko 4 Jereweh Belo
Beru
Taliwang Kuang
Bugis
Dalam
Menala
Sampir
Tamekan
Arab kenangan
Brang Rea Sapugara bree
Desa beru
Tepas
Seteluk Seteluk atas
Seteluk tengah
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 90
2 Resiko 3 Taliwang Banjar
Telaga bertong
Brang Rea Tepas sepakat
Seteluk Lamusung
Sumber: Instrumen Profil Sanitasi 2016
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 91
BAB III
KERANGKA PENGEMBANGAN
SANITASI
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kerangka pengembangan
sanitasi yang mencakup sub sektor yaitu air limbah, sampah dan drainase.
Dalam pembahasan bab ini mencakup visi dan misi sanitasi, tahapan
pengembangan sanitasi (system dan zona), tujuan dan sasaran sanitasi,
skenario pencapaian sasaran, dan kemampuan pendanaan sanitasi daerah.
Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana
Kabupaten Sumbawa Barat harus dibawa dan berkarya agar konsisten dan
dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif.
Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi berfungsi sebagai pemersatu
gerak, langkah dan tindakan nyata bagi segenap komponen penyelenggara
pemerintahan tanpa mengabaikan mandat yang diberikannya.
Visi dan Misi dasar Kabupaten Sumbawa Barat telah dengan jelas
dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD), dari sinilah kerangka kerja sektor sanitasi diambil dan
dikembangkan menurut potensi dan isu strategis serta permasalahan
mendesak yang pada saat ini dengan memperhatikan situasi dan kondisi
Kabupaten Sumbawa Barat yang dihadapi dalam 5 tahun mendatang tahun
2016-2020. Gambaran nyata tentang visi dan misi juga dituangkan ke dalam
tujuan dan sasaran merujuk pada arah kebijakan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2005-2025.
Tujuan dan sasaran juga mengalami pengayaan dengan mempertimbangkan
berbagai isu strategis dan kebijakan Kabupaten dan nasional.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 92
3.1.Visi Misi Sanitasi
Tabel 3.1. Visi dan Misi Sanitasi
Visi
Kabupaten
Sumbawa
Barat
2016-2025
Misi Kabupaten
Sumbawa Barat
2016-2025
Visi Sanitasi
Kabupaten
Sumbawa Barat
Misi Sanitasi
Kabupaten Sumbawa
Barat
Terwujudnya
perubahan
yang lebih baik
pada seluruh
bidang
kehidupan
masyarakat
Kabupaten
Sumbawa
Barat menuju
kabupaten
percontohan di
Propinsi Nusa
Tenggara Barat
dalam ridho
Allah
Mewujudkan
pemenuhan hak-hak
dasar masyarakat
dan pelayanan
publik yang
berkualitas dan
bermanfaat
Terwujudnya
Kabupaten
Sumbawa Barat
melalui
pembangunan
sanitasi secara
partisipatif
Misi Air Limbah
Domestik
1. Meningkatkan
cakupan sarana dan
prasarana air limbah
yang partisipatif
2. Meningkatkan
lingkungan sehat
dan bersih melalui
pengelolaan air
limbah (domestic
dan industry) yang
berwawasan
lingkungan
Misi Persampahan
Meningkatkan sarana
dan prasarana
pengelolaan
persampahan
Misi Drainase
Mengurangi areal
genangan di
Kabupaten Sumbawa
Barat
Sumber: RPJMD KSB 2016-2025
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 93
3.2. Pentahapan Pengembangan Sanitasi
Strategi layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan
Tujuan dan Sasaran pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian
Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat. Kabupaten Sumbawa Barat
merumuskan strategi layanan sanitasi didasarkan pada isu-isu
utama/strategis yang dihadapi pada saat ini.
Untuk mengetahui pentahapan pengembangan sanitasi, terlebih
dahulu dilakukan analisa dengan menggunakan instrumen yang sudah
ditentukan dari pusat yaitu instrument profil sanitasi. Analisa tersebut
menggunakan data mengenai kondisi extrim / daerah genangan rob, kondisi
CBD saat ini dan akan datang (sesuai RTRW), prioritas berdasarkan tingkat
area beresiko, tingkat layanan sanitasi, fungsi perkotaan, luas wilayah
terbangun dan estimasi kepadatan penduduk 5 th kedepan. Hasil input data
pada Instrumen profil sanitasi telah dapat diketahui sistem dan zona sanitasi
setiap desa/kelurahan.
3.2.1. Tahapan Pengembangan Sanitasi
A. Air Limbah
Pengelolaan prasarana dan sarana air limbah pada setiap daerah
mempunyai karakteristik yang berbeda, baik tingkat pelayanan, jenis dan
jumlah pelayanannya. Di dalam Review SSK Kabupaten Sumbawa Barat ini
telah dilakukan penentuan wilayah prioritas pengembangan sistem
pengelolaan air. Beberapa kriteria telah digunakan dalam penentuan
prioritas tersebut, yaitu: data kondisi ekstrem, wilayah CBD (Center of
Business Development) saat ini dan mendatang berdasarkan RTRW,
prioritas berdasarkan tingkat area beresiko resiko 3 dan 4 dan kondisi air
tanah, tingkat layanan sanitasi (air limbah), kepadatan penduduk,
klasifikasi wilayah (perkotaan atau perdesaan).
Berdasarkan kriteria tersebut melalui instrument profil sanitasi
dihasilkan pengelolaan air limbah dalam perencanaan pengembangan
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 94
system di Kabupaten Sumbawa Barat untuk Pengelolaan sanitasi sektor air
limbah dalam perencanaan jangka menengah (5 tahun). Dimana
pengelolaan air limbah domestik dapat dilakukan dengan 4 (empat) sistem
yaitu:
- Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (on-site system);
- Sistem Pengelolaan Air Limbah secara Komunal
- Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat kepadatan sedang (off site
kepadatan sedang)
- Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat skala kota (off-site system).
Dari sistem pengelolaan air limbah tersebut selanjutnya dapat
dibuatkan suatu peta yang menggambarkan kebutuhan sistem. Peta
tersebut terbagi dalam beberapa zonasi, dimana zona tersebut sekaligus
merupakan dasar bagi kabupaten dalam merencanakan pengembangan
jangka panjang pengelolaan air limbah Kabupaten Sumbawa Barat, yang
ujungnya adalah pengelolaan air limbah terpusat (off site system).
Di dalam Review SSK ini telah dilakukan penentuan wilayah
prioritas pengembangan sistem pengelolaan air limbah (on site maupun off
site) secara umum. Beberapa kriteria telah digunakan dalam penentuan
prioritas tersebut, yaitu: kepadatan penduduk, klasifikasi wilayah
(perkotaan), karakteristik tata guna lahan/ Center of Business Development
(CBD) (komersial atau rumah tangga), serta resiko kesehatan lingkungan.
Rencana pengembangan tersebut diilustrasikan sebagai berikut:
Zona 1 (SPAL Setempat Individual), merupakan area dengan tingkat
resiko rendah yang dapat diatasi dalam jangka pendek dengan
perubahan perilaku dan dilakukan dengan program-program pemicuan
(CLTS) maka pemilihan sistemnya adalah sistem komunal dengan
pilihan sanitasi setempat dengan skala rumah tangga (household based).
Tahapan penanganannya dengan kegiatan utama untuk perubahan
perilaku dan pemicuan. Zona ini mencakup 48 desa/kelurahan di 8
kecamatan, dalam peta zonasi diberi warna hijau (SPAL Setempat
Individual).
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 95
Zona 2 (SPAL Terpusat Skala Kawasan), merupakan area dengan
tingkat resiko tinggi yang dapat diatasi dalam jangka menengah
dengan perubahan perilaku dilakukan dengan program-program
pemicuan (CLTS) dan oleh karena merupakan daerah padat penduduk
maka pemilihan sistemnya adalah SPAL Terpusat Skala Kawasan).
Zona ini mencakup 3 desa yang tersebar di 3 kecamatan yaitu Desa
Sapugara Bree, Desa Maluk dan Desa Goa. Dalam peta zonasi sub
sector air limbah ini diberi warna merah muda (SPAL Terpusat
Kawasan).
Zona 3 (Sistem Komunal), merupakan area dengan tingkat resiko
sedang dan menengah yang dapat diatasi dalam jangka menengah
dengan perubahan perilaku dilakukan dengan program-program
pemicuan (CLTS) dan oleh karena merupakan daerah kurang padat
penduduk maka pemilihan sistemnya adalah sistem komunal. Zona ini
mencakup 8 desa/kelurahan yang tersebar di 8 kecamatan yaitu di
Desa Beru kec. Jereweh, Desa Dasan Anyar, Desa Bukit Damai, Desa
Mantun, Kelurahan Bugis, Kelurahan Telaag Bertong, Desa Beru Kec.
Brang Rea, Desa Tepas, Desa Seteluk Tengah, Desa Lamusung, Desa
Kiantar, Desa Tuananga dan Desa Kokarlian. Dalam peta zonasi sub
sector air limbah ini diberi warna biru (IPAL Komunal).
Peta Zona Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Sumbawa
Barat dapat dilihat pada peta 3.1. Dan dapat diketahui bahwa sebagian
besar zona dan sistem air limbah domestik didominasi sistem individual (48
desa/kelurahan) yang tersebar di hampir semua kecamatan.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 96
Peta 3.1. Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik
Ds. Loka
Ds. Seteluk Atas
Ds. Tapir
Ds. Kemuning
Ds.
Ai K
ang
kung
Ds.Sekongkang Atas
Ds. S
ekon
gkan
g Bawah D
s. Tongo
UPT
. Tongo SP 2
Ds. Talonang
Ds. Tatar
Ds.PasirPutih
Ds. Mujahidin
Ds.
Lalar
liang
Ds. Tepas Sepakat
Ds. Tepas
Ds.Dasan
Anyar
Ds. Mataiyang
Ds. Seminar Salit
Ds.
Batu
Putih
Ds.
LabuanKerta sari
Ds. Banjar
Ds.
LabuanLal ar
Ds. Beru
Ds. Kelanir Ds.
Meraran
Ds. Lampok
Ds.
Sel
oto
Ds.
Moteng
Ds.
Sermong
Ds. K
alima
ntong
Ds. Belo
Ds. SeranDs.La musung
Ds. Senayan
Ds. Bakat Monte
Ds. Lamuntet Ds. RarakRonges
Ds. T
amba
k Sari
Ds.
Man
tar
Ds.
Teb
o
Ds. Poto T
ano
Ds.
Rempe
Ds. Seteluk Tengah
Ds. Air Suning
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT
LEGENDA :
SPAL Setempat Individual
SPAL Terpusat Skala Kawasan
KomunalPETA TAHAPAN SISTEM AIR
LIMBAH
Ds. Maluk
Ds.Bukit
Damai
Ds. Benete
Ds.
MantunDs. Beru
Ds.
Kokarlian
Ds.
Kiantar
Ds. Tuananga
K el.
Men ala
K el.K uang
K el.
Dalam
K el.
Bugis
K el.
Arken
Ds. Mura
Ds. M
anem
engKel. Sampir
Ds.
SapugaraBree
Ds.Tamekan
Ds.
Telaga
Bertong
Ds. G
oa
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 97
Cakupan layanan eksisting dan target cakupan layanan air limbah
domestic Kabupaten Sumbawa Barat dapat dilihat pada tabel 3.2. sebagai
berikut :
Tabel 3.2. Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Sumbawa Barat
No Sistem Cakupan layanan
eksisting*
Target cakupan layanan*
Jangka pendek Jangka
menengah
Jangka
panjang
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
A Buang Air Besar Sembarangan (BABS)**
2.31% 0.50% 0% 0%
B
Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (Onsite)
1 Cubluk/tangki septik individual belum aman***
17.60% 12% 7% 0%
2 Tangki septik individual
73.59% 78% 85% 85%
3 Tangki septik komunal (≤ 10 KK)
0% 0% 0% 0%
4 Jamban bersama 5.41% 4% 1% 0%
C
Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL) Terpusat (Off-site)
1 Tangki septik komunal (≥ 10 KK)
0% 0% 0% 0%
3 IPAL komunal 1.09% 1% 3% 8%
4 IPAL kawasan 0% 4% 4% 7%
5 IPAL kota 0% 0% 0% 0%
Total 100% 100% 100% 100%
Sumber : Instrumen Profil dan Analisa Pokja 2016
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 98
Keterangan:
*) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem
dimaksud atas total penduduk. Untuk cakupan layanan eksisting (kolom c)
mengacu pada data yang telah dimasukkan dalam instrumen Profil Sanitasi.
**) Buang Air Besar di kebun, sawah, sungai dll.
***) Termasuk didalamnya adalah jamban yang tidak memiliki fasilitas
pengolahan (hanya lubang).
Dari tabel 3.2 dapat diketahui bahwa target cakupan layanan air
limbah untuk Buang Air Besar Sembarangan (BABs) sebesar 0.50%
tercapai pada jangka pendek, dengan kondisi eksisting BABs sebesar
2.31%. Pengelolaan sistem tangki septik individual meningkat.
B. Persampahan
Dengan klasifikasi daerah berdasarkan data tingkat kepadatan
suatu wilayah, dapat dianalisa sistem pengolahan sub sektor
persampahan dalam kategori tiga pilihan sistem seperti telah dijelaskan di
dibawah ini. Berdasarkan kriteria yang ada dalam Standar Pelayanan
Minimun (SPM), wilayah pengembangan pelayanan persampahan dapat
diidentifikasi. Terdapat 2 (dua) kriteria utama dalam penetapan prioritas
penanganan persampahan saat ini yaitu tata guna lahan/klasifikasi
wilayah (komersial /CBD, permukiman, fasilitas umum, terminal, dsb)
dan kepadatan penduduk. Hasil dari penentuan wilayah dan kebutuhan
pelayanan persampahan Kabupaten Sumbawa Barat terdapat 4 (empat)
zona yang dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Zona 1, merupakan area penanganan jangka menengah ke panjang,
umumnya berada diarea-area dengan kepadatan penduduk lebih kecil
25 orang/ha dan bukan fungsi pelayanan jasa dan perdagangan dengan
cakupan secukupnya. Pada zona ini, dikembangkan sistem penanganan
sampah dengan cakupan pelayanan minimal 70% dengan metode tidak
langsung (TPS-TPA). Pengolahan sampah yang berbasis rumah tangga
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 99
yang ditunjang dengan program sosialisasi pengolahan sampah yang
ramah lingkungan, dengan opsi teknologi penyediaan sarana
pengumpulan dan pengolahan sampah sementara. Zona ini meliputi 31
desa/kelurahan di 8 kecamatan dan pada peta diberi warna hijau.
Zona 2, merupakan area urban/rural kepadatan 25-100 orang /ha yang
penanganannya tidak langsung yaitu dari rumah ke tempat
penampungan setempat (TPS) dulu baru di angkut truk ke TPA, yang
dalam jangka waktu menengah harus terlayani 100% dengan system
layanan tidak langsung. Zona ini meliputi 27 desa/kelurahan di 8
kecamatan dan di peta diberi warna biru.
Zona 3, merupakan area pusat pelayanan dan kawasan permukiman
padat dan kawasan perdagangan (CBD) yang harus ditangani secara
jangka pendek dengan opsi pengembangan pelayanan persampahan
hingga 100% dengan metode pengumpulan langsung (RT-TPS-TPA)
serta pelayanan penyapuan jalan (street sweeper) dan pengolahan
sampah 3R pada lokasi-lokasi publik seperti pasar, pusat pertokoan,
dan terminal. Zona ini terdiri dari Kelurahan Kuang, Kelurahan Bugis,
Kelurahan Dalam, Kelurahan Menala, Kelurahan Sampir, Kelurahan
Telaga Bertong, dan Kelurahan Arab Kenangan, pada peta diberi warna
merah muda.
Peta Zona dan sistem Sanitasi persampahan Kabupaten Sumbawa
Barat dapat dilihat pada peta 3.2. Dan dapat diketahui bahwa zona 1
paling banyak yakni 31 desa/kelurahan yang tersebar luar wilayah
Kabupaten Sumbawa Barat.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 100
Peta 3.2. Tahapan Pengembangan Persampahan
Ds. Air Suning
Ds.
Selo
to
Ds. Banjar
Ds.
Ai K
ang
kung
Ds.
Tongo
UPT
. Tongo SP 2
Ds. Belo
Ds. MalukDs.
PasirPutih
Ds.Mantun
Ds. BeneteDs.
BukitDamai
Ds. Beru
Ds. Talonang
Ds.Sekongkang Atas
Ds. KemuningDs. S
ekon
gkan
g Bawah
Ds. Tatar
Ds. Mujahidin
Ds.
Lalar
liang
K el.K uang
K el.
Dalam
Ds.Dasan
Anyar
Ds. M
anem
eng
Ds. Mataiyang
Ds. Seminar Salit
Ds. Bakat Monte
Ds. K
alima
ntong
Ds. G
oa
Ds.Sapugara
Bree
Ds. Tepas
Ds. Beru
Ds. Tepas Sepakat
Ds.
Moteng
Kel. Sampir
K el.
Bugis
Ds.
Telaga
Bertong
K el.Men ala
Ds.Sermong
K el.
ArkenDs.
Tamekan
Ds.
Labuan
Lal ar
Ds. Seran
Ds. Loka
Ds. Mura
Ds. Lamuntet Ds. RarakRonges
Ds. Poto T
ano
Ds. Lampok
Ds.
Rempe
Ds. Seteluk Tengah
Ds. Senayan
Ds.
Kokarlian
Ds. T
amba
k Sari
Ds.
Kiantar
Ds. Tuananga
Ds.
Teb
o
Ds.La musung
Ds.
Man
tar
Ds. Kelanir Ds.Meraran
Ds. Batu Putih
Ds.Labuan
Kerta sari
Ds. Seteluk Atas
Ds. Tapir
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT
LEGENDA :
Area Kepadatan Rendah
25-100 orang/Ha
CBDPETA TAHAPAN SISTEM
PERSAMPAHAN
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 101
Untuk cakupan layanan eksisting dan target cakupan layanan
persampahan Kabupaten Sumbawa Barat disajikan pada Tabel 3.3 berikut
ini :
Tabel 3.3. Pengembangan Persampahan Kabupaten Sumbawa Barat
No Sistem Cakupan layanan existing*
Cakupan Layanan
Jangka pendek
Jangka menengah
Jangka panjang
1 Prosentase sampah yang terangkut ke TPA
43.54% 57% 70% 75%
2 Prosentasi sampah tereduksi melalui 3R
3.52% 7% 10% 20%
3 Prosentasi sampah dikelola mandiri oleh masyarakat di sumber*
37.05% 24% 10% 5%
4 Prosentasi sampah tidak terolah
15.88% 13% 10% 0%
Total 100% 100% 100% 100%
Sumber : Instrumen Profil dan Analisa Pokja Sanitasi 2016 Keterangan:
*) Cakupan layanan dapat didekati dengan prosentase sampah yang terkumpul dan
terangkut atau jumlah penduduk yang mendapatkan layanan dibagi total
penduduk administratif. Untuk cakupan layanan eksisting (kolom c) silakan
mengacu pada data yang telah dimasukkan dalam Instrumen Profil Sanitasi.
**) Dikelola mandiri oleh masyarakat atau belum terlayani adalah wilayah yang belum
mendapatkan pelayanan sampah yang terlembaga sehingga pengelolaan sampah
masih dilakukan sendiri oleh masyarakat (dikubur, dibakar dll) maupun dikelola
oleh KAM atau kelurahan.
Dari tabel 3.3 dapat diketahui bahwa target cakupan layanan
sampah yang terangkut ke TPA sebesar 57% tercapai pada jangka pendek,
dengan kondisi cakupan layanan eksisting sebesar 43.54%. Pengelolaan
sampah tereduksi melalui 3R akan ditangani dalam jangka pendek sebesar
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 102
7% sedangkan untuk sampah yang dikelola mandiri oleh masyarakat
disumber sebesar 24% dan sampah tidak terolah sebesar 13%.
C. Drainase
Drainase perkotaan adalah drainase di wilayah kota yang
berfungsi untuk mengendalikan kelebihan air permukaan sehingga tidak
mengganggu masyarakat maupun pengguna jalan serta dapat
memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.
Pengelolaan sistem saluran drainase yang kurang memenuhi
syarat merupakan salah satu penyebab utama terjadinya banjir, selain
karena faktor manusia dan alam. Banyak sistem desain drainase
permukaan yang dibangun tersebut tidak terawat dengan baik, tidak
dirawat secara berkala yang membuat saluran drainase tersebut tidak
berfungsi secara optimal, juga banyaknya kondisi yang sangat
membutuhkan saluran drainase namun saluran drainase masih belum
terbangun.
Sistem drainase adalah sistem buangan air hujan dalam suatu
wilayah sedemikian rupa sehingga tidak terjadi genangan yang dapat
menyebabkan banjir. Sistem drainase dibuat sedemikian rupa dengan
menggunakan prinsip gravitasi bumi untuk mengalirkan air dari tempat
yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Persoalan lancar atau
tidaknya suatu sistem drainase menjadi sangat berarti dalam suatu
lingkungan perkotaan, khususnya dilingkungan padat terutama di areal-
areal pusat aktifitas kegiatan manusia.Titik kunci dari perencanaan sistem
jaringan drainase ini adalah lancar tidaknya aliran air hujan yang
mengalir di permukaan tanah.
Dalam penanganan drainase perlu memperhatikan berbagai
faktor yang dapat menimbulkan permasalahan, salah satunya berupa
masalah genangan air. Ada beberapa kawasan di Kabupaten Mojokerto
terjadi masalah genangan air yang pada umumnya disebabkan antara lain
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 103
karena prioritas penanganan drainase kurang mendapat perhatian,
kurangnya kesadaran bahwa pemecahan masalah genangan harus melihat
pada sistem jaringan saluran secara keseluruhan yang mengakibatkan
hambatan (back-water) dan beban saluran dari hulunya, tidak menyadari
bahwa sistem drainase kawasan harus terpadu dengan sistem badan air
regionalnya (system flood control), kurang menyadari bahwa
pemeliharaan (pembersihan dan perbaikan) saluran merupakan pekerjaan
rutin yang sangat penting untuk menurunkan resiko genangan, belum
optimalnya koordinasi antara pihak terkait agar sistem pengaliran air
hujan dapat berjalan dengan baik.
Penanganan drainase perlu memperhatikan fungsi drainase
perkotaan sebagai prasarana kota yang dilandaskan pada konsep drainase
yang berwawasan lingkungan. Berlainan dengan paradigma lama yang
prinsipnya mengalirkan limpasan air hujan ke badan air penerima
secepatnya, tetapi prinsipnya agar air hujan yang jatuh ditahan dulu agar
lebih banyak yang meresap ke dalam tanah melalui bangunan resapan
buatan/alamiah seperti kolam tandon, waduk lapangan, sumur-sumur
resapan, penataan lansekap dan lain-lain.
Dalam menentukan wilayah pengembangan saluran drainase
yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayah di tingkat
kecamatan sampai dengan kelurahan/desa, maka perlu disusun prioritas
pengembangan sistem drainase. Penentuan daerah prioritas ini disusun
berdasarkan kriteria seleksi yang mengacu ke SPM, yaitu kepadatan
penduduk, tata guna lahan (perdagangan, jasa, maupun permukiman),
daerah genangan air hujan, serta tingkat resiko kesehatan.
Perencanaan penanganan ke depan dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Zona 1, (Jangka Pendek) merupakan area dengan tingkat resiko yang
relatif besar yang dapat diatasi dalam jangka pendek mencakup 37
desa/kelurahan yang tersebar di 8 kecamatan.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 104
Zona 2, (Jangka Menengah) merupakan area dengan tingkat resiko
menengah yang dapat diatasi dalam jangka menengah dan panjang
terdiri dari Desa Goa, Desa Labuan Lalar, Desa Labuan Kertasari, Desa
Seloto, Desa Banjar, Desa Batu Putih, Kelurahan telaga Bertong, Desa
tepas Sepakat, Desa Lamusung, Desa Seran, Desa Kiantar, Desa Poto
Tano, Desa Upt. Tambak Sari, Desa Tua Nanga, dan Desa Kokarlian.
Zona 3, (Jangka Panjang) merupakan area dengan tingkat resiko relatif
kecil yang dapat diatasi dalam jangka panjang mencakup 13
desa/kelurahan yang tersebar di 8 kecamatan.
Berdasarkan hal diatas, maka dalam penentuan SSK ini dapat
ditentukan wilayah pengelolaan drainase. Beberapa kriteria telah
digunakan dalam penentuan prioritas tersebut, yaitu: wilayah komersial
(CBD), kepadatan penduduk, banjir tahunan dan resiko kesehatan
lingkungan dan hasil analisa instrumen profil sanitasi dapat di sajikan
dalam peta 3.3 dan dapat dijelaskan sebagai berikut :
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 105
Peta 3.3. Tahapan Pengembangan Drainase Perkotaan
Ds. Tepas Sepakat
Ds. Seran
Ds. Loka
Ds. Poto T
ano
Ds. T
amba
k Sari
Ds. Tuananga
Ds.
Teb
o
Ds.
Man
tar
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT
LEGENDA :
Jangka Panjang
Jangka Menengah
Jangka PendekPETA TAHAPAN SISTEM
DRAINASE
Ds.Kokarlian
Ds.Kiantar
UPT
. Tongo SP 2
Ds. Talonang
Ds.
Ai K
ang
kung
Ds.
Tongo
Ds.Sekongkang Atas
Ds. KemuningDs. S
ekon
gkan
g Bawah
Ds. Tatar
Ds. Beru
Ds. Belo
Ds.
Sel
oto
Ds.
Lalarliang
Ds. Bakat Monte
Ds.
Moteng
Ds.
TelagaBertong
Ds. Mura
Ds. Lamuntet Ds. RarakRonges
Ds. Senayan
Ds.PasirPutih
Ds.Mantun
Ds.Bukit
Damai
Ds. Maluk
Ds. Benete
Ds.DasanAnyar
Ds. G
oa
Ds. Seminar Salit
Ds.Labuan
Lal ar
Ds.Labuan
Kerta sari
K el.
Arken
Ds. BanjarK el.
K uang
Kel. Sampir
K el.Bugis
K el.
Men ala
Ds.Tamekan
Ds. Batu PutihK el.
Dalam
Ds.
Sermong
Ds. M
anem
eng
Ds.Sapugara
Bree
Ds. Tepas
Ds. Beru
Ds. Lampok
Ds. Mujahidin
Ds. Mataiyang
Ds. K
alima
ntongDs. Air Suning
Ds.Rempe
Ds. Tapir
Ds. Kelanir Ds.Meraran
Ds. Seteluk Tengah
Ds.La musung
Ds. Seteluk Atas
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 106
Dari Peta 3.3 dapat diketahui bahwa ada 21 desa dan 6 kelurahan
yang memiliki resiko banjir di Kabupaten Sumbawa Barat.
Tabel 3.4. Pengembangan Drainase Perkotaan Kabupaten Sumbawa Barat
No Titik genangan di
area permukiman
Luas genangan
dan existing di
area permukiman
(Ha)
Pengurangan luas genangan (%)
Jangka
Pendek
Jangka
Menengah
Jangka
Panjang
1 Desa Sekongkang Bawah
4.04 3%
2 Desa Belo 17.40 13%
3 Desa Goa 19.84 15%
4 Desa Beru 2.82 2%
5 Desa Maluk 4.39 3%
6 Desa Bukit Damai 3.07 2%
7 Desa Mantun 2.67 2%
8 Desa Labuan Lalar 2.76 2%
9 Kelurahan Kuang 2.79 2%
10 Kelurahan Bugis 2.33 2%
11 Kelurahn Dalam 2.66 2%
12 Kelurahn Menala 2.29 2%
13 Kelurahan Sampir 2.59 2%
14 Desa Banjar 4.08 3%
15 Kelurahan Arab Kenangan
0.03 0%
16 Desa Manemeng 5.45 4%
17 Desa Sapugara Bree 4.07 3%
18 Desa Beru 6.25 5%
19 Desa Tepas 2.34 2%
20 Desa Seminar Salit 5.96 4%
21 Desa Tepas Sepakat 4.30 3%
22 Desa Rempe 5.12 4%
23 Desa Seteluk Atas 7.87 6%
24 Desa Seteluk Tengah 4.68 3%
25 Desa Seran 1.30 1%
26 Desa PotoTano 11.20 8%
27 Desa Upt. Tambak Sari
3.27 2%
TOTAL 135.55 100% 0% 0% Sumber : DPU KSB dan Analisa POKJA Sanitasi 2016
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 107
Dari tabel 3.4 dapat diketahui bahwa luas genangan yang akan
tertangani padaa tahun 2021 sebesar 0%, ini berarti pada tahun tersebut
tidak ada desa/kelurahan yang mengalami genangan atau bebas
genangan.
3.2.2. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Sanitasi
Pada Tujuan dan Sasaran pembangunan sanitasi, sudah
diidentifikasi sebelumnya isu-isu strategis dan kemungkinan hambatan,
serta telah berhasil merumuskan arah pengembangan sektor sanitasi kota.
Pada bagian ini akan dirumuskan strategi pembangunan sanitasi yang
mencakup semua subsektor dan seluruh aspek. Strategi yang dirumuskan
ini akan menjadi salah satu dasar identifikasi awal penyusunan program
dan kegiatan.
Tujuan dan sasaran dirumuskan dari pengembangan Sanitasi kota
yang sudah disetujui oleh Pokja dan Tim Pengarah. Tujuan dan sasaran
tersebut harus mampu memberi arahan serta koridor untuk penetapan
sistem dan zona sanitasi, termasuk tingkat layanan sanitasi. Tujuan dan
sasaran disusun dengan memperhatikan kaidah SMART (specific,
measurable, attainable, realistic dantime-bound), yakni khas, dapat
diukur, bisa diwujudkan, realistik, dan terikat pada kurun waktu.
Sedangkan tahap pencapaian mengikuti periode perencanaan, meliputi
periode perencanaan jangka pendek, jangka menengah dan perencanaan
jangka panjang. Tujuan, Sasaran dan Arah Pentahapan Pembangunan
Sanitasi di Kabupaten Sumbawa Barat akan mengacu kepada ketentuan
penataan ruang,struktur ruang dan pola ruang yang telah ditetapkan
kebijakannya.
Pada bagian ini juga akan dirumuskan Tujuan dan Sasaran
pembangunan sanitasi untuk 5 tahun kedepan (jangka
menengah).Penetapan tujuan dan sasaran mengacu pada kebijakan yang
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 108
telah ada sebelumnya baik kebijakan Nasional, Kebijakan Propinsi dan
Kebijakan Daerah dalam hal ini Daerah Kabupaten Sumbawa Barat.Serta
hasil dari analisis tahapan pengembangan sanitasi, dalam hal ini akan
menggunakan tabel Kerangka Kerja logis (KKL) untuk keperluan
merumuskan Tujuan dan Sasaran pembangunan sanitasi yaitu Tujuan dan
Sasaran pembangunan sanitasi baik Air Limbah Domestik,Persampahan
maupun Drainase.
A. Air Limbah
Berdasarkan pertimbangan kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman yang ada dalam berbagai aspek maka strategi teknis yang
diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan sub sektor air limbah
tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 3.5. Tabel Tujuan Sasaran pembangunan sanitasi air limbah domestik
Tujuan Sasaran Data Dasar
(1) (2) (3)
Meningkatkan jumlah penduduk yang terlayani sarana air limbah hingga 100% atau Universal Akses
Terwujudnya BABs tahun 2021
BABs sebesar 2.31%
Terwujudnya peningkatan jumlah cakupan layanan onn-site sesuai SPM tahun 2021
Cubluk sebesar 17.60%, tangki septic individual 73.59% dan jamban bersama 2.77%
Meningkatkan jumlah cakupan layanan pengelolaan air limbah komunal 7% tahun 2021
Cakupan layanan pengelolaan air limbah komunal sebesar 1.09%
Tersedianaya regulasi pengelolaan air limbah di tahun 2018
Tersusunnya Peraturan Daerah mengenai pengelolaan air limbah rumah tangga di Kabupaten Sumbawa Barat
Belum ada Perda tentang Air Limbah
Meningkatnya APBD Provinsi, APBN keterlibatan swasta dan lainnya dalam
Tersedianya APBD Provinsi, APBN, swasta dan lainnya dalam penganggaran
Rendahnya pendanaan sanitasi di Kabupaten Sumbawa Barat
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 109
Tujuan Sasaran Data Dasar
(1) (2) (3)
penganggaran pengelolaan air limbah
pengelolaan air limbah secara proporsional
Meningkatnya kepedulian seluruh elemen pembangunan daerah terhadap pengelolaan air limbah
Terwujudnya kepedulian institusi, pihak swasta, dan masyarakat terhadap pengelolaan air limbah
Rendahnya kepedulian institusi, pihak swasta, dan masyarakat terhadap pengelolaan air limbah
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air limbah
Terwujudnya masyarakat yang lebih berperan aktif dalam pengelolaan air limbah
Masyarakat kurang berperan aktiv dalam pengelolaan air limbah
Meningkatnya SDM terhadap pengelolaan air limbah
Tersedianya SDM pengelolaan Air Limbah
SDM yang rendah dalam pengelolaan air limbah
Sumber : Instrumen Profil dan Analisa Pokja Sanitasi 2016
B. Persampahan
Berdasarkan pertimbangan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
yang ada dalam berbagai aspek maka strategi teknis yang diarahkan untuk
mencapai sasaran pembangunan sub sektor persampahan tersebut adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.6. Tabel Tujuan Sasaran pembangunan sanitasi persampahan.
Tujuan Sasaran Data Dasar
(1) (2) (3)
Meningkatnya cakupan layanan persampahan
Terwujudnya peningkatan cakupan layanan persampahan
- Cakupan layanan
pembuangan langsung
ke TPA Batu Putih
sebesar 42.76% (38,690
m³/th)
- Cakupan layanan
pembuangan langsung
ke TPA Sekongkang
dan Pola Mata sebesar
34.28% (2,952 m³/th)
dan 50.60% (10,800
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 110
Tujuan Sasaran Data Dasar
(1) (2) (3)
m³/th)
- Cakupan layanan yang
dikeloala sendiri
disumber
(dibakar/ditimbun/di
buang ke sungai)
sebesar 57.24%
(51,791.68 m³/th)
- Sampah dikelola
mandiri di sumber
untuk Kec.
Sekongkang dan Kec.
Maluk serta Kec.
Jereweh secara
berturut – turut yaitu
53.35% (4,594 m³/th)
dan 34.51% (7,365
m³/th)
Tersedianya sarana pengumpulan dan pengangkutan
- Motor sampah 34 bh,
dump truck sebanyak 7
unit, dan armroll truck
2 unit
- Bak biasa 10 unit dan
container 8 bh
Meningkatnya proses pemilahan persampahan skala rumah tangga di sumber
Tereduksinya sampah melalui pemilahan dan 3R
- Bank sampah sebanyak
3 unit
- Sampah terproses oleh
bank sampah di Kec.
Sekongkang dan Kec.
Maluk sebesar 12.36%
(292 KK) dan 14.89%
(468 KK)
- Sampah pada saat
pengangkutan tidak
terpilah
Meningkatnya fungsi TPA Terwujudnya perbaikan teknologi TPA
TPA yang ada di
Kecamatan Maluk dan
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 111
Tujuan Sasaran Data Dasar
(1) (2) (3)
Sekongkang
menggunakan open
dumping
Terwujudnya fungsi TPA secara optimal
Ketersedian sarana dan
prasarana TPA masih
minim
Meningkatnya sumber pendanaan baik Pusat, Provinsi, Satker,kabupaten dan swasta
Tersedianya sumber pendanaan dari Pusat, Provinsi, Satker, Kabupaten dan Swasta secara
berkelanjutan
- Pendanaan baik yang
bersumber dari
pemerintah maupun
pihak swasta tidak
sebanding dalam
memaksimalkan
cakupan persmpahan
yang aman terhadap
lingkungan
- Anggaran APBD Kota
terbatas untuk
investasi persampahan
- Anggaran operasional
dan pemeliharaan
tergolong rendah
- Belum ada anggaran
sosialisasi sanitasi
lingkungan dilingkup
persampahan langsung
pada masyarakat
Meningkatnya kepedulian institusi, masyarakat dan pihak swasta terhadap pengelolaan persampahan
Terwujudnya kepedulian institusi, masyarakat dan pihak swasta terhadap pengelolaan persampahan
- Rendahnya program –
program
pengembangan dan
pemasaran produk-
produk hasil
pengolahan sampah
- Minimnya penyuluhan
dan sosialisasi tentang
persampaha
- Kurangnya publikasi
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 112
Tujuan Sasaran Data Dasar
(1) (2) (3)
dan kampanye
tentang pengelolaan
sampah pada tempat-
tempat strategis
Meningkatnya keterlibatan pihak swasta dalam
pengelolaan persampahan
Terwujudnya keterlibatan pihak
swasta dalam pengelolaan persampahan
Perlu adanya pihak
swasta/perusahaan yang
melakukan operasional
pengolahan sampah
dengan mempermudah
proses perizinan
Meningkatnya pemahaman dan implementasi peraturan persampahan
Terwujudnya kesadaran masyarakat tentang peraturan pengeolaan persampahan
- Perda No. 4 tahun 2015
belum optimal
- Peran serta masyarakat
masih rendah
- Kesadaran masyarakat
terhadap kebersihan
dan pelestarian
lingkungan rendah
Meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelolaan persampahan
Terwujudnya sistem pengelolaan persampahan skala Kabupaten
Perlu dibentuk UPTD
Persampahan sehingga
sistim pengelolaannya
dapat berjalan lebih baik.
Terwujudnya sistem pengelolaan persampahan skala desa/kelurahan
Kelompok pengelola
sampah dengan konsep
3R masih kurang
Meningkatnya SDM
terhadap pengelolaan persampahan
Tersedianya SDM
pengelolaan persampahan
Masih minimnya SDM
pengelola persampahan
Sumber : Instrumen Profil dan Analisa Pokja Sanitasi 2016
C. Drainase
Berdasarkan pertimbangan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
yang ada dalam berbagai aspek maka strategi teknis yang diarahkan untuk
mencapai sasaran pembangunan sub sektor drainase tersebut adalah
sebagai berikut :
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 113
Tabel 3.7. Tabel Tujuan Sasaran pembangunan sanitasi drainase perkotaan.
Tujuan Sasaran Data Dasar
(1) (2) (3)
Mewujudkannya Iingkungan yang sehat dan bebas genangan/banjir di Kabupaten Sumbawa Barat
Terwujudnya bebas genangan pada tahun 2021
Luas genangan di Kabupaten Sumbawa Barat sebesar 135.55 ha
Meningkatnya sumber pendanaan baik Pusat, Provinsi, Satker,kabupaten dan swasta
Tersedianya sumber pendanaan dari Pusat, Provinsi, Satker, Kabupaten dan Swasta secara berkelanjutan
- Rendahnya kemampuan pendanaan
- Kurangnya anggaran pemeliharaan fungsi drainase
Meningkatnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam
pemeliharaan drainase
Terwujudnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam
pemeliharaan drainase
- Rendahnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan
dan tidak membuang sampah di saluran drainase
- Minimnya kepedulian terhadap drainase
- Drainase masih berfungsi sebagai pembuangan air limbah
- Tumpukan sampah menyumbat di beberapa saluran drainase
- Saluran drainase bercampur dengan saluran limbah domestic
- Tingginya persentase penyakit yang diakibatkan genangan
- Tidak ada papan peringatan dan larangan membuang sampah di saluran drainase
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 114
Tujuan Sasaran Data Dasar
(1) (2) (3)
Mengoptimalkannya fungsi saluran drainase
Terwujudnya saluran drainase yang berfungsi secara optimal
- Data teknis dan kondisi saluran drainase belum lengkap
- Saluran drainase perkotaan/drainase utama masih belum memadai
- Sarana dan prasarana drainase kurang memadai untuk menampung air hujan
- Bertambahnya luas permukiman terbangun sehingga kebutuhan ideal drainase terus bertambah
Sumber : Instrumen Profil dan Analisa Pokja Sanitasi 2016
3.2.3. Skenario Pencapaian Sasaran
Skenario pencapaian sasaran dalam pengelolaan air limbah, sebagai
salah satu rujukan adalah peraturan Menteri Pekerjaan Umum no.
16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan
Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman dalam rangka kesesuaian
percepatan pembangunan strategi sanitasi nasional. Di dalam pencapaian
tersebut telah ditentukan wilayah prioritas pengembangan sistem
pengelolaan air limbah secara umum dengan sistem on-site maupun
sistem off-site. Kriteria yang dipergunakan antara lain dalam penentuan
prioritas pengembangan tersebut antara lain: Kepadatan penduduk,
klasifikasi wilayah (urban high, urban medium, urban low, peri urban,
dan rural), karakteristik tata guna lahan/ Central of Business
Development (CBD) serta Resiko Kesehatan Lingkungan.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 115
Selanjutnya dari kriteria tersebut di atas kemudian dibuat suatu peta
layanan yang menggambarkan kebutuhan pilihan sistem pengelolaan air
limbah. Peta tersebut terbagi ke dalam beberapa zona, sekaligus sebagai
dasar pengembangan perencanan jangka panjang pengelolaan air limbah
Kabupaten Sumbawa Barat. Target pencapaian akses air limbah domestik
Kabupaten Sumbawa Barat pada tahun 2021 adalah 100% dimana
pengembangan sistem on-site sebesar 85% dan sistem off-site 15%.
Berdasarkan kriteria yang ada dalam Standar Pelayanan Minimum
(SPM), wilayah pengembangan pelayanan persampahan dapat
diidentifikasikan. Ada 2 (dua) kriteria utama dalam penetapan prioritas
penanganan persampahan saat ini yaitu; 1). Tata guna lahan/klasifikasi
wilayah : komersial/ Central of Business Development (CBD),
pemukiman, fasilitas umum, terminal, dsb; 2). Kepadatan penduduk.
Skenario pencapaian sasaran pengelolaan persampahan lebih fokus
kepada pengurangan volume sampah yang diangkut ke TPA dengan
dikembangkannya fasilitas reduksi sampah.
Lingkup area perencanaan saluran drainase merupakan wewenang
dan tanggung jawab kabupaten. Tetapi, keterkaitannya dengan sistem
yang lebih luas di atasnya maka dipandang perlu dintegrasikan dengan
Pemerintah Provinsi, Pusat, atau institusi yang bertanggung jawab atas
daerah aliran sungai (DAS) terkait. Pencapaian sasaran pada tahun 2021
berkurangnya area genangan hingga 0%. (Lihat Tabel 3.8. Skenario
Pencapaian Sasaran)
Tabel 3.8. Skenario Pencapaian Sasaran
Komponen
Tahun
(Existing 2016)
2017 2018 2019 2020 2021
Air Limbah Domestik 33% 47% 67% 87% 94% 100%
Persampahan 43.54% 50% 61% 70% 85% 100%
Drainase Perkotaan 100% 70% 55% 35% 15% 0% Sumber : Instrumen Profil dan Analisa Pokja Sanitasi 2016
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 116
Keterangan : - diambil dari tabel tahapan pengembangan sanitasi
Dari tabel 3.8 dapat diketahui bahwa sasaran sanitasi (air limbah,
persampahan dan drainase) diskenariokan akan tercapai 100% air limbah,
100% pelayanan persampahan, 0% genangan di tahun 2021.
3.3. Kemampuan Pendanaan Sanitasi Daerah
Sub bab ini berisikan hasil pemutakhiran atas hasil perhitungan
kemampuan pendanaan sanitasi untuk lima tahun kedepan (jangka
menengah). Faktor penting lain yang sangat menentukan penentuan
sistem dan cakupan pelayanan sanitasi adalah faktor pembiayaan yang
sangat tergantung pada kemampuan keuangan daerah. Bagian ini akan
menjadi dasar dalam penetapan skenario pembangunan sanitasi di
Kabupaten Sumbawa Barat. Untuk lebih lengkapnya perhitungan
pertumbuhan pendanaan APBD Kabupaten Sumbawa Barat untuk
Sanitasi bisa dilihat pada tabel 3.9. berikut.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 117
Tabel 3.9. Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Sumbawa Barat untuk Sanitasi.
No Uraian Belanja Sanitasi (Rp.) Rata-Rata
Pertumbuhan (%) 2012 2013 2014 2015 2016
1 Belanja Sanitasi (1.1+1.2+1.3)
5,016,434,500 4,629,928,515 6,066,057,328 6,710,040,800 9,366,697,800 18.38
1.1 Air Limbah Domestik 1,184,724,000 2,073,267,400 3,617,896,000 3,861,788,800 4,879,060,000
1.2 Sampah Domestik 2,487,275,500 2,184,756,115 1,009,561,328 991,902,000 1,539,952,800
1.3 Drainase Perkotaan 1,344,435,000 371,905,000 1,438,600,000 1,856,350,000 2,947,685,000
2 Dana Alokasi Khusus
(2.1+2.2+2.3) 1,344,024,000 2,236,241,000 3,438,796,000 3,406,728,800 4,029,650,000 34.38
2.1 DAK Sanitasi 1,025,574,000 1,941,241,000 3,438,796,000 3,406,728,800 4,029,650,000
2.2 DAK Lingkungan Hidup 318,450,000 295,000,000 0 0 0
2.3 DAK Perumahan dan Permukiman
0 0 0 0 0
3 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi
0 0 0 0 0
Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3)
3,672,410,500 2,393,687,515 2,627,261,328 3,303,312,000 5,337,047,800 15.56
Total Belanja Langsung 277,292,189,397 282,917,003,324 324,021,573,876 412,088,488,992 670,947,999,926 26.64
% APBD murni terhadap 1.32 0.85 0.81 0.80 0.80 1.34
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 118
No Uraian Belanja Sanitasi (Rp.) Rata-Rata
Pertumbuhan (%) 2012 2013 2014 2015 2016
Belanja Langsung
Komitmen Pendanaan APBD untuk pendanaan sanitasi ke depan (% terhadap belanja langsung ataupun penilaian nilai absolut)
3.00
Sumber : DPA SKPD, Laporan Realisasi Anggaran KSB dan Analisa Pokja Sanitasi 2016
Jika dilihat pembelanjaan Sanitasi yang bersumber dari APBD murni terhadap Bbelanja langsung trend porsinya
semakin menurun tiap tahunnya dari 1.32% pada tahun 2012 menjadi 0.8% pada tahun 2016 dengan rata-rata pertumbuhan
sebesar 1.34% yang jika di lihat dari nilai anggarannya yakni berkisar dari 277.2 M pada 2012 menjadi 670.9 M pada tahun
2016. Rata-rata pertumbuhan belanja APBD Murni untuk sanitasi sebesar 1.34% sedang untuk belanja langsung sebesar
8.25%.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 119
Tabel 3.10. Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi ke Depan.
No Uraian Perkiraan Belanja Murni Sanitasi (Rp)
Total Pendanaan 2017 2018 2019 2020 2021
1 Perkiraan Belanja Langsung
849,677,051,750 1,076,016,460,813 1,362,648,810,577 1,725,635,107,443 2,185,314,734,749 7,199,292,165,332
2 Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi
25,667,538,000 7,127,058,000 8,235,973,000 9,517,427,000 10,998,265,000 42,046,176,000
3 Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi
5,098,062,000 6,456,098,000 8,175,892,000 10,353,810,000 13,111,888,000 43,195,752,000
Sumber : DPA SKPD, Laporan Realisasi Anggaran KSB dan Analisa Pokja Sanitasi 2016
Dari tabel 3.10 dapat diketahui bahwa perkiraan besaran pendanaan setiap tahunnya mulai dari tahun 2012 hingga
tahun 2021 semakin meningkat, baik itu pada belanja langsung, APBD murni sanitasi maupun komitmen pendanaannya.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 120
Tabel 3.11. Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten untuk Operasional/Pemeliharaan Sanitasi
No Uraian Belanja Sanitasi (Rp) Pertumbuhan
rata-rata 2012 2013 2014 2015 2016
1 Belanja Sanitasi 2,487,275,500 2,184,756,115 1,009,561,328 991,902,000 1,839,952,800
1.1 Air Limbah Domestik 0 0 0 0 150,000,000
1.1.1 Biaya Operasional/pemeliharaan (justified)
0 0 0 0 150,000,000
1.2 Sampah Domestik 2,487,275,500 2,184,756,115 1,009,561,328 991,902,000 1,539,952,800 -3.11%
1.2.1 Biaya Operasional/pemeliharaan (justified)
2,487,275,500 2,184,756,115 1,009,561,328 991,902,000 1,539,952,800
1.3 Drainase Perkotaan 0 0 0 0 150,000,000
1.3.1 Biaya Operasional/pemeliharaan (justified)
0 0 0 0 150,000,000
Sumber : DPA SKPD dan Analisa Pokja Sanitasi 016
Dari tabel 3.11 dapat diketahui bahwa biaya operasionl dan pemeliharaan untuk air limbah dan darinase tiap
tahunnya dari tahun 2012 hingga 2015 tidak ada, hal ini disebabkan karena sarana dan prasarana yang dibangun pada air
limbah dikelola oleh masyarakat di lokasi pembangunan. Besarnya dan operasional dan pemeliharaan untuk persampahan
tidak menentu tiap tahunnya sehingga pertumbuhan rata – ratanya sebesar -3.11%.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 121
Tabel 3.12. Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten untuk Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun Hingga Tahun 2021
No Uraian Biaya Operasional/Pemeliharaan (Rp) Total
Pendanaan 2017 2018 2019 2020 2021
1 Belanja Sanitasi 1,925,000,000 1,925,000,000 1,925,000,000 1,925,000,000 1,925,000,000 9,625,000,000
1.1 Air Limbah Domestik 200,000,000 225,000,000 250,000,000 275,000,000 300,000,000 1,500,000,000
1.1 Biaya Operasional/pemeliharaan (justified)
300,000,000 300,000,000 300,000,000 300,000,000 300,000,000 1,500,000,000
1.2 Sampah Domestik 1,539,952,800 1,539,952,800 1,539,952,800 1,539,952,800 1,539,952,800 6,625,000,000
1.2 Biaya Operasional/pemeliharaan (justified)
1,325,000,000 1,325,000,000 1,325,000,000 1,325,000,000 1,325,000,000 6,625,000,000
1.3 Drainase Perkotaan 200,000,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000 1,500,000,000
1.3 Biaya Operasional/pemeliharaan (justified)
200,000,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000 1,500,000,000
Sumber : Analisa Pokja Sanitasi 2016
Dari tabel 3.12 dapat diketahui bahwa besarnya perkiraan pendanaan operasional dan pemeliharaan pada tahun
2016 untuk air limbah dan drainase telah dianggarkan di DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran) Dinas Pekerjaan Umum
sehingga dari pendanaan ini akan mengalami peningkatan setiap tahunya hingga tahun 2021. Untuk perkiraan pendanaan
operasional dan pemeliharaan untuk air limbah domestik, sampah domestik dan drainase perkotaan mengalami
peningkatan tiap tahunnya hingga tahun 2021 secara berturut – turut sebesar 1.5 M, 6.6 M, dan 1.5M.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 122
Tabel 3.13. Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten dalam Mendanai Program/Kegiatan Strategi Sanitasi Kota.
No Uraian Biaya Operasional/Pemeliharaan (Rp.) Total
Pendanaan 2017 2018 2019 2020 2021
1 Perkiraan Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan
1,925,000,000 1,925,000,000 1,925,000,000 1,925,000,000 1,925,000,000 9,625,000,000
2 Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi
25,667,538,000 7,127,058,000 8,235,973,000 9,517,427,000 10,998,265,000 61,546,261,000
3 Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi
5,098,062,000 6,456,098,000 8,175,892,000 10,353,810,000 13,111,888,000 43,195,750,000
4 Kemampuan Mendanai SSK (APBD Murni) (2-1)
23,742,538,000 5,202,058,000 6,310,973,000 7,592,427,000 9,073,265,000 51,921,261,000
5 Kemampuan Mendanai SSK (Komitmen) (3-1)
3,173,062,000 4,531,098,000 6,250,892,000 8,428,810,000 11,186,888,000 33,570,750,000
Sumber : DPA SKPD, Laporan Realisasi Anggaran KSB dan Analisa Pokja Sanitasi 2016
Dari tabel 3.13 dapat diketahui bahwa perkiraan kemampuan APBD Kabupaten Sumbawa Barat dalam mendanai
Program/Kegiatan Strategi Sanitasi setiap tahunnya mengalami penigkatan dari tahun sebelumnya.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 123
BAB IV
STRATEGI PENGEMBANGAN
SANITASI
Analisis lingkungan internal bertujuan untuk mengidentifikasi dan
menjelaskan berbagai faktor yang menjadi kekuatan (strength) dan kelemahan
(weakness), kajian internal pada hakekatnya merupakan analisis dan evaluasi atas
kondisi, kinerja dan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan strategi sektor
sanitasi. Sedangkan analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi
dan menjelaskan berbagai faktor yang menjadi peluang (Opportunity) dan tantangan
(Threat).
Pada dasarnya untuk mencapai tujuan setiap sektor sanitasi sebagaimana
yang telah direncanakan, perlu diketahui faktor-faktor kunci keberhasilan dan
strategi pelaksanaan. Untuk identifikasi faktor kunci keberhasilan dan perumusan
strategi ini digunakan anlisis SWOT. Analisis SWOT yang terdiri dari analisis
internal dan eksternal, digunakan untuk menentukan dan menganalisa strategi
dimaksud, karena faktor-faktor internal dan eksternal di dalam pembangunan
memiliki tingkat korelasi dan kombinasi yang tinggi untuk saling mempengaruhi
satu sama lainnya.
4.1. Air Limbah Domestik
Berdasarkan hasil analisa SWOT pengelolaan air limbah di Kabupaten
Sumbawa Barat, saat ini berada pada kuadran I (-2,5) yaitu pemeliharaan
selektif. Sehingga strategi yang dikembangan adalah Strategi WO Strategi W-O
(Mengatasi kelemahan untuk meraih peluang). Berikut ini posisi pengelolaan
air limbah Kabupaten Sumbawa Barat dalam analisa SWOT.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 124
Secara rinci strategi Sub bidang air limbah kabupaten Sumbawa Barat
diuraikan sebagai berikut:
Strategi 1: Peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah
Kondisi eksisting bahwa sarana dan prasarana air limbah di
terutama IPAL skala kawasan belum terdapat di Kabupaten
Sumbawa Barat, sehingga diperlukan adanya kebijakan dan strategi
melalui peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah.
Strategi ini diperlukan untuk mencapai tujuan meningkatkan jumlah
penduduk yang terlayani sarana air limbah hingga 100% atau
Universal Akses. Disamping itu, strategi ini diperlukan untuk
mencapai sasaran menurunkan angka BABs dari 2.31% menjadi
bebas BABs (0%) tahun 2021, meningkatkan jumlah cakupan layanan
onn-site sesuai SPM tahun 2021, dan meningkatkan jumlah cakupan
layanan pengelolaan air limbah komunal 7% tahun 2021.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 125
Strategi 2: Legalisasi Peraturan Daerah pengelolaan air limbah
Membuat payung hukum pengelolaan air limbah di Kabupaten
Sumbawa Barat dengan maksud memberikan dasar dan
pertimbangan pelaksanaan pengelolaan air limbah dalam
menentukan kebijakan dan sebagai dasar dalam melakukan kegiatan
di Kabupaten Sumbawa Barat. Tujuan dari strategi ini yaitu
tersedianaya regulasi pengelolaan air limbah di tahun 2018.
Sasarannya agar tersusunnya Peraturan Daerah mengenai
pengelolaan air limbah rumah tangga di Kabupaten Sumbawa Barat.
Strategi 3: Intensifikasi potensi investasi pengelolaan air limbah dari sumber
pendanaan
Strategi ini bertujuan meningkatnya APBD Provinsi, APBN
keterlibatan swasta dan lainnya dalam penganggaran pengelolaan air
limbah. Sasaran yang ingin dicapai dari strategi ini yaitu tersedianya
APBD Provinsi, APBN, swasta dan lainnya dalam penganggaran
pengelolaan air limbah secara proporsional.
Strategi 4 : Sosialisasi, edukasi dan advokasi pengelolaan air limbah pada
masyarakat dan institusi terkait
Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian seluruh
elemen pembangunan daerah terhadap pengelolaan air limbah
dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air
limbah agar terwujudnya kepedulian institusi, pihak swasta,
masyarakat terhadap pengelolaan air limbah dan lebih berperan
aktif dalam pengelolaan air limbah
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 126
Strategi 5 : Edukasi dan fasilitasi peningkatan SDM pengelolaan air limbah
Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan SDM terhadap
pengelolaan air limbah untuk mencapai sasaran agar tersedianya
SDM pengelolaan air limbah yang berkualitas.
4.2. Persampahan
Berdasarkan hasil analisa SWOT pengelolaan persampahan di
Kabupaten Sumbawa Barat, saat ini berada pada kuadran I ( -14, 6) yaitu
pemeliharaan selektif. Dengan berada pada posisi W-O, strategi yang akan
dikembangkan yaitu bagaimana mengatasi kelemahan untuk meraih peluang
yang ada. Dimana, membutuhkan strategi dan usaha-usaha yang lebih konkrit
dalam menangani persampahan di Kabupaten Sumbawa Barat.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 127
Secara rinci strateginya diuraikan sebagai berikut:
Strategi 1: Menyediakan sarana pengumpulan dan pengangkutan persampahan
Sarana pengumpulan dan pengangkutan yang dimiliki Pemda Kab.
Sumbawa Barat sangat minim sekali dibandingkan dengan cakupan
layanan yang harus ditangani. Sarana yang dimiliki antara lain:
motor sampah 34 bh, dump truck sebanyak 7 unit, dan armroll truck
2 unit, bak biasa 10 unit dan container 8 bh.
Sasaran yang ingin dicapai adalah agar tersedianya sarana
pengumpulan dan pengangkutan untuk mencapai tujuan
peningkatan cakupan layanan persampahan di Kabupaten Sumbawa
Barat.
Strategi 2 : Membangun sarana dan prasarana pemilahan dan 3R
Sampah terproses oleh bank sampah di Kec. Sekongkang dan Kec.
Maluk sebesar 12.36% (292 KK) dan 14.89% (468 KK). Hal ini jauh
dari tujuan yang ingin dicapai yaitu meningkatkan proses pemilahan
persampahan skala rumah tangga di sumber. Untuk mencapai tujuan
tersebut diperlukan strategi untuk mencapai sasaran yang
diinginkan. Sasaran yang dimaksud yaitu adar tereduksinya sampah
melalui pemilahan dan 3R.
Strategi 3 : Rekonstruksi TPA
Tujuannya adalah untuk meningkatkan fungsi TPA yang ada di Desa
Sekongkang Atas dan Desa Belo. TPA yang ada di kedua desa
tersebut masih mengunakan open dumping dalam proses
pengelolaan persampahannya. Sistem ini sudah tidak diperbolehkan
dalam pengelolaan sampah di TPA. Sasaran yang ingin dicapai oleh
Pemda Kab. Subawa Barat yaitu terwujudnya perbaikan teknologi
TPA.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 128
Strategi 4 : Revitalisasi fungsi TPA
Tujuannya adalah untuk meningkatkan fungsi TPA dengan sasaran
terwujudnya fungsi TPA secara optimal. Revitalisasi dibutuhkan
agar pengoperasian TPA lebih optimal dengan penambahan alat
berat sebagai alat pengoperasian di TPA.
Strategi 5 : Intensifikasi pendanaan yang bersumber dari Pusat, Provinsi, Satker,
Kabupaten dan Swasta
Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan sumber pendanaan baik
Pusat, Provinsi, Satker,kabupaten dan swasta. Sasaran dari strategi
ini adalah tersedianya sumber pendanaan dari Pusat, Provinsi,
Satker, Kabupaten dan Swasta secara berkelanjutan.
Strategi 6 : Edukasi tentang penguatan kelembagaan dalam memelihara
prasarana persampahan yang telah terbangun
Strategi ini bertujuan meningkatkan kepedulian institusi, masyarakat
dan pihak swasta terhadap pengelolaan persampahan. Sasaran dari
strategi ini adalah terwujudnya kepedulian institusi, masyarakat dan
pihak swasta terhadap pengelolaan persampahan.
Strategi 7 : Advokasi pihak swasta dalam pengelolaan persampahan
Strategi ini bertujuan meningkatkan keterlibatan pihak swasta dalam
pengelolaan persampahan. Sasaran dari strategi ini adalah
terwujudnya keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan
persampahan.
Strategi 8 : Revitalisasi dan advokasi peraturan persampahan
Strategi ini bertujuan meningkatkan pemahaman dan implementasi
peraturan persampahan. Sasaran dari strategi ini adalah Terwujudnya
kesadaran masyarakat tentang peraturan pengeolaan persampahan.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 129
Strategi 9 : Penguatan kelembagaan persampahan
Strategi ini bertujuan meningkatkan kapasitas kelembagaan
pengelolaan persampahan. Sasaran dari strategi ini adalah
terwujudnya sistem pengelolaan persampahan skala Kabupaten dan
skala desa/kelurahan.
Strategi 10 : Edukasi dan fasilitasi peningkatan SDM pengelolaan persampahan
Strategi ini bertujuan meningkatkan SDM terhadap pengelolaan
persampahan. Sasaran dari strategi ini adalah terwujudnya sistem
pengelolaan persampahan skala desa/kelurahan sedianya SDM
pengelolaan persampahan.
4.3. Drainase
Berdasarkan hasil analisa SWOT pengelolaan drainase di Kabupaten
Sumbawa Barat , saat ini berada pada kuadran III (-1,-3) yaitu ceruk. Sehingga
strategi yang dikembangan adalah Strategi W-T (menggunakan kelemahan
untuk mengatasi ancaman).
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 130
Secara rinci strateginya diuraikan sebagai berikut:
Strategi 1 : Perencanaan pembangunan dan pemeliharaan drainase
Terjadinya pendangkalan dan penyempitan jaringan drainase makro
akibat laju erosi permukaan dan sedimentasi yang berakibat penyusutan
penampungan air di saluran drainase dan kondisi konstruksi drainase
yang merupakan kontruksi bangunan lama sehingga ada beberapa
bangunan drainase yang sudah rusak menuntut pembangunan dan
pemeliharaan drainase secara rutin.
Strategi ini bertujuan untuk mewujudkannya lingkungan yang sehat dan
bebas genangan/banjir di Kabupaten Sumbawa Barat dan
mengoptimalkannya fungsi saluran drainase. Sasaran dari strategi ini
adalah terwujudnya bebas genangan pada tahun 2021 dan saluran
drainase yang berfungsi secara optimal.
Strategi 2: Intensifikasi pendanaan yang bersumber dari Pusat, Provinsi, Satker,
Kabupaten dan Swasta
Arahan pola dan tata ruang pengelolaan drainase, pada prinsipnya perlu
di implementasikan menjadi produk hukum dan perundang-undangan,
seperti kebijakan tentang pelarangan penggunaan pembangunan di atas
drainase, pembuangan sampah kedalam drainase, dan lalulintas
kendaraan berat yang dapat merusak struktur bangunan drainase dan
dengan adanya dokumen perencanaan drainase seperti master plan
drainase, sistem drainase menjadi sebuah satu kesatuan antara wilayah
pengunungan dan wilayah dataran rendah sehingga dapat
meningkatkan fungsi drainase untuk mengatasi genangan.
Strategi 3 :Sosialisasi, edukasi dan advokasi mengenai drainase pada masyarakat
dan institusi terkait
Strategi ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan partisipasi
masyarakat dalam pemeliharaan drainase. Sasaran dari strategi ini
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 131
adalah terwujudnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam
pemeliharaan drainase.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 132
BAB V
PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI
PENDANAAN SANITASI
5.1. Ringkasan
Berikut ini penjelasan mengenai rekapitulasi total anggaran yang
dibutuhkan untuk pembangunan sanitasi dalam jangka waktu 5 (lima) tahun
yaitu tahun 2017-2021, baik berdasarkan sumber anggaran (APBD
Kabupaten/Kota, APBD Provinsi, APBN, hibah, swasta/CSR dan masyarakat)
maupun jenis kegiatan (air limbah, persampahan, drainase).
Untuk rekapitulasi anggaran sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat
berdasarkan sumber anggaran (APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN,
hibah, swasta/CSR dan masyarakat) dapat dilihat pada Table 5.1. dan Tabel 5.2.
dibawah ini.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 133
Tabel 5.1.
Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi untuk 5 tahun
x Rp. Juta
No Uraian Pekerjaan Tahun Anggaran Total Anggaran 2017 2018 2019 2020 2021
1 Air Limbah Domestik 20,768 13,672 14,117 13,690 11,700 73,946
2 Persampahan 5,815 6,304 6,689 6,943 8,406 34,157
3 Drainase 2,950 3,879 3,618 4,887 3,595 18,930
Jumlah (a) 29,533 23,855 24,424 25,520 23,701 127,033
Perkiraan APBD Murni untuk sanitasi (b)
25,668 7,127 8,236 9,517 10,998 61,546
Perkiraan komitmen pendanaan sanitasi (c)
5,098 6,456 8,176 10,354 13,112 43,196
Gap 1 (a-b) 3,865 16,728 16,188 16,003 12,702 65,486
Gap 2 (a-c) 24,434 17,399 16,248 15,166 10,589 83,837 Sumber : Analisa Pokja Sanitasi 2016
Catatan: - Data tabel ini diambil dari lembar kerja (sheet) Rekapitulasi program, kegiatan dan indikasi pendanaan lampiran 4.
- Perkiraan APBD Murni dan Komitmen pendanaan sanitasi berasal dari Tabel Perkiraan Besaran sanitassi kedepan.
- Hasil ini digunakan untuk mengidentifikasi sumber-sumber pembiayaan pembangunan sanitasi untuk 5 tahun
kedepan.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 134
Tabel 5.2.
Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi untuk 5 tahun
per Sumber Anggaran
x Rp. Juta
No Uraian Pekerjaan Tahun Anggaran Total Anggaran 2017 2018 2019 2020 2021
A. Pemerintah
1 APBD KSB 25,668 7,127 8,236 9,517 10,998 61,547
2 APBD Provinsi 1,945 695 695 495 495 4,325
3 APBN 24,032 45,282 130,082 69,082 35,482 303,961
4 DAK 250 4,460 4,360 4,360 4,360 17,790
Jumlah A 51,895 57,565 143,374 83,455 51,335 387,623 B. Non - Pemerintah
1 CSR Swasta 300 300 300 300 1,300 2,500
2 Masyarakat - 840 840 840 810 3,330
Jumlah B 300 1,140 1,140 1,140 2,110 5,830
Total (A+B) 52,195 58,705 144,514 84,595 53,445 393,453 Sumber : Analisa Pokja Sanitasi KSB 2016
Catatan:
Data tabel ini diambil dari rekapitulasi lampiran 4 : hasil pembahsan program, kegiatan dan indikasi pendanaan persumber
pendanaan. Total (A+B) tidak sama dengan program all di lampiran 4 karena sisanya masukke dalam funding gap.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 135
Pendanaan yang bersumber dari pemerintah yaitu APBD Kabupaten,
APBD Provinsi, APBN dan DAK. Kebutuhan anggaran sanitasi Kabupaten
Sumbawa Barat sebesar Rp. 387,623,000,000 hingga tahun 2021. Peran swasta
(CSR) dan masyarakat dalam pendanaan pengembangan sanitasi di Kabupaten
Sumbawa Barat hingga 5 tahun kedepan sebesar Rp. 5,830,000,000.
5.2. Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi dengan Sumber Pendanaan
Pemerintah
Berikut ini penjelasan mengenai rekapitulasi total anggaran yang
dibutuhkan untuk pembangunan sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat dalam
jangka waktu 5 (lima) tahun yaitu tahun 2017 - 2021, berdasarkan sumber
anggaran pemerintah (APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN).
5.2.1. APBD Kabupaten
Penganggaran sanitasi yang bersumber dari APBD Kabupaten
hingga tahun 2021 sebesar Rp. 61,547,000,000. Dimana, proporsi
penganggaran paling besar pada sub sektor air limbah Rp. 24,886,000,000.
Penganggaran sanitasi paling besar dari APBD Kabupaten dalam 5 tahun
sebesar Rp. 25,668,000,000 di tahun 2017. (Lihat Tabel 5.3. Rekapitulasi
Dengan Sumber Pendanaan APBD Kabupaten Sumbawa Barat)
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 136
Tabel 5.3.
Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBD Kabupaten Sumbawa Barat x Rp. Juta
No Uraian Pekerjaan Tahun Anggaran Total
Anggaran 2017 2018 2019 2020 2021
1 Air Limbah Domestik 20,768 989 1,434 1,008 688 24,886
2 Persampahan 2,250 2,559 3,484 3,923 7,016 19,232
3 Drainase 2,650 3,579 3,318 4,587 3,295 17,430
Jumlah 25,668 7,127 8,236 9,517 10,998 61,547 Sumber : Analisa Pokja Sanitasi KSB 2016
Catatan:
Data tabel ini diambil dari rekapitulasi lampiran 4 : hasil pembahsan program, kegiatan dan indikasi pendanaan sumber
pendanaan APBD Kabupaten Sumbawa Barat.
5.2.2. APBD Provinsi
Kebutuhan biaya yang bersumber dari APBD Provinsi untuk pembangunan sanitasi di Kabupaten Sumbawa
Barat dalam jangka waktu 5 tahun adalah Rp. 4,325,000,000. Dimana, untuk sub sektor persampahan pendanaan
APBD Provinsi dialokasikan untuk kegiatan kinerja persampahan dan pengendalian pencemaran serta perusakan
lingkungan hidup sedangkan sub sektor drainase digunakan untuk peningkatan saluran drainase. (Lihat Tabel 5.4.
Rekapitulasi Dengan Sumber Pendanaan APBD Provinsi).
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 137
Tabel 5.4.
Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBD Provinsi x Rp. Juta
No Uraian Pekerjaan Tahun Anggaran Total
Anggaran 2017 2018 2019 2020 2021
1 Air Limbah Domestik 1,454 4 4 4 4 1,470
2 Persampahan 491 691 691 491 491 2,855
3 Drainase - - - - - -
Jumlah 1,945 695 695 495 495 4,325 Sumber : Analisa Pokja Sanitasi KSB 2016
Catatan:
Data tabel ini diambil dari lampiran 4 : hasil pembahasan program, kegiatan dan indikasi pendanaan sumber pendanaan
APBD Kabupaten Sumbawa Barat.
5.2.3. APBN
Pendanaan yang bersumber dari APBN hingga tahun 2021 adalah sebesar Rp. 303,961,000,000 dengan
pendanaan sub sektor air limbah domestik sebesar Rp. 15,261,000,000, sub sektor persampahan Rp. 95,000,000,000,
dan sub sektor drainase sebesar Rp. 193,700,000,000. Berdasarkan tahapan pengembangan, drainase akan
dikembangkan dengan pembangunan drainase primer. Oleh karenanya, biaya yang dibutuhkan untuk
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 138
pengembangan drainase yang bersumber dari APBN paling besar dibanding sub sektor lainnya. (Lihat Tabel 5.5.
Rekapitulasi Dengan Sumber Pendanaan APBN).
Tabel 5.5.
Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBN x Rp. Juta
No Uraian Pekerjaan Tahun Anggaran Total
Anggaran 2017 2018 2019 2020 2021
1 Air Limbah Domestik 4,032 1,432 4,432 4,432 932 15,261
2 Persampahan - 19,550 55,450 19,450 550 95,000
3 Drainase 20,000 24,300 70,200 45,200 34,000 193,700
Jumlah 24,032 45,282 130,082 69,082 35,482 303,961 Sumber : Analisa Pokja Sanitasi KSB 2016
Catatan:
Data tabel ini diambil dari rekapitulasi lampiran 4 : hasil pembahsan program, kegiatan dan indikasi pendanaan sumber
pendanaan APBD Kabupaten Sumbawa Barat.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 139
5.2.4. DAK
Pendanaan yang bersumber dari DAK (Dana Alokasi Khusus) hingga tahun 2021 adalah sebesar Rp.
16,000,000,000 dengan pendanaan khusus pada sub sektor air limbah domestik sebesar Rp. 16,000,000,000. (Lihat Tabel
5.6. Rekapitulasi Dengan Sumber Pendanaan DAK).
Tabel 5.6.
Rekapitulasi Dengan Sumber Pendanaan DAK
x Rp. Juta
No Uraian Pekerjaan Tahun Anggaran
Total Anggaran 2017 2018 2019 2020 2021
1 Air Limbah Domestik - 4,000 4,000 4,000 4,000 16,000
2 Persampahan 250 460 360 360 360 1,790
3 Drainase - - - - - -
Jumlah 250 4,460 4,360 4,360 4,360 17,790 Sumber : Analisa Pokja Sanitasi KSB 2016
Catatan:
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 140
Data tabel ini diambil dari lampiran 4 : hasil pembahsan program, kegiatan dan indikasi pendanaan sumber pendanaan
APBD Kabupaten Sumbawa Barat.
5.3. Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi dengan Sumber Pendanaan Non Pemerintah
5.3.1. Swasta/CSR
Pendanaan yang bersumber dari partisipasi swasta/CSR hingga tahun 2021 adalah sebesar Rp. 21,500,000,000
dengan pendanaan khusus pada sub sektor persampahan sebesar Rp. 21,500,000,000. (Lihat Tabel 5.7. Rekapitulasi
Pendanaan Sanitasi Partisipasi Swasta/CSR).
Tabel 5.7.
Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Swasta/CSR
x Rp. Juta
No Uraian Pekerjaan Tahun Anggaran Total
Anggaran 2017 2018 2019 2020 2021
1 Air Limbah Domestik - - - - - -
2 Persampahan Rp 300 Rp 300 Rp 300 Rp 300 Rp 20,300 Rp 21,500
3 Drainase - - - - - -
Jumlah Rp 300 Rp 300 Rp 300 Rp 300 Rp 20,300 Rp 21,500 Sumber : Analisa Pokja Sanitasi KSB 2016
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 141
Catatan:
Data tabel ini diambil dari rekapitulasi lampiran 4 : hasil pembahsan program, kegiatan dan indikasi pendanaan sumber
pendanaan APBD Kabupaten Sumbawa Barat.
5.3.2. Masyarakat
Peran masyarakat dalam pendanaan pengembangan sanitasi di Kabupaten Sumbawa Barat hingga 5 tahun
kedepan sebesar Rp.1,320,000,000. (Lihat Tabel 5.8 Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Masyarakat).
Tabel 5.8.
Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Masyarakat
x Rp. Juta
No Uraian Pekerjaan Tahun Anggaran Total
Anggaran 2017 2018 2019 2020 2021
1 Air Limbah Domestik - 330 330 330 330 1,320
2 Persampahan - - - - - -
3 Drainase - - - - - -
Jumlah - 330 330 330 330 1,320 Sumber : Analisa Pokja Sanitasi KSB 2016
Catatan:
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 142
Data tabel ini diambil dari rekapitulasi lampiran 4 : hasil pembahsan program, kegiatan dan indikasi pendanaan sumber
pendanaan APBD Kabupaten Sumbawa Barat.
5.4. Antisipasi Funding Gap
Funding-Gap merupakan selisih antara jumlah anggaran yang dibutuhkan dikurangi dengan jumlah dana yang
tersedia. Kemungkinan terjadinya Funding Gap bila jumlah anggaran yang dibutuhkan jauh lebih besar daripada yang
tersedia. Gap dalam 5 tahun sebesar 13.70% dari total kebutuhan pendanaan sanitasi, dimana pada tahun 2018 Gap
mencapai 22.18%. Untuk rekapitulasi anggaran Funding-Gap yang dibutuhkan untuk pembangunan sanitasi Kabupaten
Sumbawa Barat dalam jangka waktu 5 (lima) tahun yaitu tahun 2017-2021. (Lihat Tabel 5.10 Funding Gap).
Tabel 5.10. Funding Gap
x Rp. Juta
No Uraian Pekerjaan Tahun Anggaran
Total Anggaran 2017 2018 2019 2020 2021
1 Air Limbah Domestik - 12,683 12,683 12,683 11,012 49,061
2 Persampahan 3,565 3,745 3,205 3,020 1,390 14,925
3 Drainase 300 300 300 300 300 1,500
4 Daftar Tunggu (Funding Gup) 3,865 16,728 16,188 16,003 12,702 65,486
5 Kebutuhan Pendanaan Sanitasi 56,060 75,432 160,701 100,597 85,148 477,939
6 Gap (%) 6.89 22.18 10.07 15.91 14.92 13.70 Sumber : Analisa Pokja Sanitasi 2016
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 143
BAB VI
MONITORING DAN
EVALUASI CAPAIAN SSK
Strategi monitoring dan evaluasi merupakan salah satu strategi pendukung
yang akan turut menentukan keberhasilan program pembangunan dibidang sanitasi.
Monitoring adalah suatu cara untuk mengetahui apakah suatu kegiatan berjalan
sesuai atau sedekat mungkin dengan rencana serta menggunakan sumber daya
secara tepat. Evaluasi adalah penilaian tentang bagaimana program dijalankan,
apakah proses dan dampaknya sudah sesuai dengan yang diharapkan, menelaah
faktor-faktor penghambat yang dihadapi dan faktor-faktor pendukung yang dimiliki
untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain, monitoring dan evaluasi adalah kegiatan
untuk memeriksa, mengawasi, dan menilai jalannya program mulai dari tahap
sosialisasi dan orientasi awal, perencanaan, pelaksanaan konstruksi, hingga pada
kegiatan penyelesaian pembangunan fisik dan pemeliharaannya.
Kegiatan monitoring dan evaluasi sebagai bagian dalam Perencanaan
Strategi Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat untuk mengetahui sejauh mana batasan
kegiatan dan hasil dari pelaksanaan Strategi Sanitasi Kota yang telah dicapai
berdasarkan tahun kegiatan. Selain itu, monitoring dan evaluasi juga merupakan
kontrol untuk perencanaan program tahun berikutnya dan membahas penyelesaiaan
kegiatan yang tertunda bahkan sebagai data dasar kegiatan dari perencanaan yang
berkelanjutan.
Sesuai dengan tujuan penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten
Sumbawa Barat, maka tujuan penyusunan strategi monitoring dan evaluasi sanitasi
adalah menetapkan kerangka kerja untuk mengukur dan memperbaharui kondisi
dasar sanitasi, memantau dampak, hasil dan keluaran dari kegiatan sektor sanitasi
kota, untuk memastikan bahwa tujuan dan sasaran sanitasi, rencana pengembangan
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 144
dan target tertentu sanitasi kota, serta kepatuhan pada standar pelayanan minimum
yang ada sudah dilaksanakan secara efektif.
Monitoring dan evaluasi ini perlu dilakukan secara rutin oleh Pokja Sanitasi
Kabupaten Sumbawa Barat. Hal tersebut dilakukan sebagai umpan balik bagi
pengambil keputusan berkaitan capaian sasaran pembangunan sanitasi dengan
dilaksanakannya kegiatan pembangunan dalam kerangka kebijakan dan strategi
yang disepakati.
Pemantauan atau juga dikenal sebagai monitoring bertujuan untuk:
1. Memverifikasi tingkat efektifitas dan efisiensi proses pelaksanaan kegiatan.
2. Mengidentifikasi capaian dan kelemahannya.
3. Menetapkan rekomendasi langkah perbaikan untuk mengoptimalkan
pencapaian.
Sedangkan evaluasi bertujuan untuk menilai konsep, desain, pelaksanaan, dan
manfaat kegiatan dan program pembangunan sanitasi. Hasil pemantauan dan
evaluasi sangat penting sebagai umpan balik bagi pengambil keputusan berkaitan:
1. Kemajuan relatif capaian strategis pembangunan sanitasi dengan
dilaksanakannya kegiatan-kegiatan pembangunan dalam kerangka kebijakan
dan strategi yang disepakati.
2. Bentuk usaha peningkatkan kinerja dan akuntabilitas institusi dalam usaha
pencapaian visi pembangunan sanitasi.
Dalam rangka untuk mencapai tujuan dan sasaran pelaksanaan Program
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Kabupaten Sumbawa Barat,
perlu ada keselarasan dan kesesuain antara pelaksanaan dan perencanaan yang telah
dibuat. Dalam kaitan dengan monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan pencapaian
program dari strategi Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat terdapat beberapa prinsip
yang perlu diperhatikan demi menjamin tercapainya tujuan kegiatan monitoring dan
evaluasi tersebut yaitu obyektif, profesional, partisipasi, tepat waktu, transparan,
akuntabel, berkesinambungan dan berbasis kinerja.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 145
Dalam pelaksanaannya nanti, perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi
untuk proses pelaksanaan SSK serta hasilnya guna melihat ketepatan penggunaan
sumber daya baik keuangan maupun manusia. Pemantauan dan evaluasi terhadap
pelaksanaan SSK juga perlu dilakukan untuk mengetahui hambatan/masalah dalam
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan kualitas proses di
kemudian hari. Pemantauan dan evaluasi SSK akan dilakukan untuk menilai
capaian-capaian subsektor sanitasi seperti tercantum di Bab 2 dan Bab 4 dokumen
SSK. Mekanisme monitoring dan evaluasi kondisi Sanitasi terdiri atas 4 komponen
yaitu:
1. Pengumpulan data yang terdiri dari program yang berkaitan dengan sanitasi:
kegiatan, lokasi kegiatan, jumlah yang terlibat, sasaran kegiatan dan hasil
kegiatan.
2. Analisa data dan Pelaporan yang berisi penggambaran kondisi pelaksanaan
Sanitasi di Kabupaten Sumbawa Barat yaitu keberhasilannya, dampak dan
juga permasalahan yang timbul sehingga dapat dicarikan solusi yang terbaik
bagi semua stakeholder.
3. Perencanaan dan pengambilan keputusan untuk rencana tindak lanjut tentang
perkembangan program dan kegiatan sanitasi.
4. Tindakan pengimplementasian perencanaan dan keputusan yang telah
diambil dari rangkaian tahap tersebut di atas.
6.1 Capaian Strategis, Capaian Kegiatan dan Evaluasi
Pengembangan atau penyusunan indikator input, output, dan outcome
berfungsi untuk menilai menilai tingkat capaian tujuan dan sasaran
pembangunan subsektor sanitasi dengan melihat indikator-indikator yang telah
ditetapkan pada bab 3 yaitu tujuan, sasaran, serta tahapan pencapaian subsektor
sanitas. Adapun sasarannya adalah sebagaimana terlihat dalam matrik kerangka
logis pada tabel -tabel berikut ini.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 146
6.1.1. Air Limbah Domestik
Kegiatan monitoring dan evaluasi capaian SSK sektor air limbah domestik
dilakukan tiap tahun sekali pada akhir tahun. Adapun format Tabel capaian
yang digunakan untuk mengisi capaian strategi, yaitu sebagaimana di
tampilkan pada Tabel 6.1. Tabel Capaian Strategis dan Tabel 6.2. Tabel Capain
Kegiatan. Ini memberikan informasi rencana output, belanja, dan outcome
dan realisasinya. Dengan demikian dari tabel capaian strategi dapat
diketahui perbandingan antara rencana dan realisasi kegiatan sektor air
limbah domestik Kabupaten Sumbawa Barat.
Sehubungan dengan mekanisme pelaksanaan monitoring dan evaluasi. Hal
yang terpenting adalah sanitasi merupakan permasalahan bersama dimana
sistem monitoring dan evaluasi sanitasi harus terbuka dan melibatkan
seluruh pihak yang berkepentingan.
Mekanisme monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan
sanitasi untuk mengetahui tercapai atau tidaknya sasaran dari kebijakan
sanitasi di tingkat kota, yaitu dengan memonitor pelaksanaan kebijakan oleh
berbagai pelaku melalui indikator keluaran dan manfaat serta mengevaluasi
hasil-hasilnya melalui indikator dampak sebagai masukan perumusan
kembali kebijakan dan program. Pelibatan stakeholders yang penting ada
pada evaluasi hasil dan perumusan program sangat mendukung
pelaksanaan monitoring dan evaluasi. (Lihat Tabel 6.3. Tabel Evaluasi).
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 147
6.1. Tabel Capaian Strategis
AIR LIMBAH
TAHUN 2017
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Tujuan : Tersedianaya regulasi pengelolaan air limbah di tahun 2018
Sasaran : Tersusunnya Peraturan Daerah mengenai pengelolaan air limbah di Kabupaten Sumbawa Barat
Tersusunnya 1 Perda Pengelolaan Air Limbah
Rp. 350 jt Adanya Perda Pengelolaan Air Limbah
Terbentuknya 1 UPTD Air Limbah
Rp. 100 jt Adanya UPTD Air Limbah
Total Rp. 26,259 jt
Tujuan : Meningkatnya APBD Provinsi, APBN keterlibatan swasta dan lainnya dalam penganggaran pengelolaan air
limbah
Sasaran : Tersedianya APBD Provinsi, APBN, swasta dan lainnya dalam penganggaran pengelolaan air limbah secara
proporsional
2 kali dalam setahun koordinasi antara Pemda dengan pemerintah pusat,
Rp. 50 jt Koordinasi antara Pemda dengan pemerintah pusat,
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 148
Provinsi, Satker, dan swasta Provinsi, Satker, dan swasta
Total Rp. 50 jt
Tujuan : Meningkatnya kepedulian seluruh elemen pembangunan daerah terhadap pengelolaan air limbah
Sasaran : Terwujudnya kepedulian institusi, pihak swasta, dan masyarakat terhadap pengelolaan air limbah
2 kali workshop dalam setahun mengenai akses sumber pendanaan sanitasi dari sumber Non-Pemerintah di Kabupaten
Rp. 50 jt Sosialisasi, edukasi dan advokasi kepada semua stake holder
dan masyarakat
1 kali dalam setahun mengadakan lomba sanitasi lingkungan
Rp. 50 jt
Total Rp. 100 jt
Tujuan : Meningkatkan jumlah penduduk yang terlayani sarana air limbah hingga 100% atau Universal Akses
Sasaran : Terwujudnya bebas BABs tahun 2021
Pemicuan terhadap desa/kelurahan
Rp. 488 jt Sebanyak 762 KK memiliki akses dasar
Pendampingan pasca pemicuan terhadap desa/kelurahan
Rp. 49 jt
1 kali dalam setahun verifikasi desa/kelurahan STBM
Rp. 65 jt terdapat 65 desa/kelurahan dilakukan verifikasi
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 149
STBM
65 kali dalam setahun monev STBM
Rp. 33 jt
terdapat 65 desa/kelurahan dilakukan monev STBM
1 kali dalam 5 tahun melakukan reward ODF desa
Rp. 100 jt terdapat 17 desa/kelurahan memperoleh reward
7 kecamatan memperoleh reward ODF kecamtan
Rp. 100 jt terdapat 7 kecamatan memperoleh reward
1 kali dalam 5 tahun memperoleh reward ODF kabupaten
Rp.1,000 jt terdapat 1 kabupaten memperoleh reward
Total Rp.2,084 jt
Sasaran : Terwujudnya peningkatan jumlah cakupan layanan onn-site sesuai SPM tahun 2021
Pembangunan 6000 unit tangki septik
Rp. 19,770 jt Peningkatan akses layak air limbah sebesar 28,046 KK
Total Rp. 19,770 jt
Sasaran : Terwujudnya peningkatan jumlah cakupan layanan pengelolaan air limbah komunal 3% tahun 2021
Pembangunan dan pengawasan 1 IPAL Komunal Skala Kawasan Brang Rea di Kabupaten Sumbawa Barat
Rp. 3,500 jt Peningkatan akses layak air limbah sebanyak 2,366 KK
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 150
Setiap tahun melakukan operasional dan pemeliharaan sarana air limbah
Rp. 300 jt Terpeliharanya sarana dan prasarana air limbah
Total Rp. 3,800 jt
TAHUN 2018
Rencana Realisasi
Output Belanja Output Belanja Output Belanja
Tujuan : Tersedianaya regulasi pengelolaan air limbah di tahun 2018
Sasaran : Tersusunnya Peraturan Daerah mengenai pengelolaan air limbah di Kabupaten Sumbawa Barat
adanya LLTT Rp. 500 jt mendapatkan bantuan teknis LLTT
Total Rp. 500 jt
Tujuan : Meningkatnya APBD Provinsi, APBN keterlibatan swasta dan lainnya dalam penganggaran pengelolaan air
limbah
Sasaran : Tersedianya APBD Provinsi, APBN, swasta dan lainnya dalam penganggaran pengelolaan air limbah secara
proporsional
2 kali dalam setahun koordinasi antara Pemda dengan pemerintah pusat,
Rp. 50 jt Koordinasi antara Pemda dengan pemerintah pusat,
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 151
Provinsi, Satker, dan swasta Provinsi, Satker, dan swasta
Total Rp. 50 jt
Tujuan : Meningkatnya kepedulian seluruh elemen pembangunan daerah terhadap pengelolaan air limbah
Sasaran : Terwujudnya kepedulian institusi, pihak swasta, dan masyarakat terhadap pengelolaan air limbah
2 kali workshop dalam setahun mengenai akses sumber pendanaan sanitasi dari sumber Non-Pemerintah di Kabupaten
Rp. 50 jt Sosialisasi, edukasi dan advokasi kepada semua stake holder dan masyarakat
1 kali dalam setahun mengadakan lomba sanitasi lingkungan
Rp. 50 jt
Total Rp. 100 jt
Tujuan : Meningkatkan jumlah penduduk yang terlayani sarana air limbah hingga 100% atau Universal Akses
Sasaran : Terwujudnya bebas BABs tahun 2021
Pemicuan terhadap desa/kelurahan
Rp. 488 jt
Sebanyak 762 KK memiliki akses dasar
Pendampingan pasca pemicuan terhadap desa/kelurahan
Rp. 49 jt
1 kali dalam setahun verifikasi desa/kelurahan
Rp. 65 jt terdapat 65 desa/kelurahan
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 152
STBM dilakukan verifikasi STBM
65 kali dalam setahun monev STBM
Rp. 33 jt
terdapat 65 desa/kelurahan dilakukan monev STBM
Total Rp. 634 jt
Sasaran : Terwujudnya peningkatan jumlah cakupan layanan onn-site sesuai SPM tahun 2021
Pembangunan 1,297 unit tangki septik
Rp. 4,485 jt Peningkatan akses layak air limbah
sebesar 28,046 KK
Pembangunan 1 unit IPAL Komunal (Sanimas)
Rp. 450 jt Peningkatan akses layak air limbah sebesar 990 KK
Pembangunan 17 unit IPAL Komunal (SLBM)
Rp. 7,387 jt Peningkatan akses layak air limbah sebesar 990 KK
Pembangunan 10 unit IPAL Komunal (ADB)
Rp. 4,400 jt Peningkatan akses layak air limbah sebesar 990 KK
Total Rp. 16,722 jt
Sasaran : Terwujudnya peningkatan jumlah cakupan layanan pengelolaan air limbah komunal 3% tahun 2021
Pembangunan 2 unit IPAL Skala Kawasan
Rp. 4,172 jt Peningkatan akses layak air limbah sebanyak 2,366 KK
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 153
Pembangunan 1 unit IPAL Komunal Industri Rumah Tangga
Rp. 1,266 jt Peningkatan akses layak air limbah sebanyak 75 KK
Pengadaan 1 unit roda tiga penyedot tinja
Rp. 150 jt Penambahan sarana air limbah
Setiap tahun melakukan operasional dan pemeliharaan sarana air limbah
Rp. 300 jt Terpeliharanya sarana dan prasarana air limbah
Total Rp. 5,888 jt
TAHUN 2019
Rencana Realisasi
Output Belanja Output Belanja Output Belanja
Tujuan : Meningkatnya APBD Provinsi, APBN keterlibatan swasta dan lainnya dalam penganggaran pengelolaan air
limbah
Sasaran : Tersedianya APBD Provinsi, APBN, swasta dan lainnya dalam penganggaran pengelolaan air limbah secara
proporsional
2 kali dalam setahun koordinasi antara Pemda dengan pemerintah pusat, Provinsi, Satker, dan swasta
Rp. 50 jt
Koordinasi antara Pemda dengan pemerintah pusat, Provinsi, Satker, dan
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 154
swasta
Total Rp. 50 jt
Tujuan : Meningkatnya kepedulian seluruh elemen pembangunan daerah terhadap pengelolaan air limbah
Sasaran : Terwujudnya kepedulian institusi, pihak swasta, dan masyarakat terhadap pengelolaan air limbah
2 kali workshop dalam setahun mengenai akses sumber pendanaan sanitasi dari sumber Non-Pemerintah di Kabupaten
Rp. 50 jt Sosialisasi, edukasi dan advokasi kepada semua stake holder dan masyarakat
1 kali dalam setahun
mengadakan lomba sanitasi lingkungan
Rp. 50 jt
Total Rp. 100 jt
Tujuan : Meningkatkan jumlah penduduk yang terlayani sarana air limbah hingga 100% atau Universal Akses
Sasaran : Terwujudnya bebas BABs tahun 2021
Pemicuan terhadap desa/kelurahan
Rp. 488 jt
Sebanyak 762 KK memiliki akses dasar
Pendampingan pasca pemicuan terhadap desa/kelurahan
Rp. 49 jt
1 kali dalam setahun verifikasi desa/kelurahan STBM
Rp. 65 jt
terdapat 65 desa/kelurahan dilakukan verifikasi STBM
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 155
65 kali dalam setahun monev STBM
Rp. 33 jt
terdapat 65 desa/kelurahan dilakukan monev
STBM
Total Rp. 634 jt
Sasaran : Terwujudnya peningkatan jumlah cakupan layanan onn-site sesuai SPM tahun 2021
Pembangunan 1,297 unit tangki septik
Rp. 4,485 jt Peningkatan akses layak air limbah sebesar 28,046 KK
Pembangunan 1 unit IPAL Komunal (Sanimas)
Rp. 450 jt Peningkatan akses layak air limbah sebesar 990 KK
Pembangunan 17 unit IPAL
Komunal (SLBM) Rp. 7,387 jt
Peningkatan akses
layak air limbah sebesar 990 KK
Pembangunan 10 unit IPAL Komunal (ADB)
Rp. 4,400 jt Peningkatan akses layak air limbah sebesar 990 KK
Total Rp. 16,722 jt
Sasaran : Terwujudnya peningkatan jumlah cakupan layanan pengelolaan air limbah komunal 3% tahun 2021
Pembangunan 2 unit IPAL Skala Kawasan
Rp. 4,172 jt Peningkatan akses layak air limbah sebanyak 2,366 KK
Pembangunan 1 unit IPAL Komunal Industri Rumah
Rp. 1,266 jt Peningkatan akses layak air limbah
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 156
Tangga sebanyak 75 KK
Pengadaan 1 unit roda tiga penyedot tinja
Rp. 150 jt Penambahan sarana air limbah
Setiap tahun melakukan operasional dan pemeliharaan sarana air limbah
Rp. 300 jt Terpeliharanya sarana dan prasarana air limbah
Total Rp. 5,888 jt
TAHUN 2020
Rencana Realisasi
Output Belanja Output Belanja Output Belanja
Tujuan : Meningkatnya APBD Provinsi, APBN keterlibatan swasta dan lainnya dalam penganggaran pengelolaan air
limbah
Sasaran : Tersedianya APBD Provinsi, APBN, swasta dan lainnya dalam penganggaran pengelolaan air limbah secara
proporsional
2 kali dalam setahun koordinasi antara Pemda
dengan pemerintah pusat, Provinsi, Satker, dan swasta
Rp. 50 jt
Koordinasi antara Pemda dengan pemerintah pusat,
Provinsi, Satker, dan swasta
Total Rp. 50 jt
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 157
Tujuan : Meningkatnya kepedulian seluruh elemen pembangunan daerah terhadap pengelolaan air limbah
Sasaran : Terwujudnya kepedulian institusi, pihak swasta, dan masyarakat terhadap pengelolaan air limbah
2 kali workshop dalam setahun mengenai akses sumber pendanaan sanitasi dari sumber Non-Pemerintah di Kabupaten
Rp. 50 jt Sosialisasi, edukasi dan advokasi kepada semua stake holder dan masyarakat
1 kali dalam setahun mengadakan lomba sanitasi lingkungan
Rp. 50 jt
Total Rp. 100 jt
Tujuan : Meningkatkan jumlah penduduk yang terlayani sarana air limbah hingga 100% atau Universal Akses
Sasaran : Terwujudnya bebas BABs tahun 2021
Pemicuan terhadap desa/kelurahan
Rp. 488 jt Sebanyak 762 KK memiliki akses dasar
Pendampingan pasca pemicuan terhadap desa/kelurahan
Rp. 49 jt
1 kali dalam setahun verifikasi desa/kelurahan STBM
Rp. 65 jt
terdapat 65 desa/kelurahan dilakukan verifikasi STBM
65 kali dalam setahun monev STBM
Rp. 33 jt terdapat 65 desa/kelurahan
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 158
dilakukan monev STBM
Total Rp. 634 jt
Sasaran : Terwujudnya peningkatan jumlah cakupan layanan onn-site sesuai SPM tahun 2021
Pembangunan 1,297 unit tangki septik
Rp. 4,485 jt Peningkatan akses layak air limbah sebesar 28,046 KK
Pembangunan 1 unit IPAL Komunal (Sanimas)
Rp. 450 jt Peningkatan akses layak air limbah sebesar 990 KK
Pembangunan 17 unit IPAL Komunal (SLBM)
Rp. 7,387 jt Peningkatan akses layak air limbah sebesar 990 KK
Pembangunan 10 unit IPAL Komunal (ADB)
Rp. 4,400 jt Peningkatan akses layak air limbah sebesar 990 KK
Total Rp. 16,722 jt
Sasaran : Terwujudnya peningkatan jumlah cakupan layanan pengelolaan air limbah komunal 3% tahun 2021
Pembangunan 2 unit IPAL Skala Kawasan
Rp. 3,820 jt Peningkatan akses layak air limbah sebanyak 2,366 KK
Pembangunan 1 unit IPAL Komunal Industri Rumah Tangga
Rp. 1,266 jt Peningkatan akses layak air limbah sebanyak 75 KK
Pengadaan 1 unit roda tiga penyedot tinja
Rp. 75 jt Penambahan sarana air limbah
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 159
Setiap tahun melakukan operasional dan pemeliharaan sarana air
limbah
Rp. 300 jt Terpeliharanya sarana dan prasarana
air limbah
Total Rp. 5,461 jt
TAHUN 2021
Rencana Realisasi
Output Belanja Output Belanja Output Belanja
Tujuan : Meningkatnya APBD Provinsi, APBN keterlibatan swasta dan lainnya dalam penganggaran pengelolaan air
limbah
Sasaran : Tersedianya APBD Provinsi, APBN, swasta dan lainnya dalam penganggaran pengelolaan air limbah secara
proporsional
2 kali dalam setahun koordinasi antara Pemda dengan pemerintah pusat, Provinsi, Satker, dan swasta
Rp. 50 jt
Koordinasi antara Pemda dengan pemerintah pusat, Provinsi, Satker, dan swasta
Total Rp. 50 jt
Tujuan : Meningkatnya kepedulian seluruh elemen pembangunan daerah terhadap pengelolaan air limbah
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 160
Sasaran : Terwujudnya kepedulian institusi, pihak swasta, dan masyarakat terhadap pengelolaan air limbah
2 kali workshop dalam setahun mengenai akses sumber pendanaan sanitasi dari sumber Non-Pemerintah di Kabupaten
Rp. 50 jt
Sosialisasi, edukasi dan advokasi kepada semua stake holder dan masyarakat
1 kali dalam setahun mengadakan lomba sanitasi lingkungan
Rp. 50 jt
Total Rp. 100 jt
Tujuan : Meningkatkan jumlah penduduk yang terlayani sarana air limbah hingga 100% atau Universal Akses
Sasaran : Terwujudnya bebas BABs tahun 2021
Pemicuan terhadap desa/kelurahan
Rp. 488 jt Sebanyak 762 KK memiliki akses dasar
Pendampingan pasca pemicuan terhadap desa/kelurahan
Rp. 49 jt
1 kali dalam setahun verifikasi desa/kelurahan STBM
Rp. 65 jt
terdapat 65 desa/kelurahan dilakukan verifikasi STBM
65 kali dalam setahun monev STBM
Rp. 33 jt
terdapat 65 desa/kelurahan dilakukan monev STBM
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 161
Total Rp. 634 jt
Sasaran : Terwujudnya peningkatan jumlah cakupan layanan onn-site sesuai SPM tahun 2021
Pembangunan 1,297 unit tangki septik
Rp. 4,485 jt Peningkatan akses layak air limbah sebesar 28,046 KK
Pembangunan 1 unit IPAL Komunal (Sanimas)
Rp. 450 jt Peningkatan akses layak air limbah sebesar 990 KK
Pembangunan 16 unit IPAL Komunal (SLBM)
Rp. 6,952 jt Peningkatan akses layak air limbah sebesar 990 KK
Pembangunan 10 unit IPAL Komunal (ADB)
Rp. 4,400 jt Peningkatan akses layak air limbah
sebesar 990 KK
Total Rp. 16,287 jt
Sasaran : Terwujudnya peningkatan jumlah cakupan layanan pengelolaan air limbah komunal 3% tahun 2021
Pengadaan 1 unit roda tiga penyedot tinja
Rp. 75 jt Penambahan sarana air limbah
Setiap tahun melakukan operasional dan pemeliharaan sarana air limbah
Rp. 300 jt Terpeliharanya sarana dan prasarana air limbah
Total Rp. 375 jt
Sumber: KKL,Lampiran 4 dan Analisa Pokja KSB 2016
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 162
Tabel 6.2. Capaian Kegiatan
AIR LIMBAH
Rencana Kegiatan Realisasi
Kegiatan
Realisasi
Output Belanja Outcome
TAHUN 2017
Penyusunan Perda dalam penyelengaraan sistem air limbah
Pembentukan UPTD Air Limbah
Koordinasi Potensi Investasi Pengelolaan Air Limbah
Workshop Akses Sumber Pendanaan Sanitasi dari sumber Non-Pemerintah di Kabupaten
Lomba Sanitasi Lingkungan ditingkat Kabupaten
Pemicuan STBM
Pendampingan pasca pemicuan
Verifikasi Desa STBM
Pelaksanaan Monev STBM
Reward ODF Desa
Reward ODF Kecamtan
Reward ODF Kabupaten
Pembangunan tangki septik
SPAL Terpusat Skala Kawasan
Operasional dan Pemeliharaan Sarana Air Limbah
TAHUN 2018
Bantuan Teknis LLTT (Layanan Lumpur Tinja Terjadwal)
Koordinasi Potensi Investasi Pengelolaan Air
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 163
Limbah
Workshop Akses Sumber Pendanaan Sanitasi dari sumber Non-Pemerintah di Kabupaten
Lomba Sanitasi Lingkungan ditingkat Kabupaten
Pemicuan STBM
Pendampingan pasca pemicuan
Verifikasi Desa STBM
Pelaksanaan Monev STBM
Pembangunan tangki septik
IPAL Komunal (Sanimas)
IPAL Komunal (SLBM)
IPAL Komunal (ADB)
SPAL Terpusat Skala Kawasan
IPAL Komunal Industri Rumah Tangga
Operasional dan Pemeliharaan Sarana Air Limbah
TAHUN 2019
Koordinasi Potensi Investasi Pengelolaan Air Limbah
Workshop Akses Sumber Pendanaan Sanitasi dari sumber Non-Pemerintah
di Kabupaten
Lomba Sanitasi Lingkungan ditingkat Kabupaten
Pemicuan STBM
Pendampingan pasca pemicuan
Verifikasi Desa STBM
Pelaksanaan Monev STBM
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 164
Pembangunan tangki septik
IPAL Komunal (Sanimas)
IPAL Komunal (SLBM)
IPAL Komunal (ADB)
SPAL Terpusat Skala Kawasan
IPAL Komunal Industri Rumah Tangga
Pengadaan sarana Roda tiga penyedot tinja
Operasional dan Pemeliharaan Sarana Air Limbah
TAHUN 2020
Koordinasi Potensi Investasi Pengelolaan Air
Limbah
Workshop Akses Sumber Pendanaan Sanitasi dari sumber Non-Pemerintah di Kabupaten
Lomba Sanitasi Lingkungan ditingkat Kabupaten
Pemicuan STBM
Pendampingan pasca pemicuan
Verifikasi Desa STBM
Pelaksanaan Monev STBM
Pembangunan tangki septik
IPAL Komunal (Sanimas)
IPAL Komunal (SLBM)
IPAL Komunal (ADB)
SPAL Terpusat Skala Kawasan
IPAL Komunal Industri Rumah Tangga
Pengadaan sarana Roda tiga penyedot tinja
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 165
Operasional dan Pemeliharaan Sarana Air Limbah
TAHUN 2021
Koordinasi Potensi Investasi Pengelolaan Air Limbah
Workshop Akses Sumber Pendanaan Sanitasi dari sumber Non-Pemerintah di Kabupaten
Lomba Sanitasi Lingkungan ditingkat Kabupaten
Pemicuan STBM
Pendampingan pasca pemicuan
Verifikasi Desa STBM
Pelaksanaan Monev STBM
Pembangunan tangki septik
IPAL Komunal (Sanimas)
IPAL Komunal (SLBM)
IPAL Komunal (ADB)
Pengadaan sarana Roda tiga penyedot tinja
Operasional dan Pemeliharaan Sarana Air Limbah
Sumber: Lampiran 4 dan Analisa Pokja KSB 2016
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 166
Tabel 6.3. Evaluasi
AIR LIMBAH
Sasaran Rencana Realisasi Devisiasi Penyebab Rekomendasi
Peningkatan Sarana dan Prasarana Pengelolaan Air Limbah
Terwujudnya bebas
BABs tahun 2021
2017 : 1 paket kegiatan
2018 : 1 paket kegiatan
2019 : 1 paket kegiatan
2020 : 1 paket kegiatan
2021 : 1 paket kegiatan
Rp 4,619 juta
Terwujudnya
peningkatan jumlah
cakupan layanan onn-
site sesuai SPM tahun
2021
2017 : 1 paket kegiatan
2018 : 1 paket kegiatan
2019 : 1 paket kegiatan
2020 : 1 paket kegiatan
2021 : 1 paket kegiatan
Rp 84,543 juta
Terwujudnya
peningkatan jumlah
cakupan layanan
pengelolaan air limbah
komunal 3% tahun 2021
2017 : 1 paket kegiatan
2018 : 1 paket kegiatan
2019 : 1 paket kegiatan
2020 : 1 paket kegiatan
2021 : 1 paket kegiatan
Rp 17,466 juta
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 167
Legalisasi Peraturan Daeran pengelolaan air limbah
Tersusunnya Peraturan
Daerah mengenai
pengelolaan air limbah
rumah tangga di
Kabupaten Sumbawa
Barat
2017 : 1 paket kegiatan
2018 : 1 paket kegiatan
Rp 950 juta
Intensifikasi Potensi Investasi Pengelolaan Air Limbah Dari Berbagai Sumber Pendanaan
Tersedianya APBD
Provinsi, APBN, swasta
dan lainnya dalam
penganggaran
pengelolaan air limbah
secara proporsional
2017 : 1 paket kegiatan
2018 : 1 paket kegiatan
2019 : 1 paket kegiatan
2020 : 1 paket kegiatan
2021 : 1 paket kegiatan
Rp 250 juta
Sosialisasi, Edukasi dan Advokasi Pengelolaan Air Limbah Pada Masyarakat dan Institusi Terkait
Terwujudnya
kepedulian institusi,
pihak swasta, dan
masyarakat terhadap
pengelolaan air limbah
2017 : 1 paket kegiatan
2018 : 1 paket kegiatan
2019 : 1 paket kegiatan
2020 : 1 paket kegiatan
2021 : 1 paket kegiatan
Rp 500 juta
Sumber: KKL,Lampiran 4 dan Analisa Pokja KSB 2016
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 168
Tabel 6.4. Pelaporan Monev Implementasi SSK
Obyek Pemantauan Penanggung Jawab
Waktu Pelaksanaan Pelaporan
Penanggung Jawab utama
Pengumpul Data dan Dokumentasi
Pengolah Data atau Pemantau
Penerima Laporan
Tabel Capaian Strategis
Bappeda DPU dan DIKES DPU dan DIKES Oktober s/d Desamber tahun berjalan
Bupati dan Kepala SKPD
Tabel Capaian Kegiatan
Bappeda DPU dan DIKES DPU dan DIKES Oktober s/d Desamber tahun berjalan
Bupati dan Kepala SKPD
Tabel Evaluasi Bappeda DPU dan DIKES DPU dan DIKES Oktober s/d Desamber tahun berjalan
Bupati dan Kepala SKPD
Sumber: Analisa Pokja KSB 2016
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 169
6.1.2. Persampahan
Kegiatan monitoring dan evaluasi capaian SSK sektor persampahan dilakukan tiap tahun sekali pada akhir tahun.
Adapun format Tabel capaian yang digunakan untuk mengisi capaian stratejik, yaitu sebagaimana di tampilkan pada
Tabel 6.4. Tabel Capaian Strategis dan Tabel 6.4. Tabel Capain Kegiatan. Ini memberikan informasi rencana output, belanja,
dan outcome dan realisasinya. Dengan demikian dari tabel capaian strategi dapat diketahui perbandingan antara
rencana dan realisasi kegiatan sektor persampahan Kabupaten Sumbawa Barat.
6.5. Tabel Capaian Strategi
PERSAMPAHAN
TAHUN 2017
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Tujuan : Meningkatnya cakupan layanan persampahan
Sasaran : Terwujudnya peningkatan cakupan layanan persampahan
Pengadaan 10 unit motor sampah
Rp. 450 jt Penambahan prasarana menjadi 94 unit
Pengadaan 2 unit dump truck
Rp. 1,600 jt Penambahan prasarana menjadi 15
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 170
unit
Pengadaan 1 unit amroll truck
Rp. 700 jt Penambahan prasarana menjadi 11 unit
Pengadaan 5 unit kontainer Rp. 250 jt Penambahan prasarana menjadi 30 unit
Operasional dan pemeliharaan
Rp. 1,325 jt Terpeliharanya sarana dan prasarana persampahan
Total Rp. 4,325 jt
Tujuan : Meningkatnya proses pemilahan persampahan skala rumah tangga di sumber
Sasaran : Tereduksinya sampah melalui pemilahan dan 3R
Pembangunan setiap tahun 1 unit TPST
Rp. 650 jt Tereduksinya pemilahan sampah organik/anorganik sebesar 100%
Pengadaan 1 unit Osamtu Rp. 85 jt
Total Rp. 690 jt
Tujuan : Meningkatnya fungsi TPA
Sasaran : Terwujudnya perbaikan teknologi TPA dan fungsi TPA secara optimal
Pembangunanselama 5 tahun 2 unit TPA Sanitari Landfill
Rp. 1,040 jt 100% TPA Sanitari Landfill
Total Rp. 1,040 jt
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 171
Tujuan : Meningkatnya sumber pendanaan baik Pusat, Provinsi, Satker,kabupaten dan swasta
Sasaran : Tersedianya sumber pendanaan dari Pusat, Provinsi, Satker, Kabupaten dan Swasta secara berkelanjutan
Sebanyak 2 kali setahun koordinasi antara Pemda dengan Pemerintah pusat, Satker, Pemda Provinsi dan swasta
Rp. 60 jt
Terwujudnya koordinasi antara Pemda dengan Pemerintah pusat, Satker, Pemda Provinsi dan swasta
Total Rp. 60 jt
Tujuan : Meningkatnya kepedulian institusi, masyarakat dan pihak swasta terhadap pengelolaan persampahan
Sasaran : Terwujudnya kepedulian institusi, masyarakat dan pihak swasta terhadap pengelolaan persampahan
Melakukan peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan
Rp. 291 jt
Adanya peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan
2 kali dalam setahun sosialisasi tentang persampahan
Rp. 100 jt
100% masyarakat paham tentang
program persampah
1 kali dalam setahun mengadakan program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Rp. 200 jt
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 172
2 kali dalam setahun publikasi dan kampanye tentang persampahan
Rp. 100 jt
Total Rp. 691 jt
Tujuan : Meningkatnya keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan persampahan
Sasaran : Terwujudnya keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan persampahan
2 kali setahun mengadakan koordinasi dengan swasta tentang pengelolaan persampahan
Rp. 50 jt
Terciptanya koordinasi antara pihak swasta dan pemda Kab.
Sumbawa Barat
Total Rp. 50 jt
TAHUN 2018
Rencana Realisasi
Output Belanja Output Belanja Output Belanja
Tujuan : Meningkatnya cakupan layanan persampahan
Sasaran : Terwujudnya peningkatan cakupan layanan persampahan
Pengadaan 10 unit motor sampah
Rp. 450 jt Penambahan prasarana menjadi 94 unit
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 173
Pengadaan 2 unit dump truck
Rp. 1,600 jt Penambahan prasarana menjadi 15 unit
Pengadaan 2 unit amroll truck
Rp. 1,400 jt Penambahan prasarana menjadi 11 unit
Pengadaan 5 unit kontainer Rp. 250 jt Penambahan prasarana menjadi 30 unit
Operasional dan pemeliharaan
Rp. 1,325 jt Terpeliharanya sarana dan prasarana persampahan
Total Rp. 5,025 jt
Tujuan : Meningkatnya proses pemilahan persampahan skala rumah tangga di sumber
Sasaran : Tereduksinya sampah melalui pemilahan dan 3R
Pembangunan setiap tahun 1 unit TPS 3R
Rp. 723 jt
Tereduksinya pemilahan sampah organik/anorganik sebesar 100%
Pembangunan setiap tahun 1 unit TPST
Rp. 7,627 jt
Pengadaan 1 unit Osamtu Rp. 500 jt
Pengadaan setiap tahun prasarana Pengolahan Sampah Prinsip 3R
Rp. 260 jt
Total Rp. 9,110 jt
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 174
Tujuan : Meningkatnya fungsi TPA
Sasaran : Terwujudnya perbaikan teknologi TPA dan fungsi TPA secara optimal
Pembangunanselama 5 tahun 2 unit TPA Sanitari Landfill
Rp. 12,370 jt 100% TPA Sanitari Landfill
Total Rp. 12,370 jt
Tujuan : Meningkatnya sumber pendanaan baik Pusat, Provinsi, Satker,kabupaten dan swasta
Sasaran : Tersedianya sumber pendanaan dari Pusat, Provinsi, Satker, Kabupaten dan Swasta secara berkelanjutan
Sebanyak 2 kali setahun koordinasi antara Pemda dengan Pemerintah pusat, Satker, Pemda Provinsi dan swasta
Rp. 60 jt
Terwujudnya
koordinasi antara Pemda dengan Pemerintah pusat, Satker, Pemda Provinsi dan swasta
Total Rp. 60 jt
Tujuan : Meningkatnya kepedulian institusi, masyarakat dan pihak swasta terhadap pengelolaan persampahan
Sasaran : Terwujudnya kepedulian institusi, masyarakat dan pihak swasta terhadap pengelolaan persampahan
Melakukan peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan
Rp. 291 jt
Adanya peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan
2 kali dalam setahun sosialisasi tentang
Rp. 100 jt 100% masyarakat paham tentang
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 175
persampahan program persampah
1 kali dalam setahun mengadakan program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Rp. 200 jt 100% masyarakat paham tentang program persampah
2 kali dalam setahun publikasi dan kampanye tentang persampahan
Rp. 100 jt
Total Rp. 691 jt
Tujuan : Meningkatnya keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan persampahan
Sasaran : Terwujudnya keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan persampahan
2 kali setahun mengadakan koordinasi dengan swasta tentang pengelolaan persampahan
Rp. 50 jt
Terciptanya
koordinasi antara pihak swasta dan pemda Kab. Sumbawa Barat
Total Rp. 50 jt
TAHUN 2019
Rencana Realisasi
Output Belanja Output Belanja Output Belanja
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 176
Tujuan : Meningkatnya cakupan layanan persampahan
Sasaran : Terwujudnya peningkatan cakupan layanan persampahan
Pengadaan 5 unit motor sampah
Rp. 225 jt Penambahan prasarana menjadi 94 unit
Pengadaan 2 unit dump truck
Rp. 1,600 jt Penambahan prasarana menjadi 15 unit
Pengadaan 2 unit amroll truck
Rp. 1,400 jt Penambahan prasarana menjadi 11 unit
Pengadaan 5 unit kontainer Rp. 250 jt Penambahan prasarana menjadi 30 unit
Operasional dan pemeliharaan
Rp. 1,325 jt Terpeliharanya sarana dan prasarana persampahan
Total Rp. 4,800 jt
Tujuan : Meningkatnya proses pemilahan persampahan skala rumah tangga di sumber
Sasaran : Tereduksinya sampah melalui pemilahan dan 3R
Pembangunan setiap tahun 1 unit TPS 3R
Rp. 723 jt
Tereduksinya
pemilahan sampah organik/anorganik sebesar 100%
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 177
Pembangunan TPS (Transfer Depo)
Rp. 40 jt
Tereduksinya pemilahan sampah organik/anorganik sebesar 100%
Pembangunan setiap tahun 1 unit TPST
Rp. 7,627 jt
Pengadaan 1 unit Osamtu Rp. 400 jt
Pengadaan setiap tahun prasarana Pengolahan Sampah Prinsip 3R
Rp. 260 jt
Total Rp. 9,350 jt
Tujuan : Meningkatnya fungsi TPA
Sasaran : Terwujudnya perbaikan teknologi TPA dan fungsi TPA secara optimal
Pembangunanselama 5
tahun 2 unit TPA Sanitari Landfill
Rp. 48,340 jt 100% TPA Sanitari Landfill
Total Rp. 48,340 jt
Tujuan : Meningkatnya sumber pendanaan baik Pusat, Provinsi, Satker,kabupaten dan swasta
Sasaran : Tersedianya sumber pendanaan dari Pusat, Provinsi, Satker, Kabupaten dan Swasta secara berkelanjutan
Sebanyak 2 kali setahun koordinasi antara Pemda dengan Pemerintah pusat, Satker, Pemda Provinsi dan swasta
Rp. 60 jt
Terwujudnya koordinasi antara Pemda dengan Pemerintah pusat, Satker, Pemda Provinsi dan swasta
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 178
Total Rp. 60 jt
Tujuan : Meningkatnya kepedulian institusi, masyarakat dan pihak swasta terhadap pengelolaan persampahan
Sasaran : Terwujudnya kepedulian institusi, masyarakat dan pihak swasta terhadap pengelolaan persampahan
Melakukan peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan
Rp. 291 jt
Adanya peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan
2 kali dalam setahun sosialisasi tentang persampahan
Rp. 100 jt
100% masyarakat paham tentang program persampah
1 kali dalam setahun mengadakan program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Rp. 200 jt
2 kali dalam setahun publikasi dan kampanye tentang persampahan
Rp. 100 jt
Total Rp. 691 jt
Tujuan : Meningkatnya keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan persampahan
Sasaran : Terwujudnya keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan persampahan
2 kali setahun mengadakan koordinasi dengan swasta tentang pengelolaan
Rp. 50 jt Terciptanya koordinasi antara pihak swasta dan
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 179
persampahan pemda Kab. Sumbawa Barat
Total Rp. 50 jt
Tujuan : Meningkatnya pemahaman dan implementasi peraturan persampahan
Sasaran : Terwujudnya kesadaran masyarakat tentang peraturan pengeolaan persampahan
1 kali revisi Perda Persampahan
Rp. 200 jt
Adanya Perda Persampahan yang baru yang lebih mengikat
Total Rp. 200 jt
TAHUN 2020
Rencana Realisasi
Output Belanja Output Belanja Output Belanja
Tujuan : Meningkatnya cakupan layanan persampahan
Sasaran : Terwujudnya peningkatan cakupan layanan persampahan
Pengadaan 10 unit motor sampah
Rp. 450 jt Penambahan prasarana menjadi 94 unit
Pengadaan 2 unit dump truck
Rp. 1,600 jt Penambahan prasarana menjadi 15
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 180
unit
Pengadaan 2 unit amroll truck
Rp. 1,400 jt Penambahan prasarana menjadi 11 unit
Pengadaan 5 unit kontainer Rp. 250 jt Penambahan prasarana menjadi 30 unit
Operasional dan pemeliharaan
Rp. 1,325 jt Terpeliharanya sarana dan prasarana persampahan
Total Rp. 5,025 jt
Tujuan : Meningkatnya proses pemilahan persampahan skala rumah tangga di sumber
Sasaran : Tereduksinya sampah melalui pemilahan dan 3R
Pembangunan setiap tahun 1 unit TPS 3R
Rp. 723 jt
Tereduksinya pemilahan sampah organik/anorganik sebesar 100%
Pembangunan TPS (Transfer Depo)
Rp. 375 jt
Pembangunan setiap tahun 1 unit TPST
Rp. 7,622 jt
Pengadaan setiap tahun prasarana Pengolahan Sampah Prinsip 3R
Rp. 260 jt
Total Rp. 8,980 jt
Tujuan : Meningkatnya fungsi TPA
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 181
Sasaran : Terwujudnya perbaikan teknologi TPA dan fungsi TPA secara optimal
Pembangunanselama 5 tahun 2 unit TPA Sanitari Landfill
Rp. 12,739 jt 100% TPA Sanitari Landfill
Total Rp. 12,739 jt
Tujuan : Meningkatnya sumber pendanaan baik Pusat, Provinsi, Satker,kabupaten dan swasta
Sasaran : Tersedianya sumber pendanaan dari Pusat, Provinsi, Satker, Kabupaten dan Swasta secara berkelanjutan
Sebanyak 2 kali setahun koordinasi antara Pemda dengan Pemerintah pusat, Satker, Pemda Provinsi dan swasta
Rp. 60 jt
Terwujudnya koordinasi antara Pemda dengan Pemerintah pusat, Satker, Pemda Provinsi dan swasta
Total Rp. 60 jt
Tujuan : Meningkatnya kepedulian institusi, masyarakat dan pihak swasta terhadap pengelolaan persampahan
Sasaran : Terwujudnya kepedulian institusi, masyarakat dan pihak swasta terhadap pengelolaan persampahan
Melakukan peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan
Rp. 291 jt
Adanya peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan
2 kali dalam setahun sosialisasi tentang persampahan
Rp. 100 jt 100% masyarakat paham tentang program persampah
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 182
1 kali dalam setahun mengadakan program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Rp. 200 jt
2 kali dalam setahun publikasi dan kampanye tentang persampahan
Rp. 100 jt 100% masyarakat paham tentang program persampah
Total Rp. 691 jt
Tujuan : Meningkatnya keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan persampahan
Sasaran : Terwujudnya keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan persampahan
2 kali setahun mengadakan koordinasi dengan swasta tentang pengelolaan persampahan
Rp. 50 jt
Terciptanya koordinasi antara pihak swasta dan pemda Kab. Sumbawa Barat
Total Rp. 50 jt
TAHUN 2021
Rencana Realisasi
Output Belanja Output Belanja Output Belanja
Tujuan : Meningkatnya cakupan layanan persampahan
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 183
Sasaran : Terwujudnya peningkatan cakupan layanan persampahan
Pengadaan 15 unit motor sampah
Rp. 675 jt Penambahan prasarana menjadi 94 unit
Pengadaan 5 unit dump truck
Rp. 4,000 jt Penambahan prasarana menjadi 15 unit
Pengadaan 2 unit amroll truck
Rp. 1,400 jt Penambahan prasarana menjadi 11 unit
Pengadaan 3 unit kontainer Rp. 150 jt Penambahan prasarana menjadi 30 unit
Operasional dan pemeliharaan
Rp. 1,325 jt
Terpeliharanya
sarana dan prasarana persampahan
Total Rp. 7,550 jt
Tujuan : Meningkatnya proses pemilahan persampahan skala rumah tangga di sumber
Sasaran : Tereduksinya sampah melalui pemilahan dan 3R
Pembangunan setiap tahun 1 unit TPS 3R
Rp. 723 jt Tereduksinya pemilahan sampah organik/anorganik sebesar 100%
Pengadaan setiap tahun prasarana Pengolahan Sampah Prinsip 3R
Rp. 260 jt
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 184
Total Rp. 983 jt
Tujuan : Meningkatnya fungsi TPA
Sasaran : Terwujudnya perbaikan teknologi TPA dan fungsi TPA secara optimal
Pembangunanselama 5 tahun 2 unit TPA Sanitari Landfill
Rp. 20,774 jt 100% TPA Sanitari Landfill
Total Rp. 20,774 jt
Tujuan : Meningkatnya sumber pendanaan baik Pusat, Provinsi, Satker,kabupaten dan swasta
Sasaran : Tersedianya sumber pendanaan dari Pusat, Provinsi, Satker, Kabupaten dan Swasta secara berkelanjutan
Sebanyak 2 kali setahun koordinasi antara Pemda dengan Pemerintah pusat, Satker, Pemda Provinsi dan swasta
Rp. 60 jt
Terwujudnya koordinasi antara Pemda dengan Pemerintah pusat, Satker, Pemda Provinsi dan swasta
Total Rp. 60 jt
Tujuan : Meningkatnya kepedulian institusi, masyarakat dan pihak swasta terhadap pengelolaan persampahan
Sasaran : Terwujudnya kepedulian institusi, masyarakat dan pihak swasta terhadap pengelolaan persampahan
Melakukan peningkatan
peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan
Rp. 291 jt
Adanya peran serta
masyarakat dalam pengelolaan persampahan
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 185
2 kali dalam setahun sosialisasi tentang persampahan
Rp. 100 jt
1 kali dalam setahun mengadakan program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Rp. 200 jt 100% masyarakat paham tentang program persampah
2 kali dalam setahun publikasi dan kampanye tentang persampahan
Rp. 100 jt
Total Rp. 691 jt
Tujuan : Meningkatnya keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan persampahan
Sasaran : Terwujudnya keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan persampahan
2 kali setahun mengadakan koordinasi dengan swasta tentang pengelolaan persampahan
Rp. 50 jt
Terciptanya koordinasi antara pihak swasta dan pemda Kab. Sumbawa Barat
Total Rp. 50 jt
Sumber: KKL,Lampiran 4 dan Analisa Pokja KSB 2016
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 186
Tabel 6.6. Capaian Kegiatan
PERSAMPAHAN
Rencana Kegiatan Realisasi
Kegiatan
Realisasi
Output Belanja Outcome
TAHUN 2017
Pengadaan motor sampah
Pengadaan dump truck
Pengadaan amroll truck
Pengadaan kontainer
Pembangunan TPST
Pengadaan Osamtu
Pembangunan TPA Sanitari Landfill
Operasional dan pemeliharaan sarana dan prasarana persampahan
Koordinasi Potensi Investasi Pengelolaan Persampahan
Program Peningkatan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Sosialisasi Program Pengelolaan Sampah
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Publikasi dan Kampanye Tentang Persampahan
Koordinasi dan Fasilitasi Pihak Swasta Dalam Pengelolaan Persampahan
TAHUN 2018
Pengadaan motor sampah
Pengadaan dump truck
Pengadaan amroll truck
Pengadaan kontainer
Pembangunan TPS 3R
Pembangunan TPST
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 187
Pengadaan Osamtu
Prasarana Pengolahan Sampah Prinsip 3R
Pembangunan TPA Sanitari Landfill
Operasional dan
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Persampahan
Koordinasi Potensi Investasi Pengelolaan Persampahan
Program Peningkatan
Kinerja Pengelolaan Persampahan
Sosialisasi Program Pengelolaan Sampah
Program Pengendalian Pencemaran dan
Perusakan Lingkungan Hidup
Publikasi dan Kampanye Tentang Persampahan
Koordinasi dan Fasilitasi Pihak Swasta Dalam Pengelolaan Persampahan
TAHUN 2019
Pengadaan motor sampah
Pengadaan dump truck
Pengadaan amroll truck
Pengadaan kontainer
Pembangunan TPS 3R
Pembangunan TPS
(Transfer Depo)
Pembangunan TPST
Pengadaan Osamtu
Prasarana Pengolahan Sampah Prinsip 3R
Pembangunan TPA Sanitari Landfill
Operasional dan Pemeliharaan Sarana dan
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 188
Prasarana Persampahan
Koordinasi Potensi Investasi Pengelolaan Persampahan
Program Peningkatan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Sosialisasi Program Pengelolaan Sampah
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Publikasi dan Kampanye Tentang Persampahan
Koordinasi dan Fasilitasi Pihak Swasta Dalam Pengelolaan Persampahan
Revisi Perda Persampahan
TAHUN 2020
Pengadaan motor sampah
Pengadaan dump truck
Pengadaan amroll truck
Pengadaan kontainer
Pembangunan TPS 3R
Pembangunan TPS (Transfer Depo)
Pembangunan TPST
Prasarana Pengolahan Sampah Prinsip 3R
Pembangunan TPA Sanitari Landfill
Operasional dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Persampahan
Koordinasi Potensi Investasi Pengelolaan Persampahan
Program Peningkatan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Sosialisasi Program
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 189
Pengelolaan Sampah
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Publikasi dan Kampanye Tentang Persampahan
Koordinasi dan Fasilitasi Pihak Swasta Dalam Pengelolaan Persampahan
Revisi Perda Persampahan
Pembentukan UPTD
Persampahan
TAHUN 2021
Pengadaan motor sampah
Pengadaan dump truck
Pengadaan amroll truck
Pengadaan kontainer
Pembangunan TPS 3R
Prasarana Pengolahan Sampah Prinsip 3R
Pembangunan TPA Sanitari Landfill
Operasional dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Persampahan
Koordinasi Potensi Investasi Pengelolaan Persampahan
Program Peningkatan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Sosialisasi Program Pengelolaan Sampah
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Publikasi dan Kampanye Tentang Persampahan
Koordinasi dan Fasilitasi
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 190
Pihak Swasta Dalam Pengelolaan Persampahan
Sumber: Lampiran 4 dan Analisa Pokja KSB 2016
Sehubungan dengan mekanisme pelaksanaan monitoring dan evaluasi. Hal
yang terpenting adalah sanitasi merupakan permasalahan bersama dimana sistem
monitoring dan evaluasi sanitasi harus terbuka dan melibatkan seluruh pihak yang
berkepentingan.
Mekanisme monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan sanitasi
untuk mengetahui tercapai atau tidaknya sasaran dari kebijakan sanitasi di tingkat
kota, yaitu dengan memonitor pelaksanaan kebijakan oleh berbagai pelaku melalui
indikator keluaran dan manfaat serta mengevaluasi hasil-hasilnya melalui indikator
dampak sebagai masukan perumusan kembali kebijakan dan program. Pelibatan
stakeholders yang penting ada pada evaluasi hasil dan perumusan program sangat
mendukung pelaksanaan monitoring dan evaluasi. (Lihat Tabel 6.6. Tabel Evaluasi).
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 191
Tabel 6.7. Evaluasi
PERSAMPAHAN
Sasaran Rencana Realisasi Devisiasi Penyebab Rekomendasi
Membangun fasilitas persampahan
Terwujudnya
peningkatan cakupan
layanan persampahan
2017 : 1 paket kegiatan
2018 : 1 paket kegiatan
2019 : 1 paket kegiatan
2020 : 1 paket kegiatan
2021 : 1 paket kegiatan
Rp 6,624juta
Menyediakan sarana pengumpulan dan pengangkutan persampahan
Tersedianya sarana
pengumpulan dan
pengangkutan
2017 : 1 paket kegiatan
2018 : 1 paket kegiatan
2019 : 1 paket kegiatan
2020 : 1 paket kegiatan
2021 : 1 paket kegiatan
Rp 20,100 juta
Membangun sarana dan prasarana pemilahan dan 3R
Tereduksinya sampah
melalui melalui
2017 : 1 paket kegiatan
2018 : 1 paket kegiatan
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 192
pemilahan dan 3R 2019 : 1 paket kegiatan
2020 : 1 paket kegiatan
2021 : 1 paket kegiatan
Rp 29,111 juta
Rekonstruksi TPA
Terwujudnya perbaikan
teknologi TPA
2017 : 1 paket kegiatan
2018 : 1 paket kegiatan
2019 : 1 paket kegiatan
2020 : 1 paket kegiatan
2021 : 1 paket kegiatan
Rp 35,863 juta
Revitalisasi fungsi TPA
Terwujudnya fungsi
TPA secara optimal
2017 : 1 paket kegiatan
2018 : 1 paket kegiatan
2019 : 1 paket kegiatan
2020 : 1 paket kegiatan
2021 : 1 paket kegiatan
Rp 59,400 juta
Intensifikasi Potensi Investasi Pengelolaan Air Limbah Dari Berbagai Sumber Pendanaan
Tersedianya APBD 2017 : 1 paket kegiatan
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 193
Provinsi, APBN, swasta
dan lainnya dalam
penganggaran
pengelolaan air limbah
secara proporsional
2018 : 1 paket kegiatan
2019 : 1 paket kegiatan
2020 : 1 paket kegiatan
2021 : 1 paket kegiatan
Rp 300 juta
Edukasi tentang penguatan kelembagaan dalam memelihara prasarana persampahan yang telah terbangun
Terwujudnya
kepedulian institusi,
masyarakat dan pihak
swasta terhadap
pengelolaan
persampahan
2017 : 1 paket kegiatan
2018 : 1 paket kegiatan
2019 : 1 paket kegiatan
2020 : 1 paket kegiatan
2021 : 1 paket kegiatan
Rp 3,455 juta
Advokasi pihak swasta dalam pengelolaan persampahan
Terwujudnya
keterlibatan pihak
swasta dalam
pengelolaan
persampahan
2017 : 1 paket kegiatan
2018 : 1 paket kegiatan
2019 : 1 paket kegiatan
2020 : 1 paket kegiatan
2021 : 1 paket kegiatan
Rp 250 juta
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 194
Revitalisasi dan advokasi peraturan persampahan
Terwujudnya kesadaran
masyarakat tentang
peraturan pengeolaan
persampahan
2017 : 0 paket kegiatan
2018 : 0 paket kegiatan
2019 : 1 paket kegiatan
2020 : 0 paket kegiatan
2021 : 0 paket kegiatan
Rp 200 juta
Sumber: KKL,Lampiran 4 dan Analisa Pokja KSB 2016
Tabel 6.8. Pelaporan Monev Implementasi SSK
Obyek Pemantauan Penanggung Jawab
Waktu Pelaksanaan Pelaporan
Penanggung Jawab
utama
Pengumpul Data
dan Dokumentasi
Pengolah Data atau
Pemantau Penerima Laporan
Tabel Capaian Strategis
Bappeda BLH dan DIKES BLH dan DIKES Oktober s/d Desamber tahun berjalan
Bupati dan Kepala SKPD
Tabel Capaian Kegiatan
Bappeda BLH dan DIKES BLH dan DIKES Oktober s/d Desamber tahun berjalan
Bupati dan Kepala SKPD
Tabel Evaluasi Bappeda BLH dan DIKES BLH dan DIKES Oktober s/d Desamber tahun berjalan
Bupati dan Kepala SKPD
Sumber: Analisa Pokja KSB 2016
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 195
6.1.3. Drainase
Kegiatan monitoring dan evaluasi capaian SSK sektor drainase dilakukan tiap tahun sekali pada akhir tahun. Adapun
format Tabel capaian yang digunakan untuk mengisi capaian stratejik, yaitu sebagaimana di tampilkan pada Tabel 6.7.
Tabel Capaian Strategis dan Tabel 6.8. Tabel Capain Kegiatan. Ini memberikan informasi rencana output, belanja, dan
outcome dan realisasinya. Dengan demikian dari tabel capaian stratejik dapat diketahui perbandingan antara rencana
dan realisasi kegiatan sektor drainase Kabupaten Sumbawa Barat.
6.9. Tabel Capaian Strategi
DRAINASE
TAHUN 2017
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Tujuan : Meningkatnya sumber pendanaan baik Pusat, Provinsi, Satker,kabupaten dan swasta
Sasaran : Tersedianya sumber pendanaan dari Pusat, Provinsi, Satker, Kabupaten dan Swasta secara berkelanjutan
Sebanyak 2 kali setahun koordinasi potensi investasi pengelolaan drainase
Rp. 75 jt
Terwujudnya koordinasi antara Pemda dengan Pemerintah pusat, Satker, Pemda
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 196
Provinsi dan swasta
Total Rp. 75 jt
Tujuan : Mewujudkan Iingkungan yang sehat dan bebas genangan/banjir di Kabupaten Sumbawa Barat
Sasaran : Terwujudnya bebas genangan pada tahun 2021
Pembangunan 1 paket kegiatan drainase primer
Rp. 20,412 jt Penambahan akses baru untuk drainase primer
Pembangunan 1 paket kegiatan drainase tersier
Rp. 1,963 jt Pembangunan 24,671 m drainase tersier
Pengawasan 1 paket kegiatan saluran drainase
Rp. 300 jt Pengawasan saluran drainase
Operasional dan pemeliharaan
Rp. 200 jt Terpeliharanya sarana drainase
Total Rp. 22,875 jt
TAHUN 2018
Rencana Realisasi
Output Belanja Output Belanja Output Belanja
Tujuan : Meningkatnya sumber pendanaan baik Pusat, Provinsi, Satker,kabupaten dan swasta
Sasaran : Tersedianya sumber pendanaan dari Pusat, Provinsi, Satker, Kabupaten dan Swasta secara berkelanjutan
Sebanyak 2 kali setahun koordinasi potensi investasi
Rp. 75 jt Terwujudnya koordinasi antara
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 197
pengelolaan drainase Pemda dengan Pemerintah pusat, Satker, Pemda
Provinsi dan swasta
Total Rp. 75 jt
Tujuan : Mewujudkan Iingkungan yang sehat dan bebas genangan/banjir di Kabupaten Sumbawa Barat
Sasaran : Terwujudnya bebas genangan pada tahun 2021
Pembangunan 1 paket kegiatan drainase primer
Rp. 21,512 jt Penambahan akses baru untuk drainase primer
Pembangunan 1 paket kegiatan drainase lingkungan
Rp. 3,800 jt Penambahan akses baru untuk drainase lingkungan
Pembangunan 1 paket kegiatan drainase tersier
Rp. 2,292 jt Pembangunan 24,671 m drainase tersier
Pengawasan 1 paket kegiatan saluran drainase
Rp. 300 jt Pengawasan saluran drainase
Operasional dan pemeliharaan
Rp. 200 jt Terpeliharanya sarana drainase
Total Rp. 22,875 jt
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 198
TAHUN 2019
Rencana Realisasi
Output Belanja Output Belanja Output Belanja
Tujuan : Meningkatnya sumber pendanaan baik Pusat, Provinsi, Satker,kabupaten dan swasta
Sasaran : Tersedianya sumber pendanaan dari Pusat, Provinsi, Satker, Kabupaten dan Swasta secara berkelanjutan
Sebanyak 2 kali setahun koordinasi potensi investasi
pengelolaan drainase
Rp. 75 jt
Terwujudnya koordinasi antara Pemda dengan Pemerintah pusat,
Satker, Pemda Provinsi dan swasta
Total Rp. 75 jt
Tujuan : Mewujudkan Iingkungan yang sehat dan bebas genangan/banjir di Kabupaten Sumbawa Barat
Sasaran : Terwujudnya bebas genangan pada tahun 2021
Pembangunan 1 paket kegiatan drainase primer
Rp. 66,118 jt Penambahan akses baru untuk drainase primer
Pembangunan 1 paket kegiatan drainase lingkungan
Rp. 4,700 jt Penambahan akses baru untuk drainase lingkungan
Pembangunan 1 paket kegiatan drainase tersier
Rp. 2,425 jt Pembangunan 24,671 m drainase tersier
Pengawasan 1 paket Rp. 300 jt Pengawasan saluran
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 199
kegiatan saluran drainase drainase
Operasional dan pemeliharaan
Rp. 200 jt Terpeliharanya sarana drainase
Total Rp. 73,893 jt
TAHUN 2020
Rencana Realisasi
Output Belanja Output Belanja Output Belanja
Tujuan : Meningkatnya sumber pendanaan baik Pusat, Provinsi, Satker,kabupaten dan swasta
Sasaran : Tersedianya sumber pendanaan dari Pusat, Provinsi, Satker, Kabupaten dan Swasta secara berkelanjutan
Sebanyak 2 kali setahun koordinasi potensi investasi pengelolaan drainase
Rp. 75 jt
Terwujudnya koordinasi antara Pemda dengan Pemerintah pusat, Satker, Pemda Provinsi dan swasta
Total Rp. 75 jt
Tujuan : Mewujudkan Iingkungan yang sehat dan bebas genangan/banjir di Kabupaten Sumbawa Barat
Sasaran : Terwujudnya bebas genangan pada tahun 2021
Pembangunan 1 paket kegiatan drainase primer
Rp. 41,118 jt Penambahan akses baru untuk drainase
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 200
primer
Pembangunan 1 paket kegiatan drainase lingkungan
Rp. 4,700 jt Penambahan akses baru untuk drainase lingkungan
Pembangunan 1 paket kegiatan drainase tersier
Rp. 3,694 jt Pembangunan 24,671 m drainase tersier
Pengawasan 1 paket kegiatan saluran drainase
Rp. 300 jt Pengawasan saluran drainase
Operasional dan pemeliharaan
Rp. 200 jt Terpeliharanya sarana drainase
Total Rp. 50,162 jt
TAHUN 2021
Rencana Realisasi
Output Belanja Output Belanja Output Belanja
Tujuan : Meningkatnya sumber pendanaan baik Pusat, Provinsi, Satker,kabupaten dan swasta
Sasaran : Tersedianya sumber pendanaan dari Pusat, Provinsi, Satker, Kabupaten dan Swasta secara berkelanjutan
Sebanyak 2 kali setahun koordinasi potensi investasi pengelolaan drainase
Rp. 75 jt
Terwujudnya koordinasi antara Pemda dengan Pemerintah pusat, Satker, Pemda Provinsi dan swasta
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 201
Total Rp. 75 jt
Tujuan : Mewujudkan Iingkungan yang sehat dan bebas genangan/banjir di Kabupaten Sumbawa Barat
Sasaran : Terwujudnya bebas genangan pada tahun 2021
Pembangunan 1 paket kegiatan drainase primer
Rp. 41,118 jt Penambahan akses baru untuk drainase primer
Pembangunan 1 paket kegiatan drainase lingkungan
Rp. 4,700 jt Penambahan akses baru untuk drainase lingkungan
Pembangunan 1 paket kegiatan drainase tersier
Rp. 3,694 jt Pembangunan 24,671 m drainase tersier
Pengawasan 1 paket kegiatan saluran drainase
Rp. 300 jt Pengawasan saluran drainase
Operasional dan pemeliharaan
Rp. 200 jt Terpeliharanya sarana drainase
Total Rp. 50,162 jt
Sumber: KKL,Lampiran 4 dan Analisa Pokja KSB 2016
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 202
Tabel 6.10. Capaian Kegiatan
DRAINASE
Rencana Kegiatan Realisasi
Kegiatan
Realisasi
Output Belanja Outcome
TAHUN 2017
Koordinasi Potensi
Investasi Pengelolaan
Drainase
Drainase Primer
Drainase Lingkungan
Drainase Tersier
Pengawasan Saluran
Drainase
Pemeliharaan Saluran
Drainase
TAHUN 2018
Koordinasi Potensi
Investasi Pengelolaan
Drainase
Drainase Primer
Drainase Lingkungan
Drainase Tersier
Pengawasan Saluran
Drainase
Pemeliharaan Saluran
Drainase
TAHUN 2019
Koordinasi Potensi
Investasi Pengelolaan
Drainase
Drainase Primer
Drainase Lingkungan
Drainase Tersier
Pengawasan Saluran
Drainase
Pemeliharaan Saluran
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 203
Drainase
TAHUN 2020
Koordinasi Potensi
Investasi Pengelolaan
Drainase
Drainase Primer
Drainase Lingkungan
Drainase Tersier
Pengawasan Saluran
Drainase
Pemeliharaan Saluran
Drainase
TAHUN 2021
Koordinasi Potensi
Investasi Pengelolaan
Drainase
Drainase Primer
Drainase Lingkungan
Drainase Tersier
Pengawasan Saluran
Drainase
Pemeliharaan Saluran
Drainase
Sumber: Lampiran 4 dan Analisa Pokja KSB 2016
Sehubungan dengan mekanisme pelaksanaan monitoring dan evaluasi. Hal
yang terpenting adalah sanitasi merupakan permasalahan bersama dimana sistem
monitoring dan evaluasi sanitasi harus terbuka dan melibatkan seluruh pihak yang
berkepentingan.
Mekanisme monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan sanitasi
untuk mengetahui tercapai atau tidaknya sasaran dari kebijakan sanitasi di tingkat
kota, yaitu dengan memonitor pelaksanaan kebijakan oleh berbagai pelaku melalui
indikator keluaran dan manfaat serta mengevaluasi hasil-hasilnya melalui indikator
dampak sebagai masukan perumusan kembali kebijakan dan program. Pelibatan
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 204
stakeholders yang penting ada pada evaluasi hasil dan perumusan program sangat
mendukung pelaksanaan monitoring dan evaluasi. (Lihat Tabel 6.8. Tabel Evaluasi).
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 205
Tabel 6.11. Evaluasi
DAINASE
Sasaran Rencana Realisasi Devisiasi Penyebab Rekomendasi
Perencanaan pembangunan dan pemeliharaan drainase
Terwujudnya bebas
genangan pada tahun
2021
2017 : 1 paket kegiatan
2018 : 1 paket kegiatan
2019 : 1 paket kegiatan
2020 : 1 paket kegiatan
2021 : 1 paket kegiatan
Rp 208,055 juta
Intensifikasi pendanaan yang bersumber dari Pusat, Provinsi, Satker, Kabupaten dan Swasta
Tersedianya sumber
pendanaan dari Pusat,
Provinsi, Satker,
Kabupaten dan Swasta
secara berkelanjutan
2017 : 1 paket kegiatan
2018 : 1 paket kegiatan
2019 : 1 paket kegiatan
2020 : 1 paket kegiatan
2021 : 1 paket kegiatan
Rp 375 juta
Sumber: KKL,Lampiran 4 dan Analisa Pokja KSB 2016
6.2 Nvnbvn
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat 206
Tabel 6.12. Pelaporan Monev Implementasi SSK
Obyek Pemantauan Penanggung Jawab
Waktu Pelaksanaan Pelaporan
Penanggung Jawab utama
Pengumpul Data dan Dokumentasi
Pengolah Data atau Pemantau
Penerima Laporan
Tabel Capaian Strategis
Bappeda DPU dan DIKES DPU dan DIKES Oktober s/d Desamber tahun berjalan
Bupati dan Kepala SKPD
Tabel Capaian Kegiatan
Bappeda DPU dan DIKES DPU dan DIKES Oktober s/d Desamber tahun berjalan
Bupati dan Kepala SKPD
Tabel Evaluasi Bappeda DPU dan DIKES DPU dan DIKES Oktober s/d Desamber tahun berjalan
Bupati dan Kepala SKPD
Sumber: Analisa Pokja KSB 2016
Kegiatan monitoring dan evaluasi capaian SSK dilakukan tiap tahun sekali pada akhir tahun. Adapun format Tabel
capaian yang digunakan untuk mengisi capaian Strategi, yaitu sebagaimana di tampilkan pada Tabel 6.1 s/d Tabel 6.8. Capaian
Strategi ini memberikan informasi rencana output, belanja, dan outcome dan realisasinya. Dengan demikian dari tabel capaian
stratejik dapat diketahui perbandingan antara rencana dan realisasi kegiatan Pengelolaan Sanitasi Kabupaten Sumbawa Barat.