BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan...

46
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perusahaan dalam realitasnya merupakan representasi dari institusi ekonomi. Dalam perkembangannya, keberadaan perusahaan dianggap mampu memberikan banyak kontribusi untuk masyarakat sekitar seperti terbukanya peluang dan lapangan pekerjaan, memberi donasi untuk masyarakat, tumbuhnya ekonomi masyarakat dan multiplier effect lainnya. Peranan perusahaan/sektor swasta cukup vital dalam pembangunan bidang ekonomi suatu negara maupun masyarakat. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan perusahaan juga acapkali memunculkan berbagai permasalahan sosial dan lingkungan bagi masyarakat di sekitarnya, khususnya perusahaan yang bergerak dalam pengelolaan sumberdaya alam/ekstraktif. Hal tersebut muncul karena sesuai karakter perusahaan yang cenderung hanya mengejar keuntungan ekonomi semata tanpa menimbang masalah ataupun dampak negatif yang ditimbulkannya. Dalam tahap ini, adanya kendali/manejemen atas operasional perusahaan untuk menciptakan keselarasan dan keseimbangan menjadi penting. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih populer dengan istilah Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan tindakan yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam menjalankan setiap aktivitas bisnisnya. Tanggung jawab sosial berkaitan dengan tanggung jawab etis perusahaan terhadap

Transcript of BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Perusahaan dalam realitasnya merupakan representasi dari institusi

ekonomi. Dalam perkembangannya, keberadaan perusahaan dianggap mampu

memberikan banyak kontribusi untuk masyarakat sekitar seperti terbukanya

peluang dan lapangan pekerjaan, memberi donasi untuk masyarakat, tumbuhnya

ekonomi masyarakat dan multiplier effect lainnya. Peranan perusahaan/sektor

swasta cukup vital dalam pembangunan bidang ekonomi suatu negara maupun

masyarakat.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan perusahaan juga acapkali

memunculkan berbagai permasalahan sosial dan lingkungan bagi masyarakat di

sekitarnya, khususnya perusahaan yang bergerak dalam pengelolaan sumberdaya

alam/ekstraktif. Hal tersebut muncul karena sesuai karakter perusahaan yang

cenderung hanya mengejar keuntungan ekonomi semata tanpa menimbang

masalah ataupun dampak negatif yang ditimbulkannya. Dalam tahap ini, adanya

kendali/manejemen atas operasional perusahaan untuk menciptakan keselarasan

dan keseimbangan menjadi penting.

Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih populer dengan istilah

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan tindakan yang harus

diperhatikan oleh perusahaan dalam menjalankan setiap aktivitas bisnisnya.

Tanggung jawab sosial berkaitan dengan tanggung jawab etis perusahaan terhadap

Page 2: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

2

dampak negatif lingkungan dan masyarakat (Noor Hadi, 2011:22). Dalam

menjalankan aktivitas bisnisnya untuk mencapai tujuan (profit), perusahaan

diharapkan untuk memperhatikan dampak lingkungan yang ditimbulkan serta

dapat memberi kontribusi untuk masyarakat di sekitarnya. Peran CSR dalam hal

ini adalah untuk menyelaraskan dan menyeimbangkan dampak-dampak yang

ditimbulkan dari keberadaan sebuah perusahaan.

Terkait peran vital yang dimiliki oleh perusahaan dalam mendukung

pengembangan ekonomi suatu negara maupun masyarakat, regulasi ataupun

pengaturan mengenai implementasi CSR menjadi sangat diperlukan. Di Indonesia,

regulasi mengenai implementasi CSR terhadap persoalan sosial dan lingkungan

diatur dalam Undang-Undang. Dapat dilihat pada penjelasan Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Pasal 74

ayat 1 :

“Ketentuan ini bertujuan untuk tetap menciptakan hubungan Perseroan yang serasi, seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat setempat. Yang dimaksud dengan “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang sumber daya alam” adalah Perseroan yang kegiatan usahanya mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam. Yang dimaksud dengan “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan sumber daya alam” adalah Perseroan yang tidak mengelola dan tidak memanfaatkan sumber daya alam, tetapi kegiatan usahanya berdampak pada fungsi kemampuan sumber daya alam.”

Page 3: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

3

Penjelasan mengenai “perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di

bidang sumber daya alam” di atas lebih ditujukan kepada perusahaan yang

bbergerak di bidang migas maupun tambang, sedangkan “perseroan yang

menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan sumberdaya alam”

adalah perusahaan non-migas/tambang. Namun pada hakikatnya tidak bisa

dipungkiri bahwa perusahaan memanfaatkan sumber daya alam dalam aktivitas

bisnisnya. Sehingga tiap-tiap perusahaan diharapkan dapat berpartisipasi dan

berkontribusi dalam memikirkan keberlangsungan lingkungan baik sosial maupun

alam sekitarnya.

PT. Adaro Indonesia sebagai perusahaan yang bergerak di bidang

pengelolaan sumber daya alam batubara memulai program CSR-nya pada tahun

1994, yaitu sejak awal beroperasinya perusahaan di Kabupaten Tabalong. Pada

awal pelaksanaannya, program yang dilaksanakan masih dalam bentuk

sumbangan tanpa dibekali dengan perencanaan strategis dan jangka panjang.

Seiring dengan adanya peraturan/regulasi mengenai kewajiban setiap perusahaan

untuk melaksanakan kegiatan CSR, kini perusahaan mulai mengembangkan

kegiatan-kegiatan CSR-nya ke arah jangka panjang (pasca-tambang). Adapun

tujuan utama program CSR PT. Adaro Indonesia adalah untuk menciptakan

masyarakat pasca-tambang yang mandiri dan berkelanjutan.

Penghargaan dalam pelaksanaan CSR merupakan bentuk apresiasi atas

keberhasilan perusahaan dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat sekitar

melalui program CSR-nya. Pada tahun 2009 lalu, PT. Adaro Indonesia berhasil

mendapatkan 4 penghargaan dalam event yang diadakan oleh CFCD (Corporate

Page 4: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

4

Forum For Community Development) yang bekerjasama dengan Kementerian

Sosial. PT. Adaro Indonesia mendapatkan peringkat Gold di bidang sosial dan

lingkungan untuk program pertanian terpadu. Selang tiga tahun dalam event yang

sama, PT. Adaro Indonesia juga mendapat 7 penghargaan, masing-masing tiga

penghargaan Platinum, tiga penghargaan Gold dan satu penghargaan Silver untuk

program pengembangan kebun karet, pembentukan kampung ternak dan koperasi

wanita tani suka maju. Untuk penghargaan internasional, pada tahun 2012 yang

lalu PT. Adaro Indonesia berhasil meraih Health Promotion Award yang kedua

kalinya dalam ajang Asia Responsibility Entrepreneurship Award (AREA)

melalui program penanggulangan buta katarak.

Begitu banyaknya penghargaan yang diperoleh PT. Adaro Indonesia dalam

keberhasilan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui program CSR menjadi

menarik untuk ditelaah lebih lanjut tentang apa saja program/kegiatan yang

dilaksanakan oleh perusahaan dan bagaimana dampak program CSR untuk

masyarakat sehingga perusahaan mendapatkan penghargaan atas keberhasilannya

dalam kegiatan pemberdayaan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan yang diuraikan sebelumnya, terdapat isu

mengenai keterlibatan sektor swasta dalam hal ini PT. Adaro Indonesia dalam

pemberdayaan masyarakat sekitar melalui program CSR yang dilaksanakan oleh

perusahaan tersebut. PT. Adaro Indonesia melalui program CSR-nya memiliki

tujuan utama untuk menciptakan masyarakat pasca-tambang yang mandiri dan

berkelanjutan. Jika penghargaan dalam kegiatan CSR menjadi salah satu indikasi

Page 5: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

5

keberhasilan perusahaan dalam implementasi CSR, maka PT. Adaro Indonesia

bisa dikatakan cukup berhasil dalam implementasi CSR untuk masyarakat sekitar

dengan banyaknya penghargaan yang telah didapatkan. Dari permasalahan

tersebut, pertanyaan yang diajukan sebagai rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah :

1. Apa kegiatan pemberdayaan yang dilaksanakan oleh PT. Adaro Indonesia

melalui program CSR untuk masyarakat sekitar tambang?

2. Bagaimana dampak dari kegiatan tersebut bagi masyarakat sekitar

tambang dan perusahaan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini dilaksanakan adalah :

1. Mengetahui kegiatan pemberdayaan yang dilaksanakan oleh perusahaan

melalui program CSR untuk masyarakat sekitar tambang.

2. Mengetahui dampak program CSR perusahaan dalam menciptakan

kemandirian masyarakat sekitar pasca-tambang.

D. Tinjauan Pustaka

Dewasa ini CSR ataupun tanggung jawab sosial perusahaan menjadi topik

perbincangan yang hangat bagi para akademisi ataupun kalangan lainnya. Telah

banyak kajian dan seminar serta pelatihan yang membahas mengenai CSR baik

nasional maupun internasional. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa CSR ini

adalah konsep baru di dalam paradigma pengembangan masyarakat yang juga

cukup memiliki potensi untuk pengembangan masyarakat dimasa yang akan

datang. Perhatian lebih terhadap CSR ini tidak hanya datang dari para akademisi

Page 6: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

6

ilmu sosial saja namun juga datang dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan seperti

ekonomi, bisnis, hukum, maupun politik. Semakin banyaknya atensi dari berbagai

disiplin ilmu pengetahuan akan tema CSR dalam penelitiannya menjadikan

perspektif tentang konsep CSR menjadi sangat beragam dan sangat menarik.

Adapun beberapa penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan oleh para

akademisi dengan mengangkat tema CSR, yang salah satunya ialah penelitian

yang dilakukan oleh Dian Safitri (2011) dengan judul “Efektifitas Program

Tanggung Jawab Sosial PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. dalam

Mewujudkan Kemandirian Masyarakat di Sekitar Kawasan Pertambangan”.

Dalam penelitiannya, peneliti ingin mencoba mengungkap pelaksanaan program

tanggung jawab sosial PTBA melalui program kemitraan yang dijalankan oleh

CSR perusahaan batubara tersebut. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui

sejauh mana kontribusi perusahaan melalui program CSR-nya dalam mewujudkan

kemandirian masyarakat sekitar pertambangan.

Penelitian yang lain juga dilakukan oleh Joko Guntoro (2005) dengan

penelitiannya yang berjudul “Corporate Social Responsibility : Antara

Kepedulian Membangun Masyarakat dan Mendapatkan Legitimasi Sosial (Studi

Kasus Pada Ekplorasi Dodo-Rinti PT. Newmont Nusa Tenggara, Kecamatan

Ropang, Kabupaten Sumbawa)”. Penelitian ini mencoba mengungkap motivasi

dibalik implementasi CSR yang dijalankan oleh perusahaan. Joko Guntoro dalam

penelitiannya menemukan bahawa pertama, CSR memiliki tujuan untuk

memperoleh lisensi sosial untuk beroperasi dari masyarakat, kedua, hadirnya

perusahaan memunculkan eksternalitas dan harapan-harapan sosial, ketiga,

Page 7: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

7

implementasi CSR oleh perusahaan sangat ditentukan oleh harapan dan tuntutan

masyarakat yang artinya adalah bahwa CSR dalam hal ini menjadi alat “pemadam

kebakaran” atas tuntutan masyarakat, keempat, besar kecilnya aktivitas CSR

ditentukan oleh tahapan produksi dan juga pendapatan yang dihasilkan oleh

perusahaan, dan temuan terakhir peneliti adalah bahwa setuju tidaknya

masyarakat terhadap kehadiran eksplorasi perusahaan dipengaruhi oleh nilai

manfaat ataupun kerugian yang dihadirkan perusahaan kepada masyarakat.

Adapun penelitian yang serupa tapi tak sama yakni sebuah penelitian yang

dilakukan oleh Titi Hidayatun (2007) yang berjudul “Investasi Sosial :

Menyingkap Motivasi Dibalik Implementasi Corporate Social Responsibility

(Studi tentang implementasi CSR PT. Astra Internasional Tbk. untuk masyarakat

sekitar)”. Hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Joko Guntoro,

peneliti juga ingin mengungkap motivasi dibalik pelaksanaan CSR perusahaan.

Berpijak dari hasil penelitian di atas, peneliti mencoba mengetahui apa dan

bagaimana kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh PT. Adaro Indonesia

melalui program CSR-nya dalam menciptakan masyarakat pasca-tambang yang

mandiri dan berkelanjutan.

E. Kerangka Konseptual

Perumusan kerangka konseptual didasarkan pada sebuah harapan bahwa

pelaksanaan program CSR dapat berkelanjutan sehingga dapat mendukung

pembangunan masyarakat ke arah yang lebih baik. Seiring dengan meningkatnya

perkembangan dunia industri di Indonesia, meningkat pula perhatian terhadap

Page 8: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

8

konsep CSR. Konsep CSR cukup menyita perhatian dari berbagai kalangan,

seperti perusahaan, pemerintah, dan juga masyarakat dalam hal ini akademisi.

Sebagai konsep yang masih tergolong baru, CSR memiliki cukup potensi bagi

pengembangan masyarakat dimasa yang akan datang.

Tidak sedikit perusahaan di Indonesia kini telah menerapkan konsep CSR

sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat di

sekitarnya. Kewajiban hukum yang mengharuskan tiap perusahaan untuk

menerapkan konsep CSR, menjadikan hampir semua perusahaan di Indonesia

menerapkan konsep CSR. Dengan adanya CSR disetiap perusahaan, diharapkan

ada sebuah redistribusi kemakmuran yang adil antara perusahaan dengan

masyarakat disekitarnya.

Konsep CSR sangat erat kaitannya dengan konsep pengembangan

masyarakat atau community development, karena memang community

development adalah bagian penting dalam implementasi CSR yang ideal. Namun

dalam penelitian ini, peneliti tetap mempertahankan istilah CSR sebagai konsep,

karena istilah CSR sendiri lebih populer dikalangan masyarakat maupun

perusahaan. Dalam bagian ini akan dijabarkan tentang, 1) Masyarakat Tambang

sebagai Masyarakat Peralihan, 2) Corporate Social Responsibility Sebagai

Strategi Bisnis Perusahaan dan 3) Pemberdayaan Masyarakat.

1. Masyarakat Tambang sebagai Masyarakat Peralihan

Masyarakat adalah sebuah sistem sosial yang di dalamnya terdapat

sekumpulan individu yang saling berinteraksi. Di dalam masyarakat terdapat nilai,

norma ataupun aturan-aturan tertentu yang menjadi kebutuhan bersama sebagai

Page 9: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

9

sebuah sistem sosial. Nilai, norma ataupun aturan-aturan inilah yang kemudian

menjadi rujukan bagi individu-individu di dalam masyarakat untuk saling

berinteraksi.

Masyarakat tambang dalam artian cakupan wilayah adalah masyarakat

yang bermukim di sekitar kawasan industri tambang. Masyarakat tambang dapat

dikategorikan sebagai masyarakat pedesaan, karena memang sebagian besar

industri tambang berada di daerah pedesaan. Dalam proses sosialnya, masyarakat

tambang yang berada di pedesaan cenderung memiliki dualisme nilai ataupun

norma yang dianut, yaitu nilai tradisional dan nilai modernitas.

Boeke dalam (Johanes Muller, 2006 : 85-86) menjelaskan lebih lanjut

tentang dualisme struktur ekonomi dan sosial di daerah-daerah kolonial. Dalam

masyarakat kolonial memiliki struktur ekonomi dan sosial yang terpecah belah

dan hampir tidak ada hubungan satu sama lainnya, terutama ekonomi pasar

modern dan dinamis di satu pihak serta ekonomi subsistensi yang mandek di sisi

lain (Johanes Muller, 2006 : 85). Dualisme yang terjadi dalam masyarakat

kolonial disebabkan oleh penanaman sektor modern secara paksa oleh para

penjajah sehingga menghasilkan proses perkembangan menurut dua pola yang

berdiri sendiri.

Masyarakat pedesaan identik dengan pertanian, subsistensi, memegang

tradisi/adat dan peranan uang yang masih lemah. Mayoritas penduduknya bekerja

dalam sektor pertanian meskipun ada juga yang berdagang dan menjadi pegawai

negeri sipil (PNS). Dalam masyarakat pedesaan, pelapisan sosial masyarakatnya

didasarkan pada kepemilikan tanah. Semakin luas tanah yang dimiliki, semakin

Page 10: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

10

tinggi juga kedudukannya dalam sistem pelapisan sosial masyarakat. M. Jaspan

(1961) membedakan masyarakat Yogyakarta ke dalam tiga golongan. Pertama,

mereka yang mempunyai tanah pekarangan dan sawah, kedua, mereka yang hanya

memiliki sawah dan ketiga adalah mereka yang hanya memiliki rumah di atas

tanah orang lain (Soelaeman, 2001 : 136).

Masyarakat sebagai sebuah sistem sosial selalu mencari bentuk

keseimbangannya. Oleh karena itu, masyarakat tidak terlepas dari dinamika yang

melingkupinya. Industrialisasi di pedesaan melalui penetrasi industri tambang

telah membawa perubahan sosial di dalam masyarakat. Industrialisasi adalah

sebuah gejala dalam masyarakat yang ditandai oleh adanya pergantian teknik

produksi dari cara tradisional ke cara modern (A. Dharmawan, 1986 : 18).

Pembangunan masyarakat pedesaan yang sarat dengan nilai-nilai

ketradisionalannya mulai digeser ke arah pembangunan yang sesuai nalar

masyarakat modern. Industrialisasi membawa unsur-unsur baru bagi masyarakat

pedesaan, seperti teknologi modern, sistem produksi yang berdasar pada efisiensi,

rasionalitas dan cenderung kapitalistik. Sistem sosial yang telah mapan dalam

masyarakat pedesaan sedikit banyak mulai tergoncang dengan adanya proses

industrialisasi di sekitar mereka.

Masyarakat industri memiliki cara pandang tersendiri mengenai konsepsi

hidup. Cara pandang masyarakat industri berbeda dengan masyarakat pedesaan.

Sementara itu, masyarakat tambang yang sedang dalam masa transisi/peralihan

cenderung memiliki dua cara pandang, yaitu cara pandang masyarakat industri

dan masyarakat pedesaan. (A. Dharmawan, 1986) pandangan hidup seorang

Page 11: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

11

industriwan bukan perluasan dari pandangan hidup nenek moyang mereka,

karenanya mempunyai beberapa perbedaan yang sangat menyolok dengan

masyarakat desa pada umumnya, antara lain sebagai berikut :

1. Perbedaan pandangan terhadap unit famili

Pada masyarakat desa, keluarga merupakan suatu unit. Anggota

keluarga saling bekerja sama untuk mencapai hasil produksi sekedar

mencukupi hidup. Mereka mengumpulkan hasil produksi untuk

dinikmati secara bersama bukan untuk dirinya sendiri. Hubungan antar

anggota keluarga sangat erat/intim dan saling bergotong royong.

Sementara itu, dalam masyarakat industri menitikberatkan pada

ketunggalan (singularity) dan keakuan (individuality), sehingga

keluarga merupakan “a consumption unit” (pemakai) serta bukan “a

production unit” (penghasil).

2. Perbedaan pandangan tentang ikatan sosial

Pada masyarakat desa, social bonds (ikatan masyarakat)

merupakan rasa tanggung jawab bersama (a sense of community).

Terdapat rasa tanggung jawab bersama sebagai kesatuan masyarakat,

baik dalam hal keberuntungan maupun dalam hal kemalangan. Dalam

masyarakat industri, social bonds adalah social contracts. Artinya,

mereka mengerjakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan orang lain

karena mereka dibayar untuk seperti itu. Oleh karenanya dalam

masyarakat industri sangat diperlukan keahlian (skill) untuk melayani

orang lain. Seperti ketika rumah rusak, bukan tetangga kita yang harus

Page 12: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

12

memperbaiki akan tetapi diserahkan kepada pemborong ataupun

kontraktor.

3. Perbedaan pandangan mengenai sikap masyarakat

Perbedaan ke-3 terletak pada dasar aktivitas sosial. Dalam kehidupan

masyarakat desa, faktor ketenangan menjadi syarat utama. Setiap

orang dapat mudah dikenal melalui tempat tinggal atau kediamannya.

Orang desa sejak lahir, dewasa hingga akhirnya mati berada pada

tempat yang sama. Dalam level ini, adat istiadat sangat menonjol.

Homogenity of population (kesukuan) sebagai sesuatu yang paling

baik. Lain halnya dengan pandangan masyarakat industri. Segala

sesuatunya (aktivitas sosial) harus serba cepat/mobilitas tinggi. Semua

ikatan yang ada hubungannya dengan tanah leluhur dihilangkan. Tanah

yang ditempati merupakan faktor sementara dan kebetulan. Adat

istiadat dinilai sebagai sesuatu yang membatasi/menghambat dan

kolot.

4. Perbedaan mengenai aktivitas para anggota masyarakat

Dalam masyarakat tradisional, tingkah laku tidak terpisahkan dari

aktivitas-aktivitas lainnya. Lain halnya dengan masyarakat industri,

mereka masing-masing telah mempunyai bidang pekerjaan sendiri-

sendiri/terspesialisasi.

5. Perbedaan pandangan mengenai posisi seseorang

Dalam masyarakat tradisional, seseorang mendapatkan status dan

posisinya dari warisan dan nama baik keluarganya (ascribed status).

Page 13: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

13

Seorang petani terus menerus menjadi petani bukan karena ia bodoh,

tetapi karena ayah dan leluhurnya adalah petani. Sistem stratifikasi

sosial dalam masyarakat desa cenderung tertutup. Sementara itu, dalam

masyarakat industri, seseorang mendapatkan tempat dan kedudukan

karena hasil keterampilan/kecakapannya (achievement status).

6. Perbedaan pandangan dalam hal lingkungan hidup

Perbedaan yang terakhir dapat dilihat dari hubungan manusia dengan

lingkungannya. Dalam masyarakat desa yang mayoritas bertani,

mereka sangat bergantung pada alam. Hidupnya adalah pekerjaannya,

sedangkan pekerjaannya merupakan jawaban terhadap adanya

perubahan alam. Keadaan seperti ini tidak ditemui dalam masyarakat

industri. Hidup masyarakat industri tidak tergantung pada kalender

atau musim, melainkan mereka harus selalu bekerja pada waktunya

(disiplin tinggi). Dari waktu ke waktu mereka harus mempertahankan

pekerjaannya secara teratur. Apabila mereka tidak bisa

mempertahankan kualitasnya, maka posisinya akan digantikan oleh

orang lain (A. Dharmawan, 1986 : 13-17).

Perusahaan/korporasi merupakan representasi dari masyarakat industri

yang lebih luas. Perusahaan sebagai agen industrialisasi dalam jangka panjang

turut berperan membentuk nilai-nilai dan tujuan masyarakat di sekitarnya. Dengan

kata lain, adanya perusahaan turut memberi warna/pengaruh dalam kebudayaan

dan institusi-institusi yang ada di dalam masyarakat. Perusahaan sebagai

representasi dari masyarakat industri menggeser gaya dan standar hidup yang

Page 14: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

14

sudah mapan dalam masyarakat. Misalnya, pergeseran orientasi terhadap

pekerjaan.

Dalam masyarakat industri terdapat spesialisasi pekerjaan. Semakin

kompleksnya kebutuhan yang dihadapi masyarakat oleh karena kemajuan

teknologi menyebabkan pekerjaan semakin terspesialisasi dan rumit. Perubahan

yang terjadi dalam diferensiasi pekerjaan berpengaruh pada hierarki sosial dalam

masyarakat yang pada akhirnya membentuk stratifikasi sosial bentuk baru. Dalam

masyarakat industri, bekerja di pabrik lebih tinggi kedudukannya secara sosial jika

dibanding bekerja sebagai petani. Industrialisasi turut melahirkan kelas

pekerja/kelompok pekerja (buruh), pedagang baik kecil maupun besar di dalam

masyarakat.

Laju perkembangan industrialisasi di level pedesaan senyatanya turut

memunculkan problem baru, khususnya dalam masyarakat peralihan seperti

masyarakat tambang. Selama ini, perusahaan dianggap sebagai lembaga yang

dapat memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat, seperti : memberikan

kesempatan kerja, menyediakan barang yang dibutuhkan masyarakat untuk

konsumsi, membayar pajak, memberi sumbangan dan lain-lain (Memed, 2001

dalam Noor Hadi, 2011 : 1). Namun dibalik itu semua, keberadaan perusahaan

ternyata juga banyak menimbulkan berbagai persoalan sosial dan lingkungan,

seperti polusi udara, keracunan, kebisingan, diskriminasi, pemaksaan,

kesewenang-wenangan, produksi makanan haram serta bentuk negative

externalities lain (Harahap, 2001 dalam Noor Hadi, 2011 : 1).

Page 15: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

15

Industri pertambangan sarat dengan penggunaan mesin-mesin berteknologi

tinggi. Tuntutan penggunaan teknologi yang canggih dalam industri tambang

menyebabkan sebagian masyarakat yang belum “siap” secara sumber daya

manusianya terkesan terpinggirkan dalam proses industrialisasi. Idealnya,

perkembangan proses industrialisasi sejalan dengan perkembangan masyarakat

ataupun sebaliknya. Tanpa ada keseimbangan tersebut, tentu akan menimbulkan

masalah sosial baru seperti pengangguran, kesenjangan sosial dan masalah sosial

lainnya seperti rusaknya lingkungan hidup.

2. Corporate Social Responsibility Sebagai Strategi Bisnis Perusahaan

Corporate social responsibility ialah bentuk tanggung jawab yang melekat

pada setiap perusahaan yang muncul sejak adanya pemahaman bahwa perusahaan

dan masyarakat merupakan sesuatu yang integral dan saling terkait. Keberadaan

suatu perusahaan di dalam lingkungan masyarakat membawa sejumlah dampak

sosial dan lingkungan yang logis bagi masyarakat di sekitarnya. Berdasarkan pada

hal tersebut, CSR sebagai konsep pengembangan masyarakat muncul dan

berkembang.

Definisi mengenai konsep CSR/tanggung jawab sosial perusahaan sangat

beragam dan kompleks. Muncul banyak perdebatan dari kalangan akademisi,

praktisi, dan pelaku usaha tentang konsep CSR itu sendiri. Salah satu definisi

yang cukup mewakili ialah definisi CSR menurut Soeharto Prawirokusumo

(dalam Alfitri, 2011:86), tanggung jawab sosial adalah sebuah konsep yang luas

yang berhubungan dengan kewajiban perusahaan atau organisasi dalam

memaksimalkan impact positif terhadap masyarakatnya.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

16

Konsep CSR kemudian berkembang sejalan dengan paradigma

pembangunan berkelanjutan yang berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang

tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan”. Pembangunan

berkelanjutan mencakup isu pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan

perlindungan terhadap lingkungan hidup. Paradigma ini dikenal dengan istilah

triple bottom lines yang kemudian menjadi paradigma baru dalam tanggung jawab

sosial perusahaan. Tanggung jawab perusahaan berdasarkan triple bottom lines

yang dikemukakan oleh Elklinton dalam Noor Hadi (2011: 57) disederhanakan

menjadi triple P yaitu profit, people, dan planet.

Gambar 1. Triple Bottom Lines Menurut John Elklinto n

Sumber : Elkington dalam Noor Hadi (2011)

Pertama, profit berterkaitan dengan keuntungan perusahaan sebagai

motivasi dan tujuan utama dari kegiatan bisnis perusahaan. Aktivitas yang dapat

ditempuh untuk mendongkrak keuntungan antara lain dengan meningkatkan

produktivitas dan melakukan efisiensi biaya. Bagaimanapun juga perusahan

adalah organisasi ekonomi yang mengedepankan keuntungan ekonomi/laba.

Tanpa keuntungan, perusahaan pun tidak akan bisa memaksimalkan dampak

positif/kontribusi untuk masyarakat disekitarnya Kedua, people menyangkut

People/ Sosial

Planet/ Lingkungan

Profit/ Ekonomi

Page 17: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

17

masyarakat sekitar perusahaan yang berkomitmen memberikan manfaat sebesar-

besarnya kepada masyarakat. Perusahaan perlu melakukan kegiatan yang

menyentuh kebutuhan masyarakat sebagai kompensasi atas dampak yang diterima

masyarakat dari keberadaan perusahaan tersebut. Ketiga, planet diartikan sebagai

tindakan kepedulian perusahaan terhadap lingkungan hidup sekitar daerah

operasionalnya guna menjaga keseimbangan antara lingkungan fisik dan

kehidupan manusia.

Dari beberapa definisi konsep CSR yang ada di atas dapat ditarik sebuah

kesimpulan bahwa ada hubungan yang saling terkait antara perusahaan sebagai

organisasi bisnis dengan masyarakat di sekitarnya. Dalam konteks relasi di antara

keduanya (perusahaan dan masyarakat), perusahaan dituntut untuk lebih

mengedepankan komitmen, etika, dan tanggung jawab baik sosial maupun

lingkungan terhadap masyarakat di sekitar daerah operasionalnya sebagai sebuah

strategi bisnis dan untuk memelihara eksistensi perusahaan itu sendiri. Sebagai

strategi bisnis, implementasi CSR bertujuan agar perusahaan dapat melakukan

kegiatan bisnisnya dengan baik dan meminimalisir resiko yang muncul dari

komunitas sekitar maupun dari lingkungan tempat melakukan kegiatan bisnisnya.

Bagaimanapun, sebuah aktivitas bisnis tidak hanya membutuhkan legitimasi

secara ekonomi atau hukum, akan tetapi juga butuh legitimasi secara sosial untuk

menunjang aktivitas operasionalnya. Posisi CSR dalam konteks relasi perusahaan

dengan masyarakat sekitar adalah sebagai “jembatan” kepentingan perusahaan

dan masyarakat sekitar.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

18

Menurut (Rudito & Melia, 2007), ruang lingkup program CSR dapat

dibagi berdasarkan tiga kategori : pertama, community relation, yaitu kegiatan

yang menyangkut pengembangan kesepahaman melalui komunikasi dan informasi

kepada para pihak yang terkait, kedua, community services, merupakan pelayanan

perusahaan untuk memenuhi kepentingan komunitas ataupun kepentingan umum,

dan terakhir adalah community empowering, yaitu program yang berkaitan dengan

pemberian akses yang lebih luas kepada komunitas untuk menunjang

kemandirian, seperti pembentukan koperasi, usaha industri kecil, anggota

komunitas sudah mempunyai pranata pendukung dan perusahaan memberi akses

kepada pranata sosial agar dapat berlanjut (Alfitri, 2011 : 94). Ketiga ruang

lingkup kegiatan CSR tersebut bermuara pada tujuan harmonisasi relasi antara

perusahaan dengan warga masyarakat sekitar dan juga untuk meminimalkan

resiko sosial yang mungkin muncul dari adanya aktivitas perusahaan.

Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) oleh perusahaan pada

hakikatnya ditujukan untuk melestarikan eksistensi perusahaan itu sendiri.

Perkembangan CSR menjadi bagian dalam strategi bisnis perusahaan untuk

memperoleh manfaat ekonomi. Widjaja dan Pratama (2008:45-47)

mengemukakan pentingnya CSR dalam upaya mempertahankan keberlangsungan

perusahaan yang mencakup tiga hal, yaitu :

a) Keberlanjutan Ekonomi

Tujuan utama perusahaan tidak lain adalah mencari

keuntungan dari aktivitas bisnis yang dijalankannya. CSR yang

diterapkan oleh perusahaan tidak berarti melakukan aktivitas sosial

Page 19: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

19

dan menjaga kelestarian lingkungan yang kemudian berpengaruh

terhadap keuntungan perusahaan. Dalam penerapan CSR oleh

perusahaan, perusahaan wajib memenuhi tujuan utamanya, yaitu

mencari keuntungan sebesar-besarnya. Peran perusahaan dalam

menjaga keberlanjutan sosial dan lingkungan sangat terkait dengan

keberlanjutan ekonomi perusahaan tersebut. Keberlanjutaan

perusahaan dapat dicapai dengan cara mendapatkan keuntungan,

meminimalisir biaya dan maksimalisasi penjualan, membuat

kebijakan bisnis yang strategis serta menjanjikan pengembalian yang

menarik bagi para investor. Pelaksanaan CSR yang berkaitan dengan

keberlanjutan ekonomi perusahaan menurut Kartini (2009:83)

merupakan reward finansial bagi perusahaan yaitu (1) menurunkan

biaya operasional perusahaan melalui supremasi kebijakan internal

perusahaan untuk kepentingan penghematan, keselamatan, dan

keamanan. Misalnya, penghematan penggunaan air, lampu dan AC,

prisnsip-prinsip K3 dan kebijakan mengurangi limbah, (2)

meningkatkan volume penjualan dan perluasan pangsa pasar dengan

menghasilkan produk-produk yang ramah lingkungan. Hal tersebut

akan mempengaruhi respon prositif dari masyarakat dalam

penggunaan produk sekaligus membangun citra positif bagi

perusahaan, (3) menarik calon investor, (4) memberikan dampak pada

pertumbuhan nilai saham yang signifikan dengan adanya pelaksanaan

CSR yang konsisten.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

20

b) Keberlanjutan Sosial

Keberadaan perusahaan di tengah masyarakat pasti akan

memberikan dampak bagi masyarakat yang berada di sekitar

perusahaan tersebut. Dengan berdirinya suatu perusahaan, maka akan

menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang berada di

sekitar perusahaan tersebut. Perekrutan tenaga kerja atau karyawan

dan adanya sumbangsih perusahaan secara langsung kepada

masyarakat akan mengangkat derajat kesejahteraan masyarakat

disekitarnya. CSR terhadap masyarakat sekitar juga memberikan

dampak bagi terciptanya suasana yang kondusif bagi perusahaan

dalam menjalankan kegiatan bisnis mereka. Dengan kata lain

penerapan CSR oleh perusahaan merupakan suatu strategi pencegahan

konflik antara pihak perusahaan dengan masyarakat sekitar.

Sustainability sosial terkait dengan upaya perusahaan dalam

mengutamakan nilai yang tumbuh dalam masyarakat.

Menjaga keberlanjutan sosial melalui implementasi CSR oleh

perusahaan sekaligus memberikan keuntungan bagi perusahaan dalam

mendapatkan lisensi sosial dari kelompok masyarakat sebagai

stakeholders-nya. Pengakuan yang positif dari kelompok-kelompok

masyarakat akan mendukung operasional bisnis perusahaan. Reward

dari lisensi sosial ini adalah sesuatu yang mutlak untuk menjaga

keutuhan profit bisnis perusahaan dalam jangka panjang.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

21

c) Keberlanjutan Lingkungan

Permasalahan lingkungan terkait dengan isu global warming

yang mengancam kehidupan manusia menempatkan perusahaan

sebagai pihak yang berperan dalam masalah lingkungan tersebut.

Aktivitas perusahaan dalam hal ini industri ekstraktif yang sangat erat

dengan teknologi memiliki dampak negatif bagi lingkungan dengan

adanya limbah yang dihasilkan dan bekas yang ditinggalkan. Masalah

lingkungan yang timbul kemudian berdampak terhadap kelangsungan

perusahaan itu sendiri. Tidak dapat dipungkiri bahwa lingkungan yang

sehat dan kondusif sangat menunjuang aktivitas perusahaan. Hal ini

yang kemudian mendorong perusahaan berupaya melestarikan

lingkungan demi mempertahankan keberlanjutan perusahaan.

Keberlanjutan lingkungan oleh perusahaan dilakukan dengan cara

menggunakan teknologi ramah lingkungan untuk mengurangi emisi

gas buang, mengimplementasikan sistem manajemen risiko

lingkungan atau AMDAL yang efektif, serta menerapkan prinsip eco-

labeling.

Sebagai strategi bisnis perusahaan, pelaksanaan tanggung jawab sosial

perusahaan menurut Eka Tjipta Foundation dalam Widjaja & Pratama (2008 : 52)

akan menjaga dan meningkatkan daya saing melalui reputasi dan kesetiaan merek

produk (loyalitas) atau citra (image) perusahaan yang menjadi keunggulan

kompetitif perusahaan. Alfitri (2011:99-100), menguraikan beberapa manfaat

yang diperoleh perusahaan dari aktivitas CSR. Pertama, pelaksanaan CSR yang

Page 22: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

22

konsisten akan mendongkrak citra (image) perusahaan yang berdampak pada

peningkatan reputasi perusahaan. Kedua, dengan meningkatnya image perusahaan

CSR dapat meningkatkan loyalitas dan motivasi pekerja atau karyawan sehingga

dapat memberikan kemajuan bagi perusahaan. Ketiga, aktivitas CSR yang

berdampak pada kemajuan perusahaan akan mempererat hubungan perusahaan

dengan para stakeholdernya. Hal tersebut akan meningkatkan kepercayaan (trust)

dari stakeholders terhadap perusahaan. Kartini (2009:88) mengemukakan adanya

reward dari pelaksanaan CSR yang berdampak pada kapasitas dan kapabilitas

perusahaan secara kualitatif dimana reward tersebut sangat menguntungkan bagi

perusahaan yaitu “memperkuat reputasi perusahaan”. Keempat, meningkatnya

penjualan seperti yang terungkap dalam riset Roper Search Worldwide, konsumen

akan lebih menyukai produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang konsisten

menjalankan tanggung jawab sosialnya sehingga memiliki reputasi yang baik.

3. Pemberdayaan Masyarakat

Menurut Sunyoto Usman (dalam Alfitri, 2011:24) pemberdayaan

masyarakat adalah sebuah proses dalam bingkai usaha memperkuat apa yang

lazim disebut community self reliance atau kemandirian. Dalam prosesnya,

masyarakat didampingi untuk menganalisis masalah yang mereka hadapi dan

membimbing mereka untuk menemukan solusi dari permasalahan yang mereka

hadapi dengan memberikan alternatif atau strategi dalam memanfaatkan resources

yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Proses pemberdayaan dalam konsep ini

mengedepankan peluang masyarakat untuk membuat keputusan penyelesaian

Page 23: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

23

masalah yang mereka hadapi sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan

masyarakat.

Sementara itu Kartasasmita (1997:11-12) berpandangan bahwa

memberdayakan adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan

masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu melepaskan diri dari

perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Lebih lanjut Kartasasmita juga

menjelaskan bahwa salah satu dari upaya untuk memberdayakan masyarakat

adalah dengan membuka akses kepada berbagai peluang yang akan membuat

masyarakat menjadi semakin berdaya.

Pemberdayaan masyarakat memerlukan serangkaian proses yang panjang

(tidak instan), karena memang merupakan proses yang berlangsung secara terus

menerus (on going process). Menurut Saraswati (dalam Alfitri, 2011:23) secara

konseptual pemberdayaan masyarakat harus mencakup enam hal sebagai berikut :

1. Learning by doing. Dalam artian bahwa pemberdayaan adalah sebagai

proses belajar dan ada satu tindakan konkrit yang terus menerus

dampaknya dapat terlihat.

2. Problem solving. Pemberdayaan harus memberikan arti adanya

pemecahan masalah yang dirasakan krusial dengan cara dan waktu

yang tepat.

3. Self evaluation. Pemberdayaan harus mampu mendorong seseorang

ataupun kelompok masyarakat untuk melakukan evaluasi secara

mandiri.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

24

4. Self development and coordination. Mendorong agar mampu

melakukan pengembangan diri dan melakukan hubungan koordinasi

dengan pihak lain secara lebih luas.

5. Self selection. Suatu kumpulan yang tumbuh sebagai upaya pemilihan

dan penilaian secara mandiri dalam menetapkan langkah ke depan.

6. Self decision. Dalam memilih tindakan yang tepat hendaknya dimiliki

kepercayaan diri dalam memutuskan sesuatu secara mandiri (dikutip

dari Alfitri, 2011:23-24).

Elemen penting dalam pemberdayaan masyarakat adalah partisipasi.

Keberagaman konsep mengenai pemberdayaan masyarakat yang dikemukakan

oleh beberapa tokoh dengan berbagai pandangan pada dasarnya menegaskan

bahwa dalam proses pembangunan, masyarakat merupakan aktor yang memiliki

potensi dan sumber daya sehingga tidak seharusnya menempatkan masyarakat

hanya sebagai objek pembangunan yang sarat dengan mobilisasi. Oleh sebab itu

pemberdayaan sebagai sebuah pendekatan dalam menghidupkan potensi yang

dimilik masyarakat dengan menekankan pada aspek partisipasi masyarakat dapat

meningkatkan harkat martabat dalam upaya mencapai kesejahteraan yang

merupakan esensi dari tujuan pembangunan.

Aspek partisipasi dalam proses pemberdayaan masyarakat menempati

kedudukan yang sangat penting karena capaian hasil dari pemberdayaan

masyarakat sangat ditentukan dari peran serta masyarakat itu sendiri. Bentuk

partisipasi masyarakat dalam pembangunan adalah kerjasama antara masyarakat

dengan pemerintah dalam merencanakan, melaksanakan dan membiayai

Page 25: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

25

pembangunan. Partisipasi masyarakat dalam bentuk kerjasama ini menuntut

adanya kesetaraan antara masyarakat dan pemerintah maupun pihak swasta, oleh

karena itu masyarakat diupayakan memiliki kapasitas baik secara individu

maupun kelembagaan yang menjadi kunci dalam keberhasilan suatu program

pemberdayaan.

Proses pelaksanaan pemberdayaan masyarakat sangat ditentukan dengan

adanya persiapan dan strategi perencanaan yang matang, sehingga program

pengembangan masyarakat dapat mencapat sasaran/tujuannya. Nindita (2008:64)

mengemukakan tiga pendekatan perencanaan dalam pengembangan masyarakat

yaitu :

a. Development for Community

Pencetus kegiatan pengembangan masyarakat sesuai dengan

pendekatan ini adalah perusahaan yang mempunyai status sebagai pendonor,

sedangkan kedudukan dari komunitas adalah sebagai target atau objek

kegiatan pengembangan masyarakat. Karakteristik dari program ini adala

berorientasi pada perusahaan (program inkind) dan lebih kepada pencapaian

hasil. Dampak yang memungkinkan timbul dari pendekatan ini adalah

cenderung menciptakan ketergantungan dari komunitas terhadap perusahaan.

b. Development with Community

Program pengembangan masyarakat dengan pendekatan ini

menempatkan perusahaan sebagai agen pembangunan, sedangkan komunitas

adalah sebagai objek sekaligus subjek dalam program pengembangan

masyarakat. Tujuan dari program dengan pendekatan ini adalah pencapaian

Page 26: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

26

hasil dan memberikan sumbangan pada proses pembangunan. Dampak

positifnya adalah tidak sepenuhnya tergantung terhadap perusahaan, namun

komunitas dilatih untuk berswadaya. Karakteristik dari program ini adalah

untuk memenuhi kebutuhan komunitas sekaligus tujuan perusahaan.

c. Development of Community

Karakteristik dari program ini adalah berorientasi pada pemenuhan

kebutuhan komunitas. Tujuan akhir dari program ini adalah pembangunan

yang berproses. Pada pendekatan ini, komunitas sebagai subjek pembangunan

mencetukan program pengembangan masyarakat dan mengidentifikasi

kebutuhan mereka sendiri. Dampak positifnya adalah membetuk kemandirian

(self reliance) komunitas karena mereka terlibat secara langsung sepenuhnya

dalam program yang mereka prakarsai.

Pemberdayaan masyarakat mengutamakan masyarakat sebagai pelaku

utama pembangunann (people centered development) yang menekankan

mekanisme yang bersummber dari bawah (bottom up). Oleh sebab itu mekanisme

yang bersifat bottom-up sangat sarat dengan adanya partisipasi dari masyarakat itu

sendiri. Pemberdayaan ditujukan untuk menciptakan kemajuan sosial dan

ekonomi bagi masyarakat melalui partisipasi dan inisiatif anggota masyarakat itu

sendiri. Dengan adanya partisipasi dari masyarakat tersebut ditujukan untuk

membentuk kemandirian masyarakat.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

27

F. Metode Peneltian

1. Jenis Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui kegiatan pemberdayaan

yang dilakukan oleh PT. Adaro Indonesia melalui program CSR-nya serta

bagaimana dampak dari kegiatan tersebut bagi masyarakat sekitar tambang dan

perusahaan. Berpijak dari tujuan tersebut, jenis penelitian yang digunakan dalam

penelitan ini adalah kualitatif. Hal tersebut di dasarkan pada pertimbangan :

Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan

kenyataan jamak. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat

hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih

dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajamakan pengaruh bersama terhadap

pola-pola nilai yang dihadapi (Moeloeng, 1994:9-10).

Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi

kasus (case study). Studi kasus adalah tipe pendekatan dalam penelitian yang

penelaahannya terhadap suatu kasus dilakukan secara mendalam, mendetail dan

komperhensif (Faisal, 1999 : 22). Seperti pada strategi-strategi penelitan lainnya,

studi kasus merupakan suatu cara/strategi penelitian terhadap masalah empiris

dengan mengikuti rangkaian prosedur yang telah dispesifikasi sebelumnya. Studi

kasus lebih bersifat spesifik, khusus dan lokal.

Penelitan studi kasus dapat juga dibedakan menurut tipenya seperti

eksplanatoris, eksploratif dan deskriptif (Yin, 2003 : 1). Pendekatan studi kasus

cocok apabila pertanyaan penelitian berkenaan dengan how (bagaimana) atau why

(mengapa). Pendekatan studi kasus dengan tipe deskriptif bertujuan untuk

Page 28: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

28

menggambarkan dan melukiskan keadaan objek maupun subjek penelitian

berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana mestinya. Dengan

menggunakan pendekatan studi kasus tipe deskriptif memungkinkan peneliti

untuk dapat memahami fenomena sosial dari masyarakat menurut apa yang

mereka alami, pahami tentang realitas yang ada di sekitarnya.

Berpijak dari pertimbangan-pertimbangan tersebut, peneliti menggunakan

studi kasus tipe deskriptif untuk mengetahuo kegiatan pemberdayaan yang

dilaksanakan oleh PT. Adaro Indonesia melalui program CSR-nya. Mengingat

implementasi program CSR yang dilaksanakan oleh tiap-tiap perusahaan

(khususnya industri pertambangan), baik dari pendekatan, bentuk program,

kompleksitas permasalahan maupun strateginya adalah berbeda-beda sesuai

dengan kondisi sosial masyarakat sekitar tambang dan kebijakan perusahaan itu

sendiri. Tentunya fenomena tersebut tidak dapat digeneralisir untuk melihat

fenomena yang sama di tempat lain. Untuk menghindari adanya generalisasi

terhadap studi ini, sehingga studi kasus menjadi cocok untuk penelitian ini.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Adaro Indonesia, Kabupaten Tabalong,

Provinsi Kalimantan Selatan. PT. Adaro Indonesia merupakan anak perusahaan

dari PT. Adaro Energy yang memiliki wilayah operasional meliputi 5 Kabupaten

yaitu Kabupaten Balangan, Tabalong, Hulu Sungai Utara, Barito Timur dan Barito

Selatan. Namun peneliti hanya ingin melihat kegiatan pemberdayaan yang

dilaksanakan oleh PT. Adaro Indonesia di Kabupaten Tabalong saja. Pemilihan

lokasi tersebut didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :

Page 29: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

29

1. Site PT. Adaro Indonesia di Kabupaten Tabalong memiliki data yang

lebih lengkap terkait kegiatan pemberdayaan melalui program CSR-

nya jika dibanding dengan kantor pusat PT. Adaro Energy di Jakarta.

2. Sasaran program CSR PT. Adaro Indonesia adalah masyarakat sekitar

tambang yang salah satunya adalah di Kabupaten Tabalong.

3. Kemudahan dalam mendapatkan data langsung dari mitra binaan atau

penerima manfaat program karena letaknya tidak jauh dari site PT.

Adaro Indonesia di Kabupaten Tabalong.

3. Unit Analisis dan Penentuan Informan

Dalam penelitian kualitatif, peneliti tidak perlu meneliti seluruh individu

yang terdapat dalam suatu kelompok ataupun masyarakat. Seorang peneliti dalam

penelitian kualitatif cukup memilih beberapa individu yang mampu mewakili

ataupun menggambarkan masyarakat yang diteliti. Unit analisis dalam penelitian

ini adalah pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan program CSR PT. Adaro

Indonesia yaitu dari departemen CSR Adaro sebagai pengelola program serta

masyarakat sekitar tambang sebagai sasaran kegiatan pemberdayaan. Dengan

pertimbangan bahwa pihak-pihak tersebut adalah pihak yang mengerti dan

mengetahui tentang kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh perussahaan

melalui program CSR.

Dalam keperluan pengambilan informan penelitian untuk penggalian data,

peneliti menggunakan teknik purposive dan snowballing. Teknik pengambilan

informan dalam purposive dilakukan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu,

Page 30: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

30

seperti memilih informan yang dianggap menjadi “kunci” ataupun pembuka jalan

dalam proses penelitian di lapangan. Setelah tahap penentuan informan kunci

selesai, peneliti juga menggunakan snowballing untuk mendapatkan sumber data

hingga tercapai kecukupan informasi perihal kegiatan CSR perusahaan. Informan

2, 3, 4 dan seterusnya merupakan rekomendasi dari informan kunci. Peneliti

sebelumnya memulai dengan penggalian informasi dari informan kunci (key

informan) sebagai pembuka jalan (entry point). Key informan peneliti adalah staff

departemen CSR Adaro yang kebetulan peniliti kenal, beliaulah yang memberikan

informasi serta rekomendasi tentang informan yang perlu peneliti hubungi.

Adapun informan yang direkomendasikan adalah kelompok penerima manfaat,

perangkat desa/tokoh masyarakat dan pegiat LSM. Dengan rekomendasi tersebut,

peneliti dapat mudah menjalin hubungan dengan warga masyarakat, baik melalui

pertemuan pribadi maupun pertemuan bersama.

4. Data Penelitian

Data-data dalam penelitian ini di dasarkan pada perilaku dan kata-kata

atau lisan dari orang yang diamati yang merupakan dasar dalam upaya

membangun pandangan mengenai objek. Jane Richie (dalam Moleong, 2011:6)

memberikan konsep penelitian kualitatif sebagai upaya menyajikan dunia sosial,

dan perspektifnya dalam dunia, dari segi konsep, persepsi, dan persoalan tentang

manusia yang diteliti. Peneliti berupaya memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh masyarakat sekitar perusahaan serta pihak-pihak terkait melalui kata-

kata yang diutarakan selama proses interaksi. Herdiansyah (2012:17)

mengemukakan bahwa esensi dari penelitian kualitatif adalah memahami apa

Page 31: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

31

yang dirasakan orang lain, memahami pola pikir dan sudut pandang orang lain

memahami sebuah fenomena (central phenomenon) berdasarkan sudut pandang

sekelompok orang atau komunitas tertentu dalam latar alamiah yang khusus.

Data utama yang dibutuhkan dalam penelitian ini ialah berupa kata-kata

dan tindakan dari subjek yang diteliti. Dalam penelitian kualitatif, kata-kata serta

tindakan subjek yang diteliti baik warga, aparat pemerintah, maupun karyawan

perusahaan merupakan sumber data utama. Sumber data utama diperoleh dari

warga binaan yang tergabung dalam penerima manfaat program CSR perusahaan

dan staff departemen CSR PT. Adaro Indonesia sebagai inisiator program serta

beberapa tokoh masyarakat yang dianggap relevan dan mengetahui perihal

implementasi CSR perusahaan. Adapun sumber data lain yang dibutuhkan peneliti

sebagai data pendukung seperti dokumen ataupun tulisan yang terkait dengan

penelitian ini seperti press release perussahaan, annual report CSR dan

pemberitaan media lokal.

Berdasarkan sumber data tersebut, peneliti mengelompokkan jenis data

menjadi data primer/utama dan data sekunder/pendukung. Data primer/utama

merupakan data yang secara langsung diperoleh peneliti saat di lapangan. Data

primer/utama dalam penelitian ini adalah kata-kata, tindakan/perilaku informan

yang didapat melalui proses observasi dan wawancara mendalam. Sedangkan data

sekunder adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung atau diperoleh

dari tangan kedua. Untuk memperoleh data sekunder/pendukung, peneliti

mengumpulkan dokumen-dokumen perihal implementasi program CSR PT.

Adaro Indonesia, foto-foto kegiatan CSR, laporan-laporan penelitian terkait CSR

Page 32: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

32

PT. Adaro Indonesia serta dokumen kependudukan pemerintah Kabupaten dan

pemberitaan media lokal. Kolaborasi data primer/utama (hasil observasi,

wawancara mendalam) serta data sekunder/pendukung (dokumentasi) sangat

diperlukan dalam penelitian ini sehingga dapat diperoleh data yang sesuai.

Adapun gambaran data dan metode pengumpulannya adalah sebagai berikut :

Page 33: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

33

Tabel 1.

Rincian Data, Sumber Data dan Pengumpulan Data

Data Sumber Metode Profil perusahaan Pihak PT. Adaro Indonesia Dokumentasi Lingkungan kerja perusahaan

Pihak PT. Adaro Indonesia Observasi

Kegiatan CSR PT. Adaro Indonesia

Pihak PT. Adaro Indonesia Dokumentasi dan Wawancara mendalam

Profil Kabupaten Tabalong BPS Dokumentasi Kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan CSR

Pihak PT. Adaro Indonesia, Pengurus Kecamatan, Warga penerima

Wawancara mendalam dan Dokumentasi

Pemahaman tujuan pelaksanaan program CSR

Pihak PT. Adaro Indonesia, Warga penerima, Tokoh

masyarakat

Wawancara mendalam

Keaktifan/partisipasi warga dalam pertemuan kelompok

Warga penerima, Pihak PT. Adaro Indonesia

Wawancara mendalam dan observasi

Penilaian masyarakat mengenai dampak perusahaan terhadap masyarakat

Pihak PT. Adaro Indonesia, Tokoh masyarakat, Warga

Wawancara mendalam

Harapan masyarakat dari pelaksanaan program CSR PT. Adaro Indonesia

Pihak PT. Adaro Indonesia, Warga penerima, Tokoh

masyarakat

Wawancara mendalam

Penilaian masyarakat terhadap pelaksanaan program CSR PT. Adaro Indonesia

Pihak PT. Adaro Indonesia, Warga penerima, Tokoh

masyarakat

Wawancara mendalam

Dampak program CSR bagi masyarakat

Warga penerima, Tokoh masyarakat

Wawancara mendalam

Dampak program CSR bagi perusahaan

Pihak PT. Adaro Indonesia Wawancara mendalam

Harapan masyarakat dari adanya PT. Adaro Indonesia

Tokoh masyarakat, Warga masyarakat

Wawancara mendalam

Page 34: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

34

5. Teknik Pengumpulan Data

Tiga teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian adalah

teknik wawancara, observasi, dan studi pustaka. Adapun wawancara yang

digunakan ialah :

1. Wawancara Mendalam

Dengan menggunakan teknik wawancara mendalam, peneliti dapat

mengungkap secara mendalam pengalaman, pandangan, serta penghayatan subjek

penelitian. Di dalam prosesnya, peneliti juga perlu membuat interview guide agar

wawancara dapat dilakukan secara sistematis dan terfokus pada masalah yang

coba ingin diungkap. Akan tetapi, meskipun peneliti menggunakan interview

guide sebagai instrument pendukung, peneliti tidak bermaksud untuk menjadikan

proses wawancara mendalam menjadi terkesan kaku. Sementara itu untuk

mengunci data lapangan, peneliti pun juga perlu membuat catatan lapangan

dengan didukung foto-foto dan rekaman percakapan sebagai dokumentasi agar

data yang sudah dihimpun dari proses wawancara ataupun observasi tidak hilang

begitu saja.

Wawancara dengan informan dilakukan pada waktu malam hari mengingat

pada pagi dan siang hari para warga yang menjadi informan dalam penelitian ini

mayoritas berladang dan baru kembali ke rumah pada sore harinya untuk

beristirahat. Sedangkan untuk menggali data dari pihak PT. Adaro Indonesia,

wawancara dilakukan pada saat jam istirahat kerja yaitu pada jam 12.00 hingga

jam 13.00 WITA. Proses wawancara diawali dengan perkenalan, cerita, dan tanya

Page 35: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

35

jawab santai untuk membangun rasa saling percaya antara peneliti dengan

informan. Untuk menghindari bias bahasa, peneliti dibantu oleh seorang kawan

peneliti yang mengerti bahasa dayak ataupun banjar Upau sehingga didapatkan

data yang kredibel.

2. Observasi Partisipasi

Disamping wawancara, peneliti juga menggunakan teknik observasi.

Observasi digunakan untuk mendeskripsikan bagaimana kondisi serta situasi

natural di lapangan terkait penelitian ini, seperti misalnya setting fisik lingkungan,

interaksi sosial, dan aktivitas apa yang sedang berlangsung. Adapun pendekatan

observasi yang digunakan ialah observasi partisipasi. Pendekatan ini digunakan

untuk menghilangkan jarak peneliti dengan subjek penelitian agar dapat

menghasilkan sebuah pandangan disertai fakta yang senyatanya ada di dalam

lingkungan sosial masyarakat. Karena dalam penelitian ini, peneliti menempatkan

masyarakat sebagai subjek dan bukan menjadi objek penelitian. Observasi

dilakukan pada pagi dan siang hari sembari menunggu informan pulang kerumah

pada sore harinya. Dalam penelitian ini, posisi peneliti tidak sepenuhnya live in

dan berbaur dengan warga setempat. Peneliti menginap dan berbaur dengan

kehidupan warga hanya selama dua hari satu malam yakni pada saat awal-awal

peneliti masuk ke Upau. Karena tidak ada penginapan dan terbatasnya dana untuk

penelitian lapangan, akhirnya peneliti putuskan untuk sementara waktu menginap

ditempat warga setempat. Adapun manfaat yang dapat diambil ialah peneliti dapat

berbaur dengan warga, menanamkan rasa saling percaya, dan menghilangkan

jarak antara peneliti dengan subjek penelitian.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

36

Selain mengamati kondisi sosial warga masyarakat Upau, peneliti juga

melakukan pengamatan terhadap lingkungan kerja PT. Adaro Indonesia. Peneliti

melakukan kunjungan (site visit) ke kantor PT. Adaro Indonesia di Dahai Office

sebagai tamu dengan mematuhi prosedur perusahaan. PT. Adaro Indonesia

memiliki pengaturan jam kerja yang tegas untuk dipatuhi oleh semua karyawan

maupun staff. Untuk hari senin sampai kamis, aktivitas kerja di perusahaan

dimulai pada jam 07.00 hingga jam 16.00 WITA dengan jeda istirahat pada jam

12.00 sampai 13.00 WITA. Sedangkan untuk hari jumat jam 07.00 sampai jam

08.00 diisi dengan kegitan senam pagi dan aktivitas kerja dimulai pada jam 08.00

hingga jam 16.00 WITA dengan jeda istirahat pada jam 11.30 sampai jam 13.00

WITA. Setiap pergantian ataupun jeda jam kerja, akan terdengar bunyi

alarm/sirine yang sangat kencang sebagai pertanda peralihan jam kerja. Selain

penerapan jam kerja yang cukup tegas. PT. Adaro Indonesia juga menerapkan

SMK 3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang wajib

dipatuhi oleh seluruh karyawan maupun tamu yang berkunjung.

3. Studi Pustaka

Disamping kedua teknik di atas, peneliti juga melakukan studi pustaka

untuk menjaring informasi penelitian dan juga untuk menghemat waktu serta

biaya, mengingat penelitian ini berlokasi jauh dari tempat studi peneliti. Studi

pustaka dilakukan dengan mencari sumber-sumber pustaka/laporan penelitian

yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti lain yang terkait dengan fokus

penelitian. Selain laporan penelitian, peneliti juga menghimpun data dari sumber

pustaka lain seperti koran lokal Kalimantan Selatan antara lain Banjarmasin Post

Page 37: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

37

dan Metro Tanjung yang dapat dibaca secara on-line melalui situs koran tersebut.

Sementara untuk menghimpun data mengenai implementasi program CSR

perusahaan, peneliti juga meng-akses situs maupun annual report ataupun press

realese CSR PT. Adaro Indonesia.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan ketika pengumpulan data berlangsung maupun

setelah selesai pengumpulan data dalam kurun waktu tertentu. Proses analisis data

berlangsung sambil melakukan wawancara, peneliti juga melakukan analisis

terhadap jawaban subyek yang diwawancarai. Bila jawaban subyek yang

diwawancarai dirasa belum memuaskan setelah dianalisis, maka peneliti akan

melanjutkan pertanyaan hingga diperoleh data yang diinginkan.

Untuk keperluan analisis data, prosedur yang ditempuh adalah melakukan

analisis secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas.

Secara operasional analisis data sebagaimana yang dikemukakan Miles dan

Huberman (1992 : 20) dilakukan dengan reduksi data (data reduction), penyajian

data (data display) dan pengambilan kesimpulan (conclusion drawing).

Selanjutnya model interaktif dalam analisis data yang digunakan dalam penelitian

ini ditunjukkan pada gambar berikut.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

38

Gambar 2. Komponen Analisis Data Model Interaktif

Sumber: Matthew B. Miles and A. Michael Huberman, Analisis data

Kualitatif, 1992

a. Reduksi Data

Setelah proses pengumpulan data di lapangan selesai, didapatkan

begitu banyak data mentah/kasar. Untuk mempermudah dalam

menganalisis data tersebut, peneliti mereduksi data mentah yang telah

didapat dari proses pengumpulan data dengan memilah hasil

wawancara dengan setiap informan. Peneliti memindahkan data

recorder dengan mentranskipnya ke dalam bentuk tulisan sambil

menyaring informasi-informasi yang sesuai dengan kebutuhan tema

penelitian. Oleh karena itu, peneliti memilah hasil wawancara dan

menyisihkan beberapa informasi yang dianggap kurang mendukung

arah penelitian. Lebih lanjut peneliti juga mencari pola-pola pokoknya

yang sesuai dengan fokus penelitian. Contohnya informasi yang

Reduksi data

Pengumpulan

data

Penyajian data

Kesimpulan

Page 39: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

39

didapat dari Bapak Rudi perihal pelaksanaan program CSR di Upau,

selain bercerita program, beliau juga bercerita tentang asal daerahnya

di Madiun dan tempat dulu berkuliah di Sanata Dharma Jogjakarta.

Pokok pembicaraan yang keluar dari konteks ini kemudian peneliti

sisihkan.

b. Penyajian Data

Adapun langkah selanjutnya setelah langkah reduksi data

ditempuh, yaitu peneliti melakukan penyajian data dalam bentuk

uraian singkat untuk mendukung penyajian data agar mempermudah

dalam memahami data tersebut. Peneliti menampilkan data mengenai

implementasi program CSR yang mengulas perencanaan hingga

pelaksanaan program serta dampak program bagi masyarakat. Peneliti

menyajikan data tidak hanya dalam bentuk narasi namun juga dalam

bentuk tabel maupun gambar. Contohnya adalah gambar tentang

dinamika program CSR yang terdapat dalam bab III.

c. Kesimpulan

Setelah data yang diperoleh dan terkumpul melalui penelitian

lapangan telah mencapai kecukupan, pada tahap selanjutnya adalah

melakukan pengambilan kesimpulan. Sebelumnya peneliti telah

mereduksi data-data mentah untuk mencari pola-pola pokoknya dan

menyajikan data kedalam bentuk narasi serta tabel maupun gambar.

Penarikan kesimpulan ditelaah dari proses pelaksanaan program CSR.

Mulai dari perencanaan, dinamika program, penilaian masyarakat

Page 40: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

40

terhadap program dan dampaknya terhadap keberdayaan masyarakat

sekitar tambang kemudian ditarik sebuah kesimpulan mengenai

kegiatan pemberdayaan yang dilaksanakan oleh perusahaan melalui

program CSR-nya.

7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif istilah “reabilitas dan validitas” lebih dikenal

dengan istilah kredibilitas (credibility), transferabilitas (transferability),

konformabilitas (conformability), dan auditabilitas (auditability) yang merupakan

sebuah tahapan di mana di lakukan pengujian terhadap keabsahan data yang di

peroleh dari lapangan. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan keabsahan dari

data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data. Tujuan dari teknik

pemeriksaan keabsahan data adalah untuk meminimalisir beberapa hal yaitu,

subjektivitas peneliti yang dominan dalam penelitian kualitatif dalam

menginterpretasi data dan bias-bias yang bersumber dari informan dalam

menyampaikan informasi dalam wawancara. Untuk menguji keabsahan data

dalam penelitian ini akan di gunakan dengan metode :

a. Triangulasi

Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan

memanfaatkan sesuatu yang lain. Adapun jenis triangulasi yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber, yaitu,

membandingkan dan mengecek suatu informasi yang diperoleh melalui

waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif dimana upaya untuk

membandingkan sumber data yang diperoleh melalui hasil aktivitas subjek

Page 41: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

41

penelitian, wawancara, observasi dan dokumentasi dilakukan dengan jalan

sebagai berikut:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.

b. Membandingkan apa yang dikatakan informan di depan umum

dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

c. Membandingkan apa yang dikatakan oleh pihak perusahaan dan

pihak Kecamatan ataupun perangkat Desa. Salah satu aspek yang di

cek adalah implementasi program CSR.

d. Membandingkan keadaan dan perspektif warga masyarakat dengan

berbagai pendapat dan pandangan dari pihak perusahaan maupun

pihak LSM.

e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen hasil

penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.

Pembandingan data dilakukan dengan membandingkan data primer

dengan data primer maupun membandingkan data primer dengan data

sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh

melalui wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti terhadap pihak

departemen CSR PT. Adaro Indonesia sebagai pendonor program dan warga

binaan sebagai penerima program. Sedangkan data sekunder sumber tertulis

diperoleh dari pihak PT. Adaro Indonesia, dokumentasi selama peneliti

berada di lapangan maupun penelusuran sejumlah literatur seperti laporan

pelaksanaan program dan data mengenai program CSR pada tahun

sebelumnya.

Page 42: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

42

b. Melakukan Cek Ulang (re-checking)

Dalam penelitian ini juga digunakan teknik cek ulang terhadap data

dan informasi yang diperoleh guna meminimalisir kesalahan ataupun

penyimpangan. Pengecekan ulang berlangsung selama peneliti terjun ke

lapangan guna menganalisis hasil data yang diperoleh dan mengumpulkan

hal-hal yang dirasa perlu untuk digali lebih dalam. Cek ulang ditujukan

untuk me-review data yang diperoleh dari sumber informasi melalui teknik

pengumpulan data. Peneliti secara berkala melakukan kunjungan dan

menggali informasi guna mengumpulkan data yang diperlukan dalam

penelitian hingga mendapatkan data yang kredibel.

8. Tahap-Tahap Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara bertahap untuk memudahkan dalam

pelaksanaan penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah

sebagai berikut:

1. Tahap Pra-Lapangan

Merupakan tahap awal dalam proses penelitian yang ditujukan

untuk mengetahui lebih dalam permasalahan yang menjadi objek dan

subjek penelitian sehingga dapat dipastikan permasalahan tersebut benar-

benar terjadi. Dalam tahap awal ini, peneliti mengumpulkan informasi

mengenai objek dan subjek penelitian dari berbagai sumber.

Penelusuran yang dilakukan peneliti pada tahap ini adalah dengan

menggali serta menghimpun informasi sebanyak mungkin mengenai

program-program CSR PT. Adaro Indonesia melalui diskusi secara on-

Page 43: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

43

line dengan salah satu staff departemen CSR PT. Adaro Indonesia.

Selanjutnya peneliti mencoba memformulasikan masalah-masalah dalam

pelaksanaan program CSR hingga kemudian menemukan tema dan

permasalahan yang kemudian diangkat ke dalam bentuk proposal

penelitian. Penyusunan proposal didampingi oleh pembimbing serta

rekan-rekan dari peneliti dan dilanjutkan dengan mengurus perizinan

penelitian. Proses perizinan dimulai peneliti dari tingkat jurusan, fakultas,

universitas hingga ke Pemerintah Daerah D.I. Yogyakarta. Setelah itu,

perizinan juga berlanjut pada tingkat Pemerintah Daerah Tabalong,

Kalimantan Selatan dan PT. Adaro Indonesia.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Setelah menyelesaikan tahap pra-lapangan, maka tahap selanjutnya

adalah pekerjaan lapangan. Pada tahap ini, peneliti berada di lapangan

untuk menghimpun sejumlah data, bahan, dokumentasi dan informan

yang dibutuhkan dalam penelitian. Metode yang digunakan peneliti

disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan di lapangan. Kegiatan pada

tahap ini meliputi observasi lapangan, pengumpulan data sekunder dan

melakukan wawancara dengan beberapa informan penelitian.

Observasi yang dilakukan oleh peneliti pada dasarnya sudah

dilakukan pada saat peneliti mendapat kesempatan dalam acara

kunjungan/site visit ke kantor PT. Adaro Indonesia di Dahai dan wilayah

kerja perusahaan pada tanggal 4 agustus tahun 2011. Namun sifatnya

hanya sebatas perkenalan tentang perusahaan khususnya departemen

Page 44: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

44

external dan kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya termasuk juga

program CSR. Peneliti mengumpulkan data di lapangan secara formal

dalam waktu efektif tidak kurang selama 3 minggu.

3. Tahap Analisis Data

Pada tahap ini peneliti memfokuskan data-data yang telah diperoleh

pada tahap sebelumnya. Sejumlah data yang telah dihimpun oleh peneliti

kemudian diolah dan dipilah hingga data utama yang terkait serta sesuai

dengan penelitian ini dapat dipahami dengan mudah. Proses ini dilakukan

secara terus-menerus sejak awal selama proses penelitian berlangsung.

Analisis terhadap data dimaksudkan untuk memperoleh tafsir ataupun

makna yang kemudian dihubungkan dengan masalah penelitian yang

sedang diteliti.

4. Tahap Penyusunan Laporan

Tahap terakhir dalam penelitian ini yaitu penyusunan laporan.

Dalam tahap ini, peneliti menyajikan data yang telah diperoleh kedalam

bentuk laporan akhir. Peneliti berusaha untuk menguraikan dan

memaparkan hasil penelitian dengan cukup mendetail sehingga menjadi

sajian yang mudah dipahami serta dimengerti, baik oleh pribadi peneliti

maupun orang lain.

G. Sistematika Penulisan

Hasil penelitian ini disusun sebagai skripsi. Adapun sistematika penulisan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 45: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

45

Bab I, sebagai pendahuluan, pada bagian ini memuat tentang latar

belakang permasalahaan penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian,

tinjauan pustaka, kerangka koseptual, metode penelitan dan diakhiri dengan

sistematika penulisan.

Bab II, pada bab yang selanjutnya akan dipaparkan tentang deskripsi

umum wilayah penelitian meliputi kondisi geografis, demografis, dan kondisi

sosial budaya-nya serta deskripsi umum PT. Adaro Indonesia. Deskripsi wilayah

dan objek penelitian menjadi penting untuk dipaparkan agar benar-benar dapat

diperoleh pemahaman yang jelas tentang setting maupun konteks sosial penelitian

ini dilaksanakan.

Bab III, pada bab ketiga berisi tentang kegiatan pemberdayaan

masyarakat sekitar tambang melalui program CSR PT. Adaro Indonesia. Dalam

bab ini peneliti membahas tentang dinamika implementasi program CSR

perusahaan dari awal munculnya program hingga dinamika eksternal yang

muncul. Peneliti juga membahas tentang proses perencanaan program CSR, siapa

saja yang terlibat dalam proses tersebut. Dan pada bagian akhir peneliti

memaparkan program-program CSR yang diberikan kepada masyarakat.

Bab IV, pada bab keempat berisi tentang dampak program CSR. Dalam

bagian ini peneliti memaparkan dampak dari dua sisi baik positif maupun negatif

bagi masyarakat sekitar penerima program CSR. Disamping itu, peneliti juga

memaparkan dampak program CSR bagi perusahaan.

Page 46: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66126/potongan/S1-2013... · Corporate Social Responsibility (CSR) ... E. Kerangka Konseptual

46

Bab V, pada bab yang terakhir berisi kesimpulan dari penelitian dan saran

sebagai bentuk masukan ataupun rekomendasi bagi pihak-pihak terkait

implementasi program CSR.