BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif...

161
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Tangerang merupakan kota yang cukup besar jika dilihat dari letak sisi geografisnya. Seperti kota-kota besar lainnya, Kecamatan Pamulang Kabupaten Tangerang juga menghadapi permasalahan perkotaan seperti kepadataan penduduk, penataan kota, penyakit demam berdarah dan lain-lain. Banyaknya penderita DBD (Demam Berdarah Dengue) yang menjadi epidemik dapat menyebabkan terjadinya wabah dan itu merupakan kerugian bagi suatu daerah. Grafik penderita DBD di Kecamatan Pamulang tahun 1998-2008 ; diilustrasikan pada Gambar 1.1 berikut : Gambar 1.1 Grafik penderita DBD Sumber (Puskesmas Pamulang) Berdasarkan grafik diatas terlihat tingkat penderita DBD terjadi dari tahun 1998-2008 yaitu 36 orang pada tahun 1998 sedangkan 89 pada 36 44 48 46 49 51 54 73 50 143 89 0 0 1 2 2 4 3 1 3 4 7 0 20 40 60 80 100 120 140 160 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Penderita meninggal

Transcript of BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Kota Tangerang merupakan kota yang cukup besar jika dilihat dari

letak sisi geografisnya. Seperti kota-kota besar lainnya, Kecamatan

Pamulang Kabupaten Tangerang juga menghadapi permasalahan perkotaan

seperti kepadataan penduduk, penataan kota, penyakit demam berdarah dan

lain-lain. Banyaknya penderita DBD (Demam Berdarah Dengue) yang

menjadi epidemik dapat menyebabkan terjadinya wabah dan itu merupakan

kerugian bagi suatu daerah. Grafik penderita DBD di Kecamatan Pamulang

tahun 1998-2008 ; diilustrasikan pada Gambar 1.1 berikut :

Gambar 1.1 Grafik penderita DBD Sumber (Puskesmas Pamulang)

Berdasarkan grafik diatas terlihat tingkat penderita DBD terjadi

dari tahun 1998-2008 yaitu 36 orang pada tahun 1998 sedangkan 89 pada

3644 48 46 49 51 54

73

50

143

89

0 0 1 2 2 4 3 1 3 4 70

20

40

60

80

100

120

140

160

1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Penderita

meninggal

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

2

tahun 2008, selanjutnya yang meninggal tahun 1998 sebanyak 0 orang

sedangkan pada 2008 sebanyak 7 orang. Dan menurut Dinas kesehatan

tangerang penderita DBD paling tinggi terjadi di Kecamatan Pamulang

karena banyaknya wilayah yang menjadi daerah epidemis. Seperti di,

Kelurahan Pamulang Barat, Pamulang Timur, Pondok Benda, Benda Baru,

dan Bambu Apus,1 kondisi ini juga diperparah karena faktor informasi

penyebaran DBD tidak merata kepada seluruh masyarakat. Ini terlihat dari

hasil analisis yang dilakukan dimana 83% dari instrumen penelitian

dianggap valid, jadi dapat disimpulkan bahwa faktor informasi berpengaruh

dalam proses surveilans DBD (Kuesioner terlampir pada Lampiran ). karena

itu dibutuhkan tool dan aplikasi untuk menangani info penyebaran DBD,

karena pada saat ini pengelolahan informasi mengenai surveilans

(pengumpulan data) DBD masih dikerjakan secara manual sehingga sering

timbul masalah keterlambatan data, serta data yang disajikan tidak up to

date dan sering sekali kurang jelas dalam mencatatan alamat, yang

menyebabkan kurang akuratnya dalam menentukan daerah yang terjangkit

yang akhirnya mengganggu perencanaan, pencegahan dan upaya-upaya

pemberantasan DBD.

Melihat kegawatan penyakit ini maka seharusnya pendataan DBD

didukung oleh sistem yang handal. Salah satu alternatif teknologi informasi

yang dapat diterapkan untuk menanggulangi masalah tersebut adalah Sistem

1 http://www.dinkes-

kabtangerang.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=14&Itemid=27 (06/05/09 :

10.00-11.36 wib)

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

3

Informasi Geografis (SIG) yang sangat berguna untuk menampilkan peta

tematik DBD yang untuk mengetahui distribusi epidemiologi kejadian kasus

DBD di kecamatan Pamulang sehingga SIG akan sangat membantu otoritas

kesehatan untuk mengambil kebijakan yang cepat dan tepat. Dalam hal ini

hasil-hasil dari Surveilans epidemologis dalam format SIG bisa ditampilkan

secara fleksibel melalui internet, maka informasi yang di dapat menjadi

lebih cepat dan beragam, serta mampu menyebarkan informasi surveilans

demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat dilihat oleh Dinas

Kesehatan, Rumah Sakit, Asuransi maupun masyarakat umum dimanapun

mereka berada.

Selain itu dengan penerapan SIG dengan pemanfaatan jaringan

internet diharapkan mampu untuk membantu Kecamatan Pamulang dalam

mengelola dan mengolah informasi surveilans demam berdarah sehingga

para Stake Holder (pihak-pihak terkait) dapat mengatasi atau pencegah

wabah demam berdarah pada masa yang akan datang.

Menurut WHO, surveilans adalah proses pengumpulan,

pengolahan, analisis, dan interpretasi data secara sistematik dan terus

menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan untuk

dapat mengambil tindakan.2

Metode surveilans itu sendiri adalah kumpulan data penyakit yang

diobservasi untuk mengetahui tren dan mendeteksi perubahan kejadian

penyakit tersebut secara dini. Pola dan distribusi penyakit juga mudah

2 http://www.surveilans.org/about_us.php?tpl=id (27/01/09 : 11.00-11.34 wib)

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

4

diamati berdasarkan area geografis, usia, komunitas, dan sebagainya.3

Dengan itu penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Sistem

Informasi Surveilans Demam Berdarah di Kecamatan Pamulang.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan

pokok permasalahan, yaitu bagaimana Puskesmas (bagian Surveilans) dapat

menyajikan informasi demam berdarah dengue dengan cepat, sehingga

Dinas kesehatan Tangerang Selatan dapat mengambil kebijakan ?

I.3. Batasan Masalah

Penelitian ini hanya akan dibatasi pada :

1. Daerah penelitian hanya mencakup kecamatan Pamulang.

2. Membangun sarana informasi surveilans demam berdarah.

3. Untuk keperluan penelitian ini adalah data lama yaitu Data yang

diperoleh pada tahun 2008.

I.4. Tujuan dan Manfaat

I.4.1. Tujuan

1. Dihasilkan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang

memanfaatkan jaringan internet yang mampu digunakan secara

3 http://hdn.zamrudtechnology.com/category/e-health/ (06/05/09 : 10.00-11.36 wib)

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

5

efektif dan efisien sebagai sarana penyebaran informasi

surveilans demam berdarah.

2. Memberikan informasi surveilans demam berdarah berupa

gambaran lokasi maupun informasi dengan memanfaatkan peta

digital, sebagai bahan pertimbangan dalam menangani demam

berdarah.

3. Merancang Sistem informasi surveilans demam berdarah secara

interaktif yang mampu memberi kemudahan bagi para pengguna

nantinya.

I.4.2. Manfaat

1. Bagi Penulis

a. Menerapkan dan mengembangkan ilmu yang diperoleh selama

perkuliahan

b. Membandingkan teori-teori yang ada dengan permasalahan yang

ada sebenarnya.

c. Menambah pengalaman, memperluas wawasan dan

mengembangkan potensi diri.

d. Sebagai salah satu persyaratan guna menyelesaikan Program Studi

Strata Satu (S1) Teknik Informatika UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Bagi Universitas

a. Untuk mengetahui sejauh mana kualitas dari mahasiswa.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

6

b. Dapat menjadi sumbangan karya ilmiah dalam disiplin ilmu

Teknologi Informasi.

c. Dapat dijadikan sebagai bahan bacaan atau acuan bagi peneliti lain

yang berniat mengkaji permasalahan atau topik yang sama.

3. Bagi Kecamatan Pamulang

a. Dapat menyediakan informasi untuk Stake Holder dalam pencarian

data-data surveilans demam berdarah di Kecamatan Pamulang.

b. Sebagai wujud pendekatan pelayanan kepada masyarakat dengan

memperhatikan faktor efesiensi dan efektifitas penyelenggaraan

pemerintahan.

4. Bagi Umum

Dapat memberi kemudahan untuk mengakses informasi surveilans

demam berdarah yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi

pencegahan dan penangananya.

I.5. Metode Penelitian

Dalam rangka penulisan skripsi ini tahapan metode penelitian yang

dilakukan oleh penulis adalah :

1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam

pembahasan masalah skripsi ini adalah :

a. Studi Pustaka

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

7

Metode yang dilakukan dengan cara pengumpulan data secara

teoritis sebagai bahan perbandingan dengan jalan mengadakan

pengumpulan data yang diperoleh dari berbagai literature baik dari

buku maupun internet.

b. Wawancara

Metode ini dilakukan dengan mengajukan tanya jawab secara

langsung dengan pihak yang bersangkutan di dalam penulisan

skripsi ini.

c. Observasi

Metode ini dilakukan dengan menggunakan pengamatan secara

langsung terhadap proses kerja yang ada dalam permaslahan yang

sedang diamati.

2. Metode Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem yang penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah siklus pengembangan model System Development Life Cycle (SDLC)

adalah suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk menyelesaikan

suatu masalah sistem. Meskipun pendekatan untuk menyelesaikan masalah

dapat berbeda-beda, namun biasanya pendekatan tersebut memiliki tahapan-

tahapan umum sebagai berikut: {Whitten, Jeffrey L. dkk. 1998}

a. Planning (perencanaan)

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

8

Pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap ruang lingkup dan

batasan dari permasalahan, dan merencanakan strategi dan tujuan

akhir dari pengembangan sistem.

b. Analysis (Analisis)

Pada tahapan ini dilakukan studi dan analisis terhadap permasalahan,

penyebapnya, serta dampaknya. Kegiatan ini ditindak lanjuti dengan

identifikasi dan analisa terhadap kebutuhan yang harus dipenuhi oleh

solusi sistem yang akan dipilih.

c. Design (Perancangan)

Pada tahapan ini dilakukan peracangan solusi sistem. Tidak semua

solusi membutuhkan perancangan.

d. Construction (Konstruksi)

Pada tahapan ini dilakukan pengkodean dan debugging.

e. Implementation (Implementasi)

Pada tahapan ini dilakukan implementasi dan pengujian terhadap

solusi yang dipilih dan telah direncanakan.

f. Support (Pendukung/Pemeliharaan)

Pada tahap ini dilakukan analisa terhadap solusi yang telah

diimplementasikan, memperbaiki rancangan, dan bila diperlu

mengimplementasikan kembali perbaikan solusi. Pada situasi

tertentu, tahap ini mengharuskan pengembangan sistem kembali ke

beberapa tahapan sebelumnya.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

9

I.6. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis membaginya dalam lima bab

pembahasan. Rincian pembahasan setiap bab yaitu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang penulisan, ruang lingkup

masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, metode penelitian

dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan teori-teori tentang analisa dan

perancangan sistem, serta teori-teori dan pustaka yang relevan

dengan permasalahan dari penelitian yang dilakukan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas metode yang digunakan penulis dalam

melakukan pencarian data maupun pengembangan sistem yang

dilakukan pada penelitian ini.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang perencanaan, perancangan,

kontruksi, implementasi serta pengujian sistem yang dibangun,

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

10

dengan mengacu pada model pengembangan sistem System

Development Life Cycle (SDLC).

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab akhir yang memuat kesimpulan dan

saran dari hasil penelitian yang telah dibuat.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi

2.1.1 Pengertian Sistem

Apa itu Sistem? Sistem kebanyakan dapat didefinisikan secara

sederhana sebagai sekelompok elemen yang saling berhubungan atau

berinteraksi hingga membentuk satu kesatuan. Akan tetapi, konsep umum

sistem berikut ini memberikan konsep dasar yang lebih tepat untuk bidang

Sistem Informasi. Sistem adalah sekelompok komponen yang saling

berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan

menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang

teratur. (O’brien, 2006:29)

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu,

antara lain sebagai berikut :

1) Komponen Sistem (components)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen atau elemen yang

saling berinteraksi, artinya komponen atau elemen yang saling

bekerja sama dalam bentuk satu kesatuan. Komponen atau elemen

sistem dapat berupa subsistem atau bagian dari sistem. Setiap

subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem. Untuk menjalankan

suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara

keseluruhan.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

11

2) Batas Sistem (boundary)

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu

sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luar.

Batas suatu sistem menunjukkan lingkup (scope) dari sistem

tersebut.

3) Lingkungan luar (environtments)

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari

sistem yang mempengaruhi operasi dari sistem.

4) Penghubung (interface)

Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu

subsistem dengan subsistem yang lain untuk dapat berinteraksi

membentuk suatu kesatuan.

5) Masukan (input)

Masukan sistem merupakan energi yang dimasukan ke dalam sistem

yang berupa masukan perawatan (maintenance input) dan keluaran

sinyal (signal output). Maintenance input adalah energi yang

dimasukan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal output

adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran.

6) Keluaran (output)

Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan

diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa

pembuangan.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

12

7) Pengolahan ( process )

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolahan yang akan

merubah masukan menjadi keluaran.

8) Sasaran ( objective )

Suatu sistem harus mempunyai sasaran, karena sasaran sangat

menentukan sekali masukan yang dibutuhkan oleh sistem dan

keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan

berhasil apabila mengenai sasaran atau tujuan.

2.1.2 Pengertian Infomasi

Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih

berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat

ini dan mendatang, akan tetapi informasi dapat menjadi data mentah bagi

tingkat manajemen tertentu.

Sistem informasi menerima masukan data dan instruksi, mengolah

data tersebut sesuai instruksi dan mengeluarkan hasilnya. Model data

sistem yaitu masukan, pengolahan dan keluaran adalah cocok bagi kasus

pengolahan sistem informasi yang paling sederhana dimana semua

masukan tiba pada saat bersamaan.

Definisi lain mengenai informasi menurut Raymond Mc. Leod, Jr

adalah “suatu sumber daya yang penting secara strategis, yang kemudian

diolah komputer.

Adapun kualitas suatu informasi tergantung pada tiga hal, yaitu:

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

13

1) Akurat

Akurat berarti informasi harus bebas dari suatu kesalahan dan tidak

menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan

maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi

sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan

(noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.

2) Tepat pada waktunya

Tepat pada waktunya berarti informasi yang datang pada penerima

tidak boleh terlambat, karena informasi merupakan landasan didalam

mengambil keputusan.

3) Relevan

Relevan berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk

pemakainya. Relevansi nformasi untuk tiap-tiap orang satu dengan

lainnya berbeda. Misalnya informasi mengenai sebab terjadinya

kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang

relevan dan akan lebih relevan bila ditunjukkan kepada ahli teknik

perusahaan

2.1.3 Pengertian Sistem Informasi

Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai suatu susunan dari

orang, data, proses, dan teknologi informasi yang saling berhubungan

untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan

keluaran informasi yang diperlukan untuk mendukung suatu organisasi.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

14

Sistem informasi dapat digolongkan menurut fungsinya, antara lain adalah

sebagai berikut ini:(Whitten, 2004:12)

1) Transaction Processing System (TPS), suatu sistem informasi yang

menangkap dan memproses data tentang transaksi bisnis. seperti

pesanan(order), kartu catatan waktu, pembayaran, reservasi, dan

sebagainya.(Whitten, 2004:12)

2) Management Information System (MIS), suatu sistem informasi yang

disediakan untuk menghasilkan laporan yang berorientasi pada

manajemen yang berdasarkan pada proses transaksi dan operasi dari

organisasi. Atau dengan kata lain menggunakan data transaksi untuk

menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh manajer untuk

menjalankan bisnis.(Whitten, 2004:12)

3) Decision Support System (DSS), suatu sistem informasi yang

membantu mengidentifikasi pengambilan keputusan yang mungkin

atau menyediakan informasi untuk membantu pengambilan

keputusan manajemen.(Whitten, 2004:12)

4) Executive Information System (EIS), suatu sistem informasi yang

mendukung perencanaan dan kebutuhan penilaian dari manajer

eksekutif. EIS dikhususkan untuk kebutuhan informasi yang unik

dari para eksekutif yang merencanakan bisnis dan menilai capaian

rencana bisnis tersebut. (Whitten, 2004:13)

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

15

5) Expert System(ES), suatu sistem informasi yang menangkap keahlian

dari para pekerja dan kemudian menirukan keahlian tersebut untuk

dimanfaatkan oleh orang yang tidak ahli.(Whitten, 2004:14)

6) Communications and Collaboration System, suatu sistem informasi

yang memberikan peluang komunikasi yang lebih efektif antara para

pekerja, mitra, pelanggan, dan para penyalur untuk meningkatkan

kemampuan mereka untuk bekerja sama. (Whitten, 2004:14)

7) Office Automation System, suatu sistem informasi yang mendukung

cakupan luas dari aktivitas kantor yang disediakan untuk

meningkatkan alur kerja(work flow) antara para pekerja dan

membantu karyawan membuat dan membagi dokumen yang dapat

mendukung aktivitas kantor sehari-hari. (Whitten, 2004:14)

Komponen Sistem Informasi adalah sebagai berikut:

1) Perangkat Keras (Hardware), Terdiri dari komputer, peripheral,

jaringan, dsb.

2) Perangkat Lunak (Software), Merupakan kumpulan dari

perintah/fungsi yang ditulis dengan aturan tertentu untuk

memerintahkan komputer melaksanakan tugas tertentu. Software

dapat digolongkan menjadi Sistem Operasi (Windows 2000, Linux,

Unix, dll), Aplikasi (Akuntansi, database, dll), Utilitas (Anti Virus,

Speed Disk, dll), serta Bahasa (Java, VB, Delphi, C++, dll).

3) Data, Merupakan komponen dasar dari informasi yang akan diproses

lebih lanjut untuk menghasilkan informasi.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

16

4) Prosedur, Dokumentasi prosedur / proses sistem, buku penuntun

operasional (aplikasi) dan teknis.

5) Manusia (Human), Yang terlibat dalam komponen manusia seperti

operator, pemimpin sistem informasi dan sebagainya. Oleh sebab itu

perlu suatu rincian tugas yang jelas.

Kegiatan dari sistem informasi antara lain adalah:

1) Input, Menggambarkan suatu kegiatan untuk menyediakan data

untuk diproses.

2) Proses, Menggambarkan bagaimana suatu data di proses untuk

menghasilkan suatu informasi yang bernilai tambah.

3) Output, Suatu kegiatan untuk menghasilkan laporan dari proses di

atas tersebut.

4) Penyimpanan, Suatu kegiatan untuk memelihara dan menyimpan

data.

5) Control, Suatu aktivitas untuk menjamin bahwa sistem informasi

tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan.1

2.2 Pengertian Perancangan Sistem

Perancangan sistem adalah tahap dalam pengembangan sistem

yang dilakukan setelah tahap analisa sistem, dimana dalam tahap ini

seorang analis sistem akan merancang atau membentuk sistem tersebut.

1 http://prabu.wordpress.com/2006/02/19/data-dan-informasi-2 (28/01/09 : 10.00-11.36 wib)

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

17

Seperti yang dikemukakan oleh Scott (1989:158) didalam bukunya, seperti

berikut:

”Perancangan sistem menentukan bagaimana suatu sistem mencapai apa

yang harus dicapai. Tahap ini melibatkan konfigurasi komponen-

komponen perangkat keras lunak dari suatu sistem, sehingga setelah

instalasi akan benar-benar memuaskan seperti telah ditetapkan pada akhir

tahap analisa sistem”.

Menurut John Burch (1992:461) perancang atau disain sistem

dapat didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan

sketsa atau pengurutan dalam beberapa elemen terpisah kedalam satu

kesatuan yang utuh dan berfungsi.

1) Diagram Hubungan Data (Entity Relationship Diagram)

Diagram Hubungan Data digunakan untuk menggambarkan hubungan antara

data store yang ada didalam diagram aliran data.

Komponen-komponen yang digunakan didalam diagram hubungan data antara

lain:

1) Entitas (Entity)

Digambarkan dengan kotak segi empat dan digunakan untuk menunjukkan

orang, tempat, objek atau konsep dan sebagainya yang menunjukkan

dimana data dicatat atau disimpan. Ada 2 macam entitas yaitu:

(a) Strong Entity Set

Yaitu entity set satu atau banyak atributnya digunakan oleh entitas lain.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

18

(b) Weak Entity Set

Yaitu entity set yang tidak memiliki atribut yang dapat dijadikan kunci,

sehingga membutuhkan atribut dari entitas lain. Dengan kata lain

entitas yang bergantung pada entitas lain (strong entity).

Contoh:

Entity Set

2) Hubungan atau Relasi

Digambarkan dengan kotak berbentuk diamon dengan garis yang

menghubungkan ke entity yang terkait. Hubungan atau relasi

menunjukkan abstraksi dari sekumpulan hubungan yang mengkaitkan

antara entity yang berbeda.

Contoh:

Divisi Surat Permohonanbuat

3) Atribut

Menunjukkkan karakteristik dari tiap entitas atau sesuatu yang

menjelaskan entitas atau hubungan. Dari setiap atribut-atribut entitas

terdapat satu atribut yang dijadikan sebagai kunci (key).

Ada beberapa jenis key yaitu:

Primary key

Secondary key

Candidate key

Alternate key

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

19

Composite key

Foreign key

4) Cardinality

Diagram ER juga menunjukkan tingkat hubungan yang terjadi, dilihat dari

segi kejadian atau banyak tidaknya hubungan antar entitas tersebut. Ada 3

kemungkinan hubungan yang ada yaitu:

1) Satu ke satu (one to one atau 1:1)

Tingkat hubungan dinyatakan satu ke satu jika suatu kejadian pada

entitas pertama hanya mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian

pada entitas kedua. Demikian juga sebaliknya, satu kejadian pada

entitas yang kedua hanya bisa mempunyai satu hubungan dengan satu

kejadian pada entitas yang pertama.

Contoh:

Nota Kwitansidapat1 1

2) Satu ke Banyak (one to many atau 1:M)

Tingkat hubungan satu ke banyak (1:M) adalah sama dengan banyak

ke satu (M:1), tergantung dari arah mana hubungan-hubungan tersebut

dilihat. Untuk satu kejadian pada entitas yang pertama dapat

mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas yang

kedua. Sebaliknya satu kejadian pada entitas yang kedua hanya bisa

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

20

mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang

pertama

Contoh:

Divisi Surat Permohonanbuat1 M

3) Banyak ke Banyak (Many to Many atau M:N)

Tingkat hubungan banyak ke banyak terjadi jika tiap kejadian pada

sebuah entitas akan mempunyai banyak hubungan dengan kejadian

pada entitas lainnya. Baik dilihat dari sisi entitas yang pertama maupun

yang kedua.

Contoh:

Barang ReturkembaliM N

2) LRS (Logical Record Structure)

Logical Record Structure dibentuk dengan nomor dari tipe record.

Beberapa tipe record digambarkan oleh kotak empat persegi panjang dan dengan

nama yang unik. Beda LRS dengan ER-diagram nama tipe record berada diluar

kotak field tipe record ditempatkan.

Logical Record Structure terdiri dari link-link diantara tipe record. Link ini

menunjukkan arah dari satu tipe record lainnya. Banyak link dari LRS yang diberi

tanda field-field yang kelihatan pada kedua link tipe record. Penggambaran LRS

mulai dengan menggunakan model yang dimengerti. Dua metode yang dapat

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

21

digunakan, dimulai dengan hubungan kedua model yang dapat dikonversikan ke

LRS. Metode yang lain dimulai dengan ER-diagram dan langsung dikonversikan

ke LRS.

3) Transformasi ERD ke LRS (Logical Record Structure)

Sebuah model sistem yang digambarkan dengan sebuah Diagram-ER akan

mengikuti pola/aturan pemodelan tertentu. Dalam kaitannya dengan konversi ke

LRS, maka perubahan yang terjadi adalah mengikuti aturan-aturan berikut ini:

1. Setiap entitas akan diubah ke bentuk kotak.

2. Sebuah atribut relasi disatukan dalam sebuah kotak bersama entitas jika

hubungan yang terjadi pada diagram-ER 1:M (relasi bersatu dengan

cardinality M) atau tingkat hubungan 1:1 (relasi bersatu dengan cardinality

yang paling membutuhkan referensi), sebuah relasi dipisah dalam sebuah

kotak tersendiri (menjadi entitas baru) jika tingkat hubungannya M:M (many

to many) dan memiliki foreign key sebagai primary key yang diambil dari

kedua entitas yang sebelumnya saling berhubungan.

4) Normalisasi

Suatu file yang terdiri dari beberapa group elemen yang berulang – ulang

perlu diorganisasikan kembali. Proses untuk mengorganisasikan file dengan

menghilangkan group elemen yang berulang atau sebuah langkah atau proses

untuk menyederhanakan sebuah relationship antar elemen data didalam tuple

(record) ini disebut dengan normalisasi. Normalisasi juga banyak dilakukan

dalam merubah bentuk database dari suatu struktur pohon atau struktur jaringan

menjadi struktur hubungan.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

22

Pengertian Normalisasi adalah suatu teknik analisa data yang mengorganisir

data ke dalam suatu kelompok untuk membentuk kesatuan data yang

nonredundant, stabil, fleksibel, dan adaptif.(Whitten 2004:322) Adapun beberapa

jenis/tipe normalisasi yaitu:

(1) Normalisasi bentuk pertama (1NF/First Normal Form), suatu tabel adalah

1NF jika tidak ada atribut yang dapat mempunyai nilai lebih dari

satu(repeating group) untuk kejadian yang tunggal dari entitas itu.(Whitten

2004:323)

(2) Normalisasi bentuk kedua (2NF/Second Normal Form), suatu tabel adalah

2NF apabila tabel tersebut sudah berada pada 1NF dan setiap atribut yang

bukan key bergantung penuh pada primary key (tidak terjadi partial

dependencies). (Whitten 2004:323)

(3) Normalisasi bentuk ketiga (3NF/Third Normal Form), suatu tabel adalah

3NF apabila sudah berada dalam 2NF dan setiap atribut yang bukan key

tidak bergantung terhadap atribut lain kecuali terhadap primary key (non

transitive dependencies). (Whitten 2004:323)

(4) Boyce Code Normal Form (BCNF)

Pada tahap ini dilakukan penghilangan beberapa sisa keganjilan dari

normalisasi bentuk kedua atau apabila setiap determinant adalah merupakan

candidate key.

(5) Fourth Normal Form (4NF)

Pada tahap ini dilakukan penghilangan beberapa ketergantungan pada

banyak harga (multivalued dependency).

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

23

(6) Fifth Normal Form (5NF)

Pada tahap kelima ini dirancang untuk mengatasi jenis ketergantungan yang

disebut join dependency.

Cara Normalisasi yaitu dengan melakukan penelitian terhadap

suatu relasi dengan melihat ketergantungan antar atribut didalam relasi.

Normalisasi berfungsi untuk menghindari kemungkinan terdapatnya

anomaly pada saat penempatan basis data tersebut. Anomaly adalah error

atau inkonsistensi data. Anomaly ada tiga jenis, yaitu :

(1) Insertion Anomaly

Merupakan error yang terjadi sebagai akibat operasi insert record pada

sebuah relasi.

(2) Deletion Anomaly

Merupakan error yang terjadi sebagai akibat operasi delete record pada

sebuah relasi.

(3) Update Anomaly

Merupakan error yang terjadi sebagai akibat operasi Update record pada

sebuah relasi.

2.3 Sistem Informasi Geografis

2.3.1 Geografi

Geografi adalah studi tentang lokasi dan variasi keruangan atas

fenomena fisik dan manusia di atas bumi. Kata geografi berasal dari

bahasa Yunani yaitu g? ("Bumi") dan graphein ("menulis", atau

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

24

"menjelaskan"). Geografi juga merupakan nama judul buku bersejarah

pada subyek ini, yang terkenal adalah Geographia tulisan Klaudios

Ptolemaios (abad kedua). Geografi lebih dari sekedar kartografi, studi

tentang peta. Geografi tidak hanya menjawab apa dan dimana di atas muka

bumi, tapi juga mengapa di situ dan tidak di tempat lainnya, kadang

diartikan dengan "lokasi pada ruang." Geografi mempelajari hal ini, baik

yang disebabkan oleh alam atau manusia. Juga mempelajari akibat yang

disebabkan dari perbedaan yang terjadi itu.2

2.3.2 Konsep Dasar SIG

Menurut Eddy Prahasta (2005:51), era komputerisasi telah

membuka wawasan dan paradigma baru dalam proses pengambilan

keputusan dan penyebaran informasi. Data yang mempresentasikan “dunia

nyata” dapat disimpan dan diproses sedemikian rupa sehingga dapat

disajikan dalam bentuk-bentuk yang lebih sederhana dan sesuai

kebutuhan. Pemahaman mengenai “dunia nyata” akan semakin baik jika

proses-proses manipulasi dan presentasi data yang direlasikan dengan

lokasi-lokasi geografi di permukaan bumi telah dimengerti. Sejak

pertengahan 1970-an, telah dikembangkan sistem-sistem yang secara

khusus dibuat untuk menangani masalah informasi yang bereferensi

geografis dalam berbagai cara dan bentuk. Masalah-malah ini mencakup :

1) Pengorganisasian data dan informasi.

2 http://www.geografiana.com/makalah/esensi/geografi (23/01/09 : 10.00-11.15 wib)

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

25

2) Menempatkan informasi pada lokasi tertentu.

3) Melakukan komputasi, memberikan ilustrasi keterhubungan satu sama

lainnya (koneksi), beserta analisa-analisa lainnya.

Sebutan untuk sistem-sistem yang menangani masalah-masalah

diatas adalah SIG, sistem informasi geografis.

2.3.3 Pengertian SIG

Definisi SIG selalu berkembang, bertambah dan bervariasi terlihat

dari banyaknya definisi SIG yang telah beredar. Selain itu, SIG juga

merupakan suatu bidang kajian ilmu dan teknologi yang relatif baru,

digunakan oleh berbagai bidang disiplin ilmu, dan berkembang dengan

cepat. Berikut sebagian kecil dari definisi-definisi yang telah beredar di

berbagai (Eddy Prahasta, 2005:54), pustaka:

1) SIG adalah sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk

menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. SIG

dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-

objek dan fenomena dmana lokasi geografi merupakan karakteristik

yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG

merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan berikut

dalam menangani data yang bereferensi geografi: (a) masukan, (b)

manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), (c) analisis dan

manipulasi dat, (d) keluaran [Aronoff89].

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

26

2) SIG adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak,

data manusia (brainware), organisasi atau lembaga yang digunakan

untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisa dan menyebarkan

informasi-informasi mengenai daerah-daerah di permukaan bumi

[Chrisman97]

3) SIG adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer,

perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara

efisien untuk memperoleh, menyimpan, mengupdate, memanipulasi,

menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang

bereferensi geografi [Esri90]

2.3.4 Data SIG

Data dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) dibagi atas dua

bentuk (Charter, 2004:10), yaitu :

1) Geoghraphical atau Data Spasial, merupakan data yang terdiri atas lokasi

eksplisit suatu geografi yang diset ke dalam bentuk koordinat.

2) Attribut atau Data aspasial, adalah gambaran data yang terdiri atas

informasi yang relevan terhadap suatu lokasi, seperti kedalaman,

ketinggian, lokasi penjualan, dan bisa dihubungkan dengan lokasi tertentu

dengan maksud untuk memberikan identifikasi seperti alamat, kode pin

dan lain-lain.

Selanjutnya kedua jenis data diatas disimpan dalam bentuk layer-

layer yang dihubungkan melalui frame geografi. Setiap fitur pada layer

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

27

memiliki pengidentifikasi yang unik sehingga memungkinkan kita untuk

mengubah informasi relevan yang disimpan pada database external. SIG

juga memiliki mode abtraksi yang sederhana, yang memungkinkan kita

untuk menangkap elemen yang diinginkan.

2.3.5 Komponen SIG

SIG merupakan sistem kompleks yang biasanya terintegerasi

dengan lingkungan sistem-sistem kmputer yang lain ditingkat fungsional

dan jaringan. Sistem SIG terdiri dari beberapa komponen (Eddy Prahasta,

2005:58), berikut :

1) Perangkat keras : Pada saat ini SIG tersedia untuk berbagai

platform perangkat keras mulai dari PC destop, workstations,

hingga multiuser host yang dapat digunakan oleh banyak orang

secara bersamaan dalam jaringan komputer yang luas,

berkemampuan tinggi, memiliki ruang penyimpanan (harddisc)

yang besar, dan mempunyai kapasitas memori (RAM) yang besar.

Walaupun demikian, fungsional GIS tidak terkait secara ketat

terhadap karakteristik- karakteristik fisik perangkat keras ini

sehingga keterbatasan memori pada PC-pun dapat diatasi. Adapun

perankat keras yang sering digunakan SIG adalah komputer (PC),

mouse, digitizer, printer, plotter, dan scanner.

2) Perangkat lunak : Bila dipandang dari sisi lain, SIG juga

merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun secara modular

Page 29: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

28

dimana basisdata memegang peranan kunci. Setiap subsistem

diiplementasikan dengan menggunakan perangkat lunak yang

terdiri dari beberapa modul, hingga tidak mengherankan jika ada

perangkat SIG yang terdiri dari ratusan modul program (*.exe)

yang masing-masing dapat dieksekusi sendiri.

3) Data & Informasi geografi : SIG dapat mengumpulkan da

menyimpan data dan informasi yang diperlukan baik secara

langsung dengan cara dijitasi data spasialnnya dari peta dan

memasukan data atributnya dari tabel-tabel dan laporan dengan

menggunakan keyboard.

4) Manajemen : Suatu proyek SIG akan berhasil jika di-manage

dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki

keahlian yang tepat pada semua tingkatan.

2.3.6 Arsitektur SIG Berbasis Web

Sistem informasi geografis berbasis web

adalah suatu aplikasi

berbasis SIG yang dapat dijalankan dan diaplikasikan pada suatu web

browser baik dalam suatu jaringan global yaitu internet maupun dalam

jaringan komputer berbasis lokal yaitu intranet. Untuk dapat melakukan

komunikasi dengan komponen yang berbeda-beda di lingkungan web

maka dibutuhkan sebuah web server, yang pengembangan arsitektur

sistemnya mengikuti arsitektur client server.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

29

Gambar 2.1. Arsitektur SIG berbasis Web

(Nuryadin, 2005:8)

Pada gambar diatas, interaksi antara klien dengan server

berdasarkan skenario request dan respon. Web browser disisi klien

mengirim request ke server web. Karena server web tidak memiliki

kemampuan pemrosesan peta, maka request berkaitan dengan pemrosesan

peta akan diteruskan oleh server web ke server aplikasi dan Map Server.

Hasil pemrosesan akan dikembalikan lagi melalui server web, terbungkus

dalam bentuk file HTML atau applet.

Arsitektur Sistem Informasi Geografis (SIG) di web dibagi

menjadi dua pendekatan, yaitu :

a. Pendekatan Thin Client

Pendekatan ini memfokuskan diri pada sisi server. Hampir

semua proses dan analisis data dilakukan berdasarkan request

dari sisi server. Data hasil pemrosesan kemudian dikirimkan ke

klien dalam format standard HTML, yang didalamnya terdapat

Page 31: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

30

file gambar dalam format standar (GIF, PNG atau JPG)

sehingga dapat dilihat menggunakan sembarang web browser.

Kelemahan utama pendekatan ini menyangkut keterbatasan

opsi interaktif dengan user yang kurang fleksibel.

b. Pendekatan Thick Client

Pada pendekatan ini, pemrosesan data dilakukan di sisi klien

menggunakan beberapa teknologi seperti ActiveX atau applet.

Kontrol ActiveX atau applet akan dijalankan di klien untuk

memungkinkan web browser menangani format data yang

tidak dapat ditangani oleh web browser dengan kemampuan

standard. Dengan adanya pemrosesan klien, maka transfer data

antara klien dengan web server akan berkurang. Tidak seperti

pada pendekatan thin client, data akan dikirim ke klien dalam

bentuk data vektor yang disederhanakan. Pemrosesan dan

penggambaran kembali akan dilakukan disisi klien. Kelemahan

dari pendekatan ini, harus ada tambahan aplikasi yang

dipasang di komputer klien.

2.4 Model Dunia Nyata

Dunia nyata hanya bisa dideskripsikan didalam pengertian model-

model yang membatasi konsep-konsep dan prosedur-prosedur yang

diperlukan untuk mentranslasikan pengamatan-pengamatan (pengukuran)

kedalam data yang dimengerti dan dibutuhkan (berguna) didalam SIG.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

31

Proses-proses yang diterlibat didalam menginterpresentasikan realitas

dengan menggunakan model dunia nyata dan model data disebut dengan

sebagai pemodelan data (data modelling). Dengan demikian, kita

membuat suatu mdel realitas yang merupakan penyederhanaan dari asek-

aspek dunia nyata. Adapun prinsip-prinsip yang digunakan didalam

masalah ini dapat digambarkan (Eddy Prahasta, 2005:98), sebagai berikut :

Gambar 2.2. Realitas Fisik, Model Dunia Nyata,....., dan Basis Data

Untuk membawa dunia nyata kedalam SIG, harus menggunakan

model dunia nyata yang telah disederhanakan. Fenomena-fenomena yang

serupa dan mirip dapat diklasifikasikan dan dideskripsikan dalam bentuk

model dunia nyata. Model dunia nyata ini kemudian dikonversikan ke

Realitas

Fisik

Model

Dunia Nyata

Model

Data

Basis

Data

Peta/

Report

Fenomena

Aktual :

1.Properties

2. Connections

Entity:

1. Tipe

2. Atribut

3. Relasi

Objek:

1. Tipe

2. Atribut

3. Relasi

4. Geometri

5. Kualitas

Objek:

1. Tipe

2. Atribut

3. Relasi

4. Geometri

5. Kualitas

Simbol,

garis, titik,

teks, anotasi,

dll.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

32

dalam bentuk model data dengan menggunakan elemen-elemen geometri

dan kualitas. Kemudian, model dunia data ini juga ditranster ke dalam

bentuk basis data yang dapat menangani data-data dijital yang dapat

dipresentasikan ke dalam bentuk peta-peta dan laporan, baik secara

softcopy maupun hardcopy.

2.5 Surveilans Demam Berdarah

2.5.1 Pengertian Surveilans

Menurut WHO, surveilans adalah proses pengumpulan,

pengolahan, analisis, dan interpretasi data secara sistematik dan terus

menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang

membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan.3 Data dalam hal ini dapat

merupakan bencana alam, penyebararan penyakit, dan lain-lain.

Menurut Dr. Hari Santoso, SKM, M.Epid Subdit Surveilans,

Ditjen PP & PL. Surveilans adalah kegiatan “analisis” yang sistematis dan

berkesinambungan melalui kegiatan pengumpulan dan pengolahan data

serta penyebar luasan informasi untuk pengambilan keputusan dan

tindakan segera. Melakukan Analisis yaitu Orientasi tidak cukup hanya

penyakit, Pertimbangkan faktor resiko di luar sektor kesehatan, Ketajaman

analisis, dan Pertimbangkan lintas batas wilayah, tidak cukup hanya

3 http://www.surveilans.org/about_us.php?tpl=id (27/01/09 : 11.00-11.34 wib)

Page 34: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

33

pertimbangan wilayah administrasi pemerintahan.4 Contoh surveilans

DBD menurut satuannya masing-masing :

Gambar 2.3 : Penderita berdasarkan Jenis Kelamin

4 http://125.160.76.194/data/materi/pelatihansibencana/Surveilans%20Situasi%20Bencana.ppt.

(10/01/09 : 09.00-10.10 wib)

Page 35: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

34

Tabel 2.1. Penderita berdasarkan Bulan dan Jenis Kelamin

NO. BULAN

JUMLAH

L P T

laki-laki 620

1 Januari 40 30 70

Perempuan 622

2 Pebruari 39 34 73

3 Maret 73 62 135

4 April 13 18 31

5 Mei 65 51 116

6 Juni 53 45 98

7 Juli 9 4 13

8 Agustus 80 103 183

9 September 63 106 169

10 Oktober 40 56 96

11 Nopember 75 59 134

12 Desember 70 54 124

620 622 1242

2.5.2 Sejarah Surveilans

Dimulai ketika William Farr, mengembangkan sistem

pengumpulan data rutin tentang jumlah dan penyebab kematian

dibandingkan pola kematian antara orang-orang yang menikah dan tidak,

dan antara pekerja yang berbeda jenis pekerjaannya. Upaya yang telah

dilakukan untuk mengembangkan sistem pengamatan penyakit secara

terus menerus dan menggunakan informasi itu untuk perencanaan dan

Page 36: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

35

evaluasi program telah mengangkat nama William Farr sebagai the

founder of modern epidemiology.5

2.5.3 Sistem Surveilans Penyakit DBD

Pengamatan penyakit DBD di Pukesmas meliputi kegiatan

pencatatan, pengolahan dan penyajian data penderitan DBD untuk pantauan

mingguan, laporan mingguan wabah, laporan bulanan P2DBD, penentuan desa

atau kelurahaan yang rawan. Mengetahui ditribusi kasus DBD atau kasus

tersangka DBD per RW atau dusun, menentukan musim penularaan dan

mengetahui kecenderungan penyakit. ( Ditjen P2M dan PLP,1992)

2.5.4 Pengertian Demam Berdarah Dengue

Demam dengue (dengue fever, selanjutnya di singkat DF) adalah

penyakit yang terutama terdapat pada anak remaja atau orang dewasa,

dengan tanda-tanda klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai

leukopenia (berkurangnya jumlah leukosit didalam darah, jumlahnya sama

dengan 5000 per millimeter kubik atau kurang), sakit kepala yang hebat,

nyeri pada pergerakan bola mata, rasa pengecap yang terganggu dan

biasanya akan sembuh setelah 5 hari. (FKUI, 1996:417)

Demam berdarah dengue (dengue haemorrhagic fever, selanjutnya

disingkat DHF), ialah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa

dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasa memburuk

5 http://www.fkm.unair.ac.id/files/matkul/KME131/Konsep_Surveilans.pdf.

(10/01/09 : 09.00-10.10 wib)

Page 37: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

36

setelah dua hari pertama. Uji tourniquet (pita yang ditarik dengan ketat

mengelilingi anggota gerak untuk menahan sirkulasi disebelah distal untuk

sementara waktu) disertai beberapa atau semua gejala pendarahan seperti

petekie spontan (bintik merah kecil akibat keluarnya sejumlah darah) yang

timbul serentak, purpura (pendarahan kecil dalam kulit), epitaksis

(pendarahan hidung), hematemesis (muntah darah), melena (keluarnya

feses hitam yang diwarnai oleh darah yang berubah), trombositopenia

(menurunnya jumlah trombosit dalam siklus darah), hematokrit

(persentase volume eritrosit dalam darah) meningkat dan gangguan

maturasi megakariosit ( proses pematangan trombosit pada sel raksasa di

sumsum tulang belakang). (FKUI, 1996:417)

2.5.5 Sejarah dan Penyebaran Demam Berdarah

Epidemik dengue dilaporkan pertama kali di Batavia oleh David

Bylon pada tahun 1779, sedangkan DHF pertama kali dikemukakan oleh

Quintos dan kawan-kawan di Manila pada anak-anak pada tahun 1945.

penyakit dengue merupakan penyakit epidemik di Indonesia, tetapi dalam

jarak 5 sampai 20 tahun dapat timbul letusan epidemik. (FKUI, 1996:417).

Demam berdarah dengue di Indonesia, pertama kali dicurigai

berjangkit di Surabaya pada tahun 1968, tetapi kepastian secara medis

baru diperoleh pada tahun 1970. DBD pada orang dewasa pertama kali

dilaporkan oleh Swandana (1970) yang kemudian secara drastis meningkat

dan menyebar keseluruh Dati I di Indonesia. (FKUI, 1996:417).

Page 38: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

37

Vektor utama dengue di Indonesia adalah Aedes aegypti, di

samping pula Aedes albopictus. Vektor ini bersarang di bejana-bejana

yang berisi air jernih dan tawar seperti bak mandi, drum penampung air,

kaleng bekas dan lain-lainnya. Adanya vektor tersebut berhubungan erat

dengan beberapa faktor (FKUI, 1996:418), antara lain:

1) Kebiasaan masyarakat menampung air bersih untuk keperluan sehari-

hari.

2) Sanitasi lingkungan yang kurang baik.

3) Penyediaan air bersih yang langka.

Daerah yang terjangkit DHF adalah wilayah yang berpenduduk, karena:

1) Antar rumah jaraknya berdekatan, yang memungkinkan penularan

karena jarak terbang Aedes aegypti 40-100 meter.

2) Aedes aegypti betina mempunyai kebiasaan menggigit berulang-ulang

(multiple biter), yaitu menggigit beberapa orang secara bergantian

dalam waktu yang singkat.

Dengan semakin lancarnya hubungan lalu lintas, kota-kota kecil

atau daerah semiurban dekat kota besar pun saat ini menjadi mudah

terserang akibat penjalaran penyakit dari satu sumber di kota besar. Kasus

DHF cenderung meningkat pada musim hujan, kemungkinan disebabkan:

1) Kebiasaan musim mempengaruhi frekuensi gigitan nyamuk; karena

pengaruh musim hujan , puncak jumlah gigitan terjadi pada siang dan

sore hari.

Page 39: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

38

2) Perubahan musim mempengaruhi manusia sendiri dalam sikapnya

terhadap gigitan nyamuk, misalnya dengan lebih banyak berdiam

dirumah selama musim hujan.

2.5.6 Pencegahan Demam Berdarah

Untuk memutuskan mata rantai penularan, pemberantasan vektor

merupakan cara yang paling memadai, vektor dengue khususnya A.

aegypti sebenarnya mudah diberantas karena

sarang-sarangnya terbatas ditempat yang berisi air bersih dan jarak

terbangnya maksimum 100 meter. Tetapi karena vektor terbesar luas,

untuk keberhasilan pemberantasan dilakukan total converage ( meliputi

seluruh wilayah) agar nyamuk tidak dapat berkembang biak lagi. Ada 2

cara pemberantasan (FKUI, 1996:425), vektor :

1) Menggunakan insektisida

Yang lazim dipakai dalam program pemberantasan demam berdarah

dengue adalah malathion untuk membunuh nyamuk dewasa (adultsida)

dan themepos (abate) untuk membunuh jentik nyamuk (larvasida). Cara

menggunakan malathion ialah dengan pengasapan (thermal fogging) atau

pengabutan (cold fogging).

Untuk pemakaian rumah tangga dapat digunakan berbagai jenis insektisida

yang disemprotkan didalam kamar/ruangan, misalnya golongan

organofosfat, karbamat dan lain-lain.

Page 40: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

39

Cara penggunaan themos (abate) ialah dengan pasir abate (sand granules)

kedalam sarang-sarang nyamuk aedes, yaitu penampungan air bersih.

Dosis yang digunakan ialah 1 ppm atau 1 gram abate SG 1% per 10 liter

air.

2) Tanpa insektisida

Caranya adalah :

- Menguras bak air, tempayan, dan tempat penampungan air minimal 1X

seminggu (perkembangan telur ke nyamuk lamanya 7-10 hari).

- Menutup tempat penampungan air rapat-rapat.

- Membersihkan halaman rumah dari kaleng-kaleng bekas, botol-botol

pecah dan benda lain yang memungkinkan nyamuk bersarang.

- Isolasi pasien agar pasien tidak digigit vektor untuk menularkan pada

orang lain, ini sulit dilaksanakan lebih awal dari perawatan di rumah

sakit karena kesulitan praktis.

- Mencegah gigitan nyamuk dengan cara memakai obat gosok maupun

pemakaian kelambu memang dapat mencegah gigitan nyamuk, tetapi

cara ini dianggap kurang praktis.

- Imunisasi maupun pemberian anti virus dalam usaha memutuskan rantai

penularan, saat ini baru dalam tahap penelitian.

Page 41: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

40

2.6 Perangkat Lunak Yang Digunakan Dalam Sistem

2.6.1 ArcView

ArcView merupakan salah satu perangkat lunak desktop Sistem

Informasi Geografis (SIG) dan pemetaan yang telah dikembangkan oleh

ESRI (Environmental System Research Institute) (Prahasta, 2007:1).

Dengan ArcView kita dapat melakukan visualisasi, mengexplore,

menjawab query, menganalisis data secara geografis dan sebagainya.

Kemampuan – kemampuan yang dimiliki oleh ArcView adalah :

1) Pertukaran data, membaca dan menuliskan data dari dan ke format

perangkat lunak SIG lainnya.

2) Melakukan analisis statistic dan operasi-operasi matematis

3) Menampilkan informasi (basisdata) spasial maupun atribut.

4) Menjawab query spasial maupun atribut

5) Melakukan fungsi-fungsi dasar SIG

6) Membuat peta tematik

7) Mengcostumize aplikasi dengan menggunakan bahasa skrip.

2.6.2 Mapserver

Menurut Eddy Prahasta (2007:36) mapserver merupakan salah satu

lingkungan pengembangan perangkat lunak open source yang dapat

digunakan untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi internet-based yang

melibatkan data spasial (peta dijital). Mapserver mempunyai cukup

fungsionalitas inti SIG yang dapat mendukung berbagai aplikasi web yang

Page 42: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

41

terkait spasial. Selain itu juga mapserver sangat unggul didalam me-render

data spasial (citra, data vektor, dan peta dijital lainnya) untuk aplikasi web.

2.6.3 PHP

PHP singkatan dari Hypertext Preprocessor yang digunakan

sebagai bahasa script server-side dalam pengembangan web yang

disisipkan pada dokumen HTML. Penggunaan PHP memungkinkan web

dapat dibuat dinamis sehingga maintenance situs web tersebut akan

menjadi lebih mudah dan efisien. PHP merupakan software open-source

yang disebarkan dan dilisensikan secara gratis serta dapat di-download

secara bebas disitus resminya htpp://www.php.net.

PHP memiliki banyak kelebihan yang tidak dimiliki oleh bahasa

script sejenis. PHP difokuskan pada pembuatan script server-side, yang

bisa melakukan apa saja yang dapat dilakukan oleh CGI, seperti

mengumpulkan data dari form, menghasilkan isi halaman web dinamis,

dan kemampuan mengirim serta menerima cookies, bahkan lebih dari pada

kemampuan CGI. (Andi, 2006:2)

Page 43: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

42

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada penyusunan skripsi ini diperlukan data-data informasi sebagai bahan

yang dapat mendukung kebenaran materi uraian pembahasan. Selain itu untuk

menyelesaikan masalah yang ada dalam sebuah perancangan perangkat lunak ada

beberapa tahap yang harus dilakukan, dalam bab ini dijelaskan mengenai tempat

dan waktu penelitian, bahan dan alat serta metodologi penelitian yang digunakan

penulis, alasan pemilihan metodologi dan tahapan-tahapan pada metode

pengembangan sistem.

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam pembangunan aplikasi sistem informasi spasial ruang

pembangunan penulis melakukan penelitian ke instansi pemerintah yang

terkait dengan surveilans demam berdarah untuk mengambil dan

mengobservasi data-data penderita demam berdarah. Dimana pelaksanaan

penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kecamatan Pamulang yang beralamat

di Jl. Surya Kencana No.1 Pamulang Barat, dan di laksanakan mulai

Oktober 2009 – 2010.

3.2. Peralatan dan Bahan

Bahan dan alat yang di kumpulkan untuk digunakan dalam

pembuatan aplikasi Perancangan Sistem Informasi Geografis Surveilans

Demam Berdarah terdiri atas peta-peta dan hardware serta software. Bahan

Page 44: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

43

berupa peta yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.1. berikut ini :

(Terlampir Dalam Lampiran B).

Tabel 3.1. Daftar Bahan Penelitian

No. Bahan Sumber Keterangan

1. Citra Landsat Th. 2008 Bakosurtanal Referensi batas-

batas administratif

2. Peta kependudukan di

Kecamatan Pamulang

skala 1 : 80.000

Kecamatan

Pamulang

Referensi

kependudukan

3. Peta Megapolitan map &

street guide

Dr. Riadika

Mastra

Sebagai Peta

dasar

4. Buku Panduan P2PL

(Pengendalian Penyakit

dan Penyehatan

Lingkungan )

Bidang P2PL

Kecamatan

Pamulang

Referensi

Peningkatan

menyiapkan

rencana,

pelaksanaan,

monitoring /

evaluasi kegiatan

pengamatan

penyakit dan

imunisasi,

mengendalikan

penyakit serta

penyehatan

Sedangkan alat yang digunakan untuk membangun aplikasi dan test

koneksi jaringan adalah satu buah PC (Personal Computer). Berikut

merupakan spesifikasi dari alat yang digunakan :

a. Perangkat Lunak

Windows XP Service Pack 2, Macromedia Dreamweaver 8, Arcview

3.3, Quantum GIS, MapServer 4 Windows (MS4W) version 1.6, Data-

data peta dijital.

Page 45: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

44

b. Perangkat Keras

Processor Dual Core 1.86 GHz, Harddisk 160 GB, Memory 512 MB,

VGA 128 MB, LAN Card, DVD – RW, Keyboard dan Mouse.

3.3. Tahapan Penelitian

Pada Gambar 3.1. merupakan gambar tahapan penelitian yang

dilakukan oleh penulis :

Gambar 3.1. Tahapan Penelitian

Page 46: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

45

3.4. Metode Pengumpulan Data

Dalam rangka menyusun skripsi ini dilakukan riset atau penelitian

untuk menjaring data-data atau bahan materi yang diperlukan. Adapun

metode pengumpulan data-data yang diperlukan adalah sebagai berikut:

3.4.1. Studi Pustaka

Dalam metode ini dilakukan pencarian buku-buku maupun

website yang membahas Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan

kaitannya dengan surveilans demam berdarah.

3.4.2. Wawancara

Dalam tahapan ini penulis melakukan wawancara dengan

beberapa pihak yang terkait dalam surveilans demam berdarah di

Puskesmas Pamulang. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui

sistem yang berjalan saat ini dan kebutuhan user untuk aplikasi yang

akan dibangun nantinya. (Terlampir dalam Lampiran A).

3.4.3. Observasi

Pada metode ini penulis mengumpulkan data dengan

melakukan pengamatan secara langsung terhadap Sistem yang

berjalan dalam perancangan surveilans demam berdarah Kecamatan

Pamulang yang dilaksanakan oleh Puskesmas Kecamatan Pamulang

Page 47: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

46

Bidang surveilans dan penyebaran penyakit, yang berkoordinasi

dengan Dinas kesahatan Tangerang dan Departeman kesehatan.

Untuk lebih jelasnya sistem yang berjalan akan di bahas pada

DFD Sistem yang berjalan, beserta kelebihan dan kelemahannya.

Sementara data-data yang diperoleh dari observasi yang telah

dilakukan adalah : (Terlampir dalam Lampiran B)

a. Data penderita demam berdarah tahun 2008

b. Peta kependudukan di Kecamatan Pamulang skala 1 : 80.000

3.5. Metode Pengembangan Sistem

Metodologi yang digunakan untuk membangun sistem ini adalah

konsep siklus hidup pengembangan sistem atau System Development Life

Cycle (SDLC) yang dikembangkan oleh Hosier (Prahasta, 2005: 223).

Berikut ini merupakan tahapan-tahapan dalam SDLC yaitu: Perencanaan

Sistem, Analisis Sistem, Perancangan Sistem, Implementasi, Operasi dan

Pemeliharaan.

Page 48: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

47

Gambar 3.2. Tahapan Pengembangan Metode SDLC

Berikut ini merupakan beberapa alasan penulis menggunakan metode

pengembangan SDLC:

1. Melihat aplikasi yang dikembangkan penulis, merupakan aplikasi yang

membutuhkan perawatan dalam pembaharuan data. Pada metode SDLC

terdapat tahap pemeliharaan, sehingga metode ini sangat cocok

digunakan pada pengembangan aplikasi ini.

2. Dalam pengembangan sistem yang ada dengan metode SDLC dapat

dilakukan perencanaan yang sistematis sehingga dapat memperkecil

kesalahan dalam pembuatan program aplikasi. Karena sistem yang

nantinya dibuat sesuai dengan perencanaan yang dibuat sebelumnya.

3. Sistem yang dibangun merupakan sistem yang amat kompleks karena

menggunakan sistem client server bukan standalone sehingga harus

menggunakan model sekuensial linear (SDLC).

Page 49: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

48

4. Menurut Prahasta (2005: 228), metode RAD memiliki kelemahan

dalam proses perbaikan, sehingga menyebakan pada proses iterasi

menghasilkan satu versi perangkat lunak. Dengan demikian pada saat

hasil akhirnya diterima oleh pengguna, terdapat beberapa versi

perangkat lunak.

5. Metode SDLC merupakan metode yang digunakan secara umum dalam

pengembangan aplikasi Sistem Informasi Geografis. Dalam berbagai

aplikasi web GIS yang telah dikembangkan sebagian besar

menggunakan metode SDLC karena mudah dimengerti.

3.5.1. Perencanaan Sistem

Tahap perencanaan sistem merupakan tahap awal dalam

pengembangan sistem informasi yang bertujuan mencari inti

permasalahan dan kendala-kendala yang ada pada sistem yang

berjalan serta merumuskan tujuan dibangunnya Perancangan Sistem

Informasi Geografis Surveilans Demam Berdarah

Pada tahapan ini penulis melakukan penelitian awal atau studi

kelayakan (feasibility study) untuk mengidentifikasi masalah awal

yang ada pada sistem yang ada kemudian menentukan faktor

penyebabnya, selain itu penulis mengidentifikasikan kebutuhan user

terhadap sistem yang akan dikembangkan, dengan cara melakukan

wawancara, kuesioner maupun pengamatan langsung pada bagian

surveilans di Puskesmas Pamulang.

Page 50: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

49

3.5.2. Analisis Sistem

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis

sistem yang berjalan untuk kemudian menyimpulkan permasalahan

yang terjadi khususnya dalam prosedur penyampaian informasi

surveilans demam berdarah yang selama ini dilakukan Puskesmas

Pamulang. Tahap ini merupakan dasar bagi tahapan perencanaan

sistem baru yang dapat memaksimalkan pengolahan data dan

penyampaian informasi.

Hasil dari analisis sistem diperoleh, sistem yang ada pada

Puskesmas sudah baik, akan tetapi memiliki kekurangan dalam

penyampaian informasi yang masih dilakukan secara manual dan

hanya terdokumentasi dalam bentuk buku atau media fisik lainnya.

Kegiatan analisis kebutuhan dan kondisi meliputi :

1. Gambaran Umum daerah penelitian

Tujuannya adalah memberikan gambaran tentang kondisi

geografis Kecamatan Pamulang yang bermanfaat sebagai

informasi tambahan dalam analisis yang menyangkut

pembangunan berbasis SIG (Sistem Informasi Geografis).

2. Diagram Alir Data Sistem yang berjalan pada Puskesmas

Tujuannya adalah untuk mengetahui prosedur penyampaian

informasi perencanaan pembangunan yang sedang berjalan

sehingga dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan dari

sistem yang ada.

Page 51: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

50

3. Usulan Pemecahan Masalah

Memberikan usulan pemecahan masalah pada Puskesmas

Kecamatan Pamulang dalam meningkatkan efektivitas sistem

penyampaian penyebaran DBD dengan membuat usulan sistem

baru yang berbasis SIG, yang mampu memberikan informasi

suveilans demam berdarah.

3.5.3. Perancangan Sistem

Tahap ini bertujuan untuk mencari bentuk yang optimal dari

aplikasi yang akan dibangun dengan mempertimbangkan berbagai

faktor-faktor permasalahan dan kebutuhan yang ada pada sistem

seperti yang telah ditetapkan pada analisis kebutuhan dan kondisi.

Tahap perancangan adalah tahapan yang bertujuan untuk

mengatasi permasalahan yang ada. Dalam tahap ini penulis

menggunakan beberapa tools (alat) untuk membuat rancangan

sistem, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Perancangan Proses

Dalam melakukan perancangan sistem, penulis menggunakan

alat Data Flow Diagram (DFD) untuk menggambarkan suatu

sistem yang diusulkan berikut kamus datanya (Data

Dictionary) untuk menjelaskan data yang ada pada DFD.

2. Perancangan Basis Data

Setelah perancangan sistem dilakukan kemudian penulis

merancang basis datanya dengan menggunakan alat bantu

Page 52: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

51

Entity Relationship Diagram (ERD) yang menggambarkan

hubungan antar entitas yang ada pada DFD. Untuk

mengefisienkan dan mengefektifkan serta menghindari data

yang sama, dalam basis data penulis juga melakukan

normalisasi.

3. Perancangan Struktur Menu Aplikasi

Perancangan Struktur Menu Aplikasi bertujuan untuk

menentukan menu-menu yang diperlukan pada aplikasi yang

akan dikembangkan.

4. Perancangan Antarmuka (interface) Aplikasi

Perancangan antarmuka aplikasi bertujuan untuk menemukan

bentuk yang optimal dari tampilan aplikasi, sehingga dapat

mempermudah user dalam berkomunikasi dengan sistem.

3.5.4. Implementasi Sistem

Tahapan ini merupakan tahap lanjutan dari desain aplikasi

sistem, yaitu menafsirkan atau menterjemahkan desain aplikasi

sistem ke dalam bahasa pemograman yang dapat dimengerti oleh

sistem komputer. Dalam tahapan ini dijelaskan secara detail

penggunaan sistem dari proses memperbaharui informasi yang ada

hingga proses preview peta.

Selain itu pada tahapan ini dilakukan pengetesan aplikasi oleh

pengguna dengan menggunakan beberapa metode diantaranya

metode purposive random sampling, yaitu melakukan pembagian

Page 53: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

52

kuesioner dan pengambilan sampel secara acak untuk menilai

aplikasi yang dikembangkan oleh penulis. Selain itu penulis juga

melakukan pengetesan aplikasi dengan menggunakan white box dan

black box. (Hasil Terlampir Dalam Lampiran C)

3.5.5. Pemeliharaan

Tahapan ini merupakan tahapan akhir jika sistem yang telah

dibuat telah diimplementasikan dengan baik. Untuk itu sistem yang

ada harus benar-benar diimplementasikan dengan baik, agar user

yang akan menggunakan dalam hal ini Puskesmas Kecamatan

Pamulang Bidang surveilans, dapat mempergunakan sistem dengan

baik dan mampu memperbaharui data surveilans demam berdarah

Kecamatan Pamulang.

3.6. Sistem Yang Berjalan

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis di

ketahui bahwasannya dalam perancangan surveilans demam berdarah di

Kecamatan Pamulang, Puskesmas Pamulang melakukan koordinasi dengan

instansi lain yaitu Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang untuk selanjutnya

menyampaikan data surveilans kepada Departemen Kesehatan.

Berikut merupakan uraian sistem yang berjalan dalam perancangan

surveilans demam berdarah selama ini di Puskesmas :

a. Alur pelaporan DBD mulai dari masyarakat dan dari petugas kesehatan,

rumah sakit ataupun klinik lainnya, kemudian pelaporan dilanjutkan ke

Page 54: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

53

Kelurahan atau langsung ke Puskesmas dengan bukti surat keterangaan

dokter dan hasil laboraorium.

b. Bagian P2PL bagian surveilans seminggu sekali mengambil data

penyakit menular secara keseluruhan pada setiap Kelurahan di

Kecamatan Pamulang dan melakukan penyelidikan epidemologi (PE)

untuk mengetahui sumber kasus atau penderita dan radius penyebaran.

c. Setelah itu data penyakit DBD yang telah terkumpul di ditribusikan ke

bagian DBD di P2PL Puskesmas Pamulang.

d. Pendistribusian data penyakit DBD kemudian di lanjutkan ke bagian

P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang setiap bulan sekali, yang

kemudian P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang menyusun

perencanaan dan pencegahan penyebaran penyakit DBD berdasarkan

data dan penyelidikan epidemologi (PE) yang sudah di terima dari

P2PL Pukesmas Pamulang.

e. Selanjutnya tindak lanjut pencegahan penyebaran penyakit DBD dan

penyelidikan PE yaitu fogging atau pemberantasan sarang nyamuk

(PSN) jika terjadi epidemic, dan melakukan penyuluhan jika daerah

tersebut berpotensi epidemik.

Dari uraian di atas, maka dapat di gambarkan Document Flow Diagram

dari sistem yang berjalan pada Gambar 3.3, berikut ini :

Page 55: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

54

Gambar 3.3. DFD Sistem Berjalan

Selanjutnya untuk tugas, fungsi, visi, misi dan struktur organisasi dari

Dinas/Instansi yang terkait dalam surveilans demam berdarah ini, akan

diuraikan secara lebih mendalam pada bab selanjutnya.

Page 56: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

55

3.6.1. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Yang Berjalan

Berikut ini merupakan kelebihan dan kekurangan dari sistem

yang berjalan dalam perancangan surveilans demam berdarah ini

adalah:

a. Kelebihan Sistem yang berjalan

1) Koordinasi yang baik antara masing-masing Instansi

dalam mendistribukan data surveilans DBD di Kecamatan

Pamulang yang bertujuan untuk mengambil keputusan

untuk memeberantas wabah DBD.

2) Penggunaan sistem komputer secara terbatas dalam

pengolahan data-data surveilans DBD.

3) Masyarakat terlibat dalam Alur mendistribusian data

DBD.

b. Kekurangan Sistem yang berjalan

1) Informasi yang dihasilkan masih hanya terbatas pada data

tekstual saja.

2) Penggunaan sistem komputer hanya terbatas pada

penyusunan laporan surveilans DBD.

3) Sering terjadi keterlambatan pelaporan data surveilans

DBD serta data yang disajikan tidak up to date karena

sistem surveilans masih dilakukan secara manual. Karena

seharusnya laporan kasus DBD di tindak lanjuti dalam

kurun waktu 1 X 24 jam.

Page 57: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

56

4) Masyarakat hanya terlibat pada saat pelaporan DBD

masing kelurahan.

Page 58: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

57

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Perencanaan Sistem

Kesehatan nasional Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan

dan ujung tombak bagi pelayanan terhadap masyarakat. Meskipun

Puskesmas telah memberikan kotribusi dalam peningkatan derajat kesehatan

masyarakat. Namun masih kurangnya pelayanan yang bermutu, menyeluruh

dan terpadu diseluruh Puskesmas yang ada di Tangerang.

Kegiatan sudah berjalan di Puskesmas Kecamatan Pamulang cukup

baik namun Informasi yang diberikan masih sangat terbatas pada informasi

yang bersifat tekstual dan cara penyajiannya masih kurang maksimal,

terutama pada pencegahan penyakit menular seperti demam berdarah

dengue.

Untuk memudahkan masyarakat mendapatkan informasi serta

membantu Puskesmas dalam mengelola data-data surveilans demam

berdarah dengue (DBD) maka sistem yang dibuat harus dapat berinteraksi

dengan baik kepada user, baik user yang mengelola sistem maupun yang

menggunakan sistem. Dalam membangun aplikasi ini terdapat beberapa

proses yang dilakukan yaitu mengidentifikasi kebutuhan user, baik secara

software, hardware maupun brainware yang menggunakan dan identifikasi

masalah yang terjadi pada pengelolaan sistem sebelumnya. Sehingga

aplikasi yang dibangun dapat digunakan secara efisien.

Page 59: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

58

Sistem yang dibangun ini tidak sepenuhnya menggantikan sistem

yang telah berjalan sebelumnya, akan tetapi sistem yang dibangun ditujukan

untuk membantu sistem yang sebelumnya telah berjalan.

4.1.1. Identifikasi Kebutuhan (User Need Assisment)

Mengidentifikasikan kebutuhan merupakan langkah pertama

yang dilakukan dalam tahap perencanaan sistem. Kebutuhan dapat

juga diartikan sebagai suatu keinginan atau suatu hal. Untuk itu

dibuat suatu sistem yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat

mengenai informasi surveilans demam berdarah dengue di

Kecamatan Pamulang. Dari hasil penelitian dan pengumpulan data

melalui observasi maupun wawancara ke Puskesmas Pamulang,

diperoleh berbagai kebutuhan yang diharapkan oleh Puskesmas

beserta dinas terkait lainnya sebagai pelaksana sistem dan

masyarakat/pengembang sebagai pengguna sistem, antara lain:

1. Kebutuhan akan suatu sistem yang dapat memberikan

informasi surveilans DBD dalam satu kecamatan kepada

masyarakat yang dapat diakses dan digunakan dimana dan

kapan saja dengan mudah sehingga masyarakat dapat

mengantipasi penyebaran DBD.

2. Dibutuhkan sistem yang dapat menghasilkan informasi yang

tidak terbatas hanya pada data tekstual.

3. Dibutuhkan sistem yang dapat mengoptimalkan pemanfaatan

komputer guna mendukung kinerja dari Puskesmas Pamulang.

Page 60: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

59

4.1.2. Identifikasi Masalah

Adapun permasalahan yang terjadi dalam sistem yang telah

berjalan antara lain :

1. Informasi yang dihasilkan oleh bagian P2PL Puskesmas

Pamulang tentang DBD masih bersifat tekstual sehingga perlu

dilengkapi dengan data yang berupa data tekstual.

2. Pendokumentasian yang belum terkomputerisasi secara baik

dan benar terhadap data surveilans DBD.

3. Sistem yang diterapkan masih manual dan terbatas pada

informasi yang bersifat tekstual sehingga dirasa kurang efektif

lagi, selain itu masyarakat sulit memperoleh informasi

mengenai surveilans demam berdarah.

4.1.3. Tujuan Pengembangan Sistem

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada di atas

maka dapat dirumuskan tujuan dari pengembangan Sistem Informasi

Surveilans DBD (demam berdarah dengue) ini adalah sebagai

berikut :

1. Mampu menghasilkan sistem yang dapat memberikan

informasi penyebaran penyakit pada orang yang terjangkit

DBD di seluruh Kecamatan Pamulang kepada masyarakat

yang dapat diakses dimana dan kapan saja dengan mudah oleh

masyarakat.

Page 61: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

60

2. Mampu menghasilkan informasi Surveilans DBD yang tidak

hanya terbatas pada data tekstual saja, tetapi juga

menghasilkan data spasial dalam bentuk tampilan peta yang

representatif dan mudah dimengerti.

3. Penggunaan sistem komputer yang lebih optimal, karena

memanfaatkan web yang memudahkan masyarakat

/pengembang untuk berinteraksi dalam pencegahan dan

pemberantasan penularan DBD tanpa batasan tempat dan

waktu.

4.2. Analisis Sistem

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis sistem

yang berjalan untuk kemudian menyimpulkan permasalahan yang terjadi

khususnya dalam prosedur penyampaian informasi surveilans DBD yang

selama ini dilakukan Puskesmas (Pusat kesehatan masyarakat). Tahap ini

merupakan dasar bagi tahapan perencanaan sistem baru yang dapat

memaksimalkan pengolahan data dan penyampaian informasi.

4.2.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Pamulang adalah sebuah kecamatan di Kota Tangerang

Selatan. Sebelum Kota Tangerang Selatan menjadi kota otonom,

Pamulang merupakan salah satu kecamatan dari Kabupaten

Tangerang.

Page 62: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

61

Di Pamulang terdapat beberapa komplek perumahan seperti

Reni Jaya, Pamulang Vila, Gria Jakarta, Vila Pamulang Mas,

Pamulang Estate(MA),BPI (Bukit Pamulang Indah, Puri Pamulang.

Komplek-komplek perumahan ini mulai berdiri tahun 1983. Di

Pamulang juga berdiri Giant Department Store, Superindo, Carrefour

yang menandakan pertumbuhan ekonomi di kecamatan ini sangat

pesat. Dahulu sempat pula didirikan Alfa Toko Gudang Rabat,

Dwima, serta Cinema 21.

Kecamatan Pamulang terbagi atas 8 kelurahan yaitu:

1. Kelurahan Pondok Benda

2. Kelurahan Benda Baru

3. Kelurahan Bambu Apus

4. Kelurahan Kedaung

5. Kelurahan Pamulang Barat

6. Kelurahan Pamulang Timur

7. Kelurahan Pondok Cabe Udik

8. Kelurahan Pondok Cabe Ilir

Tabel 4.1 merupakan data kepadatan penduduk perkilometer

per Km2 diKecamatan Pamulang.

Tabel 4.1 Kepadatan Penduduk Per Km2 menurut kelurahan

No. Kelurahan Luas ( Km2)

Banyaknya

Penduduk

Kepadatan Per

Km2

1. Pondok Benda 4.1291 36.406 8.816

2. Pamulang Barat 4.4423 40.324 9.077

3. Pamulang Timur 2.8080 24.077 8.574

Page 63: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

62

4. Pondok Cabe Udik 5.1400 16.352 3.181

5. Pondok Cabe Ilir 4.2100 28.932 6.872

6. Kedaung 2.7867 41.894 15.033

7. Bambu Apus 2.4045 17.327 7.206

8. Benda Baru 2.8800 31.276 10.859

Jumlah : 28.8006 236.588

4.2.2. Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Pamulang.

Gambar 4.1. merupakan gambar struktur organisasi

Puskesmas yang terkait dalam melakukan Surveilans DBD.

Page 64: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

63

Gambar 4.1. Struktur Puskesmas Kecamatan Pamulang

4.2.3. Profil Puskesmas Kecamatan Pamulang

Puskesmas adalah unit pelaksana pembangunan kesehatan di

wilayah kecamatan. Yang dimaksud dengan Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) yakni organisasi di lingkungan Dinas Kabupaten/kota

yang melaksanakan tugas Teknis Operasional. Dalam melaksanakan

Page 65: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

64

tugas pelayanan kesehatan, dilaksanakan melalui pelayanan dalam

gedung, Pustu, Pusling dan pelayanan rujukan.

Kriteria UPTD terdiri dari :

1. Tidak melaksanakan fungsi pengaturan, pembinaan, perijinan.

2. Mempunyai misi/tugas pokok yang jelas dan tidak berduplikasi

atau tumpang tindih dengan unit organisasi yang lain.

3. Didukung oleh 3 (tiga) faktor : SDM, anggaran,

sarana/prasarana kerja.

4. Memiliki rencana program dan kegiatan pengembangan yang

berkelanjutan.

Selama ini pandang orang tentang Puskesmas masih kurang

baik terutama berkaitan dengan penampilan fisik yang kurang bersih

dan nyaman serta keramahan petugas dalam pelayanan kesehatan

masih masih kurang, serta tidak seluruh upaya kegiatan pokok

Puskesmas dapat diselenggarakan dengan baik oleh setiap

Puskesmas disamping kemampuan tiap Puskesmas berbeda-beda.

Dalam sistem kesehatan nasional Puskesmas merupakan unit

pelayanan kesehatan dan ujung tombak bagi pelayanan terhadap

masyarakat. Meskipun Puskesmas telah memberikan kotribusi dalam

peningkatan derajat kesehatan masyarakat namun masih kurangnya

pelayanan yang bermutu, menyeluruh dan terpadu diseluruh

Puskesmas yang ada di Tangerang.

Page 66: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

65

Adapun program yang terdapat di Puskesmas Pamulang yaitu

program kesehatan dasar, pengembangan wajib dan pengembangan

pilihan.

1) Pengembangan kesehatan dasar meliputi :

1. Promosi kesehatan

2. Penyehatan lingkungan

3. Kesehatan ibu dan anak dan KB

4. Perbaikan gizi

5. Pencegahan penyakit menular

6. Pengobatan

2) Pengembangan wajib meliputi :

1. Lansia

2. UKS / UKGS

3. Anti Napza

3) Pengembangan pilihan meliputi :

1. Laboratorium

2. UKGMD

3. JPKMM

Dalam menyelenggarakan program kerja nya Puskesmas

Kecamatan Pamulang memiliki Visi, misi dan tujuan sebagai

berikut:

Page 67: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

66

Visi :

Terwujudnya Puskesmas Pamulang dengan pelayanan kesehatan

yang bermutu, menyeluruh dan terpadu.

Misi :

1. Memberikan pelayanan prima di semua sektor.

2. Pusat pelayanan kesehatan tingkat dasar.

3. pusat pemberdayaan kesehatan dan keluarga.

4. meningkatkan kemitraan dengan berbagai sektor.

Moto :

Berhasil Prima

Bersih, Harmonis, Silaturahmi,dan pelayanan prima.

Nilai :

1. Disiplin.

2. Tanggung Jawab.

3. Kejujuran.

Berikut ini merupakan tugas dan fungsi dari masing-masing

bagian yang ada dalam Struktur Organisasi Puskesmas Pamulang.

A. Kepala Puskesmas Pamulang

Tugas :

1. Mengkoordinir penyusunan perencanaan tingkat

Puskesmas berdasarkan data program Kepala Dinas

Kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Page 68: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

67

2. Merumuskan kebijaksanaan operasional dalam

bidang pelayanan kesehatan masyarakat berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Memberikan tugas kepada para bawahan dan unit-unit

serta Puskesmas Pembantu sesuai dengan bidang tugas

masing-masing.

4. Memimpin Urusan Tata Usaha, Unit-unit pelayanan,

Puskesmas Pembantu / bidan dan para bawahan dalam

menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat agar

pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan rencana kerja

yang telah ditetapkan.

5. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis kepada

para bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai

dengan yang diharapkan.

6. Menilai prestasi kerja para bawahan sebagai bahan

pertimbangan dalam peningkatan karier.

7. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Puskesmas

berdasarkan realisasi program kerja dan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku sebagai bahan dalam

menyusun program kerja berikutnya.

8. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan sebagai bahan

informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Dinas

Kesehatan.

Page 69: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

68

9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

10. Kepala Puskesmas dalam melaksanakan tugasnya

berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada

Kepala Dinas Kesehatan.

B. Bagian Tata Usaha

Tugas :

1. Menyusun rencana kegiatan Urusan Tata Usaha

berdasarkan data Program Puskesmas dan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai

pedoman kerja.

2. Membagi tugas kepada bawahan agar pelaksanaan

tugas dapat dilaksanakan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

3. Mengkoordinasikan para bawahan dalam menyusun

program kerja Puskesmas agar terjalin kerjasama yang

baik.

4. Memberi petunjuk kepada bawahan dengan cara

mencocokan dengan petunjuk kerja yang diberikan dan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

agar tercapai keserasian dan kebenaran kerja.

5. Menilai prestasi kerja bawahan berdasarkan hasil yang

dicapai agar sesuai dengan rencana dan ketentuan

Page 70: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

69

peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai

bahan dalam peningkatan karier.

6. Melaksanakan pengelolaan urusan kepegawaian,

keuangan, perlengkapan, surat menyurat, hubungan

masyarakat dan urusan-urusan umum, perencanaan serta

pencatatan dan pelaporan.

7. Mengevaluasi hasil kegiatan Urusan Tata Usaha secara

keseluruhan.

8. Membuat laporan kegiatan dibidang tugasnya

sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban

kepada atasan.

9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

10. Urusan Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala

Urusan yang berada dibawah dan bertanggung jawab

langsung kepada Kepala Puskesmas.

C. Bendahara

Tugas :

1. Menyusun rencana kegiatan Bendahara berdasarkan data

Program Puskesmas dan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.

2. Melaksanakan pengelolaan Keuangan sesuai dengan

prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

Page 71: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

70

3. Mengevaluasi hasil kegiatan Keuangan secara

keseluruhan.

4. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang

tugasnya sebagai bahan informasi dan

pertanggungjawaban kepada atasan.

5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Dalam melaksanakan tugasnya Benda Hara di bantu oleh :

a. Benda Hara Logistik

Tugas :

1. Menyusun rencana kegiatan Logistik berdasarkan

data Program Puskesmas dan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman

kerja.

2. Melaksanakan pengelolaan Logistik sesuai

dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

3. Mengevaluasi hasil kegiatan Logistik secara

keseluruhan.

4. Membuat catatan dan laporan kegiatan

dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan

pertanggungjawaban kepada atasan.

Page 72: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

71

b. Bendahara Retribusi

Tugas :

1. Menyusun rencana kegiatan Logistik berdasarkan

data Program Puskesmas dan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman

kerja.

2. Melaksanakan pengelolaan Retribusi sesuai

dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

3. Mengevaluasi hasil kegiatan Retribusi secara

keseluruhan.

c. Bendahara Operasional

Tugas :

1. Membantu tugas bendahara umum

2. Mengelola, mengadministrasikan dan membuat

pertanggungjawaban atas operasional Puskesmas.

3. Bekerja di bawah koordinasi bendahara umum.

d. Bendahara JPKMM ( Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Masyarakat Miskin)

Tugas :

1. Mendata dan menjaring masyakarat miskin dan tidak

mampu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

Page 73: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

72

2. Mengevaluasi hasil kegiatan Pelayanan JPKKM

secara keseluruhan.

3. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang

tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggung

jawaban bendahara umum.

e. Petugas Loket

Tugas :

1. Melaksanakan kegiatan Pelayanan di Loket dan

koordinasi lintas program terkait sesuai dengan

prosedur dan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

2. Mengevaluasi hasil kegiatan Pelayanan di Loket

secara keseluruhan.

3. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang

tugasnya sebagai bahan informasi dan

pertanggungjawaban benda hara umum.

D. YANKES (Pelayanan Kesehatan)

Tugas :

Menyiapkan bahan perumusan kebijakan, serta melaksanakan

pembinaan dan pengembangan pelayanan Puskesmas.

Dalam melaksanakan tugasnya YANKES, dibantu oleh :

a. Koordinasi Rawat Jalan

Tugas :

Page 74: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

73

Mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan

kesehatan dengan melakukan promosi kesehatan melalui

penyuluhan,

melaksanakan perlindungan khusus melalui imunisasi dan

keluarga berencana, menegakkan diagnosa dini,

pengobatan segera dan penatalaksanaan terapi yang kuat

serta melaksanakan pelayanan rujukan.

b. Koordinasi Rawat Inap

Tugas :

1. Mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan

perawatan medis dan perawatan untuk penyembuhan,

persiapan operasi kecil dan setelah operasi, pelayanan

bayi sehat dan sakit serta ibu sesudah melahirkan.

2. Mengevaluasi hasil kegiatan Rawat Inap secara

keseluruhan.

3. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang

tugasnya sebagai bahan informasi dan

pertanggungjawaban kepada atasan.

c. Petugas Gedung Obat

Fungsi :

1. Melaksanakan kegiatan Gudang Obat meliputi

distribusi obat ke unit pelayanan dan koordinasi lintas

Page 75: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

74

program terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Mengevaluasi hasil kegiatan Gudang Obat secara

keseluruhan.

3. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang

tugasnya sebagai bahan informasi dan

pertanggungjawaban kepada atasan.

d. Petugas Apotik

Tugas :

1. Melaksanakan kegiatan Pelayanan Obat di Apotik

dan koordinasi lintas program terkait sesuai dengan

prosedur dan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

2. Mengevaluasi hasil kegiatan Pelayanan Obat di

Apotik secara keseluruhan.

3. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang

tugasnya sebagai bahan informasi dan

pertanggungjawaban kepada atasan.

E. P2PL (Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan)

Tugas :

1. Membagi tugas kepada bawahan agar pelaksanaan tugas

dapat dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Page 76: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

75

2. Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan

penyakit termasuk imunisasi.

3. Mengevaluasi hasil kegiatan Unit Pencegahan dan

Pemberantasan Penyakit secara keseluruhan.

4. Membuat laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai

bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada atasan.

Dalam melaksanakan tugasnya P2PL bantu oleh :

a. Petugas Imunisasi

Tugas :

1. Melaksanakan kegiatan Immunisasi meliputi

pemberian Immunisasi, swepping Immunisasi,

penyuluhan Immunisasi, penanganan KIPI dan

koordinasi lintas program terkait sesuai dengan

prosedur dan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

2. Mengevaluasi hasil kegiatan Immunisasi

secara keseluruhan.

3. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang

tugasnya sebagai bahan informasi dan

pertanggungjawaban kepada atasan.

Page 77: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

76

b. Petugas Filaria

Tugas :

1. Melaksanakan kegiatan Filaria meliputi

pemberian Faksin Filaria, penyuluhan Filaria,

penanganan KIPI dan koordinasi lintas program

terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Mengevaluasi hasil kegiatan Filaria

secara keseluruhan.

3. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang

tugasnya sebagai bahan informasi dan

pertanggungjawaban kepada atasan.

c. Petugas Haji

Tugas :

1. Melakukan pemeriksaan untuk mengetahui kondisi

kesehatan calon jemaah haji, apakah dalam keadaan

sehat, sakit atau memiliki keterbatasan. Apabila

diketahui sakit, maka diperlukan pengobatan hingga

masalahnya terkendali atau sembuh . Apabila

diketahui memiliki keterbatasan, maka diperlukan

koreksi sehingga dapat mengurangi keterbatasannya.

apabila diketahui dalam keadaan sehat, maka

Page 78: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

77

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan diperlukan

untuk memperoleh kondisi prima.

2. Mengevaluasi hasil kegiatan petugas Haji secara

keseluruhan.

3. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang

tugasnya sebagai bahan informasi dan

pertanggungjawaban kepada atasan.

d. Petugas Kusta

Tugas :

1. Melaksanakan kegiatan P2 Kusta meliputi penemuan

dini penderita Kusta, pengobatan penderita Kusta,

pemeriksaan kontak penderita Kusta, pemeriksaan

anak sekolah, penyuluhan Kusta dan koordinasi lintas

program terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Mengevaluasi hasil kegiatan P2 Kusta

secara keseluruhan.

3. Membuat catatan dan laporan kegiatan

dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan

pertanggungjawaban kepada atasan.

Page 79: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

78

e. Surveilans

Tugas :

1. Menyusun rencana kegiatan Surveilans berdasarkan

data Program Puskesmas dan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman

kerja.

2. Melaksanakan kegiatan Surveilans meliputi

pengumpulan data penyakit, penyelidikan

epidemiologi, penanganan KLB dan koordinasi

lintas program terkait sesuai dengan prosedur dan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

3. Mengevaluasi hasil kegiatan Surveilans

secara keseluruhan.

4. Membuat catatan dan laporan kegiatan

dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan

pertanggungjawaban kepada atasan.

f. TB Paru

Tugas :

1. Menyusun rencana kegiatan P2 TB berdasarkan data

Program Puskesmas dan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman

kerja.

Page 80: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

79

2. Melaksanakan kegiatan P2 TB meliputi penemuan

dini penderita TB melalui pengumpulan pot sputum,

pengobatan penderita TB, pemeriksaan kontak

penderita TB, penyuluhan TB dan koordinasi lintas

program terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Mengevaluasi hasil kegiatan P2 TB secara

keseluruhan.

4. Membuat catatan dan laporan kegiatan

dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan

pertanggungjawaban kepada atasan.

g. ISPA – Diare

Tugas :

1. Melaksanakan kegiatan P2 ISPA dan Diare meliputi

penemuan dan pengobatan dini penderita ISPA dan

Diare, penyuluhan ISPA dan Diare dan koordinasi

lintas program terkait sesuai dengan prosedur dan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

2. Mengevaluasi hasil kegiatan P2 ISPA dan Diare

secara keseluruhan.

Page 81: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

80

3. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang

tugasnya sebagai bahan informasi dan

pertanggungjawaban kepada atasan.

h. DBD

Tugas :

1. Menyusun rencana kegiatan P2 DBD berdasarkan

data Program Puskesmas dan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman

kerja.

2. 2. Melaksanakan kegiatan P2 DBD meliputi

penemuan penderita suspek DBD serta melakukan

rujukan untuk penanganan lebih lanjut, pemantauan

jentik berkala / abatisasi selektif ( PJB / AS ),

pembinaan peran serta masyarakat dalam kegiatan

PSN ( pemberantasan sarang nyamuk ), penyuluhan

DBD dan koordinasi lintas program / lintas sektor

terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Mengevaluasi hasil kegiatan P2 DBD secara

keseluruhan.

4. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang

tugasnya sebagai bahan informasi dan

pertanggungjawaban kepada atasan.

Page 82: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

81

i. IMS (Infeksi Menular Seksual)

Tugas :

1. Menyusun rencana kegiatan IMS berdasarkan data

Program Puskesmas dan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman

kerja.

2. Mengadakan pemeriksaan rutin IMS,

Pemeriksaan kepada para penderita IMS itu dimulai

dari pemeriksaan dalam, lalu konseling seputar

keluhan yang dideritanya, penyuluhan tentang Infeksi

Menular Seksual (IMS) dan HIV/AIDS,

3. Mengevaluasi hasil kegiatan IMS secara keseluruhan.

4. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang

tugasnya sebagai bahan informasi dan

pertanggungjawaban kepada atasan.

j. Kesling (Kesehatan Lingkungan)

Tugas :

1. Menyusun rencana kegiatan Kesling berdasarkan data

Program Puskesmas dan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman

kerja.

2. Pengawasan terhadap tempat-tempat umum (TTU),

pengawasan terhadap tempat pengolahan makanan

Page 83: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

82

(TPM) dan pengawasan terhadap industri rumah

tangga.

3. Mengevaluasi hasil kegiatan Kesling secara

keseluruhan.

4. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang

tugasnya sebagai bahan informasi dan

pertanggungjawaban kepada atasan.

F. KESGA ( Kesehatan Keluarga)

Tugas :

1. Menyusun rencana kegiatan Unit Peningkatan Kesehatan

dan Kesehatan Keluarga berdasarkan data program

Puskesmas dan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku sebagai pedoman kerja.

2. Membagi tugas kepada bawahan agar pelaksanaan

tugas dapat dilaksanakan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

3. Melaksanakan kegiatan kesejahteraan Ibu dan Anak,

KB, perbaikan gizi, usaha kesehatan kerja serta Usia

Lanjut.

4. Mengevaluasi hasil kegiatan Unit Peningkatan

Kesehatan dan Kesehatan Keluarga secara keseluruhan.

5. Membuat laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai

bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada atasan.

Page 84: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

83

Dalam melaksanakan tugasnya KESGA, dibantu oleh :

a. KIA (Kesehatan Ibu Dan Anak), KB (Keluarga Berencana)

dan Anak.

Tugas :

1. Melaksanakan kegiatan Pelayanan KIA / KB meliputi

ANC, PNC, perawatan Neonatus, pelayanan KB,

penyuluhan KIA / KB dan koordinasi lintas program

terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Mengevaluasi hasil kegiatan Pelayanan KIA / KB

secara keseluruhan.

3. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang

tugasnya sebagai bahan informasi dan

pertanggungjawaban kepada atasan.

b. Remaja/Napza Lansia

Tugas :

1. Melaksanakan kegiatan Pelayanan Remaja/Napza

Lansia meliputi untuk penanganan kasus remaja

disediakan psikolog yang bertugas memberi

berbagai penyuluhan serta memperkenalkan proses

reproduksi yang sehat. Unruk program Lansia

meliputi perbaikan gizi kepada Lansia, mengadakan

senam Lansia, dan pembinaan mental.

Page 85: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

84

2. Mengevaluasi hasil kegiatan Pelayanan

Remaja/Napza Lansia secara keseluruhan.

3. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang

tugasnya sebagai bahan informasi dan

pertanggungjawaban kepada atasan.

c. UKS/UKGS (Usaha Kesehatan Sekolah / Usaha Kesehatan

Gigi Sekolah)

Tugas :

1. Melaksanakan kegiatan UKS dan Pelayanan

Kesehatan Gigi dan Mulut serta koordinasi lintas

program terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Memberikan penyuluhan tentang penyakit-

penyakit secara umum dan penyakit kanker leher

rahim,HIV dan lain-lain. Meliputi pengertiannya,

tanda-tanda klinis, faktor-faktor risiko dan

pengobatannya serta upaya pencegahannya dengan

sedapat mungkin menghindari faktor-faktor risiko

yang berkaitan dengan prilaku seseorang ( seperti :

kawin atau melakukan hubungan sexual pada usia

kurang dari 17 tahun, melakukan hubungan sexual

dengan berganti-ganti pasangan atau melakukan

hubungan sexual dengan pasangan yang sering

Page 86: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

85

berganti-ganti pasangan, kurang memperhatikan

hygiene, sering terjadi infeksi berulang pada organ

tubuh tertentu yang kurang mendapat penanganan,

wanita terlalu sering melahirkan, kebiasaan

merokok, kebiasaan minum minuman beralkohol,

kebiasaan makan makanan dengan menu / gizi yang

tidak seimbang, terpapar sinar matahari yang

berlebihan, dan pemakaian zat kimia atau bahan

pengawet yang tidak pada tempatnya ).

3. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang

tugasnya sebagai bahan informasi dan

pertanggungjawaban kepada atasan.

d. MTBS (Manajemen Terpadu Balita)

Tugas :

1. Melaksanakan kegiatan MTBS serta koordinasi lintas

program lintas program terkait sesuai dengan

prosedur dan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

2. Melayani balita sakit rawat jalan. MTBS

mengidentifikasi penyakit-penyakit yang ada secara

akurat, mengkombinasikan pengobatan semua

penyakit tersebut, merujuk penyakit yang berat secara

cepat, menilai status gizi dan imunisasi serta

Page 87: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

86

menangani dan memberikan konseling bagi ibu

tentang perawatan anak balita di rumah, memberi

pedoman nasihat pemberian makan dan kapan harus

kembali segera dan kapan harus kembali untuk tindak

lanjut.

3. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang

tugasnya sebagai bahan informasi dan

pertanggungjawaban kepada atasan.

G. PROMKES ( Promosi Kesehatan)

Tugas :

1. Menyusun rencana kegiatan Promosi Kesehatan

berdasarkan data Program Puskesmas dan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai

pedoman kerja.

2. Melaksanakan kegiatan Promosi Kesehatan meliputi

Penyuluhan Kesehatan, Pembinaan PSM / UKBM,

Pembinaan PHBS dan koordinasi lintas program terkait

sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

3. Mengevaluasi hasil kegiatan Promosi Kesehatan secara

keseluruhan.

Page 88: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

87

4. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya

sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada

atasan.

Dalam melaksanakan tugasnya PROMKES, dibantu oleh :

a. PSM (Peran Serta Masyarakat)/Kemitraan

Tugas :

1. Menyusun rencana kegiatan PSM (Peran

Serta Masyarakat)/Kemitraan berdasarkan data

Program Puskesmas dan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman

kerja.

2. Menjalin kemitraan dengan dengan

kabupaten/kota, swadana, LSM guna meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat.

3. Mengevaluasi hasil kegiatan PSM (Peran Serta

Masyarakat) / Kemitraan secara keseluruhan.

4. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang

tugasnya sebagai bahan informasi dan

pertanggungjawaban kepada atasan.

b. LB1 & LB3

Tugas :

1. Laporan Bulanan yang harus dilakukan oleh

Puskesmas yaitu (LB1:Data Kesakitan , berasal dari

Page 89: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

88

kartu atau status rekam medis pasien dan LB3: Gizi,

KIA, Immusasi , P2M)

2. 2. Mengevaluasi hasil kegiatan LB1 & LB

secara keseluruhan.

3. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang

tugasnya sebagai bahan informasi dan

pertanggungjawaban kepada atasan.

4.2.4. Sistem yang diusulkan

Berdasarkan uraian di atas, maka kami mengusulkan

pengembangan aplikasi Sistem Informasi Geografis surveilans DBD.

Pembangunan aplikasi ini ditujukan untuk membantu Puskesmas

dalam mengolah data dan memberikan informasi kepada masyarakat

luas tentang penyebaran wabah DBD di Kecamatan Pamulang.

Sistem informasi yang diusulkan adalah :

a. Diusulkan pengembangan sistem informasi spasial

pembangunan jalan berbasis web sehingga dapat digunakan

dengan mudah oleh masyarakat maupun pihak terkait dalam

mengetahui informasi surveilans DBD dengan mengklik data

yang ada pada pada point.

b. Sistem yang diusulkan berbasis web agar dapat dipergunakan

dimana dan kapan saja oleh masyarakat maupun pihak terkait

dapat melihat surveilans DBD di Kecamatan Pamulang.

Page 90: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

89

4.2.4.1. Peta

Peta yang digunakan adalah peta berbasis vektor yang

digunakan untuk menampilkan informasi mengenai

informasi surveilans DBD, line, point dan polygon yang

dimunculkan pada peta dimaksudkan untuk memudahkan

masyarakat / pihak terkait untuk mendapatkan informasi

surveilans DBD yang dipilih dengan mengklik point dan

kemudian muncul informasi atributnya.

4.2.4.2. Membuat Objek yang diusulkan

a. Data Spasial yang digunakan

Penggunaan data spasial untuk menggambarkan

Kecamatan Pamulang dalam bentuk polygon, line dan

point. Objek ini diperoleh dengan melakukan dijitasi

peta pada software arcview yang menghasilkan

proyeksi UTM.

b. Data Atribut

Data atribut adalah data yang menjelaskan tentang

detail spasial. Data yang akan ditampilkan berupa

data dan atribut pada masing-masing data tersebut

akan dijelaskan pada kamus data.

Masyarakat / pihak terkait dapat melihat data atribut

dari perancangan surveilans DBD diKecamatan

Pamulang dengan mengklik point untuk

Page 91: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

90

penyebarannya. Dengan mengklik point maka akan

menghasilkan informasi field-field data yang

ditampilkan secara otomatis.

4.2.4.3. Keunggulan Sistem Usulan

Adapun keunggulan dari sistem ini, yaitu :

a. Memberikan informasi surveilans DBD diKecamatan

Pamulang dalam bentuk peta.

b. Dapat memvisualisasikan hasil surveilans DBD

dalam bentuk tampilan peta yang representatif dan

mudah dimengerti sehingga tidak terbatas pada data

tekstual.

c. Sistem ini meminimalkan keterlambatan dan tingkat

kesalahan pada pelaporan data surveilans DBD .

d. Menyedikan fasilitas interaktif yang memungkinkan

bagi masyarakat untuk berinteraksi dalam bentuk

usulan, saran atau keluhan tentang surveilans DBD,

maupun ikut serta dalam forum penanggulangan DBD

diKecamatan Pamulang.

e. Sistem yang diusulkan dapat diperbaharui secara

berkala.

Page 92: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

91

4.3. Perancangan Sistem

Tahap ini merupakan tahapan yang bertujuan untuk mencari bentuk

yang optimal dari aplikasi yang akan dibangun dengan mempertimbangkan

berbagai permasalahan dan kebutuhan yang ada pada sistem berjalan.

Dalam tahap ini penulis menggunakan beberapa tools (alat) untuk membuat

rancangan sistem, diantaranya adalah sebagai berikut :

4.3.1. Flowchart Of Document (FOD) Sistem Usulan

Perancangan Flowchart Of Document (FOD) dirancang untuk

menunjukkan alir (flow) di dalam sistem usulan secara logika

berdasarkan analisa sistem yang berjalan. Flowchart Of Document

(FOD) ini juga menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari

sistem beserta entitas yang terlibat dalam sistem yang diusulkan.

Page 93: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

92

Gambar 4.2. FOD (Flowchart Of Document) Sistem Usulan

Dari flowchart Of Document (FOD) diatas terlihat perbedaan

jika dibandingkan sistem yang berjalan selama ini. Berikut ini

merupakan penjelasan lengkap dari Flowchart Of Document (FOD)

sistem usulan diatas :

a. Puskesmas bidang P2PL melakukan surveilans kepada

masyarakat sehingga menghasilkan lporan surveilans secara

umum. Laporan surveilans yang dihasilkan didokumentasi ke

dalam database surveilans oleh Puskesmas P2PL sebagai

Page 94: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

93

Admin administrator dari sistem dan juga oleh Dinas

Kesehatan bagian P2PL yang bertanggung jawab terhadap

surveilans pada kecamatan Pamulang.

b. Selanjutnya Puskesmas bagian P2PL melakukan verifikasi

terhadap database surveilans sehingga dihasilkan data

surveilans DBD yang dimasukan kedalam database surveilans

DBD.

c. Pihak Kecamatan juga memberikan data kepadataan penduduk

Kecamatan Pamulang dan data curah hujan sebagai data

pembanding.

d. Setelah itu data-data tersebut dimasukan kedalam database

surveilans DBD oleh Puskesmas bidang P2PL. Selain itu

Puskesmas bidang P2PL melakukan registrasi terhadap data

kecamatan Pamulang untuk kemudian didijitasi dan diedit

untuk selanjutnya dilakukan overlay atau penggabungan

dengan data base surveilans DBD sehingga menghasilkan

informasi spasial surveilans DBD Kecamatan Pamulang.

e. Informasi spasial surveilans DBD tersebut nantinya akan dapat

dinikmati oleh pihak terkait seperti kelurahan, Kecamatan,

Dinas kesehatan, sebagai dasar acuan penentuan tindakan

apakah epidemic ataukah potensi epidemic yang pada akhirnya

akan menentukan tidakan terhadap masyarakat apakah

Page 95: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

94

penyuluhan untuk potensi epidemic atau fogging untuk

epidemic.

f. Selain itu masyarakat juga dapat menikmati dan memanfaatkan

informasi spasial surveilans DBD Kecamatan Pamulang secara

mudah karena sistem ini menggunakan media web sebagai

sarana penyajiaanya.

4.3.2. Data Flow Diagram (DFD) Sistem Usulan

Perancangan Data Flow Diagram dirancang untuk sebuah

sistem usulan berdasarkan hasil analisa sistem yang berjalan.

Diagram ini merupakan sarana komunikasi antara user dengan

pengembang sistem untuk mengetahui seperti apa, dimana sistem

usulan tersebut akan berjalan. Diagram ini menggambarkan secara

garis besar semua masukan atau keluaran yang ada pada sistem,

tetapi sebelumnya akan diuraikan analisa matriks data dari sistem

yang diusulkan :

Page 96: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

95

Tabel 4.2. Matriks Data Sistem Usulan

P2PL Puskesmas Pamulang

P2PL Dinkes Tangsel Stake HolderEntitas

Data Laporan Surveilans

Data

Keterangan :

= Data Source

= Data Needed

Data Kepadatan Penduduk

Data Curah Hujan

Data Laporan Surveilans DBD

Kecamatan

Saran dan Usulan

Selanjutnya matriks data diatas digambarkan dalam Diagram

Konteks yang merupakan kasus khusus DFD yang di

implementasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili

keseluruhan sistem yang diusulkan seperti pada Gambar 4.2, berikut

ini :

Page 97: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

96

Stake Holder

Kecamatan

Sistem Informasi

Surveilans Demam

Berdarah Dengue di

Kecamatan Pamulang

Puskesmas bagian

P2PL (ADMIN)

Saran / Usulan

Kepadatan Penduduk

Informasi Spasial Surveilans DBD

Informasi Spasial Surveilans DBD

Surveilans

Curah Hujan

Dinas Kesehatan

Tangerang Selatan

Bagian P2PL

Informasi Spasial Surveilans DBD

Informasi Spasial Surveilans DBD

Laporan Surveilans

Saran / Usulan

Saran / Usulan

Saran / Usulan

Data Kecamatan

Keterangan :

P2PL : Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

Gambar 4.3. Diagram Konteks Sistem Usulan

Berikut ini merupakan penjelasan dari diagram konteks sistem

usulan diatas :

a. Puskesmas Bidang P2PL melakukan surveilans yang

menghasilkan Laporan Surveilans untuk kemudian

memberikan kedalam sistem sehingga dihasilkan informasi

spasial surveilans DBD.

b. Dinas Kesehatan Tangerang Selatan akan mendapatkan data

laporan surveilans yang dihasilkan oleh sistem beserta

Page 98: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

97

informasi spasial surveilans DBD yang digunakan sebagai

dokumentasi dan dasar pengambilan keputusan..

c. Sedangkan pihak kelurahan memberikan data penduduk

kepada sistem dan mendapatkan informasi spasial surveilans

DBD dari sistem yang digunakan sebagai dokumentasi dan

dasar pengambilan keputusan.

d. Selanjutnya pihak kecamatan memberikan data kepadatan

penduduk kecamatan pamulang beserta data curah hujan di

kota Pamulang ke dalam sistem untuk kemudian mendapatkan

informasi spasial surveilans DBD dari sistem yang digunakan

sebagai dokumentasi dan dasar pengambilan keputusan.

e. Terakhir masyarakat sebagai pengguna dari sistem ini

mendapatkan informasi spasial surveilans DBD dari sistem dan

dapat dan berhak mengajukan saran atau usulan kedalam

sistem.

Setelah merancang Context Diagram, maka selanjutnya

merancang DFD Level 1, diagram ini dibuat untuk menggambarkan

arus data dari tahapan proses diagram sebelumnya.

Diagram ini menggambarkan proses – proses yang terdapat

dalam Sistem Informasi Spasial Surveilans DBD, diantaranya

perancangan interface, pengolahan data spasial maupun data non

spasial. Pengolahan peta dan pengumpulan data informasi yang

kemudian diolah pada sistem lalu menghasilkan output berupa

Page 99: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

98

informasi spasial Surveilans DBD di Kecamatan Pamulang yang

diinformasikan kepada user.

Puskesmas Bagian

P2PL

(ADMIN)

Kecamatan

Stake Holder

1

Klarifikasi data

2

Pengolahan

data

3

Pengolahan

data Non

Spasial

4

Perancangan

Interface

5

Pengolahan

Data

Spasial

6

Pengolahan

Informasi

Data kecamatan

Surveilans Laporan Surveilans

Spasial

Data Raster

Register Peta

Input Profil

Laporan Surveilans DBD

Output Tabel

Curah Hujan

Profile Puskesmas

Hasil Digitasi

Data Vektor

Visual peta

Kepadatan Penduduk

Dinas Kesehatan

Tangerang Selatan

Bagian P2PL

Informasi Spasial Surveilans DBD

Informasi Spasial

Surveilans DBD

Informasi Spasial Surveilans DBD

Saran/Usulan

Saran/Usulan

Saran/Usulan

Saran/Usulan

Informasi Spasial

Surveilans DBD

Gambar 4.4. DFD Level 1

Berikut ini merupakan penjelasan dari DFD Level 1 di atas :

No proses : 1

Nama proses : Klasifikasi Data

Page 100: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

99

Input : Data Surveilans

Output : Laporan Surveilans

Keterangan : Puskesmas Bidang P2PL melakukan surveilans

sehingga menghasilkan data surveilans untuk

kemudian di lakukan klasifikasi sehingga dapat

menghasilkan laporan surveilans yang akan

dimanfaatkan oleh Dinas Kesehatan Tangerang

Selatan.

No proses : 2

Nama proses : Pengolahan Data

Input : Data Kecamatan

Output : Profil Puskesmas, Informasi Spasial Surveilans

DBD

Keterangan : Puskesmas Bidang P2PL memberikan data

kecamatan beserta profil Puskesmas sebagai input

dari proses 4 selain itu data kecamatan pamulang

berupa peta digunakan sebagai input dari proses 5

No proses : 3

Nama proses : Pengolahan Data non Spasial

Input : Laporan Surveilans DBD, Data Penduduk, Data

Kepadatan Penduduk, Data Curah Hujan

Output : Tabel Surveilans DBD

Page 101: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

100

Keterangan : Puskesmas Bidang P2PL memberikan data

Laporan Surveilans DBD yang didapat dari

output proses 1, Kelurahan memberikan Data

Penduduk dan Kecamatan memberikan data

kepadatan penduduk dan data curah hujan.

No proses : 4

Nama proses : Perancangan Interface

Input : Data kota beserta profil Puskesmas

Output : Profil Puskesmas Kecamatan Pamulang

Keterangan : Puskesmas Bidang P2PL memberikan data

kecamatan Pamulang serta profil Puskesmas

Pamulang sebagai bahan dalam merancang

interface dari sistem.

No proses : 5

Nama proses : Pengolahan Data Spasial

Input : Data Raster Kecamatan Pamulang

Output : Data Vektor informasi visualisasi peta

Keterangan : Data Raster Kecamatan yang bersumber dari

Puskesmas bidang P2PL berupa peta

administratif kecamatan pamulang di register

untuk kemudian di digitasi sehingga

menghasilkan Data Vektor informasi visualisasi

peta.

Page 102: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

101

No proses : 6

Nama proses : Pengolahan Informasi

Input : Output hasil tabel Surveilans DBD, Profil

Puskesmas, Data Vektor informasi visualisasi

peta dan saran/usulan masyarakat.

Output : Informasi Spasial Surveilans DBD

Keterangan : Dalam proses ini dilakukan pengolahan informasi

dari data-data yang bersumber dari proses-proses

sebelumnya menjadi Informasi Spasial Surveilans

DBD.

Dalam diagram DFD Level 1 terdapat proses yang dapat

dirinci, berikut merupakan penjelasan dari DFD proses 6.0 yang

digambarkan pada Gambar 4.4. berikut ini :

Page 103: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

102

Puskesmas Bagian

P2PL

(ADMIN)

Kecamatan

Stake Holder

6.2

Pengolahan

Informasi

Spasial

6.1

Pengolahan

Informasi Non

Spasial

6.3

Penggabungan

Informasi

6.4

Peyajian

Informasi

Spasial kecamatan

Data Raster

Register Peta

Laporan Surveilans DBD

Profile puskesmas

Spasial

Data Vektor

Visual peta

Integrasi

Dinas Kesehatan

Tangerang Selatan

Bagian P2PL

Digitasi Data Atribute

Informasi Spasial Surveilans DBD

Informasi Spasial

Surveilans DBD

Informasi Spasial Surveilans DBD

Saran/Usulan

Saran/Usulan

Saran/Usulan

Saran/Usulan

Informasi Spasial

Surveilans DBD

Gambar 4.5. DFD Proses 6

Berikut ini merupakan penjelasan dari DFD proses 6.0 di atas :

No proses : 6.1

Nama proses : Pengolahan Informasi non Spasial

Input : Tabel Status DBD, Tabel Kelurahan, Tabel Jalan,

Tabel Kepadatan Penduduk, Tabel Kecamatan,

Tabel Curah Hujan.

Output : Atribut Peta, Data Atribut

Page 104: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

103

Keterangan : Informasi yang dimaksud dalam proses ini

merupakan Tabel yang di dapat dari data P2PL

No proses : 6.2

Nama proses : Pengolahan Informasi Spasial

Input : Data Spasial

Output : Data Vektor, Visual Peta

Keterangan : Dalam proses ini dilakukan digitasi terhadap data

raster kecamatan Pamulang sehingga

menghasilkan data vektor dan visual peta yang

akan digunakan pada proses selanjutnya.

No proses : 6.3

Nama proses : Penggabungan Informasi

Input : Informasi Spasial dan Informasi non Spasial

Output : Informasi Terintegrasi

Keterangan : Dalam proses ini data spasial dan data non spasial

yang dihasilkan dari proses sebelumnya,

digabungkan sehingga menjadi informasi yang

terintegrasi untuk disajikan ke user dari sistem.

No proses : 6.4

Nama proses : Penyajian Informasi

Input : Informasi Terintegrasi, Profil Puskesmas

Output : Informasi Spasial Surveilans DBD

Page 105: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

104

Keterangan : Proses ini merupakan proses akhir dimana

Informasi Spasial dan non Spasial yang telah

terintegrasi disajikan kepada masyarakat, dan

masyarakat dapat mengajukan pilihan informasi

kepada sistem.

4.3.3. Perancangan Kamus Data

Kamus data berguna untuk mengetahui aliran data atau

informasi apa saja yang terdapat pada saat analisis ataupun

perancangan sistem usulan.

Tabel 4.3. Kamus Data

Kecamatan =*kecamatan.dbf*

{@id_kec + nm_kec + luas_kec + jmlh_pnddk}

Kelurahan =*kelurahan.dbf*

{@id_kel+nm_kel+luas_kel+ jmlh_pnddk+@id_kec}

Jalan =*jalan.dbf*

{@id_jalan+nm_jalan+panjang + @id_kel+@id_kec}

Kepadatan

Penduduk

=*kep_pnddk.dbf*

{@id_kep+jmlh_kep+ @id_kel+@id_kec }

Curah Hujan =*curah_hujan.dbf*

{@id_curah+curah_hujan+id_kel +@id_kec }

Kasus DBD =*kasus_dbd.dbf*

{@id_kasus+nm_penderita+umur+alamat+tgl_lapor+@id_kel+@id_kec

+@id_jalan+@id_curah+@id_kep }

4.3.4. Perancangan Basis Data

Page 106: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

105

Setelah perancangan sistem usulan dilakukan maka tahapan

selanjutnya adalah merancang basis datanya dengan menggunakan

alat bantu Entity Relationship Diagram (ERD) yang

menggambarkan hubungan antar entitas yang ada pada DFD. Berikut

ini merupakan langkah-langkah yang dilakukan dalam merancang

basis data :

4.3.4.1. ERD (Entity Relationship Diagram)

Digunakan untuk menyatakan jenis data dari hubungan ada

diantara jenis data yang terdapat dalam sistem. Tujuan pemodelan

ERD Spasial adalah menunjukkan hubungan antara simpanan data

dan menghilangkan kerangkapan data serta membuat model yang

dapat dimengerti dengan baik oleh pemakai maupun komputer.

Page 107: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

106

Gambar 4.6. Entity Relationship Diagram (ERD) Spasial

Page 108: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

107

4.3.4.2. Normalisasi

Normalisasi merupakan proses untuk mengorganisasikan file

dengan dengan menghilangkan grup elemen yang berulang, dimana

suatu file yang terdiri dari beberapa grup elemen yang berulang-

ulang perlu diorganisasikan kembali.

Normalisasi dilakukan untuk menghindari kemungkinan

terdapatnya anomali pada saat penggunaan basis data, sehingga

relasi yang diperoleh dari analisa entitas sebaiknya dinormalkan

terlebih dahulu. Berikut ini adalah tahapan normalisasi :

a. Bentuk Tidak Normal

Bentuk tidak normal adalah kumpulan data-data yang akan

digunakan dalam merancang basisdata. Data-data ini masih banyak

yang berulang. Gambar 4.7 berikut ini merupakan gambar bentuk

tidak normal dari basis data sistem yang akan dibuat.

Page 109: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

108

Gambar 4.7. Bentuk Tidak Normal

id_kec

nm_kec

luas_kec

jmlh_pnddk

id_kel

nm_kel

luas_kel

jmlh_pnddk

id_kec

nm_kec

luas_kec

jmlh_pnddk

id_jalan

nm_jalan

panjang

id_kel

nm_kel

luas_kel

jmlh_pnddk

id_kec

nm_kec

luas_kec

jmlh_pnddk

id_kep

jmlh_kep

id_kel

nm_kel

luas_kel

jmlh_pnddk

id_kec

nm_kec

luas_kec

jmlh_pnddk

id_curah

curah_hujan

id_kel

nm_kel

luas_kel

jmlh_pnddk

id_kec

nm_kec

luas_kec

jmlh_pnddk

id_kasus

nm_penderita

umur

alamat

tgl_lapor

id_kec

id_kel

id_jalan

id_kep

id_curah

Page 110: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

109

b. Bentuk Normal ke Satu (1 NF)

Pada bentuk tidak normal masih terdapat atribut yang berulang

atau memiliki nilai sama sehingga belum memenuhi normalisasi

bentuk pertama yaitu tidak ada atribut yang dapat memiliki nilai

sama pada satu entitas.

Gambar 4.8. Bentuk Normal ke Satu (1 NF)

id_kec

nm_kec

luas_kec

jmlh_pnddk

id_kel

nm_kel

luas_kel

jmlh_pnddk

id_jalan

nm_jalan

panjang

id_kep

jmlh_kep

id_curah

curah_hujan

id_kasus

nm_penderita

umur

alamat

tgl_lapor

Page 111: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

110

c. Bentuk Normal ke Dua (2 NF)

Dapat dilihat pada gambar sebelumnya atribut belum

tergantung penuh pada primary key sehingga belum memenihu

bentuk normal kedua maka langkah berikutnya dalam normalisasi

adalah membentuk Normalisasi bentuk kedua yaitu jika entitas sudah

berada dalam normalisasi bentuk pertama (1NF) dan nilai semua

atribut yang bukan primary key.

Gambar 4.9. Bentuk Normal ke Dua (2 NF)

Page 112: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

111

d. Bentuk Normal ke Tiga (3 NF)

Pada Normalisasi bentuk kedua (2NF) telah memenuhi syarat

dan setelah diperiksa semua atribut yang bukan primer tidak

mempunyai hubungan transitif jadi telah memenuhi normalisasi

bentuk ketiga.

Gambar 4.10. Bentuk Normal ke Tiga (3 NF)

Page 113: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

112

4.3.4.3. Struktur Data

Rancangan basis data atribut spasial dalam aplikasi Sistem

Informasi Spasial Ruang Pembangunan Fisik terdiri dari tabel

sebagai berikut :

a. Kecamatan

Nama File : kecamatan.dbf

Media : Harddisk

Isi : Data Atribut Kecamatan

Primary Key : id_kec

Tabel 4.4. Kecamatan

Field Tipe Panjang Decimal Keterangan

id_kec Number 2 0 Id Kecamatan

nm_kec String 20 0 Nama Kecamatan

luas_kec Number 7 2 Luas Kecamatan (km2)

jmlh_pnddk Number 10 0 Jumlah Total Penduduk

b. Kelurahan

Nama File : kelurahan.dbf

Media : Harddisk

Isi : Data Atribut Batas Kelurahan

Primary Key : id_kel

Foreign Key : id_kec

Tabel 4.5. Kelurahan

Field Tipe Panjang Decimal Keterangan

id_kel Number 2 0 Id Kelurahan

id_kec Number 2 0 Id Kecamatan

nm_kel String 20 0 Nama Kelurahan

Page 114: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

113

luas_kel Number 7 2 Luas Kelurahan (km2)

jmlh_pnddk Number 10 0 Jumlah Total Penduduk

c. Jalan

Nama File : jalan.dbf

Media : Harddisk

Isi : Data Atribut Jalan

Primary Key : id_jalan

Foreign Key : id_kec, id_kel

Tabel 4.6. Jalan

Field Tipe Panjang Decimal Keterangan

id_jalan Number 2 0 Id Jalan

id_kel Number 2 0 Id Kelurahan

id_kec Number 2 0 Id Kecamatan

nm_jalan String 20 0 Nama Jalan

Panjang Number 5 0 Panjang Jalan (km)

d. Kepadatan Penduduk

Nama File : kepadatan_penduduk.dbf

Media : Harddisk

Isi : Data Atribut Kepadatan Penduduk

Primary Key : id_kep

Foreign Key : id_kec, id_kel

Tabel 4.7. Kepadatan Penduduk

Field Tipe Panjang Decimal Keterangan

id_kep Number 2 0 Id Kepadatan Penduduk

id_kec Number 2 0 Id Kecamatan

id_kel Number 2 0 Id Kelurahan

Jmlh_kep Number 5 0 Kepadatan Penduduk

Page 115: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

114

e. Curah Hujan

Nama File : curah_hujan.dbf

Media : Harddisk

Isi : Data Atribut Curah Hujan

Primary Key : id_curah

Foreign Key : id_kel, id_kec, id kasus

Tabel 4.8. Curah Hujan

Field Tipe Panjang Decimal Keterangan

id_curah Number 2 0 Id Curah Hujan

id_kel Number 2 0 Id Kelurahan

id_kec Number 2 0 Id Kecamatan

id_kasus Number 5 0 Id Kasus DBD

Curah Hujan Number 5 0 Curah Hujan pertahun

f. Kasus DBD

Nama File : kasus_DBD.dbf

Media : Harddisk

Isi : Data Atribut Kasus DBD

Primary Key : id_kasus

Foreign Key : id_kel,id_kec,id_kep,id_curah,id_jalan

Tabel 4.9. Kasus DBD

Field Tipe Panjang Decimal Keterangan

id_kasus Number 2 0 Id Kasus

id_kec Number 2 0 Id Kecamatan

id_kel Number 2 0 Id Kelurahan

id_kep Number 2 0 Id Kepadatan Penduduk

id_curah Number 2 0 Id Curah Hujan

id_jalan Number 2 0 Id Jalan

nm_penderita String 25 0 Nama Penderita

Page 116: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

115

Umur Number 5 0 Umur Penderita

Alamat String 25 0 Alamat Penderita

tgl_lapor Date 0 0 Tanggal Pelaporan

4.3.5. Desain Struktur Menu Aplikasi

Dalam Sistem Informasi Surveilans Demam Berdarah Dengue

di Kecamatan Pamulang terdapat beberapa menu dan sub menu

yaitu, Home, menu Tentang Surveilans, menu Sejarah Surveilans,

Menu Apa Itu BDB, menu Sejarah DBD, menu Pencegahan DBD,

menu Peta, menu Tentang Pamulang, menu Galeri, menu Saran,

menu Artikel dan menu Administrator sebagai menu tersembunyi

dan update atribut data untuk memperbaharui data spasial.

Berikut merupakan gambaran hierarki struktur Dalam Sistem

Informasi Surveilans Demam Berdarah Dengue di Kecamatan

Pamulang, pada Gambar 4.7 :

Sistem Informasi

Surveilans Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Pamulang

Home Apa itu DBDPencegahan

DBDTentang

Surveilans

Sejarah

SurveilansSejarah DBD Peta

Help

Print

Tentang

PamulangGaleri Saran Artikel ADMIN

Gambar 4.11. Struktur Aplikasi Sistem

Page 117: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

116

4.3.6. Desain Interface

Pada bagian ini akan dibahas mengenai tahapan perancangan

antarmuka aplikasi. Antarmuka yang akan dibangun, dirancang

sesederhana mungkin sehingga memudahkan masyarakat/

pengembang sebagai pengguna dalam menggunakannya. Rancangan

antarmuka dari aplikasi ini adalah sebagai berikut :

a. Rancangan menu aplikasi Sistem Informasi Surveilans Demam

Berdarah Dengue di Kecamatan Pamulang dapat dilihat pada

Gambar 4.12.

Page 118: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

117

Menu

Home

Struktur Organisasi

Tentang Surveilans

Sejarah Surveilans

Sejarah BDB

Apa Itu BDB ?

Pencegahan BDB

Peta Surveilans DBD

Tentang Pamulang

Galeri

Saran

Artikel

Surveilans DBD

Puskesmas Kecamatan

Pamulang

Penjelasan Isi Menu

Link [email protected],2009

All Rights Reserved.

Gambar 4.12. Rancangan Menu Aplikasi

Berikut merupakan penjelasan tentang menu aplikasi Sistem

Informasi Surveilans Demam Berdarah Dengue di Kecamatan

Pamulang:

1. Judul dari aplikasi yang dibuat adalah Sistem Informasi

Surveilans Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Pamulang.

Page 119: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

118

2. Menu Home yaitu menu yang memberi penjelasan tentang

Sistem Informasi Surveilans Demam Berdarah Dengue di

Kecamatan Pamulang.

3. Menu struktur Organisasi, yang memberi penjelasan tentang

tugas pokok dan fungsi serta struktur organisasi dari

Puskesmas Kecamatan Pamulang.

4. Menu Tentang Surveilans yang menjelaskan tentang

Pengertian surveilans.

5. Menu Sejarah Surveilans yang menjelaskan tentang sejarah

surveilans.

6. Menu Apa itu DBD? yang menjelaskan tentang Pengertian

demam berdarah dengue.

7. Menu Sejarah DBD yang menjelaskan tentang sejarah demam

berdarah dengue.

8. Menu Pencegahan DBD yang menjelaskan tentang cara atau

metode pencegahaan demam berdarah dengue.

9. Menu Peta merupakan menu utama yang menampilkan

Informasi Surveilans Demam Berdarah Dengue di Kecamatan

Pamulang dengan visualisasi Peta yang menarik dan interaktif

10. Menu Tentang Pamulang yang menjelaskan tentang

Perkembangan Kecamatan Pamulang.

11. Menu Galeri yang menyedikan gambar Puskesmas Pamulang.

Page 120: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

119

12. Menu saran yang memberikan sarana interaktif kepada

masyarakat untuk memberikan saran atau usulan pencegahan

demam berdarah di Kecamatan Pamulang.

13. Menu Artikel yang memberikan artikel mengenai demam

berdarah dengue yang dapat diunduh.

14. Login Area merupakan area login bagi user yang telah menjadi

member dalam aplikasi ini untuk masuk dan berhak mengikuti

sarana interaktif yang disediakan dalam sistem.

15. Link Terkait merupakan area yang menampilkan link ke

alamat situs yang terkait dengan DBD.

Page 121: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

120

b. Rancangan menu Peta, dapat dilihat pada Gambar 4.9.

Gambar 4.13. Rancangan Menu Peta

Berikut merupakan penjelasan dari menu peta :

Page 122: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

121

1. Merupakan Isi peta yang terdapat gambar peta kota DKI

Jakarta.

2. Merupakan tempat untuk mengaktifkan layer yang ingin

ditampilkan.

3. Merupakan menu untuk mencari atribut peta.

4. Terdapat tiga menu pada menu no.4 yaitu:

Print Map untuk mencetak peta dalam format HTML

atau PDF

Download Map untuk, mengambil peta dalam format

TIFF

Help untuk petunjuk bantuan aplikasi SISKEP menu

peta.

5. Home yaitu menu yang menunjukan tampilan pada saat

pertama kali menu peta dibuka.

6. Back yaitu menu untuk mengembalikan peta setelah kita

melakukan proses berikut.

7. Next yaitu menu untuk membalikan peta ke proses setelahnya.

8. Zoom in yaitu menu untuk memperbesar peta sesuai dengan

keinginan user.

9. Zoom Out yaitu menu untuk memperkecil peta setelah di

Zoom in.

10. Pan yaitu menu untuk mengarahkan peta kearah yang user

inginkan.

Page 123: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

122

11. Identify yaitu menu yang digunakan untuk memberikan

informasi tentang daerah yang user melakukan proses klik

pada wilayah tertentu. Query yang ditampilkan berbentuk

query ganda, tergantung layer yang diaktifkan pada menu

pengaktifan layer.

12. Select yaitu menu yang digunakan untuk menseleksi daerah

yang diinginkan untuk mengtahui informasi. Informasi yang

dihasilkan bergantung pada shapefile yang diaktifkan.

13. Auto Identify yaitu menu yang digunakan untuk memberikan

informasi peta tetapi hanya satu wilayah saja. Fungsinya

hampir sama dengan fungsi no.12.

14. Refresh Map yaitu digunakan untuk merefresh isi peta.

15. Reference Map yaitu peta rujukan dari isi peta pada no.1.

16. Menunjukan koordinat peta secara dinamis, dapat berubah-

ubah sesuai dengan pergerakan kursor mouse.

17. Skala peta.

4.4. Implementasi

Pada tahap ini dilakukan implementasi hasil rancangan ke dalam

baris-baris kode program yang dapat dimengerti oleh komputer. Selain itu

juga membahas sarana pendukung lain yang diperlukan agar sistem berjalan

dengan baik.

Page 124: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

123

4.4.1. Sarana Pendukung Aplikasi

Aplikasi ini dikembangkan dengan menggunakan hardware

dan software yang akan dijelaskan pada point-point berikut :

a. Perangkat Keras (Hardware)

o Prosesor Dusl Core 1.80 GHz

o Harddisk 160 GB

o Memory 512 MB

o VGA 128 MB

o LAN Card

o DVD – RW

o Keyboard dan Mouse

o Printer Epson Stylus T-11

o Scanner

b. Perangkat Lunak (Software)

o Windows XP Service Pack 2

o Arcview 3.3

o Gix Export Tool

o MapServer 4 Windows (MS4W) version 2.2.7

o pmapper-3.2-beta3

4.4.2. Implementasi Sistem

Dalam implementasi sistem ini dapat berjalan pada browser

Mozilla Firefox. Dalam pengujian menggunakan jaringan sistem ini

Page 125: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

124

telah diujikan pada sistem operasi Microsoft Windows XP Service

Pack 2.

Page 126: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

125

a. Gambar 4.14 merupakan implementasi sitem pada Microsoft

Windows XP Service Pack 2 dengan browser Mozilla Firefox

Gambar 4.14. Implementasi sitem pada Microsoft Windows XP

Service Pack 2 dengan browser Mozilla Firefox

4.4.2.1 Preview User Sistem

Berikut merupakan menu-menu yang terdapat dalam aplikasi

Sistem Informasi spasial surveilans DBD yang digunakan oleh

masyarakat :

1. Menu Utama

Menu utama merupakan menu yang tampil saat aplikasi

pertama kali dijalankan. Menu ini merupakan penjelasan

Page 127: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

126

tentang sistem informasi spasial surveilans DBD. Pada Gambar

4.15 berikut merupakan gambar dari menu utama.

Gambar 4.15. Menu Utama Sistem Informasi Spasial Surveilans

DBD.

2. Menu Struktur Organisasi

Menu Struktur Organisasi merupakan menu yang memberikan

penjelasan tentang tentang struktur organisasi di Puskesmas

Pamulang. Pada Gambar 4.16 berikut merupakan gambar dari

menu struktur organisasi.

Page 128: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

127

Gambar 4.16. Menu Struktur organisasi

3. Menu Tentang Pamulang

Menu Tentang Pamulang merupakan menu yang memberikan

penjelasan tentang Kecamatan Pamulang. Pada Gambar 4.17

berikut merupakan gambar dari menu Tentang Pamulang.

Page 129: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

128

Gambar 4.17. Menu Tentang Pamulang

4. Menu sejarah surveilans merupakan menu yang memberikan

sejarah singkat tentang surveilans. Pada Gambar 4.18 berikut

merupakan gambar dari menu sejarah surveilans.

Page 130: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

129

Gambar 4.18. Menu Sejarah Surveilans

5. Menu Tentang Surveilans merupakan menu yang menjelaskan

tentang surveilans. Pada Gambar 4.19 berikut merupakan

gambar dari menu tentang surveilans.

Page 131: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

130

Gambar 4.19. Menu Tentang Surveilans

6. Menu Pencegahaan DBD ? Adalah menu yang menjelaskan

secara singkat apa itu DBD. Pada Gambar 4.20 berikut

merupakan gambar dari menu Pencegahaan DBD?

Page 132: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

131

Gambar 4.20. Menu Pencegahan DBD

7. Menu Sejarah DBD adalah menu yang menjelaskan tentang

sejarah DBD di Indonesia Pada Gambar 4.21 berikut

merupakan gambar dari menu Sejarah DBD.

Page 133: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

132

Gambar 4.21. Menu Sejarah DBD

8. Menu Artikel merupakan menu yang disajikan oleh

administrator untuk user untuk memperoleh artikel-artikel yang

dapat di unduh Pada Gambar 4.22 berikut merupakan gambar

dari menu Artikel.

Page 134: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

133

Gambar 4.22. Menu Artikel

9. Menu Saran merupakan menu interaktif antara admin dengan

dengan user disini user bisa memberikan saran atas tindakan

yang dilakukan oleh Puskesmas sehingga masyarakat bias

langsung peran aktif dalam program pembersantasan DBD.

Pada Gambar 4.23 berikut merupakan gambar dari menu Saran.

Page 135: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

134

Gambar 4.23. Menu Saran

10. Menu Peta merupakan menu yang paling merupakan menu

yang paling penting dari sistem ini, menu ini memberikan

informasi surveilans DBD di Kecamatan Pamulang. Data-data

yang disajikan berbentuk dalam peta spasial. Pada Gambar 4.24

merupakan gambar dari menu peta.

Page 136: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

135

Gambar 4.24. Menu Peta Sistem Informasi Spasial surveilans

DBD di Kecamatan Pamulang

Berikut merupakan penjelasan dari menu peta di atas:

a) Menu home digunakan untuk membuat map ke

tampilan awal saat map dibuka. Pada aplikasi Arcview 3.3,

menu ini disebut menu zoom to full extent. Pada Gambar

4.25 dan Gambar 4.26 berikut merupakan penerapan dari

menu home.

Page 137: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

136

Gambar 4.25 Gambar Peta Saat Di Zoom In

Berikut merupakan gambar peta setelah melakukan event

klik pada tombol home.

Gambar 4.26 Gambar Peta Setelah Menekan Tombol Home

Page 138: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

137

b) Menu back digunakan untuk menjalankan proses

sebelumnya. Menu ini jika user telah melakukan proses-

proses sebelumnya. Misalkan user telah melakukan event

klik pada tombol zoom in atau zoom out.

c) Menu next digunakan untuk mengembalikan proses

yang telah kita lakukan.

d) Menu zoom in digunakan untuk memperbesar

gambar peta yang ingin kita perbesar. Pada Gambar 4.27

berikut merupakan gambar dari penerapan menu zoom in.

Gambar 4.27 Peta Dalam Tampilan Keseluruhan (Kiri), Peta

Dalam Tampilan Zoom In (Kanan)

Page 139: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

138

e) Menu zoom out digunakan untuk mengembalikan

peta ke posisi awal setelah diperbesar. Pada Gambar 4.28

berikut merupakan gambar dari penerapan menu zoom out.

Gambar 4.28 Peta Dalam Zoom In (Kiri), Peta Dalam

Tampilan Zoom Out (Kanan)

f) Menu pan digunakan untuk menggeser peta sesuai

keinginan user. Menu ini tidak dapat berfungsi jika peta

yang di preview dalam posisi peta tampilan keseluruhan

(full extent). Pada Gambar 4.29 merupakan gambar

penerapan dari fungsi menu pan.

Page 140: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

139

Gambar 4.29 Peta Kecamatan Pamulang Sebelum Dilakukan

Pergeseran (Kanan), Peta Pamulang Setelah Dilakukan

Pergesaran (Kanan)

g) Menu Identify digunakan untuk memberikan

informasi atribut terhadap objek peta spasial yang user

lakukan klik pada objek peta. Berikut merupakan

penjelasannya.

Gambar 4.30 Gambar Theme Yang Diaktifkan

Page 141: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

140

Pada Gambar 4.30 merupakan gambar theme yang

diaktifkan. Jika menu identify diaktifkan dan dilakukan

event klik pada objek data spasial akan menghasilkan

query sesuai theme yang diaktifkan. Query yang

ditampikan merupakan query ganda jika theme yang

diaktifkan lebih dari satu. Sebagai contoh kita melakukan

zoom in pada wilayah Kecamatan Pamulang Barat, lalu

theme yang diaktifkan adalah Kelurahan, kasus DBD,

jalan pemukiman, jalan utama. Pada Gambar 4.31

merupakan gambar wilayah Pamulang Barat.

Gambar 4.31 Gambar Wilayah Pamulang Barat

Setelah itu aktifkan identify lalu lakukan proses klik

kemudian akan menampilkan hasil query. Berikut pada

Gambar 4.32 merupakan

Wilayah Pamulang Barat

Page 142: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

141

hasil query dari wilayah Pamulang Barat.

Gambar 4.32 Gambar Hasil Query Wilayah Pamulang Barat

h) Menu select merupakan menu yang dapat

menampilkan hasil query, sama seperti menu identify akan

tetapi query yang ditampilkan dapat menampilkan query

beberapa wilayah. Menu ini hanya menampilkan query

pada theme yang aktif. Berikut merupakan gambar

penggunaan dari menu select (Gambar 4.33, Gambar 4.34

dan Gambar 4.35).

Page 143: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

142

Gambar 4.33 Theme Yang Aktif

Gambar 4.34 Wilayah Yang Diseleksi

Gambar 4.35 Hasil Query

i) Menu auto identify merupakan menu yang

digunakan untuk melihat atribut secara otomatis, menu ini

hampir sama pada menu identify dan menu select hanya

Page 144: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

143

menu ini tidak menampilkan hasil query di window baru

akan tetapi pada posisinya ada pada sudut kiri peta.

Gambar 4.36 Fungsi Menu Auto Identify

j) Menu refresh map digunakan untuk merefresh peta

jika peta mengalami perubahan dari bentuk awal.

k) Tampilan skala ditampilkan pada pojok kiri atas tampilan

peta. Gambar 4.37 merupakan gambar dari skala peta.

Gambar 4.37 Skala Peta

l) Pada pojok kiri bawah ditampilkan koordinat peta yang

bergerak secara dinamis mengikuti pergerakan kursor

mouse. Gambar 4.38 merupakan gambar dari koordinat

peta.

Page 145: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

144

Gambar 4.38 Koordinat Peta

m) Di atas peta terdapat menu tools, Gambar 4.39. Terdapat

tiga menu dalam peta ini yaitu print peta, download dan

help.

Gambar 4.39 Menu Tools

Print Peta berfungsi untuk melakukan pencetakan peta

dalam format html atau format pdf. Pada Gambar 4.40

merupakan gambar setelah melakukan event klik pada

tools print peta.

Gambar 4.40 Tools Print Peta

Terdapat dua pilihan untuk melakukan print peta,

pilihan pertama yaitu “Print Ke Format HTML”

merupakan pencetakan dalam format html. Sedangkan

“Print Ke Format PDF” merupakan pencetakan peta

Page 146: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

145

dalam format pdf. Untuk lebih lanjut dapat dilihat pada

Gambar 4.41 dan Gambar 4.42.

Gambar 4.41 Print Peta dalam Format HTML

Gambar 4.42 Print Peta dalam Format PDF

Page 147: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

146

Download berfungsi untuk melakukan pencetakan peta

dalam format raster (GEOTIFF). Print dalam tools ini

tidak menampilkan legenda dari themes yang

diaktifkan. Untuk lebih lanjut berikut Gambar 4.43 dan

Gambar 4.44 merupakan penjelasan dari tools

download.

Gambar 4.43 Tools Download Peta

Gambar 4.44 Tampilan Peta Setelah Di Download

Help yaitu fungsi bantuan dalam menggunakan Sistem

Informasi Spasial Surveilans DBD di Kecamatan

Page 148: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

147

Pamulang. Tools ini digunakan sebagai panduan user

dalam menggunakan aplikasi Web Mapping Sistem ini.

Dapat dilihat pada Gambar 4.45.

Gambar 4.45 Tools Help

Page 149: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

148

n) Dikanan atas Peta sebelah kiri Homepage terdapat Menu

, pada Gambar 4.46. untuk

menampilkan Grafik DBD Kecamatan Pamulang :

Gambar 4.46 Grafik

Dengan menggunakan data pengukuran pada gambar 4.35 dan

gambar Grafik 4.46 maka dapat ditarik kesimpulan :

Dengan nilai curah hujan yang sama yaitu pada kemamatan

pamulang ini, semakin tinggi kepadataan penduduk dalam suatu

kelurahan maka semakin banyak kasus DBD pada kelurahan

tersebut.

4.4.2.2. Preview Administrator Sistem

Dalam pengupdatean data, baik konten penjelasan dari menu-

menu di atas maupun data atribut peta dibutuhkan seseorang yang

Page 150: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

149

memiliki otorisasi, oleh karena itu pada Sistem Informasi Spasial

Surveilans DBD di Kecamatan Pamulang terdapat user administrator

untuk melakukan pengudatean data.

Untuk masuk ke dalam mode administrator masukan

username dan password dalam login area. Dalam aplikasi di atas

username “admin” dan password “asdf”. Pada Gambar 4.46

merupakan gambar aplikasi web dalam mode administrator.

Gambar 4.47 Halaman administrator

Sebagai user yang memiliki otoritas, administrator berhak

melakukan pengupdatean data konten pada beberapa menu dalam

sistem. Berikut merupakan penjelasan cara pengupdatean masing-

masing menu yang ada dalam sistem :

a. Update Menu Saran

Page 151: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

150

Gambar 4.48 Halaman Saran dalam Mode administrator

Disini administrator dapat melakukan tiga hal dalam

mengupdate isi dari menu Saran, yaitu :

o Membuat mengupdate saran yang baru dengan

melakukan event klik pada Saran baru

lalu akan muncul tampilan menu editor seperti

yang ditunjukkan Gambar 4.48 berikut :

Page 152: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

151

Gambar 4.49 Menu Editor untuk membuat Saran

o Menghapus Saran yang telah ada dengan melakukan

klik Hapus.

b. Update Menu Artikel

Gambar 4.50 Halaman administrator Menu Artikel

Page 153: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

152

Artikel disini merupakan halaman yang berisi file yang

dapat di download. Disini administrator dapat

mengupload file artikel baru dengan melakukan event klik

artikel baru lalu akan muncul menu seperti yang

ditunjukkan Gambar 4.50 berikut :

Gambar 4.51 Menu Editor untuk mengupload file baru

c. Update Peta

Disini administrator dapat mengupdate beberapa atribut

spasial peta yaitu arribute Kasus DBD. Sebagaimana yang

ditunjukkan pada gambar 4.51 berikut :

Page 154: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

153

Gambar 4.52 Tabel Atribute Spasial Kasus DBD

Pada gambar diatas, seorang administrator dapat

mengupdate kasus DBD dengan melakukan event klik

pada update maka akan muncul tampilan tabel dari atribut

spasial yang dimaksud, seperti yang ditunjukkan Gambar

4.52 berikut :

Page 155: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

154

Gambar 4.53 Menu Editor Untuk Mengedit Atribute Spasial

4.5 Pengujian

Pada tahap ini dilakukan pengujian masing-masing modul dalam

sistem apakah sesuai dengan tugasnya. Kemudian dilakukan uji coba

terhadap integrasi keseluruhan unit pogram untuk mengetahui apakah sistem

yang telah dibuat sudah memenuhi kriteria yang diinginkan. Proses

pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode Black box yaitu

pengetesan menggunakan metode pengujian logika program dengan contoh

per kasus atau masalah yang diajukan. Berikut ini merupakan tabel hasil

pengujian yang telah dilakukan.

Page 156: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

155

Tabel 4.10. Hasil Pengujian dengan Metode Black Box

No. Modul Prasyarat Hasil yang diharapkan

Hasil

Testing

1 Saran

Login sebagai

Administrator.

Melakukan edit dan hapus

pada Halaman Saran

Ok

2 Galeri

Login sebagai

Administrator.

Melakukan edit pada halaman

Galeri

Ok

3 Artikel

Login sebagai

Administrator.

Mengupload Artikel baru

pada halaman Artikel

Ok

4 Update DBD

Login sebagai

Administrator.

Mengedit atribut kasus DBD

pada halaman Update DBD

Ok

4.6 Pemeliharaan Sistem

Proses dari SDLC yang terakhir merupakan proses maintenance

yaitu perawatan dalam sistem. Proses perawatan meliputi pengupdatean

data, pengelolaan database dan perawatan komponen hardware. Proses ini

dapat dilakukan jika dalam proses implementasi sistem user (Administrator)

dapat mengoperasikan sistem dengan baik.

Page 157: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Dengan di terapkannya Sistem Spasial Surveilans Demam Berdarah

berbasis web ini akan lebih memudahkan pendistribusian data surveilans

demam berdarah di kecamatan Pamulang kepada pihak-pihak terkait

seperti masyarakat, Dinas Kesehatan dan rumah sakit, dapat di dilihat pada

gambar 4.24.

2. Dengan sistem berbasis spasial ini informasi yang dihasilkan lebih cepat

dan lengkapi oleh peta berbasis vektor dan dapat di update saat terjadi

kasus DB, dapat di lihat pada gambar 4.52 .

3. Penggunaan Sistem Spasial Surveilans Demam Berdarah ini membantu

Dinas Kesehatan Tangerang Selatan dalam pengambilan keputusan-

keputusan apakah terjadi KLB (kejadian luar biasa) atau tidak. Sehingga

pelayanan terhadap masyarakat dapat semakin membaik.

4. Dengan curah hujan yang sama di Kecamatan Pamulang dan semakin

tinggi kepadataan penduduk dalam suatu kelurahan maka semakin tinggi

pula kasus DBD pada kelurahan tersebut.

Page 158: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

5.2 Saran

Diharapkan adanya hubungan yang terintegrasi dengan bagian

surveilans penyakit lainya seperti: filaria, malaria, ispa dan lain-lain, sehingga

menciptakan suatu aplikasi yang utuh, karena aplikasi ini hanya mengolah

data pada bagian P2PL surveilans demam berdarah saja.

Page 159: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

159

DAFTAR PUSTAKA

Dinas kesehatan tangerang selatan. 2008. Buku panduan surveilans . tangerang

selatan, 2008

Puskesmas Pamulang. 2008. Laporan surveilans demam berdarah dengue

Puskesmas Pamulang. Pamulang, 2008.

Charter Denny. 2004. Desain dan Aplikasi Geographics Information System.

Jakarta : Elex Media Komputindo

Charter Denny, 2004. MapInfo Professional. Bandung : Informatika Bandung

Hartono Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta :

Andi Offset

McLeod, Raymond. Management Information Systems. 8th

Edition. 2001. Prentice

Hall International.

Prahasta, Eddy. 2002. Sistem Informasi Geografis: Konsep-Konsep Dasar

Informasi Goegrafis. Bandung: Informatika Bandung.

Prahasta, Eddy. 2002. Sistem Informasi Geografis: Tutorial ArcView, Bandung:

Informatika Bandung.

Prahasta, Eddy. 2004. Sistem Informasi Geografis: Tools dan Plug-Ins, Bandung:

Informatika Bandung.

Whitten, Jeffrey L. and Lonnie D. Bentley, Kevin C. Dittman. 2004. Metode

Desain & Analisis Sistem. Edisi keenam. Mc Graw Hill Education.

Yogyakarta: Andi.

Page 160: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

160

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1996. Buku ajar Ilmu Penyakit

Menular. Jilid II Edisi I. Depok: Persatuan Ahli Penyakit Menular

Indonesia.

Page 161: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository UIN Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5574/1/ZICO... · demam berdarah secara meluas dan secara langsung dapat

161

DAFTAR PUSTAKA PENDUKUNG

http://www. geografiana.com/makalah/konsep-dasar-gis

(9/12/08 : 12.00-12.30)

http://www.dinkeskabtangerang.go.id/index.php?option=com_content&view=arti

cle&id=14&Itemid=27

(06/05/09 : 10.00-11.36 wib)

http://www.surveilans.org/about_us.php?tpl=id

(27/01/09 : 11.00-11.34 wib)

http://hdn.zamrudtechnology.com/category/e-health/

(06/05/09 : 10.00-11.36 wib)

http://prabu.wordpress.com/2006/02/19/data-dan-informasi-2

(28/01/09 : 10.00-11.36 wib)