BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang - · PDF fileHal ini membutuhkan suatu manajemen proyek...

9
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Proyek konstruksi berkembang semakin besar dan rumit dewasa ini baik dari segi fisik maupun biaya. Dalam Tabel 1 disajikan pertumbuhan konstruksi di beberapa negara Asia. Pertumbuhan ini dinilai dari selisih dari Produk Domestik Bruto (PDB) sektor industri konstruksi. Hampir seluruh negara mengalami pertumbuhan konstruksi disetiap tahun. Namun prakteknya suatu proyek mempunyai keterbatasan akan sumber daya, baik berupa manusia, material, biaya ataupun alat. Hal ini membutuhkan suatu manajemen proyek mulai dari fase awal proyek hingga fase penyelesaian proyek (Ahuja et al, 1994). Dengan meningkatnya tingkat kompleksitas proyek dan semakin langkanya sumberdaya maka dibutuhkan juga peningkatan sistem pengelolaan proyek yang lebih baik dan terintegrasi. Tabel I.1. Pertumbuhan Konstruksi Beberapa Negara Asia Negara 2001 2002 2003 2004 Indonesia 4,2 4,1 7,7 8,17 Korea 5,5 2,8 8,6 1,7 Hongkong 13,73 16,55 17,49 15 Pertumbuhan Konstruksi (%) India 1 3,6 5,1 7 Sumber : 11 th Asia Construct Conference 2005 Perencanaan dan pengendalian biaya dan waktu merupakan bagian dari manajemen proyek konstruksi secara keseluruhan. Selain penilaian dari segi kualitas, prestasi suatu proyek dapat pula dinilai dari segi biaya dan waktu. Biaya yang telah dikeluarkan dan waktu yang digunakan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan harus diukur secara kontinyu penyimpangannya terhadap rencana. Adanya penyimpangan biaya dan waktu yang signifikan mengindikasikan pengelolaan proyek yang buruk. Dengan adanya indikator prestasi proyek dari

Transcript of BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang - · PDF fileHal ini membutuhkan suatu manajemen proyek...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang - · PDF fileHal ini membutuhkan suatu manajemen proyek mulai dari fase awal proyek hingga fase penyelesaian proyek (Ahuja et al, 1994). Dengan

1

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Proyek konstruksi berkembang semakin besar dan rumit dewasa ini baik dari segi

fisik maupun biaya. Dalam Tabel 1 disajikan pertumbuhan konstruksi di beberapa

negara Asia. Pertumbuhan ini dinilai dari selisih dari Produk Domestik Bruto

(PDB) sektor industri konstruksi. Hampir seluruh negara mengalami pertumbuhan

konstruksi disetiap tahun. Namun prakteknya suatu proyek mempunyai

keterbatasan akan sumber daya, baik berupa manusia, material, biaya ataupun alat.

Hal ini membutuhkan suatu manajemen proyek mulai dari fase awal proyek

hingga fase penyelesaian proyek (Ahuja et al, 1994). Dengan meningkatnya

tingkat kompleksitas proyek dan semakin langkanya sumberdaya maka

dibutuhkan juga peningkatan sistem pengelolaan proyek yang lebih baik dan

terintegrasi.

Tabel I.1. Pertumbuhan Konstruksi Beberapa Negara Asia

Negara 2001 2002 2003 2004 Indonesia 4,2 4,1 7,7 8,17 Korea 5,5 2,8 8,6 1,7 Hongkong 13,73 16,55 17,49 15

Pertumbuhan Konstruksi (%)

India 1 3,6 5,1 7 Sumber : 11th Asia Construct Conference 2005

Perencanaan dan pengendalian biaya dan waktu merupakan bagian dari

manajemen proyek konstruksi secara keseluruhan. Selain penilaian dari segi

kualitas, prestasi suatu proyek dapat pula dinilai dari segi biaya dan waktu. Biaya

yang telah dikeluarkan dan waktu yang digunakan dalam menyelesaikan suatu

pekerjaan harus diukur secara kontinyu penyimpangannya terhadap rencana.

Adanya penyimpangan biaya dan waktu yang signifikan mengindikasikan

pengelolaan proyek yang buruk. Dengan adanya indikator prestasi proyek dari

Page 2: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang - · PDF fileHal ini membutuhkan suatu manajemen proyek mulai dari fase awal proyek hingga fase penyelesaian proyek (Ahuja et al, 1994). Dengan

2

2

segi biaya dan waktu ini memungkinkan tindakan pencegahan agar pelaksanaan

proyek berjalan sesuai dengan rencana.

Konsep earned value merupakan salah satu konsep yang digunakan dalam

pengelolaan proyek yang mengintegrasikan biaya dan waktu. Konsep earned

value menyajikan tiga dimensi yaitu penyelesaian dari proyek (the percent

complete) yang mencerminkan rencana penyerapan biaya (budgeted cost), biaya

aktual yang sudah dikeluarkan atau yang disebut dengan actual cost serta apa

penyelesaian dari biaya rencana atau yang disebut earned value. Dari ketiga

dimensi tersebut (dengan konsep earned value) dapat dihubungkan antara kinerja

biaya dengan waktu yang berasal dari perhitungan varian dari biaya dan waktu

(Flemming dan Koppelman, 1994). Berdasarkan kinerja biaya dan waktu ini,

seorang manajer proyek dapat mengidentifikasi kinerja keseluruhan proyek

maupun paket-paket pekerjaan di dalamnya dan kemudian memprediksi kinerja

biaya dan waktu penyelesaian proyek. Hasil dari evaluasi kinerja proyek tersebut

dapat digunakan sebagai early warning jika terdapat inefisiensi kinerja dalam

penyelesaian proyek sehingga dapat dilakukan kebijakan-kebijakan manajemen

dan perubahan metode pelaksanaan agar pembengkakan biaya dan keterlambatan

penyelesaian proyek dapat dicegah.

Penggunaan konsep earned value sebenarnya sudah banyak diterapkan di luar

negeri seperti di California Department of Transportation, US Department of

Energy dan NASA. The American National Standard Institute (ANSI) telah

mengeluarkan ANSI/748 yang merupakan standar penerapan Earned Value

Management System (EVMS) dalam pengelolaan proyek. Pada ANSI/748

disebutkan bahwa untuk setiap proyek yang bernilai diatas $ 20M diharuskan

menggunakan EVMS sebagai sistem pengelolaan proyek (The US DoD, 2006).

Penelitian yang dilakukan oleh Laboratorium Manajemen dan Rekayasa

Konstruksi pada tahun 2006 (Soemardi et al, 2006) memperlihatkan bahwa

praktek pengelolaan proyek konstruksi belum sepenuhnya menerapkan konsep

earned value. Dalam praktek pengelolaan terdapat beberapa kriteria EVMS yang

Page 3: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang - · PDF fileHal ini membutuhkan suatu manajemen proyek mulai dari fase awal proyek hingga fase penyelesaian proyek (Ahuja et al, 1994). Dengan

3

sudah diterapkan walaupun hanya mencapai nilai 68%. Indikator kinerja yang

digunakan dalam pengelolaan proyek berupa perbandingan antara aktual dengan

rencana dan dilakukan secara terpisah baik untuk biaya maupun kemajuan proyek.

Dari penelitian ini dapat dikatakan bahwa konsep earned value sangat

dimungkinkan untuk diterapkan dalam sistem pengelolaan proyek konstruksi dan

tidak merubah secara keseluruhan dari sistem pengelolaan yang ada.

Penelitian yang lain (Abduh et al, 2006) menunjukkan bahwa aplikasi perangkat

lunak belum sepenuhnya dapat dimanfaatkan dengan baik terutama oleh

kontraktor kecil. Penggunaan software manajemen proyek lebih banyak

digunakan dalam fase perencanaan saja, sedangkan aplikasi software untuk

pengendalian proyek masih belum optimal. Hal tersebut terjadi karena kurangnya

kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki kontraktor dalam penggunaan

software manajemen proyek yang sudah ada. Dalam praktek pengelolaan proyek,

kontraktor lebih banyak menggunakan aplikasi MS Excel karena faktor

kemudahannya. Dalam lanjutan penelitian ini juga dihasilkan suatu aplikasi

perangkat lunak berupa automasi spreadsheet MS Excel dengan nama Gnome PM

yang dapat digunakan dalam perencanaan dan pengelolaan proyek (Abduh et al,

2007). Software ini membantu dalam membuat bar chart dan kurva S rencana

baik rencana maupun kemajuan proyek. Namun formula konsep earned value

dimasukkan untuk menghasilkan data output kemajuan proyek. Pengembangan

Gnome PM telah dilakukan dengan menambahkan aplikasi analisa harga satuan

dan estimasi biaya proyek.

Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji potensi pengembangan konsep earned

value pada sistem akuntansi biaya terutama untuk level proyek yang dilaksanakan

oleh kontraktor kecil. Kajian dilakukan terhadap kontraktor kecil dilakukan

dengan alasan bahwa kontraktor kecil merupakan pelaku terbesar dalam industri

konstruksi di Indonesia bila dilihat dari perbandingan jumlah masing-masing

kualifikasi kontraktor di Indonesia. Sebagaimana diketahui, data statistik dari

Lembaga Pengembagan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN) menunjukkan bahwa

di Indonesia terdapat sekitar 160.000 perusahan pelaksana konstruksi dan 90%

Page 4: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang - · PDF fileHal ini membutuhkan suatu manajemen proyek mulai dari fase awal proyek hingga fase penyelesaian proyek (Ahuja et al, 1994). Dengan

4

dari jumlah tersebut adalah kontrakor kecil. Hal ini menimbulkan tantangan dalam

upaya pengembangan jasa konstruksi di Indonesia, dengan mengingat kemampuan

kontraktor kecil dalam pengelolaan proyek konstruksi relatif lebih rendah dari

kontraktor besar dan menengah.

Dengan adanya kajian ini secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas dari

kontraktor kecil terutama meningkatkan kemampuan kontraktor kecil dalam

pengelolaan proyek. Kualitas kontraktor dalam pelaksanaan proyek dapat dilihat

kinerja yang telah dicapai kontraktor dalam melaksanakan proyek. Perhitungan

kinerja dilakukan dengan melihat apa yang sudah dilakukan kontraktor yang

sesuai dengan lingkup dan kualitas yang telah ditetapkan sebelumnya dengan

banyaknya sumber daya yang telah digunakan. Item pekerjaan yang sudah

dilaksanakan kontraktor yang sesuai dengan syarat dan spesifikasi proyek

tercermin dalam dalam kemajuan proyek. Besaran sumberdaya yang sudah

digunakan kontraktor tercermin dalam akumulasi biaya aktual. Konsep earned

value digunakan utuk mengevaluasi lebih akurat dan lebih dini kinerja kontraktor

dalam pelaksanaan proyek untuk batasan waktu dan biaya serta dapat

mengestimasi biaya dan waktu di akhir proyek.

I.2. Perumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat dibuat suatu rumusan masalah yaitu praktek

pengelolaan proyek konstruksi yang dilakukan kontraktor belum menerapkan

EVMS sepenuhnya dan penggunaan aplikasi perangkat lunak dalam pengelolaan

proyek konstruksi belum optimal terutama dalam menerapkan konsep earned

value dalam pengendalian proyek.

I.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan mengkaji

potensi penerapan EVMS dalam sistem akuntansi proyek pada kontraktor kecil.

Lebih lanjut dari penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan sistem

Page 5: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang - · PDF fileHal ini membutuhkan suatu manajemen proyek mulai dari fase awal proyek hingga fase penyelesaian proyek (Ahuja et al, 1994). Dengan

5

akuntansi proyek dan penilaian kinerja proyek dengan dasar konsep earned value

yang digunakan dalam pengelolaan proyek konstruksi berdasarkan kajian potensi

penerapan EVMS dalam sistem akuntansi proyek kontraktor kecil serta

merancang suatu alat bantu perangkat lunak untuk pengelolaan proyek konstruksi

dengan format MS Excel sebagai bagian dari pengembangan EVMS.

I.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan pengembangan kemampuan

kontraktor kecil dalam pengelolaan proyek. Dengan meningkatnya kemampuan

kontraktor kecil secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas kontraktor

kecil terutama dalam pengelolaan proyek. Rancangan alat bantu perangkat lunak

diharapkan menjadi acuan dalam pengembangan software manajemen proyek

terutama untuk aplikasi pengendalian proyek yang mudah penggunaannya dan

sederhana bila dibandingkan dengan software komersial manajemen proyek yang

sudah ada.

I.5. Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian akan mencakup dan dibatasi pada :

a. Kajian potensi penerapan konsep earned value dalam sistem akuntasi

proyek dilakukan untuk kontraktor kecil.

b. Definisi kontraktor kecil diambil dari penggolongan kualifikasi kontraktor

berdasarkan keputusan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK)

nomor: 75 / KPTS / LPJK / D / X / 2002.

c. Kajian konsep earned value menitik beratkan dalam pengembangan sistem

akuntansi dan alat bantu perangkat lunak ditujukan untuk pengendalian

biaya dan waktu proyek yang dilaksanakan oleh kontraktor kecil. Fokus

penelitian ini dipilih karena kaitan yang erat antara konsep earned value

dengan sistem akuntansi proyek terutama dalam penyediaan data ACWP

dan sistem akuntansi akan terbantu dengan adanya perangkat lunak yang

mendukung sistem akuntansi.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang - · PDF fileHal ini membutuhkan suatu manajemen proyek mulai dari fase awal proyek hingga fase penyelesaian proyek (Ahuja et al, 1994). Dengan

6

I.6. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang telah dilakukan pada

Laboratorium Manajemen dan Rekayasa Konstruksi ITB tentang praktek

pengelolaan proyek konstruksi di Indonesia dan upaya pengembangan Earned

Value Management System (EVMS) untuk diaplikasikan dalam pengeloalan

proyek konstruksi di Indonesia.

Sesuai dengan tujuan penelitian maka langkah penelitian ini dibagi dalam empat

tahapan utama seperti yang tergambarkan dalam Gambar 1.1 yaitu kajian pustaka

dan identifikasi masalah, kajian aplikasi EVMS terhadap sistem akuntansi proyek,

pengembangan sistem akuntansi dan percangan alat bantu perangkat lunak yang

digunakan dalam pengendalian proyek serta pelaporan. Masing-masing tahapan

terdiri dari beberapa langkah penelitian yang dijelaskan dalam paragraf di bawah

ini.

Gambar 1.1. Diagram Alir Penelitian

Page 7: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang - · PDF fileHal ini membutuhkan suatu manajemen proyek mulai dari fase awal proyek hingga fase penyelesaian proyek (Ahuja et al, 1994). Dengan

7

Langkah pertama adalah melakukan kajian pustaka. Kajian pustaka dilakukan

untuk memberikan informasi dan latar belakang penelitian ini yang diperoleh dari

penelitian-penelitian yang sudah pernah dilakukan sehingga diperoleh kaitan

dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Topik pustaka yang dikaji adalah

praktek pengelolaan proyek konstruksi di Indonesia, konsep earned value dan

aplikasinya dalam pengelolaan proyek konstruksi, aplikasi software dalam

pengendalian biaya dan waktu proyek.

Langkah kedua adalah identifikasi masalah. Dari kajian pustaka diperoleh

masalah yang berkaitan dengan pengelolaan proyek dari praktek yang dilakukan

kontraktor dan pertimbangan yang digunakan dalam perancangan penelitian. Dari

identifikasi masalah ini ditetapkan tujuan penelitian dan rancangan penelitian

termasuk lingkup dari penelitian.

Langkah yang ketiga adalah perancangan survey. Tahap perancanagan survey

adalah untuk menetukan data yang diperlukan dalam penelitian, penentuan

metode pelaksanaan survey dan menentukan responden yang dilibatkan dalam

penelitian. Data yang diperlukan adalah jenis transaksi yang muncul pelaksanaan

proyek dan sistem akuntansi yang digunakan kontraktor kecil dalam pencatatan

dan pembuatan laporan keuangan proyek.

Langkah keempat adalah pengumpulan data. Survey dilakukan untuk

mengumpulkan data yang dibutuhkan. Survey dilakukan dengan metode

wawancara. Metode ini digunakan agar gambaran mengenai sistem akuntansi

dapat diperoleh lebih jelas bila dibandingkan dengan metode kuesioner. Struktur

pertanyaan untuk wawancara juga ditetapkan agar pelaksanaan wawancara dapat

difokuskan dalam lingkup penelitian.

Dalam langkah kelima dilakuakan analisa data hasil survey. Analisa dilakukan

untuk menggambarkan sistem akuntansi proyek kontraktor kecil, menilai seberapa

jauh fungsi akuntansi dalam pengendalian biaya proyek dan menganalisa upaya

Page 8: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang - · PDF fileHal ini membutuhkan suatu manajemen proyek mulai dari fase awal proyek hingga fase penyelesaian proyek (Ahuja et al, 1994). Dengan

8

yang diperlukan dalam meningkatkan sistem akuntansi sebagai bagian dari

pengendalian biaya proyek.

Langkah keenam adalah perancangan sistem akuntansi proyek untuk kontraktor

kecil. Perancangan dilakukan berdasarkan dari hasil analisa upaya yang

diperlukan kontraktor kecil untuk meningkatkan sistem akuntansi dalam

pengendalian proyek dan alat bantu perangkat lunak sebagai pendukung dari

sistem yang dirancang. Pengembangan sistem dan aplikasi pencatatan biaya

transaksi proyek dan penilaian kinerja proyek yang berbasiskan konsep earned

value yang merupakan bagian dari pengembangan EVMS. Alat bantu perangkat

lunak yang dibuat merupakan program bantu tambahan dalam MS Excel.

Pemilihan MS Excel sebagai alat bantu dalam sistem akuntansi dilakukan dengan

alasan faktor kemudahan bagi pengguna dan dari hasilpenelitian sebelumnya

diketahui bahwa sebgaian besar kontraktor terutama kontraktor kecil

memanfaatkan MS Excel baik dalam perencanaan dan pengendalian proyek.

Langkah yang terakhir adalah pembuatan laporan. Pembuatan laporan ini

dimaksudkan sebagai dokumentasi dari pelaksanaan penelitian yang berisi semua

tahapan-tahapan pelaksanaan penelitian dan modul penggunaan aplikasi alat bentu

pengelolaan proyek konstruksi sehingga mempermudah pengguna dalam

pemakaiannya.

I.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulusan tesis direncanakan sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini menguraikan latar belakang permasalahan, rumusan

permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, lingkup penelitian,

metoda penelitian serta sistematika penulisan.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang - · PDF fileHal ini membutuhkan suatu manajemen proyek mulai dari fase awal proyek hingga fase penyelesaian proyek (Ahuja et al, 1994). Dengan

9

2. Bab II Kajian Pustaka

Bab ini berisikan kajian terhadap beberapa literatur mengenai praktek

pengelolaan proyek konstruksi di Indonesia, konsep earned value dan

penerapannya dalam pengelolaan proyek konstruksi, sistem pencatatan

transaksi proyek konstruksi dan aplikasi Gnome PM.

3. Bab III Sistem Akuntasi Proyek Kontraktor Kecil

Bab ini berisi gambaran sistem akuntansi proyek kontraktor kecil dan

berbagai jenis transaksi yang muncul selama pelaksanaan proyek. dari

hasil survey dilakukan penilaian fungsi dari sistem akuntasi yang

digunakan oleh kontraktor kecil. Analisa upaya peningkatan sistem

akuntansi dilakukan agar dapat diketahui prioritas upaya yang harus

dilakukan oleh kontraktor kecil untuk meningkatakan sistem akuntansi

dalam pengendalian proyek.

4. Bab IV Perancangan Sistem Akuntansi Proyek

Bab ini berisikan rancangan sistem akuntansi proyek untuk kontraktor

kecil perancangan.sistem yang dirancang berdasarkan upaya yang

diperlukan oleh kontraktor kecil dalam meningkatkan sistem akuntansi

proyek sebagai bagian dari pengendalian proyek. sistem yang dirancang

juga mempertimbangkan jenis transaki yang muncul dalam pelaksanaan

proyek kontraktor kecil. Sistem akuntansi yang dirancang merupakan

implementasi konsep earend value dimana pengendalian proyek dilakukan

dengan mengintegrasikan batasan biaya dan waktu.

5. Bab V Pengembangan Alat Bantu Perangkat Lunak

Pengemabnagn alat bantu dilakukan dengan tujuan sebagai pendukung

dalam sistem akuntansi proyek yang dirancang untuk memudahkan dalam

pencatatan transaksi, proses akuntansi dan pembuatan laporan keuangan

proyek. Alat bantu perangkat lunak yang dirancang merupakan program

bantu tambahan dalam penggunaan MS Excel.

6. Bab V Penutup

Bagian ini berisi kesimpulan akhir yang diperoleh dari penelitian secara

keseluruhan sehingga dapat dikemukakan saran-saran untuk

pengembangan selanjutnya.