BAB I PENDAHULUAN - UMSeprints.ums.ac.id/36721/4/BAB I.pdf · 2015. 8. 10. · membentuk barisan ke...

5
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pembentukan kepribadian manusia. Pendidikan pada umumnya bertujuan untuk membentuk manusia yang bermoral dan berilmu. Pendidikan menyangkut masalah tentang lingkungan pendidikan, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Dari ketiga lingkungan tersebut yang paling berpengaruh dalam menumbuhkan minat dan motivasi belajar adalah lingkungan sekolah. Tujuan pendidikan nasional yang antara lain yaitu meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, salah satu usaha yang harus ditingkatkan adalah menumbuhkan kemandirian belajar pada siswa di berbagai sekolah, dengan menumbuhkan minat dan motivasi belajar yang baik, maka hasil belajar yang diperoleh siswa tersebut juga akan baik dan memuaskan. Dalam mewujudkan tujuan pendidikan tidak lepas dari peranan seorang guru di sekolah, mengenai bagaimana cara guru menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa di sekolah. Oleh karena itu diperlukan usaha yang optimal dalam mencapai tujuan tersebut. Untuk meningkatkan hasil belajar perlu memperhatikan kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal adalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, yaitu dorongan dan minat. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri siswa, misalnya ruang belajar yang bersih dan nyaman, fasilitas serta sarana prasarana belajar yang memadai. Menurut Sardiman (2003:75) motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Motivasi belajar diberikan guru supaya terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran, serta pembentukan sikap dan

Transcript of BAB I PENDAHULUAN - UMSeprints.ums.ac.id/36721/4/BAB I.pdf · 2015. 8. 10. · membentuk barisan ke...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - UMSeprints.ums.ac.id/36721/4/BAB I.pdf · 2015. 8. 10. · membentuk barisan ke belakang dan ke samping dengan diberi jarak. Setiap harinya kursi dan meja siswa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses pembentukan kepribadian manusia.

Pendidikan pada umumnya bertujuan untuk membentuk manusia yang

bermoral dan berilmu. Pendidikan menyangkut masalah tentang lingkungan

pendidikan, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan

masyarakat. Dari ketiga lingkungan tersebut yang paling berpengaruh dalam

menumbuhkan minat dan motivasi belajar adalah lingkungan sekolah.

Tujuan pendidikan nasional yang antara lain yaitu meningkatkan

ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, salah

satu usaha yang harus ditingkatkan adalah menumbuhkan kemandirian belajar

pada siswa di berbagai sekolah, dengan menumbuhkan minat dan motivasi

belajar yang baik, maka hasil belajar yang diperoleh siswa tersebut juga akan

baik dan memuaskan.

Dalam mewujudkan tujuan pendidikan tidak lepas dari peranan seorang

guru di sekolah, mengenai bagaimana cara guru menumbuhkan minat dan

motivasi belajar siswa di sekolah. Oleh karena itu diperlukan usaha yang

optimal dalam mencapai tujuan tersebut.

Untuk meningkatkan hasil belajar perlu memperhatikan kondisi internal

dan eksternal. Kondisi internal adalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri

siswa, yaitu dorongan dan minat. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di

luar diri siswa, misalnya ruang belajar yang bersih dan nyaman, fasilitas serta

sarana prasarana belajar yang memadai.

Menurut Sardiman (2003:75) motivasi belajar merupakan faktor psikis

yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal

penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar.

Motivasi belajar diberikan guru supaya terjadi proses pemerolehan ilmu

dan pengetahuan, penguasaan kemahiran, serta pembentukan sikap dan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - UMSeprints.ums.ac.id/36721/4/BAB I.pdf · 2015. 8. 10. · membentuk barisan ke belakang dan ke samping dengan diberi jarak. Setiap harinya kursi dan meja siswa

2

kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain, motivasi belajar adalah proses

untuk mendorong siswa supaya dapat belajar untuk meraih prestasi yang lebih

baik.

Siswa yang memiliki motivasi belajar akan nampak melalui

kesungguhan untuk terlibat di dalam proses pembelajaran, antara lain tampak

melalui keaktifan bertanya, menjawab pertanyaan, mempraktekkan sesuatu,

mengerjakan soal, dan evaluasi sesuai dengan tuntutan pelajaran. Sebaliknya,

siswa yang kurang memiliki motivasi belajar umumnya kurang bertahan untuk

belajar lebih lama dan kurang bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas.

Jadi guru di sekolah dalam menumbuhkan minat dan motivasi belajar

sangatlah berpengaruh dalam proses pembentukan kemandirian belajar siswa.

Menumbuhkan minat belajar sangatlah penting dan tidak boleh diabaikan oleh

guru di sekolah, karena dengan minat dalam belajar guru akan lebih mudah

dalam mencapai tujuan belajar dan tujuan pendidikan.

Guru harus pandai-pandai dalam meningkatkan minat dan motivasi

belajar siswanya. Salah satunya dengan cara membuat variasi tempat duduk

siswa, sehingga akan mendorong semangat atau motivasi dan minat siswa

dalam belajar di kelas. Siswa akan mengalami kebosanan apabila setiap

harinya mereka harus duduk di tempat yang sama dengan teman sebangku

yang sama.

Cara guru dalam mengatur bangku, memainkan peran penting dalam

membangun belajar. Guru harus mampu mengatur meja, kursi, dan peralatan

lain sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu siswa untuk bergerak dan

memudahkan guru untuk berinteraksi serta mengamati siswa saat belajar.

Pada umumnya di sekolah-sekolah dasar, model tempat duduk yang

digunakan di kelas yaitu model tradisional. Model tradisional merupakan

model yang biasa kita temui dalam kelas-kelas tradisional yang

memungkinkan para siswa duduk berpasangan dalam satu meja dengan dua

kursi. Model tradisional ini memiliki kelebihan yaitu siswa mampu dijangkau

oleh pandangan guru, kelas lebih tampak teratur dan rapi, serta guru dapat

mengawasi dari depan. Namun, model ini sangat memiliki keterbatasan yaitu

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - UMSeprints.ums.ac.id/36721/4/BAB I.pdf · 2015. 8. 10. · membentuk barisan ke belakang dan ke samping dengan diberi jarak. Setiap harinya kursi dan meja siswa

3

guru biasanya kurang memperhatikan siswa yang duduk di bagian belakang,

sehingga siswa tersebut tidak dapat menerima pelajaran secara maksimal.

Mobilitas siswa juga tidak bisa leluasa.

Dari hasil pengamatan di SD Negeri 1 Sawahan pada Sabtu, 6

Desember 2014, khususnya di kelas IV A ternyata pengaturan tempat

duduknya masih menggunakan model tradisional, dimana siswa duduk

berpasangan dengan satu meja dan dua kursi. Meja-meja ditata dengan rapi

membentuk barisan ke belakang dan ke samping dengan diberi jarak. Setiap

harinya kursi dan meja siswa pengaturannya sama dan tanpa variasi.

Pengaturan tempat duduk seperti itulah yang memberikan kesan monoton dan

siswa sendiri akan merasa bosan, apalagi siswa hanya duduk di tempat itu saja

dengan teman sebangku yang sama.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengangkat judul penelitian

sebagai berikut: “VARIASI PENGATURAN TEMPAT DUDUK SISWA

DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR

PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SAWAHAN

TAHUN AJARAN 2014/2015”.

B. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam suatu penelitian sangat penting agar

persoalan yang diteliti tidak melebar ke mana-mana. Dengan demikian pokok

persoalan menjadi terfokus dan akan diperoleh panduan dalam melaksanakan

penelitiannya. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di

SD Negeri 1 Sawahan tahun ajaran 2014/2015.

2. Penelitian ini difokuskan pada kreatifitas guru dalam pengelolaan siswa

(pengaturan tempat duduk) supaya tidak terlihat monoton, sehingga

mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa kelas IV A SD

Negeri 1 Sawahan.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - UMSeprints.ums.ac.id/36721/4/BAB I.pdf · 2015. 8. 10. · membentuk barisan ke belakang dan ke samping dengan diberi jarak. Setiap harinya kursi dan meja siswa

4

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan dengan judul penelitian dan latar belakang masalah yang

telah diuraikan di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. “Apakah variasi pengaturan tempat duduk dapat meningkatkan minat

belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV di SD Negeri 1 Sawahan?”

2. “Apakah variasi pengaturan tempat duduk dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV di SD Negeri 1 Sawahan?”

3. “Apakah variasi pengaturan tempat duduk dapat meningkatkan minat dan

motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV di SD Negeri 1

Sawahan?”

4. “Apakah variasi pengaturan tempat duduk dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV di SD Negeri 1 Sawahan?”

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan sesuatu yang ingin dicapai dari penelitian

itu. Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV

di SD Negeri 1 Sawahan melalui variasi pengaturan tempat duduk.

2. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas

IV di SD Negeri 1 Sawahan melalui variasi pengaturan tempat duduk.

3. Untuk meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

IPA kelas IV di SD Negeri 1 Sawahan melalui variasi pengaturan tempat

duduk.

4. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV

di SD Negeri 1 Sawahan melalui variasi pengaturan tempat duduk.

E. Manfaat Penelitian

Setiap kegiatan penelitian berharap agar hasil penelitiannya dapat

bermanfaat. Demikian pula dengan penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat sebagai berikut:

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - UMSeprints.ums.ac.id/36721/4/BAB I.pdf · 2015. 8. 10. · membentuk barisan ke belakang dan ke samping dengan diberi jarak. Setiap harinya kursi dan meja siswa

5

1. Manfaat Teoritis

a. Secara teoritis, penelitian ini akan dapat membuktikan bahwa dengan

variasi pengaturan tempat duduk dapat meningkatkan minat dan

motivasi belajar siswa kelas IV A SD Negeri 1 Sawahan.

b. Hasil penelitian ini akan dapat dijadikan acuan bagi peneliti-peneliti

selanjutnya yang melakukan penelitian tentang variasi pengaturan

tempat duduk dan pengaruhnya terhadap minat dan motivasi belajar

siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Peneliti

Dengan melakukan penelitian tindakan kelas ini, peneliti dapat

menambah ilmu pengetahuan sebagai hasil dari pengamatan langsung

dan pengalaman mengajar selama melakukan penelitian.

b. Guru

Dengan adanya penelitian tindakan kelas ini, guru dapat meningkatkan

kreatifitas dalam pengelolaan siswa pada variasi pengaturan tempat

duduk sehingga minat dan motivasi belajar siswa dapat meningkat.

c. Siswa

Dengan adanya penelitian tindakan kelas ini, siswa dapat

meningkatkan minat dan motivasi belajarnya, sehingga siswa akan

lebih mudah dalam menerima dan memahami materi pembelajaran

yang disampaikan guru.

d. Sekolah

Dari penelitian tindakan kelas ini, sekolah dapat memberi sumbangan

dan masukan dalam usaha meningkatkan keberhasilan proses

pembelajaran bagi siswa maupun guru sehingga mutu pendidikan di

SD Negeri 1 Sawahan dapat ditingkatkan.